identitas nasional ( 2012)

23
Pendidikan Kewarganegaraan Mata Kuliah Ciri Universitas Universitas Mercu Buana - Jakarta INDENTITAS NASIONAL

Transcript of identitas nasional ( 2012)

Page 1: identitas nasional ( 2012)

Pendidikan Kewarganegaraan

Mata Kuliah Ciri Universitas

Universitas Mercu Buana - Jakarta

INDENTITAS NASIONAL

Dosen :

Udjiani Hatiningrum

Page 2: identitas nasional ( 2012)

BAB III IDENTITAS NASIONAL

1. Pengertian Identitas Nasional.

Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga

menunjukkan suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Ciri-ciri

tersebut menumbuhkan karekteristik yang membedakan dengan negara lain sehinga

negara Indonesia mempunyai identitas sendiri yaitu identitas nasional Indonesia.

Identitas berasal dari kata identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang

melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam

pengertian terminologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan

sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau

negara sendiri. Kata ‘nasional’ dalam identitas nasional merupakan identitas yang

melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-

kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa maupun nonfisik seperti keinginan,

cita-cita, dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan tindakan

kelompok (collective action) yang diberi atribut nasional. Nilai-nilai budaya yang berada

dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas

nasional bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan

dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang censerung terus-menerus berkembang

karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Identitas

nasional adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam

aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang

khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya” (Wibisono

Koento: 2005).

Identitas Nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar

tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi

nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-

agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku

yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional

dengan acuan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar

1

Page 3: identitas nasional ( 2012)

dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan

perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di

dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang

aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya

dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,

moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan

di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional. Nilai-nilai budaya

yang tercermin sebagai Identitas Nasional tsb bukanlah barang jadi yang sudah selesai

dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus

menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat

pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang

terbuka, dinamis, dan dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan

dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.

Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa

pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah

ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri

negara kita dalam Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta

penjelasannya, yaitu : Pemerintah memajukan Kebudayan Nasional Indonesia “, yang diberi

penjelasan ” Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya

rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat sebagai puncak-puncak

kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa.

Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan

tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan

atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan

bangsa Indonesia “. Kemudian dalam UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah

disebutkan dalam Pasal 32 :

1) Negara memajukan kebudayan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia

dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memeliharra dan mengembangkan

nilai-nilai budaya.

2

Page 4: identitas nasional ( 2012)

2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya

nasional.

Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan

mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa

dan bagaimana kebudayaan itu dipahami.

Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang

telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya

sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan

bangsa atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah

bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki

negara juga merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang

disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.

Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional antara lain sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia

meliputi:

- Faktor Objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis;

- Faktor Subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang

dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).

2) Menurut Robert de Ventos, dikutip Manuel Castelles dalam bukunya “The Power of

Identity” (Suryo, 2002), munculnya identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil

interaksi historis ada 4 faktor penting, yaitu :

- Faktor Primer, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama, dan yang

sejenisnya;

- Faktor Pendorong, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,

lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembanguanan lainnya dalam

kehidupan bernegara;

- Faktor Penarik, mencakup modifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,

tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional;

3

Page 5: identitas nasional ( 2012)

- Faktor Reaktif, pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan

identitas nasional bangsa Indonesia yang telah berkembang dari masa

sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa

lain.

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki oleh bangsa kita untuk dapat

membedakannya dengan bangsa lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunikan-

keunikan dari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus menanamkan akan cinta tanah

air yang diwujudkan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang

telah ditetapkan serta mengamalkan nilai-nilai yang sudah tertera dengan jelas di dalam

pancasila yang dijadikan sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan

keunikan inilah, Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak dapat disamakan dengan

bangsa lain dan itu semua tidak akan pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan

dari warga Indonesia itu sendiri untuk tetap menjaga nama baik bangsanya.

2. Parameter Identitas Nasional :

Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat

digunakan untuk menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu yang

diukur adalah unsur suatu identitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma, bahasa,

adat istiadat dan teknologi, sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk seperti

geografis.

Ukuran atau patokan sesuatu jadi ciri suatu bangsa adalah sebagai berikut :

1) Identitas nasional menggambarkan pola perilaku: ramah tamah, gotong royong,

hormat kepada orang tua.

2) Lambang-lambang : Garuda Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Indonesia,

Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

3) Alat Kelengkapan / Teknologi: tempat ibadah (borobudur dll), pesawat terbang dll.

4) Tujuan yang ingin dicapai bangsa: budaya prestasi dan unggul

4

Page 6: identitas nasional ( 2012)

Unsur-unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan ukuran parameter sosiologis,

yaitu :

1) Suku bangsa (golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif);

2) Kebudayaan kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan adat istiadat yang bersifat

tidak individual) ;

3) Bahasa (simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu melambangkan arti

apapun) ;

4) Kondisi georafis (lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat dan waktu) .

Suku Bangsa :

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak

lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal

dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 (tiga ratus) suku

bangsa. Setiap suku mempunyaai adat istiadat, tata kelakuan, dan norma yang berbeda,

namun demikian beragam suku ini mampu mengintegasikan dalam suatu negara Indonesia

untuk mencapai tujuan yaitu masyarakat yang adil dan makmur.

Negara Indonesia ialah negara yang berasal dari berbagai suku bangsa, termasuk

Jawa, Sunda, Aceh, Madura, Batak, Minangkabau, Bali, dan Bugis. Kalau dilihat dari

populasi, Suku Jawa adalah suku yang paling besar di Indonesia, Suku Sunda adalah suku

terbesar kedua, Suku terbesar ketiga adalah suku Madura, Suku bangsa terbesar keempat

adalah suku Minangkabau mereka merupakan dari propinsi Sumatera Barat. Anggota suatu

suku bangsa pada umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah (patrilinial) seperti

suku bangsa Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau

menurut keduanya seperti suku Jawa.

Kebudayaan :

Kebudayaan menurut sosiologis termasuk kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

adat istiadat. Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional bukanlah sesuatu yang

bersifat individual. Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu

5

Page 7: identitas nasional ( 2012)

kebudayaan. Kebudayaan harus merupakan milik bersama dalam suatu kelompok, artinya

para warganya memiliki bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang didapat

dan dikembangkan melalui proses belajar. Hal-hal yang dimiliki bersama ini harus menjadi

sesuatu yang khas dan unik, yang tetap memperlihatkan diri diantara berbagai kebiasaan-

kebiasaan pribadi.

Kebudayaan Indonesia bisa di artikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum

terbentuknya nasional Indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh

kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia. Masyarakat Indonesia

dewasa ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat tuntutan

reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan

pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat

pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut

acuan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan orientasi baru. Tidaklah mengherankan

apabila masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah

mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan

dewasa ini.

Bahasa :

Bahasa adalah identitas nasional yang bersumber dari salah satu lambang suatu

negara. Bahasa adalah merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan

dengan hidup bersama dalam masyarakat adalah adanya bahasa. Bahasa manusia

memiliki simbol yang menjadikan suatu perkataan mampu melambangkan arti apapun,

sekalipun hal atau barang yang dilambangkan artinya oleh suatu kata tidak hadir di situ. Di

Indonesia terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku-suku bangsa

atau etnis namun bahasa Melayu dahulu dikenal sebagai bahasa penghubung berbagai

etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa komunikasi di antara

suku-suku di nusantara, bahasa Melayu juga menempati posisi bahasa transaksi

perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang dikembangkan oleh

berbagai suku bangsa Indonesia dengan pedagang asing. Pada tahun 1928 Bahasa

Melayu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun tersebut, bahasa

6

Page 8: identitas nasional ( 2012)

Melayu ditetapkan menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa

Indonesia. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa

nasional. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa

persatuan bangsa Indonesia . Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan

mulai berlakunya konstitusi.

Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia mengalami tahap-tahap yang sangat

penting dalam sejarah perkembangannya yaitu sebagai berikut :

- Dimulai dari 1901, disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. Van Ophuysen

dalam Kitab Logat Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia.

- Pada 1928 Bahasa Indonesia diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa

persatuan.

- Kemudian tahun 1942 kedudukan bahasa Indonesia semakin kokoh akibat

kekalahan Belanda terhadap Jepang, yang secara otomatis bahasa Belanda tidak

boleh dipergunakan lagi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi

resmi.

- Tahun 1945 Bahasa Indonesia memperoleh kedudukannya yang lebih pasti sebagai

bahasa nasional, bahasa resmi, bahasa kesatuan dan bahasa negara. Kemudian,

dengan penetapan pemakaian ejaan baru oleh Presiden RI tanggal 16 Agustus

tahun 1972, selangkah bahasa Indonesia maju menuju kesempurnaannya.(Lihat J.S

Badudu.1985).

Melihat sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang hampir mencapai satu abad, ternyata

bukanlah hal yang mudah untuk menyempurnakannya dan menjaga dari pengaruh-pengaruh

bahasa-bahasa lain (asing). Bahasa Indonesia masih belum cukup dewasa menahan

gempuran dari bahasa-bahasa asing yang selalu mempengaruhinya. Selain

ketidakmampuannya dalam menahan gempuran, bahasa Indonesia juga masih ada yang

terjadi salah kaprah penggunaannya. Seperti dalam pengucapannya, kita mengucapkannya

dengan gaya pelafalan ejaan bahasa Inggris. TV (baca: tivi) mengapa kita tidak

melafalkannya ‘teve’. Bukankah dalam bahasa Indonesia fonem t dibaca ‘te’ dan fonem v

dibaca ‘ve’? Mungkin jika ingin membeli TV dan melafalkannya dengan ‘teve’ sudah pasti kita

7

Page 9: identitas nasional ( 2012)

akan ditertawakan. Namun, ketika melafalkan nama stasiun TV pemerintah ‘TVRI’, kita

melafalkannya dengan te-ve-er-i- bukan ti-vi-ar-ei-. Bagaimana menurut Anda, apakah

benar? Hal ini sudah memasyarakat pada pengguna Bahasa Indonesia, suatu

kesalahan yang sudah menjadi anggapan benar. Tetapi walaupun demikian, tidak semua

pelafalan dalam bahasa indonesia yang diserap dari bahasa asing menjadi salah kaprah.

Satu contoh yang tepat, computer yang dalam bahasa Inggris dibaca – kompiyuterr-, tetapi

dalam bahasa Indonesia diserap komputer, pelafalannya pun menjadi komputer. Sesuai

dengan lidah orang Melayu.

Kondisi Geografis :

Kondisi geografis merupakan identitas yang bersifat alamiah. Kedudukkan geografis

wilayah negara menunjukkan tentang lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat dan

waktu, sehingga untuk waktu tertentu menjjadi jelas batas-batas wilayahnya di atas bumi.

Letak gegrafis tersebut menentukan corak dan tata susunan ke dalam dan akan dapat

diketahui pula situasi dan kondisi lingkungannya. Bangsa akan mendapat pengaruh dari

kedudukkan geografis wilkayah negaranya. Letak gegrafis ini menjadi khas dimiliki oleh

sebuah negara yang dapat membedakannya dengan negara lain.

Berdasarkan posisi geografisnya, negara Indonesia memiliki batas-batas :

- Utara :

Negara Malaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan. Selatan - Negara

Australia, Samudera Hindia. Barat - Samudera Hindia.

- Timur :

Negara Papua Nugini, Timor Leste, Samudera Pasifik. Posisi geografis Indonesia

terdiri atas letak astronomis dan letak geografis yang berbeda pengertian dan

pandangannya.

Letak geografis adalah letak suatu daerah atau wilayah dilihat dari kenyataan di

permukaan bumi. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua

Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan

demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam

8

Page 10: identitas nasional ( 2012)

kaitannya dengan iklim dan perekonomian. Letak astronomis suatu negara adalah posisi

letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang

melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal

yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Letak astronomis Indonesia Terletak

di antara 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT . Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia

dilalui oleh garis equator, yaitu garis khayal pada peta atau globe yang membagi bumi

menjadi dua bagian sama besarnya. Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada

garis lintang 0o. Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang

ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur

pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan

Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan

Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa.

Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari

suatu negara dalam melakukan hubungan internasional. Dikarenakan letaknya yang

strategis semenjak dulu Indonesia telah menjadi arena  perebutan pengaruh oleh pihak

asing. Negara ini telah melalui beberapa periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh,

mulai dari Portugal, Belanda, hingga Amerika Serikat dan Uni Soviet ketika Perang Dingin.

Di masa mendatang tidak menutup kemungkinan Indonesia akan kembali menjadi wilayah

perebutan pengaruh oleh negara-negara besar. Hal ini bisa dilihat dengan kemunculan

China sebagai hegemon baru di kawasan yang telah menggeser perimbangan kekuasaan

sekaligus mengikis pengaruh Amerika di kawasan.

Selain itu Indonesia dan kawasan sekitarnya dapat menjadi daerah rawan sengketa.

Sengketa ini bisa terjadi mengingat Indonesia masih belum menyelesaikan masalah-

masalah semisal batas laut dengan negara-negara seperti, Australia, Filipina, Palau, Papua

Nugini dan Timor Leste. Proses perundingan perbatasan membutuhkan waktu yang lama,

sementara itu hal ini akan menjadikan Indonesia rentan terhadap pengaruh asing akibat

kontrol di perbatasan yang lemah. Mulai dari kejahatan transnasional hingga terorisme

sangat mungkin dilakukan di Indonesia yang sangat luas dengan kondisi geografisnya dan

pengawasan yang terbatas.

Penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia bahwa letak dan kondisi geografis

negara ini sangat mempengaruhi keberadaanya di masa depan. Masyarakat juga perlu

9

Page 11: identitas nasional ( 2012)

untuk menyadari bahwa menyandarkan pemerintah seorang diri untuk mengahadapi

tantangan atas fakta geografis dari negara ini adalah hal yang keliru. Pemerintah memiliki

keterbatasan untuk mengatasi dan menginisiasi tantangan di masa depan seorang diri. Kita

juga perlu untuk mendukung pemerintah dikarenakan masa depan masyarakat Indonesia

dipertaruhkan di sini. Sudah saatnya masyarakat melihat kembali atlas wilayah Indonesia

untuk setidaknya mengetahui dimana letak Pulau berada dan pulau-pulau terluar negara ini.

Masyarakat Indonesia banyak yang kecewa ketika Pulau Sipadan-Ligitan lepas dari wilayah

Indonesia meski awalnya mereka tidak tahu atau bahkan peduli dengan keberadaan pulau

tersebut. Ketidak-pedulian dan ketidak-tahuan kita terhadap wilayah dan geografi Indonesia

akan berujung bencana bagi diri sendiri. Geografi akan menjadi determinan yang

menentukan masa depan Indonesia adalah hal yang tidak dapat dipungkiri lagi. Namun

perlu untuk digaris bawahi bahwa keberadaan Indonesia di masa mendatang terletak pada

seberapa jauh masyarakat mengenali dan memahami wilayah yang kita tinggali saat ini.

3. Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia.

Identitas nasional Indonesia pada saat ini terbentuk dari 6 (enam) unsur yaitu :

1) Sejarah perkembangan bangsa Indonesia;

2) Kebudayaan bangsa Indonesia;

3) Suku bangsa;

4) Budaya unggul ;

5) Agama; dan

6) Bahasa.

Namun demikian, unsur-unsur ini tidak statis dan akan berkembang sesuai dengan tujuan

bangsa Indonesia.

Unsur Sejarah :

Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi sosial

yang berbeda sesuai perubahan jaman. Bangsa Indonesia secara ekonomis dan politik

10

Page 12: identitas nasional ( 2012)

pernah mencapai era kejayaan di wilayah Asia Tenggara. Kejayaan dalam bidang ekonomi

bangsa Indonesia pada era pemerintahan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, rakyat

mengalami kehidupan ekonomi yang sejahtera, sedangkan dalam bidang politik memiliki

kekuasaan negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wilayah jajahan Belanda

(sekarang wilyah NKRI) hingga wilayah negara Filipina, Singapura, Malaysia, bahkan

sebagian wilayah Thailand. Namun, kejayaan ini mengalami keruntuhan akibat

menghilangnya jiwa kebersamaan (persatuan dan kesatuan) di antara bangsa dalam

pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya tersebut. Dengan keruntuhan pemerintahan tersebut

berimplikasikan pada terciptanya pemerintahaan kerajaan di masing-masing daerah di

seluruh wilayah Indonesia. Sistem pemerintahan kerajaan ini menyebabkan bangsa

Indonesia menjadi makin lemah untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan dari negara alain yang ingin mencari sumber energi baru bagi negaranya.

Realitas perjalanan sejarah bangsa penjajah ini mendorong bangsa Indonesia untuk

menjadi bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih

dan meraih kembali harga diri, martabatnya sebagai bangsa, selain itu, dipertahankan

semua potensi sumber daya alam yang ada agar tidak terus-menerus dieksplorasi dan

dieksploitas yang akhirnya dapat menghancurkan kehidupan bangsa Indonesia di masa

datang.

Perjuangan demi perjuangan bangsa Indonesia di atas pada akhirnya menjadi suatu

nilai yang mengkristal dalam jiwa bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia asalah

bangsa pejuang. Sekaligus semangat juang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia

tersebut menjadi kebanggaan sebagai identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang

membedakan dengan bangsa lain di ASEAN dan dunia pada umumnya. Sejarah telah

memberikan identutas nasional bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.

Kebudayaan :

Aspek kebudayaan yang unsur pembentuk idenstitas nasional adalah meliputi 3 (tiga)

unsur yaitu :

a) Akal budi;

b) Peradaban (civility); dan

11

Page 13: identitas nasional ( 2012)

c) Pengetahuan (knowlegde).

Akal budi :

Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam

interaksinya antara sesama (horizontal) maupun antara pimpinan dengan staf, anak dengan

orang tua (vertikal), atau sebaliknya. Bentuk sikap dan perilaku sebagaimana yang tersebut

di atas, adalah hormat-menghormati antar sesama, sopan santun dalam sikap dan tutur

kata, dan hormat pada orang tua.

Era global menuntut kesiapan kita untuk siap berubah menyesuaikan perubahan zaman

dan mampu mengambil setiap kesempatan. Budaya tradisional di Indonesia sebenarnya

lebih kreatif dan tidak bersifat meniru, yang menjadi masalah adalah mempertahankan jati

diri bangsa. Sebagai contoh sederhana, budaya gotong royong di Indonesia saat ini

hampir terkikis habis, individual dan tidak mau tahu dengan orang lain adalah

cerminan yang tampak saat ini. Perlu dipikirkan agar kebudayaan kita tetap dapat

mencerminkan kepribadian bangsa. Kebudayaan tradisional adalah sebuah warisan

luhur.

Dalam era globalisasi, kebudayaan tradisional mulai mengalami erosi. Orang, anak

muda utamanya lebih senang menghabiskan waktunya untuk pergi ke kafe atau ke night

club daripada pergi menonton wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang

Orang Bharata Jakarta yang kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini

sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional

Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen

penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya.  Orang akan merasa bangga ketika

dapat meniru gaya berpakaian orang barat dan menganggap budayanya kuno dan

ketinggalan.

Peradaban (civility) :

Peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia adalah dapat dilihat dari

beberapa aspek yang meliputi :

12

Page 14: identitas nasional ( 2012)

- Aspek Ideologi;

- Politik;

- Ekonomi;

- Sosial; dan

- Hankam.

Identitas nasional dalam masing-masing aspek yang dimaksud adalah :

1) Ideologi adalah sila-sila dalam Pancasila;

2) Politik adalah demokrasi langsung dalam PEMILU langsung Presiden dan Wakil

Presiden serta Kepala Daerah Tingkat I dan Tingkat II Kabupaten/Kota;

3) Ekonomi adalah usaha kecil dan koperasi;

4) Sosial adalah semangat gotong royong, sikap ramah-tamah, murah senyum, dan

setia kawan; dan

5) Hankam adalah sistem keamanan lingkungan (siskamling), sistem perang perang

gerilya, dan teknologi kentongan dalam memberikan informasi bahaya, dan

sebagainya.

Pengetahuan (knowlegde) :

Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi :

1) Prestasi anak bangsa dalam bidang olah raga bulu tangkis dunia;

2) Karya anak bangsa dalam bidang teknologi pesawat terbang CN 235, di IPTN

Bandung, Jawa Barat;

3) Karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut, yaitu pembuatan kapal laut

phinisi; dan

4) Prestasi anak bangsa dalam menjurai lomba olimpiade fisika dan kimia, dan

sebagianya.

13

Page 15: identitas nasional ( 2012)

Budaya Unggul :

Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan

dengan cara “kita harus bisa”. Dalam UUD 1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia

berjuang, bersatu, maju dan mengembangkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka,

berdaulat, bersatu, maju, makmur serta adil atau berkesejahteraan. Untuk mencapai

kualitas hidup demikian, nilai kemanusiaan, demokrasi dan keadilan dijadikan landasan

idelogis yang secara ideal dan normatif diwujudkan secara konsisten, konsekuen, dinamis,

kreatif, dan bukan indoktriner.

Jika Indonesia ingin maju, budaya unggul harus dipacu. Untuk mencapai hal tersebut,

pemimpin bangsa harus memiliki visi jauh ke depan. Budaya yang bagaimanakah yang

menggerakkan masyarakatnya untuk maju? Jawabannya budaya unggul. Yang dimaksud

budaya unggul dalam era globalisasi ini adalah budaya produktif; dicirikan dengan

perilaku masyarakatnya sehari-hari, antara lain efisien, inovatif, berorientasi pada

hasil, dan “dewasa” dalam bersikap. Moral sebetulnya juga termasuk bagian dari tatanan

budaya manakala nilai-nilai moral tersebut dianut dan dilaksanakan oleh kelompok

masyarakatnya. Masyarakat yang memiliki budaya unggul akan memiliki standar moral

tinggi. Satu sama lain bisa saling dipercaya, atau trust (amanah). Masyarakat yang amanah

akan mudah bersinergi untuk fokus pada kemajuan bersama.

Bagamana cara membentuk budaya unggul ? Tidak lain dengan cara membangun

karakter manusia (character building). Disinilah sebetulnya esensi pendidikan:

membangun karakter manusia agar menjadi manusia berkwalitas. Pendidikan semestinya

mampu mentransformasikan masyarakatnya dari perilaku kontra-produktif menjadi

masyarakat berbudaya unggul. Tanpa pembangunan karakter manusia, maka tidak akan

terbentuk masyarakat yang berbudaya unggul. Tanpa budaya unggul (yang merupakan

modal sosial), maka pembangunan fisik (ekonomi) akan berjalan lamban. Modal sosiallah

yang akan memberikan “energi positif” terhadap proses pembangunan itu.

14

Page 16: identitas nasional ( 2012)

Suku Bangsa :

Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah suku bangsa yang majemuk

(aneka ragam). Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa dimaksud adalah terlihat dari

jumlah suku bangsa lebih kurang 300 (tiga ratus) suku bangsa dengan bahasa dan dialek

yang berbeda.

Agama :

Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki

hubungan antarumat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Di samping itu,

menurut UU No 16/1969, negara Indonesia mengakui multiagama yang dianut oleh

bangsanya yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Pada Era Orde

Baru, agama Kong Hu Cu tidak diakui sebagai agama resmi negara Indonesia, tetapi sejak

pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan. Islam

adalah agama mayoritas bangsa Indonesia. Dalam Islam dikenal juga istilah Islam Antri

(Islam yang memiliki pemahaman Islam yang kuat dan taat) dan Islam Abangan (penganut

Islam yang tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang syariah Islam). Indonesia

merupakan negara multiagama, karena Indonesia dikatakan negara yang rawan disintegrasi

bangsa.

Untuk itu menurut Magnis Suseno, salah satu jalan untuk mengurangi risiko

konflik antaragama perlu diciptakan tradisi saling menghormati antara umat agama

yang ada. Menghormati berarti mengakuyi secara positif dalam agama dan kepercayaan

orang lain juga mampu belajar satu sama lain.

Bahasa :

Bahasa adalah salah satu atribut bangsa Indonesia di samping sebagai identitas

nasional. Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu yang merupakan bahasa

penghubung (lingua franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa

Melayu ini pada tahun 1928 ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia

dalam peristiwa Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.

15