IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

24
SEMINAR HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 30 AGUSTUS SEPTEMBER 2016 AR 2016 IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS GEDE MARHAENDRA WIJA ATMAJA AR 2016

Transcript of IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

Page 1: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

SEMINAR HUKUM TATA NEGARAFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR 30 AGUSTUS SEPTEMBER 2016

AR 2016

IHWAL GBHN,DARI TEKS KE KONTEKS

GEDE MARHAENDRA WIJA ATMAJA

AR 2016

Page 2: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

Dinamika GBHN

UUD 1945pra-

perubahan

GBHN

UUDNRI1945

gagasan menghidupkankembali GBHN

tidakada

GBHN

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 2SUMBER: ////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

Page 3: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

menghidupkan kembali GBHN

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 3

Pernyataan Sikap dan Rekomendasi Rapat Kerja Nasional Ke-I PDIPerjuangan:• perlu untuk mengembalikan fungsi dan wewenang MPR RI untuk

membentuk dan menetapkan Ketetapan MPR terkait pola PembangunanNasional Semesta Berencana sebagai haluan negara dan haluanpembangunan nasional.

• memberikan kewenangan MPR untuk membentuk dan menetapkanGaris-Garis Besar Haluan Negara melalui amandemen secaraterbatas Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945.

Page 4: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

Pidato Penutupan Rakernas I PDI Perjuangan

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 4

Salah satu rekomendasi Rakernas I adalah memintakepada saya sebagai Ketua Umum, mengeluarkaninstruksi kepada kader partai yang ditugaskan di DPR RIagar memperjuangkan “amandemen terbatas” terhadapUndang-undang Dasar 1945.

Amandemen yang dimaksud dibatasi padamengembalikan wewenang MPR dalam menetapkanhaluan Negara dalam Pembangunan Nasional.Rekomendasi tersebut tentu akan sayapertimbangkan.

Page 5: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

isu hukum

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 5

• Karakter gbhn dalam perkembanganketatanegaraan.

• Implikasi amandemen terbatasmengembalikan wewenang MPR dalammenetapkan haluan Negara terhadapsistem ketatanegaraan.

Page 6: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

[2] teks ke konteks

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 6SUMBER:////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

HTN

TEKSpasal/ayat

KONTEKS terjadinyateks, suasanakebatinan teksdibuat

KONTEKS pelaksanaanteks, bagaimana teksdipahami, ditafsirkan, dan

diterapkan

Page 7: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

[3]gbhn menurut uud 1945 pra-perubahan

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 7

1. Garis-garis besar dari pada haluan negara ditetapkan oleh MPR sebagaipenjelmaan rakyat yang susunan keanggotaan MPR yang terdiri atas anggota-anggota DPR, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dangolongan-golongan dan penyelenggara negara tertinggi yang melakukansepenuhnya kedaulatan rayat,

2. Garis-garis besar dari pada haluan negara ditetapkan 5 (lima) tahun sekali.3. Garis-garis besar dari pada haluan negara wajib dijalankan oleh Presiden

yang merupakan mandataris dari MPR yang tidak “neben”, akan tetapi“untergeordnet” kepada MPR. diangkat oleh MPR, bertunduk dan bertanggungjawab kepada MPR.

Page 8: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

[4] gbhn dalam praktik ketatanegaraan demokrasi terpimpin

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 8

• Ketetapan MPRS Nomor I/MPRS/1960 tentangManifesto Politik sebagai Garis-Garis Besar HaluanNegara.

• Berkaitan dengan Amanat, Konsepsi, dan PidatoPresiden:• Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang

berjudul “Penemuan Kembali Revolusi kita” danyang terkenal sebagai Manifesto Politik RepublikIndonesia.

Page 9: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

ampres

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 9

• Amanat Presiden pada Sidang Pleno pertama Depernasmengenai Pembangunan Semesta Berencana pada tanggal28 Agustus 1959 yang diucapkan dan tertulis, yang menjadibagian daripada Haluan Negara.

• Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1960 yang terkenaldengan nama “Djalannya Revolusi Kita” yang menjadipedoman pertama daripada pelaksana Manifesto PolitikRepublik Indonesia.

• Pidato Presiden tanggal 30 September 1960 yang diucapkandimuka Sidang Umum P.B.B yang berjudul “To Build the worl anew” (Membangun dunia kembali).

Page 10: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

isi Ketetapan MPRS Nomor I/MPRS/1960

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 10

Memutuskan:Menetapkan Ketetapan tentang Garis-Garis Besar daripada Haluan Negarasebagai berikut:

Pasal 1Memperkuat Manifesto Politik Republik Indonesia serta perinciannya sebagaiGaris-Garis Besar daripada haluan negara.

Pasal 2Amanat Presiden pada Sidang Pleno Depernas mengenai Pembangunan SemestaBerencana pada tanggal 28 Agustus 1959 yang diucapkan dan yang tertulisadalah garis-garis besar daripada haluan pembangunan.

Page 11: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

isi

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 11

Pasal 3Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1960 yang terkenal dengan nama“Jalannya Revolusi Kita" dan Pidato Presiden tanggal 30 September 1960dimuka Sidang Umum PBB yang berjudul “Membangun dunia kembali " (Tobuild the world a new) adalah pedoman-pedoman pelaksanaan ManifestoPolitik Republik Indonesia.

Pasal 4Menugaskan dengan kekuasaan penuh kepada Presiden/PanglimaTertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia untuk melaksanakan putusan-putusan ini.

Page 12: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 12

• Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 tentang Garis-Garis Besar PolaPembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969.

• Berkaitan dg:Amanat Presiden pada Sidang Pleno pertama Depernas mengenaiPembangunan Semesta Berencana pada tanggal 28 Agustus 1959 yangdiucapkan dan tertulis, yang menjadi bagian daripada Haluan Negara.

Page 13: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

..

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 13

• Ketetapan MPRS Nomor IV/MPRS/1963 tentang Pedoman PelaksanaanGaris-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan Pembangunan.

• Berkaitan dg:• Amanat Presiden pada tanggal 17 Agustus 1961 yang berjudul “Revolusi-Sosialisme Indonesia-

Pimpinan Nasional” yang terkenal sebagai Resopim.• Amanat Presiden pada tanggal 17 Agustus 1962 yang berjudul “Tahun Kemenangan” yang terkenal

sebagai Takem.• “Deklarasi Ekonomi” yang terkenal sebagai Dekon yang diucapkan oleh Presiden Sukarno pada

tanggal 28 Maret 1963.• Amanat pengantar Laporan Berkala Presiden/Mandataris MPRS yang diucapkan oleh Presiden

pada Pembukaan Sidang ke-II MPRS tanggal 15 Mei 1963 di Bandung, “Ambeg Parama Arta”(Berwatak pandai mendahulukan urusan yang penting).

Page 14: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

isi Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 14

MEMUTUSKAN:Menetapkan Ketetapan tentang Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961- 1969 sebagai berikut:

BAB IGARIS-GARIS BESAR POLA PEMBANGUNAN

Pasal 1(1) Menyatakan bahwa Garis-garis Besar Pola Pembangunan termasuk Pola Proyek yang dimuat dalam RANCANGANDASAR UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN NASIONAL SEMESTA BERENCANA DELAPAN TAHUN 1961 - 1969 hasil karyaDepernas yang termuat dalam Buku kesatu Jilid I, II dan III pada umumnya sesuai dengan Amanat Pembangunan Presidentertanggal 28 Agustus 1959 yang di ucapkan maupun yang tertulis dan pada umumnya sesuai pula dengan ManifestoPolitik Republik Indonesia yang telah diperkuat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dengan Ketetapan No.I/MPRS/1960.(2) Menerima Garis-garis Besar Pola Pembangunan hasil karya Depernas seperti termuat dalam Buku kesatu Jilid I, II, IIIsebagai Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana dengan ketentuan-ketentuan seperti termuatdalam pasal-pasal dibawah ini.

Page 15: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

GBHN dalam praktik ketatanegaraan Demokrasi Terpimpin memiliki ciri-ciri:

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 15

1. GBHN yang dituangkan dalam Ketetapan MPRS memuat penetapanamanat dan pidato Presiden Sukarno sebagai GBHN.

2. GBHN ditetapkan oleh MPRS yang kedudukannya tidak lagi sebagaipelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat, penjelmaan rakyat, danpenyelenggara negara yang tertinggi.

3. GBHN dilaksanakan oleh Presiden yang kedudukannya berada di atasMPR dan penyelenggara negara lainnya dengan menempatkanpimpinannya sebagai menteri

Page 16: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

GBHN dalam Praktik Ketatanegaraan Demokrasi Pancasila

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 16

• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.• Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.• Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.• Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara.• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1998 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara

(dicabut dengan Ketetapan MPR Nomor IX/MPR/1998 dimasa awalrefo0rmasi).

• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar HaluanNegara.

Page 17: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

gbhn

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 17

GBHN 1973 GBHN 1998

sistematika GBHNBab I Pendahuluan.Bab II Pola Dasar Pembangunan Nasional.Bab III Pola Umum Pembangunan Jangka

PanjangBab IV Pola Umum Pembangunan Lima Tahun

Kedua.Bab V Penutup.

sistematika GBHNBab I PendahuluanBab II Pembangunan NasionalBab III Pembangunan Jangka Panjang

KeduaBab IV Pembangunan Lima Tahun Ketuuh.Bab V PelaksanaanBab VI Penutup

Page 18: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

penyusun rancangan gbhn

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 18

• Keppres No. 24 Tahun 1982 tentang Membentuk TeamPenyiapan Akhir Bahan-Bahan Sidang MPR.•Team bertugas untuk menyiapkan bahan-bahan akhir GBHNyang telah dikumpulkan dan dihimpun oleh Setjen DewaqnPertahanan Keamanan Nasional dan menyampaikan hasilkerjanya kepada Presiden pada waktunya.

• Team

SUMBER:////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

Page 19: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

Ciri-ciri gbhn orde baru

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 19

• ditetapkan sekali lima tahun.• bahan dipersiapkan oleh lembaga kepresidenan.• dalam kontelasi politik adanya 3 parpol, tapi menerapkan

sistem kepartaian tunggal.

• Team

SUMBER:////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

Page 20: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

haluan negara tentang pembangunan nasional, kondisi saat ini

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 20

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025.

• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.

Page 21: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

kemungkinan memilih

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 21

• Memilih pola GBHN menurut UUD 1945 pra-perubahan, berimplikasi pada perubahansistem ketatanegaraan.

• Memilih pola GBHN praktik ketatanegaraanDT dan DP memerlukan konfigurasi politikotoritarian atau nondemokratik,

Page 22: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

gagasan mengembalikan kewenangan mpr menetapkan gbhn

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 22

Amandemen terbatas UUD NRI 1945, amandemen yang dibatasi pada mengembalikanwewenang MPR dalam menetapkan haluan Negara dalam Pembangunan Nasional.• mengubah kembali susunan keanggotaan MPR sehingga di dalamnya ada unsur

utusan golongan berarti amandemen tidak dibatasi. tanpa mengubah susunanMPR berarti tidak sesuai dengan hakikat GBHN yang ditetapkan oleh Majelis yangmencerminkan seluruh rakyat, seluruh golongan, dan seluruh daerah.

• daya ikat kepada Presiden berarti mengubah sistem ketatanegaraan, tanpa dayaikat kepada Presiden berati tidak ada bedanya dengan sistem perencanaannasional berikut RPJPN yang tidak menyebabkan kejatuhan Presiden saat tidakmelaksanakannya.

Page 23: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

mengintegrasikan ke Sistem Perencanaan Nasional dan RPJPN

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 23

• Garis-garis Besar Haluan Negara adalah haluan negara tentangpembangunan nasional dalam Garis-garis Besar sebagai pernyataankehendak rakyat yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.• merupakan kebijakan negara tentang pembangunan nasional.

• Garis-garis Besar Pola Pembangunan termasuk Pola Proyek yang dimuatdalam RANCANGAN DASAR UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN NASIONALSEMESTA BERENCANA DELAPAN TAHUN 1961 - 1969 yang dimuat dalamKetetapan No. I/MPRS/1960,• awalnya direncanakan sebagai materi muatan UU.

Page 24: IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

///

MARHAENDRA WIJA ATMAJA |2016| 24

• Pasal 3 UU RPJPN: RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknyaPemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.• GBHN juga pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan

Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.

•pada dasarnyaSPPN, RPJPN, dan RPJMN dan GBHN memuat penjabaran tujuan negara, perlumenjadi bahan kajian tidak mengembalikan GBHN atau mengintegrasikan pola GBHN ke dalamSPPN, RPJPN, dan RPJMN.