IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

9
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA Jurusan Keperawatan No. Dokumen : IK. INSTRUKSI KERJA No. Revisi : PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN Tanggal : Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training Halaman : 1 / 9 Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedah UNIT : Mata kuliah KMB 1. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan pemeriksaan fisik sistem pernapasan. 2. Ruang Lingkup Semua tindakan pemeriksaan fisik pernapasan, meliputi persiapan; pelaksanaan; dan evaluasi, sehingga sebelum mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di klinik/rumah sakit, wajib memperagakan pemeriksaan fisik sitem pernapasan sebagai sarana praktek. 3. Uraian Umum 3.1. Persiapan alat dan bahan praktikum 3.2. Pelaksanaan pemeriksaan fisik sitem pernapasan 3.3. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan 3.4. Penilaian terhadap performa mahasiswa 4. Petugas Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedah 5. Alat 5.1. Alat : 1. Baju periksa 2. Selimut 3. Stetoskop 4. Bolpen 6. Intruksi kerja 1. Beritahukan pasien tentang pembelajaran yang akan diikuti 2. Pengkajian awal a. Lakukan pengkajian cepat tentang klien untuk menentukan kemampuan klien berpartisipasi dalam pemeriksaan

description

prosedur pemeriksaan fisik sistem pernapasan

Transcript of IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

Page 1: IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Jurusan Keperawatan

No. Dokumen : IK.

INSTRUKSI KERJA No. Revisi :

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tanggal :

Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training

Halaman : 1 / 6Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedahUNIT : Mata kuliah KMB

1. TujuanSebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan pemeriksaan fisik sistem pernapasan.

2. Ruang LingkupSemua tindakan pemeriksaan fisik pernapasan, meliputi persiapan; pelaksanaan; dan evaluasi, sehingga sebelum mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di klinik/rumah sakit, wajib memperagakan pemeriksaan fisik sitem pernapasan sebagai sarana praktek.

3. Uraian Umum3.1. Persiapan alat dan bahan praktikum3.2. Pelaksanaan pemeriksaan fisik sitem pernapasan3.3. Evaluasi tindakan yang telah dilakukan3.4. Penilaian terhadap performa mahasiswa

4. PetugasPembimbing laboratorium keperawatan medikal bedah

5. Alat 5.1. Alat :

1. Baju periksa2. Selimut3. Stetoskop4. Bolpen

6. Intruksi kerja1. Beritahukan pasien tentang pembelajaran yang akan diikuti2. Pengkajian awal

a. Lakukan pengkajian cepat tentang klien untuk menentukan kemampuan klien berpartisipasi dalam pemeriksaan

b. Inspeksi penampilan umum secara keseluruhan dan posisi klien. Beri perhatian khusus terhadap usaha bernapas, warna kulit wajah, dan ekspresinya, bibir, otot-otot yang digunakan, serta pergerakan dada dalam tiga bagian thorax (anterior, posterior, dan lateral).

3. Inspeksi thoraxa. Atur posisi klien

Mulai pemeriksaan dengan klien pada posisi duduk serta semua pakaian dibuka sampai pinggang

b. Hitung pernapasan selama satu menit penuh Saat menghitung pernapasan, observasi juga laju pernapasan, ritme, dan

kedalaman siklus pernapasan Observasi pergerakan dada pada tiga bagian thorax Laporkan bahwa pernapasan tenang, simetris, dan tanpa usaha

Page 2: IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Jurusan Keperawatan

No. Dokumen : IK.

INSTRUKSI KERJA No. Revisi :

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tanggal :

Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training

Halaman : 2 / 6Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedahUNIT : Mata kuliah KMB

Sebelum dilanjutkan pada langkah berikutnya, minta klien untuk menarik napas dalam dan observasi keterlibatan otot-otot

c. Inspeksi warna kulit Laporkan apakah warna kulit dada (anterior, posterior, dan lateral)

konsisten dengan warna tubuh bagian tubuh lainnyad. Inspeksi konfigurasi dada

Lakukan pengukuran diameter anterior, posterior, dan transversal dada. Pada orang dewasa normal akan didapatkan hasil 1:2 bagian

e. Tentukan kesimetrisan dada dan inspeksi struktur skeletal Pemeriksaan berdiri dibelakang klien dan gambarkan garis imajiner

sepanjang batas superior skapula dari akromion kanan sampai akromion kiri. Garis ini harus tegak lurus dengan garis vertebra

4. Palpasi thorax posteriora. Palpasi secara dangkal bagian posterior thorax

Kaji besar otot pada daerah tepat dibawah kulit Palpasi dada dengan cara teratur menggunakan telapak tanganHarus diingat untuk mengkaji juga daerah superior skapula, sampai dengan tulang iga (costa) ke-12 dan dilanjutkan sejauh mungkin pada garis midaksila pada kedua sisi.

b. Palpasi dan hitung jumlah tulang costa dan sela intercosta Minta klien untuk fleksi leher, maka prosesus spinalis servikal ke-7 akan

terlihat Bila pemeriksa memindahkan tangan sediit kekiri dan kanan dari

prosesus, pemeriksa akan merasakan tulang costa pertama Hitung tulang costa serta ics, tetapi tangan pemeriksa tetap dekat pada

garis vertebrac. Palpasi tiap-tiap prosesus spinalis dengan gerakan kearah bawah

Observasi bahwa jari tangan pemeriksa akan turun membentuk garis lurus. Bila tidak lurus dapat menunjukkan adanya skoliosis

d. Palpasi thorax posterior untuk mengukur ekspansi paru Letakkan tangan setingkat denga costa ke-8 sampai ke-10. Letakkan

kedua ibu jari dekat dengan garis vertebra dan tekan kullit secara lembut diantara kedua ibu jari. Pastikan telapak tangan bersentuhan dengan punggung klien.

Mintalah klien untuk menarik napas dalam. Pemeriksa seharusnya merasakan tekanan yang sama dikedua tangan dan tanga pemeriksa bergerak menjauhi garis vertebra

e. Palpasi untuk menilai tactile fremitusFremitus adalah vibrasi yang dirasakan diluar dinding dada saat klien bicara. Vibrasi paling besar dirasakan di daerah saluran napas yang berdiameter besar (trakea) dan hampir tidak ada pada alveoli paru-paru Gunakan daerah sendi metakarpofalangeal atau permukaan luar dari

tangan pada saat memeriksa Minta klien untuk mengulangi kata ”ninety-nine” atau ”tujuh puluh

tujuh”

Page 3: IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Jurusan Keperawatan

No. Dokumen : IK.

INSTRUKSI KERJA No. Revisi :

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tanggal :

Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training

Halaman : 3 / 6Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedahUNIT : Mata kuliah KMB

5. Perkusi thorax posteriora. Visualisasikan penunjuk daerah thorax

Sebelum melakukan perkusi, visualisasikan garis horizontal, garis vertikal, tingkat diafragma, dan fisura paru-paru untuk mengidentifikasi lobus paru

b. Atur posisi klien Bantu klien membungkuk sedikit kedepan sedikit dan melebarkan bahu

c. Perkusi daerah paru Mulailah perkusi pada daerah apex paru kiri dan bergerak ke apex paru

kanan Gerakkan kedalam setiap ics denga cara sistematik. Perkusi sampai ke

tulang costa yang paling bawah dan pastikan untuk melakukannya sampai kegaris midaksila kiri dan kanan.

Perhatian: jangan melakukan perkusi diatas vertebra, skapula atau tulang costa, karena perkusi diatas tulang akan terdengar suara datar. Pada orang yang sehat, perkusi pada daerah paru akan menghasilkan suara resonan

d. Perkusi untuk menentukan pergerakan atau ekskursi diafragma Mualialah dengan melakukan perkusi pada ics ke-7 ke arah bawah

sepanjang garis skapula sampai batas diafragma. Terdengar suara resonan yang akan berubah menjadi dullness.

Beri tanda pada kulit Minta klien untuk menarik napas dalam dan menahannya. Perkusi kembali ke arah bawah dari kulit yang bertanda sampai

terdengar lagi suara dullness Beri tanda pada kulit yang kedua kalinya Anjurkan klien untuk menarik napas secara normal beberapa kali Sekarang mintalah klien untuk bernapas normal dan keluarkan napas

sebanyak-banyaknya kemudian minta klien untuk menahan napas Perkusi ke arah atas sampai pemeriksa mendengar suara resonan, beri

tanda dan anjurkan klien untuk bernapas secara normal. Pemeriksa akan mendapatkan tiga tanda pada kulit sepanjang garis skapula

Ulangi prosedur pada sisi lain. Jarak antara tanda kedua dan ketiga dapat berkisar antara 3-6 cm pada orang dewasa sehat

Kembalikan pada posisi duduk yang nyaman6. Auskultasi thorax posterior

a. Visualisasi landmark daerah thorax Sebelum auskultasi thorax posterior dilakukan, visualisasikan landmark

daerah tersebut seperti sebelum perkusib. Auskultasi trakea

Dengan menggunakan tekanan yang tegas, letakkan diafragma stetoskop sejalan dengan bernafasnya klien secara perlahan dengan mulut terbuka

Page 4: IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Jurusan Keperawatan

No. Dokumen : IK.

INSTRUKSI KERJA No. Revisi :

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tanggal :

Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training

Halaman : 4 / 6Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedahUNIT : Mata kuliah KMB

Mulailah pada garis vertebra servikalis dan turun ke bawah sampai torakalis. Disini pemeriksa akan melakuakan auskultasi trakea dan suara yang terdengar adalah bronkhial

c. Auskultasi bronkus Pindahakan stetoskop ke kiri dan kanan garis vertebra setinggi T-3

sampai T-5. Bronkus kiri dan kanan tepat berada pada posisi ini, dan suara yang terdengar adalah bronkovesikular.

d. Auskultasi paru-paru Auskultasi dilakukan dengan pola yang sama seperti yang digunakan

pada perkusi paru-paru Mulai auskultasi pada bagian apeks paru kiri dan lanjutkan seperti pola

perkusi. Pemeriksa akan mendengar suara vesikular Dengarkanlah pula suara-suara tambahan yang mendahului pada siklus

inspirasi dan ekspirasi. Bila terdengar adanya suara napas tambahan, maka catat lokasi, kualitas, lama, dan waktu terjadinya selama siklus pernapasan.

7. Palpasi thorax anteriora. Atur posisi klien, biasanya pada posisi supine untuk palpasi thorax anteior.

Akan tetapi beberapa ahli menyukai posisi dudukb. Tentukan lokasi landmark daerah thorax anterior

Tentukan lokasi suprasternal notch dengan jari tangan. Palpasi turun ke bawah dan identifikasi batas-batas bawah manubrium pada angle of louis.

Palpasi secara lateral dan temukan tulang costa ke-2 pada ics ke-2. Hitung tulang costa yang terdekat dengan batas sternum.

Palpasi jaringan otot dan jaringan tepat di bawah kulitc. Palpasi thorax anterior untuk mengukur ekspansi pernapasan

Letakkan tangan pada dinding anterior dada tepat di bawah batas costa denga ibu jari sedikit terpisah pada garis midsternum.

Tekan kulit diantara ibu jari seperti saat melakukan palpasi dinding posterior.

Mintalah klien untuk menarik napas dalam. Observasi pergerakan ibu jari dan tekanan yang dikeluarkan terhadap tangan pemeriksa. Jarak antara ibu jari seharusnya melebar secara merata dan tekanannya juga sama.

d. Palpasi untuk mengetahui tactile fremitus pada dinding anterior dada.8. Perkusi thorax anterior

a. Visualisasikan landmark daerah thorax anterior Sebelum melakukan perkusi dinding dada anterior, visualisasikan garis

vertikal dan horizontal. Identifikasi lokasi difragma dan lobus paru.b. Perkusi daerah paru dengan pola yang teratur

Mulailah perkusi pada daerah apeks dan lanjutkan sampai setinggi diafragma, kemudian perkusi ke garis midaksila pada masing-masing sisi. Hindari perkusi di atas sternum, klavikula, tulang costa, dan jantung

Page 5: IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Jurusan Keperawatan

No. Dokumen : IK.

INSTRUKSI KERJA No. Revisi :

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tanggal :

Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training

Halaman : 5 / 6Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedahUNIT : Mata kuliah KMB

Pastikan jari-jari tanga yang tidak dominan berada pada ics sejajar dengan tulang costa.

Jika pada klien wnita yang memiliki payudara yang besar, mintalah klien untuk memindahkan payudaranya kesamping (mengatur posisi) selama prosedur ini. Perkusi di atas jaringan payudara pada wanita akan menghasilkan suara ”dull”

9. Auskultasi thorax anteriora. Visualisasikan petunjuk thorax anteriorb. Auskultasi diatas trakea

Suara akan terdengar di bagian atas dari jugular (suprasternal) notch. Suara yang terdengar adalah bronkhial

c. Auskultasi di atas bronkus kiri dan kanan. Daerah ini terdapat pada batas sternum sebelah kiri dan kanan ics ke-2 dan ke-3. Suara yang terdengar adalah bronkovesikular

d. Auskultasi paru-paru Dengarkan suara vesikular, biasanya pada daerah parenkim paru-paru. Sekarang dengarkan bunyi napas tambahan. Suara ini mendahului

inspirasi dan ekspirasi dari siklus pernapasan. Bila pemeriksa mendengar suara napas tambahan, maka catat lokasi,

kualitas, dan waktu terjadinya selama siklus pernapasan.

e. Indikator8.1. Prosedur pemeriksaan sistem pernapasan terlaksana secara terstruktur8.2. Pasien kooperatif selama tindakan 8.3. Tercapainya tujuan pemeriksaan sistem pernapasan

f. Rekaman Mutu8.1. Penilaian evaluasi keterampilan praktek klinik keperawatan8.2. Buku penggunaan laboratorium medical bedah

g. Referensi9.1. asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan oleh Irman Somantri

Disetujui Oleh, Diperiksa Oleh, Dibuat Oleh,

Page 6: IK-pemeriksaan Fisik Pernapasan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Jurusan Keperawatan

No. Dokumen : IK.

INSTRUKSI KERJA No. Revisi :

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Tanggal :

Tujuan : Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan medikal bedah, agar mahasiswa kompeten melakukan blader training

Halaman : 6 / 6Petugas : Pembimbing laboratorium keperawatan medikal bedahUNIT : Mata kuliah KMB

PJMK Lab. ……………