KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan...
Transcript of KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan...
i
KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK
DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI
KASUS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Yohanna Dwi Suryaningsih
151224028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
KAJIAN PRAGMA TIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK
DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI
KASUS
Oleh
Y ohanna Dwi Suryaningsih
151224028
unjana Rahardi, M. Hum. 31 Mei 2019
II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KAJIAN PRAGMA TIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK
DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI
KASUS
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
YOHANNADWI SURYANINGSrn
151224028
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 8 Juli 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Ketua
Sekretaris
Anggota 1
Anggota 2
Anggota 3
: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.
: Dr. R ,Kunjana Rahardi, M.Hum.
: Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
: Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
: Dr. R Kunjana Rahardi, M.Hum.
Yogyakarta, 8 Juli 2019
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Persembahan
Mengucap syukur atas segala berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya
mempersembahkan karya ini untuk:
-Bapak Richardus Supomo dan Ibu Rosalia Sukadiyah yang telah memberikan semangat dan
pengorbanan untuk saya.
-Kakak saya Agustinus Budi Prasetyo, yang selalu mendukung dan memotivasi saya.
-Yang selalu memberikan semangat untuk saya.
-Teman-teman saya yang selalu menemani baik dalam suka maupun duka.
-Untuk Almamater saya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan saya
kesempatan untuk belajar banyak baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Jikalau kamu tahu semua ini.
Maka berbahagialah kamu jika kamu melakukannya.
-Yohanes 13:17-
Jangan gelisah hatimu, percalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
-Yohanes 14:1-
Selama ada keyakinan, tiada hal yang mustahil
-Penulis-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNY ATAAN KEASLIAN KARY A
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang saya tuliskkan ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Y ogyakarta. 8 Juli 2019
Penulis
~ Y ohanna Dwi Suryaningsih
VI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNY ATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama: Yohanna Dwi Suryaningsih
NIM: 151224028
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK
DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI
KASUS
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Y ogyakarta
Pada tanggal 8 Juli 2019
Yang menyatakan
Y h fffD: S "h o anna WI uryanmgsl
VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Suryaningsih, Yohanna Dwi. 2019. Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik dalam
Pertuturan Antara Pedagang Dengan Pembeli: Studi Kasus. Skripsi. Yogyakarta: PBSI,
JPBS, FKIP, USD.
Penelitian ini membahas kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam pertuturan
anatar pedagang dengan pembeli. Tujuan penelitian ini yakni (1) mendeskripsikan elemen
konteks ekstralingustik diantaranya konteks sosial, koteks siosietal, konteks kultural, dan
konteks situasional dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli, (2) mendeskripsikan
mengenai fungsi konteks ekstralinguistik diantaranya konteks sosial, koteks siosietal, konteks
kultural, dan konteks situasional dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dekskriptif kualitatif. Sumber data yang peneliti
gunakan adalah cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli yang di dalamnya
mengandung konteks ekstralinguistik. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah
metode simak libat cakap, simak bebas cakap, dan rekaman (voice recorder) yang kemudian
dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan dasar pilah unsur penentu yakni
menentukan data yang mengandung elemen konteks ekstralinguistik dan fungsi konteks
ekstralinguitik.
Hasil dalam penelitian ini merujuk pada dua hal yakni (1) peneliti menemukan elemen
konteks ekstralinguistik yang terkandung dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan
pembeli yang terbagi menjadi empat konteks: konteks sosial menggunakan komponen
analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis
OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks
situasional menggunakan elemen pesapa dan penyapa, konteks tuturan, tujuan tuturan,
tuturan sebagai tindakan dan tuturan sebagai tindak verbal untuk konteks situasional. Peneliti
menemukan berbagai elemen yang hadir maupun tidak hadir dalam konteks ekstralinguistik,
terdapat dua elemen dalam konteks sosial (OOEMAUBICARA dan OOEMUBICARA), dua
elemen untuk konteks sosietal (OOEMAUBICARA dan OOEMUBICARA), satu elemen
konteks kultural (SPEAKING), dan satu elemen konteks situasional (elemen pesapa dan
penyapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai tindakan dan tuturan sebagai tindak
verbal untuk konteks situasional). (2) Peneliti menemukan fungsi konteks ekstralinguitik
dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli yakni memberikan informasi secara rinci,
memberikan informasi secara jelas, memberikan informasi tambahan.
Kunci: elemen konteks ekstralinguistik, pola elemen konteks ekstralinguistik, fungsi konteks
ekstralinguistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Suryaningsih, Yohanna Dwi. 2019. Pragmatic Study of Extralinguistic Context in Speaking
Between Seller and Buyer: Case Study. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.
This research is about pragmatic study of extralinguistic context in speaking between
seller and buyer. This research aims to (1) describe the elements of extralinguistic context as
social context, societal context, cultural context, and situational context in speaking between
seller and buyer, (2) describe the function of extralinguistic context, namely social context,
societal context, cultural context, and situational context in speaking between seller and
buyer.
The type of this research is a qualitative descriptive research. Snippets between seller
and buyer that contain extralinguistic context are the data source of the researcher. The
researcher used interview, observation, and voice recording methods, then analyzed the
results using descriptive analysis and basic determinant element sorting techniques that
defined which data contained extralinguistic context element and extralinguistic context
function.
The result of this research are (1) the researcher found of extralinguistic context
element in the speaking snippets between seller and buyer that was divided into four contexts:
social context using OOEMAUBICARA component analysis, societal context using
OOEMAUBICARA component analysis, cultural context using SPEAKING element, and
situational context using greeter and listener, speech context, purpose of speech, speech as
an action, and speech as a verbal act for situational context. The researcher found element
that both include and exclude in the extralinguistic context. There were two element in social
context (OOEMAUBICARA and OOEMUBICARA), two element in societal context
(OOEMAUBICARA and OOEMUBICARA), one element in cultural context (SPEAKING),
and one element in situational context (greeter and listener elements, speech context, purpose
of speech, speech as an action, and speech as a verbal act for situational context). (2) The
researcher found the function of extralinguistic context in the speaking between seller and
buyer, namely give detailed information, give clear information, give additional information.
Keywords: extralinguistic context element, extralinguistic context pattern, extralinguistic
context function.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Pragmatik
Konteks Ekstralinguistik dalam Pertuturan antara Pedagang dengan Pembeli” dengan baik.
Penyusunan tugas akhir bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah membantu dan mendukung
sehingga proses penyususnan skripsi ini dpat berjalan dengan lancar. Dengan demikian,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan,
dukungan, bimbingan, nasihat, motivasi , dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi PBSI yang telah memberikan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan, bimbingan, motivasi, dan saran selama membimbing penulis.
4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada
penulis selama belajar di Prodi PBSI, memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas,
humanis, dan profesional.
5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku sebagai
penunjang penulis menyelesaikan skripsi.
6. Toko Anugerah Jaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
mengumpulkan data skripsi ini.
7. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan sekretariat PBSI yang telah membantu penulis
dalam hal menyelesaikan skripsi.
8. Bagi kedua orangtua, Bapak Richardus Supomo dan Ibu Rosalia Sukadiyah yang
selalu memberikan dukungan baik secara moril dan materil dan tak henti memberikan
doa, kesabaran, dan kesetiaan dalam mendukung proses belajar dan penyusunan tugas
akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Kakak saya Agustinus Budi Prasetyo dan Nining Pranandari, keponakan Misyael
Bintang Prasetyo yang selalu rnernberikan sernangat dan dukungan selarna proses
belajar dan penyelesaian tugas akhir ini.
10. Ternan-ternan sepayung penelitian saya, Y osepin Ratnalestari, Rebecca Ayu
Ciptaningtyas, Anastasia Wilis Novita, Metodeos Ardana Wi dura, Oktaviano Aditya
Murti yang telah rnernberikan sernangat selarna penyelesaian tugas akhir.
11. Ternan-ternan yang selalu rnernberikan dukungan dan rnenernani saya selarna proses
penyelesaian tugas akhir, Agnes Kusrnawati, Angela Marlyn Prirnatika, M.Th.
Sekarlangit Karisrna Putri.
12. Ternan-ternan PBSI angkatan 2015 dan berbagai pihak yang telah rnernbantu selarna
proses belajar dan penyelesaian tugas akhir.
Penulis rnenyadari bahwa penyusunan skripsi saya rnasih jauh dari sernpurna. Penulis
berharap skripsi ini dapat berrnanfaat bagi pernbaca
Yogyakarta, 8 Juli 2019
Penulis
Y ohanna Dwi Suryaningsih
XI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................................................ viii
ABSTRAC.................................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. x
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 5
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................................................... 6
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ............................................................................................. 9
2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................................... 9
2.2 Landasan Teori...................................................................................................................... 12
2.2.1 Pragmatik .................................................................................................................... 12
2.2.2 Konteks ....................................................................................................................... 13
2.2.3 Konteks Ekstralinguistik
2.2.3 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial............................................................................. 14
2.2.4 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal .......................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.2.5 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural ......................................................................... 26
2.2.6 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional .................................................................... 30
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 36
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................................... 36
3.2 Sumber Data dan Objek Penelitian ....................................................................................... 36
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 38
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data......................................................................................... 38
3.5 Triangulasi Data .................................................................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 41
4.1 Deskripsi Data ....................................................................................................................... 41
4.1.1 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial ............................................................................ 47
4.1.2 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal.......................................................................... 53
4.1.3 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural ........................................................................ 58
4.1.4 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional..................................................................... 58
4.2 Hasil Analisis ........................................................................................................................ 63
4.2.1 Elemen Konteks Sosial ............................................................................................... 64
4.2.1.1 Elemen Konteks Sosial yang Konsisten Hadir (OOEMUBICARA) ............ 64
4.2.1.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A) ............................. 74
4.2.1.3 Konteks Sosial yang Lenngkap Memiliki Dua Belas Elemen
(OOEMAUBICARA) ................................................................................................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.2.2 Fungsi Konteks Sosial................................................................................................. 86
4.2.2.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci ................................... 86
4.2.2.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas ..................................................... 86
4.2.3 Elemen Konteks Sosietal ............................................................................................ 88
4.2.3.1 Elemen Konteks Sosietal yang Konsisten Hadir (OOEMUBICARA) .......................... 88
4.2.3.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A) ............................ 100
4.2.3.3 Konteks Sosial yang Lenngkap Memiliki Dua Belas Elemen
(OOEMAUBICARA) ............................................................................................... 101
4.2.4 Fungsi Konteks Sosietal ............................................................................................ 113
4.2.4.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci .................................. 113
4.2.4.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas ................................... 114
4.2.5 Elemen Konteks Kultural .......................................................................................... 115
4.2.5.1 Elemen Konteks Kultural yang Konsisten Hadir (SPEAKING) .................................. 115
4.2.6 Fungsi Konteks Kultural ........................................................................................... 123
4.2.6.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci .................................. 123
4.2.6.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas ................................................... 124
4.2.6.3 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan .................................................... 124
4.2.7 Elemen Konteks Situasional ..................................................................................... 125
4.2.8 Fungsi Konteks Situasional....................................................................................... 131
4.2.8.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci .................................................. 132
4.2.8.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Tambahan ........................ 132
4.3 Pembahasan ........................................................................................................................ 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V PENUTUP................................................................................................................... 137
5.1 Simpulan ............................................................................................................................ 139
5.2 Saran ................................................................................................................................... 139
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 140
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan
lainnya. Setiap hari, manusia pasti berinteraksi dengan sesama di lingkungan
tempat tinggalnya. Proses interaksi manusia satu dengan lainnya menggunakan
bahasa untuk menyampaikan tuturan menjadi bermakna. Dalam ilmu kebahasaan,
hal tersebut dipelajari dalam pragmatik. Pragmatik adalah ilmu bahasa yang
mempelajari pemakaian atau penggunaaan bahasa, yang pada dasarnya selalu
harus ditentukan oleh konteks situasi tutur di dalam masyarakat dan wahana
kebudayaan yang mewadahi dan melatarbelakanginya (Rahardi, 2003: 15). Ketika
memahami maksud berkomunikasi, seseorang tidak cukup hanya memperhatikan
tuturan kebahasaannya saja, namun juga memperhatikan segala hal di luar
kebahasaan yang berkaitan dengan pertuturan.
Unsur di luar kebahasaan disebut ekstralinguistik, salah satu penandanya
adalah konteks. Konteks menurut Leech (1983: 13) adalah aspek-aspek yang
berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan dan pengetahuan
latar belakang yang secara bersama dimiliki oleh penutur (P) dan mitra turut
(MT). Ketika proses pertuturan sedang berlangsung tanpa disadari konteks atau
situasi yang melingkupi menjadi salah satu faktor penentu maksud dalam
pertuturan. Dalam konteks ada beberapa macam konteks diantaranya: konteks
sosial, konteks sosietal, konteks kultural, dan situasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Mey (1993) dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan konteks sosial
merupakan konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya
komunikasi dan interaksi antaranggota masyarakat dengan latar belakang sosial
budaya yang sangat tertentu sifatnya. Mey (1993) dalam Rahardi (2003: 15)
mengungkapkan konteks sosietal merupakan konteks yang faktor penentunya
adalah kedudukan sosial relatif (relative sosial rank) setiap anggota masyarakat di
dalam institusi-institusi yang ada pada masyarakat dan lingkungan sosial tertentu.
Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Culture
context is the institusional and ideological backgound that give value to the text
and constrain its interpretation.” Konteks kultural sebagai latar belakang
institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada tuturan yang harus
diinterpretasikan karena menggambarkan kebudayaan. Halliday
(1992) mengatakan konteks situasional adalah lingkungan langsung tempat teks
itu benar-benar berfungsi. Dengan memperhatikan konteks yang melingkupi
sebuah percakapan, harapannya makna yang disampaikan penutur dapat dipahami
oleh mitra tutur dengan baik sehingga tujuan pertuturan dapat tercapai dan
mengetahui elemen yang terkandung dalam sebuah percakapan antara pedagang
dengan pembeli.
Proses interaksi setiap hari dilakukan oleh manusia salah satunya terjadi di
tempat perbelanjaan. Latar belakang penutur yang berbeda tentunya akan
menghasilkan pertuturan yang berbeda pula sesuai dengan konteks yang sedang
terjadi ketika proses pertuturan. Pembeli akan menuturkan ujaran seperlunya pada
pedagang untuk mendapatkan sesuatu, Pembeli (Pem) dan Pedagang (Ped) Pem:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
“Mbak, bensin sepuluh ribu.” Ped: “Ya, kembali sepuluh ribu.Makasih”. Hal ini
terlihat dari konteks situasi yang melatarbelakangi pembeli yang sedang terburu-
buru langsung menyodorkan uang dua puluh ribu rupiah dengan maksud agar
segera dilayani dengan diisikan bahan bakar. Pembeli juga tanpa mengawali dan
mengakhiri percakapan dengan basa-basi. Beragam tuturan diujarkan agar tujuan
yang diinginkan tercapai, tetapi seringkali jika dalam pertuturan tidak memahami
konteks yang melatarbelakangi dapat mengakibatkan salah penafsiran. Maka
dengan memahami dan mendeskripsikan konteks yang melatarbelakangi
harapannya akan mengetahui maksud pertuturan dengan baik.
Konteks ekstralinguistik yang terjadi dalam pertuturan antara pedagang
dan pembeli kurang memperhatikan elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik
mendapat, sehingga seringkali terjadi ketidakpahaman maksud antara penutur dan
mitra tutur. Peneliti tertarik untuk menganalisis elemen dan fungsi konteks
ekstralinguisik untuk mengetahui maksud pertuturan antara pedagang dan pembeli
di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
Sehingga, pertuturan yang terjadi memberikan pemahaman terkait elemen dan
fungsi konteks ekstralinguistik yang melatarbelakangi pertuturan antara pedagang
dan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah utama penelitian ini
adalah “Bagaimanakah konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang
dan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya?”, kemudian dijabarkan sub
masalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah elemen konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan
Turi Sleman Yogyakarta?
2. Apa sajakah fungsi konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan
Turi Sleman Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, tujuan penelitian ini
disampaikan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan elemen kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam
pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah
Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
2. Mendeskripsikan fungsi kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam
pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah
Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian tentang konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara
pedagang dan pembeli ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa
pihak. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pragmatik terutama mengenai kajian pragmatik konteks
ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko
Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan dalam dunia pendidikan untuk menambah pengetahuan, serta
meningkatkan kompetensi dalam proses pembelajaran mengenai
pemahaman konteks ekstralinguistik pada pertuturan kehidupan sehari-hari
terutama dalam dunia pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.5 Batasan Istilah
Penulis memberikan batasan istilah agar memiliki konsep yang digunakan
dalam penelitian ini. Batasan istilah yang digunakan sebagai berikut:
1. Pragmatik
Yule (2006:3) mengemukakan pragmatik adalah studi tentang makna yang
disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar
(pembaca). I Dewa Putu Wijana (1996: 1) mendefinisikan bahwa pragmatik
adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.
Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari penggunaan bahasa
berdasarkan konteks situasi tutur dalam masyarakat dan kebudayaan yang
melatarbelakanginya.
2. Konteks
Leech (1983:19) mengemukakan konteks adalah aspek-aspek yang berhubungan
dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan dan pengetahuan latar belakang
yang secara bersama dimiliki oleh penutur (P) dan mitra turut (MT). Rahardi
(2005: 51) mendefinisikan konteks merupakan semua latar belakang pengetahuan
yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur yang mendukung
interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu dalam proses
bertutur. Dapat diartikan bahwa konteks merupakan segala aspek yang
melatarbelakangi penutur dan mitra tutur dalam percakapan, sehingga menjadi
faktor yang mempengaruhi maksud sebuah pertuturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.1 Konteks Ekstralinguistik
Rahardi (2016: 27) mengemukakan bahwa konteks ekstralinguistik
merupakan hal-hal di luar kebahasaan yang melatarbelakangi dalam sebuah
pertuturan. Pertuturan tersebut dipengaruhi oleh segala aspek yang melingkupi
proses terjadinya pertuturaan antara penutur dengan mitra tutur. Makna yang
terkandung dari sebuah pertuturan yang terjadi dipengaruhi oleh aspek yang
melingkupi percakapan, sehingga pesan penutur dapat dipahami oleh mitra tutur
dengan baik. Konteks ekstralinguistik yang mengkaji mengenai ilmu di luar
kebahasaan untuk mengetahui maksud pertuturan, diataranya konteks sosial,
konteks sosietal, konteks kultural, dan konteks situasional.
2.1.1 Konteks Sosial
Mey (dalam Rahardi (2003: 15) menyatakan bahwa konteks sosial merupakan
konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya komunikasi dan
interaksi antar anggota masyarakat dengan latar belakang sosial budaya yang
sangat tertentu sifatnya. Segala aspek di luar kebahasaan yang berpengaruh
dengan proses terjadinya pertuturan. Diartikan bahwa konteks sosial merupakan
hal-hal yang melatarbelakangi sebuah pertuturan yang dipengaruhi oleh latar
belakang sosial yang melekat pada masyarakat.
2.1.2 Konteks Sosietal
Mey (dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan konteks sosietal merupakan
konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan sosial relatif (relative sosial
rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi yang ada pada
masyarakat dan lingkungan sosial tertentu. Kedudukan yang melekat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
masyarakat akan berpengaruh pada proses bertuturan. Konteks sosietal merupakan
konteks yang mempengaruhi sebuah pertuturan akibat adanya kedudukan atau
hubungan vertikal pada masyarakat.
2.1.3 Konteks Kultural
Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Cultural
context is the institusional and ideological backgound that give value to the text
and constrain its interpretation.” Budaya yang melekat pada masyarakat akan
berpengaruh ketika digunakan dalam proses bertutur. Yang artinya kultural
sebagai latar belakang institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada
tuturan yang harus diinterpretasikan karena menggambarkan kebudayaan.
2.1.4 Konteks Situasional
Halliday (dalam Baryadi 2015: 22) menyatakan konteks situasi merupakan
lingkungan langsung tempat teks itu berfungsi. Leech (1993) memaparkan bahwa
konteks situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang
pengetahuan (background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama
baik oleh penutur maupun mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya
yang menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya pertuturan tertentu.
Jadi, konteks situasi merupakan keadaan di mana lingkungan langsung tempat
pertuturan sedang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi kepustakaan terdapat beberapa penelitian yang relevan
mengenai kajian pragmatik tentang elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik
dalam sebuah pertuturan. Pertama, penelitian yang dilakukukan oleh Kristiana
Jayanti Andang (2018) berjudul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Situasi
dalam Menentukan Maksud Berbahasa Mahasiswa dan Dosen di Prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018”. Kedua
penelitian oleh Lastri Rindiyantika (2018) yang berjudul “Kajian Elemen dan
Fungsi Konteks Sosietal dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi antara
Mahasiswa dan Dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun
Akademik 2017/ 2018”. Ketiga penelitian oleh Pilipus Wai Lawet (2018) yang
berjudul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam Menentukan Maksud
Berkomunikasi Antarmahasiswa dan Dosen Non-FKIP Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/ 2018”. Dan keempat penelitian yang
dilakukan oleh Priscila Felicia Elu (2018) yang berjudul “Kajian Elemen dan
Fungsi Konteks Sosio-Kultural dalam Menentukan Maksud Berbahasa Para
Mahasiswa Berlatar Belakang Kultur Jawa Prodi PBSI Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada Semester Gasal Tahun Akademik 2017/ 2018”.
Penelitian yang dilakukan oleh Kristiana Jayanti Andang (2018)
mendeskripsikan tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks situasi
dalam menentukan maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen di Prodi PBSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
USD. Penelitian ini menggunakan alat analisis konteks situasi untuk
mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara
mahasiswa dan dosen di Prodi PBSI USD. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang elemen dan fungsi konteks,
sedangkan perbedaannya terletak objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya.
Saudari Kristiana Jayanti Andang hanya menggunakan konteks situasi sebagai
alat analisisnya sedangkan peneliti pada penelitian ini menggunakan alat analisis
konteks situasi, konteks sosial, konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang
digunakan saudari Kristiana Jayanti Andang adalah pertuturan mahasiswa dan
dosen, sedangkan objek penelitian ini adalah pertuturan pedagang dan pembeli.
Penelitian yang dilakukan oleh Lastri Rindiyantika (2018) mendeskripsikan
tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks sosietal dalam menentukan
maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen di FKIP USD. Penelitian ini
menggunakan alat analisis konteks sosietal untuk mendeskripsikan elemen dan
fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara mahasiswa dan dosen di FKIP
USD. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama
meneliti tentang elemen dan fungsi konteks, sedangkan perbedaannya terletak
objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya. Saudari Lastri Rindiyantika
hanya menggunakan konteks sosietal sebagai alat analisisnya sedangkan peneliti
pada penelitian ini menggunakan alat analisis konteks situasi, konteks sosial,
konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang digunakan saudari Lastri
Rindiyantika adalah pertuturan mahasiswa dan dosen, sedangkan objek penelitian
ini adalah pertuturan pedagang dan pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Penelitian yang dilakukan oleh Pilipus Wai Lawet (2018) mendeskripsikan
tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks sosial dalam menentukan
maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen non-FKIP USD. Penelitian ini
menggunakan alat analisis konteks sosial untuk mendeskripsikan elemen dan
fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara mahasiswa dan dosen non-FKIP
USD. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama
meneliti tentang elemen dan fungsi konteks, sedangkan perbedaannya terletak
objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya. Saudara Pilipus Wai Lawet
hanya menggunakan konteks sosial sebagai alat analisisnya sedangkan peneliti
pada penelitian ini menggunakan alat analisis konteks situasi, konteks sosial,
konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang digunakan saudara Pilipus Wai
Lawet adalah pertuturan mahasiswa dan dosen, sedangkan objek penelitian ini
adalah pertuturan pedagang dan pembeli.
Penelitian yang dilakukan oleh Priscila Felicia Elu (2018) mendeskripsikan
tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks sosio-kultural dalam
menentukan maksud mahasiswa berlatar belakang kultur Jawa Prodi PBSI USD.
Penelitian ini menggunakan alat analisis konteks sosio-kultural untuk
mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks dalam pertuturan mahasiswa berlatar
belakang kultur Jawa Prodi PBSI USD. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang elemen dan fungsi konteks,
sedangkan perbedaannya terletak objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya.
Saudari Priscila Felicia Elu hanya menggunakan konteks sosio-kultural sebagai
alat analisisnya sedangkan peneliti pada penelitian ini menggunakan alat analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
konteks situasi, konteks sosial, konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang
digunakan saudari Priscila Felicia Elu adalah pertuturan mahasiswa dan dosen,
sedangkan objek penelitian ini adalah pertuturan pedagang dan pembeli.
2.2 Landasan Teori
Landasan teori digunakan untuk mendukung dalam proses analisis, maka perlu
dikemukakan teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup
analisis untuk menjadi dasar dalam penelitian ini, sebagai berikut:
2.2.1 Pragmatik
Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa secara
eksternal dalam pertuturan. Geoffrey N. Leech (1983: 6) mengemukakan bahwa
pragmatik sebagai suatu telaah makna dalam hubungannya dengan aneka situasi
ujaran. Pragmatik berkaitan erat dengan situasi pertuturan, sehingga makna
pertuturan dapat dipahami oleh penutur. Yule (2006:3) mendefinisikan pragmatik
adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan
ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Sejalan dengan pendapat Leech bahwa
pragmatik merupakan suatu kajian mengenai penafsiran dan penelaahan makna
pertuturan oleh penutur dan mitra tutur.
Dari berbagai definisi pragmatik tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari bahasa yang berkaitan dengan
unsur-unsur di luar kebahasaan sesuai dengan situasi ujarannya dan sebagai telaah
makna oleh penutur. Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti memperhatikan
konteks dalam pragmatik untuk mendeskripsikan pertuturan antara pedagang
dengan pembeli. Dari pertuturan antara pedagang dengan pembeli yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
berbagai latar belakang yang berbeda akan diketahui elemen dan fungsi konteks
pertuturan yang digunakan.
2.2.2 Konteks
Konteks merupakan hal yang mempengaruhi makna dalam situasi
pertuturan. Leech (1983:13) berpendapat bahwa konteks adalah aspek-aspek yang
berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan dan pengetahuan
latar belakang yang secara bersama dimiliki oleh penutur (P) dan mitra turut
(MT). Artinya, konteks merupakan hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik
dan sosial pertuturan yang akan mempengaruhi makna pertuturan yang melekat
pada diri penutur dan mitra tutur, sehingga penafsiran setiap penutur dapat
dipahami oleh mitra tutur. Brown and Yule (1983) mengungkapkan bahwa
konteks adalah lingkungan environment atau keadaan circumstances tempat
bahasa digunakan, sehingga keadaan di mana penggunaan bahasa itu terjadi.
Artinya konteks merupakan situasi yang melingkupi pertuturan, sehingga situasi
tersebut dapat mempermudah pemaknaan. Rahardi (2005: 51) menambahkan
bahwa konteks adalah semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-
sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur serta mendukung interpretasi mitra
tutur atas apa yang disampaikan oleh penutur dalam proses bertutur. Sama halnya
yang dikemukakan oleh Leech bahwa konteks merupakan latar belakang yang
dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, sehingga makna pertuturan dapat dipahami.
Dapat disimpulkan bahwa konteks merupakan hal di luar kebahasaan atau
latar belakang yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dapat menjadi faktor
yang mempengaruhi maksud pertuturan. Penelitian ini menggunakan konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
untuk mengetahui konteks yang melatarbelakangi pertuturan antara pedagang
dengan pembeli. Dengan mendeskripsikan pertuturan antara pedagang dengan
pembeli maka diketahui elemen dan fungsi konteks dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli.
2.2.3 Konteks Ekstralinguistik
Rahardi (2016: 27) mengemukakan bahwa konteks ekstralinguistik
merupakan hal-hal di luar kebahasaan yang melatarbelakangi dalam sebuah
pertuturan. Pertuturan tersebut dipengaruhi oleh segala aspek yang melingkupi
proses terjadinya pertuturaan antara penutur dengan mitra tutur. Makna yang
terkandung dari sebuah pertuturan yang terjadi dipengaruhi oleh aspek yang
melingkupi percakapan, sehingga pesan penutur dapat dipahami oleh mitra tutur
dengan baik. Konteks ekstralinguistik yang mengkaji mengenai ilmu di luar
kebahasaan untuk mengetahui maksud pertuturan, diataranya konteks sosial,
konteks sosietal, konteks kultural, dan konteks situasional.
2.2.4 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial
Mey (1993) dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan bahwa konteks
sosial merupakan konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya
komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat dengan latar belakang sosial
budaya yang sangat tertentu sifatnya. Konteks sosial melekat pada setiap individu
yang mempengaruhi dalam proses pertuturan. Dapat dilihat juga dari latar
belakang baik antara pedagang maupun pembeli, bagaimana keakraban yang
terjalin di antara mereka yang akan menimbulkan dampak terhadap pertuturan
yang dilakukan. Sehingga dengan memperhatikan konteks sosial yang melekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pada masyarakat akan memudahakan dalam memahami pertuturan antara
pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi
Sleman Yogyakarta.
Poedjosoedarmo (1985: 24) menyatakan konsep komponen tutur yang
dikembangkan oleh Dell Hymes. Faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa
disebut dengan istilah “elemen” sebagai konsep memoteknik
OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-
dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A=
adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan
tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur
atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register
tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma kebahasaan. Komponen tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam
pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar
belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan
bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis
kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,
kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Seperti pertuturan berikut:
Pedagang (O1): “Silakan Bude cari apa?”
(Penutur merupakan pedagang yang berjenis kelamin wanita berusia 36 tahun,
penutur menyapa pembeli dengan memanggil “Bude” karena telah mengetahui
silsilah keluarga.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra
tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan
sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2
akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk
menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur. Seperti:
Pembeli (O2): “Dik, pesanan rantang (tempat nasi) Bude dah datang belum?”
(Penutur merupakan pembeli berusia sekitar 58 tahun yang lebih tua dari
pedagang, penutur memilih menggunakan bahasa yang santai dan akrab dengan
memanggil “Dik” karena sudah terbiasa bertutur dengan menggunakan bahasa
yang santai.)
E= warna emosi, emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.
Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.
Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan
melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Misalnya:
Pembeli : “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak
ukurannya.”
Pedagang : “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”
(Pembeli yang merasa puas dengan barang yang telah dibelinya dan kemudian
membeli lagi.)
M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat
mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi
pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan
tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu. Seperti pertuturan berikut:
Pedagang : “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”
Distributor : “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres
banget.”
(Pedagang yang baru melihat kedatangan distributor yang minggu lalu tidak
datang dan bermaksud menanyakan pesanan yang disudah diorder dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
minggu yang lalu tetapi belum diantar. Distributor sebagai mitra tutur
mrnyampaikan bahwa minggu lalu mengantar pesanan di Bantul dan
terjebak hujan deras.)
A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti bentuknya
dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada proses
pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat dalam
proses pertuturan yang sedang berlangsung. Misalnya:
Pedagang sedang bercakap melayani pembeli menimbang beras kiloan dan
telur, kemudian ada seorang nenek yang baru datang.
Pedagang: “Mbak Ati, minta tolong simbah itu.”
Karyawan: “ Ooo ya Mbak.”
(Pedagang bermaksud meminta bantuan pada karyawan agar segera melayani
nenek yang baru datang supaya tidak terlalu lama menunggu dan tanpa
mengganggu pembeli yang sebelumnya.)
U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus
berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam
pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara
bergantian dalam proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua
harus berbicara terlebih dahulu. Seperti:
Pedagang: “Silakan.”
Pembeli: “Sabun cuci sebelah mana Mbak?”
Pedagang: “Belakang mie instan Mas.”
(Antara pedagang dengan pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan,
sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.)
B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok
pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud
pertuturannya. Seperti pertuturan berikut:
Pembeli: “Mbak, karet makan tiga ribu.”
Pedagang: “Ya, sama apa lagi?”
Pembeli: “Sama kantong plastik 1 kiloan satu.”
(Pembeli ingin membeli karet seharga tiga ribu rupiah dan kantong plastik kiloan
satu bungkus.)
I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai untuk
menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya bahasa
lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan
menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau
simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti
telepon, email, dan sebagainya. Berikut:
Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak ukurannya.”
Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”
(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut menggunakan bahasa
lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong.)
C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan
secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam
tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan
kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang
terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam
bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal. Seperti pertuturan berikut:
Pedagang: “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”
Distributor: “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres
banget.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
(Pedagang yang sudah terbiasa bercakap dengan distributor sehingga dalam
pertuturan menggunakan bahasa dengan ragam santai.)
A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang
berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan
kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan
warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan
kebutuhan. Seperti tuturan berikut:
Pembeli: “Minta gula pasir Mbak.”
Karyawan: “Berapa Bu?”
Pembeli: “Dua kilo aja Mbak.
(Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko
kelontong)
R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam masyarakat
seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon memiliki struktur
yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat banyak. Setiap orang
harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota masyarakat
melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara pedagang
dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat diterima oleh
mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.
A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa berkaitan
dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma tersebut
diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang digunakan
yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung. Contoh:
Pedagang: “Silakan Bude cari apa?”
Pembeli:”Beras C4 yang kemasan kecil.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi secara santun dengan
memperhatikan norma yang sesuai.)
Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat
dideskripsikan dan dianalisis dengan elemen “OOEMAUBICARA” yang
menjadi dasar untuk mengetahui konteks sosial yang terkandung dalam
pertuturan antara pedagang dengan pembeli.
Fungsi konteks sosial menurut (Lawet, 2018) golongan masyarakat atau
kelas sosial yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan
seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta dan lain sebagainya.
Pertuturan yang terjadi tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri sesuai
dengan kebutuhan penutur dan mitra tutur. Fungsi konteks dalam tuturan
didasarkan pada latar belakang pemahaman yang sama. Pemahaman yang sama
dalam pertuturan akan memperjelas maksud pertuturan dan pesan yang
disampaikan dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan harapan penutur.
Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks sosial dalam pertuturan
antara pedagang dan pembeli yakni memahami maksud pada pertuturan
pedagang dan pembeli dengan memahami kesetaraan kedudukan yang melekat
pada penutur, sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.
2.2.5 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal
Konteks sosial merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam
pertuturan dengan memperhatikan kedudukan sosial relatif pada masyarakat. Mey
(1993) dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan konteks sosietal merupakan
konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan sosial relatif (relative sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi yang ada pada
masyarakat dan lingkungan sosial tertentu. Konteks sosietal merupakan hubungan
vertikal, yakni hubungan dalam komunikasi antara penutur dan mitra tutur dengan
faktor penentu atasan dan bawahan.
Munculnya konteks sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari
“rasa memiliki” kedudukan seseorang. Sedangkan elemen konteks sosietal
berpacu pada konsep pemikiran Poedjosoedarmo (1985: 24). Faktor yang
mempengaruhi penggunaan bahasa disebut dengan istilah “komponen
tutur/elemen” sebagai konsep memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1=
orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E= emosi,
(4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain
di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang
dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9)
C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A=
aturan atau norma kebahasaan. Komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:
O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam
pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar
belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan
bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis
kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,
kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Seperti:
Pedagang (O1): “Silakan Bude cari apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(Penutur merupakan pedagang yang berjenis kelamin wanita berusia 36 tahun,
penutur menyapa pembeli dengan memanggil “Bude” karena telah mengetahui
silsilah keluarga.)
O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra
tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan
sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2
akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk
menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur, berikut:
Pembeli (O2): “Dik, pesanan rantang (tempat nasi) Bude dah datang belum?”
(Penutur merupakan pembeli berusia sekitar 58 tahun yang lebih tua dari
pedagang, penutur memilih menggunakan bahasa yang santai dan akrab
dengan memanggil “Dik” karena sudah terbiasa bertutur dengan
menggunakan bahasa yang santai.)
E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.
Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.
Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan
melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Seperti:
Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak ukurannya.”
Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”
(Pembeli yang merasa puas dengan barang yang telah dibelinya dan kemudian
membeli lagi.)
M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat
mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi
pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan
tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu:
Pedagang: “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”
Distributor: “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres
banget.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(Pedagang yang baru melihat kedatangan distributor yang minggu lalu tidak
datang dan bermaksud menanyakan pesanan yang disudah diorder dua
minggu yang lalu tetapi belum diantar. Distributor sebagai mitra tutur
mrnyampaikan bahwa minggu lalu mengantar pesanan di Bantul dan terjebak
hujan deras.)
A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti
bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada
proses pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat
dalam proses pertuturan yang sedang berlangsung. Seperti pertuturan berikut:
(Pedagang sedang bercakap melayani pembeli menimbang beras kiloan dan
telur, kemudian ada seorang nenek yang baru datang.)
Pedagang: “Mbak Ati, minta tolong simbah itu.”
Karyawan: “ Ooo ya Mbak.”
(Pedagang bermaksud meminta bantuan pada karyawan agar segera melayani
nenek yang baru datang supaya tidak terlalu lama menunggu dan tanpa
mengganggu pembeli yang sebelumnya.)
U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus berbicara
lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam pertuturan di
dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara bergantian dalam
proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua harus berbicara
terlebih dahulu. Seperti:
Pedagang: “Silakan.”
Pembeli: “Sabun cuci sebelah mana Mbak?”
Pedagang: “Belakang mie instan Mas.”
(Antara pedagang dengan pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan,
sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.)
B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok
pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud
pertuturannya. Berikut:
Pembeli: “Mbak, karet makan tiga ribu.”
Pedagang: “Ya, sama apa lagi?”
Pembeli: “Sama kantong plastik 1 kiloan satu.”
(Pembeli ingin membeli karet seharga tiga ribu rupiah dan kantong plastik
kiloan satu bungkus.)
I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai untuk
menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya bahasa
lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan
menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau
simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti
telepon, email, dan sebagainya. Seperti:
Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak ukurannya.”
Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”
(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut menggunakan bahasa
lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong.)
C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan
secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam
tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan
kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang
terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam
bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal. Pertuturan berikut:
Pedagang: “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”
Distributor: “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres
banget.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(Pedagang yang sudah terbiasa bercakap dengan distributor sehingga dalam
pertuturan menggunakan bahasa dengan ragam santai.)
A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang
berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan
kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan
warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan
kebutuhan. Seperti tuturan berikut:
Pembeli: “Minta gula pasir Mbak.”
Karyawan: “Berapa Bu?”
Pembeli: “Dua kilo aja Mbak.
(Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko
kelontong.)
R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam masyarakat
seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon memiliki struktur
yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat banyak. Setiap orang
harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota masyarakat
melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara pedagang
dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat diterima oleh
mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.
A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa berkaitan
dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma tersebut
diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang digunakan
yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung. Berikut:
Pedagang: “Silakan Bude cari apa?”
Pembeli:”Beras C4 yang kemasan kecil.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi secara santun dengan
memperhatikan norma yang sesuai.)
Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat
dideskripsikan dan dianalisis dengan elemen “OOEMAUBICARA” yang menjadi
dasar untuk mengetahui konteks sosial yang terkandung dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli.
Fungsi konteks sosietal yang selaras dengan penelitain ini, menurut (Rindiyantika,
2018):
1) Memberikan penjelasan informasi rinci
2) Memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur
3) Memberikan informasi sebab terjadinya tuturan
4) Memberikan informasi tambahan
Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks sosietal dalam pertuturan
antara pedagang dengan pembeli yakni memahami pertuturan dengan mengetahui
latar belakang penutur. Penutur dan mitra tutur memiliki kedudukan sosietal
tertentu yang melekat pada diri penutur atau mitra tutur, sehingga pertuturan yang
terjadi antara pedagang dengan pembeli dapat dipahami.
2.2.6 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural
Konteks kultural merupakan aspek di luar kebahasaan berkaitan dengan
budaya yang melekat pada masyarakat yang berpengaruh pada pertuturan.
Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Cultural
context is the institusional and ideological backgound that give value to the text
and constrain its interpretation.” Artinya kultural atau budaya sebagai latar
belakang institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada sebuah tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang harus diinterpretasikan yang menggambarkan nilai kebudayaan. Konteks
kultural yang melatarbelakangi pertuturan akan memudahkan dalam memahami
makna tutur antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya
Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
Dell Hymes (1974: 53-62) dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor
penentu peristiwa tutur dengan akronim SPEAKING, yang dijabarkan sebagai
berikut:
S= Setting and scene, yaitu latar belakang. Setting merujuk pada tempat dan waktu
terjadinya pertuturan, sedangkan scene adalah suasana pada latar psikologis.
Seperti suasana formal, santai, gembira, dan serius. Seperti tuturan:
Pembeli: “Mbak sapu lidi sebelah mana?”
Karyawan: “Itu mbak, milih yang mana.”
Pertuturan yang terjadi antara karyawan dengan pembeli terjadi di took
kelontong dengan suasana santai.
P= Participan, yaitu partisipan. Merujuk pada pelibat percakapan, seperti
pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima.
Misalnya:
Pembeli: “Mbak tepung terigu sekilo berapa?”
Pedagang: “Tujuh ribu Bu.”
Pertuturan tesebut pembeli sebagai penutur atau pengirim pesan dan
pedagang sebagai mitra tutur atau penerima pesan.
E= Ends, yaitu maksud dan tujuan dalam pertuturan. Pertuturan yang terjadi di
ruang sidang pengadilan bertujuan untuk menyelesaikan kasus perkara, tetapi
partisipan di dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda. Seperti:
Pembeli: “Kopi serenteng berapa?”
Pedagang: “Sembilan setengah Pak .”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pembeli: “Dua renteng Mbak.”
Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut memiliki tujuan
yang berbeda. Pembeli memiliki tujuan untuk membeli kopi susu dengan
menanyakan harga, sedangkan pedagang menyediakan dagangan
dengan melayani pembeli supaya dagagangannya laku terjual.
A= Act Sequences. Mencakup pada bentuk pesan dan isi pesan. Isi pesan
berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh penutur, sedangkan bentuk pesan
berkaitan dengan cara mengungkapkan pesan yang disampaikan. Berikut:
Pedagang: “Silakan.”
Pembeli: “Sabun cuci sebelah mana Mbak?”
Pedagang: “Belakang mie instan Mas.” (sembari menunjuk ke barat)
Isi pesan dari pertuturan tersebut adalah pembeli menanyakan letak
sabun cuci, kemudian disampaikan dengan pertuturan lisan didukung
dengan gerakan tubuh (menunjuk).
K= Key. Mengacu pada nada, cara, dan perasaan ketika menyampaikan pesan.
Penyampaian pesan dengan senang hati, serius, marah, angkuh, dengan gerak
tubuh, dan sebagainya. Seperti pada tuturan:
Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak
ukurannya.”
Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”
Pertuturan tersebut disampaikan dengan senang hati karena pembeli puas
dengan barang yang telah dibeli.
I= Instrumentalities. Mengacu pada sarana penyampaian bahasa yang digunakan.
Sarana tulis, lisan, melalui telegraf atau telepon, bahasa, dialek, dan register.
Terdapat ada tuturan:
Pembeli: “Mbak tepung terigu sekilo berapa?”
Pedagang: “Tujuh ribu Bu.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sarana penyampaian dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli
dengan sarana lisan yang langsung dituturkan tanpa menggunakan
perantara.
N= Norms. Mengacu pada norma atau aturan ketika berinteraksi dan mengacu
pada penafsiran terhadap tuturan mitra tutur. Seperti:
Pedagang: “Silakan Bude cari apa?”
Pembeli:”Beras C4 yang kemasan kecil.”
Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi dengan santun tanpa
menuturkan tuturan yang kurang sopan.
G= Genres. Mengacu pada jenis penyampaian pesan, disampaikan melalui narasi,
puisi, pepatah, doa, atau lain sebagainya. Seperti tuturan:
Pembeli: “Mbak sapu lidi sebelah mana?”
Karyawan: “Itu mbak, milih mau yang mana.”
Pertuturan antara pedagang dengan pembeli berbentuk dialog dengan
ragam santai.
Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat
dideskripsikan dan dianalisis menggunakan elemen “SPEAKING” yang menjadi
dasar untuk mengetahui konteks kultural yang terkandung dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli.
Adapun fungsi konteksyang ditemukan menurut (Elu, 2018):
1. Memberi keterangan situasi dan kondisi peserta tutur
2. Memberi informasi atau keterangan pengetahuan peserta tutur
3. Memberikan keterangan atau informasi sebab terjadinya pertuturan
dan pengetahuan peserta tutur
4. Memberikan keterangan kronologi tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5. Memberi keterangan atau informasi sebab tuturan terjadi atau
sebelum peristiwa tutur terjadi
6. Memberi informasi tambahan mengenai peserta tutur
Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks kultural dalam pertururan
antara pedagang dengan pembeli yakni memahami pertuturan dengan mengetahui
budaya yang melekat pada penutur atau mitra tutur, sehingga pertuturan yang
terjadi antara pedagang dengan pembeli dapat dipahami.
2.2.7 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional
Konteks situasional merupakan latar belakang yang melingkupi sebuah
pertuturan yang sedang terjadi. Halliday (1992) mengatakan konteks situasional
adalah lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi. Dapat
diartikan konteks situasional merupakan situasi yang mengiringi terjadinya
pertuturan. Leech (1993) dalam (Rahardi, 2003: 18) memaparkan bahwa konteks
situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan
(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh
penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang
menyertai, mewadahi serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.
Sejalan dengan pendapat Halliday bahwa konteks situasional merupakan segala
aspek yang melatarbelakangi pertuturan. Dengan memahami konteks situasional
yang melatarbelakangi pertuturan, maka akan memudahakan dalam memahami
pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya
Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Geoffrey
N. Leech (1993: 19-22) dalam Baryadi (2015: 31) merumuskan komponen dalam
konteks situasi. Berikut ini adalah komponen-komponen penentu dalam konteks
situasional:
1. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)
Penyapa dan pesapa merupakan partisipan yang terlibat dalam
komunikasi. Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks
situasi yang disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa merujuk pada
pembicara atau penulis, sedangkan pesapa merujuk pada salah satu partisipan
komunikasi yang menjadi komponen penentu dalam konteks situasi yang
disampaikan oleh Leech (1993). Pesapa mengacu pada pendengar atau
pembaca yang menafsirkan makna tutur.
Pembeli: “Misi Mbak, ada air minum kemasan 240 ml 5 karton
Mbak?”
Pedagang: “Ada Pak, sebentar.”
Pertuturan tersebut terjadi pembeli sebagai penyapa atau pemberi pesan,
sedangkan pedagang sebagi pesapa atau penafsir pesan.
2. Konteks sebuah tuturan
Konteks sebagai pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh
penutur dan mitra tutur. Penutur menyampaikan tuturannya, sedangkan mitra
tutur menafsirkan apa yang telah dituturkan oleh penutur. Jika proses
pertuturan dapat dipahami oleh mitra tutur maka tujuan pertuturan tersebut
tercapai dengan baik. Seperti tuturan berikut:
Pembeli: “Surya 12 Mbak.”
Pedagang: “ Tujuh belas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Percakapan tersebut dapat dipahami jika melihat dari konteksnya, yang
dimaksud oleh pembeli adalah rokok yang bermerk surya berisi 12 biji.
Kemudian pedagang mengambilkan rokok tersebut sembari menyebutkan
harga rokok.
3. Tujuan tuturan
Tujuan tuturan diantaranya untuk menanyakan sesuatu, memberikan
informasi, menghimbau, meminta bantuan, dan lain sebagainya. Jika dalam
pertuturan tersebut tujuan yang disampaikan baik oleh mitra tutur maupun
penutur dapat tersampaikan dengan baik, maka makna pesan yang
dimaksudkan akan tersampaikan. Terdapat pada tuturan:
Pembeli: “Surya 12 Mbak.”
Pedagang: “ Tujuh belas.”
Tujuan dari tuturan tersebut adalah pembeli ingin membeli rokok
bermerk surya yang berisi 12 biji.
4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar
Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa
pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat nyata, yaitu bersifat
tindakan verbal yang terjadi dalam situasi tutur terjadi dalam waktu tertentu.
Pertuturan merupakan suatu tindakan ujar atau tuturan tersebut. Tindakan ujar
yang terjadi seperti pertuturan yang terjadi antara pedagang dan pembelinya.
Pedagang: “Cari pa Mbak?”
Pembeli: “Kertas kado Mbak.”
Pedagang: “O ya, milih Mbak.”
Tuturan tersebut pembeli yang dating ke toko bermaksud untuk membeli
kertas kado. Bentuk tindak ujar yang dipahami oleh mitra tutur dalam
percakapan.
5. Tuturan sebagai tindak verbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Ditinjau dari segi gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara
pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan
lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud
pembicaraan. Sebuah pertuturan akan yang dituturkan penutur akan
menimbulkan suatu respon bagi mitra tutur. Pertuturan yang mengandung
tindakan verbal misalnya ketika pembeli meminta barang di took kelontong
kemudian pedagang melayani dengan mengambilkan barang yang
dimaksudkan pembeli.
Pedagang: “Cari pa Mbak?”
Pembeli: “Kertas kado Mbak.”
Pedagang: “O ya, milih Mbak.”
Tuturan tersebut pembeli yang dating ke toko bermaksud untuk membeli
kertas kado. Bentuk tindak verbal yang dipahami oleh mitra tutur dalam
percakapan, pedagang langsung menunjukkan berbagai macam kertas
kado yang hendak dipilih oleh pembeli.
Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat
dideskripsikan dan dianalisis dengan elemen yang menjadi dasar untuk
mengetahui konteks situasional yang terkandung dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli.
Berikut ini adalah fungsi konteks situasi menurut (Andang, 2018):
1) Informasi lanjutan
2) Memberikan penegasan
3) Memberikan keterangan mengenai keadaan atau kondisi peserta tutur
4) Memberi penjelasan rinci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks situasi dalam pertuturan
antara pedagang dengan pembeli yakni memberikan informasi yang diberikan
antar penutur sesuai dengan kebutuhan baik pembeli maupun pedagang.
2.3 Kerangka Berpikir
Konteks ekstralinguistik merupakan alah satu alat untuk menemukan
maksud dari tuturan yang disampaikan. Pertuturan yang mengandung konteks
ekstralinguistik memiliki maksud dan peran tertentu hal tersebut akan dibahas
tentang kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi
Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan elemen konteks ekstralinguistik
untuk menguraikan pertuturan antara pedagang dan pembeli kemudian
mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik. Berikut kerangka
berpikir penelitian tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pragmatik
Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik dalam Pertuturan Antara Pedagang
dengan Pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya
Linguistik
Konteks
Konteks Situasional Konteks Kultural Konteks Sosietal Konteks Sosial
Pertuturan antara Pedagang dengan Pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya
1. Mengetahui fungsi konteks
ekstralinguistik dalam
pertuturan antara
pedagang dengan pembeli.
2. Mengetahui elemen konteks
ekstralinguistik dalam
pertuturan antara pedagang
dengan pembeli.
Konteks Ekstralinguistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui konteks ekstralinguistik
dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah
Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Peneitian kualitatif dinyatakan bahwa metode penelitian kualitataif adalah metode
pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain
atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik (Subroto, 1992: 4).
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah pedagang dan pembeli di Toko Kelontong
Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta dan data penelitian berupa
konteks yang terdapat dalam pertuturan antara pedagang dan pembeli di Toko
Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta untuk mengetahui
elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak karena
peneliti hanya menyimak pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko
Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta, menurut
Sudaryanto (2015: 203-205) teknik penyediaan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
1. Teknik Dasar
Peneliti memperoleh data dengan menyadap pertuturan seseorang atau
beberapa orang dalam penggunaan bahasa yang menjadi kunci, peneliti berada
di dekat subjek penelitian. Peneliti memperoleh data dengan menyadap
pertuturan pedagang dengan pembeli untuk mendapatkan data pertuturan
yang terjadi. Peneliti berada di dekat pedagang dengan pembeli untuk
memperoleh data pertuturan.
2. Teknik Lanjutan I (Teknik Simak Libat Cakap)
Teknik Simak Libat Cakap disebut juga teknik “SLC”. Peneliti terlibat
dalam proses menyimak pertuturan, di samping peneliti mengamati
penggunaan bahasa peneliti juga terlibat langsung dalam dialog antara
pedagang dengan pembeli. Peneliti terlibat dalam menanggapi setiap
pertuturan yang sedang terjadi antara pedagang dengan pembeli untuk
mendapatkan data pertuturan.
3. Teknik Lanjutan III (Teknik Rekam)
Teknik rekam dapat dilakukan dengan menggunakan voice recorder untuk
medapatkan rekaman penggunaan bahasa yang digunakan. Peneliti
menggunakan aplikasi dalam ponsel untuk memudahkan dalam mendapatkan
data pertuturan antara pedagang dengan pembeli. Peneliti berada di dekat
pedagang dan pembeli tanpa terlibat proses percakapan yang sedang
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.4 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan. Metode padan
adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian
dari bahasa (language) yang bersangkutan (Sudaryanto, 2015: 15). Objek sasaran
penelitian itu, kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingkat kadar
kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaan
dengan alat penentu yang besangkutan yang sekaligus menjadi standard atau
pembaku-nya (Sudaryanto, 2015: 15). Penelitian ini menggunakan metode
pragmatis dengan alat penentu mitra wicara. Jika penutur atau mitra tutur
menghasilkan tindakan, maka hal tersebut termasuk pada metode padan sub yang
kelima dengan alat penentu mitra tutur. Metode padan terdapat dua langkah yang
pertama dengan teknik dasar pilah unsur penentu yakni menentukan data yang
mengandung elemen konteks ekstralinguistik dan fungsi konteks ekstralinguitik,
kemudian dengan teknik lajut hubung banding dengan menganalisis data sebagai
berikut:
1. Peneliti menghaluskan pencatatan data. Menurut Linclon dan Guba
(1985:344) dalam Moleong (2010 :249) mengamakan satuan itu sebagai
satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan
kategori dengan tujuan mengetahui konteks ekstalinguistik dalam
pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah
Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta untuk menghindari kesamaan
data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Data yang diklasifikasikan kemudian disamakan dengan teori tentang
konteks ekstralinguistik untuk mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks
ekstralinguistik.
3. Peneliti mengelompokkan data berdasarkan tuturan yang mengandung
konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli
di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
4. Peneliti mendeskripsikan data yang sudah diinterpetasikan sehingga dapat
menyampaikan arti dari pertuturan yang mengandung konteks
ekstralinguitik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko
Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.
3.5 Triangulasi Data
Sugiyono (2010: 330) Triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Penelitian ini menggunakan jenis trianggulasi penyidik yang
dilakukan oleh peneliti untuk pengecekan data penelitian. Penelitian ini
menggunakan jenis trianggulasi penyidik yang dilakukan oleh peneliti untuk
pengecekan data penelitian. Proses triangulasi ini akan dilakukan oleh pakar yang
sesuai dengan bidangnya untuk memeriksa keabsahan data dan hasil analisis data
penelitian. Melalui triangulasi data ini, peneliti dapat mengetahui apakah data dan
hasil analisis data sesuai dengan pendapat pakar serta membandingkan beberapa
teori tentang pragmatik khususnya konteks guna mengetahui kebenaran hasil
analisis data. Penelitian ini menggunakan trianggulasi sebagai alat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengecek keabsahan data dan peneliti menentukan Prof. Dr. Pranowo, M. Pd.
sebagai trianggulator untuk menguji keabsahan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil penelitian yang terdiri dari (1) deskripsi data,
(2) analisis data, dan (3) pembahasan. Deskipsi data berupa paparan data yang
diperoleh dari data hasil penelitian. Analisis data yang diperoleh yakni berupa
elemen-elemen dan fungsi yang terkandung dalam cuplikan pertuturan.
Kemudian, bagian pembahasan merupakan paparan lebih lanjut mengenai analisis
data yang telah diperoleh. Ketiga poin tersebut dijabarkan sebagai berikut:
4.1 Deskripsi Data
Data penelitian ini berupa cuplikan pertuturan yang mengandung konteks
ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko
Kelontong Anugerah Jaya. Data diperoleh dari bulan Oktober sampai November
2018 dan terkumpul 30 cuplikan pertuturan. Data yang telah diperoleh kemudian
diklasifikasikan sesuai dengan elemen dan fungsi konteks.
4.1.1 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial
Klasifikasi elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo
(1985: 24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA yaitu (1) O1= orang ke satu
atau penutur, (2) O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud
dan tujuan percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling
adegan percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok
pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10)
A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma
kebahasaan. Terdapat 5 cuplikan pertuturan yang mengandung pola elemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
konteks sosial ini yakni OOEMAUBICARA. Terdapat 5 cuplikan pertuturan, satu
diantaranya mengandung pola elemen OOEMAUBICARA secara lengkap dan
empat cuplikan pertuturan lainnya terdapat satu elemen yang tidak hadir yakni
O3 atau orang ketiga, sehingga mengandung pola elemen OOEMUBICARA.
Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen
OOEMAUBICARA
Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks
Pemb: Kopi tanggung
dua kalih gula pasir tiga
kilo, Mbak.
Ped: Siap.
Mbak tolong nggih
(meminta bantuan pada
karyawan).
Pem: plastiknya didobel
ya Mbak.
Ped: Oke.
Pertuturan terjadi di toko
kelontong pukul 09.15
WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia
sekitar 30 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang
pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun.
Penutur mendekati mitra
tutur yang berada di meja
kasir, lalu penutur
menyampaikan maksud
kedatangannya untuk
membeli kopi dan gula,
mitra tutur meminta
bantuan pada karyawan
untuk mengambilkan kopi
bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan
gula pasir tiga kilogram.
Pertuturan terjadi dengan
santai karena antara
mereka sudah saling kenal
dan sudah biasa
berbincang-bincang.
O1(Penutur):
seorang pembeli pria
berusia sekitar 30
tahun.
O2(Mitra Tutur):
seorang pedagang
berjenis kelamin
wanita berusia 37
tahun.
Emosi: senang dan
ramah
Maksud: Penutur
bermaksud membeli
kopi dan gula pasir.
A (O3): Karyawan
yang berjenis
kelamin wanita
berusia 18 tahun.
Urutan bicara: O1
memulai
pembicaraan
kemudian direspon
oleh O2 dan diulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
secara bergantian.
Bab: Penutur
membeli kopi
tanggung dua
bungkus dan gula
pasir tiga kilogram.
Instrumen:
pertuturan
menggunakan
bahasa lisan.
Citarasa penutur:
santai dan sopan.
Adegan tutur:
Terjadi di toko
kelontong pukul
09.15 WIB.
Register: Pertuturan
dengan dialog secara
langsung
Aturan: Berbahasa
dengan santun
Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 09.15
WIB antara pembeli sebagai penutur dan pedagang sebagai mitra tutur dengan
suasana yang ramah. Percakapan tersebut terjadi karena penutur bermaksud
membeli kopi dan gula pasir, kemudian melibatkan orang ketiga yakni seorang
karyawan. Pedagang meminta tolong pada karyawan untuk mengambilkan kopi
dan gula, karyawan memahami apa yang dimaksudkan oleh pedagang dan
langsung melayani penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen
OOEMUBICARA
Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks
Pem: Mbak, pertalite sepuluh
ribu (memberikan uang
Rp10.000,00).
Ped: Nuwun, pas nggih.
Pem: Nggih Mbak.
Pertuturan terjadi di
toko kelontong pukul
09.13 WIB. Pembeli
berjenis kelamin pria
berusia sekitar 26
tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur
adalah seorang
pedagang berjenis
kelamin wanita
berusia 37 tahun.
Penutur ingin membeli
pertalite seharga
sepuluh ribu, penutur
mendekati mitra tutur
untuk meminta disikan
bahan bakar dan
membayar dengan uag
pas di kasir, lalu
kembali mendekati
sepeda motor dengan
posisi yang sudah
dibuka tankinya
sehingga dapat diisi
bahan bakar,
kemudian mitra tutur
melayani penutur.
Antara penutur dan
mitra tutur keduanya
sudah saling kenal,
penutur yang sudah
biasa berbelanja
memulai pertuturan
dengan santai yang
O1(Penutur):
seorang pembeli pria
berusia sekitar 26
tahun.
O2(Mitra Tutur):
seorang pedagang
berjenis kelamin
wanita berusia 37
tahun.
Emosi: pertuturan
terjadi dengan santai
dan ramah
Maksud: Penutur
bermaksud membeli
bahan bakar minyak
jenis pertalite.
A (O3):-
Urutan bicara: O1
memulai
pembicaraan
kemudian direspon
oleh O2 dan diulang
secara bergantian.
Bab: Membeli bahan
bakar minyak jenis
pertalite dengan
harga Rp10.000,00
Instrumen:
pertuturan
menggunakan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kemudian direspon
oleh mitra tutur
dengan santai dan
ramah pula.
lisan.
Citarasa: santai dan
sopan.
Adegan tutur:
Terjadi di toko
kelontong pukul
09.13 WIB.
Register: pertuturan
terjadi dengan dialog
secara langsung
Aturan: Berbahasa
dengan santun
Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 09.13
WIB antara pembeli sebagai penutur dan pedagang sebagai mitra tutur dengan
suasana yang ramah. Percakapan tersebut terjadi karena penutur bermaksud
membeli bahan bakar jenis pertalite, penutur menyampaikan maksudnya pada
pedagang dan langsung memberikan uang pas. Mitra tutur memahami maksud ang
disampaikan oleh penutur dan langsung mengisikan pertalite di tanki sepeda
motor penutur. Pertuturan tersebut tidak melibatkan orang ketiga atau O3 dalam
percakapan, pertuturan tersebut hanya melibatkan pembeli sebagai penutur dan
pedagang sebagai mitra tutur.
Klasifikasi fungsi konteks sosial terdapat beberapa kategori sebagai
berikut (1) fungsi konteks memberikan informasi secara rinci (2) fungsi konteks
memberikan informasi secara jelas. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dapatkan dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti
menemukan dua fungsi konteks.
a. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan 3:
Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.
Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).
Kar : Nggih Mbak.
Pem : plastiknya didobel ya Mbak.
Ped : Oke.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta
bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan
santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-
bincang.)
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang
disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya
untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus
dengan dua plastik yang dilapiskan. Konteks tersebut memiliki fungsi untuk
memperjelas suasana pertuturan yang sedang terjadi, bahwa terdapat seorang
penutur dengan pembeli yang sedang berinteraksi. Mitra tutur seorang pria berusia
30 tahun yang menyampaikan bahwa ia hendak membeli kopi bubuk dua bungkus
dan gula pasir.
b. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari
kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu
yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Konteks yang terlihat dari
pertuturan diatas yakni ada seorang pembeli pria berusia 35 tahun yang dating ke
toko untuk menyampaikan maksudnya bahwa ia akan menukarkan lampu yang
beberapa waktu dibeli. Memiliki fungsi untuk memperjelas suasana pertuturan
yang sedang terjadi.
4.1.2 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal
Konteks sosietal didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) bahwa
konteks sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari “rasa memiliki”
kedudukan seseorang, yakni dengan komponen tutur OOEMAUBICARA yaitu
(1) O1= orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E=
emosi, (4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-
barang lain di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang
dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9)
C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A=
aturan atau norma kebahasaan. Terdapat 12 cuplikan pertuturan yang mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pola elemen konteks sosietal ini yakni OOEMAUBICARA. Terdapat 4 cuplikan
pertuturan, satu diantaranya mengandung pola elemen OOEMAUBICARA secara
lengkap dan tiga cuplikan pertuturan lainnya terdapat satu elemen yang tidak
hadir yakni O3 atau orang ketiga, sehingga mengandung pola elemen
OOEMUBICARA.
Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen
OOEMAUBICARA
Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks
Ped: Ngersakke napa
Pak?
Pem: Ada semprotan
tanaman itu nggak mbak?
Ped: Ada Pak, besar napa
kecil?
Pem: Kecil Mbak, cuma
untuk nyemprot serangga
kok.
Ped: Tulung Mbak
dipendhetke. (meminta
tolong pada karyawan)
Kar: Nggih
Pertuturan terjadi di toko
kelontong pukul 14.30
WIB. Penuturan antara
seorang pedagang
berjenis kelamin wanita
berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan
mitra tutur adalah
seorang pembeli berjenis
kelamin pria berusia
sekitar 55 tahun antara
kepala desa setempat
dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur
bermaksud menyapa dan
mempersilakan mitra
tutur sebagai pembeli,
kemudian mitra tutur
bermaksud membeli
semprotan tanaman.
Pedagang meminta
tolong pada karyawan
wanita berusia sekitar 19
tahun untuk
mengambilkan
O1(Penutur): seorang
pedagang berjenis
kelamin wanita berusia
37 tahun.
O2(Mitra Tutur):
seorang pembeli pria
berusia sekitar 55
tahun.
Emosi: senang dan
ramah
Maksud: mitra tutur
bermaksud membeli
semprotan tanaman.
A(O3): Seorang
karyawan wanita
berusia sekitar 19
tahun sebagai
karyawan di toko.
Urutan bicara: O1
memulai pembicaraan
kemudian direspon
oleh O2 dan diulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
semprotan yang
dimaksudkan mitra tutur.
secara bergantian.
Bab: mitra tutur
bermaksud membeli
semprotan tanaman
yang berukuran kecil.
Instrumen:pertuturan
menggunakan bahasa
lisan.
Citarasa: ragam
bahasa semi formal.
Adegan tutur: Terjadi
di toko kelontong
pukul 14.30 WIB.
Register: berdialog
secara langsung
Aturan atau norma
kebahasaan: Bahasa
sopan
Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 14.30
WIB antara pembeli sebagai mitra tutur dan pedagang sebagai penutur. Mitra tutur
merupakan seseorang yang lebih tua dan sangat dihormati beliau berlatar belakang
Jawa, maka perlakuan penutur kepada mitra tutur sangat sopan dengan
menggunakan bahasa Jawa krama inggil yang digunakan dalam pertuturan.
Percakapan tersebut terjadi karena penutur bermaksud membeli semprotan untuk
menyemprot cairan pembasmi serangga, kemudian melibatkan orang ketiga yakni
seorang karyawan. Pedagang meminta tolong pada karyawan untuk
mengambilkan semprotan dan karyawan memahami apa yang dimaksudkan oleh
pedagang sehingga langsung melayani penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen
OOEMUBICARA
Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks
Ped: Pados napa Bude?
Pem: Minyak goreng
seliteran dua kalih gula
jawane sekilo.
Ped: Sanesipun napa bude?
Pem: Minyak kampak e
satu.
Ped: Nggih.
Pertuturan terjadi di
toko kelontong pukul
16.30 WIB. Penuturan
antara seorang
pedagang berjenis
kelamin wanita berusia
37 tahun sebagai
penutur, sedangkan
mitra tutur adalah
seorang pembeli
berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 55 tahun
antara seorang pemuka
masyarakat dan
kedudukannya lebih
tinggi. Penutur
bermaksud menyapa
dan mempersilakan
mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian
mitra tutur bermaksud
membeli minyak
goreng satu literan
sebanyak dua bungkus,
gula jawa satu
kilogram, dan satu
minyak kampak.
O1(Penutur):
seorang pedagang
berjenis kelamin
wanita berusia 37
tahun.
O2(Mitra Tutur):
seorang pembeli
wanita berusia
sekitar 55 tahun.
Emosi: senang dan
ramah
Maksud: mitra tutur
bermaksud membeli
minyak goreng, gula
jawa, dan minyak
kampak
A(O3): -
Urutan bicara: O1
memulai
pembicaraan
kemudian direspon
oleh O2 dan diulang
secara bergantian.
Bab: mitra tutur
bermaksud membeli
minyak goreng satu
literan sebanyak dua
bungkus, gula jawa
satu kilogram, dan
satu minyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kampak..
Instrumen:
pertuturan
menggunakan bahasa
lisan.
Citarasa: ragam
bahasa formal.
Adegan tutur:
Terjadi di toko
kelontong pukul
16.30 WIB.
Register: Pertuturan
dengan dialog secara
langsung.
Aturan atau norma
kebahasaan: Bahasa
sopan
Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 16.30
WIB antara pembeli sebagai mitra tutur dan pedagang sebagai penutur. Mitra tutur
merupakan seseorang yang lebih tua dan termasuk tokoh masyarakat, maka
perlakuan penutur kepada mitra tutur sangat sopan dengan menggunakan bahasa
Jawa krama inggil yang digunakan dalam pertuturan. Percakapan tersebut terjadi
karena penutur bermaksud minyak goreng satu literan sebanyak dua bungkus,
gula jawa satu kilogram, dan satu minyak kampak. Mitra tutur langsung melayani
penutur tanpa harus melibatkan orang ketiga, pertuturan tersebut hanya
melibatkan pembeli sebagai mitra tutur dan pedagang sebagai penutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Klasifikasi fungsi konteks terdapat beberapa kategori sebagai berikut (1) fungsi
konteks memberikan informasi secara rinci (2) fungsi konteks memberikan
informasi tambahan. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam
cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua
fungsi konteks.
2.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan 3:
Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.
Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).
Kar : Nggih Mbak.
Pem : plastiknya didobel ya Mbak.
Ped : Oke.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta
bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan
santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-
bincang.)
Fungsi konteks sosietal yakni memberikan informasi secara rinci yang
disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya
untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus
dengan dua plastik yang dilapiskan. Pembeli datang dan mendekati pedagang
menyampaikan maksudnya, terdapat beberapa barang yang ingin dibeli oleh
pedagang, maka fungsi konteks sosietal yakni dapat memberikan informasi secara
rinci yang disampaikan oleh pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2.3 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari
kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu
yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Kedatangan pembeli
direspon oleh pedagang, pedagang menyampaikan kejelasannya bahwa lampu
yang akan ditukar oleh pembeli bias dilayani karena masih bergaransi. Fungsi
konteks sosial dapat memperjelas pertuturan yang disampaikan.
4.1.3 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural
Konteks kultural menggunakan teori yang dikemukanan oleh Dell Hymes
untuk menganalisis elemen SPEAKING, Setting= merujuk pada waktu dan
tempat; Participants= pelipat dalam percakapan; End=merujuk pada apa yang
akan dicapai dalam pertuturan; Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan
dan isi pesan; Key= berkaitan dengan nada,cara, perasaan; Instrumental= sarana
penyampaian pesan; Norms= etika dalam petuturan; Genres= jenis wacana dalam
pertuturan. Terdapat 12 cuplikan pertuturan yang mengandung pola elemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
konteks kultural yakni SPEAKING. Cuplikan pertuturan yang diperoleh
semuanya mengandung pola elemen SPEAKING secara lengkap.
Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen
SPEAKING
Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks
Pem: Dik, payung e
wangun sing abang apa
biru?
Ped: Nggih ndherek
selerane Bude. Nek kulo
milih biru, sing mboten
ngejreng. Hehe
Pem: Iyo e Dik. Telu lima
kabeh iki?
Ped: Nggih Bude sami
reginipun.
Pertuturan terjadi di
toko kelontong pukul
16.00 WIB. Penuturan
antara seorang pembeli
berjenis kelamin
wanita berusia sekitar
60 tahun sebagai
penutur, sedangkan
mitra tutur adalah
seorang pedagang
berjenis kelamin
wanita berusia 37
tahun. Penutur
bermaksud membeli
payung dengan
menanyakan pada
mitra tutur tentang
pilihan warna yang
lebih sesuai, kemudian
mitra tutur melayani
penutur. Keduanya
berlatarbelakang
budaya Jawa sehingga
pertuturan dominan
menggunakan bahasa
Jawa.
Setting: Di toko
kelontong pukul 16.00
WIB.
Participants:
Terdapat dua
partisipan, pedagang
berjenis kelamin
wanita berusia 37
tahun sebagai mitra
tutur berlatar
belakang budaya Jawa
dan pembeli berjenis
kelamin wanita
berusia sekitar 60
tahun sebagai penutur
berlatar belakang
budaya Jawa.
End: Mitra tutur
bermaksud ingin
membeli payung.
Act Sequence:
Penutur tidak
menyatakan langsung
maksudnya untuk
membeli payung,
hanya langsung
memilih warna yang
sesuai dengan
menanyakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mitra tutur kemudian
mitra tutur merespon
apa yang dimaksud
penutur.
Key: penutur
menuturkan dengan
ramah dan sopan.
Instrumentalities:
pertuturan
menggunakan bahasa
lisan.
Norms: Kedua
penutur bertutur
secara bergantian
untuk memahami
setiap pertuturan.
Genres: pertuturan
dengan dialog dengan
ragam santai.
Pertuturan terjadi langsung di toko kelontong pukul 16.00 WIB antara
pembeli sebagai penutur dan pedagang sebagai mitra tutur. Mitra tutur merupakan
seseorang yang lebih tua dan keduanya berlatar belakang Jawa, pertuturan terjadi
dengan sopan menggunakan bahasa Jawa karma inggil. Percakapan tersebut
terjadi karena mitra tutur ingin membeli payung dengan meminta pertimbangan
pada penutur. Penutur mendekati mitra tutur yang sedang memilih payung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan
antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.
a. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak onten amplop kecil?
Nyuwun kalih ewu mawon.
Ped: Nyuwun pangapunten onten e
tanggung Mbak.
Pem: Mboten napa-napa Mbak.
Ped: Nuwun.
Pem: Sami-sami
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 10.35 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin
wanita berusia sekitar 39 tahun
sebagai penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pedagang
berjenis kelamin wanita berusia 37
tahun. Penutur bermaksud membeli
amplop yang berukuran kecil eceran
seharga Rp2.000,00 kemudian mitra
tutur melayani penutur. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa
sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang disampaikan oleh
pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya untuk amplop,
namun amplop yang dimaksudkan tidak tersedia.
b. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pedagang: Wah Mbak, rantang e
durung teka e, mengko jam siji.
Pembeli: Woo, ya Mbk.
Pedagang: Mengko rene Mbak.
Pembeli: Oke
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 08.40 WIB. Antara seorang
pedagang sebagai penutur berjenis
kelamin wanita berusia 37 tahun,
sedangkan mitra tutur seorang
pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 39 tahun yang sudah
akrab dengan mitra tutur.Penutur
bermaksud memberi informasi
bahwa pesanan rantang mitra tutur
belum datang, masih nanti siang
pukul 13.00 WIB. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari
kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Menanyakan pesanan
rantang yang telah dipesan namun belum datang, pedagang menyampaikan jika
rantang yang dipesan akan dikirim pukul 13.00 WIB.
c. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak pembersih lantai kalih
sampurna mild besar.
Ped: Siap.
Pem: Dinota lho Mbak.
Ped: Tumben nota-nota nan.
Pem: Haha, ben sip Mbak.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 25 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli pembersih lantai
dan rokok bermerk sampurna mild
berukuran besar, kemudian mitra tutur
melayani penutur dengan menuliskan
barang yang dibeli pada nota.
Keduanya berlatarbelakang budaya
Jawa sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi tambahan. Pembeli
menyampaikan keinginannya untuk membeli pembersih lantai dan rokok
yang bermerk sampurna mild, pembeli menyampaikan pesan kepada
pedagang untuk membuatkan nota belanjaannya. Penutur dan mitra tutur
menyampaikn tuturannya dengan menggunakan bahasa Jawa. Pedagang
yang sudah mengetahui latar belakang pembeli bertanya karena pembeli
biasanya tidak meminta nota belanja. Dapat dilihat fungsi konteks dapat
memberikan informasi tambahan yang dimaksudkan oleh pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4.1.4 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional
Klasifikasi konteks situasi didasarkan pada teori Geoffrey N. Leech (1993:
19-22) dalam Baryadi (2015: 31) yang merumuskan komponen dalam konteks
situasi. Berikut ini adalah komponen-komponen penentu dalam konteks
situasional:
1. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)
Penyapa dan pesapa merupakan partisipan yang terlibat dalam
komunikasi. Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks
situasi yang disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa merujuk pada
pembicara atau penulis, sedangkan pesapa merujuk pada salah satu partisipan
komunikasi yang menjadi komponen penentu dalam konteks situasi yang
disampaikan oleh Leech (1993). Pesapa mengacu pada pendengar atau
pembaca yang menafsirkan makna tutur.
2. Konteks sebuah tuturan
Konteks sebagai pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh
penutur dan mitra tutur. Penutur menyampaikan tuturannya, sedangkan mitra
tutur menafsirkan apa yang telah dituturkan oleh penutur. Jika proses
pertuturan dapat dipahami oleh mitra tutur maka tujuan pertuturan tersebut
tercapai dengan baik.
3. Tujuan tuturan
Setiap pertuturan memiliki tujuan yang akan disampaikan. Tujuan
pertuturan diantaranya untuk menanyakan sesuatu, memberikan informasi,
menghimbau, meminta bantuan, dan lain sebagainya. Jika dalam pertuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tersebut tujuan yang disampaikan baik oleh mitra tutur maupun penutur dapat
tersampaikan dengan baik, maka makna pesan yang dimaksudkan akan
tersampaikan.
4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar
Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa
pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat nyata, yaitu bersifat
tindakan verbal yang terjadi dalam situasi tutur terjadi dalam waktu tertentu.
Pertuturan merupakan suatu tindakan ujar atau tuturan tersebut. Tindakan ujar
yang terjadi seperti pertuturan yang terjadi antara pedagang dan pembeli.
5. Tuturan sebagai tindak verbal
Ditinjau dari segi gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara
pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan
lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud
pembicaraan. Sebuah pertuturan akan yang dituturkan penutur akan
menimbulkan suatu respon bagi mitra tutur. Pertuturan yang mengandung
tindakan verbal misalnya ketika pembeli meminta barang di toko kelontong
kemudian pedagang melayani dengan mengambilkan barang yang
dimaksudkan pembeli.
Berikut Contoh Data Pertuturan yang Mengandung Elemen
Konteks Situasi
Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks
Pem: Boleh ngecer nggak
Mbak?
Penuturan terjadi di
toko kelontong pukul
09.45 WIB. Antara
1. Penyapa: Pembeli
merupakan
seorang pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Ped: Boleh Mas, buka
mawon.
Pem: Gunting Mbak
(meminjam gunting untuk
memotong tali)
Ped: (memberikan gunting)
seorang pembeli
sebagai penyapa
berjenis kelamin pria
berusia sekitar 45
tahun, sedangkan
pesapa adalah seorang
pedagang berjenis
kelamin wanita berusia
37 tahun. Penyapa
bermaksud ingin
sarung tangan, namun
sarung tangan tersebut
masih dalam kemasan
yang rapi. Penyapa
ingin membeli sarung
tangan tersebut secara
eceran, lalu
menanyakan pada
pedagang apakah
kemasannya boleh
dibuka atau tidak.
Kemudian pesapa
meminjamkan gunting
untuk memotong tali
yang masih mengikat
kemasan sarung tangan
tersebut.
berusia sekitar 45
tahun berperan
sebagai penyapa
dan pedagang
berjenis kelamin
wanita berusia 37
tahun sebagai
pesapa dalam
pertuturan.
2. Konteks
pertuturan berupa
dialog antara
pedagang dan
pembeli yang
terjadi di toko
kelontong pukul
09.45 WIB
dengan suasana
santai dan
mengunakan
bahasa lisan
dalam pertuturan.
Penyapa ingin
membeli sarung
tangan tersebut
secara eceran, lalu
menanyakan pada
pedagang apakah
kemasannya boleh
dibuka atau tidak.
Kemudian pesapa
meminjamkan
gunting untuk
memotong tali
yang masih
mengikat
kemasan sarung
tangan tersebut.
3. Tujuan pertuturan
tersebut penutur
ingin membeli
sarung tangan.
4. Tuturan sebagai
tindakan,
partisipan
menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
bahasa verbal dan
non-verbal
melalui respon
dari partisipan.
5. Tuturan sebagai
tidak verbal yakni
pesapa
memberikan
respon dengan
mengambilkan
barang yang
dimaksudkan
penyapa.
Cuplikan pertuturan di toko kelontong pukul 16.00 WIB antara pembeli
sebagai penyapa dan pedagang sebagai pesapa. Penyapa merupakan seorang pria
yang hendak membeli sarung tangan, konteks yang melatarbelakangi pertuturan
ketika penyapa akan memilih sarung tangan namun sarung tangan tersebut masih
dalam kemasan karton, kemudian penyapa menanyakan kepada pesapa apakah
kemasan tersebut boleh dibuka dan dibeli secara eceran. Kedua pelibat tutur
menyampaikan pesan dan merespon apa yang disampaikan pelibat tutur secara
bergantian. Pesapa memahami maksud dan meberikan tanggapan secara konkret
dari apa yang disampaikan penyapa dengan menghampiri pesapa untuk membantu
membuka karton.
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan
antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
a. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pembeli: Mbak ada mantol plastik?
Pedagang: Sik enam ribuan po?
Pembeli: Iya Mbak.
Pedagang: Habis e Mbak.
Pembeli: Yaaah, yaudah Mbak
makasih.
Pedagang: Sori ya Mbak, durung teka
e.
Pembeli: Sante Mbak.
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 11.20 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 28
tahun, sedangkan pesapa adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penyapa
bermaksud ingin membeli mantol
plastik yang harganya Rp6000,00,
tetapi ketersediaan mantol tersebut di
toko kelontong tidak tersedia dan
penyapa tidak jadi membeli mantol
yang diinginkan.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang
disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya
untuk membeli mantol plastik. Pembeli datang ke toko dan menghampiri
pedagang dengan menyampaikan “Mbak ada mantol plastik?” kemudian
Pedagang merespon “Sik enam ribuan po?” Pedagang: “Habis e Mbak”. Pembeli:
“Yaaah, yaudah Mbak makasih.” Pedagang: “Sori ya Mbak, durung teka e.”
Pembeli: “Sante Mbak.”. Dapat dilihat dari percakapan tersebut pembeli
menanyakan ketersediaan mantol plastik kemudian direspon oleh pedagang bahwa
ketersediaan mantol plastik habis dan belum datang lagi. Fungsi konteks yang
terlihat yakni dapat memberikan informasi secara rinci baik dari pertuturan yang
disampaikan pedagang maupun pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
b. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pembeli: Misi mbak, ada aqua gelas
240 ml?
Pedagang: Ada Mbak, berapa?
Pembeli: Tiga karton berapa Mbak?
Pedagang: Oke, tujuh puluh dua.
Pembeli: Minta nota Mbak, makasih
mbak (menyerahan uang)
Pedagang: Sama-sama.
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 10.45 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 25
tahun, sedangkan pesapa adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli air mineral
gelasan 240 ml sebanyak tiga karton.
Kemudian mitra tutur melayani
penutur.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara tambahan. Pembeli
menanyakan ketersedian air mineral kemasan dan membeli sebanyak tiga karton.
Fungsi konteks dapat memperjelas maksud pertuturan, pembeli datang ke toko
yang sambut oleh pedagang dan pembeli menyampaikan “Misi mbak, ada aqua
gelas 240 ml?” artinya pembeli menanyakan ketersediaan air mineral aqua gelas
240 ml dan akan membeli aqua tersebut. Pedagang memperoleh infromasi
tambahan yang disampaikan oleh pembeli bahwa akan membeli aqua gelas 240
ml dan membeli sebanyak tiga karton, serta pembeli memperoleh informasi dari
pedagang bahwa ketersediaan aqua gelas 240 ml masih tersedia.
4.2 Hasil Analisis
Bagian ini akan mendeskripsikan dan mengulas secara mendalam terkait
dengan elemen konteks ekstralinguistik dan fungsi ekstralinguistik dalam cuplikan
pertuturan antara pedagang dengan pembeli di toko kelontong. Hasil analisis
tersebut akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Kemudian hasil analisis diklasifikasikan berdasarkan elemen konteks
eksralinguistik dan fungsi konteks ekstralinguistik.
4.2.1 Elemen Konteks Sosial
Analisis ini berdasarkan elemen konteks sosial yang terkandung dalam
cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli di toko kelontong.
Poedjosoedarmo (1985: 24) menyatakan konsep komponen tutur yang
dikembangkan oleh Dell Hymes. Faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa
disebut dengan istilah “komponen tutur” sebagai konsep memoteknik
OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-
dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A=
adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan
tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur
atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register
tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma kebahasaan. Berikut merupakan hasil
analisis cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli beradasarkan
elemen konteks sosial:
4.2.1.1 Elemen Konteks Sosial yang Konsisten Hadir (OOEMUBICARA)
Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti
menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi
antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMUBICARA.
O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam
pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar
belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis
kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat,umur, jenis profesi,
kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Berdasarkan uraian tersebut yang didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh
Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA yaitu O
atau O1= orang ke satu atau penutur, dapat dilihat bahwa pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun berperan sebagai penutur dalam
percapakan.
O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra
tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan
sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2
akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen mitra tutur atau O2.
Data Tuturan 2:
Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)
Ped : Nuwun, pas nggih.
Pem : Nggih Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur
untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu
kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya
sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara
penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa
berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra
tutur dengan santai dan ramah pula.)
Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni
memiliki 12 komponen tutur, komponen kedua yaitu O2= orang ke-dua atau
mitra tutur dalam pertuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat seorang
pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun berperan sebagai mitra tutur
dalam percapakan.
E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.
Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.
Orang yang sedang marah sulit mengontrol pertuturan sehingga akan
mengucapkan ujaran yang kurang sesuai. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen emosi.
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Komponen ketiga berdasar elemen konteks sosial yakni komponen tutur
OOEMAUBICARA. yaitu E= emosi, bagaimana ujaran yang dituturkan oleh
penutur dan mitra tutur. Dilihat bahwa penutur datang dengan sopan dan
menyampaikan maksudnya bahwa akan menukarkan lampu yang beberapa waktu
dibelinya. Kemudian mitra tutur merespon dengan ramah apa yang disampaikan
penutur. Terlihat dari pertuturan tersebut dengan suasana yang akrab dan
menyenangkan karena sudah mengetahui latarbelakang penutur dan mitra tutur.
M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat
mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi
pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan
tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.
Data Tuturan 5:
Ped : Mangga, cari apa?
Pem : Djarum Super besar Mbak.
Ped : Sama apa Mbak?
Pem : Udah Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud
mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum
Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena
sudah saling mengenal.)
Dilihat dari pertuturan antara penutur dan mitra tutur elemen konteks sosial
didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni komponen tutur
OOEMAUBICARA komponen keempat yaitu M= maksud dan tujuan
percakapan. Mitra tutur merupakan seorang wanita yang datang ke toko dengan
maksud untuk membeli rokok, mitra tutur menyampaikan maksudnya dan
direspon oleh penutur.
U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus
berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam
pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara
bergantian dalam proses pertuturan.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA yang keenam yaitu U= urutan dalam
pertuturan. Bagaimana penutur dan mitra tutur dapat menuturkan ujarannya secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
bergantian. Terlihat berdasarkan tuturan kedua partisipan antara pedagang dengan
pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan, pertuturan dimulai dengan
penutur yang mengucapkaan sapaan untuk membuka percakapan “misi Mbak”
yang kemudian direspon oleh mitra tutur dan berlangsung secara bergantian,
sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.
B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok
pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat
akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud
pertuturannya.
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Elemen konteks sosial yang didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985:
24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA ketujuh yaitu B= bab yang
dibicarakan atau pokok pembicaraan. Pembeli yang merupakan seorang pria
datang ke toko memeiliki maksud untuk menukarkan lampu yang beberapa hari
yang lalu dibeli namun mati. Penutur menyampaikan maksudnya yang kemudian
ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai
untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya
bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan
menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau
simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti
telepon, email, dan sebagainya.
Data Tuturan 2:
Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)
Ped : Nuwun, pas nggih.
Pem : Nggih Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur
untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu
kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya
sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara
penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa
berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra
tutur dengan santai dan ramah pula.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA kedelapan yaitu I= instrumen tutur
atau sarana tutur. Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut
menggunakan bahasa lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong. Penutur
mendekati mitra tutur untuk menyampaikan maksud kedatangannya dan
ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur. (Pembeli: Mbak, pertalite sepuluh ribu
(memberikan uang Rp10.000,00)) kemudian (Pedagang: Nuwun, pas nggih.)
nampak bahwa pembeli berada di dekat pedagang dan langsung melakukan
transaksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan
secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam
tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan
kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang
terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam
bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Elemen konteks sosial yang kesembilan yaitu C= citarasa tutur merupakan
nada bicara yang dibawakan oleh penutur dan mitra tutur. Pertuturan yang terjadi
di toko kelontong antara pedagang dengan pembeli keduanya sudah mengenal dan
mengetahui latarbelakang masing-masing. Pedagang yang sudah terbiasa bercakap
dengan pembeli, sehingga suasana yang terbangun adalah santai dan ramah yang
tetap memperhatikan etika dalam pertuturan.
A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang
berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan
warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan
kebutuhan.
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)
yakni komponen tutur OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu A= adegan tutur yang
berkaitan dengan waktu, tempat, dan peristiwa tutur. Pertuturan yang terjadi di
toko kelontong antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko kelontong dengan
menggunakan bahasa informal, sehingga proses pertuturan tercipta dengan
suasana yang santai. Penutur datang berniat menukarkan lampu yang beberapa
waktu lalu dibelinya, mitra tutur memahami apa yang disampaikan penutur dan
langsung mengecek keadaan lampu tersebut.
R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam
masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon
memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat
banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara
pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat
diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Elemen konteks sosial yang kesebelas yakni R= register tutur atau genre.
Pertuturan ini terjadi di toko kelontong antara pedagang dengan pembeli. Hal
yang mencirikan pada bagian register merupakan hal yang berkaitan dengan suatu
bidang tertentu, kaitannya dengan ini adalah bahasa yang digunakan dalam
perdagangan (jumlah, nominal, ukuran, dan lain sebagainya). Seperti pertuturan di
atas, pedagang menanyakan jumlah materai yang akan diminta untuk dibeli.
A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa
berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma
tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang
digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Data Tuturan 5:
Ped : Mangga, cari apa?
Pem : Djarum Super besar Mbak.
Ped : Sama apa Mbak?
Pem : Udah Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud
mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung
menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum
Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena
sudah saling mengenal.)
Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)
yang keduabelas yaitu A= aturan atau norma kebahasaan. Pertuturan antara
pedagang dengan pembeli terjadi secara santun, pedagang memulai percakapan
dengan mempersilakan dan menanyakan maksud kedatangan pembeli. Kemudian
pembeli mendekati pedagang dan menyampaikan maksudnya. Pertuturan tersebut
terjadi dengan memperhatikan norma yang sesuai.
4.2.1.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A)
Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti
menemukan 1 pola elemen yang tidak konsisten hadir dalam pertuturan yang
terjadi antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen A. A= Adanya O3,
yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti bentuknya dari apa yang
biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada proses pertuturan. Proses
perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat dalam proses pertuturan
yang sedang berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Data Tuturan 3:
Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.
Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).
Kar : Nggih Mbak.
Pem : Plastiknya didobel ya Mbak.
Ped : Oke.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta
bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan
santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-
bincang.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA berdasarkan elemen konteks sosial oleh
teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang kelima yaitu A= adanya O3 dan barang-
barang lain di sekeliling adegan percakapan. cuplikan pertuturan tersebut dapat
dilihat bahwa pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur,
pedagang sebagai mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai
orang ke tiga. Elemen adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan
pertuturan, karena lebih banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang.
Karyawan terlibat dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.
4.2.1.3 Konteks Sosial yang Lengkap Memiliki Dua Belas Elemen
(OOEMAUBICARA)
Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti
menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi
antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMAUBICARA.
O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam
pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan
bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis
kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,
kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni
komponen tutur OOEMAUBICARA pertama yaitu O1= orang ke satu atau
penutur. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pembeli berjenis kelamin
wanita berusia sekitar 50 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan.
O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra
tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan
sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2
akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen mitra tutur atau O2.
Data Tuturan 2:
Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)
Ped : Nuwun, pas nggih.
Pem : Nggih Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur
untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu
kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya
sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara
penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa
berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra
tutur dengan santai dan ramah pula.)
Komponen konteks sosial berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang
kedua yaitu O2= orang ke-dua atau mitra tutur. Uraian di atas dapat dilihat
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun berperan sebagai
mitra tutur dalam percapakan.
E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.
Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.
Orang yang sedang marah sulit mengontrol pertuturan sehingga akan
mengucapkan ujaran yang kurang sesuai. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen emosi.
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Terdapat 12 elemen yakni OOEMAUBICARA komponen yang ketiga
yaitu E= emosi yang dilihat berdasarkan pertuturan oleh penutur dan mitra tutur.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penutur datang dengan sopan dan
menyampaikan maksudnya bahwa akan menukarkan lampu yang beberapa waktu
dibelinya. Kemudian mitra tutur merespon dengan ramah apa yang disampaikan
penutur. Terlihat dari pertuturan tersebut dengan suasana yang akrab dan
menyenangkan karena sudah mengetahui latarbelakang penutur dan mitra tutur.
M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat
mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi
pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan
tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.
Data Tuturan 5:
Ped : Mangga, cari apa?
Pem : Djarum Super besar Mbak.
Ped : Sama apa Mbak?
Pem : Udah Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud
mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung
menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena
sudah saling mengenal.)
Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)
yakni komponen tutur OOEMAUBICARA keempat yaitu M= maksud dan tujuan
percakapan. Dilihat dari pertuturan antara penutur dan mitra tutur, mitra tutur
merupakan seorang wanita yang datang ke toko untuk membeli rokok. Mitra tutur
menyampaikan maksudnya dan direspon oleh penutur.
A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti
bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada
proses pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat
dalam proses pertuturan yang sedang berlangsung.
Data Tuturan 3:
Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.
Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).
Kar : Nggih Mbak.
Pem : plastiknya didobel ya Mbak.
Ped : Oke.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta
bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan
santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-
bincang.)
Berdasarkan elemen konteks sosial pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)
yakni komponen tutur kelima yaitu A= adanya O3 dan barang-barang lain di
sekeliling adegan percakapan. Cuplikan pertuturan tersebut dapat dilihat bahwa
pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur, pedagang sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai orang ke tiga. Elemen
adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan pertuturan, karena lebih
banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang. Karyawan terlibat
dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.
U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus
berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam
pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara
bergantian dalam proses pertuturan.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Terlihat berdasarkan elemen konteks sosial pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)
yakni komponen tutur keenam yakni U= urutan pertuturan antara penutur dan
mitra tutur secara bergantian. Tuturan kedua partisipan antara pedagang dengan
pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan. Pertuturan dimulai dengan
penutur yang mengucapkaan sapaan untuk membuka percakapan “misi Mbak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
yang kemudian direspon oleh mitra tutur dan berlangsung secara bergantian,
sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.
B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok
pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat
akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud
pertuturannya.
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Komponen tutur yang dikemukakan oleh Poedjosoedarmo (1985: 24) yang
ketujuh yaitu B= bab yang dipercakapkan atau pokok pembicaraan. Pembeli yang
merupakan seorang pria datang ke toko memiliki maksud untuk menukarkan
lampu yang beberapa hari yang lalu dibelinya. Penutur menyampaikan maksudnya
yang kemudian ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur.
I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai
untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya
bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan
menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti
telepon, email, dan sebagainya.
Data Tuturan 2:
Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)
Ped : Nuwun, pas nggih.
Pem : Nggih Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur
untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu
kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya
sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara
penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa
berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra
tutur dengan santai dan ramah pula.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA kedelapan yaitu I= instrumen tutur
atau sarana tutur. Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut
menggunakan bahasa lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong. Penutur
mendekati mitra tutur untuk menyampaikan maksud kedatangannya dan
ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur. (Pembeli: Mbak, pertalite sepuluh ribu
(memberikan uang Rp10.000,00)) kemudian (Pedagang: Nuwun, pas nggih.)
nampak bahwa pembeli berada di dekat pedagang dan langsung melakukan
transaksi.
C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan
secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam
tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan
kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam
bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal.
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Elemen konteks sosial yang didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985:
24) yakni komponen tutur kesembilan yaitu C= citarasa pertuturan atau suasana
yang terjadi oleh penutur dan mitra tutur. Pertuturan ini terjadi di toko kelontong
antara pedagang dengan pembeli yang keduanya sudah mengenal dan mengetahui
latarbelakang masing-masing. Pedagang yang sudah terbiasa bercakap dengan
pembeli, sehingga suasana yang terbangun adalah santai dan ramah yang tetap
memperhatikan etika dalam pertuturan.
A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang
berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan
kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan
warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan
kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu A= adegan tutur
yang berkaitan dengan tepat, waktu, dan peristiwa tutur. Pertuturan yang terjadi
antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko kelontong dengan menggunakan
bahasa informal, sehingga proses pertuturan tercipta dengan suasana yang santai.
Penutur datang berniat menukarkan lampu yang beberapa waktu lalu dibelinya,
mitra tutur memahami apa yang disampaikan penutur dan langsung mengecek
keadaan lampu tersebut.
R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam
masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon
memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat
banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota
masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara
pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat
diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Data Tuturan 1:
Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?
Ped : Onten Bu, pinten?
Pem : Satu mawon Mbak.
Ped : Tujuh ribu Bu.
Pem : Nuwun Mbak.
Ped : Sami-sami.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan
ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai
tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang
dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari
toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra
tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)
Teori yang mendasari elemen konteks sosial dikemukakan oleh
Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni elemen kesebelas, R= register tutur atau genre.
Pertuturan ini terjadi di toko kelontong antara pedagang dengan pembeli. Hal
yang mencirikan pada bagian register merupakan hal yang berkaitan dengan suatu
bidang tertentu, kaitannya dengan ini adalah bahasa yang digunakan dalam
perdagangan. Seperti jumlah, nominal, ukuran, dan lain sebagainya. Seperti
pertuturan di atas, pedagang menanyakan jumlah materai yang akan diminta untuk
dibeli.
A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa
berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma
tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang
digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.
Data Tuturan 5:
Ped : Mangga, cari apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pem : Djarum Super besar Mbak.
Ped : Sama apa Mbak?
Pem : Udah Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud
mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung
menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum
Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena
sudah saling mengenal.)
Terdapat 12 elemen konteks sosial yang didasarkan pada teori
Poedjosoedarmo (1985: 24) komponen keduabelas yaitu A= aturan atau norma
kebahasaan. Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi secara santun,
pedagang memulai percakapan dengan mempersilakan dan menanyakan maksud
kedatangan pembeli. Kemudian pembeli mendekati pedagang dan menyampaikan
maksudnya. Pertuturan tersebut terjadi dengan memperhatikan norma yang sesuai.
4.2.2 Fungsi Konteks Sosial
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan
antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.
4.2.2.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan 3:
Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.
Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).
Kar : Nggih Mbak.
Pem : plastiknya didobel ya Mbak.
Ped : Oke.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan
santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-
bincang.)
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang
disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya
untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus
dengan dua plastik yang dilapiskan. Konteks tersebut memiliki fungsi untuk
memperjelas suasana pertuturan yang sedang terjadi, bahwa terdapat seorang
penutur dengan pembeli yang sedang berinteraksi. Mitra tutur seorang pria berusia
30 tahun yang menyampaikan bahwa ia hendak membeli kopi bubuk dua bungkus
dan gula pasir.
4.2.2.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari
kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu
yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Konteks yang terlihat dari
pertuturan diatas yakni ada seorang pembeli pria berusia 35 tahun yang dating ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
toko untuk menyampaikan maksudnya bahwa ia akan menukarkan lampu yang
beberapa waktu dibeli. Memiliki fungsi untuk memperjelas suasana pertuturan
yang sedang terjadi.
4.2.3 Elemen Konteks Sosietal
Konteks sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari “rasa
memiliki” kedudukan seseorang. Sedangkan elemen konteks sosietal berpacu
pada konsep pemikiran Poedjosoedarmo (1985: 24). Faktor yang mempengaruhi
penggunaan bahasa disebut dengan istilah “komponen tutur” sebagai konsep
memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2)
O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan
percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan
percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok
pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10)
A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma
kebahasaan. Berikut merupakan hasil analisis cuplikan pertuturan antara pedagang
dengan pembeli beradasarkan elemen konteks sosietal:
4.2.3.1 Elemen Konteks Sosietal yang Konsisten Hadir
Berdasarkan 4 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti
menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi
antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMUBICARA.
O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam
pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar
belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis
kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,
kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.
Data Tuturan 6:
Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?
Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pem : Lilin biasa setunggal.
Ped : Sanesipun?
Pem : Pun Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra
tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh
kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati
pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA pertama yaitu O1= orang ke satu atau
penutur. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang berjenis wanita
pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan. Dapat
dilihat pelibat tutur tersebut memiliki sudah sama-sama mengetahui latar belakang
antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara
seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan
tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa
menggunakan bahasa Jawa secara sopan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra
tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan
sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2
akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk
menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur.
Data Tuturan 7:
Ped: Pados napa Bude?
Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.
Ped: Sanesipun napa bude?
Pem: Minyak kampak e satu.
Ped: Nggih.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya
lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur
sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu
literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak
kampak.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA kedua yaitu O2= orang ke-dua atau mitra
tutur. Uraian tersebut dapat dilihat bahwa pembeli berjenis kelamin wanita berusia
sekitar 55 tahun berperan sebagai mitra tutur atau O2 dalam percapakan.
Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati
pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan karena sudah
mengetahui latarbelakang masing-masing.
E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.
Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.
Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan
melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Seperti dalam pertuturan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Data Tuturan 9:
Ped : Eh Bulik, pados napa?
Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?
Ped : Wah ndak punya e Bulik.
Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.
Ped : Maaf lo Bulik.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di
toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena
tidak tersedia.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA ketiga yaitu E= emosi yang tercipta
oleh pertuturan antara pedagang dengan pembeli. Pertuturan yang terjadi antara
pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena mereka sudah
mengetahui latarbelakang masing-masing, namun secara tidak langsung pembeli
mengalami kekecewaan karena tidak mendapatkan barang yang pembeli
maksudkan.
M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat
mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi
pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan
tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu. Seperti dalam pertuturan
berikut:
Data tuturan 6:
Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?
Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Pembeli: Lilin biasa setunggal.
Pedagang: Sanesipun?
Pembeli: Pun Mbak
Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia
sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.
Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra
tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA keempat yaitu maksud pertuturan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa maksud atau tujuan pembeli
datang ke toko yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli
menyampaikan maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya.
Pedagang berjenis wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur
dalam percapakan. Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama
mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih
tinggi. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat
menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.
U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus
berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam
pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara
bergantian dalam proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua
harus berbicara terlebih dahulu. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 9:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Ped : Eh Bulik, pados napa?
Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?
Ped : Wah ndak punya e Bulik.
Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.
Ped : Maaf lo Bulik.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di
toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena
tidak tersedia.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep
memoteknik OOEMAUBICARA keenam yaitu urutan berbicara. Berdasarkan
uraian di atas dapat dilihat bahwa antara pertuturan antara pedagang dengan
pembeli diawali oleh pedagang yang menyapa seorang wanita dengan sapaan
“Bulik”. Pertuturan secara bergantian direspon oleh pembeli yang menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli cetakan nasi, namun ketersediaan di toko
sedang kosong. Pertuturan tersebut secara bergantian dapat dipahami dengan baik
baik oleh pedagang maupun pembeli. Pelibat tutur tersebut sama-samasudah
mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. pedagang sangat
menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan.
B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok
pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat
akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud
pertuturannya. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 6:
Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pem : Lilin biasa setunggal.
Ped : Sanesipun?
Pem : Pun Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra
tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh
kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati
pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)
Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik
OOEMAUBICARA ketujuh yaitu bab yang dibicarakan. Berdasarkan uraian di
atas dapat dilihat bahwa bab yang disampaikan adalah pembeli datang ke toko
yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli menyampaikan
maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya. Pedagang berjenis
wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan.
Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang
antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara
seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan
tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa
menggunakan bahasa yang sopan.
I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai
untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya
bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan
menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti
telepon, email, dan sebagainya. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 8:
Pedagang: Ngersakke napa Pak?
Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?
Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?
Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.
Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)
Karyawan: Nggih
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.
Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk
mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA kedelapan yaitu instrument yang
digunakan dalam pertuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa
pedagang datang langsung ke toko dan menyampaikan maksudnya untuk membeli
semprotan kepada pedagang. Pembeli menyampaikan maksudnya secara lisan
tentang ketersediaan semprotan dan akan membelinya. Dapat dilihat pelibat tutur
tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan
pembeli. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat
menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.
C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses
pertuturan secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh
pada ragam tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
disesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat
siapa mitra tutur yang terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan
memunculkan berbagai ragam bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan
formal. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data tuturan 6:
Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?
Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pembeli: Lilin biasa setunggal.
Pedagang: Sanesipun?
Pembeli: Pun Mbak
Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia
sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.
Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra
tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA kesembilan yaitu citarasa. Pertuturan
yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena
mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing Berdasarkan uraian di
atas dapat dilihat bahwa pedaagang memulai percakapan dengan menyapa
pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat pelibat tutur
tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan
pembeli.
A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang
berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan
kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan
kebutuhan. Seperti pada tuturan berikut:
Data Tuturan 8:
Pedagang: Ngersakke napa Pak?
Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?
Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?
Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.
Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)
Karyawan: Nggih
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.
Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk
mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)
Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik
OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu adegan tutur. Pertuturan terjadi di toko
kelontong pukul 14.30 WIB. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan
mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan
tanaman. Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19
tahun untuk mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan
dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat
pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara
pedagang dengan pembeli.
R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam
masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat
banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota
masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara
pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat
diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.
Seperti pertuturan berikut:
Data Tuturan 7:
Ped: Pados napa Bude?
Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.
Ped: Sanesipun napa bude?
Pem: Minyak kampak e satu.
Ped: Nggih.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya
lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur
sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu
literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak
kampak.)
Konsep memoteknik OOEMAUBICARA didasarkan teori
Poedjosoedarmo (1985: 24) kesebelas yaitu register. Pertuturan terjadi di toko
kelontong, penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli. Penggunaan bahasa yang terlihat dan identik digunakan dalam proses
jual beli khususnya di toko kelontong ini yakni pertuturan yang identic dengan
transaksi yang berkaitan dengan jumlah, satuan dan nominal. Seperti halnya
penggunaan istilah “literan, kilogram, dua bungkus”. Pembeli yang bermaksud
membeli minyak goreng, gula jawa, dan minyak kampak menyampaikan pada
pedagang jumlah yang dimaksudkan. Pelibat tutur tersebut sudah sama-sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli, maka antara
pedagang dengan pembeli saing menghargai dalam pertuturan yakni dengan
menggunakan bahasa yang sopan.
A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa
berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma
tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang
digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.
Seperti pertuturan berikut:
Data tuturan 6:
Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?
Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pembeli: Lilin biasa setunggal.
Pedagang: Sanesipun?
Pembeli: Pun Mbak
Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia
sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.
Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra
tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA keduabelas yaitu aturan atau norma
kebahasaan. Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan
suasana santun karena mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan
dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara
pedagang dengan pembeli.
4.2.3.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A)
Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti
menemukan 1 pola elemen yang tidak konsisten hadir dalam pertuturan yang
terjadi antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen A. A= Adanya O3,
yaitu kehadiran orang lain atau orang ketiga. Pertuturan dapat dilakukan secara
berganti biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada proses pertuturan.
Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat dalam proses
pertuturan yang sedang berlangsung.
Data Tuturan 8:
Pedagang: Ngersakke napa Pak?
Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?
Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?
Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.
Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)
Karyawan: Nggih
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.
Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk
mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA berdasarkan elemen konteks sosial
oleh teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang kelima yaitu A= adanya O3 dan
barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan. cuplikan pertuturan tersebut
dapat dilihat bahwa pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur,
pedagang sebagai mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
orang ke tiga. Elemen adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan
pertuturan, karena lebih banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang.
Karyawan terlibat dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.
4.2.3.3 Konteks Sosial yang Lengkap Memiliki Dua Belas Elemen
(OOEMAUBICARA)
Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti
menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi
antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMUBICARA.
O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam
pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar
belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan
bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis
kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,
kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti
menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.
Data Tuturan 6:
Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?
Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pem : Lilin biasa setunggal.
Ped : Sanesipun?
Pem : Pun Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra
tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh
kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati
pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA pertama yaitu O1= orang ke satu atau
penutur. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang berjenis wanita
pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan. Dapat
dilihat pelibat tutur tersebut memiliki sudah sama-sama mengetahui latar belakang
antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara
seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan
tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa
menggunakan bahasa Jawa secara sopan.
O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra
tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan
sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2
akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk
menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur.
Data Tuturan 7:
Ped: Pados napa Bude?
Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.
Ped: Sanesipun napa bude?
Pem: Minyak kampak e satu.
Ped: Nggih.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya
lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur
sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu
literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak
kampak.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Komponen tutur OOEMAUBICARA kedua yaitu O2= orang ke-dua atau mitra
tutur. Uraian tersebut dapat dilihat bahwa pembeli berjenis kelamin wanita berusia
sekitar 55 tahun berperan sebagai mitra tutur atau O2 dalam percapakan.
Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati
pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan karena sudah
mengetahui latarbelakang masing-masing.
E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.
Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.
Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan
melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 9:
Ped : Eh Bulik, pados napa?
Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?
Ped : Wah ndak punya e Bulik.
Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.
Ped : Maaf lo Bulik.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di
toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena
tidak tersedia.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA ketiga yaitu E= emosi yang tercipta
oleh pertuturan antara pedagang dengan pembeli. Pertuturan yang terjadi antara
pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena mereka sudah
mengetahui latarbelakang masing-masing, namun secara tidak langsung pembeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
mengalami kekecewaan karena tidak mendapatkan barang yang pembeli
maksudkan.
M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat
mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi
pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan
tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu. Seperti dalam pertuturan
berikut:
Data tuturan 6:
Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?
Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pembeli: Lilin biasa setunggal.
Pedagang: Sanesipun?
Pembeli: Pun Mbak
Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia
sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.
Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra
tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA keempat yaitu maksud pertuturan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa maksud atau tujuan pembeli
datang ke toko yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli
menyampaikan maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya.
Pedagang berjenis wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur
dalam percapakan. Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama
mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih
tinggi. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat
menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.
A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain atau orang ketiga. Pertuturan
dapat dilakukan secara berganti biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir
pada proses pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena
terlibat dalam proses pertuturan yang sedang berlangsung.
Data Tuturan 8:
Pedagang: Ngersakke napa Pak?
Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?
Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?
Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.
Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)
Karyawan: Nggih
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.
Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk
mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)
Komponen tutur OOEMAUBICARA berdasarkan elemen konteks sosial
oleh teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang kelima yaitu A= adanya O3 dan
barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan. cuplikan pertuturan tersebut
dapat dilihat bahwa pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur,
pedagang sebagai mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai
orang ke tiga. Elemen adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
pertuturan, karena lebih banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang.
Karyawan terlibat dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.
U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus
berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam
pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara
bergantian dalam proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua
harus berbicara terlebih dahulu. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 9:
Ped : Eh Bulik, pados napa?
Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?
Ped : Wah ndak punya e Bulik.
Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.
Ped : Maaf lo Bulik.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di
toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena
tidak tersedia.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep
memoteknik OOEMAUBICARA keenam yaitu urutan berbicara. Berdasarkan
uraian di atas dapat dilihat bahwa antara pertuturan antara pedagang dengan
pembeli diawali oleh pedagang yang menyapa seorang wanita dengan sapaan
“Bulik”. Pertuturan secara bergantian direspon oleh pembeli yang menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli cetakan nasi, namun ketersediaan di toko
sedang kosong. Pertuturan tersebut secara bergantian dapat dipahami dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
baik oleh pedagang maupun pembeli. Pelibat tutur tersebut sama-samasudah
mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. pedagang sangat
menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan.
B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok
pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat
akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud
pertuturannya. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 6:
Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?
Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pem : Lilin biasa setunggal.
Ped : Sanesipun?
Pem : Pun Mbak.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra
tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh
kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati
pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)
Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik
OOEMAUBICARA ketujuh yaitu bab yang dibicarakan. Berdasarkan uraian di
atas dapat dilihat bahwa bab yang disampaikan adalah pembeli datang ke toko
yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli menyampaikan
maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya. Pedagang berjenis
wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan.
Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara
seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan
tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa
menggunakan bahasa yang sopan.
I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai
untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya
bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan
menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau
simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti
telepon, email, dan sebagainya. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data Tuturan 8:
Pedagang: Ngersakke napa Pak?
Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?
Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?
Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.
Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)
Karyawan: Nggih
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.
Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk
mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA kedelapan yaitu instrument yang
digunakan dalam pertuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
pedagang datang langsung ke toko dan menyampaikan maksudnya untuk membeli
semprotan kepada pedagang. Pembeli menyampaikan maksudnya secara lisan
tentang ketersediaan semprotan dan akan membelinya. Dapat dilihat pelibat tutur
tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan
pembeli. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat
menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.
C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses
pertuturan secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh
pada ragam tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa
disesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat
siapa mitra tutur yang terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan
memunculkan berbagai ragam bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan
formal. Seperti dalam pertuturan berikut:
Data tuturan 6:
Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?
Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pembeli: Lilin biasa setunggal.
Pedagang: Sanesipun?
Pembeli: Pun Mbak
Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia
sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.
Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra
tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA kesembilan yaitu citarasa. Pertuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena
mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing Berdasarkan uraian di
atas dapat dilihat bahwa pedaagang memulai percakapan dengan menyapa
pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat pelibat tutur
tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan
pembeli.
A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang
berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan
kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan
warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan
kebutuhan. Seperti pada tuturan berikut:
Data Tuturan 8:
Pedagang: Ngersakke napa Pak?
Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?
Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?
Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.
Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)
Karyawan: Nggih
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih
tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.
Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk
mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)
Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik
OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu adegan tutur. Pertuturan terjadi di toko
kelontong pukul 14.30 WIB. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan
tanaman. Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19
tahun untuk mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan
dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat
pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara
pedagang dengan pembeli.
R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam
masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon
memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat
banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota
masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara
pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat
diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.
Seperti pertuturan berikut:
Data Tuturan 7:
Ped: Pados napa Bude?
Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.
Ped: Sanesipun napa bude?
Pem: Minyak kampak e satu.
Ped: Nggih.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan
antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya
lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur
sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu
literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak
kampak.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Konsep memoteknik OOEMAUBICARA didasarkan teori
Poedjosoedarmo (1985: 24) kesebelas yaitu register. Pertuturan terjadi di toko
kelontong, penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai
pembeli. Penggunaan bahasa yang terlihat dan identik digunakan dalam proses
jual beli khususnya di toko kelontong ini yakni pertuturan yang identic dengan
transaksi yang berkaitan dengan jumlah, satuan dan nominal. Seperti halnya
penggunaan istilah “literan, kilogram, dua bungkus”. Pembeli yang bermaksud
membeli minyak goreng, gula jawa, dan minyak kampak menyampaikan pada
pedagang jumlah yang dimaksudkan. Pelibat tutur tersebut sudah sama-sama
mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli, maka antara
pedagang dengan pembeli saing menghargai dalam pertuturan yakni dengan
menggunakan bahasa yang sopan.
A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa
berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma
tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang
digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.
Seperti pertuturan berikut:
Data tuturan 6:
Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?
Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.
Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?
Pembeli: Lilin biasa setunggal.
Pedagang: Sanesipun?
Pembeli: Pun Mbak
Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.
Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra
tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.
Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai
konsep memoteknik OOEMAUBICARA keduabelas yaitu aturan atau norma
kebahasaan. Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan
suasana santun karena mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan
dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat
pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara
pedagang dengan pembeli.
4.2.4 Fungsi Konteks Sosietal
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan
pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi
konteks.
4.2.4.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan 3:
Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.
Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).
Kar : Nggih Mbak.
Pem : plastiknya didobel ya Mbak.
Ped : Oke.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan
maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta
bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung
sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-
bincang.)
Fungsi konteks sosietal yakni memberikan informasi secara rinci yang
disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya
untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus
dengan dua plastik yang dilapiskan. Pembeli datang dan mendekati pedagang
menyampaikan maksudnya, terdapat beberapa barang yang ingin dibeli oleh
pedagang, maka fungsi konteks sosietal yakni dapat memberikan informasi secara
rinci yang disampaikan oleh pembeli.
4.2.4.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas
Data Tuturan 4:
Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.
Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.
(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis
kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli
namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan
memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan
lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra
tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah
lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian
mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena
keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari
kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu
yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Kedatangan pembeli
direspon oleh pedagang, pedagang menyampaikan kejelasannya bahwa lampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
yang akan ditukar oleh pembeli bias dilayani karena masih bergaransi. Fungsi
konteks sosial dapat memperjelas pertuturan yang disampaikan.
4.2.5 Elemen Konteks Kultural
Konteks kultural merupakan aspek di luar kebahasaan berkaitan dengan
budaya yang melekat pada masyarakat yang berpengaruh pada pertuturan.
Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Cultural
context is the institusional and ideological backgound that give value to the text
and constrain its interpretation.” Artinya kultural atau budaya sebagai latar
belakang institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada sebuah tuturan
yang harus diinterpretasikan yang menggambarkan nilai kebudayaan. Dell Hymes
(1974: 53-62) dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa
tutur dengan akronim SPEAKING. Setting= merujuk pada waktu dan tempat;
Participants= pelipat dalam percakapan; End=merujuk pada apa yang akan
dicapai dalam pertuturan; Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan dan isi
pesan; Key= berkaitan dengan nada,cara, perasaan; Instrumental= sarana
penyampaian pesan; Norms= etika dalam petuturan; Genres= jenis wacana dalam
pertuturan. Berikut merupakan hasil analisis cuplikan pertuturan antara pedagang
dengan pembeli beradasarkan elemen konteks kultural.
4.2.5.1 Elemen Konteks Kultural yang Konsisten Hadir (SPEAKING)
Setting dan Scene
Merujuk pada tempat dan waktu terjadinya pertuturan juga suasana pertuturan
yang terjadi. Tempat terjadinya pertuturan berada di Toko Kelontong Anugerah
Jaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel Data yang Mengandung Elemen Setting dan Scene
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak pembersih lantai kalih
sampurna mild besar.
Ped: Siap.
Pem: Dinota lho Mbak.
Ped: Tumben nota-nota nan.
Pem: Haha, ben sip Mbak.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 25 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli pembersih lantai
dan rokok bermerk sampurna mild
berukuran besar, kemudian mitra tutur
melayani penutur. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa sehingga
pertuturan dominan menggunakan
bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)
dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan
akronim SPEAKING. Setting= merujuk pada waktu dan tempat. Pertuturan terjadi
di toko kolontong anugerah jaya pukul 13.10 WIB dengan suasana yang santai.
Penutur memulai percakapan dengan langsung menyampaikan maksud yang
diinginkan. Mitra tutur dapat memahami maksud penutur dan langsung merespon
apa yang dimaksudkan penutur.
Participants
Orang yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Partisipan dalam pertuturan adalah
penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam percakapan. Seringkali dalam
percakapan melibatkan orang ketiga yang mempengaruhi pertuturan.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Participants
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak pembersih lantai kalih
sampurna mild besar.
Ped: Siap.
Pem: Dinota lho Mbak.
Ped: Tumben nota-nota nan.
Pem: Haha, ben sip Mbak.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 25 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli pembersih lantai
dan rokok bermerk sampurna mild
berukuran besar, kemudian mitra tutur
melayani penutur. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa sehingga
pertuturan dominan menggunakan
bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)
dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan
akronim SPEAKING. Participants= pelipat dalam percakapan. Dilihat
berdasarkan pertuturan tersebut pembeli sebagai penutur dan pedagang yang
merespon tuturan sebagai mitra tutur.
End
Sebuah pertuturan yang terjadi baik yang disampaikan penutur maupun mitra tutur
memiliki tujuan tertentu.
Tabel Data yang Mengandung Elemen End
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak onten amplop kecil?
Nyuwun kalih ewu mawon.
Ped: Nyuwun pangapunten onten e
tanggung Mbak.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 10.35 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin
wanita berusia sekitar 39 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Pem: Mboten napa-napa Mbak.
Ped: Nuwun.
Pem: Sami-sami
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli amplop yang
berukuran kecil eceran seharga
Rp2.000,00 kemudian mitra tutur
melayani penutur. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa sehingga
pertuturan dominan menggunakan
bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)
dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan
akronim SPEAKING. Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan dan isi
pesan. Terlihat dalam bertuturan di atas bahwa penutur memulai tuturan dengan
menyatakan bahwa penutur ingin membeli amplop kecil. Mitra tutur merespon
apa yang dimaksudkan penutur bahwa ketersediaan amplop kecil habis dan mitra
tutur menginformasikan bahwa yang tersedia tinggal amplop yang tanggung.
Act of Sequence
Isi dan bentuk pesan yang disampaikan penutur dan mitra tutur yang
mempengaruhi pertuturan.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Act of Sequence
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Ukuran sandal e tinggal iki
tok Mbak?
Ped: Sik Mbak, isih kok.
Pem: keciliken e Mbak.
Ped: Nggo milih Mbak(sambil
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 09.50 WIB. Antara seorang
pembeli berjenis kelamin wanita berusia
sekitar 23 tahun yang sudah akrab
dengan mitra tutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pedagang berjenis
kelamin wanita berusia 37 tahun.
Penutur bermaksud membeli sandal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
membuka plastik).
dengan mencoba ukuran sandal dengan
kakinya. Kemudian mitra tutur
melayani penutur. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa sehingga
pertuturan dominan menggunakan
bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)
dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan
akronim SPEAKING. Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan dan isi
pesan. Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli berisi tentang
bahwa penutur menanyakan informasi lebih rinci mengenai ukuran sandal yang
sesuai. Mitra tutur memahami apa yang dimaksud oleh penutur sehingga mitra
turtur merespon dengan melayani penutur.
Key
Merujuk pada nada atau cara penyampaian tuturan oleh penutur maupun mitra
tutur, berdasarkan pengamatan peneliti bahwa penyampaian pesan dari penutur
maupun mitra tutur dominan menggunakan bahasa yang santai.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Key
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak pembersih lantai kalih
sampurna mild besar.
Ped: Siap.
Pemi: Dinota lho Mbak.
Ped: Tumben nota-nota nan.
Pem: Haha, ben sip Mbak.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 25 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli pembersih lantai
dan rokok bermerk sampurna mild
berukuran besar, kemudian mitra tutur
melayani penutur. Keduanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
berlatarbelakang budaya Jawa
sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62) dalam Baryadi
(2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan akronim
SPEAKING. Key= berkaitan dengan nada, cara, perasaan. Pertuturan tersebut
suasana yang tercipta adalah santai sehingga penutur dan mitra tutur dapat
berbahasa secara akrab. Penutur menyapa dengan ceria dan mitra tutur merespon
dengan ramah.
Instrumentalities
Penggunaan bahasa yang digunakan antara penutur dan mitra tutur. Terlihat dalam
pertuturan antara pedagang dengan pembeli lebih banyak menggunakan bahasa
Jawa, baik menggunakan bahasa Jawa Krama maupun Ngoko. Hal tersebut terjadi
karena mayoritas masyarakat sekitar berbudaya Jawa.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Instrumentalities
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak telur.
Ped: Berapa?
Pem: Dua kilo Mbak.
Ped: Karo apa Mbak?
Pem: Minyak goreng dua literan
satu.
Ped: Endok mundhak e Mbak.
Pem: Piro Mbak?
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 09.10 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penutur berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 27
tahun yang sudah akrab dengan mitra
tutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli telur dua
kilogram dan minyak goreng satu liter.
Mitra tutur memberikan informasi
tambahan tentang kenaikan harga
telur. Kemudian mitra tutur melayani
penutur. Keduanya berlatarbelakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Ped: Telu likur Mbak.
Pem: Rapapa Mbak, berapa mbak
kabeh?
Ped: Empat-empat Mbak.
Pem:Nuwun
budaya Jawa sehingga pertuturan
dominan menggunakan bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62) dalam
Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan akronim
SPEAKING. Instrumental= sarana penyampaian pesan. Berdasarkan tuturan
tersebut dapat dilihat bahwa penutur berlatar belakang budaya Jawa yang terlihat
dari cuplikan pertuturan tersebut. Penutur dan mitra tutur saling memahami dan
merespon dengan menggunakan bahasa Jawa.
Norms
Proses pertuturan dipengaruhi oleh norma-norma yang digunakan antara penutur
dan mitra tutur ketika berinteraksi. Norma yang digunakan merujuk pada aturan
penutur maupun mitra tutur kapan akan mulai berbicara, kapan akan merespon
pertuturan yang diujarkan.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Norms
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Dik, payung e wangun sing
abang apa biru?
Ped: Nggih manut selera Bude. Nek
kulo milih biru, sing mboten
ngejreng. Hehe
Pem: Iyo e Dik. Telu lima kabeh iki?
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 16.00 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin
wanita berusia sekitar 60 tahun
sebagai penutur, sedangkan mitra tutur
adalah seorang pedagang berjenis
kelamin wanita berusia 37 tahun.
Penutur bermaksud membeli payung
dengan menanyakan pada mitra tutur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Ped: Nggih Bude sami regine. tentang pilihan warna yang lebih
sesuai. Kemudian mitra tutur melayani
penutur. Keduanya berlatarbelakang
budaya Jawa sehingga pertuturan
dominan menggunakan bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)
dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan
akronim SPEAKING. Norms= etika dalam petuturan. Terlihat dari pertuturan
tersebut bahwa antara pedagang dengan pembeli bertutur secara bergantian dan
merespon apa yang dimaksudkan oleh mitra tutur. Penutur meminta pertimbangan
pada barang yang penutur akan beli pada mitra tutur, kemudian mitra tutur
memberikan saran.
Genres
Ragam pertuturan yang digunakan dalam pertuturan. Pertuturan yang terjadi
antara pedagang dengan pembeli dengan cara berdialog secara langsung untuk
menyampaikan maksud yang diinginkan baik oleh penutur maupun mitra tutur.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Genres
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Dik, payung e wangun sing
abang apa biru?
Ped: Nggih manut selera Bude. Nek
kulo milih biru, sing mboten
ngejreng. Hehe
Pem: Iyo e Dik. Telu lima kabeh
iki?
Ped: Nggih Bude sami regine.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 16.00 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin
wanita berusia sekitar 60 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli payung dengan
menanyakan pada mitra tutur tentang
pilihan warna yang lebih sesuai.
Kemudian mitra tutur melayani penutur.
Keduanya berlatarbelakang budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Jawa sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)
dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan
akronim SPEAKING. Genres= jenis wacana dalam pertuturan. Pertuturan tersebut
terjadi di toko kelontong, penutur yang berada langsung di dekat mitra tutur
menyampaikan maksud pertuturan dan mitra tutur memahami apa yang
disampaikan penutur dengan memberikan pertimbangan yang sesuai.
4.2.6 Fungsi Konteks
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan
pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi
konteks.
4.2.6.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak onten amplop kecil?
Nyuwun kalih ewu mawon.
Ped: Nyuwun pangapunten onten e
tanggung Mbak.
Pem: Mboten napa-napa Mbak.
Ped: Nuwun.
Pem: Sami-sami
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 10.35 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin
wanita berusia sekitar 39 tahun
sebagai penutur, sedangkan mitra
tutur adalah seorang pedagang
berjenis kelamin wanita berusia 37
tahun. Penutur bermaksud membeli
amplop yang berukuran kecil eceran
seharga Rp2.000,00 kemudian mitra
tutur melayani penutur. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa
sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang disampaikan oleh
pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya untuk amplop,
namun amplop yang dimaksudkan tidak tersedia.
4.2.6.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pedagang: Wah Mbak, rantang e
durung teka e, mengko jam siji.
Pembeli: Woo, ya Mbk.
Pedagang: Mengko rene Mbak.
Pembeli: Oke
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 08.40 WIB. Antara seorang
pedagang sebagai penutur berjenis
kelamin wanita berusia 37 tahun,
sedangkan mitra tutur seorang
pembeli berjenis kelamin wanita
berusia sekitar 39 tahun yang sudah
akrab dengan mitra tutur.Penutur
bermaksud memberi informasi
bahwa pesanan rantang mitra tutur
belum datang, masih nanti siang
pukul 13.00 WIB. Keduanya
berlatarbelakang budaya Jawa
sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari
kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Menanyakan pesanan
rantang yang telah dipesan namun belum datang, pedagang menyampaikan jika
rantang yang dipesan akan dikirim pukul 13.00 WIB.
4.2.6.3 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pem: Mbak pembersih lantai kalih
sampurna mild besar.
Ped: Siap.
Pem: Dinota lho Mbak.
Ped: Tumben nota-nota nan.
Pertuturan terjadi di toko kelontong
pukul 13.10 WIB. Penuturan antara
seorang pembeli berjenis kelamin pria
berusia sekitar 25 tahun sebagai
penutur, sedangkan mitra tutur adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli pembersih lantai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Pem: Haha, ben sip Mbak. dan rokok bermerk sampurna mild
berukuran besar, kemudian mitra tutur
melayani penutur dengan menuliskan
barang yang dibeli pada nota.
Keduanya berlatarbelakang budaya
Jawa sehingga pertuturan dominan
menggunakan bahasa Jawa.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi tambahan. Pembeli
menyampaikan keinginannya untuk membeli pembersih lantai dan rokok
yang bermerk sampurna mild, pembeli menyampaikan pesan kepada
pedagang untuk membuatkan nota belanjaannya. Penutur dan mitra tutur
menyampaikn tuturannya dengan menggunakan bahasa Jawa. Pedagang
yang sudah mengetahui latar belakang pembeli bertanya karena pembeli
biasanya tidak meminta nota belanja. Dapat dilihat fungsi konteks dapat
memberikan informasi tambahan yang dimaksudkan oleh pembeli.
4.2.7 Elemen Konteks Situasional
Leech (dalam Rahardi 2003: 18) memaparkan bahwa konteks situasi
tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan
(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh
penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang
menyertai, mewadahi serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.
Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Geoffrey N.
Leech (1993: 19-22) dalam Baryadi (2015: 31) merumuskan komponen dalam
konteks situasi. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan sembilan
cuplikan data pertuturan yang mengandung konteks situasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
1. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)
Penyapa dan pesapa merupakan partisipan yang terlibat dalam komunikasi.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Pesapa dan Penyapa
Data Pertuturan Konteks Pertuturan
Pembeli: Topsong Mbak.
Pedagang: Niku Mas milih.
Pembeli: Tambah niki (menunjukkan
permen)
Pedagang: Sebelas setengah. Nuwun
Pembeli: Oke Mbak
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 14.35 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penutur berjenis
kelamin pria berusia sekitar 24 tahun
yang sudah akrab dengan mitra tutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang
pedagang berjenis kelamin wanita
berusia 37 tahun. Penutur bermaksud
membeli makanan burung bermerk
topsong dan beberapa buah permen.
Kemudian mitra tutur melayani
penutur. Keduanya berlatarbelakang
budaya Jawa sehingga pertuturan
dominan menggunakan bahasa Jawa.
Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks situasi yang
disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa merujuk pada pembicara atau penulis,
sedangkan pesapa merujuk pada salah satu partisipan komunikasi yang menjadi
komponen penentu dalam konteks situasi yang disampaikan oleh Leech (1993).
Pesapa mengacu pada pendengar atau pembaca yang menafsirkan makna
tutur.pesapa dalam pertuturan tersebut adalah seorang pembeli dan penyapanya
adalah pedagang yang merspon tuturan pembeli.
2. Konteks sebuah tuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Konteks sebagai pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh
penutur dan mitra tutur. Penutur menyampaikan tuturannya, sedangkan mitra tutur
menafsirkan apa yang telah dituturkan oleh penutur. Jika proses pertuturan dapat
dipahami oleh mitra tutur maka tujuan pertuturan tersebut tercapai dengan baik.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Konteks Tuturan
Data Pertuturan Konteks Pertuturan
Pembeli: Topsong Mbak.
Pedagang: Niku Mas milih.
Pembeli: Tambah niki (menunjukkan
permen)
Pedagang: Sebelas setengah. Nuwun
Pembeli: Oke Mbak
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 14.35 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penutur berjenis
kelamin pria berusia sekitar 24 tahun
yang sudah akrab dengan mitra tutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang
pedagang berjenis kelamin wanita
berusia 37 tahun. Penutur bermaksud
membeli makanan burung bermerk
topsong dan beberapa buah permen.
Kemudian mitra tutur melayani
penutur. Keduanya berlatarbelakang
budaya Jawa sehingga pertuturan
dominan menggunakan bahasa Jawa.
Berdasarkan pertuturan tersebut konteks penuturan terjadi di toko
kelontong pukul 14.35 WIB. Antara seorang pembeli sebagai penutur berjenis
kelamin pria berusia sekitar 24 tahun yang sudah akrab dengan mitra tutur,
sedangkan mitra tutur adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia
37 tahun. Penutur bermaksud membeli makanan burung bermerk topsong dan
beberapa buah permen. Kemudian mitra tutur melayani penutur. Keduanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
berlatarbelakang budaya Jawa sehingga pertuturan dominan menggunakan bahasa
Jawa.
3. Tujuan tuturan
Tujuan tuturan diantaranya untuk menanyakan sesuatu, memberikan informasi,
menghimbau, meminta bantuan, dan lain sebagainya.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Tujuan Tuturan
Data Pertuturan Konteks Pertuturan
Pembeli: Mbak kalo ager-ager
sebungkus kira-kira jadi berapa cup ya
Mbak?
Pedagang: Sekitar 40an Mbak.
Pembeli: Empat cukup berarti Mbak,
sama gulane pasir rong kilo Mbak.
Pedagang: Oke, napa malih?
Pembeli: Dah itu aja Mbak.
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 09.30 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 35
tahun, sedangkan pesapa adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penyapa
bermaksud ingin membeli agar-agar,
penyapa menanyakan jumlah porsi
ketika sudah matang pada setiap
bungkus agar-agar. Kemudian mitra
tutur melayani penutur.
Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli tersebut memiliki tujuan
pertuturan bahwa pembeli hendak membeli agar-agar dan gula pasir. Pembeli
bertanya pada pedagang untuk diberikan pertimbangan terkait agar-agar yang
dibeli jika dibuat dapat menjadi berapa cup dan sekaligus membeli gula pasir,
pedagang memahami maksud pembeli dan memberikan saran, serta melayani
pembeli.
4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar
Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa
pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat nyata, yaitu bersifat tindakan
verbal yang terjadi dalam situasi tutur terjadi dalam waktu tertentu. Pertuturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
merupakan suatu tindakan ujar atau tuturan tersebut. Tindakan ujar yang terjadi
seperti pertuturan yang terjadi antara pedagang dan pembelinya.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Tuturan Sebagai Bentuk Tindakan
atau Tindak Ujar
Data Pertuturan Konteks Pertuturan
Pembeli: Biasa Mbak.
Pedagang: Tambah apa?
(mengambilkan dua bungkus rokok)
Pembeli: Itu tok Mbak.
Pedagang: Empat puluh Mas.
Pembeli: Oke Mbak, nuwun.
Pedagang: Nggih Mas.
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 09.00 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin laki-laki berusia sekitar 40
tahun, sedangkan pesapa adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur dan
mitra tutur memiliki relasi yang
sudah akrab, sehingga keduanya
bertutur secara santai. Penyapa
bermaksud ingin membeli rokok
sebanyak dua bungkus, karena
penyapa hampir setiap hari membeli
rokok sebanyak dua bungkus maka
pedagang sebagai pesapa hingga
hafal dengan kebiasaan penyapa.
Kemudian mitra tutur melayani
penutur.
Berdasarkan percakapan tersebut bentuk tindakan dapat dilihat dari respon
pedagang yang memahami maksud pembeli. Bahwa pembeli ingin membeli
rokok. Pembeli menyampaikan “Biasa Mbak” yang direspon oleh pedagang
dengan “Tambah apa?”. Berdasarkan tuturan yang disampaikan oleh pembeli,
pedagang memahami maksud pembeli yakni ingin membeli rokok karena antara
pedagang dan pembeli sudah mengetahui latarbelakangnya masing-masing.
Sehingga pedagang langsung merespon dengan menanyakan apakah ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
tambahan lain yang ingin dibeli. Ujaran yang dilakukan pedagang menandakan
bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
5. Tuturan sebagai tindak verbal
Ditinjau dari segi gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara
pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan
lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud
pembicaraan. Sebuah pertuturan akan yang dituturkan penutur akan menimbulkan
suatu respon bagi mitra tutur. Pertuturan yang mengandung tindakan verbal
misalnya ketika pembeli meminta barang di took kelontong kemudian pedagang
melayani dengan mengambilkan barang yang dimaksudkan pembeli.
Tabel Data yang Mengandung Elemen Tuturan Sebagai Tindak Verbal
Data Pertuturan Konteks Pertuturan
Pembeli: Boleh ngecer nggak Mbak?
Pedagang: Boleh Mas, buka mawon.
Pembeli: Gunting Mbak (meminjam
gunting untuk memotong tali)
Pedagang: (memberikan gunting)
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 09.45 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin pria berusia sekitar 45 tahun,
sedangkan pesapa adalah seorang
pedagang berjenis kelamin wanita
berusia 37 tahun. Penyapa bermaksud
ingin sarung tangan, namun sarung
tangan tersebut masih dalam kemasan
yang rapi. Penyapa ingin membeli
sarung tangan tersebut secara eceran,
lalu menanyakan pada pedagang
apakah kemasannya boleh dibuka atau
tidak. Kemudian pesapa meminjamkan
gunting untuk memotong tali yang
masih mengikat kemasan sarung
tangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Berdasarkan pertuturan tersebut tindak verbal dilakukan oleh pedagang.
Pembeli menanyakan apakah kemasannya boleh dibuka atau harus dibeli per
bungkus, Pedagang memahami maksud pembeli dengan merespon mengambilkan
gunting untuk membuka kemasan sandal yang masih utuh. Hal tersebut
merupakan tindakan verbal yang dilakukan oleh pedagang. Pedagang mendekati
pembeli yang sedang memilih sandal, pedagang membawa gunting untuk
membuka kemasan sandal.
4.2.8 Fungsi Konteks Situasional
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan
antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.
4.2.8.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pembeli: Mbak ada mantol plastik?
Pedagang: Sik enam ribuan po?
Pembeli: Iya Mbak.
Pedagang: Habis e Mbak.
Pembeli: Yaaah, yaudah Mbak
makasih.
Pedagang: Sori ya Mbak, durung teka
e.
Pembeli: Sante Mbak.
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 11.20 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 28
tahun, sedangkan pesapa adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penyapa
bermaksud ingin membeli mantol
plastik yang harganya Rp6000,00,
tetapi ketersediaan mantol tersebut di
toko kelontong tidak tersedia dan
penyapa tidak jadi membeli mantol
yang diinginkan.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang
disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya
untuk membeli mantol plastik. Pembeli datang ke toko dan menghampiri
pedagang dengan menyampaikan “Mbak ada mantol plastik?” kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Pedagang merespon “Sik enam ribuan po?” Pedagang: “Habis e Mbak”. Pembeli:
“Yaaah, yaudah Mbak makasih.” Pedagang: “Sori ya Mbak, durung teka e.”
Pembeli: “Sante Mbak.”. Dapat dilihat dari percakapan tersebut pembeli
menanyakan ketersediaan mantol plastik kemudian direspon oleh pedagang bahwa
ketersediaan mantol plastik habis dan belum datang lagi. Fungsi konteks yang
terlihat yakni dapat memberikan informasi secara rinci baik dari pertuturan yang
disampaikan pedagang maupun pembeli.
4.2.8.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan
Data Tuturan Konteks Tuturan
Pembeli: Misi mbak, ada aqua gelas
240 ml?
Pedagang: Ada Mbak, berapa?
Pembeli: Tiga karton berapa Mbak?
Pedagang: Oke, tujuh puluh dua.
Pembeli: Minta nota Mbak, makasih
mbak (menyerahan uang)
Pedagang: Sama-sama.
Penuturan terjadi di toko kelontong
pukul 10.45 WIB. Antara seorang
pembeli sebagai penyapa berjenis
kelamin wanita berusia sekitar 25
tahun, sedangkan pesapa adalah
seorang pedagang berjenis kelamin
wanita berusia 37 tahun. Penutur
bermaksud membeli air mineral
gelasan 240 ml sebanyak tiga karton.
Kemudian mitra tutur melayani
penutur.
Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara tambahan. Pembeli
menanyakan ketersedian air mineral kemasan dan membeli sebanyak tiga karton.
Fungsi konteks dapat memperjelas maksud pertuturan, pembeli datang ke toko
yang sambut oleh pedagang dan pembeli menyampaikan “Misi mbak, ada aqua
gelas 240 ml?” artinya pembeli menanyakan ketersediaan air mineral aqua gelas
240 ml dan akan membeli aqua tersebut. Pedagang memperoleh infromasi
tambahan yang disampaikan oleh pembeli bahwa akan membeli aqua gelas 240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
ml dan membeli sebanyak tiga karton, serta pembeli memperoleh informasi dari
pedagang bahwa ketersediaan aqua gelas 240 ml masih tersedia.
4.3. Pembahasan
Setelah peneliti selesai menganalisis data cuplikan pertuturan antara
pedagang dengan pembeli mengenai elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik,
data tersebut dibahas untuk mengetahui elemen dan fungsi konteks
ekstralinguistik. Peneliti menunjukkan elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik
berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis berdasarkan teori yang
digunakan untuk menganalisis. Konteks yang melatarbelakangi pertuturan
menjadi salah satu faktor penentu maksud ujaran dan ketercapaian tujuan
pertuturan.
Penelitian mengenai konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli kemudian dikaji dengan menggunakan teori yang
sesuai. Konteks sosial yang melekat pada setiap individu yang mempengaruhi
dalam proses pertuturan. Hubungan yang terjalin antara pedagang dengan pembeli
dapat dilihat dari latar belakang kedua pihak tersebut, bagaimana latar belakag
keseharian antara satu dengan yang lain sehingga dapat mempengaruhi pertuturan.
Pertuturan yang mengandung konteks sosial didasarkan pada teori
Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA. Konteks
sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari “rasa memiliki”
kedudukan seseorang. Hubungan antara penutur dan mitra tutur yang berbeda
kedudukan yang menghasilkan pertuturan beraneka ragam. Elemen konteks
sosietal berpacu pada konsep pemikiran Poedjosoedarmo (1985: 24). Faktor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
mempengaruhi penggunaan bahasa disebut dengan istilah “komponen tutur”
sebagai konsep memoteknik OOEMAUBICARA. Konteks Konteks kultural
merupakan aspek di luar kebahasaan berkaitan dengan budaya yang melekat pada
masyarakat yang berpengaruh pada pertuturan. Dell Hymes (1974: 53-62) dalam
Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan akronim
SPEAKING. Konteks situasional merupakan latar belakang yang melingkupi
sebuah pertuturan yang sedang terjadi. Halliday (1992) mengatakan konteks
situasional adalah lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi.
Dapat diartikan konteks situasional merupakan situasi yang mengiringi terjadinya
pertuturan. Leech (1993) dalam (Rahardi, 2003: 18) memaparkan bahwa konteks
situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan
(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh
penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang
menyertai, mewadahi serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.
Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Geoffrey N.
Leech (1993: 19-22) dalam Baryadi (2015: 31) merumuskan komponen dalam
konteks situasi. Berikut ini adalah komponen-komponen penentu dalam konteks
situasional, penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa), konteks sebuah
tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, tuturan
sebagai tindak verbal.
Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan elemen konteks sosial yang
terdapat dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli tidak semua hadir
dalam konteks pertuturan. Elemen yang tidak selalu hadir adalah O3 atau orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
ketiga yang terlibat dalam pertuturan. Percakapan lebih banyak terjadi dengan
melibatkan dua partisipan yakni penutur dan mitra tutur. Elemen yang konsisten
hadir dalam konteks pertuturan antara pedagang dengan pembeli adalah
OOEMUBICARA, dari lima data yang diperoleh peneliti menemukan satu
konteks pertuturan yang mengandung elemen lengkap yakni OOEMAUBICARA.
Data yang telah dianalisis mengandung konteks sosietal dan mengandung elemen
lengkap OOEMAUBICARA berjumlah empat cuplikan satu diantaranya tidak
mengandung unsur O3 atau hadirnya orang ketiga dalam pertuturan. Sedangkan
konteks kultural terdapat dua belas data dan semuanya mengandung elemen
lengkap yakni SPEAKING. Data yang diperoleh berdasarkan konteks situasi
berjumlah sembilan data dan semuanya mengandung elemen konteks situasional
secara lengkap. Konteks situasional terdapat penyapa dan pesapa, konteks sebuah
tuturan, tujuan pertuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar,
tuturan sebagai tindakan verbal.
Selain elemen yang terkandung dalam konteks pertuturan anatara
pedagang dengan pembeli, peneliti juga menemukan fungsi-fungsi pada setiap
konteks ekstralinguistuk tersebut. Fungsi konteks tersebut ditemukan dengan
menganalisis konteks pertuturan anatara pedagang dengan pembeli. Peneliti
menemukan fungsi konteks ekstralinguistik diantaranya (1) fungsi konteks
memberikan informasi secara rinci, (2) fungsi konteks memberikan informasi
tambahan, (3) fungsi konteks memberikan informasi secara jelas, (4) fungsi
konteks memberikan konfirmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Apabila dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priscila Felicia
Elu (2018) mendeskripsikan tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi
konteks sosio-kultural dalam menentukan maksud mahasiswa berlatar belakang
kultur Jawa Prodi PBSI USD. Penelitian ini menggunakan alat analisis konteks
sosio-kultural untuk mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks dalam pertuturan
mahasiswa berlatar belakang kultur Jawa Prodi PBSI USD. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang elemen dan
fungsi konteks, sedangkan perbedaannya terletak objek penelitian dan fokus pada
alat analisisnya. Saudari Priscila Felicia Elu hanya menggunakan konteks sosio-
kultural sebagai alat analisisnya sedangkan peneliti pada penelitian ini
menggunakan alat analisis konteks situasi, konteks sosial, konteks sosietal, dan
konteks kultural. Objek yang digunakan saudari Priscila Felicia Elu adalah
pertuturan mahasiswa dan dosen, sedangkan objek penelitian ini adalah pertuturan
pedagang dan pembeli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
BAB V
PENUTUP
Bagian ini menguraikan dua hal, yakni (1) simpulan, (2) saran. Simpulan
berisi rangkuman dalam pemelitian. Saran berisi hal yang perlu dipertimbangkan
pada penelitian selanjutnya dari berbagai pihak yang terkait. Berikut paparan dua
hal tersebut:
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian bab IV mengenai pola elemen konteks dan fungsi konteks
dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan
berbaga elemen konteks dan fungsi konteks yang hadir dalam cuplikan pertuturan.
a. Berdasarkan hasil analisis empat cuplikan pertuturan antara pedagang
dengan pembeli yang mengandung elemen konteks sosial sebagai berikut
(1) OOEMAUBICARA, (2) OOEMUBICARA. Elemen yang tidak
konsisten hadir dalam cuplikan pertuturan yakni elemen adanya orang ke
tiga yang terlibat dalam percakapan (A) dan bentuk wacana yang
digunakan termasuk ciri bahasa yang digunakan dalam pertuturan (R).
Selanjutnya, hasil analisis dalam cuplikan pertuturan antara pedagang
dengan pembeli yang mengandung konteks sosietal elemen sebagai berikut
(1) OOEMAUBICARA, (2) OOEMUBICARA. Elemen yang tidak
konsisten hadir dalam cuplikan pertuturan yakni elemen adanya orang ke
tiga yang terlibat dalam percakapan (A) dan bentuk wacana yang
digunakan termasuk ciri bahasa yang digunakan dalam pertuturan (R).
Hasil analisis dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
yang mengandung konteks kultural elemen SPEAKING. Elemen tersebut
semuanya konsisten hadir dalam pertuturan antara pedagang dengan
pembeli. Hasil analisis dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan
pembeli yang mengandung konteks situasional berpola elemen sebagai
berikut (1) pesapa dan penyapa, (2) konteks pertuturan, (3) tujuan
pertuturan, (4) tuturan sebagai tindakan, (5) tuturan sebagai tindak verbal.
Elemen tersebut semuanya konsisten hadir dalam pertuturan antara
pedagang dengan pembeli.
b. Peneliti menemukan fungsi elemen pada setiap konteks yakni, fungsi
konteks sosietal dalam pertuturan (1) memberikan informasi secara rinci,
(2) memberikan keterangan secara jelas. Fungsi konteks sosial dalam
pertuturan yakni (1) memberikan informasi secara rinci, (2) memberikan
keterangan secara jelas. Fungsi konteks kultural dalam pertuturan yakni
(1) memberikan informasi secara rinci, (2) memberikan keterangan secara
jelas, (3) memberikan informasi tambahan. Kemudian, fungsi konteks
sosietal dalam pertuturan yakni (1) memberikan informasi secara rinci, (2)
memberikan keterangan secara jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
a. Penelitian ini meneliti mengenai elemen konteks dan fungsi konteks
dalam pertuturan anatara pedagang dengan pembeli. Peneliti
menemukan elemen-elemen yang terkandung dalam pertuturan dan
menemukan fungsi konteks. Peneliti berharap ada penelitian lanjutan
mengenai elemen dan fungsi konteks yang akan mempertajam
pengetahuan.
b. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan,
harapannya penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang
akan mengkaji mengenai pola elemen dan fungsi konteks dengan
metode dan sumber penelitian yang berbeda, serta mempertajam teori
yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
DAFTAR PUSTAKA
Andang, Kristina Jayanti. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Situasi dalam
Menentukan Maksud Berbahasa Mahasiswa dan Dosen di Prodi PBSI
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018.
Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma
Brown, Gillian dan Yule. George. 1983. Analisis Wacana. 1996. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse: A resource book for student.
London and New York: Routledge.
Elu, Priscila Felicia. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosio-Kultural
dalam Menentukan Maksud Berbahasa Para Mahasiswa Berlatar
Belakang Kultur Jawa Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada Semester Gasal Tahun 2017/2018. Skripsi Sarjana Strata
Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan
Daerah Universitas Sanata Dharma.
Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. England: Pearson Education
Limited.
Moleong, J. Lexy. 2012 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Nadar, FX. 20019. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Putrayasa, Ida Bagus. 2015. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak
Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Rahardi, Kunjana dkk. 2016. Pramatik: Fenomena Ketidaksantunan Berbahasa.
Jakarta: Erlangga.
Rindiyantika, Lastri. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam
Menentukan Maksud Berkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen FKIP
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/20 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.
Supardo, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia dalam Konteks. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pngembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Jakarta 1988.
Verschueren, Jef. 1998. Understanding Pragmatics. New York: Oxford
University Press Inc.
Wai Lawet, Pilipus. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam
Menentukan Maksud Berkomunikasi Antarmahasiswa dan Dosen Non-
FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik
2017/2018. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata
Dharma.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ta
bu
lasi
Da
ta P
enel
itia
n
Ka
jia
n P
rag
ma
tik
Ko
nte
ks
Ek
stra
lin
gu
isti
k
da
lam
Per
tutu
ran
an
tara
Ped
aga
ng
den
ga
n P
emb
eli:
Stu
di
Kasu
s
Ole
h:
Yohan
na
Dw
i S
ury
anin
gsi
h
Dose
n P
embim
bin
g:
Dr.
R. K
unja
na
Rah
ardi,
M.H
um
.
Pet
unju
k T
rian
ggula
si:
1.
Mohon t
rian
ggula
tor
mem
ber
ikan
tan
da
centa
ng (✓
) pad
a kolo
m s
etuju
/ ti
dak
set
uju
yan
g m
enggam
bar
kan
pen
ilai
an t
erhad
ap h
asil
anal
isis
2.
Mohon t
rian
ggula
tor
mem
ber
ikan
cat
atan
pad
a k
olo
m k
eter
angan
.
3.
Pad
a ta
bel
“F
un
gsi
Ele
men
Konte
ks”
, fu
ngsi
yan
g p
enel
iti
tem
ukan
adal
ah f
ungsi
ele
men
konte
ks
dan
bukan
fun
gsi
cupli
kan
per
tutu
ran.
No
D
ata
E
lem
en K
on
tek
s F
un
gsi
Kon
tek
s
Tri
an
gu
lasi
K
om
en
tar
Tu
tura
n
Kon
tek
s S
osi
al
Sosi
etal
Ku
ltu
ral
Sit
uasi
on
al
Set
uju
T
ida
k
Set
uju
1.
P
embel
i:
Mis
i
Mbak
,
onte
n
mat
erai
enam
ribu?
Ped
agan
g:
Onte
n B
u,
pin
ten?
Pem
bel
i:
Sat
u
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
0
WIB
.
Pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
O1(P
enu
tur)
:
seora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
- S
etti
ng
: D
i
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar
50 t
ahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
pem
bel
i
men
anya
kan
tenta
ng
ket
erse
di
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maw
on
Mbak
.
Ped
agan
g:
Tuju
h r
ibu
Bu.
Pem
bel
i:
Nuw
un
Mbak
.
Ped
agan
g:
Sam
i-
sam
i.
sekit
ar 5
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
men
dek
at
i m
itra
tutu
r yan
g
ber
ada
di
mej
a
kas
ir,
pen
utu
r
men
anyak
an
ket
erse
dia
an
mat
erai
dan
mit
ra
tutu
r
sponta
n
men
gin
ga
t
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
Em
osi
:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
santa
i dan
ram
ah, ked
ua
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
sopan
.
Mak
sud
:
Info
rmas
i
men
gen
ai
ket
erse
dia
an
mat
erai
yan
g
akan
dib
eli
ole
h p
enutu
r.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
mat
erai
enam
rib
u.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
per
tutu
ra
n b
erupa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g d
an
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
n
g p
ukul
09.1
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i
dan
men
gu
na
aan
mat
erai
dan
har
ga
per
lem
bar
yan
g
dib
eli
ole
h
pen
utu
r.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ket
erse
dia
an
mat
erai
ters
ebut
den
gan
langsu
ng
men
gam
b
ilkan
dan
men
anyak
an j
um
lah
mat
erai
yan
g
dib
utu
hka
n. P
enutu
r
mer
upak
a
n t
etan
gga
yan
g
ber
tem
pat
tinggal
tidak
jau
h
dar
i to
ko
kel
onto
ng
. P
enutu
r
seri
ng
ber
bel
anj
a sehin
gga
anta
ra
pen
utu
r
dan
mit
ra
tutu
r
sudah
sali
ng
ber
gan
tian
.
Bab
: P
enutu
r
ingin
mem
bel
i
satu
lem
bar
mat
erai
,sat
u
lem
bar
nya
sehar
ga
Rp7
.000,0
0
(tuju
h r
ibu
rupia
h)
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
suas
ana
yan
g
santa
i den
gan
men
ggun
akan
bah
asa
santa
i
seca
ra
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
0
WIB
.
Reg
iste
r:p
ert
utu
ran t
erja
di
den
gan
dia
log
seca
ra
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
mem
bel
i
mat
erai
enam
rib
u.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
kan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
ingin
mem
bel
i
mat
erai
enam
ribu.
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
mat
erai
enam
ribu.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pa
n
men
ggun
akan
bah
asa
ver
bal
dan
no
n-
ver
bal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ken
al.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
den
gan
santa
i dan
ram
ah.
langsu
ng.
Atu
ran
:
pen
utu
r dan
mit
ra t
utu
r
ber
bah
asa
den
gan
santu
n.
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pa
n.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
i
kan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
kan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
dkan
pen
yap
a.
2.
P
embel
i:
Mbak
,
per
tali
te
sepulu
h
ribu
(mem
ber
ik
an u
ang
Rp1
0.0
00,
00).
Ped
agan
g:
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
3
WIB
.
Pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: S
eora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
26 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
3
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
an
seora
ng
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar
Mem
per
ole
h
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
pen
utu
r
mem
inta
mit
ra
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nuw
un,
pas
nggih
.
Pem
bel
i:
Ngg
ih
Mbak
.
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 2
6
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
per
tali
te
sehar
ga
sepulu
h
ribu,
pen
utu
r
men
dek
at
i m
itra
tutu
r
untu
k
mem
inta
dis
ikan
bah
an
bak
ar d
an
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
Em
osi
:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
santa
i dan
ram
ah
Mak
sud
:
Pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
bah
an b
akar
min
yak
jen
is
per
tali
te.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: M
embel
i
bah
an b
akar
min
yak
jen
is
per
tali
te
den
gan
har
ga
Rp1
0.0
00,0
0
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 2
6
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
per
tali
te
sehar
ga
26 t
ahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
per
tutu
ra
n b
erupa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g d
an
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
n
g p
ukul
09.1
3
WIB
den
gan
tutu
r
untu
k
mel
ayan
i
pem
bel
ia
m
per
tali
te
den
gan
har
ga
yan
g
dim
aksu
d.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mem
bay
a
r den
gan
uag
pas
di
kas
ir, la
lu
kem
bal
i
men
dek
at
i se
ped
a
moto
r
den
gan
posi
si
yan
g
sudah
dib
uka
tankin
ya
sehin
gga
dap
at d
iisi
bah
an
bak
ar,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Anta
ra
pen
utu
r
dan
m
itra
tutu
r
ked
uan
ya
sudah
sali
ng
ken
al,
pen
utu
r
yan
g
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
santa
i dan
sopan
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
3
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng
Atu
ran
:
Ber
bah
asa
den
gan
san
tun
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
sepulu
h
ribu.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
mem
bel
i
per
tali
te
sehar
ga
sepulu
h
ribu.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
suas
ana
santa
i
dan
men
gun
a
kan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
ingin
mem
bel
i
per
tali
te
sehar
ga
sepulu
h
ribu.
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
per
tali
te
sehar
ga
sepulu
h
ribu.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pa
n
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sudah
bia
sa
ber
bel
anj
a mem
ula
i
per
tutu
ran
den
gan
santa
i
yan
g
kem
udia
n
dir
espon
ole
h m
itra
tutu
r
den
gan
santa
i dan
ram
ah
pula
.
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
men
ggun
akan
bah
asa
ver
bal
dan
no
n-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pa
n.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
bi
lkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
3.
P
embel
i:
Kopi
tanggun
g
dua
kali
h
gula
pas
ir
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
Mem
per
ole
h
info
rmas
i se
cara
rinci
.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tiga
kil
o,
Mbak
.
Ped
agan
g:
Sia
p.
Mbak
tolo
ng
nggih
(mem
inta
ban
tuan
pad
a
kar
yaw
an)
. Kar
yaw
an:
Ngg
ih
Mbak
.
Pem
bel
i:
pla
stik
nya
did
obel
ya
Mbak
.
Ped
agan
g:
Oke.
09.1
5
WIB
.
Pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
men
dek
at
i m
itra
tutu
r yan
g
ber
ada
di
mej
a
kas
ir, la
lu
pen
utu
r
men
yam
p
aikan
mak
sud
ber
usi
a se
kit
ar
30 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
Em
osi
: se
nan
g
dan
ram
ah
Mak
sud:
Pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i kopi
dan
gula
pas
ir.
A (
O3):
Kar
yaw
an
yan
g b
erje
nis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
18 t
ahun.
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: P
enutu
r
pukul
09.1
5
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
n s
eora
ng
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
(Ket
eran
gan
:
pen
utu
r
mem
inta
pad
a
mit
ra
tutu
r
untu
k
men
gam
bil
kan
kopi
dan
gula
yan
g
ters
edia
di
toko
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ked
atan
ga
nn
ya
untu
k
mem
bel
i
kopi
dan
gula
,
mit
ra
tutu
r
mem
inta
ban
tuan
pad
a
kar
yaw
an
untu
k
men
gam
b
ilkan
kopi
bubuk
kem
asan
tanggun
g
seban
yak
dua
bungkus
dan
gula
pas
ir t
iga
kil
ogra
m.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
den
gan
santa
i
kar
ena
anta
ra
mer
eka
sudah
sali
ng
mem
bel
i kopi
tanggun
g d
ua
bungkus
dan
gula
pas
ir t
iga
kil
ogra
m.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa
pen
utu
r:
santa
i dan
sopan
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Ber
bah
asa
den
gan
san
tun
(OO
EM
AU
B
ICA
RA
)
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
kopi
dan
gula
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
mem
bel
i
kopi
dan
gula
.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
09.1
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ingin
mem
bel
i
kopi
dan
gula
.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
kopi
dan
gula
.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ken
al d
an
sudah
bia
sa
ber
bin
can
g-
bin
can
g.
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
bi
lkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
4.
P
embel
i:
Mis
i
Mbak
,
mau
nuker
lam
pu i
ni
mat
i e.
Ped
agan
g:
Oooh y
a
mas
, in
i
mas
ih
gar
ansi
kok.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
0
WIB
.
Pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
35 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
5
tahun
ber
per
an
sebag
ai
Mem
ber
i
kan
ket
eran
g
an s
ecar
a
jela
s.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
mem
inta
pad
a
mit
ra
tutu
r
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ben
tar
Mas
.
sekit
ar 3
5
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
ukar
k
an l
ampu
ber
gar
ans
i yan
g
beb
erap
a
har
i yan
g
lalu
dib
eli
nam
un
sudah
tidak
men
yal
a.
Pen
utu
r
mem
buka
kem
asan
lam
pu
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah
Mak
sud:
Pen
utu
r
ber
mak
sud
men
ukar
kan
lam
pu.
A (
O3):
-
Uru
tan b
icar
a:
O1 m
emula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: P
enutu
r
men
ukar
kan
lam
pu
ber
gar
ansi
yan
g b
eber
apa
wak
tu l
alu
dib
eli
nam
un
sudah
tid
ak
men
yal
a.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
5
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
men
ukar
ka
n l
ampu
ber
gar
ansi
.
Act
Seq
uen
ce:
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
untu
k
ber
ken
an
dit
ukar
i
lam
pu
lam
pu
rusa
k
yan
g
mas
ih
ber
gar
an
si.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan
mem
per
li
hat
kan
mas
a
ber
laku
gar
ansi
.
Mit
ra
tutu
r
kem
udia
n
men
gec
ek
kea
daa
n
lam
pu
ters
ebut
apak
ah
ben
ar
ber
mas
ala
h p
ada
sebuah
stop
konta
k,
dan
mit
ra
tutu
r
men
gam
b
ilkan
lam
pu
yan
g
mas
ih
bar
u d
an
mem
asti
k
an
kem
bal
i
apak
ah
lam
pu
Cit
ara
sa
pen
utu
r:
santa
i dan
sopan
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
: B
ahas
a sa
ntu
n
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
ber
mak
sud
men
ukar
ka
n l
ampu
ber
gar
ansi
.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ber
mak
su
d
men
ukar
k
an l
ampu
ber
gar
ansi
.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
ukar
k
an l
ampu
ber
gar
ansi
.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ters
ebut
norm
al
atau
ber
mas
ala
h p
ada
sebuah
stop
konta
k.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
den
gan
santa
i dan
ram
ah
kar
ena
ked
uan
ya
sudah
bia
sa
sali
ng
ber
inte
rak
si.
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
bi
lkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
5.
P
edag
ang:
Mangga,
cari
ap
a?
Pem
bel
i:
Dja
rum
Super
bes
ar
Mbak
.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.2
0
WIB
.
Pen
utu
ran
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.2
0
WIB
.
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Mit
ra
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ped
agan
g:
Sam
a ap
a
Mbak
?
Pem
bel
i:
Udah
Mbak
.
anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun.
Pen
utu
r
yan
g
ber
ada
di
mej
a kas
ir
ber
mak
su
d
mem
per
si
lakan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun.
Em
osi
: se
nan
g d
an
ram
ah
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
rokok.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
rokok
ber
mer
k
“Dja
rum
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 25
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.2
0
WIB
den
gan
tutu
r
mem
inta
pad
a
pen
utu
r
untu
k
men
gam
bil
kan
rokok
untu
k
dib
eli.
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pem
bel
i,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
langsu
ng
men
yam
p
aikan
mak
sud
ked
atan
ga
nn
ya
unntu
k
mem
bel
i
rokok
ber
mer
k
“Dja
rum
Super
”
kem
asan
bes
ar.
Ked
uan
ya
ber
tutu
r
den
gan
akra
b d
an
santa
i
kar
ena
sudah
sali
ng
men
gen
al.
Super
”
kem
asan
bes
ar
. In
stru
men
:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa
pen
utu
r:
santa
i dan
sopan
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.2
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
: B
ahas
a sa
ntu
n
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
rokok
ber
mer
k
“Dja
rum
Super
”
kem
asan
bes
ar.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
rokok
ber
mer
k
“Dja
rum
Super
”
kem
asan
bes
ar.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ber
mak
su
d m
emb
eli
rokok
ber
mer
k
“Dja
rum
Super
”
kem
asan
bes
ar.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
su
d m
emb
eli
rokok
ber
mer
k
“Dja
rum
Super
”
kem
asan
bes
ar.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
kan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
bi
lkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
6.
P
edag
ang:
Mangga
Pak
nger
sakk
e
men
apa?
Pem
bel
i:
Ber
as
RW
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
.
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
Kon
tek
s
Sosi
etal
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
Kon
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mbak,
sepulu
h
kilo
an.
Ped
agan
g:
Oo n
jih
Pak,
kali
yan
men
apa
mali
h?
Pem
bel
i:
Lil
in b
iasa
setu
nggal.
Ped
agan
g:
Sanes
ipun
?
Pem
bel
i:
Pun M
bak.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 8
0
tahun
anta
ra
seora
ng
pen
siun
an
guru
dan
ked
uduka
nn
ya
lebih
tinggi.
Pen
utu
r
yan
g
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
80 t
ahun.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ber
as
dan
lil
in.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
80 t
ahun.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ber
as
dan
lil
in.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m d
an
lili
n b
iasa
.
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a 80
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 8
0
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a 80
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gu
nak
a
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
Mit
ra
tutu
r
mem
inta
pad
a
pen
utu
r
untu
k
men
gam
bil
kan
ber
as.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ber
ada
di
dek
at
mej
a kas
ir
ber
mak
su
d
mem
per
si
lakan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
pem
bel
i,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
ingin
mem
bel
i
ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m
dan
lil
in
bia
sa.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
den
gan
sopan
untu
k
men
ghor
mat
i
pem
bel
i
yan
g
ked
uduka
nn
ya
lebih
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ber
as
sepu
luh
kil
ogra
m d
an
lili
n b
iasa
.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
sopan
untu
k
men
ghorm
ati
pem
bel
i yan
g
ked
udukan
nya
lebih
tin
ggi
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
mem
bel
i
ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m
dan
lil
in
bia
sa.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m
dan
lil
in
bia
sa.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m
dan
lil
in
bia
sa.
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m
dan
lil
in
bia
sa.
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
6.
Tutu
ran
sebag
ai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi.
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
bi
lkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
7.
P
edag
ang:
Pados
napa
Bude?
Pem
bel
i:
Min
yak
gore
ng
seli
tera
n
dua
kali
h
gula
jaw
ane
seki
lo.
Ped
agan
g:
Sanes
ipun
napa
bude?
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.3
0
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun.
Kon
tek
s
Sosi
etal
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun.
Kon
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.3
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
Mem
ber
i
kan
ket
eran
g
an s
ecar
a
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Mit
ra
tutu
r
mem
inta
pad
a
pen
utu
r
untu
k
men
gam
bil
kan
min
yak
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pem
bel
i:
Min
yak
kam
pak
e
satu
.
Ped
agan
g:
Ngg
ih.
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
anta
ra
seora
ng
pem
uka
mas
yar
ak
at d
an
ked
uduka
nn
ya
lebih
tinggi.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
yap
a
dan
mem
per
si
lakan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng,
gula
jaw
a, d
an
min
yak
kam
pak
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah
Mak
sud
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng,
gula
jaw
a, d
an
min
yak
kam
pak
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng s
atu
lite
ran
seban
yak
dua
bungkus,
gula
jaw
a sa
tu
kil
ogra
m, dan
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng,
gula
jaw
a,
dan
min
yak
kam
pak
.
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.3
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
aka
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng,
gula
jaw
a, d
an
gore
ng
dan
gula
jaw
a
yan
g
dib
eli.
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pem
bel
i,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
min
yak
gore
ng
satu
lite
ran
seban
yak
dua
bungkus,
gula
jaw
a
satu
kil
ogra
m,
dan
sat
u
min
yak
kam
pak
.
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng s
atu
lite
ran
seban
yak
dua
bungkus,
gula
jaw
a sa
tu
kil
ogra
m, dan
satu
min
yak
kam
pak
.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
ata
u
norm
a
keb
ah
asa
an
:
satu
min
yak
kam
pak
..
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
sopan
untu
k
men
gho
rmat
i
pem
bel
i yan
g
ked
udukan
nya
lebih
tin
ggi
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
ata
u
norm
a
keb
ah
asa
an
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng,
gula
jaw
a,
dan
min
yak
kam
pak
.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
min
yak
kam
pak
. 3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng,
gula
jaw
a, d
an
min
yak
kam
pak
. 4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
8.
P
edag
ang:
Nger
sakk
e
napa P
ak?
Pem
bel
i:
Ada
sem
pro
tan
tanam
an
itu n
ggak
mbak
?
Ped
agan
g:
Ada
Pak
,
bes
ar n
apa
kec
il?
Pem
bel
i:
Kec
il
Mbak
,
cum
a
untu
k
nyem
pro
t
sera
ngga
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
0
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
Kon
tek
s
Sosi
etal
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
55 t
ahun.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
Kon
tek
s
Sosi
etal
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
55 t
ahun.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah
Mak
sud:
mit
ra
tutu
r
Kon
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
sebag
ai
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
sebag
ai
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Mit
ra
tutu
r
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
sem
pro
ta
n
tanam
an.
)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kok.
Ped
agan
g:
Tulu
ng
Mbak
dip
endhet
k
e.
(mem
inta
tolo
ng
pad
a
kar
yaw
an)
Kar
yaw
an:
Ngg
ih
tutu
r
adal
ah
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
anta
ra
kep
ala
des
a
sete
mpat
dan
ked
uduka
nn
ya
lebih
tinggi.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
yap
a
dan
mem
per
si
lakan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
pem
bel
i,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sem
pro
tan
tanam
an.
A(O
3):
S
eora
ng
kar
yaw
an
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 1
9
tahun s
ebag
ai
kar
yaw
an d
i
toko.
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sem
pro
tan
tanam
an.
A(O
3):
S
eora
ng
kar
yaw
an
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 1
9
tahun s
ebag
ai
kar
yaw
an d
i
toko.
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sem
pro
tan
tanam
an y
ang
ber
ukura
n
kec
il.
Inst
rum
en:p
e
rtutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
5
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sem
pro
tan
tanam
an
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
aka
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
sem
pro
tan
tanam
an
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ber
mak
su
d
mem
bel
i
sem
pro
ta
n
tanam
an.
Ped
agan
g
mem
inta
tolo
ng
pad
a
kar
yaw
an
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 1
9
tahun
untu
k
men
gam
b
ilkan
sem
pro
ta
n y
ang
dim
aksu
d
kan
mit
ra
tutu
r.
ber
mak
sud
mem
bel
i
sem
pro
tan
tanam
an y
ang
ber
ukura
n
kec
il.
Inst
rum
en:p
e
rtutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
sem
i in
form
al.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
ber
dia
log
seca
ra
langsu
ng
Atu
ran
ata
u
norm
a
keb
ah
asa
an
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
AU
B
ICA
RA
)
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
sem
i in
form
al.
Per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
sopan
untu
k
men
ghorm
ati
pem
bel
i yan
g
ked
udukan
nya
lebih
tin
ggi
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14
.30
WIB
.
Reg
iste
r:
ber
dia
log
seca
ra
langsu
ng
Atu
ran
ata
u
norm
a
keb
ah
asa
an
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
AU
B
ICA
RA
)
sem
pro
tan
tanam
an
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
sem
pro
tan
tanam
an
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
9.
P
edag
ang:
Per
tutu
raK
on
tek
s K
on
tek
s K
on
tek
s K
on
tek
s M
ember
i√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Eh B
uli
k,
pados
napa?
Pem
bel
i:
Nyar
i
ceta
kan
nas
i kota
k,
ada
ndak
ya
mb
ak?
Ped
agan
g:
Wah
ndak
pun
ya
e
Buli
k.
Pem
bel
i:
Yau
dah
Mbak
cum
a
nyar
i it
u
heh
e.
Ped
agan
g:
Maa
f lo
Buli
k.
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun
anta
ra
seora
ng
per
angkat
des
a dan
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun.
Em
osi
: m
itra
tutu
r kec
ewa
kar
ena
tidak
men
dap
atkan
bar
ang y
ang
dii
ngin
kan
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i
kota
k.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
Sosi
etal
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun.
Em
osi
: m
itra
tutu
r kec
ewa
kar
ena
tidak
men
dap
atkan
bar
ang y
ang
dii
ngin
kan
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i
kota
k.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 5
0
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Mit
ra
tutu
r
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
ceta
kan
nas
i.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ked
uduka
nn
ya
lebih
tinggi.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
yap
a
dan
mem
per
si
lakan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
pem
bel
i,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i kota
k
teta
pi
di
toko t
idak
ada.
Seh
ingga
mit
ra
tutu
r ti
dak
jadi
untu
k
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i
kota
k, te
tapi
di
toko t
idak
ters
edia
.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i
kota
k, te
tapi
di
toko t
idak
ters
edia
.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
sopan
untu
k
men
ghorm
ati
pem
bel
i yan
g
ked
udukan
nya
lebih
tin
ggi
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i kota
k
teta
pi
di
toko t
idak
ada
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i kota
k
teta
pi
di
toko t
idak
ada
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
pukul
11.3
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
aka
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i kota
k
teta
pi
di
toko t
idak
ada
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ceta
kan
nas
i
kota
k t
etap
i
di
toko
tidak
ada
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kar
ena
tidak
ters
edia
.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
pukul
11.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
10.
Ped
agan
g:
Mangga.
Pem
bel
i:
Ada
pen
gki
Mbak
?
Ped
agan
g:
Pen
gki?
Pem
bel
i:
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.1
5
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.1
5
WIB
.
Part
icip
an
t
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i tam
bah
a
n.
(Ket
eran
gan
:
Mit
ra
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Iya
mbak
,
itu t
empat
sam
pah
yan
g
untu
k
ngan
gk
at?
Ped
agan
g:
Oh, ek
rak.
Pem
bel
i:
Ten
Solo
nam
anya
pen
gki
Mbak
heh
e.
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
yap
a
dan
mem
per
si
lakan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
pem
bel
i,
kem
udia
n
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 30
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pen
gki
atau
tem
pat
untu
k
mem
buan
g
sam
pah
.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
asal
dar
i
Solo
.
En
d:
Mit
ra
tutu
r in
gin
mem
bel
i
pen
gki
atau
tem
pat
untu
k
men
gan
gka
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.1
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
aka
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
tutu
r
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
pen
gki
dan
mej
elas
k
an l
ebih
spes
ifik
men
gen
a
i nam
a
ben
da
yan
g
dib
eli
mit
ra
tutu
r dan
sebel
um
nya
bel
um
dik
etah
ui
pen
utu
r.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mit
ra
tutu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pen
gki
atau
tem
pat
untu
k
mem
buan
g s
ampah
.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pen
gki
atau
tem
pat
untu
k
mem
buan
g
sam
pah
.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.1
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
t sa
mpah
.
Act
Seq
uen
ce:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
ingin
mem
bel
i
pen
gi
den
gan
men
yat
aka
n l
angsu
ng
ket
erse
dia
a
n p
engki
ters
ebut
dan
pen
utu
r
mel
ayan
i
mit
ra t
utu
r
den
gan
men
gam
bil
kan
pen
gki
ters
ebut.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
ram
ah d
an
sopan
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
pen
gki
atau
tem
pat
untu
k
mem
buan
g
sam
pah
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pen
gki
atau
tem
pat
untu
k
mem
buan
g
sam
pah
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
11.
Pem
bel
i:
Mbak
onte
n
amplo
p
kec
il?
Nyu
wun
kali
h e
wu
maw
on.
Ped
agan
g:
Nyu
wun
pangapunt
en o
nte
n e
tanggung
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.3
5
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.3
5
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
amplo
p
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mbak
.
Pem
bel
i:
Mbote
n
napa
-napa
Mbak
.
Ped
agan
g:
Nuw
un.
Pem
bel
i:
Sam
i-sa
mi
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
9
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
amplo
p
yan
g
ber
ukura
n
kec
il
ecer
an
sehar
ga
Rp2.0
00,
00
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
mel
ayan
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 39
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
amplo
p.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
:
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
9
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
ingin
mem
bel
i
amplo
p
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
9
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.3
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
aka
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
yan
g
dib
elin
ya
.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
amplo
p.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.3
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
mem
bel
i
amplo
p,
kem
ud
ian
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
ram
ah d
an
sopan
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
amplo
p
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
amplo
p
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
12.
Pem
bel
i:
Mbak
pem
ber
sih
lanta
i
kali
h
sam
purn
a
mil
d
bes
ar.
Ped
agan
g:
Sia
p.
Pem
bel
i:
Din
ota
lho
Mbak
.
Ped
agan
g:
Tum
ben
nota
-nota
nan
.
Pem
bel
i:
Hah
a, b
en
sip M
bak
.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i pri
a
ber
usi
a se
kit
ar
25 t
ahun.
Em
osi
:
senan
g, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 25
tahun t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
mem
inta
dia
mbil
k
an
pem
ber
si
h l
anta
i
dan
rokok.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pem
ber
si
h l
anta
i
dan
rokok
ber
mer
k
sam
purn
a
mil
d
ber
ukura
n
bes
ar,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
sehin
gga
tim
bu
l ra
sa
ker
amah
an d
an
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pem
ber
sih
lanta
i dan
rokok.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pem
ber
sih
lanta
i dan
rokok.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
ingin
mem
bel
i
pem
ber
sih
lanta
i dan
rokok.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
mem
bel
i
pem
ber
sih
lanta
i dan
rokok,
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
aka
n b
ahas
a
lisa
n d
alam
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
pem
ber
sih
lanta
i dan
rokok
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
mem
bel
i
pem
ber
sih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan
bah
asa
Jaw
a.
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tu
tur:
T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.1
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
IC
AR
A)
kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
ram
ah d
an
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
lanta
i dan
rokok
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
ak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
13
.
Pem
bel
i:
Dik
,
pay
un
g e
wan
gun
sing
abang a
pa
bir
u?
Ped
agan
g:
Ngg
ih
manut
sele
ra
Bud
e. N
ek
kulo
mil
ih
bir
u, si
ng
mbote
n
ngej
reng.
Heh
e
Pem
bel
i:
Iyo e
Dik
.
Tel
u l
ima
kabeh
iki
?
Ped
agan
g:
Ngg
ih
Bude
sam
i
regin
e.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.0
0
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 6
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 6
0
tahun
.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 37
tahun.
Em
osi
:
senan
g, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an d
an
kea
kra
ban
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
16.0
0
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 6
0
tahun.b
erp
er
an s
ebag
ai
pen
yap
a d
an
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log a
nta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i tam
bah
a
n.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
mem
inta
per
tim
ba
ngan
mit
ra
tutu
r
untu
k
mem
ilih
pay
un
g
yan
g
sesu
ai.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pay
un
g
nam
un
pen
utu
r
men
gal
a
mi
keb
imban
gan
dal
am
men
entu
k
an
pil
ihan
ny
a dan
men
anyak
an p
ada
mit
ra
tutu
r
tenta
ng
pil
ihan
war
na
yan
g
lebih
sesu
ai,
kem
udia
n
mit
ra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pay
un
g.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pay
un
g.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tu
tur:
T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
ber
usi
a
sekit
ar 6
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra t
utu
r
ber
mak
su
d i
ngin
mem
bel
i
pay
un
g.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
tidak
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
y
a untu
k
mem
bel
i
pay
un
g,
han
ya
langsu
ng
mem
ilih
war
na
yan
g
sesu
ai
den
gan
men
anyak
kel
onto
ng
pukul
16.0
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
akan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
pay
un
g
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
mem
bel
i
pay
un
g
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
aka
n b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
pukul
16.0
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
IC
AR
A)
an p
ada
mit
ra t
utu
r
kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
ram
ah d
an
sopan
.
Inst
rum
en
tali
ties
: per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i se
tiap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
sebag
ai t
idak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dk
a
n p
enyap
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
14 .
Pem
bel
i:
Mbak
iki
pas
sepulu
h
ewu.
(men
yod
or
kan
cam
ilan
den
gan
label
har
ga
Rp1
0.0
00,
00)
Ped
agan
g:
Nuw
un
Pem
bel
i:
Yo i
Mbak
.
Per
tutu
ra
n t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.1
5
WIB
.
Pen
utu
ran
anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
yan
g
sudah
akra
b
den
gan
mit
ra
tutu
r
sebag
ai
pen
utu
r,
sedan
gka
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.1
5
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun.b
erp
er
an s
ebag
ai
pen
yap
a d
an
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log a
nta
ra
ped
agan
g
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Pem
bel
i
mem
per
l
ihat
kan
label
har
ga
dan
mem
ber
i
kan
uan
g
pas
untu
k
mem
bay
ar.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
cam
ilan
dan
langsu
ng
mem
bay
a
r den
gan
uan
g p
as.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
tim
bul
rasa
ker
amah
an d
an
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
cam
ilan
.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
cam
ilan
.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra t
utu
r
ber
mak
su
d m
embel
i
cam
ilan
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
y
a untu
k
mem
bel
i
cam
ilan
dan
mem
bay
ar
den
gan
uan
g p
as,
kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.1
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
akan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
cam
ilan
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
cam
ilan
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
aka
n b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
Ad
egan
tu
tur:
T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.1
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
IC
AR
A)
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i se
tiap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai t
idak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dk
a
n p
enyap
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NG
)
15
.
Pem
bel
i:
Ukura
n
sandal
e
tinggal
iki
tok
Mbak
?
Ped
agan
g:
Sik
Mbak,
isih
kok.
Pem
bel
i:
keci
like
n e
Mbak
.
Ped
agan
g:
Ngg
o
mil
ih
Mbak
(sam
bil
mem
buka
pla
stik
).
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
3
tahun
yan
g
sudah
akra
b
den
gan
mit
ra
tutu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
30
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
3
tahun
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun.b
erp
er
an s
ebag
ai
pen
yap
a d
an
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log a
nta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
den
gan
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
ukura
n
sand
al
yan
g
mas
ih
ters
edia
pad
a
mit
ra
tutu
r.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
sandal
den
gan
men
coba
ukura
n
sandal
den
gan
kak
inya.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
mem
bel
i
sand
al.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sand
al.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
.
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sandal
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
tidak
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
y
a untu
k
mem
bel
i
sandal
,
teta
pi
den
gan
men
anyak
an u
kura
n
sandal
yan
g
sesu
ai
terl
ebih
dah
ulu
,
kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
suas
ana
santa
i dan
men
gun
akan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
sandal
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
sandal
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
aka
n b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai t
idak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dk
a
n p
enyap
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
.
Pem
bel
i:
Mbak
telu
r.
Ped
agan
g:
Ber
apa?
Pem
bel
i:
Dua
kil
o
Mbak
.
Ped
agan
g:
Karo
apa
Mbak
?
Pem
bel
i:
Min
yak
gore
ng
dua
lite
ran
satu
.
Ped
agan
g:
Endok
mundhak
e
Mbak
.
Pem
bel
i:
Pir
o
Mbak
?
Ped
agan
g:
Tel
u l
ikur
Mbak
.
Pem
bel
i:
Rapapa
Mbak
,
ber
apa
mbak
kabeh
?
Ped
agan
g:
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
utu
r
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
7
tahun
yan
g
sudah
akra
b
den
gan
mit
ra
tutu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
7
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.1
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
3
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun.b
erp
er
an s
ebag
ai
pen
yap
a d
an
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log a
nta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
den
gan
suas
ana
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
mem
inta
untu
k
dia
mbil
k
an
min
yak
gore
ng
dan
telu
r.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Em
pat
-
empat
Mbak
.
Pem
bel
i:N
uw
un
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
telu
r dua
kil
ogra
m
dan
min
yak
gore
ng
satu
lit
er.
Mit
ra
tutu
r
mem
ber
ik
an
info
rmas
i
tam
bah
an
tenta
ng
ken
aikan
har
ga
telu
r.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
mem
bel
i
min
yak
gore
ng d
an
telu
r.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng d
an
telu
r.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
telu
r dan
min
yak
gore
ng.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
untu
k
mem
bel
i
telu
r dan
min
yak
gore
ng,
kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
santa
i dan
men
gun
akan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng d
an
telu
r
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
min
yak
gore
ng d
an
telu
r
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
aka
n b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai t
idak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
ak
an b
ahas
a
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dk
a
n p
enyap
a
17
.
Ped
agan
g:
Wah
Mbak
,
ranta
ng e
duru
ng
teka
e,
men
gko
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
08.4
0
WIB
.
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
08.4
0
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al:
1. P
enyap
a:
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
jela
s.
(Ket
eran
gan
:
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jam
sij
i.
Pem
bel
i:
Woo,
ya
Mbk.
Ped
agan
g:
Men
gko
rene
Mbak
.
Pem
bel
i:
Oke
Anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
sebag
ai
pen
utu
r
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
9
tahun
yan
g
sudah
akra
b
den
gan
mit
ra
tutu
r.P
enu
tur
ber
mak
su
d
mem
ber
i
info
rmas
i
bah
wa
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar
39
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ranta
ng.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
prn
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
9
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
ber
usi
a 37
tahun.b
erp
er
an s
ebag
ai
pen
yap
a d
an
pem
bel
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 39
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2. K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log a
nta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g t
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
08.4
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
akan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
mem
bel
i
Ped
agan
g
men
gin
f
orm
asik
a
n b
ahw
a
bel
um
adan
ya
ket
erse
di
aan
bar
ang
yan
g
dip
esan
.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pes
anan
ranta
ng
mit
ra
tutu
r
bel
um
dat
ang,
mas
ih
nan
ti
sian
g
pukul
13.0
0
WIB
.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang s
ecar
a
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ranta
ng.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.5
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
mem
bel
i
ranta
ng
den
gan
mem
esan
bar
ang
terl
ebih
dah
ulu
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
bah
wa
ranta
ng
yan
g
dip
esan
bel
um
ters
edia
.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
ranta
ng
3. T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ranta
ng
4.T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
aka
n b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.T
utu
ran
sebag
ai t
idak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
k
an b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dk
a
n p
enyap
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
men
ggun
ak
an b
ahas
a
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
18
.
Pem
bel
i:
Baygon
Mbak
.
Ped
agan
g:
HIT
e d
ek
anane.
Pem
bel
i:
Rapapa
Mbak
.
Ped
agan
g:
Lim
ala
s
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
08.4
5
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
2
tahun.
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
08.4
5
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
2
tahun
ber
per
an
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
Pem
bel
i
mem
bel
i
cair
an
pem
bas
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangang
atu
s.
Pem
bel
i:
Nuw
un
pen
utu
r
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
2
tahun
yan
g
sudah
akra
b
den
gan
mit
ra
tutu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
cair
an
pen
ghil
an
g
sera
ngga
ber
mer
k
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
cair
an
pen
ghil
ang
sera
ngga.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
2
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
cair
an
pen
ghil
ang
sera
ngga.
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
per
tutu
ra
n t
erse
but
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
n
g p
ukul
08.4
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i
mi
sera
ngga
).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bay
hon,
teta
pi
di
toko
han
ya
ters
edia
mer
k H
IT
dan
pen
utu
r
teta
p
mem
bel
i
mer
k
HIT
.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
cair
an
pen
ghil
ang
sera
ngga.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
08.4
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
den
gan
men
anyak
a
n
ket
erse
dia
a
n b
aran
g
ters
ebut.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
ak
an b
ahas
a
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
dan
men
gun
a
kan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d
mem
bel
i
cair
an
pen
ghil
an
g
sera
ngga
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n t
erse
but
pem
bel
i
dap
at
mem
bel
i
cair
an
pen
ghil
an
g
sera
ngga.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggu
n
akan
bah
asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i
(SP
EA
KI
NG
)
ver
bal
dan
non
-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
i
kan
resp
on
den
gan
men
gam
b
ilkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
19
.
Pem
bel
i:
Topso
ng
Mbak
.
Ped
agan
g:
Nik
u M
as
mil
ih.
Pem
bel
i:
Tam
bah
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
5
WIB
.
Anta
ra
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
5
WIB
.
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
an
seora
ng
pri
a
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
pen
utu
r
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nik
i
(men
unju
k
kan
per
men
)
Ped
agan
g:
Seb
elas
sete
ngah
.
Nuw
un
Pem
bel
i:
Oke
Mbak
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
utu
r
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 2
4
tahun
yan
g
sudah
akra
b
den
gan
mit
ra
tutu
r,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
mak
anan
buru
ng
sekit
ar 2
4
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
topso
ng.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 2
4
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
ber
usi
a
sekit
ar
24 t
ahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
mer
upak
an
seora
ng
wai
nta
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
per
tutu
ra
n t
erse
but
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
mem
inta
untu
k
dia
mbil
k
an
topso
ng
dan
per
men
).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ber
mer
k
top
song
dan
beb
erap
a
buah
per
men
.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
mak
anan
buru
ng
ber
mer
k
topso
ng.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.3
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
mem
bel
i
mak
anan
buru
ng
ber
mer
k
topso
ng.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
ya
den
gan
men
anyak
a
n
ket
erse
dia
a
n b
aran
g
ters
ebut.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
pukul
14.3
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
a
kan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
mem
bel
i
mak
anan
buru
ng
ber
mer
k
topso
ng.
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n t
erse
but
pem
bel
i
dap
at
mem
per
ol
eh a
ir
min
eral
gel
as 2
40
ml
yan
g
dij
ual
di
toko
kel
onto
ng
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i
(SP
EA
KI
NG
)
ped
agan
g
mem
ber
ik
an
info
rmas
i
pad
a
pem
bel
i.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
akan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
b
ilkan
bar
ang
yan
g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
20
.
Pem
bel
i:
Pulp
en
mer
ah
mbak
.
Ped
agan
g:
Ber
apa?
Pem
bel
i:
Sat
u s
ama
pen
sil
yan
g b
iasa
dua
Mbak
.
Ped
agan
g:
Oke,
lim
a
ribu.
Pem
bel
i:
Mak
asih
Mbak
.(sa
mbil
mem
ber
ik
an u
ang
Rp5
.000,0
0)
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.4
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
utu
r
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 8
tahun,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur)
: se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 8
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun.
Em
osi
:
senan
g,
kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.4
0
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 8
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
mer
upak
a
n s
eora
ng
wai
nta
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ters
ebut
ber
upa
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
pen
utu
r
mem
inta
pad
a
mit
ra
tutu
r
untu
k
dia
mbil
k
an
pulp
en
yan
g
dim
aksu
dkan
.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pulp
en
ber
war
na
mer
ah
dan
dua
buah
pen
sil.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Sunda
dan
mit
ra
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
nas
ional
atau
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pulp
en.
A(O
3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
yan
g
dib
icara
kan
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pulp
en.
Inst
rum
en
ata
u s
ara
na
tutu
r:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
ber
usi
a
sekit
ar 8
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Sunda.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pulp
en
ber
war
na
mer
ah d
an
dua
buah
pen
sil.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
y
a den
gan
men
anyak
an
ket
erse
dia
an b
aran
g
ters
ebut.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.4
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pulp
en
dan
pen
sil.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pem
bel
i
mem
bel
i
pulp
en
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bah
asa
Indon
esia
.
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.4
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran a
tau
norm
a
keb
ahas
aan:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i
(SP
EA
KI
NG
)
dan
pen
sil.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espon
den
gan
men
gam
b
ilkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
.
Pem
bel
i:
Mis
i
mbak
, ad
a
aqua
gel
as
240 m
l?
Ped
agan
g:
Ada
Mbak
,
ber
apa?
Pem
bel
i:
Tig
a
kar
ton
ber
apa
Mbak
?
Ped
agan
g:
Oke,
tuju
h
pulu
h d
ua.
Pem
bel
i:
Min
ta n
ota
Mbak
,
mak
asih
mbak
(men
yer
ah
an u
ang)
Ped
agan
g:
Sam
a-
sam
a.
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
5
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
air
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 25
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
5
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 25
tahun
sebag
ai
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
5
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
mer
upak
a
n s
eora
ng
wai
nta
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ters
ebut
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
Mem
ber
i
kan
info
rmas
i tam
bah
a
n.
(Ket
eran
gan
:
Pem
bel
i
men
anya
kan
ket
erse
di
aan ai
r
min
eral
dan
mem
inta
untu
k
dia
mbil
k
an.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
min
eral
gel
asan
240 m
l
seban
yak
tiga
kar
ton.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ai
r
min
eral
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ai
r
min
eral
.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
air
min
eral
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n
langsu
ng.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
10.4
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
men
anyak
an
ket
erse
dia
an d
an
akan
mem
bel
i
air
min
eral
gel
asan
kem
asan
240 m
l,
kem
udia
n
pes
apa
mer
espon
tutu
ran
pen
yap
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pukul
10.4
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
dan
mel
ayan
i
pen
yap
a.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pem
bel
i
dap
at
mem
per
ol
eh a
ir
min
eral
gel
as 2
40
ml
yan
g
dij
ual
di
toko
kel
onto
ng
dan
ped
agan
g
mem
ber
ik
an
info
rmas
i
pad
a
pem
bel
i.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espon
den
gan
men
gam
b
ilkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
22
.
Pem
bel
i:
Mbak
ada
pla
stik
kue
kay
ak
gin
i?
Ped
agan
g:
Cob
a ta
k
cek
sek
mbak
.
Pem
bel
i:
Ini
yan
g
kay
ak
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.5
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 35
tahun.
O2(M
itra
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.5
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
5
tahun
ber
per
an
sebag
ai
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
mem
inta
untu
k
dia
mbil
k
an
pla
stik
kue.
)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kem
arin
mbak
.
Ped
agan
g:
Ada
mbak
,
pin
ten ?
Pem
bel
i:
Dua
maw
on
.
Pin
ten?
Ped
agan
g:
Enam
rib
u
lim
a ra
tus.
Mak
asih
.
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
5
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pla
stik
pem
bung
kus
kue
yan
g
sebel
um
n
ya
sud
ah
per
nah
dib
eli.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pla
stik
pem
bungkus
kue
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 29
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pla
stik
pem
bungk
us
kue.
Act
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
sseo
ran
g
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
per
tutu
ra
n t
erse
but
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.5
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
a
kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
pla
stik
pem
bungkus
kue.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.5
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d
mem
bel
i
pla
stik
kue
yan
g
per
nah
dib
elin
ya,
pen
yap
a
men
yam
p
aikan
tutu
rann
y
a den
gan
men
gam
b
arkan
pla
stik
kue
ters
ebut.
Pes
apa
men
coba
mem
aha
mi
per
tutu
ra
n d
engan
men
angg
api
dan
men
gam
b
il p
last
ik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
yan
g
dim
aksu
d
kan
ole
h
pen
yap
a.
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n t
erse
but
pem
bel
i
dap
at
mem
per
ol
eh p
last
ik
pem
bung
kus
kue
yan
g
sebel
um
n
ya
sud
ah
per
nah
dib
eli
di
toko
kel
onto
ng
.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
akan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
bi
lkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a
23
.
Pem
bel
i:
Mbak
tabung g
as
e ku
la
baw
a ri
yin
nggih
,
mangki
h
sore
kula
wan
gsu
lke
sik
koso
ng.
Ped
agan
g:
Oo n
ggih
.
Pem
bel
i:
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.0
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 29
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.0
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
9
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pem
bel
i
mem
inta
izin
untu
k
mem
inja
m t
abung
gas
pad
a
ped
agan
g.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ber
apa
mbak
?
Ped
agan
g:
Dua
tiga
mbak
.
Pem
bel
i:
Nuw
un.
Ped
agan
g:
Ngg
ih.
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar
29 t
ahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
dan
mit
ra
tutu
r
mem
ilik
i
rela
si
yan
g
sudah
akra
b,
sehin
gga
ked
uan
ya
ber
tutu
r
seca
ra
santa
i.
Pen
utu
r
ber
mak
su
d
men
ukar
k
an t
abun
g
gas
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
men
ukar
kan
tabung g
as
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 29
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
men
ukar
ka
n t
abung
gas
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
per
tutu
ra
n t
erse
but
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.0
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
a
kan
bah
asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nam
un
pen
yap
a
bel
um
mem
baw
a
tabung
yan
g
koso
ng
dar
i
rum
ah.
Seh
ingga
pen
yap
a
mem
inja
m t
abung
terl
ebih
dah
ulu
dan
akan
dik
embal
i
kan
pad
a
sore
har
inya.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
men
ukar
kan
tabung g
as.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
14.0
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
n l
angsu
ng.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d u
ntu
k
men
ukar
k
an t
abun
g
gas
,
nam
un
pen
yap
a
bel
um
mem
baw
a ta
bun
g
gas
yan
g
koso
ng
sehin
gga
pen
yap
a
ber
mak
su
d u
ntu
k
mem
inja
m t
abung
mil
ik
toko
kel
onto
ng
terl
ebih
dah
ulu
yan
g
nan
tin
ya
akan
dik
emb
ali
kan
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n t
erse
but
pen
utu
r
ingin
men
ukar
k
an t
abun
g
gas
.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
akan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ilkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
24
.
Pem
bel
i:
Bia
sa
Mbak
.
Ped
agan
g:
Tam
bah
apa?
(men
gam
b
ilkan
dua
bungkus
rokok)
Pem
bel
i:
Itu t
ok
Mbak
.
Ped
agan
g:
Em
pat
pulu
h
Mas
.
Pem
bel
i:
Oke
Mbak
,
nuw
un
.
Ped
agan
g:
Ngg
ih
Mas
.
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.0
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
laki-
laki
ber
usi
a
sekit
ar 4
0
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
lak
i-
laki
ber
usi
a
sekit
ar 4
0
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.0
0 W
IB.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
laki-
laki
ber
usi
a
sekit
ar 4
0
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
37 t
ahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ra
n.
2.
Konte
ks
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
mem
inta
untu
k
dia
mbil
k
an
mem
bel
i
dua
bungkus
rokok
ole
h
mit
ra
tutu
r.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
utu
r
dan
mit
ra
tutu
r
mem
ilik
i
rela
si
yan
g
sudah
akra
b,
sehin
gga
ked
uan
ya
ber
tutu
r
seca
ra
santa
i.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d i
ngin
mem
bel
i
rokok
seban
yak
dua
bungkus,
kar
ena
pen
yap
a
ham
pir
seti
ap h
ari
mem
bel
i
rokok
seban
yak
dua
bungkus
mak
a
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
rokok
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
rokok .
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
laki-
laki
ber
usi
a
sekit
ar 4
0
tahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
rokok.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ra
n b
erup
a
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.0
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
a
kan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ra
n.
Pen
yap
a
ingin
mem
bel
i
rokok
seban
yak
dua
bungku
s,
kar
ena
pen
yap
a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ped
agan
g
sebag
ai
pes
apa
hin
gga
haf
al
den
gan
keb
iasa
an
pen
yap
a.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.0
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
per
tutu
ran
men
ggun
ak
an b
ahas
a
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
ham
pir
seti
ap
har
i
mem
bel
i
rokok
seban
yak
dua
bungku
s
mak
a
ped
agan
g
sebag
ai
pes
apa
sam
pai
haf
al
den
gan
keb
iasa
an
pen
yap
a.
3.
Tuju
an
per
tutu
ra
n t
erse
but
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
rokok
seban
yak
dua
bungku
s.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espo
n
den
gan
men
gam
b
ilkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
25
.
Pem
bel
i:
Car
i ker
tas
bungkus
waj
ik
ban
dung
ada
Mbak
?
Ped
agan
g:
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.2
0
WIB
.
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.2
0
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
men
anya
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ada,
pil
ih
war
nan
ya
Dik
.
Pem
bel
i:
Sep
ulu
h
lem
bar
ber
apa
Mbak
?
Ped
agan
g:
Lim
a bel
as
Dik
.
Pem
bel
i:
Pas
ya
Mbak
,
Nuw
un
.
(men
yod
or
kan
uan
g
Rp1
5.0
00,
00)
Ped
agan
g:
Sam
a-
sam
a.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
0
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d i
ngin
mem
bel
i
ker
tas
pem
bung
kus
waj
ik
ban
dung.
Kem
udia
n m
itra
tutu
r
mel
ayan
i
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
0
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ker
tas
pem
bungkus
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
itab
eru
sia
sekit
ar
20 t
ahun
sebag
ai
pen
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ber
usi
a
sekit
ar 2
0
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.2
0
WIB
kan
ket
erse
di
aan
ker
tas
pem
bung
kus
waj
ik
ban
dung
yan
g
dib
elin
ya
.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pen
utu
r.
waj
ik
ban
dung.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ker
tas
pem
bungk
us
waj
ik
ban
dung .
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.2
0
ker
tas
pem
bungk
us
waj
ik
ban
dung.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
dan
mem
per
sil
akan
kep
ada
mit
ra t
utu
r
untu
k
mem
ilih
sesu
ai.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ingin
mem
bel
i
ker
tas
pem
bung
kus
waj
ik
ban
dung.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
ker
tas
pem
bung
kus
waj
ik
ban
dung.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
Tutu
ran
sebag
ai t
idak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ikan
resp
on
den
gan
men
gam
bil
ka
n b
aran
g
yan
g
dim
aksu
dkan
2
6 .
Pem
bel
i:
Mbak
kal
o
ager
-ager
sebungkus
kir
a-kir
a
jadi
ber
apa
cup y
a
Mbak
?
Ped
agan
g:
Sek
itar
40an
Mbak
.
Pem
bel
i:
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.3
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
8
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
:
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.3
0
WIB
.
Part
icip
an
t
s: T
erdap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
5
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
ber
mak
s
ud
men
anya
kan
per
ban
di
ngan
jum
lah
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Em
pat
cukup
ber
arti
Mbak
,
sam
a
gula
ne
pas
ir r
ong
kilo
Mbak
.
Ped
agan
g:
Oke,
napa
mali
h?
Pem
bel
i:
Dah
itu
aja
Mbak
.
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
5
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d i
ngin
mem
bel
i
agar
-agar
,
pen
yap
a
men
anyak
an j
um
lah
pors
i
ket
ika
sudah
mat
ang
pad
a
seti
ap
bungkus
agar
-agar
.
Kem
udia
n m
itra
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
bah
an a
gar
-
agar
.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
prn
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
aber
usi
a
sekit
ar 6
5
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
bah
an
agar
-agar
.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.3
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
takar
an
agar
-agar
dan
gula
pas
ir
yan
g
dib
eli
ole
h
pen
utu
r.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tutu
r
mel
ayan
i
pen
utu
r.
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
bah
an a
gar
-
agar
.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
n l
angsu
ng
dua
moti
f
dan
mem
per
sil
akan
kep
ada
mit
ra t
utu
r.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
ent
ali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ingin
mem
bel
i
agar
-agar
,
pen
yap
a
men
anyak
an j
um
lah
pors
i
ket
ika
sudah
mat
ang
pad
a
seti
ap
bungkus
agar
-agar
.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
agar
-agar
dan
gula
pas
ir.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espon
den
gan
men
gam
b
ilkan
bar
ang
yan
g
dim
aksu
d
kan
pen
yap
a.
2
7 .
Pem
bel
i:
Bole
h
ngec
er
nggak
Mbak
?
Ped
agan
g:
Bole
h
Mas
, buka
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.4
5
WIB
.
Anta
ra
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.4
5W
IB.
Part
icip
an
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
an
seora
ng
pri
a ber
usi
a
sekit
ar 4
5
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
men
anya
kan
pad
a
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maw
on.
Pem
bel
i:
Gunti
ng
Mbak
(mem
inja
m g
unti
ng
untu
k
mem
oto
ng
tali
)
Ped
agan
g:
(mem
ber
ik
an
gunti
ng)
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 4
5
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d i
ngin
saru
ng
tangan
,
nam
un
saru
ng
tangan
ters
ebut
mas
ih
dal
am
kem
asan
yan
g r
api.
sekit
ar 4
5
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
saru
ng
tangan
.
A (
O3):
-
Uru
tan
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
prn
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 4
5
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
.
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.4
5
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
mit
ra
tutu
r
men
gen
a
i sa
rung
tangan
apak
ah
bole
h
dib
eli
seca
ra
ecer
an
atau
tidak
.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pen
yap
a
ingin
mem
bel
i
saru
ng
tangan
ters
ebut
seca
ra
ecer
an,
lalu
men
anyak
an p
ada
ped
agan
g
apak
ah
kem
asan
n
ya
bole
h
dib
uka
atau
tidak
.
Kem
udia
n p
esap
a
mem
inja
mkan
gunti
ng
untu
k
mem
oto
n
g t
ali
yan
g
mas
ih
men
gik
at
kem
asan
saru
ng
tangan
ters
ebut.
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
saru
ng
tangan
.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
09.4
5
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
saru
ng
tangan
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ingin
mem
bel
i
saru
ng
tangan
ters
ebut
seca
ra
ecer
an,
lalu
men
anyak
an p
ada
ped
agan
g
apak
ah
kem
asan
n
ya
bole
h
dib
uka
atau
tid
ak.
Kem
udia
n
pes
apa
mem
inja
m
kan
gunti
ng
untu
k
mem
oto
ng
tali
yan
g
mas
ih
men
gik
at
kem
asan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
NG
)
saru
ng
tangan
ters
ebut.
3.
Tuju
a
n p
ertu
tura
n
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
saru
ng
tangan
.
4.
Tutu
r
an s
ebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggu
nak
an b
ahas
a
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
r
an s
ebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ika
n r
espon
den
gan
men
gam
bil
kan
bar
ang
yan
g
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dim
aksu
dka
n p
enyap
a.
2
8 .
Ped
agan
g:
Nger
saake
n n
apa
Pak
?
Pem
bel
i:
Tap
lak
met
eran
.
Ped
agan
g:
Ooh,
kantu
n
kali
h m
oti
f
Pak
,
mangga
ingka
ng
pundi?
.
Pem
bel
i:
Cok
lat
maw
on
nyu
wun
8
met
er.
Pem
bel
i:
Ngg
ih.
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.3
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
ped
agan
g
sebag
ai
pen
utu
r
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun,
sedan
gka
n m
itra
tutu
r
seora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 6
5
tahun.P
en
utu
r
ber
mak
su
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
8
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.3
0
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
prn
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
aber
usi
a
sekit
ar 6
5
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Ped
agan
g
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 3
7
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a 65
tahun
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
Mem
ber
i
info
rmas
i se
cara
rinci
.
(Ket
eran
gan
:
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
tapla
k
dan
mem
bel
i
seban
yak
8 m
eter
.)
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d
mem
bel
i
tapla
k
sebayak
8
met
er.
Ked
uan
ya
ber
lata
rbe
lakan
g
buday
a
Jaw
a
sehin
gga
per
tutu
ran
dom
inan
men
ggun
akan
bah
asa
Jaw
a.
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
tapla
k m
eja.
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
man
tol.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
Mit
ra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
tapla
k
mej
a.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
bah
wa
tapla
k
ters
edia
dua
moti
f
dan
mem
per
sil
akan
kep
ada
mit
ra t
utu
r
untu
k
mem
ilih
moti
f yan
g
sesu
ai.
Kem
udia
n
mit
ra t
utu
r
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.3
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ingin
mem
bel
i
man
tol
pla
stik
yan
g
har
gan
ya
Rp6000
,0
0, te
tapi
ket
erse
dia
an m
anto
l
ters
ebut
di
toko
kel
onto
ng
tidak
ters
edia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
13.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
mer
espon
apa
yan
g
dim
aksu
d
pen
utu
r.
Key
:
pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
sopan
.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santu
n.
(SP
EA
KI
dan
pen
yap
a
tidak
jad
i
mem
bel
i
man
tol
yan
g
dii
ngin
kan
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
tapla
k
mej
a.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
dan
non-v
erbal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NG
) pes
apa
mem
ber
ik
an r
espon
den
gan
men
gh
am
pir
i
pen
yap
a
hen
dak
mem
ber
ik
an a
lter
atif
pil
ihan
lain
.
2
9 .
Pem
bel
i:
Mbak
ada
man
tol
pla
stik
?
Ped
agan
g:
Sik
enam
ribuan
po?
Pem
bel
i:
Iya
Mbak
.
Ped
agan
g:
Hab
is e
Mbak
.
Pem
bel
i:
Yaa
ah,
yau
dah
Mbak
mak
asih
.
Ped
agan
g:
Sori
ya
Mbak
,
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.2
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
8
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
8
tahun.
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.2
0
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1.
Pen
yap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
a
n s
eora
ng
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
8
tahun
ber
per
an
sebag
ai
pen
yap
a
dan
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
men
anya
kan
ket
erse
di
aan
man
tol
pla
stik
,
teta
pi
stok
man
tol
ters
ebut
sedan
g
hab
is
dan
tid
ak
jadi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
duru
ng
teka
e.
Pem
bel
i:
San
te
Mbak
.
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d i
ngin
mem
bel
i
man
tol
pla
stik
yan
g
har
gan
ya
Rp6000,0
0, te
tapi
ket
erse
dia
an m
anto
l
ters
ebut
di
toko
kel
onto
ng
tidak
ters
edia
dan
pen
yap
a
tidak
jad
i
mem
bel
i
man
tol
yan
g
dii
ngin
ka
n.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
man
tol
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a
sekit
ar 2
8
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
man
tol.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
y
a untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
man
tol.
sebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran
2.
Konte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g
dan
pem
bel
i
yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.2
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
ak
an b
ahas
a
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran
. P
enyap
a
ingin
mem
bel
i
man
tol
pla
stik
yan
g
mem
bel
i
man
tol
yan
g
dii
ngin
ka
n.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mem
bel
i
man
tol.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.2
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
(OO
EM
UB
I
CA
RA
)
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
mem
aham
i
seti
ap
per
tutu
ran.
Gen
res:
per
tutu
ran
den
gan
dia
log
den
gan
ragam
santa
i.
(SP
EA
KI
NG
)
har
gan
ya
Rp6000
,0
0, te
tapi
ket
erse
dia
an m
anto
l
ters
ebut
di
toko
kel
onto
ng
tidak
ters
edia
dan
pen
yap
a
tidak
jad
i
mem
bel
i
man
tol
yan
g
dii
ngin
kan
.
3.
Tuju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r
ingin
mem
bel
i
man
tol.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
a
kan
bah
asa
ver
bal
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
non-v
erbal
mel
alui
resp
on
dar
i
par
tisi
pan
.
5.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
yak
ni
pes
apa
mem
ber
ik
an r
espon
den
gan
men
gh
am
pir
i
pen
yap
a
hen
dak
mem
ber
ik
an a
lter
atif
pil
ihan
lain
.
3
0 .
Pem
bel
i:
Jam
din
din
gn
y
a ti
ga
tuju
h l
ima
sete
ngah
udah
sam
a
bat
erai
ne
bel
um
Mbak
?
Pen
utu
ran
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
.
Anta
ra
seora
ng
pem
bel
i
Kon
tek
s
Sosi
al
O1(P
enu
tur:
se
ora
ng
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
.
- K
on
tek
s
Ku
ltu
ral
Set
tin
g:
Di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
.
Part
icip
an
ts:
Kon
tek
s
Sit
uasi
on
al
1. P
enyap
a:
Pem
bel
i
mer
upak
an
seora
ng p
ria
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
ber
per
an
Mem
ber
i
info
rmas
i ri
nci
.
(Ket
eran
gan
:
Pen
utu
r
men
anya
kan
pad
a
mit
ra
tutu
r
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ped
agan
g:
Udah
Mas
.
Pem
bel
i:
Min
ta
empat
tap
i
sik
war
nan
e
bed
a
Mbak
.
Ped
agan
g:
Oke
sebag
ai
pen
yap
a
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun,
sedan
gka
n p
esap
a
adal
ah
seora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun.
Pen
yap
a
ber
mak
su
d i
ngin
mem
bel
i
jam
din
din
g,
pen
yap
a
men
anyak
an p
ada
ped
agan
g
har
ga
tert
era
apak
ah
sudah
term
asuk
O2(M
itra
Tu
tur)
: se
ora
ng
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
.
Em
osi
:
senan
g d
an
ram
ah, kar
ena
par
tisi
pan
sudah
men
get
ahui
lata
r bel
akan
g
mas
ing-
mas
ing
sehin
gga
tim
bul
rasa
ker
amah
an
dan
kea
kra
ban
.
Mak
sud
:
mit
ra t
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i ja
m
din
din
g..
A (
O3):
-
Uru
tan
bic
ara
: O
1
mem
ula
i
pem
bic
araa
n
Ter
dap
at
dua
par
tisi
pan
,
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a dan
pem
bel
i
ber
jenis
kel
amin
pri
a
ber
usi
a
sekit
ar 3
0
tahun
sebag
ai
mit
ra t
utu
r
ber
lata
r
bel
akan
g
buday
a
Jaw
a.
En
d:
pen
utu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
jam
sebag
ai
pen
yap
a d
an
ped
agan
g
ber
jenis
kel
amin
wan
ita
ber
usi
a 37
tahun s
ebag
ai
pes
apa
dal
am
per
tutu
ran.
2.K
onte
ks
per
tutu
ran
ber
upa
dia
log
anta
ra
ped
agan
g d
an
pem
bel
i yan
g
terj
adi
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
den
gan
suas
ana
santa
i dan
men
gun
akan
bah
asa
lisa
n
dal
am
per
tutu
ran.
Pen
yap
a
ber
mak
sud
ingin
mem
bel
i ja
m
din
din
g,
pen
yap
a
men
anyak
an
terk
ait
jam
din
din
g
yan
g
dim
ksu
d
kan
pen
utu
r.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bat
erai
ny
a at
au
bel
um
dan
tern
yat
a
har
ga
yan
g
tert
era
sudah
term
asuk
ban
tera
i
jam
din
din
g.
kem
udia
n
dir
espon o
leh
O2 d
an
diu
lang
seca
ra
ber
gan
tian
.
Bab
: m
itra
tutu
r
ber
mak
sud
mem
bel
i
ber
as s
epulu
h
kil
ogra
m d
an
lili
n b
iasa
.
Inst
rum
en:
per
tutu
ran
men
ggun
akan
bah
asa
lisa
n.
Cit
ara
sa:
ragam
bah
asa
info
rmal
.
Ad
egan
tutu
r: T
erja
di
di
toko
kel
onto
ng
pukul
11.3
0
WIB
.
Reg
iste
r:
per
tutu
ran
terj
adi
den
gan
dia
log s
ecar
a
langsu
ng.
Atu
ran
:
Bah
asa
sopan
din
din
g.
Act
Seq
uen
ce:
Pen
utu
r
men
yat
aka
n l
angsu
ng
mak
sudn
y
a untu
k
ber
mak
sud
mem
bel
i
ber
as
sepulu
h
kil
ogra
m
dan
lil
in
bia
sa.
Key
: pen
utu
r
men
utu
rka
n d
engan
akra
b.
Inst
rum
en
tali
ties
:
per
tutu
ran
men
ggun
a
kan
bah
asa
lisa
n.
Norm
s:
Ked
ua
pen
utu
r
ber
tutu
r
seca
ra
ber
gan
tian
untu
k
pad
a
ped
agan
g
har
ga
tert
era
apak
ah s
ud
ah
term
asuk
bat
erai
nya
atau
bel
um
dan
ter
nyat
a
har
ga
yan
g
tert
era
sud
ah
term
asuk
ban
tera
i ja
m
din
din
g.
3.T
uju
an
per
tutu
ran
ters
ebut
pen
utu
r in
gin
mem
bel
i ja
m
din
din
g.
4. T
utu
ran
sebag
ai
tindak
an,
par
tisi
pan
men
ggun
akan
bah
asa
ver
bal
dan
non-
ver
bal
mel
alui
resp
on d
ari
par
tisi
pan
.
4.
Tutu
ran
sebag
ai
tidak
ver
bal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI