PKN (Identitas Nasional)

35
MAKALA H IDENTITAS NASIONAL Moh. Hosni Mubarak D311 14 011 Ifan Hidayat Rusdi D311 14 013 Muh. Girang Perkasa D311 14 015 Muh. Faisal M D311 14 018 Ammar Yusnan D311 14 021 TEKNIK PERKAPALAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

description

Materi PKN

Transcript of PKN (Identitas Nasional)

Page 1: PKN (Identitas Nasional)

MAKALAHIDENTITAS NASIONAL

Moh. Hosni Mubarak D311 14 011

Ifan Hidayat Rusdi D311 14 013

Muh. Girang Perkasa D311 14 015

Muh. Faisal M D311 14 018

Ammar Yusnan D311 14 021

TEKNIK PERKAPALAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN2015

Page 2: PKN (Identitas Nasional)

KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

tentang IDENTITAS NASIONAL ini dengan baik meskipun banyak kekurangan

didalamnya.  Makalah ini telah dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai sumber

untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan

makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua sumber yang telah memberikan informasi dalam penyusunan

makalah ini.  

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari pengaruh

globalisasi terhadap identitas nasional, dan juga bagaimana cara menyikapi hal-hal

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai nilai-nilai yang terkandung pada

identitas nasional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini

terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap

adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa

yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang

membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun

orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan

kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan di masa depan.

Gowa ,3 Oktober 2015

Penyusun

Page 3: PKN (Identitas Nasional)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu

bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.

Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan

memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter

dari bangsa tersebut. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagai mana

di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan

dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu

bangsa.

Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai

persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak

atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu

wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

Dalam penyusunan makalah ini digunakan untuk mengangkat tema dengan

tujuan dapat memmbantu mengatasi masalah tentang identitas nasional dan dapat di

terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1.2  Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud identitas nasional?

2. faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?

3. Apa hubungan pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional ?

4. Apa yang dimaksud pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?

5. Bagaimana karakteristik indentitas nasional Indonesia?

Page 4: PKN (Identitas Nasional)

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetaui apa yang dimaksud dengan identitas nasional

2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

3. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas

nasional

4. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional

5. Dengan adanya makalah ini diharapkan warga Indonesia mampu membuka

pola fikir dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai

identitas nasional.

Page 5: PKN (Identitas Nasional)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional

Identitas memiliki arti yakni ciri, tanda yang melekat pada sesuatu hal yang mana

hal tersebut mampu dibedakan dengan suatu hal yang lain. Dalam konteks

Antropologi, identitas diartikan sebagai sifat khas yang menerangkan dan sesuai

dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri atau negara

sendiri. Sedangkan kata nasional dalam kamus besar Bahasa Indonesia, merupakan

identitas yang melekat pada kelompok kelompok yang lebih besar yang diikat oleh

kesamaan – kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik

seperti keinginan, cita–cita dan tujuan.

Dalam konsep berbangsa dan bernegara Indonesia, identitas nasional berarti hasil

dari perjalanan sejarah suatu budaya, kebiasaan , serta beragam nilai-nilai yang dianut

oleh bangsa Indonesia dari masa lampau yang seiring berjalannya waktu terhimpun

menjadi kesatuan yang disebut dengan Bhineka Tunggal Ika.

Identitas nasional bukan berarti hanya dalam konteks berbudayanya saja namun

juga wujud fisik dari bangsa tersebut, misalnya identitas fisik bangsa Indonesia

seperti ukuran tubuh, warna kulit, bentuk wajah, dsb. Identitas nasional bukan

merupakan sesuatu yang statis, dimana dalam pembentukannya identitas merupakan

hasil dari penghimpunan seluruh nilai-nilai dan budaya yang dianut bangsa ini dari

masa ke masa. Berarti identitas nasional bisa menjadi sesuatu yang dinamis sesuai

dengan perkembangan jaman. Karena identitas nasional dapat berubah seiring waktu.

Dengan dinamisnya suatu identitas nasional maka dapat dilihat sekarang bangsa

Indonesia mengalami krisis identitas nasional. Dimana rasa nasionalisme mulai

memudar, bahkan ada kecenderungan tidak lagi mempercayai dasar dasar yang

membentuk bangsa ini. Nasionalisme merupakan suatu situasi kejiwaan dimana

kesetiaan seseorang secara total diabdikan kepada negara dan bangsa atas nama

sebuah bangsa. Untuk menjaga suatu identits nasional, rasa nasionalisme harus selalu

Page 6: PKN (Identitas Nasional)

ditegakkan karena nasionalisme yang kuat akan membentuk negara yang kuat

menghadapi gejolak yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Memiliki

rasa nasionalisme yang tinggi bukan berarti menjadi suatu bangsa yang menutup diri

akan tetapi menjadi negara yang mampu memilih kebudayaan yang masuk di

Indonesia nantinya akan berdampak buruk bagi Indonesia atau tidak. Serta mampu

mempertahankan kebudayaan kebudayaan yang mungkin akan direnggut oleh bangsa

lain seperti yang terjadi dewasa ini.

“Identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh

suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan

memiliki identitas sendidri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta

karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang

terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka

sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban

serta pembagian kerja berdasarkan profesi.

Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa

tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional”

sebagaimana dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat

dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai

kepribadian suatu bangsa.

Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari

pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia

lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya 

senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang

membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada

umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah

keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang

mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap,

Page 7: PKN (Identitas Nasional)

sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut

berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin

pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia   lain

(Ismaun, 1981: 6).

Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa, maka persoalannya

adalah bagaimana pengertian suatu bangsa itu. Bangsa pada hakikatnya adalah

sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan watak atau karakter yang

kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai

suatu “kesatuan nasional”. Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang

hakikat kepribadian bangsa tersebut adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain

antropologi, psikologi dan sosiologi. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Margareth

Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner.

B. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta

keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung

kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor yang mendukung

kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia  meliputi :

1.      Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.

2.      Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang

dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).

Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah

kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi

antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan

demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis

yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan

bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di

dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses

pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitas bangsa

Page 8: PKN (Identitas Nasional)

Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal

abad XX.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The

Power of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas

nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting,

yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif. Faktor

pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi

bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah

serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan

kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan

keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal Ika.

Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan

bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam

hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

pembangunan negara dan  bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang

bersifat dinamis. Pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan

oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa

dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan

bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia.

Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi, tumbuhnya

birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Bagi bangsa Indonesia unsur

bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan kesatuan nasional, sehingga bahasa

Indonesia telah merupakan bahasa resmi negara dan bangsa Indonesia. Demikian pula

menyangkut biroraksi serta pendidikan nasional telah dikembangkan sedemikian rupa

meskipun sampai saat ini masih senantiasa dikembangkan. Faktor keempat, meliputi

penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif

rakyat.  Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain

sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat

Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam

memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam

Page 9: PKN (Identitas Nasional)

membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan,

menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan

kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan

identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum

bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu

pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya

seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan

dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.

A. SEJARAH IDENTITAS NASIONAL

Sejarah pembentukan identitas nasional tidak dapat dilepaskan

dengan perkembangan nasionalisme yang berkembang di Barat yang kemudian

mengalir sebagai sebuah semangat baru bagi bangsa-bangsa terjajah di Asia dan

Afrika. Kontribusi kaum terpelajar Indonesia yang sempat

mengenyam pendidikan di Barat telah menambah energi bagi pergerakan nasional

Indonesia yang berujung pada terbentuknya kesadaran bersama sebagai bangsa

Indonesia.

Sadar atas penderitaandan penindasan memunculkan bentuk-bentuk  perlawanan

bangsa yang mulanya bersifat lokal kemudian bersifat nasional. Perjuangan

tersebut dibagi menjadi 2 masa yaitu :

a. Perjuangan sebelum 1908

Perjuangan di masa ini masih bersifat kedaerahan, lokal dan dilakukan oleh

sejumlah kerajaan dengan maksud menghalau penjajah dari wilayahnya.

b. Perjuangan setelah1908

Perjuangan pada zaman ini mulai muncul kesadaran untuk

membebaskan bangsa dari penjajah dan mendirikan negara merdeka. Faktor-

Page 10: PKN (Identitas Nasional)

faktor yang menimbulkan kesadaran nasional yakni faktor dari dalam

(keadaan tertindas, terbelakang, dan penderitaan) dan faktor luar (kemenangan

Jepang atas Rusia dan gerakan merdeka di Negara tetangga) Bangkitnya

kesadaran bangsa Indonesia ditandai dengan tumbuhnya berbagai organisasi

pergerakan antara lain : Budi Utomo, Sarikat Islam, Perhimpunan Indonesia,

Partai Nasional Indonesia.

B. UNSUR – UNSUR IDENTITAS NASIONAL

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.

Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur  pembentuk identitas,

yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa :

a. Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada

sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jeniskelamin. Di

Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan

tidak kurang 300 dialek bahasa. 

b. Agama : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-

agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam,

Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada

masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak

pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara

dihapuskan.

c. Kebudayaan : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara

kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan

memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau

pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda

kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Page 11: PKN (Identitas Nasional)

d. Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa

dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-

unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi

antar manusia.

C. CARA MEMPERTAHANKAN JATI DIRI BANGSA

Berikut ini adalah cara-cara mempertahankan identitas nasional :

a. Mempelajari budaya asli Indonesia

Karena banyaknya budaya yang dimiliki bangsa Indonesia maka sebagai

masyarakat kita perlu untuk mempertahankannya dengan cara mengadakan

pameran kebudayaan, event-event berskala internasional

untuk memperkenalkan budaya Indonesia sehingga budaya kita tidak diakui

sebagai budaya negara lain.

b. Mencintai produk dalam negeri

Cara terbaik untuk mencintai produk dalam negeri adalah dengan mengurangi

impor dengan cara melakukan swasembada di segala bidang. Dengan

demikian akan merangsang para produsen local untuk meningkatkan

produktivitas mereka untuk memenuhi kebutuhan dalamnegeri.

c. Memupuk kesadaran untuk mengejar ketertinggalan karena Indonesia

merupakan negara berkembang maka masih banyak hal-hal yang perlu

dikembangkan untuk mengikuti pekembangan zaman dan sebagai usaha untuk

menjadi negara maju.

Page 12: PKN (Identitas Nasional)

D. HAL – HAL YANG MELUNTURKAN JATI DIRI BANGSA

Hal-hal yang melunturkan identitas nasional

a. Globalisasi

Semakin mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia maka akan

mengikis budaya dalam negeri. Maka untuk mencegahnya kita harus

memfilter budaya yang masuk dan yang sesuai dengan budaya lokal.

E. PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN DAN IDENTITAS

NASIONAL

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional,

memiliki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa

lain di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme

modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam hidup

berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri

bangsa, yang diangkat dari filsafat hidup atau pandangan hidup bangsa Indonesia ,

yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu

Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup

yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Nilai-nilai esensial yang terkandung

dalam Pancasila  yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta

Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia

sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan

nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa,

antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional

pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928.

Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan

identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara Indonesia tercapai

pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu

kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia

yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur

Page 13: PKN (Identitas Nasional)

identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah

terbentuknya bangsa Indonesia.

F. Sejarah Paham Kelahiran Nasionalisme Indonesia yg Berwawasan

Parokhial:

1.      1908 Budi Oetomo Berbasis Sub Kultur Jawa

2.      1911 Sarikat Dagang Islam Kaum Entrepeneur Islam Bersifat Ekstrovert Dan

Politis

3.      1912. Muhammadiya Dari Subkultur Islam Modernis Bersifat Introvert Dan

Sosial

4.      1912. Indische Party Dari Sub Kultur Campuran, Yg Memncerminkan Elemin

Politis

Na-Sionalisme Non rasial dg selogan “ TEMPAT YANG MEMBERI NAFKAH YANG

MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI TANAH AIRNYA”

5.      1913. Indische Social Democratiche Vereniging Mengejawantahkan

Nasionalisme Politik Radikal Dan Berorientasi Marxist.

6.      1915. Trikoro Dharmo Sebagai Emberio Yong Java

7.       1918 Yong Java

8.       1925. Manifisto Politik

9.       1926. Nahdatoel Oelama (Nu)Dari Sub Kultur Santri Dan Ulama Serta

Pergerakan Lain Seperti Sub Ethnis Jong Ambon, Jong Sumatwera, Jong Selebes

Yang Melahiorkan Pergerakan Nasionalisme Yg Berjati Diri Indonmesianess

10.  1928 . Soempah Pemoeda 28 Okt 1928

11.  1931. Indonesia Muda

G. KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL

Bangsa memiliki 2 konsep, yaitu Cultural unity (identitas suku bangsa) dan

political unity (identitas kebangsaan)

Page 14: PKN (Identitas Nasional)

a. Cultural Unity

Cultural unity merujuk pada bangsa dalam pengertian kebudayaan

atau bangsa dalam arti sosiologis antropoligis. Cultural unity disatukan

olehadanya kesamaan ras, suku, agama, adat dan budaya, keturunan dan

daerah asal. Unsur-unsur ini menjadi identitas kelompok bangsa

yang bersangkutan sehingga bisa dibedakan dengan bangsa lain. Identitas

yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih bersifat ascribtife (sudah

ada sejak lahir), bersifat alamiah/bawaan, primer dan etnik. Identitas

kesukubangsaan dapat diketahui dari sisi budaya orang yang bersangkutan.

Setiap anggota cultur unity memiliki kesetiaan atau loyalitas pada

identitasnya. Misalnya, setia pada suku, agama, budaya, kerabat, daerah asal

dan bahasanya. Identitas ini sering disebut sebagai identitas kelompok atau

identitas primordial. Dalam hal ini loyalitas pada primodialnya memiliki

ikatan emosional yang kuat serta melahirkan solidaritas erat. 

b. Political Unity

Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,

yaitu bangsa-negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan bangsa

tersebut untuk bernegara namun dewasa ini negara yang relatif homogen yang

hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak terjadi. Negara baru perlu

menciptakan identitas yang baru pula untuk bangsanya yang disebut juga

sebagai identitas nasional. Identitas kebangsaan merupakan kesepakatan dari

banyak bangsa didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder,

etis dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa nasional,

lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional dan ideologi nasional.

a. Unsur Identitas Pancasila dengan Rohnya Bhineka Tunggal Ika

·         Nilai-Nilai Yg Hidup Dalam Berbagai Masyarakat

Page 15: PKN (Identitas Nasional)

·         Menyangkut Sopan Santun

·         Tata pergaulan Termasuk Bidang Agama Serta

·         Moral

·         Adat Istiadat

·         Budaya

b. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional

Menjelang tahun 1997 indonesia terjadi krisis nilai, moral disusul krisis ekonomi dan

politik sehingga indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sisni timbul suatu

pergerakan semacam social terorisme. Lalu 1998 puncak krisis sehingga timbul

penjarahan massal.

Hakikat identitas nasional indonesia adalah pancasila yg diaktualisasikan dalam

bergagai kehidupan dan berbangsa. AKTUALISASI ini untuk menegakkan pancasila

dan uud 45 sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan uud 45 terutama alinea ke 4.

H. Pemberdayaan Identitas Nasional Indonesia

1.  Tantangan Globalisasi 

Bersifat sentrifugal bersumber pada faktor Eksternal dan internal

a.       Eksternal

Berkembangnya proses globalisasi yang melahirkan

neolibralisme dan kapitalisme. Hal ini dimulai berbagai kesepakatan

melalui konfrensi internasional : WTO APEC. AFTA dan bentuk

kesepakatan yang lain yang berhubungan dengan perekonomian, sosial

dan politik yg dapat menindas masyarakat lemah baik dari segi

ekonomi, sosial, politik.

b.      Internal

Terjadinya KKN kebebasan demokrasi tidak ditunjang oleh

infra struktur mental yang kondusif. Ernest Renan dalam bukunya

qu’est ceqy’une nation menyatakan bahwa hakikat nasionalisme itu le

desire vivre ensemble (keinginan untuk hidup bersama) bertumpu pada

Page 16: PKN (Identitas Nasional)

kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip spiritual ‘une ame,un prinsipe

spirituel’ yang berakar pada kepahlawanan masa lalu yang tumbuh

karena ada kesamaan penderitaan dan kemuliaan dimasa lalu.

2.      Hilangnya Identitas Nasional Yang Tidak Pernah Ada 

Dua orang penguasa Indonesia yang paling kuat, Sukarno (1945-1966) dan

Suharto (1966-1998) berupaya keras merumuskan identitas Indonesia dari segi

kebudayaan. Keduanya secara sederhana memformula hal itu dalam Pancasila.

Penguasa-penguasa Indonesia berikutnya, Habibie (1998-2000), Abdurrahman

Wahid (2000-2001), Megawati (2001-kini) tidak sempat memformula identitas

bangsa karena periiode kekuasaannya yang singkat, lagipula mereka didera oleh

masalah krisis kekuasaan. Sebagai penguasa seumur jagung sungguh tak banyak

yang mereka dapat lakukan. Jika bangsa Irak sekarang dapat mengidentifikasi

dirinya pada peradaban Babylonia, tidaklah demikian halnya dengan kita karena

subjek identifikasi itu yang tidak pernah ada. Mr. Muhammad Yamin tergila-gila

pada Majapahit, Sukarno menfavoritkan Sriwijaya dan Majapahit, Suharto

terobsesi pada Mataram pasca Giyanti 1755. Namun sesungguhnya kerajaan-

kerajaan yang mereka jadikan acuan itu, apalagi Mataram, tidak pernah

mengendalikan Nusantara.

Di zaman Menpora Abdul Gafur siswa-siswa sekolah “disuruh” menangis

tersedu sedan seraya membaca teks Sumpah Pemuda, tetapi di Kongres Pemuda

II sumpah itu disusun dalam suasana biasa-biasa saja, dan tidaklah pula dapat

dikatakan itu adalah saat kelahiran jabang bayi Indonesia. Penyatuan teritori

Hindia Belanda sendiri baru tercapai setelah korte verklarieng van Hentz tahun

1904. Proses penyatuan teritori lewat kekerasan. Tentu saja Indonesia sebagai

suatu entitas kebudayaan di luar jangkauan korte verklarieng van Hentz.

Mencari “puncak” Ki Hajar

Identitas Nasional sulit dikenali, apakah pada gedung-gedung di Jakarta,

ataukah pada cara berpakaian kaum elit, atau pada lagu-lagu pop Indonesia.

Page 17: PKN (Identitas Nasional)

Mungkin pada koreografi Inul kita dapatkan asli pesisir, tapi itu Jawa, bukan pula

Indonesia. Formula ini verbalistik belaka, tak dapat lagi diperjelas, apalagi

dirinci. Tingallah formula ini sebagai mantra yang dituliskan di pelbagai makalah

kebudayaan, dan dibaca-baca dalam setiap pidato kebudayaan. Syahdan,

budayawan pun terstratifikasi menjadi budayawan Nasional dan budayawan

daerah. Budayawan daerah terpromosi sebagai budayawan Nasional bila secara

phisik pindah ke Jakarta atau banyak menulis, atau diwawancara, oleh media

Jakarta. Biasa pusat-daerah mestinya tak layak mengemuka lagi dalam era

reformasi. Jauh mendaki namun “puncak” Ki Hajar tak kunjung bersua. Karena

tidaklah begitu mudah mengidentifikasi gunung kebudayaan “daerah”, mana

yang puncak, mana yang tebing, dan mana pula kakinya bukan sesuatu yang

sederhana untuk ditentukan, lagi pula apa keperluannya. ornamen politik (dan

kebudayaan) Manipol-Usdek, tinggallah yang tersisa sampai sekarang sebuah

nama gang di Kampung Duri, Jakarta-Barat, yaitu Gg. Usdek. 

I. SEJARAH IDENTITAS NASIONAL

Sejarah pembentukan identitas nasional tidak dapat dilepaskan

dengan perkembangan nasionalisme yang berkembang di Barat yang kemudian

mengalir sebagai sebuah semangat baru bagi bangsa-bangsa terjajah di Asia dan

Afrika. Kontribusi kaum terpelajar Indonesia yang sempat

mengenyam pendidikan di Barat telah menambah energi bagi pergerakan

nasional Indonesia yang berujung pada terbentuknya kesadaran bersama sebagai

bangsa Indonesia.

Sadar atas penderitaandan penindasan memunculkan bentuk-bentuk  perlawanan

bangsa yang mulanya bersifat lokal kemudian bersifat nasional. Perjuangan

tersebut dibagi menjadi 2 masa yaitu :

c. Perjuangan sebelum 1908

Perjuangan di masa ini masih bersifat kedaerahan, lokal dan dilakukan oleh

sejumlah kerajaan dengan maksud menghalau penjajah dari wilayahnya.

Page 18: PKN (Identitas Nasional)

d. Perjuangan setelah1908

Perjuangan pada zaman ini mulai muncul kesadaran untuk

membebaskan bangsa dari penjajah dan mendirikan negara merdeka. Faktor-

faktor yang menimbulkan kesadaran nasional yakni faktor dari dalam

(keadaan tertindas, terbelakang, dan penderitaan) dan faktor luar (kemenangan

Jepang atas Rusia dan gerakan merdeka di Negara tetangga) Bangkitnya

kesadaran bangsa Indonesia ditandai dengan tumbuhnya berbagai organisasi

pergerakan antara lain : Budi Utomo, Sarikat Islam, Perhimpunan Indonesia,

Partai Nasional Indonesia.

J. UNSUR – UNSUR IDENTITAS NASIONAL

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.

Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur  pembentuk identitas,

yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa :

e. Suku Bangsa : adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada

sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jeniskelamin. Di

Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kclompok etnis dengan

tidak kurang 300 dialek bahasa. 

f. Agama : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-

agama yang tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam,

Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada

masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, tetapi sejak

pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara

dihapuskan.

Page 19: PKN (Identitas Nasional)

g. Kebudayaan : adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara

kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan

memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau

pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda

kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

h. Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa

dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-

unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi

antar manusia.

K. CARA MEMPERTAHANKAN JATI DIRI BANGSA

Berikut ini adalah cara-cara mempertahankan identitas nasional :

a. Mempelajari budaya asli Indonesia

Karena banyaknya budaya yang dimiliki bangsa Indonesia maka sebagai

masyarakat kita perlu untuk mempertahankannya dengan cara mengadakan

pameran kebudayaan, event-event berskala internasional

untuk memperkenalkan budaya Indonesia sehingga budaya kita tidak diakui

sebagai budaya negara lain.

b. Mencintai produk dalam negeri

Cara terbaik untuk mencintai produk dalam negeri adalah dengan mengurangi

impor dengan cara melakukan swasembada di segala bidang. Dengan

demikian akan merangsang para produsen local untuk meningkatkan

produktivitas mereka untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

c. Memupuk kesadaran untuk mengejar ketertinggalan karena Indonesia

merupakan negara berkembang maka masih banyak hal-hal yang perlu

Page 20: PKN (Identitas Nasional)

dikembangkan untuk mengikuti pekembangan zaman dan sebagai usaha

untuk menjadi negara maju.

L. HAL – HAL YANG MELUNTURKAN JATI DIRI BANGSA

Hal-hal yang melunturkan identitas nasional

b. Globalisasi

Semakin mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia maka akan

mengikis budaya dalam negeri. Maka untuk mencegahnya kita harus

memfilter budaya yang masuk dan yang sesuai dengan budaya lokal.

c. Perkembangan Teknologi

Semakin canggihnya teknologi yang berkembang dewasa ini. Maka jika

perkembangan teknologi tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan

mengikisidentitas nasional yang dimiliki bangsa Indonesia.

Page 21: PKN (Identitas Nasional)

BAB III

P E N U T U P

Kesimpulan

Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan

selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah

sistem hukum/perundang – undangan, hak dan kewajiban serta pembagian kerja

berdasarkan profesi.

Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada empat, yaitu faktor

primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat faktor tersebut

pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa

Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai

kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

Adapun cara mempertahankan jati diri bangsa yaitu dengan mencintai budaya

asli Indonesia, menggunakan produk dalam negeri dan menanamkan dalam diri untuk

membawa Indonesia lebih maju. Adapun hal yang dapat melunturkan identitas

nasional ialah globalisasi dan perkembangan teknologi yang belum mampu disikapi

dengan bijak.

Page 22: PKN (Identitas Nasional)

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta :

Paradigma, Edisi pertama.

Syarbani Syahrial, Wahid Aliaras. 2006; Membangun Karakter dan

Kepribadian melalui Pendidikan Kewarganegaraan, UIEU – University Press,

Jakarta.

Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar

Terbatas Pengembangan Wawasan tentang Civic Education, LP3 UMY,

Yogyakarta.

Ismaun, 1981, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia, Carya

Remadja, Bandung.

NN, 2009; Kompetensi Demokrasi yang Beradab melalui Pendidikan

Kewarganegaraan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Page 23: PKN (Identitas Nasional)

IDENTITAS NASIONAL

Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh :

A.Moh. Hosni Mubarak D311 14

011

Ifan Hidayat Rusdi D311 14

013

Muh. Girang Perkasa D311 14

015

Muh. Faisal M D311 14

018

Ammar Yusnan D311 14

021

Page 24: PKN (Identitas Nasional)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015