Hukum Perburuhan 2012

45
CHAPTER IX HUKUM KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

description

Hukum bisnis

Transcript of Hukum Perburuhan 2012

CHAPTER IX

HUKUM KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003

TENTANG KETENAGAKERJAAN

Hukum Perburuhan Hukum Perburuhan diulas agar kita memahami

posisi buruh dan majikan dalam suatu hubungan kerja, karena hubungan kerja pada dasarnya akan memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Hak dan kewajiban kedua belah pihak termuat dalam syarat-syarat kerja. Syarat-syarat kerja adalah petunjuk yang harus ditata / diatur oleh pihak buruh maupun majikan dalam suatu hubungan kerja serta dituangkan dalam PERJANJIAN KERJA

HUKUM PERBURUHAN MENURUT PROF.IMAM SUPOMO ADALAH : Suatu himpunan peraturan, baik tertulis

maupun tidak, yang berkenaan dengan suatu kejadian di mana seseorang bekerja pada orang lain dengan meneripa upah.

UNSUR DARI HUKUM PERBURUHAN ADALAH : Serangkaian peraturan, Peraturan mengenai suatu kejadian, Adanya orang yang bekerja pada orang lain, Adanya balas jasa yang berupa upah.

SYARAT KERJA YANG AKAN KITA BAHAS MELIPUTI:

Upah Jam Kerja & LemburCutiWaktu IstirahatPekerja PerempuanPerlindunganPerjanjian Kerja Waktu Tertentu

UPAHHak pekerja/buruh yang diterima

dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha/pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dengan perjanjian kerja.

UPAHUpah adalah Hak pekerja / buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. (Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan)

KOMPONEN UPAH Upah pokok adalah imbalan dasar yang

dibayarkan kepada buruh menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perjanjian

Tunjangan tetap adalah pembayaran teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk buruh dan keluarganya, yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok (contoh: tunjangan anak, tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan)

Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan buruh diberikan secara tidak tetap, dibayarkan tidak bersamaan dengan pembayaran upah pokok (contoh: insentif kehadiran)

BUKAN KOMPONEN UPAH Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata /

natur karena hal yang bersifat khusus atau untuk meningkatkan kesejahteraan buruh (contoh: fasilitas antar jemput, pemberian makan secara cuma-cuma, sarana kantin)

Bonus adalah pembayaran yang diterima buruh dari hasil keuntungan perusahaan atau karena prestasi

Tunjangan Hari Raya (THR), adalah pendapatan yang wajib dibayarkan oleh

pengusaha kepada pekerja menjelang hari raya keagamaan

THR THR diberikan kepada pekerja yang telah

mempunyai masa kerja 3 (tiga) bulan lebih dengan jumlah proporsional ( masa kerja / 12 X upah sebulan)

Masa kerja di atas 12 (dua belas) bulan atau lebih menerima THR 1 (satu) bulan gaji

UPAH MINIMUM

suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.

KOMPONEN UPAH MINIMUMUpah pokok dan tunjangan tetap, maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.

BEBERAPA DASAR PERTIMBANGAN DARI PENETAPAN UPAH MINIMUM

Sebagai jaring pengaman agar nilai upah tidak melorot dibawah kebutuhan hidup minimum.

Sebagai wujud pelaksanaan Pancasila, UUD 45 dan GBHN secara nyata.

Agar hasil pembangunan tidak hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yang memiliki kesempatan, tetapi perlu menjangkau sebagian terbesar masyarakat berpenghasilan rendah dan keluarganya.

Sebagai satu upaya pemerataan pendapatan dan proses penumbuhan kelas menengahKepastian hukum bagi perlindungan atas hak – hak dasar Buruh dan keluarganya sebagai warga negara Indonesia.

UPAH TIDAK DIBAYARKAN APABILA PEKERJA TIDAK MELAKUKAN PEKERJAAN, KECUALI :a. Pekerja sakit,b. Pekerja perempuan sakit pada hari

pertama dan kedua masa haid,c. Pekerja menikah, menikahkan,

mengkhitankan, membaptikan anak dll,d. Pekerja mejalankan tugas negara,e. Pekerja menjalankan ibadah yang

diperintahkan agama,f. Pekerja melaksanakan hak istirahat,g. Pekerja melaksanakan tugas serikat

pekerja,i. Pekerja melaksanakan tugas pendidikan

dari perusahaan

Upah dibayarkan kepada Pekerja Yang sakit adalah :a. 4 bln pertama, dibayar 100% dari

upah,b. 4 bln kedua, dibayar 75% dari upah,c. 4 bln ketiga, dibayar 50% dari upah,d. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25%

dari upah sebelum PHK.

JAM KERJA DAN UPAH LEMBURPasal 77 UU 13/2003 , Waktu Kerja:7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) mingguLembur adalah selebihnya dari jam kerja yang diatur dalam point di atas

JAM KERJA & UPAH LEMBUR

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja harus memenuhi syarat:1.ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutan2.waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu

UPAH PERJAM Status Pekerja Rumus

Bulanan 1 / 173 X upah / bulan

Harian 3 / 20 x upah / hari

Borongan / dasar satuan

1 / 7 X rata-rata kerja sehari

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa:Untuk jam lembur pertama

dibayar sebesar 1,5 x upah sejam.Untuk jam lembur selebihnya

dibayar sebesar 2 x upah sejam

Apabila kerja lembur dilakukan pada

hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 hari kerja seminggu maka:

Perhitungan upah kerja lembur untuk 7 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam

Jam kedelapan dibayar 3 kali upah sejam� Jam lembur kesembilan dan kesepuluh

dibayar 4 kali upah sejam. Apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja

terpendek, perhitungan upah lembur 5 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam, jam keenam 3 kali upah sejam, dan jam lembur ketujuh dan kedelapan 4 kali upah sejam.

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 hari kerja seminggu maka:

Perhitungan upah kerja lembur untuk 8 jam pertama dibayar 2 kali upah sejam

Jam kesembilan dibayar 3 kali upah sejam

Jam kesepuluh dan kesebelas 4 kali upah sejam.

Istirahat Kerja & CutiPengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruhmeliputi : istirahat antara jam kerja, sekurang

kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja

istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu;

cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus

Istirahat Kerja & Cuti cuti besar / istirahat panjang , bagi buruh yang

telah bekerja selama 6 tahun terus-menerus pada seorang majikan atau beerapa majikan yang tergabung dalam satu organisasi berhak istirahat selama 3 bulan lamanya

cuti haid, tidak diwajibkan bekerja pada hari pertama dan kedua waktu haid

cuti hamil / bersalin / keguguran, buruh perempuan diberi istirahat 1 ½ sebelum dan 1 ½ setelah melahirkan, atau 1 ½ bulan setelah gugur kandungan

cuti menunaikan ibadah agama, diberikan waktu cuti secukupnya tanpa mengurangi hak cuti lainnya

Cuti karena alasan penting

pekerja/buruh menikah 3 (tiga) hari

menikahkan anaknya 2 (dua) hari

mengkhitankan anaknya 2 (dua) hari

membaptiskan anaknya 2 (dua) hari

isteri melahirkan atau keguguran kandungan

2 (dua) hari

suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia

2 (dua) hari

anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia

1 (satu) hari

PEKERJA PEREMPUAN Pekerja perempuan dilarang dipekerjakan pada

malam hari dan pada tempat yang tidak sesuai kodrat dan martabat

Pekerja perempuan tidak diwajibkan bekerja padahari pertama dan kedua waktu haid

Pekerja perempuan yang masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya menyusui bayinya pada jam kerja

Pekerja Anak Laki-laki / perempuan yang berumur kurang dari

15 tahun Pengusaha dilarang mempekerjakan anak Pengusaha yang mempekerjakan anak karena

alasan tertentu wajib memberikan perlindungan:a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam seharib. Tidak mempekerjakan dari pk. 18.00 – 06.00c. Tidak mempekerjakan dalam tambang bawah

tanah, lubang bawah tanah, di terowongand. Tidak mempekerjakan pada tempat yang

membahayakan kesusilaan, keselamatan, dan kesehatan kerja

Pekerja Anak

e. Tidak mempekerjakan anak pada pekerjaan kontruksi jalan, jembatan, bangunan air, dan bangunan gedung

f. Tidak mempekerjakan di pabrik di dalam ruangan ayng tertutup yang menggunakan alat mesin

g. Tidak mempekerjakan anak pada pembuatan, pembongkaran dan pemindahan barang di pelabuhan, dermaga, galangan kapal, stasiun, tempat pemberhentian dan pembongkaran muatan serta tempat penyimpanan barangs

Perlindungan Kerja

Tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan serta kesusilaan, pemeliharaan moril kerja sesuai martabat manusia

Tenaga kerja berhak atas jaminan social tenaga kerja yang terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, jaminan pemeliharaan kesehatan

Perjanjian Kerja Hubungan kerja adalah hubungan perdata yang

didasarkan pada kesepakatan antara pekerja dengan pemberi pekerjaan atau pengusaha.

Perjanjian kerja berisikan hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pengusaha maupun pekerja

Perjanjian kerja lisan diperbolehkan akan tetapi wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja yang bersangkutan, yang memuat: nama dan alamat pekerja, tanggal mulai bekerja, jenis pekerjaan, besarnya upah.\

Perjanjian untuk waktu tertentu tidak boleh lisan

Perjanjian Kerja Perjanjian kerja tertulis harus memuat:a. Nama, alamat perusahaan serta jenis usahab. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, alamat pekerjac. Jabatan atau Jenis pekerjaand. Tempat pekerjaane. Upah yang diterima dan cara pembayaranf. Hak dan kewajiban para pihakg. Kategori perjanjian (PKWT, atau PKWTT)h. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerjai. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat

Perjanjian Kerja

Perjanjian kerja didasarkan pada:a. Kesepakatan kedua belah pihak untuk

melakukan hubungan kerjab. Kecakapan para pihak untuk membuat

perjanjianc. Ada pekerjaan yang diperjanjikand. Perkerjaan yang dijanjikan tidak

bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Perjanjian Kerja Macam-macam perjanjian kerja:1. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu jangka

waktunya tertentu2. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu /

karyawan tetap3. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan

Pemborong Pekerjaan4. Perjanjian Kerja dengan Perusahaan Penyedia

Jasa Pekerja

Perjanjian Kerja Perjanjian kerja bersama atau peraturan

perusahaan wajib dibuat secara tertulis oleh pengusaha, memuat syarat kerja dan tata tertib perusahaan, harus disahkan oleh menteri atau petugas yang ditunjuk

Hal yang diatur hak dan kewajiban pengusaha, hak dan kewajiban pekerja, syarat kerja, tata tertib perusahaan, jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan paling lama 2 tahun

Perusahaan yang memiliki karyawan di atas 50 orang wajib mempuat Perjanjian Kerja Persama

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)

KKWT adalah hubungan kerja yang waktunya terbatas

KKWT tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja

KKWT hanya diperbolehkan untuk:- pekerjaan yang sekali selesai / sementara,- pekerjaan yang diperkirakan akan selesai

dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun,

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (KKWT)

pekerjaan yang bersifat musiman, pekerjaan yang berhubungan

dengan produk,atau kegiatan baru yang masih dalam tahap penjajakan

KKWT didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat tiadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Adalah pengakhiran hubungan kerja karena

suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan Pengusaha.

Apabila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, maka Pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon, penghargaan masa kerja serta uang penggantian hak. ( sesuai dg pasal 156 UU No. 13 tahun 2003 )

Pemutusan Hubungan Kerja pekerja/buruh masih dalam masa percobaan

kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya

pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha, berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali

pekerja/buruh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-undangan; atau

pekerja/buruh meninggal dunia.

Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja dengan alasan sbb :

Melakukan penipuan/penggelapan barang/ uang milik perusahaan,

Memberikan keterangan palsu, Mabuk, menggunkan/mengdarkan narkoba atau

lainnya, Melakukan perbuatan asusila/perjudian, Menyerang, mengancam, menganiaya

teman/pengusaha, Mempengaruhi teman/pengusaha untuk

melakukan hal yang bertentangan dengan UU, Merusak barang dalam keadaan bahaya, Membocorkan rahasia perusahaan, Melakukan tindakan lain yang membahayakan

perusahaan.

PENGUSAHA DILARANG MELAKUKAN PHK DENGAN ALASAN : Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit

menurut keterangan dokter selama waktu tidak 12 bulan secara terus menerus,

Pekerja melakukan pekerjaan karena kewajiban negara,

Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agama,

Pekerja menikah, Pekerja hamil, melahirkan, gugur kandungan, Pekerja menjadi anggota/pegurus serikat pkerja, Pekerja mengadukan Pengusaha kepada yang

berwajib mengenai perbuatannya, Karena perbedaan paham, agama, aliran politik dll, Pekerja dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat

kecelakaan kerja dll.

Penghitungan uang pesangon masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan

upah; masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari

2 (dua) tahun, 2 (dua) bulan upah; masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3

(tiga) tahun, 3 (tiga) bulan upah; masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4

(empat) tahun, 4 (empat) bulan upah; masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang

dari 5 (lima) tahun, 5 (lima) bulan upah; masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari

6 (enam) tahun, 6 (enam) bulan upah; masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari

7 (tujuh) tahun, 7 (tujuh) bulan upah; masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari

8 (delapan) tahun, 8 (delapan) bulan upah; masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan)

bulan upah.

Perhitungan uang penghargaan masa kerja

masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam) tahun, 2 (dua) bulan upah;

masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan upah;

masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah;

masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 (lima belas) tahun, 5 (lima) bulan upah;

masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 (delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan upah;

masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan upah;

masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan upah;masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh ) bulan upah.

Uang penggantian hak yang seharusnya diterima

cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;

biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;

penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;

hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

HUBUNGAN INDUSTRIALAdalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja, dan pemerintah yang didasarkan pada Pancasila dan UUD’45.

PERSELISIHAN HUBUNHAN INDUSTRIAL

Adalah :Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara Pengusaha/ gabungan pengusaha dengan Pekerja atau Serikat Pekerja karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan dan perselisihan phk serta perselisihan antara serikat pekerja hanya dalam satu perusahaan.

Dalam Hubungan Industrial Fungsi Pemerintah adalah :

menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran,

Fungsi Pekerja dan Serikat Pekerja adalah :menjalankan kewajiban, menjaga ketertiban demi kelancaran produksi, menyalurkan aspirasi, mengembangkan ketrampilan serta ikut memajukan perusahaan,

Fungsi Pengusaha dan organisasi pengusaha adalah menciptakan kemitraan mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan pekerja

Hubungan Industrial dilaksanakan melalui sarana :

Serikat Pekerja, Organisasi Pengusaha, Lembaga Kerjasama Bipartit, Lembaga Kerjasama Tripartit, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama, Peraturan Perundang-undangan

Ketenaga Kerjaan, Lembaga Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial