Imunisasi Pasif Dan Aktif

12
Imunisasi Pasif dan Aktif Imunisasi Pasif Imunisasi pasif : penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi di dalam tubuh meningkat Dibagi : imunisasi pasif alamiah, imunisasi pasif buatan, serum asal hewan dan antibodi heterolog vs antibodi homolog Imunisasi pasif alamiah Imunisasi maternal melalui plasenta Adanya antibodi dalam darah ibu Merupakan proteksi pasif terhadap janin Imunisasi maternal melalui colostrum, antibodi yang terdapat dalam air susu ibu Imunisasi pasif buatan Immune Serum Globulin (ISG) non spesifik (Human Normal Immunoglobulin - HNI ) Selain diberikan secara rutin, hanya diberikan pada saat-saat tertentu Pada pasien yang terpajan dengan bahan berbahaya Sebagai resimen jangka panjang pada pasien Immune Serum Globulin (ISG) spesifik

Transcript of Imunisasi Pasif Dan Aktif

Page 1: Imunisasi Pasif Dan Aktif

Imunisasi Pasif dan Aktif

Imunisasi Pasif Imunisasi pasif : penyuntikan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi di dalam tubuh

meningkat

Dibagi : imunisasi pasif alamiah, imunisasi pasif buatan, serum asal hewan dan

antibodi heterolog vs antibodi homolog

Imunisasi pasif alamiah

Imunisasi maternal melalui plasenta

Adanya antibodi dalam darah ibu

Merupakan proteksi pasif terhadap janin

Imunisasi maternal melalui colostrum, antibodi yang terdapat dalam air susu ibu

Imunisasi pasif buatan

Immune Serum Globulin (ISG) non spesifik (Human Normal Immunoglobulin -

HNI )

Selain diberikan secara rutin, hanya diberikan pada saat-saat tertentu

Pada pasien yang terpajan dengan bahan berbahaya

Sebagai resimen jangka panjang pada pasien

Immune Serum Globulin (ISG) spesifik

yaitu plasma atau serum yang diperoleh dari donor yang dipilih sejumlah

imunisasi atau booster atau kovalen dari suatu penyakit, antara lain :

hepatitis B immune globulin

ISG hepatitis A

ISG campak

Human Rabies Immune Globulin

Human Varicella-Zoster Immune Globulin

Antigen terhadap virus Sitomegalo

Antibody hogam

Tetanus Immune Globulin

Page 2: Imunisasi Pasif Dan Aktif

Vaccinia Immune Globulin

Serum Asal Hewan

Contoh : bisa ular tetentu, laba-laba, kalajengking

Antibody heterolog VS antibody homolog

Antibodi heterolog asal kuda dapat menimbulkan jenis hipertensi, yaitu reaksi tipe I

atau tipe II serum Gickins

Imunisasi pasif perlu diberikan pada kondisi-kondisi tertentu. Misalnya pada penyakit

difteria atau tetanus (toksin dalam sirkulasi dinetralisasi dengan antibodi terhadap toksin

tersebut).

Juga pada kasus-kasus gas gangren, botulism, gigitan ular atau kalajengking berbisa,

rabies, penderita varicella –zoster dengan imunodefisiensi, pascapajanan terhadap

hepatitis B misalnya pada neonatus

Biasanya antibodi ini dibuat dalam kuda, tapi kadang-kadang juga bisa diperoleh dari

penderita yang baru sembuh

Kumpulan immunoglobulin manusia yang mengandung cukup antibodi terhadap infeksi-

infeksi yang umum didapat dengan dosis 100 - 400 mg IgG dapat melindungi penderita

hipogamaglobulinemia selama sebulan

Lebih > 1000 donor digunakan untuk setiap kumpulan

Serum yang digunakan harus diskrin terhadap HIV, virus hepatitis B dan C

Page 3: Imunisasi Pasif Dan Aktif

Imunisasi Aktif Pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan, sehingga bila suatu saat ia terpajan pada

antigen yang sama, ia tidak akan menderita penyakit

Respon imun yang diharapkan dari pemberian vaksin adalah respon imun sekunder, dengan

memberikan vaksin secara berulang-ulang menghasilkan titer antibodi cukup tinggi sebagai

protektif

Vaksin ada 2 jenis : live attenuated dan inactivated

Live Attenuated

bakteri atau virus hidup yang dilemahkan

Dibuat dari bakteri atau virus liar penyebab penyakit yang dilemahkan di laboratorium

Agar menimbulkan respon imun, vaksin live attenuated harus bereplikasi dalam sel host

Dosis kecil dimasukkan, kemudian mengadakan replikasi hingga jumlahnya meningkat

cukup besar untuk memberi rangsangan respon imun

Vaksin ini memiliki efek samping (adverse event) berupa penyakit yang bersifat ringan

dibanding dengan penyakit alamiah

Bersifat labil, rusak bila terkena panas dan sinar

Vaksin hidup biasanya lebih efektif dari vaksin mati

Vaksin hidup attenuated yang tersedia saat ini :

o Vaksin yang berasal dari virus hidup, contoh : campak, gondongan, rubella, polio,

rotavirus, demam kuning

Page 4: Imunisasi Pasif Dan Aktif

o Vaksin yang berasal dari bakteri, contoh : BCG dan demam tifoid oral

Vaksin Inactivated

Dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakan,

kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia (biasanya

formalin).

Seluruh dosis antigen yang dibutuhkan dimasukkan dalam suntikan, karena vaksin

inactivated tidak dapat bereplikasi

Tidak dapat menimbulkan penyakit

Membutuhkan dosis ganda

Dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif, hanya memacu dan menyiapkan

sistem imun

Respon imun timbul setelah dosis kedua atau ketiga

Vaksin inactivated yang tersedia saat ini berasal dari :

o Seluruh sel virus inactivated, contoh : influenza, polio, rabies, hepatitis A

o Seluruh bakteri inactivated, contoh : pertusis, kolera, tifoid

o Vaksin fraksional, contoh : hepatitis B, influenza, pertusis aselular, tifoid Vi

o Toksoid, contoh : difteria, tetanus, botulinm

o Polisakarida murni, contoh : pneumokokus, meningokokus dan haemophilus

influenzae tipe B

Kelanjutan dari vaksin mati Pasteur

Contoh : vaksin rabies dan polio salk (amat efektif), demam tifoid, kolera dan influenza

(cukup efektif), pes dan tifus (manfaatnya masih diragukan), pertusis (controversial

keamanannya). Pertusis berpotensi menyebabkan cedera otak

Ada juga Vaksin Rekombinan

Dihasilkan dengan cara rekayasa genetic

Terdapat 3 jenis vaksin yang dihasilkan dengan rekayasa genetic

Page 5: Imunisasi Pasif Dan Aktif

o Vaksin hepatitis B, dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen virus

hepatitis B ke dalam gen sel ragi. Sel ragi yang telah dimodifikasi ini

menghasilkan antigen permukaan hepatitis B murni

o Vaksin tifoid adalah bakteria Salmonella typhi yang secara genetik diubah

sehingga tidak menyebabkan sakit

o Vaksin rotavirus, berasal dari rotavirus kera rhesus yang diubah secara genetic

menghasilkan antigen rotavirus manusia apabila mereka mengalami replikasi

Jenis antigen Contoh vaksin

Organisme hidup Alamiah Vaksinia (untuk cacar)

Dilemahkan Vaksin polio oral (sabin),

campak, parotitis, rubella, demam

kuning 17D, varicella-zoster

(human herpes virus 3), BCG

(untuk tuberculosis)

Organisme utuh Virus Polio (salk), rabies, influenza,

hepatitis A, tifus (bukan demam

tifoid)

Bakteri Pertusis, demam tifoid, kolera,

pes

Fragmen subseluler Kapsul polisakarida Pneumokokus, meningokokus,

haemophilus influenzae

Antigen permukaan Hepatitis B

Toksoid Tetanus, difteria

Berbasis rekombinan Ekspresi klon gen Hepatitis B (dari ragi)

Vaksin bakteri paling berhasil

o Vaksin tetanus dan difteri

o Dibuat dari eksotoksin yang diinaktifkan

o Vaksin yang didasarkan pada toksin adalah :

Toksoid difteri

Toksoid tetanus, yang diinaktifkan dengan formalin dan sering diberikan

secara kombinasi dalam alum-precipitated

Page 6: Imunisasi Pasif Dan Aktif

Toksin subunit B dari Vibrio cholera, kadang-kadang dikombinasikan dengan

organisme utuh yang mati

Toksoid Clostridium perfringens, yang diinaktifkan dengan formalin, untuk

anak kambing baru lahir (belum ada untuk manusia)

Toksoid Tetanus

Dapat digunakan sebagai pembawa (carrier) vaksin peptide kecil yang apabila berdiri

sendiri tidak imunogenik

Cara ini dapat dilakukan Karena kebanyakan orang telah divaksinasi terhadap tetanus

sehingga mempunyai sel T memori yang mengenali toksin

Fragmen Subseluler & Antigen Permukaan

Antigen permukaan pada kebanyakan organisme adalah antigen yang pertama kali

dikenali & mendapat respon dari sistem imun, terutama oleh sel B dan antibodi

Antigen permukaan efektif sebagai vaksin organisme yang dapat cepat dikendalikan

oleh respon antibody

Vaksin-vaksin yang berasal dari fragmen subseluler mikroba adalah :

o Neisseria meningitidis efektif untuk N. meningitidis group A dan C.

sedangkan group B bersifat non-imunogenik

o Streptococcus pneumoniae, vaksinnya mengandung 23 serotipe dari 84

serotipe yang ada

o Haemophilus influenzae B (semua vaksin yang berasal dari kapsul

polisakarida memerlukan konjugasi denganprotein pembawa)

o Virus hepatitis B, efektifitas > 95 %

Pembuatan Antigen Kecil

Pembuatan secara sintetis atau dengan cloning gen

Tehnik ini berhasil pada antigen permukaan HbsAg yang diklon ke dalam ragi

Dan sekarang dapat menggantikan vaksin hepatitis B generasi pertama yang harus

dimurnikan dari darah pengidap hepatitis B

Page 7: Imunisasi Pasif Dan Aktif

Cara ini dapat mengurangi biaya pembuatan vaksin

Efektivitas Vaksin

Vaksin efektif memiliki hal-hal :

Merangsang timbulnya imunitas yang tepat

Stabil dalam penyimpanan

Mempunyai imunogenesitas yang cukup

Keamamanan Vaksin

Vaksin dapat terkontaminasi oleh protein atau toksin yang tidak diinginkan, atau

virus hidup

Vaksin bahan mati belum betul-betul mati / vaksin mikroba hidup yang dilemahkan

dapat kembali ke tipe liarnya

Pasien dapat hipersensitif terhadap protein kontaminan, zat pembawa, dll

Sistem imun pasien dapat terganggu (immunocompromised) sehingga vaksin hidup

merupakan kontraindikasi

Adjuvant

o Adalah bahan yang ditambahkan atau diemulsifikasikan pada antigen untuk

meningkatkan produksi antibodi

o Bahan yang paling banyak digunakan adalah aluminium hidroksida, misalnya pada

toksoid difteri atau tetanus

o Pengaruh utama adjuvant :

Mengkonsentrasikan antigen pada tempat pemajanan terhadap limfosit

Menginduksi sitokin yang mengatur fungsi limfosit

o Garam aluminium mempunyai efek depot dengan merangsang pembentukan

granuloma kecil yang menyimpan antigen

Page 8: Imunisasi Pasif Dan Aktif

o Adjuvant yang lebih baru (masih bersifat eksperimental) seperti liposome, memiliki

efek depot dan menjamin agar antigen yang terperangkap di dalamnya disampaikan

ke sel penyaji antigen

o Produk-produk bakteri, seperti dinding sel mikobakteri, endotoksin bekerja sebagai

adjuvant dengan merangsang pembentukan sitokin yang tepat

o Sitokin merupakan adjuvant yang efektif

Keberhasilan Vaksin

4 alasan eradikasi (pemberantasan) penyakit sulit dilakukan :

Status pengidap (carrier stage), eradikasi hepatitis B tidak akan mudah karena

memerlukan pemutusan rantai pengidap, terutama di Asia, tempat hepatitis B banyak

ditransmisikan secara vertical (dari ibu ke bayi)

Efektivitas suboptimal, efektivitas BCG sangat bervariasi, terutama karena

peningkatan insidens tuberculosis akibat peningkatan jumlah penderita AIDS

(acquired immunodefisiensy syndrome ) akhir-akhir ini. Efektivitas imunisasi pertusis

hanya sekitar 70 %

Efek samping, vaksin pertusis dicurigai mempunyai efek samping sehingga

mengurangi kesediaan masyarakat untuk divaksinasi

Bentuk-bentuk kehidupan di alam bebas dan hospes binatang, basil tetanus

dapat hidup untuk waktu yang cukup lama di alam bebas karena bakteri tersebut

membentuk spora. Demam kuning juga akan sulit diberantas karena mempunyai

hospes binatang sebagai reservoir

Beberapa Vaksin Untuk Kelompok Tertentu

o Tidak semua orang perlu diberi vaksin

o Di negara maju, BCG dan hepatitis B hanya diberikan kepada populasi yang berisiko

o Seperti petugas kesehatan dan penyalah guna obat intravena

o Vaksin kolera dan influenza diberikan kepada wisatawan, perawat, dan orang tua

o Vaksin demam kuning hanya diberikan pada area geografis tertentu, atau saat

pascapemajanan karena sangat jarang terjadi, seperti vaksin rabies

Page 9: Imunisasi Pasif Dan Aktif

Jadwal imunisasi yang diwajibkan di Indonesia :0 bulan : Hepatitis B1

1 bulan : BCG, Polio 1

2 bulan : DPT & Hepatitis B combo 1, polio 2

3 bulan : DPT & Hepatitis B combo 2, Polio 3

4 bulan : DPT & Hepatitis B combo 3, Polio 4

9 bulan : Campak