Hukum Perburuhan

30
HUKUM HUKUM PERBURUHANN PERBURUHANN ASHAL ASHAL KETU SPPT. TEL KETU SPPT. TEL

description

Materi pelatihan Hukum Perburuhan untuk pengurus Serikat pekerja

Transcript of Hukum Perburuhan

  • HUKUM PERBURUHANNASHALKETU SPPT. TEL

  • UU NO 13 TAHUN 2003 (TENTANG KETENAGAKERJAAN)UU NO 21 TAHUN 2000 (TENTANG SERIKAT SP/SB)UU NO 2 TAHUN 2004 (TENTANG PPHI)

  • Dimensi KetenagakerjaanPraDurringPostKetenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan pada waktu sebelum, selama dan sesudah bekerja.

  • Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan / atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

  • Hubungan Kerja yaitu hubungan antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah.

    Perjanjian Kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.

  • Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan / atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai Pancasila dan UUD 1945.

    Kebijakan Hubungan Industrial bertujuan untuk menetapkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, bermartabat dalam perusahaan yang senantiasa berkembang.

  • Kondisi hubungan industrial sangat rentan dengan perubahan, hal ini dipengaruhi :Kondisi ketenagakerjaan yang bersifat struktural yaitu tingginya angka pengangguran, rendahnya kualitas angkatan kerja dan tingkat kesejahteraan tenaga kerja.Perubahan lingkungan strategis yang meliputi semua aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara.

  • Isue Aktual Dibidang Hubungan IndustrialPengupahan;Hubungan kerja;PHK dan Pesangon;Jamsostek.

  • Sarana Hubungan IndustrialSP / SB Sebelum diratifikasinya Konvensi ILO Nomor : 87 tahun 1948 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi melalui Keppres Nomor : 83 tahun 1998, Organisasi Serikat Pekerja / Buruh masih bersifat single union, yang ada hanya satu, dengan diratifikasinya konvensi tersebut dan ditetapkannya Undang-undang No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh, berubah menjadi multi union karena dalam satu perusahaan dimungkinkan dapat terbentuk lebih dari 1 (satu) Serikat Pekerja / Serikat Buruh.

  • Lanjutan.Organisasi Pengusaha Apindo mendapat pendelegasian dari Kadis untuk menangani masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial sesuai UU No. 1 tahun 1987.

  • LanjutanL.K.S BipartitSebagai forum konsultasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial disuatu perusahaan;Bersifat wajib bagi perusahaan yang mempekerjakan 50 orang pekerja atau lebih ( pasal 106 );Tata cara pembentukan dan Susunan Keanggotaan LKS Bipartit diatur dalam Kepmenaker No.225 tahun 2003;

  • LanjutanL.K.S TripartitTugas memberikan pertimbangan, saran, dan pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan;PP No. 46 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No. 8 tahun 2005 tentang Tata Kerja dan Susunan Organisasi LKS Tripartit.

  • LanjutanPeraturan PerusahaanPengusaha yang mempekerjakan pekerja / buruh sekurang-kurangnya 10 orang wajib membuat peraturan perusahaan yang berlaku sejak disahkannya oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk;Peraturan perusahan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata cara tertib perusahaan;Diatur dalam Kepmenakertrans No. Kep.-48/Men/IV/2004 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama;

  • LanjutanSangsi pidana denda 5 juta s/d 50 juta bagi perusahaan yang :Tidak membuat PP;Tidak melakukan pembaharuan PP setelah habis masa berlakunya;Tidak memberitahukan dan menjelaskan isi serta naskah PP kepada pekerja;

  • LanjutanPerjanjian Kerja BersamaPerjanjian yang merupakan hasil perundingan antara SP / SB atau beberapa SP / SB yang tercatat pada instansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak

  • Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja / buruh atau serikat pekerja / serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan

  • Mekanisme penyelesaian dilakukan dengan UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

    Jenis Perselisihan Hubungan Industrial (Pasal 2);Hak;Kepentingan;PHK;Perselisihan antar SP / SB dalam satu perusahaan.

  • TATA CARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALMelalui BipartitPenyelesaian melalui mekanisme Bipartite wajib diupayakan oleh pekerja / buruh atau SP / SB dengan pengusaha atau gabungan pengusaha guna menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat;Bila sepakat didaftarkan pada PHI pada PN;Bila gagal mencapai kesepakatan maka dicatatkan pada Dinas Tenaga Kerja setempat untuk memilih penyelesaian melalui Konsiliator Arbitrase atau Mediasi;

  • Penyelesaian Melalui MediasiMediasi adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan hubungan kerja, dan perselisihan antar serikat pekerja atau buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih mediator yang netral.Mediator adalah pegawai instansi pemerintah yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan yang memenuhi syarat-syarat sebagai mediator yang ditetapkan oleh menteri untuk bertugas melakukan mediasi dan mempunyai kewajiban memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

  • Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan.

  • Penyelesaian Melalui KonsiliasiKonsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan hubungan kerja, atau perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi seorang atau lebih konsiliator yang netral.Konsiliator adalah seseorang atau lebih yang memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator ditetapkan oleh Menteri, yang bertugas melakukan konsiliasi dan wajib memberikan anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.

  • Penyelesaian perselisihan melalui Konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada kantor instansi yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan Kabupaten / Kota.Bila sepakat dibuat PB dan didaftarkan pada PHI.Anjuran ditolak diteruskan ke PHI melalui gugatan. Diselesaikan dalam waktu 30 hari.

  • Penyelesaian Melalui ArbitraseArbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh hanya dalam satu perusahaan, diluar Pengadilan Hubungan Industrial melalui kesepakatan tertulis dari pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat netral. Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih dari daftar arbiter yang ditetapkan oleh Menteri untuk memberikan putusan mengenai perselisihan kepentingan, dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan yang diserahkan penyelesiannya melalui arbitrase yang putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.

  • Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase meliputi perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja atau serikat buruh hanya dalam satu perusahaan.Didasarkan kesepakatan.Diselesaikan dalam waktu 30 hari/dapat diperpanjang 14 hari.Dilakukan secara tertutup.Bersifat final (Pasal 51 ayat 2).Dikecualikan dengan pasal 52 ayat 1.

  • Pengadilan Hubungan IndustrialPengadilan khusus yang dibentuk lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.Pasal 56 Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus :Ditingkat pertama mengenai perselisihan hak;Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;Ditingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja;Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh dalam satu perusahaan.

  • Pasal 109 Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri mengenai perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja / serikat buruh dalam satu perusahaan merupakan putusan akhir dan bersifat tetap.

  • Pasal 110 Keputusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri mengenai perselisihan hak dan perselisihan pemutusan hubungan kerja mempunyai kekuatan hukum tetap apabila tidak diajukan permohonan kasasi pada Mahkamah Agung dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja :Bagi pihak yang hadir, terhitung sejak keputusan dibacakan dalam sidang majelis hakim;Bagi pihak yang tidak hadir, terhitung sejak tanggal menerima pemberitahuan putusan.

  • Pasal 111 Salah satu pihak atau para pihak yang hendak mengajukan permohonan kasasi harus menyampaikan secara tertulis sub kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat.Pasal 112 Sub kepaniteraan pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi harus sudah menyampaikan berkas perkara kepada ketua Mahkamah Agung.

  • Penyelesaian oleh Hakim Kasasi ( MA )Hakim kasasi adalah Hakim Agung dan Hakim Ad Hoc pada MA yang berwenang memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.Penyelesaian perselisihan hak atau perselisihan pemutusan hubungan kerja pada MA selambat-lambatnya 30 hari kerja terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan kasasi.

  • TERIMA KASIH