INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI PENGARUH VARIASI …
Transcript of INSTITUT TEKNOLOGI PLN SKRIPSI PENGARUH VARIASI …
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
SKRIPSI
PENGARUH VARIASI MUSIM TERHADAP PRODUKSI ENERGI
TENAGA LISTRIK PLTA WLINGI 2x27 MW
DI SUSUN OLEH:
MARGONO
201611236
PROGRAM STUDI STRATA SATU TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul
PENGARUH VARIASI MUSIM TERHADAP PRODUKSI ENERGI
TENAGA LISTRIK PLTA WLINGI 2x27 MW
Disusun oleh :
MARGONO
NIM : 2016-11-236
Diajukan untuk memenuhi
Persyaratan
PROGAM STUDI SARJANA TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
Jakarta, 26 Juli 2020
Mengetahui, Disetujui,
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama
Teknik Elektro
(Tony Koerniawan, ST., M.T.)
(Agung Hariyanto, Ir., M.T.)
Pembimbing Pembimbing Kedua
(Rizki Pratama Putera, S.T., M.T.)
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Margono
Nim : 2016 – 11 – 236
Program Studi : S-1 Teknik Elektro
Judul : Pengaruh Variasi Musim Terhadap Produksi Energi
Tenaga Listrik PLTA Wlingi 2x27 MW
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus sidang Skripsi pada Program Sarjana
Strata 1, Program Studi Teknik Elektro Institut Teknologi – PLN pada tanggal
(tgl-bulan-tahun).
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Isworo Pujotomo, Ir., M.T.
Ketua Penguji
2. Ginas Alvianingsih, S.T., M.T
Sekretaris Penguji
3. Adri Senen, S.T., M.T. Anggota Penguji
Mengetahui,
Kepala Program Studi
S1 Teknik Elektro
(Tony Koerniawan, S.T., M.T.)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada yang terhormat:
Agung Hariyanto, Ir., M.T. Selaku Pembimbing I
Rizki Pratama Putera, S.T., M.T. Selaku Pembimbing II
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga
Skripsi ini dapat diselesaikan.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :
1. Ibu Erlina S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi
Terbarukan Institut Teknologi – PLN Jakarta
2. Bapak Tony Koerniawan, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi S1
Teknik Elektro Institut Teknologi – PLN Jakarta
3. Bapak Wasito selaku General Manager PT. PJB UP Brantas
4. Ibu Adelia selaku selaku bagian SDM PT. PJB UP Brantas
5. Bapak Pitanggono Murti selaku Kepala PLTA Wlingi
6. Bapak Febrian Widiastama selaku Pembimbing Penelitian Lapangan
7. Seluruh karyawan Operasi dan Pemeliharaan PT PJB UP Brantas PLTA
Wlingi
Yang telah mengijinkan melakukan percobaan
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan
di bawah ini:
Nama : Margono
NIM : 2016-11-236
Program Studi : S1 – Teknik Elektro
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Teknologi - PLN Hak Bebas Royalti Non eksklusif (Non- exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH VARIASI MUSIM TERHADAP PRODUKSI ENERGI TENAGA
LISTRIK PLTA WLINGI 2x27 MW
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Institut Teknologi - PLN berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian
pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 26 Juli 2020
Yang menyatakan
( Margono )
vi
Pengaruh Variasi Musim Terhadap Produksi Energi Tenaga
Listrik PLTA Wlingi 2x27 MW
Margono, 201611236,
Dibawah bimbingan Agung Hariyanto, Ir., M.T.
dan
Rizki Pratama Putera, S.T., M.T.
ABSTRAK
PLTA Wlingi merupakan PLTA jenis waduk. Suatu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) faktanya cenderung mengalami ketidakmaksimalan dalam memproduksi energi tenaga listrik. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah kondisi musim pada daerah disekitar pembangkit selalu mengalami perubahan. Hal ini berimbas pada kondisi air yang ditampung waduk untuk proses pembangkitan mengalami ketidakstabilan. Terlebih lagi waduk Wlingi merupakan waduk serba guna, dimana pengelolaan air untuk produksi listrik bukanlah menjadi kebutuhan utama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi musim dan debit air yang digunakan untuk produksi energi listrik yang dihasilkan PLTA Wlingi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dimana data yang disajikan berupa angka dan pengolahannya berupa perhitungan yang hasilnya dapat disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa debit air berpengaruh secara langsung terhadap produksi energi listrik PLTA Wlingi sedangkan variasi musim tidak berpengaruh secara langsung terhadap produksi energi listrik PLTA Wlingi. Pada tahun 2019, debit inflow yang mengalir rata-rata sebesar 88,43 m3/s sedangkan untuk debit outflow rata-rata sebesar 74,80 m3/s. Produksi energi listrik PLTA Wlingi dengan mempertimbangkan debit inflow pada tahun 2019 adalah sebesar 153,17 GWh, sedangkan dengan mempertimbangkan debit outflow PLTA Wlingi menghasilkan energi sebesar 129,56 GWh. Untuk memprediksi tahun 2020 dapat dilakukan dengan mengacu pada debit outflow dan elevasi pada tahun 2019. Dengan hasil prediksi produksi energi listrik PLTA Wlingi sebesar 146,03 GWh. Kata Kunci : Debit Air, Energi, PLTA, Produksi, Variasi Musim
vii
The Effect of Seasonal Variations on Wlingi 2x27 MW
Hydropower Electric Energy Production
Margono, 201611236,
Under the guidence Agung Hariyanto, Ir., M.T.
dan
Rizki Pratama Putera, S.T., M.T.
.
ABSTRACT
Wlingi Hydroelectric Power Plant (PLTA) is a type of reservoir. A Hydroelectric Power Plant (PLTA) in fact, tends to experience inaccuracies in producing electricity. One of the causes is the condition of the seasons in the area around the plant is always changing. This has an impact on the condition of the water collected by the reservoir for the generation process to experience instability. Moreover, the Wlingi reservoir is a multipurpose reservoir, where water management for electricity production is not a primary requirement. The purpose of this study was to determine the effect of seasonal variations and water discharge used for the production of electrical energy produced by the Wlingi hydroelectric power plant (PLTA). The method used in this study is a quantitative method where the data presented in the form of numbers and processing in the form of calculations the results can be presented in tables and graphs. The results of the study show that water discharge directly affects the Wlingi hydroelectric power plant (PLTA) production while the seasonal variations do not directly affect the Wlingi hydroelectric power plant (PLTA) production. In 2019, the flow of inflow that flowed on average was 88.43 m3/s while for the average outflow debit was 74.80 m3/s. Wlingi hydroelectric power plant (PLTA) production by considering the inflow discharge in 2019 is 153.17 GWh, while considering the Wlingi hydroelectric power plant (PLTA) outflow discharge generates 129.56 GWh of energy. To predict 2020 can be done by referring to the outflow and elevation discharge in 2019. With the predicted results of Wlingi hydroelectric power plant (PLTA) production of 146,03 GWh.
Key Words: Water Discharge, Energy, Hydroelectric Power Plant (PLTA), Production, Season Variations.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ...................................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ........................................................................... 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ..................................................................... 3
1.2.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 5
2.2 Landasan Teori ................................................................................ 6
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ............................................. 6
2.2.2 Jenis-Jenis PLTA ............................................................................. 7
2.2.3 Komponen PLTA ............................................................................ 11
2.2.4 Bangunan Sentral (Power House) ................................................. 21
2.2.5 Aliran Sungai/Debit Air ................................................................... 21
2.2.6 Tinggi Jatuh Efektif ........................................................................ 22
ix
2.2.7 Energi ............................................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 24
3.1 Perancangan Penelitian ................................................................. 24
3.2 Teknik Analisis ............................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 29
4.1 Gambaran Umum Sistem Pembangkitan PLTA Wlingi .................. 29
4.1.1 Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Air ....................................... 29
4.1.2 Sistem Distribusi PLTA Wlingi........................................................ 30
4.2 Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 31
4.2.1 Produksi Energi Berdasarkan Debit Inflow ..................................... 32
4.2.2 Produksi Energi Berdasarkan Debit Outflow .................................. 39
4.2.3 Energi Listrik Yang Tersimpan ....................................................... 46
4.2.4 Pengaruh Nilai Debit Air Terhadap Energi Yang Dihasilkan .......... 48
4.2.5 Pengaruh Debit Inflow dan Debit Outflow Terhadap Duga Muka
Air................................................................................................... 54
4.2.6 Produksi Energi Listrik PLTA Wlingi Tahun Sebelumnya (2011-
2019) .............................................................................................. 56
4.2.7 Prediksi Elevasi Waduk dan Debit Air Outflow Pada Tahun 2020 . 58
4.2.8. Prediksi Produksi Energi Listrik PLTA Wlingi Tahun 2020 ............. 60
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 64
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 64
5.2 Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 68
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Klasifikasi Jenis Turbin ..................................................................... 19
Tabel 3. 1 Massa Jenis Zat Cair........................................................................28
Tabel 4. 1 Realisasi Energi Listrik PLTA Wlingi Berdasarkan Inflow Tahun
2019..................................................................................................34
Tabel 4. 2 Energi Yang Direalisasikan Berdasarkan Inflow .............................. 37
Tabel 4. 3 Realisasi Energi Listrik PLTA Wlingi Berdasarkan Outflow Tahun
2019 ................................................................................................ .41
Tabel 4. 4 Energi Yang Direalisasikan Berdasarkan Outflow ............................ 44
Tabel 4. 5 Energi Yang Tersimpan ................................................................... 46
Tabel 4. 6 Pengaruh Debit Air Outflow Terhadap Energi .................................. 48
Tabel 4. 7 Rekap Data Tahun 2019 .................................................................. 49
Tabel 4. 8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .............................................. 53
Tabel 4. 9 Hasil Uji Korelasi Debit Outflow Terhadap Energi Listrik.................. 53
Tabel 4. 10 Data Debit Inflow, Debit Outflow, dan Elevasi Waduk Tahun
2019..................................................................................................55
Tabel 4. 11 Produksi Listrik PLTA Wlingi Periode 2011-2019...........................57
Tabel 4. 12 Prediksi Rata-rata Nilai Elevasi Waduk dan Debit Air Outflow Pada
Tahun 2020.......................................................................................59
Tabel 4. 13 Prediksi Produksi Energi Listrik PLTA WlingiTahun 2020..............61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 PLTA jenis aliran sungai langsung ................................................. 8
Gambar 2. 2 PLTA dengan kolam pengatur ....................................................... 9
Gambar 2. 3 PLTA jenis waduk ........................................................................ 10
Gambar 2. 4 PLTA jenis pompa ........................................................................ 10
Gambar 2. 5 Waduk Wlingi ............................................................................... 11
Gambar 2. 6 Intake Gate .................................................................................. 14
Gambar 2. 7 Tail Race PLTA Wlingi ................................................................. 15
Gambar 2. 8 Turbin Pelton ................................................................................ 16
Gambar 2. 9 Turbin Crossflow .......................................................................... 17
Gambar 2. 10 Turbin Kaplan ............................................................................. 18
Gambar 2. 11 Turbin Francis ............................................................................ 18
Gambar 2. 12 Dua Unit Generator PLTA Wlingi ............................................... 20
Gambar 2. 13 Saluran Transmisi 154 kV Karangkates ..................................... 20
Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian ............................................................... 25
Gambar 4. 1 Proses Pembangkitan PLTA Secara Umum.................................29
Gambar 4. 2 Single Line Diagram PLTA Wlingi.................................................30
Gambar 4. 3 Grafik Realisasi Energi PLTA Wlingi Berdasarkan Debit
Inflow............................................................................................38
Gambar 4. 4 Grafik Realisasi Energi PLTA Wlingi Berdasarkan Debit
Outflow..........................................................................................45
Gambar 4.5 Grafik Energi Yang Tersimpan.......................................................47
Gambar 4.6 Pengaruh Debit Air Outflow Terhadap Energi................................54
Gambar 4.7 Elevasi Mengacu Pada Debit Inflow dan Outflow..........................56
Gambar 4.8 Produksi Listrik PLTA Wlingi Periode 2011-2019..........................58
Gambar 4.9 Prediksi Debit Outflow PLTA Wlingi Tahun 2020.............................60
Gambar 4.10 Trend Produksi Energi Tenaga Listrik PLTA Wlingi......................62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data Teknik PLTA Wlingi................................................................69
Lampiran B Data Debit Inflow PLTA Wlingi Tahun 2019...................................74
Lampiran C Data Debit Outflow PLTA Wlingi Tahun 2019................................76
Lampiran D Data Elevasi Waduk Wlingi Tahun 2019…....................................78
Lampiran E Titik Persentase Distribusi F Untuk Probabilita = 0,05...................80
Lampiran F Prakiraan Musim Kemarau 2020 Di Jawa BMKG..........................82
Lampiran G Lembar Bimbingan Skripsi.............................................................84
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, khususnya pulau Jawa mempunyai potensi sumber daya air
yang cukup melimpah, baik dari sungai maupun hujan. Sumber daya air
merupakan sumber daya berupa air yang memiliki banyak manfaat bagi makhluk
hidup. Selain untuk kebutuhan air minum, sumber daya air dapat dimanfaatkan
dalam berbagai bidang diantaranya pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi,
dan aktivitas lainnya. Pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
merupakan salah satu pemanfaatan sumber daya air yang cukup baik. Cara
pemanfaatannya yaitu dengan menggerakkan turbin pembangkit dengan
menggunakan media berupa debit air dari sumber (sungai atau waduk). Turbin
akan dikopel dengan generator, sehingga ketika turbin berputar maka generator
akan ikut berputar dan akan mengkonversi energi mekanis pada turbin menjadi
energi listrik oleh generator. Keuntungan menggunakan PLTA diantaranya
adalah membutuhkan waktu start yang singkat, beban mudah diubah-ubah untuk
memenuhi beban puncak, angka gangguannya rendah, dan biaya operasi yang
murah. Potensi tenaga air untuk digunakan sebagai pembangkit energi listrik di
Indonesia kurang lebih sebesar 75.000 MW, namun patut disayangkan
penggunaannya kurang dari 7%. Sedangkan, semakin meningkatnya
perekonomian nasional menyebabkan kebutuhan listrik di Indonesia ikut
mengalmai peningkatan.
Di pulau Jawa, khususnya provinsi Jawa Timur mempunyai beberapa
jenis PLTA, diantaranya PLTA Senggaruh unit 1 dan 2 (2 x 14,5 MW), PLTA
Sutami (3 x 35 MW), PLTA Wlingi (2 x 27 MW), PLTA Lodoyo (1 x 4,5 MW), PLTA
Tulungagung (2 x 18 MW), PLTA Selorejo (1 x 4,48 MW), PLTA Mendalan unit 1
(1 x 5,6 MW), PLTA Mendalan unit 2,3 (2 x 5,8 MW) dan unit 4 (1 x 6,8 MW),
PLTA Siman unit 1,2, dan 3 (3 x 3,6 MW), PLTA Giringan unit 1 dan 2 (2 x 0,9
MW), PLTA Giringan unit 3 (1 x 1,4 MW), PLTA Golang unit 1, 2, dan 3 (3 x 0,9
MW), PLTA Ngebel (1 x 2,2 MW), PLTA Wonorejo (1 x 6,2 MW), dan PLTA
Ampelgading (2 x 5,3 MW). Kumpulan PLTA tersebut masuk ke dalam Unit
2
Pembangkitan (UP) Brantas yang dikelola di bawah PT. Pembangkitan Jawa
Bali.
PLTA Wlingi salah satu pembangkit yang menggunakan waduk, di mana
waduk Wlingi termasuk jenis waduk multi purpose sebagai wadah untuk
menampung air yang mempunyai banyak fungsi diantaranya untuk irigasi, tempat
rekreasi, pengatur debit (afterbay) PLTA Sutami, dan pembangkitan listrik.
Sumber air yang masuk ke waduk merupakan aliran sungai dari DAS Brantas
dan aliran sungai kecil disekitar Wlingi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi energi listrik pada PLTA
Wlingi adalah ketersediaan air di waduk. Waduk Wlingi termasuk kedalam waduk
multi purpose dengan keperluan air digunakan untuk irigasi, wisata dan
pembangkitan. Terlebih lagi kondisi iklim di Indonesia memiliki kecenderungan
berubah-ubah setiap tahunnya, sehingga mengakibatkan aliran air sungai
Brantas yang ditampung di waduk Wlingi jumlahnya tidak menentu. Hal ini
berdampak pada debit air yang digunakan untuk pembangkitan energi listrik
menjadi tidak stabil. Sehingga PLTA Wlingi tidak bisa menghasilkan energi listrik
yang sebagaimana mestinya karena mengalami kenaikan maupun mengalami
penurunan.
Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan
judul “PENGARUH VARIASI MUSIM TERHADAP PRODUKSI ENERGI
TENAGA LISTRIK PLTA WLINGI 2x27 MW”.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Iklim di Indonesia cenderung mengalami perubahan. Hal ini tentunya
menjadi patut untuk diperhatikan, khususnya untuk daerah disekitar pembangkit
listrik tenaga air. Hal ini dikarenakan dapat memberikan imbas kepada debit air
yang nantinya akan digunakan untuk pembangkitan energi listrik. Permasalahan
yang sering terjadi pada energi listrik yang dihasilkan adalah ketidaksesuaian
dengan target yang sudah disusun mengakibatkan energi keluaran (output)
mengalami perubahan sehingga berimbas kepada terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan yang sudah direncanakan.
3
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
1. Penelitian yang dilakukan penulis bertempat di PLTA Wlingi, Blitar, Jawa
Timur.
2. Membahas tentang pengaruh debit air yang berubah-ubah karena
pengaruh perubahan musim terhadap produksi energi listrik PLTA Wlingi.
3. Membahas tentang pengaruh dari perubahan musim terhadap jumlah air
yang ada di waduk Wlingi.
4. Membahas tentang prediksi produksi energi tenaga listrik pada PLTA
Wlingi pada tahun 2020.
1.2.3 Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
dapat ditarik rumusan masalah dalam penelitian kali ini terdiri dari:
1. Mengapa produksi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Wlingi per satu
bulan pada tahun 2019 mengalami kenaikan dan penurunan?
2. Mengapa kondisi musim (kering, normal, dan basah) berpengaruh
terhadap produksi energi listrik pada PLTA Wlingi tahun 2019?
3. Mengapa realisasi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Wlingi dalam
kurun waktu 9 (2011-2019) tahun kebelakang mengalami kenaikan dan
penurunan?
4. Bagaimana prakiraan produksi energi listrik PLTA Wlingi tahun 2020?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh debit air terhadap produksi energi listrik yang
dihasilkan oleh PLTA Wlingi.
2. Mengetahui pengaruh kondisi musim (kering, normal, dan basah)
terhadap produksi energi listrik yang dihasilkan PLTA Wlingi pada tahun 2019
3. Mengetahui besar perbandingan energi listrik yang diproduksi oleh PLTA
Wlingi dalam kurun waktu 9 (2011-2019) tahun kebelakang.
4. Memprakirakan energi listrik yang diproduksi oleh PLTA Wlingi pada tahun
2020.
4
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat memahami proses produksi energi listrik yang dibangkitkan oleh
PLTA Wlingi.
2. Memahami pengaruh kondisi musim terhadap debit air yang digunakan
untuk produksi energi listrik PLTA Wlingi dan elevasi waduk. Sehingga dapat
dilakukan prediksi untuk kondisi air di waduk Wlingi untuk tahun 2020 nanti.
3. Memahami besar perbandingan energi listrik yang diproduksi oleh PLTA
Wlingi dalam kurun waktu 9 (2011-2019) tahun kebelakang.
4. Hasil prakiraan produksi energi listrik PLTA Wlingi tahun 2020 dapat
dijadikan acuan yang bersifat sementara.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengelompokkan susunannya dalam
lima bab yang saling berhubungan satu sama lain. Berikut merupakan
sistematika penyusunan skripsi BAB I tentang PENDAHULUAN, bab ini
membahas tentang latar belakang penulisan, identifikasi masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
penulisan. BAB II tentang LANDASAN TEORI, pada bab ini dipaparkan
mengenai tinjauan pustaka yang memiliki keterkaitan dengan penelitian serta
landasan teori yang menunjang penelitian. BAB III tentang METODE
PENELITIAN, bab ini berisikan tentang penjelasan metode penelitian, yang
terdiri dari perancangan penelitian dan juga teknik analisis yang digunakan dalam
penyusunan skripsi. BAB IV tentang HASIL DAN PEMBAHASAN, pada bab ini
akan dipaparkan mengenai pembahasan dan hasil dari penelitian dengan
menggunakan sistem perhitungan serta analisis. BAB V tentang PENUTUP, di
bab ini dipaparkan kesimpulan dari bahasan pada skripsi ini serta saran yang
ditujukan kepada para peneliti selanjutnya yang ingin mengangkat topik bahasan
yang serupa.
5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada (Soetopo, 2010) Pada dasarnya operasi waduk (reservoir operation)
digunakan untuk berbagai tujuan dengan proses yaitu pembendungan air dari
aliran air sungai ke dalam bentuk waduk (reservoir) dan selanjutnya akan
dilakukan pelepasan air dari waduk untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Marlina, 2017) bahwa salah satu
faktor yang menentukan volume air yang masuk ke waduk adalah curah hujan.
Semakin tinggi curah hujan maka nilai aliran masuk atau inflow akan semakin
tinggi. Begitupula sebaliknya, curah hujan yang rendah akan diikuti oleh inflow
yang rendah. Nilai outflow adalah aliran keluar waduk yang diatur oleh pengelola
waduk. Nilai keduanya bervariasi berdasarkan curah hujan dan kondisi volume
waduk. Saat musim hujan, waduk akan menyimpan kelebihan air sebagai
antisipasi agar saat musim kemarau tidak kekurangan air. Produksi listrik yang
dihasilkan tergantung pada inflow dan outflow waduk itu sendiri.
Pada penelitian dampak perubahan iklim terhadap PLTA juga dilakukan
oleh (Hamududu & Killingtveit, 2012) menunjukkan bahwa perubahan iklim
berdampak pada peningkatan produksi listrik di Asia Tenggara sebesar 1.08%.
Di sisi lain perubahan iklim dapat mempengaruhi curah hujan yang berdampak
pada debit limpasan dan aliran bawah tanah yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi ketersediaan air.
Penelitian yang dilakukan oleh (Winasis, Prasetijo, & Setia, 2013)
menyebutkan bahwa ketersediaan air pada waduk menjadi satu dari sekian
faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi energi listrik dari suatu PLTA.
Ketersediaan air ini dipengaruhi oleh debit aliran inflow, curah hujan, evaporasi,
serta pemanfaatan lain dari waduk itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh (Windarti, 2014) menyebutkan bahwa
klasifikasi air yang bisa digunakan untuk proses pembangkitan energi listrik
adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan ditunjang dengan
instalasi dari PLTA itu sendiri. Energi listrik yang dihasilkan nilainya akan
6
berbanding lurus dengan besarnya kapasitas aliran dan ketinggiannya dari
instalasi.
Penelitian yang dilakukan oleh (Lukas, Rohi, & Tumbelaka, 2017)
menyebutkan bahwa debit air inflow PLTA Wlingi berbanding lurus dengan
besarnya capacity factor dan daya. Semakin besar nilai debit air inflow maka
semakin besar pula capacity factor dan daya, dan begitupun sebaliknya semakin
kecil nilai debit air inflow maka semakin kecil juga capacity factor dan daya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Sarayar D. S., 2017) memiliki
kesimpulan bahwa besar atau kecilnya produksi energi listrik PLTA tidak
dipengaruhi oleh curah hujan di sekitar PLTA. Hal ini dikarenakan curah hujan
hanya berpengaruh pada debit air inflow yang masuk ke waduk, tidak dengan
debit air outflownya.
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Anindita D. I., 2019) menyebutkan
bahwa dalam periode satu tahun 2018 setiap bulannya mengalami kenaikan dan
penurunan hasil produksi energi. Dimana pada bulan Januari sampai dengan
bulan Februari mengalami musim hujan, maka hasil dari energi yang dihasilkan
pun akan mengalami kenaikan. Untuk bulan Maret sampai dengan bulan Agustus
mengalami penurunan energi dikarenakan dari bulan-bulan berangsur-angsur
mengalami musim kemarau. Lalu kemudian mengalami kenaikan lagi sampai
dengan bulan Desember dengan puncak energi di bulan Desember.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Tenaga air (hydropower) merupakan suatu energi yang didapat dari aliran
air. Air adalah sumber energi yang murah dan mudah untuk didapat. Air
mengandung energi potensial yang didapat ketika air jatuh dan energi kinetik
yang didapat ketika air mengalir. Untuk pemanfaatan PLTA energi yang
terkandung di dalam air akan dikonversikan menjadi energi mekanik oleh turbin
dan akan diteruskan ke generator untuk dikonversikan menjadi energi listrik.
Dalam membangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) perlu
memperhatikan nilai dari debit aliran air dan ketinggian jatuhnya agar kelayakan
dapat tercapai. Pada dasarnya prinsip kerja dari PLTA sangatlah sederhana yaitu
dengan memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air yang ada untuk
7
memutar poros turbin. Turbin yang telah berputar disambung dengan shaft
antara turbin dan generator sehingga rotor pada generator juga akan berputar.
Perputaran rotor tersebut akan mengakibatkan perbedaan medan magnit yang
akan menghasilkan energi listrik akibat perpotongan oleh stator.
2.2.2 Jenis-Jenis PLTA
Dalam mengklasifikasikan PLTA memperhatikan pengaruh prinsip dasar
hidrolika pada saat melakukan perencanaan. PLTA yang menggunakan prinsip
dasar ini dibagi menjadi empat jenis, adalah: (Kurniawati, 2017)
1. Pembangkit listrik tenaga air konvensional
PLTA ini memanfaatkan kekuatan air berupa debit aliran air secara wajar.
PLTA yang paling konvensional terdiri dari empat peralatan utama yaitu turbin,
generator, bendungan, dan jalur transmisi
2. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke dalam kolam
penampungan
Jenis PLTA yang mempunyai kolam penampungan dimana airnya dapat
dipompa untuk keperluan beban dasar dan nantinya dapat dipakai lagi saat
beban puncak.
3. Pembangkit listrik tenaga pasang surut
Pembangkit jenis ini memanfaatkan aliran air laut pada saat pasang dan
surut dengan membangun teluk di pesisir pantai sebagai tandon airnya.
4. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan
PLTA ini menggunakan air dengan cara mengalirkan air dari sebuah
sumber air yang besar untuk didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian
tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik. Tingkatan ketinggian air dapat
dikontrol dengan memperhatikan proses penguapan alam.
Selain pengklasifikasian PLTA berdasarkan prinsip dasarnya, PLTA juga
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya adalah sebagai
berikut: (Arismunandar & Kuwahara, 2004)
1. Penggolongan berdasarkan tinggi terjun PLTA
a. PLTA jenis terusan air (water way)
PLTA ini memiliki tempat pengambilan air (intake) dari sisi hulu sungai,
dan yang digunakan untuk mengalirkan air ke sisi hilir sungai. PLTA jenis ini
8
memanfaatkan tinggi terjun dengan kemiringan sungai untuk menghasilkan
energi listrik.
b. PLTA jenis bendungan (DAM)
merupakan jenis PLTA yang menggunakan bendungan dengan tujuan
untuk menaikkan nilai elevasi air yang dibendung dan kemudian memproduksi
energi listrik dengan memanfaatkan debit air outflow yang diatur serta tinggi jatuh
air.
c. PLTA jenis bendungan dan terusan air
Merupakan PLTA gabungan dari kedua jenis pembangkit listrik di atas.
PLTA jenis ini memanfaatkan tinggi terjun yang didapatkan dari tampungan
bendungan dan dari aliran air untuk memproduksi energi listrik.
2. Penggolongan berdasarkan aliran sungai
a. PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)
PLTA jenis ini memanfaatkan aliran air sungai langsung melalui saluran
terbuka dan tertutup dengan dipasang pada ujung saluran tersebut (ujung masuk
air). Air dimasukkan melalui pipa pesat atau saluran terbuka.
Gambar 2. 1 PLTA jenis aliran sungai langsung Sumber : (Sarayar D. S., 2017, hal. 16)
Keterangan:
1. Sungai 7. Power house
2. Saringan 8. Bendung
3. Bak pengendapan pasir 9. Saluran pembersih
4. Pressure tunel 10. Saluran Pengelak
5. Surge tank 11. Sungai
6. Penstock valve
9
b. PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)
Pada PLTA jenis ini aliran air sungai akan dimasukkan ke dalam kolam
melalui saluran terbuka ataupun tertutup dengan dilakukan penyaringan terlebih
dahulu dan kemudian akan ditampung di suatu kolam yang bertujuan untuk;
mengendapkan pasir, mengendapkan lumpur, sebagai reservoir.
Air dari kolam tersebut akan digunakan untuk menghasilkan energi listrik
dengan cara mengalirkan air melalui pipa pesat untuk menggerakkan turbin.
Kolam tando memiliki beberapa pintu air yang berfungsi untuk pengisian atau
pengosongan bila kolam tando diadakan pemeliharaan.
Gambar 2. 2 PLTA dengan kolam pengatur
Sumber : (Sarayar D. S., 2017, hal. 17)
c. PLTA jenis waduk
PLTA jenis ini menyerupai seperti PLTA regulatoring pond hanya saja
kapasitas energi listrik yang dibangkitkan lebih besar hal ini dikarenakan
kapasitas tampungan air pada PLTA jenis waduk lebih besar. Waduk ini
digunakan untuk penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau,
dengan harapan PLTA ini dapat digunakan setiap waktu.
10
Gambar 2. 3 PLTA jenis waduk Sumber : (Sarayar D. S., 2017, hal. 18)
d. PLTA jenis pompa (pumped storage)
PLTA jenis ini membutuhkan dua buah kolam pengatur. Saat kebutuhkan
listrik meningkat, air akan dialirkan dari kolam pengendali atas dan ditampung di
kolam pengendali yang bawah. Untuk memproduksi energi listrik pada PLTA ini
memanfaatkan energi potensial yang terkandung dalam aliran air. Sedangkan
saat beban minimal, listrik yang dihasilkan pembangkit listrik lain digunakan
untuk memompa balik air ke kolam penampung di atas untuk digunakan kembali
saat dibutuhkan. Di Indonesia pembangkit sangat cocok untuk dikembangkan
karena pada saat malam hari, semua orang serempak menggunakan listrik
sehingga kondisi beban mengalami beban puncak, sedangkan siang hari hanya
sedikit orang yang menggunakan listrik. Pembangkit ini memiliki tujuan untuk
menyimpan energi listrik sisa yang dibangkitkan.
Gambar 2. 4 PLTA jenis pompa Sumber : (Sarayar D. S., 2017, hal. 19)
11
3. Penggolongan berdasarkan nilai daya yang dihasilkan
PLTA berdasarkan kapasitas pembangkit:
a. PLTA mikro yaitu dengan daya <100 kW
b. PLTA kapasitas rendah; daya 100-1000 kW
c. PLTA kapasitas menengah; daya 1000 kW-10.000 kW
d. PLTA kapasitas tinggi; daya >10.000Kw
2.2.3 Komponen PLTA
Komponen-komponen PLTA terdiri dari: (Lukas, Rohi, & Tumbelaka,
2017)
2.2.3.1. Komponen hidrolik PLTA
1. Waduk
Waduk digunakan untuk menampung air pada saat musim penghujan atau
pada saat jam beban kurang sebagai bentuk persediaan untuk digunakan pada
saat daerah sekitar PLTA mengalami kekeringan atau pada saat melayani beban
puncak. Waduk berfungsi untuk mempersiapkan kenaikan produksi energi listrik
dari PLTA itu sendiri dengan menaikkan elevasi air pada waduk dan PLTA yang
lain pada bagian hilir dengan mengatur debit air outflow yang digunakan pada
PLTA sebelumnya, serta dapat juga berfungsi sebagai pengatur debit air yang
mengalir. Waduk dapat berfungsi demikian apabila memperhatikan pola operasi
waduknya. (Arismunandar & Kuwahara, 2004)
Gambar 2. 5 Waduk Wlingi
12
Waduk dibagi menjadi dua jenis berdasarkan fungsinya, yaitu waduk
ekaguna dan waduk serbaguna. Pembangunan waduk ekaguna hanya untuk
memenuhi satu kebutuhan saja, contohnya waduk dibangun hanya untuk
kebutuhan irigasi saja. Sedangkan pembangunan waduk serbaguna untuk
memenuhi banyak kebutuhan, contohnya pembangunan suatu waduk untuk
memenuhi kebutuhan PLTA, irigasi, pengendali banjir, dan lainnya. Pada PLTA,
waduk memiliki fungsi untuk meninggikan elevasi pada sisi hulu PLTA pada nilai
elevasi normal. Adapun beberapa istilah dalam waduk yang berhubungan
dengan PLTA :
a. Volume Waduk Aktif
Volume waduk yang dapat digunakan dengan memenuhi salah satu atau
lebih dari tujuan pembangunannya. Dalam hal ini tujuan pembangunannya
adalah untuk PLTA.
b. Volume Waduk Mati
Volume waduk yang terletak pada bagian paling bawah dari bangunan
keluaran. Dalam hal ini, bangunan pengeluaran adalah bangunan intake PLTA.
c. Volume Waduk Total
Volume waduk total terdiri dari volume aktif dan volume mati dari waduk.
2. Bendungan (DAM)
Bendungan adalah bangunan air yang dibangun secara melintang sungai
dengan tujuan untuk menaikkan permukaan air sungai untuk mencapai
ketinggian tertentu, sehingga nantinya air sungai tersebut dapat dialirkan melalui
pintu sadap ke saluran-saluran pembagi untuk memenuhi banyak kebutuhan.
Bendungan memiliki beberapa manfaat penting antara lain irigasi,
penyediaan air bersih, sebagai PLTA, pengendali banjir, perikanan, pariwisata
dan olahraga air. Dalam pembangunan bendungan tentu bertujuan untuk
memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat. Pembangunan
ditujukan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk PLTA sendiri bendungan memiliki fungsi untuk menahan laju air
sehingga diperoleh debit dan ketinggian jatuh (Head) air. Bendungan ini juga
berfungsi sebagai penampung dan penyimpan air serta pengatur masuknya air
ke turbin air. Bendungan terdiri dari beberapa lapisan diantaranya adalah:
13
a. Rock Zone (lapisan batu)
Rock Zone adalah zona terluar suatu bendungan yang terdiri dari
bebatuan yang ditimbun.
b. Filter Zone (lapisan penyaring)
Umumnya bebatuan yang digunakan pada filter zone suatu bendungan ini
lebih kecil dibandingkan bebatuan pada rock zone.
c. Transition Zone (lapisan transisi)
Umumnya bebatuan yang dipakai di transition zone ukurannya antara
bebatuan yang digunakan pada rock zone dan bebatuan yang digunakan pada
filter zone.
d. Lapisan Kedap Air
Pada lapisan ini bebatuan yang digunakan umumnya adalah batu kapur
serta tanah liat karena keduanya memiliki sifat untuk menahan air.
3. Bangunan ambil air (Intake gate)
Intake merupakan pintu air untuk masuknya aliran air menuju turbin
melalui penstock. Konstruksi bangunan intake untuk mengambil air langsung dari
sungai dapat berupa bendungan (intake dam) yang melintang sepanjang lebar
sungai atau langsung membagi aliran air sungai tanpa dilengkapi bangunan.
Pada PLTA jenis waduk, intake menerima tekanan air yang sangat kuat
hal ini dikarenakan intake harus menerima debit air yang masuk dari waduk
dengan tinggi permukaan air berapapun juga. Melihat kondisi geografi terutama
untuk saluran airnya, intake gate dapat dibangun menyambung atau terpisah dari
bendungan. Pada intinya air yang mengalir melalui saluran yang terhubung
dengan bangungan intake adalah terowongan tekanan (pressure tunnel), dan
bangunan pendukungnya yaitu intake gate, filter, dan lainnya.
14
Gambar 2. 6 Intake Gate
4. Tangki pendatar (Surge tank)
Tangki pendatar (surge tank) diletakkan pada terminal pressure tunnel
pada PLTA. Digunakan untuk membendung saluran dan mengendalikan
kuantitas air untuk meredam pukulan air (water hammer), jika aliran air pada
turbin mengalami perubahan.
5. Pipa pesat (Penstock)
Untuk mengalirkan air dari head tank ataupun langsung dari intake menuju
turbin dan untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang sebesar-besarnya pada
PLTA dapat menggunakan pipa pesat atau penstock. Di dalam pipa pesat terjadi
perubahan energi potensial air dalam waduk menjadi energi kinetik berdasarkan
kecepatan sesuai dengan tinggi jatuh air.
6. Saluran atas (Head race)
Saluran atas (head race) adalah konstruksi (structure) yang menyalurkan
air dari bangunan ambil air (intake) ke pusat listrik jenis aliran sungai langsung,
dan lain sebagainya. Biasanya yang dinamakan saluran atas adalah jalanan air
(water way) dari bangunan ambil air sampai tangki pendatar (surge tank), atau
tempat mulainya pipa pesat (penstock).
7. Saluran bawah (Tail race)
Tail race merupakan saluran bawah tanah yang digunakan untuk
mengalirkan air dari turbin setelah melewati draft tube untuk dialirkan ke sungai.
Tail race ini juga berfungsi untuk menahan tekanan air sehingga mencapai
15
keseimbangan tekanan air dalam turbin pada saat dilakukan pengisian setelah
dilakukannya inspeksi.
Gambar 2. 7 Tail Race PLTA Wlingi
2.2.3.2. Turbin air
Turbin adalah alat untuk mengkonversikan energi mekanik air menjadi
perputaran shaft. Pada PLTA air yang mengalir melalui penstock akan menabrak
sudu-sudu turbin, sehingga membuat turbin akan berputar. Pada pembangkitan
bertenaga air turbin air memegang peranan penting.
Dalam memilih suatu turbin air untuk suatu pembangkit tenaga air
mengharuskan diadakan suatu peninjauan terhadap beberapa indikator yang
berupa nilai di tempat atau lokasi yang ingin dijadikan tempat pembangkit
tersebut. Nilai yang dimaksud adalah nilai dari tinggi terjun (head) serta nilai dari
debit aliran air tempat atau lokasi tersebut. Hal ini sangatlah penting dikarenakan
setiap jenis turbin memiliki karakteristik kecepatan dan kekuatan yang akan
berputar pada kombinasi beda tinggi atau tinggi terjun (head) dan debit aliran air
yang meningkatkan efisiensi dari kerja turbin itu sendiri.
Turbin air memiliki berbagai jenis yang dikelompokkan berdasarkan cara
kerja turbin air tersebut merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis
air) pada air menjadi energi mekanis, dimana sebagai berikut:
16
1. Turbin Impuls
Turbin impuls merupakan kelompok turbin yang memiliki cara kerja
merubah seluruh energi pada air menjadi energi kinetis untuk memutar turbin,
sehingga menghasilkan energi mekanis. Pada kelompok turbin ini rotor (runner)
akan bekerja dengan pengaruh aliran air dengan memanfaatkan perbedaan
tinggi pada aliran air yang akan dirubah menjadi kecepatan. Pada kelompok
turbin impuls ini tidak ada perubahan tekanan sepanjang rotor (runner) saat air
masuk dan keluar dari turbin. Berikut contoh dari kelompok turbin impuls:
a. Turbin Pelton
Cara kerja dari turbin ini, yaitu bagian mulut-mulut pancaran (nozzles)
akan mengeluarkan air, kemudian air tersebut akan memukul ember-ember
(buckets) yang terdapat pada sekeliling roda putar (runner), sehingga runner
dapat berputar. Turbin pelton sendiri biasa dipakai untuk tinggi terjun (head) yang
tinggi, menjadikan turbin ini sangat cocok dan efisien untuk digunakan.
Gambar 2. 8 Turbin Pelton Sumber : (Lukas, Rohi, & Tumbelaka, 2017, hal. 18)
b. Turbin Crossflow
Prinsip kerja dari turbin ini, yaitu aliran air mengalir masuk pada inlet
adapter yang ada kemudian akan diatur banyak aliran yang masuk oleh guide
vane (distributor). Aliran air sendiri masuk dari atas sudut jalan (blades) dan
mendorong sudut jalan bergerak sehingga air turun dan kembali mendorong
sudut bagian bawah dan turbin akan berputar. Turbin ini biasa digunakan untuk
head yang tinggi, lebih tinggi daripada turbin kaplan dimana batasan head
sampai pada batas tinggi terjun menengah dari turbin Francis.
17
Gambar 2. 9 Turbin Crossflow
Sumber : (Mafrudin & Irawan, 2014)
2. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah jenis pengelompokan turbin selain pengelompokan
turbin ilmpus yang memiliki cara kerja dengan merubah seluruh energi air yang
tersedia menjadi energi mekanis. Pada turbin kelompok ini, perubahan energi
potensial menjadi energi kinetis berlangsung pada guide dan pada rotor (runner),
hal tersebut menyebabkan penurunan tekanan (pressure drop) ketika air
melewati runner. Berikut contoh dari kelompok turbin reaksi:
a. Turbin Kaplan
Turbin kaplan (Propeller) merupakan jenis turbin yang termasuk kedalam
kelompok turbin reaksi memiliki aliran aksial. Turbin ini tersusun seperti Propeller
pada perahu. Propeller tersebut mempunyai tiga hingga enam sudut.
Turbin kaplan biasa digunakan untuk tinggi terjun yang rendah. Konstruksi
sudut bilah rotor dari turbin Kaplan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu konstruksi
sudut biIah rotorrtetappdan konstruksi sudut biIah rotor yang dioperasikan
dengan otomasi melalui bantuan sistem hidrolik. Kegunaan dari konstruksi
tersebut adalah agar saat bekerja nilai efisiensinya tinggi.
18
Gambar 2. 10 Turbin Kaplan
Sumber : (Lukas, Rohi, & Tumbelaka, 2017, hal. 19)
b. Turbin Francis
Turbin Francis termasuk jenis kelompok turbin reaksi selain turbin Kaplan.
Turbin ini bisa diletakkan antara debit inflow dengan nilai tinggi dan debit outflow
dengan nilai rendah. Turbin Francis sendiri digunakan pada PLTA yang memiliki
tinggi terjun menengah (medium head). Turbin ini sendiri umumnya dapat
digunakan untuk berbagai keperluan karena turbin ini mempunyai jangkauan
daya yang lebar. Turbin ini dilengkapi dengan spiral case yang berfungsi untuk
menahan tekanan hidrolik yang berlebihan. Guide vane pada turbin francis
berfungsi untuk mengatur air yang masuk dengan mengontrol bukaan guide vane
supaya daya yang nantinya dihasilkan dapat sesuai dengan mekanisme
pengaturan.
Gambar 2. 11 Turbin Francis
Sumber : (Lukas, Rohi, & Tumbelaka, 2017, hal. 18)
19
Tabel 2. 1 Klasifikasi Jenis Turbin
Kelompok
Turbin Head Tinggi
Head
Menengah
Head Rendah
Turbin Impuls Pelton
Turgo
Cross-flow
Multi-Jet
Pelton
Turgo
Cross-Flow
Turbin Reaksi Francis
Propeller
Kaplan
Sumber : (Anindita D. I., 2019, hal. 14)
2.2.3.3. Komponen electric pada PLTA
1. Generator
Generator adalah salah satu alat yang berfungsi sebagai pembangkit
daya. Secara konstruksi merupakan peralatan yang mengkonversi energi
mekanik menjadi energi listrik. Prinsip kerja generator adalah tegangan yang
dibangkitkan oleh generator sinkron yang berdasarkan prinsip kerjanya induksi
elektromagnetik. Rotor generator yang berputar didalam medan magnet listrik
akan menghasikan fluks magnet yang juga berputar. Putaran ini akan
menghasilkan tegangan induksi pada kawat gulungan stator.
Berdasarkan kapasitas pembangkitannya konstruksi generator sinkron
dibedakan menjadi dua, yaitu generator sinkron untuk kapasitas pembangkitan
kecil dan generator sinkron untuk kapitas pembangkitan besar. Konstruksi
generator sinkron untuk kapasitas pembangkitan kecil adalah belitan (kumparan)
jangkar ditempatkan pada rotor sedangkan belitan medan ditempatkan pada
stator. Sedankan untuk konstruksi generator sinkron untuk kapasitas
pembangkitan besar adalah belitan (kumparan) jangkar ditempatkan pada stator
sedangkan belitan medan ditempatkan pada rotor.
20
Gambar 2. 12 Dua Unit Generator PLTA Wlingi
Pada PLTA generator dibagi ke dalam dua golongan berdasarkan arah
porosnya, yaitu golongan datar dan golongan tegak. Mesin dengan daya yang
kecil serta memiliki nilai putaran yang tinggi umumnya masuk ke dalam golongan
poros datar, sedangkan mesin dengan daya yang besar serta memiliki nilai
putaran yang rendah masuk ke dalam golongan poros tegak. Pada PLTA lebih
baik menggunakan poros tegak karena lebih efisien dalam hal luas ruangan yang
diperlukan.
2. Jalur transmisi
Jalur transmisi merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkitan tenaga listrik (power plant) hingga saluran distribusi listrik
(substation distribution) sehingga bisa disalurkan dari PLTA menuju rumah-
rumah dan pusat industri.
Gambar 2. 13 Saluran Transmisi 154 kV Karangkates
21
2.2.4 Bangunan Sentral (Power House)
Pada PLTA biasanya komponen-komponen pembangkitan seperti turbin,
generator, serta peralatan bantu lainnya diletakkan dalam satu lokasi yang biasa
disebut dengan power house. Power house digolongkan bermacam-macam
diantaranya berdasarkan letaknya (di atas tanah atau di dalam tanah) serta
berdasarkan konstruksi fondasi generator dan turbin. Secara umum jika ingin
melakukan perencanaan pembangunan power house mempertimbangkan
pemilihan lokasi serta konstruksi bangunan atas tanahnya menjadi sangat
penting. Ini dilakukan sesudah mempertimbangkan segala kemungkinannya,
seperti letak geografi, keadaan geologi, susah atau mudahnya pembangunan,
pemeliharaan, dan lain-lain. (Arismunandar & Kuwahara, 2004)
2.2.5 Debit Air
Debit air merupakan volume air yang mengalir per satuan waktu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya debit air pada sisi hulu
sungai diantaranya adalah kondisi geologi disekitar sungai, curah hujan, suhu
sekitar, tumbuh-tumbuhan, dan lain sebagainya. Debit air nilainya tidak pernah
konstan. Pengukuran nilai aliran debit sungai sangat penting sebab besar
kecilnya nilai debit air akan sangat mempengaruhi energi listrik yang di produksi
oleh PLTA. Semakin besar nilai debit airnya maka energi listrik yang dihasilkan
PLTA juga semakin besar. (Arismunandar & Kuwahara, 2004)
Untuk PLTA jenis waduk, fungsi dari waduknya sendiri untuk menampung
air agar PLTA tetap dapat beroperasi pada saat kondisi disekitar PLTA sedang
mengalami musim kemarau dan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik
pelanggan pada saat beban puncak. Debit air maksimum ditentukan oleh jumlah
air yang diatur selama beban puncak dalam musim kemarau. Hal ini dapat
dihitung dari kondisi beban dalam musim kemarau, jumlah air yang tersimpan di
dalam waduk untuk persediaan pada hari-hari kering dan debit alamiah dari
sungai pada waktu musim kemarau. Pada umumnya, besarnya debit maksimum
adalah sekitar 3-4 kali jumlah debit rata-rata dari waduk dalam musim kemarau
dan debit alamiah dari sungainya sendiri.
22
2.2.6 Tinggi Jatuh Efektif
Tinggi jatuh efektif didapatkan dengan mengurangi tinggi jatuh total (yaitu
tinggi dari permukaan air pada pengambilan sampai permukaan saluran bawah)
dengan kehilangan tinggi pada saluran air. Tinggi jatuh penuh (full head) adalah
tinggi air yang bekerja efektif pada turbin yang sedang berjalan.
Untuk jenis saluran air, bila diketahui permukaan air pada bangunan
pengambilan dan pada saluran bawah serta debit air, maka tinggi jatuh efektif
kemudian dapat ditentukan dengan dasar pertimbangan ekonomis. Misalnya bila
kehilangan tinggi jatuh air dapat dikurangi dengan memperbesar penampang
pada saluran air atau memperkecil kemiringannya, maka tinggi jatuh dapat
dimanfaatkan dengan efektif.
Lalu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika naik turunnya air
sangatlah besar,yaitu sebagai berikut:
1. Tinggi jatuh normal
Tinggi jatuh normal merupakan tinggi jatuh efektif yang digunakan sebagai
acuan dalam menentukan energi yang dihasilkan atau secara ringkas pada tiggi
jatuh normal terdapat efisiensi yang maksimal. Nilai dari tinggi jatuh ini
didapatkan dengan melakukan percobaan, sehingga energi yang dihasilkan
dalam kurun waktu satu tahun mencapai maksimum berdasarkan lengkung
operasi dari bendungan.
2. Perubahan tinggi jatuh
Kapasitas efektif, naik turunnya permukaan air bendungan ditentukan
berdasarkan atas daya puncak yang dihasilkan dan lamanya hal ini berlangsung,
hal ini disesuaikan dengan hubungan antara penyediaan dan kebutuhan tenaga,
rencana penyediaan tenaga pada musim kemarau, pemanfaatan air banjir, dan
lain-lain. Jika variasi dari tinggi jatuh menjadi terlalu besar, maka karakteristik
turbin akan menjadi tidak menguntungkan. Oleh karena itu harus diperhatikan
hal-hal tersebut terdahulu dalam menentukan naik-turunnya permukaan air pada
bendungan.
2.2.7 Energi
Dasar dari energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTA bermula dari energi
potensial air yang ditampung di dalam waduk. Ketika air dari waduk mengalir
23
melalui penstock maka energi potensial yang terkandung di air akan berangsur-
angsur berubah menjadi energi kinetik. Energi kinetik air akan berubah menjadi
energi mekanik oleh turbin ketika air yang mengalir pada penstock menabrak
sudu-sudu turbin. Turbin yang berputar dikopel dengan generator sehingga
mengakibatkan generator juga berputar. Perputaran generator akan mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik.
Rumus yang digunakan untuk melakukan perhitungan tentang energi
listrik yang dihasilkan oleh suatu PLTA adalah sebagai berikut:
P = ρ x Q x g x h (2.1)
Keterangan:
P = Daya (Watt)
ρ = Massa jenis air (kg/m3)
Q = Debit air (m3/s)
h = head/tinggi terjun (m)
Mengacu dari rumusan di atas maka besar kecilnya daya listrik yang
dihasilkan oleh suatu PLTA bergantung pada nilai debit air dan juga nilai tinggi
jatuh air. Semakin besar nilai debit air dan tinggi jatuh air, maka daya listrik yang
dihasilkan oleh PLTA akan semakin besar. Selain bergantung pada nilai debit air
dan tinggi jatuh air, dalam membangkitkan energi listrik oleh PLTA juga
memperhatikan nilai efisiensi dari peralatan utamanya, yaitu turbin air dan
generator.
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menjalani beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut:
1. Studi Literatur
Pada tahapan ini penulis melakukan pembelajaran untuk mencari
informasi dan referensi dari artikel, jurnal, dan buku yang berkaitan dengan tema
dalam penyusunan skripsi.
2. Observasi
Pada tahapan ini penulis terjun ke lapangan untuk melakukan
pengamatan secara langsung di PLTA Wlingi, Blitar.
3. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini penulis melakukan pengumpulan data yang berkaitan
dengan penelitian. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa data
historical meliputi data debit air inflow, data debit air outflow, data elevasi waduk
pada tahun 2019, data energi listrik yang dihasilkan PLTA Wlingi kurun waktu 9
tahun sebelumnya (2011-2019), serta data kualitatif prakiraan cuaca dari BMKG
pada tahun 2020 untuk daerah Blitar.
4. Pengolahan dan Analisa Data
Pada tahapan ini penulis sudah mendapatkan data-data yang berkaitan
dengan kebutuhan penyusunan skripsi. Selanjutnya, data-data tersebut akan
diolah, dianalisa serta dilakukan evaluasi supaya didapatkan hasil penelitian
yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Pembuatan Skripsi
Setelah data-data diolah, dianalisa serta dievaluasi, pada tahapan ini
penulis akan melakukan pembuatan skripsi dari hasil pengolahan data tersebut.
Sehingga dapat memberikan gambaran penelitian secara utuh.
Secara lebih jelasnya perancangan penelitian ini dapat dilihat dalam
diagram alir yang ditampilkan berikut ini:
25
Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian
Start
StudiiLiteratur dan
observasiilapangan
Pengambilan data di PT. PJB UP
Brantas PLTA Wlingi
Kelengkapan
data
Kesimpulan dan Saran
Finish
Ya
Tidak
Input data debit air inflow dan debit air
outflow untuk melakukan perhitungan
produksi energi listrik PLTA Wlingi
Analisa hasil
perhitungan
26
Penulis memulai penelitian dengan mencari literatur-literatur dari buku,
jurnal, dan laporan penelitian yang digunakan sebagai pembekalan ilmu sebelum
melakukan observasi lapangan. Studi literatur ini diiringi dengan observasi
lapangan, penulis melaksanakannya di PLTA Wlingi. Observasi lapangan
bertujuan untuk mendalami pengetahuan tentang penelitian yang akan dilakukan
oleh penulis. Setelah penulis melakukan studi literatur dan observasi lapangan,
penulis melanjutkan penelitian ke tahapan pengumpulan data penunjang
penunjang. Data-data tersebut antara lain adalah data debit air inflow dan debit
air outflow, data elevasi waduk, data produksi energi listrik dari PLTA Wlingi
kurun waktu 9 tahun terakhir yakni sejak 2011 hingga 2019, dan data kualitatif
prakiraan cuaca dari BMKG pada tahun 2020 untuk daerah Blitar. Untuk data
debit air inflow, dan outflow dibutuhkan data perhari selama tahun 2019 untuk
dapat dihasilkan perhitungan energi listrik yang dibangkitkan PLTA Wlingi yang
akurat. Sementara itu untuk data elevasi waduk dibutuhkan data perhari juga
untuk dapat melihat perubahan elevasi waduk dan untuk dilakukan perbandingan
terhadap nilai debit inflow, outflow, dan energi yang dihasilkan. Setelah data
dirasa sudah lengkap maka penulis dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu
melakukan perhitungan dan analisis terhadap energi yang dibangkitkan oleh
PLTA Wlingi selama tahun 2019, namun apabila data yang didapatkan oleh
penulis dirasa belum lengkap maka perlu dilakukan pengambilan data lagi untuk
menunjang penelitian penulis. Setelah dilakukan perhitungan dan dianalisa maka
penulis dapat menarik kesimpulan dan dapat memberikan saran untuk
selanjutnya dapat diteruskan menjadi sebuah laporan penelitian.
3.2 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan oleh penulis pada penelitian kali ini adalah
teknik analisis kuantitatif. Di mana dalam penelitian ini akan dilakukan pengkajian
terhadap data-data teknis yaitu berupa produksi energi listrik dalam periode
waktu. Data yang sudah didapat akan diolah sesuai kebutuhan dalam penulisan
lalu akan dilakukan analisis terhadap hasil olahan data-data tersebut yang
kemudian hasil dari pendekatan statistik sederhana tersebut akan disajikan
dalam bentuk tulisan, grafik, serta tabel sesuai dengan kebutuhan penulisan.
27
Di mana diketahui dalam membangkitkan energi listrik pada PLTA banyak
menggunakan energi potensial:
Ep = m x g x H (3.1)
Dengan : Ep = Energi potensial
m = Massa (Kg)
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/s2)
H = Tinggi relatif terhadap permukaan bumi (m)
Rumus pada (3.1) dapat juga dituliskan sebagai berikut:
dE = dm x g x H
Dimana dE adalah energi yang dibangkitkan oleh elemen masa dm yang melalui
jarak H. Jika Q didefinisikan sebagai debit air menurut rumus maka:
Q = dV/dt
Dimana : Q = Debit air
dV = Elemen volume air
dt = Elemen waktu
Dari rumus-rumus di atas, maka dapat dilakukan perhitungan daya yang
diproduksi oleh PLTA dengan rumus:
P = g x Q x H (3.2)
28
Berikut merupakan massa jenis dari zat cair:
Tabel 3.1 Massa Jenis Zat Cair
Zat
Massa Jenis
(kg/m3)
Air 1,00 x 103
Air laut 1,03 x 103
Air raksa 13,6 x 103
Darah 1,06 x 103
Bensin 0,68 x 103
Sumber: (Kartika, 2009, hal. 6)
Jika rumus (3.2) dihungkan dengan massa jenis suatu fluida dan efisiensi, maka
rumusnya menjadi:
P = ρ x g x Q x H x ᶯ (3.3)
Sumber : (Arismunandar & Kuwahara, 2004, hal. 19)
Dimana : P = Daya yang dibangkitkan (MW)
ρ = Massa jenis air (kg/m3)
g = Gravitasi (m/s2)
Q = Debit air (m3/s)
H = Tinggi jatuh air (m)
ᶯ = Effisiensi turbin
Jika mengacu pada satuan waktu maka satuan yang digunakan adalah jam
(hours), dimana nilai hours didapatkan dengan menjumlahkan waktu dalam
periode tertentu yang sudah dikonversikan kedalam satuan jam.
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Sistem Pembangkitan PLTA Wlingi
4.1.1 Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Air
Gambar 4. 1 Proses Pembangkitan PLTA Secara Umum
Sumber : Studi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Daerah
Aliran Sungai (DAS) Brantas (2017,17)
Pembangkit listrik tenaga air berfungsi untuk mengubah energi potensial
dari air menjadi energi kinetis berdasarkan elevasi dari air jatuh menjadi energi
mekanis sebagai penggerak turbin, energi mekanis tersebut kemudian
diteruskan ke generator untuk dilakukan konversi energi dari energi mekanik
menjadi energi listrik.
Energi pada PLTA terkandung pada debit air yang mengandung energi
potensial dalam proses aliran dalam penstock. Saat debit air mengalir dalam
penstock energi potensial secara berangsur-angsur akan berubah menjadi
energi kinetik. Perubahan ini didasari karena adanya tinggi jatuh dari penstock
sampai ke turbin air. Energi kinetik yang ada pada penstock akan berubah
menjadi energi mekanik apabila debit air menabrak sudu-sudu turbin sehingga
menyebabkan turbin akan berputar. Dari perputaran turbin itu akan
mengakibatkan generator berputar, kemudian oleh generator energi mekanik
dikonversikan menjadi energi listrik.
30
4.1.2 Sistem Distribusi PLTA Wlingi
Gambar 4. 2 Single Line Diagram PLTA Wlingi
Daya output yang dihasilkan generator disalurkan ke pusat beban
menggunakan transformator. Hal ini memungkinkan untuk mengirimkan daya
31
listrik dalam jarak yang jauh dan tidak mengubah besaran listrik. Tegangan akan
dinaikkan sehingga arus lebih kecil dan rugi-rugi menjadi kecil.
Transformator yang dimiliki oleh PLTA Wlingi memiliki spesifikasi yang
berbeda-beda. Tegangan output dari generator Wlingi yaitu 11 kV yang
kemudian didistribusikan melalui transformator 154 kV. Tegangan 154 kV ini
dihubungkan pada line 154 kV Karangkates yang kemudian ditransfer melalui
saluran udara tegangan tinggi (SUTT) ke gardu induk Waru.
Untuk pemakaian sendiri (station service) tegangan output generator 11
kV diturunkan menjadi 6,3 kV oleh transformator lokal dengan kapasitas 1200
KVA. Tegangan ini kemudian diturunkan kembali menjadi 380/220 volt oleh
transformator dengan kapasitas 630 KVA.
Pada switchyard PLTA Wlingi juga terdapat transformator 70 kV dengan
terdapat dua line transmisi menuju Tulungagung I dan II. Di wilayah PLTA Wlingi
juga terdapat gardu induk Wlingi yang salurannya dari 154 kV diturunkan menjadi
saluran SUTM 22 kV ke Lodoyo dan SUTM 20 kV yang digunakan menuju
saluran Garum, Kanigoro, dan peralatan gardu induk lainnya.
4.2 Hasil dan Pembahasan
Mengacu pada hasil penelitian Winasis, dkk (2013) menyebutkan bahwa
salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap energi listrik yang dapat
dibangkitkan oleh PLTA adalah ketersediaan air di dalam reservoir. Dan
berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Menik Windarti (2014)
menyebutkan bahwa persyaratan yang harus dipenuhi ketika ingin membangun
suatu PLTA adalah memiliki kapasitas aliran air yang cukup, memiliki ketinggian
tertentu, serta instalasi.
Dengan begitu produksi energi listrik di PLTA Wlingi bergantung dengan
ketersediaan air yang ada pada waduk, dimana aliran air dengan volume tertentu
yang mengalir masuk ke waduk merupakan debit inflow. Debit inlow ini
cenderung berubah-ubah pada setiap waktunya hal ini bisa disebabkan karna
bergantung pada buangan bendungan PLTA Sutami, aliran sungai Brantas dan
sungai-sungai kecil lainnya, maupun keadaan cuaca pada daerah disekitar PLTA
Wlingi.
32
Untuk mengetahui daya listrik yang dihasilkan oleh PLTA Wlingi dapat
dihitung menggunakan rumus 3.3 dengan data-data yang diketahui adalah
sebagai berikut:
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Q = 139 m3/s
H = 22 m
ᶯ = 0,9
Dengan demikian dapat dilakukan perhitungan daya listrik yang dihasilkan
PLTA Wlingi sebagai berikut:
P = ρ x g x Q x H x ᶯ
= 1000 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 139 m3/s x 22 m x 0,9
= 26.971.560 Watt
= 26,97 MW
Daya yang dihasilkan oleh pembangkit adalah sebesar 26,97 MW
sedangkan kapasitas generator adalah sebesar 30 MVA atau sebesar 27 MW.
Selanjtunya kapasitas energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTA Wlingi per satu
hari adalah sebesar :
E = P x 24 hours
= 26.971.560 Watt x 24 hours
= 647.317.440 Watthours
E = 647,31 MWh/unit
4.2.1 Produksi Energi Berdasarkan Debit Inflow
Berdasarkan pada persamaan 3.3 yaitu rumus daya yang dibangkitkan
oleh PLTA lalu dengan menggunakan perkalian setiap jam nya, dimana debit air
yang digunakan pada persamaan 3.3 tersebut adalah debit air inflow rata-rata
33
harian yang dapat dilihat pada lampiran C, dengan tinggi jatuh sebesar 22 meter
dan effisiensi turbin sebesar 0,9 yang dapat dilihat pada lampiran B, dan nilai
massa jenis air 1000 Kg/m3 yang dapat dilihat di tabel 3.1 maka akan didapatkan
energi yang dihasilkan oleh pembangkit pada tahun 2019 dengan satuan Mega
Watt Hours (MWh).
Berikut merupakan perhitungan realisasi energi listrik pada tanggal 1
Januari 2019 dengan data-data yang diketahui adalah sebagai berikut:
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Q = 70,66 m3/s
H = 22 m
ᶯ = 0,9
Dengan data-data demikian dapat dilakukan perhitungan daya listrik yang
dihasilkan PLTA Wlingi pada tanggal 1 Januari 2019 sebagai berikut:
P = ρ x g x Q x H x ᶯ
= 1000 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 70,66 m3/s x 22 m x 0,9
= 13.710.866,40 Watt
P = 13,71 MW
Setelah daya listrik yang dibangkitkan diketahui, selanjutnya dapat
dilakukan perhitungan untuk menghitung besar energi listrik yang dibangkitkan
pada tanggal 1 januari 2019 dengan rumus sebagai berikut:
E = P x 24 jam
= 13.710.866,40 Watt x 24 hours
= 329.060.793,6 Watthours
E = 329,06 MWh
Selanjutnya hasil perhitungan realisasi energi listrik berdasarkan debit
inflow ditampilkan di tabel 4.1 di bawah ini:
34
Tabel 4. 1 Realisasi Energi Listrik PLTA Wlingi Berdasarkan Inflow Tahun 2019
Tanggal
Energi (MWh)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 329,06 720,10 691,17 777,29 730,68 316,01 276,01 270,95 353,52 203,42 153,76 238,81
2 366,36 787,33 644,32 808,32 481,19 362,90 270,51 292,52 285,86 197,76 179,53 241,69
3 255,54 873,42 802,70 859,59 567,42 357,09 268,87 281,65 275,00 253,32 155,14 257,37
4 409,84 678,47 678,56 836,27 478,25 322,46 279,22 438,83 268,66 208,27 221,57 272,83
5 297,81 558,19 706,80 857,85 438,66 380,74 293,93 161,73 266,32 129,32 212,31 251,15
6 391,07 478,51 788,26 831,47 598,91 320,98 312,56 249,97 259,41 198,57 151,71 341,68
7 301,14 634,59 1.037,28 851,98 676,02 324,75 356,89 277,26 281,41 140,29 145,39 345,99
8 314,93 515,12 800,00 875,69 725,00 313,64 317,40 281,54 291,48 132,33 156,30 425,00
9 304,53 900,82 636,95 871,05 434,75 323,05 272,69 263,64 274,78 148,33 155,82 246,10
10 275,18 627,85 627,46 913,94 415,06 305,72 230,85 263,41 274,90 137,05 217,87 259,78
11 281,09 845,05 295,08 840,14 377,03 309,91 311,38 262,44 273,59 156,33 162,06 302,53
12 472,33 829,80 324,38 849,04 438,77 317,22 264,50 268,87 261,32 199,30 156,76 433,35
35
Tanggal
Energi (MWh)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
13 583,65 837,95 684,67 898,36 410,39 313,21 246,32 285,14 274,69 170,98 143,63 299,93
14 470,23 492,20 666,13 874,12 405,79 386,18 284,97 280,66 269,20 136,75 149,95 217,50
15 497,82 509,88 487,11 778,74 405,77 349,59 281,97 324,00 276,75 195,90 175,77 341,14
16 788,81 673,36 779,12 891,41 452,65 471,62 310,30 327,27 271,36 203,73 165,89 406,83
17 704,98 814,67 882,52 767,45 379,19 267,07 311,42 278,47 257,16 154,47 160,96 430,74
18 1.033,49 820,46 872,74 725,00 331,18 249,42 257,89 272,89 257,35 157,64 192,72 317,82
19 768,99 587,29 957,80 665,42 315,04 254,04 239,87 258,22 258,61 164,94 179,86 315,61
20 490,20 840,70 991,08 675,94 319,04 262,68 259,32 305,64 233,86 151,21 150,38 291,69
21 505,05 782,39 948,20 785,25 314,87 277,04 435,02 232,36 268,43 152,34 163,09 256,62
22 749,82 838,67 1.041,88 573,90 329,14 275,48 295,03 293,76 552,96 147,18 156,38 255,21
23 700,42 762,22 1.055,48 651,30 328,99 357,99 274,81 294,79 241,67 160,35 149,35 240,75
24 998,78 934,87 945,08 632,89 317,14 248,82 288,90 374,46 236,09 151,12 222,47 232,27
36
Tanggal
Energi (MWh)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
25 1.033,97 845,51 872,79 617,84 291,56 227,87 286,63 309,46 232,51 150,48 155,79 253,90
26 927,64 794,85 837,23 482,16 358,06 274,87 285,78 368,57 228,05 147,38 159,90 253,81
27 491,16 803,23 819,50 442,99 347,21 268,79 281,53 351,78 204,91 142,36 168,26 377,47
28 524,54 725,84 803,53 584,08 379,67 281,42 276,56 361,00 203,73 121,20 189,41 548,39
29 392,40 0 804,27 810,95 341,68 262,47 279,19 368,13 228,72 141,20 240,72 466,10
30 557,60 0 778,92 770,97 413,32 292,37 307,44 365,77 192,85 150,79 231,57 349,14
31 828,77 0 808,48 0 345,51 0 255,80 280,59 0 154,75 0 421,77
Total 17.047,34 20.513,50 24.019,63 22.801,57 13.1487,09 9.275,55 8.913,71 9.245,92 8.055,30 5.059,22 5.224,46 9.893,13
37
Dari data energi yang dihasilkan per hari dalam kurun waktu satu tahun
berdasarkan debit air inflow tahun 2019 dalam MWh dapat
dikonversikanmenjadi GWh sehingga dapat diketahui jumlah energi yang
dihasilkan pada tahun 2019 yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4. 2 Energi Yang Direalisasikan Berdasarkan Inflow
Bulan Energi Yang Dihasilkan (GWh)
Januari 17,05
Februari 20,51
Maret 24,02
April 22,80
Mei 13,15
Juni 9,27
Juli 8,91
Agustus 9,24
September 8,05
Oktober 5,06
November 5,22
Desember 9,89
Total 153,17
Mengacu pada tabel 4.2 dapat dilihat grafik energi yang dihasilkan
PLTA Wlingi pada tahun 2019 berdasarkan debit inflow pada gambar 4.3.
berikut ini:
38
Gambar 4. 3 Grafik Realisasi Energi PLTA Wlingi Berdasarkan Debit Inflow
Mengacu pada hasil yang terdapat pada tabel 4.2. serta gambar 4.3.
dapat dilihat bahwa pada bulan Januari ke bulan Februari energi yang
dihasilkan meningkat sebesar 20,29%, pada bulan Februari ke Maret energi
yang dihasilkan meningkat juga sebesar 17,11%, sedangkan pada bulan
Maret ke bulan April mengalami penurunan energi yang dihasilkan sebesar
5,07%, pada bulan April ke bulan Mei juga mengalami penurunan energi yang
dihasilkan sebesar 42,32%, pada bulan Mei ke bulan Juni mengalami
penurunan sebesar 29,50%, pada bulan Juni ke bulan Juli mengalami
penurunan sebesar 3,88%, pada bulan Juli ke bulan Agustus mengalami
kenaikan energi yang dihasilkan kembali sebesar 3,70%, namun pada bula
Agustus ke bulan September mengalami penurunan kembali sebesar 12,87%,
pada bulan September ke bulan Oktober mengalami penurunan sebesar
37,14%, pada bulan Oktober ke bulan November kembali mengalami kenaikan
energi yang dihasilkan sebesar 3,16%, dan pada bulan November ke bulan
Desember mengalami kenaikan sebesar 89,46%. Pada bulan Januari hingga
bulan Maret dan bulan Agustus mengalami kenaikan energi yang dihasilkan,
hal itu dikarenakan pada bulan-bulan itu sudah masuk ke musim penghujan,
ataupun dikarenakan PLTA Sutami sedang beroperasi sehingga buangan air
dari bendungan PLTA Sutami membuat kenaikan debit inflow pada waduk
PLTA Wlingi.
17,0520,51
24,0222,80
13,15
9,278,919,248,055,065,22
9,89
0
5
10
15
20
25
30
ENERGI PLTA WLINGI BERDASARKAN DEBIT INFLOW
EN
ER
GI(G
Wh)
39
4.2.2 Produksi Energi Berdasarkan Debit Outflow
Sedangkan untuk produksi energi berdasarkan debit outflow, mengacu
pada persamaan 3.3 yaitu rumus daya yang dibangkitkan oleh PLTA lalu
dengan menggunakan perkalian setiap jam nya, dimana debit air yang
digunakan pada persamaan 3.3 tersebut adalah debit air outflow rata-rata
harian yang dapat dilihat pada lampiran D, dengan tinggi jatuh sebesar 22
meter dan effisiensi turbin sebesar 0,9 yang dapat dilihat pada lampiran B, dan
nilai massa jenis air 1000 Kg/m3 yang dapat dilihat di tabel 3.1 maka akan
didapatkan energi yang dihasilkan oleh pembangkit pada tahun 2019 dengan
satuan Mega Watt Hours (MWh).
Berikut merupakan perhitungan realisasi energi listrik pada tanggal 1
Januari 2019 dengan data-data yang diketahui adalah sebagai berikut:
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Q = 54,29 m3/s
H = 22 m
ᶯ = 0,9
Dengan data-data demikian dapat dilakukan perhitungan daya listrik
yang dihasilkan PLTA Wlingi pada tanggal 1 Januari 2019 sebagai berikut:
P = ρ x g x Q x H x ᶯ
= 1000 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 54,29 m3/s x 22 m x 0,9
= 10.534.431,6 Watt
P = 10,53 MW
Setelah daya listrik yang dibangkitkan diketahui, selanjutnya dapat
dilakukan perhitungan untuk menghitung besar energi listrik yang dibangkitkan
pada tanggal 1 januari 2019 dengan rumus sebagai berikut:
40
E = P x 24 jam
= 10.534.431,6 Watt x 24 hours
= 252.826.358,4 Watthours
E = 252,82 MWh
Selanjutnya hasil perhitungan realisasi energi listrik berdasarkan debit
outflow bisa dilihat pada tabel 4.3. berikut:
41
Tabel 4. 3 Realisasi Energi Listrik PLTA Wlingi Berdasarkan Outflow Tahun 2019
Tanggal
Energi (MWh)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
1 252,82 668,05 623,44 733,42 672,33 263,04 201,45 196,24 274,41 149,66 129,25 207,88
2 282,71 753,34 583,85 733,15 423,58 253,37 187,83 176,45 223,70 162,12 149,96 204,25
3 171,44 782,89 731,90 797,30 465,75 275,18 197,44 210,30 238,22 173,05 124,05 214,82
4 313,09 590,65 590,56 762,19 445,95 300,64 211,08 210,30 217,09 159,02 176,60 247,54
5 222,31 488,91 646,51 778,53 407,18 290,60 227,09 152,39 191,84 141,57 178,93 201,55
6 308,60 402,23 692,30 780,79 544,25 244,15 250,03 159,93 193,91 139,48 119,74 295,88
7 216,26 569,42 997,44 771,29 606,97 228,32 288,99 185,06 229,84 105,82 118,51 321,50
8 241,76 444,46 709,07 822,60 678,69 241,82 248,40 203,02 247,20 89,60 113,61 364,14
9 224,73 826,68 583,63 816,30 352,07 243,51 206,18 196,47 243,64 94,98 125,47 197,32
10 211,34 563,45 569,38 822,81 368,16 239,44 175,15 183,88 213,98 111,34 168,52 199,76
42
Tanggal
Energi (MWh)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
11 202,93 802,06 0 771,09 320,08 225,86 206,18 204,35 227,87 132,99 107,34 241,79
12 388,69 742,28 0 766,79 354,77 235,12 199,40 179,32 208,64 145,76 134,84 392,25
13 494,27 764,76 218,03 856,81 358,86 263,72 187,55 215,72 212,81 123,49 97,55 256,44
14 401,71 392,64 584,70 816,16 326,97 299,51 204,52 230,56 211,58 118,26 89,13 183,56
15 437,38 442,68 445,64 704,44 361,39 288,44 214,43 261,00 240,59 150,70 155,39 281,83
16 719,72 606,53 669,14 799,59 382,19 330,63 205,95 237,04 222,29 159,15 125,31 376,03
17 494,75 768,00 817,74 740,74 298,15 212,39 245,39 203,47 213,58 114,83 109,86 375,70
18 868,11 731,14 816,97 634,78 262,67 180,96 224,72 200,18 213,51 118,60 154,02 286,71
19 687,85 545,19 855,99 601,69 230,60 180,38 161,30 197,63 213,31 113,58 156,99 274,65
20 390,43 738,64 956,95 624,50 256,40 187,40 167,05 226,62 207,26 122,96 113,18 237,49
21 412,18 737,78 862,60 732,32 230,41 191,00 329,50 196,44 213,39 112,96 131,21 166,16
43
Tanggal
Energi (MWh)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
22 710,74 760,49 918,33 518,66 254,22 194,56 224,18 193,14 474,89 111,48 111,24 189,98
23 567,52 698,46 954,67 543,80 259,74 291,76 227,77 225,82 223,80 119,32 117,23 176,59
24 910,79 834,40 914,00 593,98 252,63 183,63 228,41 302,88 182,20 146,51 155,79 181,39
25 990,35 824,51 807,39 533,46 256,44 167,34 210,48 267,18 175,36 107,25 126,98 242,02
26 831,89 695,65 805,05 413,60 230,62 157,60 219,23 327,35 186,68 106,36 116,56 208,86
27 404,11 730,29 762,24 390,38 266,24 197,98 209,22 291,54 149,53 102,52 153,92 310,99
28 469,34 677,38 729,28 521,28 308,10 207,58 207,35 292,45 150,34 104,89 148,87 506,81
29 283,96 0 739,61 734,54 278,50 201,46 207,04 284,64 198,86 101,64 175,87 406,72
30 492,64 0 703,94 709,33 369,58 208,21 234,79 301,58 170,01 106,58 181,06 314,35
31 756,44 0 743,51 0 261,52 0 197,20 229,59 0 109,01 0 353,47
Total 14.361,01 18.583,07 21.583,07 20.034,02 11.085,14 6.985,75 6.705,44 7.091,97 6.570,52 3.855,64 4.067,15 8.418,56
44
Dari data energi yang dihasilkan per hari dalam kurun waktu satu tahun
berdasarkan debit air outflow tahun 2019 dalam MWh dapat dikonversikan
menjadi GWh sehingga dapat diketahui jumlah energi yang dihasilkan pada
tahun 2019 yang ditampilkan pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4. 4 Energi Yang Direalisasikan Berdasarkan Outflow
Bulan Energi Yang Dihasilkan (GWh)
Januari 14,36
Februari 18,58
Maret 21,03
April 20,83
Mei 11,08
Juni 6,98
Juli 6,70
Agustus 7,09
September 6,57
Oktober 3,85
November 4,07
Desember 8,42
Total 129,56
Mengacu pada tabel 4.4 dapat dilihat grafik energi yang dihasilkan
PLTA Wlingi pada tahun 2019 berdasarkan debit outflow pada gambar 4.4.
berikut ini:
45
Gambar 4. 4 Grafik Realisasi Energi PLTA Wlingi Berdasarkan Debit Outflow
Pada dasarnya produksi energi tenaga listrik menggunakan debit
outflow sebenarnya mengikuti dari debit inflow yang masuk ke waduk. Hal ini
dapat dibuktikan bila gambar 4.3. dan gambar 4.4. dibandingkan, maka akan
mendapatkan hasil yang sama yaitu pada bulan Januari hingga bulan Maret
produksi energi tenaga listrik mengalami kenaikan, lalu pada bulan April
hingga bulan Juli produksi energi tenaga listrik mengalami penurunan, sempat
naik kembali pada bulan Agustus, lalu mengalami penurunan kembali pada
bulan September hingga bulan Oktober, dan pada akhirnya di bulan November
dan Desember produksi energi tenaga listriknya kembali mengalami kenaikan.
Mengacu pada hasil yang terdapat pada tabel 4.3. dan pada gambar
4.4. dapat dilihat bahwa pada bulan Januari ke bulan Februari energi yang
dihasilkan meningkat sebesar 29,38%, pada bulan Februari ke Maret energi
yang dihasilkan meningkat juga sebesar 13,18%, sedangkan pada bulan
Maret ke bulan April mengalami penurunan energi yang dihasilkan sebesar
0,95%, pada bulan April ke bulan Mei juga mengalami penurunan energi yang
dihasilkan sebesar 46,80%, pada bulan Mei ke bulan Juni mengalami
penurunan sebesar 37%, pada bulan Juni ke bulan Juli mengalami penurunan
sebesar 4,01%, pada bulan Juli ke bulan Agustus mengalami kenaikan energi
yang dihasilkan kembali sebesar 5,82%, namun pada bula Agustus ke bulan
September mengalami penurunan kembali sebesar 7,33%, pada bulan
14,36
18,5821,03 20,83
11,08
6,986,707,09
6,573,854,07
8,42
0
5
10
15
20
25
ENERGI PLTA WLINGI BERDASARKAN DEBIT OUTFLOW TAHUN 2019
EN
ER
GI(G
Wh)
46
September ke bulan Oktober mengalami penurunan sebesar 41,4%, pada
bulan Oktober ke bulan November kembali mengalami kenaikan energi yang
dihasilkan sebesar 5,71%, dan pada bulan November ke bulan Desember
mengalami kenaikan sebesar 106,87%.
4.2.3 Energi Listrik Yang Tersimpan
Mengacu dari hasil perhitungan energi yang dibangkitkan oleh PLTA
Wlingi berdasarkan debit inflow dan debit outflow pada tabel 4.2. dan tabel 4.4.
maka dapat diketahui jumlah energi yang tersimpan dengan menggunakan
rumus berikut untuk perhitungannya:
Energi tersimpan = Energi berdasarkan inflow – Energi berdasarkan outflow
Sumber : (Anindita, 2019, hal. 49)
Berikut ini merupakan perhitungan energi yang tersimpan pada bulan
Januari tahun 2019:
Energi tersimpan = Energi berdasarkan inflow – Energi berdasarkan outflow
= 17,05 GWh – 14,36 GWh
Energi tersimpan = 2,69 GWh
Maka hasil dari perhitungan energi yang tersimpan pada tahun 2019 dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4. 5 Energi Yang Tersimpan
Bulan
Energi Yang Dihasilkan (GWh)
Inflow Outflow Tersimpan
Januari 17,05 14,36 2,69
Februari 20,51 18,58 1,93
Maret 24,02 21,03 2,99
47
Bulan
Energi(GWh)
Inflow Outflow Tersimpan
April 22,80 20,83 1,97
Mei 13,15 11,08 2,07
Juni 9,27 6,98 2,29
Juli 8,91 6,70 2,21
Agustus 9,24 7,09 2,15
September 8,05 6,57 1,48
Oktober 5,06 3,85 1,21
November 5,22 4,07 1,15
Desember 9,89 8,42 1,47
Dari hasil perhitungan energi yang tersimpan pada tabel 4.5.
didapatkan grafik sebagai berikut:
Gambar 4. 5 Grafik Energi Yang Tersimpan
2,69
1,93
2,99
1,97 2,07
2,292,21 2,15
1,481,211,15
1,47
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Energi Yang Tersimpan
EN
ER
GI(G
Wh)
48
Semakin besar nilai energi yang tersimpan menandakan bahwa energi
listrik yang dihasilkan tidak sebanding dengan debit inflow yang masuk ke
waduk. Dari grafik gambar 4.5. bulan Maret menyimpan energi listrik yang
paling besar yaitu 2,99 GWh dibandingkan pada bulan yang lainnya.
4.2.4 Pengaruh Nilai Debit Air Terhadap Energi Yang Dihasilkan
Pada produksi energi tenaga listrik PLTA, debit yang digunakan untuk
membangkitkan listrik adalah debit air outflow. Berdasarkan dari hasil
perhitungan energi tahun 2019 pada tabel 4.3. dapat dikonversikan menjadi
nilai debit air outflow yang ditampilan di bawah ini:
Tabel 4. 6 Pengaruh Debit Air Outflow Terhadap Energi
Bulan Energi (GWh) Outflow (m3/s)
Januari 14,36 99,48
Februari 18,58 128,72
Maret 21,03 145,70
April 20,83 144,26
Mei 11,08 76,79
Juni 6,98 48,39
Juli 6,70 46,45
Agustus 7,09 49,13
September 6,57 45,51
Oktober 3,85 26,71
November 4,07 28,17
Desember 8,42 58,31
Total 129,56 897,62
49
Dari tabel 4.6. tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk
membuktikan seberapa berpengaruh debit outflow terhadap produksi energi
listrik PLTA Wlingi dengan menggunakan pendekatan regresi linier sederhana
dengan rekapan data sebagai berikut:
Tabel 4.7 Rekap Data Tahun 2019
Total rata-rata debit outflow tahun
2019 (x)
897,62
Total realisasi energi listrik tahun
2019 (y)
129,56
x2 88.292,391
y2 1839,669
Xy 12.744,755
(x)2 805.721,664
(y)2 16.785,793
N 12
Variabel independen (k) 1
Persamaan regresi linier:
Y = a + bx
(Nafidah, 2015, hal. 73)
dengan nilai a adalah sebagai berikut:
a = (y)(x2) − (x)(xy)
n(x2) − (x)2
= 1839,669 𝑥 88.292,391 − 897,62 x 12.744,755
12 x 88.292,391 − 805.721,664
a = −0,003
50
dan nilai b adalah sebagai berikut:
b = n(xy) − (x)(y)
n(x2) − (x)2
= 12 x 12.744,755 − 897,62 x 129,56
12 x 88.292,391 − 805.721,664
b = 0,104
maka didapatkan fungsi regresi linier adalah sebagai berikut:
y’ = a + bx
y’ = -0,003 + 0,104x
Setelah didapatkan fungsi linier, selanjutnya masuk ke tahap pengujian
signifikansi fungsi linier tersebut untuk mengetahui apakah fungsi linier
tersebut bisa digunakan atau tidak dengan menggunakan metode uji F yaitu
sebagai berikut:
Hipotesis : - Ho = x (outflow) tidak berpengaruh terhadap y (energi listrik)
- Ha = x (outflow) berpengaruh terhadap y (energi listrik)
Dengan : Ha diterima: Fhitung ≥ Ftabel
Ho diterima: Fhitung < Ftabel
Selanjutya adalah mencari nilai dari Fhitung dengan beberapa langkah yaitu:
1. Menghitung jumlah kuadrat xy dengan rumus:
JKxy = xy − x . y
N
= 12.744,755 − 897,62 x 129,56
12
JKxy = 3053,451
51
2. Mengitung jumlah kuadrat total dengan rumus:
JKy = y2 − (y)2
N
= 1839,669 − 16785,793
12
JKy = 440,852
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
JKreg = b(JKxy)
= 0,104(3053,451)
JKreg = 317,558
4. Mengitung jumlah kuadrat residu dengan rumus:
JKres = JKy − Jkreg
= 440,842 − 317,558
JKres = 123,294
5. Mencari Fhitung dengan rumus:
Fhit =
JKregk
⁄
JKres(N − k − 1)⁄
=
317,5581⁄
123,294(12 − 1 − 1)⁄
Fhit = 25,756
52
6. Mencari Ftabel dengan cara menentukan N2 dan N1 dengan rumus:
N2 = n − K N1 = K − 1
= 12 − 2 = 2 − 1
N2 = 10 N1 = 1
Ftabel = 4,96
Dimana n adalah banyaknya data dan K adalah jumlah variabel bebas
dan terikat (x dan y) yaitu dua. Setelah ditemukan nilai N1 dan N2 langkah
selanjutnya adalah mencari Ftabel. Ftabel dapat ditemukan pada tabel
persentase distribusi F untuk probabilita yang terletak pada lampiran F dengan
mengacu pada nilai N1 adalah 1 dan nilai N2 adalah 10, maka didapatkan nilai
Ftabel adalah 4,96.
Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 25,756 dan
nilai Ftabel adalah 4,96. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai x berpengaruh
terhadap nilai y atau nilai debit outflow berpengaruh terhadap energi listrik
yang dihasilkan PLTA Wlingi.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan (korelasi) antara debit
outflow terhadap energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTA Wlingi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment yaitu sebagai
berikut:
rxy = 𝑛(𝑥𝑦)−(𝑥)(𝑦)
√[𝑛(𝑥2)−(𝑥)2][𝑛(𝑦2)−(𝑦)2 (Nafidah, 2015, hal. 33)
= 12 𝑥 12.744,755 −897,62 𝑥 129,56
√[12 𝑥 88.292,391−805.721,664][12 𝑥 1839,669 −16.785,793]
rxy = 0,99
Setelah dilakukan perhitungan korelasi antara debit air dan energi listrik yang
dihasilkan dapat diinterpretasikan dengan tabel dibawah ini:
53
Tabel 4.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Sedang
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
(Nafidah, 2015, hal. 39)
Setelah hasil perhitungan korelasi diinterpretasikan terhadap tabel 4.8 dapat
dilihat bahwa hasil perhitungan korelasi dengan nilai 0,99 berada pada zona
sangat kuat, sehingga dapat dibuktikan bahwa debit outflow memiliki
hubungan yang sangat kuat terhadap energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA
Wlingi.
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Debit Outflow Terhadap Energi Listrik
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 1.000a 1.000 1.000 .00378
a. Predictors: (Constant), Debit Outflow
Tabel 4.9 di atas merupakan hasil uji korelasi antara debit outflow terhadap
energi listrik yang dihasilkan dengan menggunakan aplikasi Statistical Product
and Service Solutions (SPSS) dimana hasil korelasinya adalah 1,000.
54
Gambar 4. 6 Pengaruh Debit Air Outflow Terhadap Energi
Berdasarkan gambar 4.6. bahwa energi dibangkitkan dipengaruhi oleh
jumlah debit outflownya. Di mana pada grafik dapat dilihat bahwa energi yang
dihasilkan paling besar pada bulan Maret yaitu sebesar 21,03 GWh dengan
debit air yang digunakan untuk membangkitkan energi sebesar 145,70 m3/s,
dan untuk energi yang dihasilkan paling kecil terjadi pada bulan Oktober yaitu
sebesar 3,85 GWh dengan debit air yang digunakan untuk membangkitkan
energi sebesar 26,71 m3/s.
4.2.5 Pengaruh Debit Inflow dan Debit Outflow Terhadap Duga Muka
Air
Pada proses pembangkitan energi listrik pada PLTA jenis waduk ada
hal lain yang perlu diperhatikan yaitu duga muka air (DMA) pada waduk. Di
mana waduk Wlingi sendiri memiliki nilai muka air banjir (FWL) adalah sebesar
164,50 meter, sedangkan untuk nilai muka air terendah (LWL) adalah sebesar
163 meter. Jadi Untuk kondisi operasi pembangkitan normal elevasi waduk
harus berada antara 163 meter sampai dengan 164,50 meter. Pengaruh dari
debit inflow dan debit outflow terhadap nilai DMA disajikan pada tabel 4.10
berikut:
14,3618,5821,0320,8311,086,98 6,7 7,09 6,57 3,85 4,07 8,42
99,48
128,72145,7144,26
76,7948,39
46,4549,13
45,5126,7128,17
58,31
0
50
100
150
200
Pengaruh Debit Air Outflow Terhadap Energi
Energi Output (GWh) Debit Outflow (m3/s)
55
Tabel 4. 10 Data Debit Inflow, Debit Outflow, dan Elevasi Waduk Tahun 2019
Bulan
Rata-rata
Debit Inflow
(m3/s)
Debit Outflow
(m3/s)
Elevasi Waduk
(m)
Januari 118,08 99,48 163,33
Februari 142,09 128,72 163,27
Maret 166,38 145,70 162,60
April 157,94 144,26 163,16
Mei 91,07 76,79 163,31
Juni 64,25 48,39 163,33
Juli 61,74 46,45 163,33
Agustus 64,05 49,13 163,36
September 55,80 45,51 163,37
Oktober 35,04 26,71 163,37
November 36,19 28,17 163,45
Desember 68,53 58,31 163,39
Rata-rata 88,43 74,80 163,27
Dari hasil pada tabel 4.10 dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
mengenai nilai elevasi waduk dalam meter yang mengacu pada nilai dari debit
air inflow dan nilai dari debit air outflow yang dapat dilihat pada gambar 4.7.
berikut ini:
56
Gambar 4. 7 Elevasi Mengacu Pada Debit Inflow dan Outflow
Dari grafik yang ditampilkan dapat dilihat bahwa elevasi waduk Wlingi
tertinggi terjadi pada bulan November 2019 dengan nilai 163,45 meter,
sementara itu untuk elevasi waduk Wlingi terendahnya terjadi pada bulan
Maret 2019 dengan nilai 162,6 meter. Pada musim kemarau PLTA Wlingi
cenderung beroperasi pada malam hari saja, hal ini dikarenakan untuk
memenuhi beban puncal, bahkan bisa tidak beroperasi sama sekali untuk
mendapatkan nilai level elevasi normal. Sedangkan pada musim penghujan
PLTA Wlingi dapat beroperasi selama 24 jam, hal ini dikarenakan level elevasi
waduk mencukupi untuk dilakukannya operasi pembangkitan listrik.
Pada bulan Maret level elevasi air berada dibawah nilai muka air
terendah waduk, hal ini dikarenakan pada saat itu masuk ke dalam musim
penghujan jadi PLTA Wlingi beroperasi secara penuh sehingga volume air
yang digunakan untuk pembangkitan energi listrik jumlahnya besar, dan
kebutuhan air untuk lainnya seperti irigasi juga besar. hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.6. dan energi yang dihasilkan pada bulan Maret juga menjadi energi
yang dihasilkan terbesar yang dapat dilihat pada gambar 4.4.
4.2.6 Produksi Energi Listrik PLTA Wlingi Tahun Sebelumnya (2011-
2019)
Bergantung pada keadaan musim dalam tahun tersebut, produksi
energi listrik yang dibangkitkan oleh PLTA Wlingi cenderung mengalami
perubahan tiap tahunnya, hal ini dikarenakan keadaan musim pada suatu
163,33163,27
162,6
163,16163,31
163,33
163,33
163,36
163,37
163,37163,45
163,39
162
162,2
162,4
162,6
162,8
163
163,2
163,4
163,6
Ele
va
si
Wa
du
k (
m)
Elevasi Mengacu Pada Debit Inflow dan Outflow
57
tahun itu berpengaruh pada jumlah air yang akan digunakan untuk proses
produksi energi listrik. Berikut penulis tampilkan data produksi energi listrik
PLTA Wlingi kurung waktu 9 tahun dimulai dari tahun 2011 sampai dengan
2019 yang dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4. 11 Produksi Listrik PLTA Wlingi Periode 2011 – 2019
Tahun Jumlah Produksi (GWh)
2011 170,03
2012 155,02
2013 186,52
2014 137,75
2015 133,75
2016 251,42
2017 210,85
2018 193,87
2019 124,05
Sumber : - (Lukas, Rohi, & Tumbelaka, 2017, hal. 22)
- (PJB, 2018, hal. 27)
Dari tabel 4.11 di atas nilai produksi energi listrik pada tahun 2011
hingga 2019 akan disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada
gambar 4.8. di bawah ini:
58
Gambar 4. 8 Produksi Listrik PLTA Wlingi Periode 2011 – 2019
Dari grafik dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 ke tahun 2012 PLTA
Wlingi mengalami penurunan produksi energi listrik sebesar 15,01 GWh,
sementara pada tahun 2012 ke tahun 2013 PLTA Wlingi mengalami kenaikan
produksi energi listrik sebesar 31,5 GWh, lalu PLTA Wlingi kembali mengalami
penurunan 2 tahun berturut-turut yaitu pada tahun 2013 ke tahun 2014
mengalami penurunan produksi energi sebesar 48,77 GWh dan pada tahun
2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan produksi energi sebesar 4 GWh,
sementara pada tahun 2015 ke 2016 produksi energi listrik PLTA Wlingi
mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar 117,67 GWh, namun pada
tahun 2017 kembali mengalami penurunan nilai produksi energi listrik lagi
sebesar 40,57 GWh, demikian pula halnya pada tahun 2018 mengalami
penurunan nilai produksi energi listrik sebesar 16,98 GWh, dan penurunan
terus berlanjut sampai pada tahun 2019 dimana pada tahun 2019 mengalami
penurunan produksi energi listrik sebesar 69,82 GWh. Dalam kurun waktu 9
tahun tersebut produksi energi listrik tertinggi terjadi pada tahun 2016 yaitu
sebesar 251,42 GWh sementara produksi energi listrik PLTA Wlingi terkecil
terendah terjadi pada tahun 2019 124,05 GWh.
4.2.7 Prediksi Elevasi Waduk dan Debit Air Outflow Pada Tahun 2020
Prediksi disini mengacu pada kecenderungan data historikal pada
tahun 2019 (tabel 4.10) yang nantinya akan dilakukan perhitungan dengan
170,03155,02
186,52
137,75
133,75
251,42
210,85193,87
124,05
0
50
100
150
200
250
300
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
En
erg
i (G
Wh
)
Produksi Listrik PLTA Wlingi Periode 2011-2019
59
menggunakan aplikasi microsoft excel dengan melihat trend nya. Hasil dari
prediksi dengan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4. 12 Prediksi Rata-rata Nilai Elevasi Waduk dan Debit Air Outflow Pada Tahun 2020
Bulan Debit Outflow (m3/s) Elevasi Waduk (m)
Januari 99,73 163,47
Februari 116,71 163,50
Maret 133,42 163,53
April 109,63 163,56
Mei 94,16 163,59
Juni 76,27 163,62
Juli 54,32 163,66
Agustus 35,37 163,69
September 58,52 163,72
Oktober 69,50 163,75
November 84,61 163,78
Desember 97,46 163,81
Rata-rata 85,80 163,64
Dari hasil prediksi rata-rata elevasi waduk dan debit outflow untuk tahun
2020 pada tabel 4.12 dapat ditampilkan dalam bentuk grafik seperti pada
gambar 4.9. berikut ini:
60
Gambar 4. 9 Prediksi Debit Outflow PLTA Wlingi Tahun 2020
Pada prediksi ini menggunakan metode asumsi pendekatan terhadap
nilai debit outflow dan nilai elevasi waduk yang terjadi pada tahun 2019, hal ini
dikarenakan penulis memiliki kekurangan data terkait debit outflow dan elevasi
waduk kurun waktu 2011 hingga 2019. Dengan hasil prediksi debit outflow
PLTA Wlingi tahun 2020 yang dapat dilihat pada gambar 4.9 dimana prediksi
debit outflow tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan nilai 133,42 m3/s dan
debit outflow terendah terjadi pada bulan Agustus 33,78 m3/s.
4.2.8. Prediksi Produksi Energi Listrik PLTA Wlingi Tahun 2020
Menindaklanjuti hasil dari prediksi dengan menggunakan asumsi
pendekatan pada nilai elevasi waduk dan debit outflow tahun 2020 pada tabel
4.12, untuk prediksi produksi energi listrik pada tahun 2020 mengacu pada
persamaan 3.3 yaitu rumus daya yang dibangkitkan oleh PLTA lalu dengan
menggunakan perkalian jumlah jam di setiap bulannya, dengan
mempertimbangkan bahwa tahun 2020 masuk kedalam tahun kabisat
sehingga pada bulan Februari terdiri dari 29 hari. Debit air yang digunakan
pada persamaan 3.3 tersebut adalah prediksi debit air outflow rata-rata setiap
bulannya yang ditampilkan di tabel 4.12, dengan tinggi jatuh sebesar 22 meter
dan effisiensi turbin sebesar 0,9 yang dapat dilihat pada lampiran B, dan dan
nilai massa jenis air 1000 Kg/m3 yang dapat dilihat di tabel 3.1 maka prediksi
99,73116,71
133,42
109,6394,16
76,27
54,32
35,37
58,5269,5
84,6197,46
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Deb
it O
utf
low
(m
3/s
)
Prediksi Debit Outflow PLTA Tahun 2020
61
energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Wlingi pada tahun 2020 dengan
menggunakan satuan Giga Watt Hours (GWh).
Berikut merupakan perhitungan prediksi energi listrik pada bulan
Januari 2020 dengan data-data yang diketahui adalah sebagai berikut:
ρ = 1000 kg/m3
g = 9,8 m/s2
Q = 99,73 m3/s
H = 22 m
ᶯ = 0,9
Jam = 744 hours
Dengan data-data demikian dapat dilakukan perhitungan prediksi
energi listrik yang dihasilkan PLTA Wlingi pada bulan Januari 2020 sebagai
berikut:
E = P x jam
= ρ x g x Q x H x ᶯ x jam
= 1000 kg/m3 x 9,8 m/s2 x 99,73 m3/s x 22 m x 0,9 x 744 hours
= 14397597244,80 Watthours
E = 14,39 GWh
Selanjutnya hasil perhitungan prediksi energi listrik dapat dilihat pada
pada tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13 Prediksi Produksi Energi Listrik PLTA Wlingi Tahun 2020
Bulan Debit Outflow (m3/s) Energi (GWh)
Januari 99,73 14,39
Februari 116,71 15,76
Maret 133,42 19,26
April 109,63 15,32
Mei 94,16 13,60
Juni 76,27 10,66
62
Bulan Debit Outflow (m3/s) Energi (GWh)
Juli 54,32 7,84
Agustus 35,37 5,1
September 58,52 8,18
Oktober 69,5 10,03
November 84,61 11,82
Desember 97,46 14,07
Total 146,03
Prediksi produksi energi listrik untuk tahun 2020 dapat dilakukan
dengan mengacu pada produksi energi tahun-tahun sebelumnya. Dari hasil
produksi tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat kecenderungan produksi
energi listriknya, dimana kecenderungan tersebut nantinya dapat disajikan
dalam bentuk kurva yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4. 10 Trend Produksi Energi Tenaga Listrik PLTA Wlingi
Persamaan yang tercantum pada gambar merupakan persamaan
polinomial yang didapatkan menggunakan historikal data produksi dari tahun
2011 sampai dengan 2019 dengan menggunakan aplikasi microsoft excel.
Dari persamaan polinomial tersebut dapat dilakukan perhitungan prediksi
170,03155,02
186,52
137,75133,75
251,42
210,85193,87
124,05
y = -1,9409x2 + 20,992x + 130,2
0
50
100
150
200
250
300
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
En
erg
i (G
Wh
)
Kecenderungan Produksi Energi Listrik PLTA Wlingi
63
produksi energi listrik di PLTA Wlingi untuk tahun 2020 dengan perhitungan
sebagai berikut.
y = -1,9409(x2) + 20,992(x) +130,2
y = -1,9409(102) + 20,992(10) + 130,2
y = 146,03
Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2020
prediksi produksi energi listrik PLTA Wlingi mengalami peningkatan menjadi
146,03 GWh dari tahun sebelumnya. Hal ini berbanding lurus dengan prediksi
ramalan cuaca pada tahun 2020 dari BMKG yang menyebutkan bahwa tahun
2020 tidak sekering tahun 2019, dan pada tahun 2020 juga menurut ramalan
dari BMKG daerah sekitar PLTA Wlingi tidak mengalami pergeseran musim
kemarau seperti yang terjadi pada tahun 2019. Hal ini berimbas pada debit
inflow dan outflow mengalami kenaikan dan selanjutnya akan berimbas pada
produksi energi listrik PLTA Wlingi juga mengalami kenaikan nilai, seperti yang
sudah dibuktikan pada korelasi antara debit dan energi yang dihasilkan oleh
PLTA pada point di atas.
64
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis dengan judul “PENGARUH VARIASI MUSIM
TERHADAP PRODUKSI ENERGI TENAGA LISTRIK PLTA WLINGI 54 MW”
dapat ditarik beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut:
1. Produksi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Wlingi per satu bulan
pada tahun 2019 mengalami kenaikan dan penurunan karena nilai debit
air yang digunakan untuk pembangkitan energi listrik juga mengalami
kenaikan dan penurunan. Sesuai hasil uji korelasi antara debit air dan
energi listrik menyebutkan bahwa debit air sangat berpengaruh kepada
energi listrik yang diproduksi oleh PLTA.
2. Kondisi musim berpengaruh terhadap produksi energi listrik pada PLTA
Wlingi karena kondisi musim berpengaruh langsung terhadap nilai debit
air dan nilai debit air akan mempengaruhi nilai produksi energi listrik yang
dibangkitkan oleh PLTA.
3. Realisasi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTA Wlingi dalam kurun
waktu 9 tahun kebelakang mengalami kenaikan dan penurunan karena
trend musim pada setiap tahunnya berbeda-beda. Pada tahun 2011
sampai dengan tahun 2015 masuk kedalam tahun kering, tahun 2016 dan
2017 masuk kedalam tahun normal, dan untuk tahun 2018 dan 2019
masuk kedalam tahun kering.
4. Berdasarkan hasil perhitungan prakiraan produksi energi listrik PLTA
Wlingi pada tahun 2020 mengalami peningkatan produksi energi listrik dari
tiga tahun sebelumnya menjadi 146,03 GWh.
5.2 Saran
Penulis memiliki beberapa saran untuk para peneliti yang ingin melakukan
penelitian terkait dengan “PENGARUH VARIASI MUSIM TERHADAP
PRODUKSI ENERGI TENAGA LISTRIK PLTA WLINGI 54 MW” yaitu sebagai
berikut:
1. Memantau dan memastikan secara continue seluruh peralatan yang
menunjang dalam proses produksi energi listrik PLTA Wlingi berada
65
dalam kondisi normal dengan cara melakukan pemeliharaan, baik
peralatan utama maupun peralatan bantu.
2. Dalam perencanaan tahun-tahun berikutnya akan lebih baik bila didukung
dengan data penunjang yang ada pada tahun sebelumnya untuk
dilakukan perbandingan supaya hasil dari prediksi menjadi lebih akurat.
3. Menjaga kondisi elevasi waduk dalam keadaan normal yakni berkisar
antara 163 meter sampai dengan 164,5 meter, mengingat waduk Wlingi
termasuk ke dalam waduk multi purpose yang kebutuhannya tidak hanya
digunakan untuk proses produksi energi listrik saja.
66
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, D.I. 2019. Kajian Produksi Energi Tenaga Listrik PLTA Mrica 180,90
MW Sesuai Dengan Variasi Musim Periode Satu Tahun. Jakarta: Sekolah
Tinggi Teknik – PLN
Arismunandar, A., & Kuwahara, S. 2004. Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik
Jilid I. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Hamdudu, B., & Killingtveit, A. 2012. Assesing Climate Change Impact on Global
hydropower. Energies 5: 305-322
Kartika, E. 2009. Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair Dengan Menggunakan Metode
MOHR. Depok: Universitas Indonesia
Kurniawati, R. (2017). Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM)
Kerambil 2x1500 Kw di Sungai Batang Bayang, Desa Muara Air, Kec.
Bayang Utara, Kab. Pesisir Selatan. Padang: Universitas Andalas.
Lukas., Rohi, D., & Tumbaleka, H.H. 2017. Studi Kinerja Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Jurnal Teknik
Elektro. 10(1) ISSN 1411-870X
Mafrudin., Irawan. D. 2014. Pembuatan Turbin Mikrohidro Tipe Cross-Flow
Sebagai Pembangkit Listrik Di Desa Bumi Nabung Timur. Jurnal Teknik
Mesin. 3(2) ISSN 2301-6663
Marlina, Yuni. 2017. Evaluasi Produksi Energi Listrik PLTA Saguling
Menggunakan Weap. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Nafidah, Nurun. 2015. Pengaruh Kinerja Pustakawan Terhadap Kepuasan
Pemustaka Pada Perpustakaan Universitas Indonesia. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
PT. PJB. (2018). Statistik Perusahaan 2014-2018. Surabaya: PJB
Sarayar, D.S. 2017. Pengaruh Ketidakstabilan Debit Air Dan Curah Hujan Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pejengkolan Terhadap Produktifitas
Energi Listrik Yang Dihasilkan. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Soetopo, W. 2010. Operasi Waduk Tunggal. Malang : CV. Asrori Malang
67
Winasis., Prasetijo, H., & Setia, G.A. 2013. Optimasi Operasi Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Menggunakan Linier Programming Dengan Batasan
Ketersediaan Air. Dinamika Rekayasa. 9(2) ISSN 1858-3075
Windarti, M. 2014. Potensi Debit Air Bendung Tegal Untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Dan Irigasi Di Desa Kebonagung Dan Desa
Sriharjo Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Personal Nomor Induk Mahasiswa : 201611236 Nama : Margono Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 16 Juni 1998 Jenis Kelamin : Laki-laki Status : Belum Menikah Program Studi : S1 Teknik Elektro Alamat : Perum. Wahana Pondok Gede RT 12 RW 05
Kecamatan Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat Telp/HP : 085603364387 Email : [email protected] Pendidikan
Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun Lulus
TK Al-Musanifiah - 2004
SD Al-Musanifiah - 2010
SMP SMP Negeri 194 Jakarta - 2013
SMA SMA Negeri 100 Jakarta IPA 2016
Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya Jakarta, 25 Juli 2020
(Margono)
69
LAMPIRAN A
70
Tabel B.1. Data Teknik Waduk Wlingi
Jenis Multi purpose
Daerah aliran sungai 2.890,00 Km2
Luas daerah terendam 380 Km2
Muka air banjir (FWL) +164,50 m
Muka air terendah (LWL) +163,00 m
Daya tampung bruto 24.000.000 m3
Daya tampung netto 5.200.000 m3
Debit masuk rata-rata 109,10 m3/s
Debit banjir perencanaan 2.800,00 m3/s
Tabel B.2. Data Bendungan PLTA Wlingi
Tipe Gabungan zone fill dan earth fill
Elevasi puncak +167,00 m
Elevasi dasar sungai +139,00 m
Panjang puncak 735,00 m
Volume timbunan 820.000,00 m3
Lebar puncak 8,00 m
71
Tabel B.3. Data Intake Gate
Elevasi puncak mercu +156,50 m
Lebar pintu 4 @ 9,50 x 38,00 m
Saringan (Trash rack) 4 @ 9,50 x 10,5 m
Pintu (Roller Gate) 4 @ 9,50 x 10,5 m
Pipa pesat (dua jalur) 6,80 m
Tabel B.4. Data Tail Race PLTA Wlingi
Tipe Tapesoid Concrete Open Canel
Ketinggian +127,50 m sampai +139,00 m
Muka air ketinggian +140,40 m (149,00 m/s)
Jenis pintu Pintu geser
Lebar pintu 6,29 m
Tinggi pintu 6,64 m
Bahan pintu SM 50 A ; SS 41
Berat pintu 19,5 ton
Jumlah rangka pintu 4 set
Jumlah pintu 2 set
72
Tabel B.5. Data Teknik Turbin PLTA Wlingi
Tipe VK-IRS (Vertikal Kaplan)
Merk Toshiba
Nomor seri 3600896
Rate speed 143 rpm
Guide vane 20 buah
Runner blade 5 buah
Center turbin level El. 137.000 m
Tabel B.6. Desain Kondisi Ketinggian Turbin PLTA Wlingi
Tinggi Efektif (m) Debit (m3/s) Output (kW)
Head max 27,7 139 27800
Head design 22 144 27800
Head min 20,6 157,7 27800
Tabel B.7. Effisiensi Turbin PLTA Wlingi
Tinggi Efektif
(m)
Output (kW)
100%
27800
80%
22240
60%
16680
40%
11120
27,7 90 90,7 89,5 87
22 90 90,7 89,6 87,2
20,6 90 90,7 89,8 87,4
73
Tabel B.6. Data Teknik Generator PLTA Wlingi
Jumlah unit 2
Jenis 3 Phasa, AC Generator dengan
eksitasi sendiri oleh eksiter statis
Tipe VTC-AC, Vertical rotary field totally
eclosed buctair circuiting type air
cooler
Ventilation Self ventilation type
Time rating Continous
Rated Output 30.000 KVA
Tegangan 11.000 Volt
Arus 1.575 A
No of Pole 3
Frekuensi 50 Hz
Kecepatan 143 rpm
Power Factor 0,9
Eksitasi 225 volt
Field current 800 A
Class of insulation B
Prime mover 27.800 kW Vertical Kaplan Water
Turbine
Metode eksitasi Self excitation by static exciter
Armature winding Single star external connection no of
terminal 6
Neutral point Resistance grounding
74
LAMPIRAN B
75
DATA DEBIT INFLOW PLTA WLINGI TAHUN 2019
TANGGAL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
1 70,66 154,63 148,42 166,91 156,90 67,86 59,27 58,18 75,91 43,68 33,02 51,28
2 78,67 169,07 138,36 173,57 103,33 77,93 58,09 62,82 61,39 42,47 38,55 51,90
3 54,87 187,55 172,37 184,58 121,84 76,68 57,74 60,48 59,05 54,40 33,31 55,27
4 88,01 145,69 145,71 179,58 102,70 69,24 59,96 94,23 57,69 44,72 47,58 58,59
5 63,95 119,86 151,77 184,21 94,20 81,76 63,12 34,73 57,19 27,77 45,59 53,93
6 83,98 102,75 169,27 178,55 128,61 68,93 67,12 53,68 55,71 42,64 32,58 73,37
7 64,67 136,27 222,74 182,95 145,16 69,74 76,64 59,54 60,43 30,13 31,22 74,30
8 67,63 110,62 171,79 188,04 155,68 67,35 68,16 60,46 62,59 28,42 33,56 91,26
9 65,39 193,44 136,78 187,04 93,36 69,37 58,56 56,61 59,00 31,85 33,46 52,85
10 59,09 134,82 134,74 196,25 89,13 65,65 49,57 56,56 59,03 29,43 46,78 55,78
11 60,36 181,46 63,36 180,41 80,96 66,55 66,87 56,35 58,75 33,57 34,80 64,96
12 101,43 178,19 69,66 182,32 94,22 68,12 56,80 57,74 56,12 42,80 33,66 93,06
13 125,33 179,94 147,02 192,91 88,13 67,26 52,89 61,23 58,99 36,72 30,84 64,41
14 100,97 105,69 143,04 187,70 87,14 82,93 61,19 60,27 57,81 29,37 32,20 46,71
15 106,90 109,49 104,60 167,22 87,13 75,07 60,55 69,57 59,43 42,07 37,74 73,25
16 169,38 144,59 167,30 191,42 97,20 101,27 66,63 70,28 58,27 43,75 35,62 87,36
17 151,38 174,94 189,51 164,80 81,43 57,35 66,87 59,80 55,22 33,17 34,57 92,50
18 221,93 176,18 187,41 155,68 71,12 53,56 55,38 58,60 55,26 33,85 41,38 68,25
19 165,13 126,11 205,67 142,89 67,65 54,55 51,51 55,45 55,53 35,42 38,62 67,77
20 105,26 180,53 212,82 145,15 68,51 56,41 55,69 65,63 50,22 32,47 32,29 62,64
21 108,45 168,01 203,61 168,62 67,61 59,49 93,42 49,90 57,64 32,71 35,02 55,11
22 161,01 180,09 223,73 123,24 70,68 59,16 63,35 63,08 118,74 31,61 33,58 54,80
23 150,40 163,67 215,91 139,86 70,65 76,87 59,01 63,30 51,90 34,43 32,07 51,70
24 214,47 200,75 202,94 135,90 68,10 53,43 62,04 80,41 50,70 32,45 47,77 49,88
25 222,03 181,56 187,42 132,67 62,61 48,93 61,55 66,45 49,93 32,31 33,46 54,52
26 199,20 170,68 179,78 103,54 76,89 59,03 61,37 79,14 48,97 31,65 34,34 54,50
27 105,47 172,48 175,97 95,13 74,56 57,72 60,45 75,54 44,00 30,57 36,13 81,06
28 112,64 155,86 172,55 125,42 81,53 60,43 59,39 77,52 43,75 26,03 40,67 117,76
29 84,26 0,00 172,70 174,14 73,37 56,36 59,95 79,05 49,11 30,32 51,69 100,09
30 119,74 0,00 167,26 165,55 88,76 62,78 66,02 78,54 41,41 32,38 49,73 74,97
31 177,96 0,00 173,61 0,00 74,19 0,00 54,93 60,25 0,00 33,23 0,00 90,57
MAX 222,03 200,75 222,74 196,25 156,90 101,27 93,42 94,23 118,74 54,40 51,69 117,76
MIN 54,87 102,75 63,36 95,13 62,61 48,93 49,57 34,73 41,41 26,03 30,84 46,71
RATA-RATA 118,08 142,09 166,38 157,94 91,07 64,25 61,74 64,05 55,8 35,04 36,19 68,53
76
LAMPIRAN C
77
DATA DEBIT OUTFLOW PLTA WLINGI TAHUN 2019
TANGGAL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
1 54,29 143,45 133,87 157,49 144,37 56,49 43,26 42,14 58,93 32,14 27,76 44,64
2 60,71 161,77 125,37 157,43 90,96 54,41 40,33 37,89 48,04 34,81 32,20 43,86
3 36,82 168,11 157,16 171,21 100,01 59,09 42,40 45,16 51,15 37,16 26,64 46,13
4 67,23 126,83 126,81 163,67 95,76 64,56 45,33 77,21 46,62 34,15 37,92 53,16
5 47,74 104,99 138,83 167,18 87,44 62,40 48,76 32,72 41,20 30,40 38,42 43,28
6 66,27 86,37 148,66 167,66 116,87 52,43 53,69 34,34 41,64 29,95 25,71 63,54
7 46,44 122,27 214,18 165,62 130,34 49,03 62,06 39,74 49,36 22,72 25,45 69,04
8 51,92 95,44 152,26 176,64 145,74 51,93 53,34 43,60 53,08 19,24 24,40 78,19
9 48,26 177,52 125,33 175,29 75,60 52,29 44,27 42,19 52,32 20,40 26,94 42,37
10 45,38 120,99 122,27 176,68 79,06 51,42 37,61 39,49 45,95 23,91 36,19 42,90
11 43,58 172,23 0,00 165,58 68,73 48,50 44,27 43,88 48,93 28,56 23,05 51,92
12 83,47 159,39 0,00 164,66 76,18 50,49 42,82 38,51 44,80 31,30 28,96 84,23
13 106,14 164,22 46,82 183,99 77,06 56,63 40,27 46,32 45,70 26,52 20,95 55,07
14 86,26 84,31 125,56 175,26 70,21 64,32 43,92 49,51 45,43 25,40 19,14 39,42
15 93,92 95,06 95,69 151,27 77,60 61,94 46,05 56,05 51,66 32,36 33,37 60,52
16 154,55 130,24 143,69 171,70 82,07 71,00 44,23 50,90 47,73 34,18 26,91 80,75
17 106,24 164,92 175,60 159,06 64,02 45,61 52,69 43,69 45,86 24,66 23,59 80,68
18 186,41 157,00 175,43 136,31 56,41 38,86 48,26 42,99 45,85 25,47 33,07 61,57
19 147,71 117,07 183,81 129,20 49,52 38,74 34,64 42,44 45,81 24,39 33,71 58,98
20 83,84 158,61 205,49 134,10 55,06 40,24 35,87 48,66 44,51 26,40 24,30 51,00
21 88,51 158,43 185,23 157,25 49,48 41,01 70,76 42,18 45,82 24,26 28,18 35,68
22 152,62 163,30 197,20 111,38 54,59 41,78 48,14 41,47 101,98 23,94 23,89 40,80
23 121,87 149,98 205,00 116,77 55,78 62,65 48,91 48,49 48,06 25,62 25,17 37,92
24 195,58 179,17 196,27 127,55 54,25 39,43 49,05 65,04 39,13 31,46 33,45 38,95
25 212,66 177,05 173,37 114,55 55,07 35,93 45,20 57,37 37,66 23,03 27,27 51,97
26 178,64 149,38 172,87 88,81 49,52 33,84 47,08 70,29 40,09 22,84 25,03 44,85
27 86,78 156,82 163,68 83,83 57,17 42,51 44,93 62,61 32,11 22,01 33,05 66,78
28 100,78 145,46 156,60 111,94 66,16 44,58 44,53 62,80 32,28 22,53 31,97 108,83
29 60,98 0,00 158,82 157,73 59,80 43,26 44,46 61,12 42,70 21,83 37,77 87,34
30 105,79 0,00 151,16 152,32 79,36 44,71 50,42 64,76 36,51 22,89 38,88 67,50
31 162,43 0,00 159,66 0,00 56,16 0,00 42,35 49,30 0,00 23,41 0,00 75,90
MAX 212,66 179,17 214,18 176,68 145,74 71,00 70,76 77,21 101,98 34,81 38,88 108,83
MIN 36,82 84,31 0,00 83,83 49,48 33,84 34,64 32,72 32,11 19,24 19,14 37,92
RATA-RATA 99,48 128,72 145,7 144,26 76,79 48,39 46,45 49,13 45,51 26,71 28,17 58,31
78
LAMPIRAN D
79
DATA ELEVASI WADUK WLINGI TAHUN 2019
TANGGAL JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
1 163,33 163,30 163,21 163,08 163,10 163,38 163,35 163,29 163,42 163,29 163,49 163,47
2 163,38 163,18 163,20 163,12 163,07 163,28 163,35 163,39 163,42 163,31 163,46 163,47
3 163,37 163,20 163,19 163,09 163,23 163,36 163,36 163,36 163,37 163,36 163,47 163,48
4 163,35 163,21 163,12 163,05 163,20 163,41 163,37 163,46 163,38 163,37 163,46 163,46
5 163,29 163,27 163,30 163,13 163,30 163,21 163,38 163,26 163,34 163,33 163,44 163,44
6 163,36 163,30 163,23 163,13 163,28 163,32 163,33 163,25 163,40 163,34 163,44 163,47
7 163,33 163,24 163,36 163,15 163,31 163,32 163,40 163,36 163,39 163,37 163,44 163,43
8 163,31 163,25 163,27 163,17 163,22 163,40 163,31 163,36 163,45 163,39 163,46 163,45
9 163,39 163,29 122,43 163,11 163,40 163,40 163,25 163,33 163,38 163,41 163,38 163,42
10 163,34 163,45 163,14 163,20 163,28 163,32 163,22 163,31 163,37 163,34 163,41 163,43
11 163,34 163,14 116,21 163,13 163,24 163,30 163,36 163,32 163,36 163,17 163,45 163,42
12 163,40 163,24 116,81 163,21 163,28 163,36 163,42 163,38 163,32 163,22 163,39 163,45
13 163,43 163,23 162,77 163,04 163,29 163,34 163,34 163,41 163,36 163,35 163,46 163,38
14 163,44 163,40 163,19 163,02 163,23 163,36 163,27 163,40 163,40 163,31 163,49 163,39
15 163,33 163,38 163,18 163,08 163,19 163,39 163,33 163,37 163,39 163,33 163,44 163,44
16 163,31 163,43 163,05 163,17 163,37 163,46 163,31 163,37 163,39 163,38 163,44 163,39
17 163,37 163,28 163,26 163,16 163,35 163,36 163,38 163,38 163,39 163,39 163,48 163,39
18 163,38 163,28 163,08 163,12 163,33 163,33 163,30 163,36 163,37 163,40 163,47 163,36
19 163,31 163,15 163,18 163,24 163,37 163,21 163,23 163,31 163,37 163,42 163,46 163,31
20 163,23 163,24 163,26 163,27 163,38 163,29 163,31 163,37 163,35 163,42 163,48 163,32
21 163,35 163,20 163,09 163,14 163,35 163,30 163,34 163,31 163,46 163,42 163,45 163,34
22 163,27 163,21 163,24 163,19 163,37 163,34 163,35 163,36 163,46 163,42 163,47 163,42
23 163,22 163,18 163,10 163,24 163,39 163,16 163,30 163,42 163,34 163,46 163,47 163,39
24 163,29 163,28 163,09 163,19 163,38 163,28 163,29 163,43 163,32 163,34 163,47 163,46
25 163,33 163,23 163,11 163,15 163,35 163,23 163,35 163,43 163,34 163,28 163,47 163,42
26 163,12 163,25 163,10 163,36 163,32 163,34 163,32 163,37 163,34 163,37 163,47 163,32
27 163,11 163,33 163,05 163,34 163,42 163,32 163,33 163,30 163,37 163,46 163,45 163,40
28 163,29 163,38 163,13 163,25 163,42 163,34 163,32 163,35 163,35 163,47 163,44 163,19
29 163,33 0,00 163,11 163,14 163,40 163,32 163,32 163,42 163,37 163,47 163,45 163,33
30 163,44 0,00 163,16 163,15 163,45 163,38 163,36 163,42 163,30 163,48 163,46 163,27
31 163,43 0,00 163,09 0,00 163,33 0,00 163,31 163,36 0,00 163,49 0,00 163,33
MAX 163,44 163,45 163,30 163,36 163,45 163,46 163,42 163,46 163,46 163,49 163,49 163.50
MIN 163,11 163,14 116,21 163,05 163,07 163,16 163,22 163,25 163,30 163,17 163,38 162,87
RATA-RATA 163,33 163,27 162,6 163,16 163,31 163,33 163,33 163,36 163,37 163,37 163,45 163,39
80
LAMPIRAN E
81
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk
penyebut (N2)
df untuk pembilang (N1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 161 199 216 225 230 234 237 239 241 242 243 244 245 245 246
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.38 19.40 19.40 19.41 19.42 19.42 19.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 8.76 8.74 8.73 8.71 8.70
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5.94 5.91 5.89 5.87 5.86
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 4.70 4.68 4.66 4.64 4.62
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 4.03 4.00 3.98 3.96 3.94
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 3.60 3.57 3.55 3.53 3.51
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 3.31 3.28 3.26 3.24 3.22
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 2.94 2.91 2.89 2.86 2.85
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 2.82 2.79 2.76 2.74 2.72
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 2.72 2.69 2.66 2.64 2.62
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 2.63 2.60 2.58 2.55 2.53
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 2.57 2.53 2.51 2.48 2.46
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.40 2.37 2.35
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 2.41 2.38 2.35 2.33 2.31
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 2.37 2.34 2.31 2.29 2.27
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 2.34 2.31 2.28 2.26 2.23
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 2.31 2.28 2.25 2.22 2.20
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 2.28 2.25 2.22 2.20 2.18
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 2.26 2.23 2.20 2.17 2.15
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 2.24 2.20 2.18 2.15 2.13
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 2.22 2.18 2.15 2.13 2.11
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 2.20 2.16 2.14 2.11 2.09
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.27 2.22 2.18 2.15 2.12 2.09 2.07
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.25 2.20 2.17 2.13 2.10 2.08 2.06
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 2.45 2.36 2.29 2.24 2.19 2.15 2.12 2.09 2.06 2.04
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.28 2.22 2.18 2.14 2.10 2.08 2.05 2.03
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 2.13 2.09 2.06 2.04 2.01
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 2.41 2.32 2.25 2.20 2.15 2.11 2.08 2.05 2.03 2.00
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 2.40 2.31 2.24 2.19 2.14 2.10 2.07 2.04 2.01 1.99
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 2.39 2.30 2.23 2.18 2.13 2.09 2.06 2.03 2.00 1.98
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 2.38 2.29 2.23 2.17 2.12 2.08 2.05 2.02 1.99 1.97
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 2.37 2.29 2.22 2.16 2.11 2.07 2.04 2.01 1.99 1.96
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 2.36 2.28 2.21 2.15 2.11 2.07 2.03 2.00 1.98 1.95
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 2.36 2.27 2.20 2.14 2.10 2.06 2.02 2.00 1.97 1.95
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 2.35 2.26 2.19 2.14 2.09 2.05 2.02 1.99 1.96 1.94
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 2.34 2.26 2.19 2.13 2.08 2.04 2.01 1.98 1.95 1.93
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 2.04 2.00 1.97 1.95 1.92
41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44 2.33 2.24 2.17 2.12 2.07 2.03 2.00 1.97 1.94 1.92
42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44 2.32 2.24 2.17 2.11 2.06 2.03 1.99 1.96 1.94 1.91
43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43 2.32 2.23 2.16 2.11 2.06 2.02 1.99 1.96 1.93 1.91
44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43 2.31 2.23 2.16 2.10 2.05 2.01 1.98 1.95 1.92 1.90
45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42 2.31 2.22 2.15 2.10 2.05 2.01 1.97 1.94 1.92 1.89
82
LAMPIRAN F
83
Prakiraan Musim Kemarau 2020 di Jawa BMKG
Daerah/Kabupaten Awal Musim
Kemarau Antara
Perbandingan Terhadap Rata-rata (Dasarian)
Sifat Hujan Puncak Musim
Kemarau
Blitar bagian timur, Malang bagian
barat Mei I – Mei III +2 Normal Agustus
Blitar bagian timur laut, Malang bagian
tengah Mei I – Mei III +1 Normal Agustus
84
LAMPIRAN G
85
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Margono
NIM : 201611236
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana
Pembimbing Utama :.Ir. Agung Hariyanto, MT.
Judul Skripsi : Pengaruh Variasi Musim Terhadap Produksi
Energi Tenaga Listrik PLTA Wlingi 2x27 MW
Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing
20-12-2019 Pengajuan judul skripsi
07-01-2020 Konsultasi pengajuan proposal skripsi
09-01-2020 Konsultasi Bab 1
15-01-2020 Revisi Bab 1
31-01-2020 Konsultasi Bab 2 dan Bab 3
21-02-2020 Revisi Bab 2 dan 3
06-03-2020 Revisi Bab 3 dan konsultasi Bab IV
29-05-2020 Revisi permasalah Bab 4
19-06-2020 Konsultasi pengolahan data Bab 4
03-07-2020 Revisi Bab 4
17-07-2020 Konsultasi Bab 5 dan Abstrak
24-07-2020 Pengesahan Skripsi
86
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Margono
NIM : 201611236
Program Studi : Teknik Elektro
Jenjang : Sarjana
Pembimbing Kedua :.Rizky Pratama Putera ST. , MT.
Judul Skripsi : Pengaruh Variasi Musim Terhadap Produksi
Energi Tenaga Listrik PLTA Wlingi 2x27 MW
Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing
20-12-2019 Pengajuan judul skripsi
07-01-2020 Konsultasi pengajuan proposal skripsi
09-01-2020 Konsultasi Bab 1
15-01-2020 Revisi Bab 1
31-01-2020 Konsultasi Bab 2 dan Bab 3
21-02-2020 Revisi Bab 2 dan 3
06-03-2020 Revisi Bab 3 dan konsultasi Bab IV
29-05-2020 Revisi permasalah Bab 4
19-06-2020 Konsultasi pengolahan data Bab 4
03-07-2020 Revisi Bab 4
17-07-2020 Konsultasi Bab 5 dan Abstrak
24-07-2020 Pengesahan Skripsi