Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

download Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

of 17

Transcript of Identifikasi Spesies Mikroalga Dari Berbagai Cara Hidupnya

IDENTIFIKASI SPESIES MIKROALGA DARI BERBAGAI CARA HIDUPNYA

Oleh:Nama: Rani WulandariNIM: B1J011010Kelompok: 6Rombongan: IIAsisten: Piat Supriatna

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2014I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAlga merupakan organisme yang dianggap sebagai nenek moyang tumbuhan saat ini. Alga memiliki beberapa karakteristik yang juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang. Mikroalga merupakan tumbuhan thalus yang berklorofi dan mempunyai pigmen tumbuhan yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Hidup di air tawar, payau, laut dan hidup secara terestrial, epifit, dan epizoic.Mikroalga merupakan mikroba tumbuhan air yang berperan penting dalam lingkungan sebagai produser primer, disamping bakteri dan fungi yang ada disekitar kita. Sebagian mikroalga bersifat fotosintetik, mempunyai korofil untuk menangkap energy matahari dan karbon dioksida menjadi karbon organic yang berguna sebagai sumber energy bagi kehidupan consumer seperti kopepoda, larva moluska, udang dan lain-lain. Selain perannya sebagai produsen primer, hasil sampinga fotosintesa mikroalga yaitu oksigen juga berperan bagi respirasi biota disekitarnya.Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Namun fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelasDinoflgellatatubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaanbloomingdapat mematikan ikan. Dewasa ini fitoplankton telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia antara lain bidang : bidang perikanan, industri farmasi dan makanan suplemen, pengolahan limbah logam berat, sumber energi alternatif biodiesel.B. TujuanTujuan dari praktikum identifikasi spesies mikroalga dari berbagai cara hidupnya adalah mengetahui keanekaragaman mikroalga ditinjau dari berbagai cara hidupnya di alam.

C. Tinjauan PustakaMikroalga adalah mikroorganisme nabati yang hidup melayang-layang dalam air, relatif tidak mempunyai daya gerak sehingga keberadaannya dipengaruhi oleh gerakan air serta mampu berfotosintesis. Mikroalga umumnya bersel satu atau berbentuk benang, sebagai tumbuhan dan dikenal sebagai fitoplankton. Fitoplankton memiliki zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik dan oksigen dalam air. Sebagai dasar mata rantai pada siklus makanan di laut, fitoplankton menjadi makanan alami bagi zooplankton baik masih kecil maupun yang dewasa. Selain itu juga dapat digunakan sebagai indikator kesuburan suatu perairan. Namun, fitoplankton tertentu mempunyai peran menurunkan kualitas perairan laut apabila jumlahnya berlebihan. Contoh kelas Dinoflgellata tubuhnya memiliki kromatopora yang menghasilkan toksin (racun), dalam keadaan blooming dapat mematikan ikan (Haryoto, 2004).Alga merupakan produsen primer dalam suatu ekosistem perairan dan merupakan organisme uniseluler, filamen dan berkembang biak secara aseksual. Cara hidupnya dapat menempel ataupun melayang sebagai fitoplankton. Alga berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi mikroalga dan makroalga. Mikroalga adalah alga yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Mikroalga juga tersebar dalam perairan laut (Feldman, 1951).Protista yang menyerupai tumbuhan di kenal sebagai Alga. Mikroalga merupakan kelompok tumbuhan berukuran renik yang memiliki thallus dan klorofil dengan habitat tersebar di seluruh wilayah perairan air tawar, payau, laut dan terestrial. Mikroalga mengandung klorofil yang dapat mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik dengan menggunakan energi cahaya melalui proses fotosintesis untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya (Jati, 2007).Phytoplankton dalam pembenihan dapat berperan ganda, selain dapat digunakan sebagai pakan dalam kultur zooplankton juga dapat ditambahkan secara langsung dalam bak pemeliharaan larva. Penambahan phytoplankton dalam bak pemeliharaan larva tidak hanya berfungsi sebagai penyangga kualitas air juga sebagai pakan zooplankton yang diberikan pada bak tersebut. Adanya penambahan phytoplankton dapat mempertahankan kualitas nutrisi zooplankton. Beberapa phytoplankton diketahui dapat menyerap senyawa yang bersifat racun bagi larva, dapat meningkatkan oksigen terlarut karena phytoplankton dapat melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen sehingga dapat mengendalikan kandungan karbon dioksida yang berlebih (Baugis,1979).

II. MATERI DAN METODEA. MateriBahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel mikroalga yang diambil di kolam belakang Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman dan akuades steril.Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, objek glass, cover glass, pipet, kamera dan tissue.

B. MetodeSampel mikroalga diambil menggunakan plankton net

Ditetesi diatas objek glass menggunakan pipet

Ditutup dengan cover glass

Diamati di mikroskop perbesaran 40 kali

Mikroalga yang ditemukan diidentifikasi menggunakan buku iden

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Gambar 3.1. Botrydiopsis sp.

Gambar 3.2. Dunaliella primolecta

B. PembahasanIdentifikasi merupakan salah satu cara untuk mengetahui jenis mikroalga berdasarkan morfologinya. Identifikasi dilakukan dnegan mengamati sampel alga yang telah tumbuh setiap hari. Sel mikroalga memiliki karakteristik khas yang dgunakan sebagai pengenalan atau identifikasi henis, yaitu meliputi bentuk talus (uniseluler, koloni, filament), susunan sel dalam koloni, sleubung gelatin dlaam filament, percabangan filamen, dan keberadaan akinet. Beberapa genus pengukuran morfometri (panjang dan lebar sel atau suatu ornamen) harus dilakukan (Whitton et al., 2002). Mikroalga adalah alga berukuran mikro yang biasa dijumpai di air tawar dan air laut, hidup melayang-layang dalam air, mampu berfotosintesis, dan relatif tidak mempunyai daya gerak, sehingga keberadaannya dipengaruhi oleh gerakan air serta. Mikroalga dapat hidup soliter dan berkoloni. Berdasarkan spesiesnya, ada berbagai macam bentuk dan ukuran mikroalga. Tidak seperti tanaman tingkat tinggi, mikroalga tidak memiliki akar, batang, dan daun. Keanekaragaman mikroalga sangatlah tinggi, diperkirakan terdapat 200.000-800.000 spesies mikroalga yang ada di Bumi. Dan baru sekitar 35.000 spesies saja yang telah terindentifikasi oleh manusia, seperti Spirulina, Nannochloropsis sp, Botryococcus braunii, Chlorella sp, dan Tetraselmis suecia. Pigmen lain yang terdapat di dalam sel-sel alga adalah fikosianin (warna biru), xantofil (warna kuning), karoten (warna keemasan), fikosantin (warna pirang), fikoeritrin (warna merah) (Borowitzka, 1988).Mikroalga merupakan mikroorganisme aquatik fotositetik berukuran mikroskopik, yang dapat ditemukan di dalam air tawar dan air laut, paling tidak terdapat pada lokasi yang lembab, serta melakukan proses fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri karena termasuk ke dalam jenis makhluk hidup fotoautotrof. Mikroalga merupakan jenis sel tunggal yang terpisah menyendiri atau berkelompok. Tergantung pada jenisnya, ukuran mereka dapat terbentang beberapa mikrometer (m) hingga beberapa ratus mikrometer. Tidak sama dengan tumbuhan lain, mikroalga tidak mempunyai akar, batang dan daundaun. Mikroalga mampu untuk melakukan fotosintes, mereka menghasilkan oksigen dimana pada waktu yang sama mereka mengambil karbondioksida di lingkungannya sehingga mengurangi efek rumah kaca dan meminimalisasi terjadinya global warming (Winahayu et al., 2013).Sel mikroalga dapat dibagi menjadi sepuluh divisi, dan setiap divisi mempunyai karakteristik yang ikut memberikan andil pada kelompoknya, tetapi spesies-spesiesnya cukup memberikan perbedaan-perbedaan dari lainnya. Ada empat karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikroalga yaitu; tipe jaringan sel, ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel. Selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk koloni/filamen adalah merupakan informasi penting didalam membedakan masing-masing kelompok (Hermanto et al., 2011).Berdasarkan macam klorofil dan pigmen lain yang dominan, alga dibagi menjadi empat divisi yaitu Chlorophyta (ganggang hijau), Phaeophyta (ganggang cokelat), Chrysophyta (ganggang keemasan), Rhodophyta (ganggang merah). Ciri-ciri Chlorophyta ada yang bersel satu, bersel banyak, berkoloni, berbentuk benang, dan lembaran. Selnya eukaryot. Punya klorofil a dan b, dan pigmen tambahan karoten. Cara hidup bebas, sebagai epifit atau fitoplankton. Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi. Phaeophyta (ganggang cokelat) mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan xantofil dan fikosantin. Chrysophyta (ganggang keemasan) habitat sebagian besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora. Rhodophyta (ganggang merah) habitatnya di laut. Tubuhnya bersel banyak. Mempunyai klorofil a dan d, pigmen tumbuhan fikosianin, fikoerithrin. (Wirosaputro, 1988).Divisi Chlorophyta adalah kelompok alga yang paling banyak ditemukan. Ciri khas Chlorophyta adalah warna tubuh sel yang mengandung pigmen warna klorofil. Chlorophyta merupakan organisme prokaryotik. Memiliki kloroplas tipe klorofil a dan b, memiliki pigmen tambahan berupa karotin, dan komponen dinding selnya adalah selulosa (Kasrina et al., 2012).Divisi Euglenophyta merupakan organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota. Contohnya adalah Euglena sp. Pada dasarnya euglena memiliki dua buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel. Ciri khas Euglena sp yaitu dapat bergerak dengan cepat (Kasrina et al., 2012).Divisi Eulenophyta memiliki tipe klorofil a, b, dan karoten sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema. Divisi Chrysophyta merupakan sel eukariotik terdapat membran inti dan nukleus. Contohnya yaitu Navicula sp dengan pergerakan yang lambat. Ciri khas Navicula sp bagian pinggirnya bergerigi pada bagian dalam yaitu dinding sel terdiri atas dua belahan atau katup yang saling menutup. Pigmen dominan karoten berupa xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a dan klorofil c. Memiliki dinding sel yang mengandung selulosa, silika, kalsium karbonat, dan beberapa kitin (Kasrina et al., 2012).Divisi Cyanophyta merupakan sel eukariotik, memiliki membran inti dan nukleus, memiliki dinding sel yang tebal (peptidoglikan), lentur, dan sel-selnya tidak memiliki flagel. Contoh dari divisi ini adalah Oscillatoria sp. Ciri khas Oscillatoria sp yaitu berwarna hijau kebiru-biruan, membentuk filamen panjang lurus, dan halus. Pigmen fotosintesis yaitu klorofil a, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (Kasrina et al., 2012). Populasi pertumbuhan mikroalga di alam dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jumlah dan macam zat hara, kelembaban, tingkat aerasi, suhu, dan pH. Kelimpahan komunitas fitoplankton diperairan sangat berhubungan dengan kandungan nutrien seperti fosfat, nitrat, silikat, dan hara lainnya. Kandungan nutrien dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan sebaliknya fitoplankton yang padat dapat menurunkan kandungan nutrien dalam air. Perubahan komposisi fitoplankton selanjutnya dapat mempengaruhi komposisi zooplankton dan komunitas plankton secara keseluruhan dalam suatu ekosistem (Pugesehan, 2010 dalam Adani et al., 2013). Qiptiyah et al. (2008) bahwa terdapat dua faktor yang membatasi produktivitas fitoplankton yaitu zat hara dan temperatur.

Klasifikasi Botrydisopsis sp. menurut Hofbauer et al. (2011) adalah:Kingdom:ChromistaPhylum:OchrophytaClass:XanthophyceaeOrder:MischococcalesFamily:BotrydiopsidaceaeGenus:Botrydiopsis sp.Botrydiopsis sp. adalah alga kuning-hijau uniseluler dengan bentuk tubuh berbentuk bola, elips maupun gelendong. Sel-sel mungkin soliter atau dalam kelompok yang tidak teratur, dan berbagai ukuran dari 10 pM sampai 150 pM. Sel muda biasanya memiliki parietal kloroplas tunggal, sedangkan sel yang lebih tua memiliki beberapa plastida serta beberapa inti. Sel Botrydiopsis memiliki kromatofora berbentuk cakram.

Klasifikasi Dunaliella primolecta menurut Borowitzka (2007) adalah:Kingdom:PlantaePhylum:ChlorophytaClass:ChlorophyceaeOrder:ChlamydomonadalesFamily:DunaliellaceaeGenus:Dunaliella primolectaDunaliella primolecta adalah salah satu mikroalga yang memiliki flagel ganda, flagel tersebut digunakan sebagai alat gerak. Mampu hidup di salinitas tinggi. Berbentuk bulat dengan warna kuning-hijau.Mikroalga tumbuh di sebagian besar lingkungan alam termasuk air, batuan tanah, tetapi menarik juga tumbuh dan dalam organisme lain. Habitat utama mereka adalah air tawar, payau dan ekosistem laut. Mikroalga dapat ditemukan dan dikumpulkan tidak hanya dalam ekosistem perairan umum seperti danau, sungai dan lautan, tetapi juga di lingkungan yang ekstrim seperti air vulkanik dan garam perairan. Spesies mikroalga lokal harus dikumpulkan karena dapat diharapkan bahwa mereka memiliki keunggulan kompetitif di bawah geografis, kondisi iklim dan ekologi setempat. Air dan sampel sedimen dari lingkungan perairan yang mengalami kondisi buruk berfluktuasi dan atau sesekali memberikan kesempatan yang lebih tinggi mengisolasi lipid yang tinggi mengumpulkan mikroalga. Kemungkinan kondisi ini akan mendukung kuat dan kesempatan (cepat tumbuh) ganggang dengan keterampilan bertahan hidup yang unggul (misalnya, dengan akumulasi lipid storage). Contoh lingkungan ini adalah kolam batu pasang surut, muara dan sungai (Duong et al., 2012). Menurut Sze (1993), berdasarkan cara hidupnya, mikroalga dibedakan menjadi 4 tipe yaitu :a) Fitoplankton, hidup bebas terapung-apung di permukaan air. Bergerak pasif mengikuti arus air. Terdapat bentuk aktif yang disebut neuston.b) Fitobentos, merupakan mikroalga yang melekat pada substrat atau sesuatu yang terdapat di perairan. Bergantung pada tipe substrat, tumbuhan/ rumput air dan arus air.c) Alga simbiotik, hidup bersama dan saling berasosiasi dengan organisme lain. Keuntungannya yaitu inang mendapatkan makanan sedangkan alga mendapatkan perlindungan atau lingkungan tetap dan zat-zat makanan.d) Alga permukaan, tumbuh pada bagian permukaan substrat, misalnya permukaan tanah, daun, kulit pohon, dan salju.Manfaat mikroalga antara lain sebagai sumber alternatif makanan, kosmetik, bioremediasi dll. Berbagai jenis stren alga dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing amat berharga sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti misalnya mikroalga yang dapat menangkap N2 dari udara dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dalam pertanian dan bioremediasi. Mikroalga yang mengandung b-karoten, DHA, vitamin, protein dll dimanfaatkan sebagai sumber makanan suplemen. Mikroalga yang mengandung bahan bioaktif seperti antibakteri, antikanker, toksin dimanfaatkan sebagai obat. Mikroalgae dengan kandungan hidrokarbon rantai panjang dan mengeluarkan elektron dimanfaatkan sebagi sumber energi alternative (Dwidjoseputro, 1990). Menurut Brotowidjoyo et al., (1995), fitoplankton dapat digunakan sebagai jasad pakan tersebut dapat ditangkap dan ditelan oleh larva. Ukuran jasad pakan yang sesuai dengan bukaan mulut akan mengoptimalkan aktivitas dan jumlah biomassa jasad pakan yang dimakan. Apabila pakan mempunyai ukuran terlalu kecil dibanding dengan bukaan mulut larva, dengan aktivitas yang sama maka jumlah biomassa jasad pakan yang dimakan akan rendah. Hal ini dapat mengakibatkan pertumbuhan rendah.Fitoplankton sebagai pakan alami ikan mempunyai keuntungan, diantaranya: nilai nutrisinya tinggi, mudah dikultur, memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut larva, memiliki pergerakan yang mampu memberikan rangsangan bagi ikan untuk memangsanya, memiliki kemampuan untuk berkembang biak dengan cepat dalam waktu relatif singkat sehingga ketersediannya dapat terjamin sepanjang waktu, serta biaya kulturnya pun relatif murah (Borowitzka, 1988).Manfaat mikroalga antara lain sebagai sumber alternatif makanan, kosmetik, bioremediasi dll. Berbagai jenis stren alga dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing amat berharga sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi, seperti misalnya mikroalga yang dapat menangkap N2 dari udara dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dalam pertanian dan bioremediasi. , Mikroalga yang mengandung b-karoten, DHA, vitamin, protein dll dimanfaatkan sebagai sumber makanan suplemen. Mikroalgae yang mengandung bahan bioaktif seperti antibakteri, antikanker, toksin dimanfaatkan sebagai obat. Mikroalgae dengan kandungan hidrokarbon rantai panjang dan mengeluarkan elektron dimanfaatkan sebagi sumber energi alternative (Dwidjoseputro, 1990). Mikroalga merupakan tumbuhan air yang berukuran mikroskopik, memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan sebagai sumber pakan, pangan, dan telah dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan mulai dari bidang perikanan sebagai makanan larva ikan, organisme penyaring, industri farmasi, dan makanan suplemen dengan kandungan protein, karbohidrat, lipid, dan berbagai macam mineral. Selain itu, mikroalga juga digunakan dalam pengolahan limbah logam beratsebagai pengikat logam dari badan air dan mengendapkannya pada dasar kolam serta dimanfaatkan sebagai sumber energy alternatifuntuk biodiesel. Hal ini dikarenakan biomassa mikroalga selain mengandung protein, karbohidrat dan vitamin juga mengandung minyak (Hermanto et al., 2011).Mikroalga merupakan organisme tumbuhan yang paling primitif yang berukuran renik, dan hidup di seluruh wilayah perairan, baik air tawar maupun air laut. Mikroalga memang sudah lama dipergunakan untuk industri farmasi, kesehatan dan sebagainya. Mikroalga diklasifikasikan sebagai tumbuhan karena memiliki klorofil dan mempunyai suatu jaringan sel menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Melalui pendekatan suatu skema klasifikasi, spesies mikroalga dikarakterisasi berdasarkan kesamaan morfologi dan biokimia (Hermanto et al., 2011).

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Alga yang didapatkan dalam praktikum identifikasi alga adalah Botrydiopsis sp. dan Dunaliella primolecta.2. Cara hidup alga dibagi menjadi 4 yaitu : fitoplankton, fitobentos, alga simbiotik dan aerial alga.B. SaranPraktikum identifikasi sudah cukup baik, praktikan haus lebih teliti melihat mikroalga agar tidak salah mengidentifikasi.

DAFTAR REFERENSIAdani, N.G., Max R.M., dan Ignatius B.H. 2013. Kesuburan Perairan Ditinjau Dari Kandungan Klorofil-A Fitoplankton: Studi Kasus Di Sungai Wedung, Demak. Diponegoro Journal Of Maquares, 2(4): 38-45.

Borowitzka, M.A dan L.J. Borowitzka. 1988. Micro-algae Biotechnology. Cambridge University press. New York. 447 hal.

Burley, J. S. 1953. Algal Cultural from Laboratory to Pilot Plant. Carnegio Institution Of Washington Publication Goo Washington D.C., 357.

Djumanto. 2010. Sebaran Spasial Plankton Di Perairan Bawean. Jurnal Perikanan, 12(1)-43-49.

Duong, V.T., Yan, Li., Ekaterina, N., dan Peer, M.. 2012. Microalgae Isolation and Selection for Prospective Biodiesel Production. Energies 5: 1835-1849.

Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia, Jakarta.

Hariyati, R. 1974. Kelimpahan dan Keanekaragaman Mikroalga di Sumber Air Panas Gonoharjo Kendal. Majalah Penelitian Lembaga Penelitian UNDIP. 7 (24): 46-50.

Hermanto, M.B., Sumardi., Hawa, L.C., dan Fiqtinovri, S.M. 2011. Perancangan Bioreaktor Untuk Pembudidayaan Mikroalga. Jurnal Teknologi Pertanian, 12(3): 153-162

Hofbauer, W., Gartner, G., Rennebarth, T., Sedlbauer, K., Mayer, F., dan Breuer, K. 2011. Excentrochloris fraunhoferiana Sp. Nov. (Botrydiopsidaceae, Xanthophyceae), A New Aerophytic Species From The Surfaces Of Modern Buildings. Journal Fottea, 11(2):279-291.

Kasrina., Irawati, S., dan jayanti, W.E. 2012. Ragam Jenis Mikroalga Di Air Rawa Kelurahan Bentiring Permai Kota Bengkulu Sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi Sma. Jurnal Exacta, 10(1):1-9.

Nurhayati, T., Hermanto, M.B., Lutfi, M. 2013. Penggunaan Fotobioreaktor Sistem Batch Tersirkulasi terhadap Tingkat Pertumbuhan Mikroalga Chlorella vulgaris, Chlorella sp. dan Nannochloropsis oculata. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(3):249-257.

Qiptiyah, Halidah, dan M.A. Rahman. 2008. Struktur komunitaas plankton di perairan mangrove dan perairan terbuka di Kabupaten Sinjay, Sulawesi Selatan. J. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 5(2):137-143.

Sze, P. 1986. A Biology of the Algae. Wm. C. Brown Publishers. Dubuque, Iowa.Whitton, B.A. 2002. The Freshwater Algal Flora of The British Isles : An Identification Guide to Freshwater and Terrestrial Algae. Cambridge University Press. London.

Winahayu, D.A., Anggraini, Y., Rustiati, E.L., Master, J., dan Setiawan, A. 2013. Studi Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.

Wirosaputro, S. 1998. Chlorella: Makanan Kesehatan Global Alami. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.