infeksi odontogen

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Infeksi Odontogenik Infeksi odontogenik merupakan salah satu diantara beberapa infeksi yang paling sering kita jumpai  pada manusia. Pada kebanyakan pasien infeksi ini bersifat minor atau kurang diperhitungkan dan seringkali ditandai dengan drainase spontan di sepanjang jaringan gingiva pada gigi yang mengalami gangguan. 8  Fistula Bakteremie-Septikemie  Selulitis Acute-hronic Infeksi Spasium Periapikal Infection yang dalam Abses intra oral !steomielitis "e spasium yang lebih Atau jaringan lunak-kutis tinggi # infeksi serebral Infeksi odontogenik merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering terjadi. Infeksi odontogenik dapat merupakan a$al atau kelanjutan penyakit periodontal% perikoronal% trauma% atau infeksi pasca pembedahan. 5 Infek si odontoge nik juga lebih serin g diseb abkan oleh beberap a jenis bakteri seperti  streptococcus . Infeksi dapat terlokalisir atau dapat menyebar secara cepat ke sisi $ajah lain. 9 2.1.1 Klasifikasi I nfeksi o dontogenik 1 I. Berda sarkan orga nisme peny ebab Infeksi Bakteri &irus Parasit 'ikotik II. Berdasa rkan (aringan !dontogenik  )on-odontogenik III. Ber das arkan lokasi mas ukn ya Pulpa Periodontal Perikoronal Fraktur *umor !portunistik I&. Ber das arkan tinja uan kli nis Akut "ronik &. Berda sarkan spasiu m y ang t erken a Spasium kaninus Spasium bukal Spasium infratemporal Spasium submental Spasium sublingual Spasium submandibula Spasium masseter 

description

Infeksi odontogenik merupakan salah satu diantara beberapa infeksi yang paling sering kita jumpai pada manusia. Pada kebanyakan pasien infeksi ini bersifat minor atau kurang diperhitungkan dan seringkali ditandai dengan drainase spontan di sepanjang jaringan gingiva pada gigi yang mengalami gangguan

Transcript of infeksi odontogen

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 1/8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi Infeksi Odontogenik 

Infeksi odontogenik merupakan salah satu diantara beberapa infeksi yang paling sering kita jumpai

 pada manusia. Pada kebanyakan pasien infeksi ini bersifat minor atau kurang diperhitungkan dan

seringkali ditandai dengan drainase spontan di sepanjang jaringan gingiva pada gigi yang mengalami

gangguan.8

  Fistula Bakteremie-Septikemie

 

Selulitis Acute-hronic Infeksi Spasium

Periapikal Infection yang dalam

Abses intra oral !steomielitis "e spasium yang lebih

Atau jaringan lunak-kutis tinggi # infeksi serebral

Infeksi odontogenik merupakan infeksi rongga mulut yang paling sering terjadi. Infeksi odontogenik dapat

merupakan a$al atau kelanjutan penyakit periodontal% perikoronal% trauma% atau infeksi pasca pembedahan.5

Infeksi odontogenik juga lebih sering disebabkan oleh beberapa jenis bakteri seperti  streptococcus. Infeksi

dapat terlokalisir atau dapat menyebar secara cepat ke sisi $ajah lain.9

2.1.1 Klasifikasi Infeksi odontogenik 1

I. Berdasarkan organisme penyebab Infeksi

• Bakteri

• &irus

• Parasit• 'ikotik 

II. Berdasarkan (aringan

• !dontogenik 

•  )on-odontogenik 

III. Berdasarkan lokasi masuknya

• Pulpa

• Periodontal

• Perikoronal

• Fraktur 

• *umor

• !portunistik

I&. Berdasarkan tinjauan klinis

• Akut

• "ronik 

&. Berdasarkan spasium yang terkena

• Spasium kaninus

• Spasium bukal

• Spasium infratemporal

• Spasium submental

• Spasium sublingual

• Spasium submandibula

• Spasium masseter 

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 2/8

• Spasium pterigomandibular 

• Spasium temporal

• Spasium Faringeal lateral

• Spasium retrofaringeal

• Spasium prevertebral

2.1.2 !akto"#fakto" $ang %e"&e"an te"'adin$a infeksi11

+. &irulensi dan ,uantity

i rongga mulut terdapat bakteri yang bersifat komensalis. Apabila lingkungan

memungkinkan terjadinya invasi% baik oleh flora normal maupun bakteri asing% maka akan terjadi

 perubahan dan bakteri bersifat patogen. Patogenitas bakteri biasanya berkaitan dengan dua faktor 

yaitu virulensi dan uantity. &irulensi berkaitan dengan kualitas dari bakteri seperti daya invasi%

toksisitas% en/im dan produk-produk lainnya. Sedangkan ,uantity adalah jumlah dari

mikroorganisme yang dapat menginfeksi host dan juga berkaitan dengan jumlah faktor-faktor yang

 bersifat virulen.

0. Pertahanan *ubuh 1okal

Pertahanan tubuh lokal memiliki dua komponen. Pertama barier anatomi% berupa kulit dan

mukosa yang utuh% menahan masuknya bakteri ke jaringan di ba$ahnya. Pembukaan pada barier 

anatomi ini dengan cara insisi poket periodontal yang dalam% jaringan pulpa yang nekrosis akanmembuka jalan masuk bakteri ke jaringan di ba$ahnya. 2igi-gigi dan mukosa yang sehat

merupakan pertahanan tubuh lokal terhadap infeksi. Adanya karies dan saku periodontal

memberikan jalan masuk untuk invasi bakteri serta memberikan lingkungan yang mendukung

 perkembangbiakan jumlah bakteri.

'ekanisme pertahanan lokal yang kedua adalah populasi bakteri normal di dalam mulut%

 bakteri ini biasanya hidup normal di dalam tubuh host dan tidak menyebabkan penyakit. (ika

kehadiran bateri tersebut berkurang akibat penggunaan antibiotik% organisme lainnya dapat

menggantikannya dan bekerjasama dengan bakteri penyebab infeksi mengakibatkan infeksi yang

lebih berat.

3. Pertahanan 4umoral

'ekanisme pertahanan humoral% terdapat pada plasma dan cairan tubuh lainnya danmerupakan alat pertahanan terhadap bakteri. ua komponen utamanya adalah imunoglobulin dan

komplemen. Imunoglobulin adalah antibodi yang mela$an bakteri yang menginvasi dan diikuti

 proses fagositosis aktif dari leukosit. Imunoglobulin diproduksi oleh sel plasma yang merupakan

 perkembangan dari limfosit B.*erdapat lima tipe imunoglobulin% 56 7 terdiri dari Ig 2 merupakan

 pertahanan tubuh terhadap bakteri gram positif. Ig A sejumlah +0 7 merupakan imunoglobulin pada

kelenjar ludah karena dapat ditemukan pada membran mukosa. Ig ' merupakan 5 7 dari

imunoglobulin yang merupakan pertahanan terhadap bakteri gram negatif. Ig 8 terutama berperan

 pada reaksi hipersensitivitas. Fungsi dari Ig sampai saat ini belum diketahui.

"omplemen adalah mekanisme pertahanan tubuh humoral lainnya% merupakan sekelompok 

serum yang di produksi di hepar dan harus di aktifkan untuk dapat berfungsi. Fungsi dari

komplemen yang penting adalah yang pertama dalam proses pengenalan bakteri% peran keduaadalah proses kemotaksis oleh polimorfonuklear leukosit yang dari aliran darah ke daerah infeksi.

"etiga adalah proses opsonisasi% untuk membantu mematikan bakteri. "eempat dilakukan

fagositosis. *erakhir membantu munculnya kemampuan dari sel darah putih untuk merusak dinding

sel bakteri.

9. Pertahanan Seluler 

'ekanisme pertahanan seluler berupa sel fagosit dan limfosit. Sel fagosit yang berperan

dalam proses infeksi adalah leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini keluar dari aliran darah dan

 bermigrasi e daerah invasi bakteri dengan proses kemotaksis. Sel-sel ini melakukan respon dengan

cepat% tetapi sel-sel ini siklus hidupnya pendek% dan hanya dapat melakukan fagositosis pada

sebagian kecil bakteri. Fase ini diikuti oleh keluarnya monosit dari aliran darah ke jaringan dan

disebut sebagai makrofag. 'akrofag berfungsi sebagai fagositosis% pembunuh dan menghancurkan

 bakteri dan siklus hidupnya cukup lama dibandingkan leukosit polimorfonuklear. 'onosit biasanya

terlihat pada infeksi lanjut atau infeksi kronis.

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 3/8

"omponen yang kedua dari pertahanan seluler adalah populasi dari limfosit% seperti telah di

sebutkan sebelumnya limfosit B akan berdifernsiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi

yang spesifik seperti Ig 2. 1imfosit * berperan pada respon yang spesifik seperti pada rejeksi graft 

:penolakan cangkok; dan tumor suveillance :pertahanan terhadap tumor;.

2.1.( Ta)a&an Infeksi1

Infeksi odontogenik umumnya mele$ati tiga tahap sebelum mereka menjalani resolusi<

+. Selama + sampai 3 hari - pembengkakan lunak% ringan% lembut% dan adonannya konsisten.

0. Antara 6 sampai 5 hari # tengahnya mulai melunak dan abses merusak kulit atau mukosa sehinggamembuatnya dapat di tekan. Pus mungkin dapat dilihat le$at lapisan epitel% membuatnya

 berfluktuasi.

3. Akhirnya abses pecah% mungkin secara spontan atau setelah pembedahan secara drainase. Selama

fase pemecahan% regio yang terlibat kokoh=tegas saat dipalpasi disebabkan oleh proses pemisahan

 jaringan dan jaringan bakteri.

2.1.* Patogenesis11+15

Penyebaran infeksi odontogenik akan melalui tiga tahap yaitu tahap abses dentoalveolar% tahap yang

menyangkut spasium dan tahap lebih lanjut yang merupakan tahap komplikasi. Suatu abses akan terjadi

 bila bakteri dapat masuk ke jaringan melalui suatu luka ataupun melalui folikel rambut. Pada abses

rahang dapat melalui foramen apikal atau marginal gingival.Penyebaran infeksi melalui foramen apikal bera$al dari kerusakan gigi atau karies% kemudian

terjadi proses inflamasi di sekitar periapikal di daerah membran periodontal berupa suatu periodontitis

apikalis. >angsangan yang ringan dan kronis menyebabkan membran periodontal di apikal mengadakan

reaksi membentuk dinding untuk mengisolasi penyebaran infeksi. >espon jaringan periapikal terhadap

iritasi tersebut dapat berupa periodontitis apikalis yang supuratif atau abses dentoalveolar.

2.1.5 ,a-a#a-a Infeksi odontogenik 11

'acam-macam infeksi odontogenik dapat berupa < infeksi dentoalveolar% infeksi periodontal%

infeksi yang menyangkut spasium% selulitis% flegmon% osteomielitis% dan infeksi yang merupakan

komplikasi lebih lanjut.

2.1./ Tanda dan 0e'ala12

+. Adanya respon Inflamasi

>espon tubuh terhadap agen penyebab infeksi adalah inflamasi. Pada keadaan ini substansi

yang beracun dilapisi dan dinetralkan. (uga dilakukan perbaikan jaringan% proses inflamasi ini cukup

kompleks dan dapat disimpulkan dalam beberapa tanda <

A. 4iperemi yang disebabkan vasodilatasi arteri dan kapiler dan peningkatan permeabilitas dari

venula dengan berkurangnya aliran darah pada vena.

B. "eluarnya eksudat yang kaya akan protein plasma% antiobodi dan nutrisi dan berkumpulnya

leukosit pada sekitar jaringan.

. Berkurangnya faktor permeabilitas% leukotaksis yang mengikuti migrasi leukosit polimorfonuklear dan kemudian monosit pada daerah luka.

. *erbentuknya jalinan fibrin dari eksudat% yang menempel pada dinding lesi.

8. Fagositosis dari bakteri dan organisme lainnya

F. Penga$asan oleh makrofag dari debris yang nekrotik 

0. Adanya gejala infeksi

2ejala-gejala tersebut dapat berupa < rubor atau kemerahan terlihat pada daerah permukaan

infeksi yang merupakan akibat vasodilatasi. *umor atau edema merupakan pembengkakan daerah

infeksi. "alor atau panas merupakan akibat aliran darah yang relatif hangat dari jaringan yang lebih

dalam% meningkatnya jumlah aliran darah dan meningkatnya metabolisme. olor atau rasa sakit%

merupakan akibat rangsangan pada saraf sensorik yang di sebabkan oleh pembengkakan atau perluasan infeksi. Akibat aksi faktor bebas atau faktor aktif seperti kinin% histamin% metabolit atau

 bradikinin pada akhiran saraf juga dapat menyebabkan rasa sakit. Fungsio laesa atau kehilangan

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 4/8

fungsi% seperti misalnya ketidakmampuan mengunyah dan kemampuan bernafas yang terhambat.

"ehilangan fungsi pada daerah inflamasi disebabkan oleh faktor mekanis dan reflek inhibisi dari

 pergerakan otot yang disebabkan oleh adanya rasa sakit.

3. 1imphadenopati

Pada infeksi akut% kelenjar limfe membesar% lunak dan sakit. "ulit di sekitarnya memerah dan

 jaringan yang berhubungan membengkak. Pada infeksi kronis perbesaran kelenjar limfe lebih atau

kurang keras tergantung derajat inflamasi% seringkali tidak lunak dan pembengkakan jaringan di

sekitarnya biasanya tidak terlihat. 1okasi perbesaran kelenjar limfe merupakan daerah indikasi

terjadinya infeksi. Supurasi kelenjar terjadi jika organisme penginfeksi menembus sistem pertahanantubuh pada kelenjar menyebabkan reaksi seluler dan memproduksi pus. Proses ini dapat terjadi secara

spontan dan memerlukan insisi dan drainase.

2.2 Definisi A%ses Odontogenik 

Abses adalah infeksi akut yang terlokalisir pada rongga yang berdinding tebal% manifestasinya

 berupa keradangan% pembengkakan yang nyeri jika ditekan% dan kerusakan jaringan setempat.1

Abses rongga mulut adalah suatu infeksi pada mulut% $ajah% rahang% atau tenggorokan yang dimulai

sebagai infeksi gigi atau karies gigi.   "ehadiran abses dentoalveolar sering dikaitkan dengan kerusakan

yang relatif cepat dari alveolar tulang yang mendukung gigi. (umlah dan rute penyebaran infeksi

tergantung pada lokasi gigi yang terkena serta penyebab virulensi organisme.?

2.( ,a-a#a-a A%ses Odontogenik 11

+. Abses periapikal

Abses periapikal sering juga disebut abses dento-alveolar% terjadi di daerah periapikal gigi yang

sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan eksaserbasi akut. 'ungkin terjadi segera setelah

kerusakan jaringan pulpa atau setelah periode laten yang tiba-tiba menjadi infeksi akut dengan gejala

inflamasi% pembengkakan dan demam. 'ikroba penyebab infeksi umumnya berasal dari pulpa% tetapi

 juga bisa berasal sistemik :bakteremia;.

0. Abses subperiosteal

2ejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak mulut dan daerah

maksilofasial. Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral% $arna kulit sedikit merah pada daerah gigi

 penyebab. Penderita merasakan sakit yang hebat% berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir. Pada

rahang ba$ah bila berasal dari gigi premolar atau molar pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula% tetapi masih dapat diraba. 2igi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 5/8

3. Abses submukosa

Abses ini disebut juga abses spasium vestibular% merupaan kelanjutan abses subperiosteal yang

kemudian  pus  berkumpul dan sampai diba$ah mukosa setelah periosteum tertembus. >asa sakit

mendadak berkurang% sedangkan pembengkakan bertambah besar. 2ejala lain yaitu masih terdapat

 pembengkakan ekstra oral kadang-kadang disertai demam.lipatan mukobukal terangkat% pada palpasi

lunak dan fluktuasi podotip. Bila abses berasal darigigi insisivus atas maka sulkus nasolabial mendatar%

terangatnya sayap hidung dan kadang-kadang pembengkakan pelupuk mata ba$ah. "elenjar limfe

submandibula membesar dan sakit pada palpasi.

2ambar 0.9 < a. Ilustrasi gambar Abses Submukosa dengan lokalisasi didaerah bukal.

 b. *ampakan klinis Abses Submukosa

Sumber < O"al S"ge"$+ Fargiskos Fragiskos % 2ermany% Springer 

9. Abses fosa kanina

Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi rahang atas pada regio ini

terdapat jaringan ikat dan lemak% serta memudahkan terjadinya akumulasi cairan jaringan. 2ejala klinis

ditandai dengan pembengkakan pada muka% kehilangan sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata

 ba$ah sehingga tampak tertutup. Bibir atas bengkak% seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang

tegang ber$arna merah.

6. Abses spasium bukal

Spasium bukal berada diantara m. masseter %m. pterigoidus interna dan m. Businator. Berisi

 jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara otot pengunyah% menutupi fosa retro/ogomatik 

dan spasium infratemporal. Abses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas masuk ke

dalam spasium bukal.2ejala klinis abses ini terbentuk di ba$ah mukosa bukaldan menonjol ke arah rongga mulut. Pada

 perabaan tidak jelas ada proses supuratif% fluktuasi negatif dan gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas.

a b

a b

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 6/8

'asa infeksi=pus dapat turun ke spasium terdekat lainnya. Pada pemeriksaan estraoral tampak 

 pembengkakan difus% tidak jelas pada perabaan.

?. Abses spasium infratemporal

Abses ini jarang terjadi% tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan sering menimbulkan komplikasi

yang fatal. Spasium infratemporal terletak di ba$ah dataran horisontal arkus-/igomatikus dan bagian

lateral di batasi oleh ramus mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. Bagian atas dibatasi

oleh m.pterigoid eksternus. Spasium ini dilalui a.maksilaris interna dan

n.mandibula%milohioid%lingual%businator dan n.chorda timpani. Berisi pleksus venus pterigoid dan juga

 berdekatan dengan pleksus faringeal.

5. Abses spasium submasseter 

Spasium submasseter berjalan ke ba$ah dan ke depan diantara insersi otot masseter bagian

superfisialis dan bagian dalam. Spasium ini berupa suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan

ramus antara origo m.masseter bagian tengah dan permukaan tulang. "eatas dan belakang antara origo

m.masseter bagian tengah dan bagian dalam. isebelah belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan

tipis lembar fibromuskular. Infeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang ba$ah% berjalan

melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.

2ejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula bagian dalam% pembengkakan

 jaringan lunak muka disertai trismus yang berjalan cepat% toksik dan delirium. Bagian posterior ramus

mempunyai daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan.

@. Abses spasium submandibula

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 7/8

Spasium ini terletak dibagian ba$ah m.mylohioid yang memisahkannya dari spasium sublingual.

1okasi ini di ba$ah dan medial bagian belakang mandibula. ibatasi oleh m.hiooglosus dan

m.digastrikus dan bagian posterior oleh m.pterigoid eksternus. Berisi kelenjar ludah submandibula yang

meluas ke dalam spasium sublingual. (uga berisi kelenjar limfe submaksila. Pada bagian luar ditutup

oleh fasia superfisial yang tipis dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna.

Infeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoalveolar% abses periodontal dan

 perikoronitis yang berasal dari gigi premolar atau molar mandibula.

. Abses sublingual

Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal % teletek diatas m.milohioid dan bagian

medial dibatasi oleh m.genioglosus dan lateral oleh permukaan lingual mandibula.

2ejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr mulut dan lidah terangkat% bergerser ke sisi

yang normal. "elenjar sublingual aan tampak menonjol karena terdesak oleh akumulasi pus di

 ba$ahnya. Penderita akan mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit.

  a b

2ambar 0.+ < a. Perkembangan abses di daerah sublingual

 b. Pembengkakan mukosa pada dasar mulut dan elevasi lidah ke arah

 berla$anan

Sumber < O"al s"ge"$% Fragiskos Fragiskos % 2ermany% Springer 

+. Abses spasium submental

Spasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di

depannya melintang m.digastrikus% berisi elenjar limfe submental.

Perjalanan abses kebelakang dapat meluas ke spasium

mandibula dan sebaliknya infesi dapat berasal dari

spasium submandibula. 2igi penyebab biasanya gigi

anterior atau premolar.

2ejala klinis ditandai dengan selulitis pada regio

submental. *ahap akhir akan terjadi supuratif dan pada

 perabaan fluktuatif positif. Pada npemeriksaan intra

oral tidak tampak adanya pembengkakan. "adang-

kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari

 jaringan sekitarnya. Pada tahap lanjut infeksi dapat menyebar juga kearah

spasium yang terdekat terutama kearah belakang.

++. Abses spasium parafaringeal

Spasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan apeks bergabung denganselubung karotid. Bagian luar dibatasi oleh muskulus pterigoid interna dan sebelah dalam oleh muskulus

kostriktor. sebelah belakang oleh glandula parotis% muskulus prevertebalis dan prosesus stiloideus serta

struktur yang berasal dari prosesus ini. "ebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis%

7/17/2019 infeksi odontogen

http://slidepdf.com/reader/full/infeksi-odontogen-568e61710af95 8/8

vena jugularis dan nervus vagus% serta sturktur saraf spinal%

glosofaringeal% simpatik% hipoglosal dan kenjar limfe.

Infeksi pada spasium ini mudah menyebar keatas melalui

 berbagai foramina menuju bagian otak. "ejadian tersebut dapat

menimbulkan abses otak% meningitis atau trombosis sinus. Bila

infeksi berjalan ke ba$ah dapat melalui selubung karotis sampai

mediastinuim.

2.* Penatalaksanaan A%ses Odontogenik 1

Pera$atan abses odontogenik dapat dilakukan secara lokal=sitemik. Pera$atan lokal meliputi irigasi%

aspirasi% insisi dan drainase% sedangkan pera$atan sistemik terdiri atas pengobatan untuk menghilangkan

rasa sakit% terapi antibiotik% dan terapi pendukung. Calaupun kelihatannya pasien memerlukan intervensi

lokal dengan segera% tetapi lebih bijaksana apabila diberikan antibiotik terlebih dahulu untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya bakterimia dan difusi lokal :inokulasi; sebagai akibat sekunder dari manipulasi

:pera$atan; yang dilakukan.

Abses periodontal dan perikoronal sering disertai pernanahan :purulensi;% yang bisa dijadikan sampel

untuk kultur sebelum dilakukan tindakan lokal. Apabila abses mempunyai dinding yang tertutup% yang

merupakan ciri khas dari lesi periapikal% maka palpasi digital yang dilakukan perlahan-lahan terhadap lesi

yang teranestesi bisa menunjukkan adanya fluktuasi yang merupakan bukti adanya pernanahan.

Abses perikoronal dan periodontal superfisial yang teranestesi bisa diperiksa=dicari denganmenggeser jaringan yang menutupinya yaitu papila interdental atau operkulum. Pada daerah tersebut

 biasanya juga terdapat debris makanan% yang merupakan benda asing yang dapat mendukung proses

infeksi.

2.*.1 Alat dan Ba)an1

+. (arum +@ atau 0 gauge

0. Spoit disposibel 3ml

2.*.2 Insisi dan D"ainase1

Abses fluktuan dengan dinding yang tertutup% baik abses periodontal maupun periapikal% dira$at

secara lokal yaitu insisi dan drainase% maka anestesi yang dilakukan sebelumnya yaitu pada $aktusebelum aspirasi sudah dianggap cukup untuk melanjutkan tindakan ini. 1okasi standar untuk melakukan

insisi abses adalah daerah yang paling bebas% yaitu daerah yang paling mudah terdrainase dengan

memanfaatkan pengaruh gravitasi. Seperti pada pembuatan flap% biasanya kesalahan yang sering

dilakukan adalah membuat insisi yang terlalu kecil. Insisi yang agak lebih besar mempermudah drainase

dan pembukaannya bisa bertahan lebih lama. rain yang dipakai adalah suatu selang karet dan di

 pertahankan pada posisinya dengan jahitan.