Implant
description
Transcript of Implant
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada jaman saat sekarang ini metode Keluarga Berencana telah banyak dikenal
hampir di seluruh negara. Bahkan negara-negara maju, keluarga berencana bukan lagi
merupakan suatu program atau gagasan, akan tetapi menjadi suatu falsafah hidup
masyarakatnya, sedangkan di negara-negara berkembang keluarga berencana masih
merupakan program yang pelaksanaanya harus ditingkatkan.
Kontrasepsi Implan atau disebut juga susuk, mudah dan cepat saat pemasangan
danpencabutannya. Disukai oleh banyak wanita karena kebanyakan para wanita tersebut
belum ingin punya anak, takut hamil, atau wanita yang sudah memiliki anak yang banyak.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan intervensi pada masalah-masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai kegawatdaruratan yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyusun laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
1) Mengumpulkan data, melakukan pengkajian data
2) Mengidentifikasi diagnosa dan Masalah
3) Melaksanakan antisipasi potensial dan identifikasi masalah
4) Mengidentifikasi kebutuhan segera
5) Melakukan intervensi
6) Melakukan Implementasi
7) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
C. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan adalah :
1. Metode Kepustakaan
Dengan mermbaca literatur yang sesuai dengan topik
2. Praktek langsung
Dengan memberikan asuhan dan pendekatan
3. Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang pasien.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP KB
1. Pengertian
a. Kontrasepsi atau anti konsepsi (conceptor control)
Adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan.
(Rustam Mochtar, 1998)
b. Keluarga Berencana (Family Planning)
Adalah suatu cara untuk menjarangkan atau merencamakan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
(Rustam Muchtar)
c. Keluarga berencana secara umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya
jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah
serta keluarga / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian
sebagai akibat langsung dari kelahiran.
(Offset, Elster, Teknik Keluarga Berencana)
d. Keluarga Berencana secara khusus adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan
konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel
mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita.
(Offset, Elster, Teknik Keluarga Berencana)
2. Tujuan Kontrasepsi
a. Tujuan umum Keluarga berencana
Adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan mengatur jarak kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Tujuan khusus
Adalah memperhatikan kepentingan kesejahteraan manusia dan masyarakat antara
lain adalah orang tua, anak-anak, dan masyarakat.
c. Tujuan program nasional Kependudukan dan keluarga berencana di Indonesia
1) Tujuan Demografis
Yaitu dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk sebagai patokan
dalam usaha berupa penurunan angka fertilisasi dari 44 permil pada tahun 1971
menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50% dari keadaan pada tahun 1971.
2) Tujuan normative
Yaitu dapat dihayatinya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS)
yang pada waktu dan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia.
(Rustam Mochtar, 1998, hal 249-252)
3. Syarat
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Efek samping yang merugikan tidak ada
c. Tidak mengganggu hubungan seksualitas
d. Cara penggunaannya sederhana
e. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas
f. Dapat diterima oleh pasangan suami istri
g. Lama kerjanya dapat diukur menurut keinginan
4. Efektivitas (Daya Guna)
a. Daya Guna teoritis
Yaitu kemampuan suatu kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang
tidak diingimkan, apabila cara tersebut digunakan terus menerus dan sesuai dengan
petunjuk yang diberikan.
b. Daya Guna pemakaian
Yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi dalam kehidupan sehari-hari dimana
pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemakai tidak taat pada
peraturan, dsb.
(Sarwono, 1999, hal 535)
5. Macam / Metode kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1. Coitus Interuptus (senggama terputus)
2. Sistem kalender (pantang berkala)
3. kondom
b. Metode efektif
1. Hormonal
1. Pil KB
2. Suntik
3. Susuk (Implan)
2. Mekanis
Alat kontrasepsi dalam rahim
3. Metode KB darurat
2.2 KONSEP KONTRASEPSI IMPLAN
1. Profil
a) Efektivitas 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
b) Nyaman.
c) Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.
d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
e) Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenorea.
g) Aman dipakai pada masa laktasi
2. Jenis
1) Norplant. terdiri dari 6 batang silastik berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 3-keto-desogestrel danlama kerjanya 3 tahun.
3) Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
3. Cara Kerja
1) Lendir serviks menjadi kental
2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
3) Mengurangi transportasi sperma.
4) Menekan ovulasi
4. Efektivitas
Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
5. Keuntungan Kontrasepsi
1) Daya guna tinggi
2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5) Bebas dari pengaruh estrogen
6) Tidak mengganggu kegiatan senggama
7) Tidak mengganggu ASI
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.
6. Keuntungan Nonkontrasepsi
1) Mengurangi nyeri haid
2) Mengurangi jumlah darah haid
3) Mengurangi/memperbaiki anemia
4) Melindungi terjadinya kanker endometrium
5) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
7) Menurunkan angka kejadian endometrium
7. Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercah (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:
1) Nyeri kepala
2) Peningkatan/penurunan berat badan
3) Nyeri payudara
4) Perasaan mual
5) Pening/pusing kepala
6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
7) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
8) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.
9) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan
keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
10) Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau
obat epilepsy (feniton dan barbiturat)
11) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per
tahun).
8. Yang Boleh Menggunakan Implan
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak ataupun belum
3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
5) Pascapersalinan dan tidak menyusui
6) Pascakeguguran
7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
8) Riwayat kehamilan ektopik
9) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembukuan darah, atau anemia
bulan sabit (sickle cell)
10) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung esterogen.
11) Sering lupa menggunakan pil.
9. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Benjolan/kanker payudara atau Riwayat kanker payudara
4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
5) Miom uterus dan kanker payudara
6) Gangguan toleransi plukosa.
10. Waktu mulai Menggunakan Implan
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai kari ke-7, tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.
2) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila
insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode
kontrasepsi lain.
5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan alat kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
6) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan
implant insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi kontrasepsi terdahulu dengan benar.
7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi
lain.
8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan
klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan setiap
saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya.
9) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implant, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
10) Pascakeguguran implant dapat segera diinsersikan.
Tabel … Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
Keadaan Anjuran
a) Penyakit hati akut (virus hepatitis) b) Sebaiknya jangan menggunakan
implant
c) Stroke/Riwayat stroke, penyakit jantung d) Sebaiknya jangan menggunakan
implant
e) Menggunakan obat untuk epilepsy/
tuberculosis
f) Sebaiknya jangan menggunakan
implant
g) Tumor jinak atau ganas pada hati h) Sebaiknya jangan menggunakan
implant
11. Instruksi Untuk Klien
1) Daerah insersi tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini
bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
2) Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit perih, pembengkakan, atau lebam
pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
3) Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau
penekanan pada daerah insersi.
4) Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan
hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)
5) Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang
wajar.
6) Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradagan, atau bila rasa
sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
12. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
1) Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 bagi
Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah
pengangkatan.
2) Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama.
Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
3) Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.
4) Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala,
penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya
dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
5) Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk implanon dicabut setelah 3 tahun,
dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
6) Bila Norplan dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun,
kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.
7) Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan
nama klinik.
8) Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan
hubungan seksual.
13. Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin
mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila
ditemukan hal-hal sebagai berikut:
1) Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah
2) Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
3) Rasa nyeri pada lengan
4) Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah
5) Ekspulsi dari batang implant
6) Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur
7) Nyeri dada hebat
8) Dugaan adanya kehamilan
14. Peringatan Khusus bagi Pengguna Implan
1) Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi
kehamilan
2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan sktopik
3) Terjadi perdarahan banyak dan lama
4) Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi implant
5) Ekspulsi batang implant (Norplant)
6) Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat atau penglihatan menjadi
kabur.
Hubungi dokter atau klinik bila Anda mendapatkan gejala-gejala di atas
Tabel …. Penanganan efek samping atau masalah yang sering ditemukan
Efek Samping/Masalah Penanganan
Amenorea a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak
memerlukan penanganan khusus, cukup konseling
saja.
b) Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat
implant dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
c) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan
kehamilan, cabut implant dan jelaskan, bahwa
progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga
terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada
gunanya memberikan obat hormone untuk memancing
timbulnya perdarahan.
Perdarahan bercak
(spotting) ringan
Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering
ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila
tidak ada masalah dan klien tidak hamil,
tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien
tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan
ingin melanjutkan pemakaian implant dapat
diberikan pil kombinasi satu siklus, atau
Ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi
perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila
terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa,
berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari
dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus
pil kombinasi, atau dapat juga diberikan
50g etinilestradiol, atau 1,25 mg esterogen
equin konjugasi untuk 14-21 hari
Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa kapsul apakah
kapsul yang lain masih di tempat, dan apakah terdapat
tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak
adainfeksi dan kapsul lain masih berada pada
tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat
insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh
kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan
yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode
kontrasepsi lain.
Infeksi pada daerah insersi Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan
sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang
sesuai untuk 7 hari implant jangan dilepas dan klien
diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik,
cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan
yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain.
Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptic,
insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan
perawatan luka, dan berikan antibiotic oral 7 hari.
Berat badan naik/ turun Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat
badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien
apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat
diterima, bantu klien mencari metode lain.
Ekspulsi Implan
Gejala / keluhan
1. Adanya ekspulsi sebagian/keseluruhan kapsul implant di daerah insersi
2. Bila disertai adanya infeksi yang ditandai dengan kemerahan, nyeri dan panas.
Penyebab
1. Pemasangan kapsul/susuk KB yang kurang tepat/kurang steril
2. Adanya gerakan yang keras pada tempat insersi
3. Lubang insersi terlalu besar
Penanggulangan dan pengobatan
a. KIE
1) Jelaskan sebab terjadinya
2) Menjaga kebersihan dan menghindari gerakan yang keras
b. Tindakan Medis
a) Periksa apakah kapsul yang lain masih pada tempatnya, kemudian periksa pula adanya
tanda-tanda infeksi daerah insersi kemerahan, nyeri dan panas.
b) Bila tidak ada infeksi dan kapsul yang lain masih berada pada tempatnya :
Cabut 1 kapsul yang ekspulsi sedang sisanya (5 kapsul yang lain) dipertahankan.
Jangan lupa ingatkan untuk mencabut implant setahun lebih awal dari semestinya.
c) Bila ada tanda-tanda infeksi
1. Cabut semua kapsul yang ada dan pasang kapsul-kapsul yang baru pada sisi lengan
yang lain atau
2. anjurkan klien untuk memakai metode kontrasepsi yang lain.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KB IMPLANT
1. Pengkajian Data
(dilakukan tanggal ….., pukul …….., di BPS/Dokter/Dukun)
1.1 Data Subyektif
1.1.1 Biodata
Nama : untuk memudahkan memanggil
Umur : terjadi pada wanita masa reproduksi/wanita yang sudah
menikah
Agama : memudahkan cara pemberian dukungan
Pendidikan : untuk memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat
pendidikan
Pekerjaan : untuk dapat mengetahui terjadinya efek samping
Alamat : memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.
1.1.2 Alasan datang
Ibu mengatakan ingin KB Implan
1.1.3 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sedang/tidak menderita penyakit menurun seperti jantung,
DM, HT, dll atau penyakit menular seperti asma, TB paru, IMS, dll
1.1.4 Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan pernah/tidak menderita penyakit menurun seperti jantung,
DM, HT, dll atau penyakit menular seperti asma, TB paru, IMS, dll
1.1.5 Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga dari pihak suami atau istri ada/tidak yang
menderita penyakit menular seperti : TB paru, asma, IMS, dll atau penyakit
menurun seperti HT, DM, jantung.
1.1.6 Riwayat haid
Menarche : …… tahun
Lama : …… hari
Siklus : teratur/tidak, 28-30 hari
Disminore : ……..
Flou Albus : …….
Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah … kali, umur saat menikah ..… tahun lama
menikah ….. tahun.
1.1.7 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
No Hamil Persalinan ditolong hidup/mati Sex BB Nifas KB Ket
1.1.8 Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB/tidak, KB apa….. berapa lama
…… dan keluhan yang terjadi selama memakai KB tersebut.
1.1.9 Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi
Frekuensi makan
Porsi makan
Nafsu makan
Adakah masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Pola istirahat
Adakah gangguan atau kebiasaan khusus dalam istirahat
Berapa jam waktu istirahat (siang dan malam)
c. Pola aktifitas
Kegiatan sehari-hari
Ada/tidaknya gangguan yang dirasakan ibu sehubungan dengan aktivitas
d. Pola Eliminasi
Ada gangguan/tidak
Bagaimana cara mengatasinya
Frekuensi BAB/BAK
e. Pola kebersihan
Mandi berapa kali sehari
Gosok gigi berapa kali sehari
Ganti pakaian berapa kali sehari
f. Pola hubungan seksual
Frekuensi hubungan seksual dalam seminggu
g. Pola kebiasaan lain
Pola kebiasaan lain yang dapat mengganggu atau tidak seperti merokok
atau miras.
h. Pola psiko spiritual
Kepercayaan dan keyakinan yang dianut dan menjalankannya.
1.1.10 Psikologi dan sosial
a) Kaji keadaan psikologi yang dialami saat ini, jika ada kecemasan maka
identifikasi derajat kecemasan
b) Sosial : kaji hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
1.1.11 Sosial dan Budaya
Kebiasaan (budaya) yang dilakukan selama mengikuti KB,seharusnya kebiasaan
yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan wanita.
1.2 Data Obyektif
1.2.1 Pemeriksaan fisik umum
KU : Baik/cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : Normal, 120/70 mmHg – 140/90 mmHg
Nadi : Normal, 70 – 90 kali/menit
Suhu : Normal 36,5°C
RR : Normal 16 – 24 kali/menit
BB : kenaikan selama mengikuti KB dan sebelum mengikuti KB
TB : …… cm
LILA : …… cm
1.2.2 Pemeriksaan fisik khusus
Inspeksi
Kepala : simetris/tidak, ada benjolan abnormal/ tidak
Rambut : hitam/merah, keriting / lurus, rontok / tidak
Mata : konjungtiva pucat/tidak, sclera icterus/ tidak
Hidung : ada pengeluaran secret atau tidak, pernapasan cuping
hidung/tidak
Telinga : simetris/tidak, ada pengeluaran secret/ tidak, ada
gangguan pendengaran atau tidak.
Mulut : kebersihan, bibir pucat/tidak, stomatitis/ tidak,
caries/tidak
Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid, adakah
bendungan vena jugularis
Dada : simetris atau tidak, ada pembesaran abnormal pada
payudara/tidak, puting susu menonjol/datar/tenggelam
Ketiak : kaji rembesan kelenjar Lymfe, pembesaran
abnormal/tidak
Perut :kaji bekas luka operasi ada pembesaran
abnormal/tidak.
Genetalia : kebersihan, perawatan, adakah kelainan pada vulva
dan perineum oedema, varias, keluar lender dan darah
dari vagina/tidak
Anus : kaji adanya hemoroid
Extremitas : pitting oedema +/-
Palpasi
- Leher : meraba adakah pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis
- Dada : adakah benjolan abnormal pada payudara, tekan
putting susu ASI keluar atau tidak
- Perut : kaji adakah nyeri tekan, adakah pembesaran
abnormal/tidak.
- extremitas : pitting patella +/-
1.2.2.1 Perkusi : refleks patella +/-
2. Identifikasi Masalah dan Diagnosa
Diagnosa : P…. Ab… Akseptor KB Implant
Ds : Ibu mengatakan untuk memasang KB Implant
Do : kartu akseptor tertulis tanggal terakhir mendapatkan KB Implant
TTV : TD : Normal 120/70 mmHg – 140/90 mmHg
Nadi : Normal 70-90 kali/menit
Suhu : Normal 36,5 °C
RR : 16 – 24 kali/menit
BB : Sebelum KB…..
Sesudah KB……
3. Antisipasi Masalah Potensial
4. Identifikasi kebutuhan segera
5. Intervensi tanggal : ………….., jam : ………..
Diagnosa :
Tujuan : setelah dilakukan askeb diharapkan kehamilan dapat dicegah
KH : - Ibu mendapatkan KB Implant
- Ibu mengetahui jadwal kontrol
- Agar tidak terjadi komplikasi
- Kehamilan tidak terjadi
intervensi
1) Lakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dalam melakukan tindakan
R : Ibu dan keluarga leboh kooperatif dalam tindakan
2) Lakukan pemeriksaan TTV
R : untuk mengetahui adanya komplikasi dini
3) Lihat jadwal kembali untuk melakukan kontrol Implant
R : Klien dapat tepat waktu untuk kontrol
4) Siapkan alat dan obat
R : kesiapan mempermudah kelancaran prosedur kerja
5) Lakukan penyuntikan sesuai dengan prosedur tindakan
R : pemasangan Implant sesuai prosedur mencegah adanya komplikasi lebih lanjut
6) Beritahu jadwl kunjungan ulang/anjurkan untuk datang segera ke pelayanan
kesehatan jika terdapat keluhan.
R : klien merasa terlindungi dan bidan dapat memberikan asuhan yang baik juga
keluhan yang dirasa ibu segera
6. Implementasi, tanggal ………... , jam ………
Diagnosa : KB Implant
1) Melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dalam melakukan tindakan dengan
anamnese yang baik dan ramah
2) Melakukan pemeriksaan TTV Ibu
T : 120/80 mmHg
S : 36°C
N : 87 kali/menit
RR : 18/menit
3) Melihat jadwal kunjungan
4) Menyiapkan pemeriksaan alat dan obat
- Karet silikon dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm
- Levonorgestrol 3,6 mg
- Obat bius
- Bengkok
5) Melakukan pemasangan/insersi sesuai dengan prosedur
a. Mencuci daerah insersi, melakukan tindakan dan anti sepsis, dan menutup sekitar
daerah insersi dengan kain steril
b. Melakukan anestesi lokal (lidocain 1%) pada daerah insersi
c. Dengan pisau scalpel dibuat insisi 2 mm sejajar lengan siku
d. Memasukkan Implant melalui trocarnya dengan batang pendorong, Implant
didorong perlahan-lahan ke ujung trocar sampai terasa adanya tahanan.
e. Ubah arah trocar sehingga implant berikutnya berada 15° dari implant
sebelumnya.
f. Setelah semua implant terpasang, melakukan tekanan pada tempat luka insisi
dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan.
g. Luka insisi ditutupi dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa
untuk mencegah perdarahan.
6) Memberitahu ibu untuk datang kembali bila memerlukan konsultasi bila ada keluhan
yang penting bagi klien tanggal 26 Desember 2006
7. Evaluasi
Tanggal : ……………., jam : ………….
S : Ibu mengatakan telah dipasang KB Implant, ibu juga telah mengetahui jadwal
pengeluaran
O : - Ibu sudah diimplant jenis Norplant dengan bedah minor dan tidak ada
pembengkakan pada tempat insersi
- kartu tanda akseptor KB Implant telah ditulis
A : masalah teratasi
P : - anjurkan ibu untuk kontrol KB Implant tepat waktu
- Beritahu ibu untuk datang kembali bila memerlukan konsultasi bila ada keluhan