NEGARA DAN SISTEMPEMERINTAHANA... · Web view... negatif, dan positif. Peran (role) warga negara...

40
MODUL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul 03 NEGARADAN SISTEM PEMERINTAHAN Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 03 90003 Syahlan A.Sume,SE,MM Abstract Kompetensi Pada bab ini mahasiswa dapat mempelajari serta memahami tentang Negara dan system pemerintahan dari berbagai aspek. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pentingnya bernegara dan system pemrintahan dalam suatu negara.

Transcript of NEGARA DAN SISTEMPEMERINTAHANA... · Web view... negatif, dan positif. Peran (role) warga negara...

MODUL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANModul 03

NEGARADANSISTEM PEMERINTAHAN

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen 03 90003 Syahlan A.Sume,SE,MM

Abstract KompetensiPada bab ini mahasiswa dapat mempelajari serta memahami tentang Negara dan system pemerintahan dari berbagai aspek.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pentingnya bernegara dan system pemrintahan dalam suatu negara.

NEGARA DAN SISTEMPEMERINTAHAN1. LatarBelakangPerlunya Negara2. PengertiandanTeori Negara3. Unsur-Unsur Negara4. Bentuk-bentuk Negara5. SifatOrganisasi Negara6. Fungsi Negara7. ElemenKekuatan Negara8. Hubungan Negara denganWarga Negara9. SistemKetatanegaraan Indonesia

1. LatarBelakangPerlunya Negara

Menurut ahli tata Negara Sokrates, Aristotelesdan Plato (SPA), adanyanegaradimulai 400 tahun

sebelum masehi (Srijantidkk, 2009:3). Keberadaan negara di dalam masyarakat menurut

Thomas Hobbes didorong oleh dua hal yaitu manusia sebagai mahluk sosial (animal social) dan

manusia sebagai mahluk politik (animal politicum). Manusia sebagai mahluk social mempunyai

sifat tidak bias hidup sendiri dan juga sebagai mahluk politik memiliki naluri untuk berkuasa

(Srijantidkk, 2009:3). Oleh karena itu, menurut Thomas Hobbes, keberadaan Negara sangat

diperlukan sebagai tempat berlindung bagi individu, kelompok, dan masyarakat yang lemah dari

indakan individu, kelompok, dan masyarakat, maupun penguasa yang kuat (otoriter), karena

menurutnya, manusia denganmanusia lainnya memiliki sifat seperti serigala (homo homini

lupus). Keberadaan Negara sebagaimanadiuraikan di atas menimbulkan kesadaran

masyarakat untuk menciptakan mekanisme pembentukan negara yang mendapat legitimasi

(pengakuan) dari seluruh masyarakat secara bersama.

2016 1 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

2. PengertiandanTeoriNegara

Negara berasaldari kata state (Inggris), Staat(Belanda), danEtat(Prancis). State, Staat, dan

Etat berasal dari bahasa latin Status atau Statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap

atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap (Srijantidkk, 2009:4).Kata Status

atau statumlazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan).Adapun istilah “Negara”

yang dikenal sekarang mulai timbul pada zaman Renaissance di eropa pada abad ke-15.Pada

masaitulahmulaidipergunakan orang istilah Lo Stato yang berasal dari bahasa Italia yang

kemudian elah menjelma menjadi perkataan L’Etat dalam bahasa perancis, The State dalam

bahasa Inggris atau Der Staat dalam bahasa Jerman dan De Staat bahasaBelanda (C.S.T.

Kansildan Christine S.T. Kansil, 2003:26).

Kata Lo Stato dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Negara”. Pada waktu itu

diartikan sebagai suatu system tugas-tugas atau fungsi-fungsi public dan alat-alat perlengkapan

yang teratur dalam wilayah (daerah) tertentu.

Definisinegaramenurutbeberapaahli (Srijantidkk, 2009:4)adalahsebagaiberikut :

1. Negara menurut John Locke (1932-1704) dan Rousseau (1712-1778) dalam buku Ilmu

negara (1993), adalah suatu badan atau organisasi hasil dari pada perjanjian

masyarakat.

2. Negara menurut Max Weber dalambuku Demokrasi , HAM, danMasyarakat Madani

(2000) adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan

kekerasaan fisik secara sah dalam suatu wilayah.

3. Negara menurut Roger F. Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani

(2000) adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau

mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atasnama masyarakat.

4. Negara menurut Mac IverdalambukuDemokrasi, HAM, danMasyarakatMadani (2000)

adalahsuatunegaraharusmemenuhitigaunsurpokok, yaitupemerintahan,

komunitasataurakyat, danwilayahtertentu.

Selainterdapatperbedaandalam definisi tentang negara, istilah “negara” juga mengandung

pelbagai arti, yang menurut Prof. Mr.Dr. L.J. van Apeldoorn dalam bukunya yang berjudul

Inleiding tot de studie van het Nederlandse Recht (Pengantar Ilmu Hukum Belanda) bahwa :

a. Istilah negara dipakai dalam arti “penguasa”, untuk menyatakan orang atau orang-orang

yang melakukan kekuasaan tertinggi atas persekutuan rakyat yang bertempat tinggal

dalam sesuatu daerah.

2016 2 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

b. Istlah negara kita dapati juga dalam arti “persekutuan rakyat”, yakni untuk menyatakan

sesuatu bangsa yang hidup dalam suatu daerah, di bawah kekuasaan yang tertinggi,

menurut kaidah-kaidah hukum yang sama.

c. Negara mengandung arti “sesuatu wilayah tertentu”, dalam hal ini istilah negara dipakai

untuk menyatakan sesuatu daerah di dalamnya diam sesuatu bangsa di bawah

kekuasaan tertingi.

d. Negara terdapat juga dalam arti “kas negara atau fiscus”, jadi untuk menyatakan harta

yang dipegang oleh penguasa guna kepentingan umum, misalnya dalam istilah “domein

negara”, pendapatan negara dan lain-lain.

Menurut Kansil dan Christine S.T. Kansil (2011:43), pidato Prof. Mr. Dr. R. Soepomo dalam

rapat Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPPK) pada tanggal 31 Mei 1945,

mengemukakan tiga aliran pikiran atau teori tentang pengertian negara, yaitu: (1) teori

perseorangan atau teori individualistik, (2) teori golongan atau teori kelas (class theory), dan (3)

teori persatuan.

1. Teori Perseorangan atau Teori Individualistik.

Teori ini dipelopori oleh Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1679), Jean

Jacques Rousseua (1712-1779), Herbert Spencer (1820-1903), dan Harorld Joseph

LaSKI (1893-1950).Teori individualistic mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat

hukum (legal society) yang disusun atas kontrak antara seluruh perorangan dalam

masyarakat itu (contract social).Teori ini banyak diterapkan di negara-negara Eropa

Barat dan Amerika.

2. Teori Golongan atau Teori Kelas.

Tokoh utama teori ini adalah Karl Marx (1818-1883), Friedrich Engeles (1820-1895),

Lenin (1870-1924). Teori golongan atau kelas ini menganggapbahwa negara alat dari

suatu golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Kelas atau golongan ekonomi kuat

menindas ekonomi lemah.Kaum borjuis menindas kaum proletar (buruh).Marx

menganjurkan revolusi politik dari kaum buruh untuk merebut kekeuasaan negara agar

pada suatu saat kaum buruh yang menindas kaum borjuis.Teori golongan (kelas) ini

banyak dipraktekan di negara-negara komunis dalam bentuk dictator proletariat.

3. Teori Persatuan.

Teori ini didengungkan oleh Benedict de Spinoza (1632-1677), Adam Heinric Muller

(1779-1829), George Fredrich Wilhelm Hegel (1770-1831), dan beberapa tokoh

lainnya.Teori persatuan ini mengajarkan bahwa negara adalah suatu susunan

2016 3 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

masyarakat yang integral; segala golongan, segala bagian, segala anggotanya

berhubungan erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat yang organis.

Teori ini menekankan pikiran persatuan yang tidak memihak kepada satu golongan yang

paling kuat, atau paling besar, tidak menganggap kepentingan seseorang menjadi

pusat, tetapi menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya berbagai persatuan yang

tidak dapat dipisahkan; yang terpenting adalah penghidupan bangsa seluruhnya.

Teori persatuan yang digagas oleh beberapa tokoh terkemuka di atas, selanjutnya menjadi

inspirasi bagi Soepomo dalam mengemukakan teori Persatuan (versi Soepomo).Menurutnya,

teori persatuan mengupayakan terbentuknya keseimbangan lahir dan batin dari semua unsur-

unsur tersebut.Semangat kekeluargaan, gotong-royong, dan tolong-menolong dalam

masyarakat Indonesia mencerminkan berkembangnya pandangan persatuan dalam masyarakat

Indonesia. Hal itu pada dasarnya sejalan dengan cara hidup dan kehidupan bangsa Indonesia

sejak dulu kala.

3. Unsur-Unsur Negara

Terbentuknya negara terjadi karena adanya beberapa unsur (Srijanti dkk, 2009:5). Unsur-unsur

pembentuk negara tersebut adalah sebagai berikut:

1. PendudukPenduduk adalah semua orang yang berdomisili serta menyatakan kesepakatan diri

ingin bersatu. Yang dimaksud dengan semua orang adalah penduduk Indonesia dan

negara lain (asing) yang sedang berada di Indonesia untuk wisata, bisnis, dan lainnya.

2. WilayahNegara memiliki batas/teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara di atasnya.wilayah

Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra

yaitu samudra India dan Pasifik. Letak ini membuat Indonesia berada pada posisi

strategis yang menjadi jalur lalu lintas transportasi dunia.Di wilayah udara,

Indonesiaberada pada posisi GSO (Geo Stationery).Posisi ini strategis untuk

menempatkan satelit.posisi silang ini menguntungkan Indonesia karena terletak di

wilayah bisnis (perdagangan) dunia.

3. PemerintahSistem pemerintah yang dianut oleh Indonesia adalah sistem pemerintahan

presidensial.dalam sistem ini, presiden memiliki hak porerogatif untuk memilih dan

mengangkat serta memberhentikan para menteri sebagai pembantunya.Dalam

2016 4 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

implemtasinya, sistem pemerintahan Indonesia menerapkan sistem desentralisasi yang

berintikan padapemberian otonomi kepada kepala daerah tingkat I dan kabupaten/kota

untuk mengelola dan mengekplorasi sumber daya alam maupun manusia yang ada di

daerah untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat didaerahnya secara

optimal.Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai

kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan

rakyat dan negara.Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan

publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai

tujuan negara.Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan

publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif (C.F. Strong). Dalam Undang – Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa sistem pemerintahan

yang kita anut adalah sistem pemerintahan presidensial yang dalam pengertian

presidensial itu sendiri adalah memisahkan secara tegas antar lembaga negara,

legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang

dianut oleh UUD 1945 pasca perubahan keempat adalah sistem pemisahan kekuasaan

berdasarkan prinsip checks and balances, sehingga masih ada koordinasi antar

lembaga negara baik. Arti checks and balances itu sendiri adalah saling kontrol dan

seimbang, maksudnya adalah antara lembaga negara harus saling mengontrol

kekuasaan satu dengan kekuasaan yang lainnya agar tidak melampaui batas kekuasaan yang seharusnya dan saling menjatuhkan.Hal ini sangat penting agar

dapat terciptanya kestabilan pemerintahan didalam negara atau tidak terjadi

percampuradukan antar kekuasaan dan kesewenang – wenangan terhadap

kekuasaaNegara kita.

4. Bentuk-Bentuk Negara

Pada dasarnya, negara memiliki bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan para pendirinya

masing-masing.Namun demikian, dalam konsep dan teori modern, negara terbagi ke dalam dua

bentuk, yaitu negara kesatuan (unitarianisme) dan negara serikat (federasi).

Negara Kesatuan

Negara kesatruan adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat

yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah (Ubaedillah dan Abdul Rozak, 2013:126).Senada

dengan itu, Winarno (2013:87), menjelaskan bahwa negara kesatuan adalah negara bersusun

tunggal.

2016 5 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Dalam negara kesatuan hanya terdapat seorang kepala negara, satu undang-undang dasar

yang berlaku untuk seluruh warga negaranya, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen

(badan perwakilan rakyat).Pemerintah dalam negara kesatuan memiliki kekuasaan untuk

mengatur seluruh urusan pemerintahan pada negara tersebut.Dalam pelaksanaannya, negara

kesatuan terbagi ke dalam dua macam sistem pemerintahan, yaitu sentral dan otonomi.

a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, yaitu sistem pemerintahan yang langsung

dipimpin oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah daerah yang ada di bawahnya

melaksanakan kebijakan pemerintah pusat. Pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh

Presiden Soeharto adalah salah satu contoh model sistem pemerintahan sentralisasi.

b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, yaitu kepala daerah diberikan

kesempatan dan kewenangan untuk mengurus pemerintah di daerahnya masing-

masing.Sistem ini dikenal dengan istilah otonomi daerah atau swatantra.

Sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan desentralisasi, Indonesia dalam arti

pemerintah pusat memberikan kewenangan kepada daerah berdasarkan pasal 18 UUD 1945,

yaitu:

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota

itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus

sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

4. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah

provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.

5. Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan

pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.

6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan

lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-

undang (Winarno, 2013:88-87).

2016 6 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Negara serikat (Federasi)

Negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang terdiri dari beberapa

negara bagian dari negara serikat.Pada mulanya, negara-negara bagian itu merupakan negara

yang merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri.Setelah menggabungkan diri dengan negara

serikat, dengan sendirinya negara tersebut melepaskan sebagain dari kekuasaannya dan

menyerahkannya kepada negara serikat.

Menurut Ubaedillah dan Abdul Rozak (2013:127), di samping dua bentuk negara

sebagaimana dijelaskan di muka, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihannya, bentuk

negara digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi.

a. Monarki

Monarki berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein yang berarti

pemerintah.Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang

penguasa monarki (raja).Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem

tertua di dunia.Dalam pelaksanaannya, monarki dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

monarki absolut dan monarki konstitusional.

Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan satu

orang raja atau ratu, seperti Arab Saudi.Sedangkan monarki konstitusional adalah

bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahnya (perdana menteri) dibatasi

oleh ketentuan-ketentuan konstitusi negara.Di antara negara-negara yang

menggunakan sistem monarki konstitusional ini adalah Malaysia, Thailand, Jepang, dan

Inggris.Dalam sistem monarki konstitusional, kedudukan raja hanya sebatas simbol

negara.

b. Oligarki.

Oligarki (Bahasa Yunani: Oligarkhia) adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan

politiknya secara efektif dipegang oleh kelompok elit kecil dari masyarakat, baik

dibedakan menurut kekayaan, keluarga, atau militer. Negara tersebut sering

dikendalikan oleh keluarga terkemuka beberapa yang lulus pengaruh mereka dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Bentuk pemerintahan dan struktur politik lain yang

terkait dengan oligarki biasanya termasuk aristrokrasi, meritokrasi, plutokrasi, junta

militer, teknorasi, dan teokrasi.

Dalam perkembangan sejarah dunia misalnya, Uni Soviet saat rezim Stalin, hanya

anggota Partai Komunis yang mendukung birokratisasi Stalin saja dapat memegang

2016 7 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

jabatan pemerintahan, sisanya di singkirkan atau dibunuh dengan kejam.Di Afrika

Selatan sebelum 1994, orang-orang minoritas berkulit putih memerintah secara oligarki

atas mayoritas penduduk Afrika Selatan berkulit hitam.Politik rasisme ini secara resmi

pada 1948 disebut apartheid.

c. Demokrasi

Demoskrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kekuasaannya berasal dari

rakyat.Dalam demokrasi, rakyat memiliki hak untuk menyuarakan

pendapatnya.Sehingga tidak ada sistem pemerintahan yang otoriter. Jika ada perbedaa

pendapat, dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, atau dengan perhitungan

jumlah suara untuk memilih opsi tertentu. Prinsip pada demokrasi adalah adanya

kesamaan rakyat di dalam hukum.Sehingga tidak ada yang lebih diistimewakan atau

dikesampingkan dalam hukum.Jadi suatu pemerintahan negara disebut demokrasi

apabila kekuasaan negara di tangan rakyat, di mana gerak langkah negara ditentukan

oleh kehendak rakyat (Tutik, 2006:92).

5. Sifat Organisasi Negara

Organisasi negaraditandai oleh kemampuannya dalam melaksanakan pemerintahan sebagai

berikut:

1. Sifat Memaksa.

Negara mempunyai sifat memaksa, artinya bahwa negara memiliki kekuasaan untuk

menggunakan kekerasan fisik secara sah yaitu dengan memberlakukan sanksi pada

pelanggar hukum dengan tujuan agar peraturan perundang-undangan yang telah dibuat

dan berlaku dalam negara tersebut ditaati oleh anggota masyarakat sehingga ketertiban,

keamanan, dan kedamaian dapat tercapai.

2. Sifat Monopoli.

Sifat monopoli negara adalah suatu hak tunggal yang dilakukan oleh negara untuk

berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan bersama.Negara

mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dalam kehidupan

bermasyarakat.Dalam hal ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan

atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap

bertentangan dengan tujuan masyarakat dan dapat membahayakan posisi suatu

kekuasaan.

2016 8 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

3. Sifat Totalitas.

Semua hal tanpa kecuali mencakup kewenangan negara, misalnya semua orang harus

membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang sama dihadapan

hukum/berdasarkan hukum, dan sebagainya.

Sifat untuk semua (totalitas) berarti semua peraturan perundang-undangan adalah untuk

semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab bila seseorang

dibiarkan berada di luar lingkup aktivitas negara, maka usaha negara kea rah

tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal, atau dapat mengganggu cita-

cita yang telah tercapai. Di samping itu, menjadi warga negara tidak berdasarkan

kemauan sendiri (involuntary) dan hal ini berbeda dengan asosiasi di mana

keanggotaan sukarela.Misalnya, dalam Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 berisi tentang

kebebasan memilih agama.Hal itu berarti, semua WNI berhak memilih agama dan

kepercayaannya masing-masing tanpa ada paksaan.

6. Fungsi Negara

Fungsi negara menurut Miriam Budiardjo (dalam Priyanto, 2008) adalah bahwa setiap

negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu:

1. Fungsi penertiban (law and order).

Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam

masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai

stabilisator.Kehadiran negara pada situasi dan kondisi yang kritis yang diakibatkan oleh

konflik horizontal maupun vertical sangat dibutuhkan.Negara dengan segala kekuasaan

dan kewenangan yang dimilikinya menjadi “kunci” dalam menegakkan ketertiban di

masyarakat.

2. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran.

Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat diperlukan campur tangan dan

peran aktif dari negara.Negara memiliki kewajiban untuk mensejahterakan rakyat

melalui monopoli dan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan undang-undang.

3. Fungsi Pertahanan, yaitu untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga

negara harus diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan.

2016 9 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Modernisasi peralatan pertahanan harus dilakukan secara efektif dan bukan efisien.

Artinya, meskipun suatu alat pertanahan negara memerlukan dana besar, tetapi jika

dipandang efektif untuk menjaga kedaulatan, harkat dan martabat bangsa dan negara

harus dilakukan.

4. Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.

Negara harus menciptakan keadilan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang

hukum. Setiap warga negara tanpa kecuali memiliki kedudukan yang sama di depan

hukum.

Keempat fungsi negara tersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara

tersebut bisa berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi

fungsi negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling berkaitan,

sehingga para ahli seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara.

7. Elemen Kekuatan Negara

Kekuatan suatu negara tergantung pada beberapa elemen seperti sumber daya manusia,

sumber daya alam, kekuatan militer dan territorial negara tersebut. Beberapa elemen kekuatan

negara adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia.

Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai

budaya masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah

penduduk, semakin berkualitas SDM, dan semakin tinggi tingkat kesehatan, maka

negara akan semakin maju dan kuat.

2. Teritorial Negara.

Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri atas darat,

laut, dan udara, letak geografis dan situasi negara tetangga. Semakin luas dan strategis,

maka negara tersebut akan semakin kuat.

3. Sumber Daya Alam.

Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya, berupa

kandungan mineral, kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin tinggi kekayaan

alam, maka negara tersebut semakin kuat, negara yang kaya akan minyak, agroindustri,

dan manufaktur akan menjadi negara yang tangguh.

4. Kapasitas Pertanian dan Industri.

2016 10 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok

kebutuhan pokok seperti beras, sayur mayur, dan lauk pauk. Tingkat budaya, usaha

warga negara dalam bidang pertanian, industri dan perdagangan yang maju, menjamin

kecukupan pangan atau swasembada pangan sehingga negara menjadi kuat.

5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya.

Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan negara, negara yang

mempunyai jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan peralatan yang baik akan

meningkatkan kemampuan militer dalam mempertahankan kedaulatan negara.

6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud.

Segala faktor yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan

kepemimpinan, efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi

bangsa (nasionalisme), dan sebagainya.

8. Hubungan Negara dengan Warga Negara

Ketika seseorang telah berstatus sebagai warga negara dari suatu negara, maka ketika itu pula

ia memiliki hubungan hukum dengan negara. Menurut Arwiyah dan Runik Machproh (2014:57),

hubungan itu berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal balik. Sebagai warga

negara seseorang memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan negaranya. Secara

teoritis, status warga negara meliputi status pasif, aktip, negatif, dan positif.

Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif dan positif, yaitu:

1. Peran pasif, yaitu kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2. Peran aktif, yaitu aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil bagian

dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.

3. Peran positif, yaitu aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

4. Peran negatif, yaitu aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara dalam

persoalan pribadi.

Negara sebagai lembaga dan warga negara sebagai penghuni lembaga negara harus

mempunyai hubungan yang baik Negara berkewajiban melindungi kepentingan seluruh rakyat

tanpa kecuali. Negara dibentuk suatu bangsa dengan tujuan melindungi seluruh rakyat dan

mewujudkan kesejarteraan rakyatnya. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut negara harus

2016 11 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

tegak dan kuat sehingga tidak mudah dihancurkan oleh bangsa atau pihak-pihak yang tidak

senang terhadap negara.

Hubungan antara negara dan warga negara merupakan hubungan timbal balik yang melibatkan

unsur hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak.Hak dan kewajiban negara (pemerintah) dan

warga negara bersumber dari, dan diatur dalam UUD 1945. Kewajiban negara secara implisit

termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 yakni pada alinea keempat. Di dalam alinea keempat

berisi tujuan dan kewajiban negara yang harus dilaksanakan setiap pemerintahan yakni

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial (Poerbasari,

2013:90).Keempat tujuan dan kewajiban negara sesuai dengan alinea keempat Pembukaan

UUD 1945 menjiwai kewajiban dan tanggung jawab negara sebagaimana tertuang dalam pasal-

pasal UUD setelah amandemen. Pasal-pasal tersebut antara lain, Pasal 27 ayat (1) dan (2);

Pasal 28; Pasal 28 A-J; Pasal 29 ayat (2); Pasal 30 ayat (1); Pasal 31 ayat (1) dan (2); Pasal 32

ayat (1) dan (2); Pasal 34 ayat (1), (2) dan (3) (Poerbasari, 2013:91). Keseluruhan pasal

tersebut memuat hak dan kewajiban negara terhadap warga negara dan sebaliknya.Hak-hak

negara antara lain adalah ditaati hukum dan pemerintahnya; dibela; pajak; dan menguasai

bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat. Adapun kewajiban negara yang dimuat

dalam seluruh pasal tersebut, yaitu menjamin sistem hukum yang adil; menjamin Hak Asasi

Manusia; mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat; memberi jaminan sosial;

dan memberi kebebasan beribadah kepada warga negaranya.Hak-hak negara antara lain

adalah ditaati hukum dan pemerintahnya; dibela; pajak; dan menguasai bumi, air, dan kekayaan

untuk kepentingan rakyat. Adapun kewajiban negara yang dimuat dalam seluruh pasal

tersebut, yaitu menjamin sistem hukum yang adil; menjamin Hak Asasi Manusia;

mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat; memberi jaminan sosial; dan

memberi kebebasan beribadah kepada warga negaranya.

9. Sistem Ketatanegaraan Negara

PengertianSistemPemerintahanadalahsusunan yang

teraturdariberbagaikegiatanatauhubungan-hubungankerjaantaralembaga legislative,

eksekutifdanyudikatifdalampenyelenggaraanpemerintahansuatu

Negara.Sistempemerintahanmempunyaipondasi yang

kuatdimanatidakbisadiubahdanmenjadistatis.Jikasuatupemerintahanmempunyaisistempemerint

ahan yang statis, absolutmakahalituakanberlangsungselama-2016 12 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Syahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

lamanyahinggaadanyadesakankaumminoritasuntukmemproteshaltersebut.Sistempemerintahan

mempunyaisistemdantujuanuntukmenjagasuatukestabilannegara.Namun di

beberapanegaraseringterjaditindakanseparatismekarenasistempemerintahan yang

dianggapmemberatkanrakyatataupunmerugikanrakyat.Jadisebaknyasetiapnegaraharusmemaha

mikarakteristiknegaranyaterlebihdahulusebelummenerapkansistempemerintahannya agar

dalampenyelenggaraanpemerintahantidakmenemuihambatan-hambatan yang besar.

Berikutmacam-macamsistempemerintahan yang ada di dunia :

1. SistemPemerintahanPresidensialSistempresidensialmerupakansistempemerintahannegararepublik yang

manakekuasaaneksekutifdipilihmelaluipemilihanumumdandibedakandengankekuasaanl

egislatif.Sistempresidensialjugadisebutdengansistemkongresional.Dalamsistemini,

posisiPresidencenderunglebihkuatdantidakdapatdikudetakecualijikapresidenmelakukanti

ndakanpelanggarankonstitusiatautindakankriminallainnya. Negara yang

menganutsistempresidensial : Indonesia, AmerikaSerikat, Filipina

2. SistemPemerintahanParlementerSistemparlementeradalahsistempemerintahan di

manapihakparlemenberperanaktifdalampemerintahan, yang

nyatadibuktikandenganwewenangparlemenuntukmengangkatdanmemberhentikanperda

namenteri.Selainitu,

dalamsistempemerintahanparlementerjugadapatmemilikiseorangpresidendanperdaname

nteri yang bertugasmengaturjalannyapemerintahanitusendiri.Negara yang

menganutsistemparlementer :Inggris, Jepang, Malaysia, Belanda

3. SistemPemerintahan Semi-PresidensialSistem semi-presidensialadalahsistempemerintahan yang

menggabungkanduasistempemerintahan, yaitupresidensialdanparlementer.Sistem semi-

presidensialmemberlakukansistemrakyat yang

memilihpresidensehinggapresidenmemilikikekuasaan yang

kuatbersamadenganperdanamenteri yang ada.Sistempemerintahan semi-

presidensialjugadisebut Dual EksekutifatauEksekutifGanda. Negara yang

menganutsistem semi-presidensial :Prancis

4. SistemPemerintahanKomunisKomunismesebenarnyamerupakansuatuideologi.Namunpadaperkembangannya,

adabeberapanegara yang

menggunakankomunissebagaisuatusistempemerintahandalamnegaratersebut.Sistemko

2016 13 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

munisjugasangat anti-liberalismedanmenentangkepemilikanakumulasi modal

padasuatuindividutertentu.Sistemkomunissendirijugamengharuskansegalaalatproduksidi

kuasaiolehnegaradengantujuanuntukkemakmuranrakyat.Negara yang

menganutsistemkomunis : Korea Utara, Kuba, Vietnam. (Sumber:

http://zonapemerintahanindonesia.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-sistem-

pemerintahan-di-dunia.html, diakses, 18/3/2016).

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

• Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara rakyat

sangat didengarkan oleh parlemen

• Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan pemerintah

dapat berjalan dengan baik

• Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi penyesuaian

pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan kekuasaan eksekutif & legislatif

berada pada satu partai atau koalisi partai.

• Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan juga pelaksanaan kebijakan publik

sangat jelas.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer:

• Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya Parlemen

• Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat banyak( banyak

suara).

• Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman

mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk

menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

• Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada presiden.

• Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis kabinet

• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen

• Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan, masa

jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden Indonesia

lima tahun.

• Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa

jabatannya.

2016 14 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh

orang luartermasukjugaanggotaparlemensendiri.

Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial:

• Pengawasan rakyat lemah

• Pengaruh rakyat dalam kebikajan politik negara kurang mendapat perhatian

• Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga dapat

menimbulkan kekuasaan mutlak

• Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas

• Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif

& legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu yang lama.

Sejak tahun 1945 Indonesia pernah berganti sistem pemerintahan. Indonesia pernah

menerapkan kedua sistem pemerintahan ini. Selain itu terjadi juga perubahan pokok-pokok

sistem pemerintahan sejak dilakukan amandemen UUD 1945. Berdasarkan Undang-undang

Dasar 1945 Indonesia adalah negara yang menerapkan sistem pemerintahan presidensial.

Namun dalam perjalannannya, Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan

parlementer karena kondisi dan alasan yang ada pada waktu itu.

Sistem Pemerintahan Orde Lama, Orde Baru, Dan Era Reformasi

Sistem pemerintahan orde lama :

Masa Pemerintahan Indonesia Orde lama berjalan sekitar 23 tahun yaitu dari tahun 1945-1968

dibawah kepemimpinan sang proklamator Presiden Sukarno. Penyebutan "Orde Lama"

merupakan istilah yang diciptakan dibawah rezim Suharto yaitu masa Orde Baru.Padahal

Sukarno sendiri tidak suka dengan sebutan "Orde Lama". Karena memang, tidak sepantasnya

disebut Orde Lama. Karena di masa itu terjadi transformasi besar-besaran di Indonesia dari

masa penjajahan ke masa kemerdekaan. Dan Sukarnopun lebih suka dengan istilah "Orde

Revolusi" daripada "Orde Lama".

Tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara yang

bersumber dari Pancasila. Di dalam UUD 1945 sebenarnya sudah terpampang jelas bahwa Indonesia Menggunakan Sistem Pemerintahan Presidensial. Namun baru tiga bulan, terjadi

penyimpangan terhadap UUD 1945.Penyimpangan tersebut dilakukan oleh Sutan Syahrir

2016 15 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

setelah dia membentuk kabinet parlementer dengan Sutan Syahrir sebagai Perdana

Menterinya. Karena pada saat itu pengaruh Belanda masih sangat kental.Dalam masa tersebut Indonesia telah menggunakan beberapa konstitusi, seperti Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950). Masa ini berlangsung dari 17

Agustus 1945 - 5 Juli 1959. Saat itu Indonesia berbentuk Negara Serikat. Dengan dibagi

menjadi tiga negara bagian, yaitu : Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur,

Negara Sumatera timur, dengan perjanjian pada tanggal 17 Agustus 1950 tepat 5 tahun setelah

kemerdekaan Indonesia.

Perjanjian tersebut mengembalikan Indonesia sebagai Negara Kesatuan. Dengan UUD

Republik Indonesia 1950 sebagai konstitusinya. Sejak 1950-1959 Indonesia menganut Sistem Kabinet Parlementer dengan demokrasi Liberal Semu (Setengah-setengah).Sistem Kabinet Parlementer berakhir tanggal 5 Juli 1959 setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden dengan UUD 1945 kembali digunakan menggunakanSistem Pemerintahan Demokrasi Terpimpin (Sumber:

http://brainly.co.id/tugas/117840, diakses, 16/3/2016).

Demokrasi Terpimpin

Sejarah Indonesia (1959-1966) adalah masa di mana sistem "Demokrasi Terpimpin" sempat

berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem demokrasi dimana seluruh

keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara, kala itu Presiden Soekarno.

Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan oleh Presiden Soekarno dalam

pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10 November 1956.

Terdapat 3 point inti latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh

Presiden Soekarno :

1. Dari segi keamanan : Banyaknya gerakan sparatis pada masa demokrasi liberal,

menyebabkan ketidak stabilan di bidang keamanan.

2. Dari segi perekonomian : Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi

liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat

dijalankan secara utuh, sehingga pembangunan ekonomi tersendat.

3. Dari segi politik : Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan

UUDS 1950

Soekarno dengan konsep Demokrasi Terpimpinnya menilai Demokrasi Barat yang bersifat

liberal tidak dapat menciptakan kestabilan politik. Menurut Soekarno, penerapan sistim

Demokrasi Barat menyebabkan tidak terbentuknya pemerintahan kuat yang dibutuhkan untuk

2016 16 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

membangun Indonesia. Pandangan Soekarno terhadap sistem liberal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan partai politik di Indonesia. Partai politik dianggap sebagai sebuah penyakit yang lebih parah daripada perasaan kesukuan dan kedaerahan. Penyakit inilah yang menyebabkan tidak adanya satu kesatuan dalam membangun Indonesia.Pada masa Demokrasi Terpimpin, parlemen sudah tidak mempunyai kekuatan yang nyata. Sementara itu partai-partai lainnya dihimpun oleh Soekarno dengan menggunakan suatu

ikatan kerjasama yang didominasi oleh sebuah ideologi. Dengan demikian partai-partai itu tidak

dapat lagi menyuarakan gagasan dan keinginan kelompok-kelompok yang diwakilinya.Partai politik tidak mempunyai peran besar dalam pentas politik nasional dalam tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin. Partai politik seperti NU dan PNI dapat dikatakan pergerakannya

dilumpuhkan karena ditekan oleh presiden yang menuntut agar mereka menyokong apa yang

telah dilakukan olehnya. Sebaliknya, golongan komunis memainkan peranan penting dan

temperamen yang tinggi. Pada dasarnya sepuluh partai politik yang ada tetap diperkenankan

untuk hidup, termasuk NU dan PNI, tetapi semua wajib menyatakan dukungan terhadap

gagasan presiden pada segala kesempatan serta mengemukakan ide-ide mereka sendiri dalam

suatu bentuk yang sesuai dengan doktrin Presiden.Partai politik dalam pergerakannya tidak

boleh bertolak belakang dengan konsepsi Soekarno.

Demokrasi terpimpin yang dianggapnya mengandung nilai-nilai asli Indonesia dan lebih baik dibandingkan dengan sistim ala Barat, ternyata dalam pelaksanaannya lebih mengarah kepada praktek pemerintahan yang otoriter. Dewan Perwakilan Rakyat hasil

pemilihan umum tahun 1955 yang d dalamnya terdiri dari partai-partai pemenang pemilihan

umum, dibubarkan.Dalam penggambaran kiprah partai politik di percaturan politik nasional,

maka ada satu partai yang pergerakan serta peranannya begitu dominan yaitu Partai Komunis

Indonesia (PKI). Pada masa itu kekuasaan memang berpusat pada tiga kekuatan yaitu,

Soekarno, TNI-Angkatan Darat, dan PKI. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran

mengenai kehidupan partai politik pada masa demokrasi terpimpin, pergerakan PKI pada masa

ini tidak dapat dilepaskan (Sumber:

http://rismadelianinur15aini.blogspot.co.id/2013/03/pemerintahan-pada-demokrasi-

terpimpin.html, diakses, 16/3/2016).

Sistem Pemerintahan Orde Baru:

Istilah "Orde Baru" digunakan untuk memisahkan masa kempimpian Sukarno (Orde Lama).

Orde Baru adalah masa dimana Suharto memulai kekuasaanya. Era ini digunakan untuk

2016 17 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

menandai keberhasilan Suharto menumpas Pemberontakan PKI pada 1965 atau sering disebut

G30S/PKI. Pada masa ini, awalnya Demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup

signifikan. Tetapi perkembangannya, kehidupan di era Orde Baru ini tidak jauh berbeda dengan

era sebelumnya. Sistem Pemerintahan Presidensial lebih ditonjolkan. Atau bisa dikatakan kekuasaan diktator. Kemudian Demokrasi Pancasila yang dicetuskan pada masa ini.Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi

Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara

ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.Pada

1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan

dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993,

dan [1998].Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai berkuasa

danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut dengan Demokrasi Pancasila.

Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru ini, secara formil berlandaskan

padaPancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde baru berencana merubah kehidupan sosial

dan politik dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak langsung,

Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD 1945.Rancangan Pembangunan

Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang

dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara,

sehingga pancasila membudaya di masyarakat.Di era ini, kekuatan politik bergeser pada militer,

teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan langkah praktis untuk

menyeimbangkan dan keseimbangan.

Selama rezim orde baru berkuasa, demokrasi Pancasila yang dicanangkan dalam pengertian

normatif dan empirik tidak pernah sejalan. Ia hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik

dari dua model demokrasi sebelumnya karena penerapannya yang jauh dari kenyataan

berlawanan dengan tujuan demokrasi sendiri. Orde Baru justru menghambat dan membelenggu

kebebasan rakyat. Ia tidak sejalan dengan esensi dan substansi demokrasi. Kekuasaan

menjadi sentralistis pada kepemimpinan Soeharto.Pemilu sama sekali tidak mencerminkan

nilai-nilai demokratis. Masih terjadi dominasi satu partai yang sebenarnya dikontrol dan dikelola

oleh Soeharto yang kekuasaannya didukung penuh oleh militer.

Di masa orde baru, Presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (presidensiil) tapi masa jabatannya tidak jelas (sekali masa jabatan dan sesudahnya dapat dipilih kembali tanpa kejelasan sampai berapa kali. Legislatif terdiri dari fraksi partai,

fraksi golongan non-partai, fraksi ABRI yang memiliki dua fungsi yaitu selain sebagai alat

negara juga memiliki fungsi politik-representatif. Masih terdapat DPA yang bertugas memberi

2016 18 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

pertimbangan kepada presiden tapi presiden tidak wajib mengikuti pertimbangan tersebut.

Kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR.

Pelaksanaan Orde Baru:

1) Kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden

2) Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.

3) Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa

Demokrasi Terpimpin.

4) Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut

sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika, tetapi itupun tidak diperhatikan atau

diabaikan.

Lembaran Kelam Orde Baru:

1) Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan

2) Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan

3) Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998

4) Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh

5) Budaya bapakisme sangat berkembang

Kekurangan Orde Baru:

1) Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

2) Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan

antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian

besar disedot ke pusat.

3) Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi

4) Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan

5) Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,antara lain dengan program

“penembakan misterius.”

6) Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan Negara

7) Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh

tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya

8) Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si

kaya dan si miskin)

9) Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang

dibreidel

Kelebihan Orde Baru:

2016 19 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

1) Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan

pada 1996 telah mencapai US$1.565

2) Sukses transmigrasi

3) Sukses KB

4) Sukses memerangi butahuruf

5) Suksesswasembadapangan

6) Pengangguran minimum

7) Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

8) Sukses Gerakan Wajib Belajar

9) Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh

10) Sukses keamanan dalam negeri

11) Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

12) Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari

kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan

Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena

70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan

jurang pembangunan antara pusat dan daerah.

Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan

dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga

pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak Asasi mereka {Sumber: Wayan, I

Badrika.(2006).Sejarah:Untuk SMA Kelas XI.Jakarta.Erlangga}.

Sistem Pemerintahan Orde Reformasi :

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik secara konstitusional.

Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya

yang lebih baik, demokratis berdasarkan prinsip kebebasan, persamaan dan persaudaraan.

Gerakan Reformasi lahir sebagai jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan.

Krisis politik, ekonomi, hukum dan krisis sosial merupakan faktor-faktor yang mendorong

lahirnya gerakan reformasi. Bahkan krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang

menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawar-tawar lagi dan

karena itu, hampir seluruh rakyat indonesia mendukung sepenuhnya gerakan reformasi

2016 20 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

tersebut (Sumber: http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/12/indonesia-pada-masa-era-

reformasi.html, diakses, 16/3/2016).

Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi

dengan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:

1. mengutamakan musyawarah mufakat

2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara

3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan

5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah

6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur

7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha Esa,

berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan

8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga

negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat

9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan

Yudikatif.

10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki

partai

11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi

manusia

Gerakan reformasi, pada tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan

pembaharuan dan perubahan, terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan

hukum.

Beberapa agenda reformasi yang disuarakan para mahasiswa anatara lain sebagai berikut :

• Adili Soeharto dan kroni-kroninya.

• Amandemen UUD 1945

• Penghapusan Dwi Fungsi ABRI

• Otonomi daerah yang seluas-luasnya

• Supremasi hukum

• Pemerintahan yang berisi dari KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk

kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16

2016 21 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, dan

PDI.Presiden Habibie sebagai pembuka sejarah perjalanan bangsa pada era reformasi

mangupayakan pelaksanaan politik Indonesia dalam kondisi yang transparan serta

merencanakan pelaksanaan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan

adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie

merupakan pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Habibie juga membebaskan

beberapa narapidana politik yang ditahan pada zaman pemerintahan Soeharto. Kemudian,

Presiden Habibie juga mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independent. Pada masa pemerintahan Habibie, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum. Presiden Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan pendapat, baik

dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demontrasi. Namun khusus

demontrasi, setiap organisasi atau lembaga yang ingin melakukan demontrasi hendaknya

mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan tempat untuk melakukan demontrasi

tersebut. Hal ini dilakukan karena pihak kepolisian mengacu kepada UU No.28 tahun 1997

tentang Kepolisian Republik Indonesia.Untuk menjamin kepastian hukum bagi para pengunjuk

rasa, pemerintahan bersama (DPR) berhasil merampungkan perundang-undangan yang

mengatur tentang unjuk rasa atau demonstrasi. adalah UU No. 9 tahun 1998 tentang

Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Adanya undang–undang tersebut menunjukkan bahwa pemerintah memulai pelaksanaan sistem demokrasi yang sesungguhnya. Namun sayangnya, undang-undang itu belum

memasyarakat atau belum disosialisasikan dalam kehidupan masarakat. Penyampaian

pendapat di muka umum dapat berupa suatu tuntutan, dan koreksi tentang suatu hal. Setelah

reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap

yaitu dari 75 orang menjadi 38 orang. Langkah lain yang di tempuh adalah ABRI semula terdiri

dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai

tanggal 5 Mei 1999 Polri memisahkan diri dari ABRI dan kemudian berganti nama menjadi

Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat,

Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.

Pada masa Pemerintahan Presiden B.J. Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum

Reformasi hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang dimasyarakat. Tindakan

yang dilakukan oleh Presiden Habibie untuk mereformasi hukum mendapatkan sambutan baik

dari berbagai kalangan masyarakat, karena reformasi hukum yang dilakukannya mengarah

kepada tatanan hukum yang ditambakan oleh masyarakat.

2016 22 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang

damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik.

Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur .

B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum

tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 dibawah pengawasan UNAMET. Hasil

jajak pendapat tersebut menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia.

Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur

mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.

Selain dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh B.J. Habibie, perubahan

juga dilakukan dengan penyempurnaan pelaksanaan dan perbaikan peraturan-peraturan yan

tidakk demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara

dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu kepada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga Eksekutuf, Legislatif dan Yudikatif.Sistem pemerintahan masa orde baru reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan sebagai berikut:

a. Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak

untuk mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUD

1945 dapat terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang

memungkinkan multipartai.

b. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta tanggung

jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX/MPR/1998 yang ditindak

lanjuti dengan UU no 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan tindak pidana korupsi

c. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melalui sidang tahunan

dengan menuntut adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara, UUD

1945 di amandemen, pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat

Presiden dalam sidang istimewanya.

d. Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan Presiden paling banyak dua kali masa

jabatan, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2000 dan yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama pilihan langsung rakyat adalah Susilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kalla, MPR tidak lagi lembaga tertinggi negara melainkan lembaga yang kedudukannya sama dengan presiden, MA, BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD.

2016 23 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Di dalam amandemen UUD 1945 ada penegasan tentang sistem pemerintahan presidensial tetap dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan mekanisme pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung.

Beberapa kebijakan yang dikeluarkan B.J. Habibie untuk mewujudkan Tujuan dari Reformasi:

a. Kebijakan dalam bidang politik Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima

paket undang-undang masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih

demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut yaitu:

- UU No. 2 tahun 1999 tentang partai politik,UU No. 3 tahun 1999 tentang

pemilihan umum

- UU No. 4 tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR

b. Kebijakan dalam bidang ekonomi Untuk memperbaiki perekonomian yang terpuruk,

terutama dalam sektor perbankan, pemerintah membentuk Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya pemerintah mengeluarkan UU no 5 tahun

1999 tentang perlindungan konsumen

c. Kebebasan dalam menyampaikan pendapat dan pers Kebebasan menyampaikan

pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini terlihat dari munculnya

partai-partai politik dari berbagai golongan dan ideologi. Masyarakat dapat

menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Disamping kebebasan dalam

menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada pers. Reformasi dalam

Pers dilakukan dengan cara menyederhanakan Permohonan Surat Ijin Usaha

Penerbitan (SIUP)

d. Pelaksanaan Pemilu

Pada masapemerintahan B.J Habibieberhasil diselenggarakan pemilu multipartaiyang damai dan pemilihan Presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik.

Dalam pemerintahan B.J Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur. B.J

Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur.

Reformasi bertujuan untuk menata kembali keuidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan demikian, hakikat

gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan orde baru, apalagi untuk

menurunkan Soeharto dari kursi kepresidenan. Namun, karena pemerintahan Orde Baru

pimpinan soeharto dipandang tidak mampu mengatasi persoalan bangsa dan negara, maka

soeharto diminta untuk mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan

2016 24 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

bangsa dan negara indonesia yang akan datang. Reformasi yang tidak terkontrol akan

kehilangan arah, dan bahkan cenderung menyimpang dari norma-norma hukum. Dengan

demikian, cita-cita reformasi yang telah banyak sekali menimbulkan korban baik jiwa maupun

harta akan gagal (Sumber: http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/12/indonesia-pada-masa-

era-reformasi.html, diakses, 16/3/2016).

Keunggulan dan Kekurangan pada Era ReformasiA. Kelebihan:

1. Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan;

2. Pemberantasan korupsi sudah mulai berjalan (walaupun masih banyak kendala);

3. Demokrasi yang lebih terbuka;

4. Persaingan ekonomi yang lebih terbuka dalam beberapa sektor ekonomi

(sebelumnya dikuasai kroni Suharto).

B. Kekurangan:

1. Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh

berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh,

pilkada yang berakhir rusuh;

2. Kebangkitan ormas-ormas radikal yang meresahkan masyarakat akibat

pemerintah yang tidak tegas;

3. Mulai ditinggalkannya program-program pemerintah yang secara konseptual

cukup baik, seperti program swasembada pangan, yang sebenarnya dapat

mengurangi potensi inflasi tinggi untuk jangka panjang.

Demokrasi era reformasi:

- Presiden dipilih langsung oleh rakyat

- Sistem partai politik multi-partai

- Pidato visi dan misi presiden dan wakil presiden menjadi acuan bagi stratifikasi politik

dan strategi nasional (poltranas)

- Pada masa kepemimpinan presiden SBY, pemberantasan korupsi mulai kelihatan

wujudnya

- Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif

sehingga memberi ruang gerak untuk mengeluarkan pendapat dan berorganisasi

- Mewarisi hutan yang sudah rusak parah

2016 25 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

- Mengurangi mengimpor beras karena masih menyisakan hutang luar negeri yang belum

terlunaskan

- Telah adanya jaminan HAM di dalam Undang-Undang

- Media massa menjadi terbuka/lebih bebas

- Ditetapkannya masa jabatan untuk presiden maksimal 2 kali masa jabatan (10 tahun)

- Kesenjangan sosial mulai dihilangkan

- Pengobatan dan pendidikan sudah

gratis(https://gembillabonte.wordpress.com/2013/11/19/sistem-pemerintahan-indonesia-

pada-masa-reformasi/, diakses, 16/3/2016).

Pada masa reformasi, keberadaan GBHN telah dihapuskan melalui amandemen UUD 1945.Menurut konstitusi hasil amandemen ini, kewenangan MPR menyusun GBHN telah dihilangkan. MPR, yang anggotanya terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD, hanya bertugas untuk mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden serta Wakil Presiden terpilih, yang dipilih langsung oleh rakyat. Selain itu MPR dapat memberhentikan Presiden serta Wakil Presiden dalam masa jabatannya apabila yang bersangkutan melanggar hukum dan berkhianat terhadap bangsa dan negara, itu pun setelah diputuskan bersalah oleh MK.Ketiadaan GBHN merupakan konsekuensi logis dari pemilihan

presiden secara langsung. Sebab salah satu aspek penilaian terhadap calon presiden,

mestinya, adalah melalui rencana atau program yang ditawarkannya. Program-program itu

(selama ini dikenal sebagai "visi-misi" Capres) merupakan interpretasi Capres dalam upaya

mencapai cita-cita bangsa yang secara eksplisit tersurat didalam pembukaan

konstitusi.Andaikata Capres yang bersangkutan dapat memenangi pemilihan umum, maka

tawaran tersebut harus dapat diwujudkannya pada masa jabatannya. Apabila tidak, maka yang

bersangkutan akan dianggap gagal. Namun hukumannya secara politis dia tidak akan dipilih

lagi oleh rakyat untuk jabatan berikutnya, tidak dilengserkan di tengah jalan. Begitulah sanksi

politis dalam sistem pemilihan langsung.

Wacana menghidupkan kembali GBHN secara gamblang disampaikan oleh Megawati dalam

pidato politiknya di hadapan peserta Rakernas PDIP 2016. Gagasan ini merupakan puncak dari

kegalauan setelah sepuluh tahun tanpa GBHN. Agar penerapan kembali GBHN memiliki

legitimasi, perlu dilakukan beberapa perubahan pada peraturan perundangan kita (Sumber:

http://news.detik.com/kolom/3118223/kembali-ke-gbhn-kah-kita, diakse, 16/3/2016).

2016 26 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka

1. Arissetyanto Nugroho dkk, Etika Berwargawarganegara, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015.

2. Ismail, Rizabuana, Pendidikan Kewarganegaraan, USU Press, 2009.

3. Nieke Masruchiyah, M. Said Nisar, Komisi Hak Asasi Manusia, 2006

4. Srijanti dkk, Pendidikan Kewarganegaraan untuk mahasiswa, Graha Ilmu, Yogyakarta,

2009.

5. Sumarsono et. Al, Pendidikan Kewarganegaraan, Gramedia Pustaka utama, 2006.

6. Muchji, Achmad dkk, 2007, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, Universitas

Gunadarma, Jakarta.

7. http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/07/ketatanegaraan-indonesia-

struktur-pemerintahan-amandemen-lembaga-negara.html

8. http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2015/08/sistem-pemerintahan-

indonesia-masa-orde-lama.html

9. Wayan, I Badrika.(2006).Sejarah:Untuk SMA Kelas XI.Jakarta.Erlangga

10. http://wartasejarah.blogspot.co.id/2014/12/indonesia-pada-masa-era-reformasi.html

11. https://gembillabonte.wordpress.com/2013/11/19/sistem-pemerintahan-indonesia-pada-

masa-reformasi/

12. http://news.detik.com/kolom/3118223/kembali-ke-gbhn-kah-kita

13. http://zonapemerintahanindonesia.blogspot.co.id/2013/09/macam-macam-sistem-

pemerintahan-di-dunia.html

2016 27 Kewarganegaraan Pusat Bahan Ajar dan eLearningSyahlan A.Sume,SE.,MM http://www.mercubuana.ac.id