Ikan Pelagis

21
kan Pelagis adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu Ikan Pelagis Besar seperti kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin (Makaira sp), kelompok Tongkol (Euthynnus spp) dan Tenggiri (Scomberomorus spp), Nama Indonesia: Pelagis Besar Nama Internasional: Big Pelagic Fish Contoh Spesies: Albakora, Alu-alu/ Manggilala/Pucul, Cakalang, Cucut anjing/cakilan, Cucut aron, Cucut bangbara. Nama Indonesia: Albakora Nama Internasional: Albacore Nama Latin: Thunnus alalunga (Bonnaterre, 1788) Nama Indonesia: Alu-alu/ Manggilala/ Pucul Nama Internasion al: Great barracuda Nama Latin: Sphyraena barracuda (Walbaum, 1792) Nama Indonesia: Cakalang Nama Internasional: Skipjack tuna Nama Latin: Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758) Nama Indonesia: Cucut anjing/caki lan Nama Internasion al:

description

as

Transcript of Ikan Pelagis

Page 1: Ikan Pelagis

kan Pelagis adalah ikan yang umumnya berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200m. Ikan pada pelagis umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis dibagi berdasarkan ukuran, yaitu Ikan Pelagis Besar seperti kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin (Makaira sp), kelompok Tongkol (Euthynnus spp) dan Tenggiri (Scomberomorus spp),

Nama Indonesia: Pelagis Besar

Nama Internasional: Big Pelagic Fish

Contoh Spesies: Albakora, Alu-alu/ Manggilala/Pucul, Cakalang, Cucut anjing/cakilan, Cucut aron, Cucut bangbara.

Nama Indonesia: AlbakoraNama Internasional: AlbacoreNama Latin: Thunnus alalunga (Bonnaterre, 1788)

  

Nama Indonesia: Alu-alu/ Manggilala/PuculNama Internasional: Great barracudaNama Latin: Sphyraena barracuda (Walbaum, 1792)

  

Nama Indonesia: CakalangNama Internasional: Skipjack tunaNama Latin: Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758)

  

Nama Indonesia: Cucut anjing/cakilanNama Internasional: Shortfin MakoNama Latin: Isurus oxyrinchus

  

Nama Indonesia: Cucut aronNama Internasional: Grey reef sharkNama Latin: Carcharhinus amblyrhynchos

  

Nama Indonesia: Cucut bangbaraNama Internasional: Silvertip sharkNama Latin: Carcharhinus albimarginatus

  

Nama Indonesia: Cucut bangbara tunggulNama Internasional: Blacktip sharkNama Latin: Carcharhinus limbatus

   Nama Indonesia: Cucut baster/monasNama Internasional:

  

Page 2: Ikan Pelagis

Longfin MakoNama Latin: Isurus paucus

Nama Indonesia: Cucut beuritNama Internasional: Tawny nurse sharkNama Latin: Nebrius ferrugineus

  

Nama Indonesia: Cucut botolNama Internasional: Longnose velvet dogfishNama Latin: Centrocymnus crepidater

Jenis jenis ikan pelagis yang terdapat di perairan lautan indonesia

dan mempunyai nilai ekonomi penting, meliputi:

No.Nama Indonesia

Nama Ilmiah Nama Umum

1Ikan mata besar

Thunnus obesus Bigeyed tun

2Ikan Madidihang

Thunnus albacores

Yellowfin tuna

3Ikan Albakora

Thunnus alalungaAlbacore

4Ikan Cakalang

Katsuwonus pelamis

Skipjack tuna

5Ikan Tongkol

Euthynnus affinisEastern little tuna

6Ikan TOngkol

Auxis thazard Frigate mackerel

7Ikan abu-abu

Thunnus tonggol Long tail tuna

8Ikan Alu-alu

Sphyrena sp Barracuda

9Ikan Layang

Decapterus russelli

Mackerel scad

10Ikan selar bentong

Selar crumenopthalmus

Bigeye scad

11Ikan selar kuning

Selaroides leptocepis

Yellows tripe trevally

12 Ikan KuweCaranx sexfasciatus

trevally

13Ikan Talang-talang

Chorinemus tala Deep leatherskin

14Ikan terbang

Cypsilurus poecilopterus

Spotted flying fish

Page 3: Ikan Pelagis

15Ikan belanak

Valamugil speigleri

Mullet

16Ikan Julung-julung

Hemirhamphus var

Barred garfish

17 Ikan teriStolephorus commersonii

Anchovies

18 Ikan japuhDussumieria acuta

Round herring

19Ikan Tembang

Sardinella vimbriata

Fringescale sardine

20Ikan Lemuru

Sardinella longiceps

Indonesian oil sardine

21Ikan Golok-golok

Chirocentrus dorab

Wolf herring

22Ikan terubuk

Hilsa toli Chinese herring

23Ikan kembung perempuan

rastrelliger neglectus

indo pacific short bodied

24Ikan kembung laki-laki

Restrelliger kanagurta

Indo pacific striped mackerel

25Ikan tenggiri

Scomberomorus comersoni

Barre spanish mackerel

26Ikan gtenggiri papan

Scomberomurus gutatus

Spotted spanish mackerel

27Ikan layaran

Istiophorus orientalis

Sailfish

Pengaruh Global Warming Terhadap Ikan Pelagis

I.     PENDUHULUAN1.1 Latar Belakang

Kita tahu bahwa laut di permukaan bumi ini menempati sebagian besar permukaan

bumi, ini menampakkan betapa pentingnya laut bagi keseimbangan kehidupan di bumi.

Seperti yang dipaparkan oleh Prager dan Earle, 2000 dalam Dahuri R., 2003, Secara global

laut meliputi dua pertiga dari permukaan bumi dan menyediakan sekitar 97% dari

keseluruhan ruang kehidupan di bumi, dan laut telah membentuk dan mendukung keberadaan

serta kehidupan umat manusia di bumi sejak munculnya mahluk hidup pertama dari laut.

Page 4: Ikan Pelagis

Geografi Indonesia sebagai negara maritim bukan hanya memberikan makna yang

besar bagi penduduknya, namun juga berperan penting dalam dimensi kepentingan global.

Sisi lain dari kekayaan hayati dan nirhayati yang besar adalah bahwa lautan Indonesia

memegang peranan penting dalam pengaturan sistim cuaca dan iklim  dunia  terutama sejak

issue global warming diungkap, (Harsono, G.,2010).

Di Indonesia sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu

sumberdaya perikanan yang paling melimpah dan paling banyak ditangkap untuk dijadikan

konsumsi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, sedangkan ikan pelagis besar seperti

tuna merupakan sebagian besar produk unggulan ekspor di Indonesia. Ikan pelagis kecil

umumnya hidup di daerah neritik dan membentuk schooling juga berfungsi sebagai

konsumen antara dalam food chain (antara produsen dengan ikan-ikan besar), (Suyedi R.,

2001).

Dengan karakter  oseanografinya negara Indonesia yang sangat dinamis ini, perairan

ini menjadi subur dengan kelimpahan hayati yang cukup tinggi. Melimpahnya kekayaan

hayati ini bahkan menurut Harsono, G.,2010 menjadi daya tarik bagi para nelayan asing

untuk mencari ikan pelagis bernilai ekonomi tinggi seperti tuna, cakalang, tongkol, tenggiri

dan setuhuk.

1.2  Perumusan masalah

Dari fakta-fakta yang diuraikan sebelumnya maka diperoleh batasan masalah yaitu

“Apakah pemanasan global (global warming) dapat mempengaruhi  ikan pelagis di wilayah

lautan Indonesia “.

1.3  Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk membahas pengaruh pemanasan global

(global warming) terhadap ikan pelagis di lautan Indonesia.

Page 5: Ikan Pelagis

II.    TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemanasan Global

Pemanasan global (Global Warming) adalah meningkatnya jumlah emisi gas rumah

kaca (GRK) di atmosfer yang akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata

permukaan bumi. Berubahnya komposisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer, dimana

konsentrasi gas rumah kaca tersebut menurut mbojo.wordpress.com/2008 meningkat secara

global akibat kegiatan manusia dan menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali

oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat

terhambat oleh GRK tadi.

Proses terjadinya pemanasan global seperti yang dijelaskan oleh

mbojo.wordpress.com/2008, bahwa sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi

akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali

berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi

panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan

gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya

lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau

adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama,

sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi

lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata

dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu

parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim

secara global.

Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous

Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur

hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama

Page 6: Ikan Pelagis

yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti

pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu

GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan

peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan

nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer

(mbojo.wordpress.com/2008).

Energi dari matahari memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi;

sebaliknya bumi mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atomsfer

(uap air, karbondioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang dipancarkan,

menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural ini maka suhu akan lebih

rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti yang ada sekarang tidak mungkin ada.

Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih nyaman

sekitar 60°F/15°C, (Anonymous, 2002).

2.2  Sumberdaya Ikan Pelagis

Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) dan

berdasarkan habitatnya di laut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu

jenis ikan pelagis dan ikan demersal. Ikan pelagis adalah kelompok ikan yang berada pada

lapisan permukaan hingga kolom air dan mempunyai ciri khas utama, yaitu dalam

beraktivitas selalu membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migrasi untuk

berbagai kebutuhan hidupnya. Sedangkan ikan demersal adalah ikan-ikan yang berada pada

lapisan yang lebih dalam hingga dasar perairan, dimana umumnya hidup secara soliter dalam

lingkungan spesiesnya, (Nelwan A.,2004).

Ikan pelagis berdasarkan ukurannya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ikan

pelagis besar, misalnya jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, dan lain-lain, serta ikan pelagis

kecil, misalnya ikan layang, teri, kembung, dan lain-lain. Penggolongan ini lebih

Page 7: Ikan Pelagis

dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemanfaatan dan pengelolaan, karena karakter

aktivitas yang berbeda kedua kelompok jenis ikan tersebut, (Nelwan A.,2004).

Menurut Fauziya et al., (2010), school atau kawanan merupakan struktur paling

penting dalam kehidupan beberapa populasi ikan pelagis. Untuk alasan tersebut maka ikan

pelagis tidak dapat hidup sendiri contohnya ikan sardine, namun manusia memanfaatkan

schooling untuk menangkap ikan pelagis (contoh alat tangkap trawl dan purse seine) dalam

jumlah yang banyak karena ikan dalam kondisi berkelompok nilai kepadatannya akan

berbeda dibandingkan jika dalam kondisi scatter atau terpencar. Pembentukan kelompok pada

ikan dipengaruhi oleh tingkah laku migrasi ikan dalam kolom perairan sehingga tujuan

pengelolaan dan pendugaan stok ikan secara praktis, informasi mengenai karakteristik

migrasi sangatlah penting.

Zona potensi ikan ditentukan dengan kombinasi data/peta sebaran suhu permukaan

laut, kandungan klorofil, pola arus laut, cuaca, serta karakter toleransi biologis ikan terhadap

suhu air. Dari hasil pengamatan secara multitemporal dapat diketahui bahwa sebaran suhu

permukaan laut di wilayah perairan laut Indonesia berubah dengan cepat (Hasyim B., 2004).

2.1.1 Sumberdaya ikan pelagis kecil

Ikan pelagis kecil hidup pada daerah pantai yang relatif kondisi

lingkungannya tidak stabil menjadikan kepadatan ikan juga berfluktuasi dan cenderung muda

mendapat tekanan akibat kegiatan pemanfaatan, karena daerah pantai mudah dijangkau oleh

aktivitas manusia. Jenis ikan pelagis kecil yang dimaksudkan adalah ikan layang, kembung,

tembang, teri, dan lain-lain.

Sumberdaya ikan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumberdaya perikanan

yang paling melimpah di perairan Indonesia dan mempunyai potensi sebesar 3,2 juta

(Widodo et al,  1998 dalam Nelwan A., 2004). Sumberdaya ini merupakan sumberdaya

Page 8: Ikan Pelagis

neritik, karena terutama penyebarannya adalah di perairan dekat pantai, di daerah-daerah

dimana terjadi proses penaikan air (upwelling) dan sumberdaya ini dapat membentuk

biomassa yang sangat besar (Csirke, 1988 dalam Nelwan A., 2004).

Penyebaran ikan pelagis kecil di Indonesia merata di seluruh perairan, namun ada

beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru (Sardinella Longiceps)

banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp) di Selat Bali, Makassar, Ambon

dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan,

Kembung Perempuan (Rastrelinger neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan

Barat, (Suyedi R., 2001).

2.1.2 Sumberdaya ikan pelagis besar

Ikan pelagis besar hidup pada laut lepas dengan

kondisi lingkungan relatif  stabil, disamping itu ikan pelagis besar umumnya melakukan

migrasi sepanjang tahun dengan jarak jauh. Secara biologis kelompok cakalang, tuna, dan

tongkol termasuk kedalam kategori ikan yang mempunyai tingkah laku melakukan migrasi

dengan jarak jauh (highly migratory species) melampaui batas-batas yuridiksi suatu negara.

Keadaan tersebut akan menyebabkan penambahan dan pengurangan stok di suatu perairan

yang berperan penting dalam sediaan lokal pada saat terjadi musim penangkapan (Nelwan

A., 2004).

Ikan Pelagis besar menyebar di perairan yang relatif dalam, bersalinitas tinggi,

kecuali ikan tongkol yang sifatnya lebih kosmopolitan dapat hidup di perairan yang relatif

dangkal dan bersalinitas lebih rendah. Sifat epipelagis dan oseanis menjadikan penyebaran

Page 9: Ikan Pelagis

sumberdaya ikan pelagis besar secara vertikal sangat dipengaruhi lapisan thermoklin yang

juga adalah struktur lapisan massa air yang terbentuk akibat perbedaan suhu. Demikian pula

penyebaran secara horizontal yang dipengaruhi oleh faktor perbedaan suhu dan juga

ketersediaan makanan, (Nelwan A., 2004).

 

III.             PEMBAHASAN

Pemanasan global telah banyak mempengaruhi kehidupan mahluk hidup yang ada

didunia ini, baik kehidupan yang ada di daratan maupun kehidupan yang ada di lautan, begitu

juga dengan ikan pelagis. Riberu P., (2002) mengatakan populasi yang hidup pada suatu

habitat dalam lingkungan, dapat memenuhi kebutuhannya karena lingkungan mempunyai

kemampuan untuk mendukung kelangsungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk

mendukung kehidupan populasi disebut daya dukung (carrying capacity). Daya dukung

lingkungan tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Sementara itu kemampuan

lingkungan mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah maka daya

dukung lingkungan juga berubah. Hal ini karena daya dukung lingkungan dipengaruhi oleh

faktor pembatas, seperti: cuaca, iklim, pembakaran, banjir, gempa, dan kegiatan manusia.

Ikan pelagis juga termasuk ikan yang selalu melakukan migrasi, baik migrasi untuk

mencari makan (feeding migration) maupun migrasi untuk tujuan memijah (spawning

ground). Ikan pelagis dalam melakukan migrasi selalu mencari suhu yang dapat ditolerir

dengan kehidupannya. Ini berarti bahwa ketersediaan (stok) ikan pelagis memang dibatasi

oleh suhu. Bahri, T. and P. Freon, (2000) dalam Fauziya et al., (2010) menjelaskan bahwa

pembentukan schooling ikan umumnya dipengaruhi oleh  stimuli atau rangsangan dari luar

seperti menghindari predator atau mencari lingkungan yang sesuai dan stimuli internal seperti

memijah, mencari makanan dan sifat/tingkah laku ikan tersebut.

Page 10: Ikan Pelagis

Menurut Hasyim B., (2004), keadaan lingkungan perairan akan menentukan

keberadaan suatu organisme di dalam lingkungan tersebut, dimana setiap kelompok

organisme mempunyai kesenangan/toleransi yang berbeda-beda. Misalnya suhu optimal

untuk Yellow fin adalah 20-28° C, Albacore 14-22° C, Cakalang 26-29° C, Blue fin tuna 10-

28° C dan Big eye tuna 17-23° C. Demikian pula pada daerah upwelling dimana produktifitas

primernya cukup tinggi, sering didapatkan kelimpahan kelompok ikan yang lebih tinggi

daripada daerah lainnya.

Kisaran suhu antara 28,1 - 29,10 C diduga sebagai batas toleransi ikan pelagis dapat

beradaptasi dengan lingkungannya. Pada umumnya ikan-ikan akan memilih perairan dengan

nilai suhu tertentu untuk dapat hidup dengan baik. Hal ini berkaitan erat dengan pergerakan

ikan ( Fauziya et al., 2010).

 Dari data satelit NOAA, contoh jenis ikan yang hidup pada suhu optimum 20-30°C

adalah jenis ikan ikan pelagis. Karena keberadaan beberapa ikan pelagis pada suatu perairan

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor oseanografi. Faktor oseanografis yang dominan adalah

suhu perairan. Hal ini dsebabkan karena pada umumnya setiap spesies ikan akan memilih

suhu yang sesuai dengan lingkungannya untuk makan, memijah dan aktivitas lainnya. Seperti

misalnya di daerah barat Sumatera, musim ikan cakalang di Perairan Siberut puncaknya pada

musim timur dimana SPL 24-26°C, Perairan Sipora 25-27°C, Perairan Pagai Selatan 21-23°C

(Ayanfirdaus.wordpress.com).

Keberadaan ikan pelagis juga akan terancam apabila makanannya berkurang seperti

yang dikatakan oleh Dahuri R., (2003) hilangnya spesies tertentu akan mengakibatkan

spesies lain yang menjadi predatornya ikut mengalami kepunahan, hal ini terkait dengan

sistem rantai makanan di perairan laut.

Indra, (2010) menceritakan, konsep Lotka Volterra (Lotka ahli fisika dari Amerika

dan Volterra ahli matematika dari Italia)  pernah diterapkan pada perikanan di Italia setelah

Page 11: Ikan Pelagis

Perang Dunia II.  Ketika itu masyarakat Itali ramai-ramai menangkap ikan pelagis kecil yang

ada di sekitar perairan pesisir.  Karena input atau effort yang cukup tinggi, sehingga lama-

kelamaan terjadi tangkap lebih (overfishing) dan degradasi sumber daya ikan di tempat

tersebut.  Setelah setahun kemudian, ternyata hasil tangkapan pelagis besar dari laut lepas

mengalami penurunan secara signifikan.  Setelah diteliti diketahui bahwa ada hubungan

rantai makanan antara pelagis kecil yang ada di perairan pesisir dan pelagis besar yang ada di

laut lepas.  Karena ketersediaan pelagis kecil (sebagai prey) telah terdegradasi akibat

overfishing, maka ikan pelagis besar (sebagai predator) kekurangan makan, sehingga mereka

pindah (migrasi) ke tempat lainnya yang masih tersedia cukup makanan.

  

IV.      KESIMPULANSetelah dilakukan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan suhu

permukaan laut yang diakibatkan oleh pemanasan global (global warming) dapat

mempengaruhi secara fisiologis karena mempunyai kemampuan toleransi suhu  tertentu yang

dominan antara 200 – 300 C dan juga dapat mempengaruhi kehidupan ikan pelagis terkait

dengan rantai makanan.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri R., 2003. Keanekaragaman Hayati Laut; Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Fauziyah et al., 2010. Densitas Schooling Ikan Pelagis pada Musim Timur Menggunakan Metode Hidroakustik di Perairan Selat Bangka ; Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(D) 13210

Harsono G., 2010 Prakarsa  Strategi “Rumpon Belt” Dan Implikasinya Terhadap  Pertahanan Wilayah Laut  Indonesia; http://buletinlitbang. dephan.go.id/index.asp?vnomor=22&mnorutisi=9 diunduh Nopember 2010.

Hasyim B. 2004. Penerapan Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (Zppi) Untuk Mendukung Usaha Peningkatan Produksi Dan Efisiensi Operasi Penangkapan Ikan; Makalah pribadi; Pengantar ke Falsafah Sains (PPS702); Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor.

Indra 2010, Interaksi Mangrove dan Sumber Daya IkanIrwanto, 2006., Keanekaragaman Fauna Pada Habitat Mangrove. Yogyakarta

Page 12: Ikan Pelagis

Nelwan A., 2004  Pengembangan Kawasan Perairan Menjadi Daerah Penangkapan Ikan; Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor.

Riberu P. 2002 Pembelajaran Ekologi Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I Pascasarjana UNJ, Jakarta.

Surakusumah W., Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Keanekaragaman Hayati; Makalah Perubahan Lingkungan Global ; Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia.

Suyedi R., 2001 Sumber Daya Ikan Pelagis Makalah Falsafah Sains (PPs 702)   Program Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor.

http://mbojo.wordpress.com/2008/07/17/hubungan-efek-rumah-kaca-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim/Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, 17 Juli 2008 — La An diunduh Nopember 2010.Manyung 301,00 1.288,00 - -

Cendro 1,00 8,00 - -

Ikan Sebelah 210,00 184,00 - -

Ekor Kuning/Pisang-pisang 72,00 348,00 - -

Lolosi biru - - - -

Selar 163,00 531,00 - -

Kuwe 182,00 365,00 - -

Layang28.511,0

032.873,0

0- -

Sunglir - 2,00 - -

Tetengkek 4,00 9,00 - -

Bawal Hitam 106,00 118,00 - -

Bawal putih 36,00 54,00 - -

Daun Bambu/Talang-Talang

- 3,00 - -

Bentong 37,00 31,00 - -

Kakap Putih 139,00 476,00 - -

Golok-Golok 9,00 48,00 - -

Selanget - 42,00 - -

Siro - - - -

Japuh - 40,00 - -

Tembang 211,00 902,00 - -

Lemuru24.150,0

012.459,0

0- -

Terubuk - - - -

Lemadang 136,00 314,00 - -

Beloso/Buntut Kerbo 15,00 101,00 - -

Ikan Lidah 155,00 119,00 - -

Teri 2.206,00 1.754,00 - -

Ikan terbang - 88,00 - -

Julung-Julung 17,00 25,00 - -

Gerot-gerot 28,00 39,00 - -

Page 13: Ikan Pelagis

Ikan gaji - - - -

Ikan Nomei/lomei - - - -

Ikan Layaran 34,00 84,00 - -

Setuhuk Hitam 13,00 39,00 - -

Setuhuk Biru - - - -

Setuhuk Loreng - - - -

Ikan Pedang - - - -

Ikan Napoleon - - - -

Kapas-kapas - 36,00 - -

Peperek 270,00 249,00 - -

Lencam - 24,00 - -

Kakap Merah 174,00 393,00 - -

pinjalo - - - -

Belanak 370,00 1.109,00 - -

Biji nangka karang - - - -

Kuniran 165,00 496,00 - -

Biji nangka - - - -

Kurisi 38,00 119,00 - -

Kurau - - - -

Kuro/Senangin 2,00 16,00 - -

Swanggi/Mata besar 11,00 13,00 - -

Serinding tembakau - - - -

Gulamah/Tiga waja 76,00 235,00 - -

Lisong - - - -

Tongkol krai16.464,0

025.311,0

0- -

Tongkol komo 5.007,00 6.470,00 - -

Cakalang 6.350,00 6.431,00 - -

Kembung 1.208,00 1.729,00 - -

Banyar 2,00 363,00 - -

Kenyar - 9,00 - -

Slengseng 223,00 1.998,00 - -

Tenggiri 547,00 532,00 - -

Tenggiri papan 1,00 1,00 - -

Albakora 1.865,00 31,00 - -

Madidihang 3.551,00 3.975,00 - -

Tuna sirip biru selatan - - - -

Tuna mata besar 662,00 2.863,00 - -

Tongkol abu-abu 1.998,00 - - -

Kerapu karang 123,00 351,00 - -

Kerapu bebek - 240,00 - -

Page 14: Ikan Pelagis

Kerapu balong 2,00 107,00 - -

Kerapu lumpur 12,00 124,00 - -

Kerapu sunu - 42,00 - -

Beronang lingkis - - - -

Ikan beronang - - - -

Beronang kuning - - - -

Rejung - - - -

Alu-alu/Manggilala/Pucul - 6,00 - -

Senuk - 23,00 - -

Kerong-kerong - 97,00 - -

Layur 1.920,00 2.876,00 - -

Cucut tikus/Cucut monyet 2,00 446,00 - -

Cucut lanyam 588,00 12,00 - -

Mako - 3,00 - -

Ikan gergaji - 6,00 - -

Cucut martil/Capingan 12,00 3,00 - -

Cucut Botol 18,00 5,00 - -

Pari kembang/Pari macan 444,00 517,00 - -

Pari kelelawar - 3,00 - -

Pari burung - 24,00 - -

Pari hidung sekop - - - -

Pari kekeh - 1,00 - -

Ikan lainnya 2.759,00 570,00 -