INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

63
INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN ENERGI AKIBAT KWH METER BLANK PADA PELANGGAN 16500 VA DI PT.PLN (PERSERO) UP3 METRO DISUSUN OLEH : DIMAS ARIF RAFIQI NIM: 2017-71-047 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN JAKARTA, 2020

Transcript of INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

Page 1: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

PROYEK AKHIR

STUDI KERUGIAN ENERGI AKIBAT KWH METER BLANK PADA

PELANGGAN 16500 VA DI PT.PLN (PERSERO) UP3 METRO

DISUSUN OLEH :

DIMAS ARIF RAFIQI

NIM: 2017-71-047

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN

ENERGI TERBARUKAN

JAKARTA, 2020

Page 2: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

i

LEMBAR PENGESAHAN

PROYEK AKHIR

STUDI KERUGIAN ENERGI AKIBAT KWH METER BLANK PADA

PELANGGAN 16500 VA DI PT.PLN (PERSERO) UP3 METRO

Disusun oleh :

Dimas Arif Rafiqi

NIM : 2017-71-047

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pada Program Studi Diploma III

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

Jakarta, 23 Juni 2020

Mengetahui, Disetujui,

Kepala Program Studi D-III

Teknologi Listrik

Dosen Pembimbing Utama

Retno Aita Diantari, ST.,MT Novi Gusti Pahiyanti,ST.,MT

Dosen Pembimbing Kedua

Albert Gifson Hutajulu,ST.,MT

Page 3: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Nama : Dimas Arif Rafiqi

NIM : 2017-71-047

Program Studi : Diploma III Teknologi Listrik

Judul : Studi Kerugian Energi Akibat Kwh meter Blank Pada

Pelanggan 16500 VA di PT.PLN (Persero) UP3 Metro

Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program

Studi Diploma III Teknologi Listrik Fakultas Ketenagalistrikan dan Energi

Terbarukan Institut Teknologi - PLN pada tanggal 25 Agustus 2020

Tim Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Retno Aita Diantari, ST., MT Ketua Penguji

2. Oktaria Handayani, ST., MT Sekretaris Penguji

3. Aas Wasri Hasanah, S.SI., MT Anggota Penguji

Mengetahui :

Kepala Program Studi D-III Teknologi Listrik

Retno Aita Diantari, ST., MT

Page 4: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

iii

Page 5: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

iv

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan ini Saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang

sebesar – besarnya kepada yang terhormat:

Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT.

Albert Gifson Hutajulu, ST., MT.

Selaku dosen pembimbing pertama dan kedua yang dengan kesabarannya

telah memberikan petunjuk, saran – saran, serta bimbingannnya sehingga

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Jakarta, 23 Juni 2020

Dimas Arif Rafiqi

NIM : 2017-71-047

Page 6: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi - PLN, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : DIMAS ARIF RAFIQI

NIM : 2017-71-047

Program Studi : DIPLOMA TIGA

Jurusan : TEKNOLOGI LISTRIK

Jenis karya : PROYEK AKHIR

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Institut Tekonologi – PLN Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Nonexclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI KERUGIAN ENERGI AKIBAT KWH METER BLANK PADA

PELANGGAN 16500 VA DI PT.PLN (PERSERO) UP3 METRO. Beserta

perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif

ini Institut Tekonologi - PLN berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,dan

mempublikasikan Proyek Akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : 23 Juni 2020

Yang menyatakan,

Dimas Arif Rafiqi

NIM : 201771047

Page 7: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

vi

STUDI KERUGIAN ENERGI AKIBAT KWH METER BLANK PADA

PELANGGAN 16500 VA DI PT.PLN (PERSERO) UP3 METRO

Dimas Arif Rafiqi, 2017-71-047

Di bawah bimbingan Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT dan Albert Gifson Hutajulu, ST.,MT.

ABSTRAK

Kebutuhan akan tenaga listrik pada era globalisasi saat ini semakin meningkat. Mulai dari rumah tangga, industri, rumah sakit, sekolah, dll. Hal ini membuat tingkat permintaan energi listrik semakin bertambah. Maka dari itu, dibutuhkan metode atau cara yang efektif dan efisien untuk melakukan pengukuran energi listrik yang digunakan oleh konsumen tersebut. Dengan adanya metode ini, diharapkan hasil pengukuran energi listrik yang digunakan oleh konsumen terukur dengan tepat dan akurat dan juga dapat menurunkan angka susut/losses, karena angkat susut/losses tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja PLN. Saat ini PT.PLN (Persero) menerapkan metode pengukuran energi listrik dengan menggunakan sistem AMR (Automatic Meter Reading). Dengan menggunakan sistem ini, dapat mempermudah dalam melakukan pembacaan kWh meter yang ada pada pelanggan, selain itu AMR juga dapat mengidentifikasi beberapa anomaly yang dapat menyebabkan terjadinya susut. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ditemukan gangguan yang disebabkan kWh meter mati / blank sehingga menyebabkan kerugian bagi pihak PLN yang berdampak muncul tagihan susulan pada pelanggan B2 dengan daya 16500 VA sebesar Rp 5.547.454,76

Kata kunci : Pengukuran Energi Listrik, AMR, Susut.

Page 8: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

vii

STUDY OF ENERGY LOSS DUE TO KWH METER BLANK IN

16500 VA CUSTOMERS AT PT. PLN (PERSERO) UP3 METRO

Dimas Arif Rafiqi, 2017-71-047

Under the guidance of Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT and Albert Gifson Hutajulu, ST.,MT.

ABSTRACT

The need for electricity in the era of globalization is increasing today. Starting from households, industries, hospitals, schools, etc. This makes the level of electricity demand grow. Therefore, it takes an effective and efficient method or way to measure the electrical energy used by the consumer. With this method, it is expected that the results of electrical energy measurements used by consumers are measured precisely and accurately and can also decrease the number of shrinks / losses, because the shrinking / losses are very influential to pln performance. Currently PT. PLN (Persero) implements electrical energy measurement method using AMR (Automatic Meter Reading) system. By using this system, it can make it easier to perform kWh meter readings on customers, in addition AMR can also identify some anomaly that can cause shrinking. The results explained that there was a disturbance caused by kWh meter off / blank resulting in losses on the part of PLN that impacted the appearance of follow-up bills on B2 customerswith a power of 16500 VA amounting to Rp 5.547.454,76

Keywords : Electrical Energy Measurement, AMR, Shrink.

Page 9: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI...................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR .............................................. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... v

ABSTRAK (Indonesia) ................................................................................. vi

ABSTRACT (Inggris) .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR RUMUS .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Permasalahan Penelitian ....................................................................... 2

1.2.1 Identifikasi Masalah .......................................................................... 2

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ................................................................... 3

1.2.3 Rumusan Masalah ............................................................................ 3

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian .............................................................. 3

1.3.1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 5

Page 10: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

ix

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................... 5

2.2 Landasan Teori ...................................................................................... 6

2.2.1 Sistem Distribusi ............................................................................... 6

2.2.2 Pengukuran Besaran Listrik .............................................................. 7

2.2.3 Pengukuran Energi Dan Daya Listrik ................................................ 8

2.2.4 Pengertian Automatic Meter Reading (AMR) .................................... 9

2.2.5 Perangkat AMR ................................................................................ 11

2.2.6 Pelanggan AMR (Automatic Meter Reading) .................................... 16

2.2.7 Pemeliharaan AMR (Automatic Meter Reading) Pada Pelanggan .... 17

2.2.8 Kelebihan Dan Kekurangan AMR ..................................................... 19

2.2.9 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 23

3.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................ 23

3.1.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 23

3.1.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 23

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 24

3.2 Perancangan Penelitian ......................................................................... 24

3.2.1 ketentuan pemasangsan Automatic Meter Reading (AMR) .............. 24

3.2.2 Alur Proses Commissioning Pelanggan AMR ................................... 25

3.2.3 Susut Energi ..................................................................................... 31

3.3 Teknik Analisa........................................................................................ 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34

4.1 Hasil ....................................................................................................... 34

4.1.1 Data Pelanggan Tegangan Rendah ................................................. 34

4.1.2 Susut Akibat Meter Stop ................................................................... 34

4.1.3 Pemeliharaan AMR (Automatic Meter Reading) ............................... 35

Page 11: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

x

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 38

4.2.1 Menghitung Tagihan Susulan ........................................................... 38

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 41

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 41

5.2 Saran ..................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 43

Page 12: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Energi Keadaan Setelah Diperbaiki ............................................... 38

Tabel 4.2 Selisih Antara Data Terukur Dengan Data Yang Di Hitung ............ 40

Page 13: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Pelanggan ...................... 7

Gambar 2.2 Tarif Daftar Listrik PT.PLN (Persero) ......................................... 8

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan AMR ......................................................... 10

Gambar 2.4 Meter Elektronik EDMI MK 10E.................................................. 12

Gambar 2.5 Modem MLis............................................................................... 13

Gambar 2.6 Komputer ................................................................................... 13

Gambar 2.7 USB adapter RS 232 serial port ................................................. 14

Gambar 2.8 Adaptor ...................................................................................... 14

Gambar 2.9 Antena ........................................................................................ 15

Gambar 2.10 Kerangka Pemikiran ................................................................. 21

Gambar 3.1 Halaman Utama Menu Commissioning ...................................... 26

Gambar 3.2 Data Yang Akan di-Commissioning............................................ 26

Gambar 3.3 Data Location dan asset telah diisi ............................................. 27

Gambar 3.4 Hasil Tes Binding Data Berhasil ................................................. 28

Gambar 3.5 Tab Load Profile Pada Activation Result .................................... 29

Gambar 3.6 Tab Billing Pada Activation Result ............................................. 29

Gambar 3.7 Tab Instan Pada Activation Result ............................................. 30

Gambar 3.8 Klik Confirm Active ..................................................................... 31

Page 14: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

xiii

Gambar 3.9 Tampil Activation Successfully ................................................... 31

Gambar 3.10 Flowchart Teknik Analisa ......................................................... 33

Gambar 4.1 Penarikan Data Saat Keadaan Meter Rusak ............................. 35

Gambar 4.2 kWh Meter Mati/Blank ................................................................ 36

Gambar 4.3 Penggantian kWh Meter Elektronik ............................................ 37

Gambar 4.4 Penarikan Data Setelah Meter Di Perbaiki ................................. 37

Page 15: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

xiv

DAFTAR RUMUS

Daya Fasa R .................................................................................................. 32

Daya Fasa S .................................................................................................. 32

Daya Fasa T .................................................................................................. 32

Daya Total ...................................................................................................... 32

Kurang Tagih Total ......................................................................................... 32

Page 16: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam

menunjang aktivitas kerja di berbagai bidang, teknologi juga berdampak pada

semua aspek kehidupan manusia yang berhubungan dengan dunia informasi

dan teknologi. Sebagai suatu perusahaan yang membeli, menjual, serta

mendistribusikan listrik ke lingkungan masyarakat, PT.PLN (Persero) area

Metro guna mengikuti kemajuan teknologi dunia, mengembangkan sistem

komunikasi data yang lebih efisien dan mutahir dalam bagian Transaksi Enenrgi

(TE). Pemakaian sistem Outsourching (Mitra Kerja PLN), yaitu dengan

pembacaan meter dengan cara manual mencatat angka stand meter yang

terdapat di setiap kWh meter pelanggan dan mengirim angka tersebut

menggunakan telepon genggam yang awalnya diterapkan oleh PT.PLN

(Persero) Area Metro baik pada pelanggan besar ataupun kecil ternyata

memiliki banyak sekali kendala.

Kendala-kendala yang dialami antara lain: pada saat Cater ingin melakukan

pengecekan meter ke rumah-rumah pelanggan, namun banyak rumah yang

terkunci sehingga Cater tidak dapat melakukan pengecekan meter kWh. Selain

itu, kendala yang di alami oleh Cater antara lain sinyal yang sulit dan baterai

handphone milik Cater yang juga mengganggu pekerjaan Cater pada saat

melakukan pengiriman stand meter dari meter pelanggan, dan kendala lain

yaitu pada saat Cater yang baru ingin melakukan pengecekan meter ke rumah-

rumah pelanggan namun terkendala oleh alamat tujuan dari tiap-tiap

pelanggan.

Saat ini PT.PLN (Persero) Area Metro menerapkan meter elektronik AMR

(Automatic Meter Reading) menggunakan modem GSM / GPRS ini

membutuhkan biaya yang cukup mahal, Pihak PLN hanya menggunakan

sistem teknologi ini hanya kepada pelanggan-pelanggan tertentu saja

(Pelanggan besar).

Page 17: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

2

1.2 Permasalahan Penelitian

1. Terjadinya gagal baca pada pelanggan Automatic Meter Reading (AMR).

2. Terjadinya susut energi yang disebabkan oleh faktor non-teknis.

3. Pengukuran secara langsung pada kWh meter pelanggan cukup sulit.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Seiring dengan perkembangan teknologi dan dengan meningkatnya

jumlah konsumen. PT.PLN (Persero) UP3 Metro di tuntut untuk memberikan

pelayanan yang terbaik, memberikan mutu dan jumlah yang memadahi dalam

menyediakan tenaga listrik. Dalam hal ini dibutuhkan metode yang efektif dan

efisien yaitu dengan cara menggunakan teknologi modern dalam melakukan

pengukuran energi listrik yang digunakan oleh konsumen. Dengan adanya

metode ini diharapkan agar hasil pengukuran yang digunakan oleh konsumen

dapat terukur dengan akurat. Selain itu, metode ini diharapkan dapat

menurunkan angka susut / losses. Karena angka susut/ losses tersebut

berpengaruh besar terhadap kinerja PLN.

Metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran energi listrik yang

digunakan oleh konsumen yaitu metode pengukuran energi listrik dengan

menggunakan sistem AMR (Automatic Meter Reading). Sistem AMR sendiri

merupakan sistem pembacaan atau pengukuran energi listrik pada pelanggan

secara lokal maupun jarak jauh. Hasil pengukuran energi listrik pada kWh meter

elektronik AMR tidak jauh berbeda dengan hasil pengukuran kWh meter lainya.

Namun dalam pengukuran energi listrik pada kWh AMR, selain terdapat

perhitungan daya, terdapat pula perhitungan tegangan, arus listrik, serta cos φ.

Dengan menggunakan kWh meter elektronik AMR pemakaian pelanggan dapat

terpantau setiap saat dari ruang kontrol. Sistem AMR juga dapat digunakan

dalam penertiban rekening, untuk menganalisa beban pelanggan, perhitungan

susut / losses distribusi, dan juga dapat memantau secara efektif terhadap

pelanggaran atau penyalahgunaan energi listrik yang tidak normal yang terjadi

pada konsumen.

Page 18: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

3

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang dibahas serta

tercapainya sasaran pembahasan yang tepat dan terarah, maka penulis perlu

membuat ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Ruang lingkup masalah

pada penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui pemantauan pemakaian energi listrik melalui sistem

Automatic Meter Reading (AMR).

2. Perhitungan susut tidak termasuk pelanggan I4 (Pelanggan Tegangan

Tinggi).

1.2.3 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dan permasalahan penelitian, dapat

ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Automatic Meter Reading (AMR) ini sudah cukup andal sebagai

alat ukur ?

2. Berapa besar energi (kWh) yang tidak terbaca oleh AMR akibat kWh

meter blank ?

3. Berapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat kWh meter blank ?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui dan memahami mengenai Automatic Meter Reading

(AMR) sebagai alat ukur

2. Untuk mengetahui berapa besar energi (kWh) yang tidak terbaca oleh

AMR akibat kWh meter blank

3. Untuk mengetahui berapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat kWh

meter blank

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sistem Automatic

Meter Reading (AMR)

2. Sebagai bahan referensi tentang perhitungan tagihan susulan akibat

terbakarnya kwh meter yang ada di pelanggan.

Page 19: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

4

1.4 Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan dalam bab ini akan di kemukakan Latar Belakang

Masalah, Permasalahan penelitian, Tujuan dan Manfaat penelitian serta

Sistematika penulisan proyek akhir. Bab II Landasan Teori menjelaskan tentang

tinjauan dan kerangka pemikiran tentang Automatic Meter Reading (AMR).

Bab III Metode penelitian, Teknik analisa tentang Keandalan Automatic Meter

Reading (AMR) sebagai alat ukur. Bab IV Hasil dan Pembahasan

mengemukakan Pemanfaatan Pemasangan Automatic Meter Reading (AMR)

dalam Upaya Menekan Susut Energi. Bab V penutup menjelaskan tentang

kesimpulan perhitungan dari bab-bab sebelumnya.

Page 20: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk membantu menyelesaikan proses pembuatan Proyek Akhir ini,

dibutuhkan adanya beberapa referensi yang dapat menjadi acuan penulis

dalam melakukan penelitian :

1. Jurnal Teknik Elektro, Peneliti Adi Heriyanto (2016) Dengan judul

“Studi Kasus Kinerja Sistem AMR (Automatic Meter Reading)

Pada pelanggan Daya 41,5 KVA-200 KVA Di Situbondo”.

Pada abstrak dijelaskan bahwa salah satu permasalahan yang

dihadapi oleh PLN adalah masih tingginya susut non teknik pelanggan

potensial AMR yang disebabkan dari kesalahan pemasangan dan

pemeliharaan.

2. Jurnal Teknik Elektro, Peneliti Amalia Alviana Fitri (2016) Dengan judul

“Penurunan Susut Non Teknis Pada Jaringan Distribusi

Menggunakan Sistem AMR (Automatic Meter Reading) Di PT.PLN

(Persero) Disjaya Tanggerang”.

Pada abstrak dijelaskan bahwa losses atau lebih dikenal dengan istilah

susut merupakan parameter penting yang harus selalu diperhatikan

oleh PT.PLN (Persero), karena parameter tersebut yang menunjukan

seberapa baik efisiensi dari suatu sistem.

3. Jurnal Teknik Elektro, Peneliti Anita Dian Pertiwi (2017) Dengan judul

“Analisa Pemakaian Listrik Pada Pelanggan Dengan Menggunakan

Automatic Meter Reading”.

Pada penelitian tersebut membahas mengenai cara menganalisa hasil

pembacaan pada AMR dengan menghitung energi yang tidak terbaca

dari pelanggan selama 5 hari dengan membandingkan stand meter

awal dan akhir.

Page 21: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

6

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Distribusi

Sistem distribusi merupakan sistem penyaluran tenaga listrik dari

pembangkit ke konsumen (beban). Agar tenaga listrik yang dibangkitkan oleh

pembangkit dapat sampai ke konsumen, maka di perlukan beberapa tahap

yaitu proses produksi tenaga listrik di pusat pembangkit tenaga listrik, proses

penyaluran daya dengan tegangan tinggi yang disalurkan dari pusat

pembangkit ke gardu induk, dan terakhir yaitu proses pendistribusian tenaga

listrik dengan tegangan menengah dan tegangan rendah dari gardu induk ke

pemakai atau konsumen.

Tegangan listrik sebelumnya dibangkitkan terlebih dahulu didalam pusat

listrik seperti PLTGU, PLTA PLTP, PLTD, dan PLTN. kemudian disalurkan

melalui saluran transmisi (SUTET). Sebelum di salurkan, tegangan listrik yang

ada di Pusat Listrik dinaikan tegangannya dengan menggunakan transformator

penaik tegangan (Step Up Transformator). Saluran transmisi digunakan untuk

menyalurkan energi listrik dari Pusat Listrik menuju Ke Gardu Induk. Saluran

transmisi tegangan tinggi yang ada di PLN umumnya mempunyai tegangan 66

kV, 150 kV dan 500 kV. untuk tegangan 500 kV dapat disebut sebagai

tegangan ekstra tinggi. Untuk saat ini saluran transmisi dapat berupa saluran

udara dan kabel tanah. Namun untuk kabel tanah, dibutuhkan biaya yang cukup

mahal. Maka dari itu, saluran transmisi yang ada pada PLN kebanyakan berupa

saluran udara. Kerugian dari penggunaan saluran udara ini antara lain mudah

terganggu, misalnya terganggu oleh pohon-pohon tinggi yang ada di sekitar

saluran udara, tersambar petir dan lain-lain.

Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah

tenaga listrik ke Gardu Induk (GI). Di Gardu Induk (GI) tegangan listrik

diturunkan kembali tegangannya. Penurunan tegangan ini menggunakan

transformator penurun tegangan (step down transformer) menjadi tegangan

menengah atau bisa juga disebut dengan istilah tegangan distribusi primer.

Umumnya tegangan menengah yang ada di PLN mempunyai tegangan 20 kV,

12 kV dan 6 kV. Namun untuk saat ini tegangan menengah atau tegangan

distribusi primer yang berkembang di PLN adalah 20 kV. Setelah Jaringan

Page 22: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

7

keluar dari gardu induk (GI), jaringan biasa disebut dengan jaringan

transmisi. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer

maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu

distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt atau

220/127 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR)

untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN

melalui Sambungan Rumah maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat

pembatas daya dan kWh meter.

Rekening listrik pelanggan tergantung kepada daya tersambung serta

pemakaian kWh nya. Oleh karenanya PLN memasang pembatas daya dan

kWh meter. Setelah melalui kWh meter, tenaga listrik kemudian memasuki

instalasi rumah, yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi milik PLN pada

umunya sampai kWh meter dan sesudah kWh meter instalasi listrik pada

umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan tenaga

listrik langsung memasuki alat-alat listrik seperti lampu, setrika, lemari es,

pesawat radio, pesawat televisi dan lain-lain.

Gambar 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik ke Pelanggan

2.2.2 Pengukuran Besaran Listrik

Pengukuran dengan kWh meter AMR yang akan dibahas meliputi

pengukuran besaran listrik berupa:

a) Energi : kWh, kVARH

Page 23: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

8

b) Tegangan : Voltage

c) Arus : Ampere

d) Faktor Kerja : cos φ

Besaran listrik yang akan diukur menyangkut pemakaian tenaga listrik

oleh pelanggan PT.PLN (Persero) dengan konsumennya. Bisnis tenaga listrik

antara PT.PLN (Persero) dengan konsumennya secara garis besar mengacu

pada tarif dasar listrik PT.PLN (Persero).

Transaksi bisnis listrik PT.PLN (Persero) dengan konsumennya secara

substansial ditentukan oleh pemakaian daya dan pemakaian energi dari

konsumen. Pemakaian daya terkait dengan daya terpasang pada konsumen

dan menyangkut pembayaran tetap setiap bulan berdasarkan Rp/VA.

Sedangkan pemakaian energi dibayar berdasarkan kategori tarif konsumen

dan Rp/kWh.

Gambar 2.2. Tarif Dasar Listrik PT.PLN (Persero)

Harga Rp/VA terpasang dan harga RP/pemakaian oleh konsumen

tergantung kepada kategori tarif yang dikenakan pada konsumen. Saat ini ada

lebih dari 20 kategori yang berlaku di Indonesia, misalnya tarif rumah tangga,

bisnis, tarif industri, dan tarif sosial. Tagihan pemakaian listrik pelanggan

didasarkan atas pemakaian per bulan, oleh karenanya diperlukan data

pengukuran bulanan yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan rekening

listrik.

2.2.3 Pengukuran Energi dan Daya Listrik

Pengukuran energi listrik menggunakan dua jenis alat ukur yaitu :

a) Pengukuran secara elektro mekanik dengan menggunakan kWh

Page 24: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

9

meter analog, meter analog adalah alat ukur energi listrik yang

bekerja secara elektromagnetik.

b) Pengukuran secara elektronik dengan menggunakan kWh meter

elektronik, meter elektronik adalah alat ukur energi listrik

menggunakan microprocessor sebagai pengaturan pemrosesan

data sampai dengan menampilkan hasil perhitungan di layar

liquid crystal display (LCD).

2.2.4 Pengertian Automatic Meter Reading (AMR)

Sistem AMR (Automatic Meter Reading) adalah metode yang digunakan

dalam melakukan pembacaan kWh meter pelanggan secara otomatis. Dalam

melakukan pembacaan kWh meter AMR, dibutuhkan media komunikasi

sehingga pembacaan meter dapat dilakukan dari jarak jauh.dengan

menggunakan metode ini, petugas operasi sistem AMR dapat melihat berbagai

parameter antara lain Stand, instantaneous, load profile pelanggan dan

penggunaan tertinggi. Namun sebelumnya parameter-parameter tersebut

harus di definisikan terlebih dahulu di kWh meter Elektronik, agar meter

elektronik tersebut dapat menyimpan data sesuai yang diinginkan.

Sistem AMR dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti

pemantauan pasokan energi kepada pelanggan, penggunaan energi

pelanggan, pemantauan susut di jaringan, keperluan perencanaan, penagihan

atau billing, dll. Data yang di dapat dari hasil pembacaan meter milik

pelanggan, selanjutnya akan disimpan ke dalam database, sehingga dapat

membantu dalam melakukan transaksi, melakukan analisa serta

troubleshooting. Dengan menerapkan teknologi ini, tentu saja dapat membantu

perusahaan penyedia tenaga listrik dalam menekan biaya operasional.

Ketepatan dan keakurasian dalam melakukan pembacaan meter AMR dapat

menjadi nilai tambah kepada pelanggannya dalam hal penyediaan, dan tentu

dapat menguntungkan bagi pelanggan itu sendiri.

Apabila pembacaan dilakukan di lapangan. Pembacaan meter dilakukan

dengan menghubungkan komputer ke meter pelanggan dengan menggunakan

kabel komunikasi RS 232, RS 485, atau RJ 45, dapat juga menggunakan

Page 25: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

10

optical probe. Namun dengan berkembangnya teknologi, belakangan ini sistem

AMR menggunakan teknologi komunikasi antara lain seperti PSTN (telepon

rumah), GSM, Gelombang Radio, PLC (Power Line Carrier) dan saat ini

pembacaan meter AMR menggunakan LAN / WAN / WIFI untuk meter yang

sudah di dukung TCP / IP.

Gambar 2.3. Konfigurasi jaringan AMR

Prinsip kerja dari Automatic Meter Reading (AMR) umumnya terdiri dari 3

komponen utama, antara lain :

1. Meter Interface Module, sistem ini terdiri dari 4 komponen yaitu power

supply yang dibutuhkan untuk menunjang proses kerja dari AMR

(Automatic Meter Reading), Meter sensor yang berfungsi sebagai alat

pengukur arus dan tegangan listrik, Controlling Electronic merupakan

suatu sistem elektronik yang dapat digunakan untuk mengolah data

hasil pengukuran dari meter sensor lalu diubah menjadi data digital

dan dikirim dengan menggunakan sistem Communication Interface

berupa modem GSM yang sesuai dengan media komunikasi yang

tersedia.

2. Communication System yang berfungsi sebagai media komunikasi

yang mengirim data pengukuran hasil AMR kepada kantor PT.PLN

(Persero) dengan menggunakan media komunikasi seperti jaringan

internet.

3. Office Central Equipment juga memiliki beberapa sistem utama seperti

Receivers data dan computer server. Receivers data dapat berupa

Page 26: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

11

modem GSM, ADSL dan lain-lain sesuai dengan media komunikasi

yang digunakan dalam proses pengiriman data. Receivers data harus

terhubung dengan computer operasi sistem AMR yang memiliki

kapasitas diatas komputer pada umunya, karena komputer digunakan

untuk menerima seluruh data AMR yang dikirim, selain itu komputer

yang digunakan harus dilengkapi dengan Operating System khusus

server untuk menjalankan Web dan database serta mampu melayani

permintaan dari komputer host. Komputer host yang dimaksud adalah

komputer yang digunakan oleh admin perusahaan PT.PLN (Persero)

area tertentu untuk mengakses web dan database dari pelanggan

AMR tersebut.

Pada sistem ketenagalistrikan di PT.PLN (Persero) terdapat beberapa

jenis kWh meter yaitu pasca bayar dan prabayar. Sebagian besar kWh meter

pasca bayar masih memerlukan proses pembacaan stand meter dan

pemutusan secara manual, sedangkan kWh meter prabayar memerlukan

mekanisme penginputan token secara manual sehingga sering terjadi proses

penyalahgunaan/tempering sehingga dapat mempengaruhi ketepatan proses

pengukuran kWh meter. Namun dengan adanya AMR (Automatic meter

Reading) yang dapat membantu proses pengukuran secara akurat dan dapat

mempermudah proses pembacaan stand secara real time.

2.2.5 Perangkat AMR

Perangkat dari AMR ini sendiri terdiri dari perangkat keras (hardware)

dan perangkat lunak (software).

a. Perangkat Keras (Hardware) AMR

kWh Meter Elektronik

Dalam melakukan pembacaan dengan menggunakan Meter

Elektronik ini PT.PLN (Persero) Area Metro ini menggunakan

beragam jenis meter elektronik, salah satunya adalah merk EDMI

Mk10E, perlengkapan seperti meter kWh, meter kVArh, meter arus,

meter tegangan, time switch dan selector switch semuanya sudah

tergabung dalam satu kemasan, dimana meter elektronik tersebut

dapat menampilkan / mengukur data tersebut. Sebelum dipakai

Page 27: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

12

untuk melakukan pembacaan meteran listrik, maka Meter

Elektronik atau ME harus di tera terlebih dahulu dan di-setting,

dimana dalam penyettingan ini Meter Elektronik atau ME diberi

nama (data diri). Setiap terjadi pengaksesan alat meteran, data

disimpan di log book.

Gambar 2.4. Meter Elektronik EDMI MK10E

Modem

Modem digunakan untuk menghubungkan antara saluran

komunikasi dengan kWh meter / komputer. Pemasangan modem

dapat bersifat internal maupun eksternal. Untuk pemasangan

internal, modem yang digunakan menyatu dengan meter. Modem

ini menggunakan sumber tegangan yang di dapat dari kWh meter.

Sedangkan untuk pemasangan eksternal modem yang dipakai tidak

menyatu dengan meter dan sumber tegangan dari luar. Sebelum

digunakan, modem GSM/GPRS ini terlebih dahulu disambungkan

ke bagian antena, ke bagian adaptor / teg DC, dan ke bagian kabel

data / meter. Setelah semuanya tersambung maka lampu LED

akan berkedip untuk mengindikasikan bahwa modem tersebut aktif

dan bisa digunakan.

Page 28: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

13

Gambar 2.5. Modem MLiS

Komputer

Komputer dalam sistem AMR digunakan sebagai alat untuk

pemograman. Selain itu komputer juga digunakan sebagai alat

pembacaan meter elektronik di sisi pelanggan.

Gambar 2.6. Komputer

Saluran Komunikasi

Dalam sistem AMR, saluran komunikasi yang digunakan untuk

menghubungkan antara komputer dengan kWh meter milik

pelanggan. Saluran komunikasi ini dapat berupa telepon PSTN,

GSM atau PLC / frekuensi radio. Namun jaringan untuk PSTN dan

PLC / frekuensi radio sudah tidak lagi digunakan. Sedangkan untuk

saat ini, untuk interface komunikasi yang paling umum tersedia di

Page 29: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

14

kWh meter elektronik dan juga pada IED atau Intelligent Electronic

Device lainya adalah interface Serial (RS-485 / RS-232). Beberapa

Meter dan IED untuk saat ini telah mendukung interface Ethernet,

disamping menyediakan interface Serial. Beberapa meter

elektronik dan IED juga telah menyediakan interfase USB, namun

pada umumnya interfase USB hanya digunakan sebagai port untuk

konfigurasi.

Gambar 2.7. USB adapter RS-232 serial port

Adaptor power supply 12 VDC

Adaptor berfungsi untuk memberikan supply pada modem yaitu

dengan cara mengubah tegangan listrik AC menjadi tegangan DC,

sehingga modem yang digunakan dapat bekerja dengan tegangan

yang sesuai dan stabil

Gambar 2.8 Adaptor

Page 30: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

15

Antena

Antena berfungsi sebagai pengirim dan penerima gelombang

elektromagnetik yang dapat membantu mengkonsentrasi dan

memfokuskan sinyal. Antena sendiri merupakan alat pasif tanpa

catu daya (power). wujud antena pun berbagai macam, mulai dari

seutas kabel, dipole, ataupun yagi,dsb.

Gambar 2.9 Antena

b. Perangkat Lunak (Software) AMR

Software Meter

Untuk software yang digunakan oleh kWh meter berbeda-beda,

sehingga setiap kWh meter elektronik mempunyai softwarenya

masing-masing. Software ini hanya dapat digunakan dengan meter

yang bersangkutan. Misalanya untuk software IIMS, hanya dapat

digunakan untuk meter elektronik merk Indigo+, software Ezyview,

hanya digunakan pada meter elektronik merk EDMI, software

Dyno+ digunakan untuk meter elektronik merk SL700,dan untuk

software MAP120 digunakan untuk meter elektronik merk ZMD.

Software AMR

Selain software meter, pada sistem AMR terdapat pula software

Page 31: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

16

AMR. Software AMR sendiri digunakan untuk menyimpan data-

data yang dibaca dari kWh meter yang ada di pelanggan ke dalam

format / table database yang selanjutnya digunakan oleh aplikasi

lainya (Energy Process Information). Selain itu, software AMR juga

menyediakan fungsi Partial Energy Process Information secara

minimum. Software AMR sendiri terdiri atas tiga bagian yaitu :

Protokol Driver yang berfungsi untuk pengambilan atau

penerimaan data.

Gateway / Data Handler yang berfungsi sebagai pemisah dan

pengolahan data.

Database yang digunakan untuk penyimpanan data.

Software yang digunakan di PT.PLN (Persero) Area Metro ini yaitu

software AMICON. Amicon adalah aplikasi Meter Icon+ , aplikasi ini

di-develop oleh salah satu anak perusahaan PLN yang bergerak

dibidang IT yaitu PT.Indonesia Comnet+. Perbedaan yang

mendasar antara AMICON dengan aplikasi yang lainya terdapat

pada tipe komunikasinya, untuk AMICON sudah menggunakan

GPRS dengan IP Static (sinyal data), sementara aplikasi lainya

masih menggunakan CSD (sinyal suara). Dari sisi kecepatan

proses pemanggilan/penarikan data cukup menguntungkan karena

dalam satu waktu bisa melakukan penarikan data untuk ratusan

pelanggan bahkan bisa lebih (di PLN Wilayah Metro yang sudah

menggunakan AMICON dengan jumlah pelanggan di atas 2.000

pelanggan penarikan data tidak lebih dari 2 jam). Sedangkan di

aplikasi yang lainya untuk 1 modem pemanggil dalam 1 waktu

hanya bisa memanggil 1 pelanggan dengan durasi sekitar 2-3

menit per perlanggan.

2.2.6 Pelanggan AMR (Automatic Meter Reading)

Pelanggan AMR adalah konsumen energi listrik yang terpasang AMR.

Sehingga dapat dilakukan pemantauan jarak jauh serta dapat mengetahui data

stand meter konsumen secara real time dan otomatis setiap waktu sesuai

Page 32: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

17

dengan settingan AMR yang terpasang, pada umumnya di PT.PLN (Persero)

UP3 Metro pelanggan AMR dikelompokan berdasarkan daya pelanggan

diantaranya sebagai berikut :

1. Pelanggan AMR Tegangan Menengah (>197 KVA)

2. Pelanggan AMR Tegangan Rendah (23 KVA s/d 41.5 KVA)

3. Pelanggan AMR TR PLC 450 VA s/d 23 KVA)

Seluruh pelanggan AMR di PT.PLN (Persero) UP3 Metro dipantau

dengan menggunakan aplikasi Amicon. Sehingga melalui aplikasi Amicon

admin dapat melakukan commisioning dengan melihat data instantaneous

sehingga dapat memantau besar nilai tegangan,arus,sudut fasa dan diagram

fasor. Pemantauan ini dilakukan sebagai pertimbangan untuk target P2TL

(Penertiban Pengguna Tenaga Listrik) dan pemeliharaan untuk mengurangi

terjadinya kesalahan dalam pengukuran energi listrik. Selain dapat melihat data

instantaneous aplikasi amicon juga dapat melihat load profile untuk mengetahui

historis dari data penggunaan beban seperti tegangan, arus, cos phi, Wh

export, Wh import, Varh eksport, dan Varh import. Serta dapat melihat jika

adanya kelainan penggunaan energi listrik oleh pelanggan sehingga

menyebabkan kelainan hasil pengukuran.

2.2.7 Pemeliharaan AMR (Automatic Meter Reading) Pada Pelanggan

Pemeliharaan AMR adalah suatu upaya untuk meminimalisir terjadinya

kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kerusakan alat yang dipengaruhi

oleh faktor internal dari alat AMR sendiri atau faktor lingkungan sekitar.

Pemeliharaan juga dilakukan untuk mengatasi kegagalan komunikasi pada

pelanggan AMR yang dapat mempengaruhi proses pembacaan dan

pengiriman data stand meter secara real time dan otomatis.

Metode yang dilakukan untuk pemeliharaan AMR adalah sebagai berikut :

1. Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan Rutin adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara

rutin sesuai dengan waktu yang di tentukan namun dalam pemeliharaan

AMR metode ini dilaksanakan setiap hari dengan menggunakan aplikasi

Amicon. Jenis pemeliharaan rutin pada pelanggan AMR yaitu perbaikan

komunikasi. Tujuan dilakukan perbaikan komunikasi adalah untuk

Page 33: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

18

memastikan proses pembacaan data meter jarak jauh dan proses

pengiriman tidak terjadi gangguan serta dapat mempermudah proses

billing. Tindakan yang dilakukan pada metode ini yaitu dengan melakukan

penarikan data dengan memanfaatkan item get data instant dan

commisioning ulang pada pelanggan yang mengalami gagal komunikasi.

Penyebab dari gagal komunikasi antara lain adalah faktor sinyal sehingga

GSM yang terpasang tidak dapat dihubungi, atau modem yang terpasang

jenuh. Untuk memastikan kondisi sinyal pada lokasi pelanggan yaitu

dengan menelpon, atau melakukan reset via SMS ke nomor GSM

pelanggan yang terdaftar.

2. Pemeliharaan prediktif

Metode pemeliharaan ini bersifat prediksi, metode ini berdasarkan hasil

evaluasi dari metode rutin dimana metode ini dilakukan dengan cara

memprediksi kejadian yang terjadi di lokasi pelanggan, sehingga perlu

dilakukan kunjungan ke lokasi pelanggan yang perlu dilakukan

pemeliharaan secara langsung. Metode ini biasa dilakukan terhadap

pelanggan yang mengalami gagal komunikasi yang tidak berhasil dengan

tindakan memanfaatkan item yang ada pada aplikasi Amicon seperti get

data instant dan commisioning, serta melakukan reset via SMS ke nomor

GSM yang terdaftar pada AMR pelanggan. Adapun masalah yang dapat

ditemukan antara lain, adaptor modem rusak, modem jenuh, ataupun

meter blank, maka perlu dilakukan penggantian terhadap adaptor yang

rusak, Reset modem dengan cara melepaskan dan memasang kembali

pada kotak kontak yang tersedia. Serta dilakukan reset tegangan dan jika

belum berhasil maka harus dilakukan penggantian meter.

3. Pemeliharaan Korektif

Metode pemeliharaan ini merupakan metode yang telah direncanakan

terlebih dahulu, dikarenakan faktor dimana peralatan memerlukan

perbaikan atau peeliharaan yang tidak terencana. Metode ini berupa

pemeriksaan, perbaikan dan penggantian.

Metode ini berupa pemeriksaan APP pelanggan AMR daya 53 kVA s/d >

197 kVA. Tindakan yang dilakukan pada saat pemeriksaan APP adalah

Page 34: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

19

mengecek error meter dan error CT (Current Transformator) dengan nilai

toleransi sesuai class meter yang terpasang menggunakan calmed dan

apabila error hasil calmed melebihi batas toleransi maka dilakukan

penggantian ratio CT ataupun dengan meter yang baru. Tujuan dilakukan

pengecekan error meter dan CT karena berdasarkan fungsi dari meter

dan CT yang terpasang adalah untuk pengukuran maka tindakan ini

dilakukan untuk memastikan akurasi pengukuran dari meter dan CT yang

terpasang apakah sesuai atau tidak

2.2.8 Kelebihan Dan Kelemahan AMR

Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari penggunaan sistem AMR ini

adalah :

1. Pencatatan meter lebih akurat.

Dengan menggunakan sistem elektronik, maka pencatatan meter akan

lebih akurat bila dibandingkan dengan jika dilakukan secara manual

oleh petugas cater yang mana bisa saja mengalami kesalahan karena

kurang teliti dalam membaca stand-meter pelanggan.

2. Proses penertiban rekening lebih cepat.

Sebelumnya, pencatatan meter dilakukan oleh petugas cater (Catat

Meter) yang mana sebenarnya hal tersebut akan membutuhkan waktu

yang lama karena yang perlu dicatat sangat banyak dengan luasnya

cakupan wilayah pelanggan yang perlu untuk di catat. Sehingga ketika

data pada pelanggan tersebut belum terkumpul maka proses billing

juga belum dapat dilaksanakan. Namun dengan adanya sistem AMR ini

pencatatan data dapat dilakukan secara terpusat dengan

mendownload data pelanggan-pelanggannya. Sehingga dapat

menghemat waktu pencatatan dan proses billing pun akan lebih cepat.

3. Penggunaan energi listrik dapat terpantau.

Terdapat fitur di AMR yang akan menampilkan data pelanggan dengan

pemakaian tidak wajar yang disebut DLPD (Data Langganan Perlu

Diperhatikan), misalnya ada kasus salah satu fasa arus pada

pelanggan hilang. Petugas dapat langsung mencari tahu tentang

Page 35: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

20

ketidak wajaran pemakaian dari pelanggan dengan langsung

mendatangi lokasi dimana pelanggan tersebut pada target operasi

untuk petugas P2TL.

4. Upaya peningkatan mutu pelayanan melalui data langsung

penggunaan energi listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan yang

bersangkutan.

5. Dapat mengetahui losses yang terjadi pada pelanggan

Sistem AMR dapat memantau losses. Untuk bagian nonteknis misalnya

pelanggan dengan kasus pencurian listrik, hal tersebut dapat terdeteksi

dari AMR sehingga petugas bisa dengan segera melakukan tindakan

lebih lanjut. Jika dibandingan dengan jasa cater, maka akan

membutuhkan waktu lebih lama sehingga losses yang terjadi juga akan

lebih besar.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan sistem Automatic Meter

Reading (AMR) ini yaitu :

1. Aplikasi teknologi AMR saat ini masih berbasis GSM dan PSTN

dengan cara “konvensional”, melakukan panggilan kepada modem

seperti panggilan kepada kartu telepon biasa. Hal ini tentunya akan

membuat waktu pemanggilan menjadi tidak efektif karena hanya satu

modem yang dapat dipanggil dalam satu waktu.

2. Banyaknya kasus modem tidak merespon (modem hang) yang

disebabkan memori SMS pada modem penuh ataupun modem kurang

handal daya tahannya.

3. Setiap modem dalam jaringan GSM “konvensional” dapat dipanggil

oleh siapa saja, sehingga keamanan data yang terekam kurang

terjamin.

4. Model koneksi point-to-point pada GSM menjadikannya tidak efektif

saat harus terjadi pemanggilan meter dalam jumlah yang besar.

5. Biaya komunikasi pada GSM dihitung berdasarkan waktu. Jika terjadi

pemanggilan lintas operator telekomunikasi maka biaya yang

dikeluarkan akan sangat mahal.

Page 36: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

21

2.2.9 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan Rumusan Masalah dan landasan teori yang diperoleh dari

eksplorasi teori yang dijadikan rujukan konsepsional variabel pemikiran maka

disusun kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.10. Kerangka Pemikiran

Mulai

Selesai

Pembuatan Laporan

Pengolahan Data

Pengumpulan Data

Observasi Lapangan

Studi Literatur

Page 37: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

22

Berdasarkan kerangka alur penelitian diatas, maka dapat diuraikan tahap-

tahapnya sebagai berikut:

1. Mulai

Memulai penelitian di kantor PT. PLN (Persero) UP3 Metro

2. Studi Literatur

Melakukan pencarian landasan-landasan teori dari tempat melakukan

penelitian, dari internet maupun dari buku-buku pedoman tentang

kelistrikan.

3. Observasi Lapangan

Melakukan pengamatan secara langsung dengan turun langsung ke

lapangan di tempat melakukan penelitian yaitu di PT.PLN (Persero)

UP3 Metro.

4. Pengumpulan Data

Melakukan proses pengumpulan data-data yang telah di peroleh dari

lapangan untuk selanjutnya di olah sesuai dengan metode yang

digunakan, dalam hal ini juga dilakukan wawancara kepada staf-staf

yang ada di PT.PLN (Persero) untuk mendapatkan lebih banyak data

yang dibutuhkan

5. Pengolahan Data

Mengolah data-data yang telah dikumpulkan selama penelitian

berlangsung dan data-data dari referensi yang sudah dikumpulkan.

6. Pembuatan Laporan

Melakukan penyusunan laporan berdasarkan hasil penelitian yang

sudah di kumpulkan.

Page 38: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Kebutuhan

Dalam melakukan penelitian ini diperlukan adanya analisa kebutuhan

untuk dapat memperoleh informasi awal dalam melakukan penelitian. Dengan

dilakukannya analisa kebutuhan, maka diharapkan penelitian yang

dikembangkan dapat sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Kondisi

lapangan tentunya membutuhkan adanya suatu manajemen pemeliharaan

yang dapat mengelola aset tersebut agar dapat optimal dan handal. Untuk

melakukan kegiatan pada tahap analisa kebutuhan, maka diperlukan beberapa

tahap antara lain :

Melakukan interview atau wawancara kepada staf-staf atau orang-orang di

lapangan yang berkaitan dengan objek penelitian.

Melakukan studi literatur / studi pustaka untuk lebih menguasai dan memahami

dasar-dasar teori dan konsep-konsep yang mendukung penelitian.

Melakukan observasi permasalahan yang terjadi pada objek penelitian dan

dilanjutkan dengan mengidentifikasinya.

3.1.1 Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif.

Dimana peneliti menggunakan perhitungan dengan angka-angka untuk

membuktikan hasil data yang diperoleh. Digunakannya metode ini dikarenakan

adanya proses pengukuran dan perhitungan.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dilaksanakannya penelitian untuk proyek akhir ini berada di

PT.PLN (Persero) UP3 Metro, periode pengumpulan data selama bulan

Februari 2020 – Mei 2020.

Page 39: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

24

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh keakuratan maka penulis melakukan beberapa

teknik pengumpulan data yaitu:

a) Study Literatur, dalam penulisan penelitian ini, penulisan

menggunakan acuan berupa literatur, artikel, jurnal ilmiah dan buku-

buku diktat yang berkaitan dengan AMR (Automatic Meter Reading).

b) Teknik Observasi, yaitu suatu teknik yang dilakukan untuk

selektivitas data pelanggan AMR yang akan ditinjau di PT.PLN

(Persero) UP3 Metro.

c) Interview Penelitian melakukan wawancara secara langsung dengan

pegawai Assisten manager serta supervisor bidang Transaksi Energi

PT.PLN (Persero) UP3 Metro.

3.2 Perancangan Penelitian

3.2.1 Ketentuan Pemasangan Automatic Meter Reading (AMR)

Dalam melakukan pemasangan meter elektronik dan modem pada

pelanggan, terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain:

1. kWh meter AMR dipasang bagi pelanggan dengan daya 33 kVA – 29,5

MVA, dengan tarif : B2, I2, P2, R3, S2, I3, B3.

2. Sebelum melakukan pemasangan, meter elektronik harus diprogram

terlebih dahulu di kantor PLN, pemograman dilakukan menggunakan

software yang sesuai dengan kWh meter yang akan digunakan. Untuk

meter EDMI menggunakan software Ezyview, untuk meter SL7000

menggunakan software Dyno+.

3. Untuk keamanan, kWh meter di beri password yang telah di setujui oleh

Manager Bidang distribusi.

4. Setelah melakukan pemograman, langkah selanjutnya yaitu menentukan

jadwal pemasangan meter pelanggan.

5. Dalam melakukan pemasangan atau penggantian kWh meter. Petugas

pasang harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan

untuk memastikan bahwa instalasi meter kWh / eksisting terpasang tidak

bermasalah atau terdapat indikasi pelanggaran / P2TL, dan menuangkanya

Page 40: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

25

dalam Berita Acara Pemeriksaan (BA P2TL).

6. Jika ditemukan indikasi pelanggaran, petugas pasang dari AP

menyelesaikan sesuai prosedur P2TL. Setelah itu penggantian /

pemasangan meter elektronik dapat dilaksanakan.

7. Setelah melakukan penggantian meter, langkah selanjutnya yaitu

melakukan pemasangan komponen seperti adaptor modem, modem, dan

antena. Modem digunakan sebagai sarana komunikasi antara komputer

milik petugas operasi sistem AMR dengan kWh meter yang ada pada

pelanggan.

8. Dalam melakukan kegiatan ini, harus disertai dengan Berita Acara

penggantian atau pemasangan. Selain itu, pelaksanaan commisioning

harus dilakukan oleh petugas operasi sistem AMR. Dengan adanya

commisioning, maka dapat diketahui bahwa kWh meter yang telah

terpasang berfungsi dengan baik.

9. Selanjutnya, penyegelan dilakukan pada instalasi meter beserta

kelengkapan pada instalasi meter tersebut.

3.2.2 Alur Proses Commisioning Pelanggan AMR

Commisioning adalah proses menggabungkan (join) pelanggan AMR (Id

Pelanggan) dengan asset (meter, modem/ converter, Sim Card) yang sudah

ter-registrasi di aplikasi amicon dengan status STOCK untuk dijadikan satu

kesatuan data induk meter pelanggan.

Tahapan melakukan Commisioning Pelanggan AMR yaitu :

1. Binding Data

Pada proses Binding Data, user dapat melakukan pencarian dan

menentukan location beserta asset yang akan di joinkan datanya. Selain

itu, fitur ini juga dapat digunakan untuk melakukan tes komunikasi pada

location yang ditentukan

a) Klik dan cari data berdasarkan kode setiap data (location code,

meter code, comm device code, dan SIM card).

Page 41: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

26

Gambar 3.2 Halaman Utama Menu Commisioning

b) Tampil form Search Location.

c) Masukan Id Pelanggan di kolom Location Code

d) Klik tanda pin

Gambar 3.3 Pilih Data Yang Akan di-commisioning

e) Setelah semua data terisi, selanjutnya klik

Page 42: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

27

Gambar 3.4 Data Location dan asset telah diisi

2. Test Result

Setelah proses Binding Data selesai, proses selanjutnya merupakan proses

Test Result. Pada proses ini, user akan mendapatkan hasil dari tes binding

data dan mapping Channel.

Hasil tes binding data meliputi 6 tahapan, antara lain :

1. Open Socket

2. Login

3. Get Meter Number

4. Check Type

5. Get Meter Time

6. Loadprofile

7. LastBillingHistory

8. Instantaneous

9. Logut

Jika 9 tahapan tersebut berhasil dilakukan, maka user dapat klik Verify Test

untuk melanjutkan ke proses Activation Result. Namun apabila 9 tahapan

tersebut belum berhasil, maka user harus klik untuk

mengulang kembali proses binding data.

Page 43: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

28

Gambar 3.5 Hasil Tes Binding Data Berhasil

3. Activation Result

Proses ketiga merupakan proses Activation Result. Pada proses ini user

akan mendapatkan hasil data load profile, billing, instant, dan Event dari

test Result.

Berikut adalah langkah-langkah untuk melihat proses activation result :

Page 44: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

29

Gambar 3.6 Tab Load Profile Pada Activation Result

Gambar 3.7 Tab Billing Pada Activation Result

Page 45: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

30

Gambar 3.8 Tab Instant Pada Activation Result

Kemudian user melakukan confirm activate pada Activation Result

Page 46: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

31

Gambar 3.9 Klik Confirm Active

Tampil konfirmasi Activation, klik YES untuk melanjutkan proses Activation

Result

Setelah itu akan tampil Notifikasi Activation Successfully

Gambar 3.10 Tampil Activation Successfully

3.2.3 Susut Energi

Susut energi dapat dihitung nilainya dengan cara mencari selisih antara

energi listrik tersedia dengan energi listrik terjual ke pelanggan. Selain

menggunakan cara tersebut, nilai susut energi juga bisa didapatkan dengan

mencari selisih arus primer.

Page 47: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

32

Karena susut energi yang sedang dibahas adalah jenis susut non teknis,

maka faktor penyebab kesalahan perlu diketahui. Beberapa penyebab susut

non teknis diantaranya yaitu kesalahan pembacaan meter energi, pencurian

energi listrik, dll. Meter AMR stop tidak mengukur pemakaian pelanggan dapat

menyebabkan kerugian bagi PLN dan dapat mengakibatkan susut distribusi

karena kWh pemakaian konsumen tidak dapat mengukur pemakaian

pelanggan. Untuk menentukan besarnya susut akibat meter stop yang terjadi

pada pelanggan dapat digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus

daya :

PR = ER X IR X cos φ ................................................................... (3.1)

PS = ES X IS X cos φ .................................................................... (3.2)

PT = ET X IT X cos φ .................................................................... (3.3)

Ptotal = PR + PS + PT ......................................................................... (3.4)

Rupiah Kurang Tagih

WBP (pukul 18:00 – 22:00) = 0,17 x total kWhxRp 1.467,28

LWBP (pukul 22:00 – 18:00) = 0,83 x total kWhxRp 1.467,28

Kurang tagih total = WBP + LWBP .......................... (3.5)

Dimana :

PR=Daya Fasa R LWBP= Luar waktu beban puncak

PS=Daya Fasa S WBP = Waktu beban puncak

PT=Daya Fasa T RKT = Rupiah kurang tagih

ER=Energi Ukur Fasa R TDL =Tarif Daya Listrik

ES=Energi Ukur Fasa S

T=Energi Ukur Fasa T

IR=Arus Pada Fasa R

IS=Arus Pada Fasa S

IT=Arus Pada Fasa T

cos φ = Power Factor

Page 48: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

33

3.3. Teknik Analisa

Gambar 3.10 Flowchart Teknik Analisa

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan Data

AMR

1. Pemeliharaan gagal baca

2. Pengecekan kWh meter

Melakukan Penggantian meter

Terdapat hasil rupiah kurang

tagih pada pelanggan yang

mengalami meter stop

Selesai

Page 49: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Pelanggan Tegangan Rendah

IDPEL : 17200025XXXX

Nama Pelanggan : F.MUHAMMAD DAXXXX

Alamat : SEKAMPUNG

Tarif : B2

Daya : 16500

Merk Meter Lama : ITRON – NIAS DC

Merk Meter Baru : WASION / imeter 310

4.1.2 Susut Akibat Meter Stop

Sistem AMR dapat mendeteksi meter stop dari sebuah instalasi

pengukuran energi listrik di pelanggan. Tidak terukurnya AMR dapat

menyebabkan kerugian bagi PLN dan dapat mengakibatkan susut distribusi

karena kWh pemakaian konsumen tidak terukur secara tepat.

Dibawah ini adalah salah satu kasus pelanggan yang mengalami meter

AMR stop tidak mengukur pemakaian pelanggan selama 23 hari dikarenakan

kWh meter pada pelanggan mati atau blank.

Page 50: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

35

Gambar 4.1 Penarikan Data Saat Keadaan Meter Rusak

4.1.3 Pemeliharaan AMR (Automatic Meter Reading)

Pada pelanggan atas nama F MUHAMMAD DASUKI ditemukan

permasalahan gagal baca pada saat comissioning, sehingga diperlukan

pemeliharaan AMR (Automatic Meter Reading). Agar proses pemeliharaan

Automatic Meter Reading (AMR) berjalan dengan lancar, proses pemeliharaan

harus dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Sehingga

dalam melakukan pemeliharaan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Langkah-langkah dalam pemeliharaan AMR pada pelanggan gagal baca, yaitu :

1. Petugas pemeliharaan Meter menerima laporan gagal baca.

2. Petugas pemeliharaan Meter menerima surat perintah kerja (SPK).

3. Petugas mendatangi lokasi pekerjaan.

4. Petugas menunjukkan surat tugas kepada pelanggan.

5. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada

pelanggan.

6. Meminta pelanggan untuk menyaksikan proses pemeriksaan.

7. Petugas melakukan pengecekan fisik kWh meter di pelanggan,

berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan penyebab gagal baca

AMR, yaitu kWh Meter mati / blank.

Page 51: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

36

Gambar 4.2 kWh Meter Mati / Blank

8. Setelah ditemukan penyebab terjadinya gagal baca AMR langkah

selanjutnya :

a) Melakukan perbaikan atau penggantian peralatan yang rusak

b) Membuat Berita Acara Pemeriksaan berdasarkan temuan di

lapangan

c) Membuat tagihan susulan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan

yang telah dibuat

Page 52: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

37

Gambar 4.3 Penggantian kWh Meter Elektronik

Gambar 4.4 Penarikan Data Setelah Meter Diperbaiki

Page 53: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

38

4.2 Pembahasan

4.2.1 Menghitung Tagihan Susulan

Tabel 4.1 Energi ketika keadaan setelah diperbaiki

ER ES ET IR IS IT Power

Factor

226.91 221.91 223.26 8,66 5.12 14.67 0.9995

Dilakukan perbaikan untuk membantu perhitungan pemakaian energi listrik

masing-masing phasa selama meter stop yaitu tanggal 10 Maret - 1 April.

Untuk Fasa R

PR = ER X IR X cos φ

= 226.91 x 8,66 x 0.9995

= 1964 Watt

= 1,964 kW

Untuk Fasa S

PS = ES X IS X cos φ

= 221.91 x 5.12 x 0.9995

= 1135 Watt

= 1,135 kW

Untuk Fasa T

PT = ET X IT X cos φ

= 223.26 x 14.67 x 0.9995

= 3273 Watt

= 3,273 kW

Setelah menghitung pemakaian energi listrik masing – masing phasa

selanjutnya dihitung total daya aktif dalam keadaan normal.

Ptotal = PR + PS + PT

= 1,964 kW + 1,135 kW + 3,273 kW

= 6,372 kW

Page 54: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

39

Ptotal selama 23 hari = 6,372 kW x 552 jam

= 3,517 kWh

Untuk menghitung rupiah kurang tagih ketika terjadi gangguan yaitu :

WBP = K x total kWh x Rp 1.467,28

= 0,17 x 3,517 kWh x Rp 1.467,28

= Rp 877.272.0392

LWBP = K x total kWh x Rp 1.467,28

= 0,83 x 3,517 kWh x Rp 1.467,28

= Rp 4.283.151,7208

Kerugian total = Total WBP + Total LWBP

= Rp 877.272,0392 + Rp 4.283.151,7208

= Rp 5.160.423,76

Dikarenakan pelanggan memakai daya sebesar 16500 VA termasuk

golongan B2 (Bisnis) maka dikenakan PPJ (Pajak Penerangan Jalan) sebesar

7.5 %

Sub total untuk PPJ = Biaya total x 7,5%

= Rp 5.160.423,76 x 7,5%

= Rp 387.031

Maka total biaya energi tak terukur untuk pelanggan, menjadi :

Biaya = Biaya total + sub total untuk PPJ

= Rp 5.160.423,76 + Rp 387.031

= Rp 5.547.454,76

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan yang dilakukan pihak

PLN. Pelanggan diharuskan membayar biaya kurang tagih sebesar Rp

5.266.382 hasil tersebut sudah ditambah dengan biaya materai sebesar Rp

6000. Maka jika dikurangi dengan biaya materainya menjadi Rp 5.260.382.

Berikut ini perbandingan antara data yang terukur dari PLN dengan data yang

Page 55: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

40

didapat dari perhitungan.

Tabel 4.2 Selisih antara data terukur dengan data yang dihitung

No. Uraian Data terukur Data terhitung Selisih

1. kWh 3335 kWh 3,517 kWh 182 kWh

2. Biaya Rp 5.260.382 Rp 5.547.454,76 Rp 287.072,76

Setelah dilakukan perhitungan dari data yang didapat, maka hasilnya dapat

dibandingkan dengan hasil yang telah ada di PLN. Seperti terlihat pada tabel

4.2, dari segi energi perbandingannya sebesar 182 kWh, sedangkan dari segi

biaya sebesar Rp 5.547.454,76. Hal ini dikarenakan perhitungan yang

digunakan oleh pihak PLN berbeda dengan perhitungan yang digunakan

penulis. Pihak PLN menghitung tagihan susulan dengan menarik pemakaian 3

bulan terakhir, lalu di cari rata rata pemakaian/ bulan dan di kurangi dengan

tagihan di bulan april. Sedangkan penulis menghitung data dari tegangan, arus

dan Power Factor yang terbaca dari AMR.

Page 56: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

41

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan perhitungan susut akibat meter

stop pada pelanggan B2 dengan tarif daya sebesar 16500 VA dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengukuran energi listrik dengan menggunakan sistem AMR dapat

mendeteksi secara cepat kelainan pengukuran yang dapat menyebabkan

tidak terukurnya pemakaian energi pada pelanggan. Sehingga langkah

perbaikan dapat dilakukan.

2. Dari hasil perhitungan energi (kWh) pada kasus meter stop pada

pelanggan B2 dengan tarif daya sebesar 16500 VA menyebabkan tidak

terukuranya energi sebesar 3.517 kWh.

3. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, pada kasus meter stop pada

pelanggan golongan B2 dengan tarif daya sebesar 16500 VA

menyebabkan pelanggan harus membayar tagihan susulan sebesar

Rp 5.547.454,76.

5.2 Saran

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan perhitungan susut akibat meter

stop pada pelanggan B2 dengan tarif daya sebesar 16500 VA, maka penulis

memberikan saran agar :

Studi ini dapat dilanjutkan kembali dengan melakukan penelitian akibat

kesalahan-kesalahan didalam meter elektronik dengan sistem AMR, sehingga

diketahui pengukuran energi listrik yang tidak akurat.

Page 57: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Hasan (1997). “Sistem Pendistribusian Daya Listrik Dari Pembangkit

Hingga Ke Konsumen”. ISTN Jakarta, Indonesia.

Rinna Hariyati (2015). “Analisis Pembacaan Meter Otomatis Listrik Dengan

Menggunakan Jaringan Komunikasi”. STT-PLN Jakarta.

Anonim. 2014 Universitas Mercu Buana, “Peran Sistem AMR Dalam

Menurunkan Susut / Losses Distribusi”

Anonim. 2014 Universitas Mercu Buana,“Sistem AMR (Automatic Meter Reading)”

Fabianus Marintis Dwijayatno. “Automatic Meter Reading (AMR) Menggunakan

Jaringan Global System For Mobile (GSM) Sebagai Media Komunikasi”.

Universitas Diponegoro

Elisa Agustina, Alvina Fitri Amalia. “Penurunan Susut Non Teknis Pada

Jaringan Distribusi Menggunakan Sistem Automatic Meter Reading Di PT.PLN

(PERSERO)”. Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Muhammad Farid Akbar, “Upaya Penurunan Susut Non Teknis Menggunakan

Sistem AMR (Automatic Meter Reading) Pada Pelanggan Tegangan

Menengah Di PT.PLN (Persero) UP3 Depok”. STT-PLN Jakarta.

Mohammad Andri Wijaya, Taqijuddin . A, Bambang Dwi Sulo, “Sistem

Monitoring kWh Meter Berbasis Internet Guna Memonitoring Rugi Daya Dan

Tegangan Jatuh Pada Penyulang Kalipare”. Fakultas Teknik, Universitas Islam

Malang.

Page 58: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Personal

NIM : 201771047

Nama : Dimas Arif Rafiqi

Tempat / Tanggal Lahir : Metro / 18 Mei 1999

Jenis Kelamin : Laki - laki Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Program Studi : DIII Teknik Elektro Alamat : Dusun 1 RT 001 / RW 001,Kec.Metro Kibang,

Kab.Lampung Timur, Lampung

Nomor Telepon : 085768983225

Email : [email protected]

JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN LULUS

SD SDN 07 Metro Barat 2011

SMP SMPN 03 Metro 2014

SMA SMAN 01 Metro Kibang IPA 2017

Demikianlah daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Lampung, 23 Maret 2020

Mahasiswa Ybs.

Dimas Arif Rafiqi

Page 59: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Dimas Arif Rafiqi

NIM : 2017-71-047

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma

Pembimbing Pertama : Novi Gusti Pahiyanti, ST., MT.

Judul Tugas Akhir : Studi Kerugian Energi Akibat Kwh meter Blank Pada

Pelanggan 16500 VA di PT.PLN (Persero) UP3 Metro

Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing

05 Februari 2020 Judul Proyek Akhir

13 Februari 2020 Proposal Tugas Akhir

19 Maret 2020 Laporan Proyek Akhir Bab I

22 April 2020 Laporan Proyek Akhir Bab II

06 Mei 2020 Laporan Proyek Akhir Bab II

29 Mei 2020 Laporan Proyek Akhir Bab III

8 Juni 2020 Laporan Proyek Akhir Bab III

24 Juni 2020 Laporan Proyek Akhir Bab IV

30 Juni 2020 Laporan Proyek Akhir Bab IV

6 Juli 2020 Laporan Proyek Akhir Bab IV

13 Juli 2020 Laporan Proyek Akhir Bab V

20 Juli 2020 Pengecekan Laporan Proyek Akhir Bab I, II, III, IV, V

Page 60: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR

Nama Mahasiswa : Dimas Arif Rafiqi

NIM : 2017-71-047

Program Studi : Teknologi Listrik

Jenjang : Diploma

Pembimbing Kedua : Albert Gifson Hutajulu, ST., MT.

Judul Tugas Akhir : Studi Kerugian Energi Akibat Kwh meter Blank Pada

Pelanggan 16500 VA di PT.PLN (Persero) UP3 Metro

Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing

20 Juli 2020 Penulisan cover, penulisan teori,

perbaikan gambar, penulisan rumus, kesimpulan

26 Juli 2020 Perbaikan gambar, perbaikan kerangka pemikiran

Page 61: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …
Page 62: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …
Page 63: INSTITUT TEKNOLOGI PLN PROYEK AKHIR STUDI KERUGIAN …