ILEUS

15
1 BAB I PENDAHULUAN Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai hambatan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Hambatan dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus ataupun oleh gangguan peristaltik. Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun kronis, parsial ataupun total. Obstruksi usus kronis biasanya mengenai kolon akibat adanya karsinoma ataupun pertumbuhan tumor, dan perkembangannya lambat. Sebagian obstruksi usus mengenai usus halus. Obstruksi usus halus total dapat menyebabkan keadaan gawat yang memerlukan diagnose dini dan tindakan pembedahan darurat. 1 Ileus obstruksi (obstruksi usus) merupakan salah satu kasus yang dapat menimbulkan komplikasi serius sehingga sangat memerlukan penangangan dini dan adekuat. Ileus obstruksi yang disebabkan karena adanya sumbatan dapat terjadi pada usus halus maupun usus besar dan terdiri dari 2 tipe yaitu obstruksi yang terjadi secara mekanik maupun non mekanik. 1 Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar (volvulus). Invaginasi merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus akut pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan salah satu tindakan bedah darurat yang sering terjadi pada anak. 1 Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal Umumnya gejala pertama timbul karena penyulit yaitu gangguan faal usus berupa gangguan sistem saluran cerna, sumbatan usus, perdarahan atau akibat penyebaran tumor. Biasanya nyeri hilang timbul akibat adanya sumbatan usus dan diikut muntah - muntah dan perut menjadi distensi/kembung. Bila ada perdarahan yang tersembunyi, biasanya gejala yang muncul anemia, hal ini sering terjadi pada tumor yang letaknya pada usus besar sebelah kanan . 1

description

gunazar gesang

Transcript of ILEUS

1

BAB I PENDAHULUAN

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai hambatan aliran normal isi usus

sepanjang saluran usus. Hambatan dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus

ataupun oleh gangguan peristaltik. Obstruksi usus dapat bersifat akut maupun

kronis, parsial ataupun total. Obstruksi usus kronis biasanya mengenai kolon

akibat adanya karsinoma ataupun pertumbuhan tumor, dan perkembangannya

lambat. Sebagian obstruksi usus mengenai usus halus. Obstruksi usus halus total

dapat menyebabkan keadaan gawat yang memerlukan diagnose dini dan tindakan

pembedahan darurat.1

Ileus obstruksi (obstruksi usus) merupakan salah satu kasus yang dapat

menimbulkan komplikasi serius sehingga sangat memerlukan penangangan dini

dan adekuat. Ileus obstruksi yang disebabkan karena adanya sumbatan dapat

terjadi pada usus halus maupun usus besar dan terdiri dari 2 tipe yaitu

obstruksi yang terjadi secara mekanik maupun non mekanik.1

Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh

cacat lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar

(volvulus). Invaginasi merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus akut

pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan salah satu tindakan bedah

darurat yang sering terjadi pada anak.1

Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma terutama pada

daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal Umumnya gejala pertama timbul karena

penyulit yaitu gangguan faal usus berupa gangguan sistem saluran cerna,

sumbatan usus, perdarahan atau akibat penyebaran tumor. Biasanya nyeri hilang

timbul akibat adanya sumbatan usus dan diikut muntah - muntah dan perut

menjadi distensi/kembung. Bila ada perdarahan yang tersembunyi, biasanya gejala

yang muncul anemia, hal ini sering terjadi pada tumor yang letaknya pada usus

besar sebelah kanan.1

2

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan fisiologi

Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang

membentang dari pylorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup usus

halus sekitar 12 kakai ( 22 kaki pada cadaver akibat relaksasi). Usus ini

mengisi bagian tengah dan bagian bawah abdomen. Usus halus dibagi

menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Pembagian ini agak tidak dapat

didasarkan pada sedikit perubahan struktur, dan yang relative lebih penting

berdasarkan perbedaan fungsinya.2

Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan

absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air. Prose pencernaan dimulai dari mulut

dan lambung oleh kerja ptyalin, asam klorida dan pepsin terhadap makanan

yang masuk. Prosses dilanjutkan oleh duodenum terutama oleh kerja enzim-

enzim pancreas yang menghidrolissasi karbohidrat, lemak dan protein

menjadi zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam secret pancreas

membantu menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja

enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernaan

dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas

bagi kerja lipase pancreas. Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah

enzim dalam getah usus (sukus entrikus). Isi usus digerakkan oleh peristaltis

yang terdiri dari dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltic yang

diatur oleh saraf otonom dan hormone. Pergerakan segmental usus halus

mencampur zat-zat yang dimakan dengan sektret pancreas, hepatobilier, dan

sekresi usus halus. Dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah

ujung ke ujung lainnya dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi

optimal dan suplai kontinyu isi lambung. 2

Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang 5

kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentuk dari sekum sampai kanalis ani. Diameter

usus besar sudah pasti lebih besar dari usus halus. Semakin mendekati anus

semakin kecil. Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, rektum. Pada

3

sekum terdapat katup ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung

sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens, transversum, desenden

dan sigmoid.2

Usus besar mempunyai berbagai fungsi semuanya berkaitan dengan

proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah

mengabsorpsi air dan elektrolit. Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida

dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat.

Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan

mencegah dehidrasi.2

Gambar 2.1 Anatomi Saluran Cerna

B. Definisi

Ileus adalah gangguan atau hambatan pasase isi usus yang merupakan

tanda adnya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau

tindakan.

4

Terdapat 2 jenis obstruksi usus :

1. Non mekanis : ileus paralitik atau ilius adynamik adalah keadaandimana

usus gagal atau tidak mampu melakukan kontrksi peristaltic untuk

menyalurkan isinya akibat kegagalan neurologik atau hilangnya

peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik.3

2. Mekanis : keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bias disalurkan

ke distal atau anus oleh adanya karena adanya hambatan mekanik yang

disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang

menekan atau kelainan vaskularisasi pada segmen usus yang

menyebabkan nekrosis segmen usus tersebut.4

C. Etiologi

Obstruksi non mekanis atau ileus adinamikk sering terjadi setelah

pembedahan abdomen karena adanya reflek penghambatan peristaltik akibat

visera abdomen yang bersentuhan tangan. Reflek penghambatan peristaltik

ini sering disebut ileus paralitik, walaupun paralisis peristaltic tidak terjadi

secara totoal. Keadaan lain yang sering menyebabkan terjadinya ileus

adinamik adalah peritonitis, kondisi traumatik setelah fraktur iga, trauma

medulla spinalis, dan fraktur tulang belakang.1

Penyebab obstruksi mekanis berkaitan dengan kelompok usia dan

letak obstruksi. Sekitar 50% obstruksi terjadi pada usia pertengahan dan tua,

dan perlekatan yang disebabkan oleh pembedahan sebelumnya. Tumor

ganas dan volvulus adalah penyebab tersering obstruksi usus besar pada usia

pertengahan dan orang tua. Kanker kolon merupakan 90% penyebab

obstruksi yang terjadi. Inkarserasi pada lengkung usus pada hernia

inguinalis, femoralis sangat sering menyebabkan terjadinya obstruksi usus

halus. Intusepsi atau invaginasi adalah salah satu bagian usus masuk

kedalam bagian berikutnya, paling sering terjadi pada bayi dan balita,

intusepsi sering terjadi pada ilium terminalis yang masuk kedalam sekum.

Benda asing dan kelainan kongenital merupakan penyebab lain dari

obstruksi yang terjadi pada bayi dan anak.1

5

D. Patofisiologi

Perbedaan patofisiologi dari obstruksi paralitik dan obstruksi mekanis

adalah pada paralitk, peristaltik usus dihambat sejak awal sedangkan pada

ileus obstruktis awalnya peristaltik diperkuat, kemudian timbul intermiten

dan akhirnya menghilang.1

Dinding usus yang terletak di proksimal dari segmen yang tersumbat

secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70% dari

udara yang tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada dinding usus akan

mengurangi pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Peregangan

usus yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya penurunan

absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal

dari peregangan usus adalah iskemik akibat peregangan dan peningkatan

permeabilitas yang disebabkan oleh nekrosis disertai dengan absorpsi

bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik.1

Gambar 2.2. Patofisiologi Ileus Obstruktif

Ileus obstruktif

Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelah proksimal dari letak obstruktif

Distensi

Tekanan intralumen

Iskemi dinding usus

Kehilangan cairan menuju ruang periotenum

Pelepasan bakteri dari toksin dari usus yang nekrotik ke dalam peritoneum

dari sirkulasi sistemik

Peritonitis septikimia

Proliferasi bakteri yang berlangsung cepat

Kehilangan H2O dan elektrolit

Volume ECF

Syok Hipovolemik

6

E. Klasifikasi

Berdasarkan lokasi obstruksi. Ileus obstruksi atau ileus mekanis

dibedakan menjadi : 4

1. Ileus obstruksi letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (gester

sampai ileum terminal)

2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum

terminal sampai rektum )

Berdasarkan setadiumnya ileus obstruktif dibedakan menjadi : 4

1. Obstruksi sederhana (simple obstruction): obstruksi yang tidak disertai

terjepitnya pembuluh darah (tidak disrtai gangguan aliran darah) antara

lain atresia usus dan neoplasma.

2. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obsrtruksi disertai

dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan

berakhir dengan nekrosis atau gangrene seperti hernia strrangulasi,

intususepsi, adhesi dan volvulus.

Berdasarkan etiologinya ileus obtruktif dibagi 3 : 4

1. Lesi eksterinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi

(postoperativ), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma

(karsinoma) dan abses intraabdominal

2. Lesi interistik yaitu didalam dinding usus, biasanya terjadi karena

kelainan congenital (malrotasi), inflamasi , neoplasma, traumatic, dan

intususepsi

3. Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebab berada didalam usus,

missal benda asing, batu empedu

F. Manifestasi Klinis

Gejala obstruksi usus berfariasi tergantung keparahan dan tingkat

obstruksi maupun kapan pasien diperiksa. Gejala mencakup nyeri abdomen

kram, distensi abdomen, muntah kegagalan buang air besar atau gas. Nyeri

abdomen biasanya bersifat kolik. Muntah reflex ditemukan segera setelah

7

mulainya obstruksi, jika obstruksi proksimal maka muntah terlihat dini

dalam perjalanan dan warna terlihat jernih hijau atau kuning. Jika obstruksi

ter di distal didalam usus halus atau colon, maka muntah terlihat lambat dan

setelah muncul distensi, muntah nya kental dan berbau busuk sebagai hasil

pertumbuhan bakteri berlebihan, frekuensi muntah juga lebih sering pada

obstruksi usus bagian atas dibandingkan pada ileum usus besar. Konsipasi

absolute sering terjadi dini pada obstruksi usus besar, tetapi flatus dan fases

mungkin dapat dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.5

G. Pemeriksaan fisik

Gambaran fisik dalam pasien yang mengalami obstruksi usus

bervariasi. Gambaran pertama dalam memeriksa pasien dengan obstruksi

usus ditemukan adanya tanda dehidrasi yang mencakup kehilangan trugor

kulit, maupun mulut dan lidah kering. Karena banyak cairan disekuestrasi

ke dalam lumun usus, maka bias timbul demam, takikardi dan penurunan

tekanan darah.5

Dalam pemeriksaan abdomen perlu diperhatikan adanya distensi,

jaringan parut pasca bedah, hernia dan massa pada abdomen. Pada palpasi

adanya dafence muscular involunter atau rebound pada status lokalisata

mungkin menungjjukan adanya obstruksi strangulata. Pada pemeriksaan

auskultasi terdengar bunyi gemercik logam (metallic sound) bersamaan

dengan nyeri kolik. Jika pasien dating setelah beberapa hari dalam

perjalanan penyakit, maka aktifitas peristaltik (disertai bising usus) akan

menurun. Tak adanya bunyi usus bias juga ditemukan pada ileus paralitik

atau obstruksi strangulata.5

Pemeriksaan rektum dan pelvis dapat dilakukan untuk menilai adanya

massa atau tumor. Adanya fases di dalam kubah rektum menggambarkan

adanya obstruksi proksimal, dan adnya darah didalam rektum maka sangat

mungkin bahwa obstruksi disebabkan oleh lesi interistik di dalam usus.5

H. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan sinar-x dan foto abdomen yang tegak dan baring sangat

bermanfaat dalam mendiagnosis ileus obstruktif. Jika penderita tidak dapat

8

duduk selama 15 menit, maka posisis dikubitus lateral kiri dapat dilakukan

untuk foto abdomen.

Adanya gelung usus yang terdistensi dengan batas udara-cairan dalm

pola anakj tangga pada foto tegak menggambarkan bahwa penderita

menderita ileus obstruktif. Hal ini karena fakta bahwa udara biasanya tidak

terlihat pada usus halus dan hanya terbukti pada usus yang distensi.

Informasi dari foto juga dikumpulkan sebagai bahan diagnose. Pada foto

abdomen, gelung usus berbeda pada usus halus dan kolon. Usus halus

ditandai dengan posisinya yang berada di dalam abdomen sentral dan

adanya valvulae connivientes yang muncul sebagai garis yang melintasi

keseluruhan lebar lumen. Kolon teridentifikasi dengan posisinya di

sekeliling abdomen dan dibatasi oleh adanya tanda haustra yang hanya

sebagian melintasi diameter lumen.

Pada obstrruksi mekanis sederhana lanjut pada usus halus, tak ada gas

yang terlihat didalam kolon. Obstruksi kolon dengan valve ileocaecalis

kompeten, maka distensi gas dalam klon merupakan satu-satunya gambaran

penting. Jika valve ileocaecalis inkompeten, maka distensi usus halus dan

kolon ada. Pada obstruksi strangulasi, perjalanan penyakit klinik lebih cepat

dan harus segera dilakukan pemeriksaan. Distensi usus (jika ada) pada

obstruksi strangulasi lebih sedikit dibandingkan pada obstruksi mekanis

sederhana.4,5

Pemeriksaan kontras kadang-kadang bermanfaat dalam mendapatkan

informasi tentang obstruksi usus. Yang paling bermanfaat enema barium

untuk mengetahui letak dan kadang kadang etiologi obstruksi kolon.

9

Gambar 2.3 : Ileus Paralitik gambaran distribusi udara merata diseluruh

perut disertai pelebaran usus

Gambar 2.4 Ileus Obstruktif hasil pemeriksaan colon in loop, tampak filling

defect di colon descendens, disertai pelebaran colon dan ileum

10

I. Terapi

Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan

dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan

intubasi dan dekompresi, memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), dan

menghilangkan obstruktif untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus

kembali normal.

Banyak kasus ileus adinamik atau paralitik yang dapat sembuh hanya

dengan dekompresi intubasi saja, dengan pemasangan pipa nasogastrik (bila

perlu dipasang juga rectal tube). Pemberian cairan, koreksi gangguan cairan

hendaknya diberikan sesuai kebutuhan dan prinsip pemberian nutrisi

parenteral.

Dekompresi pipa bagi tractus gastrointestinal di indikasikan untuk 2

alaasan :

1. Untuk dekompreesi lambung sehingga memperkecil kesempatan

aspirasi isi usus, dan

2. Membatasi masuknya udara yang ditelan ke dalam saluran

pencernaan sehingga mengurangi distensi usus yang bias

menyebabkan tekanan intralumen dan kemungkinan ancaman

vaskuler.5

Beberapa obat yang dapat dicoba yaitu metokloparamid bermanfaat

untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileus paralitik pasca oprasi,

dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk ileus paralitik yang diakibatkan

oleh obat-obatan.3

Pemberian antibiotik sepektrum luas harus diberikan pada obstruksif

mekanis karena tidak mudah untuk membedakan antara obstruksi

strangulata dengan sederhana. 5

Tindakan yang mencakup dalam terapi bedah adalah

1. Reposisi hernia

2. Pintas usus atau by-pass usus

3. Reseksi dengan anastomosis

4. Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi

11

Oprasi dapat dimulai setelah pasien telah di rehidrasi kembali dan

organ-organ vital telah dapat berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi

disebabkan karena hernia skrotalis, naka daerah tersebut harus disayat,.

Perincian oprasf tergantung pada penyebab obstruktif. Perlengketan atau

adhesi dilepaskan atau bagian yang mengalami obstruksi dibuang, usus yang

mengalami strangulasi harus dipotong.4

Pada usus besar, oprasi terdiri dari proses sesostomi dekompresi atau

hanya kolosomi transversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien

dengan obstruksi terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan

dipotong biasanya disertai anastomosis primer. Kanker pada kolon sebelah

kiri dan anastomosis yang mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan

dipotong dan disertai anastomosis juga. 4

12

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun

penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus

dapat akut dengan kronik, partial atau total. Obstruksi usus biasanya

mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat.

Sebahagaian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total

usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan

tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Menurut letak

sumbatannya maka obstruksi usus dibagi menjadi dua:

1. Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus.

2. Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar

Terdapat 2 jenis obstruksi usus Non-mekanis (ileus paralitik atau ileus

adinamik) Mekanis, terjadi obstruksi di dalam lumen usus atau obstruksi

mural yang disebabkan oleh tekanan ekstrinsik. Gejala mencakup nyeri

abdomen kram, distensi abdomen, muntah kegagalan buang air besar atau

gas. Nyeri abdomen biasanya bersifat kolik

Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan

dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan

intubasi dan dekompresi, memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), dan

menghilangkan obstruktif untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus

kembali normal. Tindakan yang mencakup dalam terapi bedah adalah

1. Reposisi hernia

2. Pintas usus atau by-pass usus

3. Reseksi dengan anastomosis

4. Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine. Patofisologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 1. 2006. Jakarta EGC

2. Guyton A.C., Hall J,E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. 2005. Jakarta. EGC

3. Djumhana, Ali., Fahrial syam, Ari. Kegawat Daruratan Medik Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV. 2006. Jakarta. FKUI

4. Anonymus. Ileus obstruktif. 2010 Medan. FKUSU. repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.pdf

5. David C. Sabiston, Jr., MD. Buku Ajar Bedah Sabiston Bagian 1. 1995 Jakarta. EGC

14

ICD 10

NEOPLASMA (C00-D49) C15-C26 Digestive Organs C17 Malignant Neoplasma of Small Intestine C18 Malignant Neoplasm of Colon D00-D09 In Situ Neos D01 Carcinoma In Situ of Other And Unspecified Digestive organs D01.0 Carcinoma In Situ Of Colon D01.2 Carcinoma In Situ Of Rectum ` D01.7 Carcinoma In Situ of Other Specified Digestive organ D01.9 Carcinoma In Situ Of Digestive Organ Unspesified

DIGESTIVE (K00-K95) K40-K46 Hernia

K40 Inguinal hernia K40.0 Bilateral inguinal hernia, with obstruction, without

gangrene K40.3 Unilateral inguinal hernia, with obstruction, without

gangrene

K41 Femoral hernia K41.0 Bilateral femoral hernia, with obstruction, without

gangrene K41.3 Unilateral femoral hernia, with obstruction, without

gangrene

K42 Umbilical hernia K42.0 Umbilical hernia with obstruction, without gangrene

K20-K31 Esophagus, Stomach And Duodenum

K31 Other Diseases Of Stomach And Duodenum K.31.5 Obstruction Of Duodenum

K55-K63 Other Intestines

K56 Paralytic Ileus nd Intestinal Obstruction With out Hernia

K56.0 Paralytic Ileus K56.1 Intussusception K56.2 Volvulus K56.3 Gallstone Ileus K56.6 Other And Unspecified Intestinal Obstruction K56.60 Unspecified Intestinal Obstruction K56.2 Other Intestinal Obstruction

K56.7 Ileus, Unspecified

15

ICD 9

Other Oprations On Abdominal Region (54) 54.0 Incision Of Abdominal Wall 54.1 Laparotomy 54.11 Exploratory Laparotomy 54.12 Reopening Of Recent Laparotomy Site 54.19 Other Laparotomy