ICCC INDONESIA NEWSLETTER

9
Berita ICCC Indonesia 2011 Page 1 Edisi AGUSTUS Untuk kalangan sendiri BERITA INTERN UNTUK ANGGOTA DAN KOMUNIKASI BAGI KALANGAN BISNIS DAN PROFESI KRISTEN ICCC (INTERNATIONAL CHRISTIAN CHAMBER OF COMEMRCE) ADALAH MIMBAR DIMANA PESAN KRISTUS BAGI KITA DI ZAMAN INI DIJABARKAN, DIBAGIKAN DAN DINYATAKAN TERHADAP DUNIA BISNIS NATIONAL BOARD National President Bunan Djambek Vice Presidents: Admin/Secretary Eliezer H. Hardjo Finance/Treasurer: Johanis S. Najoan Membership/Mentoring/ Network Manimbul L. Sitorus Simon Aditan Teaching / Training Benjamin B. Juwono Ridwan Naftali Business Development/ Micro-Enterprise Tonny Soetjoadi Rudolf A.S. Sinaga Intercessors (Mrs.) Josephine S. Sitorus (Ms.) Hermina M. Usmany Eddy S. Kristiawan Kantor Nasional ICCC Indonesia: Website: www.iccc-indonesia.com Pertokoan Pulo Mas Blok B I / 8, Jalan Perintis Kemerdekaan. Jakarta 13260 Telp (021) 4890211, fax: (021) 4722274. E-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] Shalom saudara-saudaraku yang terkasih! Kita sekarang sedang siap-siap memasuki paruh kedua tahun 2011 ini. Kita cukup prihatin dengan semakin maraknya gejolak-gejolak sosial, baik yang melanda rakyat jelata yang berkelahi antar kelompok dan golongan, kekerasan dan kejahatan yang semakin meningkat, kemiskinan yang meluas sementara kita menyaksilak ulah para pejabat pemerintah dan penegak hukum baik dalam tingkat daerah sampai di tingkat pusat, tak terkecuali kemelut yang menimpa ”ruling party” karena ada kadernya yang mbalelo ; menjadi headline dan topik pembicaraan hangat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional paling tidak di kalangan media. Saya ingat cerita Yosafat di II Tawarikh 20 di mana musuh- musuhnya saling membinasakan! Kita yang hidup dalam dimensi Kerajaan Allah hanya berdoa supaya kita di pihak pemenang karena Tuhan berperang buat kita. Sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan NKRI yang ke -66 sejak di proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sebagai warga negara yang baik kita bersyukur dan patut ikut serta merayakannya. Sebagai warga negara kita harus menghormati dan mengamalkan Pancasila. Akan tetapi kita yang juga sebagai warga Kerajaan Sorga harus hormat dan menjalankan Sepuluh Perintah Tuhan dan Hukum Kasih. Kadang-kadang saya pikir keadaan negara kita sekarang mungkin akibat dari tidak menjalankan Sepuluh Perintah ini. Marilah kita yang tergabung di ICCC ini mengambil contoh dari Yosafat disaat keadaan krisis mencari wajah Tuhan dan berseru minta pertolongan Tuhan. Kita juga mempersiapkan diri untuk menyongsong WPA 2012 dimana ICCC ikut bergabung . Dirgahayu dan Jayalah Indonesia. Merdeka ! Bunan Djambek National President ICCC INDONESIA www.iccc-indonesia.com

description

News and articles

Transcript of ICCC INDONESIA NEWSLETTER

Page 1: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 1

Edisi AGUSTUS

Untuk kalangan sendiri

BERITA INTERN UNTUK ANGGOTA DAN KOMUNIKASI BAGI KALANGAN BISNIS DAN PROFESI KRISTEN

ICCC (INTERNATIONAL CHRISTIAN CHAMBER OF

COMEMRCE) ADALAH MIMBAR DIMANA PESAN KRISTUS BAGI

KITA DI ZAMAN INI DIJABARKAN, DIBAGIKAN DAN DINYATAKAN

TERHADAP DUNIA BISNIS

NATIONAL BOARD

National President Bunan Djambek Vice Presidents:

Admin/Secretary Eliezer H. Hardjo

Finance/Treasurer: Johanis S. Najoan

Membership/Mentoring/ Network Manimbul L. Sitorus Simon Aditan

Teaching / Training Benjamin B. Juwono Ridwan Naftali

Business Development/ Micro-Enterprise Tonny Soetjoadi Rudolf A.S. Sinaga

Intercessors (Mrs.) Josephine S. Sitorus

(Ms.) Hermina M. Usmany Eddy S. Kristiawan

Kantor Nasional ICCC Indonesia:

Website: www.iccc-indonesia.com Pertokoan Pulo Mas Blok B I / 8, Jalan Perintis Kemerdekaan. Jakarta 13260

Telp (021) 4890211, fax: (021) 4722274. E-mail: [email protected],

[email protected], [email protected]

Shalom saudara-saudaraku yang terkasih!

Kita sekarang sedang siap-siap memasuki paruh kedua tahun 2011 ini. Kita cukup prihatin dengan semakin maraknya gejolak-gejolak sosial, baik yang melanda rakyat jelata yang berkelahi antar kelompok dan golongan, kekerasan dan kejahatan yang semakin meningkat, kemiskinan yang meluas sementara kita menyaksilak ulah para pejabat pemerintah dan penegak hukum baik dalam tingkat daerah sampai di tingkat

pusat, tak terkecuali kemelut yang menimpa ”ruling party” karena ada kadernya yang mbalelo ; menjadi headline dan topik pembicaraan hangat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional paling tidak di kalangan media. Saya ingat cerita Yosafat di II Tawarikh 20 di mana musuh-musuhnya saling membinasakan! Kita yang hidup dalam dimensi Kerajaan Allah hanya berdoa supaya kita di pihak pemenang karena Tuhan berperang buat kita. Sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan NKRI yang ke -66 sejak di proklamirkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Sebagai warga negara yang baik kita bersyukur dan patut ikut serta merayakannya. Sebagai warga negara kita harus menghormati dan mengamalkan Pancasila. Akan tetapi kita yang juga sebagai warga Kerajaan Sorga harus hormat dan menjalankan Sepuluh Perintah Tuhan dan Hukum Kasih. Kadang-kadang saya pikir keadaan negara kita sekarang mungkin akibat dari tidak menjalankan Sepuluh Perintah ini. Marilah kita yang tergabung di ICCC ini mengambil contoh dari Yosafat disaat keadaan krisis mencari wajah Tuhan dan berseru minta pertolongan Tuhan. Kita juga mempersiapkan diri untuk menyongsong WPA 2012 dimana ICCC ikut bergabung . Dirgahayu dan Jayalah Indonesia. Merdeka ! Bunan Djambek National President ICCC INDONESIA www.iccc-indonesia.com

Page 2: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 2

INDONESIA

Mid-Term Seminar

ICCC Kembali akan mengadakan Seminar

pada bulan September 2011 mendatang.

Informasi lebih detail akan kami sampaikan

dalam Berita ICCC bulan depan

Ruang Konsultasi Bisnis / Pekerjaan

Bagi member yang membutuhkan konsultasi

dalam bidang bisnis / pekerjaan silahkan

menghubungi via email: [email protected]

yang akan kami masukkan dalam kolom

konsultasi agar dapat dibaca dan bermanfaat

bagi yang lain yang mengalami hal yang

sama. Oleh karenanya harus bersifat terbuka,

walau identitas (atas permintaan yang

bersangkutan) akan kami samarkan. Jawaban

atau saran, selain dari National Board, juga

dari member lain yang dapat memberi

masukan, setelah di edit oleh Redaksi Berita

ICCC Indonesia.

Partisipasi ICCC Indonesia dalam WPA

2012

ICCC Indonesia turut serta berpartisipasi

dalam mendukung program World Prayer

Assembly (WPA) 2012 yang akan diadakan

pada bulan Mei 2012

Proyek Pembiakan Lele

Proyek percontohan kerjasama pembiakan

bibit Lele dengan sebuah gereja telah berjalan

dan diharapkan akan memberikan return

sesuai dengan estimasi. Bagi yang berminat

untuk berpartisipasi silahkan berhubungan

dengan Bro. Tonny Soetjoadi – V.P. Business

Development

Apa itu ICCC?

Forum dimana pesan Kristus untuk zaman ini dijabarkan, disampaikan dan dinyatakan

kepada Dunia Bisnis

ICCC adalah badan yang independen dan inter-denominasi, bukan menjadi bagian dari suatu gereja tertentu namun ikut melayani

gereja yang membutuhkan pelayanan ICCC. ICCC berkantor Pusat di Orebrö Swedia dan saat ini telah berada di sekitar 65 negara di

lima benua.

ICCC Indonesia melakukan berbagai kegiatan dan pelayanan baik terhadap

anggota, maupun terhadap dunia bisnis khususnya dalam lingkungan Kristiani.

FORUM ANGGOTA

New Members

Selamat bergabung Pak Efendi Sitorus

MEMBERSHIP FEE

Bagi anda yang ingin bergabung dan member yang akan memperpanjang kartu keanggotaan anda untuk tahun 2011 sudah dapat dan agar menghubungi Manimbul Luhut Sitorus V.P. Membership (HP: +628159694545) atau Simon Aditan – Membership Domain (HP: +62816974647) atau mengirimkan email ke V.P. Admin/ Secretary ([email protected])

Annual Membership Fee untuk tahun 2011 mengikuti peraturan International dalam kategori Developing Nation menjadi Rp. 600.000 dimana US$ 50 dikirim ke Kantor Pusat di Swedia sebagai syarat dan kewajiban International Membership

Page 3: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 3

Membership Fee dapat ditransfer ke rekening ICCC Indonesia atau FORUKIN dibawah ini, dan mengirimkan bukti transfernya dengan fax ke alamat yang tercantum paling bawah dari setiap halaman Newsletter ini:

Rekening Bank:

CIMB NIAGA BANK Cabang Senen - Jakarta

No. 200-01-00012-00-0 a/n : Forum Komunikasi Usahawan Kristen Indonesia (FORUKIN).

KONTAK BISNIS

1. PT. Chantique Inti Décor Junias Hidajat – Director Offices:

JL. Semarang – Purwodadi Km 17.8 Gudang No. 8 Kalitengah, Mranggen, Demak 59567, Jawa Tengah – Indonesia Phone: +62-24 673 5496 & 673 5498 Fax: +62-24 673 5497 e-mail: [email protected] Website: www.chantique-id.com Line of Business: Manufacture of customize outdoor

furniture for hotels and restaurants.

For serious inquiry, please contact: Junias Hidajat E-mail: [email protected] Cell: +62 81 2287 1778

2. Surya Delapan Mas

Tonny Soetjoadi – Director Offices: 1. HWI Lindeteves 4

th Floor, Block B No. 7

Jalan Hayam Wuruk

Jakarta (Barat) 11180 – INDONESIA Phone: 062 (21) 6259625 Fax: 062 (21) 6259561 2. Taman Berdikari Santosa Block M No. 16 Jalan Pemuda Jakarta (Timur) 13220 – INDONESIA Phone: 062 (21) 4712821 & 91282388 Fax: 062 (21) 4718293 Line of Business: Distribution of Chladianplast Corrugated Roof & Flat sheet for Jakarta Metro & Outer Java and International market

Business Opportunity: Looking for bona-fide Sub-distributors all-over Indonesia as well as outside of Indonesia, preferably having vast networks & experiences in distribution of building materials. Serious inquiry can be directed to Tonny Soetjoadi, Director ([email protected] or mobile: +62811193202

3. HeavenSpring Consulting & Agencies Co. Eliezer Hernawan Hardjo Ph.D., CM Jalan Pegangsaan Indah Barat B I / 8 Pondok Gading Utama Jakarta 14250 – INDONESIA Phone: 062 (21) 4521141 Fax: 062 (21) 4533070 Mobile: (062) 815-13203415 E-mail: [email protected], [email protected] Partners:

1. Institute of Certified Professional Managers – James Madison University, VA, USA

2. DF Solusi Consulting – Indonesia

Line of Business: Business & Management

Consulting (Seminar, Training & Consulting)

Page 4: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 4

Bagi member yang berminat untuk dicantumkan dalam kolom ini (free of charge) dimohon untuk meng-update data dan mengirim ke e-mail: [email protected] seperti contoh diatas Nama Perusahaan Person in Charge dan Contact person Alamat lengkap termasuk no. Telepon/fax dan

e-mail Line of business Specific products yang ingin ditawarkan

(dengan foto kalau ada – yang di-compressed)

How I Conquered the

Debt Mountain

It's not easy to climb

out of a difficult

deep-in-debt

situation, but it can

be done. Here's my

story — I hope you

find it encouraging.

Becoming debt-free is one of my most memorable

achievements. It was also one of the most difficult

personal challenges I've ever faced. When I was

26, I had debts totaling over $135,000 dollars. I

had a house mortgage, two car payments, and

eight credit cards (most of them had balances

above their credit limits). My marriage had

deteriorated under the financial strain, and as

most do under these circumstances, ended in

divorce. The loss of income from my wife and the

added burden of now maintaining two households

brought me to the brink of financial ruin.

With a monthly income of a little over $1,600, I no

longer had the means to make the payments on

all my bills. My creditors wanted their money, and

they wrote and called daily to get it. Just the

thought of having to open my mailbox or the

sound of the phone ringing tied my stomach in

knots.

My most immediate problem was making my

mortgage payment. The house had been for sale

for months, but mortgage rates were high back in

those days and there hadn't been any offers. Just

when all seemed lost, mortgage rates began to

drop, and I was able to sell the house a few

weeks later. I used the $2,700 I made from the

sale of the house to move into a small one-

bedroom apartment. It also was around this time

that I made a promise to myself that I would never

again allow myself to get into such a financial

mess, and I would do everything in my power to

become debt-free.

My first step was to take a hard look at how I was

spending my money. If it wasn't an absolute

necessity, it was no longer in my budget. I

stopped my newspaper and magazine

subscriptions, canceled cable television, and

discontinued all entertainment that I had to pay for

(movies, sports events, etc.). This was probably

my most profitable move because it forced me to

search for alternative ways to better spend my

free-time. Although I had always exercised

regularly (running, biking & lifting weights), with

my new rules now in effect, I began to spend

twice as much time at it as I had previously. When

I wasn't exercising, I was at the library reading

everything I could find on personal finances. I

read about budgeting, saving money, spending

money, insurance, mutual fund investing, and

ways to increase my income — anything that

might help me improve my financial situation.

I looked at where my money was going for

"necessities." Do I really need it or do I just want

it? (I ask this question before every purchase — it

has saved me a lot money.) Am I paying too

much? Can I get by with less?

I greatly reduced my grocery bill and water

became my beverage of choice for most meals. I

never ate more than twice a day. I began to

budget my food much like I was budgeting my

money.

Next, I placed classified ads in the newspaper to

sell the things I no longer needed or didn't have

enough space for (furniture, refrigerator, etc.). For

the few dollars required, a classified ad in the

newspaper is very effective — there always

seems to be someone looking for what you're

selling. If you don't have the money to buy an ad

in the paper, you can post an ad free on

craigslist.com.

By acting on the information I picked up from the

books I read, I was able to free-up around $400 a

month to apply toward paying off my debts as well

as begin a savings fund.

Page 5: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 5

From the start, I directed my attention to the credit

cards with the smallest balance. I paid all that I

could afford towards that card until it was paid-off.

When that card was eliminated, I moved to the

card with next smallest balance, applying the

money that was used on the previous card to it,

and so on. Although my decision to pay off credit

cards with the smallest balance (versus cards

charging the highest interest) may not have been

in line with the most correct financial advice, the

motivation that came with paying off the smaller

cards quickly worked best for me.

Unquestionably, the changes I made in my

lifestyle were an improvement, but they were not

easy by any means. Lifestyle changes are the

most difficult changes you can make — it's not

like changing brands of coffee or toothpaste. Until

the changes are ingrained in your soul, there's

always that temptation to fall back to your old

ways.

It took four years and a lot of desire,

determination, self-discipline, self-sacrifice, and

perseverance (qualities I didn't think I had in me),

but I can now say I am debt-free. I also have an

emergency cash fund large enough to manage

almost any crisis, and I am now saving and

investing more than 40% of my take-home pay.

My financial problems didn't disappear when I

became debt-free. There are still financial

decisions to make and goals to meet. The

difference for me now is that I control my finances

— they no longer control me.

Published since 1990, Sound Mind Investing is

America's best-selling financial newsletter written

from a biblical perspective. Visit the Sound Mind

Investing website .

~~~~~~~~~~~~~~~$$$$$~~~~~~~~~~~~~~~~~

Is Your Financial

House Built on Rock

or Sand?

Jay Peroni, CFP(r), The Faith-Based Investor

I have been advising and counseling others on how to build true wealth for the past fifteen years. I have seen my personal share of ups and downs and witnessed thousands of others. The 2008-2009 financial crises was sure a wake-up call for many investors as they watched the financial system they trusted for their future collapse in a few short months.

It got me thinking about how many people, Christians included, built and continue to build their financial houses on sand. I am reminded of Matthew 7:24-26:

"Therefore everyone who hears these words of mine and puts them into practice is like a wise man who built his house on the rock. The rain came down, the streams rose, and the winds blew and beat against that house; yet it did not fall, because it had its foundation on the rock. But everyone who hears these words of mine and does not put them into practice is like a foolish man who built his house on sand."

Five steps to help you build a solid foundation

Early this year I set out on a journey to see who thrived in 2009 and who barely survived. I conducted nearly 600 interviews to determine if there was a solid difference between those who did well in difficult times and those who fell apart. The numbers were alarming! Only 5% thrived and moved forward financially during the difficult times in 2009 while 95% of those I interviewed took major setbacks and fell deeper into debt or lost major ground.

Of the 5% who thrived, there were some major common threads:

1) They identified what they valued most in life. They had spent time finding what they loved to do and how to get paid generously for it.

Page 6: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 6

2) They discovered their meaningful purpose in life. They concentrated on using their key strengths and abilities to add value to the world and bless others.

3) They designed their compelling vision for their future. Most had three, five, and ten year goals almost memorized! They knew where they were heading and had a good idea on how they were going to get there.

4) They had a real personal mission statement. Though many of them did not call it a

"mission statement", they lived their life like they were on a mission. Their financial and business lives had clarity and purpose; they created a sense of urgency, and were persistent in their attempts to succeed. If your personal goals and dreams have deep meaning to you then you are far more likely to succeed financially.

5) They not only set goals, they created an action plan. This helped them implement their mission, live their values, and work toward achieving their vision. They hired a good team of advisors and had great council and accountability to set their paths straight.

Because of my key learning and my desire to help others see how they can thrive and not just survive, I wrote a new EBook called "Thrive in Your Life - Creating the life you were meant to live". It describes the Five to Thrive Principles I uncovered as I interviewed those who were succeeding financially.

Thrive Principle One: Become a passionate income earner

Of those who become wealthy, very few become wealthy from the stock market itself. By far, the number one way to becoming wealthy is through finding a way to get paid doing something you absolutely love.

Thrive Principle Two: Become a generous giver

Many fail to give back to our society because they insist they have the lack of two precious resources - time and money. However, those who are most successful often give more than 10% of their income away and spend countless hours volunteering and sharing their time and talents to bless others.

Thrive Principle Three: Become a wise investor

Investing does not just mean haphazardly investing in a mutual fund. Most investors hand over their hard earned dollars to let someone else handle their investments. This can often be the worst thing you can do. Those who are successful invest rather than gamble. Warren Buffet, for example, does not invest a dime in anything unless he is quite certain it will go up in

value. That is investing. Gambling, on the other hand, is committing money to a stock, a mutual fund, or something else without a clue as to whether it will go up or down. Too many people gamble rather than invest.

Thrive Principle Four: Become a cautious debtor

If 2008-2009 didn't teach us anything, debt can be a hue deterrent from gaining wealth. There are good, bad, and ugly uses of debt. Far too many American use debt foolishly and it keeps them enslaved rather than reaching the desired destination - financial freedom!

Thrive Principle Five: become a prudent spender

Those who succeed financially evaluate each spending decision from a variety of angles. They look at price, value, durability, and how it lines up with their life purpose. Just because you have more money doesn't mean you can or should spend more, especially if your spending doesn't line up with you life's values. Those who are successful, despite having wealth, still carefully analyze. Want to the results of being wealthy and missing this principle? How many lottery winners, sports stars, actors and actresses, and other celebrities go bankrupt after earning millions of dollars?

Originally posted June 11, 2010.

Jay Peroni, CFP®, renowned financial advisor and author of The

Faith-Based Millionaire and The Faith-Based Investor, is an expert

authority on the subject of "Faith-Based Investing." As Founder of

Faithbasedinvestor.com and co-founder of Thrive in Your

Life and Faith-Based Portfolio, Jay is passionate about helping

people incorporate their faith into their financial lives.

(Kirimkan kutipan, artikel, kata-kata mutiara atau kisah pengalaman anda yang dapat memperkuat

iman pembaca Newsletter ini kepada TUHAN baik itu berupa pengalaman pribadi maupun orang lain

dengan ciri utama bisnis dan rohani)

VISI, MISI DAN

TUJUAN ICCC

International Christian Chamber of Commerce (ICCC) lahir dari kepatuhan terhadap visi yang diberikan selama kurun waktu enam tahun kepada seorang usahawan Swedia J. Gunnar Olson, yang diteguhkan dengan nubuatan dan terbukanya pintu kesempatan disekitarnya yang sebelumnya tertutup.

Page 7: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 7

ICCC merupakan panggilan yang serius dan menantang bagi pengusaha Kristen untuk mengenali jaman yang sedang kita masuki dan dengan terang dari pengenalan itu memasuki dimensi iman yang baru yang disediakan bagi mereka yang …” takut akan TUHAN … berbicara satu sama lain … dan menghormati namaNya.” (Maleakhi 3: 16) Visi ini memanggil para pengusaha dan kaum profesi di seluruh dunia yang terbeban untuk saling berhubungan, bertukar pendapat, memperdagang-kan barang dan menyediakan jasa, saling mendukung dan menguatkan secara rohani dan materi. Berdasarkan eksistensi dari visi itu sendiri memproklamirkan otoritas Kristus yang mutlak diseluruh dunia. Pada intinya ICCC adalah kehendak TUHAN untuk memperluas tali kasih-Nya, melalui gereja-Nya, didalam dunia usaha. Hal ini menuntut para pelaku bisnis mencari terlebih dahulu Kerajaan-Nya dan segala Kebenaran-Nya. Urapan tersedia bagi mereka yang dengan mata melihat dan telinga mendengar panggilan jaman. Sebagaimana halnya Raja Daud yang menerima urapan untuk menjadi raja, jauh sebelum dia menjadi Raja, yang keadaan pada saat urapan diberikan sama sekali tidak mungkin bagi Daud untuk menjadi Raja, demikianlah ICCC memanggil para pengusaha Kristen sebelum peristiwanya terjadi untuk mengalami kebebasan masuk ke dalam dimensi baru, dimana sasaran, strategi dan perencanaan bersama-sma diwujud-nyatakan sesuai dengan iman di dalam Kristus. ICCC mencanangkan panggilan itu sejalan dengan rencana TUHAN bagi jaman ini sebagai kunci memperoleh berkat dan pertumbuhan dan agar dapat bangkit berkemenangan diatas gelombang ombak yang mengancam.

Panggilan ICCC: “Mereka akan menjadi

milik kesayanganKu sendiri, firman

TUHAN semesta Alam pada hari yang

Kusiapkan. Aku akan mengasihi mereka

sama seperti seseorang menyayangi

anaknya yang melayani dia. Maka kamu

akan melihat kembali perbedaan antara

orang benar dan orang fasik, antara

orang yang beribadah kepada TUHAN dan

orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” (Maleakhi 3: 17-18)

KEYAKINAN IMAN ICCC:

Satu-satunya TUHAN pencipta segala

sesuatu dalam kesatuan Trinitas: Bapa,

Anak, dan Roh Kudus.

Keilahian TUHAN Yesus Kristus.

Kelahiran-Nya dari rahim seorang

Perawan. Karya penebusan dosa

manusia melalui kematian-Nya diatas kayu salib. Kebangkitan-Nya. Hak

otoriatas diri-Nya atas dunia dan

Kedatangan-Nya yang kedua kali dalam Kuasa dan Kemuliaan-Nya.

Alkitab, sepenuhnya sebagai Firman

TUHAN yang memberikan inspirasi dan berbagai peraturan bagi kehidupan yang

dilandasi iman.

Keselamatan pribadi orang berdosa dan

kebutuhannya untuk mengalami proses

regenerasi melalui karya Roh Kudus

dalam menuju menjadikannya sebagai manusia yang dikehendaki oleh TUHAN,

seutuhnya.

Transformed Working Life (TWL) adalah Pelatihan resmi dari Kantor Internasional bagi anggota ICCC dalam memperlengkapi anggota dengan pengetahuan dan pemahaman latar

belakang, tujuan dan penerapan prinsip-prinsip Kerajaan TUHAN bagi dunia bisnis dan profesi. TWL diperuntukkan bagi anggota dan dapat diikuti secara Cuma-Cuma, namun terbuka juga bagi siapa saja yang berminat untuk mengikutinya.

TWL diselenggarakan dalam bahasa

Indonesia dan dilengkapi dengan buku panduannya, yang telah diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia juga, sehingga para peserta betul-betul akan memperoleh manfa’at yang besar dan mengalami transformasi dalam kehidupan pribadi maupun bisnisnya. TWL difasilitasi oleh anggota National Board yang terlatih dan dikoordinir oleh V.P. Teaching: Benjamin B. Juwono bersama dengan Teaching Team: Ridwan Naftali Transformed Working Life (TWL) akan ditayangkan dalam salah satu channel di Indonesia agar dapat dimanfaatkan oleh para pebisnis & profesional Kristiani di Indonesia bagaimana menerapkan prinsip-prinsip

Page 8: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 8

Kerajaan Tuhan dalam kehidupan berbisnis dan bekerja mereka. Tolong dukung agar maksud ini dapat terealisir di tahun 2011 mendatang. TWL bagi members secara rutin diadakan pada hari Sabtu ke 2 setiap bulan dan terbuka dan dianjurkan bagi semua member untuk mengikutinya sebagai pembekalan wajib.

MERDEKA! Sebentar lagi bangsa Indonesia termasuk kita,

akan merayakan HUT Kemerdekaan Republik

Indonesia yang ke 66, untuk mengingat kembali

bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945, Kedua

proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta

memproklamirkan kemerdekaan Indonesia

sebagai suatu negara dan bangsa yang berdaulat

penuh, sejajar dengan bangsa lain, dan bebas dari

penjajahan bangsa Belanda. Kisah-kisah heroik

mendahului peristiwa itu, maupun beberapa tahun

sesudahnya dimana penjajah berusaha untuk

kembali mengangkangi negeri ini.

Rasa cinta tanah air, ketulusan, rasa persatuan dan

kesatuan hati yang bulat berhasil mencegahnya.

Sungguh mengagumkan dan membuat kita

terpesona mendengar dan membaca bagaimana

para pejuang, perintis kemerdekaan dan para

pendiri negara ini berjuang dengan tulus, bahu-

membahu membela negeri tercinta, Indonesia nan

Jaya.

Kini, bangsa Indonesia menikmati kemerdekaan

yang tidak lain karena perjuangan dan

pengorbanan mereka; para pejuang dan pahlawan

yang gugur di medan perang; para perintis

kemerdekaan dan para pendiri negeri ini. Kita

berhutang budi dan berhutang kepada mereka.

Kita tahu bahwa kemerdekaan kita sebagai bangsa

tidak terlepas dari campur tangan Tuhan terhadap

bangsa ini. Memang tidak tercatat secara resmi

dalam sejarah bangsa, namun kita meyakini

bahwa kala itu tidak sedikit anak-anak Tuhan

yang menjerit kepada Tuhan dalam penderitaan

yang mereka alami dan Tuhan mendengar dari

sorga serta bertindak, sesuai dengan janji-Nya

dalam 2 Tawarikh 7:14 “ …. dan umat-Ku, yang

atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri,

berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari

jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan

mendengar dari sorga dan mengampuni dosa

mereka, serta memulihkan negeri mereka.”

Kini 66 puluh tahun berlalu, menjadi pertanyaan

bagi kita sudahkah kita betul-betul merdeka?

Seperti yang dimimpikan para pejuang, perintis

kemerdekaan dan pendiri negeri ini? Secara

legalitas harus kita akui, ya, sudah pasti. Kita

telah berdiri sejajar dengan bangsa lain, dan di

mata dunia atau international kita diakui selain

sebagai bangsa yang berdaulat dengan jumlah

penduduk terbesar ke 4 di dunia, setelah China,

India, Amerika Serikat juga mempunyai potensi

besar untuk menjadi raksasa ekonomi yang

diperhitungkan di masa yang akan datang, dalam

hitungan puluh tahun.

Entah setengah mengeritik, memprotes atau

dengan sungguh-sungguh timbul dari lubuk hati

dan sesuai dengan pandangannya, Megawati

Soekarnoputeri, yang adalah salah satu puteri

Proklamator RI, Soekarno, dalam berbagai

pertemuan partai maupun kesempatan lainnya

selalu meneriakkan atau memekikkan yel-yel

“Merdeka” dengan mengepalkan tinju. Kita bisa

saja mengeritik beliau dengan sikapnya, dan

bertanya maksudnya apa? Koq masih saja

meneriakkan “Merdeka” padahal kita sudah

merdeka? Apakah merdeka dalam pengertian

beliau hanya jika negeri ini dipimpin olehnya,

atau oleh orang yang dikehendakinya?

Page 9: ICCC INDONESIA NEWSLETTER

B e r i t a I C C C I n d o n e s i a – 2 0 1 1

Page 9

Terlepas dari keinginan mengeritiknya, namun

pekikan “merdeka” beliau bisa kita ambil

manfaatnya bagi kita anak-anak Tuhan, bahwa

sebagai individu mahluk spiritual yang ada dalam

diri kita secara fisikal, kemerdekaan memang

masih menjadi sebuah pertanyaan. Sudahkah kita

betul-betul merdeka?

Rasul Paulus berkata: “ .... karena perjuangan

kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi

melawan pemerintah-pemerintah, melawan

penguasa-penguasa, melawan penghulu-

penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-

roh jahat di udara.” (Efesus 6: 12)

Bukan rahasia lagi bagi kita semua, kejahatan

baik yang terorganisir maupun tidak, baik yang

terselubung maupun terbuka, merajalela dimana-

mana di negeri kita, Indonesia: Terorisme,

korupsi, penganiayaan, pembunuhan, kejahatan

seksual dan berbagai kejahatan lainnya yang

menunjukkan bahwa sebagian bangsa ini

termasuk yang menyebut dirinya Anak-anak

Tuhan masih dan sedang berada dalam

perbudakan hawa nafsu yang tidak terkendali

memenuhi keinginan daging dan tidak mustahil

sudah dalam kuasa roh-roh jahat dan iblis sendiri,

yang kesemuanya merupakan kekejian di hadapan

Tuhan dan menjadikan pelakunya sebagai musuh

yang harus dan akan ditumpas-Nya. Beberapa

ayat Firman Tuhan mengingatkan akan hal ini:

Roma 8:7 “Sebab keinginan daging adalah

perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak

takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak

mungkin baginya.” Lalu Galatia 5:17 “Sebab

keinginan daging berlawanan dengan keinginan

Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan

keinginan daging—karena keduanya

bertentangan—sehingga kamu setiap kali tidak

melakukan apa yang kamu kehendaki.” Dan 1

Yohanes 2:16 “Sebab semua yang ada di dalam

dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan

mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal

dari Bapa, melainkan dari dunia.”

Hanya dengan berpaling dan hidup dalam Kristus

sajalah yang telah memerdekaan kita dari kuasa

dan cengkeraman keinginan daging, roh-roh jahat

dan iblis kita dapat menikmati kemerdekaan baik

sebagai anak bangsa maupun sebagai warga

sorgawi yang ditempatkan Tuhan di negeri

Indonesia (Galatia 5: 1).

Dan simaklah nasihat dari dua rasul besar Paulus

dan Petrus bagaimana sebaiknya kita mengisi

kemerdekaan yang kita peroleh baik dalam

kehidupan bernagsa maupun dalam kehidupan

individu sebagai mahluk spiritual: Galatia 5:13

“Saudara-saudara, memang kamu telah

dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu

mempergunakan kemerdekaan itu sebagai

kesempatan untuk kehidupan dalam dosa,

melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh

kasih.” Dan 1 Petrus 2:16 Hiduplah sebagai

orang merdeka dan bukan seperti mereka yang

menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk

menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi

hiduplah sebagai hamba Allah.

Kemerdekaan yang sesungguhnya, menuju

masyarakat yang adil dan sejahtera harus

dimulai dan hanya dapat terjadi ketika anak-

anak Tuhan, bertobat, berdoa dan menjalankan

perintah Tuhan dalam Firman-Nya.

Merdeka! (Dr. Eliezer H. Hardjo Ph.D., CM/Narwastu Agustus 2011)

Terimakasih anda telah meluangkan waktu membaca Berita ICCC Indonesia ini dan silahkan mem-forward-nya ke

rekan bisnis anda agar memperoleh berkat rohani yang sama.

Redaksi