Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri...

5
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja (Usia 15-17) Tahun Siswa Kelas Xi Di SMA PGRI 3 Tuban Tahun 2013 Correlation of Parent’s Parenting with Self Confidence in Teenagers (Ages 15-17) Years Old in XI Class PGRI Tuban Senior High School 0n 2013 Karyo STIKES NU TUBAN ABSTRAK Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang penting sebagai sarana untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Dari kepercayaan diri yang dimiliki, kesuksesan dan keberhasilan hidup seseorang akan dapat diprediksikan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kepercayaan diri remaja, antara lain adalah interaksi di dalam keluarga. Interaksi dalam keluarga salah satunya terwujud dalam bentuk proses pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Jenis penelitian adalah penelitian analitik korelasi menggunakan pendekatan waktu pengumpulan data dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa usia 15-17 tahun kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban .Sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling. Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 16.0 for windows dengan uji koefisien kontingensi (C) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan hasil nilai C = 0,631 dan p = 0,000 < 0,05 maka disimpulkan H1 diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dengan kepercayaan diri pada remaja (Usia 15-17 tahun) kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban, pada tahun 2013. Didalam membangun kepercayaan diri pada remaja orang tua perlu menerapkan pola asuh yang tepat,adapun upaya-upaya yang bisa kita lakukan seperti: penyuluhan, pendidikan, penyebaran leaflet, penelitian pada orang tua dalam mendidik anaknya, agar anaknya mampu menjadi pribadi-pribadi yang percaya diri. Kata kunci:Kepercayaan Diri,Pola Asuh ABSTRACK Introduction: Self-confidence is an important aspect of the human personality as a ways to actualize their potentiality. From the self-confidence, the success of someone life was unpredictable, there were several factors that can affected the process of establishment of teenagers self-confidence, that was interactions with their family.Interaction in the family one manifested in the form of the parent care provider to their children. Method: Type of this research is analytic correlational approach to data collection time used Cross sectional. The population in this study were all students aged 15- 17 years in the high school class XI PGRI 3 Tuban. Samples in this study were 38 students using Simple Random Sampling technique .Methods of data analysis in this study using SPSS version 16.0 for windows with Result: contingency coefficient test (C) with a significance level α = 0.05, and it value was C = 0.631 and p = 0.000 <0.05, it can conclude that H1 acceptable, it means there was a significant correlation of parent’s parenting with self confidence in teenagers (ages 15- 17) years old in xi class PGRI tuban senior high school. Discussion: To building self-confidence in teenagers, parents need to apply the right parenting, as for the efforts that we can do such as: counseling, education, dissemination of leaflets, research on parents in educating their children, so their children are able to be confident persons. Keywords: Self-confidence, Parenting PENDAHULUAN Kepercayaan diri (self confidence) adalah suatu perasaan atau sikap tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain, karena telah merasa cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan didalam hidup ini. Brennecke & Amich (dalam idrus, 2008) Pada remaja, sasaran akhir asuhan keperawataan adalah pertumbuhan dan perkembangan yang adaptif. Mc Murray 2003 (dalam Farhan 2012) menjelaskan bahwa tujuan pembinaan remaja adalah sehat fisik, matangnya mental emosional, gaya hidup yang sehat dan minimalnya perilaku beresiko. Dikatakan lebih lanjut salah satu strategi yang penting dalam meningkatkan kesehatan remaja dalam masa perkembangan adalah dengan meningkatkan ketrampilan personal melalui pendidikan psikologi tentang kepercayaan diri yaitu keyakinan diri tentang kemampuan diri sendiri. Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri sebagaimana harga diri bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan bersama orang tua (R.B Burns, 1993 hal 186 dalam Ginting,

Transcript of Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri...

Page 1: Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri …lppm.stikesnu.com/wp-content/uploads/2014/02/5-Karyo.pdf · melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri PadaRemaja (Usia 15-17) Tahun Siswa Kelas Xi Di SMA PGRI 3Tuban Tahun 2013

Correlation of Parent’s Parenting with Self Confidence in Teenagers(Ages 15-17) Years Old in XI Class PGRI Tuban Senior High School0n 2013

KaryoSTIKES NU TUBAN

ABSTRAKKepercayaan diri merupakan aspek kepribadian manusia yang penting sebagai sarana untuk mengaktualisasikan

potensi yang dimiliki. Dari kepercayaan diri yang dimiliki, kesuksesan dan keberhasilan hidup seseorang akan dapatdiprediksikan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan kepercayaan diri remaja, antara lainadalah interaksi di dalam keluarga. Interaksi dalam keluarga salah satunya terwujud dalam bentuk proses pengasuhanyang diberikan orang tua kepada anak-anaknya. Jenis penelitian adalah penelitian analitik korelasi menggunakanpendekatan waktu pengumpulan data dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh siswa usia 15-17 tahun kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban .Sampel dalam penelitian ini sebanyak 38 siswadengan menggunakan teknik simple random sampling. Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi16.0 for windows dengan uji koefisien kontingensi (C) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkan hasil nilai C =0,631 dan p = 0,000 < 0,05 maka disimpulkan H1 diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara Pola Asuh OrangTua dengan kepercayaan diri pada remaja (Usia 15-17 tahun) kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban, pada tahun 2013. Didalammembangun kepercayaan diri pada remaja orang tua perlu menerapkan pola asuh yang tepat,adapun upaya-upaya yangbisa kita lakukan seperti: penyuluhan, pendidikan, penyebaran leaflet, penelitian pada orang tua dalam mendidikanaknya, agar anaknya mampu menjadi pribadi-pribadi yang percaya diri.

Kata kunci:Kepercayaan Diri,Pola Asuh

ABSTRACKIntroduction: Self-confidence is an important aspect of the human personality as a ways to actualize their

potentiality. From the self-confidence, the success of someone life was unpredictable, there were several factors that canaffected the process of establishment of teenagers self-confidence, that was interactions with their family.Interaction in thefamily one manifested in the form of the parent care provider to their children. Method: Type of this research is analyticcorrelational approach to data collection time used Cross sectional. The population in this study were all students aged 15-17 years in the high school class XI PGRI 3 Tuban. Samples in this study were 38 students using Simple Random Samplingtechnique .Methods of data analysis in this study using SPSS version 16.0 for windows with Result: contingency coefficienttest (C) with a significance level α = 0.05, and it value was C = 0.631 and p = 0.000 <0.05, it can conclude that H1acceptable, it means there was a significant correlation of parent’s parenting with self confidence in teenagers (ages 15-17) years old in xi class PGRI tuban senior high school. Discussion: To building self-confidence in teenagers, parents needto apply the right parenting, as for the efforts that we can do such as: counseling, education, dissemination of leaflets,research on parents in educating their children, so their children are able to be confident persons.

Keywords: Self-confidence, Parenting

PENDAHULUANKepercayaan diri (self confidence)

adalah suatu perasaan atau sikap tidak perlumembandingkan diri dengan orang lain,karena telah merasa cukup aman dan tahuapa yang dibutuhkan didalam hidup ini.Brennecke & Amich (dalam idrus, 2008)

Pada remaja, sasaran akhir asuhankeperawataan adalah pertumbuhan danperkembangan yang adaptif. Mc Murray2003 (dalam Farhan 2012) menjelaskanbahwa tujuan pembinaan remaja adalahsehat fisik, matangnya mental emosional,gaya hidup yang sehat dan minimalnya

perilaku beresiko. Dikatakan lebih lanjutsalah satu strategi yang penting dalammeningkatkan kesehatan remaja dalam masaperkembangan adalah dengan meningkatkanketrampilan personal melalui pendidikanpsikologi tentang kepercayaan diri yaitukeyakinan diri tentang kemampuan dirisendiri.

Para ahli berkeyakinan bahwakepercayaan diri sebagaimana harga diribukanlah diperoleh secara instant, melainkanmelalui proses yang berlangsung sejak usiadini dalam kehidupan bersama orang tua(R.B Burns, 1993 hal 186 dalam Ginting,

Page 2: Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri …lppm.stikesnu.com/wp-content/uploads/2014/02/5-Karyo.pdf · melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan

2008). Menurut Ginder (dalam Idrus, 2008)mengemukakan ada beberapa faktor yangmempengaruhi proses pembentukankepercayaan diri remaja, antara lain adalahinteraksi di dalam keluarga, sekolah danmasyarakat. Interaksi dalam keluarga salahsatunya terwujud dalam bentuk prosespengasuhan yang diberikan orang tua kepadaanak-anaknya. Terdapat 4 macam pola asuhorang tua yaitu : pola asuh demokratis, polaasuh otoriter, pola asuh permisif, pola asuhpenelantar

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitiananalitik korelasi.dengan menggunakanhipotesis “Ada Hubungan Pola Asuh OrangTua dengan kepercayaan diri pada remaja(Usia 15-17 tahun) kelas XI di SMA PGRI 3Tuban.” Penelitian ini dilaksanakn padabulan Maret 2012 di SMA PGRI 3 Tuban.

Dalam penelitian ini yang menjadivariable independen adalah pola asuh orangtua.Dan yang menjadi variable dependentadalah kepercayaan diri remaja.

Populasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa kelas XI di SMA PGRI 3Tuban pada tahun 2013 sebanyak 43 siswa,sedangkan sampel yang digunakan sebanyak38 responden siswa kelas XI di SMA PGRI3 Tuban dengan menggunakan teknik SimpleRandom Sampling.

Dalam pengumpulan data padapenelitian ini, instrumen yang digunakanadalah berupa Kuisioner dan teskepercayaan diri pada remaja. Prosespengumpulan data dalam penilitian inimenggunakan metode pengumpulan dataprimer yang berawal dari observasi daerahyang akan diteliti, kemudian meminta ijinkepada pihak – pihak terkait, setelah itupeneliti memberikan Inform Concent padasiswa kelas XI yang ada di SMA PGRI 3Tuban kemudian siswa diminta untuk teskepercayaan diri pada remaja, mengisikuisioner pola asuh dan setelah dataterkumpul data langsung diolah untukmendapatkan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASANPola Asuh Orang Tua

Tabel 1. Pola Asuh orang tua Siswa Kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban

No. Pola asuh yang diterapkan orang tua padaanaknya

Frekuensi Prosentase (%)

123

OtoriterPermisifDemokratis

143

21

36,87,9

55,3

Jumlah 38 100%

Dari tabel 1diatas dapat diketahui bahwadari 38 responden sebagian besar orangtuanya menerapkan pola asuh demokratisyaitu sebanyak 21 orang (55,3%), hampirsetengahnya orang tuanya menerapkan polaasuh otoriter yaitu sebanyak 14 orang(36,8%) dan sebagian kecil orang tuanyamenerapkan pola asuh permisif sebanyak 3orang (7,9%).

Tiga jenis Pola asuh menurutBaumrind ini hampir sama dengan jenis Polaasuh menurut Hurlock, poltekes depkes akanmenghasilkan karakteristik anak sebagaiberikut:Pola asuh Otoriter Ia akanberkembang menjadi penakut, tidakmemiliki rasa percaya diri, merasa tidakberharga, sehinga proses sosialisasi menjaditerganggu, sedangkan orang tua yang Polaasuhnya demokratis, akan mengikutikeberadaan anak sebagai individu dan

makhluk sosial, serta mau mendengarkandan menghargai pendapat anak. Kondisi iniakan menimbulkan keseimbangan antaraperkembangan individu dan sosial, sehinggaanak akan memperoleh suatu kondisi mentalyang sehat dan Sikap orang tua yang Polaasuhnya permisif, akan menumbuhkan sikapketergantungan dan sulit menyesuaikan diridengan lingkungan sosial di luar keluarga.

Page 3: Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri …lppm.stikesnu.com/wp-content/uploads/2014/02/5-Karyo.pdf · melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan

Kepercayaan Diri Remaja

Tabel 2. Kepercayaan Diri Siswa Kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban

No. Kepercayaan diri Siswa kelas XI di SMAPGRI 3 Tuban

Frekuensi Prosentase (%)

12345

LemahKuatRata-rata kuatRata-rata lemahSangat kuat

1814420

47,436,810,55,30

Jumlah 38 100%

Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwadari 38 responden hampir setengahnyamempunyai kepercayaan diri lemah yaitusebanyak 18 siswa (47,4%), hampirsetengahnya mempunyai kepercayaan dirikuat yaitu sebanyak 14 siswa (36,8%),sebagian kecil mempunyai kepercayaan dirirata-rata kuat yaitu 4 siswa (10,5%),sebagian kecil mempunyai kepercayaan dirirata-rata lemah yaitu 2 siswa (5,3%) dantidak satupun mempunyai kepercayaan dirisangat kuat yaitu sebanyak 0 siswa (0%).

Menurut Lauster (2005) tentanginterprestasi tingkat kepercayaan diri sendiriantara lain: Sangat kuat :Kepercayaan padadiri sendiri bukanlah merupakan suatupersoalan bagi saudara.saudara jarang kuatirapakah saudara akan membuat kesan yangbaik pada orang lain atau tidak. Saudara takpunya keraguan ataupun perasaan rendahdiri, sedangkan Kuat: Dibandingkan denganorang lain dalam kelompok umur saudaramaka tingkat kepercayaan pada diri sendirisaudara sendiri adalah baik, saudara tidakkuatir mengenai kesan yang saudaratimbulkan pada orang lain . Saudara jarangragu dan tidak punya rasa rendah diri, rata-rata sampai kuat: Tingkat kepercayaan padadiri saudara berada dalam batas normal,cenderung agak kuat, rata-rata sampai lemah: Tingkat kepercayaan pada diri sendirisaudara berada dalama batas normalcenderung agak kurang kuat. Saudaracenderung merasa ragu, kuatir tentangkesanyang saudara timbulkan pada oranglain dan mempunyai rasa rendah diri, danLemah: Kepercayaan pada diri sendirimenjadi suatu pokok persoalan bagisaudara.Saudara sering kuatir tentang kesanyang saudara timbulkan pada orang lain .saudara sebaiknya mendekati persoalanhidup dengan ras yang lebih percaya diri danbersikap yang tidak emosional. Ciri ciri

orang yan percaya diri menurut Lauster(1978) memaparkan ciri dari percaya diriyaitu tidak mementingkan diri sendiri, cukuptoleran, tidak membutuhkan dukungan dariorang lain yang berlebihan, serta bersifatoptimis dan gembira. Dengan demikianmereka lebih menyukai pengalaman baru,pekerjaan yang efektif, dan tanggung jawabsehingga tugas yang dibebankan selesaidengan tuntas, sedangkan tanda-tandaseseorang yang kurang percaya pada dirisendiri antara lain,perasaan takut ataugemetar disaat berbicara dihadapan orangbanyak, sikap pasrah pada kegagalan,memandang masa depan suram, perasaankurang dicintai kurang dihargai olehlingkungan sekitarnya, selalu berusahamenghindari tugas, tanggung jawab,pengorbanan.

Page 4: Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri …lppm.stikesnu.com/wp-content/uploads/2014/02/5-Karyo.pdf · melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja

Tabel 3 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja (Usia 15-17tahun) Kelas XI di SMA PGRI 3 Tuban Pada bulan Maret Tahun 2013.

Pola asuh Kepercayaan diri Totaln (%)

Lemah Kuat Rata-ratakuat

Rata-ratalemah

Sangatkuat

Otoriter 12 (85,7%) 1 (7,1%) 0 (0%) 1 (7,1%) 0 (0%) 14 (100%)

Permisif 2 (66,7%) 0 (0%) 0 (0%) 1 (33,3%) 0 (0%) 3 (100%)

Demokratis 4 (19,0%) 13 (61,9%) 4 (19,0%) 0 (0%) 0 (0%) 21 (100%)

Total 18 (47,4%) 14 (36,8%) 4 (10,5%) 2 (5,3%) 0 (0%) 38 (100%)

Hasil uji koefisien kontingensi (C) = 0,631 p = 0,000Berdasarkan hasil penelitian pada

tabel 3.1 dari 38 responden (100%) dapatdinyatakan hampir seluruhnya remaja yangmempunyai kepercayaan diri lemah yaitu 12siswa (85,7%) pada orang tua yangmenerapkan pola asuh otoriter, sedangkansebagian besar remaja yang mempunyaikepercayaan diri kuat yaitu 13 siswa(61,9%) pada orang tua yang menerapkanpola asuh demokratis, sebagian kecil remajayang mempunyai kepercayaan diri rata-ratakuat yaitu 4 siswa (19,0%) pada orang tuayang menerapkan pola asuh demokratis,tidak satupun remaja yang mempunyaikepercayaan diri rata-rata lemah yaitu 0siswa (0%) pada orang tua yang menerapkanpola asuh demokratis dan tidak satupunremaja yang mempunyai kepercayaan dirisangat kuat yaitu 0 siswa (0%) pada semuaorang tua yang menerapkan pola asuh,otoriter, permisif, demokratis.

Analisa data dalam penelitian inimenggunakan SPSS versi 16.0 for windowsdengan uji koefisien kontingensi (C) dengantingkat kemaknaan α = 0,05 didapatkanhasil nilai C = 0,631 dan p = 0,000 < 0,05maka disimpulkan H1 diterima berarti adahubungan yang signifikan antara Pola AsuhOrang Tua dengan kepercayaan diri padaremaja (Usia 15-17 tahun) kelas XI di SMAPGRI 3 Tuban, pada tahun 2013.

Sesuai dengan teori yangdikemukakan Baumrind, (dalam idrus ,2008) mengungkapkan bahwa pola asuhorang tua mempengaruhi tumbuhnyakepercayaan diri pada diri seseorang.Semakin baik pola asuh orang tua yangditerapkan maka akan semakin tinggi tingkatkepercayaan diri pada diri seseorang, begitusebaliknya semakin jelek pola asuh orang

tua maka akan semakin rendah tingkatkepercayaan diri pada diri seseorang. Mouly(dalam Idrus, 2008) menyatakan bahwapengasuhan orang tua sangat pentingperanannya dalam pengembangankepribadian. Sementara itu penelitian Dewi(dalam idrus , 2008) juga membuktikanbahwa pola asuh demokratis orang tuamempunyai hubungan positif yang sangatsignifikan dengan tingkat kepercayaan diriremaja, yaitu semakin demokratis pola asuhorang tua maka semakin tinggi tingkatkepercayaan diri yang dimiliki seseorang.Penelitian Lina Amalia (2006) menunjukkanada hubungan positif yang signifikan polaasuh orang tua dengan kepercayaan diri anakTK TarbiyatulAtfal Penanggulan KecamatanPegandon Kabupaten Kendal. Hasilpenelitian Idrus (2008) juga membuktikanada hubungan positif yang sangat signifikanantara kepercayaan diri remaja dengan polaasuh orang tua etnis jawa.

Menurut teorinya Hurlocks (1999)menjelaskan bahwa perkembangankepercayaan diri pada masa remajadipengaruhi oleh beberapa faktordiantarannya adalah Pola asuh, kematanganusia, jenis kelamin, penampilan fisik,hubungan keluarga, teman sebaya.Sedangkan menurut Anthony (1992) adabeberapa factor yang mempengaruhikepercayaan diri antara lain factor internal(konsep diri,harga diri, kondisi fisik,pengalaman hidup, kegagalan dankesuksesaan, peran lingkungan keluarga)dan factor eksternal (pendidikan, pekerjaan,lingkungan dan pengalaman hidup).

Page 5: Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kepercayaan Diri …lppm.stikesnu.com/wp-content/uploads/2014/02/5-Karyo.pdf · melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam kehidupan

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanAda hubungan yang signifikan antara PolaAsuh Orang Tua dengan kepercayaan diripada remaja (Usia 15-17 tahun) kelas XI diSMA PGRI 3 Tuban.

SaranBagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini diharapkandapat berguna sebagai bekal untukmengembangkan penelitian selanjutnyadengan faktor-faktor dan variabel yangberbeda.Bagi Institusi Pendidikan

Memperoleh informasi dantambahan referensi tentang pola asuh yangsesuai bagi remaja dan untuk meningkatkanperkembangan penelitian selanjutnyakhususnya tentang kepercayaan diri remaja.Bagi Pendidikan SMA

Memberikan informasi tentangpembentukan kepercayaan diri pada remajadan memberikan stimulus yang sesuai dalamproses belajar dalam membentuk percayadiri.Bagi Masyarakat

Memberi informasi pada orang tuadalam menerapkan pola asuh yang sesuai,sehingga anak dapat berkembang menjadipribadi yang lebih baik.Bagi Profesi Keperawatan

Bisa digunakan sebagai acuandidalam memberikan asuhan keperawatankomunitas pada remaja, yang sesuai dengantugas dan perkembangan remaja.

DAFTAR PUSTAKA1. Anthony, R. 1992. Rahasia Membangun

Kepercayaan Diri. (terjemahan Rita Wiryadi).Jakarta: Binarupa Aksara.1992

2. Centi, P. J. 1995. Mengapa Rendah Diri .Yogyakarta .1995

3. Desmita,2005.Psikologiperkembangan.Bandung.PT Remajarosdakarya.2005 diakses pada tgl 27 November2012,jam 10.12.WIB

4. Farhan,abu2012.kepercayaan diri.(online.http.abufarhanalir.blogspot.com

5. Ghufron, dan Rini. teori - teoripsikologi.Jogyakarta.Ar-ruzz media.201

6. Ginting, Leo. Hubungan Pola Asuh Orangtuadengan Pembentukan Konsep Diri:Harga DiriRemaja di Depok . skripsi. Tidakditerbitkan.Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia.2010. Diakses pada11Desember 2012 pukul 11.00

7. Hakim. T, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri,Jakarta : Purwa Suara.2002

8. http:///:/Kepercayaan Diri SelfConfidence_Decungkringo.htm dan

http:///:/percaya diri pd apa itu percaya diri.html)diakses pada tgl 1 februari 2013, jam 21.00 WiB.

9. Idrus, Muhammad. Hubungan KepercayaanDiri Remaja Dengan Pola Asuh Orang TuaEtnis Jawa.JurnalPsikologi.Yogyakarta.Fakultas PsikologiUniversitas Islam Indonesia.2008. Diaksespada28 November2012 pukul09.00 .

10. Lauster, P. Personality Test. Alih Bahasa D.H.Gulo. Jakarta: Bumi Aksara.1990

11. Lauster, P. Test Kepribadian ( terjemahanCecilia, G. Sumekto ). Yokyakarta.Kanisius.1997

12. Lauster, Peter. tes kepribadian.Jakarta.PT.BumiAksara.2005

13. Maya , Nopi . Hubungan antara pola asuhorang tua dengan Tingkat Kemandirian AnakPrasekolah ( usia3-5 tahun) di PAUDDHARMA BHAKTI KecamatanTambakboyo Kabupatan Tuban.skripsi.Tidakditerbitkan.Tuban.STIKES NU Tuban.2012

14. Notoatmojo, Sokidjo. Metodologi Penelitiankesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.2005

15. Nursalam. Konsep dan Penerapan MetodelogiPenelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta.SalembaMedika.2008

16. Poltekkes , Depkes.KesehatanRemaja.jakarta.salemba medika.2010

17. Sarwono, sarlito . psikologiRemaja.Jakarta.PT.Raja Grafindo persada.2010

18. Smeltzer, dan bare . Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah. Jakarta. EGC.2002

19. Zan, Pieter Pengantar psikopatologi untukkeperawatan .Jakarta.Kencana prenadagroup.2011