Makalah Isd Pengangguran

32
PENGANGGURAN Disusun oleh : JOSUA LEONARDO MANALU (18311907) FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Transcript of Makalah Isd Pengangguran

Page 1: Makalah Isd Pengangguran

PENGANGGURAN

Disusun oleh :

JOSUA LEONARDO MANALU (18311907)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

JURUSAN SARMAG TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS GUNADARMA

2012

Page 2: Makalah Isd Pengangguran

K A T A P E N G A N T A R

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat

menyusun makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berisi tentang informasi kebudayaan sunda ini disusun untuk memenuhi

tugas mata kuliah ilmu sosial dasar Universitas Gunadarma.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

terselesaikannya makalah ini dan semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan

kepada pembaca.

Depok, Desember 2012

Penulis

1

Page 3: Makalah Isd Pengangguran

D A F T A R I S I

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................1

DAFTAR ISI ....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................3

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................3

1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5

1.3 TUJUAN MAKALAH ..................................................................................5

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN .....................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................6

2.1 PENGERTIAN PENGANGGURAN ............................................................6

2.2 JENIS-JENIS PENGANGGURAN................................................................9

2.1.1 Pengangguran Struktural..................................................................9

2.1.2 Pengangguran Fiksional...................................................................10

2.1.2 Pengangguran Voluntary..................................................................10

2.1.2 Pengangguran Deflasioner...............................................................11

2.1.2 Pengangguran Teknologi..................................................................11

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN.....12

2.3.1 Faktor Pribadi ..................................................................................12

2.3.2 Faktor Sistem Sosial dan Ekonomi .................................................12

2.4 SOLUSI MENGATASI PENGANGGURAN ...............................................14

BAB III PENUTUP .........................................................................................................19

3.1 KESIMPULAN ..............................................................................................19

3.2 SARAN ..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................20

2

Page 4: Makalah Isd Pengangguran

BAB I

P E N D A H U L U A N

1.1LATAR BELAKANG

Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau

masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara

unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan

dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul akibat terjadinya

perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat

menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah

sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti

tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain

sebagainya. Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 jenis faktor, yakni faktor ekonomi,

budaya, biologis dan psikologis.

Faktor ekonomi adalah faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah

terjadinya krisis global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal

karena orang sudah sulit mencari pekerjaan. Faktor budaya misalnya Kenakalan remaja

menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka

mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset

terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak

dahulu. Faktor biologis juga turut ambil bagian dalam masalah sosial di masyarakat seperti

adanya Penyakit menular bisa menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah

menyebar disuatu wilayah atau menjadi pandemik. Dan yang terakhir adalah faktor

psikologis dimana faktor ini juga sering kali muncul dalam masyarakat yang sangat beragam,

misalkan aliran sesat sudah banyak terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat

walaupun sudah banyak  yang ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak

bermunculan di masyarakat sampai saat ini.

Masalah sosial juga dapat berdampak besar pada suatu negara apabila tidak ada solusi

untuk menyelesaikannya, terutama dalam bidang ekonomi. Dalam indikator ekonomi makro

ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah

masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka

pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah

3

Page 5: Makalah Isd Pengangguran

indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga

berkaitan dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin

rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas

harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang

dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari

masyaraka. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi

sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.

Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi momok

yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di Indonesia.

Angka pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 8,12 juta jiwa. Angka tersebut

belum termasuk dalam pengangguran setengah terbuka, yaitu mereka yang bekerja kurang

dari 30 jam per minggu. Masih tingginya angka pengangguran di Indonesia, harus diatasi

dengan menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang unggul. Salah

satunya yaitu dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkompetensi unggul. Selama

ini, dalam kegiatan bursa kerja, biasanya lowongan hanya terisi sekitar 50 persen. Hal itu

terjadi, karena kompetensi yang disyaratkan perusahaan pencari tenaga kerja tidak mampu

dipenuhi oleh para tenaga kerja. Oleh karena itu tenaga kerja harus disiapkan dengan baik.

Sementara itu di Jawa Tengah, hingga 2010, angka pengangguran masih mencapai 1,046 juta

jiwa. Angka tersebut turun sebesar 16,04 persen, bila dibandingkan jumlah pengangguran

pada 2009, sebanyak 1,252 juta jiwa.

Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan

kerja, yang disebabkan antara lain : perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang

usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang

menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Melemahnya

pasar internasional akibat krisis ekonomi global telah berdampak pada sektor riil Indonesia

terutama industri yang berorientasi ekspor yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti

industri garmen, sepatu, elektronik, pertambangan industri kayu, minyak kelapa sawit mentah

(GPO), dan karet. Dewasa ini sektor industri nasional tidak hanya menghadapi masalah

penurunan harga jual dan permintaan, tetapi juga menghadapi masalah peningkatan biaya

bahan baku khususnya impor akibat merosotnya kurs rupiah, sehingga tidak ada pilihan bagi

industri nasional selain mengurangi volume produksi yang berdampak pada pengurangan

tenaga kerja baik dengan melakukan PHK maupun merumahkan sementara karyawan.

4

Page 6: Makalah Isd Pengangguran

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pengangguran secara umum ?

2. Apa saja jenis-jenis pengangguran ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya pengangguran ?

4. Bagaimana solusi untuk mengatasi pengangguran ?

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu

sosial dasar serta untuk mengetahui masalah sosial yang ada pada masyarakat khususnya

pengangguran dan mengetahui solusi permasalahannya.

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN

BAB I PENDAHULUAN meliputi, (1). Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah,

(3).Tujuan Penulisan Makalah (4). Sistematika Penyajian

BAB II PEMBAHASAN meliputi, (1). Tatakrama Berbahasa Sunda, (2). Stratifikasi

Suku Sunda, (3). Prosesi Adat Pernikahan Suku Sunda, (4). Rumah Adat Suku

Sunda, (5). Kesenian Suku Sunda.

BAB III PENUTUP meliputi, Kesimpulan dan Saran.

5

Page 7: Makalah Isd Pengangguran

BAB II

P E M B A H A S A N

2.1 PENGERTIAN PENGANGGURAN

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang

yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya

disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan

jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali

menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas

dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan

timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang

menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang

berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur

dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan

kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per

kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan

tenaga kerja sedikit tetapi dilakukan oleh lebih banyak orang.

Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang

ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai

keadaan pengangguran terbuka. Adapun yang berpendapat bahwa pengangguran adalah orang

yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan

belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah

tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang

karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

6

Page 8: Makalah Isd Pengangguran

Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak

merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama

rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama

sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah

terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan

dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara

berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena

buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam

maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber

daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran

terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak. Pengangguran penuh atau terbuka yakni

terdiri dari orang-orang yang sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak

mendapatkan lapangan pekerjaan sama sekali. Berdasarkan data dari Depnaker pada tahun

1997 jumlah pengangguran terbuka saja sudah mencapai sekitar 10% dari sekitar 90 juta

angkatan kerja yang ada di Indonesia, dan jumlah inipun belum mencakup 

pengangguran terselubung. Jika persentase pengangguran total dengan melibatkan jumlah

pengangguran terselubung dan terbuka hendak dilihat angkanya, maka angkanya sudah

mencapai 40% dari 90 juta angkatan kerja yang berarti jumlah penganggur mencapai sekitar

36 juta orang. Adapun pengangguran terselubung adalah orang-orang yang menganggur

karena bekerja di bawah kapasitas optimalnya. Para penganggur terselubung ini adalah orang-

orang yang bekerja di bawah 35 jam dalam satu minggunya. Jika kita berasumsi bahwa krisis

ekonomi hingga saat ini belum juga bisa terselesaikan maka angka-angka tadi dipastikan akan

lebih melonjak. Ledakan Pengangguran Akibat krisis finansial yang memporak-porandakan

perkonomian nasional, banyak para pengusaha yang bangkrut karena dililit hutang bank atau

hutang ke rekan bisnis. Begitu banyak pekerja atau buruh pabrik yang terpaksa di-PHK oleh

perusahaan di mana tempat ia bekerja dalam rangka pengurangan besarnya cost yang dipakai

untuk membayar gaji para pekerjanya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya

ledakan pengangguran yakni pelonjakan angka pengangguran dalam waktu yang relatif

singkat. Awal ledakan pengangguran sebenarnya bisa diketahui sejak sekitar tahun 1997

akhir atau 1998 awal. Ketika terjadi krisis moneter yang hebat melanda Asia khususnya Asia

Tenggara mendorong terciptanya likuiditas ketat sebagai reaksi terhadap gejolak moneter. Di

Indonesia, kebijakan likuidasi atas 16 bank akhir November 1997 saja sudah bisa membuat

7

Page 9: Makalah Isd Pengangguran

sekitar 8000 karyawannya menganggur. Dan dalam selang waktu yang tidak relatif lama,

7.196 pekerja dari 10 perusahaan sudah di PHK dari pabrik-pabrik mereka di Jawa Barat,

Jakarta, Yogyakarta, dan Sumatera Selatan berdasarkan data pada akhir Desember 1997.

Ledakan pengangguranpun berlanjut di tahun 1998, di mana sekitar 1,4 juta pengangguran

terbuka baru akan terjadi. Dengan perekonomian yang hanya tumbuh sekitar 3,5 sampai 4%,

maka tenaga kerja yang bisa diserap sekitar 1,3 juta orang dari tambahan angkatan kerja

sekitar 2,7 juta orang. Sisanya menjadi tambahan pengangguran terbuka tadi. Total

pengangguran jadinya akan melampaui 10 juta orang. Berdasarkan pengalaman, jika kita

mengacu pada data-data pada tahun 1996 maka pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 sampai 4%

belumlah memadai, seharusnya pertumbuhan ekonomi yang ideal bagi negara berkembang

macam Indonesia adalah di atas 6%. Berdasarkan data sepanjang di tahun 1996,

perekonomian hanya mampu menyerap 85,7 juta orang dari jumlah angkatan kerja 90,1 juta

orang. Tahun 1996 perekonomian mampu menyerap jumlah tenaga kerja dalam jumlah relatif

besar karena ekonomi nasional tumbuh hingga 7,98 persen. Tahun 1997 dan 1998,

pertumbuhan ekonomi dapat dipastikan tidak secerah tahun 1996. Pada tahun 1998 krisis

ekonomi bertambah parah karena banyak wilayah Indonesia yang diterpa musim kering,

inflasi yang terjadi di banyak daerah, krisis moneter di dalam negeri maupun di negara-

negara mitra dagang seperti sesama ASEAN, Korsel dan Jepang akan sangat berpengaruh.

Jika kita masih berpatokan dengan asumsi keadaan di atas, maka ledakan pengangguran

diperkirakan akan berlangsung terus sepanjang tahun-tahun ke depan. Memang ketika kita

menginjak tahun 2000, jumlah pengangguran di tahun 2000 ini sudah menurun dibanding

tahun 1999. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2000 yang meningkat menjadi 4,8

persen. Pengangguran tahun 1999 yang semula 6,01 juga turun menjadi 5,87 juta orang.

Sedang setengah pengangguran atau pengangguran terselubung juga menurun dari 31,7 juta

menjadi 30,1 juta orang pada tahun 2000. Jumlah pengangguran saat ini mencapat sekitar

35,97 juta orang, namun pemerintah masih memfokuskan penanggulangan pengangguran ini

pada 16,48 juta orang. Jumlah pengangguran saat ini yaitu pada tahu 2001 mencapai 35,97

juta orang yang diperkirakan bisa bertambah bila pemulihan ekonomi tidak segera berjalan

dengan baik. Karena hal inilah maka pemerintah perlu berusaha semaksimal mungkin untuk

mencari investor asing guna menanamkan modalnya di sini sehingga lapangan pekerjaan baru

dapat tercipta untuk dapat menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja. Berdasarkan

perhitungan maka pada saat ini perekonomian negara kita memerlukan pertumbuhan ekonomi

minimal 6 persen, meski idealnya diatas 6 persen, sehingga bisa menampung paling tidak 2,4

juta angkatan kerja baru. Sebab dari satu persen pertumbuhan ekonomi bisa menyerap sektiar

8

Page 10: Makalah Isd Pengangguran

400 ribu angkatan kerja. Ini juga ditambah dengan peluang kerja di luar negeri yang rata-rata

bisa menampung 500 ribu angkatan kerja setiap tahunnya. Untuk memacu pertumbuhan

ekonomi yang pesat maka mau tidak mau negara kita terpaksa harus menarik investasi asing

karena sangatlah sulit untuk mengharapkan banyak dari investasi dalam negeri mengingat

justru di dalam negeri para pengusaha besar banyak yang berhutang ke luar negeri. Hal ini

bertambah parah karena hutang para pengusaha (sektor swasta) dan pemerintah dalam bentuk

dolar. Sementara pada saat ini nilai tukar rupiah begitu rendah (undervalue) terhadap dolar.

Namun menarik para investor asingpun bukan merupakan pekerjaan yang mudah jika kita

berkaca pada situasi dan kondisi sekarang ini. Suhu politik yang semakin memanas,

kerawanan sosial, teror bom, faktor desintegrasi bangsa, dan berbagai masalah lainnya akan

membuat para investor asing enggan untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Karena

itulah maka situasi dan kondisi yang kondusif haruslah diupayakan dan dipertahankan guna

menarik investor asing masuk kemari dan menjaga agar para investor asing yang sudah

menanamkan modalnya asing tidak lagi menarik modalnya ke luar yang nantinya akan

berakibat capital outflow. Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan

berlarut-larut maka sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial.

2.2 JENIS-JENIS PENGANGGURAN

2.2.1 Pengangguran Struktural

pengangguran struktural adalah pengangguran akibat keadaan ekonomi.

Perubahan struktur ekonomi akhirnya mengalami perubahan dalam kebutuhan tenaga

kerja. Struktur ekonomi agraris berubah menjadi sistem struktur industri yang

menuntut perubahan keterampilan yang dapat menunjang industri. Perubahan

struktural memiliki imbas dan peran yang besar dalam terjadinya pengangguran.

Pengangguran yang disebabkan oleh pengangguran struktural ini tergolong ke dalam

pengangguran yang sangat besar. Dikatakan besar karena dapat menyebabkan banyak

orang yang menjadi pengangguran. Sebagai contoh adalah perubahnya sistem agraris

menjadi sebuah industri. Tentu saja tenaga agraris tidaklah dibutuhkan dalam dunia

industri. Secara otomatis tenaga agraris yang sebelumnya memiliki pekerjaan

mengerjakan sawah dan ladang menjadi kehilangan mata pencariannya. Dulu yang

bisa bertani sekarang tidak lagi bisa menjadi seorang petani karena lahan yang

digunakan sebagai tempat bercocok tanam telah diganti menjadi sebuah pabrik yang

9

Page 11: Makalah Isd Pengangguran

luas. Lahan yang berupa tanah ini kini telah berubah menjadi tanah beton. Beberapa

kasus pengangguran struktural terjadi pada 1998, pada saat bangsa Indonesia

mengalami krisis moneter. Banyak pekerja pabrik, pegawai bank dan perusahaan-

perusahaan serta lembaga-lembaga lainnya yang mengalami kerugian, sehingga

dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pada tahun tersebut, tingkat

pengangguran di Indonesia begitu tinggi. Sangat tingginya tingkat pengangguran yang

terjadi pada waktu itu sehingga membuat perekonomian negeri ini menjadi kandas

dan terpuruk. Semua sektor perekonomian pada waktu itu terkena imbasnya. Seperti

dilanda sebuah masa kelaparan yang panjang yang terjadi waktu itu akibat sebuah

pemutusan hubungan kerja yang terstruktur. Pengangguran struktural dapat diatasi

jika pemerintah melakukan dan mengeluarkan peraturan serta kebijakan yang

memihak rakyat. Di samping itu, penganggur pun harus memperdalam keahlian dan

kemampuannya. Adanya keahlian lain atau multitalenta memang diperlukan oleh

seorang agar ketika terjadi sebuah pemutusan hubungan kerja masih bisa melakukan

manuver untuk mencari kerja yang lain. Atau bahkan membuka lapangan kerja sendiri

yang memang lebih aman dibandingkan ikut kerja di orang lain yang suatu saat bisa

diberhentikan atau dilakukan pemutusan hubungan kerja.

2.2.2 Pengangguran Fiksional

Pengangguran jenis ini merupakan pengangguran normal. Maksudnya,

pengangguran yang sifatnya temporer karena adanya pergeseran antara permintaan

dan penawaran tenaga kerja. Yang termasuk ke dalam pengangguran fiksional adalah

pengangguran yang ingin mencapai pekerjaan yang lebih baik, penganggur yang tidak

bekerja pada waktu masuk proses kerja (membolos) dan penganggurr yang sedang

menunggu panggilan kerja. Pengangguran fiksional ini kurang memiliki efek yang

besar sebagaimana pengangguran yang terjadi karena struktural. Meskipun demikian

jika pengangguran fiksional ini dibiarkan terlalu lama juga akan berimbas pada hal

yang kurang baik.

2.2.3 Pengangguran Voluntary

Penganggur voluntary adalah penganggur yang sebenarnya mampu bekerja,

namun memilih tidak bekerja karena memiliki usaha. Misalnya, membuka rental

mobil, membuka kos-kosan dan lain-lain. Penganggur voluntary bisa membuka

lapangan pekerjaan untuk penganggur lainnya. Penganggur voluntary bisa dikatakan

sebagai bukan pengangguran namun mereka termasuk pengangguran karena luangnya

10

Page 12: Makalah Isd Pengangguran

aktivitas yang mereka lakukan. Banyaknya waktu luang yang sering dimanfaatkan

untuk hal lain membuat mereka seperti seorang pengangguran. Padahal sebenarnya

mereka memiliki sebuah usaha atau pekerjaan yakni mengolah sebuah bisnis.

Mengelola bisnis memang terkadang bisa dilakukan dengan waktu luang yang lebih

lama dibandingkan dengan bekerja pada suatu perusahaan atau ikut orang lain yang

tentunya waktunya adalah seharian penuh. Namun dengan membuka usaha akan

banyak sekali waktu luang yang bisa digunakan untuk diri sendiri. Selain itu juga

ketergantungan kepada orang lain untuk mendapatkan pekerjaan juga bisa dihindari

sehingga kekhawatiran akan datangnya pemutusan hubungan kerja tidak dirasakan.

2.2.4 Pengangguran Deflasioner

Pengangguran ini terjadi karena lahan pekerjaan kurang/tidak tersedia atau

lahan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pekerja. Inilah yang

memicu orang untuk melakukan urbanisasi karena daerah atau kota pengaggur tidak

tersedia lagi lapangan pekerjaan. Adanya pengangguran deflasioner juga

mengakibatkan banyak hal. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah murahnya

tenaga kerja. Gaji yang seharusnya diterima lebih layak oleh pekerja menjadi semakin

murah atau di bawah kata layak karena banyaknya sekali tenaga kerja. Tentu saja ini

akan memicu berbagai hal yang merupakan masalah serius bagi kemasyarakatan.

Salah satunya adalah dengan menurunnya tingkat kesejahteraan pegawai yang bisa

menyebabkan terjadi berbagai hal. Diantaranya adalah meningkatnya kemiskinan dan

juga bisa berakibat pada meningkatnya kriminalitas. Sudah menjadi hal yang sangat

wajar bila terjadi penurunan kesejahteraan dalam masyarakat maka akan

menimbulkan dampak pada kehidupan sosial di masyarakat. Salah satunya adalah

kriminalitas tersebut yang semakin meningkat akibatnya keamanan dan kenyamanan

hidup bermasyarakat pun menjadi terganggu. Oleh karena itu, pengangguran yang

berjenis pengangguran deflasioner haruslah segera di atasi sesegera mungkin agar

dampak yang tidak diinginkan bisa diatasi.

2.2.5 Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran akibat dari kemajuan teknologi.

Misalnya terjadi pada sektor pertanian dan perindustrian. Akibat dari penggunaan

mesin-mesin. Sumber daya manusia yang awalnya dibutuhkan diganti oleh tenaga

mesin. Pengangguran bisa menimbulkan dampak negatif, yang bukan hanya bagi sang

penganggur namun juga bagi masyarakat di sekitarnya. Pengangguran membawa

permasalahan ekonomi suatu keluarga, yang bisa menyebabkan terganggunya kondisi

11

Page 13: Makalah Isd Pengangguran

psikis seseorang. Misalnya, terjadi pembunuhan akibat masalah ekonomi, terjadi

pencurian dan perampokan akibat masalah ekonomi dan sebagainya.

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN

2.3.1  Faktor Pribadi

Dalam hal ini penyebab pengangguran bisa disebabkan oleh kemalasan,

cacat/udzur dan rendahnya pendidikan dan ketrampilan. Penjelasannya sebagai

berikut :

1. Faktor kemalasan

Penganguran yang berasal dari kemalasan individu sebenarnya sedikit. Namun, dalam

sistem materialis dan politik sekularis, banyak yang mendorong masyarat menjadi

malas, seperti sistem penggajian yang tidak layak atau maraknya perjudian. Banyak

orang yang miskin menjadi malas bekerja karena berharap kaya mendadak dengan jalan

menang judi atau undian.

2. Faktor cacat /uzur

Dalam sistem kapitalis hukum yang diterapkan adalah ‘hukum rimba’. Karena itu, tidak

ada tempat bagi mereka yang cacat/uzur untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

3. Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan

Saat ini sekitar 74% tenaga kerja Indonesia adalah mereka yang berpendidikan rendah,

yaitu SD dan SMP. Dampak dari rendahnya pendidikan ini adalah rendahnya

keterampilan yang mereka milki. Belum lagi sistem pendidikan Indonesia yang tidak

fokus pada persoalan praktis yang dibutuhkan dalam kehidupan dan dunia kerja. Pada

akhirnya mereka menjadi pengangguran intelek.

2.3.2 Faktor Sistem Sosial dan Ekonomi

Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di

Indonesia, di antaranya:

a. Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan

Tahun depan diperkiraan akan muncul pencari tenaga kerja baru sekitar 1,8 juta  orang,

sedangkan yang bisa ditampung saat ini dalam sektor formal hanya 29%. Sisanya di

sektor informal atau menjadi pengangguran.

b. Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat

12

Page 14: Makalah Isd Pengangguran

Banyak kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat dan menimbulkan

pengangguran baru, Menurut Menakertrans, kenaikan BBM kemarin telah menambah

pengangguran sekitar 1 juta orang.

Kebijakan Pemerintah yang lebih menekankan pada pertumbuhan ekonomi bukan

pemerataan juga mengakibatkan banyak ketimpangan dan pengangguran. Banyaknya

pembukaan industri tanpa memperhatikan dampak lingkungan telah mengakibatkan

pencemaran dan mematikan lapangan kerja yang sudah ada. Salah satu kasus, misalnya,

apa yang menimpa masyarakat Tani Baru di Kalimantan. Tuntutan masyarakat Desa

Tani Baru terhadap PT VICO untuk menghentikan operasi seismiknya tidak mendapat

tanggapan. Penghasilan tambak mereka turun hampir 95 persen akibat pencemaran yang

ditimbulkan PT VICO. Tanah menjadi tidak subur, banyak lubang bekas pengeboran

dan peledakan, serta mengeluarkan gas alam beracun. Akibatnya, rakyat di sana menjadi

orang-orang miskin dan penganggguran.

c. Pengembangan sektor ekonomi non-real

Dalam sistem ekonomi kapitalis muncul transaksi yang menjadikan uang sebagai

komoditas yang di sebut sektor non-real, seperti bursa efek dan saham perbankan sistem

ribawi maupun asuransi. Sektor ini tumbuh pesat. Nilai transaksinya bahkan bisa

mencapai 10 kali lipat daripada sektor real.

Pertumbuhan uang beredar yang jauh lebih cepat daripada sektor real ini mendorong

inflasi dan penggelembungan harga aset sehingga menyebabkan turunnya produksi dan

investasi di sektor real. Akibatnya, hal itu mendorong kebangkrutan perusahan dan PHK

serta pengangguran. Inilah penyebab utama krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

yang terjadi sejak tahun 1997.

Peningkatan sektor non-real juga mengakibatkan harta beredar hanya di sekelompok

orang tertentu dan tidak memilki konstribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaan.

d. Banyaknya tenaga kerja wanita

Jumlah wanita pekerja pada tahun 1998 ada sekitar 39,2 juta.  Jumlah ini terus

meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita ini mengakibatkan

persaingan pencari kerja antara wanita dan laki-laki. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis,

untuk efesiensi biaya biasanya yang diutamakan adalah wanita karena mereka mudah

diatur dan tidak banyak menuntut, termasuk dalam masalah gaji. Kondisi ini

mengakibatkan banyaknya pengangguran di pihak laki-laki.

13

Page 15: Makalah Isd Pengangguran

2.4 SOLUSI MENGATASI PENGANGGURAN

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan cara-cara mengatasinya yang

disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural.

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja

2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke

tempat dan sector ekonomi yang kekurangan

3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)

kerja yang kosong

4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara

sebagai berikut :

1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama

yang bersifat padat karya

2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang

timbulnya investasi baru

3. Menggalakkan pengembangan sektor Informal, seperti home indiustri

4. Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sector agraris

dan sektor formal lainnya

5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan,

jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara

langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :

1. Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain

2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika

menunggu musim tertentu.

14

Page 16: Makalah Isd Pengangguran

Cara mengatasi Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :

1. Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa

2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.

Namun demikian cara mengatasi Pengangguran secara umum :

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke

kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi

tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan

memindahkan industri (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran

parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran struktural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat

Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang

mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam

jumlah yang melimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat

mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah

pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka

lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki.

Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu

diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System

seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media

massa. Bisa juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus,

dan balai latihan kerja.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam

situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara.

Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri

(karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.

Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur

daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan

15

Page 17: Makalah Isd Pengangguran

tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka

menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran

jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.

Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada

upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang

masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan

ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau

keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar

penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

6. Wiraswasta

Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu,

pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila

muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang

berhasil.

Dalam menekan angka pengangguran, pemerintah juga turut andil didalamnya karena

bagaimanapun juga masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

sesuai dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2.

Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh, untuk itu

pemerintah melakukan berbagai kebijakan seperti :

1. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa

kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan

manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta

pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di

bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha

yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang

mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan

peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.

2. Melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,

khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun

fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para

penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi

16

Page 18: Makalah Isd Pengangguran

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia.

3. Membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti PT.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT. Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap

penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.

Secara teknis dan rinci.

4. Menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak jenis

perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun

Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan

sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan

lapangan kerja.

5. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah

yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara

untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi

dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya

akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.

6. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha

atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka

kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan

baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi

dengan PT. PAL Indonesia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.

7. Memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia dini)

yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau

melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah

yang jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan

oleh pemerintah.

8. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu

seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan

tenaga-tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat

dan Daerah.

9. Menyempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Sistem

pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi

kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan

tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.

17

Page 19: Makalah Isd Pengangguran

10. Mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai letak

geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang sangat

potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian Indonesia

perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang

produktif

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah dalam menekan angka pengangguran

1. Tujuan Bersifat Ekonomi

a. Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun

b. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

c. Memperbaiki pembagian pendapatan

2. Tujuan Bersifat sosial dan politik

a. Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah

tangga harus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.

b. Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin

tinggi kasus kejahatan.

c. Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya

tinggi masyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas

pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai

akibatnya perkembangan ekonomi yang terlambat berakibat pangangguran

memburuk.

3. Tindakan Pemerintah

a. Mengurangi pajak

b. Mendorong lebih banyak investasi membari subsidi

c. Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat

d. Memperbaiki pembagian pendapatan

e. Menghindari masalah kejahatan

f. Menambah keterampilan masyarakat

18

Page 20: Makalah Isd Pengangguran

BAB III

P E N U T U P

3.1KESIMPULAN

Pengangguran pada umumnya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau

seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengagguran dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya pengangguran struktural, Pengangguran

fiksional, pengangguran voluntary, pengangguran deflasioner dan pengangguran

teknologi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pengangguran, secara

umum terdapat dua faktor yaitu faktor pribadi, faktor sistem sosial dan ekonomi.

Pengangguran merupakan masalah sosial harus secara cepat diselesaikan, karna jika

tidak diselesaikan secara cepat dan tepat maka akan berdampak buruk terhadap bangsa

dan negara. Secara umum penanganan masalah pengangguran dapat diselesaikan dengan

peningkatan mobilitas tenaga kerja dan moral, membangun lembaga sosial yang dapat

menjamin kehidupan penganggur, penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja,

perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang

bersifat padat karya, dan program pendidikan dan pelatihan kerja.

3.2SARAN

Peran orang terdekat dan pemerintah menjadi sangat penting dalam mengatasi

permasalahan pengagguran ini. Orang terdekat hendaklah memotivasi dan menyemangati

pengaggur dengan hal positif atau dengan menyarankan untuk menjadi wirausahawan

agar pemikiran penganggur menjadi lebih terbuka dan tidak mudah berputus asa.

Disamping itu pemerintah hendaknya menciptakan lapangan kerja yang sesuai dengan

jumlah pengagguran dengan pelatihan berbagai sumber daya manusia yang memadai

karena pengangguran merupakan akar dari masalah sosial dan ekonomi suatu negara.

19

Page 21: Makalah Isd Pengangguran

D A F T A R P U S T A K A

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran#Jenis_.26_macam_pengangguran

http://www.anneahira.com/pengertian-pengangguran.htm

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/pengangguran-definisi-dimensi-dan.html

http://cardaahutabarat.blogspot.com/2012/05/tugas-4.html

http://adhysta28.blogspot.com/2011/05/pengertian-pengangguran-jenis-jenisnya.html

http://tocke18.wordpress.com/2010/12/03/faktor-faktor-pengangguran/

http://ciasih.blogspot.com/2011/06/faktor-penyebab-terjadinya-pengangguran.html

http://tugasteknikmesin.blogspot.com/2011/12/masalah-masalah-sosial-yang-ada-dalam.html

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/09/Makalah-Sosiologi-Tentang-Masalah-Sosial-Pengangguran.html

20