Imunisasi Pada Keadaan Khusus

35
Imunisasi pada keadaan khusus

description

semoga bermanfaat

Transcript of Imunisasi Pada Keadaan Khusus

Imunisasi pada keadaan khusus

Imunisasi pada keadaan khusus1Tujuan pembelajaranUmum : mengetahui jadwal imunisasi anak pada keadaan khusus

Khusus :Mengetahui jadwal imunisasi untuk yang terlambat/ tidak teraturMengetahui jadwal imunisasi bayi prematur/BBLRMengetahui jadwal imunisasi anak terpajan infeksiMengetahui jadwal imunisasi anak dengan imunokompromais/keganasanTujuan pembelajaran adalah untuk mengetahui jadwal imunisasi pada anak dengan keadaan atau kondisi medis khusu, yaitu:Pada imunisasi yang terlambat/tidak teratur2. Pada bayi prematur/BBLR3. Pada anak yang terpajan infeksi4. Pada anak imunokompromais/keganasan5. Pada anak alergi

2Imunisasi terlambat/tidak teraturImunisasi pada anak dengan imunisasi terlambat/tidak teratur3Jadwal Imunisasi yang terlambat/tidak teraturTidak ada imunisasi yg hangusSegera lanjutkan imunisasi yg tertunda sesuai jadwalBila status imunsasi diragukan dianggap belum pernah diberikan (Tidak ada bukti bahwa pemberian vaksin akan merugikan penerima yang sudah imun)Jika terlambat > 1 vaksin dpt bbrp vaksin sekaligus atau vaksin komboInterval vaksinasi tetap/tidak berubah

Prinsipnya adalah tidak ada imunisasi yang hangus. Imunisasi yang terlambat, segera diberikan sesuai jadwal.Bila status imunisasi diragukan, maka dianggap belum pernah, dan imunisasi diberikan lagi.Bila terlambat > 1 vaksin, dapat diberikan beberapa vaksin sekaligus atau gunakan vaksin kombo

4Jadwal Imunisasi yang terlambat/tidak teratur Belum pernah mendapat Imunisasi :Imunisasi harus diberikan kapan saja pada umur berapa saja Untuk vaksin yang harus diberikan beberapa kali (misal DTP, Polio, Hepatitis B) jumlah pemberian harus sama dengan jumlah yang seharusnya diberikan (3 x)

Perhatian : Vaksin yg penggunaannya dibatasi oleh umur, mis: Hib ( 7 th diberikan Td

Untuk anak yang belum pernah mendapat imunisasi, imunisasi harus segera diberikan asalkan tidak ada kontra indikasi.Untuk vaksin yang harus diberikan beberapa kali (misalnya DTP, Polio, hepatitis B), jumlah pemberian harus sama dengan yang seharusnya.Perlu diperhatikan vaksin yang penggunaanya dibatasi oleh umur, seperti Hib diberikan pada anak < 5 tahun. Pada anak > 7 tahun, DTP diganti menjadi Td.5Bayi prematur/BBLRImunisasi pada bayi prematur atau BBLR6Siregar SP. Pedoman Imunisasi di Indonesia. 2008.D'Angio CT. Paediatric drugs. 2007;9:17-32.Hendrarto TW. Pedoman Imunisasi di Indonesia. 2008.Bayi prematur atau BBLR sering tidak mendapat imunisasi sesuai jadwal, karena berbagai alasan.Untuk pemberian imunisasi bayi prematur digunakan umur kronologis dan bukan umur koreksi. Imunisasi bayi prematur = bayi aterm dalam hal jadwal, dosis, maupun imunigenisitas, efekasinya; kecuali vaksin hepatitis B.Vaksin hepatitis B diberikan tergantung status HBsAg ibu. Bila HBsAg ibu negatif dan berat lahir bayi < 2000 g, maka imunisasi hepatitis B dapat ditunda sampai bayi berumur 2 bulan atau berat badan > 2000 g. 7Imunisasi Hepatitis B pada bayi prematur/BBLRHendrarto TW. Pedoman Imunisasi di Indonesia. 2008.Saari TN. Pediatrics. 2003;112:193-8.Bila bayi prematur/BBLR lahir dari ibu HBsAg positif, maka bayi harus mendapat HBIg dan vaksin hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir, secara bersamaan pada 2 tempat yang berbeda.Bila berat lahir bayi < 2000 g, maka imunisasi hepatitis B diberikan 4 kali yaitu umur o,1, 2-3 dan 6 bulan.Bila berat lahir bayi > 2000 g, maka imunisasi hepatitis B diberikan cukup 3 kali saja, yaitu umur 0,1 dan 6 bulan.Pada bayi tersebut, perlu diperiksa anti-HBs dan HBsAg 1-2 bulan setelah imunisasi hepatitis B terakhir atau pada umur 9-18 bulan.Bila anti-HBs negatif dan HBsAg negatif, maka perlu diberikan 3 dosis imunisasi hepatitis B tambahan dengan interval 2 bulan. 8Imunisasi bayi prematur/BBLRBayi prematur/BBLR yg masih dirawat saat usia kronologis 2 bulan : imunisasi BCG, DPT, IPV (inactivated polio vaccine) dan Hib, sesuai anjuran, bila klinis stabil dan tanpa indikasi kontra vaksinDilaporkan kejadian apnoe dalam 72 jam (tersering pada 12-24 jam) setelah pemberian DTPw pada bayi ELBW dengan masa gestasi