Imunologi Pemeriksaan ASO Atau ASTO Anti Streptolysin O Kelompok 5

7
PEMERIKSAAN ASO/ASTO (Anti-streptolysin O) OLEH NI MADE YUNI LESTARI P07134013025 BENNY TRESNANDA P07134013027 KADEK SRI SUMADEWI P07134013029 NI LUH NYM SRI KASIHANI P07134013031 NI PUTU NOVI PUSPITA KUSUMAP07134013033 KADEK DWI SEPTINI P07134013035 JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR 2015

Transcript of Imunologi Pemeriksaan ASO Atau ASTO Anti Streptolysin O Kelompok 5

PEMERIKSAAN ASO/ASTO(Anti-streptolysin O)

OLEH

NI MADE YUNI LESTARI

P07134013025

BENNY TRESNANDA

P07134013027

KADEK SRI SUMADEWI

P07134013029

NI LUH NYM SRI KASIHANI

P07134013031

NI PUTU NOVI PUSPITA KUSUMAP07134013033

KADEK DWI SEPTINI

P07134013035JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2015

PEMERIKSAAN ASO/ASTO

(Anti-streptolysin O)

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan ASO/ASTO secara kualitatif dan semi kuantitatif.

b. Untuk mengetahui titer ASO/ASTO dalam serum.2. Tujuan Khusus

a. Untuk dapat melakukan prosedur pemeriksaan ASO/ASTO secara kualitatif dan semi kuantitatif.

b. Untuk dapat mengintepretasikan hasil pemeriksaan ASO/ASTO dalam serum.B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pemeriksaan dengan ASO Latex Test Kit yang menggunakan metode rapid slide agglutination.C. Prinsip

Lates polisteren yang diliputi oleh Streptolisin O bila direaksikan dengan serum yang mengandung Anti Streptolisin O maka akan terbentuk flokulasi.D. Dasar Teori

a. ASO/ASTO

Pemeriksaan ASO (anti-streptolisin O) adalah suatu pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar Anti streptolisin O secara kualitatif /semi kuantitatif. ASO (anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80% penderita demam reumatik/penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan titer ASO ini, bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik/penyakit jantung reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.

Streptolisin O adalah suatu toksin yang terdiri protein dengan berat molekul 60.000 dalton dan aktif dalam suasana aerob. Toksin ini dapat mempengaruhi banyak tipe sel seperti neutrofil, trombosit, dsb. yang dapat menyebabkan respon imun. Toksin ini menyebabkan dibentuknya zat anti streptolisin O (ASO) dalam darah jika titer ASO diatas 166, maka dapat berarti bahwa baru terjadi infeksi streptococcus yang telah lama dengan kadar yang tinggi. Penetapan ASO umumnya hanya memberi petunjuk bahwa telah terjadi infeksi oleh streptococcus. Streptolisin O bersifat sebagai hemolisin dan pemeriksaan ASO umumnya berdasarkan sifat tersebut. b. Prinsip Pemeriksaan ASO/ASTO

Ada dua prinsip dasar penetuan ASO, yaitu:

1. Netralisasi/penghambat hemolisis

Streptolisin O dapat menyebabkan hemolisis dari sel darah merah, akan tetapi bila Streptolisin O tersebut di campur lebih dahulu dengan serum penderita yang mengandung cukup anti-Streptolisin O sebelum di tambahkan pada sel darah merah, maka Streptolisin O tersebut akan di netralkan oleh ASO sehingga tidak dapat menimbulkan hemolisis lagi.

Pada tes ini serum penderita di encerkan secara serial dan di tambahkan sejumlah Streptolisin O yang tetap (Streptolisin O di awetkan dengan sodium thioglycolate). Kemudian di tambahkan suspensi sel darah merah 5%. Hemolisis akan terjadi pada pengenceran serum di mana kadar/titer dari ASO tidak cukup untuk menghambat hemolisis tidak terjadi pada pengenceran serum yang mengandung titer ASO yang tinggi.

2. Aglutinasi pasif

Streptolisin O merupakan antigen yang larut. Agar dapat menyebabkan aglutinasi dengan ASO, maka Streptolisin O perlu disalutkan pada partikel-partikel tertentu. Partikel yang sering dipakai yaitu partikel lateks. Sejumlah tertentu Streptolisin O (yang dapat mengikat 200 IU/ml ASO) di tambahkan pada serum penderita sehingga terjadi ikatan Streptolisin O anti Strepolisin O (SO ASO).

Bila dalam serum penderita terdapat ASO lebih dari 200 IU/ml, maka sisa ASO yang tidak terikat oleh Streptolisin O akan menyebabkan aglutinasi dari streptolisin O yang disalurkan pada partikel partikel latex . Bila kadar ASO dalam serum penderita kurang dari 200 IU / ml , maka tidak ada sisa ASO bebas yang dapat menyebabkan aglutinasi dengan streptolisin O pada partikel partikel latex.

Tes hambatan hemolisis mempunyai sensitivitas yang cukup baik , sedangkan tes aglutinasi latex memiliki sensitivitas yang sedang. Tes aglutinasi latex hanya dapat mendeteksi ASO dengan titer di atas 200 IU/ml.

c. Demam Rematik

Demam rematik adalah suatu penyakit sistematis yang disebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. Penyakit demam rematik diawali dengan infeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus golongan A pada kerongkongan. Infeksi ini menyebabkan penderita mengeluh nyeri kerongkongan dan demam.

Jika infeksi tidak segera diobati, bakteri Streptococcus yang ada akan melakukan perlengketan yang kuat (adherence) di daerah sekitarnya dan merangsang pengeluaran antibodi (Ig-G). Antibodi yang dihasilkan akan mengikat kuman Streptococcus dan membentuk suatu kompleks imun dan akan menyebar ke seluruh tubuh, terutama ke jantung, sendi, dan susunan saraf. Jantung juga merupakan organ sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.Demam rematik mulai bisa diindikasikan jika penderita beberapa minggu kemudian mengalami keluhan yang lebih spesifik dan serius seperti: nyeri kerongkongan, demam, kesulitan makan dan minum, lemas, sakit kepala, dan batuk, serta yang berkaitan dengan sendi, jantung, dan saraf.E. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Mikropipet dan tipb. Kartu pemeriksaan / slide hitam

c. Tusuk gigi2. Bahan

a. Saline (PZ) b. Reagen ASO latexc. Kontrol positif

d. Kontrol negative

F. Sampel

Sampel berupa serum yang diperoleh dari pemusingan/centrifugasi dari bekuan darah.G. Cara Kerja

1. Tes Kualitatif

a. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

b. Ambil 1 tetes kontrol positif dan letakkan pada lingkaran pertama

c. Ambil 1 tetes kontrol negatif dan letakkan pada lingkaran kedua

d. Ambil sampel serum 50 ul menggunakan mikropipet kemudian tuangkan pada lingkaran ketiga.

e. Tambahkan 1 tetes reagent ASO pada masing-masing lingkaran.

f. Campur sampai rata dengan menggunakan pipet sekali pakai, goyangkan Jangan sampai keluar dari lingkaran.

g. Putar kartu selama 2 menit

h. Amati terbentuknya aglutinasi.2. Tes semi kuantitatif

a. Tambahkan sebanyak 50 ul saline menggunakan mikropipet ke dalam lingkaran 2, 3, 4, dan 5.

b. Tambahkan 50 ul serum pada lingkaran 1 dan 2.

c. Campur saline dan serum pada lingkaran ke dua dengan menggunakan tusuk gigi, dan hindari terbentuknya gelembung.

d. Pipet 50 ul campuran pada lingkaran dua,kemudian pindahkan ke lingkaran ke tiga.

e. Lakukan hal yang sama sampai lingkaran ke lima, kemudian ambil 50 ul campuran pada lingkaran ke lima lalu di buang.f. Tambahkan masing masing 1 tetes reagen ASO latex pada lingkaran yang berbeda.

g. Amati terbentuknya aglutinasi.H. Intepretasi Hasil

Kualitatif :

(+) = Terbentuk flokuasi, berarti terdapat antibodi

> 200 I.U/ml

(-) = Tidak terbentuk flokuasi, berarti tidak terdapat antibodi< 200 I.U/mlKuantitatif :

Titer : pengenceran tertinggi yang masih menunjukkan aglutinasiHasil positif dapat mengindikasikan adanya infeksi akut streptococcal yang mana keadaan test seperti itu harus diulang dengan interval setiap minggu untuk menentukan kemajuan dari infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Anis Purbani, Syafitriani. 2012. ASTO Anti-Streptolisin O. https://syafitrianispurbani.wordpress.com/2012/09/06/asto-anti-streptolisin-o/ diakses pada tanggal 10 Maret 2015

Nina Miyora Situmorang, Veronica. 2013. Laporan Praktikum Imunologi. http://veronica-nina-miyora-situmorang.blogspot.com/2013/05/laporan-praktihum-imunologi-pemeriksaan.html diakses pada tanggal 10 Maret 2015

Handojo, Indro. 1982. Serologi Klinik. Surabaya: Fakultas Kedokteran UNAIR. Nirwana, Ardy Prian. 2012. Streptococcus sp. Available : http://aaknasional.wordpress.com/2012/07/30/streptococcus-sp/ diakses pada tanggal 10 Maret 2015