Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

43
TUGAS “HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN ILMU LAINNYA” KELOMPOK VIII S1 KEPERAWATAN II A 1. VINDA EKA BUDININGSIH 2. TINO DARMANTO 3. SAMSURIADI 4. MUSDIAN SAPUTRA 5. JUANDA PRAYEPTO 1

Transcript of Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Page 1: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

TUGAS

“HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DENGAN ILMU LAINNYA”

KELOMPOK VIIIS1 KEPERAWATAN

II A

1. VINDA EKA BUDININGSIH2. TINO DARMANTO3. SAMSURIADI4. MUSDIAN SAPUTRA5. JUANDA PRAYEPTO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA

2013

1

Page 2: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb

Pertama tama kami ingin mengucapkan terima kasih atas

kehadirad Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin-nya lah makalah ini

dapat selesai dengan tepat waktu. Tidak lupa pula kami haturkan rasa

terima kasih kami kepada dosen pembimbing kami, karena tanpa

bimbinganya paper ini tidak akan terselesaikan

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan

saran yang bersifat membangunguna penyempurnaan makalah ini. Tak

lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak -

pihak yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan makalah

ini semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami

ucapkan.

Assalamualaikum Wr. Wb

Kendari, 8 Maret 2013

Penyusun

2

Page 3: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

DAFTAR ISI

HalCoverKata Pengantar..............................................................................iDaftar Isi........................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat....................................5

2.2 Hubungan Filsafat dan Ilmu Lainnya........................................9

2.3 Kebenaran Ilmu.........................................................................15

2.4 Keterbatasan Ilmu.....................................................................20

2.5 Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu..........................................23

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................24

3.2 Saran..........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dengan ilmu

pengetahuan mengalami perkembangan yang menyolok. Pada permulaan

sejarah filsafat di Yunani, filsafat meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya, ternyata muncul

kecenderungan lain. Filsafat Yunani kuno yang awalnya merupakan suatu

kesatuan kemudian terpecah-pecah.

Sebelum abad ke 17 ilmu pengetahuan identik dengan filsafat. Pada

perkembangan selanjutanya, yakni pada abad ke 17, mulai muncul perpisahan

antara filsafat dengan ilmu pengetahuan. Pendapat tersebut sejalan dengan

pemikiran Van Peursen (Ismaun, 1:2001) yang mengemukakan bahwa dahulu

ilmu merupakan bagian dari filsafat dan ilmu bergantung pada sistem filsafat

yang dianut.

Dalam perkembangan dari masa ke masa, filsafat melahirkan

konfigurasi yang menunjukkan “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh

4

Page 5: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

mekar bercabang subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang

filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti

metodologinya sendiri.

Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan

munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub

ilmu pengetahuan baru. Bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus

lagi, seperti spesialisasi-spesialisasi. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu

pengetahuan merupakan suatu sistem yang saling menjalin dan taat asas

(konsisten).

Untuk mengatasi perbedaan antara ilmu satu dengan ilmu lainnya

dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi

perbedaan yang muncul. Kenyataan ini hanya dapat dijembatani oleh filsafat.

Hal ini senada dengan pendapat Imanuel Kant (Anton Bakker, 2:1994) yang

menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu

menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara

tepat. Oleh sebab itu, filsafat disebut sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (The

Great Mother of The Science).

5

Page 6: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Filsafat merupakan pengetahuan ilmiah dan sebagai penerus

pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu menempatkan objek

sasarannya pada ilmu. Filsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu

atau tentang dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu.

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat

dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu

tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat.Berdasarkan uraian

di atas, maka penulis menguraikan tentang hubungan filsafat ilmu dengan

ilmu-ilmu lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi fokus bahasan dalam makalah ini adalah :

a. Apa makna dan ciri-ciri filsafat ilmu?

b. Apa peran filsafat ilmu dalam ilmu pengetahuan?

c. Apa hubungan filsafat ilmu dengan ilmu lainnya pengetahuan?

6

Page 7: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui makna dan ciri-ciri filsafat ilmu.

b. Untuk mengetahui peran filsafat dalam ilmu pengetahuan.

c. Untuk mengetahui hubungan filsafat ilmu dengan berbagai ilmu

pengetahuan.

7

Page 8: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ilmu Pengetahuan dan Filsafat

J. Arthur Thompson dalam bukunya” An Introducation to Science”

menuliskan bahwa ilmu adalah diskripsi total dan konsisten dari fakta-fakta

empiri yang dirumuskan secara bertanggung jawab dalam istilah- istilah yang

sederhana mungkin.

Untuk menjelaskan perbedaan antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat,

baiklah dikemukakan rumusan Filsafat dari filsuf ulung Indonesia Prof. DR. N.

Driyarkara S.Y., yang mengatakan “Filsafat adalah pikiran manusia yang

radikal, artinya yang dengan mengesampingkan pendirian-pendirian dan

pendapat- pendapat yang diterima saja, mencoba memperlihatkan pandangan

yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Jika filsafat

misalnya bicara tentang masyarakat, hukum, sisiologi, kesusilaan dan

sebagainya, di satu pandangan tidak diarahkan ke sebab-sebab yang terdekat,

melainkan ‘ke’mengapa’ yang terakhir sepanjang kemungkinan yang ada pada

budi manusia berdasarkan kekuatannya itu.

8

Page 9: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

“Filsafat adalah ilmu Pengetahuan dan Teknologi, filsafat tidak

memperlihatkan banyak kemajuan dalam bidang penyelidikan. Ilmu

pengetahuan dan Teknologi bahkan melambung tinggi mencapai era nuklir dan

sudah diambang kemajuan dalam mempengaruhui penciptaan dan reproduksi

manusia itu sendiri dengan revolusi genitika yang bermuara pada bayi tabung I

di Inggris serta diambang kelahiran kurang lebih 100 bayi tabung yang sudah

hamil tua.

Di satu pihak fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia

sangat berutang kepada ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa penciptaan

sarana yang memudahkan pemenuhan kebutuhan manusia untuk hidup sesuai

dengan kodratnya. Inilah dampak positifnya disatu pihak sedangkan dipihak

lainnya bdampak negatifnya sangat menyedihkan.

Bahwa ilmu yang bertujuan menguasai alam, sering melupakan faktor

eksitensi manusia, sebagai bagian daripada alam, yang merupakan tujuan

pengembangan ilmu itu sendiri kepada siapa manfaat dan kegunaannya

dipersembahkan. Kemajuan ilmu teknologi bukan lagi meningkatkan martabat

manusia itu, tetapi bahkn harus dibayar dengan kebahagiaannya. Berbagai

polusi dan dekadensi dialami peradaban manusia disebabkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi itu. Dalam usahanya pendidikan keilmuwan

bukanlah semata-mata ditujukan untuk menghasilkan ilmuwan yang pandai dan

trampil, tetapi juga bermoral tinggi.

9

Page 10: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Untuk menerangkan selanjutnya hubungan antara filsafat dan ilmu

pengetahuan, baiklah dikemukakan pendapat Aristoteles tentang abstraksi.

Menurut beliau pemekiran manusia melampaui 3 jenis abstraksi (kata Latin

‘abstrahere’ yang berarti menjauhkan diri, mengambil dari).

Kata “filsafat” berasal dari bahasa Inggris, dari kata “philosophy” dan

dari bahasa Yunani dari kata “philosophia”. Akar katanya ialah “philos” yang

berarti cinta dan “sophia” yang berarti kearifan atau lazim diterjemahkan

sebagai cinta kearifan. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja,

melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan

intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan

kecerdikan dalam memutuskan soal-soal praktis.

Filsafat timbul karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada

tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam.

Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks,

maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan.

Robert Ackermann (Ismaun, 11:2001) berpendapat bahwa filsafat ilmu

adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang

dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.

Sementara Cornelius Benjamin (Ismaun, 11:2001) mengemukakan bahwa

filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang menelaah sistematis

10

Page 11: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya dan

praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-

cabang pengetahuan intelektual.

Titus (Juhaya, 2-5:2005) mengemukakan bahwa pengertian filsafat

ilmu adalah

Filsafat ilmu adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap

kehidupan dan alam, bsia tersebut akan menghadapi situasi yang dialami

dengan berpikir secara tenang.

Filsafat ilmu adalah manusia dapat melakukan kritik dan refleksi tentang

suatu persoalan.

Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi

ilmu. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, filsafat

membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan

menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan.

Sementara di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang

dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan,

termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan

ketakajegan dan kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperoleh gambaran bahwa filsafat

ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai

11

Page 12: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun

aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari

epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu.

2.2 Hubungan Filsafat dan Ilmu Lainnya

Filsafat adalah induk dari ilmu penegtahuan. Ilmu – ilmu khusus

merupakan bagian dari filsafat. Karena obyek filsafat sangat umum (seluruh

kenyataan), sedangkan ilmu membutuhkan obyek material yang khusus,

mengakibatkan berpisahnya ilmu dari filsafat (namun tidak berarti hubungannya

putus).

Ciri – ciri yang dimilki oleh setiap ilmu, menimbulkan batas - batas yang

tegas antar masing – masing ilmu. Disinilah filsafat bertugas :

Berusaha menyatupadakan masing – masing ilmu

Mengatasi spesialisasi

Merumuskan pandangan yang didasarkan atas pengalaman manusia

Mengatur hasil – hasil berbagai ilmu khusus ke dalam sesuatu pandangan

hidup dan pandangan dunia yang tersatupadukan (integral), komperhensif,

dan konsisten

Komprehensif : tidak ada satu bidang yang berada di luar jangkuan filsafat

Konsisten : uraian kefilsafatan tidak menyusun pendapat –pendapat

yang saling berkontradiksi

Filsafat merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan secara alami

dari makhluk yang berpikir.

12

Page 13: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Hubungan timbak balik antara ilmu dan filsafat, bahwa ilmu dapat

menyediakan bahan berupa fakta – fakta yang sangat penting bagi

perkembangan ide filsafat, sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah.

Filsafat ilmu secara kritis menganalisis konsep – konsep dasar dan

memeriksa asumsi – asumsi dari ilmu – ilmu untuk memperoleh arti

validitasnya, sehingga hasil yang dicapai mempunyai landasan yang kuat.

Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu

kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana

dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini

mendorong pada upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai

dengan batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya

melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam konteks

lebih memahami khazanah intelektuan manusia

Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan

ringkas mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat

persamaan sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat, disamping dikalangan

ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan dalam hal sifat dan

keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf terdapat perbedaan

pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat.

13

Page 14: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Adapaun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat

adalah bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya

menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal

tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta

sangat konsern pada kebenaran, disamping perhatiannya pada pengetahuan

yang terorganisisr dan sistematis.

Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih berkaitan dengan titik

tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih bersifat analitis

dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen

dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan

hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat berupaya

mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan

mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat

lebih bersifat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka analisanya

memasuki dimensi kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih

tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan

masalah hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas,

filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim

agama, moral serta seni.

14

Page 15: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat

mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini

berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat

berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau

dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat dan

ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni berfikir

reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang berbeda.

Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan

ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.

Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam

dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu

pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu

mendalam. Dengan satu kalimat dapat dikatakan:

Ilmu pengetahuan mengatakan “bagaimana” barang-barang itu (to know

how…technical know how, managerial know how…,secondary causes, and

proximate explanation).

Filsafat mengatakan “apa” barang-barang itu (to know ‘what’ and

‘why’…first causes, highest principles, and ultimate explanation).

Filsafat memberikan sintesis pada ilmu-ilmu pengetahuan yang khusus,

mempersatukan, dan mengkoordinasikannya.

15

Page 16: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu pengetahuan,

tetapi sudut pandangnya berlainan. Jadi, merupakan dua pengetahuan yang

tersendiri.

Keduanya penting dan perlu, serta saling melengkapi, tetapi juga saling

menghormati dan mengakui batas-batas dan sifat-sifatnya masing-masing.

Inilah yang sering dilupakan sehingga ada Ilmuwan yang ingin menjadi tuan

tanah atas kavling pengetahuan lain.

a. Filsafat dengan Seni

Seni dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan manusia yang

menjelajahi dan menciptakan realitas baru, serta menyajikannya secara

kiasan. Seni sangat penting dalam kehidupan manusia karena menjadi

wadah untuk mengekspresikan kreativitas dan merupakan cerminan jiwa

manusia. Perbedaan seni dan filsafat adalah seni tidak bertujuan mencari

pengetahun dan pemahaman sebagaimana filsafat

Seni adalah salah satu hasil cipta/karya manusia. Dengan seni manusia

bisa mengekpresikan diri. Begitu pula dengan filsafat, dengan filsafat

manusia bisa mengekspresikan diri dan mengapresiasi semua hal yang ada.

Tetapi seni tidak bertujuan untuk mencari pengetahuan dan pemahaman

sebagaimana yang dilakukan filsafat.

16

Page 17: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

b. Filsafat dengan agama

Agama bersumber dari wahyu Tuhan (agama samawi). Meskipun

ada beberapa agama yang merupakan pengentalan filsafat, pada dasarnya

agama mempunyai tujuan mencari keharmonisan, keselamatan dan

perdamaian. Selain itu, agama juga membawa ketenangan dalam hati

manusia karena kodrat manusia adalah bergantung pada kekuatan yang

lebih besar darinya. Agama yang matang dan kokoh akan mencantumkan

latar belakang filsafat dan sekaligus menimba dan menyaring informasi

dari ilmu.

Filsafat bukanlah agama, kepercayaan, meskipun banyak juga manusia

dari pelbagai belahan dunia yang menjadikannya sebagai pandangan hidup

dan sebagai kepercayaannya.Tujuan agama adalah lebih dari sekedar

pengetahuan, yakni untuk mencari ketenangan, keharmonisan,

keselamatan, perdamaian dan sebagainya. Agama yang kokoh akan

mencantumkan latar belakang filsafat dan sekaligus menimba dan

menyaring informasi dari ilmu-ilmu yang ada.

Dengan demikian, Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat

dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang

tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan

Agama merupakan jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab

oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak/dogmatis. Menurut Sidi Gazlba

(1976), Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset

17

Page 18: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

dan/atau eksperimen) ; batasnya sampai kepada yang tidak atau belum dapat

dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat : segala sesuatu yang dapat

dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi;

batasnya ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan

sesuatu yang diluar alam, yang disebut oleh agama “Tuhan”. Sementara itu

Oemar Amin Hoesin (1964) mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita

pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmat. Dari sini nampak jelas bahwa

ilmu dan filsafat mempunyai wilayah kajiannya sendiri-sendiri

Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas, namun dia

merupakan bidang pengetahuan campuran yang perkembangannya tergantung

pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu, oleh

karena itu pemahaman bidang filsafat dan pemahaman ilmu menjadi sangat

penting, terutama hubungannya yang bersifat timbal balik, meski dalam

perkembangannya filsafat ilmu itu telah menjadi disiplin yang tersendiri dan

otonom dilihat dari objek kajian dan telaahannya

2.3 Kebenaran Ilmu

Ilmu pada dasarnya merupakan upaya manusia untuk menjelaskan

berbagai fenomena empiris yang terjadi di alam ini, tujuan dari upaya tersebut

adalah untuk memperoleh suatu pemahaman yang benar atas fenomena

tersebut. Terdapat kecenderungan yang kuat sejak berjayanya kembali akal

pemikiran manusia adalah keyakinan bahwa ilmu merupakan satu-satunya

18

Page 19: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

sumber kebanaran, segala sesuatu penjelasan yang tidak dapat atau tidak

mungkin diuji, diteliti, atau diobservasi adalah sesuatu yang tidak benar, dan

karena itu tidak patut dipercayai.

Akan tetapi kenyataan menunjukan bahwa tidak semua masalah dapat

dijawab dengan ilmu, banyak sekali hal-hal yang merupakan konsern manusia,

sulit, atau bahkan tidak mungkin dijelaskan oleh ilmu seperti masalah Tuhan,

Hidup sesudah mati, dan hal-hal lain yang bersifat non – empiris. Oleh karena

itu bila manusia hanya mempercayai kebenaran ilmiah sebagai satu-satunya

kebenaran, maka dia telah mempersempit kehidupan dengan hanya

mengikatkan diri dengan dunia empiris, untuk itu diperlukan pemahaman

tentang apa itu kebenaran baik dilihat dari jalurnya (gradasi berfikir) maupun

macamnya.

Bila dilihat dari gradasi berfikir kebenaran dapat dikelompokan kedalam

empat gradasi berfikir yaitu :

1. kebenaran biasa. Yaitu kebenaran yang dasarnya adalah common sense

atau akal sehat. Kebenaran ini biasanya mengacu pada pengalaman

individual tidak tertata dan sporadis sehingga cenderung sangat subjektif

sesuai dengan variasi pengalaman yang dialaminya. Namun demikian

19

Page 20: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

seseorang bisa menganggapnya sebagai kebenaran apabila telah dirasakan

manfaat praktisnya bagi kehidupan individu/orang tersebut.

2. Kebenaran Ilmu. Yaitu kebenaran yang sifatnya positif karena mengacu

pada fakta-fakta empiris, serta memungkinkan semua orang untuk

mengujinya dengan metode tertentu dengan hasil yang sama atau paling

tidak relatif sama.

3. Kebenaran Filsafat. Kebenaran model ini sifatnya spekulatif, mengingat

sulit/tidak mungkin dibuktikan secara empiris, namun bila metode

berfikirnya difahami maka seseorang akan mengakui kebenarannya. Satu

hal yang sulit adalah bagaimana setiap orang dapat mempercayainya, karena

cara berfikir dilingkungan filsafatpun sangat bervariasi.

4. kebenaran Agama. Yaitu kebenaran yang didasarkan kepada informasi

yang datangnya dari Tuhan melalui utusannya, kebenaran ini sifatnya

dogmatis, artinya ketika tidak ada kefahaman atas sesuatu hal yang

berkaitan dengan agama, maka orang tersebut tetap harus mempercayainya

sebagai suatu kebenaran.

20

Page 21: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Dari uraian di atas nampak bahwa maslah kebenaran tidaklah sederhana,

tingkatan-tingkatan/gradasi berfikir akan menentukan kebenaran apa yang

dimiliki atau diyakininya, demikian juga sifat kebenarannya juga berbeda. Hal

ini menunjukan bahwa bila seseorang berbicara mengenai sesuatu hal, dan

apakah hal itu benar atau tidak, maka pertama-tama perlu dianalisis tentang

tataran berfikirnya, sehingga tidak serta merta menyalahkan atas sesuatu

pernyataan, kecuali apabila pembicaraannya memang sudah mengacu pada

tataran berfikir tertentu.

Dalam konteks Ilmu, kebenaran pun mendapatkan perhatian yang srius,

pembicaraan masalah ini berkaitan dengan validitas pengetahuan/ilmu, apakah

pengetahuan yang diliki seseorang itu benar/valid atau tidak, untuk itu para

akhli mengemukakan berbagai teori kebenaran (Theory of Truth), yang dapat

dikategorikan ke dalam beberapa jenis teori kebenaran yaitu :

1. Teori korespondensi (The Correspondence theory of truth). Menurut teori ini

kebenaran, atau sesuatu itu dikatakan benar apabila terdapat kesesuaian antara

suatu pernyataan dengan faktanya (a proposition - or meaning - is true if there

is a fact to which it correspond, if it expresses what is the case). Menurut White

Patrick “truth is that which conforms to fact, which agrees with reality, which

corresponds to the actual situation. Truth, then can be defined as fidelity to

objective reality”. Sementara itu menurut Rogers, keadaan benar (kebenaran)

21

Page 22: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

terletak dalam kesesuaian antara esensi atau arti yang kita berikan dengan

esensi yang terdapat di dalam objeknya. Contoh : kalau seseorang menyatakan

bahwa Kualalumpur adalah ibukota Malayasia, maka pernyataan itu benar kalu

dalam kenyataannya memang ibukota Malayasia itu Kualalumpur.

2. Teori Konsistensi (The coherence theory of truth). Menurut teori ini

kebenaran adalah keajegan antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya

yang sudah diakui kebenarannya, jadi suatu proposisi itu benar jika sesuai/ajeg

atau koheren dengan proposisi lainnya yang benar. Kebenaran jenis ini

biasanya mengacu pada hukum-hukum berfikir yang benar. Misalnya Semua

manusia pasti mati, Uhar adalah Manusia, maka Uhar pasti mati, kesimpulan

uhar pasti mati sangat tergantung pada kebenaran pernyataan pertama (semua

manusia pasti mati).

3. Teori Pragmatis (The Pragmatic theory of truth). Menurut teori ini

kebenaran adalah sesuatu yang dapat berlaku, atau dapat memberikan

kepuasan, dengan kata lain sesuatu pernyataan atau proposisi dikatakan benar

apabila dapat memberi manfaat praktis bagi kehidupan, sesuatu itu benar bila

berguna.

22

Page 23: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Teori-teori kebenaran tersebut pada dasarnya menunjukan titik berat

kriteria yang berbeda, teori korespondensi menggunakan kriteria fakta, oleh

karena itu teori ini bisa disebut teori kebenaran empiris, teori koherensi

menggunakan dasar fikiran sebagai kriteria, sehingga bisa disebut sebagai

kebenaran rasional, sedangkan teori pragmatis menggunakan kegunaan sebagai

kriteria, sehingga bisa disebut teori kebenaran praktis.

2.4 Keterbatasan Ilmu

Hubungan antara filsafat dengan ilmu yang dapat terintegrasi dalam

filsafat ilmu, dimana filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan ilmu, menunjukan adanya keterbatasan ilmu dalam menjelaskan

berbagai fenomena kehidupan. Disamping itu dilingkungan wilayah ilmu itu

sendiri sering terjadi sesuatu yang dianggap benar pada satu saat ternyata

disaat lain terbukti salah, sehingga timbul pertanyaan apakan kebenaran ilmu

itu sesuatu yang mutlak ?, dan apakah seluruh persoalan manusia dapat

dijelaskan oleh ilmu ?. pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya

menggambarkan betapa terbatasnya ilmu dalam mengungkap misteri

kehidupan serta betapa tentatifnya kebenaran ilmu.

23

Page 24: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Untuk menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya diungkapkan pendapat

para akhli berkaitan dengan keterbatasan ilmu, para akhli tersebut antara lain

adalah :

1. Jean Paul Sartre menyatakan bahwa ilmu bukanlah sesuatu yang

sudah selesai terfikirkan, sesuatu hal yang tidak pernah mutlak, sebab

selalu akan disisihkan oleh hasil-hasil penelitian dan percobaan baru

yang dilakukan dengan metode-metode baru atau karena adanya

perlengkapan-perlengkapan yang lebih sempurna, dan penemuan baru

tiu akan disisihkan pula oleh akhli-akhli lainnya.

2. D.C Mulder menyatakan bahwa tiap-tiap akhli ilmu menghadapi

soal-soal yang tak dapat dipecahkan dengan melulu memakai ilmu itu

sendiri, ada soal-soal pokok atau soal-soal dasar yang melampaui

kompetensi ilmu, misalnya apakah hukum sebab akibat itu ?,

dimanakah batas-batas lapangan yang saya selidiki ini?, dimanakah

tempatnya dalam kenyataan seluruhnya ini?, sampai dimana

keberlakuan metode yang digunakan?. Jelaslah bahwa untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan tersebut ilmu memerlukan instansi lain yang

melebihi ilmu yakni filsafat.

3. Harsoyo menyatakan bahwa ilmu yang dimiliki umat manusia

dewasa ini belumlah seberapa dibandingkan dengan rahasia alam

24

Page 25: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

semesta yang melindungi manusia. Ilmuwan-ilmuwan besar biasanya

diganggu oleh perasaan agung semacam kegelisahan batin untuk ingin

tahu lebih banyak, bahwa yang diketahui itu masih meragu-ragukan,

serba tidak pasti yang menyebabkan lebih gelisah lagi, dan biasanya

mereka adalah orang-orang rendah hati yang makin berisi makin

menunduk. Selain itu Harsoyo juga mengemukakan bahwa kebenaran

ilmiah itu tidaklah absolut dan final sifatnya. Kebenaran-kebenaran

ilmiah selalu terbuka untuk peninjauan kembali berdasarkan atas

adanya fakta-fakta baru yang sebelumnya tidak diketahui.

4. J. Boeke menyatakan bahwa bagaimanapun telitinya kita menyelidiki

peristiwa-peristiwa yang dipertunjukan oleh zat hidup itu,

bagaimanapunjuga kita mencoba memperoleh pandangan yang jitu

tentang keadaan sifatzat hidup itu yang bersama-sama tersusun, namun

asas hidup yang sebenarnya adalah rahasiah abadi bagi kita, oleh karena

itu kita harus menyerah dengan perasaan saleh dan terharu.

Dengan memperhatikan penjelasan di atas, nampak bahwa ilmu itu tidak

dapat dipandang sebagai dasar mutlak bagi pemahaman manusia tentang alam,

demikian juga kebenaran ilmu harus dipandang secara tentatif, artinya selalu

siap berubah bila ditemukan teori-teori baru yang menyangkalnya. Dengan

demikian dpatlah ditarik kesimpulan berkaitan dengan keterbatasan ilmu yaitu :

25

Page 26: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

1. ilmu hanya mengetahui fenomena bukan realitas, atau mengkaji realitas sebagai

suatu fenomena (science can only know the phenomenal, or know the real through

and as phenomenal - R. Tennant)

2. Ilmu hanya menjelaskan sebagian kecil dari fenomena alam/kehidupan manusia

dan lingkungannya

3. kebenaran ilmu bersifat sementara dan tidak mutlak

keterbatasan tersebut sering kurang disadari oleh orang yang mempelajari

suatu cabang ilmu tertentu, hal ini disebabkan ilmuwan cenderung bekerja

hanya dalam batas wilayahnya sendiri dengan suatu disiplin yang sangat ketat,

dan keterbatasan ilmu itu sendiri bukan merupakan konsern utama ilmuwan

yang berada dalam wilayah ilmu tertentu.

2.5 Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu berusaha mengkaji hal tersebut guna menjelaskan hakekat

ilmu yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh

pemahaman yang padu mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi

objek ilmu itu sendiri, dan yang cenderung terfragmentasi. Untuk itu filsafat

ilmu bermanfaat untuk :

Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu

Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu

26

Page 27: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap

bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran

Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pembahasan di atas kami dari kelompok VIII bahwa

Filsafat ilmu secara kritis menganalisis konsep – konsep dasar dan memeriksa

asumsi – asumsi dari ilmu – ilmu untuk memperoleh arti validitasnya. Filsafat

memberikan sintesis pada ilmu-ilmu pengetahuan yang khusus,

mempersatukan, dan mengkoordinasikannya. Hubungan timbak balik antara

ilmu dan filsafat, bahwa ilmu dapat menyediakan bahan berupa fakta – fakta

yang sangat penting bagi perkembangan ide filsafat, sehingga sejalan dengan

pengetahuan ilmiah.

3.2 Saran

Saran kami yaitu gunakanlah ilmu yang kita miliki untuk kepentingan

bersama serta tuntutlah ilmu setinggi mungkin agar ilmu yang kita dapatkan

tidak akan menjadi sia – sia dan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi

yang sifatnya merusak.

27

Page 28: Makalah Filsafat Ilmu . Hubungan Antara Ilmu Yang Satu Dengan Ilmu Yang Lain

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi,.(1998 ), Filsafah Ilmu, Teori Keilmuan, dan Metode Penelitian :

Memungut dan Meramu Mutiara-Mutiara yang Tercecer, Makalah,

Bandung PS-IKIP Bandung.

Achmad Sanusi, (1999), Titik Balik Paradigma Wacana Ilmu : Implikasinya Bagi

Pendidikan, Makalah, Jakarta : MajelisPendidikan Tinggi Muhammadiyah.

Agraha Suhandi, Drs., SHm.,(1992), Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya, (Diktat

Kuliah), Bandung : Fakultas Sastra Unpad Bandung.

Filsafat_Ilmu, members.tripod.com/aljawad/artikel/filsafat_ilmu.htm.

Ismaun, (2001), Filsafat Ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.

Jujun S. Suriasumantri, (1982), Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta :

Sinar Harapan.

Mantiq, media.isnet.org./islam/etc/mantiq.htm.

Moh. Nazir, (1983), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia

Muhammad Imaduddin Abdulrahim, (1988 ), Kuliah Tawhid, Bandung : Yayasan

Pembina Sari Insani

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/12/makalah-filsafat-ilmu.html

28