IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An....

62
IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA TRIMESTER I DI POLI KIA PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh: ERNAWATY NIM : P00324013043 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII TAHUN 2016

Transcript of IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An....

Page 1: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA TRIMESTER I DI

POLI KIA PUSKESMAS LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari

Disusun Oleh:

ERNAWATY NIM : P00324013043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIII

TAHUN 2016

Page 2: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care
Page 3: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care
Page 4: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care
Page 5: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Ernawaty

2. Tempat Tanggal Lahir : Raja, 17 Agustus 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Bugis

6. Alamat : Desa Epeesi Kecamatan Basala

Kabupaten Konawe Selatan

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 1 Epeesi, Tamat Tahun 2007

2. SMP Negeri 36 Konsel, Tahun Tamat 2010

3. SMK 5 Kesehatan Kendari, Tamat Tahun 2013

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan

Tahun 2013 sampai sekarang.

v

Page 6: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini dengan

judul “Identifikasi Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care pada

Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016”.

Penulis menyadari bahwa semua ini dapat terlaksana karena dorongan

dan bimbingan dari berbagai pihak, secara langsung maupun tidak langsung

dalam memberikan bimbingan dan petunjuk sejak dari pelaksanaan kegiatan

awal sampai pada penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sitti Aisa, Am.Keb., S.Pd., M.Pd.,

selaku Pembimbing I dan Ibu Heyrani, S.Si.T., M.Kes., selaku Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran dan

tanggung jawab guna memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis

dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat:

1. Bapak Petrus, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Hj. dr. Maryam Rufiah, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari.

3. Bapak Ir. Sukanto Toding, MSP., MA., selaku Kepala Badan Penelitian

dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Ibu dr. Jeni Arni Harli T., selaku Kepala Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari dan staf yang telah membantu dalam memberikan informasi

selama penelitian ini berlangsung.

vi

Page 7: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

5. Ibu Halijah, SKM., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari.

6. Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku Penguji I, Ibu Hj. Sitti Rachmi

Misbah, S.Kp., M.Kes., selaku Penguji II, dan Ibu Fitriyanti, SST., M.Keb.,

selaku Penguji III.

7. Seluruh Dosen dan staf pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu

pengetahuan maupun motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes

Kemenkes Kendari.

8. Teristimewa kepada ayahanda H. Sahir dan Ibunda Hj. Sari Bulan tercinta

yang telah mengasuh, membesarkan dengan cinta dan penuh kasih

sayang, serta memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta

saudara-saudaraku: Briptu Muh. Sanusi, Muh. Ilyas, dan Zulkifli, terima

kasih atas pengertiannya selama ini.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2013, khususnya anak-anak ”Curut”: Satry, Ika, Putri,

Dian, Ecing, Ria, Nunu dan anak-anak BTN Kemilau: Hikmah, Uni, Dewi,

Andi, Yus, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah

SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua

pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis

mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Agustus 2016

Penulis

vii

Page 8: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

INTISARI

Identifikasi Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari Tahun 2016 Latar Belakang: Puskesmas Lepo-Lepo mempunyai kunjungan Antenatal Care (ANC) yang rendah yakni, cakupan kunjungan K1 sebesar 82,5% sedangkan standar pelayanan minimal 95% dan cakupan K4 sebesar 77,2% sedangkan standar pelayanan minimal 90% dari jumlah ibu hamil pada tahun 2015 sebesar 342 ibu hamil, dimana yang tidak melakukan ANC pada trimester I sebanyak 74 orang (21,6%). Tujuan Penelitian: untuk mengidentifikasi ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016, pada bulan Juni – Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang kunjungan pada Trimester II dan III di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari sebanyak 231 orang dengan jumlah sampel 38 ibu hamil yang tidak melakukan ANC pada Trimester I. Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa umur ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada Trimester I tertinggi berada pada umur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak 28 orang (73,7%); pendidikan ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada Trimester I terbanyak pada pendidikan menengah (SMA), yakni sebanyak 20 orang (52,6%); dan pekerjaan ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada Trimester I terbanyak pada ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga), yakni sebanyak 23 orang (60,5%).

Kata Kunci : Umur, Pendidikan dan Antenatal Care Daftar Pustaka : 33 (2005-2016)

viii

Page 9: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

INTISARI ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan ........................................ 7

B. Tinjauan Tentang Antenatal Care (ANC) ...................... 12

C. Tinjauan Tentang Faktor yang Mempengaruhi ANC ..... 18

D. Kerangka Teori .............................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .............................................................. 27

B. Tempat Penelitian ......................................................... 27

C. Waktu Penelitian ........................................................... 27

D. Populasi dan Sampel .................................................... 27

ix

Page 10: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

E. Variabel Penelitian ........................................................ 28

F. Definisi Operasional ...................................................... 28

G. Sumber Data ................................................................. 29

H. Pengolahan Data .......................................................... 29

I. Penyajian Data .............................................................. 30

J. Analisis Data ................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................. 31

B. Pembahasan ................................................................. 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................... 42

B. Saran ............................................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

Page 11: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo ............................ 33

2. Distribusi Umur Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care

pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari 34

3. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal

Care pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari ............................................................................... 34

4. Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal

Care pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo

Kota Kendari ............................................................................... 35

xi

Page 12: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 26

xii

Page 13: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Master Tabel

2. Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

3. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Sultra

4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xiii

Page 14: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) yaitu pemeriksaan dan

pengawasan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan flsik

ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan

pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin dari minggu ke minggu, dengan

upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan pada ibu hamil.

Ketidak patuhan dalam pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak

dapat diketahui berbagai komplikasi yang mempengaruhi kehamilan atau

komplikasi hamil sehingga tidak dapat dideteksi. Jika ibu hamil tidak

melakukan pemeriksaan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya

berjalan dengan baik, mengalami keadaan resiko tinggi, dan komplikasi

obsetrik dapat membahayakan kehidupan ibu dan janin sehingga dapat

menyebabkan kematian (Saifuddin, 2009).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014,

Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat

yaitu sebanyak 9.300 jiwa, Afrika Utara sebanyak 179.000 jiwa dan Asia

Tenggara sebanyak 16.000 jiwa. Angka Kematian Ibu di negara-negara

Asia Tenggara, yaitu Indonesia sebanyak 214 per 100.000 kelahiran

hidup, Filipina sebanyak 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam

sebanyak 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand sebanyak 44 per

1

Page 15: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

100.000 kelahiran hidup, Brunai sebanyak 60 per 100.000 kelahiran hidup,

dan Malaysia sebanyak 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Untuk menjamin mutu pelayanaan antenatal perlu indikator untuk

menyatakan kunjungan ibu hamil tersebut dinyatakan memenuhi standar.

Indikator K1 ideal dan K4 adalah indikator untuk melihat frekuensi yang

merujuk pada periode trimester saat melakukan pemeriksaan kehamilan.

Kementerian Kesehatan menetapkan K4 sebagai salah satu indikator ANC

(Kemenkes RI, 2013).

Antenatal care (ANC) adalah pelayanan kesehatan kesehatan bagi

ibu hamil dan janinnya oleh tenaga professional meliputi pemeriksaan,

minimal 4 kali pemeriksaan selama kehamilan, 1 kali pada trimester satu,

1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester III. Dengan

pemeriksaan Antenatal penyakit kehamilan dapat dicegah atau dapat

diatasi. Pemeriksaan antenatal penting untuk deteksi dini komplikasi

kehamilan dan pendidikan tentang kehamilan, mengatakan ibu yang

antenatal care yang tidak teratur memiliki resiko mengalami partus lama 3

kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang antenatal care teratur

(Amiruddin, 2008).

Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal

Care (ANC) selama tiga tahun terakhir kecenderungannya semakin

menurun, hal ini ditunjukkan dengan data cakupan K1 dan K4 pada tahun

2013 sebesar 92,75% dan 88,47%, pada tahun 2014 menurun menjadi K1

sebesar 83,66% dan K4 sebesar 71,52% dan pada tahun 2015 menurun

kembali menjadi K1 sebesar 75,57% dan K4 sebesar 69,21% dengan

2

Page 16: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

jumlah ibu hamil pada tahun 2015 yaitu sebesar 5.177 ibu hamil.

Puskesmas Lepo-Lepo merupakan salah satu Puskesmas di Kecamatan

Baruga yang mempunyai kunjungan Antenatal Care (ANC) yang rendah

yakni, cakupan kunjungan K1 sebesar 92% sedangkan standar pelayanan

minimal 95% dan cakupan K4 sebesar 77,2% sedangkan standar

pelayanan minimal 90% dari jumlah ibu hamil pada tahun 2015 sebesar

342 ibu hamil, dimana yang tidak melakukan ANC pada trimester I

sebanyak 74 orang (21,6%). Untuk Periode Januari-Mei 2016 sebanyak

406 ibu hamil, dimana jumlah ibu hamil yang tidak melakukan ANC pada

trimester I mengalami peningkatan sebanyak 38 orang (26,2%)

(Puskesmas Lepo-Lepo, 2016).

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ”Identifikasi Ibu Hamil yang Tidak

Melakukan Antenatal Care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah identifikasi ibu hamil yang

tidak melakukan Antenatal care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016”?.

3

Page 17: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi ibu hamil yang tidak melakukan

Antenatal care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-

Lepo Kota Kendari Tahun 2016.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi umur ibu hamil yang tidak melakukan

Antenatal care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016.

b. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu hamil yang tidak melakukan

Antenatal care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016.

c. Untuk mengidentifikasi pekerjaan ibu hamil yang tidak melakukan

Antenatal care (ANC) pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi

yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dan pengembangan

pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dalam pembuatan kebijakan serta

upaya peningkatan kesehatan ibu hamil.

4

Page 18: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi

khususnya mengenai kunjungan Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil,

selain itu diharapkan para ibu hamil dapat meningkatkan motivasi

untuk memeriksakan kehamilannya.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir

secara ilmiah khususnya masalah kunjungan Antenatal Care (ANC).

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang sudah dilakukan oleh

peneliti, hasil penelitian yang mirip dengan penelitian yang akan dilakukan

adalah:

1. Apriliyana, Arifa (2012). Gambaran Karakteristik Ibu Hamil yang

Melakukan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Trimester III di BPM Sri

Martuti Piyungan Bantul Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua ibu hamil trimester III yang berkunjung ke BPM Sri

Martuti Piyungan Bantul pada bulan Juli 2012. Hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil yang melakukan kunjungan

Antenatal Care (ANC) berdasarkan umur adalah sebagian besar ibu

hamil berumur 20-35 tahun yaitu 45 0rang ibu hamil, sebagian besar

ibu hamil adalah bekerja yaitu ada 13 orang ibu hamil, ada 29 orang

ibu hamil yang berpendapatan lebih dari upah minimum regional,

sebagian besar ibu hamil yang melakukan kunjungan Antenatal Care

5

Page 19: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

(ANC) ada 37 orang ibu hamil yang mempunyai kendaraan pribadi,

sebagian besar ibu hamil didukung oleh suami/keluarganya yaitu

sebanyak 40 orang ibu hamil. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

penggunaan variabel penelitian, dimana pada penelitian ini

menambahkan variabel pendidikan.

2. Zahara, Elisa (2013). Gambaran Kunjungan K-4 Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie Tahun 2013.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang

berada di wilayah kerja Pukesmas Mutiara Timur Kabupaten Pidie

pada bulan Juli tahun 2013 yang berjumlah 101 orang. Jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lebih kurang 50 orang,

dengan kriteria bersedia menjadi responden dan ibu hamil trimester III

pada tahun 2013. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas

responden berpengetahuan cukup, yaitu sebanyak 25 responden

(50%); mayoritas responden berpendidikan menengah, yaitu sebanyak

31 responden (62,0%); dan mayoritas responden mempunyai jarak

fasilitas kesehatan yang dekat, yaitu sebanyak 40 responden (80%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah penggunaan variabel

penelitian, dimana pada penelitian ini menambahkan variabel umur

responden.

6

Page 20: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah persatuan antara sebuah sel telur dan

sperma. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur

(ovum) betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008). Lamanya

kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40

minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Bila kehamilan lebih

dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan

36 minggu disebut kehamilan prematur (Wiknjosastro, 2008).

Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah

mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan

seorang pria sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan

(Mandriwati, 2008).

2. Gejala dan Tanda kehamilan

Menurut Mansjoer (2007) tanda-tanda kehamilan yaitu:

a. Gejala kehamilan tidak pasti

1) Amenore (tidak mendapat haid)

Amenore dapat muncul akibat gangguan endokrin,

kelemahan dan keletihan dapat merupakan tanda anemia atau

7

Page 21: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

infeksi. Rumus taksiran Naegle bila siklus haid ± 28 hari adalah:

tanggal + 7, bulan -3, tahun + 1.

2) Mual dan muntah (nausea and vomiting). Dapat disebabkan

oleh gangguan pada saluran cerna atau alergi.

3) Mangidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).

4) Pingsan dan mudah lelah.

5) Anoreksi pada bulan-bulan pertama sering terjadi.

6) Miksi sering, karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang

membesar.

b. Tanda hamil tidak pasti

1) Pigmentasi kulit. Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih. Di

pipi, hidung dan dahi, di kenal sebagai kloasma gravidarum.

Terjadi karena pengaruh hormon plasenta yang merangsang

melanofor dan kulit.

2) Leukorhea. Sekret serviks meningkat karena pengaruh

Peningkatan hormone progesteron

3) Perubahan payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar

karena pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang

duktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam

karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum bila

kehamilan lebih dari 12 minggu.

4) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan

konsistensi dari rahim.

8

Page 22: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

5) Perubahan organ dalam pelvis. Tanda Hegar adalah

melunaknya segmen bawah uterus, tanda Chadwick adanya

bendungan vaskuler sehingga adanya perubahan warna pada

vagina dan cervix, tanda Piscaseck: uterus membesar ke salah

satu jurusan, kontraksi Braxton-Hicks: uterus berkontraksi bila

terangsang.

c. Tanda pasti (tanda positif)

1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak

janin.

2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin. Dengan

stetoskop Laennec DJJ terdengar pada kehamilan 18-20

minggu. Alat Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.

3) Dengan ultrasonografi (USG) dapat di lihat gambaran janin.

3. Pemeriksaan Kehamilan

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan

menghasilkan kelahiran bayi yang sehat, cukup bulan, melalui jalan

lahir namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh

karena itu, pelayanan antenatal merupakan cara sangat penting untuk

memonitor dan mendukung kesehatan normal dan mendeteksi ibu

dengan kelahiran abnormal. Ibu hamil sebaiknya mengunjungi dokter,

bidan atau perawat sedini mungkin sejak ia merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan antental care.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan meliputi: anamnesis,

pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan obstetrik, pemeriksaan

9

Page 23: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

tambahan. Jika kehamilan masih muda, maka pemeriksaan

ginekologik (pemeriksaan dalam) perlu dilakukan. Jadwal pemeriksaan

kehamilan yang dianjurkan adalah :

a. Umur kehamilan sampai 28 minggu dilakukan tiap 4 minggu.

b. Umur kehamilan 28 – 36 miggu dilakukan tiap 2 minggu.

c. Umur kehamilan 36 minggu ke atas dilakukan tiap minggu.

Atau ibu hamil memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama

periode antenatal (Simkin, 2008).

4. Umur Kehamilan

Umur kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-

kira 280 hari (40 minggu). Bila ditinjau dari tuanya kehamilan maka

kehamilan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Kehamilan triwulan (trimester) pertama : 0 – 12 minggu.

b. Kehamilan triwulan (trimester) kedua : 12 – 28 minggu.

c. Kehamilan triwulan (trimester) ketiga : 28 – 40 minggu.

Dalam triwulan pertama organ-organ mulai terbentuk. Dalam

triwulan kedua organ telah dibentuk tetapi belum sempurna dan

viabilitas janin masih disangsikan. Janin yang dilahirkan dalam triwulan

ketiga telah viable (dapat hidup di dunia luar) (Depkes RI, 2009).

5. Kelainan Kehamilan

Kelainan dalam kehamilan dapat diketahui dari kenaikan berat

badan ibu hamil terutama bila kenaikan berat badan itu mendadak

lebih banyak dari biasanya. Kenaikan berat badan dari biasa akan

menjadi tanda kelainan, karena dalam keadaan kenhamilan biasa

10

Page 24: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

wanita itu pasti akan sepintas lalu saja badannya makin gemuk montok

perutnya, makin tua kehamilannya makin besar, karena anak yang ada

dalam kandungan makin lama makin besar pula. Kecuali

bertambahnya berat badan disebabkan adanya plasenta (ari), air

ketuban, rahim (uterus) yang membesar, buah dada yang membesar,

tambahnya volume darah, cairan ekstraseluler yang lebih banyak

karena jaringan sifatnya longgar dan lebih mengikat garam dan

persediaan protein dalam badan. Tanda kelainan kehamilan antara lain

pusing hebat, muntah terus menerus, kaki bengkak, pucat, pendarahan

(Depkes RI, 2009).

6. Faktor Risiko Kehamilan

Faktor risiko umumnya berpengaruh secara tidak langsung

dalam meningkatkan morbiditas dan mortabilitas ibu maupun janin.

Walaupun demikian, adanya kombinasi beberapa faktor risiko pada ibu

hamil dapat mengakibatkan kehamilan tersebut berisiko tinggi/risti.

Makin banyak faktor risiko yang ditemukan dalam kehamilan makin

buruk prognosisnya.

Kehamilan pada ibu yang mempunyai faktor risiko perlu

diwaspadai, dipantau secara intensif dan sejak dini dicegah agar faktor

risiko tidak menjadi pemicu timbulnya komplikasi daam masa

kehamilan, persalinan dan nifas.

Untuk itu, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan

kehamilan yang lebih sering, penjelasan khusus pada ibu mengenai

faktor risiko yang dimilikinya serta bahaya yang mungkin

11

Page 25: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

mengancamnya, rujukan ke tingkat yang lebih lengkap. Faktor risiko

pada ibu hamil diantaranya adalah umur kurang dari 20 tahun dan atau

lebih dari 35 tahun, paritas 0 (primigravida, belum pernah melahirkan

dan jumlah anak lebih dari 4), jarak persalinan terakhir dengan

kehamilan sekarang kurang dari dua tahun, tinggi badan kurang dari

145 cm, lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, kelainan bentuk

tubuh misalnya kelainan tulang belakang (klifosis, lordosis, skoliosis)

dan kelainan panggul (Depkes RI, 2009).

B. Tinjauan Tentang Antenatal Care (ANC)

1. Definisi

Menurut Mufdlilah (2009), antenatal care adalah suatu program

yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik

pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan

persalinan yang aman dan memuaskan.

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil.

Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

pemberi ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(Manuaba, 2009). Kunjungan antenatal care (ANC) adalah kunjungan

ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa

dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.

Pelayanan antenatal care yaitu untuk mencegah adanya komplikasi

12

Page 26: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi

sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Yeyeh, 2010).

Kemenkes RI (2013) menjelaskan bahwa pelayanan antenatal

adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan.

Antenatal care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil

secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan

antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap

penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Pantikawati,

2010).

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan

terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim (Manuaba, 2009). Pelayanan antenatal adalah pelayanan

kesehatan secara berkala selama masa kehamilan ibu yang

diselenggarakan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis

kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil dan

janin yang dikandungnya untuk menjamin agar ibu hamil dapat melalui

masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta

melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2010).

2. Tujuan dan Manfaat ANC

Menurut Pantikawati (2010) ada beberapa tujuan pemeriksaan

ibu hamil secara keseluruhan yaitu:

13

Page 27: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kehamilan ibu

dan tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial

ibu.

c. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyakit atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat

penyakit secara umum,dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman

dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI)

secara ekslusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

janin agar dapat tumbuh kembang secara normal.

g. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian

neonatal.

h. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini yaitu:

a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan, dan nifas

tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan.

b. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.

c. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI pada bayinya.

d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti

keluarga berencana setelah kelahiran bayi (Sunarsih, 2011).

14

Page 28: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

3. Frekuensi dan Cakupan ANC

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan

petugas kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk

mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Menurut Depkes RI (2010)

dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar

adanya minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama

kehamilan sebagai berikut:

a. Minimal satu kali pada trimester I (0-13 minggu)

b. Minimal satu kali pada trimester II (14-28minggu)

c. Minimal dua kali pada trimester III (29-36 minggu).

Cakupan pelayanan antenatal care dapat dipantau melalui

kunjungan baru ibu hamil kunjungan pertama (K1) atau disebut juga

akses dan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali

dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali triwulan kedua,

dan dua kali pada triwulan ketiga dan keempat untuk melihat kwalitas.

Cakupan kunjungan ibu hamil keempat (K4) adalah cakupan ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal care 4 kali sesuai standar

di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemerintah

menetapkan cakupan ANC > 95% (Pantikawati, 2010).

4. Pelayanan ANC

Menurut Depkes RI (2009) bahwa dalam penerapan praktek

sering dipakai standar minimal pelayanan antenatal care yang disebut

”7T” yaitu: (timbang) berat badan dan tinggi badan, ukur (tekanan)

darah. ukur (tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasi TT lengkap,

15

Page 29: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil, tes

terhadap penyakit seksual menular, temu wicara dan konseling dalam

rangka rujukan.

Menurut Manuaba (2009) bahwa jadwal pelaksanaan antenatal

disesuaikan dengan trimester kehamilan:

a. Trimester I dan II dilakukan setiap bulan sekali. Diambil dari data

tentang laboratorium, dilakukan pemeriksaan USG, diberikan

nasehat diet (empat sehat lima sempurna). Observasi penyakit

yang dapat mempengaruhi kehamilan dan komplikasi kehamilan.

Rencana pengobatan terhadap penyakit, menghindari terjadinya

komplikasi kehamilan, dan imunisasi tetanus pertama.

b. Trimester III dilakukan setiap dua minggu sampai ada tanda

kehamilan tiba. Dilakukan evaluasi data laboratorium untuk melihat

hasil pengobatan, dilakukan diet empat sehat lima sempurna,

pemeriksaan ultrasonografi, dan imunisasi tetanus kedua.

Observasi Penyakit yang menyertai kehamilan trimester III.

Nasehat dan petunjuk tentang tanda in partu dan kemana harus

datang untuk melahirkan.

Menurut Salmah (2009) tujuan pengkajian awal pemeriksaan

kehamilan yaitu:

a. Mengkaji tingkat kesehatan dengan melakukan pengkajiaan riwayat

lengkap dan melakukan uji skrining yang tepat.

16

Page 30: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

b. Menetapkan catatan dasar tentang tekanan darah, urinalisis, nilai

darah, pertumbuhan dan perkembangan janin yang digunakan

sebagai standar untuk perbandingan sesuai kemajuan kehamilan.

c. Mengidentifikasi risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidan

masa lalu dan sekarang, riwayat obstetric, medis dan pribadi serta

keluarga.

d. Memberi kesempatan kepada ibu dan keluarganya,

mengekspresikan dan mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang

kehamilan saat ini dan kehilangan kehamilan masa lalu, persalinan,

kelahiran atau puerperium.

e. Memberi anjuran kepada masyarakat dan dalam upaya

mempertahankan kesehatan ibu dan perkembangan kesehatan

janinnya.

f. Membangun hubungan saling percaya karena ibu dan bidan adalah

mitra dalam asuhan.

5. Kebijakan Program Pelayanan ANC

Kebijakan Depertemen Kesehatan dalam upaya mempercepat

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe

Motherhood” yaitu meliputi: Keluarga Berencana, Antenatal Care,

Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial.

Pendekatan pelayanan opstetrik dan neonatal kepada setiap ibu hamil

ini sesuai dengan pendekatan Making Prenancy Safer (MPS), yang

mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu:

17

Page 31: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

a. Setiap persalian ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang

adekuat.

c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses

pencengahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak

diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Depkes RI,

2009).

C. Tinjauan Tentang Faktor yang Mempengaruhi ANC

1. Umur

Pembagian umur pada suatu penelitian dapat berdasarkan

tingkat kedewasaan yaitu antar usia 15 tahun sampai 49 tahun, dimana

berada pada tahap dewasa, dengan kata lain batas antara dewasa

muda dengan dewasa tua yaitu sekitar 32 tahun. Semakin tua umur

seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah

baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses

perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan

tahun. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Verner dan Davison di

dalam Notoatmodjo (2010) bahwa dengan bertambah usia maka akan

mengurangi kemampuan untuk melihat, mendengar yang akan

mempengaruhi dirinya dalam mendapatkan pengetahuan.

Usia <20 tahun dan >35 tahun meningkatkan risiko komplikasi

obstetri juga peningkatan kesakitan dan kematian perinatal. Pada

kehamilan >35 tahun juga berpengaruh untuk terjadi abnormalitas

18

Page 32: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

persalinan. Umur meningkatkan angka kematian maternal (Henderson,

2006).

2. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk memengaruhi orang lain baik individu,kelompok

atau masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau

penerapan pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Faktor pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi

terutama terhadap perilaku. Faktor lingkungan non fisik, akibat

masalah-masalah sosial penangannya diperlukan pendidikan

kesehatan. Dalam rangka membina meningkatkan kesehatan

masyarakat ditunjukkan pada upaya melalui tekanan, paksaan kepada

masyarakat dan edukasi atau upaya agar masyarakat berperilaku atau

mengadopsi perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, faktor predisposisi

ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan,

sistem yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat sosial

ekonomi. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya

pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak

memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI,

2009).

Menurut Manuaba (2008), pendidikan merupakan salah satu

factor yang mempengaruhi persepsi seseorang, karena dapat

19

Page 33: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

membuat seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide atau

teknologi. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita, maka semakin

mampu mandiri dalam mengambil keputusan menyangkut diri mereka

sendiri.

3. Paritas

Menurut Wiknjosastro (2008), paritas 2-3 merupakan paritas

paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal.paritas 1 dan paritas

tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih

tinggi.hal ini di akibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun

perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa. Ibu yang

pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang antenatal care

(ANC) sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan

untuk menjaga kesehatan kehamilannya (Depkes RI, 2009).

Kehamilan berturut-turut membuat ibu bisa berbahaya. Para

ilmuwan dari New York AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk

pulih dari kehamilan. Selain itu, kehamilan yang terjadi dalam jangka

waktu pendek akan menyebabkan anak-anak yang dilahirkan rentan

mengalami kekurangan gizi.dalam hal ini perlu memperhatikan interval

kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat mengundang

risiko bagi para wanita. Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan

interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan

kehamilannya (Depkes RI, 2009).

20

Page 34: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Mempunyai anak lebih dari 4 orang akan meningkatkan risiko

terhadap ibu dan bayinya. Lebih-lebih kalau jarak antara kehamilan

lebih dari 2 tahun, maka ibu akan lemah akibat dari seringnya hamil,

melahirkan dan menyusui. Sehingga sering mengakibatkan berbagai

masalah seperti ibu menderita anemia, kurang gizi, dan bahkan sering

pendarahan setelah melahirkan yang membahayakan nyawa ibu.risiko

melahirkan bayi cacat dan berat badan lahir rendah (BBLR) juga

meningkat setelah 4 kali kehamilan dan setelah usia ibu 35 tahun.

Wanita dengan paritas tinggi cenderung kurang melakukan perawatan

kehamilan, ibu paritas tinggi lebih percaya diri tentang kehamilannya

dan merasa kurang perlu untuk melakukan perawatan kehamilan dan

merupakan penghalang untuk menggunakan pelayanan ANC

(Wiknjosastro, 2009).

4. Pekerjaan

Penghasilan keluarga merupakan faktor pemungkin bagi

seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Penghasilan

keluarga juga menentukan status sosial ekonomi keluarga tersebut.

Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang

dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan,

pendidikan dan pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek

kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Pendapatan juga mempunyai kontribusi besar dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan. Bagi ibu-ibu yang mempunyai

biaya akan lebih leluasa untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan,

21

Page 35: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

sebaliknya ibu-ibu yang kurang mempunyai biaya akan kurang leluasa

untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil

penelitian Ulina (2008) mengatakan bahwa ada hubungan pendapatan

dengan pemeriksaan kehamilan. Keadaan sosial ekonomi yang rendah

pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan

yang dihadapi, hal ini disebabkan karena ketidak mampuan dan

ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah tersebut

Menurut WHO dalam Notoatmodjo (2010), faktor ekonomi juga

berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya deteksi dini komplikasi

kehamilan status ekonomi keluarga juga berperan bagi seseorang

dalam bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan

kesehatan dan pemeriksaan kehamilannya. Hasil penelitian

Simanjuntak (2009) menunnjukkan bahwa ada yang bermakna antara

penghasilan dengan kunjungan antenatal care K4, dimana OR sebesar

2,42 yang berarti ibu yang berpenghasilan tinggi cenderung melakukan

kunjungan antenatal care sesuai standar 2,42 kali dibandingkan

dengan ibu yang berpenghasilan rendah.

5. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang ibu tentang kehamilan sangat

diperlukan untuk menjalani proses kehamilannya. Banyak sumber

informasi yang dapat di peroleh ibu untuk meningkatkan pengetahuan

tentang kehamilannya, seperti dari petugas kesehatan (bidan, dokter)

saat menjalani pemeriksaan dengan melakukan tanya jawab

(konseling), maupun dari media massa yaitu informasi yang diperoleh

22

Page 36: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

dari media elektronik (televisi) maupun media cetak (majalah, tabloid,

koran, poster dan lain-lain). Pada umumnya, jika pengetahuan ibu

sudah baik maka akan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

(Notoatmodjo, 2012).

Akan tetapi seseorang yang mempunyai latar belakang

pengetahuan yang baik dan bertempat tinggal dekat dengan sarana

kesehatan, bisa saja belum pernah memamfaatkan sarana kesehatan.

Ada juga ibu yang tidak mau memanfaatkan sarana pelayanan

kesehatan karena kurang pengetahuan yang baik tentang fasilitas

kesehatan yang ada, tetapi karena sesuatu hal maka ibu tersebut akan

menggunakan fasilitas kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Misalnya ketika seorang ibu hamil terpaksa minta bantuan

dokter/bidan karena mengalami pendarahan yang pada awalnya

melakukan pemeriksaan di dukun bayi, tetapi karena pelayanan yang

di berikan dokter (bidan) cukup baik maka ibu hamil tersebut akan

memamfaatkan sarana kesehatan yang sudah ada. Pentingnya aspek

pengetahuan dalam pemanfaatan antenatal care (ANC) dapat dilihat

dari pendapat Choli (2014) yang menyatakan bahwa pemanfaatan

antenatal care (ANC) perlu dilakukan upaya peningkatan kesehatan

ibu saat kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu dan

keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak

pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas

kesehatan.

23

Page 37: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Berdasarkan penelitian Surtama (2013) mengatakan bahwa

pengetahuan mempunyai hubungan dengan pemeriksaan kehamilan.

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng.

Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang

ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui.

Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan antenatal care (ANC)

dan pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil

akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes

RI, 2009).

D. Kerangka Teori

Asuhan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) adalah asuhan yang

diberikan untuk ibu sebelum kelahiran. Pemeriksaan kehamilan sebaiknya

dilakukan lebih dari 4 kali kunjungan. Rendahnya tingkat kunjungan ibu

hamil dalam melaksanakan asuhan kehamilan salah satunya disebabkan

oleh faktor umur ibu.

Faktor umur mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan.

Usia <20 tahun dan >35 tahun meningkatkan risiko komplikasi obstetri

juga peningkatan kesakitan dan kematian perinatal. Pada kehamilan >35

tahun juga berpengaruh untuk terjadi abnormalitas persalinan. Umur

meningkatkan angka kematian maternal (Henderson, 2006). Penelitian

Matthews et al (2010), mayoritas perempuan dalam usia tiga puluhan

melakukan pemeriksaan kehamilan awal dan lebih sering daripada remaja

24

Page 38: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

dan wanita yang lebih tua. Perempuan di bawah 35 tahun lebih sering

melakukan kunjungan ke klinik untuk meyakinkan bahwa bayi mereka

tumbuh, sedangkan wanita yang lebih tua yang tidak mengalami masalah,

tidak peduli mereka menganggap hal tersebut hal biasa.

Selain itu, dilihat dari segi pendidikan ibu semakin tinggi tingkat

pendidikan semakin mudah menerima informasi, informasi kesehatan

yang cukup pada ibu hamil mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam

melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan hal ini secara tidak

langsung dapat memperkecil kematian ibu dan bayi (Amiruddin, 2008).

Menurut Salmah (2009) bahwa seseorang ibu rumah tangga

memiliki banyak waktu luang untuk mencari informasi dengan ibu-ibu

lainnya atau melalui petugas kesehatan dibandingkan dengan orang yang

bekerja, khususnya yang bekerja di tempat-tempat yang tertutup dari

akses informasi (pekerja kantoran).

25

Page 39: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan :

: Garis penghubung variabel yang diteliti

: Variabel independen yang diteliti

: Variabel dependen yang diteliti

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Umur

Ibu hamil yang tidak melakukan ANC Trimester I

Pekerjaan

Pendidikan

26

Page 40: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengidentifikasi

ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC)

Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2016.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari Tahun 2016.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2016.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh ibu hamil yang datang kunjungan pada

Trimester II dan III periode Januari – Mei 2016 di Poli KIA Puskesmas

Lepo-Lepo Kota Kendari sebanyak 406 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara total

sampling, dimana seluruh ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal

Care (ANC) pada trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota

Kendari sebanyak 38 orang yang ditetapkan sebagai sampel penelitian

27

Page 41: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

E. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:

1. Variabel independent atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu

umur ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu.

2. Variabel dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu

kejadian ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada

Trimester I.

F. Definisi Operasional

1. Ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care Trimester I adalah ibu

hamil yang tidak memeriksakan kehamilannya pada umur 0 – 12

minggu.

2. Umur

Umur adalah usia responden saat penelitian dilakukan, dengan

kategori:

a. < 20 tahun

b. 20 – 35 tahun

c. > 35 tahun (Depkes RI, 2009).

3. Pendidikan

Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang

diselesaikan oleh responden, dengan kategori:

a. Pendidikan Dasar : SD dan SMP

b. Pendidikan Menengah: SMA Sederajat

c. Perguruan Tinggi: Diploma dan Sarjana (Notoatmodjo, 2012).

28

Page 42: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah jenis pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan

oleh ibu rumah tangga untuk memperoleh penghasilan, dengan

kategori:

a. Bekerja (PNS, Wiraswasta)

b. Tidak bekerja/Ibu Rumah Tangga (Notoatmodjo, 2012)

G. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder bersumber dari laporan-laporan yang telah didokumentasikan

melalui buku registrasi ibu di Poli KIA dan gambaran umum lokasi

penelitian.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan

informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan dengan cara:

1. Pengeditan (editing)

Proses editing dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

mengecek kelengkapan data dari buku register di Poli KIA.

2. Pemasukan data (entry)

Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel

berdasarkan variabel penelitian.

29

Page 43: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

3. Tabulasi (tabulating)

Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel

yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing

variabel (Sugiyono, 2008).

I. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan variabel yang diteliti disertai dengan narasi

secukupnya.

J. Analisis Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi

disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data maka

digunakan rumus:

%100N

fP

Keterangan:

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)

P : Angka persentase (Sugiyono, 2008).

30

Page 44: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari terdiri dari

4 (empat) Kelurahan, yakni Kelurahan Lepo-Lepo, Wundudopi,

Baruga, dan Watubangga yang merupakan wilayah administratif

Kecamatan Baruga, dengan luas wilayah ± 13.130 Ha. dengan

batas wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Wua-wua dan

Kecamatan Kadia

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Poasia

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto

b. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo

pada tahun 2015 sebanyak 24.571 jiwa yang tersebar di 4 (empat)

kelurahan dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 5.639

jiwa. Adapun penyebaran penduduk tiap kelurahan adalah sebagai

berikut:

31

Page 45: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

1) Kelurahan Lepo-Lepo : 1.302 KK dengan 5.557 jiwa.

2) Kelurahan Wundudopi : 968 KK dengan 4.432 jiwa.

3) Kelurahan Baruga : 1.904 KK dengan 8.761 jiwa.

4) Kelurahan Watubangga : 1.465 KK dengan 5.821 jiwa.

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana Kesehatan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Lepo-Lepo terdiri dari:

1) Sarana Kesehatan Pemerintah

a) Puskesmas Induk 1 unit yang merupakan puskesmas

perawatan yang menyelenggarakan rawat jalan, rawat inap,

rawat umum dan kebidanan serta unit gawat darurat 24 jam

yang berlokasi di kelurahan Lepo-Lepo.

b) Puskesmas pembantu 2 unit, masing-masing terletak di

Kelurahan Watubangga dan Kelurahan Baruga.

c) Puskesmas keliling 2 unit, masing-masing berlokasi di

Kelurahan Baruga dan Kelurahan Watubangga, keduanya

sudah berfungsi.

2) Sarana Kesehatan

a) Rumah bersalin 2 unit, yang berlokasi di Kelurahan

Wundudopi dan Kelurahan Baruga.

b) Praktek dokter berkelompok 1 unit, berlokasi di Kelurahan

Wundudopi.

32

Page 46: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

3) Sarana kesehatan bersumber daya masyarakat

a) Posyandu 18 unit, berlokasi di Kelurahan Lepo-Lepo 4 unit,

di Kelurahan Baruga 4 unit, di Kelurahan Watubangga 6

unit dan di Kelurahan Wundudopi 4 unit.

b) Posyandu lansia 3 unit, berlokasi di Kelurahan Lepo-Lepo 1

unit, di Kelurahan Baruga 1 unit dan Watubangga 1 unit.

d. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang berkerja di Puskesmas Lepo-Lepo

adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lepo-Lepo.

Jumlah tenaga Status

Jumlah PNS Honorer Sukarela

Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Keperawatan Sarjana Kes. Masyarakat Sarjana Kebidanan Apoteker Ahli madya keperawatan Ahli madya kebidanan Ahli madya Gizi Ahli madya kesling Ahli madya analisis kes Perawat Perawat gigi Bidan SPAG SPPH SMF Tenaga administrasi Pekarya kesehatan Sopir Petugas kebersihan Tukang masak dan cuci SMU

3 1 3

10 1 1

17 16 2 1 1

11 3 5 1 2 1 3 1 1 1 - -

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 1 2 1

- - - 1 - -

17 - 3 1 3 2 - - - - - - - - - - -

3 1 3

11 1 1

34 16 5 2 4

13 3 5 1 2 1 3 1 1 2 2 1

Sumber: Data Sekunder, Tahun 2016.

33

Page 47: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

2. Analisis Variabel Penelitian

a. Umur Responden

Tabel 2. Distribusi Umur Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

No. Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

1 < 20 3 7,9

2 20 – 35 28 73,7

3 > 35 7 18,4

Total 38 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 38 responden

sebagian besar responden berumur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak

28 orang (73,7%), umur > 35 tahun sebanyak 7 orang (18,4%) dan

umur < 20 tahun sebanyak 3 orang (7,9%).

b. Pendidikan Responden

Tabel 3. Distribusi Pendidikan Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

No. Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Dasar 13 34,2

2 Menengah 20 52,6

3 Tinggi 5 13,2

Total 38 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 38 responden

sebagian besar responden berpendidikan menengah, yakni

sebanyak 20 orang (52,6%), pendidikan dasar sebanyak 13 orang

(34,2%), dan pendidikan tinggi sebanyak 5 orang (13,2%).

34

Page 48: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

c. Pekerjaan Responden

Tabel 4. Distribusi Pekerjaan Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care pada Trimester I di Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari

No. Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Bekerja 15 39,5

2 Ibu Rumah Tangga 23 60,5

Total 38 100,0

Sumber: Data Primer, 2016.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 38 responden

sebagian besar responden tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga),

yakni sebanyak 23 orang (60,5%), dan yang bekerja sebanyak 15

orang (39,5%).

B. Pembahasan

1. Umur Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

yang tidak melakukan Antenatal Care pada Trimester I berumur 20 –

35 tahun, yakni sebanyak 28 orang (73,7%), umur > 35 tahun

sebanyak 7 orang (18,4%) dan umur < 20 tahun sebanyak 3 orang

(7,9%). Hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena ibu merasa

berada pada rentang usia yang masih belum memasuki kehamilan

risiko tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Amiruddin

(2005) di Puskesmas Ulaweng Jawa Timur yang menyebutkan bahwa

fasilitas antenatal lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok risiko

tinggi, salah satunya usia di atas 35 tahun.

35

Page 49: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Walapun umur 20-35 tahun merupakan usia reproduksi, tetapi

apabila tidak didukung oleh kesiapan mental seseorang maka

kemungkinan untuk memeriksakan kehamilannya tidak dilakukan. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Amiruddin (2005) di Puskesmas

Ulaweng Jawa Timur yang menyebutkan bahwa fasilitas antenatal

lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok risiko tinggi, salah satunya

usia di atas 35 tahun.

Pemanfaatan ANC perlu memperhatikan usia ibu, karena

mempertimbangkan bahwa pemeriksaan kehamilan adalah penting

bagi kesehatan ibu dan janin. Pada umumnya, ibu hamil memiliki usia

yang ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia

yang ideal diharapkan responden tersebut juga telah memiliki

pengetahuan yang cukup tentang kehamilan itu sendiri. Dengan

demikian kesiapan mental seseorang lebih baik terutama dalam

menghadapi kehamilannya. Karena dengan bertambahnya umur

seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga

akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga mengetahui

akan pentingnya antenatal care. Sejalan dengan pendapat Nursalam

(2001) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.

Menurut WHO dalam Murniati (2005), menyatakan bahwa umur

merupakan salah satu faktor risiko tinggi bagi kehamilan. Umur yang

terlalu muda mempunyai bahaya yang lebih besar dari pada umur yang

lebih tua. Risiko tinggi yang dapat dialami ibu jika usia terlalu muda

36

Page 50: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

dalam kehamilan adalah mengalami perdarahan berat saat melahirkan

anak, anak lahir mati, anak lahir dengan berat badan rendah, dan

proses kelahiran sulit.

Untuk menghindari risiko tinggi kehamilan dan kesulitan dalam

persalinan pada usia dengan kelompok risiko tinggi maka ibu harus

memeriksakan kehamilan secara teratur. Umur merupakan salah satu

faktor yang memengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam

pemanfaatan ANC. Asumsi peneliti bahwa umur yang semakin muda

dan tua menjadi alasan utama responden untuk memeriksakan

kehamilannya.

2. Pendidikan Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

yang tidak melakukan Antenatal Care pada Trimester I memiliki

pendidikan menengah, yakni sebanyak 20 orang (52,6%), pendidikan

dasar sebanyak 13 orang (34,2%), dan pendidikan tinggi sebanyak 5

orang (13,2%).

Berdasarkan hasil penelitian didapati ibu hamil di Puskesmas

Lepo-Lepo dengan pendidikan cukup baik (SMA) lebih banyak tidak

melakukan kunjungan pemanfaatan pelayanan antenatal secara

teratur dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan rendah (SD dan

SMP). Sedangkan jumlah ibu yang memiliki pendidikan terakhir

perguruan tinggi sangat sedikit sekali jumlahnya.

Pendidikan dapat mendukung pengetahuan bagi ibu. Pendidikan

sangat berpengaruh terhadap kemampuan seorang ibu di dalam

37

Page 51: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

menerima informasi pendidikan kesehatan. Semakin baik pendidikan

seorang ibu, maka semakin baik pula pola pikirnya untuk menerima

stimulus dan melakukan tindakan-tindakan yang dapat menunjang

kesehatan bayinya.

Pendidikan kesehatan tidak dapat terlihat segera dan tidak dapat

diukur dengan mudah, karena pendidikan merupakan ”behavioral

investment” jangka panjang. Dalam waktu pendek pendidikan

kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan masyarakat. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh

kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan

kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada

meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran

(outcome) pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Beberapa ibu didapati memiliki pendidikan yang rendah (SD dan

SMP). Faktor sosial dan ekonomi mendorong seorang ibu tidak

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan menikah di

usia muda. Usia yang masih muda dengan pendidikan yang rendah

sangat mempengaruhi ibu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan

dengan baik.

Mengacu pada hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa

meskipun pendidikan ibu hamil tinggi tetapi ibu hamil banyak yang

tidak memeriksakan kehamilannya secara rutin disebabkan karena ibu

memiliki pandangan bahwa walaupun ibu mengalami keluhan selama

masa kehamilan tetapi jika keluhan tersebut tidak menghambat

38

Page 52: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

aktivitas sehari-hari maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan

kehamilan dan hal ini dapat menyebabkan rendahnya pemanfaatan

ANCnya.

Pendidikan dan penghasilan merupakan faktor prediktif untuk

melakukan pemeriksaan fisik sedangkan penghasilan prediktif untuk

melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Andersen dalam

Wibowo (2007) menyatakan bahwa pendidikan seseorang secara tidak

langsung mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Pendidikan merupakan dasar terjadinya variasi dalam pengetahuan,

sikap dan nilai-nilai terhadap suatu pelayanan kesehatan. Selanjutnya

hal tersebut membawa dampak terhadap pemanfaatan pelayanan

kesehatan.

Hal ini sesuai menurut Sedarmayanti dalam Hardywinoto

(2007), pendidikan akan mendorong individu dan merupakan salah

satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan seseorang

dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan

atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih

baik.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku

seseorang sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang

diperoleh. Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya

indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan

kesehatan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya

pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak

39

Page 53: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI,

2008).

3. Pekerjaan Ibu Hamil yang Tidak Melakukan Antenatal Care

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 38 responden sebagian

besar responden tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga), yakni sebanyak

23 orang (60,5%), dan yang bekerja sebanyak 15 orang (39,5%).

Hal ini menunjukkan bahwa ibu rumah tangga sulit lepas begitu

saja dari lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan

hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya. Dalam arti wanita

harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal

yang menyangkut urusan rumah tangganya serta menjaga kesehatan

diri dan keluarganya (Mubarak, 2007).

Menurut Salmah (2009) bahwa seseorang ibu rumah tangga

memiliki banyak waktu luang untuk mencari informasi dengan ibu-ibu

lainnya atau melalui petugas kesehatan dibandingkan dengan orang

yang bekerja, khususnya yang bekerja di tempat-tempat yang tertutup

dari akses informasi (pekerja kantoran).

Hal ini pula sejalan dengan yang dikatakan Rosmawati (2014)

dimana pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga memberikan peluang

bagi individu untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga

kesempatan untuk memperoleh informasi akan lebih luas. Informasi

yang diperoleh akan membentuk suatu kepercayaan yang dijadikan

dasar pengetahuan oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti

lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar

40

Page 54: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

individu sebagai kelompok sosial. Dalam interaksi sosial terjadi

hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan

yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola

pemikiran individu. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu

terhadap berbagai objek yang dihadapinya dalam interaksi sosialnya.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Notoatmodjo

(2012) bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan

banyak waktu dan memerlukan peralatan, masyarakat yang sibuk

hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh sedikit informasi

sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kemungkinan juga

berkurang.

41

Page 55: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Umur ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada Trimester I

tertinggi berada pada umur 20 – 35 tahun, yakni sebanyak 28 orang

(73,7%).

2. Pendidikan ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada

Trimester I terbanyak pada pendidikan menengah (SMA), yakni

sebanyak 20 orang (52,6%).

3. Pekerjaan ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care pada

Trimester I terbanyak pada ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah

Tangga), yakni sebanyak 23 orang (60,5%).

B. Saran

1. Bagi para bidan, diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan bagi puskesmas maupun tenaga kesehatan lainnya tentang

upaya meningkatkan pelayanan Antenatal Care. Dan diharapkan bidan

dapat lebih memberikan pendidikan kesehatan tentang Antenatal Care,

tujuan ibu melakukan Antenatal Care, jadwal kunjungan Antenatal

42

Page 56: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Care, sehingga setiap kunjungan yang dilakukan ibu hamil bermakna

dan bermanfaat.

2. Bagi ibu hamil, diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari

informasi tentang kesehatan dan pelayanan-pelayanan yang harus di

kunjungi terutama tentang kesehatan ibu hamil yaitu tentang

pemeriksaan kehamilan (ANC) pada Trimester I, serta diharapkan

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada satu tempat sehingga

kesehatan ibu hamil setiap trimesternya dapat dikontrol dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian lanjutan

faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan

(ANC) dengan menggunakan variabel penelitian yang lainnya seperti

motivasi, dukungan tenaga kesehatan, kelengkapan sarana prasarana

kesehatan, untuk melengkapi hasil penelitian yang telah ada.

43

Page 57: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin. 2008. Issu Mutakhir Tentang Komplikasi Kehamilan (Preeklampsia

Dan Eklampsia). Makassar: Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Apriliyana, Arifa, 2012. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil yang Melakukan

Kunjungan Antenatal Care (ANC) Trimester III di BPM Sri Martuti Piyungan Bantul Yogyakarta. Jurnal Naskah Publikasi Kesehatan. Yogyakarta: Universitas Respati Yogyakarta.

Choli, 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Depkes. Departemen Kesehatan RI. 2008. Asuhan Persalinan Normal (Buku Acuan).

Jakarta : Departemen Kesehatan. Depkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan

Dasar. Jakarta: Depkes RI. __________, 2009. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Departemen

Kesehatan. Hakimi. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Essentia Medica. Hardywinoto, 2007. Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka. Henderson, C., Jones, K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC. Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar RI Tahun 2013. Jakarta:

Kemenkes RI. Mandriwati, 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta:

EGC. Mansjoer et al., 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Fakultas Kedokteran UI. Manuaba, I.C. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC. Maulana. 2008. Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Yogyakarta: Kata

Hati. Mufdlilah. 2009. Antenatal Care Focused. Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 58: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

___________. 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta. Pantikawati. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha

Medika. Poltekkes Kendari, 2014/2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Kendari: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Puskesmas Lepo-Lepo, 2016. Rekapitulasi Laporan Bulanan Puskesmas-KIA

Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2016. Kendari: Puskesmas Lepo-Lepo. Saefudin, A. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal &

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarana Prawirohardjo. Salmah. 2009. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. Simanjuntak, 2009. Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008. Skripsi. Medan: USU.

Simkin, Penny., 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi.

Jakarta: Arcan. Sinsin, 2008. Seri Kesehatan Ibu dan Anak: Masa Kehamilan. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta. Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika. Wibowo, 2007. Kompetensi Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Widyastuti, Yani. Rahmawati, 2010. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:

Fitramaya. Wiknjosastro, H. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. ___________. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Yeyeh, Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans Info

Media.

Page 59: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care

Lampiran 1. Master Tabel Penelitian

IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA TRIMESTER I DI POLI KIA PUSKESMAS

LEPO-LEPO KOTA KENDARI TAHUN 2016

Kode Nama Umur (Th) Pendidikan Pekerjaan

Resp. Resp <20 20-35 >35 SD SMP SMA PT Bekerja IRT

1 Ny. M √ √ √

2 Ny. Pn √ √ √

3 Ny. Sp √ √ √

4 Ny. Ar √ √ √

5 Ny. Zk √ √ √

6 Ny. Dr √ √ √

7 Ny. Sp √ √ √

8 Ny. Sa √ √ √

9 Ny. Hm √ √ √

10 Ny. Yu √ √ √

11 Ny. So √ √ √

12 Ny. La √ √ √

13 Ny. Ja √ √ √

14 Ny. St √ √ √

15 Ny. Va √ √ √

16 Ny. Di √ √ √

17 Ny. Hd √ √ √

18 Ny. Kd √ √ √

19 Ny. Jl √ √ √

20 Ny. Rm √ √ √

21 Ny. Uu √ √ √

22 Ny. Ia √ √ √

23 Ny. Jk √ √ √

24 Ny. Mb √ √ √

25 Ny. Ps √ √ √

26 Ny. Ab √ √ √

27 Ny. Hw √ √ √

28 Ny. Aa √ √ √

29 Ny. Jg √ √ √

30 Ny. Dn √ √ √

31 Ny. Dg √ √ √

32 Ny. Hy √ √ √

33 Ny. Wo √ √ √

34 Ny. Aa √ √ √

35 Ny. Sg √ √ √

36 Ny. Hd √ √ √

37 Ny. Tk √ √ √

38 Ny. Sh √ √ √

Page 60: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care
Page 61: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care
Page 62: IDENTIFIKASI IBU HAMIL YANG TIDAK MELAKUKAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/183/1/KTI Final An. Ernawaty.pdf · Menurut laporan Dinas Kesehatan tentang pemanfaatan Antenatal Care