Ibu Hamil Dan Menyusui

download Ibu Hamil Dan Menyusui

of 35

Transcript of Ibu Hamil Dan Menyusui

Manfaat Zat-Zat Gizi bagi wanita Sepanjang Daur KehidupannyaKeberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan gizi dapat merusak kualitas SDM. Pada saat ini, sebagian besar atau 50% penduduk Indonesia dapat dikatakan tidak sakit akan tetapi juga tidak sehat, umumnya disebut kekurangan gizi. Kejadian kekurangan gizi sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa, akan tetapi secara perlahan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian balita, serta rendahnya umur harapan hidup. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam kandungan. Akan tetapi perlu diingat bahwa keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil ditentukan juga jauh sebelumnya, yaitu pada saat remaja atau usia sekolah. Demikian seterusnya status gizi remaja atau usia sekolah ditentukan juga pada kondisi kesehatan dan gizi pada saat lahir dan balita. United Nations (Januari, 2000)1 memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti siklus kehidupan. Pada Gambar 1 dapat dilihat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada upaya perbaikan gizi. Pada Gambar 1 ini diperlihatkan juga faktor yang mempengaruhi memburuknya keadaan gizi, yaitu pelayanan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan yang kurang, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada kematian. Untuk lebih jelas mengetahui faktor penyebab masalah gizi, bagan 1 (Unicef, 19982) menunjukkan secara sistimatis determinan yang berpengaruh pada masalah gizi yang dapat terjadi pada

1 2

Nutrition throughout life cycle. 4th report on The World Nutrition Situation, January 2000. Unicef (1998). The State of the Worlds Children 1998. Oxford: Oxford University Press.

masyarakat. Sehingga upaya perbaikan gizi akan lebih efektif dengan selalu mengkaji faktor penyebab tersebut.

Bagan 1. Penyebab kurang giziDampak KURANG GIZI

Penyebab langsung

Makan Tidak Seimbang

Penyakit Infeksi

Penyebab Tidak langsung

Tidak Cukup Persediaan Pangan

Pola Asuh Anak Tidak Memadai

Sanitasi dan Air Bersih/Pelayanan Kesehatan Dasar Tidak Memadai

Kurang Pendidikan, Pengetahuan dan Keterampilan

Pokok Masalah di Masyarakat

Kurang pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemanfaatan sumberdaya masyarakat

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

Akar Masalah (nasional)

Krisis Ekonomi, Politik, dan Sosial

Masalah Gizi Menurut Siklus Kehidupan

Kehidupan manusia dimulai sejak di dalam kandungan ibu. Sehingga calon ibu perlu memounyai kondisi yang baik. Kesehatan dan gizi ibu hamil merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi sang bayi untuk menjadi sehat. Jika tidak, maka dari awal kehidupan kehidupan manusia akan bermasalah pada kehidupan selanjutnya. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah keadaan bayi lahir dengan berat badan 25.0 27.0 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27.0

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain sebagainya. Dari berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa wanita hamil yang menderita anemia gizi pada waktu akan melahirkan mengalami komplikasi, sehingga resiko meninggal sebesar 5 kali lebih besar dibandingkan wanita yang melahirkan tetapi tidak anemia. Selain itu resiko akan semakin meningkat menjadi 6 kali jika ibu yang enemi terkena infeksi. Sedangkan menurut Lozoff dkk (Soekirman, 1991) mengungkapkan adanya pengaruh anemia gizi pada ibu terhadap kelambatan perkembangan mental dan koordinasi gerak dari bayi yang dilahirkan. Tujuan Penataan Gizi Pada Ibu Hamil 1. Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan akan zat gizi ibu, janin serta plasenta. 2. Makanan padat kalori dan dapat membentuk jaringan tubuh bukan lemak 3. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil.

4. Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga bisa menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, serta melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, serta cukup memperoleh energi untuk menyusui dan merawat bayi kelak. 5. Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diingini, seperti nek dan munth. 6. Mendorong ibu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik. Pembagian Waktu Makan

Pembagian waktu makan untuk ibu hamil perlu dilakuan, karena selain menyatakan jumlah yang dimakan, berapa sering, juga berhubungan dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Beberapa pakar Gizi menyatakan beberapa kelebihan dengan pembagian 5 kali waktu makan antara lain Peredaran darah dan pertukaran zat makanan menjadi lebih ringan kerjanya Mencegah rasa lapar yang berlebihan karena jarak waktu makan tidak terlalu jauh Mencegah kelebihan berat, karena makan dengan jumlah sedikit tetapi lebih kerap Orang tidak menjadi lekas lesu, lelah karena kurang kalori. Pada Gambar 1. dapat dilihat porsentase pembagian energi melalui 5 kali waktu makan.

Gambar 1. Persentasi pembagian energi pada 5 kali waktu makanMenyusun Menu Seimbang untuk Ibu hamil Pengertian menu adalah susunan hidangan yang diolah untuk keperluan 1 kali waktu makan yaitu makan pagi, makan siang ataupun makan malam. Susunan menu untuk sehari yang terdiri dari makan pagi, selingan pagi, makan siang, selingan siang dan makan malam disebut menu sehari. Prinsip menyusun menu ibu hamil harus berdasarkan menu sehat seimbang. Oleh karena itu menu yang disusun terdiri dari sumber energi, sumber zat pengatur dan sumber zat pembangun. Untuk memudahkan menyusun menu yang sehat seimbang di susun Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP) yang mengelompokkan zat makanan berdasarkan peranannya dalam pola menu sehat seimbang. DBMP dibagi ke dalam 8 golongan : I. II. III. IV. V. VI. VII. VIII. Bahan makanan sumber karbohidrat Bahan makanan sumber protein hewani Bahan makanan sumber protein nabati Sayuran Buah-buahan Susu Minyak Gula

Selanjutnya untuk menyusun menu sehari yang sehat seimbang digunakan Pola Menu Sehari. Pola ini menunjukkan jumlah penukar dari tiap golongan bahan makanan yang perlu di makan sehari sesuai dengan kebutuhan energi. Tabel 2. Pola Menu Sehari Berdasarkan Kandungan Energi No 1 2 3 4 5 6 7 Golongan Kandungan Energi (Kalori) Bahan 1500 1700 2000 2200 2500 2800 makanan Nasi (100 g) 3 4 5 6 7 8 Daging (50g) 3 3 3 3 3 4 Tempe(50g) 3 3 3 3 3 3 Sayur (100g) 2 2 2 2 2 2 Buah (100 g) 3 3 3 2 2 2 Minyak (5 g) 4 4 6 6 8 8 Gula (8 g) 1 1 2 3 4 5 Susu (200 ml) sesuai golongan yang dianjurankan 3000 9 4 3 2 2 8 6

KEBUTUHAN GIZI IBU NIFAS Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa. Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi. Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi semula. Pengertian Masa Nifas 1. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). 2. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).

3. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281). 4. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998). Kebutuhan gizi pada masa nifas dan menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengansung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. 1. Sumber tenaga ( energi ) Untuk pembakaran tubuh, pembentukkan jaringan baru, penghematan protein ( jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi ). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat kemak dapat diperoleh dari hewani ( lemak, mentega, keju ) dan nabati ( kelapa sawit, minyak sayur, minyal kelapa dan margarine ). 2. Sumber pembangun ( Protein ) Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani ( ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju ) dan protein nabati ( kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe ). Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju,

ketiga makanan tersebut juga mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B. 3. Sumber pengatur dan pelindung ( Mineral, vitamin dan air ) Unsur unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali habis menyusui) . Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua semua jenis sayuran dan buah buahan segar. Jenis jenis mineral penting : a. Zat kapur Untuk pembentukan tulang, sumbernya : susu, keju, kacang kacangan dan sayuran berwarna hijau. b. Fosfor Dibutuhkan untuk pembentukan kerangka dan gigi anak, sumbernya : susu, keju dan daging. c. Zat besi Tambahan zat besi sangat penting dalam masa menyusui karena dibutuhkan untuk kenaikan sirkulasi darah dan sel, serta menambah sel darah merah ( HB ) sehingga daya angkut oksigen mencukupi kebutuhan. Sumber zat besi antara lain kuning telur, hati, daging, kerang, ikan, kacang kacangan dan sayuran hijau. d. Yodium Sangat penting untuk mencegah timbulnya kelemahan mental dan kekerdilan fisik yang serius, sumbernya : minyak ikan, ikan laut dan garam beryodium. e. Kalsium Ibu menyusui membutuhkan kalsium untuk pertumbuhan gigi anak, sumbernya : susu dan keju Jenis jenis vitamin : a. Vitamin A Digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang, perkembangan syaraf pengkihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber : kuning telur, hati mentega, sayuran berwarna hijau dan buah berwarna kuning ( wortel, tomat dan nangka ).Selain itu

ibu menyusui juga mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A ( 200.000 IU ). Pemberian Vitamin A pada ibu nifas, yang diberikan segera setelah bayi dilahirkan sampai usia bayi 60 bulan. Terbukti dapat menaikan status vitamin A bayi pada usia 2 bulan sampai bayi berusia enam bulan. Sehingga dengan pemberian suplementasi vitamin A pada ibu nifas dapat menurunkan resiko terjadinya gangguan kesehatan akibat kekurangan vitamin A, seperti buta senja. Selain berfungsi untuk kesehatan mata, Vitamin A juga berfungsi untuk kekebalan tubuh, sehingga dengan terpenuhinya Vitamin A pada ibu nifas dapat berdampak positif pada bayi yang dilahirkan, karena kemungkinan bayi akan mempunyai kekebalan tubuh yang berasal dari Vitamin A. b. Vitamin B1 ( Thiamin ) Dibutuhkan baik , agar kerja syaraf dan jantung normal, membantu metabolisme karbohidrat secara tepat oleh tubuh, nafsu makan yang membantu tubuh proses terhadap pencernaan infeksi dan makanan, meningkatkan kelelahan. pertahanan mengurangi

Sumbernya : hati, kuning telur, susu, kacang kacangan, tomat jeruk nanas dan kentang bakar. c. Vitamin B2 ( Riboflavin ) Vitamin B2 dibutuhkan untuk pertumbuhan, vitalitas, nafsu makan, pencernaan, system urat syaraf, jaringan kulit dan mata. Sumber : hati, kuning telur, susu, keju, kacang- kacangan, dan sayuran berwarna hijau. d. Vitamin B3 ( Niacin ) Disebut juga Nitocine Acid, dibutuhkan dalam proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan syaraf dan pertumbuhan. Sumber : susu, kuning telur, daging, kaldu daging, hati, daging ayam, kacang- kacangan beras merah, jamur dan tomat. e. Vitamin B6 ( Pyridoksin ) Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi. Sumber : gandum, jagung, hati dan daging. f. Vitamin B12 ( Cyanocobalamin )

Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumber : telur, daging hati, keju, ikan laut dan kerang laut. g. Folic Acid Vitamin ini dibutuhkan untuk pertumbuhan pembentukkan sel darah merah dan produksi inti sel. Sumber : hati, daging, ikan, jeroan dan sayuran hijau. h. Vitamin C Untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semu jaringan ikat ( untuk penyembuhan luka ), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi, serta memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumber : jeruk, tomat, melon, brokoli, jambu biji, mangga, papaya dan sayuran. i. Vitamin D Dibutuhkan untuk pertumbuhan, pembentukkan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya antara lain : minyak ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan sinar matahari pagi ( sebelum pukul 09.00 ) j. Vitamin K Dibutuhkan untuk mencegah perdarahan agar proses pembekuan darah normal. Sumber vitamin K adalah kuning telur, hati, brokoli, asparagus dan bayam.

GIZI SEIMBANG BAGI IBU MENYUSUI A. Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah : 1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari. 2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram protein sehari. 3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi. 4. Aktivitas. C. Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri. D. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika menyusui (Dudek, 2001). Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan. Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah. Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi daripada selama hamil. E. Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak,

bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi. Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.

Tabel Perbandingan angka kecukupan energi dan zat gizi wanita dewasa dan tambahannya untuk ibu hamil dan menyusui Wanita Dewasa 2200 48 500 5 8 6,5 1,0 1,2 9 1,0 150 1,6 60 500 450 26 15 150 55 Ibu menyusui 0 6 bulan 7 12 bulan 700 500 16 12 350 300 5 5 4 2 6,5 6,5 0,3 0,3 0,4 0,3 3 3 0,3 0,3 50 40 0,5 0,5 25 10 400 400 300 200 2 2 10 10 50 50 25 20

No

Zat Gizi

Ibu Hamil 285 12 200 5 2 6,5 0,2 0,2 0, 1 0,3 150 0,6 10 400 200 20 5 25 15

1. Energi (kkal ) 2 Protein (g) 3 Vitamin A (RE) 4 Vitamin D (mg) 5 Vitamin E (mg) 6 Vitamin K (mg) 7 Tiamin (mg) 8 Riboflavin (mg) 9 Niasin (mg) 10 Vitamin B 12 (mg) 11 Asam Folat (mg) 12 Piidoksin (mg) 13 Vitamin C (mg) 14 Kalsium (mg) 15 Fosfor (mg) 16 Besi (mg) 17 Seng (mg) 18 Yodium (mg) 19 Selenium (mg)