Infeksi Streptokokus

28
Infeksi Streptokokus DEFINISI Infeksi Streptokokus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus. PENYEBAB Bakteri gram positif streptokokus. Bakteri streptokokus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan menjadi 4 grup: 1. Streptokokus grup A : paling mematikan meskipun manusia adalah tuan rumah alaminya. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, tonsilitis (infeksi amandel) , infeksi kulit, septikemia (infeksi dalam darah), demam Scarlet, pneumonia , demam rematik, korea Sydenham (kelainan saraf yang ditandai oleh kekakuan otot/St. Vitu's dance) dan peradangan ginjal (glomerulonefritis). 2. Streptokokus grup B : lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya pada bayi baru lahir (sepsis neonatorum), infeksi pada sendi (artritis septik), dan pada jantung (endokarditis). 3. Streptokokus grup C dan G : sering terdapat pada binatang, tetapi bisa juga hidup di dalam tubuh manusia, yaitu di tenggorokan, usus, vagina, dan kulit. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi yang berat seperti infeksi tenggorokan, pneumonia , infeksi kulit, sepsis post-partum (setelah melahirkan) dan sepsis neonatorum, endokarditis, dan artritis septik. Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga terjadi peradangan ginjal. 4. Streptokokus grup D dan enterokokus : dalam keadaan normal hidup di saluran pencernaan bagian bawah, vagina, dan kulit. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada luka dan katup jantung, kandung kemih, perut dan darah. GEJALA Infeksi streptokokus yang paling sering ditemukan adalah

description

bakteriologi Infeksi Streptokokus dalam sampel berupa

Transcript of Infeksi Streptokokus

Infeksi Streptokokus DEFINISI Infeksi Streptokokus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus.

PENYEBAB Bakteri gram positif streptokokus.

Bakteri streptokokus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan menjadi 4 grup: 1. Streptokokus grup A : paling mematikan meskipun manusia adalah tuan rumah alaminya. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, tonsilitis (infeksi amandel), infeksi kulit, septikemia (infeksi dalam darah), demam Scarlet, pneumonia, demam rematik, korea Sydenham (kelainan saraf yang ditandai oleh kekakuan otot/St. Vitu's dance) dan peradangan ginjal (glomerulonefritis). 2. Streptokokus grup B : lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya pada bayi baru lahir (sepsis neonatorum), infeksi pada sendi (artritis septik), dan pada jantung (endokarditis). 3. Streptokokus grup C dan G : sering terdapat pada binatang, tetapi bisa juga hidup di dalam tubuh manusia, yaitu di tenggorokan, usus, vagina, dan kulit. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi yang berat seperti infeksi tenggorokan, pneumonia, infeksi kulit, sepsis post-partum (setelah melahirkan) dan sepsis neonatorum, endokarditis, dan artritis septik. Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga terjadi peradangan ginjal. 4. Streptokokus grup D dan enterokokus : dalam keadaan normal hidup di saluran pencernaan bagian bawah, vagina, dan kulit. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada luka dan katup jantung, kandung kemih, perut dan darah.

GEJALA Infeksi streptokokus yang paling sering ditemukan adalah infeksi tenggorokan (Strep throat). Gejalanya muncul secara tiba-tiba, seperti nyeri tenggorokan, merasa tidak enak badan, demam, menggigil, nyeri kepala, mual, muntah, dan denyut jantung yang meningkat. Tenggorokan tampak merah, amandel membengkak dan kelenjar getah bening di leher membesar.

Anak-anak bisa mengalami kejang. Sedangkan pada anak berusia kurang dari 4 tahun, gejalanya hanya berupa hidung meler. Batuk, laringitis (peradangan laring), dan hidung tersumbat, tidak biasa ditemukan pada infeksi streptokokus. Gejala-gejala ini lebih mengarah kepada sebab lain seperti pilek atau alergi.

Demam Scarlet yang disebabkan toksin/racun bisa menimbulkan ruam kemerahan yang meluas. Ruam tampak jelas di daerah perut, dada, dan lipatan kulit. Gejala lain berupa daerah pucat di sekitar mulut, muka kemerahan, lidah kemerahan, dan garis-garis merah gelap di lipatan kulit. Setelah demam reda, lapisan luar dari kulit yang memerah sering mengelupas.

Streptokokus juga menyebabkan beberapa jenis infeksi kulit yang jarang menimbulkan abses. Infeksinya cenderung menyebar ke lapisan dalam di bawah kulit, menyebabkan selulitis dan kadang-kadang erupsi kulit kemerahan yang disebut erisipelas (St. Anthony's fire).

Streptokokus, dengan atau tanpa stafilokokus, juga bisa menyebar melalui lapisan atas kulit menimbulkan impetigo (erupsi krusta berkeropeng). Jenis streptokokus tertentu bisa dengan cepat menyebabkan infeksi yang luas dan bersifat destruktif pada kulit (fasitis nekrotisasi).

DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh hasil biakan dari area yang terinfeksi. Setelah 24 jam, biakan akan menunjukkan koloni bakteri yang khas. Untuk mendiagnosa infeksi tenggorokan, biakan diambil dengan menggoreskan kain steril di bagian belakang tenggorokan. Lalu dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan semalam.

PENGOBATAN Penderita strep throat dan demam scarlet akan pulih tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu. Antibiotik dapat memperpendek lamanya gejala pada anak-anak dan mencegah komplikasi yang serius seperti demam rematik. Antibiotik juga membantu mencegah penyebaran infeksi ke telinga tengah, sinus dan tulang mastoid. Biasanya penisilin V per-oral harus segera diberikan pada saat gejala-gejala penyakit ini timbul.

Infeksi streptokokus lainnya seperti selulitis, fasitis nekrotisasi dan endokarditis, sangat serius dan memerlukan terapi penisilin intravena, kadang-kadang dikombinasi dengan antibiotik lainnya. Streptokokus grup A biasanya bisa diatasi dengan penisilin. Beberapa Streptokokus grup D dan terutama enterokokus, resisten terhadap penisilin dan kebanyakan antibiotik; tidak ada pengobatan antibiotik andalan untuk enterokokus.

Gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala, dan nyeri tenggorokan dapat diobati dengan obat pereda nyeri (analgetik) dan penurun panas (antipiretik) seperti asetaminofen. Penderita perlu menjalani tirah baring dan isolasi. http://sehat-enak.blogspot.com/2010/02/infeksi-streptokokus.html

Tiap bakteri menyebabkan penyakit tertentu dan menyerang daerah tertentu pada tubuh manusia. Bakteri, dari kata bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangat kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal). Secara mikroskopik mereka dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, Gram, motilitas, dan kebutuhannnya akan oksigen.Bakteri Streptococcus sp. ( Streptokokus ) Divisio: ProcaryotaeClass: SchyzomycetesOrdo: EubacterialesFamily: StreptococcaceaeGenus: StreptococcusSpesies: Streptococcus pyogenes Streptococcus agalactiae Streptococcus equisimitis Streptococcus faecalis ( S.bovis, S.equinus ) Streptococcus pneumoniae Streptococcus viridans ( S. mitis, S. sanguis, S. milleri, S. mutans )

Streptococcus pyogenes ( beta hemolytic ) Streptococcus mitis ( alpha hemolytic )

Streptococcus faecalis ( gama non-hemolytic )

Sifat umum bakteri ini adalah Gram positif (bisa juga gram negatif tua) Bulat atau bulat telur dengan diameter 2 m Pembelahan sel yaitu satu arah, sehingga ditemukan koloni berpasangan (tersusun diplokokus) atau berderet panjang Homofermentan (menghasilkan asam laktat

Klasifikasi klasik : Streptococcus beta hemolytic : hemolisa darah sempurna, zona jernih Streptococcus alpha hemolytic : hemolisa tidak sempurna, perubahan warna kehijauan (methemoglobin) Streptococcus gama non-hemolytic :tidak menghemolisa darahSifat pertumbuhan : pH : 7,4 - 7,6 Suhu pertumbuhan : 37oC Media isolasi primer adalah agar darah dengan oksigen yang rendah karena oksidasi intraseluler dapat menghasilkan hidrogen peroksida yang bersifat toksik bagi bakteriPenyakit klinis yang ditimbulkan : Infeksi tenggorokan dan kulit ( S.pyogenes/grup A) bersifat paling virulen Sepsis neonatus, infeksi purpuralis, meningitis ( S.agalactiae/grup B ) Penyakit pada hwan ( S.equisimitis ) Infeksi saluran kemih dan empedu, septikemia, endokarditis ( S.faecalis/grup D ) Pembentukan plak pada gigi ( S.mutans )Terdapat sekitar 20 spesies dari streptococcus sp., sehingga perlu klasifikasi untuk dapat ditentukan jenisnya. Ada 3 cara klasifikasi, yaitu berdasarkan karakteristik pertumbuhan koloni, pola hemolisis pada media agar darah/kaldu pepton darah ( untuk mengetahui jenis alpha, beta, dan gama ), serta dengan cara serologi yaitu mengetahui komposisi antigenik dari substansi dinding sel.Spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan streptococcus dapat berupa sputum, urin, tinja, usapan luka, usapan kulit maupun faring. Untuk penanganan spesimen, dapaat digunakan beberapa cara, antara lain : Jika sampel kurang dari 2 jam dilakukan pemeriksaan, maka tidak diperlukan perlakuan khusus. Bakteri Streptococcus cukup tahan pada lingkungan kering, spesimen berupa kapas lidi dapat dimasukkan ke dalam kantong kertas steril atau tabung steril untuk dibawa ke labratorium. Jika membutuhkan waktu selama 24 jam (baru dikirim esok harinya) atau jika dicurigai terdapat bakteri patogen lainnya, misalnya pada infeksi luka, sangat diperlukan media lain seperti media stuart atau amies ( media transport ). Jika transpor membutuhkan waktu lebih dari 1 hari, perlu silika gel atau sistem transpor dengan kertas filter kering. Sistem ini dapat digunakan untuk spesimen usapan kulit atau faring.Ada 3 jenis pemeriksaan untuk menentukan jenis Stretococcus :1. Cara langsung, cara ini merupakan cara yang paling sederhana, cepat, dan murah. pemeriksaan langsung bersifat pengujian pendahuluan dengan melakukan pemeriksaan mikrosopis dengan pengecatan gram. kelemahan pemeriksaan langsung yaitu karena hanya dapat menentukan bentuk koloni, susunan bakteri dan sifat pengecatan. Bentuk khas dari Streptococcus gama non-hemolytic adalah berbentuk bulat telur, tampak sebagai diplokokus, dan kadang-kadang enyerupai batang.2. Cara isolasi dan kutur ( dengan mengamati pertumbuhan pada media/kultur )3. Identfikasi ( dengan pengecatan, tes katalase, tes tehadap antigen pada dinding sel, dll ).http://nadianalizt.blogspot.com/2012/05/bakteri-streptococcus-sp-streptokokus.html

Bakteri Streptococcus termasuk ke dalam filum Firmicutes.Pembelahan sel pada bakteri Streptococcus terjadi pada aksis tunggal, tidak seperti pada bakteri gram positif lainnya dimana pembelahan sel berlangsung pada beberapa aksis.Streptococcus adalah bakteri patogen yang menyebabkan penyakit seperti pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis, erisipelas, endokarditis, dan lainnya.Streptococcus pyogenes menyebabkan penyakit seperti demam rematik dan radang tenggorokan.Namun, terdapat bakteri streptococcus yang bersimbiosis komensalisme dengan manusia.Bakteri-bakteri tersebut biasanya ditemukan pada kulit, mulut, saluran pernapasan bagian atas, dan usus.Beberapa streptococcus juga digunakan dalam produksi keju, buttermilk, dan yogurt.Klasifikasi bakteri Streptococcus dibuat berdasarkan sifat-sifat hemolitik mereka, yakni Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik gamma.Hemolitik alpha menyebabkan zat besi dalam hemoglobin menjadi teroksidasi.Proses hemolitik beta bisa menyebabkan sel darah merah pecah.Penamaan hemolitik gamma sebenarnya tidak tepat karena pada bakteri jenis ini proses hemolitik tidak terjadi sama sekali.http://bumbata.co/22889/mengenal-karakteristik-7-jenis-bakteri-gram-positif/

Laboratorium Mikrobiologi Bakteri, Virus, Jamur, Parasit Home Bakteriologi Virologi Parasitologi Mikologi Kesehatan UncategorizedStreptococcus dan Identifikasinya 16.20 Bakteriologi 0 comments

microbiologyfall2010.wikispaces.com

1. Pendahuluan.Streptococcus lebih ganas dari staphylococcus, yaitu Streptococcus pyogenes (beta sreptococcus) dan Streptococcus viridans (alpha streptococcus). Sebagian besar dari streptococcus hidupnya komensal. Banyak diantaranya yang menyebabkan infeksi-infeksi sekunder, misalnya pada penyakit diphtheriae. Pada orang sehat sering dijumpai streptococcus yang virulen, misalnya dalam kerongkongan, sedangkan dia sendiri tidak sakit (carier). Oleh karena sesuatu hal misalnya, streptococcus ini dapat menyebabkan penyakit : tonsillitis, scarlet fever, dll. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh streptococcus, antara lain : Luka-luka infeksi dan abses lokal. Erypsepelas (api luka, yaitu penyakit kulit yang akut, disertai demam dan menular. Biasanya datangnya dari luka yang disebabkan oleh streptococcus Fehleinsen). Lymphangitis (radang pembuluh getah bening). Lymphadenitis (radang kelenjar lympha). Septicaema (misalnya : puerperal septicaemia sesudah masa nifas). Pyaemia. Infeksi-infeksi sekunder, seperti :- tonsillitis (radang amandel).- otitis (radang telinga).- Broncho-pneumoniae, laryngitis, meningitis. Endocarditis lenta (kerusakan klep jantung).dll.

2. Sifat-sifat streptococcus. Gram positif coccus bentuk rantai, coccusnya bulat-oval (spheric). Besar coccus 0,7-1 mikron. Bentuk rantai ini lebih jelas dilihat dari perbenihan bouillon darah (media) daripada dari bahan atau material.Aerobe dan fakultatif anaerobe, temperatur optimum 37C. Tumbuh pada media biasa, tetapi lebih baik pada media mengandung darah (agar darah, bouillon darah) atau mengandung serum (Loffler).Dapat meragikan beberapa jenis gula tanpa gas, seperti : glukosa, laktosa, saccharosa, sedangkan manitol, raffinosa tidak diragikan. Demikian juga inulin tidak dikentalkan.

1. Pembuatan toxin. Streptococcus mengeluarkan exotoxin, yang dapat diasingkan dari perbenihan cair. Toxin-toxin yang dikeluarkan, ialah : haemolysin, leucocidin, erythrogenic (scarlatical toxin), fibrinolysin. Fibrinolysin ini dapat menghancurkan fibrin manusia in vitro. Erythogenic toxin ini digunakan sebagai diagnosticum, apakah seseorang sudah immun atau belum, terhadap penyakit scarlatina (scarlet fever). Percobaan ini dikenal dengan DICK TEST.

2. Pembagian streptococcus. Penggolongan streptococcus ada beberapa cara :A. Menurut Schotmuller.B. Menurut Dubois.C. Menurut Lancefields.D. Menurut Griffith.

A. Menurut Schotmuller.Pembagian ini berdasarkan pada agar-darah, apakah dapat/tidak merusak darah. Pada umumnya klasifikasi menurut Schotmuller ini dipergunakan, terutama dalam memberikan diagnosa streptococcus. Atas dasar pada agar darah, streptococcus dapat dibagi atas 3 golongan :1) Alpha streptococcus (hemodigesti).Adalah streptococcus yang mencernakan eritrosit menjadi met-Hb (Hb diubah menjadi met-Hb). Sekeliling koloni terbentuk gelanggang hijau, peristiwa ini disebut juga alpha hemolyse. Golongan ini sangat toxis, contohnya streptococcus viridans (=hijau).2) Beta streptococcus (hemolyse).Adalah golongan streptococcus yang menghemolysakan darah, sehingga Hb keluar dari eritrosit. Sekeliling koloni terdapat gelanggang jernih. Golongan beta streptooccus inipun pathogen. Contohnya streptococcus pyogenik.3) Gamma streptococcus (anhemolyse).Adalah golongan streptococcus yang tidak merusak atau menghemolysakan darah pada agar darah. Golongan ini tidak pathogen. Contohnya : Enterococcus.

B. Menurut Dubois.Streptococcus dibagi atas 4 rombongan, yaitu :1) Gol. Streptococcus viridans, yang menyebabkan hemodigesti pada agar darah.2) Gol. Streptococcus hemolyse, menghemolysakan darah.3) Gol. Streptococcus usus (enterococcus), adalah streptococcus yang terdapat dalam usus, misalnya : Streptococcus fecalis.4) Gol. Streptococcus susu, adalah streptococcus yang terdapat dalam susu, menyebabkan susu menjadi asam (Streptococcus lactis).

C. Menurut Lancefields.Pembagian menurut Lancefields berdasarkan atas presipitasi dan antisera. Dengan mempergunakan antisera, terdapat beberapa golongan streptococcus.Gol. A : Adalah golongan strep. yang menyebabkan beta hemolysis pada agar darah. Type-type ini berasal atau terdapat pada manusia, yang sering menyebabkan infeksi. Ditinjau dari sudut kedokteran golongan ini yang terpenting. Gol. A sama dengan gol. Streptococcus pyogenes.Gol. B : Adalaah golongan streptococcus yang beta dan gamma hemolytik. Beta hemolytik megeluarkan S hemolysin, tetapi hemolysin yang dikeluarkannya kurang daripada streptococcus gol. A. banyak terdapat pada susu lembu, yang menyebabkan mastitis. Beberapa jenis terdapat pada vagina dan kerongkongan manusia dan dapat menyebabkan infeksi puerperalis. Gol. B = Strep.agalactiae yang menyebabkan mastitis pada lembu. Gol. C : Golongan ini terutama terdapat pada hewan-hewan, tetapi dapat juga menyebabkan sepsis-peuralis pada manusia. Dalam agar darah termasuk beta hemolyse, mengeluarkan S hemolysin.Gol. D : Terdapat pada feces dan vagina manusia dan juga pada keju. Pada agar darah beta hemolytik dan mengeluarkan S hemolysin. Golongan ini = gol.enterococcus pada klasifikasi Dubois.Gol. F : Pada agar darah beta hemolytik, mengeluarkan S hemolysin. Dijumpai pada infeksi-infeksi kerongkongan dan saluran pernapasan sebelah atas.Gol. G : Mengeluarkan O dan S hemolysin. Sebagian besar rombongan ini hidupnya komensal pada tubuh manusia (apathogen). Beberapa diantaranya dapat juga menyebabkan infeksi.Gol. E, H dan K : Pada umumnya komensal, tetapi sekali-sekali dapat menyebabkan infeksi sekunder.

D. Menurut Griffith.Pembagian streptococcus menurut Griffith, berdasarkan agglutinasi dan agglutinasi-absorbsi. Griffith membagi streptococcus kira-kira 30 type. Perbedaan ini berdasarkan adanya nucle-protein antigen pada streptococcus. Atas dasar penetapan type streptococcus menurut Griffith ini, dapat ditentukan sumber-sumber penyakit scarlet fever atau menyelidiki orang-orang carier (pembawa kuman).

DICK TEST (Erythrogenic toxin test). Test ini gunanya untuk mengetahui apakah seseorang rentan (sensitive) terhadap scarlet fever dengan menyuntikkan biakan streptococcus intracutan. Dasar reaksi ialah allergi, terhadap toxin erythrogenik dari streptococcus. Scarlatina, adalah penyakit kulit yang menular, berbintik-bintik merah, bergelembung yang isinya keruh. Bahasa Belanda disebut roodvonk, Inggris : scarlet fever. 0,2 ml dari enceran 1: 1000 biakan streptococcus dalam bouillon disuntikkan intracutan pada lengan atas. Sesudah 16 jam reaksinya dibaca. Jika terbentuk warna merah sekitar suntikan toxin dan warna merah ini tetap sampai 24 jam, kemudian hilang kembali, Dick test positif. Tidak terbentuk warna merah, Dick test negatif. Kontrol disuntik dengan biakan streptococcus enceran yang sama, tetapi dimasak dahulu 4 jam pada temperatur 96-100C. Pada kontrol juga terbentuk sedikit merah pada kulit, tetapi tidak disertai erythema. Pada reaksi positif diameter erythematousa sekurang-kurangnya 1 cm, biasanya 2-3 cm. Pseudoreaksi sering terdapat pada orang dewasa, tetap jarang terdapat pada anak-anak.Dick test positif, artinya sensitif terhadap erythrogenic toxin dan belum mempunyai kekebalan (natural immunity).Dick test negative, artinya tidak sensitive terhadap erythrogenic toxin, sudah mempunyai kekebalan (natural immunity).

Caranya : Dari bahan (nanah, abses) dilakukan sediaan langsung dengan Gram dan methylenblue, kemudian ditanam secara goresan pada agar darah dan ke dalam bouillon darah dengan ose, secara aseptis. Pada direct preparat ini bentuk streptococcus belum seberapa jelas. Media disimpan pada suhu 37C selama 24 jam. Pada agar streptococcus kurang baik tumbuhnya, koloni-koloni kecil.Agar darah : Streptococcus tumbuh dengan baik, bentuknya bulat, semi-transparan dan diameter koloni kira-kira 1 mm. Perhatikan apakah ada hemolyse atau tidak. Koloni-koloni yang tersangka, Gram. Bentuk streptococcus lebih baik jika diGram dari bouillon darah. Memberikan laporan diagnosa dipakai menurut klasifikasi Schotmuller, yaitu : 1. Alpha streptococcus.2. Beta streptococcus.3. Gamma streptococcus.

Percobaan hemolysin test. Kepada 0,5 ml biakan streptococcus dalam bouillon yang mengandung serum yang umurnya 24 jam, ditambah dengan 0,5 ml suspensi eritrosit 5% dalam air garam physiologik. Kemudian dieramkan pada lemari pengeram 37C selama 2 jam. Bila terjadi hemolyse, hemolysin test positif. Bila tidak terjadi hemolyse, hemolysin test negatif. Hemolysin test ini terutama untuk beta streptococcushttp://labmikrobiologi.blogspot.com/2012/02/streptococcus-dan-identifikasinya.html

IDENTIFIKADI STEPTOCOCCUSBakteri ini terdapat pada sputum yaitu cairan dari alveolus, pus, sweb tenggorokan. Sweb yang dilakukan kemudian ditanam pada BHI (Brant hehart infution) disimpan selama 12 jam kemudian baru dibuat pengecatan.1. Pengecatan gram :Hasil : gram + (coccus berderet)Morfologi : terdapat lebih dari 8 sel coccus berderet2. Penanaman pada media padatDigores pada media BAP (Blood Agar Plate)Pengamatan koloni dari media BAPKoloni seperti titik jarum dgn zona hijau disekitar koloni berarti menghemolisa eritrosit sebagian. Tipe hemlisanya adalah , , .3. Uji katalaseDengan menggunakan reagen H2O2 3%Hasil : negativehttp://yusufekonug.mhs.unimus.ac.id/2012/06/27/identifikasi-streptococcus/

Identifikasi Gram Positif Cocci Streptococcus

Pendahuluan Anggota dari genus Streptococcus bertanggung jawab untuk penyakit serta menjadi bagian dari flora normal manusia. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus antara lain: pneumonia, meningitis, radang amandel, endokarditis, luka api dan infeksi saluran kencing infeksi saluran. nafas Streptococcus spesies juga ditemukan biasanya di mulut dan di permukaan kulit. Spesies Streptokokus diklasifikasikan oleh dua metode utama: aktivitas hemolitik dan klasifikasi serologi Lancefield.

Berdasarkan klasifikasi Hemolytic Activity Ketika tumbuh pada agar darah domba, streptokokus menampilkan salah satu dari tiga jenis hemolisis dari sel-sel darah merah dalam agar. Alfa hemolisis - media sel darah merah di dicerna sebagian menghasilkan warna hijau pada mediaBeta hemolisis - sel darah merah di media benar-benar dicerna menghasilkan zone jernih di sekitar koloni. . Gamma hemolisis - Tidak ada perubahan dalam agar. Sel darah merah tidak dipengaruhi oleh organisme. Hemolisis yang Diharapkan Alfa beta gamma

Streptococcus pyogenes tak pernah selalu tak pernah Streptococcus agalactiaetak pernah biasanya kadang-kadang Streptococcus bovis kadang-kadang kadang-kadang biasanya Streptococcus pneumoniae selalu tak pernah tak pernah Enterococcus faecalis kadang-kadangkadang-kadang biasanya

Berdasarkan klasifikasi Lancefield Protein Rebecca Lancefield, bekerja dengan berbagai spesies streptokokus, ditemukan protein yang unik dalam dinding sel organisme tertentu. Protein ini berlabel Grup A, Grup B, Grup C, dan seterusnya melalui Grup M. Saat ini ada tiga Grup Lancefield yang penting dalam medis, yaitu : Grup A, Grup B, dan Grup D.

Dari organisme yang digunakan dalam laboratorium ini berlaku korelasi berikut: Group A Strep - Streptococcus pyogenes Group B Strep - Streptococcus agalactiae Group D Strep - Streptococcus bovis, Enterococcus (Streptococcus) faecalis Streptococcus pneumoniae tidak memiliki protein dan tidak diklasifikasikan dalam salah satu kelompok Lancefield. Streptokokus viridans adalah istilah yang digunakan untuk spesies Streptococcus alfa hemolitik Lancefield yang kekurangan protein.

Prinsip Semua spesies Streptococcus cocci Gram positif. Beberapa hanya akan tumbuh pada media agar diperkaya , misalnya 5% agar darah domba. Pada agar darah domba koloni yang biasanya abu-abu, punctiform, cembung, dan seluruh. Menampilkan berbagai jenis alfa, beta atau gamma hemolisis. Tes biokimia penting termasuk katalase, kerentanan bacitracin, kerentanan optochin , pertumbuhan dalam kaldu garam tinggi, pola hemolisis dilihat dengan uji CAMP, dan kemampuan untuk menghidrolisis esculin. Tes kerentanan bacitracin dan tes kerentanan optochin serupa dengan uji kerentanan novobiocin yang digunakan untuk identifikasi spesies Staphylococcus. Kertas filter disc diresapi dengan antibiotika yang sesuai ditempatkan pada permukaan agar. Zat tersebut berdifusi melalui agar. Organisme yang rentan terhadap antibiotika akan tidak tumbuh pada agar yang mengandung bahan antibiotik. Ukuran zona penghambatan pertumbuhan organisme menentukan kerentanan terhadap bahan kimia. Faktor CAMP diffusable adalah protein yang dihasilkan oleh spesies tertentu Streptococcus. Faktor ini akan bereaksi dengan menghasilkan toksin beta oleh Staphylococcus aureus akan dengan cepat melisiskan sel darah merah domba. Bila Streptococcus memproduksi CAMP akan tumbuh dekat racun beta yang pasti diproduksi oleh strain Staphylococcus aureus dan menghasilkan sinergi membentuk pola hemolitik khasBeberapa organisme dapat mentoleransi konsentrasi garam NaCl 6,5%. Dan akan tumbuh dalam kaldu garam tinggi. Media Esculin empedu agar berisi empedu yang menghambat pertumbuhan dari banyak organisme. Beberapa organisme dapat menghidrolisis esculin menjadi esculetin dan dekstrosa. Esculetin akan bereaksi dengan besi sitrat di media untuk menghasilkan produk berwatna cokelat hitam.

Prosedur Bacitracin Kerentanan 1. Membagi plate agar darah domba menjadi empat kuadran. 2. Label sebuah kuadran dengan nama organisme yang akan diuji. 3. Menggunakan loop steril secara aseptik untuk mentransfer organisme tes ke plate dan buat parit antara tiap kuadran . 4. Mentransfer secara aseptik bacitracin disc (A disc) ke tengah kuadran. gunakan penjepit steril untuk mengatur posisi disc. Tekan lembut disc ke permukaan agar-agar tetapi tidak membenamkan disc dalam agar. 5. Tutup plate dan masukkan dalam inkubator selama minimal 18 jam. 6. Memeriksa piring untuk zona inhibisi pertumbuhan di sekitar cakram. Bila sudah selesai, buang piring dalam wadah Biohazard.

Interpretasi: Setiap zona inhibisi pertumbuhan dianggap positif (+) untuk tes ini.. Tes ini harus dilakukan hanya pada organisme yang menampilkan hemolisis beta.

Kerentanan Optochin 1. Membagi plate agar darah domba menjadi empat kuadran. 2. Label sebuah kuadran dengan nama organisme yang akan diuji. 3. Menggunakan loop steril secara aseptik untuk mentransfer organisme tes ke plate dan buat parit di antara kuadran. . 4. Mentransfer optochin disc (P disc) secara aseptik ke tengah kuadran.. Gunakan penjepit steril untuk mengatur posisi disc. Tekan lembut disc ke permukaan agar-agar tetapi tidak membenamkan disc dalam agar. 5. Tutup plare dan masukkan ke dalam inkubator selama minimal 18 jam. 6. Memeriksa plate untuk zona inhibisi pertumbuhan di sekitar cakram. Menggunakan metrik penggaris, mengukur diameter zona penghambatan dan mencatat pengukuran dalam milimeter (mm). Apabila selesai buang piring di wadah Biohazard

Interpretasi: Sebuah zona hambatan pertumbuhan 15-30 mm dianggap uji.positif (+) Zona ukuran kurang dari 15 mm dianggap negatif (-) untuk tes ini. Pengujian ini harus dilakukan hanya pada organisme yang menampilkan alfa hemolisis.

CAMP Test Tes CAMP untuk identifikasi b-hemolitik Streptococcus algalactie (group B)

" fenomena litik antara Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae (kelompok B), menjadi dasar bagi tes CAMP, Koloni Streptococcus agalactie dikelilingi oleh zona hemolisis total ketika mereka tumbuh di dekat koloni Staphylococcus b-hemolitik. Adapun Streptococcus pyogenes (non-group B) gagal menunjukkan peningkatan hemolisis saat tumbuh di dekat koloni Staphylococcus b-hemolitik

CAMP test menunjukkan zone hemolisis total Hasil uji CAMP positip dari Streptococcus Hasil uji CAMP Negatip padaberbentuk panah (hasil positif) dari Streptococcus agalactie (group B) saat diuji terhadap pada Streptococcus pyogenes (group A)agalactiae(kelompok B)dan hasil negatif Streptococcus Staphylococcus aureus. Tampak zone hemolisis saat diuji terhadap Staphylococcus pyogenes (grup A) saat diuji terhadap Staphylococcus total berbentuk panah pada media Blood Agar aureus. Tidak tampak zone hemolisis aureus plate (BAP). berbentuk panah

1. Media plate agar darah domba yang telah disiapkan untuk tes CAMP diinokulasi dengan bakteri Staphylococcus aureus membentuk sebuah garis di tengah plate. 2.Streak dengan Streptococcus yang akan diuji CAMP secara tegak lurus dengan garis streak dari S.aureus. Label salah satu garis pada plate CAMP dengan organisme yang akan diuji. Caranya, Gunakan loop steril unruk mengambil organisme yang akan diuji, Buat satu garis inokulum dan bergerak dari tepi luar plate CAMP menuju streak Staph. Jangan biarkan organisme tes untuk secara langsung menyentuh garis . streak dari Staph. . 3. Tutup plate dan masukkan ke inkubator selama minimal 18 jam. 4.. Amati plate, lihat fenomena mata anak panah yang berbeda pola hemolisis pada area dimana organisme tes dan Staph. hampir bersentuhan. 5.. Membuang piring dalam wadah Biohazard.

Interpretasi: Adanya pola hemolisis seperti mata anak panah dianggap positif (+) untuk tes ini. Tidak ada hemolisis atau pola hemolisis tidak jelas dianggap negatif (-) untuk tes ini. Tes ini harus dilakukan hanya pada organisme yang menampilkan beta atau gamma hemolisis.

Bile Esculin 1. Label media esculin empedu agar miring dengan organisme yang akan diuji dan inisial anda. 2. Menggunakan loop steril untuk mentransfer organisme yang akan diuji ke permukaan empedu esculin agar miring . 3. Inkubasi tabung selama minimal 18 jam. 4. Memeriksa tabung untuk mengetahui warna yang dari media. 5. Buang ke wadah biohazard bila sudah selesai

Interpretasi: Terjadi warna yang menghitam dari agar dianggap positif (+) untuk tes ini. Tidak Ada perubahan dalam warna agar dianggap negatif (-) untuk tes ini. Tes ini harus dilakukan terhadap semua organisme yang dicurigai streptokokus. Aesculin Hydrolysis

Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah mikroorganisme mampu menghidrolisa aesculin glycoside menjadi aesculin dan glucose Aesculin bereaksi dengan ferric citrate dalam medium membentuk senyawa phenolic kompleks yang berwarna coklat gelap

1. Uninoculated medium (steril)

2. Reaksi Positive : Enterococcus faecalis.

1

2

Garam tinggi 1. Label tabung kaldu yang mengandung garam tinggi dengan organisme yang akan diuji dan inisial anda. 2. Menggunakan loop steril untuk mentrasfer organisme yang akan diuji ke media kaldu garam 3. Menetaskan tabung selama minimal 18 jam. 4. Memeriksa tabung untuk membuktikan adanya pertumbuhan (kekeruhan). Bandingkan dengan tabung kaldu gatam yang steril (uninoculated). Jangan menggoyang tabung sebelum Anda memeriksa mereka. 5. Bila sudah selesai, buang tabung ke wadah biohazard yang disediakan.

Interpretasi: Organisme yang dapat mentolerir lingkungan garam yang tinggi (6,5% NaCl) akan tumbuh dalam kaldu ini dan menyebabkan kaldu menjadi keruh . Kekeruhan dianggap positif (+) untuk tes ini. Organisme yang tidak dapat mentoleransi lingkungan garam yang tinggi akan tidak tumbuh dan kaldu akan tetap jernih, maka dianggap tes negatif (-) Tes ini harus dilakukan pada semua organisme yang dicurigai streptokokus.

INSTRUKSI LABORATORIUM Disediakan kultur : Streptococcus pyogenes Streptococcus agalactiae Streptococcus pneumoniae Enterococcus (Streptococcus) faecalis Streptococcus bovis

Siswa bekerja secara individu kecuali jika dinyatakan lain. 1. Membuat pewarnaan terhadap salah satu organisme yang disediakan 2. Melakukan uji katalase pada semua organisme dan mencatat hasil dalam Lembar Kerja Laboratorium 3. Memeriksa semua biakan untuk hemolisis dan catat pengamatan Anda pada Lembar Kerja Laboratorium 4. Lihat Worksheet Laboratorium Anda dan pada semua organisme beta hemolitik dilakukan Uji Kerentanan Bacitracin 5. Lihat Worksheet Laboratorium Anda dan pada semua organisme alfa hemolitik dilakukan Uji Kerentanan Optochin 6. Lihat Worksheet Laboratorium Anda dan pada semua organisme beta dan gamma hemolitik dilakukan Uji CAMP . Dalam kelompok kerja laboratorium untuk mendapatkan semua yang diperlukan untuk pengujian organisme, pastikan setiap anggota kelompok satu set tes. Organisme dapat digunakan lebih dari sekali dalam grup Anda jika perlu. 7. Bekerja dalam kelompok-kelompok, melakukan uji empedu esculin agar miring pada semua organisme. Setiap anggota kelompok harus melakukan setidaknya satu tes. 8. Bekerja dalam kelompok, melakukan Uji kaldu garam yang tinggi pada semua organisme.Setiap anggota kelompok harus melakukan setidaknya satu tes. 9. Setelah inkubasi, periksa semua hasil tes dan catat di Lembar Kerja Laboratorium 10. Apabila waktu mengizinkan, lakukan pewarnaan Gram di Langkah 1

IDENTIFIKASI STREPTOCOCCUS

Test * Strep. pyogenes Strep. agalactiae Strep. pneumoniae Enterococcus faecalis Strep. bovis

Gram Stain Katalase Hemolisis Bacitracin Optochin CAMP Test Empedu Esculin Garam tinggi

* Jika tes ini tidak dilakukan pada organisme karena ini adalah tes yang tidak tepat untuk organisme itu tandai kotak hasil dengan X. besar Karakteristik apa yang membedakan antara Staphylococcus dan Streptococcus ? Tes Apa yang digunakan untuk membedakan Staphylococcus dari Streptococcus? Organisme adalah GPC, katalase negatif, dan alfa hemolitik. Buat daftar tes yang sesuai untuk identifikasi organisme ini. Organisme adalah GPC, katalase negatif, dan beta hemolitik. Buat daftar tes yang sesuai untuk identifikasi organisme ini. Organisme adalah GPC, katalase negatif, dan gamma hemolitik. Buat daftar tes yang sesuai untuk identifikasi organisme ini. Setelah Anda tahu suatu organisme adalah GPC, tes apa yang harus Anda lakukan selanjutnya?

http://pemburumikroba.blogspot.com/2010/08/identifikasi-gram-positif-cocci.html

1.4. Streptococcus sp Streptococci dapat diisolasi dari saluran pencernaan, pernafasan dan saluran genital sebagai bagian dari bakteri komensal atau flora normal. Beberapa spesies dapat bersifat patogen, antara lain adalah Streptococcus pyogenes (Streptococcus grup A) yang merupakan patogen utama pada manusia dan Streptococcus agalactiae (Streptococcus grup B) dapat menyebabkan infeksi pada neonatus. Beberapa metode identifikasi : Pengecatan Gram Kokus (coccus) Gram positif dengan susunan berpasangan seperti rantai (chains). Tes katalase negatif. Jika katalase positif, lihat pada bab Staphylococcus aureus dan Staphylococcus sp Sifat hemolisis. Tentukan sifat hemolisis bakteri berdasarkan reaksi terhadap sel eritrosit pada media agar darah. - Hemolisis alfa: terbentuk zona hambatan di sekeliling koloni berwarna kehijauan sampai kecoklatan. Diskolorisasi medium ini terjadi akibat destruksi eritrosit parsial. - Hemolisis beta : terbentuk zona hambatan yang jelas, tidak berwarna (colourless) di sekitar koloni akibat destruksi eritrosit secara sempurna. Beberapa strain dapat melakukan hemolisis sempurna (maksimal) dalam keadaan anaerob, karena hemolisin yang diproduksi oleh beberapa strain tersebut bersifat labil jika ada oksigen. - Hemolisis gamma atau non hemolitik : tidak terjadi hemolisis eritrosit atau tidak terjadi diskolorisasi media agar darah http://wwwmicrobiologyonline.blogspot.com/2010/01/rangkuman-metode-identifikasi-bakteri_14.html

HemolizaNekatere bakterije producirajo ekstracelularne hemolizine, ki lizirajo ivalske eritrocite.Kulturo nacepimo na ploo krvnega agarja (posebno trdno gojie z dodatkom konjske, goveje ali ovje krvi). Po inkubaciji opazujemo cone lize okrog kolonij. Loimo tri tipe hemolize: alfa, beta in gama. Rezultat: Alfa hemolizo, nepopolno unienje eritrocitov, opazimo kot zelenkasto rjavo obmoje okrog kolonij. Beta hemolizo, popolno lizo eritrocitov, opazimo kot obmoje zbistritve okrog kolonij. e hemolize ni, to oznaimo kot gama "hemolizo".

od zgoraj navzdol: alfa, beta in gama hemolizalevo: beta, desno: alfa hemolizabeta hemolizaalfa hemoliza