iii ok
-
Upload
alvin-saputra-maas -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
description
Transcript of iii ok
BAB IIIPENGENALAN BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan terbesar nomor dua setelah batuan beku.
Kebanyakan tersingkap di permukaan bumi. Sehingga seakan-akan batuan
sedimen lebih banyak dari batuan beku.
III.1 Pengertian Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah suatu akumulasi atau kempulan material batuan
terlapukkan atau terurai dari batuan induk yang terbentuk di permukaan bumi
kemudian diendapkan pada suatu cekungan dibawah kondisi temperatur dan
tekanan rendah serta mempunyai karakteristik tentang lingkungan
pengendapannya (Pettijohn,1974). Definisi ini meliputi material batuan sedimen
dengan beberapa akumulasi, seperti material frakmental yang berasal dari
kegiatan vulkano, disertai terbang di udara dan terdeposisi di dalam kondisi padat
mungkin terbentuk pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Seperti deposisi
yang terbentuk di lantai samudera dengan tekanan yang sangat besar dari pada
normal.
Mempelajari batuan sedimen tdak lepas keterkaitannya dari disiplin ilmu
geologi lainnya, seperti : mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan dengan
kontribusinya terhadap pengendapan batuan sedimen (Pettijohn,1974). Secara
genetiknya, batuan sedimen dibagi menjadi dua golongan (Pettjohn.1975) yaitu:
1. Batuan Sedimen Klastik.
Yaitu batuan sedimen yang terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain.
Kemudian tertransportasi dan terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan Sedimen nonKlastik.
Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Proses
pembentukannya adalah kimiawi dan organis.
Sifat-sifat utama batuan sedimen :
1) Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan
adanya proses sedimentasi.
24
25
2) Sifat klastik / fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas,
terutama pada golongan detritus.
3) Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4) Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, klasit,
dolomit dan rijing.
III.2 Klasifikasi Batuan Sedimen
Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan
dengan adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1)
perbedaan besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batulempung; (2)
Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan
batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman. Disamping itu, struktur sedimen
juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau struktur
gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari
fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan
menjadi batuan sedimen klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi
penciri dari batuan sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari
organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.
A. Sedimen Klastik
1. Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari
batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy
pembentuknya. Studi struktur paling baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975).
Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjai tiga
macam yaitu :
a. Struktur Sedimen Primer : Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat
merefleksikan mekanisme pengendapannya, antara lain : perlapisan,
gelembur-gelombang, perlapisan silang-siur, konvolut, perlapisan bersusun,
dll.
26
b. Struktur Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum
atau setelah diagenesa. Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya,
misal : cetak suling, cetak beban, dll.
c. Struktur Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan
organisme seperti molusca, cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka,
laminasi pertumbuhan, dll.
Contoh Struktur Batuan Sedimen Klastik :
a. Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn &
Potter, 1964) atau ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
(Tabel 6)
b. Graded Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh
perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah
kasar dan ke atas semakin halus disebut normal grading. Sebaliknya
apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
c. Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan
kurang dari 1 cm terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang
konstan (homogen).
d. Cross Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan
ketebalan kurang dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm,
merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urut-urutan
sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding yang miring terhadap
permukaan umum sedimentasi.
e. Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti
bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya,
yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.
f. Clastic Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan
oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan menunjukkan arus ke
atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada daerah yang
miring. Kenampakan penjajaran material seperti susunan genting,
disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
27
g. Primary Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang berbentuk
gars pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering
diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelusuran
suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
h. Fosil Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan orientasi
tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi
yang diakibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya
berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk yang
dapat berorientasi.
i. Load Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen
yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
j. Flute cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus
serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10 cm, struktur ini terbentuk
pada batua dasar akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan
gerusan dari media transportasi yang membawa material kemudian
material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa pasir, atau scour
yang telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
k. Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan pada
tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang
berkembang sifat kohesinnya. Hal ini akibat perubahan suhu
(pengeringan) dan pengerutan.
l. Tool Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus mengerus
permukaan lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul
material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir ke
bawah.
m. Rain Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk
di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah
lumpur itu kering diatasnya terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
n. Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari
lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load
cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir.
28
o. ”Ball”, ”Pillow”, or ”Pseudonodule Structure” : Adalah suatu bentukan
akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale
tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung
disebut Pillow atau bantal dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
p. Convolute Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang
membentuk perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 – 25 cm.
q. Channels : Adalah Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang
kelal-kelok atau bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi
terpadu akibat erosi permukaan dari media transportasi yang mempunyai
energi penggerusan cukup besar.
r. Dish and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh
bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum
terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami
penekanan ke bawah.
s. Low Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk
relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
t. Hard Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari
akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang
relatif lebih lunak.
Struktur batuan sedimen yang penting adalah perlapisan. Struktur ini
umum terdapat pada batuan sedimen klastik yang terbentuknya disebabkan
beberapa faktor, antara lain:
1) Adanya perbedaan warna mineral.
2) Adanya perbedaan ukuran butir.
3) Adanya perbedaan komposisi mineral.
4) Adanya perbedaan macam batuan.
5) Adanya perbedaan struktur sedimen.
6) Adanya perbedaan perubahan kekompakan.
29
Tabel 6. Pembagian lapisan menurut ketebalannya (Mc. Kee & Weir, 1953)Anonim, 2014.
Nama Lapisan Sedimen Ketebalan ( cm )
Lapisan sangat tebal > 120
Lapisan tebal 60 – 120
Lapisan tipis 5 – 60
Lapisan sangat tipis 1 – 5
Laminasi 0,2 – 1
Laminasi tipis < 0,2
2. Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan
bentuk butir serta susunannya (Pittijohn, 1975) (Tabel 7). Butiran tersusun dan
terikat oleh semen dan masih adanya rongga di antaranya butirnya. Pembahasan
tekstur meliputi :
a. Ukuran Butir (Grain Size)
Tabel 7. Skala WentworthNAMA BUTIR Ukuran Butir (mm)
Bongkah (boulder)
Brangkal (couble)
Krakal (pcebble)
Pasir sangat kasar (very coarse sand)
Pasir kasar (coarse sand)
Pasir sedang (medium sand)
Pasir halus (fine sand)
Pasir sangat halus (very fine sand)
Lanau (silt)
Lempung (clay)
256
256 – 64
64 – 4
4 – 2
2 – 1
1 – ½
½ - ¼
¼ - 1/8
1/16 – 1/256
1/256
b. Pemilahan (Sorting)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka
30
pemilahan semakin baik. Pemilahan yaitu keseragaman butir didalam batuan
sedimen klastik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan
batuan, adalah:
i. Well sorted : terpilah baik
ii. Medium sorted : terpilah sedang
iii. Poor sorted : terpilah buruk
c. Kebundaran (Bentuk Butir)
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana
sifat ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik kasar.
i. Wellrounded (membundar baik) : Semua permukaan konveks, hampir
equidimensional, sferoidal.
ii. Rounded (membundar) : Pada umumnya permukaan-permukaan bundar,
ujung-ujung dan tepi-tepi butiran bundar.
iii. Subrounded (membundar tanggung) : Permukaan umumnya datar dengan
ujung-ujungnya yang membundar.
iv. Subangular (menyudut tanggung): Permukaan pada umumnya datar
dengan ujung-ujung tajam.
v. Angular (menyudut) : Permukaan konkaf dengan ujungnya tajam.
d. Kemas (Fabric)
i. Kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan.
ii. Kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.
e. Shape
Shape adalah bentuk daripada butiran tersebut, dapat dibedakan menjadi
empat macam.
i. Golongan pertama (I) oblate/labular
ii. Golongan kedua (II) equent/equiaxial
iii. Golongan ketiga (III) bladed/triaxial
iv. Golongan keempat (IV) prolate/ rod shaped
f. Porositas
31
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori
dengan volume dari batuan. Pembagian porositas biasa dipergunakan sebagai
berkut:
i. Negligible : 0-5%
ii. Poor : 5-10%
iii. Fair : 10-15%
iv. Good : 15-20%
v. Very good : 20-25%
vi. Exellent : 25-40%
g. Permeabilitas
Permeabilitas sukar ditentukan d bawah mikroskop, tetapi dapat dikira-
kira melalui porositas. Salah satu metoda pendekatan untuk mengetahui
permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air pada sekeping yang kering
dan mengamati kecepatan ar merembes. Istilah yang biasa digunakan adalah:
i. Fair : 1,0 – 10 md
ii. Good : 10 – 100 md
iii. Very good : 100 – 1.000 md
3. Komposisi Batuan Sedimen Klastik
Komposisi pada batuan sedimen klastik bisa dikelompokkan berdasarkan
kandungan mineral dan fungsinya dalam batuan sedimen di bagi menjadi 3 jenis,
yaitu :
a. Fragmen
Yaitu butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa mineral, pecahan
batuan, cangkang fosil dan zat organik.
b. Matriks (massa dasar)
Yaitu butiran yang lebih kecil dari fragmen, terendapkan bersama–sama
dengan fragmen, terdapat di sela–sela fragmen sebagai massa dasar. Seperti
fragmen, matrik dapat berupa mineral, pecahan batuan maupun fosil. Matrik
sangat halus sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat di antara butiran
sebagai massa dasar.
32
c. Semen
Yaitu material yang sangat halus (hanya dapat dilihat
menggunakan mikroskop ) diendapkan setelah fragmen dan matrik, sebagai
pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat berbentuk amorf maupun
kristalin. Semen umumnya terdiri dari :
1) Semen karbonat ( kalsit, dolomit )
2) Semen silika ( calsedon, kuarsit )
3) Semen oksida ( limonit, hematit, dan siderit )
Pada sedimen berbutir halus ( lanau atau lempung ) tidak terdapat semen, karena
tidak adanya rongga atau ruang antar butir.
B. Sedimen Nonklastik
1. Struktur
Reksi kimia, aktifitas gunung berapi dam organisme adalah faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya batuan sedimen berstruktur nonklastik. Macam-
macam struktur nonklastik:
a. Fossiliferous, struktur yang menunjukan adanya fosil.
b. Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non
klastik, bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
d. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
e. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan
kerucut per kerucut.
f. Bioherm, tersusun oleh organism murni insitu.
g. Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri
khasnya adalh memiliki rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan
bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang kemudian celah-
celahnya terisi oleh mineral karbonat.
33
i. Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang
terisi oleh Kristal-kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal
dapat berupa kalsit maupun kuarsa.
j. Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.
2. Tekstur
Tekstur dalam batuan sedimen nonklastik dibedakan menjadi dua macam :
a. Kristalin : Tekstur ini terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu
kristal-kristal yang saling mengunci satu dengan yang lain.
b. Amorf : Tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal
atau amorf (nonklastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh :
rijang masif.
3. Komposisi Batuan Sedimen Nonklastik
Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya sederhana
terdiri dari satu atau dua mineral contoh :
a) Batugamping " kalsit, dolomite
b) Chert " kalsedon
c) Gypsum " gypsum
d) Anhidrit " anhidrit
III.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen
A. Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali
batuan rombakan asal, baik batuan beku, metamorf, ataupun betuan sedimen yang
lebih tua. Adapun fragmentasi batuan asal dimulai dari pelapukan, baik mekanik
maupun kimiawi, lalu tererosi, tertransportasi lalu terendapkan pada sebuah
cekungan pengendapan lalu mengalami proses diagenesa yaitu proses perubahan-
perubahan pada temperature rendah yang meliputi kompaksi, sementasi,
rekristalisasi, autogenesis, dan metasomatisme.
34
B. Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen non klastik terbentuk karena proses pengendapan secara
kimiawi dari larutan maupun hasil aktivitas organik dan umumnya tersusu
oleh authigenic minerals. Authigenic mineralsadalah mineral yang terbentuk pada
lingkungan sedimentasi. Misal : Gypsum, Anhydrite, Kalsit, Halit.
i. Batuan Sedimen Karbonat : Batuan karbonat adalah batuan sedimen
dengan komposisi yang domonan (lebih dari 50%) terdiri dari mineral-
mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam praktek secara umum
meliputi batugamping dan dolomite.
ii. Karbonat Klastik : Batugamping klastik adalah batugamping yang
terbentuk dari pengendapankembali detritus batugamping asal. Contoh :
Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit (Tabel 8).
Tabel 8. Klasifikasi batuan sedimen tekstur karbonat klastikAnonim, 2014.
Nama Butir Ukuran butir Nama Batuan
Rudite >1 Kalsirudit
Arenit 0,062 - 1 Kalkarenit
Lutite < 0,062 Kalsilutit
Komposisi Mineral : Terdapat pemerian fragmen, matrik dan semen hanya
terdapat perbedaan istilah (Folk, 1954), meliputi :
a. Allochem : sama seperti fragmen pada batuan sedimen klastik. Macam-
macam Allochem :
1. Kerangka organisme (skeletal), berupa cangkang binatang atau kerangka
hasil pertumbuhan.
2. Interclass, merupakan butiran-butiran dari hasil abrasi yang telah ada.
3. Pisolit, merupakan butiran-butiran oolit berukuran lebih dari 2mm.
4. Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukan struktur
konsentris.
35
b. Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikro, berupa Kristal-kristal
karbonat terbentuk secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari
air laut dan mengisi rongga antar butir.
c. Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan,
berukuran halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi
secara insitu atau rekristalisasi dari mikrit.
d. Karbonat nonklastik : Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan
sedimen non klastik lainnya hanya saja dalam jenis batuan memakai karbonat
non klastik.
e. Batugamping non klastik : Terbentuk dari proses kimia maupun aktifitas
organisme dan umum monomineralik. Dapat dibedakan menjadi :
1. Hasil biokimia : bioherm, biostorm
2. Hasil larutan kimia : travertine, tuff
3. Hasil replacement : batugamping fosfat, batugamping dolomite,
batugamping silikat, dll.