HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan...
-
Upload
nguyenphuc -
Category
Documents
-
view
249 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan...
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA DALAM PENGALAMAN
BELAJAR KLINIK DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN
(Studi Di Stikes Muhammadiyah Lamongan Program SI Keperawatan)
TESIS
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
oleh :
HENY EKAWATI S. 540209215
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
ABSTRACT
Heny Ekawati, S 540209215, 2010. “ The Correlation Between The perception Application of Nursing Clinic Guidance Method and The Satisfaction Level in Nursing Clinic Study Experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan 2010, Thesis Master Degree Program in Health Profession Education, Graduate program, Sebelas Maret University, surakarta, 2010 The application of nursing clinic guidance method is one of teaching process methods in clinic wich enable clinic educator/guider to choose and apply the way to educate wich is suitable with the individual purpose and characteristic of student based on learning concept. So, a good application of nursing clinic guidance method is expected to improve the student’s satisfaction level.
The objective of this research is to find the correlation between perception the application of nursing clinic guidance method and the satisfaction level. in Nursing Clinic Study Experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan 2010
The research design emplayeded this research is a the correlational quantitative
design with cross sectional approach. The sampling technique used is a simple random sampling teachnique. The research sample consist of 43 students. The data for this research were obtained with questionnaire. The obtained data were analyzed using multiple linear regression
The result of T-test indicates that the value of R square is 0,918 where the
bedsite teaching method is p value = 0,001, written clinic assignment method is p value = 0,000, conference method is p value = 0,000. The regression coeficienci is shown in the form of equation of multiple linear regression Y = 20, 108 + 0.875 X1 + 1,239 X2 + 1,375 X3).
. The research concludes that bedsite teaching method, written clinic assignment method, conference method significantly affect student’s the satisfaction level students in nursing clinic study experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 2010. Keywords: bedsite teaching method, written clinic assignment method, conference
method, satisfaction level
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi, mempunyai landasan
akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai
pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat
melaksanakan sosialisasi professional (Profesional Socialization) dalam bentuk
pengalaman belajar klinik dalam keperawatan professional (Husin, 2003).
Pengalaman belajar klinik keperawatan (clinical learning experience in nursing)
adalah pengalaman belajar yang dilaksanakan di tatanan pelayanan kesehatan atau
keperawatan nyata (real setting), khususnya di rumah sakit yang memenuhi persyaratan,
ditujukan untuk membina sikap dan tingkah laku serta ketrampilan professional
keperawatan. Pengalaman belajar klinik juga memberi kesempatan bagi peserta didik
pendidikan tinggai keperawatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh sebelumnya, sehingga memiliki sikap dan kemampuan melaksanakan
praktek keperawatan ilmiah (scientific nursing practice) secara mandiri dan profesional
(Husin, 2002).
Mahasiswa akan berhasil dalam pengalaman belajar klinik tergantung pada
beberapa faktor antara lain pembimbing klinik/Clinical Instructur, proses bimbingan,
metode bimbingan yang digunakan pembimbing klinik, kelengkapan sarana, kerjasama
klien dan keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode bimbingan klinik menurut Dorothy antara
lain experiential, penyelesaian masalah, konferensi, observasi, bedside teaching dan
ronde keperawatan. Stikes Muhammadiyah Lamongan, pada metode pengajaran klinik
baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode
konferensi, bedside teaching dan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008). Kodim,
4
1996 yang menyatakan bahwa metode role play, studi kasus, dan praktek menunjukkan
kemampuan mengingat mahasiswa yang diberikan dengan metode tersebut sebanyak 90%
sesudah 3 jam dan 70% sesudah 3 hari (Indriyati, 2003).
Dalam pengalaman belajar klinik keperawatan, kepuasan mahasiswa akan
tercapai jika pembimbing klinik memberikan informasi, stimulasi serta dapat
menciptakan situasi belajar yang menarik. Oliver (1999) menyatakan bahwa kepuasan
mahasiswa selama proses pembelajaran dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam
belajar sehingga meningkatkan kemampuan/kompetensi hasil pembelajaran yang
dipelajari.
Dari hasil studi pendahuluan pada mahasiswa program SI keperawatan Stikes
Muhammadiyah lamongan tahun ajaran 2009/2010 didapatkan sebanyak 99% mahasiswa
SI keperawatan yang menjalani praktek klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan pada rata-rata seluruh departemen didapatkan, 4% mahasiswa mendapat nilai
A (>78), 88% mahasiswa mendapat nilai B (69 - 78) dan 8% mendapat nilai C (< 69)
serta dari hasil wawancara tentang tingkat kepuasan mahasiswa pada 10 mahasiswa
sebanyak 5 mahasiswa menyatakan kurang puas pada proses bimbingan klinik
Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah penelitian
tentang “Hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik keperawatan
dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di
RSUD Dr. Soegiri LamonganTahun 2010”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat
kepuasan mahasiswa di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?
5
2. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan
tingkat kepuasan mahasiswa di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?
3. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat
kepuasan mahasiswa di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?
4. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching, penugasan
klinis tertulis, dan konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman
belajar klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan
klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik
keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2010
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat
kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan
b. Mengetahui hubungan persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan
tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan
c. Mengetahui hubungan persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat
kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan
d. Menganalisa hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching,
penugasan klinis tertulis, dan konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam
pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan
6
C. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis atau konfirmatif
pengembangan teori dan manfaat aplikatif antara lain :
1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi institusi terkait dalam hal penerapan
metode bimbingan klinik yang tepat bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mencapai keberhasilan pembelajaran praktek klinik
keperawatan.
2. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penerapan metode
bimbingan klinik, maka diharapkan pemenuhan kepuasan mahasiswa dapat dilakukan
dengan tepat oleh manajemen (dosen). Kepuasan mahasiswa yang tinggi dapat
menjadi sarana untuk menunjukkan penampilan kerja Organisasi Prodi SI
keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Praktek Klinik Keperawatan.
Tahapan profesi atau pengalaman belajar klinik (PBK) pada SI Keperawatan
dilaksanakan dalam bentuk praktek klinik keperawatan (PKK). Praktek klinik
keperawatan adalah suatu proses transformasi peserta didik untuk menjadi perawat
profesional yang memberi kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat
profesional di tatanan nyata pelayanan kesehatan klinik atau komunitas untuk
melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar menerapkan proses keperawatan
menampilakan sikap atau tingkah laku dan ketrampilan profesional (Nursalam, 2002).
Tujuan praktek klinik keperawatan adalah : (1) Memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk menjadi terampil menggunakan teori dalam tindakannya dengan
belajar ketrampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. (2) Learning how to
7
learn : ketrampilan belajar yang memfasilitasi inquiry, persuit of ideas, konsentrasi
integrasi dan evaluasi. (3) Meningkatkan akuntabilitas pendidik memastikan bahwa
peserta didik disiapkan badi society of knowledge. (4) Menerima risk taking behaviour :
pemikiran hati-hati tentang rencana tindakan dan hasil – hasil yang memungkinkan. (5)
Media sosialisasi di dalam suatu profesi (Yani, 2003).
B. Pembelajaran dalam Praktek Klinik Keperawatan
C. Konsep Persepsi Penerapan Metode Bimbingan Klinik / Pengajaran
D. Tingkat Kepuasan
E. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan (Santi, 2006), didapatkan bahwa ada hubungan
penerapan metode bedside teaching dengan tingkat kepuasan mahasiswa Akper lumajang
dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Haryoto Lumajang. Pada tahun 2010 ini saya
mencoba melakukan penelitian tentang penerapan metode bimbingan klinik dengan
tingkat kepuasan mahasiswa Stikes Muhammadiyah Lamongan dalam pengalaman
belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
F. Kerangka Pikir
Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi, mempunyai landasan
akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai
pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat
melaksanakan sosialisasi professional (Profesional Socialization) dalam bentuk
pengalaman belajar klinik dalam keperawatan professional (Husin, 2003).
Penerapan metode bimbingan klinik yang sudah dilakukan di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan meliputi : Metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, metode
8
konferensi diharapkan dapat menunjang pembelajaran klinik, sehingga dapat
meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam menempuh pendidikan profesi.
Mahasiswa akan berhasil dalam pengalaman belajar klinik tergantung pada
beberapa faktor antara lain pembimbing klinik/Clinical Instructur, proses bimbingan,
metode bimbingan yang digunakan pembimbing klinik, kelengkapan sarana, kerjasama
klien dan keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode bimbingan klinik menurut Dorothy antara
lain experiential, penyelesaian masalah, konferensi, observasi, bedside teaching dan
ronde keperawatan. Stikes Muhammadiyah Lamongan, pada metode pengajaran klinik
baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode
konferensi, bedside teaching dan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008).
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. ada hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat
kepuasan mahasiswa
2. ada hubungan antara persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan
tingkat kepuasan mahasiswa
3. ada hubungan antara persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat kepuasan
mahasiswa
4. ada hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik
keperawatan(metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, konferensi) dengan
tingkat kepuasan mahasiswa
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif korelasional dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu
saat. (Nursalam,2003)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Stikes Muhammadiyah Lamongan pada bulan Januari
– April 2010
C. Populasi dan Sampel
Populasi dan sample penelitian ini adalah mahasiswa SI keperawatan Stikes
Muhammadiyah Lamongan semester 5 (kelas B) yang telah menjalani praktek klinik
keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan sebanyak 48 mahasiswa
Besar sample dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus besar sample
(Soekidjo Notoatmodjo, 2005)
N = N 1 + N. 0.05 0,05 N = 48 1 + 48 0,0025 N = 43 Responden
Berdasarkan perhitungan besar sample maka didapatkan 43 responden. Pengambilan
sample dengan teknik simple random sampling.
Teknik pengambilan sample adalah dengan membuat tabel bilangan random yang
berisi nomer urut berdasarkan abjad pertama nama mahasiswa. Kemudian menentukan
dengan tabel random mengundi mahasiwa yang didapat untuk diambil sebagai sampel.
10
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu :
1. Variabel bebas adalah persepsi penerapan metode bimbingan klinik keperawatan
yang meliputi : metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, dan metode
konferensi
2. Variabel terikat adalah tingkat kepuasan mahasiswa
E. Definisi Operasional
1. Metode Bedsite Teaching adalah Metode mengajar/membimbing kepada peserta
didik yang dilakukan oleh pembimbing klinik disamping tempat tidur klien dan
asuhan keperawatan yang dibutuhkan klien secara nyata, meliputi : Demonstrasi
ketrampilan tehnikal dan prosedural di samping tempat tidur pasien. Untuk
mengukur penerapan metode bedside teaching dengan menggunakan kuesioner
total nilai 20.
Skala data interval
2. Metode Penugasan Klinik Tertulis adalah Penugasan klinik tertulis yang bertujuan
untuk pengembangan kemampuan penulisan proses keperawatan, meliputi :Studi
kasus Rencana pendidikan kesehatan, Catatan perkembangan klien, Laporan
kegiatan sehari-hari, Rencana Asuhan Keperawatan. Untuk mengukur metode
penugasan klinik tertulis dengan menggunakan kuesioner. total nilai 20
Skala data interval
3. Metode Konferensi adalah Diskusi perorangan atau kelompok yang didipimpin
oleh pembimbing klinik tentang beberapa aspek klinik baik pre konferen dan post
konferen saat belajar klinik, meliputi : Persiapan Mahasiswa sebelum praktek,
Rencana Mahasiswa sebelum praktek, Mengidentifikasi perasaan Mahasiswa saat
praktek klinik.Untuk mengukur penerapan metode konferensi dengan
menggunakan kuesioner, total nilai 20
Skala data interval
4. Tingkat Kepuasan Mahasiawa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan adalah
Perasaan yang dirasakan mahasiswa antara harapan dengan kenyataan terhadap
metode bimbingan klinik yang diterapkan oleh pembimbing klinik selama
pengalaman belajar klinik keperawatan. Meliputi :Tangible, Reability, Responsive,
\
Assurance, Emphaty. Kepuasan Mahasiswa diukur dengan menggunakan
kuesioner.
Skala data interval
E. Pengumpulan Data
1. Instumen yang digunakan
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berupa
pertanyaan tertutup untuk memperoleh informasi tentang penerapan metode bimbingan
klinik keperawatan dari responden, dengan jawaban, ya diberikan skor 2, kadang-kadang
diberikan skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Sedangkan untuk tingkat kepuasan
mahasiswa dengan menggunakan skala Likert yaitu sebuah daftar dimana responden
tinggal membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan mulai dari
sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), kurang puas (KP), tidak puas (TP). Instrumen
variabel independent merupakan modifikasi dari Nursalam, 2003 dan instrument variable
dependen merupakan modifikasi dari Rangkuti, 2002. Data yang didapatkan ditabulasi dan
dibuat dalam bentuk diagram.
Uji Validitas
Kuesioner sebelumnya diujicobakan pada mahasiswa program SI keperawatan
Stikes Muhammadiyah Lamongan semester 5 (kelas A) yang menjalani praktek klinik di
RSUD Dr. Soegiri Lamongan sejumlah 15 orang selanjutnya dilakukan uji validitas
dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson melalui bantuan program SPSS
for Windows 15.0 terhadap instrument tersebut pada 15 responden. Syarat untuk dianggap
valid, jika alpha kurang dari 0,05. (Sugiono, 2003).. Adapun rumus korelasi pearson
adalah:
( )( )( )[ ] ( )[ ]å åå åå å å
--
-=
2222 YYNXXN
YXXYNRXY
Keterangan :
\
X = Variabel bebas
Y = Variabel terikat.
RXY = Korelasi Produk Momen Pearson
N = Jumlah responden
Uji Reabilitas
Uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Chronbach melalui program
SPSS for Windows 15.0. Dikatakan reliabel jika hasil perhitungan standardized item alpha
(SIA) lebih besar dari nilai reliabilitas standart yang telah ditentukan, yaitu
0,6.(Arikunto,1993). Metode yang digunakan adalah metode Alpha Cronbach, dengan
rumus sebagai berikut:
úúû
ù
êêë
é-úû
ùêëé
-= å
21
2
111 1
1 s
sk
kr
Dimana: r11 = reliabilitas item pertanyaan k = banyaknya item Ss2 = jumlah variabel item s2 = Varians total
2. Jenis data
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kepada mahasiswa
F. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahapan sebagai berikut :
1. Editing Data
Dilakukan setelah semua data terkumpul melalui kuesioner yaitu dengan memeriksa
kembali semua kuesioner dengan maksud untuk melihat setiap kuesioner dengan maksud
untuk melihat apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai petunjuk.Untuk memudahkan
entry data, peneliti mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-masing
pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Editing dikerjakan untuk meneliti
\
setiap lembar hasil kuesioner, untuk melihat kelengkapan data dan keakuratan data. Edapat
mungkin dilakukan pada hari yang sama.
2. Kodig data
Untuk memudahkan entry data, peneliti mengklasifikasikan data dan memberi kode
untuk masing-masing pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data
3. Entry data
Memasukkan data kedalam program computer
4. Cleaning data
Merupakan proses pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi
H. Analsis data
1. Variabel independent
Untuk mengolah data variabel independen yaitu penerapan metode bimbingan
klinik dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibandingkan skor yang tertinggi
dikalikan 100%. Dengan perhitungan tiap item berdasarkan kategori penerapan, kode 0 :
Tidak, kode 1 : Kadang-kadang, kode 2 : Ya.
2. Variabel dependent
Untuk mengolah data variabel dependent yaitu tingkat kepuasan mahasiswa
dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor tertinggi
dikalikan 100%. Dengan perhitungan tiap item sangat puas diberi kode 5, puas diberi kode
4, cukup puas diberi kode 3, kurang puas diberi kode 2 dan tidak puas diberi kode 1.
3. Analisis Multivariat
Berdasarkan tujuan penelitian, analisis data yang digunakan untuk menentukan
pengaruh persepsi penerapan bimbingan klinik dengan tingkat kepuasan mahasiswa yang
digunakan adalah uji Regresi Linear Berganda dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows.
Apabila t hitung > t table dan p value < 0,05 maka HI ditrima dan HO ditolak yang artinya
ada hubungan yang signifikan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik (Metode
\
Bedsite Teaching, penugasan klinis tertulis, konferensi dengan tingkat kepuasan
mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan tahun 2010.
Uji Prasyarat Analisis
Pada analisis multivariat dilakukan uji asumsi normalitas data dan karena terdapat
lebih dari satu veriabel independent maka dilakukan beberapa pengujian yaitu, uji
homoskedastisitas ragam, uji Non-autokorelasi, uji Non-kolenieritas ganda (multy
colinearity). Variabel yang dipertimbangkan untuk diuji dengan regresi linear berganda
adalah variabel yang memeliki pvalue < 0,05 sewaktu uji bivariat.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel
dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai sebaran (distribusi) yang
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah suatu model yang mempunyai
sebaran (distribusi) normal atau mendekati normal.
Untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode statistik parametris
maka data yang digunakan harus terdistribusi normal, normalitas data dapat diketahui dari
uji Kolomogorov Smirnov.
Uji Multikolinearitas
Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan
menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance (Santoso, 2004).
Apabila nilai VIF>10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya apabila VIF<10 maka
tidak terjadi multikolinearitas. VIF merupakan pengukur adanya multikolinieritas antara
variabel-variabel independen.
Uji Autokorelasi
Asumsi autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data
pengamatan, dimana munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Adanya
\
suatu autokorelasi bertentangan dengan salah satu asumsi dasar dari regresi berganda yaitu
tidak adanya korelasi diantara galat acaknya, artinya jika ada autokorelasi maka dapat
dikatakan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh kurang akurat.
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada
korelasi antara kesalahan pengganggu (error) dari variabel-variabel dependen dan
independen yang diuji. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi di dalam model
regresi digunakan uji Durbin Watson dengan membandingkan nilai Durbin Watson
Statistik (DW hitung) dengan nilai Durbin Watson tabel (Algifari, 1997:79)1. Adapun kriteria
uji Durbin Watson (Wijaya, 2001) adalah:
§ DW < -2 = ada autokorelasi positif
§ -2<DW<+2 = Tidak ada autokorelasi
§ DW> +2 = ada autokorelasi negatif
Pada analisis multivariat dilakukan uji asumsi normalitas data dan karena terdapat
lebih dari satu veriabel independent maka dilakukan beberapa pengujian yaitu, uji
homoskedastisitas ragam, uji Non-autokorelasi, uji Non-kolenieritas ganda (multy
colinearity). Variabel yang dipertimbangkan untuk diuji dengan regresi linear berganda
adalah variabel yang memeliki pvalue < 0,05 sewaktu uji bivariat.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pemngamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2001). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel dependen dengan residulnya. Artinya, deteksi adanya heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot, dimana
\
sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2004)
I. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran
variabel yang diteliti, dan tabel silang untuk melihat hubungan antar variabel bebas dengan
variabel terikat
BAB IV
Hubungan Antara Penerapan Metode Bedsite Teaching, Metode Penugasan Klinis
Tertulis, Metode Konferensi Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiwa
Secara umum responden (mahasiswa) menyatakan puas terhadap penerapan
metode yang diberikan oleh pembimbing klinik di ruangan, namun ada beberapa
responden yang menyatakan cukup puas terhadap penerapan metode bimbingan tersebut,
hal ini dikarenakan ada beberapa pembimbing klinik di ruangan tertentu yang masih belum
menerapkan metode bimbingan secara maksimal, sehinga mahasiswa menyatakan cukup
puas terhadap penerapan metode bimbingan yang diberikan pembimbing klinik di ruangan.
Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara penerapan metode
bimbingan klinik keperawatan (Bedside Teaching, penugasan klinis tertulis, dan
konferensi) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa Stikes Muhammadiyah Lamongan
dalam pengalaman belajar Klinik Keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lumajang tahun
2010.
Menurut Rangkuti, 2003 konsumen (mahasiswa) mempunyai kriteria yang pada
dasarnya identik dengan beberapa jenis jasa yang memberikan kepuasan pada para
\
pelanggan, yang terdiri dari Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan
jasa secara akurat sesuai dengan yang dijanjikan, Responsiveness yaitu kemampuan
karyawan (pembimbing klinik) untuk membantu konsumen menyediakan dengan cepat
sesuai dengan yang diharapkan dan assurance yaitu pengetahuan dan kemampuan
karyawan untuk melayani dengan rasa percaya diri.
Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata metode penugasan klinis tertulis
memberikan kontribusi terbesar yaitu 38,64% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam
pengalaman belajar klinik keperawatan.
Menurut Hidayah, 2002 metode penugasan klinis tertulis merupakan metode yang
memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan secara tertulis, di lahan
praktek. Penugasan klinis tertulis digunakan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai
pemecahan masalah yang berkaitan erat dengan klien dan masalah lain yang ditemukan
dalam lingkungan praktek. Tugas ini membantu peserta didik untuk mengidentifikasi dan
menyampaikan nilai dan keyakinan mereka, meningkatkan pemahaman mengenai aspek
tertentu dari praktek klinik dan mengembangkan komunikasi secara tertulis serta
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Penugasan klinis tertulis memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk berfokus pada masalah nyata yang mereka temukan
sendiri di klinis dan masalah yang telah dialami sendiri dan dapat meningkatkan
kemampuan untuk membuat keputusan klinis sendiri (Dorothy, 2002).
Berdasarkan hasil pengakuan responden pembimbing klinik dalam menerapkan
metode penugasan klinis tertulis, setiap mahasiwa pada saat menjalani praktek klinik
diwajibkan membuat untuk merawat satu pasien kelolaan, dimana mahasiwa bertanggung
jawab penuh terhadap asuhan keperawatan pasien tersebut. Hal ini secara tidak langsung
dapat memberikan rasa percaya diri dari mahasiwa untuk betanggung jawab penuh baik
dalam asuhan keperawatan serta dokomentasi. Peniugasan klinis ini juga dipantau
langsung dan dievaluasi oleh pembimbing klinik dari ruangan. Dari gambaran diatas dapat
\
diketahui bahwa pembimbing klinik ruangan sudah melaksanakan perannya dalam
melaksanakan metode penugasan klinis tertulis dibuktikan dalam perhitungan penerapan
metode penugasan klinis tertulis memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat
kepuasan mahasiswa Stikes Muhammadiyah lamongan dalam penngalaman belajar klinik
keperawatan.
Untuk metode konferensi memberikan sumbangan kedua yaitu 31,46% terhadap
tingkat kepuasan mahaiswa Stukes Muhammadiyah Lamongan dalam pengalaman belajar
klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Menurut Dorothy, 2002, konferensi merupakan diskusi kelompok mengenai
beberapa aspek praktek klinik, pre dan post dimana metode ini untuk membantu peserta
didik dalam berpikir secara kritis dan menguji dimensi afektif perawatan klien. Pre
konferen mempersiapkan peserta didik untuk menjalani pengalaman mereka dilingkungan
praktik, membantu mengidentifikasi masalah klien, merencanakan perawatan dan
mengevaluasi hasil serta memberikan cara bagi peserta didik untuk mendiskusikan klien
mereka dengan staf pengajar dan rekan sejawat jika dalam bentuk kelompok. Bagi
pengajar pre konferen memungkinkan pengajar untuk mengidentifikasi keprihatinan dan
perasaan mahasiswa mengenai pengalaman praktek.
Berdasarkan pengakuan responden, selama ini metode konferensi untuk pre
konferensi dilakukan oleh pembimbing di ruangan dimana sebelum praktik dimulai
mahasiswa dikumpulkan dan masing-masing mahasiswa diberi tanggung jawab pasien
sesuai dengan jumlah mahasiswa yang ada kemudian mahasiwa tersebut bertanggung
jawab dalam membantu memenuhi kebutuhan pasiennya. Menurut peneliti ada hal penting
yang belum dilakukan secara maksimal oleh pembimbing klinik yaitu tentang pertemuan
pembimbing klinik ruangan dengan mahasiswa selama 30-60 menit untuk mendiskusikan
masalah dalam pengalaman belajar klinik. Padahal kegiatan ini sangat penting untuk
melatih mahasiswa untuk berpikir secara kritis.
\
Menurut Ratnawati, 2005 salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan
mahasiwa adalah Reability (keandalan) yaitu kemampuan guru/dosen/pembimbing/ untuk
memberikan jasa/pelayanan sesuai yang dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten
Berdasarkan pengakuan responden saat diwawancarai karena tidak seimbang
perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien sehingga pembimbimg ruangan
waktunya lebih banyak untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien dari pada
melakukan diskusi dengan peserta didik. Hal ini dimungkinkan dari kondisi rumah sakit
yang non-pendidikan juga pembimbing klinik yang belum mendapatkan pelatihan CI
(clinical instructur)
Sedangkan untuk metode post konferensi disesuaikan dengan kelonggaran waktu
pembimbing dan mahasiswa sehingga pelayanan keperawatan tetap berjalan.
Penerapan metode bedsite teaching memberikan sumbangan terkecil yaitu
21,70% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. Bedside teaching adalah merupakan metode
bimbingan yang dilakukan di samping tempat tidur klien dengan mempelajari klien
terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Hidayah, 2002). Manfaat
metode bedside teaching agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta
didik untuk menguasai ketrampilan procedural, menumbuhkan sikap profesional,
mempelajari perkembangan biologis / fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan
langsung (Nursalam, 2003).
Berdasarkan hasil pengakuan responden pembimbing klinik dalam menerapkan
metode bedside teaching, apabila terdapat kasus-kasus yang belum pernah dijumpai oleh
mahasiswa dimana pembimbing klinik menjelaskan tentang tindakan apa saja yang harus
dilakukan mulai dari pengkajian dan rencana asuhan keperawatan klien dengan
mendemonstrasikannya kepada mahasiswa dan mahasiswa juga diberi kesempatan untuk
mendemonstrasikan kembali apa yang telah pembimbing ajarkan. Mahasiswa juga diberi
kesempatan untuk melatih tehnik ketrampilan prosedural di ruangan dibawah pengawasan
\
pembimbing klinik misalnya tehnik rawat luka pasien, pemasangan infus yang benar serta
saat melakukan bimbingan pembimbing klinik terbuka untuk ditanya oleh mahasiswa
sehingga mahasiswa merasa diperhatikan dan dihargai selama proses bimbingan
berlangsung.
Ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa selain tiga
metode tersebut, yaitu akses atau jangkauan pelayanan pendidikan, hubungan antar
manusia, kenyamanan, kenikmatan, keamanan pelayanan atau bimbingan, akses atau
jangkauan pelayanan pendidikan, efisiensi pelayanan, kenyamanan dan kenikmatan, serta
informasi yang diberikan kepada mahasiswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode bedsite teaching dengan
tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah Lamongan.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode penugasan klinis tertulis
dengan tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah Lamongan.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode konferensi dengan
tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Muhammadiyah Lamongan.
4. Metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, dan konferensi secara bersama-
sama berhubungan dengan tingkat kepuasan mahasiswa di Stikes Muhammadiyah
Lamongan.
B. IMPLIKASI
1. Bagi rumah sakit
Perlu mengadakan pelatihan clinical instructur bagi pembimbing di ruangan agar bisa
memberikan proses bimbingan yang maksimal.
2. Bagi institusi pendidikan
\
Perlu adanya pemantuan dari pembimbing klinik dari akademik secara intensif. Dan
mengadakan survei kepuasan mahasiswa setelah menjalani praktik klinik sebagai
tolok ukur untuk mengevaluasi kegiatan praktek klinik
C. SARAN
1. Bagi rumah sakit, penelitian dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan rumah sakit
sebagai rumah sakit pendidikan, baik dari segi sumberdaya manusia, lingkungan yang
kondusif sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmunya dan sebagai media
sosialisasi profesi.
2. Bagi Institusi pendidikan, Untuk lebih mempersiapkan proses pembelajaran klinik
secara efektif agar tercipta proses pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan
prioritas yang diharapkan institusi.
3. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri dan memantapkan teori yang diberikan
pada saat pre klinik sehingga pada saat praktek klinik mahasiswa dapat menjalankan
praktek klinik keperawatan dengan baik dan bisa mengerti, memahami masalah yang
ada selama praktik.
4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode bimbingan klinik
keperawatan dari segi pembimbing klinik pendidikan, serta hubungan penerapan
metode bimbingan klinik keperawatan terhadap prestasi belajar mahasiswa
\
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Student Satisfaction. (online). (http://www.csse.edu.au/smarkham/teachersposrt/sat 102.htm. diakses tanggal 15 januari 2010
Anonymous. Applying Costumer Satisfaction Theory to Community College Planning Of
Student Service. (online), (http://www.Med-ed.online.org/f00000.htm. diakses tanggal 15 januari 2010
Akemat. 2002. Metode Bimbingan Klinik Keperawatan. Makalah disajikan dalam
Pelatihan Bimbingan Klinik Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi Efektif dalam Bimbingan Klinik Keperawatan. Lawang Malang. RSJP Lawang dan PSIK Unibraw. 8-14 Februari
Dep.Dik.Bud. 1999. Kurikulum Nasional Pendidikan Diploma III Keperawatan di
Indonesia. Jakarta: hal. 4,11 Dorothy.E.Reilly. 1999. Clinical Teaching In Nursing Education 2/E. Pengajaran Klinis
Dalam Pendidikan Keperawatan Edisi 2. Enie Novieastari (Penterjemah). 2002, Jakarta : EGC, hal. 134, 137, 149, 150-153, 203, 239
Husin. 2003. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada Pendidikan Tinggi Keperawatan.
Makalah disajikan dalam Seminar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Pendidikan Kesehatan. Lumajang, 5 April
Hidayah, A. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan, Jakarta : CV. Sagung Seto hal.
58-59 Indriatie, Nurrahmah. 2003. Peran dan Fungsi Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan.
Makalah disajikan dalam Pelatihan SDM Lahan Praktek dan Institusi Diknakes Propinsi Jawa Timur. Murnajati Lawang, 13 Oktober
Irawan. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo hal.
2-3 Keliat, BA. 2002. Metode Bimbingan Klinik Keperawatan. Makalah disajikan dalam
Pelatihan Bimbingan Klinik Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi Efektif dalam Bimbingan Klinik Keperawatan. Lawang Malang. RSJP Lawang dan PSIK Unibraw. 8-14 Februari
Kodim. 1996. Buku Acuan Ketrampilan Melatih. Alih Bahasa Sulliva. Jakarta : National
Resource Center Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika, hal. 268, 270, 271, 277, 278 Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika hal. 189-160
\
Purnawarman, T. 2004. Strategi Pemasaran Mutu dan Pengendalian Produk, (online),
(http://www.ekafood.com/strategipemasaran4.htm, diakses pada tanggal 15 januari 2010)
Rangkuti, F. 2002. Measuring Costumer Satisfaction. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, hal. 18-19 Ratnawati, P. 2005. Mengukur Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pendidikan,
(online), (http://www.Depdiknas.go.id/jurnal/43/P-Ratnawati.htm, diakses pada tanggal 10 januari 2010)
Santoso, S. 2004. zStatistik Multivariat. Jakarta : PT. Elex Komputindo hal. 64 Sarmuti. 2001. Menggapai Prestasi. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, hal.
10-12 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Jakarta : Alfabeta Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta Umberto, S. Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Pelayanan Studi Terhadap
Mahasiswa Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Triandra Jakarta, (online), (http://www.depdiknas.go.id/jurnal/sihombing.pdf, diakses tanggal 10 Januari 2010)
Wijaya. 2001. Analisis Stastistik dengan program SPSS 15.0. Bandung : Penerbit Alfabeta Yani, A. 2003. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada Pendidikan Tinggi Keperawatan.
Makalah disajikan dalam Seminar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Pendidikan Kesehatan. Lumajang, 5 Apr
\
\