KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan...

252
i KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI KASUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Yohanna Dwi Suryaningsih 151224028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan...

Page 1: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

i

KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK

DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI

KASUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Yohanna Dwi Suryaningsih

151224028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

SKRIPSI

KAJIAN PRAGMA TIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK

DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI

KASUS

Oleh

Y ohanna Dwi Suryaningsih

151224028

unjana Rahardi, M. Hum. 31 Mei 2019

II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

KAJIAN PRAGMA TIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK

DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI

KASUS

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

YOHANNADWI SURYANINGSrn

151224028

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal 8 Juli 2019

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Ketua

Sekretaris

Anggota 1

Anggota 2

Anggota 3

: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

: Dr. R ,Kunjana Rahardi, M.Hum.

: Dr. B. Widharyanto, M.Pd.

: Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.

: Dr. R Kunjana Rahardi, M.Hum.

Yogyakarta, 8 Juli 2019

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

III

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

iv

Halaman Persembahan

Mengucap syukur atas segala berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya

mempersembahkan karya ini untuk:

-Bapak Richardus Supomo dan Ibu Rosalia Sukadiyah yang telah memberikan semangat dan

pengorbanan untuk saya.

-Kakak saya Agustinus Budi Prasetyo, yang selalu mendukung dan memotivasi saya.

-Yang selalu memberikan semangat untuk saya.

-Teman-teman saya yang selalu menemani baik dalam suka maupun duka.

-Untuk Almamater saya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan saya

kesempatan untuk belajar banyak baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

v

MOTTO

Jikalau kamu tahu semua ini.

Maka berbahagialah kamu jika kamu melakukannya.

-Yohanes 13:17-

Jangan gelisah hatimu, percalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

-Yohanes 14:1-

Selama ada keyakinan, tiada hal yang mustahil

-Penulis-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

PERNY ATAAN KEASLIAN KARY A

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang saya tuliskkan ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Y ogyakarta. 8 Juli 2019

Penulis

~ Y ohanna Dwi Suryaningsih

VI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

LEMBAR PERNY ATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama: Yohanna Dwi Suryaningsih

NIM: 151224028

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK

DALAM PERTUTURAN ANTARA PEDAGANG DENGAN PEMBELI: STUDI

KASUS

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak

untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Y ogyakarta

Pada tanggal 8 Juli 2019

Yang menyatakan

Y h fffD: S "h o anna WI uryanmgsl

VII

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

viii

ABSTRAK

Suryaningsih, Yohanna Dwi. 2019. Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik dalam

Pertuturan Antara Pedagang Dengan Pembeli: Studi Kasus. Skripsi. Yogyakarta: PBSI,

JPBS, FKIP, USD.

Penelitian ini membahas kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam pertuturan

anatar pedagang dengan pembeli. Tujuan penelitian ini yakni (1) mendeskripsikan elemen

konteks ekstralingustik diantaranya konteks sosial, koteks siosietal, konteks kultural, dan

konteks situasional dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli, (2) mendeskripsikan

mengenai fungsi konteks ekstralinguistik diantaranya konteks sosial, koteks siosietal, konteks

kultural, dan konteks situasional dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dekskriptif kualitatif. Sumber data yang peneliti

gunakan adalah cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli yang di dalamnya

mengandung konteks ekstralinguistik. Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah

metode simak libat cakap, simak bebas cakap, dan rekaman (voice recorder) yang kemudian

dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif dan dasar pilah unsur penentu yakni

menentukan data yang mengandung elemen konteks ekstralinguistik dan fungsi konteks

ekstralinguitik.

Hasil dalam penelitian ini merujuk pada dua hal yakni (1) peneliti menemukan elemen

konteks ekstralinguistik yang terkandung dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan

pembeli yang terbagi menjadi empat konteks: konteks sosial menggunakan komponen

analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis

OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

situasional menggunakan elemen pesapa dan penyapa, konteks tuturan, tujuan tuturan,

tuturan sebagai tindakan dan tuturan sebagai tindak verbal untuk konteks situasional. Peneliti

menemukan berbagai elemen yang hadir maupun tidak hadir dalam konteks ekstralinguistik,

terdapat dua elemen dalam konteks sosial (OOEMAUBICARA dan OOEMUBICARA), dua

elemen untuk konteks sosietal (OOEMAUBICARA dan OOEMUBICARA), satu elemen

konteks kultural (SPEAKING), dan satu elemen konteks situasional (elemen pesapa dan

penyapa, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai tindakan dan tuturan sebagai tindak

verbal untuk konteks situasional). (2) Peneliti menemukan fungsi konteks ekstralinguitik

dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli yakni memberikan informasi secara rinci,

memberikan informasi secara jelas, memberikan informasi tambahan.

Kunci: elemen konteks ekstralinguistik, pola elemen konteks ekstralinguistik, fungsi konteks

ekstralinguistik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ix

ABSTRACT

Suryaningsih, Yohanna Dwi. 2019. Pragmatic Study of Extralinguistic Context in Speaking

Between Seller and Buyer: Case Study. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

This research is about pragmatic study of extralinguistic context in speaking between

seller and buyer. This research aims to (1) describe the elements of extralinguistic context as

social context, societal context, cultural context, and situational context in speaking between

seller and buyer, (2) describe the function of extralinguistic context, namely social context,

societal context, cultural context, and situational context in speaking between seller and

buyer.

The type of this research is a qualitative descriptive research. Snippets between seller

and buyer that contain extralinguistic context are the data source of the researcher. The

researcher used interview, observation, and voice recording methods, then analyzed the

results using descriptive analysis and basic determinant element sorting techniques that

defined which data contained extralinguistic context element and extralinguistic context

function.

The result of this research are (1) the researcher found of extralinguistic context

element in the speaking snippets between seller and buyer that was divided into four contexts:

social context using OOEMAUBICARA component analysis, societal context using

OOEMAUBICARA component analysis, cultural context using SPEAKING element, and

situational context using greeter and listener, speech context, purpose of speech, speech as

an action, and speech as a verbal act for situational context. The researcher found element

that both include and exclude in the extralinguistic context. There were two element in social

context (OOEMAUBICARA and OOEMUBICARA), two element in societal context

(OOEMAUBICARA and OOEMUBICARA), one element in cultural context (SPEAKING),

and one element in situational context (greeter and listener elements, speech context, purpose

of speech, speech as an action, and speech as a verbal act for situational context). (2) The

researcher found the function of extralinguistic context in the speaking between seller and

buyer, namely give detailed information, give clear information, give additional information.

Keywords: extralinguistic context element, extralinguistic context pattern, extralinguistic

context function.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Pragmatik

Konteks Ekstralinguistik dalam Pertuturan antara Pedagang dengan Pembeli” dengan baik.

Penyusunan tugas akhir bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang telah membantu dan mendukung

sehingga proses penyususnan skripsi ini dpat berjalan dengan lancar. Dengan demikian,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan,

dukungan, bimbingan, nasihat, motivasi , dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si. Selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi PBSI yang telah memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

arahan, bimbingan, motivasi, dan saran selama membimbing penulis.

4. Seluruh dosen PBSI yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada

penulis selama belajar di Prodi PBSI, memiliki bekal menjadi pengajar yang cerdas,

humanis, dan profesional.

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan buku sebagai

penunjang penulis menyelesaikan skripsi.

6. Toko Anugerah Jaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam

mengumpulkan data skripsi ini.

7. Theresia Rusmiyati, selaku karyawan sekretariat PBSI yang telah membantu penulis

dalam hal menyelesaikan skripsi.

8. Bagi kedua orangtua, Bapak Richardus Supomo dan Ibu Rosalia Sukadiyah yang

selalu memberikan dukungan baik secara moril dan materil dan tak henti memberikan

doa, kesabaran, dan kesetiaan dalam mendukung proses belajar dan penyusunan tugas

akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

9. Kakak saya Agustinus Budi Prasetyo dan Nining Pranandari, keponakan Misyael

Bintang Prasetyo yang selalu rnernberikan sernangat dan dukungan selarna proses

belajar dan penyelesaian tugas akhir ini.

10. Ternan-ternan sepayung penelitian saya, Y osepin Ratnalestari, Rebecca Ayu

Ciptaningtyas, Anastasia Wilis Novita, Metodeos Ardana Wi dura, Oktaviano Aditya

Murti yang telah rnernberikan sernangat selarna penyelesaian tugas akhir.

11. Ternan-ternan yang selalu rnernberikan dukungan dan rnenernani saya selarna proses

penyelesaian tugas akhir, Agnes Kusrnawati, Angela Marlyn Prirnatika, M.Th.

Sekarlangit Karisrna Putri.

12. Ternan-ternan PBSI angkatan 2015 dan berbagai pihak yang telah rnernbantu selarna

proses belajar dan penyelesaian tugas akhir.

Penulis rnenyadari bahwa penyusunan skripsi saya rnasih jauh dari sernpurna. Penulis

berharap skripsi ini dapat berrnanfaat bagi pernbaca

Yogyakarta, 8 Juli 2019

Penulis

Y ohanna Dwi Suryaningsih

XI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................................................ viii

ABSTRAC.................................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. x

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................................. 5

1.5 Batasan Istilah ......................................................................................................................... 6

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ............................................................................................. 9

2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................................... 9

2.2 Landasan Teori...................................................................................................................... 12

2.2.1 Pragmatik .................................................................................................................... 12

2.2.2 Konteks ....................................................................................................................... 13

2.2.3 Konteks Ekstralinguistik

2.2.3 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial............................................................................. 14

2.2.4 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal .......................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

xiii

2.2.5 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural ......................................................................... 26

2.2.6 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional .................................................................... 30

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 36

3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................................... 36

3.2 Sumber Data dan Objek Penelitian ....................................................................................... 36

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 38

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data......................................................................................... 38

3.5 Triangulasi Data .................................................................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 41

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................................................... 41

4.1.1 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial ............................................................................ 47

4.1.2 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal.......................................................................... 53

4.1.3 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural ........................................................................ 58

4.1.4 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional..................................................................... 58

4.2 Hasil Analisis ........................................................................................................................ 63

4.2.1 Elemen Konteks Sosial ............................................................................................... 64

4.2.1.1 Elemen Konteks Sosial yang Konsisten Hadir (OOEMUBICARA) ............ 64

4.2.1.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A) ............................. 74

4.2.1.3 Konteks Sosial yang Lenngkap Memiliki Dua Belas Elemen

(OOEMAUBICARA) ................................................................................................. 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

xiv

4.2.2 Fungsi Konteks Sosial................................................................................................. 86

4.2.2.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci ................................... 86

4.2.2.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas ..................................................... 86

4.2.3 Elemen Konteks Sosietal ............................................................................................ 88

4.2.3.1 Elemen Konteks Sosietal yang Konsisten Hadir (OOEMUBICARA) .......................... 88

4.2.3.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A) ............................ 100

4.2.3.3 Konteks Sosial yang Lenngkap Memiliki Dua Belas Elemen

(OOEMAUBICARA) ............................................................................................... 101

4.2.4 Fungsi Konteks Sosietal ............................................................................................ 113

4.2.4.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci .................................. 113

4.2.4.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas ................................... 114

4.2.5 Elemen Konteks Kultural .......................................................................................... 115

4.2.5.1 Elemen Konteks Kultural yang Konsisten Hadir (SPEAKING) .................................. 115

4.2.6 Fungsi Konteks Kultural ........................................................................................... 123

4.2.6.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci .................................. 123

4.2.6.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas ................................................... 124

4.2.6.3 Fungsi Memberikan Informasi Tambahan .................................................... 124

4.2.7 Elemen Konteks Situasional ..................................................................................... 125

4.2.8 Fungsi Konteks Situasional....................................................................................... 131

4.2.8.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Rinci .................................................. 132

4.2.8.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Tambahan ........................ 132

4.3 Pembahasan ........................................................................................................................ 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

xv

BAB V PENUTUP................................................................................................................... 137

5.1 Simpulan ............................................................................................................................ 139

5.2 Saran ................................................................................................................................... 139

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 140

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu dengan

lainnya. Setiap hari, manusia pasti berinteraksi dengan sesama di lingkungan

tempat tinggalnya. Proses interaksi manusia satu dengan lainnya menggunakan

bahasa untuk menyampaikan tuturan menjadi bermakna. Dalam ilmu kebahasaan,

hal tersebut dipelajari dalam pragmatik. Pragmatik adalah ilmu bahasa yang

mempelajari pemakaian atau penggunaaan bahasa, yang pada dasarnya selalu

harus ditentukan oleh konteks situasi tutur di dalam masyarakat dan wahana

kebudayaan yang mewadahi dan melatarbelakanginya (Rahardi, 2003: 15). Ketika

memahami maksud berkomunikasi, seseorang tidak cukup hanya memperhatikan

tuturan kebahasaannya saja, namun juga memperhatikan segala hal di luar

kebahasaan yang berkaitan dengan pertuturan.

Unsur di luar kebahasaan disebut ekstralinguistik, salah satu penandanya

adalah konteks. Konteks menurut Leech (1983: 13) adalah aspek-aspek yang

berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan dan pengetahuan

latar belakang yang secara bersama dimiliki oleh penutur (P) dan mitra turut

(MT). Ketika proses pertuturan sedang berlangsung tanpa disadari konteks atau

situasi yang melingkupi menjadi salah satu faktor penentu maksud dalam

pertuturan. Dalam konteks ada beberapa macam konteks diantaranya: konteks

sosial, konteks sosietal, konteks kultural, dan situasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

2

Mey (1993) dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan konteks sosial

merupakan konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya

komunikasi dan interaksi antaranggota masyarakat dengan latar belakang sosial

budaya yang sangat tertentu sifatnya. Mey (1993) dalam Rahardi (2003: 15)

mengungkapkan konteks sosietal merupakan konteks yang faktor penentunya

adalah kedudukan sosial relatif (relative sosial rank) setiap anggota masyarakat di

dalam institusi-institusi yang ada pada masyarakat dan lingkungan sosial tertentu.

Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Culture

context is the institusional and ideological backgound that give value to the text

and constrain its interpretation.” Konteks kultural sebagai latar belakang

institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada tuturan yang harus

diinterpretasikan karena menggambarkan kebudayaan. Halliday

(1992) mengatakan konteks situasional adalah lingkungan langsung tempat teks

itu benar-benar berfungsi. Dengan memperhatikan konteks yang melingkupi

sebuah percakapan, harapannya makna yang disampaikan penutur dapat dipahami

oleh mitra tutur dengan baik sehingga tujuan pertuturan dapat tercapai dan

mengetahui elemen yang terkandung dalam sebuah percakapan antara pedagang

dengan pembeli.

Proses interaksi setiap hari dilakukan oleh manusia salah satunya terjadi di

tempat perbelanjaan. Latar belakang penutur yang berbeda tentunya akan

menghasilkan pertuturan yang berbeda pula sesuai dengan konteks yang sedang

terjadi ketika proses pertuturan. Pembeli akan menuturkan ujaran seperlunya pada

pedagang untuk mendapatkan sesuatu, Pembeli (Pem) dan Pedagang (Ped) Pem:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

3

“Mbak, bensin sepuluh ribu.” Ped: “Ya, kembali sepuluh ribu.Makasih”. Hal ini

terlihat dari konteks situasi yang melatarbelakangi pembeli yang sedang terburu-

buru langsung menyodorkan uang dua puluh ribu rupiah dengan maksud agar

segera dilayani dengan diisikan bahan bakar. Pembeli juga tanpa mengawali dan

mengakhiri percakapan dengan basa-basi. Beragam tuturan diujarkan agar tujuan

yang diinginkan tercapai, tetapi seringkali jika dalam pertuturan tidak memahami

konteks yang melatarbelakangi dapat mengakibatkan salah penafsiran. Maka

dengan memahami dan mendeskripsikan konteks yang melatarbelakangi

harapannya akan mengetahui maksud pertuturan dengan baik.

Konteks ekstralinguistik yang terjadi dalam pertuturan antara pedagang

dan pembeli kurang memperhatikan elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik

mendapat, sehingga seringkali terjadi ketidakpahaman maksud antara penutur dan

mitra tutur. Peneliti tertarik untuk menganalisis elemen dan fungsi konteks

ekstralinguisik untuk mengetahui maksud pertuturan antara pedagang dan pembeli

di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

Sehingga, pertuturan yang terjadi memberikan pemahaman terkait elemen dan

fungsi konteks ekstralinguistik yang melatarbelakangi pertuturan antara pedagang

dan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah utama penelitian ini

adalah “Bagaimanakah konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang

dan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya?”, kemudian dijabarkan sub

masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah elemen konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan

Turi Sleman Yogyakarta?

2. Apa sajakah fungsi konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan

Turi Sleman Yogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, tujuan penelitian ini

disampaikan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan elemen kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam

pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah

Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan fungsi kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam

pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah

Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

5

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian tentang konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara

pedagang dan pembeli ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa

pihak. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu pragmatik terutama mengenai kajian pragmatik konteks

ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko

Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan

perkembangan dalam dunia pendidikan untuk menambah pengetahuan, serta

meningkatkan kompetensi dalam proses pembelajaran mengenai

pemahaman konteks ekstralinguistik pada pertuturan kehidupan sehari-hari

terutama dalam dunia pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

6

1.5 Batasan Istilah

Penulis memberikan batasan istilah agar memiliki konsep yang digunakan

dalam penelitian ini. Batasan istilah yang digunakan sebagai berikut:

1. Pragmatik

Yule (2006:3) mengemukakan pragmatik adalah studi tentang makna yang

disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar

(pembaca). I Dewa Putu Wijana (1996: 1) mendefinisikan bahwa pragmatik

adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,

yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi.

Pragmatik merupakan ilmu bahasa yang mempelajari penggunaan bahasa

berdasarkan konteks situasi tutur dalam masyarakat dan kebudayaan yang

melatarbelakanginya.

2. Konteks

Leech (1983:19) mengemukakan konteks adalah aspek-aspek yang berhubungan

dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan dan pengetahuan latar belakang

yang secara bersama dimiliki oleh penutur (P) dan mitra turut (MT). Rahardi

(2005: 51) mendefinisikan konteks merupakan semua latar belakang pengetahuan

yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur yang mendukung

interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu dalam proses

bertutur. Dapat diartikan bahwa konteks merupakan segala aspek yang

melatarbelakangi penutur dan mitra tutur dalam percakapan, sehingga menjadi

faktor yang mempengaruhi maksud sebuah pertuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

7

2.1 Konteks Ekstralinguistik

Rahardi (2016: 27) mengemukakan bahwa konteks ekstralinguistik

merupakan hal-hal di luar kebahasaan yang melatarbelakangi dalam sebuah

pertuturan. Pertuturan tersebut dipengaruhi oleh segala aspek yang melingkupi

proses terjadinya pertuturaan antara penutur dengan mitra tutur. Makna yang

terkandung dari sebuah pertuturan yang terjadi dipengaruhi oleh aspek yang

melingkupi percakapan, sehingga pesan penutur dapat dipahami oleh mitra tutur

dengan baik. Konteks ekstralinguistik yang mengkaji mengenai ilmu di luar

kebahasaan untuk mengetahui maksud pertuturan, diataranya konteks sosial,

konteks sosietal, konteks kultural, dan konteks situasional.

2.1.1 Konteks Sosial

Mey (dalam Rahardi (2003: 15) menyatakan bahwa konteks sosial merupakan

konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya komunikasi dan

interaksi antar anggota masyarakat dengan latar belakang sosial budaya yang

sangat tertentu sifatnya. Segala aspek di luar kebahasaan yang berpengaruh

dengan proses terjadinya pertuturan. Diartikan bahwa konteks sosial merupakan

hal-hal yang melatarbelakangi sebuah pertuturan yang dipengaruhi oleh latar

belakang sosial yang melekat pada masyarakat.

2.1.2 Konteks Sosietal

Mey (dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan konteks sosietal merupakan

konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan sosial relatif (relative sosial

rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi yang ada pada

masyarakat dan lingkungan sosial tertentu. Kedudukan yang melekat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

8

masyarakat akan berpengaruh pada proses bertuturan. Konteks sosietal merupakan

konteks yang mempengaruhi sebuah pertuturan akibat adanya kedudukan atau

hubungan vertikal pada masyarakat.

2.1.3 Konteks Kultural

Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Cultural

context is the institusional and ideological backgound that give value to the text

and constrain its interpretation.” Budaya yang melekat pada masyarakat akan

berpengaruh ketika digunakan dalam proses bertutur. Yang artinya kultural

sebagai latar belakang institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada

tuturan yang harus diinterpretasikan karena menggambarkan kebudayaan.

2.1.4 Konteks Situasional

Halliday (dalam Baryadi 2015: 22) menyatakan konteks situasi merupakan

lingkungan langsung tempat teks itu berfungsi. Leech (1993) memaparkan bahwa

konteks situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang

pengetahuan (background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama

baik oleh penutur maupun mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya

yang menyertai, mewadahi, serta melatarbelakangi hadirnya pertuturan tertentu.

Jadi, konteks situasi merupakan keadaan di mana lingkungan langsung tempat

pertuturan sedang terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

9

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi kepustakaan terdapat beberapa penelitian yang relevan

mengenai kajian pragmatik tentang elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik

dalam sebuah pertuturan. Pertama, penelitian yang dilakukukan oleh Kristiana

Jayanti Andang (2018) berjudul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Situasi

dalam Menentukan Maksud Berbahasa Mahasiswa dan Dosen di Prodi PBSI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018”. Kedua

penelitian oleh Lastri Rindiyantika (2018) yang berjudul “Kajian Elemen dan

Fungsi Konteks Sosietal dalam Menentukan Maksud Berkomunikasi antara

Mahasiswa dan Dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun

Akademik 2017/ 2018”. Ketiga penelitian oleh Pilipus Wai Lawet (2018) yang

berjudul “Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam Menentukan Maksud

Berkomunikasi Antarmahasiswa dan Dosen Non-FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/ 2018”. Dan keempat penelitian yang

dilakukan oleh Priscila Felicia Elu (2018) yang berjudul “Kajian Elemen dan

Fungsi Konteks Sosio-Kultural dalam Menentukan Maksud Berbahasa Para

Mahasiswa Berlatar Belakang Kultur Jawa Prodi PBSI Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta pada Semester Gasal Tahun Akademik 2017/ 2018”.

Penelitian yang dilakukan oleh Kristiana Jayanti Andang (2018)

mendeskripsikan tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks situasi

dalam menentukan maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen di Prodi PBSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

10

USD. Penelitian ini menggunakan alat analisis konteks situasi untuk

mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara

mahasiswa dan dosen di Prodi PBSI USD. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang elemen dan fungsi konteks,

sedangkan perbedaannya terletak objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya.

Saudari Kristiana Jayanti Andang hanya menggunakan konteks situasi sebagai

alat analisisnya sedangkan peneliti pada penelitian ini menggunakan alat analisis

konteks situasi, konteks sosial, konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang

digunakan saudari Kristiana Jayanti Andang adalah pertuturan mahasiswa dan

dosen, sedangkan objek penelitian ini adalah pertuturan pedagang dan pembeli.

Penelitian yang dilakukan oleh Lastri Rindiyantika (2018) mendeskripsikan

tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks sosietal dalam menentukan

maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen di FKIP USD. Penelitian ini

menggunakan alat analisis konteks sosietal untuk mendeskripsikan elemen dan

fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara mahasiswa dan dosen di FKIP

USD. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama

meneliti tentang elemen dan fungsi konteks, sedangkan perbedaannya terletak

objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya. Saudari Lastri Rindiyantika

hanya menggunakan konteks sosietal sebagai alat analisisnya sedangkan peneliti

pada penelitian ini menggunakan alat analisis konteks situasi, konteks sosial,

konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang digunakan saudari Lastri

Rindiyantika adalah pertuturan mahasiswa dan dosen, sedangkan objek penelitian

ini adalah pertuturan pedagang dan pembeli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

11

Penelitian yang dilakukan oleh Pilipus Wai Lawet (2018) mendeskripsikan

tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks sosial dalam menentukan

maksud berkomunikasi mahasiswa dan dosen non-FKIP USD. Penelitian ini

menggunakan alat analisis konteks sosial untuk mendeskripsikan elemen dan

fungsi konteks situasi dalam pertuturan antara mahasiswa dan dosen non-FKIP

USD. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama

meneliti tentang elemen dan fungsi konteks, sedangkan perbedaannya terletak

objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya. Saudara Pilipus Wai Lawet

hanya menggunakan konteks sosial sebagai alat analisisnya sedangkan peneliti

pada penelitian ini menggunakan alat analisis konteks situasi, konteks sosial,

konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang digunakan saudara Pilipus Wai

Lawet adalah pertuturan mahasiswa dan dosen, sedangkan objek penelitian ini

adalah pertuturan pedagang dan pembeli.

Penelitian yang dilakukan oleh Priscila Felicia Elu (2018) mendeskripsikan

tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi konteks sosio-kultural dalam

menentukan maksud mahasiswa berlatar belakang kultur Jawa Prodi PBSI USD.

Penelitian ini menggunakan alat analisis konteks sosio-kultural untuk

mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks dalam pertuturan mahasiswa berlatar

belakang kultur Jawa Prodi PBSI USD. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang elemen dan fungsi konteks,

sedangkan perbedaannya terletak objek penelitian dan fokus pada alat analisisnya.

Saudari Priscila Felicia Elu hanya menggunakan konteks sosio-kultural sebagai

alat analisisnya sedangkan peneliti pada penelitian ini menggunakan alat analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

12

konteks situasi, konteks sosial, konteks sosietal, dan konteks kultural. Objek yang

digunakan saudari Priscila Felicia Elu adalah pertuturan mahasiswa dan dosen,

sedangkan objek penelitian ini adalah pertuturan pedagang dan pembeli.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori digunakan untuk mendukung dalam proses analisis, maka perlu

dikemukakan teori yang berkaitan dengan permasalahan dan ruang lingkup

analisis untuk menjadi dasar dalam penelitian ini, sebagai berikut:

2.2.1 Pragmatik

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa secara

eksternal dalam pertuturan. Geoffrey N. Leech (1983: 6) mengemukakan bahwa

pragmatik sebagai suatu telaah makna dalam hubungannya dengan aneka situasi

ujaran. Pragmatik berkaitan erat dengan situasi pertuturan, sehingga makna

pertuturan dapat dipahami oleh penutur. Yule (2006:3) mendefinisikan pragmatik

adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan

ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Sejalan dengan pendapat Leech bahwa

pragmatik merupakan suatu kajian mengenai penafsiran dan penelaahan makna

pertuturan oleh penutur dan mitra tutur.

Dari berbagai definisi pragmatik tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari bahasa yang berkaitan dengan

unsur-unsur di luar kebahasaan sesuai dengan situasi ujarannya dan sebagai telaah

makna oleh penutur. Kaitannya dengan penelitian ini, peneliti memperhatikan

konteks dalam pragmatik untuk mendeskripsikan pertuturan antara pedagang

dengan pembeli. Dari pertuturan antara pedagang dengan pembeli yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

13

berbagai latar belakang yang berbeda akan diketahui elemen dan fungsi konteks

pertuturan yang digunakan.

2.2.2 Konteks

Konteks merupakan hal yang mempengaruhi makna dalam situasi

pertuturan. Leech (1983:13) berpendapat bahwa konteks adalah aspek-aspek yang

berhubungan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan dan pengetahuan

latar belakang yang secara bersama dimiliki oleh penutur (P) dan mitra turut

(MT). Artinya, konteks merupakan hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik

dan sosial pertuturan yang akan mempengaruhi makna pertuturan yang melekat

pada diri penutur dan mitra tutur, sehingga penafsiran setiap penutur dapat

dipahami oleh mitra tutur. Brown and Yule (1983) mengungkapkan bahwa

konteks adalah lingkungan environment atau keadaan circumstances tempat

bahasa digunakan, sehingga keadaan di mana penggunaan bahasa itu terjadi.

Artinya konteks merupakan situasi yang melingkupi pertuturan, sehingga situasi

tersebut dapat mempermudah pemaknaan. Rahardi (2005: 51) menambahkan

bahwa konteks adalah semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-

sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur serta mendukung interpretasi mitra

tutur atas apa yang disampaikan oleh penutur dalam proses bertutur. Sama halnya

yang dikemukakan oleh Leech bahwa konteks merupakan latar belakang yang

dimiliki oleh penutur dan mitra tutur, sehingga makna pertuturan dapat dipahami.

Dapat disimpulkan bahwa konteks merupakan hal di luar kebahasaan atau

latar belakang yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur dapat menjadi faktor

yang mempengaruhi maksud pertuturan. Penelitian ini menggunakan konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

14

untuk mengetahui konteks yang melatarbelakangi pertuturan antara pedagang

dengan pembeli. Dengan mendeskripsikan pertuturan antara pedagang dengan

pembeli maka diketahui elemen dan fungsi konteks dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli.

2.2.3 Konteks Ekstralinguistik

Rahardi (2016: 27) mengemukakan bahwa konteks ekstralinguistik

merupakan hal-hal di luar kebahasaan yang melatarbelakangi dalam sebuah

pertuturan. Pertuturan tersebut dipengaruhi oleh segala aspek yang melingkupi

proses terjadinya pertuturaan antara penutur dengan mitra tutur. Makna yang

terkandung dari sebuah pertuturan yang terjadi dipengaruhi oleh aspek yang

melingkupi percakapan, sehingga pesan penutur dapat dipahami oleh mitra tutur

dengan baik. Konteks ekstralinguistik yang mengkaji mengenai ilmu di luar

kebahasaan untuk mengetahui maksud pertuturan, diataranya konteks sosial,

konteks sosietal, konteks kultural, dan konteks situasional.

2.2.4 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial

Mey (1993) dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan bahwa konteks

sosial merupakan konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya

komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat dengan latar belakang sosial

budaya yang sangat tertentu sifatnya. Konteks sosial melekat pada setiap individu

yang mempengaruhi dalam proses pertuturan. Dapat dilihat juga dari latar

belakang baik antara pedagang maupun pembeli, bagaimana keakraban yang

terjalin di antara mereka yang akan menimbulkan dampak terhadap pertuturan

yang dilakukan. Sehingga dengan memperhatikan konteks sosial yang melekat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

15

pada masyarakat akan memudahakan dalam memahami pertuturan antara

pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi

Sleman Yogyakarta.

Poedjosoedarmo (1985: 24) menyatakan konsep komponen tutur yang

dikembangkan oleh Dell Hymes. Faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa

disebut dengan istilah “elemen” sebagai konsep memoteknik

OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-

dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A=

adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan

tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur

atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register

tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma kebahasaan. Komponen tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam

pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan

bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis

kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,

kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Seperti pertuturan berikut:

Pedagang (O1): “Silakan Bude cari apa?”

(Penutur merupakan pedagang yang berjenis kelamin wanita berusia 36 tahun,

penutur menyapa pembeli dengan memanggil “Bude” karena telah mengetahui

silsilah keluarga.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

16

O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra

tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2

akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk

menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur. Seperti:

Pembeli (O2): “Dik, pesanan rantang (tempat nasi) Bude dah datang belum?”

(Penutur merupakan pembeli berusia sekitar 58 tahun yang lebih tua dari

pedagang, penutur memilih menggunakan bahasa yang santai dan akrab dengan

memanggil “Dik” karena sudah terbiasa bertutur dengan menggunakan bahasa

yang santai.)

E= warna emosi, emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.

Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.

Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan

melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Misalnya:

Pembeli : “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak

ukurannya.”

Pedagang : “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”

(Pembeli yang merasa puas dengan barang yang telah dibelinya dan kemudian

membeli lagi.)

M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat

mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi

pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan

tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu. Seperti pertuturan berikut:

Pedagang : “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”

Distributor : “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres

banget.”

(Pedagang yang baru melihat kedatangan distributor yang minggu lalu tidak

datang dan bermaksud menanyakan pesanan yang disudah diorder dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

17

minggu yang lalu tetapi belum diantar. Distributor sebagai mitra tutur

mrnyampaikan bahwa minggu lalu mengantar pesanan di Bantul dan

terjebak hujan deras.)

A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti bentuknya

dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada proses

pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat dalam

proses pertuturan yang sedang berlangsung. Misalnya:

Pedagang sedang bercakap melayani pembeli menimbang beras kiloan dan

telur, kemudian ada seorang nenek yang baru datang.

Pedagang: “Mbak Ati, minta tolong simbah itu.”

Karyawan: “ Ooo ya Mbak.”

(Pedagang bermaksud meminta bantuan pada karyawan agar segera melayani

nenek yang baru datang supaya tidak terlalu lama menunggu dan tanpa

mengganggu pembeli yang sebelumnya.)

U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus

berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam

pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara

bergantian dalam proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua

harus berbicara terlebih dahulu. Seperti:

Pedagang: “Silakan.”

Pembeli: “Sabun cuci sebelah mana Mbak?”

Pedagang: “Belakang mie instan Mas.”

(Antara pedagang dengan pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan,

sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.)

B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok

pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

18

akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud

pertuturannya. Seperti pertuturan berikut:

Pembeli: “Mbak, karet makan tiga ribu.”

Pedagang: “Ya, sama apa lagi?”

Pembeli: “Sama kantong plastik 1 kiloan satu.”

(Pembeli ingin membeli karet seharga tiga ribu rupiah dan kantong plastik kiloan

satu bungkus.)

I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai untuk

menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya bahasa

lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau

simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti

telepon, email, dan sebagainya. Berikut:

Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak ukurannya.”

Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”

(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut menggunakan bahasa

lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong.)

C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan

secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam

tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan

kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang

terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam

bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal. Seperti pertuturan berikut:

Pedagang: “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”

Distributor: “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres

banget.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

19

(Pedagang yang sudah terbiasa bercakap dengan distributor sehingga dalam

pertuturan menggunakan bahasa dengan ragam santai.)

A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang

berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan

kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan

warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan

kebutuhan. Seperti tuturan berikut:

Pembeli: “Minta gula pasir Mbak.”

Karyawan: “Berapa Bu?”

Pembeli: “Dua kilo aja Mbak.

(Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko

kelontong)

R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam masyarakat

seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon memiliki struktur

yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat banyak. Setiap orang

harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota masyarakat

melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara pedagang

dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat diterima oleh

mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.

A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa berkaitan

dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma tersebut

diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang digunakan

yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung. Contoh:

Pedagang: “Silakan Bude cari apa?”

Pembeli:”Beras C4 yang kemasan kecil.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

20

(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi secara santun dengan

memperhatikan norma yang sesuai.)

Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat

dideskripsikan dan dianalisis dengan elemen “OOEMAUBICARA” yang

menjadi dasar untuk mengetahui konteks sosial yang terkandung dalam

pertuturan antara pedagang dengan pembeli.

Fungsi konteks sosial menurut (Lawet, 2018) golongan masyarakat atau

kelas sosial yang mempunyai kesamaan tertentu dalam bidang kemasyarakatan

seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kedudukan, kasta dan lain sebagainya.

Pertuturan yang terjadi tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri sesuai

dengan kebutuhan penutur dan mitra tutur. Fungsi konteks dalam tuturan

didasarkan pada latar belakang pemahaman yang sama. Pemahaman yang sama

dalam pertuturan akan memperjelas maksud pertuturan dan pesan yang

disampaikan dapat tersampaikan dengan baik sesuai dengan harapan penutur.

Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks sosial dalam pertuturan

antara pedagang dan pembeli yakni memahami maksud pada pertuturan

pedagang dan pembeli dengan memahami kesetaraan kedudukan yang melekat

pada penutur, sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.

2.2.5 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal

Konteks sosial merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam

pertuturan dengan memperhatikan kedudukan sosial relatif pada masyarakat. Mey

(1993) dalam Rahardi (2003: 15) mengungkapkan konteks sosietal merupakan

konteks yang faktor penentunya adalah kedudukan sosial relatif (relative sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

21

rank) setiap anggota masyarakat di dalam institusi-institusi yang ada pada

masyarakat dan lingkungan sosial tertentu. Konteks sosietal merupakan hubungan

vertikal, yakni hubungan dalam komunikasi antara penutur dan mitra tutur dengan

faktor penentu atasan dan bawahan.

Munculnya konteks sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari

“rasa memiliki” kedudukan seseorang. Sedangkan elemen konteks sosietal

berpacu pada konsep pemikiran Poedjosoedarmo (1985: 24). Faktor yang

mempengaruhi penggunaan bahasa disebut dengan istilah “komponen

tutur/elemen” sebagai konsep memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1=

orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E= emosi,

(4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain

di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang

dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9)

C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A=

aturan atau norma kebahasaan. Komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:

O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam

pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan

bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis

kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,

kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Seperti:

Pedagang (O1): “Silakan Bude cari apa?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

22

(Penutur merupakan pedagang yang berjenis kelamin wanita berusia 36 tahun,

penutur menyapa pembeli dengan memanggil “Bude” karena telah mengetahui

silsilah keluarga.)

O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra

tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2

akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk

menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur, berikut:

Pembeli (O2): “Dik, pesanan rantang (tempat nasi) Bude dah datang belum?”

(Penutur merupakan pembeli berusia sekitar 58 tahun yang lebih tua dari

pedagang, penutur memilih menggunakan bahasa yang santai dan akrab

dengan memanggil “Dik” karena sudah terbiasa bertutur dengan

menggunakan bahasa yang santai.)

E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.

Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.

Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan

melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Seperti:

Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak ukurannya.”

Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”

(Pembeli yang merasa puas dengan barang yang telah dibelinya dan kemudian

membeli lagi.)

M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat

mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi

pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan

tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu:

Pedagang: “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”

Distributor: “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres

banget.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

23

(Pedagang yang baru melihat kedatangan distributor yang minggu lalu tidak

datang dan bermaksud menanyakan pesanan yang disudah diorder dua

minggu yang lalu tetapi belum diantar. Distributor sebagai mitra tutur

mrnyampaikan bahwa minggu lalu mengantar pesanan di Bantul dan terjebak

hujan deras.)

A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti

bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada

proses pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat

dalam proses pertuturan yang sedang berlangsung. Seperti pertuturan berikut:

(Pedagang sedang bercakap melayani pembeli menimbang beras kiloan dan

telur, kemudian ada seorang nenek yang baru datang.)

Pedagang: “Mbak Ati, minta tolong simbah itu.”

Karyawan: “ Ooo ya Mbak.”

(Pedagang bermaksud meminta bantuan pada karyawan agar segera melayani

nenek yang baru datang supaya tidak terlalu lama menunggu dan tanpa

mengganggu pembeli yang sebelumnya.)

U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus berbicara

lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam pertuturan di

dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara bergantian dalam

proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua harus berbicara

terlebih dahulu. Seperti:

Pedagang: “Silakan.”

Pembeli: “Sabun cuci sebelah mana Mbak?”

Pedagang: “Belakang mie instan Mas.”

(Antara pedagang dengan pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan,

sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.)

B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok

pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

24

akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud

pertuturannya. Berikut:

Pembeli: “Mbak, karet makan tiga ribu.”

Pedagang: “Ya, sama apa lagi?”

Pembeli: “Sama kantong plastik 1 kiloan satu.”

(Pembeli ingin membeli karet seharga tiga ribu rupiah dan kantong plastik

kiloan satu bungkus.)

I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai untuk

menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya bahasa

lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau

simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti

telepon, email, dan sebagainya. Seperti:

Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak ukurannya.”

Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”

(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut menggunakan bahasa

lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong.)

C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan

secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam

tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan

kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang

terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam

bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal. Pertuturan berikut:

Pedagang: “Eeee, tumben minggu lalu kosong.”

Distributor: “Iya e mbak, ngedrop barang di Bantul. Terus malah deres

banget.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

25

(Pedagang yang sudah terbiasa bercakap dengan distributor sehingga dalam

pertuturan menggunakan bahasa dengan ragam santai.)

A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang

berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan

kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan

warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan

kebutuhan. Seperti tuturan berikut:

Pembeli: “Minta gula pasir Mbak.”

Karyawan: “Berapa Bu?”

Pembeli: “Dua kilo aja Mbak.

(Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko

kelontong.)

R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam masyarakat

seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon memiliki struktur

yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat banyak. Setiap orang

harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota masyarakat

melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara pedagang

dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat diterima oleh

mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.

A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa berkaitan

dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma tersebut

diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang digunakan

yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung. Berikut:

Pedagang: “Silakan Bude cari apa?”

Pembeli:”Beras C4 yang kemasan kecil.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

26

(Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi secara santun dengan

memperhatikan norma yang sesuai.)

Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat

dideskripsikan dan dianalisis dengan elemen “OOEMAUBICARA” yang menjadi

dasar untuk mengetahui konteks sosial yang terkandung dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli.

Fungsi konteks sosietal yang selaras dengan penelitain ini, menurut (Rindiyantika,

2018):

1) Memberikan penjelasan informasi rinci

2) Memberikan informasi situasi dan kondisi peserta tutur

3) Memberikan informasi sebab terjadinya tuturan

4) Memberikan informasi tambahan

Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks sosietal dalam pertuturan

antara pedagang dengan pembeli yakni memahami pertuturan dengan mengetahui

latar belakang penutur. Penutur dan mitra tutur memiliki kedudukan sosietal

tertentu yang melekat pada diri penutur atau mitra tutur, sehingga pertuturan yang

terjadi antara pedagang dengan pembeli dapat dipahami.

2.2.6 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural

Konteks kultural merupakan aspek di luar kebahasaan berkaitan dengan

budaya yang melekat pada masyarakat yang berpengaruh pada pertuturan.

Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Cultural

context is the institusional and ideological backgound that give value to the text

and constrain its interpretation.” Artinya kultural atau budaya sebagai latar

belakang institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada sebuah tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

27

yang harus diinterpretasikan yang menggambarkan nilai kebudayaan. Konteks

kultural yang melatarbelakangi pertuturan akan memudahkan dalam memahami

makna tutur antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya

Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

Dell Hymes (1974: 53-62) dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor

penentu peristiwa tutur dengan akronim SPEAKING, yang dijabarkan sebagai

berikut:

S= Setting and scene, yaitu latar belakang. Setting merujuk pada tempat dan waktu

terjadinya pertuturan, sedangkan scene adalah suasana pada latar psikologis.

Seperti suasana formal, santai, gembira, dan serius. Seperti tuturan:

Pembeli: “Mbak sapu lidi sebelah mana?”

Karyawan: “Itu mbak, milih yang mana.”

Pertuturan yang terjadi antara karyawan dengan pembeli terjadi di took

kelontong dengan suasana santai.

P= Participan, yaitu partisipan. Merujuk pada pelibat percakapan, seperti

pembicara dan pendengar, penyapa dan pesapa, atau pengirim dan penerima.

Misalnya:

Pembeli: “Mbak tepung terigu sekilo berapa?”

Pedagang: “Tujuh ribu Bu.”

Pertuturan tesebut pembeli sebagai penutur atau pengirim pesan dan

pedagang sebagai mitra tutur atau penerima pesan.

E= Ends, yaitu maksud dan tujuan dalam pertuturan. Pertuturan yang terjadi di

ruang sidang pengadilan bertujuan untuk menyelesaikan kasus perkara, tetapi

partisipan di dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda. Seperti:

Pembeli: “Kopi serenteng berapa?”

Pedagang: “Sembilan setengah Pak .”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

28

Pembeli: “Dua renteng Mbak.”

Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut memiliki tujuan

yang berbeda. Pembeli memiliki tujuan untuk membeli kopi susu dengan

menanyakan harga, sedangkan pedagang menyediakan dagangan

dengan melayani pembeli supaya dagagangannya laku terjual.

A= Act Sequences. Mencakup pada bentuk pesan dan isi pesan. Isi pesan

berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh penutur, sedangkan bentuk pesan

berkaitan dengan cara mengungkapkan pesan yang disampaikan. Berikut:

Pedagang: “Silakan.”

Pembeli: “Sabun cuci sebelah mana Mbak?”

Pedagang: “Belakang mie instan Mas.” (sembari menunjuk ke barat)

Isi pesan dari pertuturan tersebut adalah pembeli menanyakan letak

sabun cuci, kemudian disampaikan dengan pertuturan lisan didukung

dengan gerakan tubuh (menunjuk).

K= Key. Mengacu pada nada, cara, dan perasaan ketika menyampaikan pesan.

Penyampaian pesan dengan senang hati, serius, marah, angkuh, dengan gerak

tubuh, dan sebagainya. Seperti pada tuturan:

Pembeli: “Mbak, plastik bungkus risoles masih? Itu pas e mbak

ukurannya.”

Pedagang: “Ooo yang kayak kemarin itu Mbak, berapa Mbak?”

Pertuturan tersebut disampaikan dengan senang hati karena pembeli puas

dengan barang yang telah dibeli.

I= Instrumentalities. Mengacu pada sarana penyampaian bahasa yang digunakan.

Sarana tulis, lisan, melalui telegraf atau telepon, bahasa, dialek, dan register.

Terdapat ada tuturan:

Pembeli: “Mbak tepung terigu sekilo berapa?”

Pedagang: “Tujuh ribu Bu.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

29

Sarana penyampaian dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli

dengan sarana lisan yang langsung dituturkan tanpa menggunakan

perantara.

N= Norms. Mengacu pada norma atau aturan ketika berinteraksi dan mengacu

pada penafsiran terhadap tuturan mitra tutur. Seperti:

Pedagang: “Silakan Bude cari apa?”

Pembeli:”Beras C4 yang kemasan kecil.”

Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi dengan santun tanpa

menuturkan tuturan yang kurang sopan.

G= Genres. Mengacu pada jenis penyampaian pesan, disampaikan melalui narasi,

puisi, pepatah, doa, atau lain sebagainya. Seperti tuturan:

Pembeli: “Mbak sapu lidi sebelah mana?”

Karyawan: “Itu mbak, milih mau yang mana.”

Pertuturan antara pedagang dengan pembeli berbentuk dialog dengan

ragam santai.

Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat

dideskripsikan dan dianalisis menggunakan elemen “SPEAKING” yang menjadi

dasar untuk mengetahui konteks kultural yang terkandung dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli.

Adapun fungsi konteksyang ditemukan menurut (Elu, 2018):

1. Memberi keterangan situasi dan kondisi peserta tutur

2. Memberi informasi atau keterangan pengetahuan peserta tutur

3. Memberikan keterangan atau informasi sebab terjadinya pertuturan

dan pengetahuan peserta tutur

4. Memberikan keterangan kronologi tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

30

5. Memberi keterangan atau informasi sebab tuturan terjadi atau

sebelum peristiwa tutur terjadi

6. Memberi informasi tambahan mengenai peserta tutur

Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks kultural dalam pertururan

antara pedagang dengan pembeli yakni memahami pertuturan dengan mengetahui

budaya yang melekat pada penutur atau mitra tutur, sehingga pertuturan yang

terjadi antara pedagang dengan pembeli dapat dipahami.

2.2.7 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional

Konteks situasional merupakan latar belakang yang melingkupi sebuah

pertuturan yang sedang terjadi. Halliday (1992) mengatakan konteks situasional

adalah lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi. Dapat

diartikan konteks situasional merupakan situasi yang mengiringi terjadinya

pertuturan. Leech (1993) dalam (Rahardi, 2003: 18) memaparkan bahwa konteks

situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan

(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh

penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang

menyertai, mewadahi serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.

Sejalan dengan pendapat Halliday bahwa konteks situasional merupakan segala

aspek yang melatarbelakangi pertuturan. Dengan memahami konteks situasional

yang melatarbelakangi pertuturan, maka akan memudahakan dalam memahami

pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya

Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

31

Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Geoffrey

N. Leech (1993: 19-22) dalam Baryadi (2015: 31) merumuskan komponen dalam

konteks situasi. Berikut ini adalah komponen-komponen penentu dalam konteks

situasional:

1. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)

Penyapa dan pesapa merupakan partisipan yang terlibat dalam

komunikasi. Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks

situasi yang disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa merujuk pada

pembicara atau penulis, sedangkan pesapa merujuk pada salah satu partisipan

komunikasi yang menjadi komponen penentu dalam konteks situasi yang

disampaikan oleh Leech (1993). Pesapa mengacu pada pendengar atau

pembaca yang menafsirkan makna tutur.

Pembeli: “Misi Mbak, ada air minum kemasan 240 ml 5 karton

Mbak?”

Pedagang: “Ada Pak, sebentar.”

Pertuturan tersebut terjadi pembeli sebagai penyapa atau pemberi pesan,

sedangkan pedagang sebagi pesapa atau penafsir pesan.

2. Konteks sebuah tuturan

Konteks sebagai pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh

penutur dan mitra tutur. Penutur menyampaikan tuturannya, sedangkan mitra

tutur menafsirkan apa yang telah dituturkan oleh penutur. Jika proses

pertuturan dapat dipahami oleh mitra tutur maka tujuan pertuturan tersebut

tercapai dengan baik. Seperti tuturan berikut:

Pembeli: “Surya 12 Mbak.”

Pedagang: “ Tujuh belas.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

32

Percakapan tersebut dapat dipahami jika melihat dari konteksnya, yang

dimaksud oleh pembeli adalah rokok yang bermerk surya berisi 12 biji.

Kemudian pedagang mengambilkan rokok tersebut sembari menyebutkan

harga rokok.

3. Tujuan tuturan

Tujuan tuturan diantaranya untuk menanyakan sesuatu, memberikan

informasi, menghimbau, meminta bantuan, dan lain sebagainya. Jika dalam

pertuturan tersebut tujuan yang disampaikan baik oleh mitra tutur maupun

penutur dapat tersampaikan dengan baik, maka makna pesan yang

dimaksudkan akan tersampaikan. Terdapat pada tuturan:

Pembeli: “Surya 12 Mbak.”

Pedagang: “ Tujuh belas.”

Tujuan dari tuturan tersebut adalah pembeli ingin membeli rokok

bermerk surya yang berisi 12 biji.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa

pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat nyata, yaitu bersifat

tindakan verbal yang terjadi dalam situasi tutur terjadi dalam waktu tertentu.

Pertuturan merupakan suatu tindakan ujar atau tuturan tersebut. Tindakan ujar

yang terjadi seperti pertuturan yang terjadi antara pedagang dan pembelinya.

Pedagang: “Cari pa Mbak?”

Pembeli: “Kertas kado Mbak.”

Pedagang: “O ya, milih Mbak.”

Tuturan tersebut pembeli yang dating ke toko bermaksud untuk membeli

kertas kado. Bentuk tindak ujar yang dipahami oleh mitra tutur dalam

percakapan.

5. Tuturan sebagai tindak verbal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

33

Ditinjau dari segi gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara

pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan

lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud

pembicaraan. Sebuah pertuturan akan yang dituturkan penutur akan

menimbulkan suatu respon bagi mitra tutur. Pertuturan yang mengandung

tindakan verbal misalnya ketika pembeli meminta barang di took kelontong

kemudian pedagang melayani dengan mengambilkan barang yang

dimaksudkan pembeli.

Pedagang: “Cari pa Mbak?”

Pembeli: “Kertas kado Mbak.”

Pedagang: “O ya, milih Mbak.”

Tuturan tersebut pembeli yang dating ke toko bermaksud untuk membeli

kertas kado. Bentuk tindak verbal yang dipahami oleh mitra tutur dalam

percakapan, pedagang langsung menunjukkan berbagai macam kertas

kado yang hendak dipilih oleh pembeli.

Berdasarkan teori tersebut, pertuturan antara pedagang dan pembeli dapat

dideskripsikan dan dianalisis dengan elemen yang menjadi dasar untuk

mengetahui konteks situasional yang terkandung dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli.

Berikut ini adalah fungsi konteks situasi menurut (Andang, 2018):

1) Informasi lanjutan

2) Memberikan penegasan

3) Memberikan keterangan mengenai keadaan atau kondisi peserta tutur

4) Memberi penjelasan rinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

34

Berdasarkan paparan fungsi tersebut, fungsi konteks situasi dalam pertuturan

antara pedagang dengan pembeli yakni memberikan informasi yang diberikan

antar penutur sesuai dengan kebutuhan baik pembeli maupun pedagang.

2.3 Kerangka Berpikir

Konteks ekstralinguistik merupakan alah satu alat untuk menemukan

maksud dari tuturan yang disampaikan. Pertuturan yang mengandung konteks

ekstralinguistik memiliki maksud dan peran tertentu hal tersebut akan dibahas

tentang kajian pragmatik konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi

Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan elemen konteks ekstralinguistik

untuk menguraikan pertuturan antara pedagang dan pembeli kemudian

mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik. Berikut kerangka

berpikir penelitian tersebut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

35

Pragmatik

Kajian Pragmatik Konteks Ekstralinguistik dalam Pertuturan Antara Pedagang

dengan Pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya

Linguistik

Konteks

Konteks Situasional Konteks Kultural Konteks Sosietal Konteks Sosial

Pertuturan antara Pedagang dengan Pembeli di Toko Kelontong Anugerah Jaya

1. Mengetahui fungsi konteks

ekstralinguistik dalam

pertuturan antara

pedagang dengan pembeli.

2. Mengetahui elemen konteks

ekstralinguistik dalam

pertuturan antara pedagang

dengan pembeli.

Konteks Ekstralinguistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui konteks ekstralinguistik

dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah

Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Peneitian kualitatif dinyatakan bahwa metode penelitian kualitataif adalah metode

pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain

atau dirancang menggunakan prosedur-prosedur statistik (Subroto, 1992: 4).

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah pedagang dan pembeli di Toko Kelontong

Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta dan data penelitian berupa

konteks yang terdapat dalam pertuturan antara pedagang dan pembeli di Toko

Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta untuk mengetahui

elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak karena

peneliti hanya menyimak pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko

Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta, menurut

Sudaryanto (2015: 203-205) teknik penyediaan data sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

37

1. Teknik Dasar

Peneliti memperoleh data dengan menyadap pertuturan seseorang atau

beberapa orang dalam penggunaan bahasa yang menjadi kunci, peneliti berada

di dekat subjek penelitian. Peneliti memperoleh data dengan menyadap

pertuturan pedagang dengan pembeli untuk mendapatkan data pertuturan

yang terjadi. Peneliti berada di dekat pedagang dengan pembeli untuk

memperoleh data pertuturan.

2. Teknik Lanjutan I (Teknik Simak Libat Cakap)

Teknik Simak Libat Cakap disebut juga teknik “SLC”. Peneliti terlibat

dalam proses menyimak pertuturan, di samping peneliti mengamati

penggunaan bahasa peneliti juga terlibat langsung dalam dialog antara

pedagang dengan pembeli. Peneliti terlibat dalam menanggapi setiap

pertuturan yang sedang terjadi antara pedagang dengan pembeli untuk

mendapatkan data pertuturan.

3. Teknik Lanjutan III (Teknik Rekam)

Teknik rekam dapat dilakukan dengan menggunakan voice recorder untuk

medapatkan rekaman penggunaan bahasa yang digunakan. Peneliti

menggunakan aplikasi dalam ponsel untuk memudahkan dalam mendapatkan

data pertuturan antara pedagang dengan pembeli. Peneliti berada di dekat

pedagang dan pembeli tanpa terlibat proses percakapan yang sedang

berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

38

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan. Metode padan

adalah metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian

dari bahasa (language) yang bersangkutan (Sudaryanto, 2015: 15). Objek sasaran

penelitian itu, kejatian atau identitasnya ditentukan berdasarkan tingkat kadar

kesepadanannya, keselarasannya, kesesuaiannya, kecocokannya, atau kesamaan

dengan alat penentu yang besangkutan yang sekaligus menjadi standard atau

pembaku-nya (Sudaryanto, 2015: 15). Penelitian ini menggunakan metode

pragmatis dengan alat penentu mitra wicara. Jika penutur atau mitra tutur

menghasilkan tindakan, maka hal tersebut termasuk pada metode padan sub yang

kelima dengan alat penentu mitra tutur. Metode padan terdapat dua langkah yang

pertama dengan teknik dasar pilah unsur penentu yakni menentukan data yang

mengandung elemen konteks ekstralinguistik dan fungsi konteks ekstralinguitik,

kemudian dengan teknik lajut hubung banding dengan menganalisis data sebagai

berikut:

1. Peneliti menghaluskan pencatatan data. Menurut Linclon dan Guba

(1985:344) dalam Moleong (2010 :249) mengamakan satuan itu sebagai

satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan

kategori dengan tujuan mengetahui konteks ekstalinguistik dalam

pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko Kelontong Anugerah

Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta untuk menghindari kesamaan

data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

39

2. Data yang diklasifikasikan kemudian disamakan dengan teori tentang

konteks ekstralinguistik untuk mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks

ekstralinguistik.

3. Peneliti mengelompokkan data berdasarkan tuturan yang mengandung

konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli

di Toko Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

4. Peneliti mendeskripsikan data yang sudah diinterpetasikan sehingga dapat

menyampaikan arti dari pertuturan yang mengandung konteks

ekstralinguitik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko

Kelontong Anugerah Jaya Kecamatan Turi Sleman Yogyakarta.

3.5 Triangulasi Data

Sugiyono (2010: 330) Triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Penelitian ini menggunakan jenis trianggulasi penyidik yang

dilakukan oleh peneliti untuk pengecekan data penelitian. Penelitian ini

menggunakan jenis trianggulasi penyidik yang dilakukan oleh peneliti untuk

pengecekan data penelitian. Proses triangulasi ini akan dilakukan oleh pakar yang

sesuai dengan bidangnya untuk memeriksa keabsahan data dan hasil analisis data

penelitian. Melalui triangulasi data ini, peneliti dapat mengetahui apakah data dan

hasil analisis data sesuai dengan pendapat pakar serta membandingkan beberapa

teori tentang pragmatik khususnya konteks guna mengetahui kebenaran hasil

analisis data. Penelitian ini menggunakan trianggulasi sebagai alat untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

40

mengecek keabsahan data dan peneliti menentukan Prof. Dr. Pranowo, M. Pd.

sebagai trianggulator untuk menguji keabsahan data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai hasil penelitian yang terdiri dari (1) deskripsi data,

(2) analisis data, dan (3) pembahasan. Deskipsi data berupa paparan data yang

diperoleh dari data hasil penelitian. Analisis data yang diperoleh yakni berupa

elemen-elemen dan fungsi yang terkandung dalam cuplikan pertuturan.

Kemudian, bagian pembahasan merupakan paparan lebih lanjut mengenai analisis

data yang telah diperoleh. Ketiga poin tersebut dijabarkan sebagai berikut:

4.1 Deskripsi Data

Data penelitian ini berupa cuplikan pertuturan yang mengandung konteks

ekstralinguistik dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli di Toko

Kelontong Anugerah Jaya. Data diperoleh dari bulan Oktober sampai November

2018 dan terkumpul 30 cuplikan pertuturan. Data yang telah diperoleh kemudian

diklasifikasikan sesuai dengan elemen dan fungsi konteks.

4.1.1 Elemen dan Fungsi Konteks Sosial

Klasifikasi elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo

(1985: 24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA yaitu (1) O1= orang ke satu

atau penutur, (2) O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud

dan tujuan percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling

adegan percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok

pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10)

A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma

kebahasaan. Terdapat 5 cuplikan pertuturan yang mengandung pola elemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

42

konteks sosial ini yakni OOEMAUBICARA. Terdapat 5 cuplikan pertuturan, satu

diantaranya mengandung pola elemen OOEMAUBICARA secara lengkap dan

empat cuplikan pertuturan lainnya terdapat satu elemen yang tidak hadir yakni

O3 atau orang ketiga, sehingga mengandung pola elemen OOEMUBICARA.

Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen

OOEMAUBICARA

Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks

Pemb: Kopi tanggung

dua kalih gula pasir tiga

kilo, Mbak.

Ped: Siap.

Mbak tolong nggih

(meminta bantuan pada

karyawan).

Pem: plastiknya didobel

ya Mbak.

Ped: Oke.

Pertuturan terjadi di toko

kelontong pukul 09.15

WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia

sekitar 30 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang

pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun.

Penutur mendekati mitra

tutur yang berada di meja

kasir, lalu penutur

menyampaikan maksud

kedatangannya untuk

membeli kopi dan gula,

mitra tutur meminta

bantuan pada karyawan

untuk mengambilkan kopi

bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan

gula pasir tiga kilogram.

Pertuturan terjadi dengan

santai karena antara

mereka sudah saling kenal

dan sudah biasa

berbincang-bincang.

O1(Penutur):

seorang pembeli pria

berusia sekitar 30

tahun.

O2(Mitra Tutur):

seorang pedagang

berjenis kelamin

wanita berusia 37

tahun.

Emosi: senang dan

ramah

Maksud: Penutur

bermaksud membeli

kopi dan gula pasir.

A (O3): Karyawan

yang berjenis

kelamin wanita

berusia 18 tahun.

Urutan bicara: O1

memulai

pembicaraan

kemudian direspon

oleh O2 dan diulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

43

secara bergantian.

Bab: Penutur

membeli kopi

tanggung dua

bungkus dan gula

pasir tiga kilogram.

Instrumen:

pertuturan

menggunakan

bahasa lisan.

Citarasa penutur:

santai dan sopan.

Adegan tutur:

Terjadi di toko

kelontong pukul

09.15 WIB.

Register: Pertuturan

dengan dialog secara

langsung

Aturan: Berbahasa

dengan santun

Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 09.15

WIB antara pembeli sebagai penutur dan pedagang sebagai mitra tutur dengan

suasana yang ramah. Percakapan tersebut terjadi karena penutur bermaksud

membeli kopi dan gula pasir, kemudian melibatkan orang ketiga yakni seorang

karyawan. Pedagang meminta tolong pada karyawan untuk mengambilkan kopi

dan gula, karyawan memahami apa yang dimaksudkan oleh pedagang dan

langsung melayani penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

44

Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen

OOEMUBICARA

Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks

Pem: Mbak, pertalite sepuluh

ribu (memberikan uang

Rp10.000,00).

Ped: Nuwun, pas nggih.

Pem: Nggih Mbak.

Pertuturan terjadi di

toko kelontong pukul

09.13 WIB. Pembeli

berjenis kelamin pria

berusia sekitar 26

tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur

adalah seorang

pedagang berjenis

kelamin wanita

berusia 37 tahun.

Penutur ingin membeli

pertalite seharga

sepuluh ribu, penutur

mendekati mitra tutur

untuk meminta disikan

bahan bakar dan

membayar dengan uag

pas di kasir, lalu

kembali mendekati

sepeda motor dengan

posisi yang sudah

dibuka tankinya

sehingga dapat diisi

bahan bakar,

kemudian mitra tutur

melayani penutur.

Antara penutur dan

mitra tutur keduanya

sudah saling kenal,

penutur yang sudah

biasa berbelanja

memulai pertuturan

dengan santai yang

O1(Penutur):

seorang pembeli pria

berusia sekitar 26

tahun.

O2(Mitra Tutur):

seorang pedagang

berjenis kelamin

wanita berusia 37

tahun.

Emosi: pertuturan

terjadi dengan santai

dan ramah

Maksud: Penutur

bermaksud membeli

bahan bakar minyak

jenis pertalite.

A (O3):-

Urutan bicara: O1

memulai

pembicaraan

kemudian direspon

oleh O2 dan diulang

secara bergantian.

Bab: Membeli bahan

bakar minyak jenis

pertalite dengan

harga Rp10.000,00

Instrumen:

pertuturan

menggunakan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

45

kemudian direspon

oleh mitra tutur

dengan santai dan

ramah pula.

lisan.

Citarasa: santai dan

sopan.

Adegan tutur:

Terjadi di toko

kelontong pukul

09.13 WIB.

Register: pertuturan

terjadi dengan dialog

secara langsung

Aturan: Berbahasa

dengan santun

Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 09.13

WIB antara pembeli sebagai penutur dan pedagang sebagai mitra tutur dengan

suasana yang ramah. Percakapan tersebut terjadi karena penutur bermaksud

membeli bahan bakar jenis pertalite, penutur menyampaikan maksudnya pada

pedagang dan langsung memberikan uang pas. Mitra tutur memahami maksud ang

disampaikan oleh penutur dan langsung mengisikan pertalite di tanki sepeda

motor penutur. Pertuturan tersebut tidak melibatkan orang ketiga atau O3 dalam

percakapan, pertuturan tersebut hanya melibatkan pembeli sebagai penutur dan

pedagang sebagai mitra tutur.

Klasifikasi fungsi konteks sosial terdapat beberapa kategori sebagai

berikut (1) fungsi konteks memberikan informasi secara rinci (2) fungsi konteks

memberikan informasi secara jelas. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

46

dapatkan dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti

menemukan dua fungsi konteks.

a. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan 3:

Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.

Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).

Kar : Nggih Mbak.

Pem : plastiknya didobel ya Mbak.

Ped : Oke.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta

bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan

santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-

bincang.)

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang

disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya

untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus

dengan dua plastik yang dilapiskan. Konteks tersebut memiliki fungsi untuk

memperjelas suasana pertuturan yang sedang terjadi, bahwa terdapat seorang

penutur dengan pembeli yang sedang berinteraksi. Mitra tutur seorang pria berusia

30 tahun yang menyampaikan bahwa ia hendak membeli kopi bubuk dua bungkus

dan gula pasir.

b. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

47

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari

kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu

yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Konteks yang terlihat dari

pertuturan diatas yakni ada seorang pembeli pria berusia 35 tahun yang dating ke

toko untuk menyampaikan maksudnya bahwa ia akan menukarkan lampu yang

beberapa waktu dibeli. Memiliki fungsi untuk memperjelas suasana pertuturan

yang sedang terjadi.

4.1.2 Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal

Konteks sosietal didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) bahwa

konteks sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari “rasa memiliki”

kedudukan seseorang, yakni dengan komponen tutur OOEMAUBICARA yaitu

(1) O1= orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E=

emosi, (4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-

barang lain di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang

dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9)

C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A=

aturan atau norma kebahasaan. Terdapat 12 cuplikan pertuturan yang mengandung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

48

pola elemen konteks sosietal ini yakni OOEMAUBICARA. Terdapat 4 cuplikan

pertuturan, satu diantaranya mengandung pola elemen OOEMAUBICARA secara

lengkap dan tiga cuplikan pertuturan lainnya terdapat satu elemen yang tidak

hadir yakni O3 atau orang ketiga, sehingga mengandung pola elemen

OOEMUBICARA.

Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen

OOEMAUBICARA

Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks

Ped: Ngersakke napa

Pak?

Pem: Ada semprotan

tanaman itu nggak mbak?

Ped: Ada Pak, besar napa

kecil?

Pem: Kecil Mbak, cuma

untuk nyemprot serangga

kok.

Ped: Tulung Mbak

dipendhetke. (meminta

tolong pada karyawan)

Kar: Nggih

Pertuturan terjadi di toko

kelontong pukul 14.30

WIB. Penuturan antara

seorang pedagang

berjenis kelamin wanita

berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan

mitra tutur adalah

seorang pembeli berjenis

kelamin pria berusia

sekitar 55 tahun antara

kepala desa setempat

dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur

bermaksud menyapa dan

mempersilakan mitra

tutur sebagai pembeli,

kemudian mitra tutur

bermaksud membeli

semprotan tanaman.

Pedagang meminta

tolong pada karyawan

wanita berusia sekitar 19

tahun untuk

mengambilkan

O1(Penutur): seorang

pedagang berjenis

kelamin wanita berusia

37 tahun.

O2(Mitra Tutur):

seorang pembeli pria

berusia sekitar 55

tahun.

Emosi: senang dan

ramah

Maksud: mitra tutur

bermaksud membeli

semprotan tanaman.

A(O3): Seorang

karyawan wanita

berusia sekitar 19

tahun sebagai

karyawan di toko.

Urutan bicara: O1

memulai pembicaraan

kemudian direspon

oleh O2 dan diulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

49

semprotan yang

dimaksudkan mitra tutur.

secara bergantian.

Bab: mitra tutur

bermaksud membeli

semprotan tanaman

yang berukuran kecil.

Instrumen:pertuturan

menggunakan bahasa

lisan.

Citarasa: ragam

bahasa semi formal.

Adegan tutur: Terjadi

di toko kelontong

pukul 14.30 WIB.

Register: berdialog

secara langsung

Aturan atau norma

kebahasaan: Bahasa

sopan

Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 14.30

WIB antara pembeli sebagai mitra tutur dan pedagang sebagai penutur. Mitra tutur

merupakan seseorang yang lebih tua dan sangat dihormati beliau berlatar belakang

Jawa, maka perlakuan penutur kepada mitra tutur sangat sopan dengan

menggunakan bahasa Jawa krama inggil yang digunakan dalam pertuturan.

Percakapan tersebut terjadi karena penutur bermaksud membeli semprotan untuk

menyemprot cairan pembasmi serangga, kemudian melibatkan orang ketiga yakni

seorang karyawan. Pedagang meminta tolong pada karyawan untuk

mengambilkan semprotan dan karyawan memahami apa yang dimaksudkan oleh

pedagang sehingga langsung melayani penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

50

Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen

OOEMUBICARA

Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks

Ped: Pados napa Bude?

Pem: Minyak goreng

seliteran dua kalih gula

jawane sekilo.

Ped: Sanesipun napa bude?

Pem: Minyak kampak e

satu.

Ped: Nggih.

Pertuturan terjadi di

toko kelontong pukul

16.30 WIB. Penuturan

antara seorang

pedagang berjenis

kelamin wanita berusia

37 tahun sebagai

penutur, sedangkan

mitra tutur adalah

seorang pembeli

berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 55 tahun

antara seorang pemuka

masyarakat dan

kedudukannya lebih

tinggi. Penutur

bermaksud menyapa

dan mempersilakan

mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian

mitra tutur bermaksud

membeli minyak

goreng satu literan

sebanyak dua bungkus,

gula jawa satu

kilogram, dan satu

minyak kampak.

O1(Penutur):

seorang pedagang

berjenis kelamin

wanita berusia 37

tahun.

O2(Mitra Tutur):

seorang pembeli

wanita berusia

sekitar 55 tahun.

Emosi: senang dan

ramah

Maksud: mitra tutur

bermaksud membeli

minyak goreng, gula

jawa, dan minyak

kampak

A(O3): -

Urutan bicara: O1

memulai

pembicaraan

kemudian direspon

oleh O2 dan diulang

secara bergantian.

Bab: mitra tutur

bermaksud membeli

minyak goreng satu

literan sebanyak dua

bungkus, gula jawa

satu kilogram, dan

satu minyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

51

kampak..

Instrumen:

pertuturan

menggunakan bahasa

lisan.

Citarasa: ragam

bahasa formal.

Adegan tutur:

Terjadi di toko

kelontong pukul

16.30 WIB.

Register: Pertuturan

dengan dialog secara

langsung.

Aturan atau norma

kebahasaan: Bahasa

sopan

Pertuturan tersebut terjadi secara langsung di toko kelontong pukul 16.30

WIB antara pembeli sebagai mitra tutur dan pedagang sebagai penutur. Mitra tutur

merupakan seseorang yang lebih tua dan termasuk tokoh masyarakat, maka

perlakuan penutur kepada mitra tutur sangat sopan dengan menggunakan bahasa

Jawa krama inggil yang digunakan dalam pertuturan. Percakapan tersebut terjadi

karena penutur bermaksud minyak goreng satu literan sebanyak dua bungkus,

gula jawa satu kilogram, dan satu minyak kampak. Mitra tutur langsung melayani

penutur tanpa harus melibatkan orang ketiga, pertuturan tersebut hanya

melibatkan pembeli sebagai mitra tutur dan pedagang sebagai penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

52

Klasifikasi fungsi konteks terdapat beberapa kategori sebagai berikut (1) fungsi

konteks memberikan informasi secara rinci (2) fungsi konteks memberikan

informasi tambahan. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam

cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua

fungsi konteks.

2.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan 3:

Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.

Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).

Kar : Nggih Mbak.

Pem : plastiknya didobel ya Mbak.

Ped : Oke.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta

bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan

santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-

bincang.)

Fungsi konteks sosietal yakni memberikan informasi secara rinci yang

disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya

untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus

dengan dua plastik yang dilapiskan. Pembeli datang dan mendekati pedagang

menyampaikan maksudnya, terdapat beberapa barang yang ingin dibeli oleh

pedagang, maka fungsi konteks sosietal yakni dapat memberikan informasi secara

rinci yang disampaikan oleh pembeli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

53

2.3 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari

kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu

yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Kedatangan pembeli

direspon oleh pedagang, pedagang menyampaikan kejelasannya bahwa lampu

yang akan ditukar oleh pembeli bias dilayani karena masih bergaransi. Fungsi

konteks sosial dapat memperjelas pertuturan yang disampaikan.

4.1.3 Elemen dan Fungsi Konteks Kultural

Konteks kultural menggunakan teori yang dikemukanan oleh Dell Hymes

untuk menganalisis elemen SPEAKING, Setting= merujuk pada waktu dan

tempat; Participants= pelipat dalam percakapan; End=merujuk pada apa yang

akan dicapai dalam pertuturan; Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan

dan isi pesan; Key= berkaitan dengan nada,cara, perasaan; Instrumental= sarana

penyampaian pesan; Norms= etika dalam petuturan; Genres= jenis wacana dalam

pertuturan. Terdapat 12 cuplikan pertuturan yang mengandung pola elemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

54

konteks kultural yakni SPEAKING. Cuplikan pertuturan yang diperoleh

semuanya mengandung pola elemen SPEAKING secara lengkap.

Berikut Contoh Data Pertuturan Yang Mengandung Elemen

SPEAKING

Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks

Pem: Dik, payung e

wangun sing abang apa

biru?

Ped: Nggih ndherek

selerane Bude. Nek kulo

milih biru, sing mboten

ngejreng. Hehe

Pem: Iyo e Dik. Telu lima

kabeh iki?

Ped: Nggih Bude sami

reginipun.

Pertuturan terjadi di

toko kelontong pukul

16.00 WIB. Penuturan

antara seorang pembeli

berjenis kelamin

wanita berusia sekitar

60 tahun sebagai

penutur, sedangkan

mitra tutur adalah

seorang pedagang

berjenis kelamin

wanita berusia 37

tahun. Penutur

bermaksud membeli

payung dengan

menanyakan pada

mitra tutur tentang

pilihan warna yang

lebih sesuai, kemudian

mitra tutur melayani

penutur. Keduanya

berlatarbelakang

budaya Jawa sehingga

pertuturan dominan

menggunakan bahasa

Jawa.

Setting: Di toko

kelontong pukul 16.00

WIB.

Participants:

Terdapat dua

partisipan, pedagang

berjenis kelamin

wanita berusia 37

tahun sebagai mitra

tutur berlatar

belakang budaya Jawa

dan pembeli berjenis

kelamin wanita

berusia sekitar 60

tahun sebagai penutur

berlatar belakang

budaya Jawa.

End: Mitra tutur

bermaksud ingin

membeli payung.

Act Sequence:

Penutur tidak

menyatakan langsung

maksudnya untuk

membeli payung,

hanya langsung

memilih warna yang

sesuai dengan

menanyakan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

55

mitra tutur kemudian

mitra tutur merespon

apa yang dimaksud

penutur.

Key: penutur

menuturkan dengan

ramah dan sopan.

Instrumentalities:

pertuturan

menggunakan bahasa

lisan.

Norms: Kedua

penutur bertutur

secara bergantian

untuk memahami

setiap pertuturan.

Genres: pertuturan

dengan dialog dengan

ragam santai.

Pertuturan terjadi langsung di toko kelontong pukul 16.00 WIB antara

pembeli sebagai penutur dan pedagang sebagai mitra tutur. Mitra tutur merupakan

seseorang yang lebih tua dan keduanya berlatar belakang Jawa, pertuturan terjadi

dengan sopan menggunakan bahasa Jawa karma inggil. Percakapan tersebut

terjadi karena mitra tutur ingin membeli payung dengan meminta pertimbangan

pada penutur. Penutur mendekati mitra tutur yang sedang memilih payung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

56

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan

antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.

a. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak onten amplop kecil?

Nyuwun kalih ewu mawon.

Ped: Nyuwun pangapunten onten e

tanggung Mbak.

Pem: Mboten napa-napa Mbak.

Ped: Nuwun.

Pem: Sami-sami

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 10.35 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin

wanita berusia sekitar 39 tahun

sebagai penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pedagang

berjenis kelamin wanita berusia 37

tahun. Penutur bermaksud membeli

amplop yang berukuran kecil eceran

seharga Rp2.000,00 kemudian mitra

tutur melayani penutur. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa

sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang disampaikan oleh

pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya untuk amplop,

namun amplop yang dimaksudkan tidak tersedia.

b. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pedagang: Wah Mbak, rantang e

durung teka e, mengko jam siji.

Pembeli: Woo, ya Mbk.

Pedagang: Mengko rene Mbak.

Pembeli: Oke

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 08.40 WIB. Antara seorang

pedagang sebagai penutur berjenis

kelamin wanita berusia 37 tahun,

sedangkan mitra tutur seorang

pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 39 tahun yang sudah

akrab dengan mitra tutur.Penutur

bermaksud memberi informasi

bahwa pesanan rantang mitra tutur

belum datang, masih nanti siang

pukul 13.00 WIB. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

57

sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari

kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Menanyakan pesanan

rantang yang telah dipesan namun belum datang, pedagang menyampaikan jika

rantang yang dipesan akan dikirim pukul 13.00 WIB.

c. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak pembersih lantai kalih

sampurna mild besar.

Ped: Siap.

Pem: Dinota lho Mbak.

Ped: Tumben nota-nota nan.

Pem: Haha, ben sip Mbak.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 25 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli pembersih lantai

dan rokok bermerk sampurna mild

berukuran besar, kemudian mitra tutur

melayani penutur dengan menuliskan

barang yang dibeli pada nota.

Keduanya berlatarbelakang budaya

Jawa sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi tambahan. Pembeli

menyampaikan keinginannya untuk membeli pembersih lantai dan rokok

yang bermerk sampurna mild, pembeli menyampaikan pesan kepada

pedagang untuk membuatkan nota belanjaannya. Penutur dan mitra tutur

menyampaikn tuturannya dengan menggunakan bahasa Jawa. Pedagang

yang sudah mengetahui latar belakang pembeli bertanya karena pembeli

biasanya tidak meminta nota belanja. Dapat dilihat fungsi konteks dapat

memberikan informasi tambahan yang dimaksudkan oleh pembeli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

58

4.1.4 Elemen dan Fungsi Konteks Situasional

Klasifikasi konteks situasi didasarkan pada teori Geoffrey N. Leech (1993:

19-22) dalam Baryadi (2015: 31) yang merumuskan komponen dalam konteks

situasi. Berikut ini adalah komponen-komponen penentu dalam konteks

situasional:

1. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)

Penyapa dan pesapa merupakan partisipan yang terlibat dalam

komunikasi. Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks

situasi yang disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa merujuk pada

pembicara atau penulis, sedangkan pesapa merujuk pada salah satu partisipan

komunikasi yang menjadi komponen penentu dalam konteks situasi yang

disampaikan oleh Leech (1993). Pesapa mengacu pada pendengar atau

pembaca yang menafsirkan makna tutur.

2. Konteks sebuah tuturan

Konteks sebagai pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh

penutur dan mitra tutur. Penutur menyampaikan tuturannya, sedangkan mitra

tutur menafsirkan apa yang telah dituturkan oleh penutur. Jika proses

pertuturan dapat dipahami oleh mitra tutur maka tujuan pertuturan tersebut

tercapai dengan baik.

3. Tujuan tuturan

Setiap pertuturan memiliki tujuan yang akan disampaikan. Tujuan

pertuturan diantaranya untuk menanyakan sesuatu, memberikan informasi,

menghimbau, meminta bantuan, dan lain sebagainya. Jika dalam pertuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

59

tersebut tujuan yang disampaikan baik oleh mitra tutur maupun penutur dapat

tersampaikan dengan baik, maka makna pesan yang dimaksudkan akan

tersampaikan.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa

pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat nyata, yaitu bersifat

tindakan verbal yang terjadi dalam situasi tutur terjadi dalam waktu tertentu.

Pertuturan merupakan suatu tindakan ujar atau tuturan tersebut. Tindakan ujar

yang terjadi seperti pertuturan yang terjadi antara pedagang dan pembeli.

5. Tuturan sebagai tindak verbal

Ditinjau dari segi gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara

pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan

lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud

pembicaraan. Sebuah pertuturan akan yang dituturkan penutur akan

menimbulkan suatu respon bagi mitra tutur. Pertuturan yang mengandung

tindakan verbal misalnya ketika pembeli meminta barang di toko kelontong

kemudian pedagang melayani dengan mengambilkan barang yang

dimaksudkan pembeli.

Berikut Contoh Data Pertuturan yang Mengandung Elemen

Konteks Situasi

Data Pertuturan Konteks Pertuturan Elemen Konteks

Pem: Boleh ngecer nggak

Mbak?

Penuturan terjadi di

toko kelontong pukul

09.45 WIB. Antara

1. Penyapa: Pembeli

merupakan

seorang pria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

60

Ped: Boleh Mas, buka

mawon.

Pem: Gunting Mbak

(meminjam gunting untuk

memotong tali)

Ped: (memberikan gunting)

seorang pembeli

sebagai penyapa

berjenis kelamin pria

berusia sekitar 45

tahun, sedangkan

pesapa adalah seorang

pedagang berjenis

kelamin wanita berusia

37 tahun. Penyapa

bermaksud ingin

sarung tangan, namun

sarung tangan tersebut

masih dalam kemasan

yang rapi. Penyapa

ingin membeli sarung

tangan tersebut secara

eceran, lalu

menanyakan pada

pedagang apakah

kemasannya boleh

dibuka atau tidak.

Kemudian pesapa

meminjamkan gunting

untuk memotong tali

yang masih mengikat

kemasan sarung tangan

tersebut.

berusia sekitar 45

tahun berperan

sebagai penyapa

dan pedagang

berjenis kelamin

wanita berusia 37

tahun sebagai

pesapa dalam

pertuturan.

2. Konteks

pertuturan berupa

dialog antara

pedagang dan

pembeli yang

terjadi di toko

kelontong pukul

09.45 WIB

dengan suasana

santai dan

mengunakan

bahasa lisan

dalam pertuturan.

Penyapa ingin

membeli sarung

tangan tersebut

secara eceran, lalu

menanyakan pada

pedagang apakah

kemasannya boleh

dibuka atau tidak.

Kemudian pesapa

meminjamkan

gunting untuk

memotong tali

yang masih

mengikat

kemasan sarung

tangan tersebut.

3. Tujuan pertuturan

tersebut penutur

ingin membeli

sarung tangan.

4. Tuturan sebagai

tindakan,

partisipan

menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

61

bahasa verbal dan

non-verbal

melalui respon

dari partisipan.

5. Tuturan sebagai

tidak verbal yakni

pesapa

memberikan

respon dengan

mengambilkan

barang yang

dimaksudkan

penyapa.

Cuplikan pertuturan di toko kelontong pukul 16.00 WIB antara pembeli

sebagai penyapa dan pedagang sebagai pesapa. Penyapa merupakan seorang pria

yang hendak membeli sarung tangan, konteks yang melatarbelakangi pertuturan

ketika penyapa akan memilih sarung tangan namun sarung tangan tersebut masih

dalam kemasan karton, kemudian penyapa menanyakan kepada pesapa apakah

kemasan tersebut boleh dibuka dan dibeli secara eceran. Kedua pelibat tutur

menyampaikan pesan dan merespon apa yang disampaikan pelibat tutur secara

bergantian. Pesapa memahami maksud dan meberikan tanggapan secara konkret

dari apa yang disampaikan penyapa dengan menghampiri pesapa untuk membantu

membuka karton.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan

antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

62

a. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pembeli: Mbak ada mantol plastik?

Pedagang: Sik enam ribuan po?

Pembeli: Iya Mbak.

Pedagang: Habis e Mbak.

Pembeli: Yaaah, yaudah Mbak

makasih.

Pedagang: Sori ya Mbak, durung teka

e.

Pembeli: Sante Mbak.

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 11.20 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 28

tahun, sedangkan pesapa adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penyapa

bermaksud ingin membeli mantol

plastik yang harganya Rp6000,00,

tetapi ketersediaan mantol tersebut di

toko kelontong tidak tersedia dan

penyapa tidak jadi membeli mantol

yang diinginkan.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang

disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya

untuk membeli mantol plastik. Pembeli datang ke toko dan menghampiri

pedagang dengan menyampaikan “Mbak ada mantol plastik?” kemudian

Pedagang merespon “Sik enam ribuan po?” Pedagang: “Habis e Mbak”. Pembeli:

“Yaaah, yaudah Mbak makasih.” Pedagang: “Sori ya Mbak, durung teka e.”

Pembeli: “Sante Mbak.”. Dapat dilihat dari percakapan tersebut pembeli

menanyakan ketersediaan mantol plastik kemudian direspon oleh pedagang bahwa

ketersediaan mantol plastik habis dan belum datang lagi. Fungsi konteks yang

terlihat yakni dapat memberikan informasi secara rinci baik dari pertuturan yang

disampaikan pedagang maupun pembeli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

63

b. Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pembeli: Misi mbak, ada aqua gelas

240 ml?

Pedagang: Ada Mbak, berapa?

Pembeli: Tiga karton berapa Mbak?

Pedagang: Oke, tujuh puluh dua.

Pembeli: Minta nota Mbak, makasih

mbak (menyerahan uang)

Pedagang: Sama-sama.

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 10.45 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 25

tahun, sedangkan pesapa adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli air mineral

gelasan 240 ml sebanyak tiga karton.

Kemudian mitra tutur melayani

penutur.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara tambahan. Pembeli

menanyakan ketersedian air mineral kemasan dan membeli sebanyak tiga karton.

Fungsi konteks dapat memperjelas maksud pertuturan, pembeli datang ke toko

yang sambut oleh pedagang dan pembeli menyampaikan “Misi mbak, ada aqua

gelas 240 ml?” artinya pembeli menanyakan ketersediaan air mineral aqua gelas

240 ml dan akan membeli aqua tersebut. Pedagang memperoleh infromasi

tambahan yang disampaikan oleh pembeli bahwa akan membeli aqua gelas 240

ml dan membeli sebanyak tiga karton, serta pembeli memperoleh informasi dari

pedagang bahwa ketersediaan aqua gelas 240 ml masih tersedia.

4.2 Hasil Analisis

Bagian ini akan mendeskripsikan dan mengulas secara mendalam terkait

dengan elemen konteks ekstralinguistik dan fungsi ekstralinguistik dalam cuplikan

pertuturan antara pedagang dengan pembeli di toko kelontong. Hasil analisis

tersebut akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

64

Kemudian hasil analisis diklasifikasikan berdasarkan elemen konteks

eksralinguistik dan fungsi konteks ekstralinguistik.

4.2.1 Elemen Konteks Sosial

Analisis ini berdasarkan elemen konteks sosial yang terkandung dalam

cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli di toko kelontong.

Poedjosoedarmo (1985: 24) menyatakan konsep komponen tutur yang

dikembangkan oleh Dell Hymes. Faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa

disebut dengan istilah “komponen tutur” sebagai konsep memoteknik

OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2) O2= orang ke-

dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan percakapan, (5) A=

adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan, (6) U= urutan

tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok pembicaraan, (8) I= instrumen tutur

atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10) A= adegan tutur, (11) R= register

tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma kebahasaan. Berikut merupakan hasil

analisis cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli beradasarkan

elemen konteks sosial:

4.2.1.1 Elemen Konteks Sosial yang Konsisten Hadir (OOEMUBICARA)

Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti

menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi

antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMUBICARA.

O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam

pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

65

bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis

kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat,umur, jenis profesi,

kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Berdasarkan uraian tersebut yang didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh

Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA yaitu O

atau O1= orang ke satu atau penutur, dapat dilihat bahwa pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun berperan sebagai penutur dalam

percapakan.

O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra

tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2

akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

66

menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen mitra tutur atau O2.

Data Tuturan 2:

Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)

Ped : Nuwun, pas nggih.

Pem : Nggih Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur

untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu

kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya

sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara

penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa

berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra

tutur dengan santai dan ramah pula.)

Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni

memiliki 12 komponen tutur, komponen kedua yaitu O2= orang ke-dua atau

mitra tutur dalam pertuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat seorang

pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun berperan sebagai mitra tutur

dalam percapakan.

E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.

Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.

Orang yang sedang marah sulit mengontrol pertuturan sehingga akan

mengucapkan ujaran yang kurang sesuai. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen emosi.

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

67

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Komponen ketiga berdasar elemen konteks sosial yakni komponen tutur

OOEMAUBICARA. yaitu E= emosi, bagaimana ujaran yang dituturkan oleh

penutur dan mitra tutur. Dilihat bahwa penutur datang dengan sopan dan

menyampaikan maksudnya bahwa akan menukarkan lampu yang beberapa waktu

dibelinya. Kemudian mitra tutur merespon dengan ramah apa yang disampaikan

penutur. Terlihat dari pertuturan tersebut dengan suasana yang akrab dan

menyenangkan karena sudah mengetahui latarbelakang penutur dan mitra tutur.

M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat

mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi

pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan

tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.

Data Tuturan 5:

Ped : Mangga, cari apa?

Pem : Djarum Super besar Mbak.

Ped : Sama apa Mbak?

Pem : Udah Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud

mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

68

menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum

Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena

sudah saling mengenal.)

Dilihat dari pertuturan antara penutur dan mitra tutur elemen konteks sosial

didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni komponen tutur

OOEMAUBICARA komponen keempat yaitu M= maksud dan tujuan

percakapan. Mitra tutur merupakan seorang wanita yang datang ke toko dengan

maksud untuk membeli rokok, mitra tutur menyampaikan maksudnya dan

direspon oleh penutur.

U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus

berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam

pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara

bergantian dalam proses pertuturan.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA yang keenam yaitu U= urutan dalam

pertuturan. Bagaimana penutur dan mitra tutur dapat menuturkan ujarannya secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

69

bergantian. Terlihat berdasarkan tuturan kedua partisipan antara pedagang dengan

pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan, pertuturan dimulai dengan

penutur yang mengucapkaan sapaan untuk membuka percakapan “misi Mbak”

yang kemudian direspon oleh mitra tutur dan berlangsung secara bergantian,

sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.

B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok

pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat

akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud

pertuturannya.

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Elemen konteks sosial yang didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985:

24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA ketujuh yaitu B= bab yang

dibicarakan atau pokok pembicaraan. Pembeli yang merupakan seorang pria

datang ke toko memeiliki maksud untuk menukarkan lampu yang beberapa hari

yang lalu dibeli namun mati. Penutur menyampaikan maksudnya yang kemudian

ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

70

I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai

untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya

bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau

simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti

telepon, email, dan sebagainya.

Data Tuturan 2:

Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)

Ped : Nuwun, pas nggih.

Pem : Nggih Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur

untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu

kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya

sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara

penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa

berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra

tutur dengan santai dan ramah pula.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA kedelapan yaitu I= instrumen tutur

atau sarana tutur. Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut

menggunakan bahasa lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong. Penutur

mendekati mitra tutur untuk menyampaikan maksud kedatangannya dan

ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur. (Pembeli: Mbak, pertalite sepuluh ribu

(memberikan uang Rp10.000,00)) kemudian (Pedagang: Nuwun, pas nggih.)

nampak bahwa pembeli berada di dekat pedagang dan langsung melakukan

transaksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

71

C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan

secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam

tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan

kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang

terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam

bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Elemen konteks sosial yang kesembilan yaitu C= citarasa tutur merupakan

nada bicara yang dibawakan oleh penutur dan mitra tutur. Pertuturan yang terjadi

di toko kelontong antara pedagang dengan pembeli keduanya sudah mengenal dan

mengetahui latarbelakang masing-masing. Pedagang yang sudah terbiasa bercakap

dengan pembeli, sehingga suasana yang terbangun adalah santai dan ramah yang

tetap memperhatikan etika dalam pertuturan.

A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang

berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

72

kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan

warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan

kebutuhan.

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)

yakni komponen tutur OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu A= adegan tutur yang

berkaitan dengan waktu, tempat, dan peristiwa tutur. Pertuturan yang terjadi di

toko kelontong antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko kelontong dengan

menggunakan bahasa informal, sehingga proses pertuturan tercipta dengan

suasana yang santai. Penutur datang berniat menukarkan lampu yang beberapa

waktu lalu dibelinya, mitra tutur memahami apa yang disampaikan penutur dan

langsung mengecek keadaan lampu tersebut.

R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam

masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon

memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat

banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

73

masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara

pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat

diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Elemen konteks sosial yang kesebelas yakni R= register tutur atau genre.

Pertuturan ini terjadi di toko kelontong antara pedagang dengan pembeli. Hal

yang mencirikan pada bagian register merupakan hal yang berkaitan dengan suatu

bidang tertentu, kaitannya dengan ini adalah bahasa yang digunakan dalam

perdagangan (jumlah, nominal, ukuran, dan lain sebagainya). Seperti pertuturan di

atas, pedagang menanyakan jumlah materai yang akan diminta untuk dibeli.

A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa

berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma

tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang

digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

74

Data Tuturan 5:

Ped : Mangga, cari apa?

Pem : Djarum Super besar Mbak.

Ped : Sama apa Mbak?

Pem : Udah Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud

mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung

menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum

Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena

sudah saling mengenal.)

Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)

yang keduabelas yaitu A= aturan atau norma kebahasaan. Pertuturan antara

pedagang dengan pembeli terjadi secara santun, pedagang memulai percakapan

dengan mempersilakan dan menanyakan maksud kedatangan pembeli. Kemudian

pembeli mendekati pedagang dan menyampaikan maksudnya. Pertuturan tersebut

terjadi dengan memperhatikan norma yang sesuai.

4.2.1.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A)

Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti

menemukan 1 pola elemen yang tidak konsisten hadir dalam pertuturan yang

terjadi antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen A. A= Adanya O3,

yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti bentuknya dari apa yang

biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada proses pertuturan. Proses

perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat dalam proses pertuturan

yang sedang berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

75

Data Tuturan 3:

Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.

Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).

Kar : Nggih Mbak.

Pem : Plastiknya didobel ya Mbak.

Ped : Oke.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta

bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan

santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-

bincang.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA berdasarkan elemen konteks sosial oleh

teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang kelima yaitu A= adanya O3 dan barang-

barang lain di sekeliling adegan percakapan. cuplikan pertuturan tersebut dapat

dilihat bahwa pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur,

pedagang sebagai mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai

orang ke tiga. Elemen adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan

pertuturan, karena lebih banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang.

Karyawan terlibat dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.

4.2.1.3 Konteks Sosial yang Lengkap Memiliki Dua Belas Elemen

(OOEMAUBICARA)

Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti

menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi

antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMAUBICARA.

O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam

pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

76

belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan

bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis

kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,

kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni

komponen tutur OOEMAUBICARA pertama yaitu O1= orang ke satu atau

penutur. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pembeli berjenis kelamin

wanita berusia sekitar 50 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan.

O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra

tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2

akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

77

menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen mitra tutur atau O2.

Data Tuturan 2:

Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)

Ped : Nuwun, pas nggih.

Pem : Nggih Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur

untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu

kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya

sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara

penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa

berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra

tutur dengan santai dan ramah pula.)

Komponen konteks sosial berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang

kedua yaitu O2= orang ke-dua atau mitra tutur. Uraian di atas dapat dilihat

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun berperan sebagai

mitra tutur dalam percapakan.

E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.

Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.

Orang yang sedang marah sulit mengontrol pertuturan sehingga akan

mengucapkan ujaran yang kurang sesuai. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen emosi.

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

78

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Terdapat 12 elemen yakni OOEMAUBICARA komponen yang ketiga

yaitu E= emosi yang dilihat berdasarkan pertuturan oleh penutur dan mitra tutur.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penutur datang dengan sopan dan

menyampaikan maksudnya bahwa akan menukarkan lampu yang beberapa waktu

dibelinya. Kemudian mitra tutur merespon dengan ramah apa yang disampaikan

penutur. Terlihat dari pertuturan tersebut dengan suasana yang akrab dan

menyenangkan karena sudah mengetahui latarbelakang penutur dan mitra tutur.

M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat

mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi

pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan

tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu.

Data Tuturan 5:

Ped : Mangga, cari apa?

Pem : Djarum Super besar Mbak.

Ped : Sama apa Mbak?

Pem : Udah Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud

mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung

menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

79

Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena

sudah saling mengenal.)

Elemen konteks sosial didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)

yakni komponen tutur OOEMAUBICARA keempat yaitu M= maksud dan tujuan

percakapan. Dilihat dari pertuturan antara penutur dan mitra tutur, mitra tutur

merupakan seorang wanita yang datang ke toko untuk membeli rokok. Mitra tutur

menyampaikan maksudnya dan direspon oleh penutur.

A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain. Ujaran dapat berganti

bentuknya dari apa yang biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada

proses pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat

dalam proses pertuturan yang sedang berlangsung.

Data Tuturan 3:

Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.

Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).

Kar : Nggih Mbak.

Pem : plastiknya didobel ya Mbak.

Ped : Oke.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta

bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan

santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-

bincang.)

Berdasarkan elemen konteks sosial pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)

yakni komponen tutur kelima yaitu A= adanya O3 dan barang-barang lain di

sekeliling adegan percakapan. Cuplikan pertuturan tersebut dapat dilihat bahwa

pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur, pedagang sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

80

mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai orang ke tiga. Elemen

adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan pertuturan, karena lebih

banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang. Karyawan terlibat

dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.

U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus

berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam

pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara

bergantian dalam proses pertuturan.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Terlihat berdasarkan elemen konteks sosial pada teori Poedjosoedarmo (1985: 24)

yakni komponen tutur keenam yakni U= urutan pertuturan antara penutur dan

mitra tutur secara bergantian. Tuturan kedua partisipan antara pedagang dengan

pembeli saling bergantian dalam menuturkan tuturan. Pertuturan dimulai dengan

penutur yang mengucapkaan sapaan untuk membuka percakapan “misi Mbak”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

81

yang kemudian direspon oleh mitra tutur dan berlangsung secara bergantian,

sehingga pertuturan dapat dipahami dengan baik.

B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok

pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat

akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud

pertuturannya.

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Komponen tutur yang dikemukakan oleh Poedjosoedarmo (1985: 24) yang

ketujuh yaitu B= bab yang dipercakapkan atau pokok pembicaraan. Pembeli yang

merupakan seorang pria datang ke toko memiliki maksud untuk menukarkan

lampu yang beberapa hari yang lalu dibelinya. Penutur menyampaikan maksudnya

yang kemudian ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur.

I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai

untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya

bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

82

simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti

telepon, email, dan sebagainya.

Data Tuturan 2:

Pem : Mbak, pertalite sepuluh ribu (memberikan uang Rp10.000,00)

Ped : Nuwun, pas nggih.

Pem : Nggih Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.13 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 26 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

ingin membeli pertalite seharga sepuluh ribu, penutur mendekati mitra tutur

untuk meminta disikan bahan bakar dan membayar dengan uag pas di kasir, lalu

kembali mendekati sepeda motor dengan posisi yang sudah dibuka tankinya

sehingga dapat diisi bahan bakar, kemudian mitra tutur melayani penutur. Antara

penutur dan mitra tutur keduanya sudah saling kenal, penutur yang sudah biasa

berbelanja memulai pertuturan dengan santai yang kemudian direspon oleh mitra

tutur dengan santai dan ramah pula.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA kedelapan yaitu I= instrumen tutur

atau sarana tutur. Pertuturan antara pedagang dengan pembeli tersebut

menggunakan bahasa lisan yang langsung dituturkan di toko kelontong. Penutur

mendekati mitra tutur untuk menyampaikan maksud kedatangannya dan

ditanggapi dengan baik oleh mitra tutur. (Pembeli: Mbak, pertalite sepuluh ribu

(memberikan uang Rp10.000,00)) kemudian (Pedagang: Nuwun, pas nggih.)

nampak bahwa pembeli berada di dekat pedagang dan langsung melakukan

transaksi.

C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses pertuturan

secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh pada ragam

tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa disesuaikan dengan

kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat siapa mitra tutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

83

terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan memunculkan berbagai ragam

bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan formal.

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Elemen konteks sosial yang didasarkan pada teori Poedjosoedarmo (1985:

24) yakni komponen tutur kesembilan yaitu C= citarasa pertuturan atau suasana

yang terjadi oleh penutur dan mitra tutur. Pertuturan ini terjadi di toko kelontong

antara pedagang dengan pembeli yang keduanya sudah mengenal dan mengetahui

latarbelakang masing-masing. Pedagang yang sudah terbiasa bercakap dengan

pembeli, sehingga suasana yang terbangun adalah santai dan ramah yang tetap

memperhatikan etika dalam pertuturan.

A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang

berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan

kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan

warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan

kebutuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

84

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu A= adegan tutur

yang berkaitan dengan tepat, waktu, dan peristiwa tutur. Pertuturan yang terjadi

antara pedagang dengan pembeli terjadi di toko kelontong dengan menggunakan

bahasa informal, sehingga proses pertuturan tercipta dengan suasana yang santai.

Penutur datang berniat menukarkan lampu yang beberapa waktu lalu dibelinya,

mitra tutur memahami apa yang disampaikan penutur dan langsung mengecek

keadaan lampu tersebut.

R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam

masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon

memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat

banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota

masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara

pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat

diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

85

Data Tuturan 1:

Pem : Misi Mbak, onten materai enam ribu?

Ped : Onten Bu, pinten?

Pem : Satu mawon Mbak.

Ped : Tujuh ribu Bu.

Pem : Nuwun Mbak.

Ped : Sami-sami.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.10 WIB. Pembeli berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 50 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, penutur menanyakan

ketersediaan materai dan mitra tutur spontan mengingat ketersediaan materai

tersebut dengan langsung mengambilkan dan menanyakan jumlah materai yang

dibutuhkan. Penutur merupakan tetangga yang bertempat tinggal tidak jauh dari

toko kelontong. Penutur sering berbelanja sehingga antara penutur dan mitra

tutur sudah saling kenal. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah.)

Teori yang mendasari elemen konteks sosial dikemukakan oleh

Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni elemen kesebelas, R= register tutur atau genre.

Pertuturan ini terjadi di toko kelontong antara pedagang dengan pembeli. Hal

yang mencirikan pada bagian register merupakan hal yang berkaitan dengan suatu

bidang tertentu, kaitannya dengan ini adalah bahasa yang digunakan dalam

perdagangan. Seperti jumlah, nominal, ukuran, dan lain sebagainya. Seperti

pertuturan di atas, pedagang menanyakan jumlah materai yang akan diminta untuk

dibeli.

A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa

berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma

tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang

digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.

Data Tuturan 5:

Ped : Mangga, cari apa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

86

Pem : Djarum Super besar Mbak.

Ped : Sama apa Mbak?

Pem : Udah Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.20 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 25 tahun. Penutur yang berada di meja kasir bermaksud

mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur langsung

menyampaikan maksud kedatangannya unntuk membeli rokok bermerk “Djarum

Super” kemasan besar. Keduanya bertutur dengan akrab dan santai karena

sudah saling mengenal.)

Terdapat 12 elemen konteks sosial yang didasarkan pada teori

Poedjosoedarmo (1985: 24) komponen keduabelas yaitu A= aturan atau norma

kebahasaan. Pertuturan antara pedagang dengan pembeli terjadi secara santun,

pedagang memulai percakapan dengan mempersilakan dan menanyakan maksud

kedatangan pembeli. Kemudian pembeli mendekati pedagang dan menyampaikan

maksudnya. Pertuturan tersebut terjadi dengan memperhatikan norma yang sesuai.

4.2.2 Fungsi Konteks Sosial

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan

antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.

4.2.2.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan 3:

Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.

Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).

Kar : Nggih Mbak.

Pem : plastiknya didobel ya Mbak.

Ped : Oke.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

87

bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan

santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-

bincang.)

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang

disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya

untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus

dengan dua plastik yang dilapiskan. Konteks tersebut memiliki fungsi untuk

memperjelas suasana pertuturan yang sedang terjadi, bahwa terdapat seorang

penutur dengan pembeli yang sedang berinteraksi. Mitra tutur seorang pria berusia

30 tahun yang menyampaikan bahwa ia hendak membeli kopi bubuk dua bungkus

dan gula pasir.

4.2.2.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari

kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu

yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Konteks yang terlihat dari

pertuturan diatas yakni ada seorang pembeli pria berusia 35 tahun yang dating ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

88

toko untuk menyampaikan maksudnya bahwa ia akan menukarkan lampu yang

beberapa waktu dibeli. Memiliki fungsi untuk memperjelas suasana pertuturan

yang sedang terjadi.

4.2.3 Elemen Konteks Sosietal

Konteks sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari “rasa

memiliki” kedudukan seseorang. Sedangkan elemen konteks sosietal berpacu

pada konsep pemikiran Poedjosoedarmo (1985: 24). Faktor yang mempengaruhi

penggunaan bahasa disebut dengan istilah “komponen tutur” sebagai konsep

memoteknik OOEMAUBICARA, yaitu (1) O1= orang ke satu atau penutur, (2)

O2= orang ke-dua atau mitra tutur, (3) E= emosi, (4) M= maksud dan tujuan

percakapan, (5) A= adanya O3 dan barang-barang lain di sekeliling adegan

percakapan, (6) U= urutan tutur, (7) B= bab yang dipercakapkan; pokok

pembicaraan, (8) I= instrumen tutur atau sarana tutur, (9) C= citarasa tutur, (10)

A= adegan tutur, (11) R= register tutur atau genre, (12) A= aturan atau norma

kebahasaan. Berikut merupakan hasil analisis cuplikan pertuturan antara pedagang

dengan pembeli beradasarkan elemen konteks sosietal:

4.2.3.1 Elemen Konteks Sosietal yang Konsisten Hadir

Berdasarkan 4 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti

menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi

antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMUBICARA.

O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam

pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

89

bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis

kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,

kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.

Data Tuturan 6:

Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?

Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pem : Lilin biasa setunggal.

Ped : Sanesipun?

Pem : Pun Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra

tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh

kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati

pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA pertama yaitu O1= orang ke satu atau

penutur. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang berjenis wanita

pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan. Dapat

dilihat pelibat tutur tersebut memiliki sudah sama-sama mengetahui latar belakang

antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara

seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan

tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa

menggunakan bahasa Jawa secara sopan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

90

O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra

tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2

akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk

menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur.

Data Tuturan 7:

Ped: Pados napa Bude?

Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.

Ped: Sanesipun napa bude?

Pem: Minyak kampak e satu.

Ped: Nggih.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya

lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur

sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu

literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak

kampak.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA kedua yaitu O2= orang ke-dua atau mitra

tutur. Uraian tersebut dapat dilihat bahwa pembeli berjenis kelamin wanita berusia

sekitar 55 tahun berperan sebagai mitra tutur atau O2 dalam percapakan.

Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati

pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan karena sudah

mengetahui latarbelakang masing-masing.

E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.

Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.

Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan

melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Seperti dalam pertuturan berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

91

Data Tuturan 9:

Ped : Eh Bulik, pados napa?

Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?

Ped : Wah ndak punya e Bulik.

Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.

Ped : Maaf lo Bulik.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di

toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena

tidak tersedia.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA ketiga yaitu E= emosi yang tercipta

oleh pertuturan antara pedagang dengan pembeli. Pertuturan yang terjadi antara

pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena mereka sudah

mengetahui latarbelakang masing-masing, namun secara tidak langsung pembeli

mengalami kekecewaan karena tidak mendapatkan barang yang pembeli

maksudkan.

M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat

mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi

pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan

tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu. Seperti dalam pertuturan

berikut:

Data tuturan 6:

Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?

Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

92

Pembeli: Lilin biasa setunggal.

Pedagang: Sanesipun?

Pembeli: Pun Mbak

Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia

sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.

Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra

tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA keempat yaitu maksud pertuturan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa maksud atau tujuan pembeli

datang ke toko yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli

menyampaikan maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya.

Pedagang berjenis wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur

dalam percapakan. Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama

mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih

tinggi. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat

menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.

U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus

berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam

pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara

bergantian dalam proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua

harus berbicara terlebih dahulu. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 9:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

93

Ped : Eh Bulik, pados napa?

Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?

Ped : Wah ndak punya e Bulik.

Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.

Ped : Maaf lo Bulik.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di

toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena

tidak tersedia.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep

memoteknik OOEMAUBICARA keenam yaitu urutan berbicara. Berdasarkan

uraian di atas dapat dilihat bahwa antara pertuturan antara pedagang dengan

pembeli diawali oleh pedagang yang menyapa seorang wanita dengan sapaan

“Bulik”. Pertuturan secara bergantian direspon oleh pembeli yang menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli cetakan nasi, namun ketersediaan di toko

sedang kosong. Pertuturan tersebut secara bergantian dapat dipahami dengan baik

baik oleh pedagang maupun pembeli. Pelibat tutur tersebut sama-samasudah

mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. pedagang sangat

menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan.

B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok

pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat

akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud

pertuturannya. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 6:

Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

94

Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pem : Lilin biasa setunggal.

Ped : Sanesipun?

Pem : Pun Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra

tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh

kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati

pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)

Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik

OOEMAUBICARA ketujuh yaitu bab yang dibicarakan. Berdasarkan uraian di

atas dapat dilihat bahwa bab yang disampaikan adalah pembeli datang ke toko

yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli menyampaikan

maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya. Pedagang berjenis

wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan.

Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang

antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara

seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan

tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa

menggunakan bahasa yang sopan.

I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai

untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya

bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

95

simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti

telepon, email, dan sebagainya. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 8:

Pedagang: Ngersakke napa Pak?

Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?

Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?

Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.

Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)

Karyawan: Nggih

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.

Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk

mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA kedelapan yaitu instrument yang

digunakan dalam pertuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa

pedagang datang langsung ke toko dan menyampaikan maksudnya untuk membeli

semprotan kepada pedagang. Pembeli menyampaikan maksudnya secara lisan

tentang ketersediaan semprotan dan akan membelinya. Dapat dilihat pelibat tutur

tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan

pembeli. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat

menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.

C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses

pertuturan secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh

pada ragam tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

96

disesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat

siapa mitra tutur yang terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan

memunculkan berbagai ragam bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan

formal. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data tuturan 6:

Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?

Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pembeli: Lilin biasa setunggal.

Pedagang: Sanesipun?

Pembeli: Pun Mbak

Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia

sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.

Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra

tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA kesembilan yaitu citarasa. Pertuturan

yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena

mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing Berdasarkan uraian di

atas dapat dilihat bahwa pedaagang memulai percakapan dengan menyapa

pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat pelibat tutur

tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan

pembeli.

A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang

berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan

kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

97

warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan

kebutuhan. Seperti pada tuturan berikut:

Data Tuturan 8:

Pedagang: Ngersakke napa Pak?

Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?

Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?

Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.

Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)

Karyawan: Nggih

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.

Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk

mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)

Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik

OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu adegan tutur. Pertuturan terjadi di toko

kelontong pukul 14.30 WIB. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan

mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan

tanaman. Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19

tahun untuk mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan

dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat

pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara

pedagang dengan pembeli.

R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam

masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

98

memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat

banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota

masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara

pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat

diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.

Seperti pertuturan berikut:

Data Tuturan 7:

Ped: Pados napa Bude?

Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.

Ped: Sanesipun napa bude?

Pem: Minyak kampak e satu.

Ped: Nggih.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya

lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur

sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu

literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak

kampak.)

Konsep memoteknik OOEMAUBICARA didasarkan teori

Poedjosoedarmo (1985: 24) kesebelas yaitu register. Pertuturan terjadi di toko

kelontong, penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli. Penggunaan bahasa yang terlihat dan identik digunakan dalam proses

jual beli khususnya di toko kelontong ini yakni pertuturan yang identic dengan

transaksi yang berkaitan dengan jumlah, satuan dan nominal. Seperti halnya

penggunaan istilah “literan, kilogram, dua bungkus”. Pembeli yang bermaksud

membeli minyak goreng, gula jawa, dan minyak kampak menyampaikan pada

pedagang jumlah yang dimaksudkan. Pelibat tutur tersebut sudah sama-sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

99

mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli, maka antara

pedagang dengan pembeli saing menghargai dalam pertuturan yakni dengan

menggunakan bahasa yang sopan.

A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa

berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma

tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang

digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.

Seperti pertuturan berikut:

Data tuturan 6:

Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?

Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pembeli: Lilin biasa setunggal.

Pedagang: Sanesipun?

Pembeli: Pun Mbak

Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia

sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.

Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra

tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA keduabelas yaitu aturan atau norma

kebahasaan. Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan

suasana santun karena mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan

dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

100

pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara

pedagang dengan pembeli.

4.2.3.2 Elemen Konteks Sosial yang Tidak Konsisten Hadir (A)

Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti

menemukan 1 pola elemen yang tidak konsisten hadir dalam pertuturan yang

terjadi antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen A. A= Adanya O3,

yaitu kehadiran orang lain atau orang ketiga. Pertuturan dapat dilakukan secara

berganti biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir pada proses pertuturan.

Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena terlibat dalam proses

pertuturan yang sedang berlangsung.

Data Tuturan 8:

Pedagang: Ngersakke napa Pak?

Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?

Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?

Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.

Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)

Karyawan: Nggih

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.

Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk

mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA berdasarkan elemen konteks sosial

oleh teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang kelima yaitu A= adanya O3 dan

barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan. cuplikan pertuturan tersebut

dapat dilihat bahwa pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur,

pedagang sebagai mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

101

orang ke tiga. Elemen adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan

pertuturan, karena lebih banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang.

Karyawan terlibat dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.

4.2.3.3 Konteks Sosial yang Lengkap Memiliki Dua Belas Elemen

(OOEMAUBICARA)

Berdasarkan 5 data cuplikan pertuturan yang telah dilakukan, peneliti

menemukan 11 pola elemen yang konsisten hadir dalam pertuturan yang terjadi

antara pedagang dengan pembeli yakni pola elemen OOEMUBICARA.

O= O1, yaitu pribadi si penutur. Penutur sangat menentukan corak dalam

pertuturan yang berkait dengan siapakah O1 dan dari manakah asal atau latar

belakang O1. Siapakah O1 berkaitan degan fisik, kondisi mental O1, dan

bagaimana kemahiran berbahasa O1. Latar belakang si penutur mencakup jenis

kelamin, asal daerah, asal golongan kelas masyarakat, umur, jenis profesi,

kelompok etnik dan aliran kepercayaannya. Kelima cuplikan pertuturan peneliti

menemukan bahwa semua konteks memliki elemen penutur atau O1.

Data Tuturan 6:

Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?

Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pem : Lilin biasa setunggal.

Ped : Sanesipun?

Pem : Pun Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra

tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh

kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati

pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

102

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA pertama yaitu O1= orang ke satu atau

penutur. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang berjenis wanita

pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan. Dapat

dilihat pelibat tutur tersebut memiliki sudah sama-sama mengetahui latar belakang

antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara

seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan

tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa

menggunakan bahasa Jawa secara sopan.

O= O2, yaitu orang kedua yang terlibat dalam proses pertuturan atau mitra

tutur. Hal ini berkaitan dengan anggapan O1 tentang seberapa tinggi tingkatan

sosial O2 dan tingkat keakraban hubungan O1 dengan O2. Antara O1 dengan O2

akan menyesuaikan penggunaan bahasa yang sesuai coraknya untuk

menyesuaikan dengan siapa mereka bertutur.

Data Tuturan 7:

Ped: Pados napa Bude?

Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.

Ped: Sanesipun napa bude?

Pem: Minyak kampak e satu.

Ped: Nggih.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya

lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur

sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu

literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak

kampak.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

103

Komponen tutur OOEMAUBICARA kedua yaitu O2= orang ke-dua atau mitra

tutur. Uraian tersebut dapat dilihat bahwa pembeli berjenis kelamin wanita berusia

sekitar 55 tahun berperan sebagai mitra tutur atau O2 dalam percapakan.

Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati

pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan karena sudah

mengetahui latarbelakang masing-masing.

E= warna emosi. Emosi penutur dapat mempengaruhi bentuk tuturannya.

Penutur yang sedang gugup akan menuturkan pertuturan yang kurang teratur.

Orang yang sedang marah atau sakit sukar mengontrol pertuturan sehingga akan

melontarkan ujaran yang kurang sesuai. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 9:

Ped : Eh Bulik, pados napa?

Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?

Ped : Wah ndak punya e Bulik.

Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.

Ped : Maaf lo Bulik.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di

toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena

tidak tersedia.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA ketiga yaitu E= emosi yang tercipta

oleh pertuturan antara pedagang dengan pembeli. Pertuturan yang terjadi antara

pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena mereka sudah

mengetahui latarbelakang masing-masing, namun secara tidak langsung pembeli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

104

mengalami kekecewaan karena tidak mendapatkan barang yang pembeli

maksudkan.

M= Maksud dan tujuan percakapan. Maksud dan tujuan penutur sangat

mempengaruhi bentuk tutur yang diujarkan. Maksud penutur dapat mempengaruhi

pemilihan bahasa, tingkat tutur, ragam dialek, idiolek, pemilihan ungkapan

tertentu atau pemilihan unsur suprasegmental tertentu. Seperti dalam pertuturan

berikut:

Data tuturan 6:

Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?

Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pembeli: Lilin biasa setunggal.

Pedagang: Sanesipun?

Pembeli: Pun Mbak

Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia

sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.

Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra

tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA keempat yaitu maksud pertuturan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa maksud atau tujuan pembeli

datang ke toko yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli

menyampaikan maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya.

Pedagang berjenis wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur

dalam percapakan. Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama

mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

105

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih

tinggi. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat

menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.

A= Adanya O3, yaitu kehadiran orang lain atau orang ketiga. Pertuturan

dapat dilakukan secara berganti biasanya terjadi apabila ada seseorang yang hadir

pada proses pertuturan. Proses perubahan ini disebabkan hadirnya O3 karena

terlibat dalam proses pertuturan yang sedang berlangsung.

Data Tuturan 8:

Pedagang: Ngersakke napa Pak?

Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?

Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?

Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.

Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)

Karyawan: Nggih

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.

Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk

mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)

Komponen tutur OOEMAUBICARA berdasarkan elemen konteks sosial

oleh teori Poedjosoedarmo (1985: 24) yang kelima yaitu A= adanya O3 dan

barang-barang lain di sekeliling adegan percakapan. cuplikan pertuturan tersebut

dapat dilihat bahwa pelibat tutur ada tiga orang. Pertama pembeli sebagai penutur,

pedagang sebagai mitra tutur, dan karyawan terlibat dalam pertuturan sebagai

orang ke tiga. Elemen adanya orang ketiga ini tidak selalu hadir dalam cuplikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

106

pertuturan, karena lebih banyak pertuturan yang langsung dilayani oleh pedagang.

Karyawan terlibat dalam tuturan hanya ketika saat-saat tertentu.

U= Urutan bicara. Urutan bicara berkenaan dengan siapa yang harus

berbicara lebih dulu dan siapa yang harus berbicara kemudian. Ketika dalam

pertuturan di dalam masyarakat, diyakini bahwa sudah ada urutan secara

bergantian dalam proses pertuturan. Seperti halnya jika orang yang lebih tua

harus berbicara terlebih dahulu. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 9:

Ped : Eh Bulik, pados napa?

Pem : Nyari cetakan nasi kotak, ada ndak ya mbak?

Ped : Wah ndak punya e Bulik.

Pem : Yaudah Mbak cuma nyari itu hehe.

Ped : Maaf lo Bulik.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 11.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 50 tahun antara seorang perangkat desa dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli cetakan nasi kotak tetapi di

toko tidak ada. Sehingga mitra tutur tidak jadi untuk membeli cetakan nasi karena

tidak tersedia.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep

memoteknik OOEMAUBICARA keenam yaitu urutan berbicara. Berdasarkan

uraian di atas dapat dilihat bahwa antara pertuturan antara pedagang dengan

pembeli diawali oleh pedagang yang menyapa seorang wanita dengan sapaan

“Bulik”. Pertuturan secara bergantian direspon oleh pembeli yang menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli cetakan nasi, namun ketersediaan di toko

sedang kosong. Pertuturan tersebut secara bergantian dapat dipahami dengan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

107

baik oleh pedagang maupun pembeli. Pelibat tutur tersebut sama-samasudah

mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli. pedagang sangat

menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa secara sopan.

B= Bab yang dibicarakan. Setiap pertuturan tidak berarti bahwa pokok

pembicaraan harus dibahas dengan ragam bahasa tertentu. Adakalanya masyarakat

akan menggunakan kode bahasa tertentu untuk menyampaikan maksud

pertuturannya. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 6:

Ped : Mangga Pak ngersakke menapa?

Pem : Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Ped : Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pem : Lilin biasa setunggal.

Ped : Sanesipun?

Pem : Pun Mbak.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur yang berada di dekat meja kasir bermaksud mempersilakan mitra

tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur ingin membeli beras sepuluh

kilogram dan lilin biasa. Pertuturan terjadi dengan sopan untuk menghormati

pembeli yang kedudukannya lebih tinggi.)

Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik

OOEMAUBICARA ketujuh yaitu bab yang dibicarakan. Berdasarkan uraian di

atas dapat dilihat bahwa bab yang disampaikan adalah pembeli datang ke toko

yakni untuk membeli beras sepuluh kilogram dan lilin. Pembeli menyampaikan

maksudnya dengan mendekati dan menyampaikan maksudnya. Pedagang berjenis

wanita pria berusia sekitar 37 tahun berperan sebagai penutur dalam percapakan.

Dapat dilihat pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

108

antara pedagang dengan pembeli. Pedagang sebagai penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia sekitar 80 tahun antara

seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi. Berdasarkan percakapan

tersebut terlihat bahwa pedagang sangat menghormati pembeli dengan menyapa

menggunakan bahasa yang sopan.

I= Instrumen atau sarana tutur. Sarana tutur adalah sarana yang dipakai

untuk menyampaikan tutur yang dapat mempengaruhi bentuk ujaran. Misalnya

bahasa lisan dan bahasa tulis, bahasa lisan disampaikan secara langsung dengan

menggunakan alat ucap sedangkan bahasa tulis disampaikan melalui huruf atau

simbol dengam menggunakan sarana untuk menyampaikan pesannya seperti

telepon, email, dan sebagainya. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data Tuturan 8:

Pedagang: Ngersakke napa Pak?

Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?

Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?

Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.

Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)

Karyawan: Nggih

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.

Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk

mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA kedelapan yaitu instrument yang

digunakan dalam pertuturan. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

109

pedagang datang langsung ke toko dan menyampaikan maksudnya untuk membeli

semprotan kepada pedagang. Pembeli menyampaikan maksudnya secara lisan

tentang ketersediaan semprotan dan akan membelinya. Dapat dilihat pelibat tutur

tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan

pembeli. Berdasarkan percakapan tersebut terlihat bahwa pedagang sangat

menghormati pembeli dengan menyapa menggunakan bahasa Jawa.

C= Citarasa penutur. Nada bicara yang digunakan dalam proses

pertuturan secara keseluruhan dapat mempengaruhi mitra tutur juga berpengaruh

pada ragam tutur yang diucapkan oleh penutur. Penggunaan ragam bahasa

disesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi, salah satunya dengan melihat

siapa mitra tutur yang terlibat dalam proses pertuturan. Hal tersebut akan

memunculkan berbagai ragam bahasa seperti ragam bahasa santai, baku, dan

formal. Seperti dalam pertuturan berikut:

Data tuturan 6:

Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?

Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pembeli: Lilin biasa setunggal.

Pedagang: Sanesipun?

Pembeli: Pun Mbak

Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia

sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.

Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra

tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA kesembilan yaitu citarasa. Pertuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

110

yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan suasana santai karena

mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing Berdasarkan uraian di

atas dapat dilihat bahwa pedaagang memulai percakapan dengan menyapa

pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat pelibat tutur

tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara pedagang dengan

pembeli.

A= Adegan tutur. Adegan tutur akan mempengaruhi bentuk ujaran yang

berkaitan dengan tempat, waktu dan peristiwa. Pertuturan disesuaikan dengan

kondisi sekitar, seperti percakapan di tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, dan

warung akan berbeda dalam penggunaan bahasa dengan memperhatikan

kebutuhan. Seperti pada tuturan berikut:

Data Tuturan 8:

Pedagang: Ngersakke napa Pak?

Pembeli: Ada semprotan tanaman itu nggak mbak?

Pedagang: Ada Pak, besar napa kecil?

Pembeli: Kecil Mbak, cuma untuk nyemprot serangga kok.

Pedagang: Tulung Mbak dipendhetke. (meminta tolong pada karyawan)

Karyawan: Nggih

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 14.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 55 tahun antara kepala desa setempat dan kedudukannya lebih

tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan tanaman.

Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19 tahun untuk

mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.)

Teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai konsep memoteknik

OOEMAUBICARA kesepuluh yaitu adegan tutur. Pertuturan terjadi di toko

kelontong pukul 14.30 WIB. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

111

mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli semprotan

tanaman. Pedagang meminta tolong pada karyawan wanita berusia sekitar 19

tahun untuk mengambilkan semprotan yang dimaksudkan mitra tutur.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan

dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat

pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara

pedagang dengan pembeli.

R= Register atau bentuk wacana. Berbagai bentuk wacana dalam

masyarakat seperti surat, seminar, pidato, ujub, percakapan dengan telepon

memiliki struktur yang kurang lebih mapan dan diketahui oleh masyarakat

banyak. Setiap orang harus menaati peraturan yang ada di dalamnya, jika anggota

masyarakat melanggar umumnya diberikan reaksi negatif. Percakapan antara

pedagang dengan pembeli cukup mapan, pesan yang diberikan penutur dapat

diterima oleh mitra tutur tetapi seringkali tidak mengunakan struktur yang tepat.

Seperti pertuturan berikut:

Data Tuturan 7:

Ped: Pados napa Bude?

Pem: Minyak goreng seliteran dua kalih gula jawane sekilo.

Ped: Sanesipun napa bude?

Pem: Minyak kampak e satu.

Ped: Nggih.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 16.30 WIB. Penuturan

antara seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 55 tahun antara seorang pemuka masyarakat dan kedudukannya

lebih tinggi. Penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur

sebagai pembeli, kemudian mitra tutur bermaksud membeli minyak goreng satu

literan sebanyak dua bungkus, gula jawa satu kilogram, dan satu minyak

kampak.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

112

Konsep memoteknik OOEMAUBICARA didasarkan teori

Poedjosoedarmo (1985: 24) kesebelas yaitu register. Pertuturan terjadi di toko

kelontong, penutur bermaksud menyapa dan mempersilakan mitra tutur sebagai

pembeli. Penggunaan bahasa yang terlihat dan identik digunakan dalam proses

jual beli khususnya di toko kelontong ini yakni pertuturan yang identic dengan

transaksi yang berkaitan dengan jumlah, satuan dan nominal. Seperti halnya

penggunaan istilah “literan, kilogram, dua bungkus”. Pembeli yang bermaksud

membeli minyak goreng, gula jawa, dan minyak kampak menyampaikan pada

pedagang jumlah yang dimaksudkan. Pelibat tutur tersebut sudah sama-sama

mengetahui latar belakang antara pedagang dengan pembeli, maka antara

pedagang dengan pembeli saing menghargai dalam pertuturan yakni dengan

menggunakan bahasa yang sopan.

A= Aturan atau norma kebahasaan. Ketentuan penggunaan bahasa

berkaitan dengan norma kebahasaan yang berlaku pada masyarakat. Norma

tersebut diterapkan dalam bertuturan sehingga dapat menentukan corak yang

digunakan yang bertujuan untuk menghindari kata-kata tabu dan menyinggung.

Seperti pertuturan berikut:

Data tuturan 6:

Pedagang: Mangga Pak ngersakke menapa?

Pembeli: Beras RW Mbak, sepuluh kiloan.

Pedagang: Oo njih Pak, kaliyan menapa malih?

Pembeli: Lilin biasa setunggal.

Pedagang: Sanesipun?

Pembeli: Pun Mbak

Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun sebagai penutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pembeli berjenis kelamin pria berusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

113

sekitar 80 tahun antara seorang pensiunan guru dan kedudukannya lebih tinggi.

Penutur bermaksud mempersilakan mitra tutur sebagai pembeli, kemudian mitra

tutur bermaksud membeli beras sepuluh kilogram dan lilin biasa.

Komponen tutur berdasarkan teori Poedjosoedarmo (1985: 24) sebagai

konsep memoteknik OOEMAUBICARA keduabelas yaitu aturan atau norma

kebahasaan. Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli dengan

suasana santun karena mereka sudah mengetahui latarbelakang masing-masing

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa pedagang memulai percakapan

dengan menyapa pembeli dengan sopan menggunakan bahasa Jawa. Dapat dilihat

pelibat tutur tersebut sudah sama-sama mengetahui latar belakang antara

pedagang dengan pembeli.

4.2.4 Fungsi Konteks Sosietal

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan

pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi

konteks.

4.2.4.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan 3:

Pem : Kopi tanggung dua kalih gula pasir tiga kilo, Mbak.

Ped : Siap. Mbak tolong nggih (meminta bantuan pada karyawan).

Kar : Nggih Mbak.

Pem : plastiknya didobel ya Mbak.

Ped : Oke.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 09.15 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 30 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

mendekati mitra tutur yang berada di meja kasir, lalu penutur menyampaikan

maksud kedatangannya untuk membeli kopi dan gula, mitra tutur meminta

bantuan pada karyawan untuk mengambilkan kopi bubuk kemasan tanggung

sebanyak dua bungkus dan gula pasir tiga kilogram. Pertuturan terjadi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

114

santai karena antara mereka sudah saling kenal dan sudah biasa berbincang-

bincang.)

Fungsi konteks sosietal yakni memberikan informasi secara rinci yang

disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya

untuk membeli kopi dan gula pasir, serta menginginkan untuk membungkus

dengan dua plastik yang dilapiskan. Pembeli datang dan mendekati pedagang

menyampaikan maksudnya, terdapat beberapa barang yang ingin dibeli oleh

pedagang, maka fungsi konteks sosietal yakni dapat memberikan informasi secara

rinci yang disampaikan oleh pembeli.

4.2.4.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas

Data Tuturan 4:

Pem : Misi Mbak, mau nuker lampu ini mati e.

Ped : Oooh ya mas, ini masih garansi kok. Bentar Mas.

(Konteks: Pertuturan terjadi di toko kelontong pukul 10.40 WIB. Pembeli berjenis

kelamin pria berusia sekitar 35 tahun sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud menukarkan lampu bergaransi yang beberapa hari yang lalu dibeli

namun sudah tidak menyala. Penutur membuka kemasan lampu dan

memperlihatkan masa berlaku garansi. Mitra tutur kemudian mengecek keadaan

lampu tersebut apakah benar bermasalah pada sebuah stop kontak, dan mitra

tutur mengambilkan lampu yang masih baru dan memastikan kembali apakah

lampu tersebut normal atau bermasalah pada sebuah stop kontak. Kemudian

mitra tutur melayani penutur. Pertuturan terjadi dengan santai dan ramah karena

keduanya sudah biasa saling berinteraksi.)

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari

kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Pembeli membawa lampu

yang mati namun masih bergaransi untuk ditukarkan. Kedatangan pembeli

direspon oleh pedagang, pedagang menyampaikan kejelasannya bahwa lampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

115

yang akan ditukar oleh pembeli bias dilayani karena masih bergaransi. Fungsi

konteks sosial dapat memperjelas pertuturan yang disampaikan.

4.2.5 Elemen Konteks Kultural

Konteks kultural merupakan aspek di luar kebahasaan berkaitan dengan

budaya yang melekat pada masyarakat yang berpengaruh pada pertuturan.

Halliday (1989) menyebutkan bahwa konteks kultural merupakan “Cultural

context is the institusional and ideological backgound that give value to the text

and constrain its interpretation.” Artinya kultural atau budaya sebagai latar

belakang institusional dan ideologis yang memberikan nilai pada sebuah tuturan

yang harus diinterpretasikan yang menggambarkan nilai kebudayaan. Dell Hymes

(1974: 53-62) dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa

tutur dengan akronim SPEAKING. Setting= merujuk pada waktu dan tempat;

Participants= pelipat dalam percakapan; End=merujuk pada apa yang akan

dicapai dalam pertuturan; Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan dan isi

pesan; Key= berkaitan dengan nada,cara, perasaan; Instrumental= sarana

penyampaian pesan; Norms= etika dalam petuturan; Genres= jenis wacana dalam

pertuturan. Berikut merupakan hasil analisis cuplikan pertuturan antara pedagang

dengan pembeli beradasarkan elemen konteks kultural.

4.2.5.1 Elemen Konteks Kultural yang Konsisten Hadir (SPEAKING)

Setting dan Scene

Merujuk pada tempat dan waktu terjadinya pertuturan juga suasana pertuturan

yang terjadi. Tempat terjadinya pertuturan berada di Toko Kelontong Anugerah

Jaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

116

Tabel Data yang Mengandung Elemen Setting dan Scene

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak pembersih lantai kalih

sampurna mild besar.

Ped: Siap.

Pem: Dinota lho Mbak.

Ped: Tumben nota-nota nan.

Pem: Haha, ben sip Mbak.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 25 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli pembersih lantai

dan rokok bermerk sampurna mild

berukuran besar, kemudian mitra tutur

melayani penutur. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa sehingga

pertuturan dominan menggunakan

bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)

dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan

akronim SPEAKING. Setting= merujuk pada waktu dan tempat. Pertuturan terjadi

di toko kolontong anugerah jaya pukul 13.10 WIB dengan suasana yang santai.

Penutur memulai percakapan dengan langsung menyampaikan maksud yang

diinginkan. Mitra tutur dapat memahami maksud penutur dan langsung merespon

apa yang dimaksudkan penutur.

Participants

Orang yang terlibat dalam sebuah pertuturan. Partisipan dalam pertuturan adalah

penutur dan mitra tutur yang terlibat dalam percakapan. Seringkali dalam

percakapan melibatkan orang ketiga yang mempengaruhi pertuturan.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Participants

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

117

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak pembersih lantai kalih

sampurna mild besar.

Ped: Siap.

Pem: Dinota lho Mbak.

Ped: Tumben nota-nota nan.

Pem: Haha, ben sip Mbak.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 25 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli pembersih lantai

dan rokok bermerk sampurna mild

berukuran besar, kemudian mitra tutur

melayani penutur. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa sehingga

pertuturan dominan menggunakan

bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)

dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan

akronim SPEAKING. Participants= pelipat dalam percakapan. Dilihat

berdasarkan pertuturan tersebut pembeli sebagai penutur dan pedagang yang

merespon tuturan sebagai mitra tutur.

End

Sebuah pertuturan yang terjadi baik yang disampaikan penutur maupun mitra tutur

memiliki tujuan tertentu.

Tabel Data yang Mengandung Elemen End

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak onten amplop kecil?

Nyuwun kalih ewu mawon.

Ped: Nyuwun pangapunten onten e

tanggung Mbak.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 10.35 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin

wanita berusia sekitar 39 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

118

Pem: Mboten napa-napa Mbak.

Ped: Nuwun.

Pem: Sami-sami

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli amplop yang

berukuran kecil eceran seharga

Rp2.000,00 kemudian mitra tutur

melayani penutur. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa sehingga

pertuturan dominan menggunakan

bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)

dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan

akronim SPEAKING. Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan dan isi

pesan. Terlihat dalam bertuturan di atas bahwa penutur memulai tuturan dengan

menyatakan bahwa penutur ingin membeli amplop kecil. Mitra tutur merespon

apa yang dimaksudkan penutur bahwa ketersediaan amplop kecil habis dan mitra

tutur menginformasikan bahwa yang tersedia tinggal amplop yang tanggung.

Act of Sequence

Isi dan bentuk pesan yang disampaikan penutur dan mitra tutur yang

mempengaruhi pertuturan.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Act of Sequence

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Ukuran sandal e tinggal iki

tok Mbak?

Ped: Sik Mbak, isih kok.

Pem: keciliken e Mbak.

Ped: Nggo milih Mbak(sambil

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 09.50 WIB. Antara seorang

pembeli berjenis kelamin wanita berusia

sekitar 23 tahun yang sudah akrab

dengan mitra tutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pedagang berjenis

kelamin wanita berusia 37 tahun.

Penutur bermaksud membeli sandal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

119

membuka plastik).

dengan mencoba ukuran sandal dengan

kakinya. Kemudian mitra tutur

melayani penutur. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa sehingga

pertuturan dominan menggunakan

bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)

dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan

akronim SPEAKING. Act of sequence= mencakup pada bentuk pesan dan isi

pesan. Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli berisi tentang

bahwa penutur menanyakan informasi lebih rinci mengenai ukuran sandal yang

sesuai. Mitra tutur memahami apa yang dimaksud oleh penutur sehingga mitra

turtur merespon dengan melayani penutur.

Key

Merujuk pada nada atau cara penyampaian tuturan oleh penutur maupun mitra

tutur, berdasarkan pengamatan peneliti bahwa penyampaian pesan dari penutur

maupun mitra tutur dominan menggunakan bahasa yang santai.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Key

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak pembersih lantai kalih

sampurna mild besar.

Ped: Siap.

Pemi: Dinota lho Mbak.

Ped: Tumben nota-nota nan.

Pem: Haha, ben sip Mbak.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 25 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli pembersih lantai

dan rokok bermerk sampurna mild

berukuran besar, kemudian mitra tutur

melayani penutur. Keduanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

120

berlatarbelakang budaya Jawa

sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62) dalam Baryadi

(2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan akronim

SPEAKING. Key= berkaitan dengan nada, cara, perasaan. Pertuturan tersebut

suasana yang tercipta adalah santai sehingga penutur dan mitra tutur dapat

berbahasa secara akrab. Penutur menyapa dengan ceria dan mitra tutur merespon

dengan ramah.

Instrumentalities

Penggunaan bahasa yang digunakan antara penutur dan mitra tutur. Terlihat dalam

pertuturan antara pedagang dengan pembeli lebih banyak menggunakan bahasa

Jawa, baik menggunakan bahasa Jawa Krama maupun Ngoko. Hal tersebut terjadi

karena mayoritas masyarakat sekitar berbudaya Jawa.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Instrumentalities

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak telur.

Ped: Berapa?

Pem: Dua kilo Mbak.

Ped: Karo apa Mbak?

Pem: Minyak goreng dua literan

satu.

Ped: Endok mundhak e Mbak.

Pem: Piro Mbak?

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 09.10 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penutur berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 27

tahun yang sudah akrab dengan mitra

tutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli telur dua

kilogram dan minyak goreng satu liter.

Mitra tutur memberikan informasi

tambahan tentang kenaikan harga

telur. Kemudian mitra tutur melayani

penutur. Keduanya berlatarbelakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

121

Ped: Telu likur Mbak.

Pem: Rapapa Mbak, berapa mbak

kabeh?

Ped: Empat-empat Mbak.

Pem:Nuwun

budaya Jawa sehingga pertuturan

dominan menggunakan bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62) dalam

Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan akronim

SPEAKING. Instrumental= sarana penyampaian pesan. Berdasarkan tuturan

tersebut dapat dilihat bahwa penutur berlatar belakang budaya Jawa yang terlihat

dari cuplikan pertuturan tersebut. Penutur dan mitra tutur saling memahami dan

merespon dengan menggunakan bahasa Jawa.

Norms

Proses pertuturan dipengaruhi oleh norma-norma yang digunakan antara penutur

dan mitra tutur ketika berinteraksi. Norma yang digunakan merujuk pada aturan

penutur maupun mitra tutur kapan akan mulai berbicara, kapan akan merespon

pertuturan yang diujarkan.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Norms

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Dik, payung e wangun sing

abang apa biru?

Ped: Nggih manut selera Bude. Nek

kulo milih biru, sing mboten

ngejreng. Hehe

Pem: Iyo e Dik. Telu lima kabeh iki?

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 16.00 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin

wanita berusia sekitar 60 tahun

sebagai penutur, sedangkan mitra tutur

adalah seorang pedagang berjenis

kelamin wanita berusia 37 tahun.

Penutur bermaksud membeli payung

dengan menanyakan pada mitra tutur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

122

Ped: Nggih Bude sami regine. tentang pilihan warna yang lebih

sesuai. Kemudian mitra tutur melayani

penutur. Keduanya berlatarbelakang

budaya Jawa sehingga pertuturan

dominan menggunakan bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)

dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan

akronim SPEAKING. Norms= etika dalam petuturan. Terlihat dari pertuturan

tersebut bahwa antara pedagang dengan pembeli bertutur secara bergantian dan

merespon apa yang dimaksudkan oleh mitra tutur. Penutur meminta pertimbangan

pada barang yang penutur akan beli pada mitra tutur, kemudian mitra tutur

memberikan saran.

Genres

Ragam pertuturan yang digunakan dalam pertuturan. Pertuturan yang terjadi

antara pedagang dengan pembeli dengan cara berdialog secara langsung untuk

menyampaikan maksud yang diinginkan baik oleh penutur maupun mitra tutur.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Genres

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Dik, payung e wangun sing

abang apa biru?

Ped: Nggih manut selera Bude. Nek

kulo milih biru, sing mboten

ngejreng. Hehe

Pem: Iyo e Dik. Telu lima kabeh

iki?

Ped: Nggih Bude sami regine.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 16.00 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin

wanita berusia sekitar 60 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli payung dengan

menanyakan pada mitra tutur tentang

pilihan warna yang lebih sesuai.

Kemudian mitra tutur melayani penutur.

Keduanya berlatarbelakang budaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

123

Jawa sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Dell Hymes (1974: 53-62)

dalam Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan

akronim SPEAKING. Genres= jenis wacana dalam pertuturan. Pertuturan tersebut

terjadi di toko kelontong, penutur yang berada langsung di dekat mitra tutur

menyampaikan maksud pertuturan dan mitra tutur memahami apa yang

disampaikan penutur dengan memberikan pertimbangan yang sesuai.

4.2.6 Fungsi Konteks

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan

pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi

konteks.

4.2.6.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak onten amplop kecil?

Nyuwun kalih ewu mawon.

Ped: Nyuwun pangapunten onten e

tanggung Mbak.

Pem: Mboten napa-napa Mbak.

Ped: Nuwun.

Pem: Sami-sami

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 10.35 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin

wanita berusia sekitar 39 tahun

sebagai penutur, sedangkan mitra

tutur adalah seorang pedagang

berjenis kelamin wanita berusia 37

tahun. Penutur bermaksud membeli

amplop yang berukuran kecil eceran

seharga Rp2.000,00 kemudian mitra

tutur melayani penutur. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa

sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

124

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang disampaikan oleh

pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya untuk amplop,

namun amplop yang dimaksudkan tidak tersedia.

4.2.6.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Secara Jelas

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pedagang: Wah Mbak, rantang e

durung teka e, mengko jam siji.

Pembeli: Woo, ya Mbk.

Pedagang: Mengko rene Mbak.

Pembeli: Oke

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 08.40 WIB. Antara seorang

pedagang sebagai penutur berjenis

kelamin wanita berusia 37 tahun,

sedangkan mitra tutur seorang

pembeli berjenis kelamin wanita

berusia sekitar 39 tahun yang sudah

akrab dengan mitra tutur.Penutur

bermaksud memberi informasi

bahwa pesanan rantang mitra tutur

belum datang, masih nanti siang

pukul 13.00 WIB. Keduanya

berlatarbelakang budaya Jawa

sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara jelas, dapat dilihat dari

kedatangan pembeli yang menyampaikan maksudnya. Menanyakan pesanan

rantang yang telah dipesan namun belum datang, pedagang menyampaikan jika

rantang yang dipesan akan dikirim pukul 13.00 WIB.

4.2.6.3 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pem: Mbak pembersih lantai kalih

sampurna mild besar.

Ped: Siap.

Pem: Dinota lho Mbak.

Ped: Tumben nota-nota nan.

Pertuturan terjadi di toko kelontong

pukul 13.10 WIB. Penuturan antara

seorang pembeli berjenis kelamin pria

berusia sekitar 25 tahun sebagai

penutur, sedangkan mitra tutur adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli pembersih lantai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

125

Pem: Haha, ben sip Mbak. dan rokok bermerk sampurna mild

berukuran besar, kemudian mitra tutur

melayani penutur dengan menuliskan

barang yang dibeli pada nota.

Keduanya berlatarbelakang budaya

Jawa sehingga pertuturan dominan

menggunakan bahasa Jawa.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi tambahan. Pembeli

menyampaikan keinginannya untuk membeli pembersih lantai dan rokok

yang bermerk sampurna mild, pembeli menyampaikan pesan kepada

pedagang untuk membuatkan nota belanjaannya. Penutur dan mitra tutur

menyampaikn tuturannya dengan menggunakan bahasa Jawa. Pedagang

yang sudah mengetahui latar belakang pembeli bertanya karena pembeli

biasanya tidak meminta nota belanja. Dapat dilihat fungsi konteks dapat

memberikan informasi tambahan yang dimaksudkan oleh pembeli.

4.2.7 Elemen Konteks Situasional

Leech (dalam Rahardi 2003: 18) memaparkan bahwa konteks situasi

tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan

(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh

penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang

menyertai, mewadahi serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.

Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Geoffrey N.

Leech (1993: 19-22) dalam Baryadi (2015: 31) merumuskan komponen dalam

konteks situasi. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan sembilan

cuplikan data pertuturan yang mengandung konteks situasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

126

1. Penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa)

Penyapa dan pesapa merupakan partisipan yang terlibat dalam komunikasi.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Pesapa dan Penyapa

Data Pertuturan Konteks Pertuturan

Pembeli: Topsong Mbak.

Pedagang: Niku Mas milih.

Pembeli: Tambah niki (menunjukkan

permen)

Pedagang: Sebelas setengah. Nuwun

Pembeli: Oke Mbak

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 14.35 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penutur berjenis

kelamin pria berusia sekitar 24 tahun

yang sudah akrab dengan mitra tutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang

pedagang berjenis kelamin wanita

berusia 37 tahun. Penutur bermaksud

membeli makanan burung bermerk

topsong dan beberapa buah permen.

Kemudian mitra tutur melayani

penutur. Keduanya berlatarbelakang

budaya Jawa sehingga pertuturan

dominan menggunakan bahasa Jawa.

Penyapa adalah salah satu komponen penentu dalam konteks situasi yang

disampaikan oleh Leech (1993). Penyapa merujuk pada pembicara atau penulis,

sedangkan pesapa merujuk pada salah satu partisipan komunikasi yang menjadi

komponen penentu dalam konteks situasi yang disampaikan oleh Leech (1993).

Pesapa mengacu pada pendengar atau pembaca yang menafsirkan makna

tutur.pesapa dalam pertuturan tersebut adalah seorang pembeli dan penyapanya

adalah pedagang yang merspon tuturan pembeli.

2. Konteks sebuah tuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

127

Konteks sebagai pengetahuan latar belakang yang sama-sama dimiliki oleh

penutur dan mitra tutur. Penutur menyampaikan tuturannya, sedangkan mitra tutur

menafsirkan apa yang telah dituturkan oleh penutur. Jika proses pertuturan dapat

dipahami oleh mitra tutur maka tujuan pertuturan tersebut tercapai dengan baik.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Konteks Tuturan

Data Pertuturan Konteks Pertuturan

Pembeli: Topsong Mbak.

Pedagang: Niku Mas milih.

Pembeli: Tambah niki (menunjukkan

permen)

Pedagang: Sebelas setengah. Nuwun

Pembeli: Oke Mbak

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 14.35 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penutur berjenis

kelamin pria berusia sekitar 24 tahun

yang sudah akrab dengan mitra tutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang

pedagang berjenis kelamin wanita

berusia 37 tahun. Penutur bermaksud

membeli makanan burung bermerk

topsong dan beberapa buah permen.

Kemudian mitra tutur melayani

penutur. Keduanya berlatarbelakang

budaya Jawa sehingga pertuturan

dominan menggunakan bahasa Jawa.

Berdasarkan pertuturan tersebut konteks penuturan terjadi di toko

kelontong pukul 14.35 WIB. Antara seorang pembeli sebagai penutur berjenis

kelamin pria berusia sekitar 24 tahun yang sudah akrab dengan mitra tutur,

sedangkan mitra tutur adalah seorang pedagang berjenis kelamin wanita berusia

37 tahun. Penutur bermaksud membeli makanan burung bermerk topsong dan

beberapa buah permen. Kemudian mitra tutur melayani penutur. Keduanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

128

berlatarbelakang budaya Jawa sehingga pertuturan dominan menggunakan bahasa

Jawa.

3. Tujuan tuturan

Tujuan tuturan diantaranya untuk menanyakan sesuatu, memberikan informasi,

menghimbau, meminta bantuan, dan lain sebagainya.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Tujuan Tuturan

Data Pertuturan Konteks Pertuturan

Pembeli: Mbak kalo ager-ager

sebungkus kira-kira jadi berapa cup ya

Mbak?

Pedagang: Sekitar 40an Mbak.

Pembeli: Empat cukup berarti Mbak,

sama gulane pasir rong kilo Mbak.

Pedagang: Oke, napa malih?

Pembeli: Dah itu aja Mbak.

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 09.30 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 35

tahun, sedangkan pesapa adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penyapa

bermaksud ingin membeli agar-agar,

penyapa menanyakan jumlah porsi

ketika sudah matang pada setiap

bungkus agar-agar. Kemudian mitra

tutur melayani penutur.

Pertuturan yang terjadi antara pedagang dengan pembeli tersebut memiliki tujuan

pertuturan bahwa pembeli hendak membeli agar-agar dan gula pasir. Pembeli

bertanya pada pedagang untuk diberikan pertimbangan terkait agar-agar yang

dibeli jika dibuat dapat menjadi berapa cup dan sekaligus membeli gula pasir,

pedagang memahami maksud pembeli dan memberikan saran, serta melayani

pembeli.

4. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar

Tuturan dapat dipandang sebagai aktivitas ujar dalam artian bahwa

pragmatik memang menangani sesuatu yang bersifat nyata, yaitu bersifat tindakan

verbal yang terjadi dalam situasi tutur terjadi dalam waktu tertentu. Pertuturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

129

merupakan suatu tindakan ujar atau tuturan tersebut. Tindakan ujar yang terjadi

seperti pertuturan yang terjadi antara pedagang dan pembelinya.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Tuturan Sebagai Bentuk Tindakan

atau Tindak Ujar

Data Pertuturan Konteks Pertuturan

Pembeli: Biasa Mbak.

Pedagang: Tambah apa?

(mengambilkan dua bungkus rokok)

Pembeli: Itu tok Mbak.

Pedagang: Empat puluh Mas.

Pembeli: Oke Mbak, nuwun.

Pedagang: Nggih Mas.

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 09.00 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin laki-laki berusia sekitar 40

tahun, sedangkan pesapa adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur dan

mitra tutur memiliki relasi yang

sudah akrab, sehingga keduanya

bertutur secara santai. Penyapa

bermaksud ingin membeli rokok

sebanyak dua bungkus, karena

penyapa hampir setiap hari membeli

rokok sebanyak dua bungkus maka

pedagang sebagai pesapa hingga

hafal dengan kebiasaan penyapa.

Kemudian mitra tutur melayani

penutur.

Berdasarkan percakapan tersebut bentuk tindakan dapat dilihat dari respon

pedagang yang memahami maksud pembeli. Bahwa pembeli ingin membeli

rokok. Pembeli menyampaikan “Biasa Mbak” yang direspon oleh pedagang

dengan “Tambah apa?”. Berdasarkan tuturan yang disampaikan oleh pembeli,

pedagang memahami maksud pembeli yakni ingin membeli rokok karena antara

pedagang dan pembeli sudah mengetahui latarbelakangnya masing-masing.

Sehingga pedagang langsung merespon dengan menanyakan apakah ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

130

tambahan lain yang ingin dibeli. Ujaran yang dilakukan pedagang menandakan

bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

5. Tuturan sebagai tindak verbal

Ditinjau dari segi gramatikal hasil itu dapat berupa kalimat, tetapi secara

pragmatik dapat berupa tuturan yang sama-sama dimiliki oleh pembicara dan

lawan bicara yang membantu lawan bicara untuk menafsirkan maksud

pembicaraan. Sebuah pertuturan akan yang dituturkan penutur akan menimbulkan

suatu respon bagi mitra tutur. Pertuturan yang mengandung tindakan verbal

misalnya ketika pembeli meminta barang di took kelontong kemudian pedagang

melayani dengan mengambilkan barang yang dimaksudkan pembeli.

Tabel Data yang Mengandung Elemen Tuturan Sebagai Tindak Verbal

Data Pertuturan Konteks Pertuturan

Pembeli: Boleh ngecer nggak Mbak?

Pedagang: Boleh Mas, buka mawon.

Pembeli: Gunting Mbak (meminjam

gunting untuk memotong tali)

Pedagang: (memberikan gunting)

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 09.45 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin pria berusia sekitar 45 tahun,

sedangkan pesapa adalah seorang

pedagang berjenis kelamin wanita

berusia 37 tahun. Penyapa bermaksud

ingin sarung tangan, namun sarung

tangan tersebut masih dalam kemasan

yang rapi. Penyapa ingin membeli

sarung tangan tersebut secara eceran,

lalu menanyakan pada pedagang

apakah kemasannya boleh dibuka atau

tidak. Kemudian pesapa meminjamkan

gunting untuk memotong tali yang

masih mengikat kemasan sarung

tangan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

131

Berdasarkan pertuturan tersebut tindak verbal dilakukan oleh pedagang.

Pembeli menanyakan apakah kemasannya boleh dibuka atau harus dibeli per

bungkus, Pedagang memahami maksud pembeli dengan merespon mengambilkan

gunting untuk membuka kemasan sandal yang masih utuh. Hal tersebut

merupakan tindakan verbal yang dilakukan oleh pedagang. Pedagang mendekati

pembeli yang sedang memilih sandal, pedagang membawa gunting untuk

membuka kemasan sandal.

4.2.8 Fungsi Konteks Situasional

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapatkan dalam cuplikan pertuturan

antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan dua fungsi konteks.

4.2.8.1 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Rinci

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pembeli: Mbak ada mantol plastik?

Pedagang: Sik enam ribuan po?

Pembeli: Iya Mbak.

Pedagang: Habis e Mbak.

Pembeli: Yaaah, yaudah Mbak

makasih.

Pedagang: Sori ya Mbak, durung teka

e.

Pembeli: Sante Mbak.

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 11.20 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 28

tahun, sedangkan pesapa adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penyapa

bermaksud ingin membeli mantol

plastik yang harganya Rp6000,00,

tetapi ketersediaan mantol tersebut di

toko kelontong tidak tersedia dan

penyapa tidak jadi membeli mantol

yang diinginkan.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara rinci yang

disampaikan oleh pembeli pada pedagang. Pembeli menyampaikan keinginannya

untuk membeli mantol plastik. Pembeli datang ke toko dan menghampiri

pedagang dengan menyampaikan “Mbak ada mantol plastik?” kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

132

Pedagang merespon “Sik enam ribuan po?” Pedagang: “Habis e Mbak”. Pembeli:

“Yaaah, yaudah Mbak makasih.” Pedagang: “Sori ya Mbak, durung teka e.”

Pembeli: “Sante Mbak.”. Dapat dilihat dari percakapan tersebut pembeli

menanyakan ketersediaan mantol plastik kemudian direspon oleh pedagang bahwa

ketersediaan mantol plastik habis dan belum datang lagi. Fungsi konteks yang

terlihat yakni dapat memberikan informasi secara rinci baik dari pertuturan yang

disampaikan pedagang maupun pembeli.

4.2.8.2 Fungsi Konteks Memberikan Informasi Tambahan

Data Tuturan Konteks Tuturan

Pembeli: Misi mbak, ada aqua gelas

240 ml?

Pedagang: Ada Mbak, berapa?

Pembeli: Tiga karton berapa Mbak?

Pedagang: Oke, tujuh puluh dua.

Pembeli: Minta nota Mbak, makasih

mbak (menyerahan uang)

Pedagang: Sama-sama.

Penuturan terjadi di toko kelontong

pukul 10.45 WIB. Antara seorang

pembeli sebagai penyapa berjenis

kelamin wanita berusia sekitar 25

tahun, sedangkan pesapa adalah

seorang pedagang berjenis kelamin

wanita berusia 37 tahun. Penutur

bermaksud membeli air mineral

gelasan 240 ml sebanyak tiga karton.

Kemudian mitra tutur melayani

penutur.

Fungsi konteks yakni memberikan informasi secara tambahan. Pembeli

menanyakan ketersedian air mineral kemasan dan membeli sebanyak tiga karton.

Fungsi konteks dapat memperjelas maksud pertuturan, pembeli datang ke toko

yang sambut oleh pedagang dan pembeli menyampaikan “Misi mbak, ada aqua

gelas 240 ml?” artinya pembeli menanyakan ketersediaan air mineral aqua gelas

240 ml dan akan membeli aqua tersebut. Pedagang memperoleh infromasi

tambahan yang disampaikan oleh pembeli bahwa akan membeli aqua gelas 240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

133

ml dan membeli sebanyak tiga karton, serta pembeli memperoleh informasi dari

pedagang bahwa ketersediaan aqua gelas 240 ml masih tersedia.

4.3. Pembahasan

Setelah peneliti selesai menganalisis data cuplikan pertuturan antara

pedagang dengan pembeli mengenai elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik,

data tersebut dibahas untuk mengetahui elemen dan fungsi konteks

ekstralinguistik. Peneliti menunjukkan elemen dan fungsi konteks ekstralinguistik

berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis berdasarkan teori yang

digunakan untuk menganalisis. Konteks yang melatarbelakangi pertuturan

menjadi salah satu faktor penentu maksud ujaran dan ketercapaian tujuan

pertuturan.

Penelitian mengenai konteks ekstralinguistik dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli kemudian dikaji dengan menggunakan teori yang

sesuai. Konteks sosial yang melekat pada setiap individu yang mempengaruhi

dalam proses pertuturan. Hubungan yang terjalin antara pedagang dengan pembeli

dapat dilihat dari latar belakang kedua pihak tersebut, bagaimana latar belakag

keseharian antara satu dengan yang lain sehingga dapat mempengaruhi pertuturan.

Pertuturan yang mengandung konteks sosial didasarkan pada teori

Poedjosoedarmo (1985: 24) yakni komponen tutur OOEMAUBICARA. Konteks

sosietal datang dari power (kekuatan) yang berasal dari “rasa memiliki”

kedudukan seseorang. Hubungan antara penutur dan mitra tutur yang berbeda

kedudukan yang menghasilkan pertuturan beraneka ragam. Elemen konteks

sosietal berpacu pada konsep pemikiran Poedjosoedarmo (1985: 24). Faktor yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

134

mempengaruhi penggunaan bahasa disebut dengan istilah “komponen tutur”

sebagai konsep memoteknik OOEMAUBICARA. Konteks Konteks kultural

merupakan aspek di luar kebahasaan berkaitan dengan budaya yang melekat pada

masyarakat yang berpengaruh pada pertuturan. Dell Hymes (1974: 53-62) dalam

Baryadi (2015:19-20) merumuskan faktor penentu peristiwa tutur dengan akronim

SPEAKING. Konteks situasional merupakan latar belakang yang melingkupi

sebuah pertuturan yang sedang terjadi. Halliday (1992) mengatakan konteks

situasional adalah lingkungan langsung tempat teks itu benar-benar berfungsi.

Dapat diartikan konteks situasional merupakan situasi yang mengiringi terjadinya

pertuturan. Leech (1993) dalam (Rahardi, 2003: 18) memaparkan bahwa konteks

situasi tuturan adalah aneka macam kemungkinan latar belakang pengetahuan

(background knowledge) yang muncul dan dimiliki bersama-sama baik oleh

penutur maupun oleh mitra tutur, serta aspek-aspek non-kebahasaan lainnya yang

menyertai, mewadahi serta melatarbelakangi hadirnya sebuah pertuturan tertentu.

Hakikat elemen konteks situasi dan jenis-jenisnya dinyatakan oleh Geoffrey N.

Leech (1993: 19-22) dalam Baryadi (2015: 31) merumuskan komponen dalam

konteks situasi. Berikut ini adalah komponen-komponen penentu dalam konteks

situasional, penyapa (yang menyapa) dan pesapa (yang disapa), konteks sebuah

tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar, tuturan

sebagai tindak verbal.

Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan elemen konteks sosial yang

terdapat dalam pertuturan antara pedagang dengan pembeli tidak semua hadir

dalam konteks pertuturan. Elemen yang tidak selalu hadir adalah O3 atau orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

135

ketiga yang terlibat dalam pertuturan. Percakapan lebih banyak terjadi dengan

melibatkan dua partisipan yakni penutur dan mitra tutur. Elemen yang konsisten

hadir dalam konteks pertuturan antara pedagang dengan pembeli adalah

OOEMUBICARA, dari lima data yang diperoleh peneliti menemukan satu

konteks pertuturan yang mengandung elemen lengkap yakni OOEMAUBICARA.

Data yang telah dianalisis mengandung konteks sosietal dan mengandung elemen

lengkap OOEMAUBICARA berjumlah empat cuplikan satu diantaranya tidak

mengandung unsur O3 atau hadirnya orang ketiga dalam pertuturan. Sedangkan

konteks kultural terdapat dua belas data dan semuanya mengandung elemen

lengkap yakni SPEAKING. Data yang diperoleh berdasarkan konteks situasi

berjumlah sembilan data dan semuanya mengandung elemen konteks situasional

secara lengkap. Konteks situasional terdapat penyapa dan pesapa, konteks sebuah

tuturan, tujuan pertuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau tindak ujar,

tuturan sebagai tindakan verbal.

Selain elemen yang terkandung dalam konteks pertuturan anatara

pedagang dengan pembeli, peneliti juga menemukan fungsi-fungsi pada setiap

konteks ekstralinguistuk tersebut. Fungsi konteks tersebut ditemukan dengan

menganalisis konteks pertuturan anatara pedagang dengan pembeli. Peneliti

menemukan fungsi konteks ekstralinguistik diantaranya (1) fungsi konteks

memberikan informasi secara rinci, (2) fungsi konteks memberikan informasi

tambahan, (3) fungsi konteks memberikan informasi secara jelas, (4) fungsi

konteks memberikan konfirmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

136

Apabila dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Priscila Felicia

Elu (2018) mendeskripsikan tentang apa saja elemen dan bagaimana fungsi

konteks sosio-kultural dalam menentukan maksud mahasiswa berlatar belakang

kultur Jawa Prodi PBSI USD. Penelitian ini menggunakan alat analisis konteks

sosio-kultural untuk mendeskripsikan elemen dan fungsi konteks dalam pertuturan

mahasiswa berlatar belakang kultur Jawa Prodi PBSI USD. Persamaan penelitian

ini dengan penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang elemen dan

fungsi konteks, sedangkan perbedaannya terletak objek penelitian dan fokus pada

alat analisisnya. Saudari Priscila Felicia Elu hanya menggunakan konteks sosio-

kultural sebagai alat analisisnya sedangkan peneliti pada penelitian ini

menggunakan alat analisis konteks situasi, konteks sosial, konteks sosietal, dan

konteks kultural. Objek yang digunakan saudari Priscila Felicia Elu adalah

pertuturan mahasiswa dan dosen, sedangkan objek penelitian ini adalah pertuturan

pedagang dan pembeli.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

137

BAB V

PENUTUP

Bagian ini menguraikan dua hal, yakni (1) simpulan, (2) saran. Simpulan

berisi rangkuman dalam pemelitian. Saran berisi hal yang perlu dipertimbangkan

pada penelitian selanjutnya dari berbagai pihak yang terkait. Berikut paparan dua

hal tersebut:

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian bab IV mengenai pola elemen konteks dan fungsi konteks

dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli, peneliti menemukan

berbaga elemen konteks dan fungsi konteks yang hadir dalam cuplikan pertuturan.

a. Berdasarkan hasil analisis empat cuplikan pertuturan antara pedagang

dengan pembeli yang mengandung elemen konteks sosial sebagai berikut

(1) OOEMAUBICARA, (2) OOEMUBICARA. Elemen yang tidak

konsisten hadir dalam cuplikan pertuturan yakni elemen adanya orang ke

tiga yang terlibat dalam percakapan (A) dan bentuk wacana yang

digunakan termasuk ciri bahasa yang digunakan dalam pertuturan (R).

Selanjutnya, hasil analisis dalam cuplikan pertuturan antara pedagang

dengan pembeli yang mengandung konteks sosietal elemen sebagai berikut

(1) OOEMAUBICARA, (2) OOEMUBICARA. Elemen yang tidak

konsisten hadir dalam cuplikan pertuturan yakni elemen adanya orang ke

tiga yang terlibat dalam percakapan (A) dan bentuk wacana yang

digunakan termasuk ciri bahasa yang digunakan dalam pertuturan (R).

Hasil analisis dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan pembeli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

138

yang mengandung konteks kultural elemen SPEAKING. Elemen tersebut

semuanya konsisten hadir dalam pertuturan antara pedagang dengan

pembeli. Hasil analisis dalam cuplikan pertuturan antara pedagang dengan

pembeli yang mengandung konteks situasional berpola elemen sebagai

berikut (1) pesapa dan penyapa, (2) konteks pertuturan, (3) tujuan

pertuturan, (4) tuturan sebagai tindakan, (5) tuturan sebagai tindak verbal.

Elemen tersebut semuanya konsisten hadir dalam pertuturan antara

pedagang dengan pembeli.

b. Peneliti menemukan fungsi elemen pada setiap konteks yakni, fungsi

konteks sosietal dalam pertuturan (1) memberikan informasi secara rinci,

(2) memberikan keterangan secara jelas. Fungsi konteks sosial dalam

pertuturan yakni (1) memberikan informasi secara rinci, (2) memberikan

keterangan secara jelas. Fungsi konteks kultural dalam pertuturan yakni

(1) memberikan informasi secara rinci, (2) memberikan keterangan secara

jelas, (3) memberikan informasi tambahan. Kemudian, fungsi konteks

sosietal dalam pertuturan yakni (1) memberikan informasi secara rinci, (2)

memberikan keterangan secara jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

139

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

a. Penelitian ini meneliti mengenai elemen konteks dan fungsi konteks

dalam pertuturan anatara pedagang dengan pembeli. Peneliti

menemukan elemen-elemen yang terkandung dalam pertuturan dan

menemukan fungsi konteks. Peneliti berharap ada penelitian lanjutan

mengenai elemen dan fungsi konteks yang akan mempertajam

pengetahuan.

b. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan,

harapannya penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang

akan mengkaji mengenai pola elemen dan fungsi konteks dengan

metode dan sumber penelitian yang berbeda, serta mempertajam teori

yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

140

DAFTAR PUSTAKA

Andang, Kristina Jayanti. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Situasi dalam

Menentukan Maksud Berbahasa Mahasiswa dan Dosen di Prodi PBSI

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/2018.

Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma

Brown, Gillian dan Yule. George. 1983. Analisis Wacana. 1996. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse: A resource book for student.

London and New York: Routledge.

Elu, Priscila Felicia. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosio-Kultural

dalam Menentukan Maksud Berbahasa Para Mahasiswa Berlatar

Belakang Kultur Jawa Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada Semester Gasal Tahun 2017/2018. Skripsi Sarjana Strata

Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan

Daerah Universitas Sanata Dharma.

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Pragmatics. England: Pearson Education

Limited.

Moleong, J. Lexy. 2012 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nadar, FX. 20019. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Putrayasa, Ida Bagus. 2015. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purwo, Bambang Kaswanti. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak

Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius.

Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

Rahardi, Kunjana dkk. 2016. Pramatik: Fenomena Ketidaksantunan Berbahasa.

Jakarta: Erlangga.

Rindiyantika, Lastri. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosietal dalam

Menentukan Maksud Berkomunikasi antara Mahasiswa dan Dosen FKIP

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 2017/20 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

141

Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa,

Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Supardo, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia dalam Konteks. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Pngembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Jakarta 1988.

Verschueren, Jef. 1998. Understanding Pragmatics. New York: Oxford

University Press Inc.

Wai Lawet, Pilipus. 2018. Kajian Elemen dan Fungsi Konteks Sosial dalam

Menentukan Maksud Berkomunikasi Antarmahasiswa dan Dosen Non-

FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik

2017/2018. Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata

Dharma.

Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ta

bu

lasi

Da

ta P

enel

itia

n

Ka

jia

n P

rag

ma

tik

Ko

nte

ks

Ek

stra

lin

gu

isti

k

da

lam

Per

tutu

ran

an

tara

Ped

aga

ng

den

ga

n P

emb

eli:

Stu

di

Kasu

s

Ole

h:

Yohan

na

Dw

i S

ury

anin

gsi

h

Dose

n P

embim

bin

g:

Dr.

R. K

unja

na

Rah

ardi,

M.H

um

.

Pet

unju

k T

rian

ggula

si:

1.

Mohon t

rian

ggula

tor

mem

ber

ikan

tan

da

centa

ng (✓

) pad

a kolo

m s

etuju

/ ti

dak

set

uju

yan

g m

enggam

bar

kan

pen

ilai

an t

erhad

ap h

asil

anal

isis

2.

Mohon t

rian

ggula

tor

mem

ber

ikan

cat

atan

pad

a k

olo

m k

eter

angan

.

3.

Pad

a ta

bel

“F

un

gsi

Ele

men

Konte

ks”

, fu

ngsi

yan

g p

enel

iti

tem

ukan

adal

ah f

ungsi

ele

men

konte

ks

dan

bukan

fun

gsi

cupli

kan

per

tutu

ran.

No

D

ata

E

lem

en K

on

tek

s F

un

gsi

Kon

tek

s

Tri

an

gu

lasi

K

om

en

tar

Tu

tura

n

Kon

tek

s S

osi

al

Sosi

etal

Ku

ltu

ral

Sit

uasi

on

al

Set

uju

T

ida

k

Set

uju

1.

P

embel

i:

Mis

i

Mbak

,

onte

n

mat

erai

enam

ribu?

Ped

agan

g:

Onte

n B

u,

pin

ten?

Pem

bel

i:

Sat

u

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

0

WIB

.

Pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

O1(P

enu

tur)

:

seora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

- S

etti

ng

: D

i

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar

50 t

ahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

pem

bel

i

men

anya

kan

tenta

ng

ket

erse

di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

maw

on

Mbak

.

Ped

agan

g:

Tuju

h r

ibu

Bu.

Pem

bel

i:

Nuw

un

Mbak

.

Ped

agan

g:

Sam

i-

sam

i.

sekit

ar 5

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

men

dek

at

i m

itra

tutu

r yan

g

ber

ada

di

mej

a

kas

ir,

pen

utu

r

men

anyak

an

ket

erse

dia

an

mat

erai

dan

mit

ra

tutu

r

sponta

n

men

gin

ga

t

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

Em

osi

:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

santa

i dan

ram

ah, ked

ua

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

sopan

.

Mak

sud

:

Info

rmas

i

men

gen

ai

ket

erse

dia

an

mat

erai

yan

g

akan

dib

eli

ole

h p

enutu

r.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

mat

erai

enam

rib

u.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

per

tutu

ra

n b

erupa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g d

an

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

n

g p

ukul

09.1

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i

dan

men

gu

na

aan

mat

erai

dan

har

ga

per

lem

bar

yan

g

dib

eli

ole

h

pen

utu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ket

erse

dia

an

mat

erai

ters

ebut

den

gan

langsu

ng

men

gam

b

ilkan

dan

men

anyak

an j

um

lah

mat

erai

yan

g

dib

utu

hka

n. P

enutu

r

mer

upak

a

n t

etan

gga

yan

g

ber

tem

pat

tinggal

tidak

jau

h

dar

i to

ko

kel

onto

ng

. P

enutu

r

seri

ng

ber

bel

anj

a sehin

gga

anta

ra

pen

utu

r

dan

mit

ra

tutu

r

sudah

sali

ng

ber

gan

tian

.

Bab

: P

enutu

r

ingin

mem

bel

i

satu

lem

bar

mat

erai

,sat

u

lem

bar

nya

sehar

ga

Rp7

.000,0

0

(tuju

h r

ibu

rupia

h)

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

suas

ana

yan

g

santa

i den

gan

men

ggun

akan

bah

asa

santa

i

seca

ra

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

0

WIB

.

Reg

iste

r:p

ert

utu

ran t

erja

di

den

gan

dia

log

seca

ra

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

mem

bel

i

mat

erai

enam

rib

u.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

kan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

ingin

mem

bel

i

mat

erai

enam

ribu.

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

mat

erai

enam

ribu.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pa

n

men

ggun

akan

bah

asa

ver

bal

dan

no

n-

ver

bal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ken

al.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

den

gan

santa

i dan

ram

ah.

langsu

ng.

Atu

ran

:

pen

utu

r dan

mit

ra t

utu

r

ber

bah

asa

den

gan

santu

n.

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pa

n.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

i

kan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

kan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

dkan

pen

yap

a.

2.

P

embel

i:

Mbak

,

per

tali

te

sepulu

h

ribu

(mem

ber

ik

an u

ang

Rp1

0.0

00,

00).

Ped

agan

g:

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

3

WIB

.

Pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: S

eora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

26 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

3

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

an

seora

ng

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar

Mem

per

ole

h

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

pen

utu

r

mem

inta

mit

ra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Nuw

un,

pas

nggih

.

Pem

bel

i:

Ngg

ih

Mbak

.

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 2

6

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

per

tali

te

sehar

ga

sepulu

h

ribu,

pen

utu

r

men

dek

at

i m

itra

tutu

r

untu

k

mem

inta

dis

ikan

bah

an

bak

ar d

an

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

Em

osi

:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

santa

i dan

ram

ah

Mak

sud

:

Pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

bah

an b

akar

min

yak

jen

is

per

tali

te.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: M

embel

i

bah

an b

akar

min

yak

jen

is

per

tali

te

den

gan

har

ga

Rp1

0.0

00,0

0

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 2

6

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

per

tali

te

sehar

ga

26 t

ahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

per

tutu

ra

n b

erupa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g d

an

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

n

g p

ukul

09.1

3

WIB

den

gan

tutu

r

untu

k

mel

ayan

i

pem

bel

ia

m

per

tali

te

den

gan

har

ga

yan

g

dim

aksu

d.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

mem

bay

a

r den

gan

uag

pas

di

kas

ir, la

lu

kem

bal

i

men

dek

at

i se

ped

a

moto

r

den

gan

posi

si

yan

g

sudah

dib

uka

tankin

ya

sehin

gga

dap

at d

iisi

bah

an

bak

ar,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Anta

ra

pen

utu

r

dan

m

itra

tutu

r

ked

uan

ya

sudah

sali

ng

ken

al,

pen

utu

r

yan

g

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

santa

i dan

sopan

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

3

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng

Atu

ran

:

Ber

bah

asa

den

gan

san

tun

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

sepulu

h

ribu.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

mem

bel

i

per

tali

te

sehar

ga

sepulu

h

ribu.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

suas

ana

santa

i

dan

men

gun

a

kan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

ingin

mem

bel

i

per

tali

te

sehar

ga

sepulu

h

ribu.

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

per

tali

te

sehar

ga

sepulu

h

ribu.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pa

n

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

sudah

bia

sa

ber

bel

anj

a mem

ula

i

per

tutu

ran

den

gan

santa

i

yan

g

kem

udia

n

dir

espon

ole

h m

itra

tutu

r

den

gan

santa

i dan

ram

ah

pula

.

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

men

ggun

akan

bah

asa

ver

bal

dan

no

n-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pa

n.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

bi

lkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

3.

P

embel

i:

Kopi

tanggun

g

dua

kali

h

gula

pas

ir

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

Mem

per

ole

h

info

rmas

i se

cara

rinci

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

tiga

kil

o,

Mbak

.

Ped

agan

g:

Sia

p.

Mbak

tolo

ng

nggih

(mem

inta

ban

tuan

pad

a

kar

yaw

an)

. Kar

yaw

an:

Ngg

ih

Mbak

.

Pem

bel

i:

pla

stik

nya

did

obel

ya

Mbak

.

Ped

agan

g:

Oke.

09.1

5

WIB

.

Pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

men

dek

at

i m

itra

tutu

r yan

g

ber

ada

di

mej

a

kas

ir, la

lu

pen

utu

r

men

yam

p

aikan

mak

sud

ber

usi

a se

kit

ar

30 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

Em

osi

: se

nan

g

dan

ram

ah

Mak

sud:

Pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i kopi

dan

gula

pas

ir.

A (

O3):

Kar

yaw

an

yan

g b

erje

nis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

18 t

ahun.

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: P

enutu

r

pukul

09.1

5

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

n s

eora

ng

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

(Ket

eran

gan

:

pen

utu

r

mem

inta

pad

a

mit

ra

tutu

r

untu

k

men

gam

bil

kan

kopi

dan

gula

yan

g

ters

edia

di

toko

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ked

atan

ga

nn

ya

untu

k

mem

bel

i

kopi

dan

gula

,

mit

ra

tutu

r

mem

inta

ban

tuan

pad

a

kar

yaw

an

untu

k

men

gam

b

ilkan

kopi

bubuk

kem

asan

tanggun

g

seban

yak

dua

bungkus

dan

gula

pas

ir t

iga

kil

ogra

m.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

den

gan

santa

i

kar

ena

anta

ra

mer

eka

sudah

sali

ng

mem

bel

i kopi

tanggun

g d

ua

bungkus

dan

gula

pas

ir t

iga

kil

ogra

m.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa

pen

utu

r:

santa

i dan

sopan

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Ber

bah

asa

den

gan

san

tun

(OO

EM

AU

B

ICA

RA

)

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

kopi

dan

gula

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

mem

bel

i

kopi

dan

gula

.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

09.1

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ingin

mem

bel

i

kopi

dan

gula

.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

kopi

dan

gula

.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ken

al d

an

sudah

bia

sa

ber

bin

can

g-

bin

can

g.

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

bi

lkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

4.

P

embel

i:

Mis

i

Mbak

,

mau

nuker

lam

pu i

ni

mat

i e.

Ped

agan

g:

Oooh y

a

mas

, in

i

mas

ih

gar

ansi

kok.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

0

WIB

.

Pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

35 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

5

tahun

ber

per

an

sebag

ai

Mem

ber

i

kan

ket

eran

g

an s

ecar

a

jela

s.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

mem

inta

pad

a

mit

ra

tutu

r

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ben

tar

Mas

.

sekit

ar 3

5

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

ukar

k

an l

ampu

ber

gar

ans

i yan

g

beb

erap

a

har

i yan

g

lalu

dib

eli

nam

un

sudah

tidak

men

yal

a.

Pen

utu

r

mem

buka

kem

asan

lam

pu

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah

Mak

sud:

Pen

utu

r

ber

mak

sud

men

ukar

kan

lam

pu.

A (

O3):

-

Uru

tan b

icar

a:

O1 m

emula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: P

enutu

r

men

ukar

kan

lam

pu

ber

gar

ansi

yan

g b

eber

apa

wak

tu l

alu

dib

eli

nam

un

sudah

tid

ak

men

yal

a.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

5

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

men

ukar

ka

n l

ampu

ber

gar

ansi

.

Act

Seq

uen

ce:

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

untu

k

ber

ken

an

dit

ukar

i

lam

pu

lam

pu

rusa

k

yan

g

mas

ih

ber

gar

an

si.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

dan

mem

per

li

hat

kan

mas

a

ber

laku

gar

ansi

.

Mit

ra

tutu

r

kem

udia

n

men

gec

ek

kea

daa

n

lam

pu

ters

ebut

apak

ah

ben

ar

ber

mas

ala

h p

ada

sebuah

stop

konta

k,

dan

mit

ra

tutu

r

men

gam

b

ilkan

lam

pu

yan

g

mas

ih

bar

u d

an

mem

asti

k

an

kem

bal

i

apak

ah

lam

pu

Cit

ara

sa

pen

utu

r:

santa

i dan

sopan

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

: B

ahas

a sa

ntu

n

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

ber

mak

sud

men

ukar

ka

n l

ampu

ber

gar

ansi

.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ber

mak

su

d

men

ukar

k

an l

ampu

ber

gar

ansi

.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

ukar

k

an l

ampu

ber

gar

ansi

.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ters

ebut

norm

al

atau

ber

mas

ala

h p

ada

sebuah

stop

konta

k.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

den

gan

santa

i dan

ram

ah

kar

ena

ked

uan

ya

sudah

bia

sa

sali

ng

ber

inte

rak

si.

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

bi

lkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

5.

P

edag

ang:

Mangga,

cari

ap

a?

Pem

bel

i:

Dja

rum

Super

bes

ar

Mbak

.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.2

0

WIB

.

Pen

utu

ran

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.2

0

WIB

.

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Mit

ra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ped

agan

g:

Sam

a ap

a

Mbak

?

Pem

bel

i:

Udah

Mbak

.

anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun.

Pen

utu

r

yan

g

ber

ada

di

mej

a kas

ir

ber

mak

su

d

mem

per

si

lakan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun.

Em

osi

: se

nan

g d

an

ram

ah

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

rokok.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

rokok

ber

mer

k

“Dja

rum

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 25

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.2

0

WIB

den

gan

tutu

r

mem

inta

pad

a

pen

utu

r

untu

k

men

gam

bil

kan

rokok

untu

k

dib

eli.

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pem

bel

i,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

langsu

ng

men

yam

p

aikan

mak

sud

ked

atan

ga

nn

ya

unntu

k

mem

bel

i

rokok

ber

mer

k

“Dja

rum

Super

kem

asan

bes

ar.

Ked

uan

ya

ber

tutu

r

den

gan

akra

b d

an

santa

i

kar

ena

sudah

sali

ng

men

gen

al.

Super

kem

asan

bes

ar

. In

stru

men

:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa

pen

utu

r:

santa

i dan

sopan

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.2

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

: B

ahas

a sa

ntu

n

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

rokok

ber

mer

k

“Dja

rum

Super

kem

asan

bes

ar.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

rokok

ber

mer

k

“Dja

rum

Super

kem

asan

bes

ar.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ber

mak

su

d m

emb

eli

rokok

ber

mer

k

“Dja

rum

Super

kem

asan

bes

ar.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

su

d m

emb

eli

rokok

ber

mer

k

“Dja

rum

Super

kem

asan

bes

ar.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

kan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

bi

lkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

6.

P

edag

ang:

Mangga

Pak

nger

sakk

e

men

apa?

Pem

bel

i:

Ber

as

RW

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

.

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

Kon

tek

s

Sosi

etal

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

Kon

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Mbak,

sepulu

h

kilo

an.

Ped

agan

g:

Oo n

jih

Pak,

kali

yan

men

apa

mali

h?

Pem

bel

i:

Lil

in b

iasa

setu

nggal.

Ped

agan

g:

Sanes

ipun

?

Pem

bel

i:

Pun M

bak.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 8

0

tahun

anta

ra

seora

ng

pen

siun

an

guru

dan

ked

uduka

nn

ya

lebih

tinggi.

Pen

utu

r

yan

g

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

80 t

ahun.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ber

as

dan

lil

in.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

80 t

ahun.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ber

as

dan

lil

in.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m d

an

lili

n b

iasa

.

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a 80

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 8

0

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a 80

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gu

nak

a

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

Mit

ra

tutu

r

mem

inta

pad

a

pen

utu

r

untu

k

men

gam

bil

kan

ber

as.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ber

ada

di

dek

at

mej

a kas

ir

ber

mak

su

d

mem

per

si

lakan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

pem

bel

i,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

ingin

mem

bel

i

ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m

dan

lil

in

bia

sa.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

den

gan

sopan

untu

k

men

ghor

mat

i

pem

bel

i

yan

g

ked

uduka

nn

ya

lebih

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ber

as

sepu

luh

kil

ogra

m d

an

lili

n b

iasa

.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

sopan

untu

k

men

ghorm

ati

pem

bel

i yan

g

ked

udukan

nya

lebih

tin

ggi

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

mem

bel

i

ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m

dan

lil

in

bia

sa.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m

dan

lil

in

bia

sa.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m

dan

lil

in

bia

sa.

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m

dan

lil

in

bia

sa.

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

6.

Tutu

ran

sebag

ai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

tinggi.

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

bi

lkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

7.

P

edag

ang:

Pados

napa

Bude?

Pem

bel

i:

Min

yak

gore

ng

seli

tera

n

dua

kali

h

gula

jaw

ane

seki

lo.

Ped

agan

g:

Sanes

ipun

napa

bude?

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.3

0

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun.

Kon

tek

s

Sosi

etal

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun.

Kon

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.3

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

Mem

ber

i

kan

ket

eran

g

an s

ecar

a

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Mit

ra

tutu

r

mem

inta

pad

a

pen

utu

r

untu

k

men

gam

bil

kan

min

yak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Pem

bel

i:

Min

yak

kam

pak

e

satu

.

Ped

agan

g:

Ngg

ih.

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

anta

ra

seora

ng

pem

uka

mas

yar

ak

at d

an

ked

uduka

nn

ya

lebih

tinggi.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

yap

a

dan

mem

per

si

lakan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng,

gula

jaw

a, d

an

min

yak

kam

pak

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah

Mak

sud

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng,

gula

jaw

a, d

an

min

yak

kam

pak

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng s

atu

lite

ran

seban

yak

dua

bungkus,

gula

jaw

a sa

tu

kil

ogra

m, dan

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng,

gula

jaw

a,

dan

min

yak

kam

pak

.

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.3

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

aka

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng,

gula

jaw

a, d

an

gore

ng

dan

gula

jaw

a

yan

g

dib

eli.

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pem

bel

i,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

min

yak

gore

ng

satu

lite

ran

seban

yak

dua

bungkus,

gula

jaw

a

satu

kil

ogra

m,

dan

sat

u

min

yak

kam

pak

.

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng s

atu

lite

ran

seban

yak

dua

bungkus,

gula

jaw

a sa

tu

kil

ogra

m, dan

satu

min

yak

kam

pak

.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

ata

u

norm

a

keb

ah

asa

an

:

satu

min

yak

kam

pak

..

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

sopan

untu

k

men

gho

rmat

i

pem

bel

i yan

g

ked

udukan

nya

lebih

tin

ggi

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

ata

u

norm

a

keb

ah

asa

an

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng,

gula

jaw

a,

dan

min

yak

kam

pak

.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

min

yak

kam

pak

. 3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng,

gula

jaw

a, d

an

min

yak

kam

pak

. 4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

8.

P

edag

ang:

Nger

sakk

e

napa P

ak?

Pem

bel

i:

Ada

sem

pro

tan

tanam

an

itu n

ggak

mbak

?

Ped

agan

g:

Ada

Pak

,

bes

ar n

apa

kec

il?

Pem

bel

i:

Kec

il

Mbak

,

cum

a

untu

k

nyem

pro

t

sera

ngga

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

0

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

Kon

tek

s

Sosi

etal

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

55 t

ahun.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

Kon

tek

s

Sosi

etal

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

55 t

ahun.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah

Mak

sud:

mit

ra

tutu

r

Kon

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

sebag

ai

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

sebag

ai

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Mit

ra

tutu

r

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

sem

pro

ta

n

tanam

an.

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

kok.

Ped

agan

g:

Tulu

ng

Mbak

dip

endhet

k

e.

(mem

inta

tolo

ng

pad

a

kar

yaw

an)

Kar

yaw

an:

Ngg

ih

tutu

r

adal

ah

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

anta

ra

kep

ala

des

a

sete

mpat

dan

ked

uduka

nn

ya

lebih

tinggi.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

yap

a

dan

mem

per

si

lakan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

pem

bel

i,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sem

pro

tan

tanam

an.

A(O

3):

S

eora

ng

kar

yaw

an

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 1

9

tahun s

ebag

ai

kar

yaw

an d

i

toko.

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sem

pro

tan

tanam

an.

A(O

3):

S

eora

ng

kar

yaw

an

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 1

9

tahun s

ebag

ai

kar

yaw

an d

i

toko.

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sem

pro

tan

tanam

an y

ang

ber

ukura

n

kec

il.

Inst

rum

en:p

e

rtutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

5

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sem

pro

tan

tanam

an

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

aka

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

sem

pro

tan

tanam

an

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ber

mak

su

d

mem

bel

i

sem

pro

ta

n

tanam

an.

Ped

agan

g

mem

inta

tolo

ng

pad

a

kar

yaw

an

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 1

9

tahun

untu

k

men

gam

b

ilkan

sem

pro

ta

n y

ang

dim

aksu

d

kan

mit

ra

tutu

r.

ber

mak

sud

mem

bel

i

sem

pro

tan

tanam

an y

ang

ber

ukura

n

kec

il.

Inst

rum

en:p

e

rtutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

sem

i in

form

al.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

ber

dia

log

seca

ra

langsu

ng

Atu

ran

ata

u

norm

a

keb

ah

asa

an

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

AU

B

ICA

RA

)

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

sem

i in

form

al.

Per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

sopan

untu

k

men

ghorm

ati

pem

bel

i yan

g

ked

udukan

nya

lebih

tin

ggi

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14

.30

WIB

.

Reg

iste

r:

ber

dia

log

seca

ra

langsu

ng

Atu

ran

ata

u

norm

a

keb

ah

asa

an

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

AU

B

ICA

RA

)

sem

pro

tan

tanam

an

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

sem

pro

tan

tanam

an

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

9.

P

edag

ang:

Per

tutu

raK

on

tek

s K

on

tek

s K

on

tek

s K

on

tek

s M

ember

i√

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Eh B

uli

k,

pados

napa?

Pem

bel

i:

Nyar

i

ceta

kan

nas

i kota

k,

ada

ndak

ya

mb

ak?

Ped

agan

g:

Wah

ndak

pun

ya

e

Buli

k.

Pem

bel

i:

Yau

dah

Mbak

cum

a

nyar

i it

u

heh

e.

Ped

agan

g:

Maa

f lo

Buli

k.

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun

anta

ra

seora

ng

per

angkat

des

a dan

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun.

Em

osi

: m

itra

tutu

r kec

ewa

kar

ena

tidak

men

dap

atkan

bar

ang y

ang

dii

ngin

kan

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i

kota

k.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

Sosi

etal

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun.

Em

osi

: m

itra

tutu

r kec

ewa

kar

ena

tidak

men

dap

atkan

bar

ang y

ang

dii

ngin

kan

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i

kota

k.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 5

0

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Mit

ra

tutu

r

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

ceta

kan

nas

i.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ked

uduka

nn

ya

lebih

tinggi.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

yap

a

dan

mem

per

si

lakan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

pem

bel

i,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i kota

k

teta

pi

di

toko t

idak

ada.

Seh

ingga

mit

ra

tutu

r ti

dak

jadi

untu

k

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i

kota

k, te

tapi

di

toko t

idak

ters

edia

.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i

kota

k, te

tapi

di

toko t

idak

ters

edia

.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

sopan

untu

k

men

ghorm

ati

pem

bel

i yan

g

ked

udukan

nya

lebih

tin

ggi

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i kota

k

teta

pi

di

toko t

idak

ada

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i kota

k

teta

pi

di

toko t

idak

ada

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

pukul

11.3

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

aka

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i kota

k

teta

pi

di

toko t

idak

ada

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ceta

kan

nas

i

kota

k t

etap

i

di

toko

tidak

ada

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

kar

ena

tidak

ters

edia

.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

pukul

11.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

10.

Ped

agan

g:

Mangga.

Pem

bel

i:

Ada

pen

gki

Mbak

?

Ped

agan

g:

Pen

gki?

Pem

bel

i:

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.1

5

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.1

5

WIB

.

Part

icip

an

t

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i tam

bah

a

n.

(Ket

eran

gan

:

Mit

ra

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Iya

mbak

,

itu t

empat

sam

pah

yan

g

untu

k

ngan

gk

at?

Ped

agan

g:

Oh, ek

rak.

Pem

bel

i:

Ten

Solo

nam

anya

pen

gki

Mbak

heh

e.

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

yap

a

dan

mem

per

si

lakan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

pem

bel

i,

kem

udia

n

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 30

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pen

gki

atau

tem

pat

untu

k

mem

buan

g

sam

pah

.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

asal

dar

i

Solo

.

En

d:

Mit

ra

tutu

r in

gin

mem

bel

i

pen

gki

atau

tem

pat

untu

k

men

gan

gka

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.1

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

aka

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

tutu

r

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

pen

gki

dan

mej

elas

k

an l

ebih

spes

ifik

men

gen

a

i nam

a

ben

da

yan

g

dib

eli

mit

ra

tutu

r dan

sebel

um

nya

bel

um

dik

etah

ui

pen

utu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

mit

ra

tutu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pen

gki

atau

tem

pat

untu

k

mem

buan

g s

ampah

.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pen

gki

atau

tem

pat

untu

k

mem

buan

g

sam

pah

.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.1

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

t sa

mpah

.

Act

Seq

uen

ce:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

ingin

mem

bel

i

pen

gi

den

gan

men

yat

aka

n l

angsu

ng

ket

erse

dia

a

n p

engki

ters

ebut

dan

pen

utu

r

mel

ayan

i

mit

ra t

utu

r

den

gan

men

gam

bil

kan

pen

gki

ters

ebut.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

ram

ah d

an

sopan

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

pen

gki

atau

tem

pat

untu

k

mem

buan

g

sam

pah

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pen

gki

atau

tem

pat

untu

k

mem

buan

g

sam

pah

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

11.

Pem

bel

i:

Mbak

onte

n

amplo

p

kec

il?

Nyu

wun

kali

h e

wu

maw

on.

Ped

agan

g:

Nyu

wun

pangapunt

en o

nte

n e

tanggung

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.3

5

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.3

5

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

amplo

p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Mbak

.

Pem

bel

i:

Mbote

n

napa

-napa

Mbak

.

Ped

agan

g:

Nuw

un.

Pem

bel

i:

Sam

i-sa

mi

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

9

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

amplo

p

yan

g

ber

ukura

n

kec

il

ecer

an

sehar

ga

Rp2.0

00,

00

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

mel

ayan

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 39

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

amplo

p.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

:

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

9

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

ingin

mem

bel

i

amplo

p

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

9

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.3

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

aka

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

yan

g

dib

elin

ya

.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

amplo

p.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.3

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

mem

bel

i

amplo

p,

kem

ud

ian

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

ram

ah d

an

sopan

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

amplo

p

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

amplo

p

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

12.

Pem

bel

i:

Mbak

pem

ber

sih

lanta

i

kali

h

sam

purn

a

mil

d

bes

ar.

Ped

agan

g:

Sia

p.

Pem

bel

i:

Din

ota

lho

Mbak

.

Ped

agan

g:

Tum

ben

nota

-nota

nan

.

Pem

bel

i:

Hah

a, b

en

sip M

bak

.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i pri

a

ber

usi

a se

kit

ar

25 t

ahun.

Em

osi

:

senan

g, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 25

tahun t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

mem

inta

dia

mbil

k

an

pem

ber

si

h l

anta

i

dan

rokok.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pem

ber

si

h l

anta

i

dan

rokok

ber

mer

k

sam

purn

a

mil

d

ber

ukura

n

bes

ar,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

sehin

gga

tim

bu

l ra

sa

ker

amah

an d

an

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pem

ber

sih

lanta

i dan

rokok.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pem

ber

sih

lanta

i dan

rokok.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

ingin

mem

bel

i

pem

ber

sih

lanta

i dan

rokok.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

mem

bel

i

pem

ber

sih

lanta

i dan

rokok,

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

aka

n b

ahas

a

lisa

n d

alam

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

pem

ber

sih

lanta

i dan

rokok

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

mem

bel

i

pem

ber

sih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

akan

bah

asa

Jaw

a.

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tu

tur:

T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.1

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

IC

AR

A)

kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

ram

ah d

an

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

lanta

i dan

rokok

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

ak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

13

.

Pem

bel

i:

Dik

,

pay

un

g e

wan

gun

sing

abang a

pa

bir

u?

Ped

agan

g:

Ngg

ih

manut

sele

ra

Bud

e. N

ek

kulo

mil

ih

bir

u, si

ng

mbote

n

ngej

reng.

Heh

e

Pem

bel

i:

Iyo e

Dik

.

Tel

u l

ima

kabeh

iki

?

Ped

agan

g:

Ngg

ih

Bude

sam

i

regin

e.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.0

0

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 6

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 6

0

tahun

.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 37

tahun.

Em

osi

:

senan

g, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an d

an

kea

kra

ban

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

16.0

0

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 6

0

tahun.b

erp

er

an s

ebag

ai

pen

yap

a d

an

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log a

nta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i tam

bah

a

n.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

mem

inta

per

tim

ba

ngan

mit

ra

tutu

r

untu

k

mem

ilih

pay

un

g

yan

g

sesu

ai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pay

un

g

nam

un

pen

utu

r

men

gal

a

mi

keb

imban

gan

dal

am

men

entu

k

an

pil

ihan

ny

a dan

men

anyak

an p

ada

mit

ra

tutu

r

tenta

ng

pil

ihan

war

na

yan

g

lebih

sesu

ai,

kem

udia

n

mit

ra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pay

un

g.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pay

un

g.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tu

tur:

T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

ber

usi

a

sekit

ar 6

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra t

utu

r

ber

mak

su

d i

ngin

mem

bel

i

pay

un

g.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

tidak

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

y

a untu

k

mem

bel

i

pay

un

g,

han

ya

langsu

ng

mem

ilih

war

na

yan

g

sesu

ai

den

gan

men

anyak

kel

onto

ng

pukul

16.0

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

akan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

pay

un

g

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

mem

bel

i

pay

un

g

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

aka

n b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

pukul

16.0

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

IC

AR

A)

an p

ada

mit

ra t

utu

r

kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

ram

ah d

an

sopan

.

Inst

rum

en

tali

ties

: per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i se

tiap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

sebag

ai t

idak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dk

a

n p

enyap

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

14 .

Pem

bel

i:

Mbak

iki

pas

sepulu

h

ewu.

(men

yod

or

kan

cam

ilan

den

gan

label

har

ga

Rp1

0.0

00,

00)

Ped

agan

g:

Nuw

un

Pem

bel

i:

Yo i

Mbak

.

Per

tutu

ra

n t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.1

5

WIB

.

Pen

utu

ran

anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

yan

g

sudah

akra

b

den

gan

mit

ra

tutu

r

sebag

ai

pen

utu

r,

sedan

gka

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.1

5

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun.b

erp

er

an s

ebag

ai

pen

yap

a d

an

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log a

nta

ra

ped

agan

g

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Pem

bel

i

mem

per

l

ihat

kan

label

har

ga

dan

mem

ber

i

kan

uan

g

pas

untu

k

mem

bay

ar.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

cam

ilan

dan

langsu

ng

mem

bay

a

r den

gan

uan

g p

as.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

tim

bul

rasa

ker

amah

an d

an

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

cam

ilan

.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

cam

ilan

.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra t

utu

r

ber

mak

su

d m

embel

i

cam

ilan

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

y

a untu

k

mem

bel

i

cam

ilan

dan

mem

bay

ar

den

gan

uan

g p

as,

kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.1

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

akan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

cam

ilan

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

cam

ilan

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

aka

n b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

Ad

egan

tu

tur:

T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.1

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

IC

AR

A)

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i se

tiap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai t

idak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dk

a

n p

enyap

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

NG

)

15

.

Pem

bel

i:

Ukura

n

sandal

e

tinggal

iki

tok

Mbak

?

Ped

agan

g:

Sik

Mbak,

isih

kok.

Pem

bel

i:

keci

like

n e

Mbak

.

Ped

agan

g:

Ngg

o

mil

ih

Mbak

(sam

bil

mem

buka

pla

stik

).

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

3

tahun

yan

g

sudah

akra

b

den

gan

mit

ra

tutu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

30

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

3

tahun

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun.b

erp

er

an s

ebag

ai

pen

yap

a d

an

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log a

nta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

den

gan

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

ukura

n

sand

al

yan

g

mas

ih

ters

edia

pad

a

mit

ra

tutu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

sandal

den

gan

men

coba

ukura

n

sandal

den

gan

kak

inya.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

mem

bel

i

sand

al.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sand

al.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

.

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sandal

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

tidak

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

y

a untu

k

mem

bel

i

sandal

,

teta

pi

den

gan

men

anyak

an u

kura

n

sandal

yan

g

sesu

ai

terl

ebih

dah

ulu

,

kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

suas

ana

santa

i dan

men

gun

akan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

sandal

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

sandal

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

aka

n b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai t

idak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dk

a

n p

enyap

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

16

.

Pem

bel

i:

Mbak

telu

r.

Ped

agan

g:

Ber

apa?

Pem

bel

i:

Dua

kil

o

Mbak

.

Ped

agan

g:

Karo

apa

Mbak

?

Pem

bel

i:

Min

yak

gore

ng

dua

lite

ran

satu

.

Ped

agan

g:

Endok

mundhak

e

Mbak

.

Pem

bel

i:

Pir

o

Mbak

?

Ped

agan

g:

Tel

u l

ikur

Mbak

.

Pem

bel

i:

Rapapa

Mbak

,

ber

apa

mbak

kabeh

?

Ped

agan

g:

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

utu

r

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

7

tahun

yan

g

sudah

akra

b

den

gan

mit

ra

tutu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

7

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.1

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

3

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun.b

erp

er

an s

ebag

ai

pen

yap

a d

an

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log a

nta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

den

gan

suas

ana

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

mem

inta

untu

k

dia

mbil

k

an

min

yak

gore

ng

dan

telu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Em

pat

-

empat

Mbak

.

Pem

bel

i:N

uw

un

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

telu

r dua

kil

ogra

m

dan

min

yak

gore

ng

satu

lit

er.

Mit

ra

tutu

r

mem

ber

ik

an

info

rmas

i

tam

bah

an

tenta

ng

ken

aikan

har

ga

telu

r.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

mem

bel

i

min

yak

gore

ng d

an

telu

r.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng d

an

telu

r.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

telu

r dan

min

yak

gore

ng.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

untu

k

mem

bel

i

telu

r dan

min

yak

gore

ng,

kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

santa

i dan

men

gun

akan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng d

an

telu

r

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

min

yak

gore

ng d

an

telu

r

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

aka

n b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai t

idak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

ak

an b

ahas

a

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dk

a

n p

enyap

a

17

.

Ped

agan

g:

Wah

Mbak

,

ranta

ng e

duru

ng

teka

e,

men

gko

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

08.4

0

WIB

.

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

08.4

0

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al:

1. P

enyap

a:

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

jela

s.

(Ket

eran

gan

:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

jam

sij

i.

Pem

bel

i:

Woo,

ya

Mbk.

Ped

agan

g:

Men

gko

rene

Mbak

.

Pem

bel

i:

Oke

Anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

sebag

ai

pen

utu

r

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

9

tahun

yan

g

sudah

akra

b

den

gan

mit

ra

tutu

r.P

enu

tur

ber

mak

su

d

mem

ber

i

info

rmas

i

bah

wa

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar

39

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ranta

ng.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

prn

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

9

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

ber

usi

a 37

tahun.b

erp

er

an s

ebag

ai

pen

yap

a d

an

pem

bel

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 39

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2. K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log a

nta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g t

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

08.4

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

akan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

mem

bel

i

Ped

agan

g

men

gin

f

orm

asik

a

n b

ahw

a

bel

um

adan

ya

ket

erse

di

aan

bar

ang

yan

g

dip

esan

.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pes

anan

ranta

ng

mit

ra

tutu

r

bel

um

dat

ang,

mas

ih

nan

ti

sian

g

pukul

13.0

0

WIB

.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang s

ecar

a

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ranta

ng.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.5

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

mem

bel

i

ranta

ng

den

gan

mem

esan

bar

ang

terl

ebih

dah

ulu

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

bah

wa

ranta

ng

yan

g

dip

esan

bel

um

ters

edia

.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

ranta

ng

3. T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ranta

ng

4.T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

aka

n b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.T

utu

ran

sebag

ai t

idak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

k

an b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dk

a

n p

enyap

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

men

ggun

ak

an b

ahas

a

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

18

.

Pem

bel

i:

Baygon

Mbak

.

Ped

agan

g:

HIT

e d

ek

anane.

Pem

bel

i:

Rapapa

Mbak

.

Ped

agan

g:

Lim

ala

s

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

08.4

5

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

2

tahun.

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

08.4

5

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

2

tahun

ber

per

an

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

Pem

bel

i

mem

bel

i

cair

an

pem

bas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

sangang

atu

s.

Pem

bel

i:

Nuw

un

pen

utu

r

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

2

tahun

yan

g

sudah

akra

b

den

gan

mit

ra

tutu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

cair

an

pen

ghil

an

g

sera

ngga

ber

mer

k

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

cair

an

pen

ghil

ang

sera

ngga.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

2

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

cair

an

pen

ghil

ang

sera

ngga.

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

per

tutu

ra

n t

erse

but

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

n

g p

ukul

08.4

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i

mi

sera

ngga

).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

bay

hon,

teta

pi

di

toko

han

ya

ters

edia

mer

k H

IT

dan

pen

utu

r

teta

p

mem

bel

i

mer

k

HIT

.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

cair

an

pen

ghil

ang

sera

ngga.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

08.4

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

den

gan

men

anyak

a

n

ket

erse

dia

a

n b

aran

g

ters

ebut.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

ak

an b

ahas

a

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

dan

men

gun

a

kan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d

mem

bel

i

cair

an

pen

ghil

an

g

sera

ngga

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n t

erse

but

pem

bel

i

dap

at

mem

bel

i

cair

an

pen

ghil

an

g

sera

ngga.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggu

n

akan

bah

asa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i

(SP

EA

KI

NG

)

ver

bal

dan

non

-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

i

kan

resp

on

den

gan

men

gam

b

ilkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

19

.

Pem

bel

i:

Topso

ng

Mbak

.

Ped

agan

g:

Nik

u M

as

mil

ih.

Pem

bel

i:

Tam

bah

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

5

WIB

.

Anta

ra

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

5

WIB

.

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

an

seora

ng

pri

a

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

pen

utu

r

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

nik

i

(men

unju

k

kan

per

men

)

Ped

agan

g:

Seb

elas

sete

ngah

.

Nuw

un

Pem

bel

i:

Oke

Mbak

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

utu

r

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 2

4

tahun

yan

g

sudah

akra

b

den

gan

mit

ra

tutu

r,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

mak

anan

buru

ng

sekit

ar 2

4

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

topso

ng.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 2

4

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

ber

usi

a

sekit

ar

24 t

ahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

mer

upak

an

seora

ng

wai

nta

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

per

tutu

ra

n t

erse

but

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

mem

inta

untu

k

dia

mbil

k

an

topso

ng

dan

per

men

).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ber

mer

k

top

song

dan

beb

erap

a

buah

per

men

.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

mak

anan

buru

ng

ber

mer

k

topso

ng.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.3

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

mem

bel

i

mak

anan

buru

ng

ber

mer

k

topso

ng.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

ya

den

gan

men

anyak

a

n

ket

erse

dia

a

n b

aran

g

ters

ebut.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

pukul

14.3

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

a

kan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

mem

bel

i

mak

anan

buru

ng

ber

mer

k

topso

ng.

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n t

erse

but

pem

bel

i

dap

at

mem

per

ol

eh a

ir

min

eral

gel

as 2

40

ml

yan

g

dij

ual

di

toko

kel

onto

ng

dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i

(SP

EA

KI

NG

)

ped

agan

g

mem

ber

ik

an

info

rmas

i

pad

a

pem

bel

i.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

akan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

b

ilkan

bar

ang

yan

g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

20

.

Pem

bel

i:

Pulp

en

mer

ah

mbak

.

Ped

agan

g:

Ber

apa?

Pem

bel

i:

Sat

u s

ama

pen

sil

yan

g b

iasa

dua

Mbak

.

Ped

agan

g:

Oke,

lim

a

ribu.

Pem

bel

i:

Mak

asih

Mbak

.(sa

mbil

mem

ber

ik

an u

ang

Rp5

.000,0

0)

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.4

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

utu

r

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 8

tahun,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur)

: se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 8

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun.

Em

osi

:

senan

g,

kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.4

0

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 8

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

mer

upak

a

n s

eora

ng

wai

nta

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ters

ebut

ber

upa

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

pen

utu

r

mem

inta

pad

a

mit

ra

tutu

r

untu

k

dia

mbil

k

an

pulp

en

yan

g

dim

aksu

dkan

.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pulp

en

ber

war

na

mer

ah

dan

dua

buah

pen

sil.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Sunda

dan

mit

ra

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

nas

ional

atau

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pulp

en.

A(O

3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

yan

g

dib

icara

kan

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pulp

en.

Inst

rum

en

ata

u s

ara

na

tutu

r:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

ber

usi

a

sekit

ar 8

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Sunda.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pulp

en

ber

war

na

mer

ah d

an

dua

buah

pen

sil.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

y

a den

gan

men

anyak

an

ket

erse

dia

an b

aran

g

ters

ebut.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.4

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pulp

en

dan

pen

sil.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pem

bel

i

mem

bel

i

pulp

en

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

bah

asa

Indon

esia

.

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.4

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran a

tau

norm

a

keb

ahas

aan:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i

(SP

EA

KI

NG

)

dan

pen

sil.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espon

den

gan

men

gam

b

ilkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

21

.

Pem

bel

i:

Mis

i

mbak

, ad

a

aqua

gel

as

240 m

l?

Ped

agan

g:

Ada

Mbak

,

ber

apa?

Pem

bel

i:

Tig

a

kar

ton

ber

apa

Mbak

?

Ped

agan

g:

Oke,

tuju

h

pulu

h d

ua.

Pem

bel

i:

Min

ta n

ota

Mbak

,

mak

asih

mbak

(men

yer

ah

an u

ang)

Ped

agan

g:

Sam

a-

sam

a.

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

5

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

air

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 25

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

5

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 25

tahun

sebag

ai

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

5

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

mer

upak

a

n s

eora

ng

wai

nta

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ters

ebut

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

Mem

ber

i

kan

info

rmas

i tam

bah

a

n.

(Ket

eran

gan

:

Pem

bel

i

men

anya

kan

ket

erse

di

aan ai

r

min

eral

dan

mem

inta

untu

k

dia

mbil

k

an.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

min

eral

gel

asan

240 m

l

seban

yak

tiga

kar

ton.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ai

r

min

eral

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ai

r

min

eral

.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

air

min

eral

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n

langsu

ng.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

10.4

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

men

anyak

an

ket

erse

dia

an d

an

akan

mem

bel

i

air

min

eral

gel

asan

kem

asan

240 m

l,

kem

udia

n

pes

apa

mer

espon

tutu

ran

pen

yap

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pukul

10.4

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

dan

mel

ayan

i

pen

yap

a.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pem

bel

i

dap

at

mem

per

ol

eh a

ir

min

eral

gel

as 2

40

ml

yan

g

dij

ual

di

toko

kel

onto

ng

dan

ped

agan

g

mem

ber

ik

an

info

rmas

i

pad

a

pem

bel

i.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espon

den

gan

men

gam

b

ilkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

22

.

Pem

bel

i:

Mbak

ada

pla

stik

kue

kay

ak

gin

i?

Ped

agan

g:

Cob

a ta

k

cek

sek

mbak

.

Pem

bel

i:

Ini

yan

g

kay

ak

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.5

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 35

tahun.

O2(M

itra

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.5

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

5

tahun

ber

per

an

sebag

ai

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

mem

inta

untu

k

dia

mbil

k

an

pla

stik

kue.

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

kem

arin

mbak

.

Ped

agan

g:

Ada

mbak

,

pin

ten ?

Pem

bel

i:

Dua

maw

on

.

Pin

ten?

Ped

agan

g:

Enam

rib

u

lim

a ra

tus.

Mak

asih

.

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

5

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pla

stik

pem

bung

kus

kue

yan

g

sebel

um

n

ya

sud

ah

per

nah

dib

eli.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pla

stik

pem

bungkus

kue

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 29

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pla

stik

pem

bungk

us

kue.

Act

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

sseo

ran

g

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

per

tutu

ra

n t

erse

but

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.5

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

a

kan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

pla

stik

pem

bungkus

kue.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.5

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d

mem

bel

i

pla

stik

kue

yan

g

per

nah

dib

elin

ya,

pen

yap

a

men

yam

p

aikan

tutu

rann

y

a den

gan

men

gam

b

arkan

pla

stik

kue

ters

ebut.

Pes

apa

men

coba

mem

aha

mi

per

tutu

ra

n d

engan

men

angg

api

dan

men

gam

b

il p

last

ik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

yan

g

dim

aksu

d

kan

ole

h

pen

yap

a.

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n t

erse

but

pem

bel

i

dap

at

mem

per

ol

eh p

last

ik

pem

bung

kus

kue

yan

g

sebel

um

n

ya

sud

ah

per

nah

dib

eli

di

toko

kel

onto

ng

.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

akan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

bi

lkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a

23

.

Pem

bel

i:

Mbak

tabung g

as

e ku

la

baw

a ri

yin

nggih

,

mangki

h

sore

kula

wan

gsu

lke

sik

koso

ng.

Ped

agan

g:

Oo n

ggih

.

Pem

bel

i:

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.0

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 29

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.0

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

9

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pem

bel

i

mem

inta

izin

untu

k

mem

inja

m t

abung

gas

pad

a

ped

agan

g.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ber

apa

mbak

?

Ped

agan

g:

Dua

tiga

mbak

.

Pem

bel

i:

Nuw

un.

Ped

agan

g:

Ngg

ih.

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar

29 t

ahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

dan

mit

ra

tutu

r

mem

ilik

i

rela

si

yan

g

sudah

akra

b,

sehin

gga

ked

uan

ya

ber

tutu

r

seca

ra

santa

i.

Pen

utu

r

ber

mak

su

d

men

ukar

k

an t

abun

g

gas

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

men

ukar

kan

tabung g

as

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 29

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

men

ukar

ka

n t

abung

gas

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

per

tutu

ra

n t

erse

but

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.0

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

a

kan

bah

asa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

nam

un

pen

yap

a

bel

um

mem

baw

a

tabung

yan

g

koso

ng

dar

i

rum

ah.

Seh

ingga

pen

yap

a

mem

inja

m t

abung

terl

ebih

dah

ulu

dan

akan

dik

embal

i

kan

pad

a

sore

har

inya.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

men

ukar

kan

tabung g

as.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

14.0

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

n l

angsu

ng.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d u

ntu

k

men

ukar

k

an t

abun

g

gas

,

nam

un

pen

yap

a

bel

um

mem

baw

a ta

bun

g

gas

yan

g

koso

ng

sehin

gga

pen

yap

a

ber

mak

su

d u

ntu

k

mem

inja

m t

abung

mil

ik

toko

kel

onto

ng

terl

ebih

dah

ulu

yan

g

nan

tin

ya

akan

dik

emb

ali

kan

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n t

erse

but

pen

utu

r

ingin

men

ukar

k

an t

abun

g

gas

.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

akan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ilkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

24

.

Pem

bel

i:

Bia

sa

Mbak

.

Ped

agan

g:

Tam

bah

apa?

(men

gam

b

ilkan

dua

bungkus

rokok)

Pem

bel

i:

Itu t

ok

Mbak

.

Ped

agan

g:

Em

pat

pulu

h

Mas

.

Pem

bel

i:

Oke

Mbak

,

nuw

un

.

Ped

agan

g:

Ngg

ih

Mas

.

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.0

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

laki-

laki

ber

usi

a

sekit

ar 4

0

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

lak

i-

laki

ber

usi

a

sekit

ar 4

0

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.0

0 W

IB.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

laki-

laki

ber

usi

a

sekit

ar 4

0

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

37 t

ahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ra

n.

2.

Konte

ks

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

mem

inta

untu

k

dia

mbil

k

an

mem

bel

i

dua

bungkus

rokok

ole

h

mit

ra

tutu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

utu

r

dan

mit

ra

tutu

r

mem

ilik

i

rela

si

yan

g

sudah

akra

b,

sehin

gga

ked

uan

ya

ber

tutu

r

seca

ra

santa

i.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d i

ngin

mem

bel

i

rokok

seban

yak

dua

bungkus,

kar

ena

pen

yap

a

ham

pir

seti

ap h

ari

mem

bel

i

rokok

seban

yak

dua

bungkus

mak

a

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

rokok

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

rokok .

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

laki-

laki

ber

usi

a

sekit

ar 4

0

tahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

rokok.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ra

n b

erup

a

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.0

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

a

kan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ra

n.

Pen

yap

a

ingin

mem

bel

i

rokok

seban

yak

dua

bungku

s,

kar

ena

pen

yap

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

ped

agan

g

sebag

ai

pes

apa

hin

gga

haf

al

den

gan

keb

iasa

an

pen

yap

a.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.0

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

per

tutu

ran

men

ggun

ak

an b

ahas

a

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

ham

pir

seti

ap

har

i

mem

bel

i

rokok

seban

yak

dua

bungku

s

mak

a

ped

agan

g

sebag

ai

pes

apa

sam

pai

haf

al

den

gan

keb

iasa

an

pen

yap

a.

3.

Tuju

an

per

tutu

ra

n t

erse

but

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

rokok

seban

yak

dua

bungku

s.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espo

n

den

gan

men

gam

b

ilkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

25

.

Pem

bel

i:

Car

i ker

tas

bungkus

waj

ik

ban

dung

ada

Mbak

?

Ped

agan

g:

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.2

0

WIB

.

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.2

0

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

men

anya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ada,

pil

ih

war

nan

ya

Dik

.

Pem

bel

i:

Sep

ulu

h

lem

bar

ber

apa

Mbak

?

Ped

agan

g:

Lim

a bel

as

Dik

.

Pem

bel

i:

Pas

ya

Mbak

,

Nuw

un

.

(men

yod

or

kan

uan

g

Rp1

5.0

00,

00)

Ped

agan

g:

Sam

a-

sam

a.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

0

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d i

ngin

mem

bel

i

ker

tas

pem

bung

kus

waj

ik

ban

dung.

Kem

udia

n m

itra

tutu

r

mel

ayan

i

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

0

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ker

tas

pem

bungkus

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

itab

eru

sia

sekit

ar

20 t

ahun

sebag

ai

pen

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ber

usi

a

sekit

ar 2

0

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.2

0

WIB

kan

ket

erse

di

aan

ker

tas

pem

bung

kus

waj

ik

ban

dung

yan

g

dib

elin

ya

.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

pen

utu

r.

waj

ik

ban

dung.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ker

tas

pem

bungk

us

waj

ik

ban

dung .

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.2

0

ker

tas

pem

bungk

us

waj

ik

ban

dung.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

dan

mem

per

sil

akan

kep

ada

mit

ra t

utu

r

untu

k

mem

ilih

sesu

ai.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ingin

mem

bel

i

ker

tas

pem

bung

kus

waj

ik

ban

dung.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

ker

tas

pem

bung

kus

waj

ik

ban

dung.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

Tutu

ran

sebag

ai t

idak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ikan

resp

on

den

gan

men

gam

bil

ka

n b

aran

g

yan

g

dim

aksu

dkan

2

6 .

Pem

bel

i:

Mbak

kal

o

ager

-ager

sebungkus

kir

a-kir

a

jadi

ber

apa

cup y

a

Mbak

?

Ped

agan

g:

Sek

itar

40an

Mbak

.

Pem

bel

i:

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.3

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

8

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

:

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.3

0

WIB

.

Part

icip

an

t

s: T

erdap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

5

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

ber

mak

s

ud

men

anya

kan

per

ban

di

ngan

jum

lah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Em

pat

cukup

ber

arti

Mbak

,

sam

a

gula

ne

pas

ir r

ong

kilo

Mbak

.

Ped

agan

g:

Oke,

napa

mali

h?

Pem

bel

i:

Dah

itu

aja

Mbak

.

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

5

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d i

ngin

mem

bel

i

agar

-agar

,

pen

yap

a

men

anyak

an j

um

lah

pors

i

ket

ika

sudah

mat

ang

pad

a

seti

ap

bungkus

agar

-agar

.

Kem

udia

n m

itra

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

bah

an a

gar

-

agar

.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

prn

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

aber

usi

a

sekit

ar 6

5

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

bah

an

agar

-agar

.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.3

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

takar

an

agar

-agar

dan

gula

pas

ir

yan

g

dib

eli

ole

h

pen

utu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

tutu

r

mel

ayan

i

pen

utu

r.

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

bah

an a

gar

-

agar

.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

n l

angsu

ng

dua

moti

f

dan

mem

per

sil

akan

kep

ada

mit

ra t

utu

r.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

ent

ali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ingin

mem

bel

i

agar

-agar

,

pen

yap

a

men

anyak

an j

um

lah

pors

i

ket

ika

sudah

mat

ang

pad

a

seti

ap

bungkus

agar

-agar

.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

agar

-agar

dan

gula

pas

ir.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espon

den

gan

men

gam

b

ilkan

bar

ang

yan

g

dim

aksu

d

kan

pen

yap

a.

2

7 .

Pem

bel

i:

Bole

h

ngec

er

nggak

Mbak

?

Ped

agan

g:

Bole

h

Mas

, buka

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.4

5

WIB

.

Anta

ra

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.4

5W

IB.

Part

icip

an

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

an

seora

ng

pri

a ber

usi

a

sekit

ar 4

5

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

men

anya

kan

pad

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

maw

on.

Pem

bel

i:

Gunti

ng

Mbak

(mem

inja

m g

unti

ng

untu

k

mem

oto

ng

tali

)

Ped

agan

g:

(mem

ber

ik

an

gunti

ng)

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 4

5

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d i

ngin

saru

ng

tangan

,

nam

un

saru

ng

tangan

ters

ebut

mas

ih

dal

am

kem

asan

yan

g r

api.

sekit

ar 4

5

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

saru

ng

tangan

.

A (

O3):

-

Uru

tan

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

prn

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 4

5

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

.

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.4

5

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

mit

ra

tutu

r

men

gen

a

i sa

rung

tangan

apak

ah

bole

h

dib

eli

seca

ra

ecer

an

atau

tidak

.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Pen

yap

a

ingin

mem

bel

i

saru

ng

tangan

ters

ebut

seca

ra

ecer

an,

lalu

men

anyak

an p

ada

ped

agan

g

apak

ah

kem

asan

n

ya

bole

h

dib

uka

atau

tidak

.

Kem

udia

n p

esap

a

mem

inja

mkan

gunti

ng

untu

k

mem

oto

n

g t

ali

yan

g

mas

ih

men

gik

at

kem

asan

saru

ng

tangan

ters

ebut.

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

saru

ng

tangan

.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

09.4

5

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

saru

ng

tangan

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ingin

mem

bel

i

saru

ng

tangan

ters

ebut

seca

ra

ecer

an,

lalu

men

anyak

an p

ada

ped

agan

g

apak

ah

kem

asan

n

ya

bole

h

dib

uka

atau

tid

ak.

Kem

udia

n

pes

apa

mem

inja

m

kan

gunti

ng

untu

k

mem

oto

ng

tali

yan

g

mas

ih

men

gik

at

kem

asan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

NG

)

saru

ng

tangan

ters

ebut.

3.

Tuju

a

n p

ertu

tura

n

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

saru

ng

tangan

.

4.

Tutu

r

an s

ebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggu

nak

an b

ahas

a

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

r

an s

ebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ika

n r

espon

den

gan

men

gam

bil

kan

bar

ang

yan

g

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

dim

aksu

dka

n p

enyap

a.

2

8 .

Ped

agan

g:

Nger

saake

n n

apa

Pak

?

Pem

bel

i:

Tap

lak

met

eran

.

Ped

agan

g:

Ooh,

kantu

n

kali

h m

oti

f

Pak

,

mangga

ingka

ng

pundi?

.

Pem

bel

i:

Cok

lat

maw

on

nyu

wun

8

met

er.

Pem

bel

i:

Ngg

ih.

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.3

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

ped

agan

g

sebag

ai

pen

utu

r

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun,

sedan

gka

n m

itra

tutu

r

seora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 6

5

tahun.P

en

utu

r

ber

mak

su

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

8

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.3

0

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

prn

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

aber

usi

a

sekit

ar 6

5

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Ped

agan

g

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 3

7

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a 65

tahun

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

Mem

ber

i

info

rmas

i se

cara

rinci

.

(Ket

eran

gan

:

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

tapla

k

dan

mem

bel

i

seban

yak

8 m

eter

.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

d

mem

bel

i

tapla

k

sebayak

8

met

er.

Ked

uan

ya

ber

lata

rbe

lakan

g

buday

a

Jaw

a

sehin

gga

per

tutu

ran

dom

inan

men

ggun

akan

bah

asa

Jaw

a.

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

tapla

k m

eja.

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

man

tol.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

Mit

ra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

tapla

k

mej

a.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

bah

wa

tapla

k

ters

edia

dua

moti

f

dan

mem

per

sil

akan

kep

ada

mit

ra t

utu

r

untu

k

mem

ilih

moti

f yan

g

sesu

ai.

Kem

udia

n

mit

ra t

utu

r

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.3

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ingin

mem

bel

i

man

tol

pla

stik

yan

g

har

gan

ya

Rp6000

,0

0, te

tapi

ket

erse

dia

an m

anto

l

ters

ebut

di

toko

kel

onto

ng

tidak

ters

edia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

13.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

mer

espon

apa

yan

g

dim

aksu

d

pen

utu

r.

Key

:

pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

sopan

.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santu

n.

(SP

EA

KI

dan

pen

yap

a

tidak

jad

i

mem

bel

i

man

tol

yan

g

dii

ngin

kan

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

tapla

k

mej

a.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

dan

non-v

erbal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

NG

) pes

apa

mem

ber

ik

an r

espon

den

gan

men

gh

am

pir

i

pen

yap

a

hen

dak

mem

ber

ik

an a

lter

atif

pil

ihan

lain

.

2

9 .

Pem

bel

i:

Mbak

ada

man

tol

pla

stik

?

Ped

agan

g:

Sik

enam

ribuan

po?

Pem

bel

i:

Iya

Mbak

.

Ped

agan

g:

Hab

is e

Mbak

.

Pem

bel

i:

Yaa

ah,

yau

dah

Mbak

mak

asih

.

Ped

agan

g:

Sori

ya

Mbak

,

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.2

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

8

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

8

tahun.

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.2

0

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1.

Pen

yap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

a

n s

eora

ng

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

8

tahun

ber

per

an

sebag

ai

pen

yap

a

dan

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

men

anya

kan

ket

erse

di

aan

man

tol

pla

stik

,

teta

pi

stok

man

tol

ters

ebut

sedan

g

hab

is

dan

tid

ak

jadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

duru

ng

teka

e.

Pem

bel

i:

San

te

Mbak

.

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d i

ngin

mem

bel

i

man

tol

pla

stik

yan

g

har

gan

ya

Rp6000,0

0, te

tapi

ket

erse

dia

an m

anto

l

ters

ebut

di

toko

kel

onto

ng

tidak

ters

edia

dan

pen

yap

a

tidak

jad

i

mem

bel

i

man

tol

yan

g

dii

ngin

ka

n.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

man

tol

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a

sekit

ar 2

8

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

man

tol.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

y

a untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

man

tol.

sebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran

2.

Konte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g

dan

pem

bel

i

yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.2

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

ak

an b

ahas

a

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran

. P

enyap

a

ingin

mem

bel

i

man

tol

pla

stik

yan

g

mem

bel

i

man

tol

yan

g

dii

ngin

ka

n.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

mem

bel

i

man

tol.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.2

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

(OO

EM

UB

I

CA

RA

)

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

mem

aham

i

seti

ap

per

tutu

ran.

Gen

res:

per

tutu

ran

den

gan

dia

log

den

gan

ragam

santa

i.

(SP

EA

KI

NG

)

har

gan

ya

Rp6000

,0

0, te

tapi

ket

erse

dia

an m

anto

l

ters

ebut

di

toko

kel

onto

ng

tidak

ters

edia

dan

pen

yap

a

tidak

jad

i

mem

bel

i

man

tol

yan

g

dii

ngin

kan

.

3.

Tuju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r

ingin

mem

bel

i

man

tol.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

a

kan

bah

asa

ver

bal

dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

non-v

erbal

mel

alui

resp

on

dar

i

par

tisi

pan

.

5.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

yak

ni

pes

apa

mem

ber

ik

an r

espon

den

gan

men

gh

am

pir

i

pen

yap

a

hen

dak

mem

ber

ik

an a

lter

atif

pil

ihan

lain

.

3

0 .

Pem

bel

i:

Jam

din

din

gn

y

a ti

ga

tuju

h l

ima

sete

ngah

udah

sam

a

bat

erai

ne

bel

um

Mbak

?

Pen

utu

ran

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

.

Anta

ra

seora

ng

pem

bel

i

Kon

tek

s

Sosi

al

O1(P

enu

tur:

se

ora

ng

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

.

- K

on

tek

s

Ku

ltu

ral

Set

tin

g:

Di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

.

Part

icip

an

ts:

Kon

tek

s

Sit

uasi

on

al

1. P

enyap

a:

Pem

bel

i

mer

upak

an

seora

ng p

ria

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

ber

per

an

Mem

ber

i

info

rmas

i ri

nci

.

(Ket

eran

gan

:

Pen

utu

r

men

anya

kan

pad

a

mit

ra

tutu

r

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

Ped

agan

g:

Udah

Mas

.

Pem

bel

i:

Min

ta

empat

tap

i

sik

war

nan

e

bed

a

Mbak

.

Ped

agan

g:

Oke

sebag

ai

pen

yap

a

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun,

sedan

gka

n p

esap

a

adal

ah

seora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun.

Pen

yap

a

ber

mak

su

d i

ngin

mem

bel

i

jam

din

din

g,

pen

yap

a

men

anyak

an p

ada

ped

agan

g

har

ga

tert

era

apak

ah

sudah

term

asuk

O2(M

itra

Tu

tur)

: se

ora

ng

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

.

Em

osi

:

senan

g d

an

ram

ah, kar

ena

par

tisi

pan

sudah

men

get

ahui

lata

r bel

akan

g

mas

ing-

mas

ing

sehin

gga

tim

bul

rasa

ker

amah

an

dan

kea

kra

ban

.

Mak

sud

:

mit

ra t

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i ja

m

din

din

g..

A (

O3):

-

Uru

tan

bic

ara

: O

1

mem

ula

i

pem

bic

araa

n

Ter

dap

at

dua

par

tisi

pan

,

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a dan

pem

bel

i

ber

jenis

kel

amin

pri

a

ber

usi

a

sekit

ar 3

0

tahun

sebag

ai

mit

ra t

utu

r

ber

lata

r

bel

akan

g

buday

a

Jaw

a.

En

d:

pen

utu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

jam

sebag

ai

pen

yap

a d

an

ped

agan

g

ber

jenis

kel

amin

wan

ita

ber

usi

a 37

tahun s

ebag

ai

pes

apa

dal

am

per

tutu

ran.

2.K

onte

ks

per

tutu

ran

ber

upa

dia

log

anta

ra

ped

agan

g d

an

pem

bel

i yan

g

terj

adi

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

den

gan

suas

ana

santa

i dan

men

gun

akan

bah

asa

lisa

n

dal

am

per

tutu

ran.

Pen

yap

a

ber

mak

sud

ingin

mem

bel

i ja

m

din

din

g,

pen

yap

a

men

anyak

an

terk

ait

jam

din

din

g

yan

g

dim

ksu

d

kan

pen

utu

r.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

bat

erai

ny

a at

au

bel

um

dan

tern

yat

a

har

ga

yan

g

tert

era

sudah

term

asuk

ban

tera

i

jam

din

din

g.

kem

udia

n

dir

espon o

leh

O2 d

an

diu

lang

seca

ra

ber

gan

tian

.

Bab

: m

itra

tutu

r

ber

mak

sud

mem

bel

i

ber

as s

epulu

h

kil

ogra

m d

an

lili

n b

iasa

.

Inst

rum

en:

per

tutu

ran

men

ggun

akan

bah

asa

lisa

n.

Cit

ara

sa:

ragam

bah

asa

info

rmal

.

Ad

egan

tutu

r: T

erja

di

di

toko

kel

onto

ng

pukul

11.3

0

WIB

.

Reg

iste

r:

per

tutu

ran

terj

adi

den

gan

dia

log s

ecar

a

langsu

ng.

Atu

ran

:

Bah

asa

sopan

din

din

g.

Act

Seq

uen

ce:

Pen

utu

r

men

yat

aka

n l

angsu

ng

mak

sudn

y

a untu

k

ber

mak

sud

mem

bel

i

ber

as

sepulu

h

kil

ogra

m

dan

lil

in

bia

sa.

Key

: pen

utu

r

men

utu

rka

n d

engan

akra

b.

Inst

rum

en

tali

ties

:

per

tutu

ran

men

ggun

a

kan

bah

asa

lisa

n.

Norm

s:

Ked

ua

pen

utu

r

ber

tutu

r

seca

ra

ber

gan

tian

untu

k

pad

a

ped

agan

g

har

ga

tert

era

apak

ah s

ud

ah

term

asuk

bat

erai

nya

atau

bel

um

dan

ter

nyat

a

har

ga

yan

g

tert

era

sud

ah

term

asuk

ban

tera

i ja

m

din

din

g.

3.T

uju

an

per

tutu

ran

ters

ebut

pen

utu

r in

gin

mem

bel

i ja

m

din

din

g.

4. T

utu

ran

sebag

ai

tindak

an,

par

tisi

pan

men

ggun

akan

bah

asa

ver

bal

dan

non-

ver

bal

mel

alui

resp

on d

ari

par

tisi

pan

.

4.

Tutu

ran

sebag

ai

tidak

ver

bal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: KAJIAN PRAGMATIK KONTEKS EKSTRALINGUISTIK ...analisis OOEMAUBICARA, konteks sosietal menggunakan komponen analisis OOEMAUBICARA, konteks kultural menggunakan elemen SPEAKING, dan konteks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI