HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP, POLA MAKAN DAN …
Transcript of HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP, POLA MAKAN DAN …
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, SIKAP, POLA MAKAN DAN
TINGKAT STRESS IBU HAMIL DENGAN KENAIKAN BERAT
BADAN IBU DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT MITRA
KELUARGA BEKASI
Syarifah Umniati, dr.Zarfiel Tafal
ABSTRAK
Nama : Syarifah Umniati
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Judul :“Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi, Sikap, Pola Makan, dan Tingkat Stress
Ibu Hamil Terhadap Kenaikan Berat Badan Ibu di Poli Kebidanan Rumah
Sakit Mitra Keluarga Bekasi”
Penelitian ini membahas tentang bagaimana Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi,
Sikap, Pola Makan dan Tingkat Stress Ibu Hamil dengan Kenaikan Berat Badan di Poli
Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross
sectional, dimana dari hasil uji analisis univariat didapat 46,8% responden berumur 19-29
tahun, 97,4% berpendidikan tinggi, 52,1% berpengetahuan kurang baik, 52,1% sikap yang
mendukung (positif), 68,9% tidak mengalami stress, 77,4% mempunyai pola makan baik, dan
53,7% mengalami kenaikan berat badan yang berlebih, dari uji bivariat didapatkan
hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola makan dengan kenaikan berat badan p value
≤ 0,05.
Kata kunci :
Pengetahuan gizi, sikap, pola makan, tingkat stress, kenaikan berat badan
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kehamilan adalah proses yang
paling menakjubkan dalam siklus
kehidupan manusia. Oleh sebab itu
peningkatan status kesehatan untuk
perempuan harus dibina mulai dari
usia muda, sehingga dalam masa
kehamilan seorang wanita mampu
menjalankan perannya dengan baik.
Dalam Konferensi Internasional
Kependudukan dan Pembangunan
(International Confrence on
Population and Depelopmen/ICPD), di
Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri
oleh 11.000 perwakilan dan lebih 180
negara, menyerukan agar setiap
negara meningkatkan status kesehatan,
pendidikan dan hak-hak individu
khususnya bagi perempuan dan anak-
anak dan mengintegrasikan program
keluarga berencana (KB) kedalam
agenda kesehatan perempuan yang
lebih luas. Meningkatkan status
kesehatan perempuan juga disebutkan
dalam MDGs (Millenium
Development Goals). Pada proses
kehamilan wanita cenderung
mengalami banyak perubahan-
perubahan sehingga menyebabkan
status kesehatan mereka menurun.
Ibu hamil adalah salah satu
kelompok yang paling rawan terhadap
masalah gizi. Masalah gizi yang
dialami ibu hamil sebelum atau
selama kehamilan dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung.
Terhambatnya pertumbuhan janin
salah satunya disebabkan oleh gizi ibu
yang buruk, ditandai oleh rendahnya
pertambahan berat badan ibu hamil
atau berat badan ibu sebelum hamil.
Oleh karena itu, diperlukan persiapan
yang baik sehingga kualitas bayi yang
dilahirkan juga baik (Khomsan 2002).
Selain pertambahan berat badan ibu
dan janin yang tidak optimal juga bisa
terjadi perdarahan dan komplikasi
obstetrik lain (Hardinsyah & Dodik
Briawan 2000).
Ibu hamil memerlukan
makanan yang bermutu, tidak
berlebihan, dan tidak kekurangan.
Makanan yang dikonsumsi ibu hamil
sebaiknya tidak hanya mengikuti
selera makan saja, karena selera
makan belum tentu sesuai dengan
kebutuhan. Kekurangan gizi bisa
terjadi akibat ketidaktahuan.
Seseorang yang mudah akses
pangannya memiliki kemungkinan
memilih makanan yang kurang atau
tidak bergizi karena faktor
ketidaktahuan. Konsumsi pangan
sebelum dan selama kehamilan
berpengaruh terhadap kesehatan ibu
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
hamil. Ibu hamil yang cukup
konsumsi gizi sebelum hamil pada
umumnya kurang mengalami masalah
yang berarti selama kehamilan.
Konsumsi gizi yang mencukupi
kebutuhan serta diiringi dengan
latihan fisik ringan akan memberi
dampak baik bagi ibu hamil
(Hardinsyah & Martianto 1992).
Menurut Riyadi (2006),
peningkatan pendidikan ibu di suatu
negara merupakan komponen penting
dalam menurunkan prevalensi kurang
gizi maupun gizi lebih di negara
tersebut. Tingkat pengetahuan gizi
seseorang akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam pemilihan
makanan. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan ibu yang baik mengenai
gizi dan kesehatan agar kebutuhan gizi
dan kesehatan selama hamil dapat
terpenuhi. Pola makan serta asupan
makan selama hamil tidak lepas dari
pengetahuan dan sikap ibu sendiri
akan nutrisi yang dibutuhkan selama
kehamilannya. Pentingnya menjaga
kondisi fisik maupun mental selama
kehamilan sangat penting bagi
pertumbuhan janin. Masalah gizi
timbul, seperti halnya pada ibu hamil
dalam kenaikan berat badan karena
tidak cukupnya pengetahuan gizi dan
kurangnya pengertian tentang
kebiasaan makan yang baik (Williams
1973).
Menurut Khomsan (1997),
sikap merupakan tahapan lebih lanjut
dari pengetahuan. Seseorang yang
berpengetahuan gizi baik akan
mengembangkan sikap gizi yang baik
sehingga selama kehamilan ibu bisa
menyikapi pertambahan berat badan
yang dialaminya. Pembentukan sikap
terhadap pertambahan berat badan ibu
selama hamil akan lebih banyak
dipengaruhi oleh kebiasaan/sosial
budaya yang ada di masyarakat.
(Mawaddah,2008).
Keadaan psikologis ibu pada
saat hamil juga berpengaruh terhadap
kondisi fisik ibu, seperti halnya emosi
seorang wanita hamil cenderung
berubah dengan cepat, misalnya saja
di satu saat individu tersebut merasa
bahagia dua jam kemudian tiba-tiba
merasa sangat tertekan, bahkan
menangis tersedu-sedu tanpa adanya
sebab. Pada waktu hamil, wanita
dihadapkan pada beberapa keadaan
yang mungkin dapat terjadi
sehubungan dengan kehamilannya itu,
seperti perkembangan dan
keselamatan janin dalam
kandungannya sampai tiba waktu
kelahirannya. Kelahiran anak sering
rayakan sebagai momen seremonial
yang membahagiakan baik bagi kedua
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
orang tuanya maupun bagi keluarga
besar mereka sekaligus penuh dengan
perasaan cemas.
Stress atau perasaan tertekan
akan dapat berakibat buruk pada bayi.
Stress dapat mempengaruhi bayi lewat
perubahan fisik, seperti peningkatan
detak jantung dan peningkatan
hormone stress, dan banyak sebagian
ibu yang tidak mengetahui bahwa
stress dapat berpengaruh terhadap
perkembangan bayi. Stress menjadi
lebih besar pengaruhnya karena
wanita yang sedang hamil dalam
keadaan stress akan bertingkah laku
berbeda salah satunya dalam keadaan
stress ibu hamil tidak dapat makan
dengan baik, sehingga dapat
merugikan pertumbuhan bagi bayi
yang sedang dikandungnya.
Stress sudah merupakan hal
yang bisa dialami oleh setiap
masyarakat. Stress adalah kecemasan
yang berulang, frustasi , atau
ketakutan yang sudah diderita sejak
lama dan dapat memiliki efek
kesehatan yang merugikan
(Aprillia,2011). Berdasarkan
penelitian, wanita yang mengalami
stress mental kronis selama kehamilan
memiliki resiko masalah kesehatan
tidak hanya untuk diri mereka sendiri,
tetapi juga bagi janin yang mereka
kandung (Aprillia, 2011).
Pemicu stress pada kehamilan
disebabkan oleh masalah kesehatan
ibu sendiri, masalah kesehatan anak
yang sedang dikandungnya, masalah
tentang bagaimana merawat anak,
masalah keuangan, masalah tekanan
saran, dan masalah kedudukan ibu
sebagai orang tua tunggal (Aprillia,
2011). Beberapa stress adalah alami
dan tidak memiliki efek sakit pada
bayi, namun jika seorang wanita hamil
menderita stress pada kehamilannya
dapat menyebabkan masalah
kesehatan. Karena dengan
meningkatnya tingkat stress seorang
wanita, maka akan menghasilkan
hormon kortisol dalam jumlah yang
lebih tinggi (Santvana,2005). Hormon
kortisol merupakan hormon yang
dapat ditransfer ke janin dan dapat
membatasi aliran darah ke rahim yang
dapat mengganggu perkembangan
pertumbuhan janin dalam rahim. Pada
kehamilan pertama biasanya stress
muncul pada saat persalinan. Adanya
perasaan takut dan kecemasan
mempengaruhi ibu dalam proses
persalinan. Prevalensi depresi telah
dilaporkan antara 10 dan 16% selama
kehamilan (Santvana, 2005).
Ribuan wanita di dunia harus
mengalami keguguran serta
merasakan dampak fisik dan
emosional. Kehamilan dan keguguran
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
(abortus) dapat menjadi stresor yang
bisa meningkatkan kecemasan.
Insiden abortus di Indonesia
berdasarkan kejadian di RSUP Dr.
Kariadi pada Januari 2000 berkisar
antara 15–20 %. (Media Medika
Muda,tahun 2010,no.4).
Menurut ICD-10, 34,5% dari
wanita mengalami kegelisahan dan
25% mengalami depresi selama
kehamilan. Umur yang masih muda,
kehilangan orang tua dimasa kecil,
pernah mengalami gangguan kejiwaan
sebelumnya, mempunyai silsilah
keluarga yang pernah mengalami
gangguan kejiwaan, merupakan faktor
resiko yang dapat mempengaruhi
perkembangan kegelisahan dan
depresi pada wanita hamil. Sedangkan
menurut data rumah sakit, kejadian
kegelisahan pada wanita hamil
mencapai 67,5% dan 57,5%
mengalami depresi (Nias, 2004).
Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Komar dan Robson
mengatakan prevalensi penyakit
neurotik atau syaraf pada wanita hamil
sebanyak 21%. Di Indonesia terdapat
373.000.000 orang ibu hamil,yang
mengalami kecemasan dalam
menghadapi persalinan ada sebanyak
107.000.000 orang (28,7%) (Depkes
RI, 2008).
Pentingnya penanganan stress
pada ibu hamil harus didukung oleh
setiap anggota keluarga. Jika ibu tidak
kuat dalam menangani stress selama
kehamilan dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Pada penelitian
didapatkan bahwa ibu hamil yang
mempunyai tingkat stress yang tinggi
dapat meningkatkan resiko kelahiran
bayi premature bahkan keguguran
(Suririnah, 2004). Stress pada ibu
hamil bisa merubah kebiasaan makan
dan psikologis ibu. Ibu hamil dalam
kondisi stress biasanya lebih cepat
tersinggung dan marah-marah.
Sehingga pola makan ibu mengalami
perubahan. Sedangkan pada masa
kehamilan seorang ibu hamil harus
memiliki kecukupan energi, protein,
vitamin dan mineral agar kebutuhan
nutrisi pada saat hamil terpenuhi
untuk ibu dan janin.
Kebutuhan gizi pada saat
hamil harus cukup terpenuhi dan
seimbang sesuai dengan kebutuhan
ibu. Kenaikan berat badan pada saat
kehamilan juga harus terkontrol. Ibu
hamil disarankan untuk mengatur
berat badan agar tetap berada pada
kondisi ideal dan tetap menjaga pola
makan dengan gizi cukup dan
seimbang. Peningkatan berat badan di
trimester pertama memang relatif
sedikit, tidak naik atau bahkan
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
berkurang karena muntah-muntah.
Peningkatan berat badan yang cukup
pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada
periode inilah perlu dilakukan
pemantauan ekstra terhadap berat
badan.
Kenaikan berat badan saat
hamil sangat berpengaruh terhadap
persalinan. Menurut Institute of
Medicine (IOM) merekomendasikan
angka kenaikan berat badan saat lahir
sebagai berikut: berat badan yang
kurang sebelum kehamilan terjadi
maka dinjurkan kenaikan berat badan
antara 14-20 kg; Jika berat badan
berada pada berat badan normal pada
sebelum kehamilan, dianjurkan
kenaikan berat badan antara 12.5-17.5
kg; Jika berat badan sudah berlebih
sebelum kehamilan maka kenaikan
berat badan antara 7.5-12.5kg; Jika
berat badan ibu tergolong obesitas
kenaikan yang dianjurkan antara 5,5-
10 kg. Namun banyak ibu hamil yang
tidak tahu anjuran kenaikan berat
badan tersebut. Sehingga mereka tidak
mengontrol kebiasaan makan mereka
selama kehamilan.
Menurut laporan IOM 2009,
hampir setengah jumlah wanita hamil
mengalami kenaikan berat badan
berlebih atau kurang dari angka
rekomendasi. Kebanyakan wanita
dengan IMT rendah mencapai
kenaikan berat badan yang dianjurkan
tapi sebagian wanita dengan IMT
normal naik berat badannya melebihi
rekomendasi. Mayoritas wanita
dengan kelebihan berat badan atau
obesitas mengalami kenaikan berat
badan yang terlalu besar saat hamil.
Riset menunjukkan bahwa wanita
yang mengalami kenaikan berat badan
terlalu besar saat hamil akan
cenderung memerlukan operasi caesar.
Kelebihan berat badan itu juga
bertahan hingga setelah melahirkan
dan wanita tersebut akan mengalami
kenaikan berat badan yang lebih besar
saat hamil anak kedua dan
seterusnya. Anak yang lahir dari ibu
dengan kelebihan berat badan akan
berisiko menjadi anak yang juga
kelebihan berat badan atau mengalami
obesitas. Sementara wanita yang
sudah mengalami kelebihan berat
badan sebelum hamil cenderung
punya masalah menyusui. Wanita
yang memulai kehamilan dengan berat
badan rendah atau tidak menunjukkan
kenaikan sesuai anjuran berisiko
mengalami kelahiran prematur atau
melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah (kurang dari 2,7 kg). Kelahiran
prematur bisa memicu gangguan
kesehatan bahkan menyebabkan
kematian jika bayi lahir terlalu dini.
Berdasarkan data diatas peneliti
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
tertarik untuk melihat adanya
kemungkinan hubungan yang terjadi
antara pengetahuan ibu akan gizi,
sikap ibu , pola makan, maupun
tingkat stress ibu selama hamil dengan
kenaikan berat badan.
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan
pengetahuan, sikap, pola makan, dan
tingkat stress dengan kenaikan berat
badan ibu selama hamil di poli
kebidanan.
TINJAUAN TEORITIS
HUBUNGAN PENGETAHUAN
TERHADAP KENAIKAN BERAT
BADAN SELAMA KEHAMILAN
Keterkaitan tingkat
pengetahuan dengan kenaikan berat
badan ibu selama hamil sangat
berpengaruh terhadap pola makan dan
pemilihan bahan makanan yang baik
selama kehamilan. Oleh sebab itu
pangan yang tersedia tidak banyak
berarti tanpa pengetahuan gizi yang
baik, sehingga pengetahuan tentang
gizi merupakan integrasi pengetahuan
yang baik. Dengan pengetahuan gizi
yang cukup diharapkan seseorang
dapat mengubah perilaku yang kurang
benar sehingga dapat memilih bahan
makanan bergizi serta menyusun
menu seimbang sesuai dengan
kebutuhan dan selera serta akan
mengetahui akibat adanya kurang gizi.
Pemberian pengetahuan gizi yang baik
diharapkan dapat mengubah kebiasaan
makan yang semula kurang baik
menjadi lebih baik (Depkes RI, 2000).
Kurangnya pengetahuan gizi akan
mempengaruhi penerapan informasi
ibu dalam menerapkan pola konsumsi
yang baik.(Martono, 1999).
Menurut Riyadi (2006),
peningkatan pendidikan ibu di suatu
negara merupakan komponen penting
dalam menurunkan prevalensi kurang
gizi maupun gizi lebih di negara
tersebut. Tingkat pengetahuan gizi
seseorang akan berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam pemilihan
makanan. Oleh karena itu, diperlukan
pengetahuan ibu yang baik mengenai
gizi dan kesehatan agar kebutuhan gizi
dan kesehatan selama hamil dapat
terpenuhi. Pola makan serta asupan
makan selama hamil tidak lepas dari
pengetahuan dan sikap ibu sendiri
akan nutrisi yang dibutuhkan selama
kehamilannya. Pentingnya menjaga
kondisi fisik maupun mental selama
kehamilan sangat penting bagi
pertumbuhan janin. Masalah gizi
timbul, seperti halnya pada ibu hamil
dalam kenaikan berat badan karena
tidak cukupnya pengetahuan gizi dan
kurangnya pengertian tentang
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
kebiasaan makan yang baik (Williams
1973).
HUBUNGAN SIKAP TERHADAP
KENAIKAN BERAT BADAN
SELAMA KEHAMILAN
Sebuah survei yang dilakukan
oleh Abraham tahun 2001 menyatakan
dari 100 wanita primigravida berturut-
turut, 24% diantaranya melaporkan
riwayat “makan teratur”, menemukan
bahwa 59% lebih suka kenaikan berat
badan lebih kecil, dan 20% sampai
34% mengalami perburukan kontrol
berat badan selama kehamilan mereka.
Hal ini disebabkan karena sikap dan
perilaku yang mereka lakukan saat
hamil tidak baik sehingga nutrisi yang
mereka butuhkan selama hamil tidak
terpenuhi. Ada kekurangan mencolok
dari penelitian tentang sikap kenaikan
berat badan selama kehamilan pada
wanita dengan gangguan makan (Loth
et all 2011).
Menurut Khomsan (1997),
sikap merupakan tahapan lebih lanjut
dari pengetahuan. Seseorang yang
berpengetahuan gizi baik akan
mengembangkan sikap gizi yang baik
sehingga selama kehamilan ibu bisa
menyikapi pertambahan berat badan
yang dialaminya. Pembentukan sikap
terhadap pertambahan berat badan ibu
selama hamil akan lebih banyak
dipengaruhi oleh kebiasaan/sosial
budaya yang ada di masyarakat.
(Mawaddah,2008)
HUBUNGAN POLA MAKAN
TERHADAP KENAIKAN BERAT
BADAN SELAMA KEHAMILAN
Menurut laporan IOM 2009,
hampir setengah jumlah wanita hamil
mengalami kenaikan berat badan
berlebih atau kurang dari angka
rekomendasi. Kebanyakan wanita
dengan IMT rendah mencapai
kenaikan berat badan yang dianjurkan
tapi sebagian wanita dengan IMT
normal naik berat badannya melebihi
rekomendasi. Mayoritas wanita
dengan kelebihan berat badan atau
obesitas mengalami kenaikan berat
badan yang terlalu besar saat hamil.
Menurut WHO tambahan
protein ibu hamil adalah 0,75 gram
per kg berat badan. Dari jumlah
tersebut sekitar 70 % dipakai untuk
kebutuhan janin dalam kandungan.
Protein dbutuhkan untuk membentuk
plasenta, menambah jaringan tubuh
ibu (seperti rahim dan payudara), dan
menambah unsur-unsur cairan darah
terutama haemoglobin dan plasma.
Kebiasaan makan pada saat
hamil harus sesuai dengan anjuran
kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan.
Wanita hamil di Indonesia, sesuai
dengan Angka Kecukupan Gizi bagi
Orang Indonesia yang sehat, Anda
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
disarankan agar menambah jumlah
energi sebesar 180 kalori ekstra per
hari pada trimester pertama dan 300
kalori ekstra per hari pada trimester
kedua dan ketiga. Pertambahan berat
badan adalah salah satu indikasi
terpenting kehamilan sehat. Wanita
hamil yang menerapkan pola makan
dengan benar dan berat badannya naik
sesuai anjuran punya kemungkinan
besar melahirkan bayi yang sehat.
HUBUNGAN TINGKAT STRESS
TERHADAP KENAIKAN BERAT
BADAN SELAMA KEHAMILAN
Kehamilan merupakan suatu
kondisi yang dapat merubah
psikologis seorang wanita. Pada setiap
trimester pada kehamilan psikologis
ibu berubah-ubah. Studi Sarah
Murphy menyatakan bahwa pengaruh
emosional dari keguguran berulang
menimbulkan perasaan hancur,
dimana wanita akan merasakan
kecemasan sepanjang kehamilan
berikutnya. Walaupun demikian, ada
teori yang menyatakan bahwa antara
70–90 % keguguran disusul oleh
kehamilan yang berhasil.
Hubungan stress terhadap
kenaikan berat badan menurut Euis
Sunarti 2001, semakin tinggi berat ibu
sebelum hamil maka semakin besar
dukungan sosial, dan semakin rendah
perasaan bersalah yang dipendam ibu
hamil, maka semakin besar
penambahan berat badan ibu selama
hamil. Sehingga semakin ibu
meminimalisir tingkat kecemasan
selama kehamilan maka semakin
terkontrol berat badannya selama
hamil.
METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif analitik
yang dengan pengambilan sampel
secara accidental sampling. Melalui
penelitian ini dapat terlihat hubungan
antara tingkat pengetahuan gizi, sikap,
pola makan dan tingkat stress dengan
kenaikan berat badan ibu saat hamil.
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi
Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu hamil semester tiga
yang datang ke poli kebidanan
selama penelitian berlangsung.
Sampel
Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu hamil trimester ke 3
yang datang ke poli kebidanan dan
bersedia menjadi responden.
n= NZα2p.q
d2(N-1)+Zα
2.p.q
n = jumlah sampel
yang diperlukan
N = besar populasi
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
Zα2 = standar deviasi
normal (1,96)
p = proporsi estimasi
ibu hamil (0,5)
d = tingkat
kepercayaan 5% (0,05)
q = 0,5
Kunjungan pasien di Poli
Kebidanan Rumah Sakit Mitra
Keluarga Bekasi dalam sebulan
mencapai >300 pasien/bulan.
Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan rumus diatas sampel
yang diambil selama penelitian
sebanyak 190 orang ibu hamil.
INSTRUMEN PENELITIAN
Sebagai instrumen
pengumpulan data digunakan
kuesioner. Instrumen yang digunakan
berupa kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan terkait data
tentang karakteristik responden,
tingkat pendidikan, pengetahuan,
sikap, pola makan dan tingkat stress
responden
TEKHNIK PENGUMPULAN DATA
Data primer dan data sekunder
yang diambil dikumpulkan dengan
cara sebagai berikut :
1. Data karakteristik responden
diperoleh melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner
tentang data diri yang meliputi
umur, paritas, dan pendidikan.
2. Data tentang pengetahuan gizi dan
sikap terhadap kenaikan berat
badan diperoleh melalui kuesioner
dan dilakukan dengan cara
wawancara.
3. Data tentang pola makan diperoleh
melalui metode food frequency
dengan cara wawancara, yang
meliputi frekuensi dan jenis
makanan.
4. Data tentang tingkatan stress
diperoleh melalui kuesioner stress
dengan cara wawancara.
5. Data tentang kenaikan berat badan
diperoleh melalui penimbangan dan
catatan status rekam medis
responden.
ANALISIS DATA.
UNIVARIAT
Analisis univariat adalah
analisis satu variabel yang
dilakukan terhadap variabel bebas
dan variabel terikat. Analisis ini
merupakan langkah pertama sesuai
dengan tujuan penelitian. Hasil
analisis ini berupa tabel distribusi
dari tiap-tiap variabel.
BIVARIAT
Analisis ini dilakukan untuk
mencari ada tidaknya hubungan
antara tingkat pengetahuan, sikap
dan pola makan ibu hamil terhadap
kenaikan berat badan selama
kehamilan. Analisis bivariat yang
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
dilakukan dengan menggunakan uji
Chi square. Analisa data yang
diperlukan untuk diuji dengan
menggunakan uji Chi square, yaitu
:
1. Hubungan tingkat pengetahuan
gizi ibu hamil dengan kenaikan
berat badan.
2. Hubungan sikap ibu hamil
dengan kenaikan berat badan.
3. Hubungan pola makan ibu hamil
dengan kenaikan berat badan.
4. Hubungan tingkat stress ibu
hamil dengan kenaikan berat
badan.
Hasil tersebut dikatakan ada
hubungan, jika hasil perhitungan
p= ≤0,05
Penyajian Hasil
Setelah data diolah, hasil
disajikan dalam bentuk tabel
dan narasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Bivariat
Hubungan Antara Pengetahuan dengan
Kenaikan Berat Badan
Tabel 1
Hubungan Antara Pengetahuan dan
Kenaikan Berat Badan
Tingkat
Pengetahuan
Kenaikan Berat Badan
Total
X2
P
Value
Or
(95%)
Berlebih/
Kurang baik Baik
n % n % n
Kurang baik 55 55,6 44 44,4 99 5,906 0,016
2,112
(1,150-
3,877)
Cukup Baik 66 72,5 25 27,5 91
Total 121 63,7 69 36,3 190
Tabel 1 diatas memperlihatkan
hasil analisa hubungan tingkat
pengetahuan dengan kenaikan berat badan.
Diperoleh bahwa responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang baik 55 orang
(55,6%) memiliki kenaikan berat badan
yang berlebih/kurang baik sedangkan pada
responden dengan tingkat pengetahuan
cukup baik terdapat 66 orang yang
mempunyai berat badan berlebih/kurang
baik (72,5%).
Hasil uji statistik diperoleh nilai P
value = 0,016 dengan nilai X2 = 5,906,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan secara signifikan antara
tingkat pengetahuan dengan kenaikan berat
badan ibu selama hamil. Dengan tingkat
kepercayaan 95% nilai OR sebesar 2,112
(1,150-3,877) artinya responden dengan
tingkat pengetahuan kurang baik
mempunyai peluang sebanyak 2 kali lebih
besar mengalami kenaikan berat badan
yang berlebih/kurang baik. Menurut
Riyadi (2006), peningkatan pendidikan ibu
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
di suatu negara merupakan komponen
penting dalam menurunkan prevalensi
kurang gizi maupun gizi lebih di negara
tersebut. Keterbatasan informasi dan
tingkat pengetahuan gizi seseorang dapat
menyebabkan tujuan akhir dalam membeli
dan mengkonsumsi pangan berubah
menjadi asal kenyang, sehingga kenaikan
berat badan tidak terkontrol/berlebih pada
saat hamil.
Hubungan Antara Sikap dengan
Kenaikan Berat Badan
Tabel 2
Hubungan Antara Sikap dengan
Kenaikan Berat Badan
Sikap
Kenaikan Berat Badan
Tota
l
X2
P
Valu
e
Or
(95%)
Berlebih/
Kurang
Baik Baik
n % n % n
Tidak
Mendukung 49
70,
0
2
1
30,
0 70 1,91
2 0,211
1,556
(0,830-
2,916)
Mendukung 72
60,
0
4
8
40,
0 120
Total
12
1
63,
7
6
9
36,
3 190
Tabel 2 diatas memperlihatkan
hasil analisa hubungan sikap dengan
kenaikan berat badan. Diperoleh bahwa
terdapat sebanyak 72 orang (60%) dengan
sikap mendukung mempunyai kenaikan
berat badan berlebih/kurang baik
sedangkan 49 orang (70%) mempunyai
sikap yang sikap yang tidak mendukung
dengan adanya kenaikan berat badan
berlebih/kurang baik.
Hasil uji statistik diperoleh nilai P
value = 0,211 dengan nilai X2 = 1,912
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan secara signifikan
antara sikap dengan kenaikan berat badan.
Dengan tingkat kepercayaan 95 % nilai
OR sebesar 1,556 (0,830-2,916) artinya
responden dengan sikap mendukung
mempunyai kecenderungan 1,5 kali untuk
mengalami kenaikan berat badan yang
berlebih/kurang baik.
Menurut Khomsan (1997), sikap
merupakan tahapan lebih lanjut dari
pengetahuan. Seseorang yang
berpengetahuan gizi baik akan
mengembangkan sikap gizi yang baik
sehingga selama kehamilan ibu bisa
menyikapi pertambahan berat badan yang
dialaminya. Pembentukan sikap terhadap
pertambahan berat badan ibu selama hamil
akan lebih banyak dipengaruhi oleh
kebiasaan / sosial budaya yang ada di
masyarakat.
Hubungan Antara Pola Makan
Responden dengan Kenaikan Berat
Badan
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
Tabel 3
Hubungan Antara Pola Makan
Responden dengan Kenaikan Berat
Badan
Pola
Makan
Kenaikan Berat Badan
Total
X2
P
Value
Or
(95%)
Berlebih/
Kurang
Baik Baik
N % n % N
Cukup
Baik 33 76,7 10 23,3 43 4,099 0,043 0,452
(0,207-
0,987)
Baik 88 59,9 59 40,1 147
Total 121 63,7 69 36,3 190
Tabel 3 memperlihatkan hasil
analisis antara pola makan dengan
kenaikan berat badan. Terlihat 33
responden (76,7%) dengan pola makan
yang cukup baik mempunyai kenaikan
berat badan berlebih/kurang baik.
Sedangkan dengan pola makan yang baik,
sebanyak 88 responden (59,9%)
mempunyai kenaikan berat badan
berlebih/kurang baik.
Hasil uji statistik diperoleh P value
= 0,043 dengan nilai X2= 4,099 maka
dapat disimpulkan ada hubungan yang
signifikan antara pola makan pada
responden dengan kenaikan berat badan.
Dari hasil analisis didapat nilai OR sebesar
0,452 (0,207-0,908) yang berarti bahwa
pola makan responden yang cukup baik
memiliki peluang 0,4 kali dalam menaikan
berat badan secara berlebih/kurang baik.
Menurut Nadesul (2005), ibu hamil
perlu mengkonsumsi pola makan menu
seimbang yaitu menu yang lengkap dan
sesuai kebutuhan tubuh agar mencapai
berat badan yang ideal saat hamil. Tidak
hanya cukup energi dan protein saja tetapi
juga zat gizi lainnya. Bahan makanan
hewani merupakan sumber protein yang
baik dalam jumlah maupun mutu.
Hubungan Antara Tingkat Stress
Responden dengan Kenaikan Berat
Badan
Tabel 4
Hubungan Antara Tingkat Stress
Responden dengan Kenaikan Berat
Badan
Tingkat Stress
Kenaikan Berat Badan
Total
X2
P
Value Or (95%)
Berlebih/
Kurang
Baik Baik
n % n % n
Tidak cemas 85 64,9 46 35,1 131 0,263 0,628 1,181
(0,626-
2,226)
Cemas Berat 36 61,0 23 39,0 59
Total 121 63,7 69 36,3 190
Tabel 4 diatas memperlihatkan
hasil analisa hubungan antara tingkat stress
dengan kenaikan berat badan. Diperoleh
bahwa terdapat 85 responden (64,9%)
yang termasuk kedalam kelompok tingkat
stress tidak cemas/cemas ringan
mempunyai kenaikan berat badan yang
berlebih/kurang baik sedangkan sebanyak
36 orang responden (61,0%) dengan
tingkat kecemasan sedang/berat
mempunyai kenaikan berat badan yang
berlebih/kurang baik.
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
Hasil uji statistik diperoleh nilai P
value = 0,628 dengan nilai X2 = 0,263
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan secara signifikan
antara tingkat stress dengan kenaikan berat
badan responden. Dengan tingkat
kepercayaan 95 % nilai OR sebesar 1,181
(0,626-2,226), artinya responden yang
tidak cemas/cemas ringan mengalami
peluang 1,2 kali untuk mengalami
kenaikan berat badan yang berlebih/kurang
baik. Menurut Euis Sunarti 2001, semakin
tinggi berat ibu sebelum hamil maka
semakin besar dukungan sosial, dan
semakin rendah perasaan bersalah yang
dipendam ibu hamil, maka semakin besar
penambahan berat badan ibu selama hamil.
Sehingga semakin ibu meminimalisir
tingkat kecemasan selama kehamilan maka
semakin terkontrol berat badannya selama
hamil.
HASIL HIPOTESIS
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan
hasil hipotesis sebagai berikut :
1. Adanya hubungan antara pengetahuan
gizi dengan kenaikan berat badan ibu
saat hamil di poli kebidanan Rumah
Sakit Mitra Keluarga Bekasi.
2. Ada hubungan antara pola makan
dengan kenaikan berat badan ibu
selama hamil di poli kebidanan
Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa data dan pembahasan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan gizi ibu dan
pola makan dengan kenaikan berat badan
ibu selama hamil di poli kebidanan Rumah
Sakit Mitra Keluarga Bekasi.
SARAN
1. Terkait dengan kenaikan berat badan
ibu selama hamil yang cenderung
tidak terkontrol diharapkan Rumah
Sakit Mitra Keluarga lebih
memperhatikan kondisi tersebut
dengan cara lebih sering mengadakan
mengadakan konseling maupun
penyuluhan terhadap ibu-ibu yang
cenderung beresiko untuk mengalami
kenaikan berat badan yang berlebih.
2. Untuk penelitian terhadap pola makan
sebaiknya menggunakan metode
recall 24 jam yang mampu melihat
asupan gizi dan menggambarkan pola
makan responden kebelakang.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, Suzanne , Derek Llewellyn-
Jones. The Facts : Eating Disorder.
Oxford University Press, 2001.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke 12.
Edisi Revisi V. Jakarta, Rineka Cipta,
2002.
Anonym. Berat Badan Saat Hamil.
http://www.parentsindonesia.com.
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
Annonym. Pengetahuan dan Faktor-faktor
yang mempengaruhi.
http://forbetterhealth.wordpress.com. 19
April 2009
Aprillia, Yessie. Stress Dalam Kehamilan.
http://www.bidankita.com. 29 Januari
2011.
Ayusita, Laksmi. Super Lengkap Tips
Sehat&Cerdas Seputar
Kehamilan&Persalinan. Yogyakarta :
Araska, 2012.
Azwar, Saifuddin. Perilaku Manusia
Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC, 1998.
Hardinsyah & Briawan D. Dampak
pemberian biskuit multigizi pada
pertambahan berat badan ibu hamil.
Media Gizi dan Keluarga 24(2):132- 138.
2000.
Hardinsyah & Martianto D.. Gizi Terapan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Bogor: IPB. 1992.
Hidayat Aziz Halimul. Pengantar Konsep
Keperawatan Dasar. Salemba Medika :
Jakarta, 2004.
[IOM] Institute of Medicine. Nutrition
During Pregnancy: Part I, Weight Gain:
Part II, Nutrient Suplement. Washington
DC: National Academy Pr. 1990.
Khomsan. Pengetahuan, sikap, dan
perilaku tentang anemia pada peserta dan
bukan peserta program suplementasi
tablet besi pada ibu hamil. Media Gizi dan
Keluarga 21(2):1-7. 1997.
Khomsan. Pangan dan Gizi untuk
Kesehatan. Bogor: IPB. 2002.
Loth, Katie A, et all. Body Satisfaction
During Pregnancy.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/
PMC3124621/. 10 May 2011 : 10.05. 17
Januari 2013.
M,Zainuddin. Buku Pengantar Metodologi
Penelitian. Surabaya, Airlangga, 1999.
Martono,Sumaryadi. Hubungan
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Tentang
Gizi Serta Karakterisitik Ibu dan Anak
dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah
Dasar di Kecamatan Kosambi Kabupaten
DATI II Tangerang. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, 1999.
Mawaddah, Nadiya. Pengetahuan, Sikap
dan Praktek Gizi Serta Tingkat Konsumsi
Ibu Hamil di Kelurahan Kramat Jati dan
Kelurahan Ragunan Propinsi DKI
Jakarta. Skripsi Program Studi Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga
Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor. 2008
Media Medika Muda,tahun
2010,no.4.Niaz, et.al. ANXIETY AND
DEPRESSION IN PREGNANT WOMEN
PRESENTING IN THE OPD OF A
TEACHING HOSPITAL.Pak J Med Sci
2004 Vol. 20 No. 2.
Nadesul H. Makanan Sehat untuk Ibu
Hamil. Jakarta: Puspa swara, 2005.
Notoatmodjo,Soekidjo. Metodologi
Penelitian Kesehatan cet.2. Jakarta. PT
Rineka Cipta,2002.
Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan
Masyarakat ; Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta,
2003.
Pro Health.. Pengetahuan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi. 23 Oktober
2012.19:07. 2009
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013
Riyadi H. Gizi dan Kesehatan Keluarga.
Ed ke-2. Jakarta: Universitas Terbuka.
2006.
Riyadi H, Hardinsyah, & Anwar. Faktor-
faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil.
Media Gizi Keluarga 21(2): 35-40. 1997
Sanjur. Social and Culture Perspective in
Nutrition. New Jersey: Englewood Cliffts,
Prentice-Hall. 1982.
Santvana, Sharma, et.al. Psychiatric
disorders associated with pregnancy. J
Obstet Gynecol India Vol. 55, No. 3 :
May/June 2005 Pg 218-227.
Sarafino,Edward. Health Psychology
Biophychosocial Interactions. America,
2006.
Sarah Murphy. Keguguran: apa yang
perlu diketahui. Alih bahasa oleh Arum
Gayatri. Jakarta: Arcan; 1993.
Sriati, Aat. Tinjauan Tentang Stress pdf.
2008.
Suhardjo. Sosio Budaya Gizi. Bogor:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
PAU Pangan dan Gizi, IPB. 1989.
Suharno et al. Cross-sectional study on the
iron and vitamin a status of pregnant
women in west java, indonesia. Am J Clin
Nutr 56:988-993. 1992.
Sunarti, Euis, et al. PENGARUH
KETAAANAN KELUARGA TERFIADAP
KUALITAS KEHAMILAN (The It!fltretice
of Family Strength otl the Quality qf
Pregriatlcy).Media Gizi & Keluarga, Juli
2003.27 (1): 12 -22.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar
Bakri, et al.Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC, 2002.
Suririnah. Stress Dalam Kehamilan
Berpengaruh Buruk!.
http://www.infoibu.com. 16 November
2004.
Sears, D, O., Freedman, J, L., & Peplau, L,
A. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga,
1999.
Turhayati ER. Hubungan pertambahan
berat badan selama kehamilan dengan
berat lahir bayi di Sukaraja Bogor tahun
2001-2003. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional 1(3):139-144. 2006.
William SR. Nutrition and Diet Therapy.
Saint Louis: Mosby. 1973.
Hubungan Pengetahuan ..., Syarifah Umniati, FKM UI, 2013