identitas nasional

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Identitas nasional secara terminologis adalah suatu cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa ataulebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional. Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. B. Rumusan masalah 1) Apa pengertian identitas nasional? 2) Apa faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?

description

aa

Transcript of identitas nasional

Page 1: identitas nasional

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa

yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan

perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-

sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan

hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas nasional

suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa ataulebih populer disebut

dengan kepribadian suatu bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan

nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang

kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu

kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan tujuan dapat

memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di terapkan dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Rumusan masalah

1)    Apa pengertian identitas nasional?

2)    Apa faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?

3)    Apa yang dimaksud pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?

4) Bagaimana pemberdayaan identitas nasional indonesia?

5) Deskripsikan sejarah paham kelahiran nasionalisme Indonesia yg berwawasan parokhial?

6)   Bagaimana karakteristik indentitas nasional Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1)      Mengetahui pengertian identitas nasional

2)      Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

3)      Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional

4)      Mengetahui pemberdayaan identitas nasional indonesia

5)      Mengetahui sejarah paham kelahiran nasionalisme Indonesia yg berwawasan parokhial

6)      Mengetahui karakteristik indentitas nasional Indonesia

Page 2: identitas nasional

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu

bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan

pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas

sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.

Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu

memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim

hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.

Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut

terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana

dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri

suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar

psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh

karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya  senantiasa memiliki

suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia

tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah

kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor

biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku

tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang

sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian

adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia

lain (Ismaun, 1981: 6).

Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya adalah

bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar

manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup

bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu “kesatuan nasional”. Para tokoh

besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat kepribadian bangsa tersebut adalah

dari beberapa disiplin ilmu, antara lain antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-tokoh

tersebut antara lain Margareth Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.

Page 3: identitas nasional

B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan

sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas

nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa

Indonesia  meliputi :

1.      Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.

2.      Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa

Indonesia (Suryo, 2002).

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan

yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di

Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial

dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut

mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,

melalui interaksi berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai

faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa

beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di

Indonesia pada awal abad XX.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The Power

of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu

bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu faktor primer, faktor

pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial,

bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai

macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan

meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut tidak

menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal

Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan

bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini

bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan 

bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Pembentukan

identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi

bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat

diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan

bangsa dan Negara Indonesia. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika

yang resmi, tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa

Page 4: identitas nasional

Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga

bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula

menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa

meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan. Faktor keempat, meliputi

penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. 

Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan

dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan,

dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan

merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat

perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk

memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas

nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia

mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu pembentukan identitas

nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya,

etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang

cukup panjang.

C. Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki

sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme modern, diletakkanlah

prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang diangkat dari filsafat

hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia , yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu

prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara

berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai

esensial yang terkandung dalam Pancasila  yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,

Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa

Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan

nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara

lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,

kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik kulminasi

sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri,

Page 5: identitas nasional

membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang

kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu

akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga

merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang

dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.

D. Sejarah Paham Kelahiran Nasionalisme Indonesia yg Berwawasan Parokhial:

1.      1908 Budi Oetomo Berbasis Sub Kultur Jawa

2.      1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert Dan Politis

3.      1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert Dan Sosial

4.      1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan Elemin Politis

Na-Sionalisme Non rasial dg selogan “ TEMPAT YANG MEMBERI NAFKAH YANG

MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI TANAH AIRNYA”

5.      1913. Indische Social Democratiche Vereniging Mengejawantahkan Nasionalisme Politik Radikal

Dan Berorientasi Marxist.

6.      1915. Trikoro Dharmo Sebagai Emberio Yong Java

7.       1918 Yong Java

8.       1925. Manifisto Politik

9.       1926. Nahdatoel Oelama (Nu)Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama Serta Pergerakan Lain Seperti Sub

Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong Selebes Yang Melahiorkan Pergerakan

Nasionalisme Yg Berjati Diri Indonmesianess

10.  1928 . Soempah Pemoeda 28 Okt 1928

11. 1931. Indonesia Muda

E.    Karakteristik Indentitas Nasional

a. Unsur Identitas Pancasila dengan Rohnya Bhineka Tunggal Ika

         Nilai-Nilai Yg Hidup Dalam Berbagai Masyarakat

         Menyangkut Sopan Santun

         Tata pergaulan Termasuk Bidang Agama Serta

         Moral

         Adat Istiadat

         Budaya

Page 6: identitas nasional

b. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional

Menjelang tahun 1997 indonesia terjadi krisis nilai, moral disusul krisis ekonomi dan

politik sehingga indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sisni timbul suatu pergerakan

semacam social terorisme. Lalu 1998 puncak krisis sehingga timbul penjarahan massal.

Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg diaktualisasikan dalam bergagai

kehidupan dan berbangsa. AKTUALISASI ini untuk menegakkan pancasila dan uud 45

sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan uud 45 terutama alinea ke 4.

F.    Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia

1.  Tantangan Globalisasi 

Bersifat sentrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal

a.       Eksternal

Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan neolibralisme dan

kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan melalui konfrensi internasional :

WTO APEC. AFTA dan bentuk kesepakatan yang lain yang berhubungan dengan

perekonomian, sosial dan politik yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari segi

ekonomi, sosial, politik.

b.      Internal

Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh infra struktur

mental yang kondusif. Ernest Renan dalam bukunya qu’est ceqy’une nation

menyatakan bahwa hakikat nasionalisme itu le desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup

bersama) bertumpu pada kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual ‘une ame,un

prinsipe spirituel’ yang berakar pada kepahlawanan masa lalu yang tumbuh karena ada

kesamaan penderitaan dan kemuliaan dimasa lalu.

2.      Hilangnya Identitas Nasional Yang Tidak Pernah Ada 

Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan Suharto

(1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi kebudayaan.

Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila. Penguasa-penguasa

Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman Wahid (2000-2001), Megawati

(2001-kini) tidak sempat memformula identitas bangsa karena periiode kekuasaannya yang

singkat, lagipula mereka didera oleh masalah krisis kekuasaan. Sebagai penguasa seumur

jagung sungguh tak banyak yang mereka dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat

mengidentifikasi dirinya pada peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita

karena subjek identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila pada

Page 7: identitas nasional

Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto terobsesi pada Mataram

pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaan-kerajaan yang mereka jadikan acuan itu,

apalagi Mataram, tidak pernah mengendalikan Nusantara.

     Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah “disuruh” menangis tersedu

sedan seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres Pemuda II sumpah itu

disusun dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula dapat dikatakan itu adalah saat

kelahiran jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori Hindia Belanda sendiri baru tercapai

setelah korte verklarieng van Hentz tahun 1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan.

Tentu saja Indonesia sebagai suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng

van Hentz.

Mencari “puncak” Ki Hajar

Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-gedung di Jakarta, ataukah pada

cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop Indonesia. Mungkin pada koreografi Inul

kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa, bukan pula Indonesia. Formula ini verbalistik belaka,

tak dapat lagi diperjelas, apalagi dirinci. Tingallah formula ini sebagai mantra yang dituliskan

di pelbagai makalah kebudayaan, dan dibaca-baca dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan,

budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan Nasional dan budayawan daerah.

Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional bila secara phisik pindah ke

Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media Jakarta. Biasa pusat-daerah

mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era reformasi. Jauh mendaki namun “puncak” Ki

Hajar tak kunjung bersua. Karena tidaklah begitu mudah mengidentifikasi gunung

kebudayaan “daerah”, mana yang puncak, mana yang tebing, dan mana pula kakinya bukan

sesuatu yang sederhana untuk ditentukan, lagi pula apa keperluannya. ornamen politik (dan

kebudayaan) Manipol-Usdek, tinggallah yang tersisa sampai sekarang sebuah nama gang di

Kampung Duri, Jakarta-Barat, yaitu Gg. Usdek. 

Page 8: identitas nasional

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu

memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah sistem

hukum/perundang – undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.

Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada empat, yaitu faktor  primer,

faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat faktor tersebut pada dasarnya

tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah

berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan

bangsa lain.

Page 9: identitas nasional

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama.

Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan Kepribadian melalui

Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU – University Press, Jakarta.

Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas Pengembangan

Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.

Ismaun, 1981, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia, Carya Remadja, Bandung.

NN, 2009; Kompetensi Demokrasi yang Beradab melalui Pendidikan Kewarganegaraan, Graha

Ilmu, Yogyakarta.