Hubungan Filsafat Dan Keperawatan

download Hubungan Filsafat Dan Keperawatan

of 13

Transcript of Hubungan Filsafat Dan Keperawatan

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertysdfghjklzxcvbn HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert KEPERAWATAN Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas Kuliah FILSAFAT dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm WINI HADIYANI NPM : 220120110029 qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc vbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz12/20/2011

PENYUSUN :

PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2011

PENDAHULUAN Filsafat ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia untuk membangun ilmu. Sebab, filsafat ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin semua tentang hakikat ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan,dan berpengaruh terhadap ilmu-ilmu kesehatan khususnya dalam merawat seseorang yang membutuhkan pertolongan disaat seseorang menderita sebuah penyakit atau SAKIT. Filsafat ilmu keperawatan merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat khususnya dalam ilmu kesehatan. Dengan demikian, filsafat ilmu kesehatan sangatlah penting peranannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan. Tentu juga, filsafat ilmu kesehatan sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan dalam ilmu keperawatan Ilmu keperawatan adalah mempelajari tentang respon manusia terhadap sehat dan sakit yang difokuskan pada kepedulian perawat terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pasien atau disebut dengan care. Hal ini berbeda dengan hakikat kedokteran adalah pengobatan atau disebut cure Filsafat dan ilmu keperawatan adalah merupakan cara berfikir atau keingintahuan seseorang secara mendalam yang berfikir secara radikal dan menyeluruh sampai ke hal yang mendasar yang mendorong untuk mengkaji ilmu yang didapatnya untuk diterapkan dalam keperawatan itu sendiri sehingga menjadikan pemikiran seseorang lebih mendasar tentang apa yang telah didapat dan menjadikannya suatu pemahaman yang tidak mungkin ditempat lain dan memberikan pandangan hidup yang mendasar dan sikap budi untuk diapresiasikan ke dalam masyarakat

A. FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos. Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan sophos. Philos berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Dalam pengertian ini seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila

seluruh ucapannya dan perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang cinta terhadap kebijaksanaan, terhadap pengetahuan dan terhadap

hikmah.Pada awalnya, kata sofia lebih sering diartikan sebagai kemahiran dan kecakapan dalam suatu pekerjaan, seperti perdagangan dan pelayaran. Dalam perkembangan selanjutnya, makna dari kata kemahiran ini lebih dikhususkan lagi untuk kecakapan di bidang syair dan musik. Makna ini kemudian berkembang lagi kepada jenis pengetahuan yang dapat mengantarkan manusia untuk mengetahui kebenaran murni. Sofia dalam arti yang terakhir ini, kemudian dirumuskan oleh Pythagoras bahwa hanya Dzat Maha Tinggi (Allah) yang mampu melakukannya. Oleh karena itu, manusia hanya dapat sampai pada sifat pencipta kebijaksanaan. Pythagoras menyatakan: cukup seorang menjadi mulia ketika ia menginginkan hikmah dan berusaha untuk mencapainya. Harun Hadiwijono berpendapat bahwa filsafat diambil dari bahasa Yunani, filosofia. Struktur katanya berasal dari kata filosofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Dalam arti itu, menurut Hadiwijono filsafat mengandung arti sejumlah gagasan yang penuh kebijaksanaan. Artinya, seseorang dapat disebut berfilsafat ketika ia aktif memperoleh kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian ini lebih memperoleh kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian ini lebih berarti sebagai Himbauan kepada kebijaksanaan. Harun Nasution beranggapan bahwa kata filsafat bukan berasal dari struktur kata Philos dan shopia, philos dan shophos atau filosofen. Tetapi kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang struktur katanya berasal dari kata philien dalam arti cinta dan shofos dalam arti wisdom. Orang Arab menurut Harun memindahkan kata Philosophia ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikan tabiat susunan kata-kata bahasa Arab, yaitu filsafat dengan pola (wajan) falala, falalah, dan fila. Berdasarkan wajan itu, maka penyebutan kata filsafat dalam bentuk kata benda seharusnya disebut falsafat atau Filsaf. Harun lebih lanjut menyatakan bahwa kata filsafat yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia, sebenarnya bukan murni berasal dari bahasa Arab sama seperti tidak murninya kata filsafat terambil dari bahasa Barat, philosophy. Harun justru membuat kompromi bahwa filsafat terambil dari dua bahasa, yaitu Fil diambil dari bahasa Inggris dan Safah dari bahasa Arab. Sehingga kata filsafat, adalah gabungan antara bahasa Inggris dan Arab. Berfilsafat artinya berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma serta agama) dan dengan sedalamdalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalannya. Atas dasar itu, maka

menurut Harun, secara etimologi filsafat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan tentang hikmah, pengetahuan tentang prinsip atau dasar,mencari kebenaran, membahas dasar dari apa yang dibahas

Ali Mudhafir berpendapat bahwa kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata Falsafah (Arab), Phyloshophy (Inggris), Philosophie (Jerman, Belanda dan Perancis). Semua kata itu, berasal dari bahasa Yunani Philosphia. Kata philosophia sendiri terdiri dari dua suku kata, yaitu Philien, Philos dan shopia. Philien berarti mencintai, philos berarti teman dan sophos berarti bijaksana, shopia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, menurut Ali Mudhafir ada dua arti secara etimologi dari kata filsafat yang sedikit berbeda. Pertama, apabila istilah filsafat mengacu pada asal kata philien dan shopos, maka ia berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (ia menjadi sifat). Kedua, apabila filsafat mengacu pada asal kata philos dan shopia, maka ia berarti teman kebijaksanaan (filsafat menjadi kata benda) Penjabaran diatas menggambarkan filsafat ialah seperangkat keyakinankeyakinan dan sikap-sikap, cita-cita, aspirasi-aspirasi dan tujuan-tujuan, nilai-nilai dan norma-norma, aturan-aturan dan prinsip etis. Menurut Sidney Hook, filsafat juga pencari kebenaran, suatu persoalan nilai-nilai dan pertimbangan-pertimbangan nilai untuk melaksanakan hubungan-hubungan kemanusiaan secara benar dan juga

berbagai pengetahuan tentang apa yang buruk atau baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus memilih atau bertindak dalam kehidupannya. Filsafat adalah suatu pendekatan untuk berpikir tentang sifat orang, metode yang harus digunakan untuk menciptakan pengetahuan ilmiah, dan etika yang terlibat. Kita perlu memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001) : a. Robert Ackerman philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual. b. Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance

of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan) c. A. Cornelius Benjamin That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapanpraanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang

pengetahuan intelektual.) d. Michael V. Berry The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubunganhubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.) e. May Brodbeck Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science. (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan landasan ilmu. f. Peter Caws Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi

keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan

g. Stephen R. Toulmin As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola

perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapanpra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasanlandasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika). h. Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu,seperti: Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)

Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan

operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)

B. KEPERAWATAN Keperawatan merupakan suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan komunitas dalam mencapai, memelihara, dan

menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi. Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuandan suatu seni yang

memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran samai asuhan pada kematian.

a. Keperawatan sebagai ilmu jika dipandang dari ontologi (Ontologi Ilmu Keperawatan), yaitu : 1. Pengertian perawat pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan expert yang merupakan bagian elemental dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio inner yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien. Florence

Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan expert, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat expert secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi. 2. Definisi perawat menurut UU RI. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tyalor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,

membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan. Pohon ilmu dari keperawatan adalah ilmu keperawatan itu sendiri. 3. Definisi perawat menurut ICN (international directorate of nursing) tahun 1965, perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit. Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus

dikembangkan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan, yang harus memiliki landasan akademik dan landasan expert yang kokoh dan mantap. Pengembangan pendidikan keperawatan bertolak dari pengertian dasar tentang ilmu keperawatan seperti yang dirumuskan oleh Konsorsium Ilmu kesehatan (1991) yaitu : Ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu dasar seperti ilmu alam, ilmu communal, ilmu perilaku, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu keperawatan klinik, yang apluikasinya menggunakan pendekatan dan metode penyelesaian masalah secara ilmiah, ditujukan untuk

mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia . Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan adalah penyimpangan dan tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-sosio-spiritual), mulai dari tingkat individu spiciness utuh (mencakup seluruh siklus kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat scheme implement fungsional sampai sub seluler atau molekuler. Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal-hal yang melatar belakangi, serta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial. Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa hakikat dari ilmu by keperawatan adalah mempelajari tentang respon manusia terhadap sehat dan sakit yang difokuskan pada kepedulian perawat terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pasien atau disebut dengan be caring. Hal ini berbeda dengan hakikat kedokteran adalah pengobatan atau disebut choose.

b. Pandangan lahirnya ilmu keperawatan (Epistemologi ilmu keperawatan) Keperawatan lahir sejak naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia. Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan

original. Namun demikian mereka sudah mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Perkembangan keperawatan

dipengaruhi dengan semakin maju peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan. Pekerjaan merawat dikerjakan berdasarkan naluri (instink) naluri binatang mother instinct (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri dalam yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, merawat orang lemah). Diawali ole seorang Florence Nigtingale yang mengamati fenomena bahwa pasien yang dirawat dengan keadaan lingkungan yang bersih ternyata lebih cepat sembuh dibanding pasien yang dirawat dalam kondisi lingkungan yang kotor. Hal ini membuahkan kesimpulan bahwa perawatan lingkungan berperan dalam

keberhasilan perawatan pasien yang kemudian mejadi paradigma keperawatan berdasar lingkungan. Semenjak itu banyak pemikiran baru yang didasari berbagai tehnik untuk mendapatan kebenaran baik dengan cara Revelasi (pengalaman pribadi), otoritas dari seorang yang ahli, intusisi ( diluar kesadaran), dump common sense (pengalaman tidak sengaja), dan penggunaan metode ilmiah dengan penelitian-peneltian dalam bidang keperawatan. 1. Peplau (1952) : Teori interpersonalsebagai dasar perawatan 2. Orlando (1961) : Teori komunikasi sebagai dasar perawatan 3. Roy (1970) : Teori adaptasi sebagai dasar perawatan 4. Johnson (1961) : Stabilitas sebagai tujuan perawatan 5. Rogers (1970): konsep manusia yang unik 6. King (1971) : Proses transaksi perawat-klien

c. Manfaat ilmu Keperawatan (aksiologi ilmu keperawatan) Jean Watson memandang ilmu keperawatan dapat memberikan faedah dalam kehidupan, yaitu : a. Membentukan sistem humanistic dan altruistic. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic dalam diri seseorang dapat dinilai pada usia dini. Dimana nilai-nilai ini didapatkan dari orang tua. Sistem nilai humanistic altruiistic ditingkatkan melalui pengalaman hidup seseorang, proses pembelajar dan paparan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ilmu

keperawatan dimulai membentuk sistem nilai humanistic dan altruistik dengan promosi kesehatan b. Menanaman (melalui pendidikan) faith-Hope Merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan keperawatan. Perawat perlu selalu memiliki positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan kesembuhan dan kesejahteraan klien. c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, Pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa. Ilmu keperawatan mengembangkan kepekaan diri kepada orang lain dalam pelayanan

keperawatan hingga tumbuh rasa empathi d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya (a helping trust relationship) Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi efektif. Pelayanan keperawatan yang komprehansif membutuhkan helping trust relationship. e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan, baik Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan f. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal g. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual. h. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan

antusias (kebutuhan-kebutuhan survival, fungsional, integratif dan grup) i. j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic praktek keperawatan caring ditujukan untuk perawatan kesehatan yang ekpresi perasaan positif maupun negatif. k. holistik dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan

Apabila dilihat dari penjabaran diatas, filsafat Keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia sebagai makhluk biopsikososio dan spritual, pada hakekatnya keperawatan

merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien(individu, keluarga,kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Adapun hakekat keperawatan adalah sebagai berikut: a. Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang didalam aplikasinya lebih kearah ilmu terapan. b. Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan mengatasi umtuk membantu manusia mengatasi masalah sehat dan sakit dalam kehidupan untuk mencapai kesejahteraan. c. Sebagai pelayanan kesehatan yang memiliki tiga sasaran, diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien. d. Sebagai Kolaborator dengan tim kesehatan lainnya. Denagn memiliki program pembinaan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan kecacatan.

Sedangkan jika dipandang secara esensinya ilmu keperawatan yang meliputi:a. Memandang pasien sebagai makhluk yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi

segala kebutuhannya baik biospikososio dan spritual yang diberikan secara komprensif dan tidak bisa dilakuakn secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.b. Bentuk pelayanan keperawatan harus diberikan secara langsung dengan

memperhatikan aspek kemanusiaan.c. Setiap

orang

berhak

mendapatkan

keperawatan

tanpa

memandang

perbedaaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomid. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem

pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendirie. Pasien adalah mitra aktif dalam pelayanan kesehatan bukan sebagai

penerima jasa yang pasif.

C. KAITAN FILSAFAT ILMU DENGAN KEPERAWATAN Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang

mendasarirealitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris. Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi. Manfaatnya dari filsafat, dalam keperawatan, yaitu ; a. Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.Dalam hal ini keperawatan merupakan suatu ilmu sehinggga dapat ditelusuri dan dibuktikan kebenarannya b. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup. Keperawatan merupakan ilmu yang memberikan pelayanan kepada klien dapalm kondisi sehat maupun sakit sehingga filsafat dapat memberikan pandangan tentang cara hidup dan pandangan hidup yang sehat. c. Panduan tentang ajaran moral dan etika. Dalam memberikan asuhan keperawatan membutuhkan moral dan etika dalam pelaksanaannya. d. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan. Ruang lingkup ilmu keperawatan adalah kaitan atara Bio- psiko-sosio-dan spiritual sehingga filsafat dapat menjadi panduan.

DAFTAR PUSTAKA Asmadi, 2008, Konsep Dasar Keperawatan, EGC : Jakarta Assyalbany Omar Mohammad At- Toumy,1979, Falsafah Pendidikan Islam,Bulan Bintang:Jakarta Hidayat A Aziz alimul,2002, pengantar dokumentasi proses keperawatan, EGC, salemba medika: Jakarta