HUBUNGAN ANTARA SUMBER BELAJAR DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA SUMBER BELAJAR DENGAN...
HUBUNGAN ANTARA SUMBER BELAJAR DENGAN
KEBERHASILAN BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SD NEGERI BINTORO 1 DEMAK
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
SUMINAH
NIM : 093111436
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Suminah
NIM : 093111436
Jurusan/Program Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 2 Juni 2011
Saya yang menyatakan
Suminah
NIM: 093111436
iv
NOTA PEMBIMBING
NOTA DINAS Semarang, 2 Juni 2011
Kepada
Yth. Dekan IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahuan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Hubungan antara Sumber Belajar dengan Keberhasilan Belajar
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun
Pelajaran 2010/2011
Nama : Suminah
NIM : 093111436
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Wassalamu „alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Drs. Karnadi, M.Pd.
NIP: 19680317 199403 10
v
ABSTRAK
Judul : Hubungan antara Sumber Belajar dengan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam pada Materi Tarikh di SD Negeri
Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penulis : Suminah
NIM : 093111438
Adapun permasalahan yang hendak dibahas tentang penggunaan sumber
belajar sebagai salah satu komponen media terwujudnya proses belajar mengajar
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebab banyak guru yang masih
menggunakan metode mengajar secara klasikal yaitu murid mendengarkan
ceramah dari guru, maka dari itu itu perlu adanya inovasi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar yang dimiliki oleh sekolah. Studi ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana sumber belajar
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak. (2)
Bagaimana hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh semester 2 di
SD Negeri Bintoro 1 Demak (3) Adakah hubungan sumber belajar dengan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam pada amteri tarikh semester 2 di SD Negeri
Bintoro 1 Demak. Datanya diperoleh melalui kegiatan penyebaran angket,
mengumpulkan nilai tes dan juga observasi serta dokumentasi untuk mencari data
tentang profil sekolah. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah seluruh
peserta didik kelas IV,V dan VI SD Bintoro 1 Demak yang dijadikan sampel
sejumlah 40 siswa. Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif dengan rumus regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Pada variabel X menunjukkan
bahwa nilai rata-rata (mean) adalah 47,48. Apabila diterapkan dalam interval nilai,
maka dapat dikatakan bahwa sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam
kategori baik. (2) Pada variabel Y menujukkan bahwa nilai rata-rata (mean)
adalah 89,38. Apabila diterapkan dalam interval nilai, maka dapat dikatakan
bahwa tingkat hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh semester
2 di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011 dalam kategori baik
sekali, di mana nilai mean terdapat antara interval (86-100). (3) Berdasarkan pada
analisis kuantitatif dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang
berbunyi “ada hubungan yang positif antara sumber belajar dengan hasil belajar
Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun
pelajaran 2010/2011” dapat diterima kebenarannya pada taraf signifikan 1%
maupun 5%. Hal ini dapat dilihat nilai r-observasi adalah 0,554 berada di atas r
product moment, batas penolakan 1% sebesar 0,403 dan 5% sebesar 0,312 dengan
kata lain (0,554 > 0,403 > 0,312).
Peneliti menyarankan agar peserta didik memiliki motivasi dalam diri dan
sikap aktif dengan meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif,
berani bertanggung jawab, mampu menyadarkan dengan memanfaatkan waktu
luang untuk hal-hal yang menunjang kegiatan belajarnya, sehingga hasil belajar
PAI yang diperoleh akan lebih memuaskan.
vi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman
pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor:
158/1987 dan Nomor 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sangan [al-]
disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
t ط a ا
z ظ b ب
„ ع t ت
g غ s ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م z ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
‟ ء sy ش
y ي s ص
d ض
.
.
.
.
.
.
.
vii
MOTTO
Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman”.
(QS. Yunus : 101)
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Suami tercinta (Bapak M. Muryasa)
Ketiga putriku tersayang (N. Dewi Noviastuti, N. Dyah Ayu Noviastuti, N.
Rizqi Ferdianavita).
Kepala SD N Bintoro I Demak Bapak Drs. Muzayyin, MH
Teman-teman seangkatan dalam program peningkatan kualifikasi S1 Guru
PAI di IAIN Walisongo Semarang.
Pembaca budiman sekalian.
Teriring doa semoga segala kebaikan dibalas oleh Allah SWT. Amien.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan petunjuk dan pertolongan sehingga skripsi ini selesai. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW., beserta keluarga
dan para sahabatnya yang telah menuntun manusia ke jalan yang benar, di jalan
yang diridlai Allah SWT.
Alhamdulillah, atas bantuan, saran, dan bimbingan dari semua pihak
memberikan kemudahan bagi penulis sehingga skripsi akhirnya dapat
terselesaikan. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada:
1. Pgs. Rektor IAIN Walisongo Semarang, yakni Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yakni Dr. Suja‟i, M.Ag.
3. Dosen Pembimbing Skripsi, yakni Bapak Drs. Karnadi, M.Pd.
4. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan pengetahuan dan pelayanan selama melaksanakan studi.
5. Seluruh Guru, Staf dan Karyawan SDN Bintoro 1 Demak. Terutama kepada
Bapak Muzayyin, MH, selaku Kepala SDN Bintoro 1 Demak yang telah
memberikan segala kemudahan dan ijin penelitian.
6. Suami tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis
serta selalu memberikan nasihat dan semangat bagi penulis.
7. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Kepada Allah jualah kita menyerahkan segala urusan. Semoga amal baik
semua pihak diterima oleh Allah SWT., dan skripsi ini bisa bermanfaat bagi
penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Semarang, 2 Juni 2011
Penulis
Suminah
NIM: 093111436
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PENGESAHAN.............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
TRANSLITERASI ........................................................................................ vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Alasan Pemilihan Judul ........................................................... 3
C. Penegasan Istilah .................................................................... 3
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II : SUMBER BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PAI
A. Sumber Belajar dan Pemanfaatannya ...................................... 7
1. Pengertian Sumber Belajar ................................................ 7
2. Klasifikasi Sumber Belajar ................................................ 8
3. Fungsi Sumber Belajar ...................................................... 12
4. Komponen dan Faktor-faktor Sumber Belajar ................... 13
5. Kriteria Pemanfaatan Sumber Belajar ................................ 15
6. Pemanfaatan Sumber Belajar ............................................. 16
B. Hasil Belajar ........................................................................... 18
1. Pengertian Hasil Belajar .................................................... 18
xi
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 20
3. Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ........ 22
4. Tolok Ukur Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam .......... 27
C. Hubungan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam ........................................................ 28
D. Kerangka Berfikir ................................................................... 29
E. Hipotesis Penelitian ................................................................ 30
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Pelaksanaan Penelitian .......................................... 31
B. Variabel Penelitian .................................................................. 31
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
E. Teknik Analisis Data............................................................... 35
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Situasi Umum SD Negeri Bintoro 1 Demak ............................ 38
1. Tinjauan Historis ............................................................... 38
2. Letak Geografis ................................................................. 38
3. Struktur Organisasi Sekolah .............................................. 39
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ................................. 40
5. Sarana dan Prasarana ......................................................... 42
6. Kegiatan-kegiatan Sekolah ................................................ 43
B. Deskripsi Data tentang Pemanfaatan Sumber Belajar dan
Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Bintoro 1 Demak..................................................................... 44
C. Deskripsi Data tentang Keberhasilan Belajar Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak .......................... 49
D. Analisis Inferensial tentang Pemanfaatan Sumber Belajar
terhadap Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam di
SD Negeri Bintoro 1 Demak ................................................... 53
xii
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Daftar Personalia Guru dan Karyawan SD Negeri Bintoro 1
Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 ................................................ 40
Tabel 2 : Jumlah Siswa SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran
2010/2011....................................................................................... 41
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun
Pelajaran 2010/2011 ....................................................................... 42
Tabel 4 : Hasil Nilai Angket Pemanfaatan Sumber Belajar dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1
Demak ............................................................................................ 45
Tabel 5 : Nilai Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Sumber Belajar dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1
Demak ............................................................................................ 47
Tabel 6 : Nilai Keberhasilan Belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Bintoro 1 Demak ............................................................................ 49
Tabel 7 : Nilai Distribusi Frekuensi Keberhasilan Belajar PAI di SD Negeri
Bintoro 1 Demak ............................................................................ 52
Tabel 8 : Ukuran Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI ................................... 52
Tabel 9 : Tabel Kerja Koefisien Korelasi Regresi .......................................... 54
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama Lengkap : Suminah
Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 31 Desember 1963
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Genggongan, RT. 06 RW. 02 Mangunjiwan
Demak
HP : 082133309565
II. Riwayat Pendidikan
1. SD Melayudarat II Lulus Tahun 1976
2. SMP VI Semarang Lulus Tahun 1980
3. PGAN (6 th) Semarang Lulus Tahun 1983
4. Diploma 2 IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 1997
5. Mahasiswi Kualifikasi DMS IAIN Walisongo Semarang Angkata Tahun
2009/2010.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
semoga dapat menjadi keterangan yang jelas.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara profesional. Setiap
kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu pendidik
dan peserta didik. Pendidik sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi
belajar peserta didik yang didesain secara sengaja, sistematis dan
berkesinambungan. Sedangkan peserta didik sebagai subyek pembelajaran
merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan pendidik.1
Kemudian dalam keseluruhan proses pendidikan di madrasah kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh peserta didik.2 Salah satu strategi yang dapat
diterapkan oleh guru adalah dengan menyediakan sumber belajar untuk dapat
digunakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk
membantu tiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber
belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994),
Menurut Dirjen Dikti, sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana
seseorang mempelajari sesuatu. Degeng sebagaimana dikutip Iskandar
menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat
dipergunakan oleh si-belajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar
komponen sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau
1Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), hlm.
8. 2Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 1.
2
secara kombinasi, baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber
belajar yang dimanfaatkan.3
Sumber belajar yang beraneka ragam di sekitar kehidupan peserta didik,
baik yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal
dalam pembelajaran. Sebagian besar guru kecenderungan dalam pembelajaran
memanfaatkan buku teks dan guru sebagai sumber belajar utama. Ungkapan
ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington sebagaimana dikutip Iskandar,
bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak
dimanfaatkan. Hal senada juga diperkuat oleh suatu hasil penelitian mengenai
kebutuhan informasi, yang menyatakan bahwa banyak sumber belajar di
perpustakaan yang belum dikenal dan belum diketahui penggunaannya.
Keadaan ini diperparah pemanfaatan buku sebagai sumber belajar juga masih
bergantung pada kehadiran guru, kalau guru tidak hadir maka sumber belajar
lain termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh
karena itu kehadiran guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain
sebenarnya banyak sumber belajar di sekitar kehidupan peserta didik yang
dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.4
Banyak orang beranggapan bahwa untuk menyediakan sumber belajar
menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk mendapatkannya, yang
kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua peserta didik
untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Dengan berbekal
kreativitas, guru SD Bintoro 1 Demak dapat membuat dan menyediakan
sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan
peserta didik dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak
berserakan di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus,
bekas kemasan sering luput dari perhatian. Dengan sentuhan kreativitas guru,
bahan-bahan bekas yang biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi
dan didaur-ulang menjadi sumber belajar yang sangat berharga. Kemudian
guru juga sering memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar
3Iskandar, Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009), hlm. 196-197. 4Ibid, hlm. 200.
3
yang penting bagi peserta didik. Dengan adanya perpustakaan, para peserta
didik dapat menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku yang
berkaitan dengan pelajaran yang dipelajari.
Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan yang
berdekatan dengan sekolah dan rumahpun dapat dioptimalkan menjadi sumber
belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar peserta didik. SD
Bintoro 1 Demak memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, oleh
guru di SD Bintoro 1 Demak keadaan tersebut dioptimalkan menjadi sumber
belajar yang sangat berharga untuk peserta didik agar pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam menjadi menyenangkan,
sehingga tujuan pembelajaran bermuara pada keberhasilan belajar.
Dari segi pelaksanaan aktivitas pendidikan usaha tersebut terwujud
dalam bentuk belajar mengajar. Proses belajar mengajar sebagai aktivitas
pendidikan selalu melibatkan guru dengan peserta didik. Guru dengan peserta
didik dalam proses belajar mengajar saling berkomunikasi dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Proses belajar mengajar
dalam bentuk tatap muka antara guru dengan peserta didik, ada beberapa hal
yang tidak dapat disampaikan secara sempurna kepada peserta didik, salah
satu usaha untuk memperbaikinya adalah dengan memilih dan memanfaatkan
sumber belajar pendidikan secara lebih optimal dan sistematis. Dengan
memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru berharap agar mendapat hasil
belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tercapai
dengan baik dan maksimal.
Dengan gambaran tersebut, peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang
penggunaan sumber belajar hubungannya dengan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak.
B. Penegasan Istilah
Judul skripsi ini adalah hubungan antara sumber belajar dengan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh semester 2 di SD Negeri
4
Bintoro 1 Demak, maka dapat diartikan secara terminologi maupun etimologi
kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini. Adapun kata-kata yang
dapat diartikan adalah sebagai berikut :
1. Hubungan diartikan sebagai suatu kegiatan timbal balik atau sebab
akibat.5 Yang dimaksud hubungan dalam penelitian ini untuk menentukan
ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih dan seberapa
besar tingkat hubungannya dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi.
Istilah “hubungan” dalam skripsi ini adalah sumber belajar yang ada di SD
Negeri Bintoro 1 Demak mempunyai hubungan dengan hasil belajar
(prestasi) peserta didik di SD Negeri Bintoro 1 Demak.
2. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk
kepentingan proses/aktivitas pengajaran baik langsung maupun tidak
langsung, di luar diri peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri
mereka pada saat pengajaran berlangsung. Dalam arti luas sumber belajar
adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta
didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.6
Sumber-sumber belajar yang dimaksudkan adalah segala sumber yang
digunakan peserta didik SD Negeri Bintoro 1 Demak dalam meningkatkan
keberhasilan belajar peserta didik. Di mana bentuk dari sumber belajar
tersebut dapat berupa sumber bacaan atau perpustakaan, guru, media.
3. Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun
keterampilan motorik. Kemudian tingkat keberhasilan belajar dalam mata
pelajaran di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti
angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A,B,C,D pada
pendidikan tinggi.7
5Ibid, hlm. 330.
6A. Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 161. 7Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102-103.
5
4. SD Negeri 1 Bintoro Demak merupakan sasaran penelitian tempat belajar
peserta didik yang bersifat formal.
Dalam uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud judul
skripsi ini adalah suatu kajian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara sumber belajar dengan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan pokok bahasan materi tarik semester 2 di SD
Bintoro 1 Demak.
C. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada uraian latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam pada materi tarikh semester 2 di SD Negeri Bintoro 1
Demak tahun pelajaran 2010/2011?
2. Bagaimana hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh
semester 2 di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011?
3. Adakah hubungan antara sumber belajar dengan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam pada materi tarikh semester 2 di SD Negeri Bintoro 1
Demak tahun pelajaran 2010/2011?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui penggunaan sumber belajar dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh semester 2 di SD Negeri
Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi
tarikh semester 2 di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran
2010/2011.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sumber belajar dengan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh semester 2 di
SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011.
6
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan masukan dan wacana bagi dunia pendidikan, seiring
dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
mengarah pada terciptanya proses belajar mengajar yang baik dan
pembaharuan dalam dunia pendidikan.
2. Sebagai masukan bagi sekolah, guru PAI, dan siswa agar selalu bekerja
sama dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada dalam meningkatkan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
3. Bagi peneliti, penelitian ini sangat berguna untuk menjadi motivasi
kedepan bagi peneliti untuk selalu menggunakan sumber belajar yang
beraneka ragam dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah.
7
BAB II
SUMBER BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PAI
A. Sumber Belajar
1. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan proses belajar mengajar. Lebih lanjut para ahli memberi
titik tekan yang sama dalam mendefinisikannya yaitu: Menurut Arif S.
Sadiman sebagaimana dikutip A. Rohani berpendapat bahwa segala
macam yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
memungkinkan /memudahkan terjadinya proses belajar disebut sebagai
sumber belajar. Dengan peranan sumber belajar-sumber belajar (seperti
guru, buku, film, majlah, laboratorium, peristiwa dan sebagainya)
memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak
mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan
menjadikan individudapat membedakan mana yang baik dan tidak baik,
mana terpuji dan tidak terpuji dan seterusnya.1
Sedangkan Iskandar mengartikan sumber belajar adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan
oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai
tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar dapat
berupa buku-buku rujukan, referensi atau literatur, baik untuk menyusun
silabus maupun dalam proses kegiatan belajar mengajar.2
Menurut Edgar Dale sebagaimana dikutip Sudjana dan Rivai
menjelaskan pengertian yang lebih luas dari sumber belajar yang
menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. Sumber belajar
dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu
sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagai sumber
1Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 161-162. 2Iskandar, Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), hlm. 196.
8
belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan
belajar. Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke
arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelumnya.3
Sedangkan menurut Nasution sebagaimana dikutip Pupuh dan Sobry,
menjelaskan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan.
Sumber belajar dapat dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan anak didik. Sumber
belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat dimanapun seperti di sekolah,
pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko dan sebagainya.
Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada
kreatifitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.4
Dengan demikian bila diperhatikan secara cermat, dari batasan-
batasan yang telah diberikan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
sumber belajar itu pada prinsipnya adalah segala sesuatu yang dapat
membantu, memperlancar proses belajar mengajar dan mempermudah
tercapainya keberhasilan belajar. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
dalam sumber belajar mengandung beberapa aspek yaitu sumber belajar
terdiri dari segala sesuatu, maka dari itu batasannya luas. Segala sesuatu
itu berfungsi mempermudah, dan memperlancar proses belajar mengajar.
2. Klasifikasi Sumber Belajar
Membuat klasifikasi sumber belajar tidaklah mudah. Hal itu
disebabkan oleh sulitnya membuat batas yang tegas dan pasti tentang
perbedaan atau ciri-ciri yang terdapat pada sumber-sumber belajar.
Misalnya kegiatan diskusi dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi
sumber belajar yang dirancang, namun dapat juga dimasukkan ke dalam
klasifikasi sumber belajar yang dimanfaatkan, sebab kegiatan diskusi yang
3Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2001), hlm. 76-77. 4Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Refika
Aditama, 2007), hlm. 16.
9
spontan dalam kegiatan pengajaran bisa terjadi tanpa dirancangkan
sebelumnya.5
Peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan
stimulasi dan informsi kepada siswa. Dengan demikian maka untuk
mempermudahkan klasifikasi sumber belajar itu kita dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti “apa”, “siapa”, “di mana” dan "bagaimana"
pertanyaan-pertanyaan itu bisa dikembangkan lebih jauh, misalnya.
a. Apa jenis informasi yang akan disajikan itu ?
b. Siapa yang melaksanakan penyajian informasi itu ?
c. Bagaimana cara menyajikannya ?
d. Di mana informasi disajikan ?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kemudian dapat
disusun klasifikasi sumber belajar sebagai berikut:
a. Pesan, berita, informasi
b. Manusia, materi pelajaran
c. Alat
d. Teknik, metode, prosedur di tempat yang diatur.6
AECT (Association of Education Communication Teknology)
melalui karyanya “The Definition of Educational Teknology”,
sebagaimana dikutip Ahmad Rohani mengklasifikasikan sumber belajar
menjai 6 macam:
a. Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh
komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk
dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/bahan
pengajaran/mata kuliah yang diajarkan kepada peserta didik dan
sebagainya.
b. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan,
pengolah dan penyaji dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini,
misalnya, guru/dosen, tutor, peserta didik dan sebagainya.
5Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Op.Cit, hlm. 77-78. 6Ibid. hlm.78.
10
c. Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan
untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat ataupun oleh
dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori materials,
seperti transportasi, slide, film, audio, cideo, model, majalah, buku dan
sebagainya.
d. Device (alat), yaitu sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya overhead
proyektor, slide, Video tape/recorder, pesawat radio/TV dan
sebagainya.
e. Technique (Teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan
untuk penggunaan bahan, peralatan, orang lengkungan yang
menyampaiakan pesan, misalnya pengajaran berprograma/modul,
simulasi, demonstrasi, tanya jawab, CBSA dan sebagainya.
f. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan
disampaikan. Baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan dan sebagainya. Juga
lingkungan non fisik, misalnya suasana belajar itu sendiri, tenang,
ramai, lelah dan sebagainya.7
Sekalipun telah dipisahkan ke dalam 6 golongan tersebut, dalam
kenyataan sumber-sumber belajar tersebut satu sama lain saling
berhubungan sehingga kadang-kadang sulit memisahkannya. Paling tidak
ada empat jenis sumber yang berperan di situ: guru, alat yang
diperagakan, topik yang dijelaskan yaitu cara penggunaan peralatan
tersebut dan teknik penyajian yaitu dengan peragaan.
Pembagian lain terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:
a. Sumber belajar cetak; buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran,
poster, denah dan lain-lain.
b. Sumber belajar non cetak; film, slide, video, model, boneka, audio,
kaset, dan lain-lain.
7Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Op.Cit., hlm. 164-165.
11
c. Sumber-belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan oleh raga dan
lain-lain.
d. Sumber belajar yang berupa kegiatan, wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, permainan, dan lain-lain.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat, taman,
terminal dan lain-lain.8
Dilihat dari tipe atau asal usulnya sumber belajar dapat dibedakan
menjadi dua kategori
a. Sumber belajar yang dirancang (learning resouces by design), yaitu
sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan
instruksional. Oleh karena itu dasar rancangannya adalah isi, tujuan
kurikulum dan ciri-ciri siswa tertentu. Sumber belajar jenis ini sering
disebut sebagai bahan instruksional. Contoh: bahan pengajaran
terprogram, modul, transparansi untuk sajian tertentu, slide untuk
sajian tertentu, guru bidang studi, film topik ajaran tertentu, video
topik khusus, komputer instruksional dan sebagainya.
b. Sumber belajar yang mudah tersedia, sehingga tinggal memanfaatkan
(learning resources by utilization) yaitu sumber belajar yang telah ada
untuk maksud non-instruksional, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai
sumber belajar yang kualitasnya setingkat dengan sumber belajar jenis
by design. Contoh: safari garden, kebun raya, taman nasional, musium
bahari, musium wayang, musium satria mandala, kebun binatang, buku
biografi dan lain sebagainya.9
Kedua macam sumber belajar itu sama-sama dapat digunakan dalam
kegiatan instruksional karena keduannya memberikan kemudahan belajar
kepada siswa.
8Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Op.Cit, hlm. 80. 9Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 62.
12
3. Fungsi Sumber Belajar
Titik berat proses belajar mengajar adalah pada siswa sedang guru
berfungsi sebagai penunjang atau stimulator. Dengan demikian maka
peranan sumber belajar sangat penting karena menentukan keberhasilan
belajar siswa. Ada beberapa fungsi sumber belajar dalam menjalankan
proses pemebalajaran sebagai berikut :
a. Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan jalan (a)
mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan
tradisional, dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berkembang sesuai dengan kemampuannya.
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan
cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis, dan
(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
d. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara
lebih kongkrit.
e. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit, (b) memberikan pengetahuan
yang sifatnya langsung.
f. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.10
Pada dasarnya pemanfaatan sumber belajar ini dimaksudkan untuk
memperoleh kemudahan dalam mendalami dan memahami pelajaran,
sehingga bahan pelajaran akan benar-benar menjadi milik siswa.
10Iskandar, Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru, Op.Cit, hlm. 204-205.
13
4. Komponen dan Faktor-faktor Sumber Belajar
Sumber belajar dapat dipandang sebagai suatu sistem karena
merupakan satu kesatuan yang ada di dalamnya terdapat komponen-
komponen dan faktor-faktor yang saling berhubungan dan saling
berpengaruh satu sama lainnya. Yang dimaksud dengan komponen sumber
belajar adalah bagian-bagian yang selalu ada di dalam sumber belajar itu,
dan bagian-bagian itu merupakan satu kesatuan yang sulit berdiri sendiri
sekalipun mungkin dapat dipergunakan secara terpisah.11
Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai menyebutkan komponen-komponen sumber belajar
sebagai berikut:
Pertama: Tujuan, misi atau fungsi sumber belajar. Setiap sumber
belajar selalu mempunyai tujuan/misi yang akan dicapai, baik secara
eksplisit atau implisit. Tujuan sangat dipengaruhi oleh sifat dan bentuk-
bentuk sumber belajar itu sendiri.
Kedua: Bentuk, format atau keadaan fisik sumber belajar wujud
sumber belajar secara fisik satu sama lain berbeda-beda, maka penggunaan
dan pemanfaatannya hendaknya dengan memperhitungkan segi waktu,
pembiayaan dan sebagainya.
Ketiga: Pesan yang dibawa oleh sumber belajar. Setiap sumber
belajar selaku membawa pesan yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari
oleh para pemakainya. Komponen pesan merupakan informasi penting.
Oleh karena itu, para pemakai sumber belajar hendaknya memperhatikan
bagaimana isi pesan disimak.
Keempat: Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber
belajar. Tingkat kompleksitas penggunaan sumber belajar berkaitan
dengan keadaan fisik dan pesan sumber belajar. Sejauh mana
kompleksitasnya perlu diketahui guna menentukan apakah sumber belajar
itu masih dapat dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas.12
11Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Op.Cit. hlm. 81-82. 12Ibid, hlm. 82-83.
14
Dengan memperhatikan komponen-komponen sumber belajar
dengan cermat, maka akan menentukan dalam pemilihan sumber belajar
yang tepat pakai. Karena semua sumber belajar itu baik, tapi belum tentu
tepat diterapkan dalam memperlajari suatu mata pelajaran. Oleh karena itu
memperhatikan ketepatan penggunaan sumber belajar, hal ini bisa
dilakukan dengan memperhatikan komponen sumber belajar dengan
seksama.
Agar dapat diketahui hakikat sumber belajar secara lebih jelas, di
samping komponen-komponen, ciri-ciri serta dapat memanfatkan sumber
belajar lebih efektif dan efisien perlu diketahui faktor-faktor sumber
belajar pada umumnya yang antara lain meliputi:
a. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang amat cepat dewasa ini amat
berpengaruh terhadap sumber belajar yang dipergunakan. Pada masa
lampau jenis sumber belajar yang tidak dirancang banyak
dipergunakan dalam proses belajar mengajar, tapi sekarang justru
sumber belajar yang dirancang lebih banyak dimanfaatkan.
b. Nilai-nilai budaya setempat
Sering ditemukan bahan yang diperlukan sebagai sumber belajar
dipengaruhi oleh faktor budaya setempat, antara lain nilai-nilai budaya
yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Faktor tersebut
terutama berpengaruh pada jenis sumber belajar yang tidak
dirancang.13
c. Keadaan ekonomi pada umumnya
Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, baik
secara makro maupun secara mikro. Keadaan ekonomi tersebut
mempengaruhi sumber belajar dalam hal upaya pengadaannya, jenis
dan macamnya, serta upaya menyebarkannya kepada pemakai.
13Ibid., hlm. 83
15
d. Keadaan pemakai
Pemakai sumber belajar jelas memegang peranan penting karena
pemakailah yang memanfaatkannya sehingga perlu diketahui. Keadaan
dan sifat pemakai akan turut mempengaruhi sumber belajar yang
dimanfaatkan misalnya, berupa banyak jumlah pemakai sumber
belajar, bagaimana motivasi pemakai, apa tujuan memanfaatkan
sumber belajar itu.14
Penggunaan sumber belajar tidaklah terjadi begitu saja, tapi ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor inilah yang
menyebabkan mengapa seseorang memilih suatu sumber belajar. Karena
dengan memperhatikan faktor-faktor sumber belajar diharapkan akan
mendapatkan hasil belajar yang optimal.
5. Kriteria Pemanfaatan Sumber Belajar
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sumber belajar digunakan
untuk mencapai tujuan belajar. Karena itu agar berhasil dengan baik dan
tercapai tujuan yang diinginkan, maka siswa harus mampu memilih dan
memanfaatkan sumber belajar yang ada. Memilih sumber belajar harus
didasarkan atas kriteria yang secara umum terdiri dari dua macam, yaitu
kriteria umum dan kriteria yang berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
Kedua kriteria pemilihan sumber belajar tersebut berlaku baik untuk
sumber belajar yang dirancang maupun bagi sumber belajar yang
dimanfaatkan.15
a. Kriteria Umum
Kriteria ini merupakan ukuran kasar dalam memilih pelbagai
sumber belajar, misalnya:
1) Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu
sumber belajar (yang memerlukan biaya).
2) Teknisi (tenaga) yaitu entah guru atau pihak lain yang
mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar.
14Ibid., hlm. 84. 15Ibid., hlm. 84.
16
3) Bersifat praktis dan sederhana yaitu mudah dijangkau, mudah
dilaksanakan dan tidak begitu sulit/langka .
4) Bersifat fleksibel, maksudnya seuatu yang dimanfaatkan sebagai
sumber belajar jangan bersifat kaku/paten, tapi harus mudah
dikembangkan, bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh faktor lain..
5) Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen
pengajaran lainnya.
6) Dapat membantu efisien dan kemudahan pencapaian tujuan
pengajaran/belajar.
7) Memiliki nilai positif bagi proses/aktivitas pengajaran khususnya
peserta didik.
8) Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah
dirancang/sedang dilaksanakan.16
b. Kriteria berdasarkan tujuan
1) Sumber belajar guna memotifasi, terutama berguna untuk siswa
yang lebih rendah tingkatannya, dimaksudkan untuk memotivasi
siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan.
2) Sumber belajar untuk tujuan pengajaran, yaitu untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar.
3) Sumber belajar untuk penelitian, merupakan bentuk diobservasi,
dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
5) Sumber belajar untuk presentasi. Disini lebih ditekankan sumber
sebagai alat, metode atau strategi penyampaian pesan.17
6. Pemanfaatan Sumber Belajar
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung
jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih
lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki
16Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Op.Cit., hlm. 166-167. 17Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Op.Cit. hlm. 85-86.
17
kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber
belajar. Menurut Ditjend. Dikti sebagaimana dikutip Iskandar, guru harus
mampu (a) menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran
sehari-hari, (b) mengenalkan dan menyajikan sumber belajar, (c)
menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran, (d)
menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah
laku, (e) mencari sendiri bahan dari berbagai sumber , (f) memilih bahan
sesuai dengan prinsip dan teori belajar, (g) menilai keefektifan
penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannnya,
(h) merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.18
Pemanfaatan sumber belajar, meliputi :
Pertama: sumber daya sekolah. Sumber daya sekolah harus
dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam upaya menciptakan iklim
sekolah sebagai komunitas masyarakat belajar. Mengapa demikian, karena
pencapaian kompetensi tidak hanya dapat dilakukan melalui pembelajara
di kelas. Iklim fisik dan psikologis juga dapat menentukan hasil belajar
yang dicapai siswa. Banyak hal yang dapat dilakukan di kelas dalam
proses belajar mengajar, namun dapat dituntaskan oleh iklim sekolah yang
menunjang, misalnya menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar lebih
lanjut dapat dilakukan melalui berbagai lomba yang bervariasi. Untuk itu
seluruh komponen lingkungan sekolah harus diberdayakan, termasuk
sumber daya manusia yang ada.19
Kedua: pemanfaatan sumber daya lingkungan. Pemanfaatan sumber
daya lingkungan diperlukan dalam upaya menjadikan sekolah sebagai
bagian integral dari masyarakat setempat. Sekolah bukanlah tempat yang
terpisah dari masyarakatnya. Dengan cara ini fungsi sekolah sebagai pusat
pembaharuan dan pembangunan sosial budaya masyarakat akan dapat
diwujudkan. Selain itu, lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber,
media dan alat bantu pelajaran. Lingkunan fisik, sosial atau budaya
18Iskandar, Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru, Op.Cit, hlm. 201. 19Martinis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas, ((Jakarta: Gaung Persada Press, 2009),
hlm. 201.
18
merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai
objek kajian (sumber belajar).20
Ketiga: internet sebagai sumber belajar. Seiring dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dalam
mempengaruhi kehidupan dan kegiatan kegiatan masyarakat, tidak
terkecuali pada lingkungan masyarakat pendidikan. Selain sumber belajar
berupa perpustakaan yang tersedia di sekolah, sekarang ini berkembang
teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam
menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet peserta didik dapat
mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses
studinya.21
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
“hasil” dan “belajar”, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian hasil belajar, peneliti menjabarkan makna
dari kedua kata tersebut.
Hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
yang dimaksud dengan hasil adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya).22
Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Hasil Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud
Hasan Abdul Qahar, bahwa hasil adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat
20
Ibid, hlm. 202. 21Iskandar, Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru, Op.Cit, hlm. 206-207. 22Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787
19
bahwa hasil adalah “penilaian pendidikan tentang perkembangan dan
kemajuan peserta didik berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran
yang disajikan kepada peserta didik”.23
Dari pengertian di atas bahwa hasil adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang
belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya bahwa belajar ialah “Suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.24
Muhibbin syah, menambahkan dalam bukunya
Psikologi Belajar, bahwa belajar adalah “tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”.25
Begitu
juga menurut James O. Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto,
dalam bukunya Psikologi Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar
adalah “proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan dan pengalaman”.26
Adapun pengertian hasil belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.27
Dalam hal ini hasil belajar
merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan peserta didik setelah ia
23Syaiful Bahri Djamarah, Hasil belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,
1994), hlm. 20-21 24Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 2 25Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 82. 26Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta
Rineka Cipta, 1990), hlm. 98-99 27Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.Cit., hlm. 787
20
mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan,
keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang
melalui proses belajar.
Jadi hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya hasil belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada peserta didik sebagai indikasi sejauhmana peserta didik
telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya hasil
belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat
dalam periode tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Aktivitas belajar peserta didik tidak selamanya berlangsung wajar,
kadangkadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat
menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk
dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-
kadang sulit untuk bisa berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan
yang sering kita jumpai pada setiap peserta didik dalam kehidupannya
sehari-hari di dalam aktivitas belajar mengajar.
Setiap peserta didik memang tidak ada yang sama, perbedaan
individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar
dikalangan peserta didik, sehingga menyebabkan perbedaan dalam hasil
belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya
hasil belajar peserta didik tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar peserta didik di
sekolah, secara garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian,
yaitu:
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri peserta didik), meliputi keadaan
kondisi jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
21
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri peserta didik), terdiri dari faktor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.28
Sedangkan menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri peserta didik), yakni
keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi
lingkungan sekitar peserta didik
c. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.29
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang
kurang baik akan berpengaruh pada peserta didik dalam keadaan
belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,
minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri peserta didik.
1) Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)
seseorang
2) Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3) Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
4) Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
28H.M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hlm. 59 29Muhibbin Syah, Loc. Cit
22
5) Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan sekolah
3) Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya,
alatalat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan
peserta didik. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar peserta didik.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan peserta didik dalam menunjang efektifitas dan
efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.30
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta
didik di sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal
ini terjadi karena hasil belajar peserta didik sangat berhubungan dengan
faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan
antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan
dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan
demikian, tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai peserta didik di
sekolah didukung oleh faktor internaldan eksternal seperti tersebut di atas.
3. Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah “segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
30Muhibin Syah, Ibid., hlm. 139
23
rohani kearah kedewasaan”.31
Menurut Ki Hajar Dewantara
sebagaiman dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa pendidikan adalah
“Usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditujukan
untuk keselamatan dan kebahagiaan”.32
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk
mendewasakan manusia baik jasmani maupun rohani melalui
pengajaran dan pelatihan.
Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang
dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal
30 BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; .pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.33
Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan
bahwa yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah:
“Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa
yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati
makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat
mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam
yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga
dapat mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak".34
Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs.
H. M. Alisuf Sabri mengartikan bahwa :
“Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalakan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
31Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), hlm. 1 32
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 9 33Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003),
(Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004) 34Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 38
24
pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan adalah
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional”.35
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan
secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan
pada akhirnya dapat menjadikan ajaran agama Islam sebagai
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan.
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Tujuan yaitu “sasaran yang akan dicapai seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan kegiatan”.36
Bila pendidikan kita
dipandang sebagai suatu proses, maka proses tersebut akan berakhir
pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam proses pendidikan,
tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak dicapai. Suatu
tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakekatnya adalah
suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi
manusia yang diinginkan. Oleh karena itu suatu proses yang
diinginkan dalam usaha pendidikan adalah proses yang terarah dan
bertujuan yaitu mengarahkan anak didik kepada titik optimal
kemampuannya.
Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah terbentuknya
kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan social
serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada Nya. Dalam
pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk adalah
nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah
tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian
terwujud dalam tingkah lakunya. Untuk lebih jelasnya tentang tujuan
35Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), hlm. 74 36Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), hlm. 29
25
pendidikan agama Islam, maka peneliti akan mengutip beberapa
pendapat ahli pendidikan sebagai berikut:
Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam
adalah menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap
melakukan pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai
kebahagiaan bersama dunia dan akhirat.37
M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama
Islam adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi,
dimana iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau
pengaruhnya dalam masyarakat. 38
Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam
menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi
hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya,
perbuatan, pikiran dan perasaan".39
Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan
Islam tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu
dalam rangka beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian
makhluknya. Dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :
Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyaat
: 56)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu
mengabadikan diri kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya
dan menjauhi larangan Nya.
37Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Hidayah
Agung), hlm. 6. 38M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 15. 39Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama,
1995), hlm. 35.
26
c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan
sangat luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup
yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan
agama Islam merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman
pokok yang digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya
di dunia ini dan untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di
akhirat nanti.
M. Arifin Ilham mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan
agama Islam mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia
dimana manusia mampu memanfaatkannya sebagai tempat menanam
benih amaliah yang buahnya akan dipetik di akhirat nanti, maka
pembentukan nilai dan sikap amaliyah islamiyah dalam pribadi
manusia baru akan tercapai dengan efektif bilamana dilakukan melalui
proses kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan kependidikan.40
Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama
Islam adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan
antara Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam.
Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri
meliputi: Keimanan, Ibadah, Akhlak, Syari'ah, Mu'amalah dan
Tarikh.41
Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada
lembaga pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan
tingkat kemampuan anak didiknya. Untuk sekolah-sekolah agama,
pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah
umum.
40M. Arifin, Op.Cit., hlm. 13 41Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SD, 1996,
hlm. 2
27
4. Tolok Ukur Hasil belajar Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar peserta didik dapat diketahui melalui pelaksanaan
evaluas, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya hasil
belajar peserta didik. Disamping itu berguna pula untuk mengukur tingkat
kemajuan yang dicapai peserta didik dalam kurun waktu proses belajar
tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan peserta didik dalam
kelompok kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar peserta didik.
Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik dalah sebagai berikut :
a. Tes Formatif. Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan betujuan untuk memperoleh
gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.
b. Tes Subsumatif. Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat
hasil belajar siswa.
c. Tes Sumatif. Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama
satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu
periode belajar tertentu.42
Tingkat hasil belajar dibagi atas beberapa taraf atau tingkatan-
tingkatan, tingkatan hasiltersebut adalah sebagai berikut:
a. Istimewa atau maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekali atau optimal : apabila sebagian besar (76% s/d 99%)
bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik atau minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60% s/d 75% saja yang dikuasai oleh siswa.
42Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1997), hlm. 120.
28
d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
yang dikuasai oleh siswa.43
Taraf atau tingkat keberhasilan belajar dapat dimanfaatkan untuk
berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan
PBM itu sendiri, antara lain : apakah PBM berikut pokok baru, mengulang
sebagian pokok bahasan yang baru saja diajarkan.
C. Hubungan Sumber Belajar dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama
Islam
Segala sesuatu yang ada di sekitar kita dapat dimafaatkan sebagai
sumber belajar. Karena manfaat sumber belajar sangat besar sekali, yaitu
memberi banyak informasi dan pengetahuan, maka sumber belajar dapat
memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta
didik. Jadi peserta didik diharapkan benar-benar mengetahui manfaat dan
pemanfaatan sumber belajar, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber-
sumber belajar secara mandiri atau individual, karena titik berat proses belajar
mengajar adalah siswa, atau dengan kata lain proses pemanfaatan sumber
belajar akan mempertinggi kegiatan belajar siswa. Dengan demikian maka
peranan sumber belajar sangat penting karena menentukan keberhasilan
belajar.
Dengan membaca dan memahami buku, pengetahuan siswa terutama
pengetahuan dan penguasaan bahan pelajaran akan bertambah. Oleh karena itu
membaca buku terutama buku pelajaran diharapkan menjadi kewajiban rutin
siswa, karena dengan membaca akan menambah wawasan, ilmu dan
pengetahuan. Di samping membaca buku-buku pelajaran, siswa jangan lupa
untuk menjadwal berkunjung dan meminjam buku-buku atau koleksi bahan-
bahan perpustakaan, karena perpustakaan merupakan jantung setiap lembaga
pendidikan. Dapat dikatakan bahwa buku sebagai sumber ilmu pengetahuan,
sedang satu-satunya koleksi buku yang paling lengkap adalah perpustakaan.
Dengan demikian, peranan perpustakaan dalam pembinaan dan
43Ibid, hlm. 212.
29
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan yang
sangat penting, karena perpustakaan mencakup berbagai aspek disiplin ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
Jadi setelah memanfaatkan sumber-sumber belajar siswa betul-betul
menguasai bahan-bahan pelajaran pendidikan agama Islam yang dipelajari. Di
sinilah letak peranan pemanfatan sumber-sumber belajar yang mempunyai arti
cukup penting dalam menentukan keberhasilan belajar pendidikan agama
Islam. Siswa yang benar-benar memanfaatkan sumber belajar, maka akan
mempengaruhi prestasi belajarnya yang berarti prestasi belajarnya akan
meningkat, sebaliknya siswa yang tidak memanfaatkan sumber belajar maka
prestasi belajarnya akan menurun.
D. Kerangka Berfikir
Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam
kehidupannya. Adanya pemberian pendidikan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan akademis dan psikologis setiap manusia dalam
hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi Allah ini pasti sangat
membutuhkan yang namanya pendidikan. Dunia pendidikan sekarang ini
tengah menghadapi tantangan dalam cepatnya arus globalisasi. Dunia
pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan
kemampuan dasar untuk menjadi individu unggul dan memiliki daya saing
yang kuat secara cepat.
Adanya isu sentral rendahnya mutu atau kualitas dan relevansi
pendidikan membuat lembaga pendidikan seperti: SD Negeri Bintoro 1
Demak dituntut untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten. Di tambah lagi adanya otonomi daerah juga membawa perubahan-
perubahan serta penyesuaian pendidikan demokratis, yang sangat
memperhatikan keragaman kebutuhan daerah dan pemelajar itu sendiri.
Timbulnya berbagai tuntutan tersebut membawa konsekwensi pada
perubahan paradigma dalam belajar mengajar menjadi pembelajaran. Strategi
dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tetapi
30
berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered). Guru bukan lagi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru, pembelajaran tetap dapat
dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi
pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar
mengajar di SD Negeri Bintoro 1 Demak. Dalam kegiatan belajar mengajar
terlebih pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, model pembelajaran
dan sumber belajar merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Penentuan model
pembelajaran yang tepat oleh guru PAI sangat diperlukan agar sesuai dengan
materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Maka dari itu, kerangka
berfikir penelitian ini menekankan pada sumber belajar yang akan digunakan
karena dari sumber belajar dapat diperoleh berbagai pengetahuan untuk
kepentingan belajar dan peningkatan keberhasilan pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam bagi siswa sebagai obyek
pembelajaran.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaanya dalam penyelidikan
ilmiah. Hipotesis dapat dirumuskan secara tepat sebagai suatu pernyataan
sementara yang diajukan untuk memecahkan suatu masalah, atau untuk
menerangkan suatu gejala. Dalam bentuk sederhana, hipotesis mengemukakan
pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan antara variabel-
variabel di dalam suatu penelitian.44
Melihat permasalahan yang timbul dan mengacu pada tema, maka
penulis rumuskan hipotesis sebagai berikut: “ada hubungan yang positif antara
sumber belajar dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi
tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011”.
44Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2004), hlm. 114.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis tetapkan sebagai lokasi penelitian adalah
SD Negeri Bintoro 1 Demak tepatnya berada di jalan Pemuda No 34 Desa
Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak.
Kemudian dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan waktu
mulai dari bulan Maret 2011 sampai dengan selesai, untuk memperoleh data-
data tentang keadaan sekolah, maupun informasi yang diperlukan dalam
penelitian yang mengkaji tentang pemanfaatan sumber belajar pengaruhnya
tehadap keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam, yang diperoleh
berdasarkan obervasi maupun dilakukan dengan teknik tes pada beberapa
siswa yang dibutuhkan sebagai sampel penelitian.
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Variabel penelitian dapat berupa apapun juga yang variasinya
perlu diperhatikan agar dapat mengambil kesimpulan mengenai fenomena
yang terjadi. Misalnya kesimpulan sebab-akibat, kesimpulan mengenai
perbedaan, kesimpulan mengenai kaitan suatu hal dengan lainnya, kesimpulan
mengenai kecenderungan dan lain sebagainya.1 Adapun variabel penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas dari X (independent variable), sumber belajar dengan
indikatornya antara lain :
a. Siswa mampu menggunakan sumber belajar cetak.
b. Siswa mampu menggunakan sumber belajar non cetak.
c. Siswa mampu menggunakan sumber belajar yang berupa fasilitas.
d. Siswa mampu menggunakan sumber belajar yang berupa kegiatan.
1Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 33.
32
e. Siswa mampu menggunakan sumber belajar yang berupa lingkungan.
2. Variabel bebas dari Y (dependent variable), hasil belajar PAI dengan
indikatornya adalah prestasi belajar peserta didik yang diambil dari nilai
tes yang telah diberikan tentang materi tarikh pada semester 2.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan
karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian
(pengamatan). Populasi dalam statistika tidak terbatas pada sekelompok orang,
tetapi juga binatang atau apa saja yang menjadi perhatian kita. Banyaknya
pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Informasi
tentang populasi sangat diperlukan untuk menarik kesimpulan.2
Sementara sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Kerja statistik melalui sampel dimungkinkan dengan alasan keterbatasan
biaya, waktu dan tenaga. Banyaknya anggota suatu sampel disebut ukuran
sampel, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri sampel disebut
statistik. Sampel diharapkan bisa mewakili populasi.3
Adapun teknik dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan
sampel random. Teknik sampling demikian karena di dalam pengambilan
sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga
semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak
yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih
menjadi sampel. Oleh karena hak setiap obyek sama, maka penelitian terlepas
dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk
dijadikan sampel.4
2Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika dalam Penelitian,
(Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 61. 3Ibid, hlm. 63. 4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002), hlm. 111.
33
Lebih lanjut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa untuk mengambil
sampel sebagai ancer-ancer adalah apabila subyeknya kurang dari 100, maka
diambil semuanya (penelitian populasi) namun jika populasinya lebih dari 100
maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-
tidaknya dari :
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikit data.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian
yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih
baik.5
Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling, yaitu
proses pemilihan sampel sedemikian rupa, sehingga semua orang dalam
populasi mempunyai kesepakatan kebebasan yang sama untuk diwakili
sebagai sampel. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas
SD Bintoro 1 Demak yang berjumlah 157 peserta didik, sedang sampel yang
dianggap representatif atau yang dapat mewakili adalah sebanyak 25%. Jadi
subyek yang menjadi obyek penelitian menjadi 40 peserta didik. Adapun
pengambilan sampel diambil dari kelas IV sebanyak 13 peserta didik, kelas V
sebanyak 13 peserta didik dan kelas VI sebanyak 14 peserta didik.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan. Karena data yang
diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang
dikumpulkan haruslah data yang benar. Maka untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dengan menempuh beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
5Ibid., hlm. 112.
34
1. Metode Angket
Metode angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpul data
yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden
secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim
melalui media tertentu. Tujuan penyebaran angket adalah mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa
merasa khawatir bila responden memberikan jawabn yang tidak sesuai
dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Di samping itu
responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.6
Penyelidikan suatu permasalahan yang banyak menyangkut
kepentingan umum dengan jalan mengedarkan sejumlah pertanyaan secara
tertulis kepada sejumlah peserta didik kelas IV, V dan VI untuk
mendapatkan suatu jawaban. Metode angket ini digunakan untuk
memperoleh informasi tentang pemanfaatan sumber belajar dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak.
Dalam tahap ini adalah untuk mendeskripsikan penelitian dari angket
yang telah dijawab oleh responden dengan ketentuan sebagai berikut:
alternatif “a” diberi nilai 4, alternatif “b” diberi nilai 3, alternatif “c” diberi
nilai 2 dan alternatif “d” diberi nilai 1.
2. Metode Tes
Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. Salah tes yang digunakan adalah tes prestasi yaitu
tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu.7
Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada
pembelajaran pendidikan agama Islam semester 2. Tes ini diberikan pada
peserta didik kelas IV,V dan VI yang diberikan setelah pembelajaran PAI
6Subana dan Moersetyo Rahadi, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), hlm. 30-31. 7Ibid, hlm. 28-29.
35
selesai diajarkan oleh guru pada materi tarikh. Tes yang digunakan
berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan empat pilihan jawaban.
Dari data tes inilah yang dijadikan acuan untuk menarik simpulan pada
akhir penelitian yang diharapkan.
3. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik pengumpulan dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila responden yang diamati tiak terlalu besar.8
Metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan yang
sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini
digunakan untuk mengetahui kegiatan proses belajar mengajar kaitannya
dengan pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak.
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang dipergunakan untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku,
prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dibanding dengan metode lain,
maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan
sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi
yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.9
Metode ini dipakai dalam rangka melengkapi data yang telah
diperoleh melalui angket selain itu juda digunakan untuk memperoleh data
tentang sejarah, keadaan guru, karyawan dan peserta didik SD Negeri
Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran 2010/2011.
8Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 203. 9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Op.Cit., hlm.
206.
36
E. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data yang telah berhasil dikumpulkan dalam
penelitian ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun teknik-tekniknya dari hasil
analisis pendahuluan data yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut
dengan menggunakan analisis lebih lanjut dengan menggunakan statistik.
Adapun rumus yang digunakan adalah dengan menggunakan product
moment yaitu sebagai berikut :
rxy =
2222 YYnXXn
YXXYn
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
X : Variabel pemanfaatan sumber belajar
Y : Variabel keberhasilan belajar pendidikan agama Islam.
n : Jumlah sampel yang diteliti. 10
2. Analisis Uji Signifikansi
Dalam analisis signifikansi ini penulis pergunakan untuk
menjadikan penafsiran lanjut, dengan mengasumsikan jika nilai r-
observasi lebih besar dari r-tabel yang diperoleh, dengan berbagai
kemungkinan sebagai berikut:
a. Apabila koefisien korelasi product moment diperoleh sama atau lebih
besar dari pada nilai r baik taraf signifikan 1% ataupun 5% maka
dalam penelitian ini ada hubungan yang positif antara sumber belajar
dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD
Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011.
10Sugiono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 228.
37
b. Apabila koefisien korelasi product moment diperoleh lebih kecil dari
nilai r baik taraf signifikan 1% maupun 5% maka dalam penelitian ini
tidak ada hubungan yang positif antara sumber belajar dengan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri
Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011.11
11Ibid, hlm. 229.
38
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Situasi Umum SD Negeri Bintoro 1 Demak
1. Tinjauan Historis
SD Negeri Bintoro 1 berdiri sejak tahun 1912 (peninggalan Belanda)
sering disebut dengan SD Ongko 1 (HIS) dengan 6 ruang kelas dan 1
ruang kantor ditambah 1 gedung aula (kegiatan) tetapi pada tahun 1982
mendapat bantuan 1 unit gedung dengan 3 lokal kelas. Karena lokasi tidak
memungkinkan, maka yang 1 ruang dipotong dan dibongkar oleh
pemborong, maka gedung asli tinggal 5 ruang kelas.
Dari sekian tahun SD Negeri Bintoro 1 tidak memenuhi standart
kesehatan karena terdapat banyak kelelawarnya. Pada tahun 2004 diadakan
pembenahan sekolah yang didukung oleh Komite Sekolah sehingga SD
Negeri Bintoro 1 Demak sudah layak sebagai tempat pembelajaran yang
sehat karena kelelawarnya sudah tidak ada. Dan pada tahun-tahun
mendatang akan terus diupayakan pembangunan baik fisik maupun mutu
pendidikan baik akademis maupun non akademis.1
Maka dari itu, tahun ke tahun SD Negeri Bintoro 1 Demak
mengalami perkembangan yang pesat, baik dari jumlah siswa, prestasi
maupun respon masyarakat sekitar. Hal tersebut didukung dari kegigihan
dan peran serta masyarakat juga peran guru yang selalu memperhatikan
tentang pengajaran, kurikulum, bahkan prestasi siswa selalu dalam
pantauan pihak sekolah dan masyarakat.
2. Letak Geografis
SD Negeri Bintoro 1 Demak terletak di pinggir jalan raya sehingga
mudah dijangkau dari semua arah dan sangat memungkinkan untuk
digunakan proses belajar mengajar dengan baik. Adapun tepatnya SD
Negeri Bintoro 1 Demak tersebut berada di jalan Pemuda No 34 Desa
1Data Dokumen, Sejarah Berdirinya SD Negeri Bintoro 1 Demak, Dikutip Pada Tanggal
17 Januari 2011.
39
Bintoro Kecamatan Demak Kabupaten Demak. SD Negeri Bintoro 1
Demak memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah timur berbatasan dengan desa Cabean.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Jogoloyo.
c. Sebelah barat berbatasan dengan desa Mangunjiwan.
d. Sebelah utara berbatasan dengan desa Kalicilik.2
3. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi dan tata kerja di SD Negeri Bintoro 1 Demak
telah dibukukan, yaitu disesuaikan dengan keputusan Kepala Sekolah,
yang penjabarannya dituangkan dalam struktur organisasi Sekolah.
Adapun penjabaran struktur organisasi tersebut sebagai berikut :
Bagan 1
Struktur Organisasi dan Tugas Guru SD Negeri Bintoro 1
Tahun Pelajaran 2010/20113
2Data Monografi SD Negeri Bintoro 1 Demak, dikutip pada tanggal 17 Januari 2011. 3Data Dokumen, Struktur Organisasi SD Negeri Bintoro 1 Demak, Dikutip Pada Tanggal
17 Januari 2011.
Kepala Sekolah Komite Sekolah
Guru
Kelas 6
Guru
Kelas 5
Guru
Kelas 4
Guru
Kelas 3
Guru
Kelas 2
Guru
Kelas 1
Guru
SSJ
Guru
PAI
Guru
SBK Guru
Penjas
Guru
B.Ing
Kegiatan Guru - Olah raga - Ketrampilan
- Pramuka - Tabungan
- Koperasi - Pertanian
- Perpustakaan - Kesenian
- UKS - 6 K
S I S W A
40
Keterangan :
Kepala Sekolah : Drs. Muzayyin, SH.MH.
Komite Sekolah : Drs. M. Afif
Guru Wali Kelas 1a : Ipuk Sukmawati
Guru Wali Kelas 1b : Sri Rahayu, S.Pd.SD.
Guru Wali Kelas 2a : Khusnia Yuliana, S.Pd.
Guru Wali Kelas 2b : Elly Kusumartini
Guru Wali Kelas 3 : Kiswanti, A.Ma.Pd.
Guru Wali Kelas 4 : Muasiroh, S.Pd.
Guru Wali Kelas 5 : Sri Umiyati, S.Pd.SD.
Guru Wali Kelas 6 : Sariyan, S.Pd.
Guru Bahasa Inggris : Wahid K. Setiawan, S.Pd.
Guru Penjas : Supriyadi
Guru SBK : Sudarsih
Guru PAI : Suminah
Guru SSJ : Surono
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
Jumlah tenaga edukatif yang ada di SD Negeri Bintoro 1 Demak
pada tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 15 orang, yang terdiri dari 1 orang
Kepala Sekolah, 13 orang guru, dan 1 orang penjaga. Untuk lengkapnya
dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 1
Daftar Personalia Guru dan Karyawan SD Negeri Bintoro 1 Demak
Tahun Pelajaran 2010/20114
No Nama L/P Ijasah Jabatan Guru
Kelas
1 Drs Muzayyin, SH,MH
19590605.198104.1.001
L S2 Kep.Sek IV-VI
2 Elly Kusumarini
19551129.197512.2.004
P D2 Guru IIB
4Data Dokumen, Guru dan Karyawan SD Negeri Bintoro 1 Demak, Dikutip Pada Tanggal
18 Januari 2011.
41
3 Kiswanto, A.Ma.Pd.
19590829.197911.1.002
L D2 Guru III
4 Sri Rahayu, S.Pd.SD
19650324.199403.2.007
P S1 Guru IB
5 Sariyan, S.Pd.
19711104.199703.1.002
L S1 Guru VI
6 Sri Umiyati, S.Pd.SD
19700722.199903.2.001
P D2 Guru V
7 Muasiroh, S.Pd.
19680605.199903.2.006
P S1 Guru IV
8 Ipuk Sukmawati P D2 Guru IA
9 Khusnia Yuliana, S.Pd. P S1 Guru IIA
10 Sudarsih P D2 Guru I-VI
11 Supriyadi L SMA Guru I-VI
12 Surono L D2 Guru I-VI
13 Wahid K.Setiawan,S.Pd. L S1 Guru I-VI
14 Suminah
19631231.198405.2.012
P D2 Guru PAI I-VI
15 Sugiarto L SMA Penjaga -
Keadaan siswa di SD Negeri Bintoro 1 Demak pada tahun ajaran
2010/2011, secara umum dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Jumlah Siswa SD Negeri Bintoro 1 Demak
Tahun Pelajaran 2010/20115
No Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Ia 19 16 35
2 Ib 18 17 35
3 IIa 19 17 36
4 IIb 18 19 37
5Data Dokumen, Keadaan Siswa SD Negeri Bintoro 1 Demak, Dikutip Pada Tanggal 18
Januari 2011.
42
5 III 22 34 56
6 IV 27 25 52
7 V 29 24 53
8 VI 29 23 52
Jumlah 181 175 356
5. Sarana dan Prasarana
Salah satu faktor yang mendukung proses belajar mengajar adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Pada intinya sarana dan
prasarana di SD Negeri Bintoro 1 Demak sudah cukup mampu menunjang
kegiatan belajar mengajar yang diperlukan oleh guru dan siswa sebagai
pembelajar.
Adapun fasilitas ruangan dan mebelair yang dimiliki oleh SD Negeri
Bintoro 1 Demak antara lain dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3
Sarana dan Prasarana SD Negeri Bintoro 1 Demak
Tahun Pelajaran 2010/20116
No Jenis Sarpras Jumlah Keterangan
1 Gedung 1 buah Baik
2 Ruang Belajar 8 Baik
3 Ruang Kantor 1 Baik
4 Ruang Perpustakaan 1 Baik
5 Ruang UKS 1 Baik
6 Rumah Dinas Kep. SD 1 Baik
7 Bangunan KM/WC 7 Baik
8 Bangku 2 Anak 69 Baik
9 Meja 2 Anak 44 Baik
10 Kursi Anak 100 Baik
11 Kursi KS/Guru 7 Baik
12 Meja KS/Guru 7 Baik
13 Meja Kursi Tamu 1 Baik
6Data Dokumen, Keadaan Sarana dan Prasarana SD Negeri Bintoro 1 Demak, Dikutip
Pada Tanggal 18 Januari 2011.
43
14 Almari 6 Baik
15 Rak Buku 2 Baik
16 Papan Tulis 8 Baik
17 Papan Pengumuman 2 Baik
18 Papan Statistik 1 Baik
19 Papan Absen 1 Baik
20 Papan Nama SD 1 Baik
21 Tiang Bendera 2 Baik
6. Kegiatan-kegiatan Sekolah
a. Keagamaan
Sebagian besar siswa SD Negeri Bintoro 1 Demak beragama
Islam. Hari-hari besar agama islam selalu diperingati dengan cara
melaksanakan kegiatan antara lain :
1) Pada bulan puasa diasakan kuliah Ramadhan khusus kelas
III,IV,V, dan VI diakhiri dengan peringatan Nuzulul Qur’an dan
pengumpulan zakat fitrah.
2) Penyembelihan kambing qurban secara ritual setiap hariraya Idhul
Adha (Idul Qurban) dari iuran gotong-royong siswa kelas I s/d VI.
3) Tanggal 10 Muharram memberi santunan kepada anak yatim piatu,
hal ini dilaksanakan setiap tahun.
4) Mengadakan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW.
5) Mengadakan peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW.
6) Setiap akhir pelajaran diadakan pesantren kilat bermalam selama 5
hari dengan biaya dari sekolah.
b. Hari-hari Besar dan Lainnya
Pada peringatan hari-hari besar lainnya, khususnya peringatan
Hari Proklamasi RI dan Hari Anak Nasional, SD Negeri Bintoro 1
Demak selalu menampilkan siswa-siswanya untuk berperan serta.
c. Usaha Kesehatan Sekolah
Kegiatan UKS selalu dilaksanakan rutin dengan kelompok/regu
kerja, dokter kecil dilaksanakan dengan pengawasan guru.
44
d. Olahraga
Setiap hari selasa dan jum’at sebelum jam masuk sekolah anak-
anak melaksanakan senam kesehatan jasmani (SKJ) dan ada kegiatan
lainnya seperti: bulu tangkis, tenis meja, volley dan lain-lain.
e. Kesenian
Kesenian dilaksanakan pada kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
tersebut ialah seni tari dan pramuka.
f. Kepramukaan
Kegiatan Siaga hari Rabu, kegiatan Penggalang hari Jum’at,
Pembina guru dan pelatih dari luar.
g. Upacara Bendera
Upacara bendera dilaksanakan hari senin, setiap tanggal 17 dan
hari-hari besar nasional.7
B. Deskripsi Data tentang Sumber Belajar dan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak
Untuk mengetahui sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011,
diketahui dari hasil angket penelitian yang telah dijawab responden. Demi
kemudahan dalam penelitian, maka peneliti mengambil sampel dari sebagian
peserta didik sejumlah 40 anak. Disebabkan keterbatasan peneliti dan
mengingat waktu penelitian yang singkat.
Setelah diketahui nilai kualitas tersebut, kemudian diubah menjadi nilai
kuantitas yang berskala satu sampai dengan empat. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut terdiri dari empat alternatif jawaban yang mempunyai bobot nilai
tersendiri, yaitu : Alternatif jawaban a (selalu) mendapat nilai 4, Alternatif
jawaban b (sering) mendapat nilai 3, Alternatif jawaban c (kadang-kadang)
mendapat nilai 2. dan alternatif jawaban d (tidak pernah) mendapat nilai 1.
7Data Dokumen, Profil Sekolah SD Negeri Bintoro 1 Demak, Dikutip Pada Tanggal 18
Januari 2011.
45
Berikut akan ditampilkan data nilai angket dari responden sejumlah 40
peserta didik dari 15 item pertanyaan yang disebar dan diperoleh nilai yang
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Hasil Nilai Angket Sumber Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak
No Nama
Kelas Nilai Kuantitas Jawaban Angket
Skor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Arima C IV 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 52
2 Nurlita IV 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 53
3 Diah Ayu IV 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 51
4 Eka IV 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 52
5 Johana Viki IV 2 3 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 3 50
6 Yusmawan IV 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 54
7 Sultan Maher IV 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 51
8 Teguh Febriyanto IV 3 1 2 4 2 1 3 4 3 3 2 3 4 2 2 39
9 Dewi Marliana IV 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 53
10 Munjazanah IV 2 3 4 3 1 2 3 4 2 1 2 2 3 4 4 40
11 A. Haqiqi IV 3 2 3 1 4 4 4 1 3 3 3 2 1 3 3 40
12 Anggi Praba IV 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 56
13 Farhan IV 3 4 3 3 4 1 2 3 3 1 3 3 3 3 4 43
14 Melinda Pristiana V 2 3 1 2 3 4 4 2 1 2 2 4 3 3 2 38
15 M. Rofi Ardiantoro V 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 56
16 M. Ardian Syah V 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 53
17 Linatul Muna V 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 58
18 M. Alfian Izul V 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58
19 Kinanti V 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 54
20 Yusmawan V 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 50
21 Ika Alifinda V 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 1 3 3 4 2 43
22 Diah Nur V 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 56
23 Fahmi Ali V 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 53
24 Andi Cahyo V 3 3 3 1 2 3 4 1 3 3 3 3 1 3 4 40
25 Sinta Dwi L V 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 52
26 Alifta Azka V 3 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 52
46
27 Khanif Syaifudin VI 2 1 3 4 4 3 3 3 4 2 2 1 3 2 2 39
28 Tuti Widhaningsih VI 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 52
29 Ali Akbar Rizqi VI 2 4 3 3 2 1 3 3 4 2 2 4 3 4 1 41
30 Cholifatul Arifah VI 4 2 2 2 3 4 2 1 3 3 3 2 1 3 2 37
31 David VI 4 4 3 3 1 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 43
32 Eva Nindi VI 3 1 2 2 3 4 4 2 3 4 4 3 2 3 4 44
33 Faisol Hilmi VI 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 42
34 Fifit VI 2 3 3 3 1 2 3 3 2 4 4 2 3 2 1 38
35 Helda R VI 4 3 4 4 3 2 1 4 4 3 2 2 1 2 1 40
36 Henggraheni VI 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 49
37 Imron VI 2 3 4 4 4 4 3 4 3 1 2 3 4 2 1 44
38 Imam Prakoso VI 2 2 1 3 2 1 3 3 2 4 4 4 3 4 2 40
39 Lutnatul Jannah VI 3 3 1 2 1 3 4 2 4 3 3 4 2 3 2 40
40 Mega Saputro VI 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 53
Untuk mengetahui bagaimana sumber belajar dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran
2010/2011 ditempuh dengan dua cara, yaitu mencari nilai interval untuk
menentukan distribusi frekuensi dan mencari mean (nilai rata-rata).
1. Mencari nilai interval untuk menentukan kualifikasi, dengan rumus :
i = K
R
Keterangan :
i : Interval
R : Range
K : Kelas interval
Sedangkan range diperoleh dari :
R = Xt – Xr
Keterangan :
R : Rentang
Xt : Data terbesar dalam kelompok
Xr : Data terkecil dalam kelompok8
8Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 48.
47
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi
(Xt) = 58 dan nilai terendah (Xr) = 37. Oleh karena itu dapat dicari nilai
rangenya dengan menggunakan rumus :
R = H – L
= 58 – 37
= 21
Sedangkan untuk menghitung jumlah kelas interval menggunakan
rumus sebagai berikut :
K = 1 + 3,3 log n 9
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 x 1,6
= 1 + 5,28 = 6,28 → 6
Jadi jumlah kelas interval 6. Selanjutnya dicari interval nilai (i)
dicari dengan rumus :
i = K
R
= 6
21
= 3,5 dibulatkan 4
Dari perhitungan di atas diperoleh skala interval 4, dan diperoleh
klasifikasi sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 menjadi enam
kategori dengan berdasar pada lebar interval, dan dapat ditentukan sebagai
berikut :
Tabel 5
Nilai Distribusi Frekuensi Sumber Belajar dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Bintoro 1 Demak
No Interval Frekuensi Kategori
1 57 – 60 5 Sangat Baik Sekali
9Ibid, hlm. 27.
48
2 53 – 56 12 Sangat Baik
3 49 – 52 5 Baik
4 45 – 48 1 Cukup
5 41 – 44 7 Kurang
6 37 – 40 10 Sangat Kurang
n = 40
2. Mencari Nilai Rata-rata (Mean) variabel X, dengan rumus :
Me = n
X 1
Keterangan :
M = Mean (Nilai rata-rata)
∑fX1 = Jumlah nilai skor X
n = Jumlah responden10
Nilai rata-rata variabel sumber belajar dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran
2010/2011 berdasarkan hasil angket diketahui nilai sebagai berikut :
∑fX = 1899
n = 40
Jadi, M = n
fX
= 40
1899
= 47,48
Dari perhitungan di atas diketahui skor 47,48 maka dapat dikatakan
sumber belajar dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD
Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 berada dalam
kategori cukup baik (berdasarkan tabel 5).
10Ibid, hlm. 43.
49
C. Deskripsi Data tentang Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada
Materi Tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak
Untuk mengetahui hasil belajar PAI pada materi tarikh di SD Negeri
Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011, diketahui dari hasil nilai tes
yang telah dijawab responden. Demi kemudahan dalam penelitian, maka
peneliti mengambil sampel dari sebagian siswa sejumlah 40 anak. Disebabkan
keterbatasan peneliti dan mengingat waktu penelitian yang singkat.
Berikut akan ditampilkan data nilai tes dari responden sejumlah 40 siswa
dari item pertanyaan yang diberikan dan diperoleh nilai yang lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Nilai Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada Materi Tarikh
di SD Negeri Bintoro 1 Demak
No. Resp. Nama Kelas Nilai PAI
R1 Arima C IV 85
R2 Nurlita IV 90
R3 Diah Ayu IV 80
R4 Eka IV 95
R5 Johana Viki IV 95
R6 Yusmawan IV 90
R7 Sultan Maher IV 95
R8 Teguh Febriyanto IV 85
R9 Dewi Marliana IV 90
R10 Munjazanah IV 95
R11 A. Haqiqi IV 95
R12 Anggi Praba IV 90
R13 Farhan IV 80
R14 Melinda Pristiana V 85
R15 M. Rofi Ardiantoro V 100
R16 M. Ardian Syah V 95
R17 Linatul Muna V 100
R18 M. Alfian Izul V 100
R19 Kinanti V 100
50
R20 Yusmawan V 100
R21 Ika Alifinda V 95
R22 Diah Nur V 100
R23 Fahmi Ali V 90
R24 Andi Cahyo V 85
R25 Sinta Dwi L V 100
R26 Alifta Azka V 100
R27 Khanif Syaifudin VI 70
R28 Tuti Widhaningsih VI 90
R29 Ali Akbar Rizqi VI 70
R30 Cholifatul Arifah VI 90
R31 David VI 80
R32 Eva Nindi VI 80
R33 Faisol Hilmi VI 80
R34 Fifit VI 90
R35 Helda R VI 80
R36 Henggraheni VI 90
R37 Imron VI 70
R38 Imam Prakoso VI 90
R39 Lutnatul Jannah VI 90
R40 Mega Saputro VI 90
Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar Pendidikan Agama Islam
pada materi tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011,
ditempuh dengan dua cara, yaitu mencari nilai interval dan mean (nilai rata-
rata).
1. Mencari nilai interval untuk menentukan kualifikasi, dengan rumus :
i = K
R
Keterangan :
i : Interval
R : Range
K : Kelas interval
Sedangkan range diperoleh dari :
51
R = Xt – Xr
Keterangan :
R : Rentang
Xt : Data terbesar dalam kelompok
Xr : Data terkecil dalam kelompok11
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi
(Xt) = 100 dan nilai terendah (Xr) = 70. Oleh karena itu dapat dicari nilai
rangenya dengan menggunakan rumus :
R = H – L
= 100 – 70
= 30
Sedangkan untuk menghitung jumlah kelas interval menggunakan
rumus sebagai berikut :
K = 1 + 3,3 log n12
= 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 x 1,6
= 1 + 5,28 = 6,28 → 6
Jadi jumlah kelas interval 6. Selanjutnya dicari interval nilai (i)
dicari dengan rumus :
i = K
R
= 6
30
= 5
Dari perhitungan di atas diperoleh skala interval 5, dan diperoleh
klasifikasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD
Negeri Bintoro 1 Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 menjadi enam
kategori dengan berdasar pada lebar interval, dan dapat ditentukan sebagai
berikut :
11Ibid, hlm. 48. 12Ibid, hlm. 27.
52
Tabel 7
Nilai Distribusi Frekuensi Hasil Belajar PAI pada Materi Tarikh
di SD Negeri Bintoro 1 Demak
No Interval Frekuensi
1 95 – 100 15
2 90 – 94 12
3 85 – 89 4
4 80 – 84 6
5 75 – 79 0
6 70 – 74 3
N = 40
3. Mencari Nilai Rata-rata (Mean) Variabel Y, dengan rumus :
Setelah diketahui nilai distribusi frekuensi, kemudian untuk mencari
mean, sebelumnya akan ditampilkan nilai interval berdasarkan ukuran
prestasi belajar dari hasil tes akhir yaitu sebagai berikut :
Tabel 8
Ukuran Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI
No Angka Huruf Predikat
1 86 – 100 A Baik Sekali
2 71 – 85 B Baik
3 56 – 70 C Cukup
4 41 – 55 D Kurang
5 < 40 E Sangat kurang
Setelah diketahui interval kategori, selanjutnya mencari nilai rata-
rata (Mean) variabel Y, dengan rumus :
Me = n
X 1
Keterangan :
Me = Mean (Nilai rata-rata)
∑X1 = Jumlah nilai skor Y
53
n = Jumlah responden13
Nilai rata-rata variabel hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada
materi tarikh di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011,
berdasarkan hasil angket diketahui nilai sebagai berikut :
∑fY = 3575
n = 40
Jadi, M = n
fY
= 40
3575
= 89,38
Dari perhitungan di atas diketahui skor 89,38 maka dapat dikatakan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri
Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011 berada dalam kategori baik
sekali, yakni berada pada interval (86 – 100).
D. Analisis Inferensial tentang Sumber Belajar dengan Hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam pada Materi Tarikh di SD Negeri Bintoro 1
Demak
1. Analisis Uji Hipotesis
Pada analisis uji hipotesis penulis menggunakan product moment
untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan
melalui variabel independen secara individual. Product moment digunakan
untuk membuktikan ada tidaknya hubungan sumber belajar dengan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri Bintoro
1 Demak tahun pelajaran 2010/2011. Selanjutnya dalam uji hipotesis akan
penulis paparkan hasil skor dengan rumus product moment. Adapun
langkah-langkah penerapan rumus tersebut adalah sebagai berikut :
rxy =
2222 YYnXXn
YXXYn
13Ibid, hlm. 43.
54
Untuk mengoperasikan rumus product moment tersebut, maka harus
ditempuh dengan membuat tabel kerja korelasi sebagaimana dijelaskan
dalam tabel kerja koefisien korelasi sebagaimana berikut :
Tabel 9
Tabel Kerja Koefisien Korelasi Product Moment
No X Y XY X2 Y
2
1 52 85 4420 2704 7225
2 53 90 4770 2809 8100
3 51 80 4080 2601 6400
4 52 95 4940 2704 9025
5 50 95 4750 2500 9025
6 54 90 4860 2916 8100
7 51 95 4845 2601 9025
8 39 85 3315 1521 7225
9 53 90 4770 2809 8100
10 40 95 3800 1600 9025
11 40 95 3800 1600 9025
12 56 90 5040 3136 8100
13 43 80 3440 1849 6400
14 38 85 3230 1444 7225
15 56 100 5600 3136 10000
16 53 95 5035 2809 9025
17 58 100 5800 3364 10000
18 58 100 5800 3364 10000
19 54 100 5400 2916 10000
20 50 100 5000 2500 10000
21 43 95 4085 1849 9025
22 56 100 5600 3136 10000
23 53 90 4770 2809 8100
24 40 85 3400 1600 7225
25 52 100 5200 2704 10000
55
26 52 100 5200 2704 10000
27 39 70 2730 1521 4900
28 52 90 4680 2704 8100
29 41 70 2870 1681 4900
30 37 90 3330 1369 8100
31 43 80 3440 1849 6400
32 44 80 3520 1936 6400
33 42 80 3360 1764 6400
34 38 90 3420 1444 8100
35 40 80 3200 1600 6400
36 49 90 4410 2401 8100
37 44 70 3080 1936 4900
38 40 90 3600 1600 8100
39 40 90 3600 1600 8100
40 53 90 4770 2809 8100
∑X=1899 ∑Y=3575 ∑XY=170960 ∑X2=91899 ∑Y
2=322375
Setelah tabel koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
diketahui hasilnya, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan ke
dalam rumus untuk mencari korelasi product moment, sebagaimana
berikut :
Diketahui :
N = 40 ∑X2 = 91899
∑X = 1899 ∑Y2 = 322375
∑Y = 3575 ∑XY = 170960
Selanjutnya mencari nilai korelasi antara variabel X dengan variabel
Y, dengan menggunakan rumus :
rxy =
2222
nn
n
rxy = 22
)3575()1899)(40(1899)91899)(40(
)3575)(1899()170960)(40(
56
rxy = 127806251289500036062013675960
67889256838400
rxy = )114375)(69759(
49475
rxy = 7978685625
49475
rxy = 4887,89323
49475
rxy = 0,5538857 → 0,554
2. Analisis Uji Signifikansi
Langkah terakhir dalam menganalisis data dari penelitian ini adalah
dengan menguji kebenaran hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian
ini adalah “ada hubungan yang positif antara sumber belajar dengan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD Negeri Bintoro
1 Demak tahun pelajaran 2010/2011”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka langkah selanjutnya adalah
mengkonsultasikan atau membandingkan antara nilai dalam koefisien
korelasi (r observasi) dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 5%.
Dengan df = n (40), maka diketahui r tabel = 0,312 dan diperoleh r
observasi = 0,554. Sehingga (0,554 > 0,312), dengan demikian ro (r
observasi) lebih besar dari pada rt (r dalam tabel). Ini berarti hasilnya
adalah ada hubungan yang positif antara kedua variabel penelitian.
Berdasarkan analisis tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang positif antara sumber belajar
dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi tarikh di SD
Negeri Bintoro 1 Demak” dapat diterima kebenarannya pada taraf
signifikan 5%, dan taraf signifikan 1%.
57
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemanfaatan sumber
belajar terhadap keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Bintoro 1 Demak, dan uraian pada bab-bab sebelumnya dari hasil analisis
yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada variabel X menujukkan bahwa nilai rata-rata (mean) adalah 47,48.
Apabila diterapkan dalam interval nilai terdapat antara interval (47-51),
maka dapat dikatakan bahwa penggunaan sumber belajar dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Bintoro 1 Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011 dalam kategori cukup baik.
2. Pada variabel Y menujukkan bahwa nilai rata-rata (mean) adalah 89,38.
Apabila diterapkan dalam interval nilai terdapat antara interval (86-100),
maka dapat dikatakan bahwa tingkat hasil belajar Pendidikan Agama
Islam pada materi tarikh semester 2 di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun
pelajaran 2010/2011 dalam kategori baik sekali.
3. Berdasarkan pada analisa kuantitatif dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang positif antara sumber
belajar dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pda materi tarikh
semester 2 di SD Negeri Bintoro 1 Demak tahun pelajaran 2010/2011”
dapat diterima kebenarannya pada taraf signifikan 5%. Hal ini dapat
dilihat nilai r-observasi adalah 0,554 berada di atas r product moment,
batas penolakan 5% sebesar 0,312 dengan kata lain (0,554 > 0,312).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka saran yang
diberikan agar pemanfaatan sumber belajar akan dapat meningkatkan
keberhasilan belajar Pendidikan Agama Islam adalah:
58
1. Bagi Kepala Sekolah hendaknya lebih aktif dalam melakukan pengawasan
baik langsung maupun tidak langsung serta memberi pengarahan kepada
para guru khususnya guru PAI dalam mengajar para siswa untuk lebih
inovatif dalam pembelajaran.
2. Bagi guru PAI diharapkan mampu melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai sumber belajar, yang diharapkan dengan
penggunaan sumber belajar yang intensif akan diperoleh hasil
pembelajaran PAI yang maksimal.
3. Bagi siswa diharapkan memiliki motivasi dalam diri dan sikap aktif
dengan meningkatkan hasil belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif,
berani bertanggung jawab, mampu menyadarkan dengan memanfaatkan
waktu luang untuk hal-hal yang menunjang kegiatan belajarnya, sehingga
hasil belajar PAI yang diperoleh akan lebih memuaskan.
4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan mampu mencari faktor-faktor
lain dalam meningkatkan hasil belajar PAI, sehingga dapat bermanfaat
bagi terciptanya proses pembelajaran yang lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997).
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995).
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999).
Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004).
Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin, Aplikasi Statistika dalam
Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2006).
Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010).
Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk
SD, 1996.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1999).
H.M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,
1996).
Iskandar, Psikologi Pendididikan Sebuah Orientasi Baru, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009).
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996).
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Hidayah
Agung).
Martinis Yamin, Manajemen Pembelajaran Kelas, ((Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009).
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002).
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2001).
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003).
Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998).
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2007).
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994).
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003).
Subana dan Moersetyo Rahadi, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005).
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007).
--------, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007).
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002).
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997).
Syaiful Bahri Djamarah, Hasil belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994).
Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional Pasal 30 Bab IV (Nomor 2 tahun
2003), (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
(Jakarta Rineka Cipta, 1990).
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
--------, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruhama,
1995).
INSTRUMEN ANGKET
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
I. IDENTITAS
Nama : ………………………………………………………………..
Jenis Kelamin : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
II. PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum anda menjawab, bacalah dengan cermat pertanyaan-pertanyaan yang
ada.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang
(√) pada alternatif jawaban berikut :
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
3. Setiap jawaban dari anda berguna sekali dalam penelitian ini, untuk itu
jawablah dengan jujur dan jawaban anda akan dijaga kerahasiannya.
4. Peneliti mengucapkan terima kasih banyak atas kehadiran anda menjadi
responden.
III. DAFTAR PERTANYAAN
No Pertanyaan Jawaban
SL SR KK TP
Sumber belajar cetak
1 Apakah anda memiliki buku panduan mata pelajaran
PAI untuk kegiatan pembelajaran PAI ?
2 Apakah guru anda sesekali menggunakan poster
sebagai media pembelajaran PAI ?
3 Apakah anda memiliki Lembar Kerja Siswa (LKS),
sebagai buku pelengkap pembelajaran PAI ketika
mengejakan soal-soal PAI ?
Sumber belajar non cetak
4 Apakah guru anda selalu menggunakan papan tulis
kelas untuk mencatat hal-hal penting dalam
menyampaikan materi pelajaran PAI ?
5 Apakah sesekali guru PAI menyuruh anda mencari
materi pelajaran melalui internet ?
6 Apakah guru PAI anda sesekali menggunakan dan
memutar kaset untuk memperdengarkan materi
pelajaran PAI yang akan dibahas ?
Sumber-belajar yang berupa fasilitas
7 Apakah sesekali guru PAI anda mengajar ke
auditorium untuk melaksanakan pembelajaran di luar
kelas ?
8 Apakah anda memanfaatkan perpustakaan untuk
mencari berbagai sumber belajar PAI yang diinginkan
?
9 Apakah ruang kelas anda rasakan cukup nyaman
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran PAI ?
Sumber belajar yang berupa kegiatan
10 Apakah anda sesekali disuruh guru PAI untuk
melakukan wawancara kepada orang lain untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan ?
11 Apakah guru anda sesekali membentuk kerja
kelompok untuk menyelesaikan soal-soal mata
pelajaran PAI ?
12 Apakah anda sesekali disuruh guru PAI untuk
mendemonstrasikan materi pelajaran PAI dengan
melakukan praktek langsung ?
Sumber belajar yang berupa lingkungan
13 Apakah guru PAI anda sesekali mengajak ke
lingkungan masyarakat sekitar untuk mengamati
berbagai hal untuk dijadikan sebagai sumber belajar ?
14 Apakah sesekali guru PAI anda mengajak untuk
melakukan pembelajaran di luar kelas semisal di
taman sekolah agar pembelajaran menyenangkan ?
15 Apakah guru PAI anda mengajak anda untuk
mengamati lingkungan sekitar kelas anda untuk
dijadikan sebagai sumber belajar ?
Demak, April 2011
Peneliti
SUMINAH
NIM. 093111436