Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

7
Hubungan Usia dan Perdarahan Postpartum Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pascapersalinan terutama akan lebih besar. Umur ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami perdarahan post partum 3,1 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 25 tahun.Umur paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah umur antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam masa reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu yang hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun dan umur > 35 tahun akan meningkat secara bermakna, karena mereka terpapar pada komplikasi baik medis maupun obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu, sehingga umur berpengaruh sebagai penyebab perdarahan post partum. (Manuaba. 2009). Usia ibu dalam kehamilan Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat penting pada perdarahan pascapersalinan. Dalam penelitian (Prawirohardjo, 2010) disebutkan bahwa kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Wanita dengan usia kurang dari 20 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk mengalami perdarahan

description

Hubungan usia dan perdarahan postpartum, referensi copy paste berbagai sumber

Transcript of Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

Page 1: Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

Hubungan Usia dan Perdarahan Postpartum

Wanita yang melahirkan anak pada usia dibawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,

merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan postpartum yang dapat mengakibatkan

kematian maternal. Hal ini dikarenakan usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi seorang

wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 35 tahun fungsi

reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi

normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pascapersalinan terutama akan

lebih besar.

Umur ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko mengalami

perdarahan post partum 3,1 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 25

tahun.Umur paling aman bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah umur

antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam masa reproduksi sehat. Kematian maternal

pada ibu yang hamil dan melahirkan pada umur < 20 tahun dan umur > 35 tahun akan

meningkat secara bermakna, karena mereka terpapar pada komplikasi baik medis maupun

obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu, sehingga umur berpengaruh sebagai penyebab

perdarahan post partum. (Manuaba. 2009).

Usia ibu dalam kehamilan

Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat penting pada perdarahan

pascapersalinan. Dalam penelitian (Prawirohardjo, 2010) disebutkan bahwa kurun waktu

reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35

tahun. Wanita dengan usia kurang dari 20 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk

mengalami perdarahan pascapersalinan karena sistem reproduksi belum berkembang

sempurna. Sementara wanita dengan usia lebih dari 35 tahun menyebabkan proses penuaan.

Sehingga menyebabkan tonus otot berkurang, yang pada akhirnya menyebabkan atonia uteri.

Maka terjadilah perdarahan pascapersalinan.

Menurut BKKBN (2000) jika ingin memiliki kesehatan reproduksi yang prima

sebaiknya harus menghindari “4 terlalu” , dimana 2 diantaranya menyangkut usia ibu. T yang

pertama yaitu terlalu mudaartinya hamil pada usia di bawah 20 tahun. Hal ini akan

menimbulkan keguguran, preeklampsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria), timbul

kesulitan dalam persalinan karena sistem reproduksi belum sempurna, bayi lahir sebelum

waktunya, BBLR, fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina), fistula

retrovaginal (keluarnya gas dan tinja dari vagina) dan kanker leher rahim. Pada ibu yang

Page 2: Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

hamil pada usia muda, biasanya pinggul terlalu kecil sehingga terjadinya partus macet lebih

besar yang akan meningkatkan resiko terjadinya perdarahan pascapersalinan. T yang kedua

adalah terlalu tua artinya hamil di atas usia 35 tahun. Resiko yang mungkin terjadi jika hamil

pada usia tua adalah terjadinya keguguran, preeklampsia, eklampsia, timbulnya kesulitan

pada persalinan, perdarahan, BBLR, dan cacat bawaan. Usia ibu yang relatif tua

menyebabkan daya tahan ibu hamil mulai menurun sehingga saat partus tidak kuat lagi

mengejan. Selain itu fungsi alat reproduksi mulai menurun sehingga tidak mampu lagi

menampung kehamilan yang terjadi bahkan dapat mengakibatkan kontraksi uterus tidak kuat

lagi atau lembek yang berakibat terjadinya perdarahan sesudah lahir.

WHO (2003) menyebutkan dalam kurun reproduksi sehat atau dikenal dengan istilah usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 sampai 30 tahun. Kematian maternal

wanita hamil pada usia 20 tahun ternyata dua sampai lima kali lebih tinggi daripada kematian

maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali saat

memasuki usia 30-35 tahun.

==

Usia ibu dalam kehamilan

Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat penting pada perdarahan

pascapersalinan. Dalam penelitian (Prawirohardjo, 2010) disebutkan bahwa kurun waktu

reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35

tahun. Wanita dengan usia kurang dari 20 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk

mengalami perdarahan pascapersalinan karena sistem reproduksi belum berkembang

sempurna. Sementara wanita dengan usia lebih dari 35 tahun menyebabkan proses penuaan.

Sehingga menyebabkan tonus otot berkurang, yang pada akhirnya menyebabkan atonia uteri.

Maka terjadilah perdarahan pascapersalinan.

Menurut BKKBN (2000) jika ingin memiliki kesehatan reproduksi yang prima

sebaiknya harus menghindari “4 terlalu” , dimana 2 diantaranya menyangkut usia ibu. T yang

pertama yaitu terlalu mudaartinya hamil pada usia di bawah 20 tahun. Hal ini akan

menimbulkan keguguran, preeklampsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria), timbul

kesulitan dalam persalinan karenan sistem reproduksi belum sempurna, bayi lahir sebelum

waktunya, BBLR, fistula vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina), fistula

retrovaginal (keluarnya gas dan tinja dari vagina) dan kanker leher rahim. Pada ibu yang

hamil pada usia muda, biasanya pinggul terlalu kecil sehingga terjadinya partus macet lebih

Page 3: Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

besar yang akan meningkatkan resiko terjadinya perdarahan pascapersalinan. T yang kedua

adalah terlalu tua artinya hamil di atas usia 35 tahun. Resiko yang mungkin terjadi jika hamil

pada usia tua adalah terjadinya keguguran, preeklampsia, eklampsia, timbulnya kesulitan

pada persalinan, perdarahan, BBLR, dan cacat bawaan. Usia ibu yang relatif tua

menyebabkan daya tahan ibu hamil mulai menurun sehingga saat partus tidak kuat lagi

mengejan. Selain itu fungsi alat reproduksi mulai menurun sehin gga tidak mampu lagi

menampung kehamilan yang terjadi bahkan dapat mengakibatkan kontraksi uterus tidak kuat

lagi atau lembek yang berakibat terjadinya perdarahan sesudah lahir.

WHO (2003) menyebutkan dalam kurun reproduksi sehat atau dikenal dengan istilah

usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 sampai 30 tahun. Kematian

maternal wanita hamil pada usia 20 tahun ternyata dua sampai lima kali lebih tinggi daripada

kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali

saat memasuki usia 30-35 tahun.

==

BAB 1

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan pascapersalinan,

diantaranya yaitu usia dan partus kasep. Usia ibu di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun

merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan

kematian. memiliki risiko mengalami perdarahan post partum 3,1 kali lebih besar

dibandingkan ibu yang berumur 20 sampai 25 tahun.Umur paling aman bagi seorang wanita

untuk hamil dan melahirkan adalah umur antara 20 – 35 tahun, karena mereka berada dalam

masa reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu yang hamil dan melahirkan pada umur <

20 tahun dan umur > 35 tahun akan meningkat secara bermakna, karena mereka terpapar

pada komplikasi baik medis maupun obstetrik yang dapat membahayakan jiwa ibu , sehingga

umur dapat berpengaruh sebagai penyebab perdarahan post partum. (Manuaba. 2009).

2.1.2 Usia ibu dalam kehamilan

Usia ibu merupakan faktor predisposisi yang sangat penting pada perdarahan

pascapersalinan. Dalam penelitian (Prawirohardjo, 2010) disebutkan bahwa kurun waktu

reproduksi sehat dikenal bahwa umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35

tahun. Wanita dengan usia kurang dari 20 tahun mempunyai resiko yang lebih tinggi untuk

mengalami perdarahan pascapersalinan karena sistem reproduksi belum berkeembang

sempurna. Sementara wanita dengan usia lebih dari 35 tahun menyebabkan proses penuaan.

Page 4: Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

Sehingga menyebabkan tonus otot berkurang, yang pada akhirnya menyebabkan atonia uteri.

Maka terjadilah perdarahan pascapersalinan.

3.1.1 Usia

Definisi : Lamanya hidup pasien yang melahirkan di RSUP

Dr.Mohammad Hoesin Palembang.

Alat Ukur : Rekam medik

Cara Ukur : Observasi

Skala Pengukuran : Ordinal

Hasil Ukur : Dikategorikan atas:

a. <35 tahun

b. >35 tahun

3.1.2 Usia

Definisi : Lamanya hidup pasien yang melahirkan di RSUP

Dr.Mohammad Hoesin Palembang.

Alat Ukur : Rekam medik

Cara Ukur : Observasi

Skala Pengukuran : Ordinal

Hasil Ukur : Dikategorikan atas:

c. <20 tahun

d. 20-35 tahun

e. >35 tahun

==

Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur adalah lamanya hidup dalam

tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Harlock, 2004). Umur adalah usia individu yang

terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.

Jika dilihat dari sisi biologis, usia 18-25 tahun merupakan saat terbaik untuk hamil dan

bersalin. Karena pada usia ini biasanya organ-organ tubuh sudah berfungsi dengan baik dan

belum ada penyakit-penyakit degenerative sepertyi darah tinggi, diabetes, dan lainnya serta

daya tahan tubuh masih kuat (Dini Kasdu, dkk, 2001).

Umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi, khususnya usia 20-25 tahun

merupakan usia yang paling baik untuk hamil dan bersalin. Kehamilan dan persalinan

membawa resiko kesakitan dan kematian lebih besar pada remaja dibandingkan pada

Page 5: Hubungan Usia Dan Perdarahan Postpartum Krisna

perempuan yang telah berusia 20 tahunan, terutama di wilayah yang pelayanan medisnya

langka atau tidak tersedia (Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan, 2006).