faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

111
TESIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI FIRDAWSYI NUZULA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Transcript of faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

Page 1: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMAKAIAN IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA

SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN

BANYUWANGI

FIRDAWSYI NUZULA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

ii

TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMAKAIAN IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA

SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN

BANYUWANGI

FIRDAWSYI NUZULA

NIM 1392161030

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

iii

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMAKAIAN IMPLANT PADA WANITA PASANGAN USIA

SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN

BANYUWANGI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

FIRDAWSYI NUZULA

NIM 1392161030

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

iv

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 12 Juni 2015

Pembimbing I,

Prof.Dr.dr.Mangku Karmaya, M.Repro,PA(K)

NIP. 19461231 196902 1 001

Pembimbing II,

Ni Putu Widarini,SKM.,MPH

NIP. 19791224 200501 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi

Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH

NIP.19481010 197702 1 001

Direktur

Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Prof. Dr. dr.A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)

NIP. 19590215 198510 2 001

Page 5: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

v

Tesis ini Telah Diuji pada

Tanggal 12 Juni 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No: 1748/UN 14.4 HK/2015, Tanggal 12 Juni 2015

Ketua : Prof.Dr.dr.Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K )

Anggota :

1. Ni Putu Widarini, SKM.,MPH

2. Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc, SP.And

3. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si

4. dr. Ni Wayan Arya Utami, M.App.Bsc, Ph.D

Page 6: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Nama : Firdawsyi Nuzula

NIM : 1392161030

Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Judul Tesis : Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian

Implant Pada Wanita Pasangan Usia Subur Di Kecamatan

Tegalsari Kabupaten Banyuwangi

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila di

kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai peraturan di Universitas Udayana dan peraturan perundang-

undangan lain yang berlaku.

Denpasar, Juni 2015

Firdawsyi Nuzula

Page 7: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas

kebesaranNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Pemakaian Implant pada Wanita PUS di Kecamatan Tegalsari

Kabupaten Banyuwangi” dengan tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu

persyaratan dalam menempuh Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di

Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Prof.dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH sebagai Ketua Program Studi

Magister Imu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana atas bimbingan dan

dukungan selama proses pembelajaran. Ucapan terima kasih yang mendalam juga

penulis sampaikan kepada Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,PA(K) dan Ni

Putu Widarini,SKM.,MPH sebagai pembimbing tesis atas segala perhatian dan

kesabarannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis, serta dr. I Wayan

Gede Artawan Eka Putra, M.Epid atas kesabarannya dalam mengajarkan penulis

tentang statistik dari ketidaktahuan menjadi paham dan mampu.

Ucapan yang sama ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr.

Ketut Suastika, Sp.PD. (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada

penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana di

Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Direktur

Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi,

Sp.S(K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sebagai mahasiswa

Page 8: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

viii

Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana. Penulis

juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf karyawan Program

Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bimbingan dan dukungannya selama

menempuh pendidikan.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada para penguji

tesis ini, yaitu Prof. Dr. dr. Alex Pangkahila, MSc, SP.And, Dr. dr. Dyah

Pradnyaparamita Duarsa, M.Si dan dr. Ni Wayan Arya Utami, M.App,Bsc,PHD

yang telah memberikan saran dan kritiknya terhadap tesis ini. Penulis juga

sampaikan banyak terima kasih kepada Bakesbangpol dan BPPKB Kabupaten

Banyuwangi, Desa Tegalsari, Desa Karangdoro dan Desa Karangmulyo yang telah

memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada PLKB desa yang dengan sabar membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian serta para responden atas waktu dan kerjasamanya untuk

berpartisipasi dalam penelitian.

Penulis sampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada ayahanda tercinta atas

motivasi yang selalu menjadikan semangat buat penulis untuk menyelesaikan tesis,

suamiku yang dengan sabar memberikan dukungan serta doa disetiap keluh kesahku,

keluarga besarku atas setiap doa yang selalu dipanjatkan untuk kelancaran selama

proses belajar hingga tesis dan teman-teman MIKM Angkatan V atas bantuan,

dukungan serta kebersamaan selama ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati kita semua.

Penulis

Page 9: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

ix

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN IMPLANT

PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN TEGALSARI

KABUPATEN BANYUWANGI

Penurunan angka kesuburan total terjadi secara global namun sangat lambat oleh

karena rendahnya penggunaan kontrasepsi jangka panjang. Metode kontrasepsi

jangka panjang (MKJP) implant lebih efektif dalam mengendalikan jumlah penduduk

dengan cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada

wanita pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional analitik dan jumlah

sampel 198 wanita PUS yang diseleksi dengan multistage random sampling.

Variabel yang dianalisis adalah karakteristik wanita PUS, nilai budaya, pengetahuan

tentang implant, role model, akses ke fasilitas kesehatan, informasi dari petugas

kesehatan dan dukungan suami yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner

terstruktur mulai Maret 2015 hingga April 2015. Analisis data dilakukan secara

univariat, bivariat dengan menggunakan uji chi square dan multivariat dengan

regresi logistik.

Ditemukan besar pemakaian implant pada wanita PUS di Kecamatan Tegalsari

adalah 21,21%. Variabel yang mempunyai hubungan bermakna secara statistik pada

pemakaian implant adalah pengetahuan tentang implant (OR=20,4; 95% CI= 4,8-

180), informasi dari petugas kesehatan (OR=6,6; 95% CI= 2,7-18,7), role model

(OR=5,3; 95% CI= 2,4-12,3) dan nilai budaya (OR=2,9; 95% CI= 1,3-7,4 ). Sebesar

34% kemungkinan pemakaian implant berhubungan dengan variabel nilai budaya,

pengetahuan tentang implant , role model dan informasi dari petugas kesehatan.

Faktor yang mempunyai hubungan paling besar adalah pengetahuan tentang implant

yang baik.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada wanita PUS di

Kecamatan Tegalsari yang memakai implant mempunyai hubungan dengan adanya

nilai budaya yang mendukung, adanya pengetahuan yang baik tentang implant, ada

role model yang memakai implant serta adanya informasi dari petugas kesehatan.

Upaya untuk memudahkan pemberian informasi pada wanita PUS dengan

melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang dianggap sebagai panutan serta

untuk menghindari terjadinya pemahaman yang keliru tentang nilai KB menurut

keyakinan yang dianut.

Kata kunci: wanita PUS, pemakaian implant, banyuwangi, role model

Page 10: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

x

ABSTRACT

RELATED FACTORS TO IMPLANT CONTRACEPTION USE AMONG WOMEN IN

REPRODUCTIVE AGE IN TEGALSARI DISTRICT of BANYUWANGI

Total fertility rate has declined globally but running very slowly, it is occurred

because of the low use of long-term contraception. Long Term implant cotraception

method is more effective to control the population by preventing unwanted

pregnancy. The aim of this study is to determine the factors related to the using of

implants contraception method among women in reproductive age at Tegalsari

district of Banyuwangi.

This study used a cross-sectional analytic and number of sample is 198 women in

reproductive age (PUS) which selected by multistage random sampling. This study

used a cross-sectional analytic and number of sample is 198 women in reproductive

age (PUS) which selected by multistage random sampling. Data analysis was done

by using univariate, bivariate with chi square test and multivariate logistic regression.

It can be assumed that the percentage of implant use in women of reproductive

age (PUS) at Tegalsari distric was 21,21%. variables that have a statistically

significant correlation to the use of implants are implant knowledge (OR=20.4; 95%

CI=4.8 to 180), information from health workers (OR=6.6; 95% CI=2.7 -18.7), role

model (OR=5.3; 95% CI=2.4 to 12.3) and cultural values (OR=2.9; 95% CI=1.3 to

7.4). 34% possibility of implant use relates to some variables, they are cultural

values, implants knowledge, role model and information from health workers. Most

related factors for implants use is good knowledge about implants.

The factors related to implant use in women of reproductive age (PUS) at

Tegalsari District have correlation with supported cultural values, good knowledge of

the implant, role model who use implant and also the information from health

workers. Some Efforts to facilitate the provision of information for women in

reproductive age (PUS) are done by involving community leaders and religious

leaders are regarded as role model and to avoid a missperception about family

planning based on their religion.

Keywords: women of reproductive age, implant use, Banyuwangi, role model

Page 11: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xi

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ..................................................................................... ii

PRASYARAKT GELAR ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................... v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................. viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.............................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ............................................................. 5

1.3 Tujuan penelitian ............................................................... 6

1.3.1 Tujuan umum ........................................................... 6

1.3.2 Tujuan khusus .......................................................... 6

1.4 Manfaat penelitian ............................................................ 7

1.4.1 Manfaat teoritis ........................................................ 7

1.4.2 Manfaat praktis ........................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prevalensi pemakaian implant di indonesia ...................... 9

2.2 Metode kontrasepsi jangka panjang implant ..................... 11

Page 12: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xii

2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian

implant .............................................................................. 12

2.3.1 Umur ibu .................................................................. 13

2.3.2 Pendidikan ............................................................... 14

2.3.3 Pekerjaan.................................................................. 14

2.3.4 Paritas ...................................................................... 14

2.3.5 Jumlah penghasilan keluarga ................................... 15

2.3.6 Nilai budaya ............................................................. 16

2.3.7 Pengetahuan ............................................................. 16

2.3.8 Persepsi manfaat ...................................................... 17

2.3.9 Role model ............................................................... 17

2.3.10 Ketersediaan alat kontrasepsi ................................. 18

2.3.11 Akses ke tempat fasilitas pelayanan ....................... 18

2.3.12 Informasi dari petugas kesehatan ........................... 19

2.3.13 dukungan suami ..................................................... 19

2.3.14 Dukungan tokoh masyarakat atau tokoh agama..... 20

2.4 Teori perilaku .................................................................... 20

2.4.1 Teori lawrence green ................................................ 20

2.4.2 Teori social learning ................................................. 21

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka berpikir.............................................................. 24

3.2 Konsep penelitian .............................................................. 25

3.3 Hipotesis penelitian ........................................................... 26

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian ........................................................ 28

4.2 Lokasi dan waktu penelitian.............................................. 28

4.3 Penentuan sumber data ...................................................... 29

4.3.1 Populasi penelitian ................................................... 29

4.3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi .................................... 29

Page 13: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xiii

4.3.3 Sampel penelitian..................................................... 29

4.3.4 Teknik pengambilan sampel .................................... 30

4.4 Variabel penelitian ............................................................ 31

4.4.1 Variabel penelitian ................................................... 31

4.4.2 Definisi operasional ................................................. 32

4.5 Instrumen penelitian .......................................................... 37

4.6 Pengumpulan data ............................................................. 37

4.6.1 Jenis data yang dikumpulkan .................................... 37

4.6.2 Cara pengumpulan data .......................................... 37

4.6.3 Pengolahan data ....................................................... 38

4.7 Teknik analisis data ........................................................... 38

4.7.1 Analisis univariat ..................................................... 38

4.7.2 Analisis bivariat ....................................................... 39

4.7.3 Analisis multivariat .................................................. 39

4.8 Etika penelitian.................................................................. 40

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran umum lokasi penelitian ....................................... 41

5.2 Karakteristik responden ........................................................ 43

5.3 Pemakaian implant, nilai budaya, pengetahuan tentang

implant, role model, akses ke fasilitas kesehatan,

informasi dari petugas kesehatan dan dukungan suami ... 45

5.4 Hubungan antara karakteristik responden dengan

pemakaian implant ............................................................ 47

5.5 Hubungan antara nilai budaya, pengetahuan tentang

implant, role model, akses ke fasilitas kesehatan,

informasi dari petugas kesehatan dan dukungan suami ... 49

5.6 Hasil analisis multivariat ................................................... 52

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pemakaian implant pada wanita pasangan usia subur .......... 53

Page 14: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xiv

6.2 Karakteristik wanita pasangan usia subur akseptor implant .

........................................................................................... 54

6.3 Nilai budaya dan pemakaian implant ................................... 59

6.4 Pengetahuan tentang implant dan pemakaian implant ......... 61

6.5 Role model dan pemakaian implant ...................................... 63

6.6 Akses ke fasilitas kesehatan dan pemakaian implant ........... 64

6.7 Informasi dari petugas kesehatan dan pemakaian implant ... 65

6.8 Dukungan suami dan pemakaian implant ............................. 68

6.9 Keterbatasan penelitian......................................................... 70

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ............................................................................... 71

7.2 Saran ..................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 15: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Konsep penelitian .............................................................................. 25

4.1 Rancangan penelitian cross sectional ................................................ 28

Page 16: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Definisi operasional ............................................................................... 32

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden di kecamatan tegalsari

kabupaten banyuwangi ........................................................................... 43

5.2 Distribusi frekuensi pemakaian implant, nilai budaya, pengetahuan

tentang implant, role model, akses ke fasilitas kesehatan,

informasi dari petugas kesehatan, dan dukungan suami di

kecamatan tegalsari kabupaten banyuwangi ........................................... 45

5.3 Hubungan antara karakteristik responden dengan pemakaian

implant .................................................................................................... 47

5.4 Hubungan antara nilai budaya, pengetahuan tentang implant, role

model, akses ke fasilitas kesehatan, informasi dari petugas

kesehatan dan dukungan suami di kecamatan tegalsari

kabupaten banyuwangi ........................................................................... 49

5.5 Hasil analisis multivariat variabel, nilai budaya, pengetahuan

tentang implant, role model, dan informasi dari petugas

kesehatan di kecamatantegalsari kabupaten banyuwangi ....................... 52

Page 17: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xvii

DAFTAR SINGKATAN

AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

BP2KB : Badan Pemberdaya Perempuan dan Keluarga Berencana

CI : Confidence Interval

CPR : Contraceptive Prevalence Rate

HBM : Health Belief Model

IUD : Intra Uterine Device

KB : Keluarga Berencana

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

MOU : Memorandum of Understanding

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

OR : Odds Ratio

PPB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PPM : Perkiraan Permintaan Masyarakat

PUS : Pasangan Usia Subur

Puslitbangkes : Pusat Penelitian dan Perkembangan Kesehatan

PR : Prevalence Ratio

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

SOR : Stimulus Organisme Respon

TFR : Total Fertility Rate

Page 18: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penjelasan kepada calon responden tentang penelitian yang akan

dilakukan

Lampiran 2. Formulir persetujuan

Lampiran 3. Kuesioner karakteristik wanita pasangan usia subur

Lampiran 4. Hasil analisis dengan stata

Lampiran 5. Surat ijin penelitian kepada bakesbangpol kabupaten banyuwangi

Lampiran 6. Surat permohonan ethical clearance kepada komisi etik penelitian

RSUP sanglah

Lampiran 7. Surat rekomendasi penelitan dari badan kesatuan bangsa dan politik

kabupaten banyuwangi

Lampiran 8. Surat rekomendasi persetujuan etik dari RSUP sanglah

Lampiran 9. Surat ijin telah melakukan penelitian di kecamatan tegalsari

Page 19: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka

laju pertumbuhan penduduk. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

mengumumkan bahwa total populasi dunia pada tahun 2013 mencapai 7,2 milyar

dan akan mencapai 9,2 milyar pada tahun 2050 (UNFPA, 2014). Indonesia

menempati urutan kelima dengan jumlah penduduk terbesar di dunia.

Diperkirakan setiap hari terlahir sepuluh ribu bayi, dengan kata lain penduduk

Indonesia bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya. Pada masa reformasi

program KB mengalami stagnasi selama kurun waktu 10 tahun terakhir

pemerintah belum mampu menurunkan total fertility rate (TFR) yang mencapai

2,6. Angka ini masih jauh dari target yaitu sebesar 2,1. Laju pertumbuhan yang

sangat pesat ini akan menjadi masalah bagi pembangunan bangsa Indonesia

kedepannya (BKKBN, 2012).

Angka kesuburan total telah mengalami penurunan secara global, namun di

negara berkembang penurunan terjadi sangat lambat karena masih rendahnya

penggunaan kontrasepsi modern yaitu hanya 31% (Sherpa, 2012). Persentase

jumlah peserta KB yang dilaporkan tidak mengalami perubahan yaitu 60% pada

tahun 2002 menjadi 61% pada tahun 2012 (BKKBN, 2012). Program kontrasepsi

yang digalakkan dan efektif adalah metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)

dengan implant merupakan salah satu metode unggulannya. Pencapaian MKJP

Page 20: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

2

implant di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 4,95%, angka tersebut

masih di bawah target angka nasional yaitu sebesar 5,70% pada tahun 2012. Tren

angka pencapaian MKJP implant mengalami penurunan di Provinsi Jawa Timur

dari tahun ke tahun (BKKBN, 2012).

Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur

dengan pencapaian kontrasepsi yang baik. Hal ini ditunjukkan berdasarkan angka

pencapaian kontrasepsi yang menempati urutan kedua tertinggi se-Jawa Timur

untuk cakupan KB baru (Dinkes Prov. Jatim, 2012). Proporsi pemakaian implant

di Kabupaten Banyuwangi juga menunjukkan perkembangan dengan proporsi

pemakai implant yang cukup banyak yaitu di atas target nasional dan provinsi

dengan presentase pada tahun 2011 sebesar 9,3%, pada tahun 2012 menjadi

9,82% dan 9,89% pada tahun 2013 (Dinkes Kab. Banyuwangi, 2013). Proporsi

pemakaian implant menduduki peringkat sepuluh besar dari 38 Kabupaten yang

ada di Provinsi Jawa Timur (Dinkes Prov. Jatim, 2012). Tegalsari salah satu

kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah pemakai implant

tertinggi dari tahun 2011 sebesar 11,66%, pada tahun 2012 meningkat menjadi

14,15% dan pada tahun 2013 mencapai 17% (BPPKB, 2014).

Bentuk kepedulian serta komitmen yang tinggi terhadap masalah kesehatan

masyarakat, Bupati Banyuwangi telah membuat beberapa program unggulan.

Salah satu program unggulan yang berkaitan dengan masalah kependudukan dan

KB adalah “Harga Pas” yaitu harapan keluarga peduli anak sejak dini dengan

indikator pertama keluarga mengikuti KB dan memilih alat kontrasepsi yang

sesuai. Menempatkan program kependudukan dan KB sebagai program prioritas

Page 21: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

3

untuk mewujudkan masyarakat Banyuwangi yang sehat dan sejahtera menjadi

tujuan dari program inovatif ini dengan memberikan layanan gratis untuk akseptor

MKJP (Dinkes Kab. Banyuwangi, 2012).

MKJP implant (susuk) dinilai merupakan metode kontrasepsi yang paling

efektif dari segi kegunaan dan biaya dengan tingkat keberhasilan mencapai 99%

(Gebremariam & Addissie, 2014). Kenyataannya banyak wanita yang mengalami

kesulitan dalam menentukan alat kontrasepsi yang sesuai untuk dirinya. Kendala

yang sering ditemukan karena kurangnya pengetahuan. Banyak aspek yang harus

dipertimbangkan yang meliputi derajat status kesehatan, kemungkinan munculnya

efek samping, kemungkinan kegagalan atau kehamilan yang tidak dikehendaki,

jumlah kisaran keluarga yang diharapkan, persetujuan dari suami atau istri, nilai-

nilai budaya, lingkungan serta keluarga dan lain sebagainya (Affandi, 2011).

Kontrasepsi implant memberikan kontribusi besar dalam membantu

mengendalikan jumlah penduduk dengan cara mencegah kehamilan yang tidak

diinginkan (Winner dkk, 2012). Penelitian kohort yang dilakukan di Nigeria

dalam kurun waktu dua belas tahun menganalisis pada 377 wanita akseptor

implant didapatkan 0% tingkat kegagalan atau 100% efektif dalam mencegah

kehamilan (Aisien, 2007). Pemakaian kontrasepsi implant dipengaruhi oleh

banyak faktor. Penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan pemakaian

kontrasepsi yang dilakukan di Ethiopia didapatkan bahwa pengetahuan dan paritas

lebih dari dua mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemakaian alat

kontrasepsi (Alemayehu dkk, 2012). Hal ini juga sependapat dengan penelitian

yang dilakukan di Tanzania yang menyatakan bahwa pengetahuan, agama,

Page 22: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

4

penghasilan, hubungan sosial, daerah perkotaan, komunikasi antara pasangan dan

informasi dari petugas kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap

pemakaian kontrasepsi (Mosha & Ruben, 2013).

Penelitian lain yang dilakukan di Makasar didapatkan bahwa selain

pengetahuan, faktor dukungan suami dan informasi dari petugas kesehatan

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap rendahnya minat untuk

menggunakan implant (Salvina dkk, 2013). Namun pada penelitian yang berbeda

ditemukan bahwa informasi dari petugas kesehatan, pendidikan dan umur

pernikahan pertama tidak menunjukkan adanya hasil yang signifikan, hubungan

yang signifikan ditemukan pada umur ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak

hidup, biaya pemasangan alat kontrasepsi, dan dukungan suami (Ode dkk, 2013).

Kecamatan Tegalsari merupakan kategori kecamatan baru hasil pemekaran

dari Kecamatan Gambiran yang berusia satu dekade sejak otonomi daerah.

Terletak di pinggir kota dengan area persawahan dan perkebunan, dengan

sebagian besar warganya bekerja sebagai petani modern, pekerja perkebunan dan

industri rumah tangga. Beberapa pondok pesantren besar dapat ditemukan di

Kecamatan Tegalsari, tiga perempat masyarakat beragama Islam dan sepertiganya

beragama Hindu. Toleransi dari masyarakat sangat tinggi terbukti dari kerukunan

masyarakat yang selalu hidup berdampingan, tolong menolong dan saling hormat

menghormati. Tegalsari sebagai kecamatan baru selalu berbenah dan berusaha

mewujudkan kesejahteraan segenap warganya (Kumala, 2014).

Penelitian ini penting untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemakaian implant pada daerah dengan proporsi yang tinggi

Page 23: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

5

sehingga nantinya dapat dijadikan masukan untuk daerah lain dengan proporsi

pemakaian kontrasepsi implant yang rendah. Selain itu, belum ditemukannya

penelitian serupa di Kabupaten Banyuwangi maka penelitian ini perlu dilakukan

untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant di

Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah penelitian tentang tingginya proporsi pemakaian implant

pada wanita pasangan usia subur di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi

meliputi hal berikut ini.

1.2.1 Apakah ada hubungan antara umur ibu dengan pemakaian Implant pada

wanita pasangan usia subur?

1.2.2 Apakah ada hubungan antara pendidikan dengan pemakaian Implant pada

wanita pasangan usia subur?

1.2.3 Apakah ada hubungan antara pekerjaan dengan pemakaian Implant pada

wanita pasangan usia subur?

1.2.4 Apakah ada hubungan antara paritas dengan pemakaian Implant pada

wanita pasangan usia subur?

1.2.5 Apakah ada hubungan antara nilai budaya dengan pemakaian Implant pada

wanita pasangan usia subur?

1.2.6 Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang implant dengan

pemakaian Implant pada wanita pasangan usia subur?

1.2.7 Apakah ada hubungan antara role model dengan pemakaian Implant pada

wanita pasangan usia subur?

Page 24: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

6

1.2.8 Apakah ada hubungan antara akses ke fasilitas pelayanan dengan

pemakaian Implant pada wanita pasangan usia subur?

1.2.9 Apakah ada hubungan antara informasi dari petugas kesehatan dengan

pemakaian Implant pada wanita pasangan usia subur?

1.2.10 Apakah ada hubungan antara dukungan suami dengan pemakaian Implant

pada wanita pasangan usia subur?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant

pada wanita pasangan usia subur di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

1.3.2 Tujuan khusus

Penelitian ini untuk mengetahui:

1. Hubungan antara umur ibu dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

2. Hubungan antara pendidikan dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

3. Hubungan antara pekerjaan dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

4. Hubungan antara paritas dengan pemakaian implant pada wanita pasangan

usia subur.

5. Hubungan antara nilai budaya dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

Page 25: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

7

6. Hubungan antara pengetahuan tentang implant dengan pemakaian implant

pada wanita pasangan usia subur.

7. Hubungan antara role model dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

8. Hubungan antara akses ke fasilitas pelayanan dengan pemakaian implant

pada wanita pasangan usia subur.

9. Hubungan antara informasi dari petugas kesehatan dengan pemakaian

implant pada wanita pasangan usia subur.

10. Hubungan antara dukungan suami dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Memberikan kontribusi dalam pengembangan pengetahuan tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi pemakaian implant.

2. Menjadi acuan bagi calon peneliti selanjutnya, terutama yang berhubungan

dengan keluarga berencana dan metode kontrasepsi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penentu kebijakan, dinas

kesehatan, badan pemberdaya perempuan dan KB, puskesmas dan fasilitas

pelayanan kontrasepsi dalam mengembangkan program untuk penggunaan

implant.

2. Penelitian ini akan memberikan implikasi terhadap proses monitoring dan

evaluasi program kependudukan dan KB.

Page 26: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

8

3. Penelitian ini dapat dijadikan informasi baru bagi layanan program KB untuk

meningkatkan program yang berkaitan dengan kependudukan dan KB.

Page 27: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Prevalensi pemakaian implant di indonesia

Upaya yang dilakukan dalam mengendalikan jumlah penduduk dan

mengarahkan mobilitas penduduk untuk mewujudkan masyarakat supaya tumbuh

seimbang dengan program keluarga berencana (KB). Keluarga kecil yang

berkualitas dan sejahtera dapat direncanakan oleh setiap keluarga melalui program

KB (Bappenas, 2013). Kontrasepsi merupakan sebuah metode atau upaya yang

digunakan untuk mencegah kehamilan yang terjadi akibat pertemuan antara

sperma dengan sel telur yang matang, upaya tersebut dapat bersifat sementara

maupun permanen dan dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat-

obatan (Atikah, 2010).

Keberhasilan program KB di Indonesia telah mendapat pengakuan dari

masyarakat luas, termasuk masyarakat global. Keberhasilan tersebut ditandai

dengan telah membudayanya suatu norma keluarga kecil dimasyarakat sebagai

bagian dari upaya membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

(NKKBS) dengan indikator penurunan trends TFR 5,61 per wanita pada tahun

1970 (BKKBN, 2003) dan menjadi 4,05 per wanita pada tahun 1982, kemudian

2,80 per wanita pada tahun 1992 hingga menjadi 2,34 per wanita pada tahun 2002

(BPS, 2014). Perkembangan program kependudukan dan keluarga berencana di

Jawa Timur telah memberikan hasil yang cukup memuaskan. Berdasarkan hasil

survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2013 diketahui bahwa TFR di

Jawa Timur 2,3 melampaui target RPJM 2,36 . Contraceptive Prevalence Rate

Page 28: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

10

(CPR) Jawa Timur 62,4 dan target RPJM adalah 60,1%. Sementara unmet need

Jawa Timur 6,7% yang masih mendekati target RPJM 6,5%, sedangkan kesertaan

ber KB MKJP di Jawa Timur masih rendah yaitu 19,1% dari target Nasional

sebesar 27,5% (Suparmi, 2013).

Pencapaian MKJP implant nasional mengalami penurunan trend dari tahun

1997 sebesar 10,97% menjadi 7,61% pada tahun 2002 dan kembali berkurang

pada tahun 2007 mencapai 4,90% dan pada tahun 2012 mengalami sedikit

kenaikan yaitu 5,70%. Provinsi Jawa Timur prevalensi pemakaian implant

cenderung lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional dan cenderung

terjadi penurunan dalam empat kali periode terakhir, berdasarkan dari data

kependudukan BKKBN pada tahun 1997 sebesar 8,28%, 8,40 pada tahun 2002,

6,74% pada tahun 2007 dan menjadi 4,95% pada tahun 2012.

Banyuwangi yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur

dengan prestasi pencapaian kontrasepsi yang baik. Hal ini ditunjukkan

berdasarkan angka pencapaian kontrasepsi yang menempati urutan kedua tertinggi

se- Jawa Timur untuk cakupan KB baru yaitu sebesar 14,17% setelah Kabupaten

Bangkalan sebesar 14,35% dengan angka cakupan rata-rata provinsi 9,45%

(Dinkes Prov. Jatim, 2012). Pencapaian MKJP implant di Kabupaten Banyuwangi

juga menunjukkan perkembangan proporsi pemakaian implant yang cukup banyak

yaitu diatas target nasional dan Provinsi dengan persentase 9,3% pada tahun 2011,

pada tahun 2012 menjadi 9,82% dan 9,89% pada tahun 2013 (Dinkes Kab.

Banyuwangi, 2012) ; (Dinkes Kab. Banyuwangi, 2013). Proporsi pemakaian

Page 29: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

11

implant di Provinsi Jawa Timur menduduki peringkat sepuluh besar dari 38

kabupaten atau kota dengan urutan kedelapan (Dinkes Prov. Jatim, 2012).

Tegalsari adalah kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi dengan

jumlah pemakai implant tertinggi selama periode tiga tahun terakhir dengan

persentase sebesar 11,66 pada tahun 2011, pada tahun 2012 meningkat menjadi

14,15% dan pada tahun 2013 menjadi 17%. Perbandingan antara PPM dengan

realisasi pada tahun 2011 cakupan KB baru dengan PPM 89 sampai bulan

Desember mencapai 149 akseptor (167,4%) dan pada tahun 2012 dengan PPM

122 jumlah realisasi akseptor sebanyak 484 (396,7%) serta untuk cakupan KB

aktif akseptor implant sampai bulan Desember tahun 2013 sebanyak 1.904

akseptor atau sebesar 212,5% dari PPM (BPPKB, 2014).

2.2 Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) implant

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan suatu metode

kontrasepsi efektif karena dapat memberikan perlindungan dari resiko kehamilan

untuk jangka waktu hingga sepuluh tahun. Metode kontrasepsi jangka panjang

dinilai paling cost effective dengan tingkat keberhasilan mencapai 99% (Purwoko,

2011) .

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau Implant (susuk) merupakan

metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah

terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Cara kerja alat kontrasepsi ini

adalah dengan menghambat ovulasi, menyebabkan selaput lendir tidak siap untuk

menerima pembuahan dengan cara menebalkan mukus serviks sehingga tidak

dapat dilewati oleh sperma. Konsentrasi yang rendah pada progestin akan

Page 30: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

12

menimbulkan pengentalan mukus serviks. Perubahan terjadi segera setelah

pemasangan implant. Satu atau dua hari dari menstruasi merupakan masa yang

tepat untuk dilakukan pemasangan pada kontrasepsi implant (BKKBN, 2011).

implant memiliki efektifitas tertinggi dari setiap metode kontrasepsi, karena

keefektifannya maka implant dapat digunakan oleh semua wanita disetiap keadaan

(Jacobstein & Polis, 2014). Berdasarkan pengamatan secara kohort yang

dilakukan di Nigeria dari tahun 1985 sampai 1996 dan dilakukan analisis pada

tahun 2004 ditemukan pada akseptor implant selama periode itu tidak didapatkan

kehamilan yang tidak diinginkan yang artinya keefektifan dari metode kontrasepsi

implant mencapai 100% (Aisien, 2007).

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian implant

Program keluarga telah banyak mengalami perkembangan pada beberapa

dekade terakhir, akan tetapi masalah kependudukan belum sepenuhnya teratasi.

Lebih dari 120 juta wanita diseluruh dunia mempunyai keinginan untuk mencegah

kehamilan akan tetapi mereka dan pasangannya tidak menggunakan alat

kontrasepsi. Beberapa alasan yang membuat mereka menjadi unmet need

diantaranya : karena persediaan alat kontrasepsi yang belum tersedia dengan baik

ataupun tidak lengkap sehingga pilihan menjadi sangat terbatas, takut penolakan

sosial atau tidak didukung oleh pasangannya, kekhawatiran akan muncul efek

samping dan lain sebagainya (WHO, 2007). Di Indonesia sendiri penggunaan

MKJP yang relatif masih rendah dipengaruhi oleh faktor sosial, demografi,

ekonomi dan sarana serta faktor yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dari

Page 31: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

13

MKJP itu sendiri (Puslitbangkes, 2011). Faktor-faktor yang berhubungan antara

lain seperti diuraikan dibawah ini.

2.3.1 Umur

Sebagian besar masa reproduksi secara aktif digunakan untuk kebutuhan

seksual, dengan demikian wanita memilki periode yang panjang dimana mereka

memerlukan metode yang efektif yang digunakan untuk mengatur kehamilan dan

menjarangkannya (Finer & Philbin, 2012). Penelitian yang dilakukan pada ibu

muda di USA, untuk menjarangkan kehamilan mereka mengatakan diperlukan

suatu metode kontrasepsi yang efektif untuk jangka panjang, karena umur yang

muda maka masa reproduktifnya lebih panjang, dari penelitian tersebut didapati

pada wanita usia <21 tahun cenderung mengalami kehamilan yang tidak

diinginkan dan abortus lebih besar dua kali (Winner dkk, 2012).

Pendapat yang sama pada penelitian yang dilakukan di Iran karena umur

yang muda mempunyai masa reproduktif yang panjang sehingga diperlukan

metode kontrasepsi efektif dalam waktu yang lama. Penelitian ini didapatkan hasil

64% dari pengguna implant adalah wanita dengan umur <24 tahun (Nakhaee &

Mirahmadizadeh, 2002). Namun penelitian di Alabama menemukan hal yang

berbeda, bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan

pemakaian kontrasepsi implant dan non implant dengan nilai p = 0,37 (Mcelderry,

1996) . Departemen kesehatan Republik Indonesia membagi kelompok umur

untuk akseptor KB menjadi dua kategori yaitu umur <20 atau >35 tahun, umur 20-

35 tahun (Depkes RI, 2006). Umur <20 tahun atau umur >35 tahun adalah usia

untuk menunda kehamilan, umur 20-35 tahun untuk menjarangkan kehamilan.

Page 32: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

14

2.3.2 Pendidikan

Peran pendidikan dalam mempengaruhi pola pemikiran perempuan untuk

menentukan kontrasepsi mana yang lebih sesuai untuk dirinya, kecenderungan ini

menghubungkan antara tingkat pendidikan akan mempengaruhi pemahaman dan

pengetahuan seseorang, penelitian di Cambodia tersebut menegaskan hubungan

pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi modern sangat berkaitan (Samandari,

2010). Berdasarkan hasil penelitian di Kenya tingkat pendidikan ibu dengan

pemakaian kontrasepsi modern mempunyai hubungan yang signifikan. Ibu dengan

pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memilih menggunakan metode

kontrasepsi modern dengan efektifitas yang lebih tinggi (Copollo, 2011).

2.3.3 Pekerjaan

Banyak penelitian menemukan bahwa perempuan yang bekerja dan ikut

berpartisipasi dalam menyumbang sumber perekonomian keluarga cenderung

lebih mengatur kesuburannya, dengan memiliki satu anak atau bahkan tidak sama

sekali, persaingan dalam karir dan pekerjaan bahkan kebijakan dari tempat kerja

membuat mereka memilih untuk tidak mempunyai anak, sehingga mereka harus

memilih kontrasepsi yang paling efektif dan berlangsung dalam waktu yang lama

(Mosha & Ruben, 2013).

2.3.4 Paritas

Pengalaman berulang dari melahirkan dan resiko dari terlalu sering

melahirkan sering menimbulkan suatu hal yang mempengaruhi kesehatan bahkan

menimbulkan kematian, dari para akseptor metode kontrasepsi jangka Panjang di

Cipayung Bandung memutuskan untuk memilih salah satu metode kontrasepsi

Page 33: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

15

jangka panjang karena telah memiliki cukup anak yaitu lebih dari 5 dan

mengalami komplikasi selama hamil dan melahirkan, oleh karena itu mereka

menyadari terlalu sering melahirkan adalah membahayakan kesehatannya

(Newland, 2001).

Berbeda dengan penelitian Erman yang dilakukan di Palembang, paritas

tidak mempengaruhi dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode jangka

panjang, dipaparkan tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan

penggunaan MKJP (Erman & Elviani, 2012). Paritas dikategorikan menjadi dua

kelompok yaitu paritas <2 dan >2 (Nakhaee & Mirahmadizadeh, 2002).

2.3.5 Jumlah penghasilan keluarga

Menurut Wang dkk (2006) dalam Mosha & Ruben (2013). perbedaan

kesuburan menurut status sosial ekonomi telah menarik banyak perhatian karena

mereka percaya bahwa perempuan dari keluarga kaya akan mempunyai kesehatan

yang lebih baik yang secara pasti akan berpengaruh pada kesuburannya dan hal

tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk yang

mengakibatkan kepadatan pada sub populasi tertentu.

Kesejahteraan ekonomi keluarga mempunyai hubungan positif terhadap

penggunaan kontrasepsi, dengan OR 3,96 berarti pada keluarga sejahtera

mempunyai 4 kali lebih besar dalam menggunakan kontrasepsi untuk mencegah

kehamilan (Mosha & Ruben, 2013). Hasil survei demografi dan kesehatan dari 55

negara berkembang dengan menggunakan indeks kekayaan untuk mengeksplorasi

pemakaian kontrasepsi modern didapati kesenjangan dengan pemakaian lebih

rendah pada masyarakat miskin (Gakidou & Vayena, 2007). Penghasilan dibagi

Page 34: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

16

menjadi dua kategori berdasarkan UMR dari wilayah kabupaten Banyuwangi,

rendah jika < Rp. 1.426.000 dan tinggi jika ≥ Rp. 1.426.000 (Pergub Jatim, 2014).

2.3.6 Nilai budaya

Lingkungan memiliki peranan yang sangat kuat dalam menentukan

tindakan individu. Nilai-nilai budaya merupakan norma yang dipegang erat setiap

masyarakat. Setiap daerah mempunyai nilai budaya yang berbeda-beda dan

menjadi pegangan hidup setiap warganya. Beberapa penelitian menunjukkan hasil

bahwa agama mempunyai peranan yang sangat kuat dalam mempengaruhi

seseorang untuk memutuskan dalam memilih metode kontrasepsi yang digunakan

untuk mengatur jumlah anak mereka.

Penelitian di Tanzania mendapatkan hubungan yang signifikan antara

agama dengan pemakaian kontrasepsi dengan nilai OR 2,802 dan p =0,02 (Mosha

& Ruben, 2013). Penelitian di Turkey juga menemukan hasil yang serupa,

didapatkan 32,5% pada WUS usia 15-45 tahun tidak menggunakan kontrasepsi

karena alasan kepercayaan bahwa mendapat dosa jika mereka menggunakan KB

(Sahin, 2003).

2.3.7 Pengetahuan

Perilaku seringkali dipengaruhi oleh seberapa besar pemahaman kita atas

sesuatu hal, karena hal itu maka pengetahuan seseorang sangat berkaitan erat

dengan perilaku mereka dalam memutuskan tentang upaya untuk meningkatkan

kesehatan mereka, pengetahuan memiliki pengaruh dalam memberikan putusan

untuk menggunakan alat kontrasepsi, dengan nilai p = 0,00 dan OR 2,224 (Mosha

& Ruben, 2013).

Page 35: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

17

Sebagian besar masyarakat pada dasarnya telah mengetahui bahwa

kontrasepsi mampu mengatur angka kelahiran, akan tetapi banyak pengguna

kontrasepsi yang memutuskan untuk berhenti menggunakan kontrasepsi dan

enggan untuk memakainya kembali karena mereka berenggapan akan menjadi

resisten sehingga seringkali mengalami kegagalan, disini pentingnya pengetahuan

untuk menghilangkan kesalah pahaman tersebut (Save, 2004).

2.3.8 Persepsi manfaat

Persepsi merupakan salah satu faktor yang mempunyai pengaruh akan

terbentuknya perilaku. Perubahan perilaku dalam diri individu dapat diketahui

melalui persepsi, secara umum persepsi dapat diartikan sebagai pengalaman yang

dihasilkan dari panca indra manusia. Pengguna implant mempunyai anggapan

yang positif bahwa metode ini merupakan cara yang paling aman, nyaman dan

efektif (Kuiper dkk, 1997).

Hasil dari pemikiran akan suatu tindakan yang dilakukan apakah akan

membawa suatu manfaat dan keuntungan dalam mengurangi resiko akan

timbulnya masalah kesehatan. Persepsi merupakan keyakinan yang mendapat

pengaruh dari sosial dan budaya dan merupakan pertimbangan keuntungan dari

orang lain yang telah melakukan, sejauh mana kepercayaan dengan menggunakan

metode kontrasepsi dapat meningkatkan kesejahteraan (Tuner dkk , 2003).

2.3.9 Role model (model peran)

Model peran mempunyai peranan yang sangat penting untuk psikologis

manusia dalam membantu perkembangan yang berfungsi sebagai pandangan

untuk mengambil keputusan tentang hal yang akan mempengaruhi masa depan

Page 36: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

18

(Thomas, 2014). Model peran yang positif seperti keberhasilan sesorang akan

mempunyai pengaruh yang besar kepada orang lain yang menjadikannya sumber

inspirasi untuk melakukan hal yang sama (Lockwood dkk, 2002).

2.3.10 Ketersediaan alat kontrasepsi

Hasil tinjauan lapangan diketahui bahwa tinggi rendahnya partisipasi

masyarakat terhadap jenis pemakaian alat kontrasepsi karena dipengaruhi

ketersediaan dari alat kontrasepsi itu sendiri, keterbatasan dari alat kontrasepsi

seringkali menjadi kendala bagi akseptor sehingga akhirnya mereka memutuskan

memilih salah satu kontrasepsi karena sebagai substitusi (BKKBN, 2008a).

Pilihan metode kontrasepsi jangka panjang seperti implant, IUD dan

sterilisasi harus lebih mudah untuk diakses bagi perempuan pasca aborsi dan

melahirkan untuk mencegah kembali terjadinya aborsi yang tidak aman

memerlukan metode kontrasepsi dalam jangka waktu yang lebih panjang akan

lebih baik untuk kesehatan mereka (Trevvit, 2010).

2.3.11 Akses ke tempat fasilitas pelayanan

Faktor yang paling umum mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern

pada masyarakat adalah akses jarak ke pelayanan kesehatan, ketersediaan alat

serta keterjangkauan harga dari metode tersebut (Samandari, 2010). Goodman

menyebutkan jarak kepelayanan kesehatan dengan waktu tempuh kurang dari tiga

puluh menit akan menarik para perempuan untuk mengunjungi pusat pelayanan

KB tersebut, jarak tempat pelayanan sangat efektif dalam meningkatkan

penggunaan kontrasepsi dan menurunkan kesuburan (Goodman dkk., 2007).

Page 37: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

19

2.3.12 Informasi dari petugas tenaga kesehatan

Komunikasi inter personal atau konseling merupakan kegiatan percakapan

tatap muka dua arah antara klien dengan petugas dengan tujuan untuk

memberikan bantuan mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan

pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif sehingga calon akseptor

mampu mengambil keputusan sendiri mengenai alat atau metode kontrasepsi yang

terbaik untuk dirinya (BKKBN, 2009). Komunikasi dan informasi mempunyai

hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,001 (Mosha & Ruben, 2013).

2.3.13 Dukungan suami

Tingkat kepedulian yang tinggi tentang keluarga berencana diketahui dari

hasil penelitian yang dilakukan di Nigeria baik pada daerah perkotaan maupun

pedesaan, 98,3% responden laki–laki berpendapat bahwa keputusan untuk

memakai KB harus diputuskan secara bersama dengan pasangan mereka, sehingga

bisa saling memberi dukungan untuk menggunakannya (Ernest dkk, 2007).

Pendapat tersebut ditegaskan oleh Kohan pada penelitian kualitatifnya ,

bahwa perempuan akseptor KB merasa lebih nyaman ketika keputusan KB

diputuskan secara mufakat antara pasangan (Kohan dkk, 2012). Alasan pada

wanita usia 15 – 49 tahun yang tidak menggunakan KB di Turkey adalah karena

tidak mendapat persetujuan sehingga tidak didukung oleh suami (Sahin, 2003).

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Aryanti di

Kabupaten Lombok Timur dari beberapa faktor yang mempengaruhi wanita usia

dini menggunakan KB hanya faktor dukungan suami yang mempunyai pengaruh

100% (Aryanti, 2014).

Page 38: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

20

2.3.14 Dukungan tokoh masyarakat / tokoh agama

Tokoh agama merupakan tokoh panutan yang memiliki wawasan

keagamaan yang luas, mempunyai peran yang sangat strategis dalam mendukung

program KB dan kesehatan reproduksi. BKKBN pusat telah membuat

kesepakatan kesepakatan bersama (MOU) dengan departemen agama republik

Indonesia, kesepakatan bersama tersebut dilksanakan mulai dari tingkat pusat,

provinsi, kabupaten / kota sampai ditingkat lapangan (BKKBN, 2008b).

2.4 Teori perilaku

Faktor yang mempengaruhi perilaku individu merupakan resultansi dari

rangsangan dari luar dengan reaksi dari dalam individu. Menurut Skinner (1938)

dalam Notoatmodjo (2010) yang merupakan seorang ahli psikologi telah

memaparkan teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respon yaitu perilaku

merupakan wujud dari respon seseorang terhadap rangsangan dari luar yang mana

sesorang akan melakukan suatu tindakan setelah mendapatkan rangsangan dari

luar. Beberapa teori yang berhubungan dengan perubahan perilaku manusia yang

berhubungan dengan kesehatan sebagai berikut.

2.4.1 Teori lawrence green

Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), analisis

perilaku manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh faktor perilaku dan

faktor diluar perilaku. Faktor perilaku terbentuk dari:

1. Predisposing factor (faktor predisposisi) adalah penyebab terlaksanakannya

sebuah perilaku, hal ini merupakan faktor dalam diri individu sendiri, seperti;

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai - nilai

Page 39: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

21

2. Enabling factor (faktor pemungkin) yaitu faktor yang memungkinkan atau

menjembatani perilaku atau tindakan manusia sehingga hal tersebut akan

mendukung manusia untuk bertindak, seperti; lingkungan fisik, tersedianya

fasilitas atau alat kesehatan, tersedia sarana kesehatan dan sebagainya.

3. Reinforcing factor (faktor pendorong) yaitu faktor yang memperkuat

terjadinya perilaku, seperti; sikap dan perilaku petugas kesehatan, perilaku

tokoh masyarakat atau tokoh agama yang kemudian dijadikan role model.

Model Green dapat digambarkan secara sistematis sebagai berikut:

Keterangan;

B = Behaviour

F = Fungsi

Pf = Predispossing Factors

Ef = Enabling Factors

Rf = Reinforcing Factors

2.4.2 Teori social learning

Teori Social Learning atau teori belajar sosial dari Albert Bandura (1977)

dalam (Boeree, 2006) mengemukakan bahwa teori belajar sosial menggunakan

sudut pandang kognitif dalam menguraikan belajar dan perilaku. Melalui kognitif

individu akan berasusmsi tentang pikiran manusia dan menafsirkan semua

pengalaman yang terjadi. Menurut Bandura individu tidak berdiri sendiri dalam

memproduksi perilaku akan tetapi berkaitan antara individu dengan lingkungan.

B = F (Pf, Ef , Rf)

Page 40: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

22

Kepribadian dan perilaku individu bersama dengan faktor lingkungan saling

berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam merespon situasi yang dihadapi.

Dasar kognisi dalam proses belajar diringkas dalam empat tahap yaitu.

1. Atensi / perhatian

Reaksi baru yang dipelajari dari melihat atau mendengar, maka hal tersebut

akan menimbulkan perhatian yang akan menjadi sesuatu yang penting. Faktor-

faktor untuk mendapatkan perhatian dipengaruhi oleh; penekanan penting dari

perilaku menonjol, memperoleh perhatian dari ucapan atau teguran, membagi

aktivitas umum dalam bagian-bagian yang wajar menjadi komponen keterampilan

yang menonjol.

2. Retensi

Setiap gambaran perilaku disimpan dalam memori atau tidak. Dasar untuk

penyimpanan merupakan metode yang digunakan untuk penyandian atau

memasukkan respon. Penyandian dalam simbol verbal lebih mudah untuk diamati.

Kesan visual atau simbol verbal dapat menggerakkan pola pikir secara aktif

mengenai tindakan.

3. Reproduksi gerak

Waktu fakta-fakta dari tindakan baru disandikan dalam memori, maka

memori tersebut akan dirubah kembali dalam tindakan yang tepat. Rangkaian

tindakan baru merupakan simbol pertama pengaturan dan berlatih, semua waktu

dibandingkan dengan ingatan atau memori dari perilaku model. Penyesuaian

dibuat dalam rangkaian tindakan baru dan rangkaian perilaku awal. Perilaku akan

dicatat oleh pengamat yang memberikan timbal balik yang benar dari perilaku

Page 41: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

23

suka meniru. Dasar penyesuaian dari timbal balik membuat pengaturan simbolik

rangkaian tindakan baru dan perilaku untuk memulai kembali.

4. Penguatan dan motivasi

Tujuan utama dari atensi, retensi dan reproduksi gerak sebagian besar

berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk meniru perilaku penguatan

menjadi relevan. Teori sosial belajar mempunyai dua implikasi penting yaitu

belajar dari pengamatan, yang kedua adalah hadiah dan hukuman yang

mempengaruhi pertunjukan dari perilaku yang dipelajari.

Page 42: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

24

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka berpikir

Metode kontrasepsi jangka panjang implant merupakan metode

kontrasepsi yang efektif yang sesuai digunakan oleh pasangan usia subur dengan

tujuan untuk menunda kehamilan atau menjarangkan kehamilan. Dalam upaya

untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan KB MKJP implant diseluruh

fasilitas pelayanan kesehatan banyak terobosan program yang ditawarkan oleh

BKKBN. Banyak faktor yang mempengaruhi wanita usia subur dalam dalam

menentukan pemakaian alat kontrasepsi yang sesuai dan diinginkan. Perilaku

pencarian peningkatan kesehatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Keputusan dalam menentukan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh

sesorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, secara internal dari individu sendiri

berkaitan dengan kondisi karakteristiknya yang meliputi umur ibu, pekerjaan,

pendidikan, pengetahuan. Faktor lingkungan juga mempunyai kaitan yang erat,

pengaruh dari nilai-nilai budaya meliputi kepercayaan, tradisi dan agama.

Pengaruh teman sebaya atau pemodelan dari teman atau tokoh idola, akses

menuju tempat yang memfasilitasi serta dukungan dari pasangan merupakan

faktor yang menentukan seseorang untuk memutuskan dalam memilih alat

kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Page 43: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

25

3.2 Konsep penelitian

Gambar 3.1 Konsep Determinan Pemakaian Implant

Modifikasi dari Teori Lawrence Green dan Teori Social Learning Albert

Bandura

Keterangan :

Yang diteliti :

Yang tidak diteliti :

Faktor Predisposisi

Karakteristik Demografi :

Umur ibu

Pendidikan

Pekerjaan

Paritas

Penghasilan

Suku

Struktural :

Nilai Budaya

Role model

Pengetahuan Tentang

Implant

Faktor Pemungkin

Akses ke fasilitas pelayanan

Biaya pemasangan alat

kontrasepsi

Ketrampilan tenaga kesehatan

Jumlah fasilitas pelayanan KB

Faktor Penguat

Informasi petugas kesehatan

Dukungan suami

Kebijakan peraturan

pemerintah

Sikap petugas pelayanan

kesehatan

Pemakaian

implant

pada

wanita PUS

Page 44: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

26

3.3 Hipotesis penelitian

Hipotesis pada penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemakaian implant pada wanita pasangan usia subur di Kecamatan Tegalsari

Kabupaten Banyuwangi sebagai berikut.

1. Ada hubungan antara umur ibu dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

2. Ada hubungan antara pendidikan dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

4. Ada hubungan antara paritas dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

5. Ada hubungan antara nilai budaya dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

6. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

7. Ada hubungan antara role model dengan pemakaian implant pada wanita

pasangan usia subur.

8. Ada hubungan antara akses ke fasilitas pelayanan dengan pemakaian implant

pada wanita pasangan usia subur.

9. Ada hubungan antara informasi dari petugas kesehatan dengan pemakaian

implant pada wanita pasangan usia subur.

Page 45: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

27

10. Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemakaian implant pada

wanita pasangan usia subur.

Page 46: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

28

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-

sectional analitik menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu melakukan

pengukuran atau pengamatan pada seluruh variabel tergantung (dependent)

dengan variabel bebas (independent) dilakukan dalam waktu yang sama.

Gambar 4.1 Bagan Rancangan Studi Cross-Sectional

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

4.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

4.2.2 Waktu penelitian

Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan bulan

April 2015.

Wanita PUS

Akseptor KB Non akseptor KB

Implant Non implant

Page 47: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

29

4.3 Penentuan sumber data

4.3.1 Populasi penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua wanita pasangan usia

subur, sedangkan populasi terjangkau adalah semua wanita pasangan usia subur

yang menggunakan KB dan bertempat tinggal menetap di kecamatan Tegalsari

Kabupaten Banyuwangi.

4.3.2 Kriteria inklusi dan eksklusi

4.3.2.1 Kriteria inklusi

Semua wanita pasangan usia subur dengan usia 15 – 49 tahun, akseptor

KB, berdomisili di kecamatan Tegalsari.

4.3.2.2 Kriteria eksklusi

Wanita pasangan usia subur yang tidak bersedia untuk menjadi responden,

wanita pasangan usia subur yang sedang sakit kronis.

4.3.3 Sampel penelitian

Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus uji

hipotesis beda proporsi pada dua kelompok independent dengan rumus dari

Lameshow (1990) dalam (Sastroasmoro, 2011) untuk perhitungan besar sampel.

Besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut ;

2

21

2

2211

)(

2

PP

QPQPZPQZn

Keterangan ;

P1 = proporsi pemakaian kontrasepsi implant dari penelitian (Aisien,

2007) = 0,032

Page 48: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

30

Q1 = (1-P1) = (1-0,032) = 0,968

P2 = proporsi pemakaian kontrasepsi implant berdasarkan clinical

judgement = 0,17 (BPPKB, 2014).

Q2 = (1-P2) = (1-0,17) = 0,83

P = (P1+P2)/2 = (0,032+0,17)/2 = 0,101

Q = (1-P) = (1-0,101) = 0,899

Zα = Tingkat kemaknaan (1-α) = 1,96 dari derajat kemaknaan 95%

Zβ = Koefisien power (1-β) = 1,282 untuk kekuatan uji power dari 90%

99

)17,0032,0(

83,017,0968,0032.0282,1899,0101,0296,1

)(

2

2

2

2

21

2

2211

xxxxn

PP

QPQPZPQZn

Berdasarkan rumus dan perhitungan diatas didapatkan jumlah minimal

total sampel keseluruhan adalah sebanyak 198 sampel.

4.3.4 Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling,

pada tahap pertama menentukan tiga desa yang diambil secara purposive sesuai

dengan karakteristik yang mewakili dari enam desa yang ada di kecamatan, pada

tahap kedua memilih dusun secara random dari masing-masing desa yang sudah

terpilih dan pada tahap ketiga menentukan KK yang akan dijadikan sampel secara

sistematik random sampling berdasarkan dari list akseptor KB dengan membagi

jumlah total akseptor KB dengan jumlah sampel yang diambil pada masing-

masing desa. Dengan interval yang didapatkan tanpa membedakan kontrasepsi

apa yang dipakai oleh responden agar jumlah sampel yang diambil dapat

Page 49: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

31

mencerminkan atau mirip dengan populasi yang ada sampai mendapatkan jumlah

sampel yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria dari penelitian.

4.3.5 Responden

Responden yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah wanita

pasangan usia subur.

4.4 Variabel penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel

tergantung (dependent).

4.4.1 Variabel bebas (independent)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah umur ibu, pendidikan, pekerjaan,

paritas, nilai budaya, pengetahuan tentang implant, role model, akses ke fasilitas

pelayanan, informasi dari petugas kesehatan dan dukungan suami.

4.4.2 Variabel Terikat (dependent)

Variabel terikat atau tergantung dari penelitian ini adalah pemakaian

implant.

Page 50: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

32

4.4.2 Definisi operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional

Variabel Definisi

Operasional

Instru

ment

Skala

Peng

ukur

an

Catatan

tentang

Rencana

Analisis

Independe

nt;

a. Um

ur

Umur wanita pasangan

usia subur yang memakai

alat kontrasepsi implant

pada waktu penelitian

Kuesio

ner

Interval

umur dalam

tahun

Kategorikal

a. 20-35

tahun = 0

b. <20

tahun atau >

35 tahun =1

(Depkes RI,

2008)

b. Pendidik

an

c.

Pendidikan terakhir dari

wanita pasangan usia

subur yang memakai

kontrasepsi implant

Kuesio

ner

Ordinal

Kategorikal

a. Dasar

(SD) = 0

b. Menenga

h (SMP &

SMA) = 1

c. Tinggi (

PT) = 2

(UUD, 2003)

d. Pekerjaa

n

Aktivitas utama untuk

memenuhi kebutuhan

sehari-hari (finansial dan

non finansial) dari wanita

pasangan usia subur yang

memakai kontrasepsi

implant

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Bekerja

sebagai IRT

= 0

b. Bekerja

di bidang

pertanian =

1

c. Bekerja

di bidang

industri = 2

d. Bekerja

di bidang

jasa = 3

(Anggraeni,

2012)

Page 51: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

33

Variabel Definisi

Operasional

Instru

ment

Skala

Peng

ukur

an

Catatan

tentang

Rencana

Analisis

e. Paritas Jumlah anak (hidup atau

mati) yang pernah

dilahirkan oleh wanita

pasangan usia subur yang

memakai kontrasepsi

implant

Kuesio

ner

Interval

Kategorikal

a. ≤2 = 0

b. >2 = 1

(Depkes RI,

2008).

f. Nilai

budaya

Tata nilai masyarakat yang

meliputi tradisi dan

kepercayaan serta

keyakinan menurut sudut

pandang agama pada

masyarakat yang

mempunyai pengaruh

terhadap keputusan dalam

memakai kontrasepsi

implant meliputi pengaruh

lingkungan tempat tinggal

ibu, perasaan khawatir saat

memakai kontrasepsi dan

hal yang menyebabkan

khawatir, dukungan dari

tradisi masyarakat dan ada

tidaknya larangan dari

agama. Pengukuran

dilakukan dengan

menggunakan kuesioner

terstruktur. Terdapat 8

pertanyaan dengan 6

pertanyaan utama dan 2

pertanyaan lanjutan. Dari 6

pertanyaan, 5 pertanyaan

dengan jawaban iya

skor=1, dan 1 pertanyaan

(E2) dengan jawaban

tidak=1. Jadi pengambilan

skoring berdasarkan dari 6

pertanyaan, dengan skor

jawaban ≥4= mendukung.

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Tidak

mendukung

= 0

b. Menduk

ung =1

(Mosha &

Ruben, 2013)

Page 52: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

34

Variabel Definisi

Operasional

Instru

ment

Skala

Peng

ukur

an

Catatan

tentang

Rencana

Analisis

g. Pengetah

uan

tentang

implant

Pemahaman dan

pengetahuan wanita

pasangan usia subur

tentang kontrasepsi

implant yang diukur

dengan kemampuan

menjawab pertanyaan

kuesioner. Pengetahuan

tentang implant meliputi

kontasepsi jangka panjang,

manfaat kontrasepsi

implant, efektifitas

implant, indikasi dan

kontraindikasi serta efek

samping. Pemberian skor

pada jawaban benar adalah

1 dan jawaban salah =0.

Jawaban benar yang

dipilih lebih dari 1 skor

dianggap=1. Terdapat 10

pertanyaan dengan skoring

pengetahuan kurang nilai

≤4, pengetahuan cukup

nilai 5-6 dan pengetahuan

baik nilai 7-10.

Kuesio

ner

Ordinal

Kategorikal

a. Kurang

= 0

b. Cukup =

1

c. Baik = 2

(Alemayehu

dkk., 2012)

Page 53: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

35

Variabel Definisi

Operasional

Instru

ment

Skala

Peng

ukur

an

Catatan

tentang

Rencana

Analisis

h. Role

model

Model peran yang

ditirukan dari seseorang

yang memakai implant

yang dianggap sebagai

panutan, idola maupun

orang yang dihormati dan

seseorang tersebut

mempunyai pengaruh

untuk menirukan perilaku

dalam pemakaian

kontrasepsi implant. Role

model meliputi orang

terdekat dari responden

yang memakai implant,

idola yang memakai

implant, ajakan memakai

implant dari orang terdekat

serta siapakah yang paling

berpengaruh dalam

keinginan untuk memakai

implant. Terdapat 4

pertanyaan dengan nilai

≥3= ada role model,

<3=tidak ada.

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Tidak

ada = 0

b. Ada = 1

i. Akses

ke

fasilitas

pelayana

n

kesehata

n

Jarak tempuh, lama waktu

tempuh dan sarana yang

dibutuhkan wanita

pasangan usia subur dari

rumah ke fasilitas yang

melayani kontrasepsi

implant. Jarak jauh jika

>2,5 km dengan skor=0,

jarak dekat ≤2,5 km,

dengan skor=1. Waktu

tempuh >15 menit skor=0,

dan waktu tempuh ≤15

menit skor=1. Nilai

≥3=mudah dijangkau.

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Susah

dijangkau =

0

b. Mudah

dijangkau =

1

(BPS, 2013)

Page 54: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

36

Variabel Definisi

Operasional

Instru

ment

Skala

Peng

ukur

an

Catatan

tentang

Rencana

Analisis

j. Informas

i dari

petugas

kesehata

n

Informasi yang diterima

oleh wanita pasangan usia

subur tentang kontrasepsi

implant yang diberikan

oleh tenaga kesehatan

meliputi berapa kali

mendapatkan informasi,

kejelasan dari informasi

serta tingkat pemahaman

ibu. Nilai ≥3=mendapat

informasi.

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Tidak

mendapat

informasi =

0

b. Mendapa

t informasi

= 1

(Salvina dkk,

2013)

k. Dukunga

n suami

Dukungan yang diberikan

suami dalam keikutsertaan

memutuskan metode

kontrasepsi dan

keikutsertaan dalam

pelaksanaannya baik

secara moral dan material

yang meliputi musyawarah

bersama dalam mengambil

keputusan, mendukung

dalam bentuk keikut

sertaan baik secara

langsung maupun tidak

langsung. Nilai

≥3=mendapat dukungan

dari suami.

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Tidak

mendapat

dukungan =

0

b. Mendapa

t dukungan

= 1

(Aryanti,

2014)

Dependent

Pemakaian

implant

Wanita pasangan usia

subur yang memakai

kontrasepsi implant.

Kuesio

ner

Nominal

Kategorikal

a. Tidak

memakai

implant = 0

b. Memakai

implant = 1

Page 55: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

37

4.5 Instrument penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner

terstruktur yang digunakan untuk mengukur masing-masing variabel yang diteliti,

yaitu berisikan tentang umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, role

model, jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan, informasi dari petugas kesehatan

dan dukungan suami.

4.6 Pengumpulan data

4.6.1 Jenis data yang dikumpulkan

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data

sekunder.

4.6.2 Cara pengumpulan data

Proses pengumpulan data dimulai dengan cara permohonan ijin

pengambilan data di Bakesbangpol. Data primer didapatkan dengan cara

memberikan kuesioner sedangkan data sekunder didapatkan dari laporan tahunan

pada BPPKB dan laporan tahunan Kabag KB pada kecamatan Tegalsari. Data

sekunder yang didapatkan dari Kabag KB Kecamatan Tegalsari merupakan list

akseptor KB, yang digunakan sebagai list untuk pengambilan sampel. Cara

pengambilan data dengan mendatangi rumah dari masing-masing responden yang

telah ditentukan secara systematic random sampling kemudian membagikan

kuesioner terstruktur dan responden mengisi kuesioner dalam waktu 20 sampai

30 menit.

Page 56: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

38

4.6.3 Pengolahan data

4.6.3.1 Editing

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan

memeriksa kelengkapan, kesinambungan dan keseragaman data.

4.6.3.2 Coding

Dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data. Data

disederhanakan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu pada setiap

jawaban. Pengkodean dilakukan dengan memberi kode pada pertanyaan, nomor

variabel, nama variabel dan kode jawaban.

4.6.3.3 Scoring

Memberikan nilai jawaban pada setiap jawaban responden sehingga setiap

jawaban responden dapat diberikan skor. Data yang telah terkumpul dari masing-

masing responden di skor sesuai dengan variable yang ditanyakan.

4.6.3.4 Entering

Meringkas data dengan memasukkan ke dalam tabel yang disediakan.

4.6.3.5 Tabulating

Menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi kemudian diinterpretasikan

secara narasi.

4.7 Teknik analisis data

4.7.1 Analisa univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan setiap variabel yang

diteliti, dengan melihat gambaran distribusi dari variabel independent yaitu umur,

pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan tentang implant, role model, jarak ke

Page 57: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

39

fasilitas pelayanan, informasi dari petugas kesehatan serta dukungan suami

dengan variabel dependent pemakaian implant. Data dianalisa menggunakan

statistik deskriptif yang digunakan untuk mendapatkan hasil dalam bentuk

distribusi frekuensi dan persentase (%) dari masing-masing variabel.

4.6.1 Analisa bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara satu

variabel independent dengan variabel dependent. Analisis bivariat dilakukan

pada variabel yang telah dikategorikan dengan membuat tabel 2 x 2 colum

percentage. Ukuran asosiasi variabel independent dengan variabel dependent

ditunjukan dengan nilai Crude Odds Ratio (OR) dengan interpretasi nilai PR.

Jika nilai PR = 1 maka variabel independent tidak mempunyai hubungan dengan

pemakaian kontrasepsi implant, jika nilai PR >1 maka variabel independen

berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implant dan jika nilai PR <1 maka

variabel independent tidak berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implant.

Uji statistik dalam menghitung estimasi besar hubungan masing-masing variabel

independent dengan variabel dependent menggunakan uji chi-square , dengan

niali α = 0,05 dan Confidence Interval (CI) 95%, bila nilai p > tidak ada

hubungan , bila nilai p ≤ berarti ada hubungan.

4.6.2 Analisa multivariat

Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

bebas dengan variabel dependent dan variabel independent mana yang

mempunyai hubungan paling besar terhadap variabel dependent. Analisis

multivariat menghubungkan secara bersamaan antara beberapa variabel

Page 58: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

40

independent dengan satu variabel dependent. Uji yang dilakukan untuk

menjelaskan hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan uji regresi

logistik dan ukuran asosiasi akan ditampilkan dalam bentuk adjusted odds ratio

dengan interval kepercayaan (CI) 95% dan dengan memasukkan semua variabel

independent dan dianalisis secara bersamaan untuk mendapatkan model terbaik

dengan nilai p<0,25.

4.8 Etika penelitian

Dalam penelitian ini menempuh beberapa langkah yang berhubungan

dengan etika penelitian:

4.8.1 informed consent atau lembar persetujuan yang diberikan kepada

responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dengan menjelaskan tujuan dan

prosedur dari penelitian dan kemudian responden menandatangani lembar

persetujuan tersebut apabila bersedia sesuai dengan kesepakatan.

4.8.2 Anonimitas yaitu menjaga kerahasiaan identitas dari responden dengan

langkah tidak mencantumkan nama responden melainkan menggantikan dengan

kode.

4.8.3 Confidentially yaitu peneliti menjamin kerahasiaan informasi dari

responden.

Page 59: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

41

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Kecamatan Tegalsari merupakan kecamatan baru hasil pemugaran dari

kecamatan Gambiran pada tahun 2011. Luas wilayah 65,23 km2 dengan

jumlah penduduk 53.106 jiwa pada tahun 2014 dengan jumlah PUS sebanyak

11.857. Wilayah ini berada pada ketinggian 0-500 mdpl. Berdasarkan letak

geografisnya kecamatan Tegalsari dibatasi oleh:

Sebelah Utara : Kecamatan Genteng

Sebelah Selatan : Kecamatan Bangorejo, Kecamatan Siliragung

Sebelah Timur : Kecamatan Gambiran

Sebelah Barat : Kecamatan Glenmore

Sumber pendapatan di kecamatan Tegalsari berdasarkan pengembangan

potensi dan arahan pengembangan pada kelompok Cluster Banyuwangi

Tengah Barat meliputi pertanian tanaman pangan yang didominasi dengan

tanaman padi, buah naga dan jeruk, peternakan, perkebunan dan industri kecil

(Pokja Sanitasi Kab. Banyuwangi, 2012). Tanah yang subur mengantarkan

masyarakatnya sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan perkebunan.

Kecamatan Tegalsari termasuk salah satu kecamatan dengan kategori

sejahtera. Jumlah penduduk miskin sebanyak 2.149 KK dari 25.289 KK yang

ada pada tahun 2014 atau sebesar 8,5% (BPS Kab.Banyuwangi, 2014).

Kecamatan Tegalsari terdiri dari 17 dusun dari enam desa yaitu Tegalsari,

Page 60: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

42

Karangdoro, Karangmulyo, Tegalrejo, Dasri dan Tamansari. Desa Tegalsari

merupakan desa terluas yang memiliki julukan kota santri dengan jumlah

pondok pesantren terbanyak diantara desa di kecamatan lain, sedangkan desa

Karangdoro merupakan desa dengan cakupan proporsi dengan PPM tertinggi

pemakaian kontrasepsi yaitu sebesar 238,78% pada tahun 2014. Terdapat

pondok pesantren terbesar se Kabupaten Banyuwangi dengan tiga per empat

penduduknya beragama Islam dan sepertiga penduduknya beragama Hindu.

Masyarakat di Kecamatan Tegalsari masih menjunjung tinggi tatanan

nilai budaya. Kondisi sosial budaya dengan sistem patrilineal yang

mengarahkan dalam setiap pengambilan keputusan termasuk keputusan untuk

menentukan jenis kontrasepsi harus mendapatkan ijin dari suami. Keputusan

yang diambil dimusyawarahkan secara bersama akan tetapi keputusan akhir

tetap pada suami yang dianggap sebagai kepala keluarga. Jumlah penduduk

mayoritas beragama islam.

Bagi beberapa pemeluk agama merencanakan jumlah anak menyalahi

kehendak Tuhan dan dilarang oleh agama, akan tetapi kebutuhan akan alat

kontrasepsi mempunyai manfaat lain yang membawa kebaikan dalam waktu

jangka panjang karena menyangkut masa depan dari keturunan mereka.

Masyarakat menyadari kebutuhan akan kontrasepsi sehingga pemilihan akan

kontrasepsi yang sesuai dan yang dianjurkan oleh agama yang paling

diminati.

Fasilitas pelayanan kesehatan di Kecamatan Tegalsari terdapat satu

puskesmas dengan instalasi rawat inap, enam puskesmas pembantu disetiap

Page 61: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

43

desa dan dua klinik swasta. Semua tempat fasilitas kesehatan melayani

pemakaian alat kontrasepsi modern dengan semua metode. Tidak tersedia

angkutan umum pada wilayah desa yang ada di Kecamatan Tegalsari akan

tetapi jarak fasilitas pelayanan kesehatan dengan akses yang mudah dijangkau

dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari sepuluh menit.

5.2 Karakteristik responden

Tabel berikut menyajikan karakteristik responden yang meliputi umur,

pendidikan, pekerjaan dan paritas di Kecamatan Banyuwangi pada tahun

2015.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi karakteristik responden di kecamatan tegalsari

kabupaten banyuwangi

Karakteristik n=198

Umur (Median, IQR) 20-35 tahun

<20 tahun atau >35 tahun

34 (12)

120 (60,61)

78 (39,39)

Pendidikan

Rendah

Menengah

Tinggi

44 (22,22)

142 (71,72)

12 (6,06)

Pekerjaan

IRT

Pertanian

Jasa

110 (55,56)

32 (16,16)

56 (28,28)

Paritas (Median, IQR) ≤2 anak

>2 anak

2 (2)

139 (70,20)

59 (29,80)

Berdasarkan Tabel 5.1, dari 198 responden diketahui bahwa sebanyak

60,61% responden berada dalam kelompok umur 20-35 tahun dan 39,39%

berada dalam kelompok umur 20 tahun sampai 35 tahun. Median umur

responden yaitu 34 (12). Jika dilihat dari distribusi pendidikan, 71,72%

Page 62: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

44

berpendidikan menengah (SMP dan SMA), 22,22% berpendidikan rendah

(tidak sekolah dan SD), dan 6,06% berpendidikan tinggi (akademi/perguruan

tinggi).

Jika dilihat dari distribusi status pekerjaan, 55,56% sebagai IRT,

28,28% bekerja di bidang jasa dan 16,16% bekerja di bidang pertanian atau

perkebunan.. Jika dilihat dari distribusi paritas, 70,20% memiliki jumlah anak

kurang dari sama dengan dua dan 29,80% memiliki jumlah anak lebih dari

dua. Median paritas responden yaitu 2 (2).

Page 63: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

45

5.3 Pemakaian implant, nilai budaya, pengetahuan tentang implant, role

model, akses ke fasilitas kesehatan, informasi dari petugas kesehatan,

dan dukungan suami

Tabel dibawah ini menampilkan beberapa variabel yang diteliti meliputi

pemakaian implant, nilai budaya, pengetahuan, role model, akses ke fasilitas

kesehatan, informasi dari petugas kesehatan dan dukungan suami.

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi pemakaian implant, nilai budaya, pengetahuan, role model,

akses ke fasilitas kesehatan, informasi dari petugas kesehatan, dan dukungan

suami di kecamatan tegalsarikabupaten banyuwangi

Karakteristik n=198 (%)

Pemakaian Implant Tidak memakai

Memakai implant

156 (78,79)

42 (21,21)

Nilai Budaya

Tidak mendukung

Mendukung

78 (39,39)

120 (60,61)

Pengetahuan tentang implant

Kurang

Cukup

Baik

65 (32,83)

44 (22,22)

89 (44,95)

Role Model

Tidak ada

Ada

118 (59,60)

80 (40,40)

Akses ke Fasilitas Kesehatan Susah dijangkau

Mudah dijangkau

21 (10,61)

177 (89,39)

Informasi dari Petugas Kesehatan

Tidak

Mendapat

96 (48,48)

102 (51,52)

Dukungan Suami

Tidak

Mendapat

14 (7,07)

184 (92,93)

Page 64: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

46

Berdasarkan Tabel 5.2, dari 198 responden diketahui bahwa jika dilihat

dari distribusi pemakaian implant, 78,79% tidak memakai implant dan

21,21% memakai implant . Jika dilihat dari distribusi nilai budaya, 60,61%

mendapat dukungan dan 39,39% tidak mendapat dukungan. Jika dilihat dari

distribusi pengetahuan tentang implant, 44,95% berpengetahuan baik, 32,83%

berpengetahuan kurang dan 22,22% berpengetahuan cukup. Jika dilihat dari

distribusi role model, 59,60% tidak ada role model dan 40,40% ada role

model. Jika dilihat dari distribusi akses ke falitas kesehatan, 89,39% mudah

dijangkau dan 10,61% susah dijangkau. Jika dilihat dari distribusi informasi

dari petugas kesehatan, 51,52% mendapat informasi dari petugas kesehatan

dan 48,48% tidak mendapatkan informasi dari petugas kesehatan. Jika dilihat

dari distribusi dukungan suami, 92,93% mendapatkan dukungan dari suami

dan 7,07% tidak mendapat dukungan.

Page 65: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

47

5.4 Hubungan antara karakteristik responden dengan pemakaian implant

Tabel berikut menyajikan hubungan antara karakteristik responden

dengan pemakaian implant.

Tabel 5.3

Hubungan antara karakteristik responden dengan pemakaian implant di

kecamatan tegalsari kabupaten banyuwangi

Variabel

Kategori

OR 95% CI Nilai p Tidak

Memakai

n (%)

Memakai

n (%)

Umur 20-35 tahun

<20 tahun atau >35

tahun

93 (59,62)

63 (40,38)

27 (64,29)

15 (35,71)

ref

0,82

0,37-1,75

0,582

Pendidikan

Rendah

Menengah

Tinggi

34 (21,79)

111 (71,52)

11 (7,05)

10 (23,81)

31 (73,81)

1 (2,38)

ref

0,95

0,31

0,40-2,40

0,01-2,70

0,900

0,266

Pekerjaan

IRT

Pertanian

Jasa

82 (52,56)

28 (17,95)

46 (29,49)

28 (66,67)

4 (9,52)

10 (23,81)

ref

0,64

0,42

0,25-1,50

0,10-1,36

0,270

0,123

Paritas ≤2 anak

>2 anak

110(70,51)

46 (29,49)

29 (69,05)

13 (30,95)

ref

1,07

0,47-2,36

0,854

Berdasarkan Tabel 5.3, pada kelompok memakai implant 35,71% pada

usia <20 tahun atau >35 tahun, sedangkan pada kelompok tidak memakai

implant 40,38%. Ada sedikit perbedaan pada kedua kelompok namun secara

statistik tidak bermakna karena nilai p>0,05 Berdasarkan karakteristik

responden pada variabel umur didapatkan OR=0,82, yang artinya peluang

umur <20 tahun atau >35 tahun untuk memakai implant 0,8 kali dibandingkan

dengan yang umur 20-35 tahun.

Page 66: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

48

Variabel pendidikan didapatkan 73,81% pada kelompok memakai

implant dengan pendidikan menengah dan 71,15% pada kelompok tidak

memakai implant. Ada sedikit perbedaan dan secara statistik tidak bermakna

karena nilai p>0,05. Dilihat dari nilai OR=0,95 pada kelompok pendidikan

menengah terhadap rendah dan OR=0,31 pada kelompok pendidikan tinggi

terhadap pendidikan rendah, yang artinya peluang penggunaan implant pada

pendidikan yang lebih tinggi 0,3 kali dibandingkan dengan pendidikan

rendah.

Variabel pekerjaan pada kelompok memakai implant 9,52% bekerja di

bidang pertanian dan yang tidak memakai implant 17,95% dan didapatkan

OR=0,64 pada ibu yang bekerja di bidang pertanian dan OR=0,42 pada ibu

yang bekerja di bidang jasa yang artinya ibu yang bekerja di bidang pertanian

mempunyai peluang untuk memakai implant lebih rendah 0,6 kali sedangkan

yang bekerja di bidang jasa mempunyai peluang memakai implant lebih

rendah yaitu 0,4 kali dan keduanya secara statistik tidak bermakna karena

nilai p>0,05.

Variabel paritas dengan kelompok yang memakai implant 30,95%

memiliki anak >2 dan 29,49% pada kelompok yang tidak memakai implant.

Ada sedikit perbedaan namun secara statitik tidak bermakna (p>0,05) dengan

mendapatkan nilai OR=1,1 yang artinya paritas lebih dari dua mempunyai

peluang untuk memakai implant sebesar 1,1 kali dibandingkan dengan paritas

<2.

Page 67: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

49

5.5 Hubungan antara nilai budaya, pengetahuan tentang implant, role

model, akses ke fasilitas kesehatan, informasi dari petugas kesehatan

dan dukungan suami.

Tabel berikut menyajikan hubungan antara nilai budaya, pengetahuan

tentang implant, role model, akses ke fasilitas kesehatan, informasi dari

petugas kesehatan dan dukungan suami.

Tabel 5.4

Hubungan antara nilai budaya, pengetahuan tentang implant, role model, akses

ke fasilitas kesehatan, informasi dari petugas kesehatan dan dukungan suami di

kecamatan tegalsari kabupaten banyuwangi

Variabel

Kategori

OR 95% CI Nilai p Tidak

Memakai

n (%)

Memakai

n (%)

Nilai Budaya

Tidak mendukung

Mendukung

69 (44,23)

87 (55,77)

9 (21,43)

33 (78,57)

ref

2,91

1,25-7,35

0,007

Pengetahuan tentang

implant

Kurang

Cukup

Baik

63 (40,38)

39 (25)

54 (34,62)

2 (4,76)

5 (11,90)

35 (83,33)

ref

4,04

20,42

0,62-43,78

4,79-180,31

0,083

<0,001

Role Model

Tidak

Ada

106(67,95)

50 (32,05)

12 (28,57)

30 (71,43)

ref

5,3

2,38-12,26

<0,001

Akses ke Fasilitas

Kesehatan Susah dijangkau

Mudah dijangkau

17 (10,90)

139(89,10)

4 (9,52)

38 (90,48)

ref

1,16

0,35-5,02

0,796

Informasi dari

Petugas Kesehatan

Tidak

Mendapat

89 (57,05)

67 (42,95)

7 (16,67)

35 (83,33)

ref

6,64

2,67-18,66

<0,001

Dukungan Suami

Tidak

Mendapat

12 (7,69)

144 (92,31)

2 (4,76)

40 (95,24)

ref

1,67

0,35-15,90

0,510

Page 68: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

50

Berdasarkan tabel 5.4, analisis secara bivariat pada kelompok yang

memakai implant didapatkan 78,57% dengan nilai budaya yang mendukung

sedangkan pada kelompok yang tidak memakai implant hanya 55,57%. Ada

perbedaan pada variabel ini dengan mendapatkan OR=2,91, yang artinya

kelompok dengan nilai budaya yang mendukung mempunyai peluang untuk

memakai implant 3 kali terhadap kelompok nilai budaya yang tidak

mendukung dan secara statistik bermakna karena nilai p<0,05.

Variabel pengetahuan cukup pada kelompok yang memakai implant

11,90% dan 25% pada kelompok yang tidak memakai, ada perbedaan pada

pengetahuan cukup namun secara statistik tidak bermakna karena nilai p>0,05

dengan nilai OR=4,04 yang artinya peluang untuk memakai implant pada

pengetahuan cukup 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang

pengetahuan kurang. Pengetahuan baik pada kelompok yang memakai

implant mencapai 83,33% dan kelompok tidak memakai hanya 34,62%. Nilai

OR yang didapatkan adalah OR=20,42 yang artinya peluang untuk memakai

implant 20 kali lebih besar dibandingkan dengan yang pengetahuan kurang

dan secara statistik bermakna karena nilai p<0,05. Semakin baik level

pengetahuan tentang implant maka pemakaian implant semakin tinggi.

Analisis bivariat variabel dengan ada role model pada kelompok yang

memakai Implant mencapai 71,43% dan pada kelompok yang tidak memakai

hanya 32,05%. Terdapat perbedaan yang cukup besar dengan mendapatkan

nilai OR=5,3, yang artinya peluang untuk memakai implant pada kelompok

Page 69: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

51

yang ada role model 5,3 kali lebih besar dibandingkan yang tidak ada role

model dan secara statistik bermakna karena nilai p<0,05.

Variabel akses ke fasilitas kesehatan mudah dijangkau pada kelompok

yang memakai implant 90,48% dan kelompok yang tidak memakai 89,10%.

Terdapat sangat kecil perbedaan dengan nilai OR=1,16 , yang artinya peluang

untuk memakai implant pada kelompok akses mudah dijangkau 1,2 kali

dibandingkan dengan akses yang susah dijangkau, namun secara statistik

tidak bermakna karena niali p>0,05.

Variabel informasi dari petugas kesehatan yang mendapatkan informasi

pada kelompok yang memakai implant sebesar 83,33% dan kelompok yang

tidak memakai 42,95%. Terdapat perbedaan yang cukup besar dan

mendapatkan nilai OR=6,64, yang artinya peluang untuk memakai implant

pada kelompok yang mendapat informasi dari petugas kesehatan 6,6 kali

lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan informasi dan

secara statistik bermakna karena nilai p<0,05.

Variabel dukungan suami yang mendapat dukungan pada kelompok

yang memakai implant 95,24% dan kelompok yang tidak memakai 92,95%.

Terdapat sedikit perbedaan dan didapatkan OR=1,67, yang artinya peluang

untuk memakai implant pada kelompok yang mendapat dukungan suami 2

kali dibandingkan yang tidak mendapatkan dukungan namun secara statistik

tidak bermakna karena nilai p>0,05.

Page 70: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

52

5.6 Hasil analisis multivariat

Analisis multivariat untuk variabel dengan skala kategorikal

menggunakan uji regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis bivariat, semua

variabel yang mempunyai nilai p<0,25 akan disertakan dalam analisis

multivariat. Berdasarkan tabel 5.3 dan 5.4 didapatkan bahwa variabel yang

akan dimasukkan dalam model yaitu variabel nilai budaya, pengetahuan, role

model dan informasi dari petugas kesehatan.

Tabel berikut menyajikan hasil analisis multivariat variabel nilai

budaya, pengetahuan, role model dan informasi dari petugas kesehatan

terhadap pemakaian implant.

Tabel 5.5

Hasil analisis multivariat variabel, nilai budaya, pengetahuan, role model, dan

informasi dari petugas kesehatan, di kecamatan tegalsari

kabupaten banyuwangi

Variabel Adjusted

OR

95% CI Nilai p

Lower Upper

Nilai budaya 3,59 1,44 8,94 0,006

Pengetahuan

tentang implant

15,10 3,44 74,40 <0,001

Role model 3,43 1,47 8,06 0,004

Informasi dari

petugas kesehatan

3,13 1,16 8,44 <0,001

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari hasil analisis

multivariat didapat faktor yang secara independent berhubungan dengan

pemakaian implant pada responden yaitu nilai budaya, pengetahuan tentang

implant, role model dan informasi dari petugas kesehatan (p<0,05). Jika

dilihat dari nilai OR, pemakaian implant yang mendapat dukungan nilai

Page 71: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

53

budaya 3,6 kali lebih besar mempunyai peluang untuk memakai implant

dibandingkan dengan responden yang tidak mendapat dukungan nilai budaya.

Pemakaian implant pada responden dengan pengetahuan cukup tentang

implant 5 kali lebih besar dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang

dan sebanyak 16 kali lebih besar mempunyai peluang untuk memakai implant

pada kelompok dengan pengetahuan baik tentang implant.

Pemakaian implant pada responden yang mempunyai role model 3 kali

daripada responden yang tidak mempunyai role model dan pemakaian implant

pada responden yang mendapat informasi dari petugas kesehatan 3 kali lebih

besar daripada yang tidak pernah mendapatkan informasi.

Hasil analisis mutivariat juga menunjukkan bahwa nilai R-square

sebesar 0,3384, yang berarti bahwa sekitar 34% pemakaian implant pada

responden berhubungan dengan variabel nilai budaya, pengetahuan tentang

implant, role model dan informasi dari petugas kesehatan dan 66% sisanya

dimungkinkan oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Setelah dilakukan analisis perlu dilakukan uji goodness of fit test untuk

mengetahui apakah data fit untuk model ini. Berdasarkan hasil output

goodness of fit test didapatkan nilai p=0,1129 yang menunjukkan bahwa data

fit dengan model regresi logistik, artinya hasil prediksi dari model tidak jauh

berbeda dengan data hasil observasi.

Page 72: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

53

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pemakaian implant pada wanita pasangan usia subur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di tiga desa

Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi pada bulan Maaret 2015

hingga April 2015 menunjukkan bahwa proporsi pemakaian implant

sebesar 21,21%. Proporsi pemakaian implant di Kecamatan Tegalsari

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yaitu sebesar

5,70% dan angka provinsi 4,95% (BKKBN, 2012).

Cakupan pemakaian implant di Banyuwangi khususnya

Kecamatan Tegalsari mempunyai angka cakupan yang lebih tinggi, hal

ini menenunjukkan keberhasilan dari program inovatif yang telah

digalakkan sejak tahun 2010 sampai sekarang. Program inovatif dari

bupati serta pemerintah kota Banyuwangi ini membuahkan hasil yang

tidak sia-sia. Program-program tersebut tidak akan terlaksana dengan

sempurna tanpa campur tangan dan kegigihan dari para PLKB serta

dukungan yang diberikan oleh badan pemberdaya perempuan dan KB

Kabupaten Banyuwangi.

Pemakaian kontrasepsi implant di Nigeria berdasarkan hasil

penelitian dari Aisien ditemukan 377 wanita memakai implant dari 11.

961 wanita atau hanya sekitar 3,2% (Aisien, 2007). Hasil dari penelitian

ini masih menunjukkan perbedaan sedikit lebih rendah dari hasil

Page 73: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

54

penelitian di Kecamatan Tegalsari, meski proporsi lebih tinggi dari

penelitian yang dilakukan Aisien.

Penelitian yang dilakukan di Ethopia Utara menemukan hasil

yang lebih memprihatinkan dimana didapati wanita menikah yang

memakai implant sebesar 0,1% dan 0% untuk IUD dengan unmet need

sebesar 34% (Alemayehu dkk, 2012).

6.2 Karakteristik wanita pasangan usia subur akseptor implant

Masa reproduksi merupakan masa aktif digunakan untuk

kebutuhan seksual, sehingga mereka memerlukan metode yang efektif

yang digunakan untuk menunda kehamilan, mengatur kehamilan dan

menjarangkannya (Finer & Philbin, 2012). Usia reproduktif yaitu usia

diantara 20 tahun sampai 35 tahun dimana merupakan usia dewasa yang

cukup matang untuk dibuahi, dan sebaliknya usia <20 tahun yang

merupakan usia terlalu muda untuk hamil sehingga penggunaan

kontrasepsi diperlukan sebagai alat untuk menunda kehamilan. Usia

yang terlalu tua untuk hamil yaitu >35 tahun, sehingga metode

kontrasepsi diperlukan untuk mencegah kehamilan, sehingga pada

kedua periode usia tersebut diperlukan metode yang lebih efektif dan

berlaku dalam jangka waktu yang lebih panjang (Depkes RI, 2006).

Pemakaian kontrasepsi implant lebih banyak dipakai oleh wanita

usia muda <21 tahun karena mempunyai resiko abortus yang lebih

tinggi (Winner dkk, 2012). Usia muda mempunyai masa reproduktif

yang panjang sehingga diperlukan metode kontrasepsi efektif dalam

Page 74: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

55

waktu yang lama, sehingga implant lebih banyak digunakan pada

wanita usia <24 tahun (Nakhaee & Mirahmadizadeh, 2002).

Penggunaan kontrasepsi dengan metode yang lebih efektif lebih banyak

diminati wanita dengan umur <20 tahun dan >35 tahun dengan

anggapan pemilihan yang rasional sesuai fase usia (Ode dkk, 2013).

Hasil analisis bivariat didapatkan OR 0,82 dengan CI 0,37-1,75.

Hasil menunjukkan bahwa peluang umur <20 tahun atau >35 tahun

untuk memakai implant 0,8 kali dibandingkan dengan umur 20-35

tahun, jadi wanita yang banyak menggunakan implant adalah umur 20-

35 tahun akan tetapi secara statistik tidak bermakna karena nilai p>0,05

serta angka CI yang mengandung angka satu. Hal ini berlawanan

dengan penelitain yang pernah dilakukan sebelumnya, akan tetapi

hampir sama dengan penelitian yang dilakukan di Ethopia didapatkan

akseptor implant lebih banyak pada usia 25 tahun sampai 35 tahun

(Alemayehu dkk., 2012).

Pemakaian implant lebih banyak digunakan pada wanita usia 20-

35 tahun. Diketahui bahwa pada usia 20-35 tahun merupakan masa

reproduksi dengan usia matang yang paling sempurna untuk dibuahi.

Pada tahap usia ini kontrasepsi berfungsi untuk mengatur dan

menjarangkan kehamilan. Masa keefektifan dari implant yang efektif

dalam waktu 3 sampai 5 tahun sesuai dengan jarak ideal antara

kehamilan.

Page 75: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

56

Hasil penelitian terkait pendidikan sebesar 73,81% dengan

pendidikan menengah pada kelompok yang memakai implant, 71,52%

tidak memakai dan sebesar 2,38% pendidikan tinggi yang memakai

implant dan 7,05% yang tidak memakai. Berdasarkan hasil analisis

didapatkan nilai OR 0,95 pada pendidikan menengah dan 0,31 pada

pendidikan tinggi. Diketahui bahwa peluang penggunaan implant pada

yang berpendidikan tinggi (akademi atau universitas) lebih rendah 0,3

daripada yang berpendidikan rendah (SD dan tidak sekolah) dan

terdapat trend terbukti semakin tinggi pendidikan didapatkan nilai OR

yang semakin rendah.

Pemakaian implant pada wanita PUS lebih banyak dipakai pada

wanita dengan pendidikan rendah. Masalah ini memang sangat

berkaitan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting pada

perkembangan dan kemajuan SDM suatu bangsa. Orang dengan

pendidikan tinggi berkecenderungan mempunyai pemikiran yang lebih

kritis dan selektif karena mempunyai prinsip yang menjadikan mereka

lebih idealis dan berhati-hati dalam bertindak. Sebaliknya, seseorang

dengan pendidikan yang rendah akan lebih mudah untuk dipengaruhi

untuk melakukan suatu hal. Ketidaktahuan mereka akan beberapa hal

membuat mereka lebih terbuka terhadap suatu hal baru yang

diperkenalkan.

Hal ini berlawanan dengan teori yang ada bahwa tingkat

pendidikan akan mempengaruhi pemahaman dan pengetahuan

Page 76: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

57

seseorang. Penelitian tersebut menegaskan bahwa hubungan pendidikan

dengan pemilihan kontrasepsi modern sangat berkaitan (Samandari,

2010). Tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai pengaruh lebih

besar dibandingkan dengan tingkat pendidikan rendah karena seorang

ibu dengan pendidikan tinggi lebih berpengalaman dalam menggunakan

kontrasepsi (Susanti dkk, 2013)

Hasil yang sama didapatkan tingkat pendidikan ibu dengan

pemakaian kontrasepsi modern mempunyai hubungan yang signifikan.

Ibu dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memilih

menggunakan metode kontrasepsi modern dengan efektifitas yang lebih

tinggi (Copollo, 2011). Perbedaan yang terjadi berdasarkan hasil

penelitian di Kecamatan Tegalsari bahwa, semakin rendah pendidikan

seseorang maka semakin mudah untuk dipengaruhi dalam memutuskan

memakai kontrasepsi. Hal ini menunjukkan bahwa orang dengan

pendidikan yang rendah mempunyai kecenderungan untuk lebih mudah

dipengaruhi oleh orang lain.

Hasil penelitian terkait status pekerjaan ibu menunjukkan bahwa

hanya 16,16% ibu yang memakai implant bekerja disektor pertanian,

28,28% dibidang jasa dan sebesar 55,56% sebagai ibu rumah tangga

dan berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan pemakaian implant

(p>0,05). Akan tetapi berdasarkan analisis bivariat dapat disimpulkan

Page 77: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

58

bahwa semakain sibuk ibu-ibu justru semakin rendah penggunaan

implant

Wanita yang bekerja cenderung lebih mengatur kesuburannya

sehingga mereka harus memilih kontrasepsi yang paling efektif dan

berlangsung dalam waktu yang lama (Mosha & Ruben, 2013).

Pekerjaan juga memiliki hubungan yang signifikan dan mempunyai

pengaruh yang paling dominan dalam pemakaian alat kontrasepsi

(Anggraeni, 2012).

Jenis pekerjaan seseorang menentukan gaya hidup serta kebiasaan

dari individu. Pekerjaan mempunyai peranan yang cukup erat dengan

pemikiran dan keputusan yang harus dilakukan demi keberlangsungan

karir. Jenis pekerjaan menyangkut berat dan ringannya kategori

pekerjaan mempengaruhi jenis pememakaian kontrasepsi yang

digunakan. Anggapan kontrasepsi yang kurang aman bagi pekerja keras

karena akan menimbulkan efek samping menyebabkan penggunaan

kontrasepsi implant cenderung kurang diminati .

Hasil penelitian terkait paritas menunjukkan bahwa 70,20% pada

paritas ≤2 dan 29,80% pada paritas >2. Secara statistik paritas tidak

mempunyai hubungan yang bermakna dengan didapatkan nilai OR

yang didapatkan 1,07 dengan CI mengandung angka satu dan nilai

(p>0,05). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Erman bahwa paritas tidak mempengaruhi dalam pemilihan kontrasepsi

Page 78: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

59

dengan penggunaan metode baik jangka panjang maupun jangka

pendek (Erman & Elviani, 2012).

Pengalaman berulang ibu melahirkan mempengaruhi mereka

dalam memutuskan dan memilih jenis kontrasepsi yang lebih efektif

dalam waktu yang lama (Newland, 2001). Penelitian yang dilakukan

oleh Newland sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Alemayehu, wanita yang mempunyai anak >2 mempunyai peluang

lebih besar 3 kali dibandingkan dengan wanita yang mempunyai anak

<2 terbukti dengan nilai OR 2,7 dan CI 1,4-5,1 (Alemayehu dkk.,

2012).

Jumlah anak hidup mempengaruhi pasangan usia subur dalam

menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Pada pasangan

dengan jumlah anak hidup masih sedikit terdapat kecenderungan untuk

menggunakan metode kontrasepsi dengan efektivitas rendah, sedangkan

pada pasangan dengan jumlah anak hidup banyak terdapat

kecenderungan menggunakan metode kontrasepsi dengan efektivitas

yang lebih tinggi.

6.3 Nilai budaya dan pemakaian implant

Faktor nilai budaya sebanyak 78,57% dengan nilai budaya yang

mendukung dan 21,43% dengan nilai budaya yang tidak mendukung

memakai kontrasepsi implant Didapatkan nilai OR 2,9 dengan CI 1,25-

7,35 dan nilai p<0,05. Secara statistik nilai budaya mempunyai

hubungan yang bermakna dan mempunyai peluang lebih besar 4 kali

Page 79: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

60

pada wanita dengan nilai budaya yang mendukung untuk memakai

kontrasepsi implant.

Lingkungan memiliki peranan yang sangat kuat dalam

menentukan tindakan individu. Penelitian di Cimahi mendapatkan hasil

bahwa faktor budaya mempunyai hubungan yang paling dominan

terhadap pemakaian kontrasepsi dengan nilai OR 29,93 dan nilai p=

0,005 (Setyowati, 2010). Penelitian serupa yang dilakukan di Tanzania

mendapatkan hubungan yang signifikan antara agama dengan

pemakaian kontrasepsi dengan nilai OR 2,802 dan p<0,05 (Mosha &

Ruben, 2013).

Hasil yang berbeda didapatkan pada penelitian yang dilakukan di

Ethopia mendapatkan bahwa faktor agama dan nilai budaya tidak

mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemakaian kontrasepsi

implant (Alemayehu dkk., 2012). Penelitian serupa di Turkey

mendapatkan hasil yang berbeda bahwa agama dan budaya

mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk memilih jenis

kontrasepsi karena kepercayaan bahwa agama dan kebudayaan mereka

melarang jenis kontrasepsi tertentu (Sahin, 2003).

Sosial budaya merupakan kondisi yang diciptakan untuk

mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat yang mencakup semua

bidang, Usaha untuk mempengaruhi perilaku seseorang akan lebih

mudah dan efektif jika menyentuh nilai dan budaya dari masyarakat

tersebut terlebih dahulu. Sebagian besar dari keyakinan dan agama

Page 80: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

61

islam tidak menganjurkan umatnya untuk menggunakan kontrasepsi

modern. Mengatur jarak kelahiran serta mencegah terjadinya kehamilan

dengan menggunakan alat atau metode tertentu merupakan tindakan

yang melawan kehendak Tuhan YME.

6.4 Pengetahuan tentang implant dan pemakaian implant

Pengetahuan pada wanita usia subur 44,95% berpengetahuan

baik, 32,83% berpengetahuan kurang dan 22,22% berpengetahuan

cukup. Hasil yang didapatkan dari analisis bivariat pada pengetahuan

cukup dengan kurang OR yang didapatkan adalah 4,04 sedangkan

pengetahuan baik dengan kurang didapatkan OR=20,42. Setelah

dianalisis secara multivariat variabel dengan pengetahuan cukup

mendapat nilai p=0,063 dan pengetahuan baik p=0,001. Pengetahuan

baik mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian implant

Penelitian yang dilakuan di Makasar tentang rendahnya minat

penggunaan implant didapatkan hasil bahwa pengetahuan mempunyai

hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,000 (Salvina & Hasifah,

2013). Terkait penelitian serupa yang dilakukan di Aceh tentang faktor

yang berhubungan dengan minat ibu dalam menggunakan implant

mendapatkan hasil yang serupa bahwa pengetahuan mempunyai

hubungan yang signifikan dengan nilai p=0,000 (Adyani, 2013).

Perilaku seringkali dipengaruhi oleh seberapa besar pemahaman

kita atas sesuatu hal, karena hal itu maka pengetahuan seseorang sangat

berkaitan erat dengan perilaku mereka dalam memutuskan tentang

Page 81: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

62

upaya untuk meningkatkan kesehatan mereka, pengetahuan memiliki

pengaruh dalam memberikan putusan untuk menggunakan alat

kontrasepsi, dengan nilai p = 0,00 dan OR 2,224 (Mosha & Ruben,

2013). Penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang pada faktor

pengetahuan mempunyai hubungan yang paling dominan dengan nilai

OR=7,9 dan nilai CI 3,1-18,3 (Alemayehu dkk., 2012).

Berbeda dengan penelitian serupa yang dilakukan di Mataram

didapatkan hasil bahwa pengetahuan baik tidak mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur

dengan OR=2,1 akan tetapi nilai p>0,05 yaitu p=0,676 yang berarti

secara statistik tidak bermakna (Aryanti, 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dipaparkan oleh

Notoatmojo (2010) bahwa pengetahuan merupakan hasil proses belajar

dari seseorang yang dari tidak tahu menjadi tahu, dan seseorang yang

tahu akan mempunyai kecenderungan untuk memilih dan melakukan.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memakai

implant dengan cara memberikan pengetahuan kepada wanita usia

subur dan pasangannya. Pengetahuan yang baik dan benar akan seuatu

hal mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan keputusan

yang diambil. Seseorang yang tahu akan manfaat, kegunaan,

keefektifan serta efek samping dari implant secara benar membuat

wanita PUS yang memilih implant menjadi lebih yakin dan nyaman

untuk memakainya.

Page 82: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

63

6.5 Role model dan pemakaian implant

Model peran mempunyai peranan yang sangat penting untuk

psikologis manusia dalam membantu perkembangan yang berfungsi

sebagai pandangan untuk mengambil keputusan tentang hal yang akan

mempengaruhi masa depan (Thomas, 2014). Berdasarkan analisis

univariat pada seluruh responden sejumlah 198 responden terdapat

59,60% tidak ada role model dan sebesar 40,40% ada role model.

Berdasarkan hasil bivariat didapatkan hasil sebesar 71,43% yang ada

role model memakai implant dan 28,57% tidak ada role model yang

tidak memakai implant

Nilai OR=5,3 yang berarti ada role model mempunyai peluang 5

kali lebih besar untuk memakai implant dan secara statistik bermakna

dengan nilai p=0,000 dengan CI 2,38-12,26. Setelah dilakukan analisis

secara multivariat adanya role model mempunyai hubungan sebesar 4

kali dengan nilai p=0,004. Adanya model peran mempunyai pengaruh

yang besar kepada orang lain yang menjadikannya sumber inspirasi

untuk melakukan hal yang sama (Lockwood dkk, 2002). Upaya untuk

mempengaruhi wanita usia subur untuk memakai implant dengan cara

mengikut sertakan tokoh masyarakat atau seseorang yang mampu

menjadi panutan agar memakai implant terlebih dahulu untuk

mempengaruhi masyarakat.

Model peran mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk

psikologis manusia dalam membantu perkembangan yang berfungsi

Page 83: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

64

sebagai pandangan untuk mengambil keputusan tentang hal yang akan

mempengaruhi masa depan (Thomas, 2014). Seseorang memutuskan

melakukan suatu tindakan dengan memperhatikan orang lain.

Keberhasilan serta manfaat dari keputusan yang diambil menjadikan

daya tarik tersendiri bagi orang lain untuk memilih melakukan hal yang

sama. Kisah sukses dari teman dekat, tokoh idola maupun keluarga

merupakan magnet yang mampu mempengaruhi minat orang lain

untuk memilih melakukan hal yang sama.

6.6 Akses ke fasilitas kesehatan dan pemakaian implant

Faktor yang paling umum mempengaruhi penggunaan kontrasepsi

modern pada masyarakat adalah akses jarak ke pelayanan kesehatan

(Samandari, 2010). Akses, jarak tempuh dan letak geografis daerah

perkotaan atau pedesaan mempengaruhi wanita pasangan usia subur

untuk menentukan jenis kontrasepsi yang digunakan. Mereka yang

mempunyai akses susah dijangkau akan cenderung lebih rendah

penggunaan kontrasepsi jangka panjang, dengan nilai OR=1,21 dan

p=0,05 yang secara statistik bermakna (Puslitbangkes, 2011).

Akses ke fasilitas kesehatan dengan kategori mudah dijangkau

sebesar 89,39% dan kategori susah dijangkau 10,61%. Berdasarkan

hasil analisis bivariat didapatkan nilai OR=1,16, CI= 0,35-5,02 dan

p>0,005, dapat disimpulkan bahwa variabel akses ke fasilitas kesehatan

tidak mempunyai hubungan signifikan yang secara statistik bermakna

dalam pemakaian implant. Akses yang terjangkau merupakan faktor

Page 84: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

65

pendukung yang berpengaruh dalam pemakaian implant (Gustikawati,

2014).

Penelitian terkait tentang faktor yang mempengaruhi penggunaan

kontrasepsi mendapatkan bahwa akses yang mudah dijangkau

mempengaruhi seseorang untuk memakai kontrasepsi dengan mendapat

nilai OR=5,228 dan nilai p<0,005 (Ekarini, 2008). Akses yang mudah

dijangkau meliputi jarak kepelayanan kesehatan dengan waktu tempuh

kurang dari tiga puluh menit akan menarik para perempuan untuk

mengunjungi pusat pelayanan KB tersebut, jarak tempat pelayanan

sangat efektif dalam meningkatkan penggunaan kontrasepsi dan

menurunkan kesuburan (Goodman dkk., 2007).

Akses yang mudah menuju tempat yang memberikan fasilitas

pelayanan kesehatan menjadi faktor yang utama sebagai penguat

keinginan ibu untuk memperhatikan kesehatannya. Akses yang mudah

dijangkau bukan hanya kedekatan jarak antara rumah menuju tempat

pelayanan kesehatan, akan tetapi waktu tempuh dan alat transportasi

yang digunakan juga mempunyai peranan penting.

6.7 Informasi dari petugas kesehatan dan pemakaian implant

Penyuluhan dan KIE merupakan bentuk pemberian informasi baik

dari tenaga kesehatan maupun petugas kesehatan yang bertujuan

memberikan bantuan mengenai berbagai masalah yang berkaitan

dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif sehingga

Page 85: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

66

calon akseptor mampu mengambil keputusan sendiri mengenai alat atau

metode kontrasepsi yang terbaik untuk dirinya (BKKBN, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa 51,52%

mendapatkan informasi dari petugas kesehatan dan 48,48% tidak

mendapat. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan sebanyak 83,33%

kelompok yang memakai implant mendapat informasi dari petugas

kesehatan dengan nilai OR=6,64, CI=2,67-18,66 dan dengan nilai

p=0,000 yang berarti informasi dari petugas kesehatan mempunyai

hubungan yang signifikan terhadap pemakaian implant dan secara

statistik bermakna bahkan setelah dilakukan analisis secara multivariat

didapatkan bahwa informasi dari petugas kesehatan tetap mempunyai

hubungan yang bermakna terhadap pemakaian implant dengan nilai

p=0,000.

Penelitian serupa yang dilakukan di Kecamatan Duampanua

Kabupaten Pinrang Makasar didapatkan hasil yang sama bahwa

terdapat hubungan yang bermakna anatar pemberian informasi dari

petugas kesehatan terhadap pemakaian kontrasepsi hormonal dengan

nilai p=0,006. Pemberian informasi, penyuluhan dan penjelasan tentang

alat kontrasepsi hormonal merupakan bentuk dukungan dari petugas

kesehatan yang berkontribusi sangat besar pada tahap akhir pemakaian

alat kontrasepsi karena penjelasan dan dorongan yang diberikan

(Musdalifah dkk, 2013). Komunikasi dan informasi mempunyai

Page 86: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

67

hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,001 (Mosha & Ruben,

2013).

Rendahnya penggunaan kontrasepsi hormonal (implant) karena

tidak mendapatkan informasi yang benar dari petugas kesehatan

melainkan mendapatkan informasi yang salah dan tidak jelas dari teman

atau keluarga yang menimbulkan rasa takut untuk memakai kontrasepsi

implant. Dengan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%

(α=0,05) diperoleh nilai p=0,002, yang berarti informasi dari petugas

mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi

hormonal (implant) (Salvina & Hasifah, 2013).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok didapatkan hasil bivariate dengan uji chi

square didapatkan nilai OR=2,7 yang mempunyai makna bahwa

informasi dari petugas kesehatan mempunyai peluang untuk

meningkatkan pemakaian kontrasepsi, namun secara statistik tidak

bermakna karena nilai p>0,05 (Aryanti, 2014). Penelitian sejalan yang

dilakukan di Buton Sulawesi Tenggara didapatkan hasil yang tidak jauh

berbeda dengan penlitian Aryanti bahwa informasi dari petugas

kesehatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap

pemakaian kontrasepsi hormonal implant, dengan nilai p=0,536 (Ode

dkk, 2013).

Informasi yang benar dan sesuai mempunyai pengaruh yang besar

terhadap keputusan akan tindakan seseorang. Informasi dari petugas

Page 87: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

68

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat secara terus menerus dan

berkelanjutan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman yang benar akan kesehatan terutama tentang kontrasepsi

implant untuk mencegah terjadinya kesalah pahaman akan manfaat dan

kegunaannya. Informasi yang berulang dari sumber yang dipercaya

mempunyai peranan yang sangat penting. Seseorang yang tahu akan

cenderung melakukan hal yang telah diketahuinya.

Pemberian informasi tidak hanya dihitung dari berapa kali wanita

usia subur dan pasangannya mendapatkan informasi, melainkan

kejelasan dari informasi berpengaruh terhadap pemahaman dari

penerima informasi. Pemberian informasi yang berulang dapat

dijadikan sebagai pengingat kesadaran akan pentingnya kesehatan.

6.8 Dukungan suami dan pemakaian implant

Saling memberikan dukungan dalam memilih dan memutuskan

untuk menggunakan jenis kontrasepsi sangat berpengaruh terhadap

tingkat keberhasilan dalam program keluarga berencana (Ernest dkk,

2007). Perempuan akseptor KB merasa lebih nyaman ketika keputusan

KB diputuskan secara mufakat antara pasangan (Kohan dkk, 2012).

Alasan banyaknya wanita pasangan usia subur yang tidak menggunakan

alat kontrasepsi dikarenakan tidak mendapat dukungan dan tidak

disetujui oleh suami (Sahin, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 93,94%

mendapat dukungan dari suami dan hanya 6,06% yang tidak

Page 88: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

69

mendapatkan dukungan. Hasil analisis bivariat didapatkan OR=3,11

akan tetapi secara statistik tidak bermakna (p>0,05) dan nilai CI dengan

tingkat kepercayaan 95% didapatkan hasil 0,42-137,07 dimana

mengandung angka satu dengan range yang terlalu lebar. Penelitian

tersebut berlawanan dengan penelitian yang dilakukan di Kecamatan

Aikmel Mataram, bahwa dukungan suami mempunyai hubungan yang

bermakna dengan pemakaian kontrasepsi dengan nilai p=0,000 pada

analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square (Aryanti, 2014).

Hasil yang berbeda juga didapatkan pada penelitian yang

dilakukan di Sulawesi bahwa dukungan suami mempunyai hubungan

yang bermakna dengan pemakaian kontrasepsi hormonal (implant) pada

pasangan suami istri, dengan nilai p=0,034. Metode kontrasepsi tidak

akan dipakai oleh istri apabila tidak ada kerjasama dengan suami baik

dukungan secara materi, atensi dan spiritual dan istri akan cenderung

berhenti menggunakan kontrasepsi jika tidak mendapat ijin dan

dukungan dari pasangannya (Ode dkk, 2013). Dukungan suami

mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi

hormonal (implant) dengan nilai p=0,000 dan merupakan variabel yang

paling bepengaruh (Musdalifah dkk, 2013).

Dukungan suami sangat berpengaruh besar dalam memutuskan

untuk menggunakan atau tidak kontrasepsi serta metode apa yang

sesuai. Kesadaran suami dalam keikutsertaan berpartisipasi dalam

menentukan alat kontrasepsi yang sesuai menenjukkan kepedulian

Page 89: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

70

bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya masalah pada

wanita. Partisipasi pria dalam upaya mendukung program KB bukan

hanya dengan mengantar istrinya ke pelayanan kesehatan atau sekedar

memberikan materi finansial akan tetapi dengan ikut mendampingi

pasangannya baik saat pemasangan maupun pada saat penyuluhan.

Pentingnya peranan suami dalam mempengaruhi keputusan wanita

untuk memakai implant mempunyai pengaruh yang sangat besar

sehingga sebaiknya penyuluhan tentang kontrasepsi implant bukan

hanya diberikan kepada ibu-ibu akan tetapi juga kepada pasangannya.

6.9 Keterbatasan penelitian

Penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan kuesioner

terstruktur dalam teknik pengumpulan data, sehingga data yang

didapatkan masih sangat dasar karena responden cenderung hanya

memilih dari jawaban yang tersedia dan tidak berkenan menyebutkan

jawaban lain yang tidak tercantum pada pilihan jawaban dengan

mengisi pilihan jawaban pada option alasan lain.

Page 90: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

71

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa pemakaian

kontrasepsi implant di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi pada

tahun 2015 adalah sebesar 21,21%. Faktor yang berhubungan dalam

pemakaian implant pada wanita pasangan usia subur diantaranya adalah nilai

budaya, pengetahuan tentang implant, role model dan informasi dari petugas

kesehatan. Nilai budaya yang mendukung yang meliputi agama dan

kepercayaan serta adat istiadat jawa mempunyai hubungan yang berkaitan

erat terhadap keputusan yang diambil dalam memilih jenis alat kontrasepsi

apa yang akan digunakan. Pengetahuan yang baik tentang implant akan

mendorong wanita pasangan usia subur untuk memakai implant . Beberapa

akseptor yang diteliti yang tidak memakai implant menyatakan tidak memilih

untuk memakai implant dikarenakan mereka mempunya anggapan yang salah

tentang manfaat serta efek samping yang ditimbulkan dari implant. Adanya

role model yang mempengaruhi minat dari wanita usia subur untuk memakai

implant, baik adanya ajakan dari yang memakai implant atau sekedar melihat

para panutan mereka memakainya. Besarnya akseptor KB yang memakai

implant karena telah mendapat informasi yang benar dari petugas kesehatan.

Dalam penelitian ini factor pengetahuan yang baik tentang implant

Page 91: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

72

mempunyai hubungan yang paling besar terhadap pemakaian implant pada

wanita PUS di kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi badan pemberdaya perempuan dan KB

Upaya yang dilakukan dalam usaha untuk meningkatkan capaian

kontrasepsi MKJP di Kabupaten Banyuwangi dengan terobosan memberikan

pelayanan yang diberikan secara cuma-cuma atau gratis yaitu program

“Safari”. Namun masih banyak masyarakat yang tidak tahu dan tidak

mendengar tentang informasi tersebut dan kapan program tersebut diadakan di

desa mereka, sehingga masih banyak wanita PUS yang masih tidak

menggunakan implant karena alasan tidak mengerti dan tidak mempunyai

cukup uang untuk membayar. Pelaksanaan safari sebaiknya disosialisasikan

kepada masyarakat secara menyeluruh dan berulang kali untuk memastikan

semua masyarakat telah mendengar dan mengetahuinya.

7.2.2 Bagi PLKB kecamatan tegalsari dan bidan wilayah

Pentingnya informasi selain dari manfaat kontrasepsi dan kontrasepsi

apa yang sesuai untuk masing-masing calon akseptor hendaknya juga

diinformasikan kapan, dimana dan bagaimana prosedur dari program safari

akan dilaksanakan. Pemberian informasi KIE atau penyuluhan lain sebaiknya

melibatkan suami sehingga infromasi disampaikan bukan hanya pada ibu-ibu

akan tetapi juga pada pasangannya serta pemberian informasi sebaiknya telah

diprogramkan secara rutin berapa bulan sekali dengan memastikan bahwa

semua PUS telah mendapatkan informasi.

Page 92: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

73

7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya meneliti tentang pemakaian implant pada wanita

PUS di Kecamatan Tegalsari dengan memilih separuh desa sebagai

perwakilan yang mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga jumlah

responden terbatas sehingga kemungkinan hasil tidak tergeneralisir. Bagi

peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti pada semua desa dengan jumlah

sampel yang lebih banyak dan dengan menggunakan metode yang berbeda

yaitu mix method sehingga hasil jawaban bukan hanya diukur dari hasil

kuesioner melainkan juga wawancara secara langsung sehingga hasil yang

diperoleh lebih objektif dan bisa digeneralisir ke masyarakat.

Page 93: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

74

Daftar Pustaka

Adyani, D. 2013. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Ibu dalam

Menggunakan Kontrasepsi Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin Jaya

Kabupaten Aceh Besar”. Aceh. Stikes Ubudiyah.

Affandi, B. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. S. Prof.Dr.dr

Biran Affandi, Editor. Edisi 3. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Aisien, A. O. 2007. Contraception with Levonorgestrel Subdermal Implant s

(Norplant R ) in Benin-City , Nigeria : A 12-year Review. African Journal of

Reproductive Health. Apr: 11(1): 90–97.

Alemayehu, M., Belachew, T., & Tilahun, T. 2012. Factors associated with

utilization of long acting and permanent contraceptive methods among

married women of reproductive age in Mekelle town , Tigray region , north

Ethiopia. BMC Pregnancy and Childbirth. 12(1), 6. doi:10.1186/1471-2393-

12-6

Anggraeni, N. L. G. 2012. "Hubungan Antara Karakteristik Sosiodemografi Ibu

Dengan Pemakaian IUD di Kabupaten Klungkung" (tesis). Denpasar.

Universitas Udayana.

Aryanti, H. 2014. "Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan

kontrasepsi pada wanita kawin usia dini di kecamatan aikmel kabupaten

Lombok Timur" (tesis). Denpasar. Universitas Udayana.

Atikah, P. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. J. Budi, Editor. Edisi pertama.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Bappenas. 2013. Arah Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana

dalam RKP 2012 dan Rancangan RKP 2013. Badan Perencana Pembangunan

Nasional

BKKBN. 2003. Panduan Pelaksanaan KIP / Konseling Kontrasepsi Pria. Jakarta:

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

BKKBN. 2008a. Buku Pedoman Penggarapan Unmet Need di Provinsi Nusa

Tenggara Barat. Mataram: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Prov NTB bekerjasama denga ADB-DHS-II.

BKKBN. 2008b. Peran Ulama dibalik Sukses Program KB dan Keshatan

Reproduksi di Provinsi Nusa tenggara Barat. Drs.H Sukardi Mkes, Editor.

Mataram: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov NTB

bekerjasama denga ADB-DHS-II. Retrieved from www.bkkbn.go.id/ntb

Page 94: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

75

BKKBN. 2009. Panduan Konseling Kesehatan Reproduksi dan KB. Mataram:

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Prov NTB.

BKKBN. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. S. Prof.Dr.dr

Biran Affandi, Editor. Edisi 3. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

BKKBN. 2012. Angka Pemakaian Kontrasepsi Nasional. Retrieved November 9

2014 from http://bkkbn.go.id/kependudukan/survey/

Boeree, George. 2006. Personality Theories. PSychology Departement

Shippensburg University. page 1-9

BPPKB. 2014. Pencapaian KB per mix Kontrasepsi Seluruh Tahapan Keluarga

Sejahtera Tahun 2013. Badan Pemberdaya Perempuan dan Keluarga

Berencana Kabupaten Banyuwangi

BPS. 2014. Trends Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi. Retrieved November

10,2014,fromhttp://www.datastatistik-indonesia.com

BPS Kab.Banyuwangi. 2014. Banyuwangi Dalam Angka 2013.Banyuwangi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi

Copollo, D. A. 2011. "Modernization and Contraception in Kenya from 1998 to

2008-2009" (dissertation). Texas. University of Texas at Arlington.

Dinkes Kab. Banyuwangi. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun

2012. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

Dinkes Kab. Banyuwangi. 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Tahun

2013. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

Dinkes Prov. Jatim. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Erman, I., & Elviani, Y. 2012. Hubungan Paritas dan Sikap Akseptor KB dengan

Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang di Kelurahan Muara Enim Wilayah

Kerja Puskesmas Perumnas Kota Lubuklinggau Tahun 2012. Jurnal Poltekes

Palembang. 1-6

Ernest Orji, Ebenezeer Ojofeitemi, B. O. 2007. The role of men in family

planning decision-making in rural and urban Nigeria. The European Journal

of Contraception & Reproductive Health Care. Mar: 12(1): 70.

Finer, L. B., & Philbin, J. M. 2012. Trends in ages at key reproductive transitions

in the United States, 1951-2010. Women’s Health Issues : Official

Page 95: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

76

Publication of the Jacobs Institute of Women's Health, 24(3), e271–9.

doi:10.1016/j.whi.2014.02.002

Gakidou, E., & Vayena, E. 2007. Use of modern contraception by the poor is

falling behind. PLoS Medicine. Feb 6: 4(2), e31.

doi:10.1371/journal.pmed.0040031

Gebremariam, A., & Addissie, A. 2014. Knowledge and perception on long acting

and permanent contraceptive methods in adigrat town, tigray, northern

ethiopia: a qualitative study. International Journal of Family Medicine, 2014,

878639.

Goodman, D. C., Klerman, L. V, Johnson, K. a, Chang, C.-H., & Marth, N. 2007.

Geographic access to family planning facilities and the risk of unintended

and teenage pregnancy. Maternal and Child Health Journal. Nov 28: 11(2):

145–52.

Gustikawati, D. A. N. 2014. "Faktor Pendukung Dan Penghambat Istri Pasangan

Usia Subur Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Di Puskesmas I

Denpasar Utara" (tesis). Universitas Udayana.

Jacobstein, R., & Polis, C. B. 2014. Progestin-only contraception: injectables and

Implants. Best Practice & Research. Clinical Obstetrics & Gynaecology.

28(6), 795–806.

Johnson, S., Pion, C., & Jennings, V. 2013. Current methods and attitudes of

women towards contraception in Europe and America. Reproductive Health,

10(1), 1.

Kohan, S., Simbar, M., & Taleghani, F. 2012. Empowerment in family planning

as viewed by Iranian women: a qualitative study. Journal of Biosocial

Science, 44(2), 209–19.

Kumala, Lila. 2014. Hubungan Faktor Individu Dengan Kinerja Pegawai Di

Kantor Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi. Jurnal Ilmiah Unej.

Kuiper, H., Miller, S., Martinez, E., Loeb, L. 1997. Urban adolescent females ’

views on the IMPLANT and contraceptive decision-making : A double

paradox. Family Planning Perspectives. Jul/Aug. 29(4): 167.

Lockwood, P., Jordan, C. H., & Kunda, Z. 2002. Motivation by positive or

negative role models: Regulatory focus determines who will best inspire us.

Journal of Personality and Social Psychology, 83(4), 854–864.

Page 96: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

77

Mcelderry, C. G. 1996. "A Comparison Study of Norplant Use Among

Economically Disadvantaged Women" (dissertation). Alabama. University

of Alabama.

Mosha, I. H., & Ruben, R. 2013. Communication , knowledge , social network

and family planning utilization among couples in Mwanza , Tanzania.

African Journal of Reproductive Health . Sep: 17(3): 57–70.

Musdalifah, Muksen Sarake, R. 2013. Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Pasutri Di Wilayah Kerja Puskesmas

Lampa Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinarang 2013. Jurnal Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanduin, 1, 1–13.

Nakhaee, N., & Mirahmadizadeh, a.-R. 2002. Five-year continuation rate and

reasons for early removal of Norplant® in Shiraz, Iran. The European

Journal of Contraception & Reproductive Health Care. Dec: 7(4): 223–226.

Newland, L. 2001. The deployment of the prosperous family : Family planning in

West Java. Retrieved from http://search.proquest.com

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rieneka

Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. S. Notoatmodjo,

Editor. Edisi Revisi. Jakarta: Rieneka Cipta.

Ode, W., Arliana, D., Sarake, M., & Seweng, A. 2013. Kontrasepsi Hormonal

Pada Akseptor KB Di Kelurahan Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo

Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Jurnal fakultas Kesehatan Masyarakat

Unhas, 1, 1-12.

Pergub Jatim. 2014. Upah Minimum Kabupaten / Kota di Jawa Timur Tahun

2015. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2014.

Pokja Sanitasi Kab.Banyuwangi. 2012. Buku Putih Sanitasi Kabupaten

Banyuwangi (Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman 2012).

Banyuwangi: Pokja Sanitasi Kab. Banyuwangi.

Purwoko, E. 2011. Kebijakan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang

(MKJP) dalam jampersal, (September), 28–30. Retrieved from

http://www.bkkbn.go.id

Puslitbangkes. 2011. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP di

Enam Wilayah Indonesia. Retrieved from

www.bkkbn.go.id/litbang/pusna/hasilanalislanjut

Page 97: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

78

Rattray, C. 1997. The Norplant experience at the University Hospital of the West

Indies. Journal of Obstetric and Gynaecology. Nov : 17(6): 569

Sahin, H. 2003. Reasons for not using family planning methods in Eastern

Turkey. European Journal of Contraception and Reproductive Health care.

Mar : 8(1): 11

Salvina, Hasifah, Suryani, S. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Rendahnya Minat Untuk Menggunakan Metode Kontrasepsi Hormonal (

IMPLANT ) Pada Akseptor KB Di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Jurnal

E-Library Stikes Nani Hasanudin Makasar: 2(4) :1–10.

Samandari, G. 2010. Contraceptive Use in Cambodia : A Multi-Method

Examination of Determinants and Barriers to Modern Contraception"

(dissertation). Chapel Hill. University of North Carolina

Sastroasmoro, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis (4th ed., p.

287). Jakarta: Sagung Seto.

Save, D. C. 2004. Resistance against contraception or medical contraceptive

methods : a Qualitative Study on Women and Men in Instanbul. The

European Journal of Contraception & Reproductive Health Care . Jun: 9(2):

94

Setyowati, T. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim Pada Akseptor KB Golongan Resiko Tinggi Di

Puskesmas Wilayah Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun 2008. Jurnal

Kesehatan Stikes Kartika Ahmad Yani, 1, 1–11.

Sherpa, S. 2012. Knowledge, Attitude, Practice and Preferences of Contraceptive

Methods in Udupi District, Karnataka. Journal of Family and Health

Reproductive. 7 (3): 115-120

Suparmi, S. 2013. Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan KB Menjelang JKN.

AT/ Humas Perwakilan BKKBN Jatim, 22. Retrieved from http://bkkbn.go.id

Susanti, P.Mona Wowor, R. H. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Minat Ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant di Puskesmas

Ome Kota Tidore Kepulauan. Ejournal Keperawatan. Agust 1(1): 1-5

Thomas, M. 2014. The Important of Role Models. Health Guidance. Retrieved

November 27, 2014, from http://www.healthguidance.org/entry/13288/1/

The-Importance-of-Role-Models.html

Page 98: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

79

Trevvit, J. L. 2010. "Female Reproductive Health in Russia : Demographic and

Behavioral Determinant of Pregnancy Outcomes, Contraceptive Usage and

Repeat Abortion" (dissertation). Baltimore. Johns Hopkins University

Tuner, L.W., Hunt, S.H., Dibrezzo, R.C. J. 2003. Health Belief Model. Jones and

Bartlette Publisher.

UNFPA. 2014. Population Trends. Sept - Nov. Retrieved from

http://www.unfpa.org/ population-trends

UUD. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan. In

UUD no 20 tahun 2003 (pp. 1–33). Jakarta.

WHO. 2007. Family Planning a Global Handbook for Providers (Evidence-b.).

United States Agency for International Development Bureau for Global

Health Office of Population and Reproductive Health.

Winner, B., Peipert, j., Zhao, Q., Buckel, C., Madden, T., Allsworth, J. 2012.

Effectiveness of Long-Acting Reversible Contraception. New England

Journal of Medicine. May 24: 2(1): 1998–2008.

Page 99: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

74

Lampiran 1

PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

TENTANG PENELITIAN YANG AKAN DILAKUKAN

Selamat pagi/siang/sore, Saya Firdawsyi Nuzula Mahasiswi Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, saya akan melakukan penelitian

sebagai syarat dalam menyelesaikan tugas akhir tentang kontrasepsi dengan judul

“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Implant Pada Wanita

Pasangan Usia Subur di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi”.

Pemilihan untuk memakai alat kontrasepsi yang tepat dipengaruhi oleh banyak

faktor. Untuk tujuan tersebut, kami akan menanyakan beberapa pertanyaan.

Kejujuran Anda dalam menjawab pertanyaan akan membantu memberikan data

dan informasi yang benar mengenai fenomena yang terjadi.

Keikutsertaan Anda dalam program ini sangat membantu kami untuk

mengatasi permasalahan kependudukan. Keikutsertaan Anda dalam penelitian ini

bersifat sukarela tanpa adanya unsur paksaan dan apabila Anda merasa tidak

nyaman atau keberatan selama proses maka Anda diperkenankan untuk

mengundurkan diri dari penelitian ini atau menolak menjawab pertanyaan yang

tidak anda kehendaki. Hasil pengisian kuesioner Anda akan dijamin

kerahasiannya serta bersifat anonim dimana form kuesioner yang diisi tidak akan

berisi nama atau identitas Anda, melainkan kode responden.

Apabila anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini maka kami akan

melakukan pengisian kuesioner yang akan berlangsung sekitar 20-30 menit.

Kami persilahkan Anda untuk menghubungi kami bila Anda mempunyai

pertanyaan lebih lanjut tentang penelitian ini. Anda bisa menghubungi Firdawsyi

Nuzula (pada nomor telepon 082141839721).

Page 100: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Penyataan oleh Responden

Persetujuan untuk berpartisipasi pada penelitian mengenai “Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Pemakaian Implant Pada Wanita Pasangan Usia

Subur di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Tahun 2014”

Bahwa saya telah membaca lembaran informasi yang diberikan kepada saya (atau

telah dibacakan untuk saya), dan saya telah memahami tujuan penelitian ini dan

sifat pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan pada saya.

Saya menyadari bahwa:

1. Saya akan berpartisipasi dalam studi faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemakaian implant pada wanita pasangan usia subur

2. Saya akan diwawancarai oleh petugas lapangan selama 20-30 menit

3. Identitas saya akan dilindungi dengan cara menggunakan kode. Kode ini akan

muncul pada kuesioner yang menyimpan semua informasi yang saya berikan,

tetapi nama saya tidak akan disebutkan di sana.

4. Jawaban-jawaban saya akan dijaga kerahasiaannya selama penelitian.

5. Keikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan saya bisa

mengundurkan diri kapanpun saya mau.

6. Saya boleh tidak menjawab suatu pertanyaan, oleh karena alasan apapun.

7. Saya memahami para peneliti akan melakukan setiap langkah yang bisa

dilakukan untuk melindungi kerahasiaan saya.

Saya setuju untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini

Banyuwangi,

Suami,

( )

Responden,

( )

Page 101: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

Lampiran 3

DAFTAR PERTANYAAN

PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN IMPLANT

DI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN

BANYUWANGI TAHUN 2015

MAHASISWA PASCASARJANA IKM

UNIVERSITAS UDAYANA

KUESIONER KARAKTERISTIK WANITA PUS DAN FAKTOR LAIN

A. Identifikasi Responden

A1 Kode Responden

A2 Nomor Responden

A3 Suku

A4 Agama

A5 Dusun

A6 Desa

B. Identifikasi Pengumpul Data

B1 Nama pengumpul data

B2 Tanggal pengumpulan data - -

B3 Tanda tangan

C. Karakteristik Wanita Pasangan Usia Subur

C1 Berapa umur ibu?

Tanggal/Bulan/Tahun berapa ibu lahir?

Tahun

- -

C2 Apa pendidikan terakhir yang ibu

tempuh?

0. SD/sederajat

1. SMP/sederajat

2. SMA/sederajat

3. PT/sederajat

Page 102: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

C3 Apa pekerjaan ibu saat ini?

Jika ibu bekerja, lanjut C4

Jika ibu tidak bekerja, lanjut C5

0 = IRT

1 = Buruh

3 = Petani / perkebunan

3 = Dagang

4 = Lainnya____________

C4 Berapa total penghasilan ibu setiap

bulan?

Rp ______________________

C5 Apa pekerjaan suami ibu saat ini?

1. PNS

2. Petani / perkebunan

3. Karyawan Swasta

4. Buruh

5. Dagang

6. Lainnya____________

C6 Berapa total penghasilan suami ibu setiap

bulan?

Rp ______________________

C7 Jumlah penghasilan total ibu dan suami

setiap bulan (diisi oleh pengumpul data

dengan menjumlahkan C4 dan C6)

Rp ______________________

C8 Berapa jumlah seluruh anak yang pernah

ibu lahirkan?

1. Satu

2. Dua

3. Tiga

4. ≥ Empat

5. Lainya, ____________

C9 Berapa usia anak terkecil ibu saat ini?

____________ bulan / tahun

Page 103: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

C10 Berapa jarak kelahiran anak terakhir ibu?

____________ bulan / tahun

D. Riwayat Kontrasepsi

D1 Kontrasepsi apakah yang anda gunakan

saat ini?

1. MOW (Steril)

2. IUD (spiral)

3. Implant (susuk KB)

4. Suntik KB

5. Pil KB

6. Lainnya____________

D2 Berapa lama anda menggunakan alat

kontrasepsi tersebut?

_________ tahun ________ bulan

D3 Apakah anda pernah berganti-ganti

menggunakan alat kontrasepsi?

1. Ya, Lanjut D4

2. Tidak, berhenti

D4 Kontrasepsi apakah yang pernah anda

gunakan sebelumnya?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Pil KB

2. Suntik KB

3. Implant (susuk KB)

4. IUD (spiral)

5. Steril

6. Lainnya____________

D5 Apakah alasan anda berganti alat

kontrasepsi?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Karena timbul efek samping

2. Karena ingin mempunyai anak lagi

3. Karena anjuran suami

4. Tidak tahu

5. Lainnya____________

Page 104: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

E. Nilai budaya

E1 Apakah ibu dan pasangan ibu melakukan

musyawarah terlebih dahulu sebelum

memutuskan untuk menentukan jenis

kontrasepsi yang akan dipakai?

1. Ya

2. Tidak

E2 Apakah lingkungan ibu tinggal

mempengaruhi ibu dalam memilih alat

kontrasepsi yang ibu gunakan sekarang?

1. Iya

2. Tidak

E3 Apakah ibu ada perasaan khawatir atau

takut saat memutuskan untuk memakai

alat kontrasepsi?

1. Iya, Lanjut E3

2. Tidak, Lanjut E4

E4 Hal apakah yang menyebabkan ibu

merasa khawatir atau takut?

1. Karena tidak sesuai dengan

keyakinan

2. Tidak diperbolehkan ajaran agama

3. Melanggar norma

4. Melanggar tradisi keluarga

5. Tidak tahu

6. Alasan lain ____________

7.

E5 Apakah tradisi masyarakat di tempat ibu

tinggal menganjurkan untuk memakai

jenis kontrasepsi yang ibu gunakan

sekarang?

1. Iya , Lanjut E5

2. Tidak, Lanjut E6

E6 Apakah jenis kontrasepsi selain yang ibu

gunakan menurut tradisi di lingkungan

ibu diperbolehkan?

1. Iya

2. Tidak

3. Tidak tahu

Page 105: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

E7 Apakah alasan tradisi di lingkungan ibu

tidak memperbolehkan kontrasepsi

tersebut?

1. Tidak dianjurkan oleh agama

2. Tidak aman

3. Kurang privasi

4. Tidak tahu

5. Alasan lain ____________

E8 Apakah agama yang ibu anut

memperbolehkan untuk memakai jenis

kontrasepsi yang ibu gunakan sekarang?

1. Iya

2. Tidak

3. Tidak tahu

4. Alasan lain ____________

F. Pengetahuan tentang implant

F1. Kontrasepsi

F11 Apakah ibu pernah mendengar tentang

kontrasepsi jangka panjang (MKJP)?

1. Ya, Lanjut F11

2. Tidak, Lanjut F13

F12 Apa sajakah yang termasuk dalam alat

kontrasepsi jangka panjang?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Pil KB

2. Suntik KB

3. Implant (susuk KB)

4. IUD (spiral)

5. Steril

6. Tidak tahu

7. Lainnya____________

F13 Apakah yang ibu ketahui tentang implant

(susuk)?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Alat kontrasepsi hormonal

2. Alat kontrasepsi jangka panjang

3. Alat kontrasepsi yang dipasang

dilengan

4. Alat kontrasepsi yang bertahan

selama 3- 5 tahun

5. Tidak tahu

6. Lainnya____________

Page 106: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

F2. Manfaat kontrasepsi implant

F21 Apakah yang ibu ketahui tentang manfaat

menggunakan implant / susuk?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Mengatur kehamilan

2. Menunda kehamilan

3. Memberhentikan kehamilan

4. Tidak tahu

5. Lainnya____________

F22 Apakah kelebihan implant/susuk

dibandingkan kontrasepsi lain?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Lebih efektif

2. Lebih murah biaya

3. Lebih mudah pemasangannya

4. Lebih aman

5. Tidak tahu

6. Lainnya____________

F3. Efektifitas implant

F31 Implant atau susuk dapat digunakan

dalam jangka waktu berapa lama?

1. 3 bulan

2. 1 tahun

3. 3 tahun

4. 5 tahun

5. Seumur hidup

6. Tidak tahu

7. Lainnya____________

F4. Indikasi dan kontraindikasi

F41 Kapan waktu yang tepat untuk dilakukan

pemasangan implant atau susuk?

1. Selama haid

2. Masa nifas

3. Tujuh hari pertama setelah

keguguran

4. Tidak tahu

5. Lainnya____________

Page 107: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

F42 Implant atau susuk tidak dapat digunakan

pada wanita dengan?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Hamil

2. Memiliki riwayat infeksi menular

seksual

3. Aborsi / keguguran

4. Mempunyai riwayat penyakit

keganasan / tumor

5. Tidak tahu

6. Lainnya____________

F5. Efek Samping

F51 Apakah efek samping yang muncul dari

pemakaian implant / susuk?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Perdarahan

2. Gangguan menstruasi

3. Sakit kepala

4. Peningkatan berat badan

5. Tidak tahu

6. Lainnya____________

F52 Apakah yang harus anda lakukan jika

timbul efek samping?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Konsultasi ke pelayanan kesehatan

2. Meminum obat dari warung

3. Membiarkan saja

4. Tidak tahu

5. Lainnya____________

G. Role model

G1 Apakah ibu memiliki anggota keluarga

atau teman yang memakai kontrasepsi

implant(susuk)?

1. Ya, Lanjut G3

2. Tidak, Lanjut G2

G2 Apakah ibu menggunakan implant / susuk

karena seseorang yang ibu idolakan

memakainya atau menyarankannya?

1. Ya

2. Tidak

Page 108: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

G3 Apakah keluarga / teman ibu yang

memakai kontrasepsi implant mengajak

ibu untuk memakai kontrasepsi yang

sama (implant/susuk)?

1. Ya

2. Tidak

G4 Siapakah yang paling berpengaruh dalam

keinginan ibu untuk memakai

kontrasepsi implant (susuk)?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Ibu

2. Mertua

3. Kakak perempuan

4. Teman

5. Tetangga

6. Alasan lain, ____________

H. Akses ke fasilitas pelayanan

H1 Berapa jarak dari rumah ibu ke

puskesmas atau tempat yang memberikan

pelayanan KB?

Km

H2 Berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk mencapai puskesmas atau tempat

yang memberikan pelayanan KB?

Menit

H3 Dengan menggunakan kendaraan apa

untuk pergi ke tempat pelayanan KB?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Jalan kaki

2. Sepeda

3. Sepeda motor

4. Angkutan Umum

5. Lainnya____________

H4 Bagaimanakah sarana / akses menuju ke

fasilitas yang melayani KB?

1. Mudah dijangkau

2. Sulit dijangkau

3. Lainnya____________

Page 109: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

I. Informasi dari petugas kesehatan

I1 Apakah ibu pernah mendapat informasi

tentang kontrasepsi implant (susuk) dari

petugas kesehatan?

1. Ya , Lanjut I2

2. Tidak, Lanjut I5

I2 Berapa kali ibu mendapatkan informasi

tentang kontrasepsi implant (susuk) dari

petugas kesehatan?

____________ kali

I3

Apakah petugas kesehatan memberikan

informasi tentang implant (susuk) kepada

ibu dengan jelas?

1. Ya

2. Tidak

I4 Apakah ibu paham dengan informasi

yang diberikan oleh petugas kesehatan

tentang implant (susuk)?

1. Ya

2. Tidak

I5 Darimanakah ibu dapat informasi tentang

kontrasepsi implant (susuk)?

1. Teman

2. Saudara

3. Televisi / radio

4. Majalah / koran

5. Lainnya____________

J. Dukungan suami

J1 Apakah suami ibu mendukung ibu untuk

memakai kontrasepsi?

1. Ya, Lanjut J3

2. Tidak, Lanjut J5

J2 Apakah bentuk dukungan yang suami ibu

berikan?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Materi (finansial)

2. Motivasi

3. Spiritual

4. Tidak tahu

5. Lainnya____________

Page 110: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

J3 Apakah yang suami ibu lakukan saat ibu

memutuskan untuk memakai kontrasepsi?

(Jawaban bisa lebih dari satu)

1. Mengantar ibu ke pelayanan KB

2. Memberikan uang untuk biaya

3. Mendampingi ibu saat pemasangan

KB

4. Lainnya____________

J4 Apa alasan suami ibu tidak mengijinkan

ibu memakai kontrasepsi?

1. Takut efek samping

2. Tidak tahu manfaatnya

3. Alasan lain, ____________

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA

Page 111: faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian implant pada ...

74