Ilmu Sosial Dasar (Isd)

25
November 23, 2012 PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT Leave a comment INTEGRASI SOSIAL Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok- kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : 1.Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan social dalam suatu sistem sosial tertentu 2.Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu. Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut : 1.Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai- nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)

description

ilmu

Transcript of Ilmu Sosial Dasar (Isd)

Page 1: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

November 23, 2012

PERTENTANGAN SOSIAL & INTEGRASI MASYARAKAT

Leave a comment

INTEGRASI SOSIAL

 Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan

atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di

antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat

sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian

fungsi.

Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok

etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas

masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-

masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : 1.Pengendalian terhadap konflik dan

penyimpangan social dalam suatu sistem sosial tertentu

2.Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau

dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.

Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi

berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara

sosial budaya. Menurut pandangan para penganut funsionalisma struktur

sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :

1.Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya consensus

(kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-

nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar)

2.Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus

menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation).

Setiap konflik yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial

Page 2: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

lainnya akan segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting

loyalities) dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.

Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat terintegtrasi atas paksaan dan karena

adanya saling ketergantungan di antara berbagai kelompok. Integrasi sosial akan

terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan tentang batas-

batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

PERTENTANGAN DAN KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari

pada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan

yang kasar atau perang. Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang

merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu  :

1.Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat

didalam konfl

2.Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam

kebutuhan-  kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-

sikap, maupun gagasan-gagasan

3.Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-

perbedaan tersebut.

 

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu

yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik

dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu,sampai kepada

lingkungan yang luas yaitu masyarakat.

1.Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya

pertentangan, ketidakpastian, atau emosi emosi dan dorongan yang antagonistic

didalam diri seseorang

Page 3: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

2.Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri

individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,

nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota

kelompok, serta minat mereka.

3.Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai

dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang

bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat,

disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-

ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam kebudayaan-

kebudayaan lain.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :

1.Elimination; yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yagn

diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami

membentuk kelompok kami sendiri

2.Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai

kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya

3.Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan

menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.

4.Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun

kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan

untuk melakukan kegiatan bersama

5.Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik

berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah

6.Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,

dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan

yang memuaskan bagi semua pihak

Pertentangan atau ketegangan adalah tingkah laku yang berdasarkan emosi.

Tiga ciri situasi pertentangan yaitu:

Page 4: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

1. ada beberapa bagian yang ada dalam konflik

2. adanya interaksi yang menyebabkan perbedaan

3. adanya perbedaan antara kebutuhan, tujuan, nilai dll

GOLONGAN BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang majemuk, msyarakat majemuk itu

dipersatukan oleh sistem nasional negara indonesia. Aspek kemasyarakatan yang

mempersatukannya antara lain :

1.Suku bangsa dan kebudayaannya

2. Agama

3. Bahasa,

4. Nasion Indonesia

Bentuk Integrasi Sosial

Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas

kebudayaan asli.

Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan

kebudayaan asli.

Faktor-Faktor Pendorong

 A. Faktor Internal :

kesadaran diri sebagai makhluk sosial

tuntutan kebutuhan

jiwa dan semangat gotong royong

 B. Faktor External :

,tuntutan perkembangan zaman

,persamaan kebudayaan,

Page 5: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

,terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama

,persaman visi, misi, dan tujuan

,sikap toleransi

,adanya kosensus nilai

,adanya tantangan dari luar

,Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial

 

1. Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, Maka pada diri masing-masing harus

mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu kekuatan bangsa dan

bukan sebaliknya.

2. Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi kebutuhan antara satu

dengan yang lainnya.

Konflik/Pertentangan

Konflik/Pertentangan berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling

memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial

antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak

berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau

membuatnya tidak berdaya.

Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau

dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan

hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam

suatuinteraksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri

fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan

dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang

wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah

Page 6: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik

hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah

siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya,

integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

 Penyebab terjadinya konflik/Pertentangan dimasyarakat

1. Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku dari individu. Individu

bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya.

Kepentingan ini bersifat esensial bagi kelangsungan kehidupan individu itu sendiri. Jika

individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka mereka akan merasa puas dan

sebaliknya bila gagal akan menimbulkan masalah bagi diri sendiri maupun bagi

lingkungannya.

Individu yang berpegang pada prinsipnya saat bertingkah laku, maka kegiatan-kegiatan

yang dilakukan oleh individu tersebut dalam masyarakat merupakan kepuasan

pemenuhan dari kepentingan tersebut. Oleh karena itu, individu mengandung arti

bahwa tidak ada dua orang yang sama persis dalam aspek-aspek pribadinya, baik

jasmani maupun rohaninya. Dengan itu, maka akan muncul perbedaan kepentingan

pada setiap individu, seperti:

1. Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang.

2. Kepentingan individu untuk memperoleh harga diri.

3. Kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama.

4. Kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi.

5. Kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain.

6. Kepentingan individu untuk memperoleh kedudukan didalam kelomponya.

7. Kepentingan individu untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri.

Page 7: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

8. Kepentingan individu untuk memperoleh kemerdekaan diri.

 

Dalam hal diatas menunjukkan ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme

yang akhirnya akan melahirkan suatu konflik.  Hal mendasar yang dapat menimbulkan

suatu konflik adalah jarak yang terlalu besar antara harapan dengan kenyataan

pelaksanaan. Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan

terjadinya konflik tetapi ada beberapa fase, yaitu Fase Disorganisasi dan Fase

2. Prasangka, Diskriminasi, dan Ethnosentrisme

a. Prasangka dan diskriminasi

Prasangka dan Diskriminasi dapat merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan

integrasi masyarakat. Prasangka mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang

memilikinya. Melalui proses belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap

cenderung membeda-bedakan dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka.

Apabila individu mempunyai prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras

yang diprasangka. Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan,

biasanya orang yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang

belum tentu salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri, yaitu

pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.

 

b. Perbedaan Prasangka dan diskriminasi

Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi, prasangka adalah sifat negative terhadap

sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk menggapai akumulasi materi tertentu atau

untuk status sosial bagi suatu individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial

biasanya bertindak diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.

c. Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif

1. Latar belakang sejarah.

Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah

bangsa penjajah.Inidilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda

menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad.

Page 8: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

2. Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional

Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah

antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.

3. Bersumber dari faktor kepribadian

Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality

adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri

bersifat konservatif dan tertutup.

4. Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama.

Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang

diseluruh penjuru dunia.

d. Usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminasi

Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan

pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah

garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu

kita sadari.

sumber:

(http://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial)

(http://mozarkh.blogspot.com/2011/12/pertentangan-sosial-dan-integrasi.html)

(http://arifnoviyanto.blogspot.com)

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKATDESEMBER 9, 2012 TANTANOXAVIA TINGGALKAN KOMENTAR

Page 9: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

Salam semuanya :D, sekarang saya akan berbagi mengenai pertentangan

sosial dan integrasi masyarakat. Hal ini kadang sering kita abaikan dalam

kehidupan sehari-hari kita padahal ruang lingkup dimasyarakat amat luas,

oleh karena itu kita patut mengetahui tentang pertentangan sosial dan

integrasi masyarakat.

Here we go ! :D

PERBEDAAN KEPENTINGAN

Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara

dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun

antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan

dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan

menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota

penerima karena ia patut untuk menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-

nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan

alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel

ketentuan yang telah disepakati itu.

Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya

ikatan itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut

merasakan dan saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik

mengarah kepada yang positif maupun negatif. Sakit anggota masyarakat

satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu

harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi

ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi

disorganisasi.

Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi

tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal.

Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui

pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi

kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagusnya gading akan

mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara

mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keadaan tidak terkendali

dan dari situlah terjadinya perpecahan. Sudah tentu sebabnya, misalnya

adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.

Page 10: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping

adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada

kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok

agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan

minoritas.

PRASANGKA, DISKRIMINASI, DAN ETNOSENTRISME

A.     Pengertian Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka (prejudice) diar tikan suatu anggapan terhadap sesuatu

dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik

terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang,

secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu

buruk. Disisi lain bahasa arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik

terhadap sesuatu .

Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi

pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan

untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang,

obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak

atau beringkah laku. Oleh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan

dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan

kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul

tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif

merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan

hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.

Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman

sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil

peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa

diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi

yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi

(terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan

sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif

yang kuat.

Page 11: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-

orang yang lebih sukar berprasangka. Tampaknya kepribadian dan

inteligensi, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya

prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka,

karena orang-orang macam ini bersikap dan bersifat kritis. Prasangka

bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan.

Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah

menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka

rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya.

Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa latar

belakang prasangka. Demikian juga sebaliknya seseorang yang

berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.

B.      Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi

1. Berlatar belakang sejarah. Orang-orang kulit putih di Amerika Serikat

berprasangka negatif terhadap orang-orang Negro, berlatar belakang

pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan

dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.

2. Dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional. Harta

kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta itu

didapat dari usaha-usaha yang tidak halal. Antara lain dari usaha korupsi

dan penyalahgunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya.

3. Bersumber dari faktor kepribadian.

4. Berlatar belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.

C.      Usaha-Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka dan

Diskriminasi

1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi.

2. Perluasan kesempatan belajar.

3. Sikap terbuka dan sikap lapang.

D.     Pengertian Etnosentrisme

Page 12: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan

norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik,

mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai dan

membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan

kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok

lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam

tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi

penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi.Etnosentrisme

dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah dianut

oleh orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya

superior, lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-

bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah, nista dsb.

 

PERTENTANGAN SOSIAL ATAU KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT

Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian tingkah laku

yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan

mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang.

Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang

merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu :

1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat di

dalam konflik.

2. Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam

kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-

sikap, maupun gagasan-gagasan.

3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai

perbedaan-perbedaan tersebut.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan

emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya,

misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada

lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada

lingkungan yang luas yaitu masyarakat, yaitu :

Page 13: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya

pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang

antagonistik didalam diri seseorang.

2. Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam

diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok

dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi

mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.

3. Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara

nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma

kelompok yang bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan dalam nilai,

tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan

pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu

kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan

lain.

Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :

1. Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam

konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol,

kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.

2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai

kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk

mentaatinya.

3. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan

menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.

4. Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun

kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan

serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama

5. Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam

konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.

6. Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan,

dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu

keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.

GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL

Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk yang

terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan

oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat

Page 14: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya

melalui jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-

aspek dari kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan,

Agama, Bahasa, Nasional Indonesia.

Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka adalah integrasi

diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan, tetapi

keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada

kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka

Tunggal Ika), berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal

yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi:

1. Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai

miliknya

2. Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar

warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)

3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam

perbedaan kesukuan

4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang

anggota golongan tertentu

 

Integrasi Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang

berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda

tersebut meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa,

nilai, dan norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:

Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi

kebutuhan mereka

Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma

dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman

Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara

konsisten

Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami semua negara di

dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya.

Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti

Page 15: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi

diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat

dengan jalan kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa

masalah integrasi internasional, antara lain:

1. perbedaan ideologi

2. kondisi masyarakat yang majemuk

3. masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh

4. pertumbuhan partai politik

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil atau

menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain:

Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap

Ideologi Nasional

Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau

dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi

Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional

Membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau

keturunan asing

 

INTEGRASI NASIONAL

Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda

dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh

atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak

jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa

integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin

meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD,

1993: 71).

- Integrasi tidak sama dengan pembauran atau asimilasi.

Page 16: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

- Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme

sosial.

- Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.

- Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua atau lebih kebudayaan

mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits) mereka, yang berbeda

atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan

yang selaras (harmonis).

- Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur kebudayaan baru diserap

ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan

unsur kebudayaan tradisional tertentu.

Sumber :

http://ediz11.wordpress.com/2011/11/19/ilmu-sosial-dasar-bab-viii/

Pertentangan - Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

0 komentar 

Posted in

undefinedundefined

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan merupakan suatu awal dari tingkah laku Individu. Individu itu sendiri bertingkah laku

karena adanya motivasi untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Kebutuhan dan

kepentingan tersebut sifatnya esensial bagi individu itu sendiri. Jika kebutuhan dan kepentingan itu

Page 17: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

terpenuhi maka ia akan merasa puas, namun juga sebaliknya, apabila pemenuhan kebutuhan dan

kepentingan itu gagal maka akan menimbulkan suatu masalah bagi dirinya pribadi serta

lingkungannya.

Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau di dalam

masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri.

Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu

kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.

Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di

dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul

perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar

disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan (Hereditas) dan faktor lingkungan sosial sebagai

komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan

memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang

sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu

dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama.alat dalam memenuhi kepentingannya,

maka kegiatan yang dilakukannya

Merujuk pada latar belakang tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah

yang mengkaji mengenai tingkah laku individu dalam memenuhi kepentingan ataupun

kebutuhannya, dengan judul ”Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba m,engidentifikasikan beberapa pertanyaan yang

akan dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan kebutuhan ?

2. Bagaimana pengertian dari prasangka dan diskriminasi ?

3. Apa yang dimaksud dengan ethnosentrisme dam stereotype?

4. Bagaimana eksistensi dari konflik dalam kelompok ?

1.3. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas

Page 18: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

dari mata kuliah Ilmu sosial dasar, tapi juga bertujuan diantaranya untuk :

1. Mengetahui yang dimaksud dengan kebutuhan

2. Mengetahui pengertian dari prasangka dan diskriminasi

3. Mengetahui yang dimaksud dengan ethnosentrisme dam stereotype

4. Mengetahui eksistensi dari konflik dalam kelompok

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka dan diskriminasi merupakan dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut

dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa

kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan

atau wilayah disertai yindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.

Prasangka me4mpunyai dasar pribadi, di mana setiap orang memiliki9nya, sejak masih kecil unsur

sikap bermusuhan sudaj tampak. Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, membuat

sikap cenderung untuk membeda-bedakan. Perbedaan yang secara sosial silaksanakan antar

lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar,

bahkan melembaga (turun menurun) sehingga tidak heran apabila prasangka ada pada mereka

yang tergolong cendekiawan, sarjana, pemimpin atau negarawan. Jadi prasangka pada dasarnya

pribadi dan dimiliki bersama. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian dengan seksama,

mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi etnik.

Suatu bhal uang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya

bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkainya. Rerapi dapat pula yang bertindak

diskriminatif tanpa didasari prasangka, dan sebaliknya seorang yang berprasangka dapat saja

bertindak tidak diskriminatif. Perbedaan terpokok antara prasangla dan diskriminatif ialah bahwa

prasangka menunjuk pada aspek sikap sedangkan diskriminatif menunjuk pada tindakan. Menurut

Morgan (1966) sikap ialah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif terhadap

orang, objek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui bila ia sudah bertindak atau bertingkah

Page 19: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan.

Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul

tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang

realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing.

2.2. Erhnosentrisme dan Stereotype

Perasaan dalam dan luar kelompok merupakan dasar untuk suatu sikap yang disebut dengan

ethnosentrisme. Anggota dalam lingkungan suatu kelompok ,e,punyai kecenderungan untuk

menganggap segala yang termasuk dalam kebudayaan kelompok sendiri sebagai utama, baik riil,

logis, sesuai dengan kodrat alam, dan sebagainya, dan segala yang berbeda dan tidak masuk ke

dalam kelompok sendiri dipandang kurang baik, tidak susila, bertentangan dengan kehendak alam

dan sebagainya. Jecenderungan-jecenderungan tersebut disebut dengan enthosentrisme, yaitu

sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan mempergunakan ukuran-ukuran

kebudayaan sendiri.

Sikap enthosentrisme ini diajarkan kepada anggota kelompok baik secara sadar maupun secara

tidak sadar, bersama dengan nilai-nilai kebudayaan. Sikap ini dipanggil oleh suatu anggapan bahwa

kebudayaan dirinya kebih unggul dari kebudayaan lainnya. Bersama itu pula ia menyebarkan

kebudayaannya, bila perlu dengan kekuatan atau paksaan.

Proses diatas sering dipergunakan stereotype, yaitu gambaran atau anggapan ejek. Dengan

demikian dikembangkan sikap-sikap tertentu, misalnya mengejek, mengdeskreditkan atau

mengkambinghitamkan golongan-golongan tertentu. Stereotype diartikan sebagai tanggapan

mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi seseorang atau golongan yang bercorak nnegatif sebagai

akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subjektif.

Dalam melakukan penilaian mengenai sesuati, seseorang cenderung menyederhanakan kategori ke

dalam dua kutub, seperti kaya miskinm rajin malas, pintar bodoh. Kecenderungan

menyederhanakan secara maksimal ini disebabkan individu lebih mudaj melakukan hal ini dari pada

melakukan penilaian secara majemuk. Dengan demikian stereotype bukan saja suatu kategori yang

tetap, tetapi juga mengandung penyederhanaan dan pemukulrataan secara berlebihlebihan.

Penyederhanaan dan pemukul rataan mengandung stereotype, sehingga merupakan dasar dari

prasangka.

Page 20: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

2.3. Konflik Dalam Kelompok

Istilah konflik cenderung menimbulkan resfon-resfon yang bernada ketakutan atau kebencian,

padahal konplik itu sendiri merupakan suatu unsur yang penting dalam pengembangan dan

perubahan. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri seseorang, terhadap

anggota-anggota kelompok lainnya, maupun terhadap masyarakat. Sebaliknya konflik juga dapat

membangun kekuatan yang konstruktif dalam hubungan kelompok. Jonflik merupakan suatu sifat

dan komponen yang penting dari proses kelompok, yang terjadi melalui cara-cara yang digunakan

orang untuk berkomunikasi satu dengan yang lain.

Konflik mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa

dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar

konflik berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi

konflik yaitu :

1. terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagiam yang terlibat dalam konflik

2. unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,

tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.

3. terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering

dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada

lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai pada ruang lingkup yang paling besar yaitu

masyarakat :

1. Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan,

ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang antagonistik dalam diri seseorang

2. Pada taraf dalam kelompok, konflik-konflik ditimbulkan dari konflik-konflik yang terjadi di dalam diri

individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-niali dan

norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota-anggota kelompok dan minat-minat

mereka

3. Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-

norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok lain di dalam masyarakat tempat

kelompok yang bersangkutan berada. Perbedaan dalam tujuan, niali, dan norma serta minat;

Page 21: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan simber-sumber sosio ekonomis dalam

suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada di da;am kebudayaan-kebudayaan yang lain.

Para penulis seperti Berstein, Coser, Follett, Simmel, Wilson, dan ryland; memandang konflik

sebagai sesuatu yang tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai

kegunaan yang fungsional dan konstrutif; namun sebaliknya, dapat pula tidak bersifat fungsional dan

destruktif (Bernstein, 1965). Konflik mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh yang positif

maupun negatif dalam berbagai taraf interaksi manusia.

2.4. Integrasi Masyarakat dan Nasional

Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari

individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan

persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.

Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di

antara anggota msyarakat secara keseluruhan.

Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam

masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak

banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu

untuk mewujudkan integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau

mengurangi prasangka.

Perlu dicari beberapa bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari

prasangka, yaitu melalui empat sistem, diantaranya ialah :

1. Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945

2. Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang

3. sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis),

pola-pola penilaian yang dianggap pola-pola keindonesiaan, dan

4. Sistem Organik jasmaniah, di mana nasionalime tidak didasarkan atas persamaan ras.

Untuk mengurangi prasangka, keempat sistem itu harus dibina, dikembangkan dan memperkuatnya

sehingga perwujudan nasionalisme Indonesia dapat tercapai.

BAB III

Page 22: Ilmu Sosial Dasar (Isd)

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau di dalam

masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri. Pada

umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan

untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.

Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di

dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul

perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar

disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan (Hereditas) dan faktor lingkungan sosial sebagai

komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu.

Sikap enthosentrisme ini diajarkan kepada anggota kelompok baik secara sadar maupun secara

tidak sadar, bersama dengan nilai-nilai kebudayaan. Sikap ini dipanggil oleh suatu anggapan bahwa

kebudayaan dirinya kebih unggul dari kebudayaan lainnya. Bersama itu pula ia menyebarkan

kebudayaannya, bila perlu dengan kekuatan atau paksaan.

Proses diatas sering dipergunakan stereotype, yaitu gambaran atau anggapan ejek. Dengan

demikian dikembangkan sikap-sikap tertentu, misalnya mengejek, mengdeskreditkan atau

mengkambinghitamkan golongan-golongan tertentu. Stereotype diartikan sebagai tanggapan

mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi seseorang atau golongan yang bercorak nnegatif sebagai

akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subjektif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Widjaya, A.W. 1985.Ilmu Sosial Dasar. Penerbit Akademika Pressindo. Jakarta

2. Zen, MT. Sains, Tekhnologi dan Hari Depan Manusia. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta

3. …….(ed). 1986. Manusia Indonesia : Individu, Keluarga dan Masyarakat. Penerbit Akademika

Pressindo. Jakarta

Page 23: Ilmu Sosial Dasar (Isd)