Indonesia Raya Hernia
-
Upload
muhammad-chandra-fahlevi -
Category
Documents
-
view
270 -
download
1
Transcript of Indonesia Raya Hernia
2.1 Anatomi Diafragma
Di inferior, toraks terbuka ke arah abdomen melalui sebuah lubang besar. Lubang ini
dibatasi oleh simfisis xiphosternalis, arkus kostae, dan korpus vertebra torasika XII. Lubang
ini ditutupi oleh sebuah septum muskular dan tendinosa, diafragma, yang ditembus oleh alat-
alat yang berjalan antara toraks dan abdomen.
Bila dilihat dari depan, diafragma melengkung ke atas membentuk kubah kanan dan kiri.
Tinggi kubah kanan mencapai pinggir atas kosta V, dan kubah kiri dapat mencapai pinggir
bawah kosta V. Kubah kanan terletak lebih tinggi akibat adanya lobus hepatis dekstra yang
besar. Tinggi diafragma berbeda-beda sesuai tahapan respirasi, sikap tubuh, dan derajat
pembesaran organ-organ abdomen. Diafragma lebih rendah pada waktu posisi duduk atau
berdiri; dan lebih tinggi pada waktu berbaring atau setelah makan kenyang.
Bila dilihat dari samping, diafragma mempunyai bentuk seperti huruf J terbalik,
lengan panjang berjalan ke atas dari kolumna vertebralis dan lengan pendek berjalan ke
depan sampai pada prosesus xiphoideus.
Lubang pada Diafragma
Diafragma mempunyai tiga lubang utama:
Hiatus aorticus terletak anterior terhadap korpus vertebra torasika XII. Lubang ini
dilalui oleh aorta, duktus torasikus, dan vena azigos.
Gambar 1. Anatomi diafragma dilihat dari inferior
Hiatu esofageus terletak setinggi vertebra torasika X. Lubang ini dilalui oleh esofagus,
nervus vagus dekstra dan sinistra, rami esofageales arteria dan vena gastrika sinistra,
dan pembuluh limfatik dari sepertiga bagian bawah esofagus.
Foramen venae kavae terletak setinggi vertebra torasika VIII. Lubang ini dilalui oleh
vena kava inferior dan cabang-cabang terminal nervus frenikus dekstra.
Persarafan Diafragma
Persarafan motorik untuk masing-masing sisi diafragma hanya berasal dari nervus frenikus
(C3, C4, C5). Saraf sensorik untuk pleura parietalis dan peritoneum yang meliputi
permukaan tengah diafragma berasal dari nervus frenikus. Persarafan sensorik bagian
perifer diafragma berasal dari enam nervi interkostales yang terbawah.
Fungsi Diafragma
Otot inspirasi
Diafragma merupakan otot inspirasi yang paling penting.
Otot peregang perut
Kontraksi diafragma membantu otot-otot dinding anterior abdomen meningkatkan
tekanan intra-abdominal untuk mengosongkan isi pelvis (miksi, defekasi, partus).
Mekanisme ini selanjutnya dibantu dengan melakukan inspirasi dalam sambil menutup
glotis. Diafragma tidak dapat bergerak ke atas oleh karena udara yang terperangkap di
dalam saluran pernafasan. Kadang-kadang udara dapat keluar dengan menghasilkan
suara seperti orang mendengkur.
Otot pengangkat beban berat
Menarik nafas dalam dan mempertahankan diafragma seperti diuraikan di atas
memungkinkan peningkatan tekanan intra-abdominal sedemikian rupa sehingga
membantu menyokong kolumna vertebralis dan mencegah gerakan fleksi. Keadaan ini
sangat membantu otot-otot post-vertebra dalam gerakan mengangkat beban berat. Jelas
sekali pada situasi di atas dibutuhkan kontrol otot-otot sfingter vesika urinaria dan
kanalis analis yang baik.
Pompa torakoabdominalis
Penurunan diafragma mengurangi tekanan intratorakal dan dalam waktu yang
bersamaan meningkatkan tekanan intraabdominalis. Perubahan tekanan ini memompa
darah di dalam vena kava inferior dan mendorongnya ke atas masuk ke dalam atrium
dekstra kor. Cairan limfe di dalam pembuluh-pembuluh limfatik abdomen juga diperas
dan didorong ke atas masuk ke duktus torasikus dengan bantuan tekanan negatif
intratorakal. Adanya katup-katup di dalam duktus torasikus mencegah aliran balik
cairan limfe.
2.2 Hernia
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi
hernia.Cincin hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding yang dilalui oleh kantong hernia.
Kantong hernia merupakan kantong (divertikulum) yang mempunyai leher dan badan
(korpus). Isi hernia dapat terdiri dari setiap struktur yang ditemukan di dalam kavitas
abdominalis dan dapat bervariasi dari sebagian kecil omentum sampai organ besar seperti
ginjal (ren).
Berdasarkan proses terjadinya, hernia dibagi atas hernia kongenital (bawaan dari lahir)
dan hernia akuisita (didapat). Sedangkan menurut letaknya, hernia dibagi menjadi hernia
diafragmatika, hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia skrotalis, dan lain sebagainya.
Menurut sifatnya, hernia dapat dibagi menjadi hernia reponibel bila isi hernia dapat
keluar masuk (misal, usus keluar jika berdiri atau mengedan, dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk perut); dan hernia ireponibel jika isi kantong tidak dapat direposisi
kembali ke dalam rongga perut. Bila isi hernia mengalami perlekatan pada kantong hernia,
maja hernia ini disebut hernia akreta. Apabila isi hernia terjepit cincin hernia sehingga isi
terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam kavitas abdominalis serta terjadi gangguan
pasase dan vaskularisasi, hernia ini disebut hernia inkarserata atau hernia strangulata.
Secara klinis, hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan
pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai hernia strangulata.
2.2.1 Hernia Diafragmatika
Hernia isi perut ke dalam rongga toraks bisa terjadi sebagai akibat defek trauma atau
kongenital pada diafragma. Gejala dan prognosisnya tergantung pada lokasi defek dan
anomali yang menyertainya. Defek ini bisa terjadi pada hiatus esofageus (hernia hiatus),
berdekatan dengan hiatus (hernia paraesofagus), retrosternal (Morgagni), atau posterolateral
(Bochdalek). Walaupun semua defek ini kongenital, istilah hernia kongenital diafragmatika
(HKD) menjadi sinonim dengan herniasi melalui foramen posterolateral Bochdalek. Lesi ini
biasanya terdapat pada distres respirasi berat pada masa neonatus, yang disertai dengan
anomali sistem organ lain dan mempunyai mortalitas yang berarti (40-50%).
Pembagian Hernia diafragmatika :
a. Traumatica : hernia akuisita, akibat pukulan, tembakan, tusukan
b. Non-Traumaticaterdiridari:
1) Kongenital
a. Hernia Bochdalek atau Pleuroperitoneal
Celah dibentuk pars lumbalis, pars costalis diafragma
b. Hernia Morgagni atau Para sternalis
Celah dibentuk perlekatan diafragma pada costa dan sternum
2) Akuisita
Hernia Hiatus esophagus
Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh
bagian kiri. 2
Pada hernia morgagni defek terjadi pada bagian retrosternal yaitu di dekat xyphoid
prosesus atau di bagian anterior dari diafragma. Terjadi sekitar 2% dari semua kasus hernia
diafragmatik kongenital. Sebagian besar terjadi pada sisi kanan tubuh. Kemudian pada hernia
bochdalek defek terjadi pada bagian dorsal atau di bagian posterior dari diafragma. Hernia
bochdalek ini adalah manifestasi paling umum dari hernia diafragmatik kongenital yang
Gambar 2. Hernia kongenital diafragmatika
mencapai 95% kasus. Dalam hal ini kelainan diafragma ditandai dengan lubang di sudut
postero-lateral dari diafragma dari bagian visera abdomen ke dalam rongga dada. Mayoritas
hernia bochdalek (80-85%) terjadi pada sisi kiri diafragma, sebagian besar kasus sisanya
terjadi pada sisi kanan dan sebagian kecil yaitu bilateral, kiri dan sisi kanan. 4,5
Hernia hiatal yaitu herniasi yang terjadi dengan melewati oesophagus hiatus, yang
merupakan celah masuk esofagus ke rongga abdomen. Hernia hiatal dapat dibagi menjadi dua
yaitu hernia geser (sliding hernia) yaitu berpindahnya cardia ke atas, dibagian posterior dari
mediastinum dan hernia paraesophageal (rolling hernia) yaitu pindahnya fundus gaster ke
atas dan yang ketiga adalah hernia kombinasi sliding yang merupakan bentuk campuran dari
rolling dan sliding. 4
Hernia traumatik yang juga merupakan bagian dari hernia diaframatik disebabkan
oleh adanya trauma benda tumpul atau tajam pada perut terutama pada sisi kiri sebab pada
sisi kanan perut terlindungi oleh hati.4
1. ETIOLOGI
Penyabab pasti hernia masih belum diketahui. Hal ini sering dihubungkan dengan
penggunaan thalidomide, quinine, nitrofenide, antiepileptik, ataudefisiensi vitamin A
selama kehamilan. Pada neonatus hernia ini disebabkan oleh gangguan pembentukan
diafragma. Seperti diketahui diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membran
pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-
otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan
sebagian diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan gangguan pembentukan otot. Pada
gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubanghernia, sedangkan pada gangguan
pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi.
Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan
matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan.
Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan
usus juga berkembang pada minggu itu.Pada hernia tipe Bockdalek, diafragma
berkembang secara tidak wajar atau usus mungkin terperangkap di rongga dada pada
saat diafragma berkembang. Pada hernia tipe Morgagni, otot yang seharusnya
berkembang di tengah diafragma tidak berkembang secara wajar. Pada kedua kasus di
atas perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi secara normal.
Hernia difragmatika terjadi karena berbagai faktor, yang berarti “banyak faktor” baik
faktor genetik maupun lingkungan. 2
Pada Hernia kongenital gangguan difusi bagian sentral dan bagian kostal diafragma di
garis median mengakibatkan defek yang disebut foramen Morgagni. Tempat ini dapat
menjadi lokasi hernia retrosternal yang disebut juga hernia parasternalis. Jika
penutupan diafragma tidak terganggu, foramen morgagni dilalui oleh a. Mammaria
interna dengan cabangnya a.epigastrika superior. Gangguan penutupan diafragma di
sebelah posterolateral meninggalkan foramen Bochdalek yang akan menjadi lokasi
hernia pleuroperitoneal. 8
Ruptur diafragma traumatik dapat terjadi karena cedera tajam atau cedera tumpul.
Hernia karena trauma tumpul kebanyakan terjadi di bagian tendineus kiri karena di
sebelah kanan dilindungi oleh hati. Visera seperti lambung dapat masuk ke dalam
toraks segera setelah trauma atau berangsur-angsur dalam waktu berbulan-bulan atau
bertahun-tahun. 8
Salah satu penyebab terjadinya hernia diafragma adalah trauma pada abdomen, baik
trauma penetrasi maupun trauma tumpul abdomen., baik pada anak-anak maupun
orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung pada
diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen. Pada trauma tumpul
abdomen, penyebab paling seering adalah akibat kecelakaan sepeda motor. Hal ini
menyebabkan terjadi penigkatan tekanan intraabdominal yang dilanjutkan dengan
adanya rupture pada otot-otot diafragma.2
Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik, susah
buang air besar, adanya pembesaran prostat pada pria, serta orang yang sering
mengangkut barang-barang berat. Penyakit hernia akan meningkat sesuai dengan
penambahan umur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh melemahnya jaringan
penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan tekanan di dalam
perut meningkat. 9
2.Muslimah. Hernia Diafragmatika. [online]. 2012. [cited 2012 Jan 9] : [screen] ½ .
Available from : URL:http://lampungpost/hernia.htm.
8. Sjamsuhidajat R. Diafragma. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. EGC. 51
9.Agus Pakusarakan. Hernia. [online]. 2012. [cited 2012 Jan 10] : [screen] 3/13 . Available from : URL:http://Arsipblog/hernia.htm
2. Epidemiologi
Menurut lokasinya hernia diafragma traumatika 69 % pada sisi kiri, 24 % pada sisi
kanan, dan 15 % terjadi bilateral. hal ini terjadi karena adanya hepar di sisi sebelah
kanan yang berperan sebagai proteksi dan memperkuat struktur hemidiafragma sisi
sebelah kanan. Hernia diafragma kongenital insidennya 1:2100 – 1:5000 kelahiran.
Insiden yang tinggi pada bayi dan anak-anak dengan gabungan kelainan yang lain
yaitu 16-56%. Pada Cromosom abnormal : 30%, di jantung : 13%, Pada kerusakan
saraf : 28%, Ginjal : 15%. 6,7
Hernia Bochdalek merupakan kelainan yang jarang terjadi. McCulley adalah orang
pertama yang mendeskripsikan kelainan ini pada tahun 1754. Bochdalek pada tahun
1848 menggambarkan secara detail aspek embriologi dari hernia ini. Tipe yang paling
sering terjadi (80%) adalah defek posterolateral atau hernia Bochdalek.2
Perbandingan insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4: 1. Ditemukan pada 1
diantara 2200 – 5000 dan 80 – 90 % terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Hernia
Bochdalek paling banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak. Pada dewasa sangat
jarang ( sekitar 10% dari semua kasus) dan sering terjadi misdiagnosis dengan pleuritis
atau tuberculosis paru-paru.2
2.Muslimah. Hernia Diafragmatika. [online]. 2012. [cited 2012 Jan 9] : [screen] ½ .
Available from : URL:http://lampungpost/hernia.htm.
6.Siegelman S. Evan. Congenital Diaphragmatic Hernia. In: Body MRI. Philadelphia.
Department of Radiology Hospital of the University of Pennsylvania. Page 360.
7.Mettler A. Fred. Respiratory Diseases in the Newborn. In: Essentials of Radiology.
New Mexico. W.B Saunders Company. Page 416
.
Gambar 3. Defek diafragma pada, A. hernia bochdalek, B. hernia morgagni dan hernia anterior lainnya, C. hernia sentral
3. Patofisiologi
Gangguan fusi bagian sternal dan bagian kostal diafragma di garis median
mengakibatkan defek yang disebut foramen Morgagni. Tempat ini dapat menjadi
lokasi hernia retrosternal yang disebut juga hernia parasternalis. Hernia retrosternal ini
hanya sekitar 10% dari semua kasus hernia diafragmatika dan jarang menimbulkan
masalah selama usus halus masuk ke mediastinum pelan-pelan.
Tujuh puluh sampai delapan puluh persen (70-80%) merupakan hernia
posterolateral melalui foramen Bochdalek yang terbentuk akibat kegagalan penutupan
kanalis pleuroperitoneal pada 10 minggu kehidupan janin. Usus halus, gaster, limpa,
serta sebagian kolon transversum dari rongga peritoneal dapat masuk ke rongga toraks
(90% sebelah kiri). Selanjutnya paru-paru di rongga toraks yang bersangkutan tidak
berkembang (hipoplasi) dan tidak berfungsi baik pada waktu lahir.
4. Manifestasi Klinis
Walaupun hernia Morgagni merupakan hernia kongenital, hernia ini jarang
menimbulkan gejala sebelum usia dewasa. Sebaliknya, hernia Bochdalek menyebabkan
gangguan pernapasan segera setelah lahir sehingga memerlukan pembedahan darurat.
Namun, kedua jenis ini sering tidak menimbulkan gejala sehingga dapat merupakan
kelainan asimtomatik.
Sisi toraks yang terkena terlihat lebih menonjol, perkusi pekak, suara napas
menghilang pada auskultasi. Mediastinum tergeser ke sisi toraks yang normal.
Pada literatur lain disebutkan gejala yang timbul pada hernia diafragmatika antara
lain sebagai berikut:
1. Retraksi sela iga dan substernal
2. Perut kecil dan cekung
3. Suara nafas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut.
4. Bunyi jantung terdengar di daerah yang berlawanan karena terdorong oleh isi
perut.
5. Terdengar bising usus di daerah dada.
6. Gangguan pernafasan yang berat
7. Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
8. Takipneu (laju pernafasan yang cepat)
9. Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
10. Takikardia (denyut jantung yang cepat).
5. Komplikasi
Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol melalui hernia. Jika
hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna.
Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas sehingga usus segera terisi oleh udara.
Terbentuk massa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah
sindroma gawat pernafasan. Sedangkan komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita
hernia diafragmatika tipe Bockdalek antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital
paru-paru dan 5 – 16 % mengalami kelainan kromosom.
Selain komplikasi di atas, ada pula beberapa komplikasi lainnya, yaitu:
1. Adanya penurunan jumlah alvieoli dan pembentukan bronkus.
2. Bayi mengalami distress respirasi berat dalm usia beberapa jam pertama.
3. Mengalami muntah akibat obstuksi usus.
4. Kolaps respirasi yang berat dalam 24 jam pertama
5. Tidak ada suara nafas.
2.2.2 Diagnosis Radiologi Pada Kasus Hernia Diafragmatika
Diagnosis prenatal dengan ultrasonografi (USG) adalah lazim. Evaluasi dengan seksama
untuk anomali lainnya harus melibatkan pemeriksaan ekokardiografi dan amniosintesis.
Kadang-kadang, janin dengan USG dalam rahim tidak mempunyai kelainan pada foto
Roentgen setelah lahir. Orang tua dengan diagnosis hernia diafragmatika USG harus
dinasihati dengan seksama oleh multidisipliner yang sangat berpengalaman dengan keadaan
ini, jika harus dihindari terminasi yang tidak perlu dan harapan yang tidak realistik.
Temuan hernia diafragmatika pada USG antara lain
Kardiomediastinal shift +/- abnormal kardiak aksis
Lambung dan jantung berada dalam posisi transversal yang sama; hal ini membuat
hernia sinsitra lebih mudah dideteksi pada USG
Vena porta di thorax (Doppler)
Absens bowel loop di abdomen
Mungkin ditemukan polihidramnion pada gambaran sonografi
Gambar 4. USG hernia diafragma congenital. Dengan USG obstetric koronal (atas ke kanan gambar, thorax tengah, abdomen kiri) menunjukkan lambung dan jantung berada dalam cavum thorax. Diafragma dapat terlihat sebagai garis kurva vertikal echogenik yang memisahkan abdomen dan thorax. Jantung bagi tergeser ke sebelah kanan.z
Setelah lahir kebanyakan bayi dengan hernia diafragmatika akan mengalami kolaps
respirasi yang berat dalam 24 jam pertama. Tidak adanya suara nafas dan bergesernya tempat
suara jantung sering terjadi pada HKD, disertai dengan perut skafoid pada bayi.
Foto Roentgen toraks biasanya membantu diagnostik. Pandangan lateral sering
menampakkan usus masuk melewati bagian posterior diafragma. Selain itu tampak pula:
Diafragma indistinct dengan opasifikasi pada semua hemithorax
Perut skapoid
Deviasi garis endotrakeal tube, nasogastrik tube, arteri umbilical dan kateter vena.
Kadang-kadang lesi kistik kongenital paru bisa menghasilkan gambaran radiografi
yang sama. Perbedaan dengan hernia diafragmatika bisa ditegakkan dengan USG
pascanatal atau injeksi kontras ke dalam lambung atau kateter arteri umbilikalis untuk
mengenali usus di atas diafragma. Pada anak yang lebih tua, dengan gejala yang tidak
khas, pemeriksaan kontras saluran cerna biasanya diperlukan. USG dan fluroskopi
membantu membedakan elevasi dari hernia yang sebenarnya. CT-scan dibutuhkan untuk
menyingkirkan pneumatokel atau komplikasi efusi.
Gambar 6. Foto Roentgoen toraks AP hernia Morgagni. Terlihat perselubungan udara dan dinding usus halus di rongga toraks.
Gambar 5. Foto Roentgen thorax AP hernia kongenital
Gambar 7. Foto polos thorax AP Posisi NGT (nasogastrik tube) pada cavum thorax merupakan salah satu temuan pada hernia diafragmatika
Gambar 9. Foto Roentgen toraks lateral hernia Morgagni. Terlihat perselubungan udara di dalam rongga toraks
Gambar 8. MRI iniencephaly dengan hernia diafragma
Pemeriksaan MRI dapat membantu untuk mengidentifikasi adanya hipoplasia
pulmoner pada hernia. Radio paru-kepala (lung-head ratio) dapat dinilai menggunakan
USG dan MRI, diameter aksial kedua paru dikalikan, dan dibagi dengan lingkar kepala
dapat digunakan untuk menilai adanya hipoplasia pulmoner. Rasio <1,0 dikaitkan dengan
prognosis malam, dan >1,4 dikaitkan dengan prognosis baik.
Pemeriksaan Foto Roentgen Saluran Cerna dengan Kontras
Foto Roentgen polos seringkali sudah memberikan informasi penting, seperti halnya pada
kasus diafragmatika. Namun, dengan adanya pemikiran tentang berbagai diagnosis
banding, pemeriksaan menggunakan zat kontras pun dilakukan untuk meyakinkan
Gambar 11. Foto toraks hernia diafragmatika. Terlihat jelas sekali adanya perselubungan udara
dan kontur-kontur dinding usus halus yang menembung diafragma dan mengisi ruang toraks
sinistra mendesak organ-organ yang berada di ruang ini ke arah kontralateral.
diagnosis. Kontras yang dilakukan pada pemeriksaan ada dua macam, yaitu (1) kontras
positif dan (2) kontras negatif.
Kontras positif
Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologik traktus
digestivus adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam bewarna putih,
berat (karena barium mempunyai massa atom yang berat), dan tidak larut dalam air.
Garam ini diaduk dalam air, dengan perbandingan tertentu, sehingga membentuk
suspensi. Suspensi ini harus diminum oleh pasien pada pemeriksaan esofagus, lambung,
dan usus halus; atau dimasukkan lewat klisma pada pemeriksaan kolon (enema).Sinar
Roentgen tidak dapat menembus BaSO4 tersebut sehingga menimbulkan bayangan
radioopak dalam foto Roentgen.
Kontras positif lain yang lazim digunakan adalah zat yang mengandung unsur
iodium. Zat kontras ini digunakan untuk pemeriksaan traktus urinarius (ginjal, ureter,
vesika urinaria), pembuluh-pembuluh darah, limfe, dan sumsum tulang belakang. Perlu
ditambahkan bahwa untuk beberapa pemeriksaan traktus digestivus, BaSO4 kadang
tidak dipilih sebagai kontras, melainkan zat yang mengandung iodium. Kasus-kasus
yang dimaksud adalah atresia esofagus dan penyakit Hirschprung.
Kontras negatif
Udara merupakan salah satu bentuk kontras negatif yang paling murah, paling bagus,
alamiah, dan dapat diperoleh dimana-mana. Sayangnya tidak selalu dapat diterapkan.
Sebagai kontras negatif pengganti, digunakan CO2.
2.2. 3
Penatalaksanaan
Pertahankan neonatus agar tetap hangat. Bila perlu terapi ventilasi dengan tekanan ringan.
Pasang sonde lambung dan lakukan penghisapan kontinyu untuk mencegah distensi usus.
Dapat juga dilakukan pemeriksaan pH dan gas darah.
Pembedahan elektif perlu untuk mencegah penyulit. Tindakan darurat juga perlu bila
ditemukan adanya insufisiensi jantung-paru pada neonatus. Reposisi hernia dan penutupan
defek memberikan hasil baik.
Umumnya koreksi dilakukan melalui laparotomi. Pada keadaan post-operatif, pasien
perlu diberikan napas bantuan dengan ventilator, serta pemeriksaan pH dan gas darah yang
frekuen.
Gambar 12. MRI koronal Hernia diafragmatika
Gambar 13. Foto polos thorax neonates dengan hernia diafragmatika congenital. Tampak gambaran usus pada hemithorax kiri, mediastinum tergeser ke sisi kontralateral dan ruang paru menyempit. B dan C, pada laparatomi, bagian kiri, ditemukan hernia diafragmatika posterolateral. Pada B, bagian usus halus terlihat memasuki rongga thorac melalui lubang. Pada C, terlihat setelah mengurangi isi hernia. D, pasien meninggal dengan hipertensi pulmonal persisten beberapi setelahnya. Pada autopsy ditemukan hipoplasia paru kiri berat dan hipoplasia sedang pada paru kanan.
Prognosis sangat bergantung pada kondisi paru-paru. Mortalitas mencapai 50% pada
neonatus yang pada hari pertama kelahiran menunjukkan sindrom distres respirasi berat.
Pada kasus dengan sindrom distres respirasi ringan dan neonatus dapat mencapai umur 3
hari pertama, umumnya dapat tertolong 100%. Prognosis buruk bila paru-paru sangat
hipoplastik dan dengan resusitasi tidak terdapat perbaikan saturasi oksigen darah.