strategi aktif pasif WIKA

download strategi aktif pasif WIKA

of 19

description

analisis teknikal pada WIKA

Transcript of strategi aktif pasif WIKA

Analisa Saham Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)Muhammad Maulana Imam SBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangPerekonomian dunia telah memasuki era globalisasi yang memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan modal asing yang akan masuk ke dalam pasar keuangan di negara-negara berkembang misalnya Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia. Selama sepuluh tahun terakhir pasar saham Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan baik dari jumlah emiten di pasar modal maupun dari nilai kapitalisasi pasarnya. Antara tahun 2003-2015 jumlah emiten meningkat sebesar 41 persen yakni dari 333 menjadi 517 emiten. Sedangkan nilai kapitalisasi pasarnya tercatat menyentuh angka lebih dari 4,000 Triliun pada tahun 2015 jumlah ini meningkat lebih dari 700 persen. Perusahaan yang ingin memperoleh dana atau sumber keuangan yang besar dan efektif biasanya melakukan kegiatan investasi. Kegiatan investasi dibagi menjadi beberapa bentuk seperti investasi saham biasa, obligasi, reksadana, saham preferen dan lain sebagainya. Salah satu bentuk investasi yang sering dipilih oleh perusahaan Go Public atau investor adalah bentuk investasi saham. Dalam setiap perdagangan saham, perusahaan/investor akan selalu menghadapi pilihan untuk menjual atau membeli saham. Setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan/investor individual itu akan berimbas kepada keuntungan atau kerugian yang akan didapatnya nanti sehingga harus dibutuhkan analisis yang akurat dan andal untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Pengambilan keputusan yang efektif juga harus dibantu atau didukung dengan adanya penerapan strategi yang sesuai. Banyak sekali jenis emiten yang mendaftarkan diri di pasar modal, diantaranya adalah PT. Wijaya Karya, Tbk (WIKA). WIKA adalah salah satu BUMN yang melakukan privatisasi melalui Initial Public Offering (IPO) pada tanggal 29 Oktober 2007. WIKA adalah BUMN yang bergerak dibidang bisnis jasa konstruksi, perekayasaan, dan investasi bidang infrastruktur di Indonesia. Salah satu karakteristik investasi pada pasar modal adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Pembentukan portofolio merupakan kegiatan membagi berbagai jenis usaha, dalam hal ini investasi, yang berarti juga membagi risiko investasi. Pada pembentukan portofolio saham terdapat dua macam strategi yang dapat diterapkan oleh investor, yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Pada strategi aktif dilakukan pemilihan saham, rotasi sektor, dan strategi momentum. Sedangkan strategi pasif dapat diterapkan dengan strategi beli simpan atau mengikuti indeks saham.1.2. Tujuana. Memahami analisis teknikal dan fundamental.b. Memahami strategi aktif dan pasif.c. Memahami dan menganalisa saham pada PT. Wijaya KaryaBAB IIKAJIAN TEORI

Dalam dunia investasi saham ini ada 2 macam analisis yang sering diperkenalkan dibangku kuliah yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Sharpe et al. : 1997). Analisis fundamental membutuhkan banyak informasi yang diluar pasar modal seperti kondisi ekonomi negara, data inflasi, data tenaga kerja, Gross Domestic Product, suku bunga, analisis perusahaan dan kondisi politik negara yang bersangkutan (Ang, 1997). Analisis fundamental yang akurat dapat diukur dengan memerlukan waktu dan biaya analisis yang cukup lama. Sedangkan analisis teknikal adalah upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di waktu yang lampau (Fernandez et al., 2000). Analisis ini menitikberatkan ke dalam pengamatan grafik, tren harga saham untuk memungkinkan investor memperoleh keuntungan yang lebih dari biasanya (Parisi dan Vasquez, 2000). Analisis teknikal lebih disarankan untuk kegiatan trading jangka pendek karena beberapa hal ( Tandelilin, 2010:396), yaitu :1. Analisis teknikal digunakan secara luas hampir semua pasar modal di seluruh dunia.2. Grafik dapat digunakan untuk menganalisis dalam satuan waktu, jam. hari, minggu, bulan dan tahun.3. Banyak terdapat alat-alat analisis teknikal dan teknik-teknik yang tersedia untuk digunakan sesuai kebutuhan di berbagai sektor pasar yang berbeda.4. Prinsip dasar analisis teknikal mudah dipahami dan lebih memperhatikan pada kejadian sesungguhnya di pasar.5. Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan setiap saat tersedia di RTI ( Real Time Information) dan IMQ ( Information Market Quote ).Kedua analisis itu berkaitan erat dengan strategi yang hendak diterapkan oleh investor agar tidak keliru dalam pengambilan keputusan. Strategi investasiumumnya ada dua macam, yaitu strategi aktif (active strategy) dan strategi pasif (passive strategy). Seperti yang dijelaskan oleh Tandelilin (2001:199) ada dua strategi yang dapat dilakukan oleh investordalam pembentukan portofolio, yaitu sebagai berikut.1. Strategi pasifMerupakan tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi dalam saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakanindekspasar. Strategi pasif mendasarkan diri pada asumsi bahwa (a) pasar modaltidak melakukan mispricing dan (b) meskipun terjadi mispricing, para pemodal berpendapat bahwa mereka tidak bisa mengidentifikasikan. Tujuan dari strategi pasif ini adalah memperoleh return portofoliosebesar return indeks pasar dengan menekankan seminimal mungkin risiko dan biayainvestasiyang harus dikeluarkan. Ada dua macam strategi pasif yaitu sebagai berikut.a. Strategi beli dan simpan maksudnya adalah investor melakukan pembelian sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang biasanya terlalu tinggi.b. Strategi mengikuti indeks merupakan strategi yang digambarkan sebagai pembelian instrumen reksadana atau dana pensiun oleh investor. Dalam hal ini investor berharap bahwa kinerja investasinya pada kumpulan saham dalam instrumen reksadana sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Dengan kata lain investor berharap memperolah return yang sebanding dengan return pasar.2. Strategi aktifMerupakan tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual belisaham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta berbagai mendapatkan return abnormal. Tujuan strategi aktif ini adalah mendapatkan return portofolio saham yang melebihi return portofolio saham yang diperoleh dari strategi pasif. Ada tiga strategi yang biasa dipakai investor dalam menjalankan strategi aktif portofolio saham:a. Pemilihan saham maksudnya adalah para investor secara aktif melakukan analisis pemilihan saham-saham terbaik, yaitu saham yang memberikan hubungan tingkat return dan risiko yang terbaik dibandingkan dengan alternative lainnya. Analisis ini mendasarkan pada pendekatan analisis fundamental guna mengetahui prospek saham tersebut pada masa datang.b. Rotasi sektor, maksudnya investor dapat melakukan strategi ini dengan 3 cara, yaitu sebagai berikut : Melakukan investasi pada sahamsaham yang bergerak pada sector tertentu untuk mengantisipasi perubahan siklis ekonomi di kemudian hari. Melakukan modifikasi atau perubahan terhadap bobot portofolio saham-saham pada sektor industri yang berbeda-beda. Strategi momentum harga menyatakan bahwa pada waktuwaktu tertentu harga pasar saham akan merefleksikan pergerakan earning ataupun pertumbuhan perusahaan. Dalam hal ini investor akan mencari waktu yang tepat, pada saat perubahan harga yang terjadi bisa memberikan tingkat keuntungan bagi investor melalui tindakan menjual atau membeli saham. Cahyono (2002: 219) berpendapat bahwa dalam dunia nyata tidak ada pasar yang efisien sempurna. Salah satu sebabnya adalah karena adanya partisipasi pemodal ritel yang dalam berinvestasi sering melibatkan emosi, terpengaruh suasana, dan lain-lain.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan kode emiten WIKA.3.2 Jenis DataJenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu pergerakan saham PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk selama tahun 2015.3.3 Pengolahan DataPengolahan data dan pembuatan grafik pergerakan saham akan diperoleh dengan menggunakan software ChartNexus.

BAB IVANALISA SAHAM WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk4.1. Profil Wijaya Karya (Persero) Tbk

Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) didirikan tanggal 29 Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. Kantor pusat perusahaan beralamat di Jl. D.I Panjaitan Kav.9, Jakarta Timur dengan lokasi kegiatan utama di seluruh Indonesia dan luar negeri.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.64, perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co. yang telah dikenakan nasionalisasi, dilebur ke dalam PN Widjaja Karja. Kemudian tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja Karja dinyatakan bubar dan dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO). Selanjutnya pada tanggal 20 Desember 1972 Perusahaan ini dinamakan PT Wijaya Karya. Pemegang saham pengendali Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 65,05% di saham Seri B.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan WIKA adalah berusaha dalam bidang industry konstruksi, industry pabrikasi, industri konversi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industry, energy terbarukan dan energy konversi, perdagangan, engineering, procurement, konstruksi, pengelolaan kawasan, layanan peningkatan kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi jasa engineering dan perencanaan.Pada tanggal 11 Oktober 2007, WIKA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WIKA (IPO) kepada masyarakat atas 1.846.154.000 lembar saham seri B baru, dengan nilai nominal Rp.100,- per saham dan harga penawaran Rp.420,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Oktober 2007.4.2. Analisa Saham Wijaya Karya4.2.1. Tahun 2015

Gambar 1.1 Saham WIKA dengan peristiwa-peristiwa penting (Diolah dengan Chartnexus)

Saham Wijaya Karya merupakan saham yang sangat likuid. Hal ini terlihat dari volume penjualannya yang banyak. Banyak pula peristiwa yang terjadi pada tahun 2015 yang mempengaruhi pergerakan saham dari WIKA ini. Yang pertama terjadi pada 28 Januari-2 Februari. Pada saat itu nilai saham WIKA menunjukkan peningkatan yang signifikan, sampai dengan 7,5% lebih tinggi dari harga sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh WIKA yang sedang melakukan penyeleksian karyawan baru serta penghargaan emas (Gold Winner) dari Indonesia House Magazine Award (InMA) 2015 yang menyebabkan investor menjadi tertarik kepada saham WIKA dan nilainya pun semakin meningkat setiap harinya.Namun 2 hari kemudian saham WIKA langsung mengalami penurunan sebesar 4,13% ke level Rp 3.665 per saham. Hal ini dipengaruhi oleh terjadinya pembahasan penyertaan modal Negara (PMN) untuk sejumlah BUMN, termasuk WIKA di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini mempengaruhi sejumlah saham BUMN mengalami penurunan termasuk WIKA. Dan terus berefek sampai dengan tanggal 16 Februari dengan total penurunan sampai dengan 10% dari tanggal 3 Februari 2015. Pada 28 April 2015, harga saham WIKA kembali melemah ke level Rp. 3370. Hal ini disebabkan oleh WIKA yang akan segera melaporkan hasil laporan keuangan kuartalnya, dimana para pemegang saham/investor meragukan jumlah laba dari laporan kuartal tersebut karena mereka menganggap proyek yang dikerjakan WIKA sejak awal tahun kurang menjanjikan seperti tahun sebelumnya, kemudian harga saham WIKA semakin melemah dan puncaknya pada 4 Mei 2015 hasil laporan keuangan kuartal sudah dipublikasi, dan hasilnya pun benar sesuai dugaan para pemegang saham WIKA, yaitu pada laporan kuartal tersebut, laba bersih WIKA ambles sampai dengan 63,28% menjadi Rp. 61,51 miliar, dibandingkan laporan keuangan kuartal 2014 yang laba bersihnya mencapai Rp. 167,52 miliar. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi di Indonesia pada awal tahun 2015 yang menyebabkan proyek WIKA tidak begitu banyak. Hal ini menyebabkan harga saham WIKA anjlok ke Rp. 2.890, turun sampai 20% sejak tanggal 24 April 2015. Meski pada tanggal yang sama terjadi pembagian dividen, namun pukulan dari anjloknya laba bersih terlalu besar sehingga pembagian dividen tidak mempengaruhi perkembangan saham WIKA sama sekali.Satu minggu setelah hasil laporan keuangan kuartal, harga saham WIKA mulai membaik, WIKA menandatangani berbagai kontrak, salah satunya adalah pembangunan Bandung Light Railway (Light Rapid Transportation/LRT) koridor 1 dan 2. Dan pada akhir Mei, harga saham WIKA meningkat 4,5% ke level Rp. 3.330. Pada bulan Juni 2015, mulai dari 8 Juni, harga saham WIKA kembali melemah ke angka Rp. 2980 dikarenakan target kontrak pada tengah tahun hanya mencapai Rp. 11 miliar. Tidak mencapai 50% target kontrak yang direncanakan pada awal tahun, yaitu Rp. 31 miliar. Sehingga terus mempengaruhi harga saham sampai tanggal 16 Juni dengan penurunan sampai dengan 18,4% pada level Rp.2550.Pada awal Juli 2015, harga saham WIKA mengalami peningkatan dikarenakan WIKA memenangkan 2 proyek pengerjaan jalan tol Solo-Kertosono. Sehingga harga saham wika mengalami peningkatan sampai dengan 25,1% di level Rp. 3.150. Namun pada 24 Juli sampai 30 Juli kembali mengalami penurunan karena WIKA menunda IPO (Initial Public Offering) anak perusahaannya PT. WIKA Realty karena ekonomi Indonesia yang sedang melambat. Sehingga kembali mengalami penurunan sampai dengan 14,7% di level Rp. 2.665.

4.3. Strategi AktifGambar 3.2 Strategi Aktif Saham WIKA (Diolah dengan Chartnexus)Pada gambar 3.2 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 5 sinyal jual dan 4 sinyal beli. Sinyal jual pertama terjadi pada tanggal 3 Februari 2015. Sinyal tersebut terjadi karena volume seller sudah mengalami kenaikan sehingga terbentuk deathcross pada MACD. Lalu pada tanggal 4 Mei disarankan untuk membeli saham WIKA karena efek laporan keuangan kuartal WIKA yang menyebabkan harga saham WIKA menjadi anjlok dan jika dilihat dari grafik MACD jarak antar signal dengan MACD semakin melebar, sehingga jika pada saat itu membeli saham WIKA akan mendapatkan saham dengan harga yang rendah, yaitu Rp. 2890. Pada tanggal 18 Mei, grafik MACD sudah menunjukkan tanda goldencross dimana saham WIKA sudah siap untuk dijual. Jika investor bisa bersabar untuk tidak langsung menjual dan terus memperhatikan kapan saat volume beli mulai menurun dan sudah mencapai jenuh beli, maka investor bisa menjual saham WIKA pada tanggal 20-21 Mei dimana bisa mendapatkan potential gain sebesar 16,1%. Pada tanggal 5 Juni, grafik MACD pada saham WIKA mengindikasikan terjadinya deathcross. Yang berarti saham WIKA sudah memasuki fase jenuh jual sehingga harga saham WIKA akan terus menurun. Dimana puncaknya terjadi pada tanggal 15 Juni dengan harga Rp. 2.550. pada saat ini investor disarankan untuk membeli saham WIKA. Lalu pada tanggal 2 Juli pada grafik MACD kembali terjadi goldencross. Dimana saham WIKA mengalami peningkatan saham sangat signifikan dan investor disarankan menjual saham WIKA pada tanggal 12-13 Juli dimana potential gain yang bisa didapatkan sampai dengan 25%. Pada tanggal 28 Juli grafik MACD kembali menunjukkan sebuah deathcross, dimana ini menjadi momentum investor untuk kembali membeli saham WIKA untuk di-hold sampai grafik MACD serta volume beli dari saham WIKA membaik. Dan pada tanggal 18 agustus grafik MACD mengindikasikan goldencross sehingga investor disarankan untuk menjual sahamnya yang akan mendapatkan potential gain sebesar 8,5%.

4.4. Strategi Pasif

Gambar 3.3 Strategi Pasif Saham WIKA (Diolah dengan Chartnexus)Apabila investor menerapkan strategi pasif maka dia hanya perlu menunggu sahamnya tanpa transaksi selama kurang lebih 1 tahun. Pada gambar diatas terlihat trend saham selama 1 tahun. Saham ASII tahun 2015 mengalami penurunan. Penurunan ini diakibatkan oleh keadaan ekonomi Indonesia yang sejak awal tahun 2015 dapat dikatakan lesu, hal ini terlihat dari jumlah proyek yang didapatkan WIKA tidak sesuai target yang diharapkan, yaitu hanya tercapai kontrak Rp 11 Miliar sampai tengah tahun, tidak seperti target yang diperkirakan sampai dengan Rp. 31 Miliar. Selain itu laporan kuartal I 2015 WIKA mengalami penurunan laba bersih sebesar 63,28% menjadi Rp. 61,51 miliar, dibandingkan laporan keuangan kuartal 2014 yang laba bersihnya mencapai Rp. 167,52 miliar. Total kerugian yang diterima oleh investor apabila menerapkan strategi pasif pada saham WIKA adalah sebesar -27,6% atau sebesar minus Rp.995.4.5. Hasil Olah Data4.1.1 Strategi AktifTabel 1.1. Total Keuntungan / Kerugian Strategi Aktif selama tahun 2015.TahunPotential Gain/Loss/LbrPersentase

2015Rp 1.71545%

Diolah dengan Excel, 2010.Dari tabel 1.1. terlihat bahwa strategi aktif menghasilkan potential gain yang signifikan pada investor. Meskipun kinerja WIKA pada pertengahan awal tahun 2015 tidak begitu baik, namun kesempatan untuk mendapatkan gain masih ada pada mata investor melalui penerapan strategi aktif.4.1.2 Strategi PasifTabel 1.2. Total Keuntungan / Kerugian Strategi Pasif selama tahun 2015TahunPotential Gain/Loss/LbrPersentase

2015 Rp 995 28%

Diolah dengan Excel, 2010.

Dari tabel 1.2. terlihat bahwa strategi pasif menghasilkan potential loss pada investor. Saham emiten WIKA ini memiliki kinerja yang buruk untuk jangka panjang karena emiten tidak mampu mendapatkan proyek sesuai target yang diharapkan dan tidak mampu menaikkan laba kuartal secara signifikan. BAB VKESIMPULANHasil analisa saham PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk. dengan kode emiten WIKA ini dapat saya simpulkan bahwa penerapan strategi yang cocok dan efektif pada tahun 2015 ini bagi investor adalah strategi aktif. Strategi aktif lebih baik digunakan dibandingkan strategi pasif karena jenis saham ini termasuk jenis saham yang likuid, yaitu volume transaksi per harinya banyak. Sehingga fluktuasi harga pasar sering terjadi dan rumor-rumor serta fakta yang terjadi seputar kinerja Wijaya Karya selama tahun 2015 ini akan sangat mempengaruhi pergerakan nilai sahamnya, sehingga perolehan gain (potential gain) yang akan didapatkan dari penerapan strategi aktif ini akan lebih banyak dibandingkan dengan menerapkan strategi pasif, dimana kinerja Wijaya Karya pada tahun 2015 ini termasuk dalam kategori lesu sehingga jika dihitung sejak 1 Januari 2015 sampai sekarang terus mengalami penurunan yang signifikan dimana akan merugikan para pengguna strategi pasif.

DAFTAR PUSTAKAAng, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Media Staff Indonesia. Jakarta.Cahyono, B. 2002. Wortel Teknik Budi Daya Analisis Usah Tani. Kanisius, Yogyakarta.Fernandez-Rodriguez, Fernando; Christian Gonzales-Martel; Simon Sosvilla-Rivero. 2000. Technical Analysis in Foreign Exchange Markets : Linear versus Nonlinear Trading Rules, Fundacion de Estudios Economia Aplicada Working Paper, September 2000.Parisi, Franco; Vasquez, Alejandra. 2000. Simple Technical Trading Rules of Stock Returns: Evidence from 1987 to 1998 in Chile. Emerging Markets Review, vol. 1, no. 2, pp. 152-164Sharpe, William F.; Alexander, Gordon J.; BAILEY, Jeffery V. 1997. Investment, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 1. PT Prehalindo. Jakarta.Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi : Teori dan Aplikasi. Kanisius, Yogyakarta.Laporan kuartal I WIKA International tahun 2015.http://ekbis.sindonews.com/read/997083/32/laba-bersih-wika-tiga-bulan-ambles-63-1430728565 diakses tanggal 13 September 2015.http://ekbis.sindonews.com/read/974139/32/wika-raih-kontrak-rp3-44-triliun-hingga-awal-maret-1425898204 diakses tanggal 13 September 2015.http://www.wika.co.id/detailpost/wika-net-income-in-2014-of-idr-615-18-billion diakses tanggal 13 September 2015.http://www.wika.co.id/detailpost/best-of-the-best-human-capital-in-ihca-2015 diakses tanggal 13 September 2015.http://www.wika.co.id/detailpost/jokowi-and-wika-conducts-groundbreaking-aceh diakses tanggal 13 September 2015.http://bisnis.liputan6.com/read/2170962/pembahasan-kucuran-modal-ke-bumn-alot-saham-konstruksi-tertekan diakses tanggal 13 September 2015.http://www.wika.co.id/detailpost/wika-set-target-at-rp-11-billion diakses tanggal 13 September 2015.http://ekbis.sindonews.com/read/1027695/32/wika-tunda-ipo-anak-usaha-karena-ekonomi-melambat-1438245406 diakses tanggal 13 September 2015.