HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h...

171
IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN KOMPRESI UTERUS METODE SURABAYA DENGAN FAKTOR ANTEPARTUM, INTRAPARTUM DAN POSTPARTUM PADA KASUS ATONIA UTERI DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA PERIODE TAHUN 2012-2017 Tizar Dwi Satyoputro, dr 011228086301 PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN KLINIK JENJANG MAGISTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018

Transcript of HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h...

Page 1: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TESIS HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN

KOMPRESI UTERUS METODE SURABAYA DENGAN FAKTOR ANTEPARTUM, INTRAPARTUM DAN

POSTPARTUM PADA KASUS ATONIA UTERI DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PERIODE TAHUN 2012-2017

Tizar Dwi Satyoputro, dr

011228086301

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN KLINIK JENJANG MAGISTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

Page 2: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

TESIS

HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN

KOMPRESI UTERUS METODE SURABAYA DENGAN FAKTOR ANTEPARTUM, INTRAPARTUM DAN

POSTPARTUM PADA KASUS ATONIA UTERI DI RSUD DR SOETOMO SURABAYA

PERIODE TAHUN 2012-2017

Tizar Dwi Satyoputro, dr 011228086301

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN KLINIK JENJANG MAGISTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2018

Page 3: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

i

HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER

TESIS

Untuk Memperoleh Gelas Magister Kedokteran Klinik

dalam

PROGRAM STUDI ILMI KEDOKTERAN KLINIK JENJANG MAGISTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Oleh:

Tizar Dwi Satyoputro, dr.

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN KLINIK JENJANG MAGISTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA 2018

Page 4: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun
Page 5: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

v

HALAMAN PERSETUJUAN TESIS

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 26 Juli 2018

Oleh : Pembimbing

Dr. Agus Sulistyono, dr., SpOG (K)

NIP. 19600827 198802 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Ilmu Kedokteran Klinik Jenjang Magister

Dr. Aditiawarman, dr., SpOG (K) NIP. 19581101 198610 1 002

Page 6: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vi

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI HASIL TESIS

Hasil Tesis ini diajukan oleh

Nama : Tizar Dwi Satyoputro, dr

NIM : 011228086301

Program Studi : Ilmu Kedokteran Klinik Jenjang Magister / Obstetri

Ginekologi

Judul : Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan

Kompresi Uterus Metode Surabaya dengan Faktor

Antepartum, Intrapartum dan Postpartum Pada Kasus

Atonia Uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode

Tahun 2012-2017

Hasil tesis ini telah diuji dan dinilai

Oleh panitia penguji pada

PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN KLINIK JENJANG MAGISTER

Universitas Airlangga

Pada Tanggal 26 Juli 2018

Panitia penguji,

1. Ketua Penguji : Prof. Lila Dewata, dr. Sp. OG (K) ( )

2. Penguji : Dr. Agus Sulistyono, dr., SpOG (K) ( )

3. Penguji : Dr. Pungky Mulawardhana, dr,SpOG (K) ( )

4. Penguji : Dr. Sulistiawati, dr., M.Kes ( )

5. Penguji : Budi Wicaksono, dr., SpOG (K) ( )

Page 7: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan

penelitian dengan judul “HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN

JAHITAN KOMPRESI UTERUS METODE SURABAYA DENGAN FAKTOR

ANTEPARTUM, INTRAPARTUM DAN POSTPARTUM PADA KASUS

ATONIA UTERI DI RSUD DR SEOTOMO SURABAYA PERIODE TAHUN

2012-2017” yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menempuh Program

Pendidikan Dokter Spesialis I Bidang Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Pada kesempatan ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih

serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. Agus Sulistyono, dr., Sp. OG (K), Ketua Program Studi PPDS-1

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga-RSUD Dr. Soetomo dan selaku pembimbing penelitian ini, atas

segala ketulusan dan kesabarannya dalam menuntun, memberikan masukan

selama saya menjalani penelitian serta mengikuti program pendidikan dokter

spesialis.

2. Dr. Sulistiawati, dr. M. Kes dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat-

Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sebagai

pembimbing statistik penelitian ini dengan penuh dedikasi dan kesabaran

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

3. Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT.Ak., CMA., selaku Rektor

Universitas Airlangga dan Prof. Dr. Fasich, drs., Apt., selaku mantan Rektor

Universitas Airlangga, atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk

mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Surabaya.

4. Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga Surabaya dan Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., MSc, SpPD,

KEMD, FINASIM, selaku mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Page 8: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

viii

Airlangga Surabaya atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk

menempuh program pendidikan dokter spesialis di Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Surabaya.

5. Harsono, dr., selaku Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan Dodo

Anondo, dr., MPH selaku mantan Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya

atas kesempatanyang diberikan kepada saya untuk menempuh program

pendidikan dokter spesialis diRSUD Dr. Soetomo Surabaya.

6. Prof. R. Prayitno Prabowo, dr. SpOG(K) (Alm), guru besar

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta

bimbingan selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

7. Prof. H.R. Hariadi, dr., Sp. OG (K), guru besar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

8. Prof. H. Muh. Dikman Angsar, dr., Sp. OG (K), guru besar Departemen/

SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga –

RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan

selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

9. Prof. H. Lila Dewata Azinar, dr., Sp. OG (K), guru besar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

10. Prof. Samsulhadi, dr., Sp. OG(K), guru besar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

11. Prof. H. Agus Abadi, dr., Sp. OG(K) (Alm), guru besar Departemen/ SMF

Obstetri dan Ginekologi Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat, serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

Page 9: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ix

12. Prof. H. Suhatno, dr., Sp. OG (K), guru besar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat, serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

13. Prof. Soehartono DS, dr., Sp. OG (K), guru besar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

14. Prof. H. Heru Santoso, dr., Sp. OG (K) (Alm), guru besar

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta

bimbingan selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

15. Prof. Dr. Erry Gumilar Dachlan, dr., Sp. OG (K), guru besar

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta

bimbingan selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

16. Dr. Poedji Rochjati, dr., Sp. OG (K), staf senior Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas

segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti program

pendidikan dokter spesialis.

17. Nadir Abdullah, dr., Sp. OG (K), staf senior Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

18. Sunjoto, dr., Sp. OG (K), staf senior Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

19. Dr. Poedjo Hartono, dr., Sp. OG (K), staf senior Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Page 10: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

x

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

20. Hari Paraton, dr., Sp. OG (K), Kepala Divisi Uroginekologi Rekonstruksi

dan staf senior Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas

segala ilmu, nasihat, rekomendasi serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

21. Bangun Trapsila Purwaka, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/

SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga –

RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan

selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

22. Dr. Hermanto Tri Joewono, dr., SpOG (K), Kepala Divisi Fetomaternal-

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta

bimbingan khususnya selama saya mengikuti program pendidikan dokter

spesialis.

23. Bambang Trijanto, dr., Sp. OG (K), staf senior Ilmu Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

24. Dr. Hendy Hendarto, dr. Sp. OG (K), Kepala Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

25. Dr. Aditiawarman, dr., Sp. OG (K), Ketua Program Studi Ilmu Kedokteran

Jenjang Magister, Sekretaris Departemen dan staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

26. Baksono Winardi, dr., SpOG(K), Kepala Divisi Obstetri dan Ginekologi

Sosial-Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu,

Page 11: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xi

nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti program pendidikan dokter

spesialis.

27. Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp. OG (K)., Wakil Dekan II dan guru besar

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta

bimbingan selama mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

28. Relly Yanuari Primariawan, dr., Sp. OG (K), Koordinator Pelayanan dan

Kepala Divisi Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

29. Dr. Brahmana Askandar T., dr., Sp. OG (K), Koordinator Penelitian dan

Pengembangan Ilmu dan Kepala Divisi Onkologi Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

30. Dr. Ernawati, dr., Sp. OG (K), Koordinator Pelayanan Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD

Dr. Soetomo, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

31. Dr. Wita Saraswati, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

32. Dr. Sri Ratna Dwiningsih, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

33. Ashon Sa’adi, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

Page 12: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xii

34. Indra Yuliati, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

35. Gatut Hardianto, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

36. Dr. Budi Prasetyo, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

37. Eighty Mardiyan, dr., Sp. OG (K), Sekretaris Program Studi PPDS-1 dan

staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu,

nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti program pendidikan dokter

spesialis.

38. Jimmy Yanuar Annas, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

39. Primandono Perbowo, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

40. M. Ardian Cahya Laksana, dr., Sp. OG, M. Kes, staf pengajar

Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga – RSUD Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta

bimbingan selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

41. Budi Wicaksono, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Page 13: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xiii

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

42. Pungky Mulawardana, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

43. M. Ilham Aldika Akbar, dr., Sp. OG (K), staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

44. Hari Nugroho, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala nasihat ilmu, serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

45. Azami Denas Azinar, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

46. Muhammad Yusuf, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

47. M. Yohanes Ardianta, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

48. Manggala Pasca Wardhana, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

49. Khanisyah Erza Gumilar, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Page 14: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xiv

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

50. Hanifah Erlin Dharmayanti , dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD

Dr. Soetomo Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya

mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

51. Rizky Pranadyan, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

52. Arif Tunjungseto, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

53. Nareswari Cininta M, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr.

Soetomo Surabaya, selaku pembimbing penelitian ini, atas segala ketulusan

dan kesabarannya dalam menuntun, memberikan masukan selama saya

menjalani penelitian serta mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

54. Rozi Aditya, dr., Sp. OG, staf pengajar Departemen/SMF Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo

Surabaya, atas segala ilmu, nasihat serta bimbingan selama saya mengikuti

program pendidikan dokter spesialis.

55. Seluruh rekan-rekan PPDS I Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga – RSUD Dr. Soetomo, khususnya

teman seangkatan kami dr. Mokh Anhar Dani, dr. M. Arief Adibrata, dr

Yuliaty E. Ponga, dr. Eccita R, dr. Puspitasari, dr. M. Reza Z, dr. Laili

Muninggar, dr. Ardi Eko M, dr. Dibya Arfianda, dr. Jojor Sihotang, dan dr

Dwi Krisna I, selanjutnya kepada semua kakak-kakak kelas serta adik-adik

kelas dan yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

senantiasa memberikan dukungan, semangat, bantuan dan kerjasama yang

diberikan selama saya mengikuti pendidikan spesialis ini.

Page 15: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xv

56. Seluruh karyawan dan karyawati khususnya para sekretaris sdri Lusiana, sdri

Rini, sdri Neni dan sdri Dyah yang telah banyak membantu kelancaran dalam

setiap tahap penelitian kami. Kepada seluruh paramedis maupun non

paramedis Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Airlangga – RSUD Dr.Soetomo atas segala bantuan dan

kerjasamanya selama saya mengikuti program pendidikan dokter spesialis.

57. Kepada Ibu Moerdiatik (Mak Tik) yang selalu memberikan dukungan,

bantuan, semangat dan doa selama pembuatan makalah penelitian kami di

kamar PPDS Obstetri Ginekologi hingga selesai.

58. Seluruh penderita dan keluarganya yang pernah dirawat di RSUD

Dr.Soetomo khususnya Departemen/SMF Obstetri dan Ginekologi atas

kesempatan yang diberikan selama saya mengikuti program pendidikan

dokter spesialis.

59. Selanjutnya doa yang tak pernah putus kami persembahkan kepada kedua

orang tua saya tercinta, Soetikno, SH dan Dr. Sukesi, Apt MARS, yang

dengan penuh kasih sayang membesarkan dan mewujudkan cita-cita ananda.

60. Kepada istri saya tercinta Aquirina Caesari Putri, dr. Sp M, pendamping dan

sahabat terbaik dalam hidup saya, atas segala doa, semangat, pengertian,

pengorbanan, dukungan, dan kesabaran disaat-saat sedih.

61. Kepada mertua saya, Soehersono, dr. SpOG., dan Muki Endah Rahayu, dr.,

yang dengan penuh pengertian dan kesabaran telah memberikan dorongan

moral, semangat doa, kasih dan pengorbanan yang tak terhingga selama saya

menjalani pendidikan spesialis ini.

62. Kepada saudara-saudara kandung beserta pasangannya dan kakak ipar saya

tercinta Taufiq Hadi Saputro, SH., dan Aminatuz Zahro, Ayu Nuzulia Putri,

dr. dan Tunggal Putranto, dan Abriyanti Caturiza Putri, S.Psi, SH. dan

Bramanto Wisynu Wardhana, SE., Ary Hersesari Putra, ST, MT dan Rr. Sari

Purwaningdyah, ST yang dengan penuh pengertian dan kesabaran telah

memberikan dorongan moral, semangat doa, kasih dan pengorbanan yang tak

terhingga selama saya menjalani pendidikan spesialis ini.

63. Kepada ponakan saya Muhammad Ilham Saputro, Ahmad Iqbal Nuril Fahmi,

Nawalia Adzkia Putri, Tania Clariza Putri, Bryan Alaric Wardhana, Aisyah

Page 16: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun
Page 17: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun
Page 18: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xviii

Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya dengan Faktor Antepartum, Intrapartum dan Postpartum pada Kasus Atonia Uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012-2017 Tizar Dwi Satyoputro*, Nareswari Cininta Imadha Marcianora**, Agus Sulistyono** * PPDS-1 Departemen/ SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr Soetomo, Surabaya ** Staf Departemen/ SMF Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr Soetomo, Surabaya

ABSTRAK Tujuan: Menganalisis hubungan keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi uterus metode surabaya dengan faktor antepartum, intrapartum dan postpartum pada kasus atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian case-control. Subyek penelitian adalah wanita postpartum yang mendapatkan jahitan kompresi metode surabaya pada periode 2012-2017. Data sekunder dari rekam medis dicatat, ditabulasi dan dianalisis, terdiri dari (1) faktor antepartum (usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan penyakit penyerta maternal Diabetes Mellitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung, anemia, jaundice of pregnancy, SLE dan infeksi); (2) Intrapartum (metode persalinan, induksi persalinan) dan (3) Postpartum (interval dilakukan jahitan kompresi metode surabaya pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam). Uji logistik bivariat untuk penapisan awal dari variabel yang signifikan, kemudian dilanjutkan pengujian regresi logistik multivariat untuk mencari kekuatan hubungan antar kedua variabel. Hasil: Dari 278 pasien dilakukan jahitan kompresi uterus metode surabaya, 192 memenuhi kriteria inklusi. Dari sejumlah tersebut 32 gagal dan 160 berhasil. Uji logistik bivariat didapatkan 7 variabel signifikan (p<0,25) yaitu umur, infeksi, anemia, hipertensi dalam kehamilan, mode-of-delivery, induksi persalinan dan interval dilakukan jahitan kompresi uterus metode surabaya. Uji regresi logistik multivariat didapatkan yang berpengaruh signifikan adalah anemia (p0,016, OR4,78 CI:1.343-17.038) dan interval dilakukan jahitan kompresi metode surabaya pada kelompok >2-7 jam (p0,001, OR6,75 CI:2.249-20.406) dan kelompok >7 jam (p0,016, OR25,45 CI:2.781-232.893) dibandingkan dengan < 1 jam. Kesimpulan: Didapatkan hubungan kegagalan jahitan kompresi uterus metode surabaya pada kasus atonia uteri dengan anemia dan penundaan tindakan, baik >2-7 jam maupun kelompok >7 jam. Kata kunci: Kegagalan jahitan kompresi uterus metode surabaya, Atonia uteri, Faktor antepartum, Faktor intrapartum, Faktor postpartum.

Page 19: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xix

Relationship Between Success And Failure Rates Of Surabaya-Method Uterine Compression Suture With Antepartum, Intrapartum and Postpartum Factors In Atonic Uterine Cases At Dr. Soetomo Hospital Surabaya During 2012-2017

Tizar Dwi Satyoputro*, Nareswari Cininta Imadha Marcianora**, Agus Sulistyono** * Resident of Obstetric and Gynecology Departement, Faculty of Medicine Airlangga University, Dr. Soetomo hospital, Surabaya ** Staff of Obstetric and Gynecology Departement, Faculty of Medicine Airlangga University, Dr. Soetomo hospital, Surabaya

ABSTRACT

Objective: To analyze the relationship between success and failure rates of surabaya-method uterine compression suture with antepartum, intrapartum and postpartum in atonic uterine cases at dr. Soetomo hospital Surabaya Methods: This is an observational analytic study with case-control design. Subjects of this study were post-labor patients who had undergone surabaya-method uterus compression suture during 2012-2017 period. Secondary data was obtained from medical record to determine antepartum (age, parity, obesity, multiple pregnancy and maternal comorbidities, such as Diabetes-Mellitus, hypertension-in-pregnancy, heart disease in pregnancy, anemia, jaundice-of-pregnancy, SLE and infection), intrapartum (mode-of-delivery, induction of labor) and postpartum factors (interval of time when uterine compression suture surabaya-method in atonic uterine after SC or postpartum vaginal delivery was performed). Two-step analysis using bivariate and multivariate logistic regression were performed for screening and determine the-strength between two variables, respectively. Results: From 278-patients approximately 192-patients met the inclusion criteria. There were 32 failures and 160 successful cases. Bivariate regression test indicated 7 variables were significant (p<0,25), including age, infection, anemia, hypertension-in-pregnancy, mode-of-delivery, induction of labor and interval of when to perform uterine compression. Multivariate regression for those 7 variables pointed only two were significant (p<0,05), i.e. anemia (p0.016, OR4.78 CI:1.343 - 17.038) and time interval of when compression suture was performed. Longer duration of procedure delay related to failure rates at p0.001; OR 6.75; CI: 2.249 - 20.406 for over-than-two to 7-hours group and p0.016; OR 25.45; CI:2.781 - 232.893 for longer than 7-hour compare to less than one-hour. Conclusion: The failure of uterine compression suture surabaya-method were affected by anemia, delay of uterine compresion >2-to-7-hours and delay for more-than 7-hours. Keywords: The failure of Uterine compression suture surabaya method, uterine atony, antepartum factors, intrapartum factors, postpartum factors.

Page 20: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xx

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ................................................................................................ i SAMPUL DALAM.............................................................................................. ii HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER ............................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN TESIS .................................................................. v HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI HASIL TESIS ..................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR .... ........................................................................................................................ xvii ABSTRAK ..................................................................................................... xviii DAFTAR ISI ..................................................................................................... xx DAFTAR TABEL .......................................................................................... xxiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxviii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xxix BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4 1.3.1 Tujuan Umum ..................................................................................... 4 1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5 1.4.1 Manfaat Teori ...................................................................................... 5 1.4.2 Manfaat Klinis ..................................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7 2.1 Perdarahan Pasca Persalinan .................................................................. 7 2.1.1 Definisi ............................................................................................... 7 2.1.2 Prevalensi dan Epidemiologi ................................................................ 7 2.1.3 Gejala ................................................................................................... 8 2.1.4 Etiologi ............................................................................................... 9 2.1.5 Patofisiologi ....................................................................................... 10 2.1.6 Manajemen ........................................................................................ 12 2.1.6.1 Manajemen Non-Bedah ................................................................... 13 2.1.6.2 Manajemen Bedah ........................................................................... 21 2.1.7 Komplikasi ......................................................................................... 25 2.1.7.1 Syok Hipovolemik ........................................................................... 25 2.1.7.2 Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) ............................... 25 2.1.7.3 Gagal Ginjal Akut ........................................................................... 25 2.1.7.4 Kematian ......................................................................................... 26 2.2 Faktor Risiko Maternal ......................................................................... 26 2.2.1 Faktor Antepartum ............................................................................. 26 2.2.1.1 Usia ................................................................................................ 26 2.2.1.2 Paritas ............................................................................................. 27 2.2.1.3 Obesitas .......................................................................................... 27 2.2.1.4 Kehamilan Multipel ........................................................................ 28 2.2.1.5 Anemia .......................................................................................... 28

Page 21: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xxi

2.2.1.6 Penyakit Diabetes Mellitus (DM) .................................................... 28 2.2.1.7 Penyakit Jantung ............................................................................. 29 2.2.1.8 Hipertensi dalam Kehamilan ........................................................... 29 2.2.1.9 Infeksi ............................................................................................. 30 2.2.1.10 Penyakit Penyerta Maternal lain .................................................... 30 2.2.2 Faktor Intrapartum .............................................................................. 31 2.2.2.1 Metode Persalinan .......................................................................... 31 2.2.2.2 Induksi Persalinan ........................................................................... 32 2.2.3 Faktor Postpartum .............................................................................. 33 2.2.3.1 Interval Dilakukan Jahitan Kompresi Uterus ................................... 33

2.3 Jahitan Kompresi Uterus ......................................................................... 33 2.3.1 Teknik B-Lynch ................................................................................. 34 2.3.2 Teknik Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya ............................ 35 2.3.3 Teknik Jahitan “U” ............................................................................. 38 2.3.4 Metode Jahitan Haemostatic Multiple Square (Cho) ........................... 39 2.3.5 Modifikasi Teknik B-Lynch Oleh Hayman ........................................ 40 2.3.6 Modifikasi Teknik B-lynch oleh Marasinghe ..................................... 41 2.3.7 Teknik Modifikasi Pereira .................................................................. 42

2.4 Komplikasi Teknik B-Lynch ................................................................... 43 2.5 Teknik Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya .................................. 44

2.5.1 Pengembangan Teknik Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya ... 44 2.5.2 Keuntungan dan Kerugian ................................................................. 44

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 46 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................................ 46 3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 48

BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 50 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 50 4.2 Populasi Penelitian ............................................................................... 50 4.3 Sampel Penelitian .................................................................................. 51 4.4 Kriteria Penelitian ................................................................................. 52 4.4.1 Kriteria Inklusi ................................................................................... 52 4.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................................................ 52 4.5 Variabel Penelitian ................................................................................ 52 4.6 Definisi Operasional .............................................................................. 53 4.7 Prosedur Penelitian ............................................................................... 57 4.7.1 Pengumpulan Data ............................................................................. 57 4.7.2 Analisis Data ...................................................................................... 57 4.8 Kerangka Operasional ........................................................................... 57 4.9 Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian .................................................... 58 4.9.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 58 4.9.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 58 4.10 Kelayakan Etik .................................................................................... 58 4.10.1 Kelayakan Etik ................................................................................. 58 4.10.2 Kerahasiaan Pasien ........................................................................... 58 4.10.3 Konfidensialitas ................................................................................ 58 4.11 Biaya Penelitian .................................................................................. 58

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA .................................... 59

Page 22: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xxii

5.1 Karakteristik Subyek Penelitian ............................................................. 60 5.1.1 Faktor Antepartum ............................................................................. 60 5.1.2 Faktor Intrapartum .............................................................................. 64 5.1.3 Faktor Postpartum .............................................................................. 65 5.2 Analisis Uji Logistik Bivariat ................................................................ 65 5.2.1 Faktor Antepartum ............................................................................. 65 5.2.1.1 Umur ............................................................................................... 66 5.2.1.2 Paritas ............................................................................................. 66 5.2.1.3 Obesitas ........................................................................................... 66 5.2.1.4 Kehamilan Multipel ......................................................................... 67 5.2.1.5 Diabetes Mellitus ............................................................................. 67 5.2.1.6 Penyakit Jantung ............................................................................. 68 5.2.1.7 Anemia ............................................................................................ 68 5.2.1.8 Hipertensi dalam Kehamilan ............................................................ 69 5.2.1.9 Infeksi ............................................................................................. 69 5.2.1.10 Systemic Lupus Erythematosus ...................................................... 70 5.2.1.11 Jaundice of Pregnancy .................................................................. 70 5.2.2 Faktor Intrapartum .............................................................................. 71 5.2.2.1 Metode Persalinan ........................................................................... 71 5.2.2.2 Induksi Persalinan ........................................................................... 71 5.2.3 Faktor Postpartum .............................................................................. 72

5.3 Analisis Uji Logistik Multivariat ............................................................. 72 BAB 6 PEMBAHASAN .................................................................................... 75

6.1 Karakteristik Umum Subyek Penelitian .............................................. 78 6.2 Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Metode

Surabaya dengan Faktor Antepartum ........................................................ 80 6.3 Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Metode

Surabaya dengan Faktor Intrapartum ......................................................... 85 6.4 Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Metode

Surabaya dengan Faktor Postpartum ......................................................... 87 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 91

LAMPIRAN ...................................................................................................... 96

Page 23: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xxiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Etiologi Perdarahan Pasca Persalinan ................................................... 9

Tabel 2.2 Terapi Medis Perdarahan Pasca Persalinan ......................................... 14

Tabel 2.3 Rekomendasi Asam Traneksamat untuk Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan ............................................................................................. 15

Tabel 2.4 Teknik Tampon Perdarahan Pasca Persalinan. ................................... 19

Tabel 2.5 Langkah-langkah Pemasangan Tampon Kondom Kateter ................... 21

Tabel 2.6 Tahapan Teknik Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya .............. 37

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian .......................................................... 53 Tabel 5.1 Pembagian Kelompok Usia pada Jahitan Kompresi Uterus Metode

Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017. …………………………. ................................................................. 60

Tabel 5.2 Pembagian Kelompok Paritas pada Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017.

…………………………. ................................................................. 61 Tabel 5.3 Pembagian Kelompok Obesitas pada Jahitan Kompresi Uterus Metode

Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ................................................................................................ 61

Tabel 5.4 Jumlah Pasien dengan Kehamilan Multipel yang Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012 - 2017 ........................................................................... 61

Tabel 5.5 Pasien dengan DM yang Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ................................................................................................ 62

Tabel 5.6 Pasien dengan Penyakit Jantung yang Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 .............................................................................................. 62

Tabel 5.7 Kondisi Pasien Anemia yang Mendapat Jahitan Kompresi Metode Uterus Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ................................................................................................ 62

Tabel 5.8 Pasien dengan Hipertensi dalam Kehamilan yang Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 .............................................................. 63

Tabel 5.9 Pasien yang Mengalami Infeksi dan Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017…. ......................................................................................... 63

Page 24: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xxiv

Tabel 5.10 Pasien yang Menderita SLE dan Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017.. ............................................................................................ 63

Tabel 5.11 Pasien Hamil dengan Jaundice dan Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017.. ............................................................................................ 64

Tabel 5.12 Mode of Delivery Pasien yang Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017.. ............................................................................................ 64

Tabel 5.13 Pasien yang Dilakukan Induksi dan Mendapat Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 .............................................................................................. 65

Tabel 5.14 Interval Dikerjakan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ................ 65

Tabel 5.15 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Umur Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ................................ 66

Tabel 5.16 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Paritas Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ........................... 66

Tabel 5.17 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Obesitas Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ........................... 67

Tabel 5.18 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Kehamilan Multipel Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017

. ....................................................................................................... 67

Tabel 5.19 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Diabetes Mellitus Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ....................

…………………………. ................................................................. 68

Tabel 5.20 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Penyakit Jantung Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017. .............. 68

Tabel 5.21 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Anemia Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ........................... 69

Tabel 5.22 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Hipertensi dalam Kehamilan Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ................................................................................................ 69

Page 25: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

xxv

Tabel 5.23 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Infeksi Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ........................... 70

Tabel 5.24 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Systemic Lupus Erythematosus Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 .............................................................................................. 70

Tabel 5.25 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Jaundice of Pregnancy Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017. ........................................................................................................ 70

Tabel 5.26 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Intrapartum Mode of Delivery Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017. .............. 71

Tabel 5.27 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Intrapartum Induksi Persalinan Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 – 2017. .......... 72

Tabel 5.28 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Postpartum Interval Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya pada Kasus Atonia Uteri yang Terjadi Saat SC dan Pasca Persalinan Pervaginam Terhadap Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012 - 2017 ............................................... 72

Tabel 5.29 Pengujian Regresi Logistik Multivariat pada Faktor Postpartum ....... 74

Tabel 5.30 Pengujian Regresi Logistik Multivariat pada Faktor Antepartum ...... 74

Page 26: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Biomekanik Jahitan Metode Surabaya ............................................ 12

Gambar 2.2 Tahapan Pemasangan Tampon Kondom Kateter ............................ 20 Gambar 2.3 Ligasi Arteri Uterine Bilateral. ....................................................... 22

Gambar 2.4 Tempat dilakukannya ligasi, langkah (1), (2) dan (3) pada stepwise technique of uterine devascularization ............................................. 24

Gambar 2.5 Teknik Prosedur B-Lynch ............................................................... 34 Gambar 2.6 Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya ..................................... 36

Gambar 2.7 Ilustrasi Jahitan Kompresi Metode Surabaya ................................... 36 Gambar 2.8 Teknik Jahitan “U” ........................................................................ 39

Gambar 2.9 Metode Jahitan Haemostatic Multiple Square (Cho) ....................... 40 Gambar 2.10 Metode Teknik oleh Hayman ........................................................ 40

Gambar 2.11 Teknik B-Lynch Modifikasi oleh Marasinghe .............................. 41

Gambar 2.12 Modifikasi Teknik B-Lynch oleh Marasinge ................................. 42

Gambar 2.13 Teknik Modifikasi Pereira (1) ...................................................... 42 Gambar 2.14 Teknik Modifikasi Pereira (2) ...................................................... 43

Gambar 2.15 Teknik Modifikasi Pereira (3) ...................................................... 43

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 46

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian ................................................... 57 Gambar 5.1 Alur Pengambilan Subyek Penelitian .............................................. 59

Page 27: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iii

DAFTAR SINGKATAN

ALARM Advances in Labour and Risk Management

cc centimeter cubic

cm centimeter

CI Confidence Interval

CO2 Carbon Dioxide

DIC Disseminated Intravascular Coagulation

DM Diabetes Mellitus

gr/dl gram per desiliter

Hb Hemoglobin

HDK Hipertensi Dalam Kehamilan

HELLP Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low Platelet Count

HSP Heat Shock Protein

IV / iv intravena

IVF in vitro fertilization

LUS Lower Uterine Segment

MAPK Mitogen Activated Protein Kinase

MLC Myosin Light Kinase

ml milliliter

OR Odds Ratio

PLC Phospholipase

PONEK Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif

RCT Randomized Control Trial

RR Risk Ratio

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

SBR Segmen Bawah Rahim

SC Sectio Caesarea

SLE Systemic Lupus Erythematosus

TD Tekanan Darah

UUS Upper Uterine Segment

WHO World Health Organization

Page 28: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

iv

Page 29: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Angka kematian maternal merupakan indikator yang mencerminkan

status kesehatan ibu terutama pada saat hamil dan persalinan. Indonesia

sebagai negara berkembang masih memiliki angka kematian maternal yang

cukup tinggi meskipun berdasarkan hasil survei kematian ibu di Indonesia

menunjukkan penurunan, pada tahun 2015 angka kematian ibu mencapai

4.999 jiwa, lalu turun menjadi 4.912 jiwa di tahun 2016 dan makin

menurun menjadi 1712 jiwa di semester awal tahun 2017 (Kemenkes,

2017). Ada berbagai macam penyebab kematian ibu, diantaranya adalah

perdarahan, eklampsia, aborsi, dan infeksi. Perdarahan menempati

persentase tertinggi penyebab kematian ibu yaitu 28%. Di berbagai negara

paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh

perdarahan, presentasenya berkisar antara kurang dari 10% sampai hampir

60%. Penyebab utama perdarahan obsetri masif pasca persalinan adalah

atonia uteri (30%), retensio placenta (18,9%) dan trauma jalan lahir

(13,9%) (Al-Zirqi, 2008).

Perdarahan pasca persalinan sendiri didefinisikan sebagai terjadinya

perdarahan lebih dari 500 cc pada persalinan pervaginam dan lebih dari

1000 cc pada persalinan perabdominam. Prinsip manajemen perdarahan

pasca persalinan adalah segera mengetahui dan mengatasi sumber

penyebab perdarahan. Langkah konvensional lini pertama meliputi

pengosongan uterus (melahirkan plasenta, secara manual atau kuretase)

Page 30: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

2

sehingga merangsang uterus berkontraksi dengan cara pemijatan atau

pemberian uterotonika (oxytocin atau prostaglandin). Bila tindakan

tersebut dirasa belum cukup, lini kedua penanganan adalah dengan

kompresi uterus (Neelam, 2010; RCOG, 2011). Pada kasus-kasus yang

berat, maka dapat dilakukan kompresi bimanual uterus, tampon uterus atau

jahitan kompresi uterus. Pada akhirnya, jika uterus tetap tidak merespon,

dapat dilakukan devaskularisasi, ligasi arteri iliaka interna sampai dengan

histerektomi (James, McLintock, & Lockhart, 2012).

Sulistyono dkk (2010) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa

metode kompresi uterus metode surabaya merupakan alternatif

histerektomi pada perdarahan pasca persalinan oleh karena atonia uteri.

Hasilnya didapatkan bahwa jahitan kompresi uterus metode surabaya lebih

efektif dalam menghentikan perdarahan pada kasus perdarahan pasca

persalinan dalam rangka preservasi uterus. Selain sederhana, efektif dan

mudah dibandingkan dengan B-lynch original, keunggulan dari B-lynch

metode surabaya adalah bila kasus perdarahan pasca persalinan pada

persalinan pervaginam tidak perlu dilakukan insisi pada segmen bawah

rahim (SBR), dan bila terjadi pada persalinan SC tidak perlu membuka

jahitan pada SBR, teknik ini memiliki waktu operasi yang lebih cepat (<5

menit) dan telah menjadi prosedur rutin sejak 2009 di RSUD Dr. Soetomo

Surabaya untuk mengatasi perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri

(Sulistyono dkk, 2010).

Metode kompresi uterus metode surabaya telah cukup banyak

dilakukan hingga saat ini. Tingkat efektivitas teknik ini dibuktikan pada 8

Page 31: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

3

kasus perdarahan pasca persalinan yang dilakukan jahitan kompresi uterus

metode surabaya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya telah berhasil dihentikan

perdarahannya, sedangkan 4 kasus yang dilakukan kompresi uterus B-

lynch tanpa modifikasi, 2 diantaranya harus dilanjutkan dengan

histerektomi (Sulistyono dkk, 2010). Keberhasilan dan kegagalan dari

tindakan jahitan kompresi uterus dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor-

faktor yang berhubungan langsung seperti plasentasi abnormal,

pemanjangan proses persalinan, infeksi yang terjadi pada uterus hingga

beberapa faktor yang tidak berhubungan langsung seperti usia, status

paritas, penyakit penyerta maternal (Diabetes Mellitus, hipertensi dalam

kehamilan, penyakit jantung), dan induksi persalinan telah dikatakan

memiliki peran terhadap hasil akhir jahitan kompresi uterus (Kayem et al,

2011; James, McLintock & Lockhart, 2012). Faktor-faktor inilah yang

akan dianalisis untuk diketahui hubungannya dengan keberhasilan dan

kegagalan jahitan kompresi uterus. Bila dipandang dari waktu terjadinya

faktor tersebut, maka dapat dikategorikan menjadi faktor antepartum

(berkaitan dengan perawatan medis yang diberikan kepada wanita hamil

sebelum melahirkan), intrapartum (berkaitan dengan proses persalinan),

dan postpartum (berkaitan setelah bayi dan plasenta dilahirkan).

Secara garis besar yang termasuk dalam faktor antepartum, seperti

usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan penyakit penyerta maternal;

faktor intrapartum, seperti metode persalinan (mode of delivery), induksi

persalinan; dan faktor postpartum, berupa interval waktu dilakukannya

jahitan kompresi uterus metode surabaya sejak terjadinya kasus atonia uteri

Page 32: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

4

pada saat persalinan Sectio Caesarea (SC) maupun pasca persalinan

pervaginam. Kayem (2011) dalam penelitiannya menyebutkan

kemungkinan dilakukan histerektomi akan meningkat sebanyak 4 kali bila

terjadi penundaan waktu 2 hingga 6 jam antara proses terjadinya

perdarahan pasca persalinan dengan dikerjakannya jahitan kompresi

uterus. Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengidentifikasi dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dan

keberhasilan prosedur jahitan kompresi uterus metode surabaya khususnya

pada kasus perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri di RSUD dr.

Soetomo Surabaya.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan keberhasilan dan kegagalan jahitan

kompresi uterus metode Surabaya dengan faktor :

(1) Antepartum : usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan

penyakit penyerta maternal, yakni Diabetes Mellitus (DM),

hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung, anemia, jaundice of

pregnancy, Systemic Lupus Erythematous (SLE) dan infeksi;

(2) Intrapartum : metode persalinan, induksi persalinan;

(3) Postpartum : interval dilakukan jahitan kompresi metode surabaya

pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan

pervaginam

pada kasus atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode

tahun 2012-2017.

Page 33: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

5

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk menganalisa hubungan keberhasilan dan kegagalan jahitan

kompresi uterus metode surabaya dengan faktor antepartum, intrapartum

dan postpartum sebagai tindakan alternatif histerektomi pada perdarahan

pasca persalinan karena atonia uteri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan keberhasilan dan

kegagalan jahitan kompresi uterus metode surabaya dengan faktor :

(1) Antepartum : usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan

penyakit penyerta maternal, yakni Diabetes Mellitus (DM),

hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung, anemia, jaundice of

pregnancy, Systemic Lupus Erythematous (SLE) dan infeksi;

(2) Intrapartum : metode persalinan, induksi persalinan;

(3) Postpartum : interval dilakukan jahitan kompresi metode surabaya

pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan

pervaginam

pada kasus atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode

tahun 2012-2017.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teori

Page 34: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

6

Sebagai sumber rujukan untuk peneliti dan praktisi guna mengetahui

hubungan keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi uterus metode

surabaya dengan faktor antepartum, intrapartum dan postpartum pada kasus

atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017.

1.4.2 Manfaat Klinis

Mengevaluasi angka keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi

uterus metode surabaya dengan faktor antepartum, intrapartum dan

postpartum yang dapat menjadi prosedur penanganan perdarahan pasca

persalinan karena atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan keputusan

dilakukannya tindakan pada kasus perdarahan pasca persalinan antara

dilakukan jahitan kompresi uterus metode surabaya atau tindakan

histerektomi.

Page 35: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perdarahan Pasca Persalinan

2.1.1 Definisi

Perdarahan pasca persalinan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu

perdarahan pasca persalinan awal (early postpartum haemorrhage) adalah

perdarahan per-vagina dalam 24 jam pertama setelah persalinan dengan

taksiran jumlah perdarahan setidaknya 500 cc (persalinan per-vaginam) dan

1000 cc (persalinan per-abdominam). Sedangkan perdarahan pasca

persalinan lanjut (late postpartum haemorrhage) adalah perdarahan per-

vaginam yang terjadi antara 24 jam sampai dengan 6 minggu setelah

persalinan (Greenfield & Kominiarek, 2008).

2.1.2 Prevalensi dan Epidemiologi

Kasus ini terjadi sekitar 25% dari seluruh kematian ibu di dunia.

Sekitar 45% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan.

Menurut data di Inggris, perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab

tertinggi angka morbiditas dan mortalitas ibu (Saroja, 2010). Prevalensi

perdarahan pasca persalinan terjadi sekitar 6% (dari sekitar 3.815.034

wanita) di berbagai negara di dunia pada tahun 2008 (Carroli &

Gulmezoglu, 2008). Sementara itu angka kematian ibu mencapai 31% di

Asia disebabkan oleh perdarahan obstetri dan menjadi penyebab utama

kematian di Afrika, Asia, Latin, dan Amerika mencapai 50% (Liu, Mathur,

& Tagore, 2014). Di Indonesia sendiri menurut The Indonesian

Page 36: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

8 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demographic and Health Survey, prevalensi perdarahan pasca persalinan di

Indonesia dilaporkan sebanyak 90 – 135 kasus per 100.000 kelahiran pada

tahun 2007 (Surathanan, 2011).

Dari data di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012,

terdapat sebanyak 192 kasus perdarahan pasca persalinan yang meningkat

menjadi 373 kasus pada tahun 2013 (Palupi, 2014). Data dari Dinas

Kesehatan kota Surabaya, angka kejadian perdarahan pasca persalinan

terjadi di Surabaya sebanyak 158 kasus pada tahun 2007, 128 kasus pada

tahun 2008 dan sebanyak 50 kasus pada tahun 2009. Walaupun terjadi tren

penurunan angka kejadian, Dinas Kesehatan kota Surabaya telah

bekerjasama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia untuk

program penurunan angka kejadian perdarahan pasca persalinan sehingga

dapat menekan angka kematian ibu dan bayi (Endriyana, 2018).

RSUD dr. Soetomo Surabaya sebagai RS rujukan tersier, terdapat

jumlah kematian maternal akibat komplikasi obstetri langsung sebanyak 21

pasien. Menurut data PONEK RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun

2017, tiga penyebab tertinggi kematian adalah kasus preeklamsia berat,

syok hipovolemik dan sepsis (Satyoputro, 2018).

2.1.3 Gejala

Perdarahan pasca persalinan ditandai seperti hipovolemi, hipotensi

dan oliguria yang biasanya terjadi pada kehilangan darah lebih dari 10%

dari jumlah total darah dalam tubuh. Seorang wanita yang hamil memiliki

tambahan volume darah sekitar 40-50%, artinya pasien kehilangan darah

20% dari total jumlah darah dalam tubuh sebelum gejala itu muncul

Page 37: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

9 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(Greenfield & Kominiarek, 2008). Secara klinis gejala pada pasien dapat

sangat beragam, diantaranya ibu akan tampak lemah, mengalami

peningkatan denyut nadi, kehausan, bengkak dan nyeri pada jaringan vagina

dan area perineal hingga terjadi sinkop. Penurunan saturasi oksigen juga

merupakan tanda kondisi hipovolemik. Hipotensi bermakna terjadi pada

jumlah perdarahan lebih dari 500 ml (Ashigbie, 2013; Kasap et al, 2016).

Gejala klinis pada pasien perdarahan pasca persalinan harus dapat segera

dikenali terutama yang berkaitan dengan kehilangan banyak darah

(hipotensi, takikardi) karena sering kali tidak muncul sampai jumlah

perdarahan yang terjadi sangat banyak. Seorang ahli kandungan harus dapat

memperkirakan jumlah perdarahan dengan menilai klinis hipotensi dan

takikardia, biasanya sekitar 25% dari volume darah total (total blood

volume) (Committee on Practice Bulletin, 2017).

2.1.4 Etiologi

Tabel 2.1 Etiologi perdarahan pasca persalinan (Greenfield & Kominiarek, 2008)

Tone Thrombosis Uterine atony Coagulopathies Uterine inversion Inherited coagulation disorders Tissue HELLP Syndrome Retained placenta or blood clots Abruptio/disseminated intravascular

coagulation Abnormal placentation (previa, accreta) Prolonged fetal demise Connective tissue disorders (Ehlers-Danlos syndrome, Marfan Syndrome)

Amniotic fluid embolism/ anaphylactoid syndrome of pregnancy

Trauma Anticoagulant use Lower genital tract lacerations Uterine rupture Hematoma

Page 38: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

10 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perdarahan pasca persalinan awal lebih sering terjadi, dan

melibatkan jumlah perdarahan dan angka kematian yang besar. Terdapat 4

etiologi yang menyebabkan terjadinya perdarahan pasca persalinan, yaitu:

(1) Tonus, ketidakmampuan otot rahim untuk berkontraksi secara efektif;

(2) Jaringan, terdapat sisa jaringan dari hasil konsepsi, jaringan plasenta dan

membran amnion atau plasenta invasif; (3) Trauma, terjadi laserasi pada

traktus genetalia atas atau bawah; dan (4) Trombosis, terjadinya koagulasi

abnormal baik secara kongenital atau didapat. Penyebab paling sering

perdarahan pasca persalinan awal adalah atonia uteri yang terjadi akibat

kegagalan serat otot myometrium untuk berkontraksi dan retraksi yang

selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan hebat sampai

kemudian terjadi kondisi syok hipovolemik (Muzakkar, Sulistyono &

Widjiati 2012). Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri ini adalah

terjadinya regangan yang berlebihan pada uterus, penggunaan oksitosin

jangka lama, persalinan memanjang, multiparitas, korioamnionitis, plasenta

previa, ekstraksi bokong (breech extraction), sisa plasenta, laserasi traktus

genital atas maupun bawah (Sulistyono dkk, 2010).

2.1.5 Patofisologi

Mekanisme penghentian perdarahan pada perdarahan pasca

persalinan berbeda dengan organ lain tergantung vasospasme pembuluh

darah dan pembekuan darah. Pada perdarahan pasca persalinan penghentian

perdarahan terutama karena kontraksi dan retraksi myometrium sehingga

menyempitkan dan membuntu lumen pembuluh darah. Bila kontraksi dan

retraksi tidak berfungsi dengan baik, perdarahan tidak akan berhenti

Page 39: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

11 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

walaupun faktor pembekuan darah normal, sebaliknya walaupun faal

pembekuan darah tidak baik perdarahan pasca persalinan dapat berhenti

asalkan kontraksi dan retraksi uterus berfungsi normal.

Kontraksi myometrium dipengaruhi oleh peningkatan kalsium

intraseluler yang terutama berasal dan influks melalui L-type calcium

channel. Kalsium intraseluler berikatan dengan reseptornya, yaitu

kalmodulin membentuk kompleks kalsium-kalmodulin yang dapat

mengaktivasi Myosin Light Chain Kinase (MLC Kinase) menjadikan MLC

aktif sehingga bisa berikatan dengan aktin-F yang merupakan bentuk aktif

aktin. Aktin-F berasal dari remodeling aktin-G (tidak aktif) dengan bantuan

Heat Shock Protein 27 (HSP-27) yang telah terfosforilasi. Fosforilasi HSP-

27 melalui jalur Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) yang terjadi

karena adanya enzim phospholipase-C (PLC). PLC meningkat mungkin

karena adanya rangsangan mekanis atau agonis kontraksi pada protein G di

membran miometrium (Sulistyono, 2012).

Penjahitan kompresi uterus metode surabaya bekerja seperti

kompresi bimanual, menyebabkan uterus mengecil dan cavum uteri tertutup

sehingga perdarahan segera berhenti. Berhentinya perdarahan yang semula

profus, dapat memberi kesempatan terbentuknya thrombin. Trombin

berikatan dengan reseptornya, yaitu Protease Activating Receptor-1 (PAR-

1) dan mengaktifkan protein G yang selanjutnya melalui jalur PLC

menimbulkan kontraksi myometrium. Disamping itu jahitan kompresi

sendiri merupakan rangsangan mekano-transduksi yang dapat

Page 40: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

12 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menimbulkan depolarisasi membran sel sehingga L-type calcium channel

membuka dan juga mengaktifkan protein G (Sulistyono, 2012).

Gambar 2.1 Biomekanik Jahitan Metode Surabaya menghentikan perdarahan

2.1.6 Manajemen

Penanganan awal pada perdarahan pasca persalinan adalah

mencegah terjadinya perdarahan berlebihan dengan manajemen aktif kala-

3, pemijatan uterus, pemberian obat uterotonika seperti oksitosin,

ergometrin, atau prostaglandin sebagai pencegahan dan memastikan uterus

berkontraksi dengan baik (Cunningham et al, 2005). Proses kontraksi dan

retraksi myometrium bertujuan untuk menekan dan menutup lumen

pembuluh darah pada tempat implantasi plasenta, diikuti dengan

pembentukan bekuan darah dan obliterasi lumen pembuluh darah.

Kontraksi myometrium dikendalikan oleh transkripsi gen yang

Page 41: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

13 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menghasilkan protein dengan fungsi meningkatkan kontraktilitas seluler

melalui interaksi myosin dan aktin, meningkatkan eksitabilitas sel

myometrium dan meningkatkan komunikasi antar sel (Muzakkar,

Sulistyono, & Widjiati, 2012).

2.1.6.1 Manajemen Non-Bedah

a. Uterotonika

Uterotonika merupakan pilihan terapi lini pertama untuk

penanganan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri. Obat golongan

ini diantaranya oksitosin, misoprostol, methylergometrin. Pada keadaan

tertentu penggunaan obat ini dapat dikombinasi, dengan catatan tidak ada

kondisi yang menjadi kontraindikasinya. Jika golongan obat uterotonika

gagal menghentikan perdarahan, maka terdapat intervensi lain yang dapat

digunakan (tampon atau teknik pembedahan).

WHO merekomendasikan oksitosin sebagai golongan obat

uterotonika untuk terapi perdarahan pasca persalinan (strong

recommendation). Jika sediaan oksitosin injeksi tidak ada atau perdarahan

tidak berespon dengan oksitosin, maka dapat menggunakan ergometrin

intravena, Oksitosin-ergometrin fixed dose, atau prostaglandin (misoprostol

sublingual 800 mikrogram). Disebutkan pada rekomendasi WHO,

penggunaan misoprostol secara berkelanjutan pada pasien yang telah

mendapat terapi oksitosin teryata tidak memiliki keuntungan. Jika oksitosin

intravena telah digunakan untuk terapi perdarahan pasca persalinan dan

perdarahan tidak berhenti, tidak ada data yang cukup kuat untuk

memberikan rekomendasi pemberian obat uterotonika lini kedua. Akan

Page 42: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

14 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tetapi keputusan sangat bergantung pada pengalaman dokter kandungan,

ketersediaan obat dan kontraindikasi telah diketahui (WHO, 2012). Dengan

menggunakan terapi uterotonika yang sesuai dan tepat waktu, mayoritas

kasus atonia uteri tidak memerlukan intervensi bedah.

Tabel 2.2 Terapi Medis Perdarahan Pasca Persalinan (Greenfield & Kominiarek,

2008)

Stimulasi kontraksi uterus biasanya dicapai dengan pemijatan uterus

bimanual dan injeksi oksitosin (baik secara intramuskuler maupun

intravena), dengan atau tanpa ergometrine. Oksitosin memberikan stimulasi

dari segmen uterus bagian atas untuk kontraksi secara ritmik. Karena

oksitosin mempunyai half-life pendek dalam plasma (rata-rata 3 menit),

infus intravena secara kontinyu diperlukan untuk menjaga uterus

berkontraksi. Sebaliknya jika diberikan secara intramuskuler akan

mempunyai onset yang lebih lambat (3-7 menit) tetapi efek klinis

berlangsung lebih lama (hingga 60 menit) (Schuurmans et al, 2000).

b. Resusitasi Cairan dan Asam Traneksamat

Page 43: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

15 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Asam traneksamat merupakan golongan obat yang direkomendasikan

oleh WHO untuk penanganan perdarahan pasca persalinan dengan kategori

evidence yang menengah. Golongan ini merupakan antifibrinolitik yang

dapat diberikan secara oral dan suntikan.

Tabel 2.3 Rekomendasi Asam traneksamat untuk penanganan perdarahan pasca persalinan (WHO, 2012)

Sesuai tabel 2.3, terdapat variasi yang lebar antara keuntungan

(value) dengan preferensi membuat golongan obat ini termasuk dalam

golongan obat dengan rekomendasi rendah (weak recommendation).

Namun, asam traneksamat memiliki keuntungan (benefit) yang lebih

banyak dibandingkan dengan kerugiannya. Selain itu penggunaan asam

traneksamat ini memiliki keunggulan pada segi sosioekonomi (financial

Page 44: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

16 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

and human resources), terjangkau, murah dan pemberiannya sangat

beralasan dan terkait dengan kondisi klinis. Jadi secara keseluruhan,

pemberian asam traneksamat untuk kasus perdarahan pasca persalinan dapat

direkomendasikan (WHO, 2012).

Penggunaan asam traneksamat direkomendasikan jika oksitosin dan

obat uterotonika yang lain gagal untuk menghentikan perdarahan atau

perdarahan yang terjadi sebagian disebabkan oleh karena trauma.

Pemberian asam traneksamat ini telah dijelaskan pada berbagai literatur

bedah dan trauma sebagai pilihan terapi yang aman. Pada penelitian yang

dilakukan oleh WOMAN trial, didapatkan penurunan bermakna angka

mortalitas sebanyak 1.5 kali dengan pemberian asam traneksamat iv 1 gram

dibandingkan dengan group plasebo (WHO, 2012).

c. Pemijatan uterus dan prosedur lainnya

Pemijatan uterus merupakan pilihan terapi untuk perdarahan pasca

persalinan (strong recommendation). Pada pasien yang tidak berespon pada

terapi yang menggunakan obat uterotonika atau obat uterotonika tidak

tersedia, maka pemijatan uterus direkomendasikan sebagai terapi

perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh karena atonia uteri

(WHO, 2012). Pemijatan uterus dilakukan dengan membuat gerakan

meremas yang lembut berulang-ulang dengan satu tangan pada perut bawah

untuk merangsang uterus berkontraksi. Hal ini diyakini bahwa gerakan

berulang seperti ini akan merangsang produksi prostaglandin dan

menyebabkan kontraksi uterus dan mengurangi volume darah yang hilang

(Hofmeyr, Abdel-Aleem, & Abdel-Aleem, 2008).

Page 45: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

17 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Studi secara Randomized Controlled Trial (RCT) pada 200

perempuan di Mesir, dilakukan pemijatan uterus pada kelompok intervensi

dan tidak dilakukan pemijatan uterus pada kelompok kontrol setelah

persalinan aktif kala III. Studi ini menunjukkan perbedaan yang sangat

signifikan secara statistik dalam kejadiaan perdarahan pasca persalinan

antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol [risk ratio (RR) 0,52;

95% confidence interval (CI) 0,16-1,67]. Berarti kehilangan darah dalam 30

menit secara signifikan lebih rendah pada kelompok intervensi dari pada

kelompok kontrol (Hofmeyr, Abdel-Aleem, & Abdel-Aleem, 2008)

d. Kompresi Uterus Bimanual

Kompresi bimanual ada 3 cara yaitu: (1) Kompresi bimanual

eksterna adalah menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan

saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi uterus.

Pantau aliran darah yang keluar, bila perdarahan berkurang, kompresi

diteruskan dan dipertahankan hingga uterus dapat kembali berkontraksi.

Bila belum berhasil dilakukan (2) Kompresi bimanual internal yaitu uterus

ditekan diantara telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan

dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah didalam myometrium

(sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan yang

terjadi. Bila perdarahan berkurang atau berhenti tunggu hingga uterus

berkontraksi kembali. Namun, bila perdarahan tetap terjadi, lakukan (3)

Kompresi Aorta Abdominalis dengan cara meraba arteri femoralis dengan

ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut, genggam tangan kanan

kemudian tekankan pada daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu

Page 46: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

18 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

badan, hingga mencapai kolumna vertebralis (Schuurmans et al, 2000).

Penggunaan bimanual kompresi, dimana dilakukan penekanan pada aorta

eksternal, merupakan terapi sementara yang dapat diberikan untuk

mengontrol perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri sambil

menunggu tersedianya penanganan yang sesuai (WHO, 2012).

e. Teknik Tampon

Pada kondisi penggunaan obat uterotonika dan masase uterus

bimanual gagal untuk menghentikan perdarahan, maka penggunaan

kompresi, tamponade atau packing intrauterine dapat dilakukan. Bukti

keuntungan teknik ini sangat terbatas, akan tetapi dalam suatu studi

menyatakan bahwa terdapat sekitar 86% pasien yang mendapatkan terapi

tampon balon kateter tidak memerlukan terapi pembedahan. Meski

keuntungannya terbatas, tetapi penting untuk tindakan sementara. Metode

uterine packing menjadi prosedur yang digemari terutama di daerah untuk

persiapan merujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan juga tindakan

sementara untuk menghentikan perdarahan sambil menunggu tindakan

operasi definitif berikutnya. Telah terbukti teknik ini berhasil untuk

menghentikan perdarahan dan mencegah terjadi komplikasi (Cunningham

et al, 2005). Jika teknik tampon balon kateter tidak tersedia, maka uterus

dapat dipacking menggunakan gauze. Untuk menghindari gauze tertinggal

dalam uterus, sebaiknya dihitung dan diikatkan satu sama lain (Committee

on Practice Bulletin, 2017).

Page 47: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

19 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 2.4 Teknik tampon Perdarahan Pasca Persalinan (Committee on Practice

Bulletin, 2017)

f. Tampon Kondom Kateter

Metode inovatif yang diperkenalkan pada tahun 1997 oleh Prof Sayeba

Akhter, ahli kebidanan dari Bangladesh, adalah penggunaan kondom kateter

hidrostatik intrauterin untuk penanganan perdarahan pasca persalinan. Di

negara seperti Bangladesh dimana angka kematian ibu oleh karena

perdarahan pasca persalinan sangat tinggi, metode tampon kondom kateter

ini bisa menjadi alternatif dikarenakan aman, murah, dan prosedurnya

mudah diterapkan dalam situasi apapun untuk menyelamatkan nyawa dan

preservasi uterus. Dalam 23 kasus dimana tampon kondom kateter

digunakan perdarahan berhenti dalam 15 menit, selama penelitian

berlangsung tidak didapatkan infeksi intrauterin dan tidak ada pasien yang

jatuh ke syok hipovolemik irreversibel (Akhter, Laila, & Zabeen, 2003).

Page 48: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

20 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan

penggunaan tampon kondom kateter untuk pengobatan atonia uteri ketika

obat-obatan uterotonika tidak tersedia atau tidak efektif untuk manajemen

perdarahan pasca persalinan oleh karena atonia uteri (WHO, 2012).

Disebutkan tampon kondom kateter digunakan dalam kasus-kasus dimana

oksitosin dan obat lain tidak efektif, namun dipertahankan untuk membantu

kontraksi uterus bersamaan sambil kita melakukan pemasangan tampon

kondom kateter (Akhter, Laila, & Zabeen, 2003).

a. Ikat kondom kateter

b. Kateter dimasukkan dlm cavum uteri

c. Pasang tampon vagina dan cairan salin dialirkan ke kateter uterus 250-

500 cc

Gambar 2.2 Tahapan pemasangan kondom kateter (Akhter, Laila, & Zabeen,

2003)

Page 49: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

21 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 2.5 Langkah langkah pemasangan tampon kondom kateter (Akhter, Laila, & Zabeen, 2003)

a. Sebelumnya diberikan antibiotik profilaksis, Kandung kemih dikosongkan, kateter steril dimasukkan ke dalam kondom dan diikat dengan benang

b. Pasien diposisikan litotomi, kondom kateter dimasukkan kedalam cavum uterus

c. Ujung luar kateter dihubungkan dengan cairan saline dan kondom dialiri cairan saline 250-500 cc

d. Perdarahan diamati, ketika perdarahan berhenti, kateter dilipat dan diikat dengan benang

e. Kontraksi uterus dipertahankan dengan meneteskan oksitosin setidaknya 6 jam setelah prosedur

f. Dilakukan pemasangan tampon vagina dengan tampon gulung

g. Kateter dipertahankan 24-48 jam

2.1.6.2 Manajemen Bedah

a. Ligasi Vaskuler

Ketika penggunaan terapi medis gagal untuk menghentikan

perdarahan, maka teknik eksplorasi laparotomi dapat dilakukan. Pada

keadaan persalinan pervaginam, maka insisi vertical midline laparotomi

dianjurkan dalam rangka optimalisasi dari visualisasi lapangan operasi dan

mengurangi risiko perdarahan, sedangkan pada bekas persalinan SC, maka

insisi yang telah ada dapat digunakan. Tujuan ligasi vaskuler pada keadaan

atonia uteri adalah mengurangi tekanan darah yang menuju ke uterus.

Pendekatan pertama yang digunakan adalah ligasi arteri uterina bilateral

(O’Leary Suture) yang dapat menurunkan aliran darah ke uterus dan teknik

ini sangat mudah dan cepat. Jahitan dapat diletakkan menyilang pembuluh

Page 50: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

22 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

darah yang melalui ligamen utero-ovarian. Teknik ini mencapai angka

keberhasilan sebesar 92% (Greenfield & Kominiarek, 2008).

Gambar 2.3 Ligasi arteri uterina bilateral (jahitan O’Leary) (A) tampilan coronal segmen bawah uterus. Jahitan tidak masuk kedalam rongga uterus melaikan ke medial pembuluh darah (Greenfield & Kominiarek, 2008).

b. Jahitan Kompresi Uterus

Penemuan teknik penjahitan kompresi uterus telah terbukti amat

berharga dalam mengendalikan perdarahan pasca persalinan akibat atonia

uteri sebagai alternatif dari histerektomi. Efektivitas biaya dari teknik

jahitan kompresi uterus mendorong negara berkembang untuk

mempertimbangkannya sebagai terapi dan profilaksis (Somalwar et al,

2012; B-lynch, 1997). Beberapa teknik yang telah dikembangkan untuk

penanganan kasus perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri, salah

satunya adalah dengan teknik B-lynch yang diperkenalkan sejak tahun 1997

oleh Christoper B-lynch. Teknik ini banyak dipilih karena relatif cepat dan

murah (B-Lynch & Shah, 2006).

Page 51: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

23 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Teknik B-lynch ini memiliki efektifitas sebesar 60-75%. Jahitan

teknik ini diletakkan dari SBR ke fundus uteri dan akan menimbulkan

tekanan pada uterus. Pemilihan benang yang besar (benang chromic no 1)

berfungsi untuk mencegah agar tidak mudah terurai dan tidak secara cepat

diserap agar herniasi usus yang melewati loop persisten jahitan setelah

uterus mengalami involusi dapat dihindari (Committee on Practice Bulletin,

2017).

c. Stepwise technique of uterine devascularization

Pada penelitian AbdRabbo (1994) dari 103 pasien dengan kasus

perdarahan pasca persalinan yang tidak respon terhadap manajemen non-

bedah, dilakukan tindakan devaskularisasi arteri area uterus secara bertahap.

Devaskularisasi dilakukan secara berurutan dimana apabila teknik awal

gagal, maka akan dilanjutkan ke teknik berikutnya. Tahapan teknik ini

terdiri dari: (1) Ligasi pembuluh darah uterus unilateral, dengan

menggunakan benang chromic catgut atraumatic (nomor 1). Pada teknik ini

dilakukan ligasi pada pembuluh darah uterus yang berjalan sepanjang

perbatasan antara segmen atas dan segmen bawah rahim; dan bila masih

didapatkan perdarahan dilakukan (2) Ligasi pembuluh darah uterus bilateral

(kontralateral); bila masih perdarahan dilakukan (3) Ligasi pembuluh darah

uterus rendah, langkah ini dicadangkan hanya untuk kasus-kasus dimana

perdarahan terjadi pada segmen bawah rahim, seperti contoh pada kasus

plasenta previa totalis atau plasenta akreta. Dilakukan ligasi 3-5 cm di

segmen bawah rahim. Bila masih perdarahan langkah selanjutnya adalah (4)

Ligasi pembuluh darah ovarium unilateral; dan bila pada evaluasi masih

Page 52: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

24 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

didapatkan perdarahan dilakukan (5) ligasi pembuluh darah ovarium

bilateral. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa prosedur ini

efektif dalam semua kasus (100%) dan histerektomi tidak diperlukan. Maka,

dapat disimpulkan bila stepwise technique of uterine devascularization

adalah alternatif yang efektif dan aman untuk manajemen bedah pada kasus

perdarahan pasca persalinan.

Gambar 2.4 Tempat dilakukannya ligasi, langkah (1), (2) dan (3) UUS : Upper Uterine Segment LUS : Lower Uterine Segment

d. Histerektomi

Histerektomi dapat digunakan sebagai terapi definitif saat terapi

lainnya dinyatakan gagal. Teknik ini tidak hanya berhubungan dengan

infertilitas permanen, tetapi juga berpotensi menyebabkan komplikasi

pembedahan. Dilaporkan pada sebuah studi terjadi luka (injury) pada

Page 53: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

25 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kandung kemih sebanyak 6-12%, dan pada ureter sebanyak 0,4-40% pasca

dilakukan histerektomi (Committee on Practice Bulletin, 2017).

Dari penelitian Sulistyono dkk, 4 pasien yang dikerjakan B-lynch, 2

pasien mengalami perdarahan yang tidak teratasi, sehingga kemudian

dilanjutkan dengan Supra Vaginal Histerektomi dan Total Abdominal

Histerektomi. Dua pasien selamat dengan tidak ada komplikasi dengan rata-

rata perawatan 9 hari (Sulistyono dkk, 2010). Histerektomi dikerjakan pada

komplikasi persalinan terkait dengan perdarahan pasca persalinan dan

menjadi keputusan tindakan bila cara konservatif gagal (Baskett et al, 2014).

2.1.7 Komplikasi

2.1.7.1 Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik akibat perdarahan pasca persalinan secara klinis

ditandai dengan kelemahan, palpitasi, sinkop, rasa haus, diikuti hipotensi,

takikardi, oliguria, sampai dengan penurunan saturasi oksigen (Kasap, et al.,

2016).

2.1.7.2 Disseminated intravascular Coagulation (DIC)

DIC ditandai dengan mekanisme koagulasi (trombin) aktif yang

berjalan dengan tidak baik dan menyebar ke segala arah. Hal ini dapat

menyebabkan bentukan trombosis subakut atau kronik. DIC merupakan

bukti terjadinya aktivasi antara thrombin dengan plasmin. Secara klinis

dapat muncul perdarahan spontan pada palatum mole, kaki atau pada sisi

yang mengalami trauma. Pada kondisi yang akut, perdarahan dapat terjadi

pada telinga, hidung, tenggorokan, saluran cerna dan napas (Harding, 2015).

2.1.7.3 Gagal Ginjal Akut

Page 54: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

26 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perdarahan hebat akan menyebabkan tubuh kehilangan fungsi

ginjal, sehingga menghasilkan retensi urea dan sampah nitrogen lain.

Dampaknya akan terjadi kerusakan regulasi keseimbangan volume dan

elektrolit. Secara klinis tampak penurunan volume urin (oliguria atau

anuria) dan peningkatan serum kreatinin, dan dehidrasi (Harding, 2015).

2.1.6.4 Kematian

Setiap tahun dari sekitar 14 juta wanita di seluruh dunia yang

menderita perdarahan pasca persalinan, risiko angka kematian ibu akibat

perdarahan adalah 1 dalam 1.000 kelahiran di negara berkembang. Sebagian

besar kematian (sekitar 99%) dari perdarahan pasca persalinan terjadi pada

negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, sementara di negara

industri hanya 1% (WHO, 2012).

2.2 Faktor Risiko Maternal

Beberapa faktor antepartum, intrapartum maupun postpartum

diduga menjadi faktor risiko maternal yang berperan penting terhadap

terjadinya perdarahan pasca persalinan. Selanjutnya faktor-faktor tersebut

dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan manajemen dari perdarahan

pasca persalinan itu sendiri, baik manajemen bedah maupun non-bedah

(Kayem, et al., 2011).

2.2.1 Faktor Antepartum

2.2.1.1 Usia

Page 55: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

27 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Berdasarkan pada studi oleh Bhutta et al (2015) menyebutkan bahwa

kelompok populasi tertinggi terjadinya perdarahan pasca persalinan adalah

usia kurang dari 20 tahun dengan persentase 37.5% (Bhutta, et al., 2015).

Penelitian lain oleh Kayem et al (2011) mengatakan bahwa angka

perdarahan pasca persalinan paling banyak terjadi di bawah usia 35 tahun

sebanyak 106 dari 159 subyek penelitiannya (66%), selain itu usia ibu lebih

dari 35 tahun dan multiparitas dikaitkan dengan 3 kali lipat kemungkinan

meningkatnya histerektomi. Hubungan usia ibu yang lebih tua dan

multiparitas telah ditemukan dalam beberapa penelitian di negara maju yang

berfokus pada faktor risiko histerektomi pada kasus perdarahan pasca

persalinan karena atonia uteri.

2.2.1.2 Paritas

Berdasarkan studi oleh Bhutta et al (2015) menyebutkan bahwa

populasi tertinggi terjadinya perdarahan pasca persalinan adalah pada

primipara dengan presentasi 42.8%. Dalam penelitian tersebut dijelaskan

pada pasien primipara, kemampuan pengenalan tanda persalinan yang

dimiliki masih rendah dan berpotensi terjadi persalinan yang macet.

Sementara, hal sebaliknya ditunjukkan studi lain oleh Kayem et al (2011)

dimana perdarahan pasca persalinan tertinggi pada kelompok multipara

sebanyak 50,9%.

2.2.1.3 Obesitas

Berdasarkan studi Sebire et al (2001) indeks massa tubuh

merupakan faktor risiko yang independen terhadap terjadinya perdarahan

Page 56: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

28 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pasca persalinan. Seorang wanita yang memiliki indeks massa tubuh lebih

dari 30, disebutkan hampir 50% mengalami perdarahan pasca persalinan

yang massif (lebih dari 1000 ml darah).

2.2.1.4 Kehamilan Multipel

Berdasarkan studi Kayem et al (2011), kehamilan multipel

merupakan salah satu risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan dengan

persentase yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok kehamilan

tunggal yaitu sekitar 90,5%.

2.2.1.5 Anemia

Lestrina (2013) melakukan sebuah studi yang menjelaskan

hubungan antara anemia dengan terjadinya perdarahan pasca persalinan.

Pada studinya didapatkan hasil sekitar 15,49% pada kelompok anemia berat

(71 kasus) merupakan kelompok dengan angka tertinggi terjadinya

perdarahan pasca persalinan. Sedangkan kelompok pasien yang tidak

menderita anemia, hanya sekitar 0,51% (sekitar 20 kasus) yang mengalami

perdarahan pasca persalinan dan angka ini bermakna secara statistik. Bhutta

et al (2015) menyatakan dalam studinya kasus perdarahan pasca persalinan

dengan riwayat anemia sebesar 80%. Kondisi kekurangan oksigen yang

disebabkan apapun (anemia, penyakit pada parenkim paru dan kegagalan

jantung memompa darah ke sirkulasi), menyebabkan penumpukan CO2 dan

meningkatnya ion hidrogen pada jaringan yang menyebabkan otot polos

relaksasi sehingga pembuluh darah vasodilatasi dan miometrium gagal/

tidak berkontraksi (Guyton & Hall, 2006).

Page 57: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

29 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.2.1.6 Penyakit Diabetes mellitus (DM)

Studi yang dilakukan Alsammani & Ahmed (2012) menjelaskan

bahwa terdapat hubungan antara pasien yang menderita DM dengan

peningkatan terjadinya perdarahan pasca persalinan. Hal ini ternyata

dijelaskan karena pada pasien penderita DM memiliki potensi kelahiran

bayi makrosomia (berat lahir 4000-4500 g). Fetal makrosomia merupakan

komplikasi yang terjadi lebih dari 50% wanita dengan penyakit DM dan

berat badan bayi lahir hingga 4500 gram akan meningkat 10 kali pada ibu

hamil dengan DM.

2.2.1.7 Penyakit Jantung

Berdasarkan studi oleh Cauldwell et al (2016), pasien wanita dengan

penyakit jantung memiliki risiko tinggi terjadinya perdarahan pasca

persalinan. Hal ini dikarenakan ternyata pasien dalam kelompok ini

memiliki rerata kehilangan jumlah perdarahan meningkat dua kali lebih

tinggi dari normal.

2.2.1.8 Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai kenaikan tekanan

darah (TD) > 140/90 mmHg pada umur kehamilan > 20 mgg, tanpa protein

urine dan akan menghilang 12 minggu pasca persalinan (Angsar, 1995).

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Joost Altenstadt (2013) bahwa pada

31.560 wanita dengan preeklamsia, sebanyak 2.347 (7,4%) wanita

mengalami perdarahan pasca persalinan. Sementara pada kelompok wanita

tanpa riwayat preeklamsia, hanya sekitar 4,2% yang mengalami perdarahan

Page 58: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

30 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pasca persalinan. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa pasien wanita

dengan preklamsia memiliki risiko 1,53 kali lebih tinggi terhadap terjadinya

perdarahan pasca persalinan.

2.2.1.9 Infeksi

Menurut Das & Clark (2004), risiko infeksi akan meningkatkan

terjadinya perdarahan pasca persalinan, terutama kasus dengan perdarahan

lebih dari 1 liter. Pencegahan infeksi penting untuk dilakukan khususnya

pada pusat kesehatan dengan sentra persalinan, seperti edukasi mencuci

tangan, membersihkan area vital dan meminimalkan manipulasi terhadap

vagina sangat berperan untuk menurunkan angka infeksi pada uterus.

Pencegahan infeksi lokal maupun sistemik adalah lebih baik ketimbang

pengobatan.

Suatu keadaan infeksi bukan merupakan indikasi yang umum untuk

dilakukannya histerektomi obsetrik, tetapi dapat terjadi ketika pasca

persalinan kemudian terjadi infeksi dalam rahim yang tidak mampu teratasi

dengan antibiotik. Penyebab paling sering adalah karena infeksi bekas luka

operasi pada uterus, nekrosis, dan luka yang biasa muncul 1-3 minggu

setelah SC dan penyebab lain oleh karena perdarahan yang tidak terkontrol

(Baskett et al, 2014).

2.2.1.10 Penyakit Penyerta Maternal lain

Dari beberapa kasus perdarahan pasca persalinan yang dilakukan

jahitan kompresi metode Surabaya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

didapatkan 2 pasien yang meninggal dunia. Diduga kuat penyebab kematian

Page 59: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

31 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

adalah penyakit yang mendasari dan telah diketahui sebelum dilakukan

rujukan. Penyakit penyerta maternal yang dimaksud antara lain jaundice of

pregnancy akibat perlemakan hati akut (acute fatty liver), HELLP

syndrome, dan DIC.

Kondisi autoimun SLE menyebabkan terjadinya fibrosis di banyak

organ, termasuk kulit, ginjal, kandung kemih dan hati. Uterus pasca

persalinan akan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Dari laporan

kasus pasien dengan SLE dalam terapi yang berhasil hamil melalui in vitro

fertilization (IVF) dilakukan terminasi kehamilan pada minggu ke-32 oleh

karena ketuban pecah prematur. Dalam perjalanannya tidak didapatkan

kemajuan persalinan sehingga dilakukan SC. Setelah bayi dan plasenta lahir

didapatkan atonia uterus dan lapisan miometrium yang sangat tipis. Maka,

diputuskan dilakukan jahitan kompresi B-lynch. Namun, atonia menetap

dan jumlah perdarahan bertambah sehingga diputuskan histerektomi

(jumlah perdarahan 4500 ml). Enam pasien dengan kasus SLE dilaporkan

di Jepang mengalami atonia uteri dan dilanjutkan dengan histerektomi

(Tokushige, et al., 2017).

2.2.2 Faktor Intrapartum

2.2.2.1 Metode Persalinan

Kayem et al (2011) mengungkapkan fakta menarik bahwa

persalinan pervaginam menghasilkan lebih banyak kegagalan pasca

tindakan jahitan kompresi uterus akibat atonia uteri dibandingkan

persalinan perabdominam. Analisis yang dikemukakan sebagai alasan

antara lain ada keengganan operator untuk melakukan manajemen bedah

Page 60: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

32 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

secara langsung pada kasus perdarahan pasca persalinan yang terjadi setelah

persalinan per vaginam (Kayem et al, 2011).

Berdasarkan waktu pelaksanaannya, persalinan perabdominam (SC)

dibagi dua, yaitu darurat dan elektif. Dikatakan darurat jika dilakukan akibat

adanya hal-hal yang tidak terduga menjelang atau saat persalinan

pervaginam, kegawatdaruratan janin, dan keadaan obstetrik akut yang harus

segera dilakukan terminasi. Sedangkan dikatakan elektif jika dilakukan

pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya demi terjaminnya kualitas

pelayanan obstetrik, anestesi, dan neonatus (Dewi, 2015).

Persalinan SC tipe darurat merupakan faktor resiko yang paling

signifikan terhadap terjadinya perdarahan berat pasca persalinan, yang

menekankan pentingnya melakukan operasi Caesar pada waktu yang tepat

dan indikasi yang benar. Suatu penelitian lain mengungkapkan dimana

pasien yang dilakukan SC darurat meningkatkan 3,6 kali terjadinya

perdarahan pasca persalinan dibandingkan dengan persalinan normal,

sementara pasien yang dikerjakan SC elektif meningkat sebanyak 2.4 kali

terjadinya perdarahan pasca persalinan (Al-Zirqi et al, 2008).

2.2.2.2 Induksi Persalinan

Pada studi oleh Al-Zirqi et al (2009) menjelaskan bahwa kelompok

pasien yang menerima induksi persalinan dengan pasien riwayat persalinan

SC sebelumnya ternyata memiliki risiko terjadinya perdarahan pasca

persalinan yang lebih tinggi (1,8%) dibandingkan dengan kelompok pasien

yang lahir spontan. Selain itu induksi persalinan dapat meningkatkan angka

Page 61: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

33 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terjadinya perdarahan pasca persalinan pada kelompok primipara,

multipara, dengan atau tanpa riwayat SC sebelumnya. Pada penelitian Al-

Zirqi et al (2008) pasien dengan status persalinan inpartu dan dilakukan

induksi persalinan akan meningkatkan 1,6 kali terjadinya perdarahan berat

pasca persalinan.

Pada kasus persalinan macet atau lama akan menyebabkan ibu

kelelahan dan mengakibatkan peningkatan adenosine dan asam laktat.

Peningkatan zat ini menyebabkan peningkatan ion kalium, megurangi

konsentrasi ion kalsium sehingga konsentrasi otot polos terganggu (Guyton

& Hall, 2006).

2.2.3 Faktor Postpartum

2.2.3.1 Interval Dilakukan Jahitan Kompresi Uterus

Lama waktu hingga diputuskan dilakukan jahitan kompresi uterus

dikatakan terkait dengan kejadian perdarahan pasca persalinan. Penundaan

berkepanjangan hingga 2 sampai 6 jam antara persalinan dan jahitan

kompresi uterus secara independen terkait dengan peningkatan empat kali

dilakukannya histerektomi. Data ini menekankan kebutuhan untuk evaluasi

yang cermat terhadap jumlah kehilangan darah pasca persalinan. Penegakan

diagnosis dan pengambilan keputusan segera akan menghindari penundaan

yang lama dalam penanganan kasus perdarahan pasca persalinan (Kayem,

et al., 2011)

2.3 Jahitan Kompresi Uterus

Page 62: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

34 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jahitan kompresi uterus telah dilaporkan memiliki nilai efektif yang

tinggi dalam preservasi uterus. Langkah operatif ini biasanya digunakan jika

atonia uteri tidak berespon terhadap beberapa prosedur penanganan awal

seperti pemijatan uterus, kompresi bimanual, dan penggunaan uterotonika

seperti ergometrin, oksitosin, misoprostol dan carbetocin. Dengan metode

ini maka perlunya dilakukan tindakan histerektomi akan mengalami

penurunan, bahkan setelah terjadi kehilangan darah yang masif pasca

persalinan. Selain menghindari risiko tindakan histerektomi, dalam waktu

yang bersamaan tindakan ini dapat mempertahankan fertilitas seorang

wanita (Liu, Mathur, & Tagore, 2014).

2.3.1 Teknik B-lynch

Teknik B-lynch melibatkan sebagian vertical brace suture di sekitar

uterus yang secara efektif melawan kearah anterior dan posterior dinding

uterus. Jahitan kompresi uterus ini bekerja dengan memberikan tekanan

pada sisi uterus yang mengalami perdarahan agar kontraksi uterus membaik

sehingga mengurangi jumlah perdarahan. Kesuksesan teknik B-lynch untuk

mengurangi histerektomi sebesar 86.4% (Somalwar et al, 2012).

Gambar 2.5 Teknik Prosedur B-lynch. A. Jahitan dinding anterior uterus. B. Jahitan dinding

posterior uterus. C. hubungan jahitan insisi uterus dan batas lateral uterus. D. Tampilan akhir uterus setelah ditutup (B-Lynch & Shah, 2006)

Page 63: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

35 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada penelitian yang dilakukan oleh Boynukalin & Aral (2014)

disebutkan bahwa multiparitas, induksi ataupun augmentasi persalinan

merupakan karakteristik mayor yang mengarah pada kegagalan B-lynch

sehingga memerlukan teknik histerektomi untuk menghentikan perdarahan

akibat atonia uteus (Boynukalin & Aral, 2014).

2.3.2 Teknik Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya

Salah satu metode penjahitan yang diperkenalkan oleh Sulistyono

dkk (2010) di RSUD dr. Soetomo Surabaya merupakan modifikasi

penjahitan kompresi uterus B-lynch berupa 3 jahitan vertikal pada uterus

dengan cara memasukkan benang chromic no. 2 pada 3 cm dari bawah

sayatan segmen bawah rahim, 4 cm dari lateral kiri hingga menembus

dinding belakang segmen bawah rahim, kemudian dilakukan ikatan pada

fundus uterus. Jarak antar jahitan vertikal 2-3 cm. Dengan penjahitan

kompresi uterus diharapkan perdarahan dapat segera berhenti akibat adanya

obliterasi pembuluh darah oleh jahitan kompresi uterus dan pembentukan

bekuan darah (Muzakkar, Sulistyono, & Widjiati, 2012).

Page 64: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

36 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 2.6. Jahitan Kompresi Metode Surabaya. (Sulistyono dkk, 2010)

Gambar 2.7 Ilustrasi B-lynch Metode Surabaya. (Sulistyono dkk, 2010)

Page 65: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

37 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 2.6 Tahapan Teknik B-lynch Metode Surabaya (Sulistyono dkk, 2010) Tahapan teknik B-lynch Metode Surabaya

1. Eksteriorisasi uterus, setelah proses persalinan insisi tidak diperlukan pada

lower uterine segmen (LUS) atau lower segmen (LS). Pada kasus post SC,

insisi SC telah dijahit.

2. Asisten menarik uterus agar LUS menjadi lebih tipis

3. Jahitan pertama diletakkan 2 cm bawah dari insisi LS atau pada 2 cm medial

dari tepi lateral

4. Jarum dimasukkan dari sisi depan ke dinding belakang LUS

5. Jahitan kedua adalah diletakkan kontralateral dari jahitan pertama

6. Jahitan ketiga diletakkan antara jahitan pertama dan kedua.

7. Asisten menekan uterus di sisi anterior-inferior untuk membuat uterus pada

posisi antefleksi

8. Operator melakukan simpul jahitan pertama, kedua dan ketiga pada fundus

sembari asisten terus melakukan kompresi pada uterus

9. Sebelum melakukan penutupan abdomen, asisten kedua mengevaluasi

perdarahan telah berhenti atau belum

10. Teknik ini menggunakan chromic catgut no.2 dengan curve needle

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sulistyono dkk untuk 84 kasus

perdarahan pasca persalinan yang dilakukan pembedahan Jahitan kompresi

metode surabaya, menunjukkan bahwa jumlah taksiran perdarahan yang

terjadi adalah rerata 1975 ml serta kadar Hb rerata 8.2gr/dl. Jumlah ini

dinyatakan lebih baik dibandingkan dengan teknik B-lynch dengan

menggunakan 8 jahitan. Hal ini penting karena laparotomy dengan teknik

yang cepat dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien

(Sulistyono dkk, 2010).

Page 66: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

38 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Telah terjadi 2 kematian pada penelitian tersebut dengan riwayat

penyakit dasar yang menyertai sebelum pasien tersebut dirujuk ke RSUD

dr. Soetomo Surabaya, tetapi prosedur menghentikan perdarahan telah

berhasil dikerjakan. Kematian terjadi 3 hari setelah prosedur dilakukan,

dimana pasien ini menderita preeklamsia berat yang merupakan lanjutan

dari sindrom HELLP, DIC dan kegagalan multi organ. Kematian pasien

kedua terjadi pada hari ketujuh setelah dilakukan prosedur. Pada pasien ini

terdapat kondisi kegawatan berupa perlemakan hati akut (acute fatty liver).

Pasien kedua ini dengan kehamilan ganda, preeklamsia berat dan sindrom

HELLP. Setelah gagal induksi persalinan, maka dilakukan sectio caesarea.

Kemudian diketahui terjadi perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri.

Modalitas injeksi uterotonika pun telah diberikan, tetapi uterus tetap tidak

berkontraksi dan perdarahan tetap terjadi. Oleh karena itu dilakukan metode

Jahitan kompresi metode surabaya untuk menghentikan perdarahannya

(Sulistyono dkk, 2010).

2.3.3 Teknik Jahitan “U”

Teknik lain yang telah dikembangkan adalah metode jahitan “U”

yang biasanya digunakan untuk keadaan darurat. Penelitian yang dikerjakan

selama 32 bulan ini menyimpulkan teknik “U” ini efektif untuk

menghentikan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh karena

atonia uteri (Hackethal, et al., 2008)

Page 67: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

39 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 2.8. Teknik jahitan “U” (Hackethal, et al., 2008)

Teknik jahitan “U menggunakan benang vicryl-0 yang dapat

diserap. Awalnya jarum dimasukkan ke dindimg ventral uterus menuju

dinding posterior dan kemudian kembali lagi ke dinding ventral uterus

dengan simpul ganda. Sementara itu operator mengikat jahitan, sedangkan

asisten melakukan kompresi uterus bimanual. Secara umum memakai 6

hingga 16 jahitan U pada sepanjang uterus, hal ini tergantung pada

besarnya uterus dan banyaknya jumlah perdarahan.

2.3.4 Metode Jahitan Haemostatic Multiple Square (Cho)

Teknik ini pada tahun 2000 dikenalkan oleh Cho JI. Teknik ini

bertujuan mendekatkan dinding uterus anterior dan posterior sehingga

tidak ada sisa ruang pada uterus serta menurunkan terjadinya perdarahan

dari endometrium karena atonia uteri ataupun plasental bed oleh karena

timbulnya tekanan pada sisi tersebut. Teknik ini dilakukan pada seluruh

lapisan dinding uterus mulai dari lapisan serosa dinding anterior ke

posterior. Jahitan pada teknik ini berbentuk angka 7 atau angka 8

menggunakan jarum lurus, benang chromic atraumatik nomer 1.

Dilakukan 4-5 jahitan persegi ditempatkan pada seluruh bagian uterus dari

Page 68: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

40 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

fundus ke segmen yang lebih rendah pada kasus atonia uteri. Teknik ini

dapat menyebabkan risiko terjadi pyometra pada rongga uterus (B-lynch,

2005).

Gambar 2.9 Metode Jahitan Haemostatic Multiple Square (Cho) (B-Lynch & Shah, 2006)

2.3.5 Modifikasi Teknik B-lynch Oleh Hayman

Gambar 2.10 Metode teknik oleh Hayman (B-Lynch & Shah, 2006)

Modifikasi teknik B-lynch oleh Hayman ini memiliki keunggulan

yaitu sederhana dan cepat, teknik ini tidak memerlukan uterus dibuka.

Untuk melakukannya menggunakan jarum lurus Dexon Nomer 2 yang

dilakukan pada seluruh bagian uterus dari dinding anterior uterus (3 cm di

bawah dan 2 cm medial tepi bawah rongga uterus) ke bagian posterior (B-

Lynch & Shah, 2006).

Page 69: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

41 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.6 Modifikasi Teknik B-lynch oleh Marasinghe

Jahitan kompresi uterus ini dapat dilakukan dalam 2-3 menit, jahitan

dilakukan tanpa membuka rongga uterus yang membedakan dari jahitan

B-lynch asli. Teknik ini memiliki keunggulan bahwa hanya ada sedikit

kesempatan untuk menjahit melintasi fundus uteri, kemudian melakukan

tusukan dibawa fundus uterus dan mengikat keduanya di anterior

(Marasinghe et al, 2010).

Gambar 2.11 Teknik B-lynch modifikasi oleh marasinge (a) Jarum dilewatkan ke anterior ke sisi posterior rongga uterus. Jahitan ini kemudian dilewatkan sisi posterior di atas fundus dan uterus kembali ditusuk 4-5 cm dibawah fundus dan sekitar 4cm medial ke perbatasan lateral (b) jarum dilewatkan dari anterior ke posterior wilayah fundus melalui rongga uterus dan akhirnya mencapai wilayah fundus anterior dan akhirnya mencapai wilayah fundus anterior (tampak depan) (c) tampilan lateral (d) kedua ujung benang diikat pada dinding anterior seketat mungkin (Marasinghe et al, 2010).

Page 70: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

42 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 2.12 Modifikasi Teknik B-lynch oleh Marasinghe (Marasinghe et al, 2011)

2.3.7 Teknik Modifikasi Pereira

Teknik Pereira menawarkan keuntungan secara teknik tidak menembus

rongga endometrium dan dilakukan tanpa sayatan dinding uterus sehingga

mengurangi risiko infeksi dan oklusi rongga uterus, kombinasi jahitan memanjang

dan melintang tidak hanya membantu kompresi akan tetapi membantu mengurangi

aliran vaskuler dan pembuluh darah balik, waktu rata rata yang diperlukan prosedur

ini adalah 5 menit (Setiyono dkk, 2015).

Gambar 2.13 (kanan) Metode jahitan transversal melewati area avaskuler dari broad

ligament(1), uterus (2), ovarium (3) (kiri) Tiga jahitan melingkar melintang yang ditempatkan lebih dahulu, diikuti jahitan longitodinal (arah panah) semua jahitan diterapkan sampai dengan

permukaan intramyometrial (Setiyono dkk, 2015)

Page 71: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

43 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 2.14 (kanan) sisi postrior uterus. Jahitan longitudinal (1) dan simpul pertama

longitudinal dengan jahitan transversal (2) (kiri) simpul terakhir dari jahitan longitudinal (panah) (Setiyono dkk, 2015)

Gambar 2.15 (kanan) gambar uterus tampak depan (kiri) gambar uterus tampak belakang

(Setiyono dkk, 2015)

2.4 Komplikasi Teknik B-lynch

Kompresi uterus dapat menyebabkan terjadinya hematometra yang

disertai dengan gejala amenorrhea, pyometra disertai dengan nyeri perut dan

demam, asherman’s syndrome, dan uterus nekrosis (Satia & More, 2016).

Terjadinya pyometra disebabkan oleh jahitan kompresi uterus yang multipel

dan harus mendapatkan terapi antibiotik untuk mengatasinya (Liu, Mathur, &

Tagore, 2014).

Pada kasus uterus yang nekrosis akan terlihat beberapa minggu

setelah tindakan kompresi uterus dengan gejala sepsis. Hal ini dapat

disebabkan terlalu erat jahitan kompresi uterus sehingga berdampak pada

suplai aliran darah uterus. Uterus yang mengalami nekrosis ini dapat

menyebabkan terbentuknya abses pada uterus (Somalwar et al, 2012).

Page 72: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

44 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penangangan kasus nekrosis uterus ini bisa dilakukan sub total histserektomi

atau total histerektomi. Meskipun teknik B-lynch efektik untuk mengatasi

atonia uteri, beberapa publikasi melaporkan komplikasinya seperti erosi dan

nekrosis partial dari dinding uterus. risiko lain dengan jahitan B-lynch adalah

risiko infeksi dan oklusi rongga uterus karena sayatan dinding uterus dan

penetrasi dari rongga uterus (Setiyono dkk, 2015).

Komplikasi lain yang pernah dilaporkan adalah sinekia uterus yang

menyebabkan penyumbatan aliran darah. Selain itu jika teknik ini

dikombinasi dengan ligasi pembuluh darah akan berakibat iskemik dan

inflamasi (William, 2014). Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah

persistent vaginal discharge sekitar 8 minggu setelah persalinan, penyakit

ini memiliki gejala nyeri perut dan demam.

2.5 Teknik Jahitan Kompresi Uterus Metode Surabaya

2.5.1 Pengembangan Teknik Jahitan Kompresi Metode Surabaya

Jahitan kompresi metode Surabaya dilakukan dengan teknik 3

jahitan longitudinal sejajar dengan menggunakan catgut chromic no 2

dengan seorang asisten melipat uterus anteflexi, di RSUD dr. Soetomo

Surabaya Indonesia pertama kali memperkenalkan teknik kompresi uterus

yang lebih sedeerhana dan lebih cepat, teknik ini disebut dengan Jahitan

kompresi metode surabaya (Sulistyono dkk, 2010).

2.5.2 Keuntungan dan Kerugian

Keunggulan dari teknik Jahitan kompresi metode surabaya adalah

waktu pengerjaan yang lebih cepat (kurang dari 5 menit) dan metode yang

Page 73: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

45 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sangat efektif untuk menghentikan perdarahan terutama karena atonia uteri.

Kerugiannya teknik ini tidak memberikan hasil yang sama bagusnya pada

kasus plasenta previa dan uterine angle extension. Teknik ini sangat efektif

untuk kompresi segmen atas uterine tetapi hasilnya kurang memuaskan

pada efek tamponade segmen bawah rahim (Neelam & Kumar, 2010;

Sulistyono dkk, 2010).

Di sisi lain, kerugian teknik ini adalah pada kehamilan yang

berhubungan dengan sisa jahitan kompresi uterus sebelumnya adalah

adanya defek full thickness pada dinding uterine yang akan menghasilkan

nyeri berlebih disertai dengan perdarahan antepartum saat umur kehamilan

33 minggu. Pada pasien ini ada kemungkinan akan menjalani cito operasi

caesar karena fetal distress dan adanya fetal membrane bulging pada daerah

fundus (Liu, Mathur, & Tagore, 2014).

Page 74: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

46

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Keterangan gambar :

: tidak diteliti

: diteliti : diteliti

: tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Antepartum 1. Usia 2. Paritas 3. Obesitas 4. Kehamilan

multipel 5. Penyakit Penyerta:

DM, Hipertensi dalam kehamilan, peny. Jantung, infeksi, anemia dalam kehamilan, jaundice of pregnancy, SLE

Intrapartum 1. Mode of delivery 2. Induksi Persalinan Postpartum Interval tindakan jahitan kompresi metode surabaya pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pascapersalinan pervaginam

Page 75: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

47 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penjelasan Kerangka Konsep

Kehamilan merupakan suatu proses alami yang dialami wanita dalam

rangka memiliki keturunan. Metode persalinan baik pervaginam maupun

perabdominam akan ditentukan berdasarkan indikasi dan latar belakang tiap pasien.

Kedua metode persalinan tersebut mempunyai risiko terjadinya perdarahan pasca

persalinan. Penyebab perdarahan pasca persalinan sendiri bermacam-macam, salah

satunya adalah atonia uteri. Setiap kehamilan memiliki faktor risiko yang berbeda.

Faktor maternal yang telah diketahui mempengaruhi terjadinya perdarahan pasca

persalinan antara lain usia, paritas, indeks massa tubuh, kondisi anemia, adanya

kehamilan multipel, riwayat induksi persalinan, penyakit sistemik lain (jantung,

Diabetes Mellitus, infeksi), serta komplikasi kehamilan seperti preeklamsia.

Manajemen perdarahan pasca persalinan meliputi manajemen non-bedah

dan manajemen bedah. Ketika manajemen non bedah berupa pemberian

uterotonika, masase hingga kompresi bimanual menemui kegagalan, maka

manajemen bedah menjadi pilihan. Salah satu jenis pembedahan untuk mengatasi

perdarahan dengan tetap mempreservasi uterus dan menunjukkan hasil yang baik

adalah tehnik jahitan kompresi uterus (B-lynch). Teknik ini telah diperkenalkan

sejak tahun 1997 dan pada tahuin 2009 oleh Sulistyono dkk, metode jahitan

kompresi uterus ini dikembangkan menjadi jahitan kompresi uterus metode

surabaya dan dijadikan pedoman untuk kasus perdarahan pasca persalinan oleh

karena atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Metode Jahitan kompresi

metode surabaya telah secara konsisten diterapkan pada RSUD dr. Soetomo pada

tahun 1997 hingga saat ini. Dalam penelitian ini akan ditelusuri hasil dari

pembedahan metode tersebut hingga diketahui jumlah keberhasilan sekaligus

Page 76: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

48 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kegagalannya. Apabila terjadi kegagalan, maka kemungkinan telah terjadi

komplikasi lebih berat, sehingga memerlukan tindakan lebih agresif seperti

histerektomi hingga yang terberat terjadi kematian.

Dari kegagalan dan keberhasilan tersebut peneliti ingin menelusuri faktor-

faktor risiko maternal mana sajakah yang dimiliki pasien beserta mencari

pengaruhnya terhadap hasil akhir pembedahan jahitan kompresi uterus metode

surabaya. Faktor risiko tersebut peneliti membagi menjadi 3 yaitu (1) Antepartum

dimana hal-hal yang berkaitan dengan perawatan medis yang diberikan kepada

wanita hamil sebelum melahirkan seperti : usia, paritas, obesitas, kehamilan

multipel, dan penyakit penyerta (seperti DM, Preeklampsia, Penyakit jantung dan

infeksi). (2) Intrapartum dimana hal-hal yang berkaitan dengan proses persalinan

seperti : Metode persalinan (Mode of delivery), Induksi persalinan kemudian yang

ke (3) Postpartum dimana hal-hal yang berkaitan setelah bayi dan plasenta

dilahirkan seperti : respond time dilakukan jahitan kompresi metode Surabaya pada

kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam. Kami

membagi dalam 3 besar faktor risiko maternal supaya tidak terjadi overlapping

variable untuk proses analisis.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui prevalensi didapatkannya faktor

risiko maternal pada kasus atonia uteri yang dikerjakan jahitan kompresi metode

Surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

3.2. Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi

metode Surabaya dengan faktor :

Page 77: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

49 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(1) Antepartum : usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan penyakit

penyerta maternal (seperti DM, hipertensi dalam kehamilan, penyakit

jantung, anemia, jaundice of pregnancy, SLE dan infeksi).

(2) Intrapartum : Metode persalinan, Induksi persalinan

(3) Postpartum : interval dilakukan jahitan kompresi metode Surabaya pada

kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam

Pada kasus atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun

2012-2017.

Page 78: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

50

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Observasional analitik dengan desain penelitian

case control, untuk mendapatkan hubungan keberhasilan dan kegagalan jahitan

kompresi uterus metode surabaya dengan faktor (1) Antepartum : usia, paritas,

obesitas, kehamilan multipel, dan penyakit penyerta maternal (seperti DM,

hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung, anemia, jaundice of pregnancy,

SLE dan infeksi) (2) Intrapartum : Metode persalinan, Induksi persalinan dan

(3) Postpartum : interval dilakukan jahitan kompresi uterus metode surabaya

pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam

pada kasus atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-

2017. Pada penelitian ini membandingkan faktor antepartum, intrapartum dan

post natal pada kelompok gagal sebagai case dan berhasil sebagai kontrol.

4.2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang telah mendapatkan

tindakan jahitan kompresi uterus metode surabaya pada kasus perdarahan

pasca persalinan yang disebabkan oleh karena atonia uteri di RSUD dr.

Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017.

Page 79: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

51 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua pasien yang telah mendapatkan tindakan

jahitan kompresi uterus metode surabaya pada kasus perdarahan pasca

persalinan yang disebabkan karena atonia uteri di RS dr. Soetomo Surabaya

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.3.1. Besar Sampel

Penelitian ini menggunakan studi case control tidak berpasangan

sehingga besar sampel dihitung berdasarkan rumus : (Madiyono et al. 2016)

𝑄 = 1 − 𝑃

Dengan ketentuan:

n1 = n2 : Besar sampel minimal masing masing kelompok

β : Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20 %, maka Zβ = 0,842

⍺ : Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5 %, dengan hipotesis 2 arah

maka Z⍺ = 1,960

P1 : Proporsi faktor risiko maternal dengan keberhasilan dan kegagalan

B-lynch sebesar 45 % (Kayem et al. 2011).

P1-P2 : Selisih minimal proporsi faktor risiko maternal antara kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol yang dianggap bermakna sebesar 0,3

Page 80: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

52 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

= 28,5 ~ 30

Besar sampel minimal dari perhitungan didapatkan 28,5 dibulatkan

menjadi 30 pada masing-masing kelompok case dan kelompok kontrol.

Dengan demikian besar sampel minmal untuk tiap kelompok adalah 30 pasien

4.4. Kriteria Penelitian

4.4.1. Kriteria Inklusi

Pasien yang melahirkan pervaginam di kamar bersalin dan persalinan

perabdominam (SC) di kamar bedah RSUD dr. Soetomo Surabaya yang telah

dilakukan jahitan kompresi uterus metode surabaya dengan indikasi

terapeutik.

4.4.2. Kriteria Eksklusi

Pasien dengan data rekam medik yang tidak lengkap dan pasien yang

dikerjakan jahitan kompresi uterus profilaksis metode Surabaya.

4.5. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini variabel penelitian yang diteliti adalah:

1. Faktor (a) Antepartum : usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan

penyakit penyerta maternal (seperti DM, hipertensi dalam kehamilan,

penyakit jantung, anemia, jaundice of pregnancy, SLE dan infeksi) (b)

Intrapartum : Metode persalinan, Induksi persalinan dan (c) Postpartum :

interval dilakukan jahitan kompresi uterus metode Surabaya pada kasus

Page 81: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

53 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam sebagai

variabel bebas/ independen.

2. Keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi uterus metode surabaya

sebagai variabel tergantung/ dependen

4.6. Definisi Operasional

Tabel 4.1. Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Operasional Metode Pengukuran Skala

1 Usia Usia pasien dari awal

kelahiran sampai pada

saat persalinan

< 20 th

20-35 th

>35 th

Ordinal

2 Paritas Jumlah anak hidup

yang dilahirkan ibu

sampai dengan

dilakukan penelitian

Multipara

GrandeMulti( >4)

Ordinal

3 Obesitas Pasien yang mengalami

kelebihan berat badan

berdasarkan

perhitungan IMT saat

diterima dikamar

bersalin (Cunningham,

2014)

Normal

(< 30 kg/m2)

Obesitas grade 1

(30-34,9 kg/m2)

Obesitas grade 2 (35

– 39,9 kg/m2)

Obesitas grade 3

(> 40 kg/m2)

Ordinal

4 Kehamilan

Multipel

Kehamilan dengan dua

janin atau lebih

intrauterine

Ya

Tidak

Nominal

5 Penyakit

penyerta

maternal

Penyakit maternal yang

menyertai selama

kehamilan sampai

dengan pasca persalinan

Ada

Tidak ada

Nominal

Page 82: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

54 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

meliputi Diabetes

Mellitus, Penyakit

Jantung, Anemia,

Hipertensi dalam

kehamilan, SLE,

Jaundice of pregnancy,

Infeksi

6 Penyakit Jantung Penyakit yang

disebabkan oleh adanya

gangguan fungsi kerja

jantung karena tidak

adekuatnya aliran darah

Ya

Tidak

Nominal

7 DM dalam

kehamilan

Peningkatan kadar gula

darah yang ditujukkan

dengan memiliki satu

atau lebih faktor risiko

kencing manis dalam

kehamilan

Ya

Tidak

Nominal

8 Hipertensi dalam

kehamilan

TD ibu hamil > 140/90

dalam dua kali

pengukuran atau lebih

(Cunningham, 2010)

Ya

Tidak

Nominal

9 Anemia Kadar hemoglobin

kurang dari 11 g%

(WHO, 2012)

Anemia

Tidak anemia

Nominal

10 Infeksi Batas bawah leukosit >

15.000/uL,pemeriksaan

fisik didapatkan temp

rektal > 38°C sampai

dengan minggu ke

Infeksi

Tidak infeksi

Nominal

Page 83: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

55 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

empat pasca persalinan

(Cunningham, 2005)

11 Metode

Persalinan

Cara pengakhiran

kehamilan

Pervaginam

Perabdominam

Elektif

Emergency

Nominal

12 Metode

persalinan

perabdominam

x Elektif, apabila metode persalinan dengan melakukan sayatan di dinding perut dan uterus terencana (ACOG, 2011)

x Emergency Metode persalinan dengan melakukan sayatan di dinding perut dan uterus dalam 30 menit sejak diputuskan atas indikasi ibu, janin dan waktu (ACOG, 2011)

Elektif

Emergency

Nominal

14 Induksi

Persalinan

Pemberian induksi agar

menjadikan pasien ibu

hamil dari tak inpartu

menjadi inpartu

Induksi

Tidak induksi

Nominal

Page 84: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

56 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15 Interval tindakan

jahitan kompresi

metode surabaya

pada kasus

atonia uteri yang

terjadi saat SC

dan pasca

persalinan

pervaginam

Jarak waktu yg

dibutuhkan saat

dikerjakan jahitan

kompresi uterus pada

kasus atonia uteri yang

terjadi saat SC dan

pasca persalinan

pervaginam

<1 jam

1-2 jam

> 2-7 jam

>7jam

Ordinal

16 Keberhasilan

Jahitan kompresi

metode Surabaya

Pasien yang dilakukan

jahitan kompresi

metode surabaya oleh

karena perdarahan pasca

persalinan yang

disebabkan atonia uteri

yang setelah dilakukan

evaluasi tidak didapat-

kan perdarahan dan

kontraksi uterus baik

Gagal

Berhasil

Nominal

17 Kegagalan

Jahitan kompresi

metode Surabaya

Pasien yang dilakukan

jahitan kompresi

metode surabaya oleh

karena perdarahan pasca

persalinan yang

disebabkan atonia uteri

yang setelah dilakukan

evaluasi masih

didapatkan perdarahan

dan kontraksi uterus

tidak baik

Gagal

Berhasil

Nominal

Page 85: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

57 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.7. Prosedur Penelitian

4.7.1. Pengumpulan Data

Pasien hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

Selanjutnya data umum subyek seperti nama, umur, jenis kelamin, alamat,

nomor rekam medik. Data lain dicatat sesuai formulir pengumpulan data.

Kemudian mulai pengambilan data retrospektif terhadap keberhasilan dan

kegagalan jahitan kompresi metode aurabaya dengan faktor antepartum,

intrapartum dan postpartum pada pasien tersebut melalui rekam medik.

4.7.2. Analisis Data

Pengelolaan data dilakukan menggunakan program SPSS 23.0. Data dari

variabel independen dan dependen akan diuji dengan menggunakan chi-

square test bila syarat Chi-square tidak terpenuhi digunakan uji Fisher Exact.

4.8. Kerangka Operasional

Wanita melahirkan di RSUD dr Soetomo dilakukan jahitan kompresi metode Surabaya

Kriteria Inklusi

Pengambilan data

Merumuskan faktor risiko maternal

Menilai kegagalan & keberhasilan

jahitan kompresi metode

Analisis data

Pelaporan

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Penelitian

Page 86: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

58 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.9. Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian

4.9.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah RSUD dr. Soetomo Surabaya.

4.9.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 7 bulan mulai bulan Mei sampai dengan

Selesai.

4.10 Kelayakan Etik

4.10.1 Kelayakan Etik

Kelayakan etik didapatkan dari komisi etika untuk penelitian di RSUD

dr. Soetomo Surabaya

4.10.2 Kerahasiaan Pasien

Kerahasiaan subjek penelitian dijaga dengan cara dengan tidak

menyebutkan nama tapi ditulis berdasarkan inisial

4.10.3 Konfidensialitas

Data-data dan hasil penelitian ini hanya digunakan untuk keperluan

penelitian

4.11. Biaya Penelitian

Subyek penelitian tidak dibebani biaya penelitian. Perkiraan biaya yang

akan dikeluarkan adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan proposal dan hasil penelitian Rp. 2.000.000,-

2. Biaya konsultasi statistik Rp. 2.000.000,-

3. Biaya tak terduga Rp. 1.000.000,-

Total Rp.5.000.000

Page 87: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

59

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan

desain penelitian case control untuk mengetahui hubungan keberhasilan dan

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya dengan faktor antepartum,

intrapartum dan postpartum pada kasus atonia uteri. Penelitian ini dilakukan dengan

mengambil data dari rekam medis pada kasus atonia uteri yang dilakukan jahitan

kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-

2017.

Gambar 5.1 Alur Pengambilan Subyek Penelitian

Penelitian kami memakai desain case control dengan menggunakan

perbandingan 1:5 dimana 1 pasien gagal berbanding dengan 5 pasien yang berhasil.

Penelusuran data menunjukkan kondisi di lapangan secara kasar didapatkan angka

Analisa faktor Antepartum, Intrapartum, Postpartum

Page 88: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

60 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

keberhasilan yang lebih banyak ditemui dibandingkan dengan yang gagal. Dari

hasil penelitian didapatkan 278 pasien yang telah dikerjakan jahitan kompresi

metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017, sebanyak 192

pasien dilakukan jahitan kompresi metode surabaya oleh karena perdarahan pasca

persalinan karena atonia uteri (terapeutik) dan 86 pasien dilakukan jahitan kompresi

metode surabaya (profilaksis) yang masuk dalam kriteri eksklusi. Dari sejumlah

kasus terapeutik, jumlah pasien yang berhasil ada 160 (83,33%) dan yang gagal 32

(16,67%).

5.1 Karakteristik Subyek Penelitian

5.1.1. Faktor Antepartum

Sebaran usia subjek penelitian pada jahitan kompresi metode surabaya di

RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017 diperoleh sebagian besar kelompok

pasien dalam rentang 20-35 tahun sebesar 131 (68,23) dan yang paling kecil

kelompok < 20 tahun sebesar 9 (4.69%).

Tabel 5.1 Pembagian Kelompok Usia pada Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Usia < 20 tahun 9 4.69

20 -35 tahun 131 68.23 > 35 tahun 52 27.08

Status paritas pasien yang dilakukan jahitan kompresi metode surabaya

periode tahun 2012-2017 pada penelitian ini dominasi oleh kelompok multipara

sebesar 183 (95,31%).

Page 89: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

61 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.2 Pembagian Kelompok Paritas pada Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Paritas MultiPara 183 95.31

GrandeMulti 9 4.69

Berdasarkan kelompok obesitas yang dikerjakan jahitan kompresi metode

surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017 sebagian besar pada

kelompok obesitas grade I yaitu 102 (53,13%), sedangkan pada kelompok obeistas

grade III paling rendah yaitu 13 (6,77%).

Tabel 5.3 Pembagian Kelompok Obesitas Pada Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Obesitas

Normal 63 32.81 Obes I 102 53.13 Obes II 14 7.29 Obes III 13 6.77

Pada penelitian ini kelompok kehamilan multipel yang mendapatkan jahitan

kompresi metode metode surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya lebih sedikit

sebesar 29 (15,10%) bila dibandingkan kehamilan tunggal sebesar 163 (84,90%).

Tabel 5.4 Jumlah Pasien Dengan Kehamilan Multipel Yang Mendapat Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Kehamilan Multipel Ya 29 15.10

Tidak 163 84.90

Dari hasil penelitian ini pasien dengan Diabetes Mellitus (DM) dalam

kehamilan yang mendapatkan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr.

Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017 didominasi dengan tidak DM sebesar

183 (95,31%) dibandingkan dengan yang DM sebesar 9 (4,69%).

Page 90: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

62 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel. 5.5 Pasien Dengan DM Yang Mendapat Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

DM Tidak 183 95.31

Ya 9 4.69

Pasien dengan penyakit jantung yang mendapatkan jahitan kompresi

metode surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017 paling

banyak pasien dengan tidak mempunya penyakit jantung sebesar 188 (97,92%)

dibandingkan dengan yang mempunyai penyakit jantung sebesar 4 (2,08%).

Tabel. 5.6 Pasien Dengan Penyakit Jantung Yang Mendapat Jahitan Kompresi Metode

Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017 Variabel Kelompok Frekuensi %

Jantung Tidak 188 97.92

Ya 4 2.08

Pada kondisi pasien yang mendapatkan jahitan kompresi metode surabaya

di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017 sebagian besar jatuh

dalam kondisi anemia 121 (63,02%) dibandingkan dengan tidak anemia 71

(36,98%).

Tabel. 5.7 Kondisi Pasien Anemia Yang Mendapat Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Anemia Tidak 71 36.98

Ya 121 63.02

Faktor antepartum yang juga diduga mempengaruhi kegagalan jahitan

kompresi metode surabaya adalah hipertensi dalam kehamilan (HDK), dari hasil

penelitian didapatkan pasien HDK yang dikerjakan jahitan kompresi metode

Page 91: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

63 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017 sebesar 108

(56,25%) sementara itu jumlah pasien yang tidak HDK sebesar 84 (43,75%).

Tabel. 5.8 Pasien HDK yang mendapat jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

HDK Tidak 84 43.75

Ya 108 56.25

Pasien yang mengalami infeksi dan mendapatkan jahitan kompresi metode

surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun 2012-2017 sebesar 22

(11,46%) lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak mengalami infeksi sebesar

170 (88,54%).

Tabel. 5.9 Pasien Yang Mengalami Infeksi dan Mendapat Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Infeksi Tidak 170 88.54

Ya 22 11.46

Dari hasil penelitian ini didapatkan pasien dengan SLE yang mendapatkan

jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. soetomo periode tahun 2012-2017

hanya 1 (0,52%) dan yang tidak SLE sebesar 191 (99,48%).

Tabel. 5.10 Pasien Yang Menderita SLE Dan Mendapat Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

SLE Tidak 191 99.48

Ya 1 0.52

Pasein dengan jaundice of pregnancy adalah salah satu faktor antepartum

yang mendapatkan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo

Page 92: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

64 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Surabaya periode tahun 2012-2017 sebesar 7(3,65%) sedangkan pasien yang tidak

jaundice of pregnancy sebesar 185 (96,35%).

Tabel. 5.11 Pasien hamil dengan jaundice dan mendapat jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Jaundice Tidak 185 96.35

Ya 7 3.65

5.1.2 Faktor Intrapartum

Metode persalinan merupakan cara pengakhiran kehamilan dapat dilakukan

secara pervaginam atau perabdominam, sementara perabdominam sendiri kami

bagi menjadi tipe elektif dan tipe emergency. Dari hasil penelitian didapatkan

pasien yang diakhiri kehamilannya secara pervaginam sebesar 19 (9,9%) kemudian

terjadi perdarahan pasca persalinan oleh karena atonia uteri dan dilanjutkan dengan

dikerjakan jahitan kompresi metode surabaya, sementara untuk pengakhiran

kehamilan secara perabdominam tipe elektif didapatkan 13 (6,77) yang terbanyak

adalah tipe emergency 160 (83,33).

Tabel 5.12 Mode of delivery Pasien yang Mendapatkan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Metode Persalinan Pervaginam 19 9.90

Elektif 13 6.77 Emergency 160 83.33

Pasien yang dikerjakan induksi persalinan baik dengan pemberian

prostaglandin, oxytocin drip dan amniotomi yangn berujung pada terjadinya

pedarahan pasca persalinan oleh karena atonia uteri dan dilanjutkan dengan

dikerjakan jahitan kompresi metode surabaya adalah sebesar 57 (29,69%)

sementara yang tidak mendapatkan induksi sebesar 135 (70,31%).

Page 93: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

65 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.13 Pasien yang Dilakukan Induksi Dan Mendapatkan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kelompok Frekuensi %

Induksi Persalinan Tidak 135 70.31

Ya 57 29.69

5.1.3 Faktor postpartum

Interval dikerjakan jahitan kompresi metode surabaya pada aksus atonia

uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalina pervaginam di RSUD dr. Soetomo

periode tahun 2012-2017 paling banyak pada kelompok <1jam sebesar 159

(82,81%), sementara yang paling kecil pada kelompok interval > 7 jam sebesar 6

(3,13%).

Tabel 5.14 Interval Dikerjakan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Di RSUD Dr. Soetomo Periode Tahun 2012-2017 Variabel Kelompok Frekuensi %

Interval jahitan kompresi

<1 jam 159 82.81 1-2 jam 10 5.21

>2-7 jam 17 8.85 > 7 jam 6 3.13

5.2 Analisis Uji Logistik Bivariat

Setelah dilakukan analisis berdasarkan frekuensi pada masing-masing

variabel maka selanjutnya dilakukan analisis bivariat dengan menghubungkan antar

variabel baik antepartum, intrapartum dan postpartum dengan keberhasilan dan

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya dengan tabulasi silang. Berikut tabel

hubungan selengkapnya dengan hasil p value dari perhitungan regresi logistik

bivariate pada tingkat kesalahan p < 0,25 sebagi screening sebelum dilakukan uji

multivariat.

5.2.1.Faktor Antepartum

Page 94: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

66 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.2.1.1 Umur

Umur pasien pada uji logistik bivariat didapatkan nilai p sebesar 0,238

dikarenakan nilai p < 0,25 maka variabel umur ini significan terhadap kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode tahun

2012-2017.

Tabel 5.15 Tabulasi silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Umur pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Umur < 20 tahun 7 77.8% 2 22.2% 9

0,238* 20 -35 tahun 107 81.7% 24 18.3% 131 > 35 tahun 46 88.5% 6 11.5% 52

5.2.1.2 Paritas

Pada kelompok mulitipara dan grandemulti setelah dianalisis dengan

menggunakan uji logistik bivariat didapatkan nilai p sebesar 0,650 sedangkan

tingkat kesalahan p< 0,25, maka pada variabel paritas tidak significan terhadap

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun

2012-2017.

Tabel 5.16 Tabulasi silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Paritas Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Paritas MultiPara 152 83.1% 31 16.9% 183

0,650 GrandeMulti 8 88.9% 1 11.1% 9

5.2.1.3 Obesitas

Variabel obesitas dengan tiga kelompok yaitu normal, obesitas grade I,

obesitas grade II, obesitas grade III setelah dilakukan analisis dengan

Page 95: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

67 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menggunakan uji logistik bivariat didapatkan nilai p sebesar 0,842 dengan tingkat

kesalahan p<0,25 maka pada variabel obesitas tidak signifikan terhadap kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. soetomo periode tahun 2012-2017.

Tabel 5.17 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Obesitas Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Obesitas

Normal 54 85.7% 9 14.3% 63

0,842 Obes I 83 81.4% 19 18.6% 102 Obes II 12 85.7% 2 14.3% 14 Obes III 11 84.6% 2 15.4% 13

5.2.1.4 Kehamilan multipel

Pada kehamilan multipel yang terdiri dari dua kelumpok yaitu tidak

kehamilan multipel dan kehamilan multipel setelah dilakukan analisis dengan

menggunakan uji logistik bivariat didapatkan nilai p sebesar 0,653 dimana p<0,25,

jadi pada kehamilan multipel tidak significan terhadap kegagalan jahitan kompresi

metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017.

Tabel 5.18 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Kehamilan Multipel Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Kehamilan Multipel

Ya 25 86.2% 4 13.8% 29 0,653

Tidak 135 82.8% 28 17.2% 163

5.2.1.5 Diabetes Mellitus (DM)

Pada variabel penyakit penyerta maternal yaitu diabetes mellitus (DM) pada

kehamilan yang telah dibagi 2 kelompok yaitu DM dan tidak DM setelah dilakukan

uji logistik bivariat didapatkan besar p 0,999 dimana besar p akan disebut significan

Page 96: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

68 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bila p<0,25, maka dapat disimpulkan bila variabel DM tidak significan terhadap

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun

2012-2017.

Tabel 5.19 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Diabetes Mellitus Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

DM Tidak 151 82.5% 32 17.5% 183 0,999

Ya 9 100.0% 0 0.0% 9

5.2.1.6 Penyakit Jantung

Penyakit penyerta maternal yaitu penyakit jantung dalam kehamilan dibagi

menjadi dua kelompok, disertai dengan penyakit jantung dan tidak disertai penyakit

jantung, setelah dilakukan olah analisis dengan menggunakan uji logistik bivariat

didapatkan besar p 0,999 dimana besar p akan dianggap significan bila p<0,25 maka

dapat disimpulkan variabel penyakit penyerta maternal yaitu penyakit jantung tidak

signifikan terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr.

Soetomo periode tahun 2012-2017.

Tabel 5.20 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Penyakit Jantung Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Penyakit Jantung

Tidak 156 83.0% 32 17.0% 188 0,999 Ya 4 100.0% 0 0.0% 4

5.2.1.7 Anemia

Pada variabel anemia yang dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu tidak

anemia dan anemia setelah dilakukan uji statistik logistik bivariat didapatkan besar

p 0,002 dimana seharusnya p<025 maka pada variabel anemia signifikan terhadap

Page 97: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

69 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun

2012-2017, selain itu juga dilakukan penghitungan nilai mean didapatkan 9,5 , nilai

median 8,8 , nilai min 1 dan nilai maks 14,3.

Tabel 5.21 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Anemia Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value

Berhasil Gagal Anemia Tidak 68 95.8% 3 4.2% 71 0,002*

Ya 92 76.0% 29 24.0% 121

5.2.1.8 Hipertensi dalam kehamilan (HDK)

Hipertensi dalam kehamilan dikelompokkan menjadi dua tidak HDK dan

HDK dimana setelah dilakukan analisis dengan uji logistic bivariat didapatkan hasil

besar p 0,244, dari hasil ini signifikan terhadap kegagalan jahitan kompresi metode

surabaya di RSUD dr. seotomo periode tahun 2012-2017.

Tabel 5.22 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Penyakit Penyerta Maternal HDK Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

HDK Tidak 67 79.8% 17 20.2% 84 0,244* Ya 93 86.1% 15 13.9% 108

5.2.1.9 Infeksi

Penyakit penyerta maternal yaitu infeksi dikelompokkan dalam dua

kelompok yang tidak infeksi dan infeksi, dimana setelah dilakukan analisis dengan

uji statistik logistik bivariat didapatkan besar p 0,049, dimana nilai ini signifikan

terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo

periode tahun 2012-2017.

Page 98: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

70 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.23 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Infeksihdk Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value

Berhasil Gagal Infeksi Tidak 145 85.3% 25 14.7% 170

0,049* Ya 15 68.2% 7 31.8% 22

5.2.1.10 Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

Variabel penyakit penyerta maternal yaitu SLE dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu SLE dan tidak SLE dimana setelah dilakukan uji statistik logistik

bivariat didapatkan besar p 1,000 dengan tingkat kesalahan p<0,25, maka pada

variabel penyakit penyerta maternal yaitu SLE tidak signifikan terhadap kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. seotomo periode tahun 2012-2017.

Tabel 5.24 Tabulasi Silang Dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Penyakit Penyerta Maternal SLE Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

SLE Tidak 159 83.2% 32 16.8% 191 1,000 Ya 1 100.0% 0 0.0% 1

5.2.1.11 Jaundice of pregnancy

Jaundice of preganancy merupakan variabel dari faktor antepartum

penyakit penyerta maternal. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu tidak

jaundice dan jaundice.

Tabel 5.25 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Antepartum Jaundice Of Pregnancy Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Jaundice Tidak 153 82.7% 32 17.3% 185 0,999 Ya 7 100.0% 0 0.0% 7

Page 99: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

71 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dari hasil uji analisis logistik bivariat didapatkan hasil besar p 0,999 dimana

hasil ini tidak signifikan terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya

periode tahun 2012-2017.

5.2.2 Faktor Intrapartum

5.2.2.1 Metode Persalinan

Setelah dilakukan uji pada ketiga kelompok metode persalinan yaitu

pervaginam dan perabdominam (elektif dan emergency) didapatkan hasil besar p

0,096 dimana hasil ini signifikan dengan kegagalan jahitan kompresi metode

surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017 dengan tingkat kesalahan

p<0,25.

Tabel 5.26 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Intrapartum Mode Of Delivery pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value Berhasil Gagal

Metode Persalinan Pervaginam 13 68.4% 6 31.6% 19 0,096*

Elektif 11 84.6% 2 15.4% 13

Emergency 136 85.0% 24 15.0% 160

5.2.2.2 Induksi persalinan

Pada variabel intrapartum induksi persalinan dibagi menjadi dua kelompok

yaitu yang tidak mendapatkan induksi persalinan dan mendapatkan induksi

persalinan. Setelah dilakukan uji statistik logistik bivariat didapatkan hasil besar p

0,022 dengan tingkat kesalahan p<0,25, hasil ini signifikan dengan kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017.

Page 100: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

72 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 5.27 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Intrapartum Induksi Persalinan Pada Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value

Berhasil Gagal Induksi

persalinan Tidak 118 87.4% 17 12.6% 135

0,022* Ya 42 73.7% 15 26.3% 57

5.2.3 Faktor Postpartum

Interval jahitan kompresi metode surabaya pada kasus atonia uteri yang

terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam dibagi menjadi empat kelompok

yaitu <1jam, 1-2 jam, >2-7 jam dan >7jam dimana setelah dilakukan analisis

dengan uji statistik logistik bivariat didapatkan besar p 0,000 dengan tingkat

kesalahan p<0,25, maka pada variabel postpartum ini signifikan terhadap kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun 2012-2017.

Tabel 5.28 Tabulasi Silang dan Pengujian Bivariat Logistik Postpartum Interval Jahitan Kompresi Metode Surabaya pada Kasus Atonia Uteri Yang Terjadi Saat SC Dan Pasca Persalinan Pervaginam Terhadap Kegagalan Jahitan Kompresi Metode Surabaya Periode Tahun 2012-2017

Variabel Kategori Evaluasi B-lynch Total p value

Berhasil Gagal Interval jahitan

<1 jam 141 88.7% 18 11.3% 159

0,000* 1-2 jam 10 100.0% 0 0.0% 10

>2-7 jam 8 47.1% 9 52.9% 17 > 7 jam 1 16.7% 5 83.3% 6

5.3 Analisis Uji Logistik Multivariat

Hasil pengujian bivariat dengan tingkat kesalahan 0,25 sebagai screening

sebelum masuk ke multivariat diperoleh hasil ada 7 variabel yaitu umur, interval

jahitan kompresi, induksi persalinan, metode persalinan, infeksi, anemia dan HDK.

Untuk memastikan ketujuh variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun

Page 101: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

73 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012-2017 dilakukan pengujian ke multivariat dengan regresi logistik dengan

tingkat signifikansi 0,05.

Variabel umur, jahitan kompresi, induksi persalinan, metode persalinan,

infeksi, anemia, HDK yang memiliki tingkat signifikan dibawah 0,05 hanya

variabel interval jahitan kompresi uterus dan anemia. Jahitan kompresi uterus

kelompok 1-2 jam adalah memiliki nilai significansi 0,999 yang berarti pada

kelompok ini tidak berpengaruh signifikan terhadap kegagalan kahitan kompresi

metode surabaya.

Interval jahitan kompresi metode surabaya pada kelompok >2-7 jam

memiliki tingkat signifikansi 0,001 ini berarti interval jahitan kompresi uterus pada

kelompok ini berpengaruh signifikan terhadap kegagalan jahitan kompresi metode

surabaya di RSUD dr. soetomo periode tahun 2012-2017. Besarnya risiko interval

jahitan kompresi metode surabaya pada kelompok ini 6,78 kali (Confidence

Interval atau CI : 2.249-20.406) dibandingkan dengan interval jahitan kompresi

uterus pada kelompok <1jam.

Interval jahitan kompresi uterus pada kelompok > 7jam memiliki

signifikansi 0,004 ini berarti pada kelompok ini berpengaruh signifikan terhadap

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Soetomo periode tahun

2012-2017, besarnya risiko interval jahitan kompresi terhadap kegagalan jahitan

kompresi metode surabaya sebesar 25,450 kali (CI : 2.781 – 232.893) dibandingkan

pada kelompok <1jam. Arah koefisien yang bertanda positif menunjukkan apabila

pasien dengan interval jahitan kompresi uterus pada kelompok >2-7jam dan >7jam

maka pasien akan mengalami kegagalan jahitan kompresi metode surabaya. Dari

30 pasien yang gagal 26 pasien dengan metode persalinan perabdominam tipe

Page 102: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

74 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

emergency, 1 pasien tipe elektif dan 3 pasien pervaginam, menariknya pasien yang

lahir pervaginam ketiga pasien melahirkan dari rumah sakit rujukan dan dirujuk ke

RSUD dr. Soetomo Surabaya dengan diagnosis Perdarahan Pasca Persalinan

dengan interval post partum pervaginam > 2 - 7 jam.

Tabel 5.29 Pengujian Regresi Logistik Multivariat pada Faktor Postpartum Variabel Interval Jahitan kompresi

p Value OR Confidence Interval Lower Upper

<1 jam 0.000 1-2 jam -19.136 0.999 0.000 0.000 .

> 2- 7 jam 1.913 0.001 6.774 2.249 20.406 > 7 jam 3.237 0.004 25.450 2.781 232.893

Variabel antepartum yaitu penyakit penyerta maternal yang memiliki

tingkat signifikansi 0,016 adalah anemia, ini berarti anemia berpengaruh signifikan

terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya di RSUD dr. Seotomo

periode tahun 2012-2017. Dimana besarnnya risiko anemia terhadap kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya 4,78 kali (Confidance interval atau CI :1.343 –

17.038) dibandingkan tidak anemia. Arah koefisien yang bertanda positif

menunjukkan apabila pasien mengalami anemia maka pasien akan mengalami

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya.

Tabel 5.30 Pengujian Regresi Logistik Multivariat pada Faktor Antepartum Variabel Penyakit penyerta maternal

p Value OR Confidence Interval Lower Upper

Anemia 1.565 0.016 4.783 1.343 17.038

Page 103: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

75

BAB 6

PEMBAHASAN

Penyebab terbanyak perdarahan pasca persalinan pada tipe perdarahan

pasca persalinan awal (early postpartum haemorrhage) adalah atonia uteri, yaitu

gagalnya uterus berkontraksi secara adekuat setelah bayi lahir. Secara anatomis,

pembuluh darah miometrium melintas diantara anyaman sel-sel otot uterus dan

mekanisme awal hemostasis setelah persalinan adalah kontraksi miometrium yang

menyebabkan menutupnya pembuluh darah uterus. Gagalnya uterus berkontraksi

menyebabkan pembuluh darah miometrium tempat insersi plasenta terbuka

sehingga terjadilah perdarahan masif (Lalonde, 2012). Manajemen bedah yang

bertujuan mempertahankan uterus pada kasus perdarahan pasca persalinan yang

tidak merespon dengan pemberian obat –obatan uterotonika, termasuk massase

uterus yang telah diperkenalkan disertai penggunaan tampon atau balon intrauterin,

ligasi pada pembuluh darah yang mengaliri uterus (arteri uterina, arteri ovarika dan

hipogastrika) dan penjahitan kompresi uterus (B-lynch, 2005).

Penjahitan kompresi uterus pertama kali diperkenalkan oleh Chistopher B-

lynch pada tahun 1997, dan pada perkembangannya banyak metode jahitan

kompresi uterus yang digunakan, termasuk jahitan kompresi metode surabaya yang

dikembangkan oleh tim di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode ini berupa 3

jahitan vertikal pada uterus dengan cara menusukkan benang chromic no 2 pada 3

cm dari bawah irisan segmen bawah rahim (SBR), 4cm dari lateral kiri hingga

menembus dinding belakang SBR, kemudian dilakukan ikatan pada fundus uteri,

jarak antar jahitan vertikal 2-3 cm. Dengan penjahitan kompresi uterus, diharapkan

terjadi obliterasi pembuluh darah dan pembentukan bekuan darah, sehingga

Page 104: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

76 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

perdarahan segera berhenti. Pada periode Juli 2007 sampai dengan Agustus 2008

di RSUD dr. Soetomo Surabaya, metode ini telah diaplikasikan pada 8 kasus

perdarahan pasca persalinan dengan angka keberhasilan 100% (Sulistyono, 2009).

B-Lynch dalam pernyataannya (Perspectives on Postpartum Hemorrhage: Dr.

Christopher B-Lynch, 2010) sendiri juga menyatakan keberhasilan metode jahitan

kompresi uterus yang digunakannya sebesar 100%.

Hasil yang berbeda terdapat pada penelitian oleh Kayem (2011), dimana

terdapat beberapa kegagalan dari jahitan B-lynch (25% kasus) selama periode

September 2007 hingga Maret 2009 di seluruh sentral kesehatan ibu bersalin di

Inggris, dimana pasca kegagalan tersebut harus dilakukan histerektomi. Dalam

penelitian tersebut, muncul dugaan faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi

hasil kegagalan jahitan kompresi uterus seperti interval dilakukan jahitan kompresi,

usia, kehamilan multipel, body mass index, mode of delivery dan induksi persalinan.

Walaupun metode jahitan kompresi uterus yang diteliti dalam artikel tersebut tidak

sama, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antar metode yang dipilih. Lebih

dari separuh kasus dalam penelitian tersebut merupakan atonia uteri. Hasil akhir

penelitian tersebut menunjukkan faktor yang secara signifikan berpengaruh (OR>2)

adalah usia lebih dari sama dengan 35 tahun, multiparitas, kelompok ibu tidak

bekerja, persalinan pervaginam, dan pemanjangan interval antara terjadinya

perdarahan hingga dilakukannya jahitan uterus selama 2 sampai dengan 6 jam.

Dalam penelitian ini kami mengelompokkan kasus berdasarkan faktor

antepartum, yakni usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel, dan penyakit penyerta

maternal (Diabetes Mellitus, Hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung,

anemia, jaundice of pregnancy, SLE dan infeksi), faktor intrapartum yakni metode

Page 105: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

77 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

persalinan dan induksi persalinan, dan faktor postpartum yakni interval dilakukan

jahitan kompresi metode surabaya pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan

pasca persalinan pervaginam. Masing-masing faktor kami rangkum dari data rekam

medis untuk kemudian kami analisis perbedaan dan korelasinya.

Penelitian ini menggunakan desain case control dengan menggunakan

perbandingan 1:5 dimana 1 pasien untuk kasus gagal dan 5 untuk kasus pasien yang

berhasil. Perbandingan tersebut sesuai untuk yang kami ambil dan kondisi di

lapangan bahwa pasien yang telah berhasil lebih banyak ditemui dibandingkan

dengan yang gagal. Secara umum, keberhasilan jahitan kompresi metode surabaya

selama periode 2012-2017 di RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebesar 83,33% (160

kasus) dan kegagalan sebesar 16,67% (32 kasus).

Jahitan kompresi metode surabaya menjadi standar prosedur di RSUD dr.

Soetomo Surabaya untuk penanganan kasus perdarahan pasca persalinan oleh

karena atonia uteri bila manajemen non-bedah gagal sejak tahun 1997. Penelitian

ini dilakukan dengan mengambil data dari rekam medis dari kasus atonia uteri yang

mendapatkan jahitan kompresi metode surabaya periode tahun 2012-2017.

Uji logistik bivariat dilakukan pada seluruh variabel faktor penyerta

maternal baik antepartum, intrapartum maupun postpartum guna menapis

(screening) faktor-faktor yang signifikan. Nilai signifikansi ditetapkan pada p

<0,25, sehingga didapatkan beberapa faktor maternal yang tidak signifikan.

Sejumlah faktor yang memenuhi nilai p kemudian akan dimasukkan dalam analisis

multivariat dengan tingkat signifikansi (p) 0,05.

6.1 Karakteristik Umum Subyek Penelitian

Page 106: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

78 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Beberapa karakteristik dasar diketahui merupakan faktor risiko utama

terjadinya perdarahan pasca persalinan. Usia, paritas, obesitas, kehamilan multipel,

beberapa penyakit penyerta maternal, metode persalinan, induksi persalinan

tercakup dalam penelitian ini. Pada penelitian ini kelompok usia yang mengalami

perdarahan pasca persalinan oleh karena atonia uteri dan mendapatkan jahitan

kompresi metode surabaya didominasi pada kelompok usia 20-35 tahun (68,32%),

dan yang kedua pada kelompok >35 tahun (27,08%). Secara umum keberhasilan

didapatkan sebesar 81,7% dan kegagalan pada 18,3%. Bhuta (2015) mendapatkan

kelompok yang dilakukan B-Lynch didominasi usia <20 tahun (37,5%) sementara

pada penelitian Kayem (2011) didapatkan kelompok umur terbesar <35 tahun.

Perbedaan tata cara pengambilan sampel diperkirakan mempengaruhi hasil ini,

meskipun ketiga nya masih tergolong usia produktif.

Sebesar 95% kasus perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri terjadi

pada ibu multipara. Dari sejumlah itu sebanyak 83,1% termasuk dalam kelompok

dimana jahitan kompresi uterus dikatakan berhasil, sisanya 16,9% harus berlanjut

pada histerektomi. Sejalan dengan itu, penelitian Kayem dan Bhuta juga

menunjukkan lebih dari 50% responden yang dilakukan jahitan kompresi uterus

merupakan multipara, dengan penyebab utama atonia uteri yang refrakter.

Sementara pada kelompok Grande Multipara didapatkan sebesar (4,69%).

Obesitas didapatkan pada 71% kasus pada penelitian ini. Kelompok terbesar

adalah pada obesitas tingkat I (102 kasus; 53,1%). Kayem dalam penelitiannya

membagi berdasarkan indeks masa tubuh (body mass index, BMI), dimana BMI

terbanyak <30 (78,1%).

Page 107: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

79 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pada penelitian ini didapatkan 15,1% (29 kasus) dengan kehamilan

multipel. Sedangkan dari penelitian multisenter oleh Kayem, hanya didapatkan

9,5% dengan kehamilan multipel. Hasil yang serupa didapatkan Bhuta, dimana

studi dilakukan terhadap 21 kasus di satu senter selama periode 2 tahun.

Frekuensi penyakit penyerta maternal tertinggi adalah anemia (63,0%),

HDK (56,2%), infeksi (11,46%). Sementara untuk penyakit maternal lain berada di

bawah 10%. Masing-masing kasus, pada Diabetes Mellitus didapatkan pada 4,69%

kasus, penyakit jantung 2,0%, SLE 0,52%, jaundice 3,86%.

Karakteristik faktor intrapartum metode persalinan menunjukkan sebagian

besar kasus merupakan tindakan SC emergensi (83,33%), lalu persalinan

pervaginam (9,90%) dan SC elektif (6,77%). Sejalan dengan penelitian Kayem

yang didominasi persalinan SC (90,9%). Tingkat kegagalan tertinggi tindakan

jahitan kompresi metode surabaya didapatkan pada persalinan pervaginam (31,6%),

sementara pada tipe SC kegagalan didapatkan kurang dari 16%. Kayem juga

mendapatkan bahwa pada kasus persalinan pervaginam yang dilakukan jahitan

kompresi uterus mengalami kegagalan hampir 50% kasus.

Induksi persalinan dilakukan pada 57 kasus (29,69%). Sebesar 26,3%

diantaranya mengalami kegagalan jahitan kompresi metode surabaya. Sementara

untuk pasien yang tidak diinduksi persentase kegagalan sebesar 12,6%.

Sebanyak 159 kasus jahitan kompresi metode surabaya dalam penelitian

kami dilakukan kurang dari 1 jam pertama pasca kejadian atonia uteri baik setelah

SC maupun persalinan pervaginam dengan tingkat keberhasilan tindakan sebesar

88,7%. Pada 10 kasus yang dilakukan hingga interval waktu 2 jam pertama

memiliki angka keberhasilan 100%. Ketika interval waktu 2 jam terlewati,

Page 108: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

80 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

diketahui angka kegagalan semakin meningkat (tabel 5.27). Penundaan hingga 7

jam didapatkan kegagalan sebesar 52,9% dan lebih dari 7 jam menimbulkan

kegagalan sebesar 83,3%.

6.2 Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Metode

Surabaya dengan Faktor Antepartum

Uji logistik bivariat antara usia dengan kegagalan dan keberhasilan jahitan

kompresi uterus menunjukkan nilai p 0,238 (CI 75%). Screening awal ini kemudian

dimasukkan dalam uji regresi logistik multivariat dan dipastikan variabel usia tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jahitan kompresi metode surabaya

(p>0.05). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dikerjakan Kayem (2011)

dimana usia > 35 mempunyai risiko 3x lebih besar terjadinya kegagalan mengontrol

perdarahan pasca persalinan dan harus dilakukan histerektomi dibandingkan

dengan kelompok usia < 35 tahun. Atonia uteri pada kelompok usia > 35 tahun

terjadi karena kondisi miometrium dan tonus ototnya sudah tidak baik sehingga

menimbulkan kegagalan kompresi pembuluh darah pada tempat implantasi plasenta

yang mengakibatnya terjadinya perdarahan pasca persalinan (Manuaba, 2008).

Uji logistik bivariat antara keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi

uterus dengan paritas didapatkan besar nilai p 0,650 (signifikan pada p<0,25). Maka

pada variabel paritas tidak signifikan terhadap kegagalan jahitan kompresi metode

surabaya. Namun, Kayem (2011) mendapatkan multiparitas secara signifikan

meningkatkan resiko dilakukannya histerektomi sebesar 3 kali. Uterus yang telah

melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala

Page 109: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

81 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

persalinan, paritas tinggi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan

pasca persalinan (Manuaba, 2008).

Uji logistik bivariat antara obesitas dengan keberhasilan dan kegagalan

jahitan kompresi uterus menunjukkan nilai p 0,842 (signifikan pada p<0,25). Maka

obesitas termasuk dalam faktor antepartum yang tidak signifikan terhadap luaran

jahitan kompresi metode Surabaya. Obesitas berdasarkan studi Sebire et al

merupakan faktor risiko yang independen terhadap terjadinya perdarahan pasca

persalinan, disebutkan bahwa indeks massa tubuh lebih dari 30 hampir 50%

beresiko mengalami perdarahan pasca persalinan massif (lebih dari 1000 ml darah).

Pada penelitian ini paling tinggi pada kelompok pasien dengan obesitas grade I

yang terjadi perdarahan pasca persalinan dan mendapatkan jahitan kompresi

metode surabaya, dimana tingkat kegagalan jahitan kompresi metode Surabaya

didapatkan paling tinggi (18,6%). Kayem mendapatkan BMI sama atau lebih dari

30 tidak signifikan meningkatkan terjadinya kegagalan jahitan kompresi uterus.

Uji logistik bivariat antara kehamilan multipel dengan keberhasilan dan

kegagalan jahitan kompresi uterus menunjukkan nilai p 0,653 (signifikan pada

p<0,25). Maka variabel faktor antepartum yaitu kehamilan multipel tidak signifikan

terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya. Hal ini sesuai dengan

penelitian oleh Kayem (2011). Pada kehamilan multipel uterus teregang berlebihan

sehingga hal tersebut menyebabkan uterus tidak mampu segera berkontraksi sesaat

setelah plasenta lahir (Cunningham, 2005).

Berdasarkan uji logistik bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan

antara keberhasilan dan kegagalan jahitan kompresi metode Surabaya dengan

penyakit maternal anemia (p 0,002), HDK (p 0,244) dan infeksi (p 0,049). Ketiga

Page 110: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

82 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

variabel kemudian dianalisis dengan regresi logistik multivariat dan diketahui

variabel anemia secara signifikan mempengaruhi luaran jahitan kompresi metode

surabaya (p 0,016). Sedangkan HDK (p 0,579) dan infeksi (0,550) pada tingkat

signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Analisis lebih

lanjut untuk variabel anemia menunjukkan odds ratio (OR) sebesar 4,78 (CI 1,343

– 17,038). Hal ini dapat ditafsirkan adanya kondisi anemia pada ibu meningkatkan

resiko kegagalan jahitan kompresi metode surabaya sebanyak 4,78 kali.

Berdasarkan persentase, didapatkan 24% kasus atonia uteri dengan anemia

mengalami kegagalan tindakan. Nilai ambang (Cut off) berdasarkan rekomendasi

WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil (1) tidak anemia : > 11 g/dL, (2) anemia

ringan : 10-9 g/dL, (3) anemia sedang : 8-7 g/dL dan (4) anemia berat : < 7 g/dL

(WHO, 2011), dimana pada penelitian Lestarina pasien anemia berat memiliki

angka terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 16%. Hal ini disebabkan

seseorang yang menderita anemia memiliki sel darah merah lebih sedikit dari

jumlah yang dibutuhkan. Tanpa sel darah merah yang cukup, darah tidak dapat

menggumpal dan membeku (Manuaba, 2008). Anemia juga berkaitan dengan

disabilitas uterus yang merupakan penyebab langsung terjadinya perdarahan pasca

persalinan oleh karena atonia uteri. Pada pasien dengan anemia berat (Hb < 7 g/dL)

memiliki risiko 3 kali untuk dilakukan histerektomi dibandingkan dengan yang

tidak anemia (Frass, 2014).

Hipertensi dalam kehamilan (HDK) diantaranya termasuk preeklampsia,

preeklampsia berat dan eklampsia beserta komplikasinya. Dari sejumlah kasus

atonia uteri dengan HDK yang mendapatkan jahitan kompresi metode surabaya

sebesar 108 pasien(56,2%). Wanita hamil dengan preeklampsia memiliki risiko

Page 111: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

83 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 1,5 kali dibandingkan dengan yang

tidak preeklampsia (Joost, 2013). Pada pasien dengan preeklampsia-eklampsia

terjadi perubahan pada organ-organ penting didalam tubuh, salah satunya adalah

disfungsi sel endotel, yaitu kerusakan sel endotel sebagai akibat terpaparnya sel

sendotel oleh peroksida lemak yang bersifat toksik yang beredar ke seluruh tubuh

dan dapat merusak sel endotel, begitu pula sel endotel yang ada di uterus, sehingga

perlu diwaspadai adanya perdarahan pasca persalinan sebagai akibat kegagalan

miometrium berkontraksi, selain itu pemberian MgSO4 pada pasien preeklampsia

berat akan mengurangi kontraksi uterus (Saifuddin, 2010).

Kasus infeksi pada kehamilan salah satunya ditandai dengan peningkatan

leukosit. Pada kondisi hamil leukosit cenderung meningkat oleh karena stress

fisiologis yang ditimbulkan oleh penyesuaian tubuh terhadap kehamilan, bahwa

batas bawah leukosit pada kehamilan mencapai 6.000/uL sampai dengan

15.000/uL, dan akan kembali normal pada minggu ke empat pasca melahirkan

(Cunningham, 2005) serta dari pemeriksaan fisik didapatkan temp rectal > 38°C.

Risiko infeksi akan meningkatkan terjadinya perdarahan pasca persalinan,

dikarenakan setelah kala III, daerah bekas insersi plasenta banyak vena yang

ditutupi thrombus. Daerah ini merupakan tempat yang baik untuk tumbuhnya

kuman. Selain itu serviks yang mengalami perlukaan, vulva vagina dan perineum

merupakan tempat masuknya kuman-kuman patogen (Saifuddin, 2010). Infeksi

intra-amniotik merupakan salah satu faktor risiko terjadinya atonia uteri, yang pada

akhirnya menyebabkan perdarahan pasca persalinan (ACOG, 1998). Pada

penelitian ini pasien dengan infeksi dan dilakukan jahitan kompresi uterus

modifkasi surabaya sebanyak 22 dengan angka kegagalan 31,8%. Setelah dilakukan

Page 112: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

84 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

uji logistik bivariat didapatkan nilai p 0,049 hal ini signifikan dengan kegagalan

jahitan kompresi metode surabaya akan tetapi setalah dilakukan penghitungan

dalam regresi uji logistik multivariat variabel ini tdk signifikan dengan nilai p>0,05.

Potensi kelahiran bayi dengan fetal makrosomia (berat lahir 4000-4500

gram) dimiliki oleh ibu dengan riwayat diabetes mellitus. Hal ini meningkatkan

resiko terjadinya perdarahan pasca persalinan. Fetal makrosomia diketahui

merupakan komplikasi terjadinya lebih dari 50% dari penyakit diabetes mellitus

(Alsammani & Ahmed, 2012). Namun, pada penelitian ini kejadian pasien dengan

diabetes mellitus tidak secara signifikan mempengaruhi hasil tindakan jahitan

kompresi metode surabaya (p 0,999).

Pasien wanita hamil dengan penyakit jantung memiliki risiko tinggi

terjadinya perdarahan pasca persalinan, dikarenakan gangguan arus balik darah

yang masuk ke jantung (venous return). Puncaknya terjadi gangguan arus balik

pada umur kehamilan 28 minggu sampai dengan umur kehamilan 32 minggu,

kemudian akan berangsur normal dan akan mencapai puncak kembali pada saat

kala II dan selama 2 jam post partum (Cunningham, 2005). Pada penelitian ini

pasien yang memiliki penyakit jantung dan perdarahan pasca persalinan oleh karena

atonia uteri berhasil diatasi sebesar 100%, dimana setelah dilakukan penghitungan

uji logistik bivariat didapatkan nilai p 0,999. Kecilnya jumlah pasien yang

dikerjakan jahitan kompresi metode surabaya dikarenakan sebagian besar pasien

dengan penyakit jantung dikerjakan jahitan kompresi metode surabaya profilaksis.

Sedangkan pada penelitian ini jahitan kompresi metode surabaya profilaksis masuk

dalam kriteria eksklusi.

Page 113: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

85 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penyakit penyerta maternal lain pada faktor antepartum seperti SLE,

Jaundice of preganancy dalam penelitian ini didapatkan hasil yang tidak signifikan

terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya dengan nilai p masing

masing > 0,25 dengan uji logistik bivariat. Dari penelitian Sulistyono didapatkan

hasil dari 8 kasus yang dikerjakan jahitan kompresi metode surabaya 2 meninggal

oleh karena penyakit penyerta dasarnya seperti jaundice in pregnancy, DIC dan

HELLP syndrome. Kondisi kekurangan oksigen yang disebabkan oleh apapun

seperti penyakit parenkim paru dan kegagalan jantung memompa darah ke sirkulasi

menyebabkan penumpukan CO2 dan meningkatnya ion hidrogen pada jaringan

yang menyebabkan otot polos relaksasi sehingga pembuluh darah vasodilatasi dan

miometrium gagal atau tidak berkontraksi (Guyton & Hall, 2006).

6.3 Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Metode

Surabaya dengan Faktor Intrapartum

Faktor intrapartum yaitu mode of delivery berupa SC tipe emergensi dalam

suatu penelitian dikatakan akan meningkatkan 3,6 kali terjadinya perdarahan pasca

persalinan dibandingkan dengan persalinan pervaginam, sementara untuk SC tipe

elektif akan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar

2,4 kali daripada persalinan pervaginam (Alzirqi, 2008). Dari penelitian ini

didapatkan hasil yang signifikan pada uji bivariat untuk variabel metode persalinan

terhadap kegagalan jahitan kompresi metode surabaya dengan nilai p 0,096, akan

tetapi setelah dibawa ke uji regresi logistik multivariat didapatkan hasil yang tidak

signifikan yaitu p > 0,05. Kayem dalam analisanya mendapatkan OR sebesar 6,08

kali perlunya dilakukan histerektomi pada kasus atonia uteri yang terjadi setelah

Page 114: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

86 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

persalinan pervaginam. Menurut alasan yang diungkapkan hal ini kemungkinan

dikarenakan adanya keengganan untuk melakukan tindakan yang lebih invasif

pasca persalinan pervaginam. Tenaga medis lebih memilih untuk mengatasi

perdarahan pasca persalinan secara non-bedah terlebih dahulu dan hanya

melakukan jahitan kompresi pada perdarahan yang benar-benar masif.

Dari 57 pasien yang dilakukan induksi dan terjadi perdarahan pasca

persalinan oleh karena atonia uteri kemudian dilakukan jahitan kompresi metode

surabaya sekitar 26,3% mengalami kegagalan dimana setelah dilakukan pengujian

statistik logistik bivariat didapatkan nilai p 0,022 hal ini signifikan terhadap

kegagalan jahitan kompresi metode surabaya, akan tetapi setelah dilanjutkan

dianalisis dengan regresi logistik multivariat untuk mencari seberapa besar

hubungan induksi persalinan dengan kegagalan jahitan kompresi metode surabaya

didapatkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05). Kelompok induksi persalinan

memiliki risiko terjadinya perdarahan pasca persalinan sebesar 1,8 kali

dibandingkan dengan tidak dilakukan induksi (Zirqi, 2009). Kayem (2011) dalam

penelitiannya mendapatkan dilakukannya induksi tidak berkorelasi dengan

kejadian histerektomi Pada kasus persalinan macet atau lama, ibu kelelahan dan

mengakibatkan peningkatan adenosin dan asam laktat. Peningkatan zat ini

menyebabkan peningkatan ion kalium, mengurangi konsentrasi ion kalsium

sehingga kontraksi otot polos terganggu (Guyton & Hall, 2006).

6.4 Hubungan Keberhasilan dan Kegagalan Jahitan Kompresi Metode

Surabaya dengan Faktor Postpartum

Page 115: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

87 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Interval waktu antara dilakukannya jahitan kompresi metode surabaya

dengan kejadian atonia uteri saat SC maupun pasca persalinan pervaginam

merupakan faktor postpartum yang diduga berkorelasi dengan hasil akhir jahitan

kompresi metode surabaya. Melalui analisis bivariat (signifikan pada p<0,25)

didapatkan perbedaan yang signifikan antara interval waktu 1-2 jam, lebih dari 2

hingga 7 jam dan di atas 7 jam. Analisis lebih lanjut dengan uji regresi logistik

multivariat (signifikan pada p<0,05) menunjukkan hal serupa (tabel 5.28). Maka

dapat dikatakan faktor postpartum interval waktu hingga dilakukannya jahitan

kompresi uterus mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kegagalan jahitan

kompresi metode surabaya.

Analisis kekuatan korelasi didapatkan risiko kegagalan 6,7 kali ketika

jahitan kompresi dilakukan dalam lebih dari 2 hingga 7 jam (p 0,001; CI : 2.249-

20.406) dan resiko kegagalan sebesar 25 kali (p 0,004; CI : 2.781 – 232.893) ketika

dilakukan penundaan hingga >7 jam dibandingkan ketika dilakukan pada kurang

dari 1 jam pertama bahkan hingga 2 jam pertama. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kayem dimana penundaaan berkepanjangan 2 hingga 6 jam

antara kejadian atonia uteri dengan jahitan kompresi uterus akan meningkatkan

sebanyak 4 kali perlunya dilakukan histerektomi.

Penundaan dilakukan jahitan kompresi metode surabaya ini diduga terkait

dengan proses biomolekuler. Pada kontraksi myometrium uterus mencit New

Zealand yang dilakukan jahitan kompresi uterus metode surabaya diketahui

densitas kalsium intraseluler dan ekspresi L-type calcium channel, PAR-1 dan HSP-

27 yang diperiksa secara imunohistokimia mengalami peningkatan bermakna pada

½ jam dan 1 jam, kemudian plateau pada jam ke-2, dan selebihnya plateau lagi atau

Page 116: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

88 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menurun pada jam ke 24 dibandingkan dengan kontrol. Pada saat terjadi

peningkatan diperkirakan kontraksi myometrium ikut meningkat, demikian pula

sebaliknya (Sulistyono, 2012).

Senada dengan yang diuangkapkan B-lynch (2010) bahwa pada penelitian

kami penyebab penundaan dilakukan jahitan kompresi uterus dikarenakan beberapa

hal seperti proses rujukan yang memakan waktu cukup lama, observasi dari

operator dalam menentukan pengambilan keputusan dan faktor pemilihan jenis

benang, alat serta kurangnya ketrampilan operator dalam mengerjakan jahitan

kompresi metode surabaya mempunyai pengaruh terhadap kegagalan jahitan

kompresi uterus.

Page 117: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

89

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Pada hasil penelitian ini didapatkan hubungan kegagalan jahitan kompresi

metode surabaya pada kasus atonia uteri di RSUD dr. Soetomo Surabaya periode

tahun 2012-2017 dengan faktor :

(1) Antepartum : usia, paritas, obesitas, kehamilan multiple tidak didapatkan

hubungan yang signifikan, sedangkan pada penyakit penyerta maternal :

DM, HDK, penyakit jantung, jaundice of preganancy, SLE dan infeksi juga

tidak didapatkan hubungan yang signifikan terhadap kegagalan jahitan

kompresi uterus metode surabaya sementara anemia risiko kegagalannya

4,7 kali dibandingkan dengan tidak anemia.

(2) Intrapartum : Tidak didapatkan hubungan yang signifikan pada metode

persalinan dan induksi persalinan.

(3) Postpartum : Tidak didapatkan beda bermakna pada jahitan kompresi <1

jam dan 1-2 jam terhadap kegagalan jahitan kompresi uterus metode

surabaya, sementara pada kelompok penundaan < 2-7 jam risiko

kegagalannya 6,7 kali dan kelompok penundaan > 7 jam risiko

kegagalannya 25 kali dibandingkan dengan kelompok yang dilakukan

jahitan kompresi uterus < 1 jam.

7.2 Saran

7.2.1 Untuk klinisi dan keilmuan

Page 118: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

90 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

x Penelitian sejenis dapat dikerjakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

kegagalan yang lain supaya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan dalam menentukan preservasi uterus atau dengan

langkah langsung yang lebih agresif yaitu histerektomi untuk penanganan

kasus perdarahan pasca persalinan oleh karena atonia uteri.

x Penelitian prospektif dengan menggunakan variabel faktor yang sama

bisa dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya

7.2.2 Untuk masyarakat

x Bahwasannya semua ibu hamil mempunyai faktor risiko tinggi untuk

terjadinya kasus perdarahan pasca persalinan, oleh karena itu disarankan

untuk melakukan pemeriksaan antepartum (antepartum care) rutin di

fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah.

x Perdarahan pasca persalinan adalah kasus yang tidak pernah bisa

diprediksi, maka dibutuhkan kerja tim dalam penanganannya.

Page 119: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

91 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

AbdRabbo, S. A. (1994). Stepwise Uterine Devascularization : A Novel Technique

for Management of Uncontrollable Postpartum Hemorrhage with Preservation of the Uterus. Am J Obstet Gynecol(171), 694-700.

Akhter, S., Laila, R., & Zabeen, F. (2003). Use of a Condom to Control Massive Postpartum Hemorrhage. Retrieved from Medscape General Medicine: www.medscape.com

Al-Zirqi, I., Vangen, S., Forsen, L., & Stray-Pedersen, B. (2008). Prevalence and Risk Factors of Severe Obstetric Haemorrhage. BJOG, 1265-72.

Al-Zirqi, I., Vangen, S., Forsen, L., & Stray-Pedersen, B. (2009). Effects on Onset of Labor and Mode of Delivery on Severe Postpartum Hemorrhage. Am J Obstet Gynecol, 201, p.273.e1-9.

Alsammani, M.A., Ahmed, S.R. (2012). Fetal and Maternal Outcomes in Pregnancies Complicated with Fetal Macrosomia. North American Journal of Medical Sciences, 4 (6), p.283

Altenstadt, J. v., Hukkelhoven, C., Roosmalen, J. v., & Bloemenkamp, K. (2013). Pre-Eclampsia Increases the Risk of Postpartum Haemorrhage: A Nationwide Cohort Study in The Netherlands. PLoS ONE, 8(12), doi:10.1371/jpurnal.poe.0081959.

Angsar, M. D. (1995). Hipertensi dalam Kehamilan. Surabaya: Lab UPF Obstetri dan Ginekologi FK UNAIR RSUD dr. Soetomo .

Ashigbie, P. (2013). Postpartum Haemorrhage. In S. Tanna, Priority Medicines for Europe and the World "A Public Health Approace to Innovation" Update on 2004 Background Paper (pp. 6.16-1-35).

Baskett, T.F., Calder, A.A., and Arulkumaran, S. (2014). Munro Kerr's Operative Obstetrics E-Book. Elsevier Health Sciences.

B-Lynch, C. (1997). The B-Lynch Surgical Technique for the Control of Massive Postpartum Haemorrhage: An Alternative to Hysterectomy? Five Cases Reported. British Journal of Obstetrics and Gynecology, 104, 372-375.

B-Lynch, C., & Shah, H. (2006). Conservative Surgical Management. In C. B-Lynch, Textbook of Postpartum Hemmorhage (pp. 433-440). UK: Sapiens.

Bhutta, F., Bhutta, M. M., Bhutta, J., Ali, R., Tahir, S., & Aleem, M. (2015). "A Stich in Time, Saves Life"; Should B-Lynch Suture be the First Line Surgical Option for Control of Massive Primary PPH due to Refractory Uterine Atony? An Experience at DI.H.Q Hospital Faisalabad. APMC, 71-78.

Boynukalin, F. K., & Aral, A. I. (2014, January 27). Characteristics of Women with Postpartum Hemorrhage Who Do Not Respond to B-Lynch Suture and Require Hysterectomy. Maternal-Fetal Medicine and Perinatology, 20, 20-23.

Page 120: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

92 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Cauldwell, M., Klemperer, K. V., Uebing, A., Swan, L., Steer, P., Gatzoulis, M., & Johnson, M. (2016, September 1). Why is Post-partum Haemorrhage More Common inWomen With Congenital Heart Disease? Int J Cardiol(218), 285-290.

Carroli, G., & Gulmezoglu, M. (2008, December). Epidemiology of Post Partum Haemorrhage: A Systemic Review. Best Practice and Research Clinical Obstetric & Gynaecology, 22(6), 999-1012.

Committee on Practice Bulletin. (2017, October). Postpartum Hemorrhage. ACOG Practice Bulletin, pp. e168-186.

Cunningham, F., Leveno, K., Bloom, S., Hauth, J., III, L. G., & Wenstrom, K. (2005). William Obstetrics. New York-Toronto: McGraw-Hill Medical Publishing Division.

Das, B., & Clark, S. (2004). Sepsis and Postpartum Hemorrhage. Retrieved April 2018, from AOGM: http://www.aogm.org.mo/assets/Uploads/aogm/PPH-files/PPH-Chap-44.pdf

Dewi. Definisi Bedah Sesar Bab II, 2015;8-28.Universitas Diponegoro.http://eprints.undip.ac.id>Yana. Cited on * Mei 2018.

El-Hamamy, E., & Lynch, C. B. (2009, July 02). A Worldwide Review of the Uses of the Uterine Compression Suture Techniques as Alternative to Hysterectomy in the Management of Severe Post-Partum Haemorrhage. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 25(2), 143-149.

Endriyana. Komitmen bersama Untuk Minimalisir Angka Kematian Ibu di Kota Surabaya. Dinas Kesehatan Kota Surabaya, December 2010. http://www.dinkes.surabaya.go.id>portal>berita. Cited on 21 April 2018.

Frass, K. A. (2015). Postpartum Hemorrhage is Related to the Hemoglobin Levels at Labor: Observational Study. Retrieved from http://dx.doi.org/10/1016/j.ajme.2014.12.002

Greenfield, M., & Kominiarek, M. A. (2008). Postpartum Hemorrhage. Hospital Physician Obstetrics and Gynecology Board Review Manual, 11.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Contraction and Excitation of Smooth Muscle. In A. C. Guyton, & J. E. Hall, Textbook of Medical Physiology (pp. 92-99). Philadelphia: Elsevier Saunders.

Hackethal, A., Brueggmann, D., Oehmke, F., Tinneberg, H.-R., Zygmunt, M., & Muenstedt, K. (2008). Uterine Compression U-Sutures in Primary Postpartum Hemorrhage After Cesarean Section: Fertility Preservation with a Simple and Effective Technique. Human Reproduction, 23(1), 74-79.

Harding, M. (2015, January 2). Postpartum Haemorrhage. Retrieved April 2018, from https://patient.info/doctor/postpartum-haemorrhag

Hofmeyr, G., Abdel-Aleem, H., & Abdel-Aleem, M. (2008, July 16). Uterine Massage for Preventing Postpartum Haemorrhage. Cochrane Database Syst Rev, 3, CD006431.

Page 121: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

93 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

James, A. H., McLintock, C., & Lockhart, E. (2012). Postpartum Hemorrhage: When Uterotonics and Sutures Fail. THSNA Meeting Proceedings, Wiley Periodicals, Inc., 87, pp. 16-22.

Jekti, R. P., & Suarthana, E. (2011). Risk Factors of Post Partum Haemorrhage in Indonesia. Health Science Indones, 2, 66-70.

Kasap, B., Akbaba, E., Öner, G., Küçük, M., Akın, M. N., Öztürk, N. T., & Koçman, R. D. (2016, March). Evaluation of Patients with Postpartum Hemorrhage Patients in a University-Affiliated Tertiary Care Hospital. The Medical Bulletin of Haseki Training and Research Hospital, pp. 13-18.

Kayem, G., Kurinczuk, J. J., Alfirevic, Z., Spark, P., Brocklehurst, P., & Knight, M. (2011, January). Uterine Compression Sutures for the Management of Severe Postpartum Hemorrhage. The American College of Obstetricians and Gynecologists, 117(1), 14-20.

Kementrian kesehatan. Capaian Kinerja Kemenkes Republik Indonesia tahun 2015-2017.http://www.depkes.go.id. Cited on 6 April 2018.

Lalonde, A., Okong, P., Bhutta, S. Z., Adrien, L., Stones, W., Fuchtner, C., . . . Dadelszen, P. v. (2012). Prevention and Treatment of Postpartum Hemorrhage in Low-Resource Settings. International Journal of Gynecology and Obstetrics, 117, 108-118.

Liu, S., Mathur, M., & Tagore, S. (2014, July). Complications and Pregnancy Outcome Following Uterine Compression Suture for Postpartum Haemorrhage: A Single Centre Experience. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 34, 383-386.

Manuaba, Ida BG. (2008). Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan keluarga berencana. Buku kedokteran EGC : Jakarta

Marasinghe, J. P., Condous, G., Seneviratne, H. R., & Marasinghe, U. (2011). Modified Anchored B-Lynch Uterine Compression Suture for Post Partum Bleeding with Uterine Atony. ACTA Obstetricia et Gynecologica, pp. 280-283.

Muzakkar, M., Sulistyono, A., & Widjiati. (2012, April). Perbedaan Ekspresi Trombin dan Connexin 43 Uterus Kelinci New Zealand setelah Dilakukan Penjahitan Kompresi Uterus Pasca Persalinan Sesar Sebagai Model Penjahitan B-Lynch Modifikasi Surabaya. Majalah Obstetri & Ginekologi, 20(1), pp. 1-7.

Neelam, N., & Kumar, S. J. (2010, April). B-Lynch Suture - An Experience. J Obstet Gynecol India, 60(2), 128-134.

Oliveira, D. d., & Mandu, E. N. (2015). Women with High-Risk Pregnancy: Experiences and Perceptions of Needs and Care. Retrieved April 2018, from http://www.scielo.br/pdf/ean/en_1414.

Page 122: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

94 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Palupi, D. D., & Indawati, R. (2014, Desember). Faktor Risiko Kematian Ibu dengan Preeklampsia/Eklampsia dan Perdarahan di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 3(2), 107-113.

Penn, Z. (2001). Indication for Caesarean Section. Best Practice and Research Clinical Obstetric & Gynecology, 15(1), 1-15.

Royal College of Obstetrics and Gynecology (RCOG). Prevention and management of post-partum hemorrhage. Green Top Guidelines No. 52 2011.

Saifuddin, A. B. (2010). Ilmu Kebidanan (Vol. IV). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saroja, C., Nankani, A., & El-Hamamy, E. (2010). Uterine Compression Sutures, An Update: Review of Efficacy, Safety and Complications of B-Lynch Suture and Other Uterine Compression Techniques for Postpartum Haemorrhage. Archives of Gynecology and Obstetrics, 281(4), 581-588.

Satia, M. N., & More, V. S. (2016). Uterine Necrosis in a Case of B-Lynch Suture. Int J Reprod, Contracept, Obstet and Gynecol, 5, 2466-9.

Satyoputro, T.D. (2018). Penerapan Data Indikator Mutu PONEK Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan Maternal Neonatal di RSUD dr. Soetomo Surabaya Bulan Januari-Desember 2017. Surabaya:SMF Obs-Gyn, FK UNAIR

Schuurmans, N., MacKinnon, C., Lane, C., & Etches, D. (2000, April). Prevention and Management of Postpartum Haemorrhage. SOGC Clinical Practice Guidelines, pp. 1-11.

Sebire, N., Jolly, M., Harris, J., Wadsworth, J., Joffe, M., Beard, R., . . . Robinson, S. (2001). Maternal Obesity and Pregnancy Outcome: a Study of 287213 Pregnancies in London. International Journal of Obesity, 25, 1175-1182.

Setiyono, A., Aziz, A., Sulistyono, A., & Mose, J. C. (2015). Pereira Suture: an Alternative Compression Suture to Treat Uterine Atony. Indones J Obstet Gynecol, 3, 177-182.

Somalwar, S. A., Joshi, S. A., Bhalerao, A. V., & Kawthalkar, A. S. (2012). Total Uterine Necrosis: A Complication of B-Lynch Suture. J South Asian Feder Obst Gynae, 1, 61-63.

Sulistyono, A., Gultom, E. S., Dachlan, E. G., & Prabowo, P. (2010). Conservative Surgical Management of Postpartum Hemorrhage (PPH) Using 'Surabaya Method' (Modified B-Lynch Compression Suture). Indones J Obstet Gynecol, 108-13.

Sulistyono, A. (2012). Peningkatan L-Type Calcium Channel, Kalsium Intraseluler, PAR-1 dan HSP-27 pada Uterus Kelinci New Zealand yang Dilakukan Penjahitan Modifikasi Surabaya (Kajian Biomolekuler pada Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan Karena Atonia Uteri). Universitas Airlangga, Program Pascasarjana. Surabaya: Universitas Airlangga.

Page 123: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

95 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

WHO. Recommendations for The Prevention and Treatment of Post Partum Haemorrhage. World health Organisation library in Publication Data 2012. http://www.who.int/reproductivehealth/publication/maternal-perinatal. Cited on 21 April 2018.

Wiknyosastro H,2005. Ilmu Kebidanan Edisi 7, Yayasan Bina Pustaka.

Tokushige, Y., Iwami, S., Nonogaki, T., Shibayama, T., Shimada, T., & Minamiguchi, S. (2017). Case Report of a Pregnant Patient with Systemic Lupus Erythematosus with Uterine Atony and very Thin Myometrium with Uterine Fibrosis. doi: 10.1002/ijgo.121 18.

Page 124: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

96 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Mei

2018

Juni

2018

Juli

2018

Agustus

2018

September

2018

Oktober

2018

Penyusunan

Proposal

Pengurusan

Laik Etik

Pelaksanaan

Penelitian

Analisa

Data

Penyusunan

Karya

Akhir

Page 125: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

97 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 2 Dummy Table

Faktor Risiko Maternal B-Lynch Modif Surabaya

p-Value

OR

Gagal Berhasil Usia <20

20-35 >35

Paritas Multipara Grande Multi

Obesitas Normal Obes I Obes II Obes III

Anemia dalam kehamilan Ya Tidak

Kehamilan Multiple Ya Tidak

DM Ya Tidak

Hipertensi Dalam Kehamilan Ya Tidak

Peny Jantung Ya Tidak

Infeksi Ya Tidak

Mode of delivery Pervaginam Perabdominam

Induksi Persalinan Induksi Tidak Induksi

Interval tindakan jahitan kompresi metode surabaya pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam

<1 jam 1-2 jam >2-7 jam >7jam

Page 126: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

98 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 3 Lembar Pengumpul Data

IDENTITAS

Nama :

No Reg :

Alamat / telp :

Asal Rujukan :

Umur :

Pendidikan :

MRS :

Diagnosis :

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

PEMERIKSAAN FISIK:

TB: ______cm BB: ______kg BMI: __________

TD sistolik: __________mmHg TD diastolik: __________mmHg

PEMERIKSAAN LAB :

x Hb : x Leukosit : x Trombosit :

Page 127: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

99 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Faktor Antepartum

x Umur : 1. <20 th / 2. 20-35 th / 3. > 35 th x Paritas : 1. Multipara / 2. Grandemulti x Obesitas : 1. Normal / 2. Obes grade I / 3. Obes grade II / 3. Obes grade III x Kehamilan Multipel : 1. Ya / 2. Tidak x Penyakit penyerta maternal : 1. DM / 2. Peny Jantung / 3. Anemia / 4. HDK

/ 5. Infeksi / 6. SLE / 7. Jaundice of pregnancy

Faktor Intrapartum

x Mode of delivery : 1. Pervaginam / 2. Perabdominam: a. Elektif b. Emergency x Induksi persalinan : 1. Ya / 2. Tidak

Bila Ya, indikasi …………………………………………………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..

Faktor Postpartum

x Interval tindakan jahitan komprsi metode Surabaya pada kasus atonia uteri yang terjadi saat SC dan pasca persalinan pervaginam : 1. <1 jam / 2. 1-2 jam / 3. > 2-7 jam / 4. > 7 jam

x Tambahan tindakan : 1. Ligasi a uterina / 2. Jahitan Cho / 3. Histerektomi x Bila dilakukan histerektomi indikasinya :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

x Interval dikerjakan jahitan kompresi metode Surabaya dengan histerektomi : 1. <1 jam / 2. 1-2 jam / 3. > 2-7 jam / 4. > 7 jam

x Komplikasi post jahitan kompresi metode Surabaya : 1. Ya / 2. Tidak x Jelaskan :

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Page 128: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

100 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lampiran 4 Analisis Statistik

Frequencies Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 20 tahun 9 4.7 4.7 4.7

20 -35 tahun 131 68.2 68.2 72.9

> 35 tahun 52 27.1 27.1 100.0

Total 192 100.0 100.0

Paritas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid MultiPara 183 95.3 95.3 95.3

GrandeMulti 9 4.7 4.7 100.0

Total 192 100.0 100.0

Obesitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Normal 63 32.8 32.8 32.8

Obes I 102 53.1 53.1 85.9

Obes II 14 7.3 7.3 93.2

Obes III 13 6.8 6.8 100.0

Total 192 100.0 100.0

Kehamilan multiple

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Ya 29 15.1 15.1 15.1

Tidak 163 84.9 84.9 100.0

Total 192 100.0 100.0

Page 129: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

101 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DM

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 183 95.3 95.3 95.3

Ya 9 4.7 4.7 100.0

Total 192 100.0 100.0

Jantung

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 188 97.9 97.9 97.9 Ya 4 2.1 2.1 100.0

Total 192 100.0 100.0

Anemia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 71 37.0 37.0 37.0

Ya 121 63.0 63.0 100.0

Total 192 100.0 100.0

HDK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 84 43.8 43.8 43.8

Ya 108 56.3 56.3 100.0

Total 192 100.0 100.0

Infeksi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 170 88.5 88.5 88.5

Ya 22 11.5 11.5 100.0

Total 192 100.0 100.0

SLE

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 191 99.5 99.5 99.5

Ya 1 .5 .5 100.0

Total 192 100.0 100.0

Page 130: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

102 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jaundice

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 185 96.4 96.4 96.4

Ya 7 3.6 3.6 100.0

Total 192 100.0 100.0

Mode of Delivery

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Pervaginam 19 9.9 9.9 9.9 Elektif 13 6.8 6.8 16.7

Emergency 160 83.3 83.3 100.0

Total 192 100.0 100.0

Induksi Persalinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak 135 70.3 70.3 70.3

Ya 57 29.7 29.7 100.0

Total 192 100.0 100.0

Jahitan Kompresi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid <1 jam 159 82.8 82.8 82.8

1-2 jam 10 5.2 5.2 88.0

>2-7 jam 17 8.9 8.9 96.9

> 7 jam 6 3.1 3.1 100.0

Total 192 100.0 100.0

Dikerjakan B_Lynch

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid RS Mutiara Hati Mojokerto 1 .5 .5 .5

RSDS 183 95.3 95.3 95.8

RSUD Bangkalan 3 1.6 1.6 97.4

RSUD dr Soewandhie 1 .5 .5 97.9

RSUD Koesma Tuban 1 .5 .5 98.4

RSUD Sidoarjo 3 1.6 1.6 100.0

Total 192 100.0 100.0

Page 131: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

103 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Evaluasi B_lynch

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Berhasil 160 83.3 83.3 83.3

Gagal 32 16.7 16.7 100.0

Total 192 100.0 100.0

Crosstabs

Umur * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Umur < 20 tahun Count 7 2 9

% within Umur 77.8% 22.2% 100.0%

20 -35 tahun Count 107 24 131

% within Umur 81.7% 18.3% 100.0%

> 35 tahun Count 46 6 52

% within Umur 88.5% 11.5% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Umur 83.3% 16.7% 100.0%

Paritas * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Paritas MultiPara Count 152 31 183

% within Paritas 83.1% 16.9% 100.0%

GrandeMulti Count 8 1 9

% within Paritas 88.9% 11.1% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Paritas 83.3% 16.7% 100.0%

Page 132: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

104 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Obesitas * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Obesitas Normal Count 54 9 63

% within Obesitas 85.7% 14.3% 100.0%

Obes I Count 83 19 102

% within Obesitas 81.4% 18.6% 100.0%

Obes II Count 12 2 14

% within Obesitas 85.7% 14.3% 100.0%

Obes III Count 11 2 13

% within Obesitas 84.6% 15.4% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Obesitas 83.3% 16.7% 100.0%

Kehamilan multiple * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal Kehamilan multiple Ya Count 25 4 29

% within Kehamilan multiple 86.2% 13.8% 100.0%

Tidak Count 135 28 163

% within Kehamilan multiple 82.8% 17.2% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Kehamilan multiple 83.3% 16.7% 100.0%

DM * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

DM Tidak Count 151 32 183

% within DM 82.5% 17.5% 100.0%

Ya Count 9 0 9

% within DM 100.0% .0% 100.0% Total Count 160 32 192

% within DM 83.3% 16.7% 100.0%

Page 133: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

105 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jantung * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Jantung Tidak Count 156 32 188

% within Jantung 83.0% 17.0% 100.0%

Ya Count 4 0 4

% within Jantung 100.0% .0% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Jantung 83.3% 16.7% 100.0%

Anemia * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Anemia Tidak Count 68 3 71

% within Anemia 95.8% 4.2% 100.0%

Ya Count 92 29 121

% within Anemia 76.0% 24.0% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Anemia 83.3% 16.7% 100.0%

HDK * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

HDK Tidak Count 67 17 84

% within HDK 79.8% 20.2% 100.0%

Ya Count 93 15 108

% within HDK 86.1% 13.9% 100.0% Total Count 160 32 192

% within HDK 83.3% 16.7% 100.0%

Infeksi * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal Infeksi Tidak Count 145 25 170

% within Infeksi 85.3% 14.7% 100.0%

Ya Count 15 7 22

% within Infeksi 68.2% 31.8% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Infeksi 83.3% 16.7% 100.0%

Page 134: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

106 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SLE * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

SLE Tidak Count 159 32 191

% within SLE 83.2% 16.8% 100.0%

Ya Count 1 0 1

% within SLE 100.0% .0% 100.0% Total Count 160 32 192

% within SLE 83.3% 16.7% 100.0%

Jaundice * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Jaundice Tidak Count 153 32 185

% within Jaundice 82.7% 17.3% 100.0%

Ya Count 7 0 7

% within Jaundice 100.0% .0% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Jaundice 83.3% 16.7% 100.0%

Mode of Delivery * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Mode of Delivery Pervaginam Count 13 6 19

% within Mode of Delivery 68.4% 31.6% 100.0%

Elektif Count 11 2 13

% within Mode of Delivery 84.6% 15.4% 100.0%

Emergency Count 136 24 160

% within Mode of Delivery 85.0% 15.0% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Mode of Delivery 83.3% 16.7% 100.0%

Induksi Persalinan * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Induksi Persalinan Tidak Count 118 17 135

% within Induksi Persalinan 87.4% 12.6% 100.0%

Ya Count 42 15 57

% within Induksi Persalinan 73.7% 26.3% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Induksi Persalinan 83.3% 16.7% 100.0%

Page 135: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

107 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jahitan Kompresi * Evaluasi B_lynch Crosstabulation

Evaluasi B_lynch

Total Berhasil Gagal

Jahitan Kompresi <1 jam Count 141 18 159

% within Jahitan Kompresi 88.7% 11.3% 100.0%

1-2 jam Count 10 0 10

% within Jahitan Kompresi 100.0% .0% 100.0%

>2-7 jam Count 8 9 17

% within Jahitan Kompresi 47.1% 52.9% 100.0%

> 7 jam Count 1 5 6

% within Jahitan Kompresi 16.7% 83.3% 100.0% Total Count 160 32 192

% within Jahitan Kompresi 83.3% 16.7% 100.0%

Page 136: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

88

UMUR Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Umur 1.405 1 .236

Overall Statistics 1.405 1 .236

Block 1: Method = Enter

Page 137: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

109 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.429 1 .232

Block 1.429 1 .232

Model 1.429 1 .232

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 171.587a .007 .012

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Umur -.456 .386 1.393 1 .238 .634

Constant -.614 .851 .519 1 .471 .541

a. Variable(s) entered on step 1: Umur.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Umur .297 1.352

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Umur.

Page 138: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

110 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PARITAS Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Paritas .210 1 .647

Overall Statistics .210 1 .647

Block 1: Method = Enter

Page 139: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

111 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step .231 1 .630

Block .231 1 .630

Model .231 1 .630

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 172.784a .001 .002

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Paritas -.490 1.079 .206 1 .650 .613

Constant -1.100 1.132 .946 1 .331 .333

a. Variable(s) entered on step 1: Paritas.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Paritas .074 5.078

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Paritas.

Page 140: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

112 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

OBESITAS Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Obesitas .040 1 .842

Overall Statistics .040 1 .842

Block 1: Method = Enter

Page 141: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

113 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step .039 1 .843

Block .039 1 .843

Model .039 1 .843

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 172.976a .000 .000

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Obesitas .047 .236 .040 1 .842 1.048

Constant -1.698 .489 12.083 1 .001 .183

a. Variable(s) entered on step 1: Obesitas.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Obesitas .660 1.664

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Obesitas.

Page 142: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

114 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KEHAMILAN MULTIPEL Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Kehamilanmultiple .203 1 .652

Overall Statistics .203 1 .652

Block 1: Method = Enter

Page 143: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

115 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step .212 1 .646

Block .212 1 .646

Model .212 1 .646

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 172.804a .001 .002

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Kehamilanmultiple .260 .577 .202 1 .653 1.296

Constant -2.092 1.097 3.638 1 .056 .123

a. Variable(s) entered on step 1: Kehamilanmultiple.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Kehamilanmultiple .418 4.018

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Kehamilanmultiple.

Page 144: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

116 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DIABETES Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables DM 1.889 1 .169

Overall Statistics 1.889 1 .169

Block 1: Method = Enter

Page 145: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

117 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 3.369 1 .066

Block 3.369 1 .066

Model 3.369 1 .066

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 169.646a .017 .029

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a DM -19.651 13397.657 .000 1 .999 .000

Constant -1.552 .195 63.563 1 .000 .212

a. Variable(s) entered on step 1: DM.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a DM .000 .

Constant a. Variable(s) entered on step 1: DM.

Page 146: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

118 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KELAINAN JANTUNG Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Jantung .817 1 .366

Overall Statistics .817 1 .366

Block 1: Method = Ente

Page 147: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

119 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.475 1 .224

Block 1.475 1 .224

Model 1.475 1 .224

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 171.540a .008 .013

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Jantung -19.619 20096.485 .000 1 .999 .000

Constant -1.584 .194 66.634 1 .000 .205

a. Variable(s) entered on step 1: Jantung.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper Step 1a Jantung .000 .

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Jantung.

Page 148: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

120 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ANEMIA Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Anemia 12.556 1 .000

Overall Statistics 12.556 1 .000

Page 149: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

121 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 14.891 1 .000

Block 14.891 1 .000

Model 14.891 1 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 158.125a .075 .126

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Anemia 1.966 .627 9.829 1 .002 7.145

Constant -3.121 .590 27.985 1 .000 .044

a. Variable(s) entered on step 1: Anemia.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Anemia 2.090 24.428

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Anemia.

Page 150: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

122 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HDK Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables HDK 1.371 1 .242

Overall Statistics 1.371 1 .242

Page 151: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

123 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Block 1: Method = Ent

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 1.361 1 .243

Block 1.361 1 .243

Model 1.361 1 .243

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 171.654a .007 .012

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a HDK -.453 .389 1.358 1 .244 .636

Constant -1.371 .272 25.505 1 .000 .254

a. Variable(s) entered on step 1: HDK.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a HDK .297 1.362

Constant a. Variable(s) entered on step 1: HDK.

Page 152: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

124 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

INFEKSI Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Page 153: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

125 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Infeksi 4.107 1 .043

Overall Statistics 4.107 1 .043

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 3.519 1 .061

Block 3.519 1 .061

Model 3.519 1 .061

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 169.497a .018 .031

a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Infeksi .996 .506 3.867 1 .049 2.707

Constant -1.758 .217 65.891 1 .000 .172

a. Variable(s) entered on step 1: Infeksi.

Page 154: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

126 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a Infeksi 1.003 7.302

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Infeksi.

SLE Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Page 155: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

127 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables SLE .201 1 .654

Overall Statistics .201 1 .654

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step .366 1 .545

Block .366 1 .545

Model .366 1 .545

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 172.650a .002 .003

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a SLE -19.600 40192.970 .000 1 1.000 .000

Constant -1.603 .194 68.466 1 .000 .201

a. Variable(s) entered on step 1: SLE.

Page 156: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

128 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a SLE .000 .

Constant a. Variable(s) entered on step 1: SLE.

JAUNDICE Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Page 157: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

129 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables Jaundice 1.453 1 .228

Overall Statistics 1.453 1 .228

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 2.605 1 .107

Block 2.605 1 .107

Model 2.605 1 .107

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 170.411a .013 .023 a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Jaundice -19.638 15191.515 .000 1 .999 .000

Constant -1.565 .194 64.794 1 .000 .209

a. Variable(s) entered on step 1: Jaundice.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper

Step 1a Jaundice .000 .

Constant a. Variable(s) entered on step 1: Jaundice.

Page 158: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

130 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MODE OF DELIVERY Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables ModeofDelivery 2.887 1 .089

Overall Statistics 2.887 1 .089

Block 1: Method = Enter

Page 159: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

131 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 2.556 1 .110

Block 2.556 1 .110

Model 2.556 1 .110

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 170.459a .013 .022 a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a ModeofDelivery -.443 .266 2.771 1 .096 .642

Constant -.425 .723 .345 1 .557 .654

a. Variable(s) entered on step 1: ModeofDelivery.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a ModeofDelivery .381 1.082

Constant a. Variable(s) entered on step 1: ModeofDelivery.

Page 160: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

132 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

INDUKSI Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables InduksiPersalinan 5.434 1 .020

Overall Statistics 5.434 1 .020

Block 1: Method = Enter

Page 161: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

133 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 5.100 1 .024

Block 5.100 1 .024

Model 5.100 1 .024

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 167.915a .026 .044

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a InduksiPersalinan .908 .397 5.224 1 .022 2.479

Constant -1.937 .259 55.779 1 .000 .144

a. Variable(s) entered on step 1: InduksiPersalinan.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a InduksiPersalinan 1.138 5.400

Constant a. Variable(s) entered on step 1: InduksiPersalinan.

Page 162: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

134 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

JAHITAN KOMPRESI Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables JahitanKompresi 33.035 1 .000

Overall Statistics 33.035 1 .000

Block 1: Method = Enter

Page 163: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

135 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 25.464 1 .000

Block 25.464 1 .000

Model 25.464 1 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 147.551a .124 .209

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 151 9 94.4

Gagal 18 14 43.8

Overall Percentage 85.9

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a JahitanKompresi 1.080 .221 23.872 1 .000 2.945

Constant -3.238 .418 60.072 1 .000 .039

a. Variable(s) entered on step 1: JahitanKompresi.

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a JahitanKompresi 1.909 4.541

Constant a. Variable(s) entered on step 1: JahitanKompresi.

Logistic Regression

Page 164: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

136 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 192 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 192 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 192 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

dimensi on0

Berhasil 0

Gagal 1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding

(1) (2) (3)

Jahitan Kompresi <1 jam 159 .000 .000 .000

1-2 jam 10 1.000 .000 .000

>2-7 jam 17 .000 1.000 .000

> 7 jam 6 .000 .000 1.000 Mode of Delivery Pervaginam 19 1.000 .000

Elektif 13 .000 1.000 Emergency 160 .000 .000

Umur < 20 tahun 9 .000 .000 20 -35 tahun 131 1.000 .000 > 35 tahun 52 .000 1.000

HDK Tidak 84 .000 Ya 108 1.000

Induksi Persalinan Tidak 135 .000 Ya 57 1.000

Anemia Tidak 71 .000 Ya 121 1.000

Infeksi Tidak 170 .000 Ya 22 1.000

Block 0: Beginning Block

Page 165: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

137 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 0 Evaluasi B_lynch Berhasil 160 0 100.0

Gagal 32 0 .0

Overall Percentage 83.3

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -1.609 .194 69.074 1 .000 .200

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables JahitanKompresi 40.578 3 .000

JahitanKompresi(1) 2.110 1 .146

JahitanKompresi(2) 17.670 1 .000

JahitanKompresi(3) 19.819 1 .000

InduksiPersalinan(1) 5.434 1 .020

ModeofDelivery 3.377 2 .185

ModeofDelivery(1) 3.376 1 .066

ModeofDelivery(2) .017 1 .898

Infeksi(1) 4.107 1 .043

HDK(1) 1.371 1 .242

Anemia(1) 12.556 1 .000

Umur 1.443 2 .486

Umur(1) .812 1 .367

Umur(2) 1.350 1 .245

Overall Statistics 48.119 11 .000

Block 1: Method = Backward Stepwise (Wald)

Page 166: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

138 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 42.762 11 .000

Block 42.762 11 .000

Model 42.762 11 .000 Step 2a Step -.024 1 .876

Block 42.738 10 .000 Model 42.738 10 .000

Step 3a Step -.345 1 .557 Block 42.393 9 .000 Model 42.393 9 .000

Step 4a Step -1.480 2 .477 Block 40.913 7 .000 Model 40.913 7 .000

Step 5a Step -1.146 2 .564 Block 39.767 5 .000 Model 39.767 5 .000

Step 6a Step -.310 1 .578

Block 39.457 4 .000

Model 39.457 4 .000

a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous step.

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 130.253a .200 .336

2 130.278a .200 .336

3 130.623a .198 .334

4 132.103a .192 .323

5 133.248a .187 .315

6 133.558a .186 .313

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Page 167: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

139 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Classification Tablea

Observed Predicted

Evaluasi B_lynch Percentage

Correct Berhasil Gagal

Step 1 Evaluasi B_lynch Berhasil 153 7 95.6

Gagal 21 11 34.4

Overall Percentage 85.4

Step 2 Evaluasi B_lynch Berhasil 153 7 95.6 Gagal 21 11 34.4

Overall Percentage 85.4

Step 3 Evaluasi B_lynch Berhasil 154 6 96.3 Gagal 20 12 37.5

Overall Percentage 86.5

Step 4 Evaluasi B_lynch Berhasil 153 7 95.6 Gagal 22 10 31.3

Overall Percentage 84.9

Step 5 Evaluasi B_lynch Berhasil 151 9 94.4 Gagal 20 12 37.5

Overall Percentage 84.9

Step 6 Evaluasi B_lynch Berhasil 151 9 94.4

Gagal 20 12 37.5

Overall Percentage 84.9

a. The cut value is .500

Page 168: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

140 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

JahitanKompresi 10.298 3 .016 JahitanKompresi(1) -19.395 12155.087 .000 1 .999 .000 .000 .

JahitanKompresi(2) 1.745 .795 4.822 1 .028 5.729 1.206 27.203

JahitanKompresi(3) 3.240 1.200 7.289 1 .007 25.545 2.430 268.523

InduksiPersalinan(1) .082 .525 .024 1 .876 1.085 .388 3.039

ModeofDelivery 1.940 2 .379 ModeofDelivery(1) .378 1.015 .139 1 .709 1.460 .200 10.669

ModeofDelivery(2) 1.256 .937 1.799 1 .180 3.513 .560 22.028

Infeksi(1) .386 .684 .318 1 .573 1.471 .385 5.619

HDK(1) .488 .517 .889 1 .346 1.629 .591 4.489

Anemia(1) 1.812 .691 6.882 1 .009 6.124 1.581 23.718

Umur 1.248 2 .536 Umur(1) -.028 1.066 .001 1 .979 .972 .120 7.854

Umur(2) -.648 1.135 .326 1 .568 .523 .057 4.837

Constant -3.643 1.354 7.239 1 .007 .026 Step 2a

JahitanKompresi 10.633 3 .014 JahitanKompresi(1) -19.411 12144.406 .000 1 .999 .000 .000 . JahitanKompresi(2) 1.749 .794 4.859 1 .028 5.750 1.214 27.240 JahitanKompresi(3) 3.269 1.185 7.609 1 .006 26.279 2.576 268.108 ModeofDelivery 1.923 2 .382 ModeofDelivery(1) .411 .993 .171 1 .679 1.508 .215 10.557 ModeofDelivery(2) 1.240 .931 1.775 1 .183 3.456 .558 21.427 Infeksi(1) .403 .675 .357 1 .550 1.497 .399 5.622 HDK(1) .490 .517 .898 1 .343 1.632 .593 4.495 Anemia(1) 1.820 .689 6.978 1 .008 6.171 1.599 23.809 Umur 1.301 2 .522 Umur(1) -.035 1.059 .001 1 .974 .966 .121 7.700 Umur(2) -.665 1.126 .349 1 .555 .514 .057 4.673 Constant -3.621 1.341 7.285 1 .007 .027

Step 3a

JahitanKompresi 12.077 3 .007 JahitanKompresi(1) -19.361 12124.989 .000 1 .999 .000 .000 . JahitanKompresi(2) 1.846 .770 5.742 1 .017 6.333 1.399 28.655 JahitanKompresi(3) 3.378 1.169 8.350 1 .004 29.312 2.965 289.808 ModeofDelivery 1.720 2 .423 ModeofDelivery(1) .324 .973 .111 1 .739 1.383 .206 9.302 ModeofDelivery(2) 1.169 .922 1.609 1 .205 3.219 .529 19.598 HDK(1) .425 .503 .713 1 .398 1.530 .570 4.103 Anemia(1) 1.816 .689 6.946 1 .008 6.148 1.593 23.733 Umur 1.381 2 .501 Umur(1) .024 1.058 .001 1 .982 1.024 .129 8.143 Umur(2) -.629 1.128 .311 1 .577 .533 .058 4.863

Page 169: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

141 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Constant -3.585 1.342 7.133 1 .008 .028 Step 4a

JahitanKompresi 12.069 3 .007 JahitanKompresi(1) -19.371 12181.153 .000 1 .999 .000 .000 . JahitanKompresi(2) 1.813 .763 5.644 1 .018 6.132 1.373 27.373 JahitanKompresi(3) 3.369 1.158 8.463 1 .004 29.063 3.002 281.360 ModeofDelivery 1.272 2 .530 ModeofDelivery(1) .371 .960 .149 1 .699 1.449 .221 9.506 ModeofDelivery(2) .952 .895 1.131 1 .287 2.590 .448 14.964 HDK(1) .385 .489 .620 1 .431 1.469 .564 3.829 Anemia(1) 1.787 .687 6.764 1 .009 5.969 1.553 22.940 Constant -3.662 .778 22.131 1 .000 .026

Step 5a

JahitanKompresi 18.029 3 .000 JahitanKompresi(1) -19.120 12263.216 .000 1 .999 .000 .000 . JahitanKompresi(2) 1.928 .564 11.689 1 .001 6.878 2.277 20.774 JahitanKompresi(3) 3.320 1.142 8.447 1 .004 27.648 2.948 259.345 HDK(1) .260 .469 .308 1 .579 1.297 .518 3.250 Anemia(1) 1.662 .672 6.123 1 .013 5.272 1.413 19.672 Constant -3.413 .726 22.070 1 .000 .033

Step 6a

JahitanKompresi 17.839 3 .000 JahitanKompresi(1) -19.136 12341.786 .000 1 .999 .000 .000 .

JahitanKompresi(2) 1.913 .563 11.562 1 .001 6.774 2.249 20.406

JahitanKompresi(3) 3.237 1.130 8.211 1 .004 25.450 2.781 232.893

Anemia(1) 1.565 .648 5.830 1 .016 4.783 1.343 17.038

Constant -3.192 .601 28.206 1 .000 .041 a. Variable(s) entered on step 1: JahitanKompresi, InduksiPersalinan, ModeofDelivery, Infeksi, HDK, Anemia, Umur.

Page 170: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

142 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 2a Variables InduksiPersalinan(1) .024 1 .876

Overall Statistics .024 1 .876 Step 3b Variables InduksiPersalinan(1) .061 1 .804

Infeksi(1) .359 1 .549 Overall Statistics .384 2 .825

Step 4c Variables InduksiPersalinan(1) .146 1 .702 Infeksi(1) .457 1 .499 Umur 1.407 2 .495 Umur(1) 1.140 1 .286 Umur(2) 1.406 1 .236

Overall Statistics 1.803 4 .772 Step 5d Variables InduksiPersalinan(1) .095 1 .758

ModeofDelivery 1.340 2 .512 ModeofDelivery(1) .143 1 .705 ModeofDelivery(2) 1.192 1 .275 Infeksi(1) .233 1 .630 Umur 1.057 2 .590 Umur(1) .834 1 .361 Umur(2) 1.057 1 .304

Overall Statistics 3.125 6 .793 Step 6e Variables InduksiPersalinan(1) .104 1 .747

ModeofDelivery .943 2 .624

ModeofDelivery(1) .130 1 .718

ModeofDelivery(2) .813 1 .367

Infeksi(1) .131 1 .717

HDK(1) .309 1 .579

Umur 1.048 2 .592

Umur(1) .724 1 .395

Umur(2) 1.034 1 .309

Overall Statistics 3.306 7 .855

a. Variable(s) removed on step 2: InduksiPersalinan. b. Variable(s) removed on step 3: Infeksi. c. Variable(s) removed on step 4: Umur. d. Variable(s) removed on step 5: ModeofDelivery. e. Variable(s) removed on step 6: HDK.

Page 171: HUBUNGAN KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN JAHITAN …repository.unair.ac.id/78903/1/TK KLI 25 18 Sat h ABSTRAK.pdfpostpartum pada kasus atonia uteri di rsud dr soetomo surabaya periode tahun

143 IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA