6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang...

60
6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN 6.1 Pendahuluan Alasan utama sebagian spesies ikan berada di suatu perairan disebabkan 3 hal pokok, yaitu: (1) memilih lingkungan hidupnya yang sesuai dengan kondisi tubuhnya; (2) mencari sumber makanan; (3) mencari tempat yang cocok untuk pemijahan dan perkembangbiakan (Nomura dan Yamazaki 1977; Laevastu dan Hayes 1981; Laevastu 1993). Variasi alami biomassa populasi ikan dewasa pelagis dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan, interaksi antar spesies dan ketergantungan kepadatan (Parrish dan Mallicoate 1995). Dengan demikian perubahan ketersediaan ikan pada suatu perairan dapat dianggap sebagai respons ikan terhadap perubahan kondisi lingkungan laut (Bakun 1996; Hartoko 1999; Wudianto 2001; Sundermeyer et al. 2005; Amri et al. 2006; Brander 2007). Selain itu perubahan jumlah produksi ikan juga merupakan indikator ketersediaan ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi oseanografi (Bakun 1996; Sundermeyer et al. 2005; Hendriardi et al. 2005; Hanesson 2007; Martin et al. 2008). Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan pantai dengan populasi terbesar berada di area upwelling. Ikan pelagis kecil adalah kelompok ikan yang berenang cepat dan terdistribusi di perairan yang sesuai dengan keadaan fisiknya (Fréon et al. 2005; Widodo et al. 1994). Kawasan pantai sebagai habitat ikan pelagis kecil adalah wilayah epipelagik atau kawasan fotik, yaitu kawasan pelagik yang mendapat cahaya. Keberadaan ikan pelagis kecil tidak berada dalam suatu kawasan yang sempit, tetapi tersebar secara luas sebagai respons terhadap perubahan kondisi lingkungan. Respons ikan tidak terjadi secara mendadak atau segera setelah terjadi perubahan lingkungan, namun dapat saja terjadi dengan selang waktu yang berbeda akibat dinamika ekologi dan biologi (Bakun 1984; Rochet dan Trenkel 2003; Fréon et al. 2005). Dengan demikian melakukan evaluasi atau identifikasi perubahan produksi ikan hubungannya dengan kondisi lingkungan laut perlu

Transcript of 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang...

Page 1: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL

DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

6.1 Pendahuluan

Alasan utama sebagian spesies ikan berada di suatu perairan disebabkan 3

hal pokok, yaitu: (1) memilih lingkungan hidupnya yang sesuai dengan kondisi

tubuhnya; (2) mencari sumber makanan; (3) mencari tempat yang cocok untuk

pemijahan dan perkembangbiakan (Nomura dan Yamazaki 1977; Laevastu dan

Hayes 1981; Laevastu 1993). Variasi alami biomassa populasi ikan dewasa

pelagis dipengaruhi oleh daya dukung lingkungan, interaksi antar spesies dan

ketergantungan kepadatan (Parrish dan Mallicoate 1995). Dengan demikian

perubahan ketersediaan ikan pada suatu perairan dapat dianggap sebagai respons

ikan terhadap perubahan kondisi lingkungan laut (Bakun 1996; Hartoko 1999;

Wudianto 2001; Sundermeyer et al. 2005; Amri et al. 2006; Brander 2007).

Selain itu perubahan jumlah produksi ikan juga merupakan indikator ketersediaan

ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi

oseanografi (Bakun 1996; Sundermeyer et al. 2005; Hendriardi et al. 2005;

Hanesson 2007; Martin et al. 2008).

Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan pantai dengan populasi

terbesar berada di area upwelling. Ikan pelagis kecil adalah kelompok ikan yang

berenang cepat dan terdistribusi di perairan yang sesuai dengan keadaan fisiknya

(Fréon et al. 2005; Widodo et al. 1994).   Kawasan pantai sebagai habitat ikan

pelagis kecil adalah wilayah epipelagik atau kawasan fotik, yaitu kawasan pelagik

yang mendapat cahaya.

Keberadaan ikan pelagis kecil tidak berada dalam suatu kawasan yang

sempit, tetapi tersebar secara luas sebagai respons terhadap perubahan kondisi

lingkungan. Respons ikan tidak terjadi secara mendadak atau segera setelah

terjadi perubahan lingkungan, namun dapat saja terjadi dengan selang waktu yang

berbeda akibat dinamika ekologi dan biologi (Bakun 1984; Rochet dan Trenkel

2003; Fréon et al. 2005). Dengan demikian melakukan evaluasi atau identifikasi

perubahan produksi ikan hubungannya dengan kondisi lingkungan laut perlu

Page 2: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

115  

dilakukan pada skala waktu yang panjang dan mencakup kawasan secara luas.

Selain itu juga perlu dievaluasi berdasarkan perbedaan phase waktu, baik bulanan,

kuartalan ataupun tahunan agar dapat diketahui respon ikan terhadap perbedaan

skala waktu dan ruang. Variabel utama yang mempengaruhi kelimpahan ikan pada

suatu kawasan laut adalah: makanan, predasi, suhu, salinitas, dan konsentrasi

oksigen terlarut. Variabel utama ini merupakan pendekatan yang dilakukan untuk

mengatasi permasalahan pengaruh faktor lingkungan terhadap kegiatan perikanan

(Fréon et al. 2005; Peltonen et al. 2007).

Identifikasi parameter lingkungan laut perlu dilakukan terutama parameter

utama yang berpengaruh terhadap distribusi ikan. Suhu perairan merupakan salah

satu parameter utama yang berpengaruh terhadap aktivitas ikan, karena suhu

merupakan salah satu faktor penting yang mengatur proses kehidupan dan

penyebaran organisme di laut (Nybakken 1982). Selain itu ketersediaan makanan

juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi distribusi ikan di laut (Laevastu dan

Hayes 1981) yang mana kebiasaan makan ikan pelagis kecil adalah plankton dan

ini dapat dideterminasi melalui kandungan klorofil dalam suatu perairan (Martin

et al. 2008; Bellido et al. 2008).

Perubahan secara temporal dan spatial, kadang luput untuk dipertimbangkan

padahal pola-pola dinamika atau perubahan hanya dapat diketahui dari rangkaian

pengamatan dengan cakupan yang luas dengan jangka waktu yang relatif lama

(Sundermeyer et al. 2005).    Pengamatan kondisi biofisik perairan dalam suatu

wilayah yang luas dan skala waktu yang runtun dengan memanfaatkan data hasil 

penginderaan jarak jauh juga perlu dianalisis untuk dapat mendefinisikan

perubahan yang terjadi dari serangkaian data. Untuk mendefinisikan serangkaian

data dapat dilakukan dengan menggunakan parameter statistik. Parameter statistik

dibutuhkan untuk dapat mendeskripsikan ciri-ciri dari sekumpulan data yang

diamati sehingga dapat didefinisikan untuk berbagai kebutuhan analisis (Walpole

1997; Mattjik 2002). Ukuran pemusatan data (mean, median, modus) dan ukuran

penyebaran data (range dan standar deviasi) adalah statistik dasar yang dapat

digunakan untuk mendefinisikan sekumpulan data yang beragam (Mattjik 2002).

Perairan sebelah barat Sulawesi Selatan adalah perairan laut yang dilalui

oleh massa air utama dari Samudera Pasifik menuju ke Samudera Hindia dan di

Page 3: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

116  

perairan ini arus kontinyu sepanjang tahun mengalir dari arah utara ke selatan di

lapisan kedalaman >150 m (Hasanuddin 1998; Gordon et al. 1999; Gordon

2005). Namun pada lapisan permukaan Selat Makassar di pengaruhi oleh musim

munson khususnya di bagian selatan Sulawesi, dimana pada munson barat massa

air yang berasal dari Laut Jawa yang bersalinitas rendah masuk ke perairan bagian

selatan Selat Makassar demikian juga ketika terjadi munson timur, lapisan

permukaan Selat Makassar bagian selatan dipengaruhi massa air dari Laut Banda

yang bersalinitas tinggi (Masumoto dan Yamagata 1993; Gordon et al. 2003).

Evaluasi terhadap hubungan kondisi oseanografi dengan kelimpahan ikan

penting untuk dilakukan pada suatu kawasan, karena setiap kawasan perairan

memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga kondisi biofisik juga berbeda.

Selain pendekatan kawasan juga perlu dengan pendekatan skala waktu.

Penggunaan skala waktu penting dipertimbangkan, karena perairan di Indonesia

secara tetap dipengaruhi angin munson yang berbeda arah secara tetap dalam

setahun. Perairan pantai barat Sulawesi Selatan memiliki karakteristik perairan

yang berbeda dari utara ke selatan, sehingga dibutuhkan evaluasi terhadap

perubahan kondisi oseanografi dengan skala waktu yang berbeda hubungannya

dengan kelimpahan ikan. Di sisi lain, hasil pemantauan lingkungan laut dengan

satelit sudah banyak tersedia dan dapat diakses dengan mudah, di antaranya

melalui internet. Ketersediaan data tersebut seyogianya dimanfaatkan untuk

penelitian yang menunjang pengelolaan perikanan tangkap.

6.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah: 1) menentukan pola distribusi dan kelimpahan

ikan melalui menganalisis suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil hubungannya

dengan produksi, produktivitas, dan densitas ikan di perairan pantai barat

Sulawesi Selatan berdasarkan perbedaan skala waktu; 2) Menentukan parameter

statistik yang sesuai berdasarkan korelasiyang signifikan antara SPL dan klorofil

dengan produksi, produktivitas, densitas dengan memperhatikan skala waktu.

6.3 Metodologi

Analisis dalam kajian ini dilakukan menggunakan data dalam bentuk

kuartalan. Untuk data perikanan menggunakan produksi ikan, produktivitas dan

densitas. Produksi ikan adalah jumlah produksi dari 8 jenis alat tangkap,

Page 4: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

117  

sedangkan produktivitas ikan adalah produksi ikan dari setiap upaya penangkapan

dan densitas ikan adalah produksi ikan dalam luasan lokasi penangkapan ikan.

Data upaya penangkapan yang digunakan adalah data yang telah distandardisasi

ulang sebagaimana yang telah analisis pada Bab 5.

Terdapat perbedaan struktur waktu antara data suhu permukaan laut (SPL)

dan klorofil dengan data produksi ikan, dimana data SPL dan klorofil dalam

bulanan dan data produksi ikan dalam kuartalan. Sehingga perlu dilakukan

perhitungan untuk menyesuaikan dengan data produksi ikan. Perhitungan dari

data bulanan menjadi kuartalan dilakukan dengan menggunakan parameter

statistik, yaitu ukuran pemusatan data dan penyebaran data. Ukuran pemusatan

data menggunakan mean, median, modus, minimum, dan maksimum, sedangkan

ukuran penyebaran data menggunakan range dan standar deviasi.

Dalam perhitungan data SPL dan klorofil menjadi kuartalan dilakukan

dengan 2 kategori skala waktu kuartalan, yaitu kategori kalender dan kategori

musim. Kategori kalender adalah waktu kuartal sesuai kalender, dimana kuartal 1

diawali bulan Januari. Kategori musim, pada kuartal 1 diawali bulan Desember,

dimana kategori musim berdasarkan perubahan angin munson yang secara tetap

terjadi di Indonesia. Perubahan munson tersebut adalah: musim barat pada bulan

Desember-Februari; musim timur pada bulan Juni-Agustus. Bulan Maret-Mei

adalah peralihan musim barat ke musim timur dan September-November adalah

peralihan dari musim timur ke musim barat (Birowo 1982; Nontji 1987).

6.3.1 Sumber data

(1) Produksi ikan

Data produksi ikan bersumber dari statistik perikanan tangkap Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan untuk kurun waktu 5 tahun

(2002-2006). Data yang digunakan adalah kuartalan dan jenis data produksi

sebagaimana telah diuraikan pada Bab 3.

(2) SPL dan klorofil

Data SPL dan klorofil diperoleh dari Ocean Color Time-Series Online

Visualization hasil citra satelit MODIS (Moderate Resolution Imaging

Spectroradiometer) Aqua untuk data klorofil, sedangkan data SPL hasil citra

satelit MODIS-Terra yang dikeluarkan oleh NASA (National Aeronautics and

Page 5: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

118  

Space Administration). Data citra satelit yang digunakan adalah data bulanan

yang telah dianalisis berdasarkan GES-DISC Interactive Online Visualization and

Analysis Infrastructure (GIOVANNI) untuk kurun waktu 5 tahun (2002-2006).

Data di download dari http://reason.gsfc.nasa.gov/giovanni dalam bentuk image

dan ascii sesuai posisi geografi setiap zona di perairan pantai barat Sulawesi

Selatan.

Sifat-sifat air di permukaan secara menegak hampir tidak berubah sampai

pada kedalaman di mana terjadi transisi ke massa air yang dingin di bawahnya.

Lapisan ini bersifat homogen karena secara intensif terdai proses percampuran.

Kedalaman lapisan tercampur pada setiap perairan berbeda. Lapisan tercampur

(mixed layer depth) di perairan Indonesia rata-rata berada pada kedalaman 40 m

(Birowo 1982). Kedalaman lapisan tercampur di perairan Indonesia

memungkinkan untuk menggunakan data citra satelit untuk mengidentifikasi

distribusi dan kelimpahan ikan, walaupun sensor satelit hanya mendeteksi lapisan

yang tipis di bagian permukaan (Komunikasi pribadi dengan Bidawi Hasyim

2010).

6.3.2 Analisis data

(1) Produksi ikan kuartal

Produksi ikan kuartalan 6 jenis ikan di setiap zona dihitung ulang guna

untuk kebutuhan analisis dalam kajian ini. Perhitungan ulang dilakukan untuk

menentukan produksi, produktivitas, dan densitas kuartal, dengan tahapan sebagai

berikut:

1) Menghitung total produksi setiap kuartal di masing-masing zona, sebagai

berikut:

K ∑ Kb nb 1 ………………………………………………………(21)

dimana,

Kz = total produksi setiap kuartal di masing-masing zona

z = zona dalam penelitian ini

b = jumlah kabupaten di masing-masing zona

Kb = total produksi setiap kuartal dari setiap kabupaten di masing-masing zona

Page 6: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

119  

2) Menjumlahkan total produksi setiap kuartal di masing-masing zona,

sebagai berikut:

TP ∑ K …………………………………………….……….. (22)

dimana, TPz = total produksi kuartal di masing-masing zona

Selanjutnya menghitung produksi kuartal dari setiap jenis ikan dan

dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut:

3) Menghitung produksi kuartal setiap jenis ikan, sebagai berikut:

TI I ……………………………………………………. (23)

dimana,

TIz = total produksi kuartal setiap jenis ikan di masing-masing zona

Ik = total produksi setiap jenis ikan dari 8 unit penangkapan (persamaan 2).

Tahapan perhitungan produktivitas ikan kuartalan di masing-masing zona

adalah sebagai berikut:

4) Data upaya penangkapan ikan yang digunakan adalah data upaya

penangkapan ikan tahunan yang telah distandardisasi (SU).

5) Data upaya penangkapan ikan tahunan dihitung menjadi data kuartal

dengan pendekatan proporsi kegiatan penangkapan ikan, yaitu tinggi pada

kuartal 3 dan rendah pada kuartal 4. Hal ini berkaitan dengan pola

munson di perairan pantai barat Sulawesi Selatan. Dengan demikian

penentuan proporsi untuk setiap kuartal untuk data tahunan upaya

penangkapan ikan, sebagai berikut: kuartal 1: 20%; kuartal 2: 30%; kuartal

3: 35%; kuartal 4: 15%. Berdasarkan proporsi maka upaya penangkapan

kuartal di tiap zona, dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

UP ,, …………….………………………..……………… (24)

dimana,

UPK,z = upaya penangkapan setiap kuartal di setiap zona

SUk,d = upaya penangkapan ikan yang telah distandardisasi (analisis Bab

5)

PPK = proporsi upaya penangkapan setiap kuartal

6) Produktivitas kuartal dari 6 jenis ikan sebagai berikut:

Page 7: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

120  

SV , , …………………………………………………… (25)

dimana, SVK,z = Produktivitas kuartal setiap jenis ikan di setiap zona

Densitas kuartal dari 6 jenis ikan adalah perbandingan produksi ikan setiap

kuartal dengan luas kawasan setiap zona. Perhitungan luas kawasan setiap zona

dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:

7) Luas kawasan (Az) disesuaikan dengan posisi geografi lokasi penangkapan

ikan dari 8 unit penangkapan ikan dan dihitung dengan menjumlahkan

kotak yang berukuran 0,10 x 0.10 (1 sel dalam citra satelit) yang terdapat

dalam luasan posisi geografi yang telah ditentukan sebagai berikut: - zona A: 5,60LS – 4,80LS dan 119,10BT – 119,40BT, berjumlah 26

kotak setara dengan 936 mil laut persegi

- zona B: 4,70LS – 3,60LS dan 119,40BT – 119,60BT, berjumlah 24

kotak setara dengan 864 mil laut persegi

- zona C: 3,50LS – 2,10LS dan 118,90BT – 119,10BT, berjumlah 17

kotak setara dengan 612 mil laut persegi

8) Densitas dari 6 jenis ikan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:

DI , …………………………………………….……. (26)

dimana,

DIK,z = Densitas kuartal setiap jenis ikan di masing-masing zona

(2) SPL dan klorofil

Data bulanan SPL dan konsentrasi klorofil dianalisis dengan tahapan

sebagai berikut:

1) Data citra satelit SPL dan klorofil dalam bentuk ascii yang digunakan

untuk analisis pada posisi geografi sebagai berikut:

- zona A : 5,60LS – 4,80LS dan 119,10BT – 119,40BT

- zona B : 4,70LS – 3,60LS dan 119,40BT – 119,60BT

- zona C : 3,50LS – 2,10LS dan 118,90BT – 119,10BT

Page 8: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

121  

2) Data bulanan dan SPL dan klorofil pada setiap zona dideskripsikan dengan

menggunakan grafik. Guna mengetahui perbedaan perubahan bulanan

SPL dan klorofil pada setiap zona menggunakan koefisien keragaman,

dengan persamaan sebagai berikut (Walpole 1982):

100% …………………………………………………… (27)

dimana, V= koefisien keragaman yang dinyatakan sebagai persen;

s= simpangan baku; dan x= nilai rata-rata.

3) Nilai SPL dan klorofil bulanan dari setiap posisi lintang dan bujur

dihitung menjadi data kuartal menggunakan parameter statistik.

Perhitungan data SPL dan klorofil bulanan menjadi kuartalan dilakukan

dengan 2 kategori, yaitu kategori kalender dan musim (Tabel 16). Data

tahun 2002 hanya tersedia mulai bulan Juli hingga Desember. Perhitungan

parameter statistik mean, median, standar deviasi, range, minimum, dan

maksimum menggunakan compare means analytical pada SPSS ver.15.

Parameter statistik modus dihitung menggunakan Analysis tools histogram

pada microsoft excel 2007. Sebelum dilakukan perhitungan data SPL dan

klorofil, terlebih dahulu diurutkan sesuai kategori kalender dan musim.

Tabel 16 Kategori waktu yang digunakan dalam perhitungan data SPL dan klorofil dari bulanan menjadi kuartalan.

Kategori kalender Kuartal Kategori musim Januari Februari Maret

1 Desember

Januari Februari

April Mei Juni

2 Maret April Mei

Juli Agustus

September 3

Juni Juli

Agustus Oktober

November Desember

4 September Oktober

November

Page 9: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

122  

(3) Tipologi hubungan SPL dan klorofil dengan produksi ikan

Pola distribusi ikan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

tipologi hubungan SPL dan klorofil dengan produksi, produktivitas dan densitas

ikan berdasarkan skala waktu kategori kalender dan musim. Kombinasi nilai

“tinggi” dan “rendah” dari SPL dan klorofil, akan menghasilkan 4 kuadran

sebagai basis untuk membuat tipe-tipe distribusi ikan.

Oleh karena itu dalam penelitian ini dihasilkan 15 tipe pola distribusi ikan

(Gambar 52). Masing-masing tipe tersebut adalah sebagai berikut:

Tipe 1: Ikan ada di perairan dengan klorofil tinggi pada SPL rendah. Tipe 2: Ikan ada di perairan dengan klorofil tinggi pada SPL tinggi. Tipe 3: Ikan ada di perairan dengan SPL tinggi pada klorofil rendah. Tipe 4: Ikan ada di perairan dengan SPL rendah pada klorofil rendah. Tipe 5: Ikan ada di perairan dengan klorofil tinggi dan SPL tinggi Tipe 6: Ikan ada di perairan dengan klorofil tinggi dan SPL rendah. Tipe 7: Ikan ada di perairan dengan klorofil rendah sampai tinggi pada

SPL rendah. Tipe 8: Ikan ada di perairan dengan klorofil rendah sampai tinggi pada

SPL tinggi. Tipe 9: Ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada

klorofil tinggi. Tipe 10: Ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada

klorofil rendah. Tipe 11: Ikan tersebar pada semua kondisi SPL dan klorofil.

Page 10: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

123  

Keterangan: =suhu permukaan laut (0C); = klorofil (mg/m3); = produksi, Prduktivitas, dan densitas ikan. Gambar 52 Tipologi hubungan suhu permukaan laut dan klorofil dengan

produksi, produktivitas, dan densitas ikan.

Pada tipe 11 terdiri dari 5 pola yang menunjukkan tidak adanya pengaruh

dari SPL dan klorofil terhadap distribusi ikan. Kegunaan tipe 11 ini relatif rendah.

Lingkaran-lingkaran pada Gambar 52 adalah posisi relatif ikan dalam konfigurasi

kombinasi SPL dan klorofil. Sebagai contoh pada tipe 2, ikan ada di perairan

yang memiliki suhu relatif tinggi. Pada tipe 9, ikan ada pada perairan suhu relatif

tinggi dan rendah, hanya pada perairan yang memiliki konsentrasi klorofil tinggi.

Garis-grais pemisah kuadran adalah nilai tengah dari biplot. Penentuan biplot

dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak S-PLUS 2000.

Output biplot pada setiap jenis ikan dibuat menjadi tipologi umum sebagai

hasil untuk mengetahui pola distribusi ikan. Tipologi umum ditentukan dari

minimal 3 tipe yang sama dari 6 jenis ikan pada setiap parameter statistik. Pola

distribusi ikan berdasarkan tipologi di setiap zona ditentukan dari minimal 3 tipe

yang sama pada 7 parameter statistik.

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 Tipe 4

Tipe 6 Tipe 7 Tipe 8 Tipe 9

Tipe 11

Tipe 5

Tipe 10

Page 11: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

124  

(4) Korelasi parsial

Pola kelimpahan ikan disetiap zona ditentukan dengan mengetahui indikator

yang terbaik sebagai prediktor, baik SPL maupun klorofil terhadap produksi,

produktivitas, dan densitas ikan. Indikator terbaik ditentukan dengan analisis

korelasi parsial. Korelasi parsial adalah bentuk hubungan antara X1, X2 …Xp

terhadap Y, dimana korelasi dijelaskan antara Y dan X1 ketika X2 …Xn tetap

diperhatikan tetapi dibuat tetap, dengan persamaan sebagai berikut (Walpole,

1997):

. !

…………………………………..………..… (28)

Analisis korelasi parsial digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan

antara suhu permukaan laut (X1) dan klorofil (X2) dengan produksi ikan, dimana

kedua faktor oseanografi tersebut mempengaruhi distribusi ikan pada suatu

wilayah perairan. Dengan demikian seberapa erat hubungan SPL dan klorofil

dengan produksi ikan diketahui dengan salah satu faktor dibuat tetap. Analisis

parsial korelasi dihitung menggunakan perangkat lunak SPSS ver.15.

6.4 Hasil

6.4.1 Perubahan kuartalan produksi ikan

Perubahan kuartalan produksi ikan di zona A menunjukkan tertinggi pada

kuartal 2 dan terendah pada kuartal 4 (Gambar 53). Produksi kembung, tembang

dan layang dominan pada setiap kuartal, sedangkan produksi teri cenderung tetap

setiap kuartal dalam kurun waktu tahun 2002-2006. Produksi ikan kuartalan di

zona B menunjukkan layang dan tembang dominan dalam kurun waktu tahun

2002-2006 (Gambar 54). Produksi ikan layang di zona B tinggi pada kuartal 3,

sedangkan untuk jenis ikan kembung, teri, lemuru, tembang, dan selar cenderung

tetap pada setiap kuartal. Pada zona C, produksi kuartalan layang dan selar

dominan pada setiap kuartal (Gambar 55). Produksi jenis selar di zona C

cenderung tetap pada setiap kuartal, untuk jenis layang tinggi pada kuartal 2.

Produktivitas dari 6 jenis ikan di zona A menunjukkan tinggi pada kuartal 4

dan terendah kuartal 3. Produktivitas jenis teri dan kembung lebih besar

dibandingkan jenis lainnya (Gambar 56). Produktivitas ikan di zona B, dominan

Page 12: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

125  

jenis teri dan layang, dimana kedua jenis ikan tersebut tinggi pada kuartal 4 dan

rendah pada kuartal 2 (Gambar 57). Perubahan kuartalan produktivitas ikan

kuartalan di zona C menunjukkan jenis layang lebih tinggi dibandingkan jenis

lainnya, dimana produktivitas tinggi pada kuartal 4 dan rendah pada kuartal 3

(Gambar 58).

Densitas ikan di zona A menunjukkan tinggi pada kuartal 2 dan rendah pada

kuartal 4, dimana kembung, tembang, dan layang dominan pada setiap kuartal

(Gambar 59). Densitas ikan kuartalan di zona B menunjukan jenis layang dan

tembang dominan pada setiap kuartal (Gambar 60). Densitas layang tinggi pada

kuartal 3 dan rendah pada kuartal 1, sedangkan jenis tembang cenderung stabil

pada setiap kuartal. Pada zona C, densitas layang lebih tinggi dibandingkan jenis

lainnya, dimana perubahan setiap kuartal cenderung sama. Jenis ikan lainnya juga

menunjukkan kecenderungan yang sama pada setiap kuartal (Gambar 61).

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar

Gambar 53 Fluktuasi kuartalan produksi 6 jenis ikan untuk kurun waktu tahun 2002-2006 di zona A.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

1000

2000

3000

Prod

uksi

(ton

)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

1000

2000

3000

Prod

uksi

(ton

)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Page 13: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

126  

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar

Gambar 54 Fluktuasi kuartalan produksi 6 jenis ikan untuk kurun waktu tahun 2002-2006 di zona B.

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 55 Fluktuasi kuartalan produksi 6 jenis ikan untuk kurun waktu tahun

2002-2004 di zona C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0

500

1000

1500

2000

Prod

uksi

(to

n)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

0

500

1000

1500

2000

Prod

uksi

(to

n)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 40

250

500

750

Prod

uksi

(ton

)

2002 2003 2004Tahun

0

250

500

750

Prod

uksi

(ton

)

2002 2003 2004Tahun

Page 14: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

127  

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 56 Fluktuasi kuartalan produktivitas 6 jenis ikan untuk kurun waktu

tahun 2002-2006 di zona A.

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 57 Fluktuasi kuartalan produktivitas 6 jenis ikan untuk kurun waktu

tahun 2002-2006 di zona B.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 41.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

Prod

uktiv

itas (

ton/

unit)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

Prod

uktiv

itas (

ton/

unit)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.0

4.0

8.0

12.0

Prod

uktiv

itas (

ton/

unit)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

0.0

4.0

8.0

12.0

Prod

uktiv

itas (

ton/

unit)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Page 15: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

128  

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 58 Fluktuasi kuartalan produktivitas 6 jenis ikan untuk kurun waktu

tahun 2002-2004 di zona C.

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 59 Fluktuasi kuartalan densitas 6 jenis ikan untuk kurun waktu tahun

2002-2006 di zona A.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 40.0

5.0

10.0

15.0

Prod

uktiv

itas (

ton/

unit)

2002 2003 2004Tahun

0.0

5.0

10.0

15.0

Prod

uktiv

itas (

ton/

unit)

2002 2003 2004Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

1.0

2.0

3.0

Den

sita

s (to

n/m

il la

ut p

erse

gi)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

1.0

2.0

3.0

Den

sita

s (to

n/m

il la

ut p

erse

gi)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Page 16: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

129  

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 60 Fluktuasi kuartalan densitas 6 jenis ikan untuk kurun waktu tahun

2002-2006 di zona B.

Keterangan: = kembung; = teri; = lemuru; = tembang; = layang = selar Gambar 61 Fluktuasi kuartalan densitas 6 jenis ikan untuk kurun waktu tahun

2002-2004 di zona C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 40.0

1.0

2.0

Den

sita

s (to

n/m

il la

ut p

erse

gi)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

0.0

1.0

2.0

Den

sita

s (to

n/m

il la

ut p

erse

gi)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 40.0

0.5

1.0

Den

sita

s (to

n/m

il la

ut p

erse

gi)

2002 2003 2004Tahun

0.0

0.5

1.0

Den

sita

s (to

n/m

il la

ut p

erse

gi)

2002 2003 2004Tahun

Page 17: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

130  

6.4.2 Kondisi oseanografi

(1) Fluktuasi kuartalan suhu permukaan laut (SPL)

Fluktuasi SPL di zona A lebih besar dibandingkan zona B dan C; zona C

lebih stabil berdasarkan koefisien keragaman. Di setiap zona, SPL bulan Agustus

selalu lebih dingin dibandingkan bulan-bulan lainnya. Pada bulan Agustus, SPL di

zona C lebih hangat dibandingkan dengan di zona A dan B. Pada bulan Desember

dan Januari SPL di zona B lebih hangat dibandingkan dengan di zona A dan C.

(Gambar 62).

Pada umumnya mean SPL kategori kalender lebih hangat pada kuartal 2 dan

4 dan . Mean SPL di zona A lebih dingin dibandingkan zona B dan C pada

kuartal 2, 3, dan 4. Mean SPL di zona B lebih hangat dibandingkan zona A dan C

pada kuartal 1 dan 4. Mean SPL di zona C lebih hangat dibandingkan zona A dan

B pada kuartal 2 dan 3, namun lebih dingin pada kuartal 1 (Gambar 63). Nilai

mean SPL kategori kalender terdapat pada Lampiran 19.

Pada kategori musim, mean SPL di zona A lebih dingin dibandingkan zona

B dan C pada kuartal 3 dan 4. Mean SPL di zona B lebih hangat dibandingkan

zona A dan C pada kuartal 2. Mean SPL di zona C lebih hangat dibandingkan

zona A dan B pada kuartal 3, dan lebih dingin pada kuartal 2 (Gambar 63). Nilai

mean SPL kategori musim terdapat pada Lampiran 20.

Pada kategori kalender kuartal 2 dan 4, median SPL di setiap zona lebih

hangat pada kuartal 2 dan 4 dibandingkan kuartal 1 dan 3. Median SPL di zona A

lebih dingin dibandingkan zona B dan C pada kuartal 2 dan 3. Median SPL di

zona B lebih hangat dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1 dan 4. Median

SPL di zona C lebih hangat dibandingkan zona A dan B pada kuartal 3, sedangkan

pada kuartal 1 dan 4 lebih dingin dibandingkan zona A dan B (Gambar 64). Nilai

median SPL kategori kalender terdapat pada Lampiran 19.

Pada kategori musim, median SPL di zona A lebih dingin dibandingkan

zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Median SPL di zona B menunjukkan lebih

hangat dibandingkan zona A dan C pada kuartal 3. Median SPL di zona C

cenderung lebih dingin dibandingkasn zona A dan B pada kuartal 1 dan 2, namun

lebih hangat pada kuartal 3 (Gambar 64). Nilai median SPL kategori musim

terdapat pada Lampiran 20.

Page 18: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

131  

Pada umumnya modus SPL kategori kalender cenderung lebih hangat pada

kuartal 2 dan 4 di setiap zona. Pada kategori kalender, modus SPL di zona A

cenderung lebih dingin dibandingkan zona B dan C pada kuartal 1, 2 dan 3.

Modus SPL di zona B cenderung lebih hangat dibandingkan zona A dan C pada

kuartal 1, 2, dan 3. Modus SPL di zona C cenderung lebih hangat dibandingkan

zona A dan B pada kuartal 3 (Gambar 65). Nilai modus SPL kategori kalender

terdapat pada Lampiran 16.

Pada umumnya modus SPL kategori musim lebih hangat pada kuartal 2

pada setiap zona. Pada kategori musim, modus SPL di zona A cenderung lebih

dingin dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Modus SPL di zona B

cenderung lebih hangat dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1, 2, dan 4.

Modus SPL di zona C lebih hangat dibandingkan zona A dan B pada kuartal 3,

namun cenderung lebih dingin pada kuartal 1 dan 2 (Gambar 65). Nilai modus

SPL kategori musim terdapat pada Lampiran 17.

Pada kategori kalender, standar deviasi SPL di zona A cenderung lebih

besar dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Standar deviasi SPL di

zona B lebih besar dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1. Standar deviasi

SPL di zona C cenderung lebih kecil dibandingkan zona A dan B pada setiap

kuartal (Gambar 66). Nilai standar deviasi SPL kategori kalender terdapat pada

Lampiran 16.

Pada kategori musim, standar deviasi SPL di zona A cenderung lebih besar

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Standar deviasi SPL di zona B

cenderung lebih besar dibandingkan zona A dan C pada kuartal 2. Standar deviasi

SPL di zona C cenderung lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada setiap

kuartal (Gambar 66). Nilai standar deviasi SPL kategori musim terdapat pada

Lampiran 17.

Pada kategori kalender, range SPL di zona A lebih sempit dibandingkan

zona B pada setiap kuartal. Range SPL di zona B cenderung lebih lebar

dibandingkan zona A dan C pada setiap kuartal. Range SPL di zona C cenderung

lebih sempit dibandingkan zona A dan B pada setiap kuartal. (Gambar 67). Nilai

range SPL kategori kalender terdapat pada Lampiran 16.

Page 19: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

132  

Pada kategori musim, range SPL di zona A cenderung lebih sempit

dibandingkan zona B pada setiap kuartal. Range SPL di zona B lebih lebar

dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1 dan 2. Range SPL di zona C

cenderung lebih sempit dibandingkan zona A dan B pada setiap kuartal (Gambar

67). Nilai range SPL kategori musim terdapat di Lampiran 17.

Pada kategori kalender, minimum SPL di zona A lebih dingin dibandingkan

zona B dan C pada kuartal 2, 3, dan 4. Minimum SPL di zona B lebih dingin di

dibandingkan zona C pada kuartal 2 dan 3. Minimum SPL di zona C lebih hangat

dibandingkan zona A dan B pada kuartal 2 dan 3 (Gambar 68). Nilai minimum

SPL kategori kalender terdapat pada Lampiran 16.

Pada kategori musim, minimum SPL di zona A lebih dingin dibandingkan

zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Minimum SPL di zona B cenderung lebih

dingin dibandingkan zona C dan lebih hangat dibandingkan zona A pada setiap

kuartal. Minimum SPL di zona C lebih hangat dibandingkan zona A dan B pada

kuartal 3 dan 4 (Gambar 68). Nilai minimum SPL kategori musim terdapat pada

Lampiran 17.

Pada kategori kalender, maksimum SPL di zona A lebih dingin

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 2 dan 3. Maksimum SPL di zona B lebih

hangat dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1, 2 dan 4. Maksimum SPL di

zona C lebih dingin dibandingkan zona A dan B pada kuartal 3 dan 4 (Gambar

69). Nilai maksimum SPL kategori kalender terdapat pada Lampiran 16.

Pada kategori musim, maksimum SPL di zona A lebih dingin dibandingkan

zona B dan C pada kuartal 2 dan 3. Maksimum SPL di zona B lebih hangat

dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1, 3 dan 4. Maksimum SPL di zona C

lebih hangat dibandingkan zona A dan B pada kuartal 2 dan lebih dingin pada

kuartal 1 dan 4 (Gambar 69). Nilai maksimum SPL kategori musim terdapat

pada Lampiran 17.

Page 20: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

133  

Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 62 Perubahan bulanan SPL untuk kurun waktu tahun 2002-2006 di zona

A, B, dan C. Koefisien keragaman (cv) SPL di zona A =3,2; di zona B= 2,5 di zona C= 1,5.

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 63 Fluktuasi mean SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A, B, dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Mea

n SP

L (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Mea

n SP

L (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Mea

n SP

L (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Mea

n SP

L (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

2424.5

2525.5

2626.5

2727.5

2828.5

2929.5

30

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112

2002 2003 2004 2005 2006

Rat

a-ra

ta S

PL (0 C

)

Bulan-Tahun

Page 21: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

134  

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 64 Fluktuasi median SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A, B, dan C.   (kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 65 Fluktuasi modus SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A, B, dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Med

ian

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Med

ian

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Med

ian

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

27.0

27.5

28.0

28.5

29.0

Med

ian

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

27.0

28.0

29.0

Mod

us S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

27.0

28.0

29.0

Mod

us S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

27.0

28.0

29.0

Mod

us S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

27.0

28.0

29.0

Mod

us S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Page 22: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

135  

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 66 Fluktuasi standar deviasi SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A, B,

dan C. (kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 67 Fluktuasi range SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A,B,dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 40.2

0.4

0.6

0.8St

anda

r de

vias

i SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.2

0.4

0.6

0.8

Stan

dar

devi

asi S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.4

0.6

0.8

Stan

dar

devi

asi S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.4

0.6

0.8

Stan

dar

devi

asi S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

1.0

2.0

3.0

4.0

Ran

ge S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

1.0

2.0

3.0

4.0

Ran

ge S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

2.0

3.0

4.0

Ran

ge S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

2.0

3.0

4.0

Ran

ge S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Page 23: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

136  

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 68 Fluktuasi minimum SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A, B, dan C. (kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 69 Fluktuasi maksimum SPL (0C) pada setiap kuartal di zona A, B,

dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

25.0

26.0

27.0

28.0M

inim

um S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

25.0

26.0

27.0

28.0

Min

imum

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

25.0

26.0

27.0

28.0

Min

imum

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

25.0

26.0

27.0

28.0

Min

imum

SPL

(oC

)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

28.0

29.0

30.0

Mak

sim

um S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

28.0

29.0

30.0

Mak

sim

um S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

28.0

29.0

30.0

Mak

sim

um S

PL (o

C)

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

28.0

29.0

30.0

Mak

sim

um S

PL (o

C)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Page 24: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

137  

(2) Fluktuasi kuartalan klorofil

Fluktuasi konsentrasi klorofil di zona A lebih rendah dibandingkan zona B

dan C dalam kurun waktu tahun 2002-2006. Pada bulan September-November,

konsentrasi klorofil cenderung rendah di zona B dan C, sedangkan di zona A

cenderung tinggi (Gambar 70).

Pada kategori kalender, mean klorofil di zona A cenderung tinggi

dibandingkan zona B dan C pada setiap kuartal. Mean klorofil di zona B

cenderung lebih rendah dibandingkan zona A dan lebih tinggi dibandingkan zona

C pada kuartal 2,3, dan 4. Mean klorofil di zona C lebih rendah dibandingkan

zona A dan B pada setiap kuartal (Gambar 71). Nilai mean klorofil kategori

kalender terdapat pada Lampiran 18.

Pada kategori musim, mean klorofil di zona A cenderung lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 2,3, dan 4. Mean klorofil di zona B lebih

tinggi dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1. Mean klorofil di zona C

cenderung lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada setiap kuartal (Gambar

71). Nilai mean klorofil terdapat pada Lampiran 19.

Pada kategori kalender, median klorofil di zona A cenderung lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Median klorofil di zona B

cenderung lebih tinggi dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1 dan 2. Median

klorofil di zona C cenderung lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada setiap

kuartal (Gambar 72). Nilai median klorofil kategori kalender terdapat pada

Lampiran 18.

Pada kategori musim, median klorofil di zona A lebih tinggi dibandingkan

zona B dan C pada setiap kuartal. Median klorofil di zona B lebih rendah

dibandingkan zona A dan C pada kuartal 2 dan 3. Median klorofil di zona C

lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada kuartal 1 dan 4 (Gambar 72). Nilai

median klorofil kategori musim terdapat pada Lampiran 19.

Pada kategori kalender, modus klorofil di zona A cenderung lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 2, 3 dan 4. Modus klorofil di zona B

lebih tinggi dibandingkan zona C dan lebih rendah dibandingkan zona A pada

kuartal 2, 3, dan 4. Modus klorofil di zona C cenderung lebih rendah

Page 25: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

138  

dibandingkan zona A dan B pada setiap kuartal (Gambar 73). Nilai modus klorofil

katergori kalender terdapat pada Lampiran 18.

Pada kategori musim, modus klorofil di zona A lebih tinggi dibandingkan

zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Modus klorofil di zona B lebih rendah

dibandingkan zona A dan lebih tinggi dibandingkan zona C pada kuartal 3 dan 4.

Modus klorofil di zona C lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada setiap

kuartal (Gambar 73). Nilai fluktuasi modus klorofil kategori musim terdapat pada

Lampiran 19.

Pada kategori kalender, standar deviasi klorofil di zona A cenderung lebih

besar dibandingkan zona B dan C pada kuartal 2 dan 3. Standar deviasi klorofil di

zona B lebih besar dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1 dan 4. Standar

deviasi di zona C lebih kecil dibandingkan zona A dan B pada kuartal 1, 2, dan 4

(Gambar 74). Nilai standar deviasi klorofil kategori kalender terdapat pada

Lampiran 18.

Pada kategori musim, standar deviasi klorofil di zona A cenderung lebih

besar dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Standar deviasi klorofil di

zona B lebih besar dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1 dan 2. Standar

deviasi klorofil di zona C cenderung lebih kecil dibandingkan zona A dan B pada

kuartal 1 (Gambar 74). Nilai standar deviasi klorofil kategori musim terdapat pada

Lampiran 19.

Pada kategori kalender, range klorofil di zona A lebih lebar dibandingkan

zona B dan C pada kuartal 2. Range klorofil di zona B lebih lebar dibandingkan

zona A dan C pada kuartal 1 dan 4. Range klorofil di zona C cenderung lebih

sempit dibandingkan zona A dan B pada kuartal 1, 2, dan 4 (Gambar 75). Nilai

range klorofil kategori kalender terdapat pada Lampiran 18.

Pada kategori musim, range klorofil di zona A cenderung lebih lebar

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Range klorofil di zona B lebih

lebar dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1. Range klorofil di zona C

cenderung lebih sempit dibandingkan zona A dan B pada kuartal 1 dan 2 (Gambar

75). Nilai range klorofil kategori musim terdapat pada Lampiran 19.

Pada kategori kalender, minimum klorofil di zona A lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada setiap kuartal. Minimum klorofil di zona B

Page 26: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

139  

cenderung lebih rendah dibandingkan zona A dan lebih tinggi dibandingkan zona

C pada setiap kuartal. Minimum klorofil di zona C lebih rendah dibandingkan

zona A dan B pada setiap kuartal (Gambar 76). Nilai minimum klorofil pada

kategori kalender terdapat pada Lampiran 18.

Pada kategori musim, minimum klorofil di zona A lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada setiap kuartal. Minimum klorofil di zona B

lebih tinggi dibandingkan zona C dan lebih rendah dibandingkan zona A pada

setiap kuatal. Minimum klorofil di zona C lebih rendah dibandingkan zona A dan

B pada setiap kuartal (Gambar 76). Nilai minimum klorofil pada kategori musim

terdapat pada Lampiran 19.

Pada kategori kalender, maksimum klorofil di zona A lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 2. Maksimum klorofil di zona B

cenderung lebih tinggi dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1 dan 4.

Maksimum klorofil di zona C lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada

kuatal 1, 2, dan 4 (Gambar 77). Nilai maksimum klorofil kategori kalender

terdapat pada Lampiran 18.

Pada kategori musim, maksimum klorofil di zona A lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C pada kuartal 3 dan 4. Maksimum klorofil di zona B

lebih tinggi dibandingkan zona A dan C pada kuartal 1. Maksimum klorofil di

zona C lebih rendah dibandingkan zona A dan B pada kuartal 1 dan 2 (Gambar

77). Nilai klorofil kategori musim terdapat pada Lampiran 19.

Page 27: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

140  

Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 70 Fluktuasi bulanan klorofil (mg/m3) untuk kurun waktu tahun 2002-

2006 di zona A, B, dan C. Koefisien keragaman (cv) klorofil di zona A=0,14; di zona B=0,16; dan di zona C=0,16.

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 71 Fluktuasi mean klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona A, B,

dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.2

0.4

0.6

0.8

Mea

n kl

orof

il (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.2

0.4

0.6

0.8

Mea

n kl

orof

il (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.2

0.4

0.6

0.8

Mea

n kl

orof

il (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.2

0.4

0.6

0.8

Mea

n kl

orof

il (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112

2002 2003 2004 2005 2006

Rata‐rata klorofil (m

g/m

3 )

Bulan-Tahun

Page 28: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

141  

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 72 Fluktuasi median klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona A, B,

dan C. (kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 73 Fluktuasi modus klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona A, B,

dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Med

ian

klor

ofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

Med

ian

klor

ofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.2

0.4

0.6

Mod

us k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.2

0.4

0.6

Mod

us k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.2

0.4

0.6

Mod

us k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.2

0.4

0.6

Mod

us k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.2

0.4

0.6

Med

ian

klor

ofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

0.2

0.4

0.6

Med

ian

klor

ofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006Tahun

Page 29: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

142  

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 74 Fluktuasi standar deviasi klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona

A, B, dan C. (kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 75 Fluktuasi range klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona A, B,

dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.1

0.2

0.3

0.4

Stan

dar

devi

asi k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.1

0.2

0.3

0.4

Stan

dar

devi

asi k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.5

1.0

1.5

Ran

ge k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.5

1.0

1.5

Ran

ge k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.1

0.2

0.3

0.4

Stan

dar

devi

asi k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.1

0.2

0.3

0.4

Stan

dar

devi

asi k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.50

1.00

1.50

Ran

ge k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.50

1.00

1.50

Ran

ge k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Page 30: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

143  

(kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 76 Fluktuasi minimum klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona A, B, dan C. (kategori kalender) (kategori musim) Keterangan: = zona A; = zona B; = zona C Gambar 77 Fluktuasi maksimum klorofil (mg/m3) pada setiap kuartal di zona A,

B, dan C.

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.1

0.2

0.3

0.4

Min

imum

klo

rofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.1

0.2

0.3

0.4

Min

imum

klo

rofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.5

1.0

1.5

2.0

Mak

sim

um k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.5

1.0

1.5

2.0

Mak

sim

um k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.1

0.2

0.3

0.4M

inim

um k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.1

0.2

0.3

0.4

Min

imum

klo

rofil

(mg/

m3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Kuartal 1 Kuartal 2

Kuartal 3 Kuartal 4

0.5

1.0

1.5

2.0

Mak

sim

um k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

0.5

1.0

1.5

2.0

Mak

sim

um k

loro

fil (m

g/m

3)

2002 2003 2004 2005 2006

Tahun

Page 31: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

144  

6.4.3 Pola distribusi ikan

Pola distribusi ikan ditentukan dengan memperhatikan SPL dan klorofil

ditentukan berdasarkan tipe yang sama dari tipologi tiap jenis ikan. Pada zona A,

B dan C, tipologi umum kategori kalender pada produksi ikan dominan tipe 10

dan 11 pada semua parameter statistik (Gambar 78, 79, 80, dan Tabel 17). Pada

parameter statistik mean dan median kategori kalender, tipologi dengan produksi

ikan adalah tipe 10 di setiap zona. Pada kategori musim, tipologi umum pada

mean dan standar deviasi dengan produksi ikan adalah tipe 11 pada setiap zona

(Gambar 81, 82, 83, dan Tabel 18).

Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan produktivitas

ikan, pada parameter statistik mean adalah tipe 3 di setiap zona. Pada parameter

statistik maksimum, tipe 8 di setiap zona (Gambar 84, 85, 86, dan Tabel 19).

Pada kategori musim, tipologi umum dengan produktivitas di zona A adalah tipe

10 pada parameter statistik mean, median dan modus. Pada zona B, tipologi

umum kategori musim dengan produktivitas didominasi tipe 11. Pada zona C,

tipologi umum kategori musim dengan produktivitas adalah tipe 10 pada

parameter statistik modus, minimum, dan maksimum (Gambar 87, 88, 89, dan

Tabel 20).

Pada kategori kalender, tipologi umum SPL dan klorofil dengan densitas

ikan pada semua parameter statistik cenderung tipe 11 di setiap zona (Gambar 92,

93, 94, dan Tabel 20). Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan

densitas ikan cenderung tipe 11 pada semua parameter statistik, kecuali modus

dan minimum di setiap zona (Gambar 95, 96, 97, dan Tabel 21).

Hasil tipologi umum tersebut diatas merupakan output dari S-PLUS 2000

sebagaimana terdapat pada Lampiran 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Hasil tipologi

tersebut diatas menunjukkan pola distribusi ikan di zona A dan C adalah tipe 10,

skala waktu kuartal musim, dengan data produktivitas ikan. Pola distribusi ikan di

zona B adalah tipe 3, skala waktu kuartal kalender, dan data produktivitas ikan.

Page 32: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

145  

Gambar 78 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan produksi

ikan di zona A.

Gambar 79 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan produksi ikan di zona B.

Page 33: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

146  

Gambar 80 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan produksi ikan di zona C.

Tabel 17 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan produksi ikan.

Parameter statistik

Tipe hubungan SPL dan klorofil dengan produksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mean A B C

Median A B C

Modus A B C

Standar deviasi A B C

Range A B C

Minimum A B C

Maksimum A B C

Keterangan: huruf A, B, dan C adalah zona dalam penelitian ini.

Page 34: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

147  

Gambar 81 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produksi

ikan di zona A.

Gambar 82 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produksi

ikan di zona B.

Page 35: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

148  

Gambar 83 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produksi ikan di zona C.

Tabel 18 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produksi ikan. Parameter

statistik Tipe hubungan SPL dan klorofil dengan produksi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mean A B C

Median A B C

Modus A B C

Standar deviasi A B C

Range A B C

Minimum A B C

Maksimum A B C

Keterangan: huruf A, B, dan C adalah zona dalam penelitian ini.

Page 36: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

149  

Gambar 84 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan

produktivitas ikan di zona A.

Gambar 85 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan

produktivitas ikan di zona B.

Page 37: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

150  

Gambar 86 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan produktivitas ikan di zona C.

Tabel 19 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan

produktivitas. Parameter

statistik Tipe hubungan SPL dan klorofil dengan produktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mean A B C

Median A B C

Modus A B C

Standar deviasi A B C

Range A B C

Minimum A B C

Maksimum A B C

Keterangan: huruf A, B, dan C adalah zona dalam penelitian ini.

Page 38: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

151  

Gambar 87 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produktivitas ikan di zona A.

Gambar 88 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produktivitas ikan di zona B.

Page 39: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

152  

Gambar 89 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produktivitas ikan di zona C.

Tabel 20 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan produktivitas ikan.

Parameter statistik

Tipe hubungan SPL dan klorofil dengan produktivitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mean A B C

Median A B C

Modus A B C

Standar deviasi A B C

Range A B C

Minimum A B C

Maksimum A B C

Keterangan: huruf A, B, dan C adalah zona dalam penelitian ini.

Page 40: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

153  

Gambar 90 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan densitas

ikan di zona A.

Gambar 91 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan densitas ikan di zona B.

Page 41: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

154  

Gambar 92 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan densitas ikan di zona C.

Tabel 21 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori kalender dengan densitas ikan.

Parameter statistik

Tipe hubungan SPL dan klorofil dengan densitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mean A B C

Median A B C

Modus A B C

Standar deviasi A B C

Range B C A

Minimum B C A

Maksimum A B C

Keterangan: huruf A, B, dan C adalah zona dalam penelitian ini.

Page 42: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

155  

Gambar 93 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan densitas

ikan di zona A.

Gambar 94 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan densitas ikan di zona B.

Page 43: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

156  

Gambar 95 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan densitas

ikan di zona C.

Tabel 22 Tipologi umum SPL dan klorofil kategori musim dengan densitas ikan.

Parameter statistik

Tipe hubungan SPL dan klorofil dengan densitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Mean A B C

Median A B C

Modus A B C

Standar deviasi A B C

Range A B C

Minimum A B C

Maksimum A B C

Keterangan: huruf A, B, dan C adalah zona dalam penelitian ini.

Page 44: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

157  

6.4.4 Pola kelimpahan ikan

Pola kelimpahan ikan ditentukan berdasarkan korelasi parsial SPL dan

klorofil dengan produksi, produktivitas, dan densitas ikan. Pada skala waktu

kuartal kategori kalender, hasil analisis korelasi parsial SPL dan klorofil dengan

produksi di zona A, menunjukkan signifikan dengan klorofil parameter statistik

standar deviasi pada kembung. Analisis korelasi parsial SPL dan klorofil dengan

produktivitas menunjukkan signifikan dengan SPL parameter statistik mean,

median, modus, minimum, dan maksimum pada 5 jenis ikan, kecuali lemuru yang

hanya signifikan dengan modus SPL. Selain itu signifikan produktivitas dengan

klorofil parameter statistik range pada kembung. Analisis korelasi parsial SPL

dan klorofil dengan densitas menunjukkan tidak terdapat hubungan yang

signifikan (Tabel 23). Nilai korelasi SPL dan klorofil dengan produksi terdapat

pada Lampiran 26, produktivitas pada Lampiran 27, dan densitas pada

Lampiran 28.

Pada skala waktu kuartal kategori musim, hasil analisis SPL dan klorofil

dengan produksi di zona A, menunjukkan signifikan dengan SPL parameter

statistik standar deviasi, range, dan maksimum. Pada standar deviasi signifikan

dengan kembung, teri, layang, dan selar; parameter statistik range signifikan

dengan kembung dan teri; parameter statistik maksimum signifikan dengan 5 jenis

ikan, kecuali lemuru. Hasil analisis korelasi parsial SPL dan klorofil dengan

produktivitas signifikan dengan SPL dan klorofil parameter statistik modus pada

kembung, teri, tembang, dan layang. Selain itu pada jenis lemuru dan tembang

signifikan dengan klorofil parameter statistik standar deviasi. Hasil analisis

korelasi parsial dengan densitas menunjukkan signifikan dengan SPL parameter

statistik standar deviasi pada kembung, teri, layang, dan selar; dan parameter

statistik range pada kembung (Tabel 24). Nilai korelasi SPL dan klorofil dengan

produksi terdapat pada Lampiran 26, produktivitas pada Lampiran 27, dan

densitas pada Lampiran 28.

Pada skala waktu kuartal kategori kalender di zona B, hasil analisis korelasi

parsial SPL dan klorofil dengan produksi menunjukkan signifikan dengan klorofil

paramater statistik mean, median, standar deviasi, dan minimum pada kembung;

parameter statistik modus, range, dan maksimum signifikan pada kembung dan

Page 45: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

158  

tembang. Hasil analisis SPL dan klorofil dengan produktivitas menunjukkan

signifikan dengan SPL dan klorofil parameter statistik mean, minimum dan

maksimum pada kembung. Signifikan dengan SPL parameter statistik standar

deviasi pada tembang; parameter statistik range pada lemuru. Hasil analisis SPL

dan klorofil dengan densitas menunjukkan signifikan dengan klorofil parameter

statistik mean dan median pada kembung; parameter statistik modus pada

kembung dan tembang; parameter statistik range pada kembung dan selar;

parameter statistik minimum pada kembung; dan parameter statistik maksimum

pada kembung dan selar (Tabel 25). Nilai korelasi SPL dan klorofil dengan

produksi terdapat pada Lampiran 26, produktivitas pada Lampiran 27, dan

densitas pada Lampiran 28.

Pada skala waktu kuartal kategori musim di zona B, hasil analisis korelasi

parsial SPL dan klorofil dengan produksi menunjukkan signifikan dengan SPL

dan klorofil parameter statistik range pada selar. Signifikan dengan klorofil

parameter statistik mean, median, standar deviasi, dan range pada kembung;

parameter statistik maksimum signifikan pada kembung dan selar. Hasil analisis

korelasi parsial SPL dan klorofil dengan produktivitas, menunjukkan signifikan

dengan SPL dan klorofil parameter statistik mean pada kembung. Signifikan

dengan klorofil parameter statistik median pada kembung, tembang, dan selar;

parameter statistik standar deviasi pada selar; parameter statistik range pada

kembung; dan parameter maksimum pada kembung dan selar. Hasil analisis

korelasi parsial SPL dan klorofil dengan densitas, menunjukkan signifikan dengan

SPL dan klorofil parameter statistik range pada selar. Signifikan dengan klorofil

parameter statistik mean, standar deviasi, range pada kembung; parameter statistik

maksimum pada kembung dan selar (Tabel 26). Nilai korelasi SPL dan klorofil

dengan produksi terdapat pada Lampiran 26, produktivitas pada Lampiran 27, dan

densitas pada Lampiran 28.

Pada skala waktu kuartal kategori kalender di zona C, hasil analisis korelasi

parsial SPL dan kloril dengan produksi, menunjukkan tidak signifikan. Hasil

analisis korelasi parsial SPL dan klorofil dengan produktivitas, menunjukkan

signifikan dengan SPL dan klorofil parameter statistik standar deviasi pada

tembang dan layang. Signifikan dengan SPL parameter standar deviasi pada

Page 46: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

159  

kembung; parameter statistik range pada tembang dan layang. Signifikan dengan

klorofil parameter statistik standar deviasi pada selar. Hasil analisis korelasi

parsian dengan densitas, menunjukkan tidak signifikan (Tabel 27). Nilai korelasi

SPL dan klorofil dengan produksi terdapat pada Lampiran 26, produktivitas pada

Lampiran 27, dan densitas pada Lampiran 28.

Pada skala waktu kuartal kategori musim di zona C, hasil analisis korelasi

parsial SPL dan Klorofil dengan produksi, menunjukkan signifikan dengan

klorofil parameter statistik standar deviasi pada teri; parameter statistik range dan

maksimum pada kembung, teri, dan lemuru. Hasil analisis korelasi parsial SPL

dan klorofil dengan produktivitas, menunjukkan tidak signifikan. Hasil analisis

korelasi parsial SPL dan klorofil dengan densitas, menunjukkan signifikan dengan

klorofil parameter statistik range pada teri dan lemuru; dan parameter statistik

maksimum pada kembung, teri, dan lemuru (Tabel 28). Nilai korelasi SPL dan

klorofil dengan produksi terdapat pada Lampiran 26, produktivitas pada Lampiran

27, dan densitas pada Lampiran 28.

Tabel 23 Signifikansi korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil dengan produksi, produktivitas, dan densitas ikan pada kategori kalender di zona A.

Parameter statistik

kembung teri lemuru tembang layang selar P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D

mean

median

modus

standar deviasi

range

minimum

maksimum

Keterangan: P = produksi; Pv = produktivitas; D = densitas. = korelasi yang signifikan dengan SPL, = korelasi yang signifikan dengan klorofil.

Page 47: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

160  

Tabel 24 Signifikansi korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil dengan produksi, produktivitas, dan densitas ikan pada kategori musim di zona A.

Parameter statistik

kembung teri lemuru tembang layang selar P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D

mean

median

modus

standar deviasi

range

minimum

maksimum

Keterangan: P = produksi; Pv = produktivitas; D = densitas. = korelasi yang signifikan dengan SPL, = korelasi yang signifikan dengan klorofil.

Tabel 25 Signifikansi korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil dengan

produksi, produktivitas, dan densitas ikan pada kategori kalender di zona B.

Parameter statistik

kembung teri lemuru tembang layang selar P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D

mean

median

modus

standar deviasi

range

minimum

maksimum

Keterangan: P = produksi; Pv = produktivitas; D = densitas. = korelasi yang signifikan dengan SPL; =korelasi yang signifikan dengan klorofil.

Page 48: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

161  

Tabel 26 Signifikansi korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil dengan produksi, produktivitas, dan densitas ikan pada kategori musim di zona B.

Parameter statistik

kembung teri lemuru tembang layang selar P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D

mean

median

modus

standar deviasi

range

minimum

maksimum

Keterangan: P = produksi; Pv = produktivitas; D = densitas. = korelasi signifikan dengan SPL, = korelasi signifikan dengan klorofil.

Tabel 27 Signifikansi korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil dengan

produksi, produktivitas, dan densitas ikan pada kategori kalender di zona C.

Parameter statistik

kembung teri lemuru tembang layang selar P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D

mean

median

modus

standar deviasi

range

minimum

maksimum

Keterangan: P = produksi; Pv = produktivitas; D = densitas. = korelasi signifikan dengan SPL, = korelasi signifikan dengan klorofil.

Page 49: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

162  

Tabel 28 Signifikansi korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil dengan produksi, produktivitas, dan densitas ikan pada kategori musim di zona C.

Parameter statistik

kembung teri lemuru tembang layang selar P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D P Pv D

mean

median

modus

standar deviasi

range

minimum

maksimum

Keterangan: P = produksi; Pv = produktivitas; D = densitas. = korelasi signifikan dengan SPL, = korelasi signifikan dengan klorofil.

6.5 Pembahasan

6.5.1 Deskripsi fluktuasi SPL, klorofil, dan produksi ikan

Fluktuasi bulanan SPL dan klorofil di setiap zona perairan pantai barat

Sulawesi Selatan berbeda. Keragaman fluktuasi SPL di zona C lebih rendah

dibandingkan zona A dan B. Pada zona A, keragaman fluktuasi SPL lebih tinggi

dibandingkan zona B dan C. Perbedaan keragaman fluktuasi SPL

mengindikasikan fluktuasi SPL di zona C lebih stabil dibandingkan zona A dan B.

Kestabilan SPL di zona C berkaitan dengan posisi geografi, dimana perairan

pantai di zona C yang terletak di bagian utara dominan dipengaruhi aliran massa

air Selat Makassar yang sepanjang tahun mengalir dari utara ke selatan. Berbeda

dengan perairan pantai zona A dan B yang terletak bagian selatan Sulawesi,

walaupun berada pada aliran massa air Selat Makassar namun juga dipengaruhi

angin munson. Secara bergantian antara musim timur dan barat menyebabkan

arah aliran massa air berbeda yang berdampak terhadap perubahan SPL. Pada

musim timur (Juni-September) massa air di perairan Indonesia bergerak dari timur

ke barat dengan volume yang besar dari Laut Banda pada bagian permukaan akan

menyebabkan penaikan massa air (up welling) untuk menggantikan massa air

yang keluar (Nontji 1987) atau Ekman Up Welling (Gordon 2005). Penaikan

massa air menyebabkan massa air yang dingin pada lapisan bawah akan terangkat

Page 50: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

163  

menyebabkan SPL lapisan permukaan lebih dingin atau rendah dibandingkan pada

musim barat. Massa air yang dingin tersebut juga akan masuk ke Selat Makassar

bagian selatan Sulawesi, sehingga perairan bagian selatan Sulawesi dipengaruhi

munson ( Masumoto dan Yamagata 1993). Sifat munson yang mempengaruhi

perairan zona A dan B, sehingga menyebabkan SPL di zona A lebih rendah pada

bulan Juni-September dibandingkan zona C.

Pada klorofil, keragaman di zona A lebih rendah dibandingkan zona B

dan C, dimana keragaman fluktuasi klorofil di zona C lebih tinggi dibandingkan

zona A dan B. Perbedaan fluktuasi bulanan SPL dan klorofil menunjukkan

adanya perbedaan kondisi perairan di perairan pantai barat Sulawesi Selatan.

Perbedaan fluktuasi SPL dan klorofil di setiap zona adalah juga gambaran umum

perairan di Indonesia, yang dipengaruhi oleh munson sebagai pengaruh utama.

Selain itu pada perairan pantai juga dipengaruhi oleh topografi dan garis pantai

(Birowo 1982). Selain perbedaan karena munson, tingginya klorofil di zona A

disebabkan karakteristik perairan. Zat hara dibutuhkan oleh plankton untuk

bertumbuh khususnya phytoplankton sebagai produsen dalam proses fotosintesa

(Grahame 1987; Nybakken 1982). Ketersediaan zat hara yang tinggi di perairan

Indonesia dipengaruhi, 1) penambahan zat hara dari daratan yang terbawa aliran

sungai; 2) adanya pengadukan (turbulensi); dan 3) penaikan massa air (up

welling). Proses perombakan atau regenerasi zat hara berlangsung di dasar

perairan. Pada perairan dangkal hasil perombakan zat hara akan mudah terangkat

ke lapisan permukaan atau ke lapisan euphotik (lapisan di bagian lautan yang

terkena cahaya matahari) akibat percampuran secara menegak (tubulensi),

sehingga ketersediaan zat hara dapat berlangsung terus menerus. Berbeda dengan

perairan laut dalam yang hanya dapat terjadi jika adanya penaikan massa air dan

hal ini hanya terjadi pada lokasi tertentu (Birowo 1982). Dengan demikian

konsentrasi klorofil yang lebih tinggi di zona A dibandingkan zona C karena

karakteristik perairan pantai zona A yang dangkal sehingga ketersediaan zat hara

yang dibutuhkan fitoplankton lebih banyak dibandingkan zona C.

Posisi geografi dari setiap zona di perairan pantai barat Sulawesi Selatan

sebagai penyebab utama adanya perbedaan keragaman pada SPL dan klorofil.

Kawasan perairan zona A, berdasarkan posisi geografi berada di bagian selatan

Page 51: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

164  

Sulawesi Selatan. Hasil penelitian Masumoto dan Yamagata (1993) yang

membuat simulasi sirkulasi musiman (munson) di perairan Indonesia,

menunjukkan pada musim barat massa air dari Laut Jawa juga berbelok ke Selat

Makassar. Pada musim timur, aliran massa air di bagian selatan Sulawesi Selatan

di pengaruhi aliran utama Selat Makassar yang bergerak dari utara ke selatan.

Perbedaan aliran massa air tersebut, dari hasil citra satelit menunjukkan dibagian

selatan Sulawesi Selatan (zona A), SPL lebih hangat pada musim barat

dibandingkan musim timur (Gordon et al. 2003; Gordon 2005). Dengan

demikian tingginya keragaman fluktuasi SPL di zona A dibandingkan zona B dan

C akibat pengaruh munson. Pada zona C, dari citra satelit menunjukkan dalam

kurun waktu tahun 2002-2006 fluktuasi SPL bulanan bervariasi namun cenderung

lebih hangat dibandingkan zona A dan B (Lampiran 13). Fluktuasi SPL

sebagaimana hasil analisis Gordon et al. (2003) menggunakan citra satelit

menunjukkan pada posisi geografi zona C cenderung lebih hangat dibandingkan

zona A dan B, baik pada musim barat maupun musim timur.

Pada fluktuasi klorofil, dari citra satelit menunjukkan pada bagian pantai

zona A cenderung konsentrasi klorofil lebih tinggi dibandingkan zona B dan C.

Perubahan klorofil berdasarkan munson menunjukkan bahwa pada musim timur

konsentrasi klorofil lebih tinggi dibandingkan musim barat dari hasil analisis citra

satelit oleh Gordon (2005). Namun citra satelit tersebut pada bagian selatan

Sulawesi Selatan konsentrasi klorofil cenderung stabil, khususnya pada bagian

pantai. Perbedaan konsentrasi klorofil pada musim timur dan barat adalah pada

musim timur luasan konsentrasi klorofil lebih luas dibandingkan musim barat.

Citra satelit hasil analisis Gordon (2005), pada perairan pantai di bagian utara

Sulawesi selatan (zona C) menunjukkan konsentrasi yang cenderung stabil, baik

musim timur maupun musim barat, namun konsentrasi klorofil pada bagian utara

Sulawesi Selatan lebih rendah dibandingkan bagian selatan.

Klorofil berkaitan dengan produktivitas primer, dimana produktivitas primer

didefinisikan sebagai laju produksi senyawa organik dari senyawa anorganik

lewat proses fotosintesis. Proses fotosintesis di alam hanya dapat berlangsung

pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung klorofil (Birowo 1982; Nybakken

1982; Grahame 1987). Tumbuh-tumbuhan dalam hal ini fitoplankton

Page 52: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

165  

membutuhkan zat hara untuk proses produksi dan melakukan fotosintesis.

Konsentrasi zat hara di perairan dangkal dan laut dalam berbeda. Pada laut

dangkal, dimana konsentrasi zat hara tinggi pada kolon air akan mudah terangkat

ke lapisan permukaan sebagai akibat dari proses percampuran secara vertikal.

Pada perairan laut dalam atau laut terbuka akan terbentuk stratifikasi thermal atau

lapisan thermoklin, dimana kerapatan massa air berbeda antara lapisan permukaan

dengan lapisan dalam. Struktur thermal yang semakin dalam mengakibatkan sulit

terjadi proses percampuran secara vertikal, akibatnya zat hara tidak terangkat ke

bagian permukaan (Birowo 1982; Nybakken 1992). Dengan demikian perbedaan

konsentrasi klorofil, dimana zona A lebih tinggi dibandingkan zona C terindikasi

dari perbedaan struktur kedalaman perairan. Perairan pantai zona C adalah

perairan terbuka, sedangkan perairan zona A, dangkal dan merupakan gugusan

pulau-pulau.

Pada perhitungan SPL dan klorofil dari bulanan menjadi kuartalan

menggunakan parameter statistik dengan perbedaan kategori skala waktu, yaitu

kategori kalender dan musim. Fluktuasi mean SPL menunjukkan adanya

perbedaan antara kategori kalender dan musim. Pada kuartal 3 kategori kalender,

zona C lebih hangat dibandingkan zona A dan B, namun pada kategori musim

zona C lebih dingin dibandingkan zona A dan B. Pada kuartal 4 kategori musim

fluktuasi mean SPL lebih dingin dibandingkan kuartal 4 kategori kalender di

setiap zona. Fluktuasi mean SPL, baik kategori kalender maupun musim

menunjukkan zona B cenderung lebih hangat dibandingkan zona A dan C.

Fluktuasi modus SPL pada kuartal 4 kategori kalender lebih hangat dibandingkan

kuartal 4 kategori musim di setiap zona. Pada fluktuasi maksimum SPL, kuartal 2

kategori kalender lebih hangat dibandingkan kuartal 2 kategori musim di setiap

zona. Fluktuasi maksimum SPL menunjukkan zona B cenderung lebih hangat

dibandingkan zona A dan C, baik kategori kalender maupun kategori musim.

Berdasarkan parameter statistik ukuran pemusatan data, fluktuasi mean

klorofil di zona A lebih tinggi dibandingkan zona B dan C pada setiap kuartal,

kecuali kuartal 1 kategori musim. Pada fluktuasi modus klorofil juga

menunjukkan zona A lebih tinggi dibandingkan zona B dan C, kecuali pada

kuartal 1 kategori kalender. Pada fluktuasi maksimum klorofil, zona A cenderung

Page 53: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

166  

lebih tinggi dibandingkan zona B dan C, namun terdapat variasi fluktuasi

kuartalan klorofil pada setiap tahun (2002-2006) yang berbeda antara kategori

kalender dan musim. Kecenderungan perbedaan konsentrasi klorofil berdasarkan

parameter statistik mean, modus, dan maksimum pada setiap kuartal merupakan

klasifikasi adanya perbedaan kondisi ekosistim diantara zona pada perairan pantai

barat Sulawesi Selatan. Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi

klorofil yang lebih tinggi di zona A karena tipe perairan pantai yang dangkal,

sehingga proses pengadukan akan mencapai dasar perairan dimana terdapat zat

hara hasil perombakan yang akan mudah terangkat ke lapisan permukaan. Selain

itu pengaruh munson di perairan zona A. Berbeda dengan zona B dan C yang

relatif dalam, dimana pengadukan perairan bergantung pada proses penaikan

massa air dan kedalaman lapisan termoklin.

Fluktuasi kuartalan SPL dan klorofil berdasarkan parameter statistik mean,

modus, dan maksimum, baik kategori kalender maupun musim menunjukkan

variasi fluktuasi tahunan (2002-2006) yang berbeda pada setiap kuartal, baik

kategori kalender maupun kategori musim. Fluktuasi SPL sebagaimana uraian

tersebut di atas, cenderung zona B lebih hangat dibandingkan zona A dan C.

Fluktuasi kuartalan klorofil berdasarkan parameter statistik menunjukkan zona A

cenderung lebih tinggi dibandingkan zona B dan C. Terdapat perbedaan fluktuasi

kuartalan antara kategori kalender dan musim di setiap zona, mengindikasikan

dibutuhkan penggunaan parameter statistik agar dapat mendefinisikan variasi

fluktuasi kondisi oseanografi. Fluktuasi SPL dan klorofil merupakan faktor

oseanografi utama yang sering digunakan untuk mengetahui ketahui keberadaan

dan kelimpahan ikan. Variabilitas pada kondisi lingkungan laut akan

menyebabkan terjadi pergeseran kelimpahan ikan dalam jangka waktu tertentu

pada suatu wilayah perairan dan ini berdampak terhadap ketersediaan ikan untuk

perikanan (Bakun et al. 1982; Kawasaki 1991; Bakun 1996).

Fluktuasi kuartalan kelimpahan ikan di setiap zona mengindikasikan adanya

respons ikan terhadap fluktuasi perubahan kondisi lingkungan laut. Selain faktor

oseanografi, posisi geografi zona A, B, dan C di perairan pantai barat Sulawesi

Selatan menunjukkan perbedaan kondisi ekosistem dan terdapat fluktuasi

kuartalan berdasarkan faktor produksi perikanan tangkap, yaitu produksi,

Page 54: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

167  

produktivitas, dan densitas yang berbeda di setiap zona. Pada fluktuasi produksi

ikan, zona A yang dominan adalah jenis kembung, zona B dan C dominan jenis

layang. Pada fluktuasi produktivitas ikan di zona A, jenis teri lebih besar

dibandingkan jenis lainnya pada setiap kuartal. Pada zona B, fluktuasi

produktivitas jenis layang lebih besar dibandingkan jenis lainnya pada setiap

kuartal. Pada zona C, fluktuasi produktivitas jenis layang lebih besar

dibandingkan jenis lainnya pada setiap kuartal. Pada fluktuasi densitas ikan, zona

A yang tinggi adalah jenis kembung pada setiap kuartal. Pada zona B, fluktuasi

densitas ikan yang tinggi adalah jenis layang pada setiap kuartal. Pada zona C,

fluktuasi densitas ikan yang tinggi adalah jenis layang.

Perbedaan kelimpahan ikan di setiap zona berdasarkan faktor produksi

perikanan tangkap sebagaimana diuraikan sebelumnya, mengindikasikan posisi

geografi dan ekosistem berpengaruh terhadap perbedaan tersebut. Faktor

lingkungan merupakan faktor utama yang menentukan perubahan kelimpahan

ikan pelagis kecil (Bakun 1996; Cury et al. 2000; Fréon et al. 2005). Faktor

lingkungan berdasarkan fluktuasi SPL dan klorofil telah mengindikasikan adanya

perbedaan pada setiap zona yang memiliki keunikan ekosistem. Selain itu

perbedaan berdasarkan faktor produksi perikanan tangkap berkaitan dengan

peluang penangkapan. Peluang tertangkap suatu jenis ikan lebih banyak

dibandingkan jenis lainnya oleh berbagai jenis unit penangkapan, karena

konsentrasi jenis ikan tertentu lebih tinggi dibandingkan jenis ikan lainnya.

Dengan demikian perbedaan dalam faktor produksi perikanan tangkap

mengindikasikan keunikan ekosistem dimana aktivitas penangkapan dilakukan.

Keunikan ekosistem yang menyebabkan adanya perbedaan jenis ikan yang

dominan pada setiap zona. Jenis kembung berada pada pelagik neritik dan relatif

berada pada kedalaman dengan kisaran 20-90 m. (http://www.fishbase.org/

Summary/SpeciesSummary.php?id=111) yang diakses tanggal 20 Januari 2010.

Jenis ikan layang bersifat benthopelagic dan berada kisaran kedalaman 40-275 m

(http://www.fishbase.org/Summary/SpeciesSummary.php?id=374) yang diakses

pada tanggal 20 Januari 2010.

Keunikan ekosistem pada perairan pantai barat Sulawesi Selatan dapat

terlihat dari penelitian Anggraini (2008) dan Najamuddin 2004). Penelitian

Page 55: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

168  

Anggraini (2008) di perairan kabupaten Pangkep menunjukkan jumlah hasil

tangkapan ikan layang tertinggi sebesar 1 291 kg pada SPL 29.00C. Penelitian

Najamuddin (2004) di perairan Mamuju dan Majene menunjukkan jumlah hasil

tangkapan ikan layang tertinggi sebesar 5 042 kg pada SPL 29.00C. Perairan

kabupaten Pangkep dalam penelitian ini adalah zona A dan perairan kabupaten

Majene dan Mamuju adalah zona C. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan

kelimpahan ikan layang yang lebih besar di zona C dibandingkan zona A. Selain

itu hasil penelitian tersebut juga mengindikasikan habitat ikan layang di perairan

pantai barat Sulawesi Selatan berada pada SPL 290C.

6.5.2 Pengaruh fluktuasi SPL dan klorofil terhadap pola distribusi dan kelimpahan ikan.

Keberadaan ikan pada suatu perairan menjelaskan prilaku ekologis terhadap

fluktuasi kondisi lingkungan. Prilaku ekologis adalah respons ikan untuk

mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan aktivitas, misalnya mencari

makan, rekruitmen, pertumbuhan dan berbagai aktivitas lainnya yang berkaitan

dengan fungsi fisiologi dan biologi. Prilaku ekologis yang menyebabkan ikan

terkonsentrasi pada lokasi tertentu dalam suatu perairan. Tipologi SPL dan

klorofil adalah pemetaan untuk mengetahui respons ikan pelagis kecil terhadap

fluktuasi SPL dan klorofil di perairan pantai barat Sulawesi Selatan. Keberadaan

ikan pada suatu lokasi perairan, karena sesuai dengan kondisi lingkungan yang

dibutuhkan (Laevastu dan Hayes 1982; Bakun 1996; Agenbag et al. 2003; Fréon

et al. 2005; Bellido et al. 2008; Martin et al. 2008).

Analisis dengan grafik biplot untuk menentukan keberadaan ikan

berdasarkan fluktuasi SPL dan klorofil menunjukkan kecenderungan tipologi yang

berbeda pada skala waktu kalender dan musim di zona A, B, dan C. Namun

analisis biplot berdasarkan densitas ikan cenderung menunjukkan tipe 11, baik

pada skala waktu kalender maupun musim di setiap zona. Tipe 11 adalah

keberadaan ikan tidak menunjukkan secara spesifik terhadap fluktuasi SPL dan

klorofil. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa untuk menentukan keberadaan

ikan berdasarkan densitas, tidak dapat mengklarifikasi secara spesifik akibat

fluktuasi SPL dan klorofil di setiap zona.

Page 56: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

169  

Analisis biplot berdasarkan produksi dan produktivitas menunjukkan

kecenderungan keberadaan ikan adalah tipe 10 di zona A dan C, sedangkan di

zona B adalah tipe 3. Tipe 10 adalah ikan ada di perairan SPL rendah hingga

tinggi pada klorofil rendah. Tipe 3 adalah ikan ada di perairan dengan SPL tinggi

pada klorofil rendah. Tipologi tersebut mengindikasikan bahwa respons ikan di

setiap zona cenderung dipengaruhi fluktuasi SPL atau dengan kata lain klorofil

tidak berpengaruh terhadap pola distribusi ikan. Klorofil sebagai indikator

produktivitas perairan, pada setiap kuartal dalam kurun waktu tahun 2002-2006

klorofil di zona A cenderung lebih tinggi dibandingkan zona B dan C. Fluktuasi

klorofil yang cenderung stabil, karena ketersediaan zat hara yang dibutuhkan

fitoplankton selalu tersedia berdampak terhadap konsentrasi klorofil. Kondisi

tersebut akan menyebabkan ikan merespons faktor lingkungan lain dalam hal ini

SPL. Hal tersebut di duga karena ketersediaan klorofil yang stabil, sehingga tetap

berada dalam batas toleransi, akibatnya ikan pelagis kecil akan cenderung

merespons fluktuasi SPL. Sebagaimana asas ekologi bahwa apabila unsur

kebutuhan dibawah toleransi minimum suatu spesies, maka spesies tersebut akan

menghindar (Odum 1994; Nybakken 1982). Terdapat perbedaan konsentrasi

klorofil diantara zona namun dapat dikatakan pola distribusi ikan di perairan

pantai barat Sulawesi Selatan berada pada konsentrasi klorofil rendah. Hal

tersebut dapat terjadi selain penjelasan sebelumnya berdasarkan asas ekologi, juga

dapat diduga hubungan fungsional dalam rantai makanan. Dalam rantai makanan

terdapat berbagai tingkatan tropik, dimana fitoplankton adalah produser primer,

tingkatan berikutnya adalah zooplankton, ikan pemakan plankton, dan ikan

omnivora (Grahame 1987; Smith dan Link 2005). Dalam rangkaian rantai

makanan tersebut dapat saja terjadi diperairan pantai barat Sulawesi Selatan telah

terjadi proses grazing oleh zooplankton, dimana dalam penelitian ini tidak

dilakukan pengamatan zooplankton. Komposisi makanan ikan pelagis kecil

umumnya zooplankton (Widodo et al 1994), dengan demikian jika terjadi proses

grazing maka fitoplankton rendah sehingga dapat dipahami mengapa pola

distribusi ikan di perairan pantai barat Sulawesi Selatan relatif sama.

Parameter statistik yang digunakan untuk mensimulasi perubahan SPL dan

klorofil di setiap zona bertujuan untuk mendefinisikan variasi fluktuasi SPL dan

Page 57: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

170  

klorofil, sehingga dengan tepat dapat mengklarifikasi hubungan dengan faktor

produksi perikanan tangkap (Bakun 1996). Penggunaan pendekatan parameter

statistik, menunjukkan respon ikan terhadap perubahan SPL dan klorofil di setiap

zona berbeda sebagaimana teridentifikasi dari koefisien korelasi yang signifikan.

Penilaian berdasarkan korelasi parsial juga dilakukan dengan mempertimbangkan

faktor delay dalam perhitungan data bulanan SPL dan klorofil menjadi kuartalan,

pendekatan faktor delay dengan asumsi pengaruh faktor lingkungan akan

berdampak kemudian.

Keeratan hubungan dalam analisis korelasi parsial harus dipahami sebagai

batas-batas nilai kesalahan 5% (α = 0,05) dari sejumlah sampel, sehingga

signifikan atau tidak sangat bergantung pada jumlah sampel (n), dimana makin

besar n makin rendah batas signifikan (Hadi 2004). Dapat dipahami bahwa

jumlah sampel di zona C adalah n=10 dibandingkan zona A dan B yang memiliki

n=18, sehingga koefisien korelasi sebesar 0,5 di zona C belum menunjukkan

korelasi signifikan sebagaimana di zona A dan B.

Bentuk hubungan antara kelimpahan ikan dengan fluktuasi SPL dan klorofil

bersifat kompleks, karena perubahan SPL dan klorofil terjadi sebagai akibat

interaksi antara atmosfir dan lautan, selain itu keberadaan ikan pada suatu perairan

juga merupakan sebab dari proses fisika-biologi, mortalitas dan pertumbuhan,

serta proses tingkah laku ikan untuk mencari habitat yang sesuai (Jennings et al.

2001). Selain itu mendefinisikan data kurun waktu yang bervariasi dari suatu

rangkaian waktu cukup sulit untuk memilah hubungan yang empiris (Bakun

1996).

Penggunaan parameter statistik untuk mendefinisikan variasi fluktuasi SPL

dan klorofil telah mandefinisikan bentuk hubungan SPL dengan faktor produksi

perikanan tangkap. Korelasi signifikan di zona A, produktivitas ikan dengan SPL

berdasarkan parameter statistik ukuran pemusatan data kategori kalender.

Signifikansi ukuran pemusatan data tersebut mengindikasikan respons ikan

terhadap SPL berada pada kisaran tertentu dalam fluktuasi SPL di zona A. Lebih

lanjut signifikansi SPL dengan produksi ikan pada kategori kalender di zona A,

dapat dijelaskan menggunakan mean SPL dan modus SPL. Pada kategori

kalender kisaran perubahan mean SPL adalah 26,6 – 28,80C dan kisaran modus

Page 58: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

171  

SPL adalah 26,5-29,30C dalam kurun waktu tahun 2002-2006 (data pada

Lampiran 20), sehingga dapat diklarifikasi bahwa kelimpahan ikan di zona A

berada pada kisaran perubahan SPL sebagaimana parameter statistik mean dan

modus tersebut dengan produktivitas.

Pada zona B, korelasi signifikan antara klorofil dengan produksi dan

densitas ikan, baik kategori kalender maupun musim. Koefisen korelasi signifikan

menunjukkan negatif, dimana terdapat hubungan yang berlawanan antara fluktuasi

klorofil dengan produksi maupun densitas ikan. Respons ikan di zona B

sebagaimana tipologi SPL dan klorofil dengan produktivitas ikan pada kategori

kalender yang menunjukkan tipe 3 pada parameter statistik mean, median, dan

minimum. Tipe 3 adalah keberadaan ikan di perairan dengan SPL tinggi pada

klorofil rendah, yang mana tipe ini menjelaskan signifikan yang negatif antara

klorofil dengan produktivitas ikan. Respons ikan di zona B dapat dijelaskan

sebagai proses ekologi, dimana organisme-organisme dapat memiliki kisaran

toleransi yang lebar pada satu faktor dan kisaran yang sempit pada faktor lain,

sebagaimana hukum toleransi Shelford (Odum 1994). Signifikansi di zona C sulit

untuk diidentifikasi, karena cenderung tidak signifikan. Sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya bahwa nilai signifikan berkaitan dengan banyaknya data

yang digunakan.

Pada kategori musim, produktivitas di zona A signifikan dengan SPL dan

klorofil yang dijelaskan parameter statistik modus. Perbedaan signifikan pada

kategori kalender dan musim mengindikasikan bahwa aktivitas ikan melakukan

penyesuaian dengan perubahan kondisi lingkungan, baik SPL maupun klorofil.

Korelasi signifikan berdasarkan fluktuasi SPL dan klorofil menunjukkan setiap

jenis ikan memiliki toleransi terhadap perubahan kondisi oseanografi, dimana

tingkat toleransi bergantung pada habitat asli (Bellido et al. 2008; Martin et al.

2008). Ikan umumnya memiliki kisaran terhadap lingkungan berdasarkan letak

lintang, dimana kisaran tolorensi akan semakin sempit pada lintang tropis (Odum

1994; Jennings et al. 2001). Sebagaimana hasil penelitian di Laut Cina Selatan,

kajian standing stock menjelaskan kepadatan ikan pelagis yang semakin

berkurang dengan meningkatnya suhu perairan dan konsentrasi klorofil kurang

berpengaruh (Masrikat et al. 2009).

Page 59: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

172  

Tidak mudah untuk menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan korelasi

yang signifikan antara SPL dan klorofil dengan faktor produksi perikanan tangkap

di setiap zona perairan pantai barat Sulawesi Selatan. Misalnya di zona A,

hubungan SPL dan klorofil dengan produktivitas yang menunjukkan pada kategori

kalender signifikan dengan SPL, tetapi pada kategori musim signifikan dengan

SPL dan klorofil yang dijelaskan parameter statistik modus. Jika memperhatikan

variasi fluktuasi modus klorofil dalam kurun waktu tahun 2002-2006 terdapat

perbedaan antara kategori kalender dan musim. Sebagaimana diketahui setiap

jenis ikan maupun ukuran membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda dalam

aktivitas (Laevastu dan Hayes 1982). Dengan demikian penelitian dengan

pendekatan biologi dan ekologi (biologi perikanan dan rantai makanan),

dibutuhkan untuk dapat menjelaskan secara konprehensif fenomena keberadaan

dan kelimpahan ikan di setiap zona perairan pantai barat Sulawesi Selatan yang

memiliki keunikan ekosistem.

Namun demikian dari hasil ini telah menunjukkan pentingnya penggunaan

parameter statistik untuk mendefinisikan variasi data fluktuasi kondisi oseanografi

(SPL dan klorofil). Parameter statistik menjelaskan terdapat variasi SPL dan

klorofil yang berbeda pada setiap kuartal di setiap zona yang memiliki keunikan

ekosistem. Selain itu penggunaan pendekatan skala waktu yang berbeda, juga

menunjukkan adanya variasi fluktuasi pada setiap kuartal dan berbeda di setiap

zona. Perbedaan variasi fluktuasi SPL dan klorofil yang didefenisikian dengan

parameter statistik pada kategori kalender dan musim, menunjukkan respons ikan

yang berbeda yang diketahui dari signifikansi korelasi parsial.

6.6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis SPL dan klorofil dapat disimpulkan sebagai

berikut:

(1) Fluktuasi SPL dan klorofil bulanan dalam kurun waktu tahun 2002-2006

menunjukkan keragaman fluktuasi SPL di zona C lebih kecil dibandingkan

zona A dan B. Keragaman fluktuasi klorofil di zona A lebih kecil

dibandingkan zona B dan C.

(2) Perubahan kuartalan produksi ikan menunjukkan jenis ikan kembung

dominan di zona A, jenis ikan layang dominan di zona B dan C.

Page 60: 6 HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KLOROFIL DENGAN ... · ikan dalam skala waktu dan ruang yang berhubungan dengan perubahan kondisi ... Ikan pelagis kecil dominan berada di kawasan

173  

(3) Pola distribusi ikan di zona A dan C pada skala waktu kategori musim dengan

produktivitas ikan menunjukkan berada pada klorofil rendah. Pola distribusi di

zona B pada skala waktu kalender dengan produktivitas menunjukkan berada

pada SPL tinggi dengan klorofil rendah.

(4) Pola kelimpahan ikan di zona A berhubungan erat dengan fluktuasi SPL pada

kategori kalender, sedangkan pada kategori musim berhubungan erat dengan

SPL dan klorofil berdasarkan parameter statistik modus.

(5) Kelimpahan ikan di zona B berkorelasi signifikan negatif dengan fluktuasi

klorofil, baik kategori kalender maupun musim.

(6) Kelimpahan ikan di zona C cenderung tidak menunjukkan korelasi signifikan

dengan fluktuasi SPL dan klorofil, baik kategori kalender maupun musim.