Implant

33
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada jaman saat sekarang ini metode Keluarga Berencana telah banyak dikenal hampir di seluruh negara. Bahkan negara- negara maju, keluarga berencana bukan lagi merupakan suatu program atau gagasan, akan tetapi menjadi suatu falsafah hidup masyarakatnya, sedangkan di negara-negara berkembang keluarga berencana masih merupakan program yang pelaksanaanya harus ditingkatkan. Kontrasepsi Implan atau disebut juga susuk, mudah dan cepat saat pemasangan danpencabutannya. Disukai oleh banyak wanita karena kebanyakan para wanita tersebut belum ingin punya anak, takut hamil, atau wanita yang sudah memiliki anak yang banyak. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat melakukan intervensi pada masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. 2. Tujuan Khusus Setelah menyusun laporan ini diharapkan mahasiswa dapat : 1) Mengumpulkan data, melakukan pengkajian data

description

vg

Transcript of Implant

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada jaman saat sekarang ini metode Keluarga Berencana telah banyak dikenal

hampir di seluruh negara. Bahkan negara-negara maju, keluarga berencana bukan lagi

merupakan suatu program atau gagasan, akan tetapi menjadi suatu falsafah hidup

masyarakatnya, sedangkan di negara-negara berkembang keluarga berencana masih

merupakan program yang pelaksanaanya harus ditingkatkan.

Kontrasepsi Implan atau disebut juga susuk, mudah dan cepat saat pemasangan

danpencabutannya. Disukai oleh banyak wanita karena kebanyakan para wanita tersebut

belum ingin punya anak, takut hamil, atau wanita yang sudah memiliki anak yang banyak.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan intervensi pada masalah-masalah kesehatan yang terjadi di

masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai kegawatdaruratan yang

membutuhkan penanganan lebih lanjut.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyusun laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :

1) Mengumpulkan data, melakukan pengkajian data

2) Mengidentifikasi diagnosa dan Masalah

3) Melaksanakan antisipasi potensial dan identifikasi masalah

4) Mengidentifikasi kebutuhan segera

5) Melakukan intervensi

6) Melakukan Implementasi

7) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

C. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan adalah :

1. Metode Kepustakaan

Dengan mermbaca literatur yang sesuai dengan topik

2. Praktek langsung

Dengan memberikan asuhan dan pendekatan

3. Observasi

Mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang pasien.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KB

1. Pengertian

a. Kontrasepsi atau anti konsepsi (conceptor control)

Adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan.

(Rustam Mochtar, 1998)

b. Keluarga Berencana (Family Planning)

Adalah suatu cara untuk menjarangkan atau merencamakan jumlah dan jarak

kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

(Rustam Muchtar)

c. Keluarga berencana secara umum adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya

jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah

serta keluarga / masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian

sebagai akibat langsung dari kelahiran.

(Offset, Elster, Teknik Keluarga Berencana)

d. Keluarga Berencana secara khusus adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan

konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel

mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita.

(Offset, Elster, Teknik Keluarga Berencana)

2. Tujuan Kontrasepsi

a. Tujuan umum Keluarga berencana

Adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu

keluarga dengan mengatur jarak kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga

sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Tujuan khusus

Adalah memperhatikan kepentingan kesejahteraan manusia dan masyarakat antara

lain adalah orang tua, anak-anak, dan masyarakat.

c. Tujuan program nasional Kependudukan dan keluarga berencana di Indonesia

1) Tujuan Demografis

Yaitu dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk sebagai patokan

dalam usaha berupa penurunan angka fertilisasi dari 44 permil pada tahun 1971

menjadi 22 permil pada tahun 1990 atau 50% dari keadaan pada tahun 1971.

2) Tujuan normative

Yaitu dapat dihayatinya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS)

yang pada waktu dan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia.

(Rustam Mochtar, 1998, hal 249-252)

3. Syarat

a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

b. Efek samping yang merugikan tidak ada

c. Tidak mengganggu hubungan seksualitas

d. Cara penggunaannya sederhana

e. Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

f. Dapat diterima oleh pasangan suami istri

g. Lama kerjanya dapat diukur menurut keinginan

4. Efektivitas (Daya Guna)

a. Daya Guna teoritis

Yaitu kemampuan suatu kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang

tidak diingimkan, apabila cara tersebut digunakan terus menerus dan sesuai dengan

petunjuk yang diberikan.

b. Daya Guna pemakaian

Yaitu kemampuan suatu cara kontrasepsi dalam kehidupan sehari-hari dimana

pemakaiannya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemakai tidak taat pada

peraturan, dsb.

(Sarwono, 1999, hal 535)

5. Macam / Metode kontrasepsi

a. Metode Sederhana

1. Coitus Interuptus (senggama terputus)

2. Sistem kalender (pantang berkala)

3. kondom

b. Metode efektif

1. Hormonal

1. Pil KB

2. Suntik

3. Susuk (Implan)

2. Mekanis

Alat kontrasepsi dalam rahim

3. Metode KB darurat

2.2 KONSEP KONTRASEPSI IMPLAN

1. Profil

a) Efektivitas 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.

b) Nyaman.

c) Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.

d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.

e) Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.

f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan

amenorea.

g) Aman dipakai pada masa laktasi

2. Jenis

1) Norplant. terdiri dari 6 batang silastik berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan

diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

2) Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan

diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 3-keto-desogestrel danlama kerjanya 3 tahun.

3) Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel

dengan lama kerja 3 tahun.

3. Cara Kerja

1) Lendir serviks menjadi kental

2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

3) Mengurangi transportasi sperma.

4) Menekan ovulasi

4. Efektivitas

Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

5. Keuntungan Kontrasepsi

1) Daya guna tinggi

2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5) Bebas dari pengaruh estrogen

6) Tidak mengganggu kegiatan senggama

7) Tidak mengganggu ASI

8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

9) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.

6. Keuntungan Nonkontrasepsi

1) Mengurangi nyeri haid

2) Mengurangi jumlah darah haid

3) Mengurangi/memperbaiki anemia

4) Melindungi terjadinya kanker endometrium

5) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara

6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul

7) Menurunkan angka kejadian endometrium

7. Keterbatasan

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan

bercah (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:

1) Nyeri kepala

2) Peningkatan/penurunan berat badan

3) Nyeri payudara

4) Perasaan mual

5) Pening/pusing kepala

6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

7) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan

8) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

9) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan

keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

10) Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau

obat epilepsy (feniton dan barbiturat)

11) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per

tahun).

8. Yang Boleh Menggunakan Implan

1) Usia reproduksi

2) Telah memiliki anak ataupun belum

3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki

pencegahan kehamilan jangka panjang.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

5) Pascapersalinan dan tidak menyusui

6) Pascakeguguran

7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi

8) Riwayat kehamilan ektopik

9) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembukuan darah, atau anemia

bulan sabit (sickle cell)

10) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung esterogen.

11) Sering lupa menggunakan pil.

9. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan

1) Hamil atau diduga hamil

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3) Benjolan/kanker payudara atau Riwayat kanker payudara

4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

5) Miom uterus dan kanker payudara

6) Gangguan toleransi plukosa.

10. Waktu mulai Menggunakan Implan

1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai kari ke-7, tidak diperlukan metode

kontrasepsi tambahan.

2) Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila

insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau

menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak

terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode

kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

4) Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat

dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode

kontrasepsi lain.

5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat

dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau

menggunakan alat kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

6) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan

implant insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak

hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi kontrasepsi terdahulu dengan benar.

7) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan

pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi

lain.

8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan

klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan setiap

saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya

haid berikutnya.

9) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan

implant, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan

melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain

untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.

10) Pascakeguguran implant dapat segera diinsersikan.

Tabel … Keadaan yang memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran

a) Penyakit hati akut (virus hepatitis) b) Sebaiknya jangan menggunakan

implant

c) Stroke/Riwayat stroke, penyakit jantung d) Sebaiknya jangan menggunakan

implant

e) Menggunakan obat untuk epilepsy/

tuberculosis

f) Sebaiknya jangan menggunakan

implant

g) Tumor jinak atau ganas pada hati h) Sebaiknya jangan menggunakan

implant

11. Instruksi Untuk Klien

1) Daerah insersi tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini

bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.

2) Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit perih, pembengkakan, atau lebam

pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

3) Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau

penekanan pada daerah insersi.

4) Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan

hingga luka sembuh (biasanya 5 hari)

5) Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang

wajar.

6) Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradagan, atau bila rasa

sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

12. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan

1) Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 bagi

Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat setelah

pengangkatan.

2) Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama.

Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.

3) Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas implant.

4) Efek samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala,

penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya

dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.

5) Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk implanon dicabut setelah 3 tahun,

dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.

6) Bila Norplan dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun,

kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

7) Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan

nama klinik.

8) Implant tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila

pasangannya memiliki resiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan

hubungan seksual.

13. Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik

Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin

mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila

ditemukan hal-hal sebagai berikut:

1) Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah

2) Perdarahan yang banyak dari kemaluan.

3) Rasa nyeri pada lengan

4) Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah

5) Ekspulsi dari batang implant

6) Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur

7) Nyeri dada hebat

8) Dugaan adanya kehamilan

14. Peringatan Khusus bagi Pengguna Implan

1) Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi

kehamilan

2) Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan sktopik

3) Terjadi perdarahan banyak dan lama

4) Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi implant

5) Ekspulsi batang implant (Norplant)

6) Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat atau penglihatan menjadi

kabur.

Hubungi dokter atau klinik bila Anda mendapatkan gejala-gejala di atas

Tabel …. Penanganan efek samping atau masalah yang sering ditemukan

Efek Samping/Masalah Penanganan

Amenorea a) Pastikan hamil atau tidak, dan bila tidak hamil, tidak

memerlukan penanganan khusus, cukup konseling

saja.

b) Bila klien tetap saja tidak dapat menerima, angkat

implant dan anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.

c) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan

kehamilan, cabut implant dan jelaskan, bahwa

progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga

terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada

gunanya memberikan obat hormone untuk memancing

timbulnya perdarahan.

Perdarahan bercak

(spotting) ringan

Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering

ditemukan terutama pada tahun pertama. Bila

tidak ada masalah dan klien tidak hamil,

tidak diperlukan tindakan apapun. Bila klien

tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan

ingin melanjutkan pemakaian implant dapat

diberikan pil kombinasi satu siklus, atau

Ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.

Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi

perdarahan setelah pil kombinasi habis. Bila

terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa,

berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari

dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus

pil kombinasi, atau dapat juga diberikan

50g etinilestradiol, atau 1,25 mg esterogen

equin konjugasi untuk 14-21 hari

Ekspulsi Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa kapsul apakah

kapsul yang lain masih di tempat, dan apakah terdapat

tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak

adainfeksi dan kapsul lain masih berada pada

tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat

insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh

kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan

yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode

kontrasepsi lain.

Infeksi pada daerah insersi Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan

sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang

sesuai untuk 7 hari implant jangan dilepas dan klien

diminta kembali satu minggu. Apabila tidak membaik,

cabut implant dan pasang yang baru pada sisi lengan

yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain.

Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptic,

insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant, lakukan

perawatan luka, dan berikan antibiotic oral 7 hari.

Berat badan naik/ turun Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat

badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien

apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.

Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat

diterima, bantu klien mencari metode lain.

Ekspulsi Implan

Gejala / keluhan

1. Adanya ekspulsi sebagian/keseluruhan kapsul implant di daerah insersi

2. Bila disertai adanya infeksi yang ditandai dengan kemerahan, nyeri dan panas.

Penyebab

1. Pemasangan kapsul/susuk KB yang kurang tepat/kurang steril

2. Adanya gerakan yang keras pada tempat insersi

3. Lubang insersi terlalu besar

Penanggulangan dan pengobatan

a. KIE

1) Jelaskan sebab terjadinya

2) Menjaga kebersihan dan menghindari gerakan yang keras

b. Tindakan Medis

a) Periksa apakah kapsul yang lain masih pada tempatnya, kemudian periksa pula adanya

tanda-tanda infeksi daerah insersi kemerahan, nyeri dan panas.

b) Bila tidak ada infeksi dan kapsul yang lain masih berada pada tempatnya :

Cabut 1 kapsul yang ekspulsi sedang sisanya (5 kapsul yang lain) dipertahankan.

Jangan lupa ingatkan untuk mencabut implant setahun lebih awal dari semestinya.

c) Bila ada tanda-tanda infeksi

1. Cabut semua kapsul yang ada dan pasang kapsul-kapsul yang baru pada sisi lengan

yang lain atau

2. anjurkan klien untuk memakai metode kontrasepsi yang lain.

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KB IMPLANT

1. Pengkajian Data

(dilakukan tanggal ….., pukul …….., di BPS/Dokter/Dukun)

1.1 Data Subyektif

1.1.1 Biodata

Nama : untuk memudahkan memanggil

Umur : terjadi pada wanita masa reproduksi/wanita yang sudah

menikah

Agama : memudahkan cara pemberian dukungan

Pendidikan : untuk memberikan bimbingan sesuai dengan tingkat

pendidikan

Pekerjaan : untuk dapat mengetahui terjadinya efek samping

Alamat : memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah.

1.1.2 Alasan datang

Ibu mengatakan ingin KB Implan

1.1.3 Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan sedang/tidak menderita penyakit menurun seperti jantung,

DM, HT, dll atau penyakit menular seperti asma, TB paru, IMS, dll

1.1.4 Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan pernah/tidak menderita penyakit menurun seperti jantung,

DM, HT, dll atau penyakit menular seperti asma, TB paru, IMS, dll

1.1.5 Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga dari pihak suami atau istri ada/tidak yang

menderita penyakit menular seperti : TB paru, asma, IMS, dll atau penyakit

menurun seperti HT, DM, jantung.

1.1.6 Riwayat haid

Menarche : …… tahun

Lama : …… hari

Siklus : teratur/tidak, 28-30 hari

Disminore : ……..

Flou Albus : …….

Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan menikah … kali, umur saat menikah ..… tahun lama

menikah ….. tahun.

1.1.7 Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu

No Hamil Persalinan ditolong hidup/mati Sex BB Nifas KB Ket

1.1.8 Riwayat KB

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB/tidak, KB apa….. berapa lama

…… dan keluhan yang terjadi selama memakai KB tersebut.

1.1.9 Pola kebiasaan

a. Pola nutrisi

Frekuensi makan

Porsi makan

Nafsu makan

Adakah masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.

b. Pola istirahat

Adakah gangguan atau kebiasaan khusus dalam istirahat

Berapa jam waktu istirahat (siang dan malam)

c. Pola aktifitas

Kegiatan sehari-hari

Ada/tidaknya gangguan yang dirasakan ibu sehubungan dengan aktivitas

d. Pola Eliminasi

Ada gangguan/tidak

Bagaimana cara mengatasinya

Frekuensi BAB/BAK

e. Pola kebersihan

Mandi berapa kali sehari

Gosok gigi berapa kali sehari

Ganti pakaian berapa kali sehari

f. Pola hubungan seksual

Frekuensi hubungan seksual dalam seminggu

g. Pola kebiasaan lain

Pola kebiasaan lain yang dapat mengganggu atau tidak seperti merokok

atau miras.

h. Pola psiko spiritual

Kepercayaan dan keyakinan yang dianut dan menjalankannya.

1.1.10 Psikologi dan sosial

a) Kaji keadaan psikologi yang dialami saat ini, jika ada kecemasan maka

identifikasi derajat kecemasan

b) Sosial : kaji hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.

1.1.11 Sosial dan Budaya

Kebiasaan (budaya) yang dilakukan selama mengikuti KB,seharusnya kebiasaan

yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan wanita.

1.2 Data Obyektif

1.2.1 Pemeriksaan fisik umum

KU : Baik/cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV

TD : Normal, 120/70 mmHg – 140/90 mmHg

Nadi : Normal, 70 – 90 kali/menit

Suhu : Normal 36,5°C

RR : Normal 16 – 24 kali/menit

BB : kenaikan selama mengikuti KB dan sebelum mengikuti KB

TB : …… cm

LILA : …… cm

1.2.2 Pemeriksaan fisik khusus

Inspeksi

Kepala : simetris/tidak, ada benjolan abnormal/ tidak

Rambut : hitam/merah, keriting / lurus, rontok / tidak

Mata : konjungtiva pucat/tidak, sclera icterus/ tidak

Hidung : ada pengeluaran secret atau tidak, pernapasan cuping

hidung/tidak

Telinga : simetris/tidak, ada pengeluaran secret/ tidak, ada

gangguan pendengaran atau tidak.

Mulut : kebersihan, bibir pucat/tidak, stomatitis/ tidak,

caries/tidak

Leher : adakah pembesaran kelenjar tyroid, adakah

bendungan vena jugularis

Dada : simetris atau tidak, ada pembesaran abnormal pada

payudara/tidak, puting susu menonjol/datar/tenggelam

Ketiak : kaji rembesan kelenjar Lymfe, pembesaran

abnormal/tidak

Perut :kaji bekas luka operasi ada pembesaran

abnormal/tidak.

Genetalia : kebersihan, perawatan, adakah kelainan pada vulva

dan perineum oedema, varias, keluar lender dan darah

dari vagina/tidak

Anus : kaji adanya hemoroid

Extremitas : pitting oedema +/-

Palpasi

- Leher : meraba adakah pembesaran kelenjar tyroid dan

bendungan vena jugularis

- Dada : adakah benjolan abnormal pada payudara, tekan

putting susu ASI keluar atau tidak

- Perut : kaji adakah nyeri tekan, adakah pembesaran

abnormal/tidak.

- extremitas : pitting patella +/-

1.2.2.1 Perkusi : refleks patella +/-

2. Identifikasi Masalah dan Diagnosa

Diagnosa : P…. Ab… Akseptor KB Implant

Ds : Ibu mengatakan untuk memasang KB Implant

Do : kartu akseptor tertulis tanggal terakhir mendapatkan KB Implant

TTV : TD : Normal 120/70 mmHg – 140/90 mmHg

Nadi : Normal 70-90 kali/menit

Suhu : Normal 36,5 °C

RR : 16 – 24 kali/menit

BB : Sebelum KB…..

Sesudah KB……

3. Antisipasi Masalah Potensial

4. Identifikasi kebutuhan segera

5. Intervensi tanggal : ………….., jam : ………..

Diagnosa :

Tujuan : setelah dilakukan askeb diharapkan kehamilan dapat dicegah

KH : - Ibu mendapatkan KB Implant

- Ibu mengetahui jadwal kontrol

- Agar tidak terjadi komplikasi

- Kehamilan tidak terjadi

intervensi

1) Lakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dalam melakukan tindakan

R : Ibu dan keluarga leboh kooperatif dalam tindakan

2) Lakukan pemeriksaan TTV

R : untuk mengetahui adanya komplikasi dini

3) Lihat jadwal kembali untuk melakukan kontrol Implant

R : Klien dapat tepat waktu untuk kontrol

4) Siapkan alat dan obat

R : kesiapan mempermudah kelancaran prosedur kerja

5) Lakukan penyuntikan sesuai dengan prosedur tindakan

R : pemasangan Implant sesuai prosedur mencegah adanya komplikasi lebih lanjut

6) Beritahu jadwl kunjungan ulang/anjurkan untuk datang segera ke pelayanan

kesehatan jika terdapat keluhan.

R : klien merasa terlindungi dan bidan dapat memberikan asuhan yang baik juga

keluhan yang dirasa ibu segera

6. Implementasi, tanggal ………... , jam ………

Diagnosa : KB Implant

1) Melakukan pendekatan kepada ibu dan keluarga dalam melakukan tindakan dengan

anamnese yang baik dan ramah

2) Melakukan pemeriksaan TTV Ibu

T : 120/80 mmHg

S : 36°C

N : 87 kali/menit

RR : 18/menit

3) Melihat jadwal kunjungan

4) Menyiapkan pemeriksaan alat dan obat

- Karet silikon dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm

- Levonorgestrol 3,6 mg

- Obat bius

- Bengkok

5) Melakukan pemasangan/insersi sesuai dengan prosedur

a. Mencuci daerah insersi, melakukan tindakan dan anti sepsis, dan menutup sekitar

daerah insersi dengan kain steril

b. Melakukan anestesi lokal (lidocain 1%) pada daerah insersi

c. Dengan pisau scalpel dibuat insisi 2 mm sejajar lengan siku

d. Memasukkan Implant melalui trocarnya dengan batang pendorong, Implant

didorong perlahan-lahan ke ujung trocar sampai terasa adanya tahanan.

e. Ubah arah trocar sehingga implant berikutnya berada 15° dari implant

sebelumnya.

f. Setelah semua implant terpasang, melakukan tekanan pada tempat luka insisi

dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan.

g. Luka insisi ditutupi dengan kompres kering, lalu lengan dibalut dengan kasa

untuk mencegah perdarahan.

6) Memberitahu ibu untuk datang kembali bila memerlukan konsultasi bila ada keluhan

yang penting bagi klien tanggal 26 Desember 2006

7. Evaluasi

Tanggal : ……………., jam : ………….

S : Ibu mengatakan telah dipasang KB Implant, ibu juga telah mengetahui jadwal

pengeluaran

O : - Ibu sudah diimplant jenis Norplant dengan bedah minor dan tidak ada

pembengkakan pada tempat insersi

- kartu tanda akseptor KB Implant telah ditulis

A : masalah teratasi

P : - anjurkan ibu untuk kontrol KB Implant tepat waktu

- Beritahu ibu untuk datang kembali bila memerlukan konsultasi bila ada keluhan