UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN...

104
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PAI KELAS V MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI (Studi Tindakan Kelas di SD Bolo 2 Demak) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : SRI SUKAYATI NIM : 093111438 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN...

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL

BELAJAR PAI KELAS V MELALUI STRATEGI

PEMBELAJARAN INQUIRI

(Studi Tindakan Kelas di SD Bolo 2 Demak)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

SRI SUKAYATI

NIM : 093111438

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Sukayati

NIM : 093111438

Jurusan/Program Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 2 Juni 2011

Saya yang menyatakan

Sri Sukayati

NIM: 093111438

iii

iv

NOTA PEMBIMBING

NOTA DINAS Semarang, 2 Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahuan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Upaya Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar PAI Kelas

V melalui Strategi Pembelajaran Inquiri (Studi Tindakan Kelas

di SD Bolo 2 Demak)

Nama : Sri Sukayati

NIM : 093111438

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Drs. Karnadi, M.Pd

v

ABSTRAK

Sri Sukayati (093111438), Upaya Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar

PAI Kelas V melalui Strategi Pembelajaran Inquiri (Studi Tindakan Kelas di SD

Bolo 2 Demak)

Skripsi ini membahas tentang penerapan strategi pembelajaran inquiri

dalam pendidikan agama Islam, yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

minat dan hasil belajar. Kajiannya dilatar belakangi oleh kebutuhan peserta didik

untuk membangun kepercayaan diri pada kemampuannya dalam menyelesaikan

permasalahan belajar pendidikan agama Islam, sehingga secara berangsur-angsur

akan mengurangi rasa cemasnya terhadap kesulitan yang sebelumnya dialami.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: apakah minat belajar dan

hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak

dapat ditingkatkan dengan strategi pembelajaran inquiri ?. Permasalahan tersebut

dibahas dengan studi lapangan yang dilaksanakan di SD 2 Bolo Demak. Peserta

didik yang menjadi obyek penelitian hanya pada kelas V SD Bolo 2 Demak tahun

pelajaran 2010/2011. Di kelas V dalam pembelajaran khususnya pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam begitu kurang aktif dalam kelas dibandingkan

dengan kelas lainnya. Sekolah tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk

mendapatkan gambaran mengenai perubahan perilaku belajar peserta didik.

Datanya diperoleh melalui kegiatan penelitian tindakan kelas. Semua data

dianalisis dengan mencari nilai rata-rata untuk nilai tes dan kuesioner.

Kajian ini menunjukkan bahwa : (1) Nilai rata-rata (mean) untuk hasil

belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada

siklus I adalah 82,76. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk indikator

pembelajaran mengartikan al-Qur‟an surat pendek pilihan, nilai yang didapatkan

memuaskan. Kemudian siswa juga memberikan tanggapan positif terhadap semua

pernyataan tentang penggunaan strategi pembelajaran inquiri dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. (2) Nilai rata-rata (mean) untuk hasil belajar Pendidikan

Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada siklus II adalah

90,82. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk indikator pembelajaran

mengenal Rasul-rasul Allah, nilai yang didapatkan sangat memuaskan.

Peningkatan hasil belajar siswa sesudah siklus II dilakukan disebabkan semakin

baiknya strategi pembelajaran inquiri yang digunakan.

Adapun saran peneliti, yaitu strategi pembelajaran inquiri bukan satu-

satunya strategi yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Artinya

guru perlu mengembangkan strategi belajar dengan teknik lain agar proses belajar

siswa lebih variatif. Dengan demikian tujuan yang diharapkan akan tercapai yaitu

adanya peningkatan hasil siswa dalam kegiatan belajar, dan hasil pembelajaran

terlaksana dengan optimal.

vi

TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman

pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor:

158/1987 dan Nomor 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sangan [al-]

disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

t ط a ا

z ظ b ب

„ ع t ت

g غ s ث

f ف j ج

q ق h ح

k ك kh خ

l ل d د

m م z ذ

n ن r ر

w و z ز

h ه s س

‟ ء sy ش

y ي s ص

d ض

.

.

.

.

.

.

.

vii

MOTTO

“Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu

dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah

orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”

(QS. Al-Israa‟ : 19)

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk orang-orang yang tersayang yang selalu

memberikan motivasi, kasih sayang dan doanya yang begitu tulus kepadaku :

Suami tercinta Bapak Sutrisno yang telah memberikan motivasi dan semangatnya

untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ketiga anakku tersayang (Indah Wakhidarul Islamiyah, Nurul Muthomimah,

Wahyu Nur Rahman)

Fakultas Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) IAIN Walisongo Semarang

Bapak Waserin, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri 2 Bolo Demak yang telah

memberikan dukungan dan kemudahan dalam memberi ijin belajar.

Teman-teman Seangkatan dalam program peningkatan kualifikasi S1 Guru PAI di

IAIN Walisongo Semarang.

Teriring doa semoga segala kebaikan dibalas oleh Allah SWT. Amien.

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah

memberikan petunjuk dan pertolongan sehingga skripsi ini selesai. Shalawat dan

salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW., beserta keluarga

dan para sahabatnya yang telah menuntun manusia ke jalan yang benar, di jalan

yang diridlai Allah SWT.

Alhamdulillah, atas bantuan, saran, dan bimbingan dari semua pihak

memberikan kemudahan bagi penulis sehingga skripsi akhirnya dapat

terselesaikan. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yakni Dr. Suja‟i, M.Ag.

2. Dosen Pembimbing Skripsi, yakni Bapak Drs. Karnadi, M.Pd.

3. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan pengetahuan dan pelayanan selama melaksanakan studi.

4. Seluruh Guru, Staf dan Karyawan SD Negeri 2 Bolo Demak. Terutama kepada

Bapak Waserin, S.Pd. SD, selaku Kepala SD Negeri 2 Bolo Demak yang

telah memberikan segala kemudahan dan ijin penelitian.

5. Suami tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis

serta selalu memberikan nasihat dan semangat bagi penulis.

6. Serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.

Kepada Allah jualah kita menyerahkan segala urusan. Semoga amal baik

semua pihak diterima oleh Allah SWT., dan skripsi ini bisa bermanfaat bagi

penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Semarang, 2 Juni 2011

Penulis

Sri Sukayati

NIM: 093111438

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

TRANSLITERASI ........................................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 3

D. Telaah Pustaka .......................................................................... 4

BAB II : KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Minat Belajar ............................................................................. 8

1. Pengertian Minat Belajar..................................................... 8

2. Unsur-unsur Minat Belajar .................................................. 10

3. Fungsi Minat Belajar ........................................................... 14

B. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam .................................... 16

1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ............ 16

2. Kriteria Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam ................. 18

3. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam .................................................................................... 19

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pendidikan Agama Islam .................................................... 21

xi

C. Strategi Pembelajaran Inquiri .................................................... 24

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiri ........................... 24

2. Pembelajaran dengan Metode Inquiri Suchman ................. 26

3. Proses Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiri ............. 27

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiri ... 30

D. Hipotesis Tindakan....................................................................

BAB III : METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 33

B. Subjek Penelitian ....................................................................... 33

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 33

D. Prosedur Kinerja Penelitian Tindakan Kelas ............................ 35

E. Analisis Data Penelitian ............................................................ 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pembelajaran ............................................................. 43

1. Pembelajaran Siklus I .......................................................... 43

2. Pembelajaran Siklus II ........................................................ 47

B. Analisis Hasil Penelitian ........................................................... 50

1. Analisis Hasil Angket Minat Peserta Didik ........................ 50

2. Analisis Hasil Tes ............................................................... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 55

1. Hasil Angket Minat Peserta Didik ...................................... 55

2. Hasil Belajar PAI Peserta Didik .......................................... 56

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................. 58

B. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Siklus I ........................... 36

Tabel 3.2 : Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Siklus II .......................... 38

Tabel 3.3 : Tabel Interpretasi Minat Siswa ......................................................... 41

Tabel 3.4 : Tabel Interpretasi Hasil Belajar PAI ................................................. 42

Tabel 4.1 : Data Hasil Pengolahan Kuesioner Minat Belajar PAI dengan

Menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiri .................................... 51

Tabel 4.2 : Nilai Akhir Siklus I Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta

Didik Kelas V di SD 2 Bolo Demak ................................................. 53

Tabel 4.3 : Nilai Akhir Siklus II Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Peserta Didik Kelas V di SD 2 Bolo Demak ..................................... 54

xiii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan mutu pembelajaran seringkali dikaitkan dengan

merosotnya prestasi atau hasil belajar yang dicapai peserta didik. Sehubungan

dengan hal tersebut di atas, maka hal semacam itu harus dikaji secara cermat

melalui komponen-komponen penting dalam sistem pendidikan yang

berkaitan agar dapat dilakukan upaya penanggulangannya.

Untuk itu terwujudnya kondisi pembelajaran siswa aktif merupakan

harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan praktisi

pendidikan. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu

strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan mengedepankan

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui kegiatan belajar

yang menekan pada aktivitas siswa diharapkan mampu meningkatkan

motivasi dan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah.

Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua

aktivitas, yaitu aktivitas dalam berpikir (minds-on), dan aktivitas dalam

berbuat (hands-on). Perbuatan nyata ssiwa dalam pembelajaran merupakan

hasil keterelibatan berpikir siswa terhadap kegiatan belajarnya. Denga

demikian proses siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus menerus dan

tidak berhenti. Hal ini dilakukan apabila interaksi antara guru dan siswa

terjalin dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, ternyata

guru PAI di SD Bolo 2 Demak dalam mengajar cenderung bersifat informatif

atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga siswa belum

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa juga belum sepenuhnya

menyukai pelajaran pendidikan agama Islam yang disebabkan oleh kurangnya

minat belajar maupun kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nasution, yang menyatakan: pelajaran berjalan lancar bila

2

ada minat dan apabila anak-anak malas belajar, mereka akan gagal karena

tidak adanya minat.1 Selain itu, alat peraga di SD Bolo 2 Demak khususnya

untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam juga terbatas sehingga

mengakibatkan minat siswa terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam

berkurang. Demikian juga kurangnya variasi dalam pembelajaran juga

menjadi faktor yang mempengaruhi minat siswa maupun hasil belajar yang

diperoleh siswa.

Sebagai salah satu pemecahan masalah ini dipilih suatu pendekatan

mengajar yaitu pendekatan inquiri (inquiry approach). Pendekatan inquiri

merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan

mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan peserta

didik lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam

pemecahan masalah. Disini peserta didik sebagai subjek belajar. Peranan guru

dalam pendekatan ini adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar.2

Diharapkan dengan strategi ini peserta didik akan lebih aktif terlibat dalam

proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih memahami materi

pendidikan agama Islam yang dipelajari, selain itu konsep yang mereka

dapatkan akan lebih lama tersimpan di dalam memori mereka.

Sedangkan alasan peneliti memilih mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam digunakan sebagai materi penelitian, karena dalam kurikulum

Pendidikan Agama Islam dapat membantu siswa untuk: (1) menjalani

kehidupan sehari-hari secara efektif, (2) memanfaatkan kesempatan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, fleksibel, dan inovatif, (3)

mengembangkan pengertian tentang konsep-konsep Pendidikan Agama Islam,

(4) memberikan pemecahan pada dilema moral sehubungan dengan isu-isu

sains dan teknologi, dan (5) menyiapkan diri untuk studi pada tindakan yang

lebih lanjut.

1Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), hlm. 7. 2Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,

Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003, hlm. 63.

3

Melihat permasalahan yang ada di atas, maka tindakan yang akan

dilakukan ditujukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik,

mengetahui aktivitas peserta didik dan mencoba mengubah pandangan peserta

didik yang berpendapat bahwa pendidikan agama Islam merupakan pelajaran

yang sulit untuk dipelajari. Munculnya pandangan tersebut menjadi salah satu

penyebab terganggunya proses belajar mengajar mata pelajaran pendidikan

agama Islam. Akibatnya para peserta didik kesulitan dalam menyerap materi

yang disampaikan, salah satunya dalam menyelesaikan soal-soal pokok

bahasan yang diberikan oleh guru pada akhir pembelajaran.

Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil menguasai materi

yang disampaikan oleh guru, peneliti akan menerapkan strategi pembelajaran

inquiri dalam pendidikan agama Islam, yang diharapkan dapat membantu

meningkatkan minat dan hasil belajar. Peserta didik secara individu akan

membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan

permasalahan belajar pendidikan agama Islam, sehingga secara berangsur-

angsur akan mengurangi rasa cemasnya terhadap kesulitan yang sebelumnya

dialami. Pembelajaran inquiri juga terbukti sangat bermanfaat bagi para

peserta didik yang heterogen. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok,

model belajar ini dapat membuat peserta didik mampu menerima peserta didik

lain yang berkemampuan berbeda. Maka dari itu, peneliti hendak melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar

dan Hasil Belajar PAI Kelas V melalui Strategi Pembelajaran Inquiri (Studi

Tindakan Kelas di SD Bolo 2 Demak)”.

B. Rumusan Masalah

Peserta didik yang menjadi obyek penelitian hanya pada kelas V SD

Bolo 2 Demak tahun pelajaran 2010/2011. Di kelas V dalam pembelajaran

khususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam begitu kurang aktif

dalam kelas dibandingkan dengan kelas lainnya.

Berpijak dari hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah minat belajar dan hasil belajar Pendidikan Agama Islam peserta

4

didik kelas V di SD 2 Bolo Demak dapat ditingkatkan dengan strategi

pembelajaran inquiri ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki

tujuan yaitu : untuk meningkatkan minat dan hasil belajar pendidikan agama

Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak, dengan menerapkan strategi

pembelajaran inquiri.

Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini secara umum diharapkan dapat

memberikan sumbangan kepada pembelajaran pendidikan agama Islam,

umumnya pada peningkatan minat belajar dan prestasi belajar pendidikan

agama Islam peserta didik.

Secara khusus penelitian ini meletakkan konstribusi pada strategi

pembelajaran di SD 2 Bolo Demak serta mampu mengoptimalkan

pemanfaatan pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan

agama Islam khususnya pendekatan inquiri.

2. Manfaat Praktis

Pada dataran praktis, penelitian ini memberikan sumbangan bagi

guru pendidikan agama Islam dan peserta didik SD 2 Bolo Demak. Bagi

guru pembelajaran pendidikan agama Islam dengan menggunakan

pendekatan inquiri dapat digunakan pembelajaran yang lebih menarik dan

kreatif serta lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam proses

belajar mengajar dan memberi kesempatan peserta didik untuk

berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

D. Telaah Pustaka

Penelitian tentang stategi pembelajaran inquiri sedikit banyak sudah

dilakukan. Namun demikian, masing-masing penelitian memiliki fokus yang

berbeda sesuai dengan lingkup kajian masing-masing agar tidak terjadi

5

duplikasi penelitian, maka peneliti memfokuskan penelitian terhadap upaya

meningkatkan minat dan hasil belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam

pada kelas V di SD 2 Bolo Demak tahun ajaran 2010/2011. Penelitian-

penelitian sebelumnya yang menjadi bahan rujukan sekaligus sebagai

perbandingan penelitian ini adalah :

Rosyda Safrida Ariyani, yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar Kimia Peserta didik Kelas XI Melalui Model Pembelajaran dengan

Pendekatan IBL (Inquiry Based Learning) di SMA 12 Semarang”.3 Skripsi.

Jurusan Kimia. FMIPA, UNNES, 2006. Penelitian ini merupakan penelitian

tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dari hasil penelitian,

rata-rata hasil belajar kognitif pada siklus I meningkat dari 47.61 dengan

ketuntasan klasikal 27.91% menjadi 77.42 dengan ketuntasan klasikal 83.72%.

Pada siklus II mencapai 86.89 dengan ketuntasan klasikal 100%. Pada siklus

III mencapai 89.77 dengan ketuntasan klasikal 100%. Rata-rata hasil belajar

afektif siklus I, II, dan III berturut-turut adalah 72.31; 77; dan 80.39.

Sedangkan rata-rata hasil belajar psikomotorik pada siklus I, II, dan III

berturut-turut adalah 72.09; 76.31; dan 78.78. Berdasarkan hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik dapat meningkat melalui

penerapan model pembelajaran dengan pendekatan IBL.

Kemudian oleh Lailatul Hijriyah yang berjudul “Eksperimentasi

Pengajaran Matematika Melalui Pendekatan Inquiri Ditinjau Dari Minat

Belajar Peserta didik pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) (Eksperimen di Kelas VIII SMPN 2 Leksono Wonosobo)”,4

skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008. Penelitian ini adalah

penelitian tindakan yang terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus terdiri

3Rosyda Safrida Ariyani, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Peserta didik Kelas XI

Melalui Model Pembelajaran dengan Pendekatan IBL (Inquiry Based Learning) di SMA 12

Semarang, Skripsi FMIPA (Semarang: UNNES 2006). 4Lailatul Hijriyah, Eksperimentasi Pengajaran Matematika Melalui Pendekatan Inquiri

Ditinjau Dari Minat Belajar Peserta didik pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV) (Eksperimen di Kelas VIII SMPN 2 Leksono Wonosobo), Skripsi Pendidikan

Matematika, (Surakarta: UMS, 2008).

6

dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus pertama peserta didik yang tuntas

belajar 22 anak (59,45%) yang belum tuntas 15 anak. Minat belajar peserta

didik menunjukan angka 81,08 % dan termasuk kriteria aktif. Pada siklus yang

kedua peserta didik yang tuntas belajar 29 anak (78,37%) meningkat 18,92 %

dari siklus pertama. Minat peserta didik pada siklus kedua 94,59% meningkat

13,51% dari siklus pertama. Pada siklus ketiga peserta didik yang tuntas

belajar 32 anak (86,48 %) sedang yang belum tuntas 5 anak. Pada siklus ketiga

minat peserta didik menunjukkan angka 100% meningkat 5,41% dari siklus

kedua dan meningkat 18,21% dari siklus pertama. Tindakan siklus ketiga telah

mencapai batas ketuntasan belajar sehingga hipotesis dalam penelitian telah

tercapai.

Selanjutnya oleh Diah Nugraheni yang berjudul, “Meningkatkan Minat

Belajar Sains (IPA) dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) pada Pokok Bahasan Cahaya Peserta

didik Kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri Kedungmundu 01 Semarang

Tahun Pelajaran 2006/2007”.5 Jurusan Fisika, FMIPA, UNNES. 2007. Hasil

penelitian menunjukkan, nilai rata-rata hasil belajar kognitif pada siklus 1

diperoleh 75,50 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 77,69. Nilai rata-rata

hasil belajar afektif minat pada siklus 1 diperoleh 85,10 dan pada siklus 2

meningkat menjadi 91,83. Nilai rata-rata hasil belajar afektif sikap pada siklus

1 diperoleh 85,38 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 90,19. Nilai rata-rata

hasil belajar afektif nilai pada siklus 1 diperoleh 84,42 dan pada siklus 2

meningkat menjadi 89,04. Nilai rata-rata hasil belajar psikomotorik pada

siklus 1 83,85 meningkat menjadi 92,40 pada siklus 2. Sedangkan kriteria

minat belajar peserta didik pada siklus 1 adalah berminat dengan skor 64,83

dan meningkat menjadi sangat berminat dengan skor 70,67.

5Diah Nugraheni, Meningkatkan Minat Belajar Sains (IPA) dengan Menggunakan

Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Pokok Bahasan Cahaya

Peserta didik Kelas V Semester II Sekolah Dasar Negeri Kedungmundu 01 Semarang Tahun

Pelajaran 2006/2007, Skripsi FMIPA, (Semarang: UNNES, 2007).

7

Sedangkan penelitian ini merupakan penelahan kembali terhadap

penelitian-penelitian yang sudah ada, namun pada skripsi ini lebih

menekankan pada sebuah upaya baru melalui penelitian yang lebih mendalam

dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam, sehingga hasil

penelitian dapat dirasakan oleh guru dan peserta didik sebagai pelaku

pendidikan.

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Minat secara bahasa diartikan sebagai keinginan yang kuat, gairah,

kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.1 Sedangkan secara istilah

minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu.2

Menurut Slameto minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat

pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,

semakin besar minat.3

Hilgard sebagaimana dikutip Tohirin, menyatakan bahwa interest is

persiting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content.

Dengan demikian, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan termasuk

belajar yang diminati siswa, akan diperhatikan terus menerus yang disertai

rasa senang. Oleh sebab itu, minat juga diartikan sebagai perasaan senang

atau tidak senang terhadap suatu objek. Misalnya minat siswa terhadap

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam akan berpengaruh terhadap usaha

belajarnya, dan pada gilirannya akan dapat berpengaruh terhadap hasil

belajarnya.4

Berpijak dari minat inilah seseorang akan berusaha semaksimal

mungkin untuk menguasai sesuatu yang diminatinya. Sedangkan bagi

1Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press, 2004), hlm.

532. 2Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 151.

3Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2003), hlm. 180. 4Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005),

hlm. 130-131.

9

seseorang yang kurang berminat terhadap sesuatu maka ia kurang berusaha

bahkan lebih cenderung mengabaikannya. Besar kecilnya minat seseorang

akan menentukan besar kecilnya hasil yang akan diperoleh. Sebagaimana

Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat An-Najm ayat 39 :

Artinya : “Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain

apa yang telah diusahakannya”. (QS. An-Najm : 39).5

Dari keterangan ayat tersebut di atas sudah jelas bahwa seseorang

tidak akan memperoleh hasil melainkan sesuai dengan apa yang telah

diusahakannya. Dan minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang studi tertentu, karena bila seseorang siswa

menaruh minat yang besar pada salah satu bidang studi, maka siswa

tersebut akan memusatkan perhatiannya pada bidang studi tersebut dan

akan belajar lebih giat yang akhirnya akan mencapai prestasi yang

diinginkan. Guru dalam kegiatan ini seyogyanya berusaha membangkitkan

minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang

studi tersebut dengan cara membangun sikap yang positif.

Kemudian pengertian belajar, para ahli psikologi dan pendidikan

mengemukakan rumusan yang berlainan, tetapi pada prinsipnya adalah

sama. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan definisi belajar,

antara lain sebagi berikut:

a. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.6

b. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

5Soenardjo, et.al, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1987), hlm. 877.

6Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 2.

10

pendidikan itu amat bergantung pada proses yang dialami siswa, baik

ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.7

c. Belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan

sebagai pola-pola respons yang baru yang membentuk keterampilan,

sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.8

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian belajar di atas, dikutip

dari buku "Psikologi Pendidikan" karangan M. Mustaqim dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

a. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja.

b. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru

baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa

penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari.

c. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani,

kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berfikir, sikap terhadap nilai-

nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan

dengan aspek psikis dan fisik).

d. Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.9

Dari kesemuanya itu dapat diambil kesimpulan bahwa minat belajar

adalah suatu proses atau keinginan anak didik dalam menerima, merespon,

serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang telah disajikan guru yang

berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pelajaran dan

meningkatkan perubahan sikap dan tingkah laku baik yang berupa

pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

2. Unsur-unsur Minat Belajar

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

7Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 89. 8Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2004), hlm. 155. 9H. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan

Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008), hlm. 34.

11

Menurut Reber. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi

karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya

seperti perhatian, keinginan, motivasi dan keaktifan belajar. Dengan kata

lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi

dalam kegiatan belajar.

Bertitik tolak dari pengertian minat sebagaimana telah diuraikan di

atas, maka dapat diambil kesimpulan mengenai unsur-unsur minat yang

meliputi :

a. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu

obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang

dilakukan. Maka dari itu, makin intensif perhatian belajar makin

berhasillah belajar, oleh karenanya materi dan penyampaian sebaiknya

sebaiknya mampu menimbulkan perhatian yang intensif.10

Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih

sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai

seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak

didiknya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang

diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan

memberikan perhatian yang besar. Ia tidak segan mengorbankan waktu

dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu seorang siswa yang

mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha

keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

b. Perasaan

Unsur yang tak kalah pentingnya adalah perasaan dari anak didik

terhadap pelajaran yang diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan

“sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya

berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam

kualitas senang atau tidak dalam berbagai taraf.”11

10

Ibid, hlm. 72. 11

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1989), hlm. 66.

12

Tiap aktivitas dan pengalaman yang dilakukan akan selalu

diliputi oleh suatu perasaan, baik perasaan senang maupun perasaan

tidak senang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi

mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati,

menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.

Yang dimaksud dengan perasaan di sini adalah perasaan senang

dan perasaan tertarik. “Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di

dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.”.12

Perasaan sebagai faktor psikis non intelektual, yang khusus

berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa

mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang

pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan

penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya

akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak

senang.

Perasaan senang akan menimbulkan minat, yang diperkuat

dengan sikap yang positif. Sedangkan perasaan tidak senang akan

menghambat dalam mengajar, karena tidak adanya sikap yang positif

sehingga tidak menunjang minat dalam belajar.

c. Motivasi

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan

reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi dalam diri seseorang

itu berbentuk suatu aktivitas nyata dalam kehidupan fisik. Karena

seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka

seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan

segala upaya yang dapat dilakukan untuk mencapainya.13

Karena

seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka

12

W.S. Winkell, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1996),

hlm. 30. 13

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 114.

13

seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan

segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda

bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh

kebutuhannya, segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum

tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak

bersentuhan dengan kebutuhannya.

d. Keaktifan belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya keaktifan tidak

hanya dilakukan oleh guru tetapi siswa harus aktif dalam melakukan

kegiatan belajar. Karena siswalah yang menjadi subyek. Dialah yang

belajar dengan melakukan kegiatan belajar. Agar siswa berperan

sebagai perilaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya

merencanakan pengajaran yang menuntut siswa banyak melakukan

aktivitas belajar. Aktivitas belajar yang dikerjakan hendaknya menarik

minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat

bagi masa depannya. Metode-metode yang dapat membangkitkan

keaktifan siswa di antaranya adalah metode eksperimen, demonstrasi,

pemecahan masalah, diskusi dan penugasan.14

Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas

jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar murid dapat

digolongkan kedalam beberapa hal antara lain :

1. Aktivitas visual (visual activities) seperti bercerita, menulis,

melakukan eksperimen dan demonstrasi.

2. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak,

tanya jawab, diskusi, menyanyi.

3. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan

penjelasan guru, ceramah, pengarahan.

14

Ibid. hlm. 82.

14

4. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari,

melukis.

5. Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat

makalah, membuat surat.15

Setiap jenis aktivitas tersebut di atas memiliki kadar atau bobot

yang berbeda bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai

dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Fungsi Minat Belajar

Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha

manusia dan hasil yang dicapai dalam suatu aktivitas. Minat berkaitan erat

dengan motivasi, oleh karena itu motivasi muncul sebab ada kebutuhan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat adalah alat motivasi yang

pokok untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Berpijak pada pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

fungsi minat tidak jauh berbeda dengan fungsi motivasi yaitu : “sebagai

pendorong usaha usaha dan pencapaian prestasi. Adanya minat yang baik

dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Intensitas minat

seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya.16

Di dalam belajar minat juga berfungsi sebagai pendorong, penentu

arah dan penentu perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan,

sehingga besar kecilnya minat siswa dalam belajar akan mempengaruhi

prestasi yang akan mereka capai. Sardiman A.M mengemukakan fungsi

motivasi atau minat sebagai berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi.

b. Penentu arah perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang

hendak dicapai.

15

Moh. Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999),

hlm. 22. 16

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990),

hlm. 85.

15

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.17

Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan

anak sebagaimana yang ditulis oleh Abdul Wahid sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

Sebagai contoh anak yang berminat pada olah raga, maka cita-

citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak

yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi

seorang dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

Minat anak untuk menguasai pelajaran bisa mendorongnya untuk

belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas.

Minat seseorang meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi

pelajaran tapi antara satu anak dan yang lain mendapatkan jumlah

pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya

serap mereka dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat

mereka.

d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa

seumur hidup karena minat membawa kepuasan.

Minat menjadi guru yang telah membentuk sejak kecil sebagai

misal akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apabila ini

terwujud maka semua suka duka menjadi guru tidak akan dirasa karena

semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela. Dan apabila minat ini

tidak terwujud maka bisa menjadi obsesi yang akan dibawa sampai

mati.18

17

Ibid, hlm. 84-85. 18

Abdul Wahid, “Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak” dalam Chabib Toha (eds),

PBMPAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 109-110.

16

B. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan

siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya

untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar berlangsung.

Adapun hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang

telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud

dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang

lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan.

Belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai

pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan

mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar

memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang

sesuatu.19

Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan

prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian

prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian

belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang

berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari

pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan.

Sehubungan dengan hasil belajar, Winarno memberikan pengertian

hasil belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dari berbagai

pengalaman interaksi edukatif. Dari situlah timbulnya klasifikasi hasil

yang perlu dimiliki oleh seorang murid, seperti hasil dalam bentuk

ketrampilan, dalam bentuk konsep-konsep, dan dalam bentuk sikap”20

19

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2008), hlm. 13. 20

Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, (Bandung: Tarsito, 2003),

hlm. 75.

17

Selanjutnya menurut Benjamin S. Bloom sebagaimana dikutip M.

Rosyid bahwa hasil belajar ukurannya adalah jika peserta didik mampu

menguasai tiga ranah (doamin) yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Ketiga ranah tersebut identik dengan ranah cipta, rasa dan karsa, sehingga

ketiga ranah tersebut ditambahkan dengan domain nilai yang merupakan

semangat yang terkandung dalam Undang-undang no. 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional.21

Sedangkan pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan

tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya

dengan kerukunan antara umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.22

Sedangkan HM. Arifin mengartikan pendidikan agama Islam adalah

suatu usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar

mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah

(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal

dan perkembangannya.23

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa hasil

belajar pendidikan agama Islam merupakan tingkat kemanusiaan yang

dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi

yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang

sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang

studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar pendidikan

agama Islam siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi

21

Moh. Rosyid, Strategi Pembelajaran Demokratis, (Semarang: UPT. Unnes Press, 2006),

hlm. 41. 22

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompotensi,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 130. 23

HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 32.

18

belajar siswa. Dalam sudut pandang Islam, agama Islam sangat

menghargai orang-orang yang beprestasi atau memiliki ilmu pengetahuan

yang lebih, sehingga hanya merekalah yang pantas mencapai taraf

ketinggian dan keutuhan hidup.

2. Kriteria Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar

dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Kemudian dari tes-tes yang telah

diadakan, ada beberapa altematif norma pengukuran hasil belajar sebagai

indikasi keberhasilan belajar peserta didik setelah mengikuti proses belajar

mengajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut adalah:

a. Norma skala angka dari 0 sampai 10.

b. Norma skala angka dari 0 sampai 100.

c. Norma skala angka dari 0,0 - 4,0

d. Norma skala huruf dari A sampai E.24

Angka terendah yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan

belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5 atau 6, sedang untuk skala 0 -

100 adalah 55 atau 60, untuk skala 0,0 - 4,0 adalah 1,0 atau 1,2 dan untuk

skala huruf adalah D. Apabila peserta didik dalam ujian dapat menjawab

atau menyelesaikan lebih dari separuh soal-soal ujian (tugas-tugas)

dianggap telah memenuhi syarat target minimal keberhasilan belajar.

Namun demikian, perlu dipertimbangkan oleh para pendidik atau sekolah

tertentu) penetapan passing grade yang lebih tinggi misalnya 70 atau 75

untuk pelajaran-pelajaran inti. Pengkhususan passing grade seperti ini

sudah berlaku umum di negara-negara maju.25

Selain hal tersebut, kriteria keberhasilan belajar dibagi atas beberapa

taraf atau tingkatan-tingkatan, tingkatan-tingkatan keberhasilan tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Istimewa atau maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang

diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.

24

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Op.Cit., hlm. 159. 25

Ibid, hlm. 160.

19

b. Baik sekali atau optimal : apabila sebagian besar (76% s/d 99%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik.

c. Baik atau minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s/d 75% saja yang dikuasai oleh peserta didik.

d. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% yang

dikuasai oleh peserta didik.

Taraf atau tingkat keberhasilan belajar dapat dimanfaatkan untuk

berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan

PBM itu sendiri, antara lain : apakah PBM berikut pokok baru, mengulang

sebagian pokok bahasan yang baru saja diajarkan.

Apabila 75% bahan pelajaran yang dikuasai oleh peserta didik

mencapai taraf keberhasilan maksimal (optimal), maka dapat membahas

pokok bahasan baru. Sedangkan apabila 75% atau lebih dari jauh peserta

didik mencapai taraf keberhasilan minimal (kurang), maka PBM

berikutnya hendaklah bersifat perbaikan.26

3. Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Secara garis besar, instrumen evaluasi yang digunakan dalam

menentukan hasil belajar dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu tes

dan bukan tes (non-tes).27

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes hasil belajar dapat

digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:

a. Penilaian Harian

Penilaian harian atau sering disebut juga ulangan harian dilakukan

setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu.

Penilaian harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab

para peserta didik dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan

konsep dan kompetensi dasar yang sedang dibahas. Penilaian harian

minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Penilaian harian ini

26

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1997), hlm. 121-123. 27

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

hlm. 23.

20

terutama ditujukan untuk memperbaiki modul dan program

pembelajaran (RPP), tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan

untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan nilai bagi para peserta didik.28

b. Penilaian Tengah Semester

Penilaian tengah semester atau sering disebut ujian tengah

semester (UTS) dilakukan sete1ah pembelajaran mencapai beberapa

standar kompetensi tertentu (lebih kurang 50% standar kompetensi

pada semester tersebut). UTS terdiri dari seperangkat soal yang harus

dijawab para peserta didik mengenai materi standar dan kompetensi

dasar yang telah dibahas dalam setengah semester pertama. UTS

dilakukan satu kali dalam setiap semester, namun ada juga pendidik

yang tidak melaksanakannya, mereka menganggap cukup dengan

penilaian harian atau tugas. UTS merupakan penilaian subsumatif,

ditujukan untuk menentukan keberhasilan peserta didik yang

diwujudkan dalam pemberian nilai, termasuk untuk bahan

pertimbangan kenaikan kelas.

c. Penilaian Akhir Semester

Penilaian akhir semester atau ujian akhir semester (UAS) sering

disebut juga penilaian umum, dengan bahan yang diujikan yaitu : a)

Penilaian akhir semester pertama soalnya diambil dari materi standar,

standar kompetensi, dan kompetensi dasar semester pertama. b)

Penilaian akhir semester kedua soalnya merupakan gabungan dari

materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar semester

pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi standar, standar

kompetensi, dan kompetensi dasar semester kedua.

UAS dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel dan

pada umumnya dilakukan penilaian urnurn bersama, baik tingkat

rayon, kecamatan, kodya/kabupaten, maupun propinsi. Hal ini

28

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), hlm. 209. :

21

dilakukan terutama untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan

dan untuk menjaga keakuratan soal-soal yang diujikan. Di samping

untuk menghemat tenaga dan biaya, pengembangan soal bisa dilakukan

oleh bank soal, dan bisa digunakan secara berulang-ulang selama soal

tersebut masih layak dipergunakan.29

d. Penilaian Kenaikan Kelas

Penilaian kenaikan kelas atau ujian kenaikan kelas dilakukan pada

akhir semester genap. Penilaian kenaikan kelas sama dengan ujian

akhir semester genap, dengan materi standar, standar kompetensi, dan

kompetensi dasar yang diujikan merupakan gabungan dari materi

standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar semester ganjil dan

genap, dengan penekanan pada materi standar, standar kompetensi, dan

kompetensi dasar semester genap.

Penilaian kenaikan kelas dilakukan untuk menentukan peserta

didik yang berhak pindah atau naik ke kelas yang berada di atasnya

(misalnya: dari kelas satu ke kelas dua, dan dari kelas dua ke kelas

tiga). Sedangkan penilaian kenaikan kelas yang dilakukan pada

semester genap terakhir merupakan penilaian untuk menentukan

kelulusan. Penilaian ini sering juga disebut dengan evaluasi belajar

akhir tahun (EBAT) pada setiap tahun, atau evaluasi belajar tahap akhir

(EBTA) pada akhir satuan pendidikan.30

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam

Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang

telah dilakukan oleh individu. Perubahan itu adalah hasil yang telah

dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam

bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh

faktor dari dalam diri individu dan di luar individu. Proses disini tidak

dapat dilihat karena bersifat psikologis. Kecuali bila seseorang telah

29

Ibid, hlm. 210. 30

Ibid, hlm. 211.

22

berhasil dalam belajar, maka seseorang itu telah mengalami proses tertentu

dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar telah terjadi dalam diri

seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya, karena aktivitas belajar

yang telah dilakukan.31

Proses belajar tentunya tidak lepas dari berbagai faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi sejauhmana mana keberhasilan belajar tadi. Oleh

karena itu akan penulis kemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar yang dapat digolongkan sebagai berikut yaitu :

a. Faktor individu ialah faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri.

b. Faktor sosial, ialah faktor yang ada di luar individu yang

bersangkutan.32

Untuk memudahkan pemahaman kedua faktor tersebut penulis akan

mengklasifikasikannya, sebagaimana diuraikan oleh Sumadi Suryabrata di

dalam bukunya Psikologi Pendidikan yaitu :

a. Faktor yang berasal dari luar diri si pelajar dan ini masih dapat

digolongkan menjadi : faktor-faktor non sosial, dan faktor sosial.

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan ini pun dapat

digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor-faktor fisiologis dan

faktor-faktor psikologis.33

Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi belajar secara garis besar antara lain:

a. Faktor Eksternal (dari luar diri pelajar)

Yang termasuk faktor eksternal adalah:

1) Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi

dan kesenian.

3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, belajar dan iklim.

31

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 141. 32

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1984), hlm.

102. 33

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Op.Cit, hlm. 233.

23

4) Faktor lingkungan atau keamanan.

Dari keterangan tersebut maka faktor keluarga mempunyai

peran yang sangat besar dalam membentuk kegiatan belajar anak,

kemudian sekolah menemptai urutan yang besar juga.34

b. Faktor Internal (dari dalam diri siswa)

Faktor ini dapat berupa faktor psikologis dan fisiologis, faktor

fisik berasal dari keadaan jasmani dan faktor psikologis berasal dari

keadaan rohani. Faktor ini mungkin dapat berdiri sendiri tetapi

mungkin saling berhubungan, keadaan fisik yang terganggu akan

mempengaruhi pada psikologinya dan sebaliknya. Bagaimana juga

kedua saling berhubungan. Keadaan jasmani dan psikologis dalam

sudut pandang Islam berkaitan dengan sikap kepatuhan seseorang,

sebagaimana dalam firman Allah dalam surat asy-Syams surat 7

sampai dengan 10 yaitu :

Artinya : “dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang

mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang

yang mengotorinya”. (QS. Asy-Syams : 7-10)35

Ajaran Islam yang tertera pada ayat tersebut, menandakan

bahwa sebagai manusia harus belajar untuk menentukan antara baik

dan buruk, seperti sifat patuh pada perintah Allah dan diharapkan

menjauhi sikap kefasikan yang dapat mengotori dirinya sendiri.

Adapun yang termasuk faktor internal yang dapat

mempengaruhi seseorang dalam belajar diantaranya :

34

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,Op.Cit, hlm. 104. 35

RHA. Soenardjo, et.al., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.Cit, hlm. 1064.

24

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya: penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, yang terdiri atas faktor intelektif yang meliputi faktor

potensi yaitu kecerdasan dan bakat. Faktor kecakapan nyata yaitu

prestasi yang telah dimiliki.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Dengan demikian keberhasilan proses belajar seseorang pelajar

dipengaruhi oleh faktor psikis maupun fisiknya (internalnya) dan tidak

lepas pula dari pengaruh eksternal, termasuk juga faktor sosial di mana

anak hidup dan bertempat tinggal serta melakukan kegiatan belajar

tersebut. 36

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan dan

mempengaruhi satu sama lain. seorang siswa yang bersikap conserving

terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik (faktor eksternal)

umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang

sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya siswa yang berinteligensi

tinggi (faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya

(faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih

mementingkan kualitas hasil pembelajaran.37

C. Strategi Pembelajaran Inquiri

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Inquiri

Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak di sekolah-

sekolah yang sudah maju adalah dengan model pembelajaran inquiri. Hal

tersebut disebabkan karena model pembelajaran inquiri merupakan suatu

cara untuk mengembangkan siswa belajar dengan aktif dan kreatif. Berikut

36

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Op.Cit, h. 130. 37

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Op.Cit., hlm. 132.

25

akan diuraikan mengenai pengertian model pembelajaran inquiri menurut

beberapa tokoh pendidikan.

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan strategi

inquiri berarti suatu strategi yang berpusat pada siswa, di mana kelompok-

kelompok siswa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap

pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok

yang digariskan secara jelas.38

Sedangkan Ahmad Rohani berpendapat bahwa salam strategi

inquiri, struktur pengajaran/belajar bersifat ekstrovert (terbuka)

sepenuhnya. Peserta didik dilepas bebas untuk menemukan sesuatu

melalui proses “asimilisi” yaitu “memasukkan” hasil pengamatan ke

dalam struktur kognitif peserta didik yang telah ada dan proses

“akomodasi” yakni mengadakan perubahan-perubahan atau “penyesuaian”

dalam struktur kognitif yang lama hingga cocok/tepat dan sesuai dengan

fenomena baru yang diamati.39

Kemudian, W. Gulo memberikan pendapat pengertian strategi

inquiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.40

Sasaran

utama kegiatan mengajar pada strategi ini adalah : a) Keterlibatan siswa

secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini

adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional. b) Keterarahan

kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran. c)

Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self belief) pada diri

siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiri.41

38

Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,

(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2003), hlm. 63. 39

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 37. 40

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), hlm. 84. 41

Ibid, hlm. 85.

26

Lebih lanjut Suryosubroto, menambahkan pentingnya menggunakan

strategi inquiri dalam pembelajaran, dengan alasan: a) Merupakan suatu

cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif. b) Dengan

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan

setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak. c)

Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul

dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain. d)

Dengan menggunakan strategi inquiri, anak belajar menguasai salah satu

metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri. e) Dengan metode

inquiri ini juga, anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan

persoalan (problema) yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer

dalam kehidupan bermasyarakat.42

Dengan demikian dapat disimpulkan penulis bahwa model

pembelajaran inquiri diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang

mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi objek, teknik

percobaan dan merupakan suatu strategi yang unik, yang dapat dibentuk

oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan keterampilan

menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk

mencapai tujuan pendidikannya.

2. Pembelajaran dengan Metode Inquiri Suchman

Berdasarkan uraian pembelajaran inquiri umum, dapat dilihat bahwa

waktu dan sumber yang tersedia merupakan permasalahan dalam

pembelajaran. Menanggapi permasalahan ini Richard Suchman

mengembangkan suatu pembelajaran inquiri yang telah dimodifikasi. Hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Suchman tentang mode inquiri ini

menunjukkan bahwa ketrampilan inquiri siswa meningkat dan motivasi

belajarnya juga meningkat.43

42

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),

hlm. 191. 43

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 139.

27

Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan lebih menyadari tentang

proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur

ilmiah secara langsung. Selanjutnya, Suchman berpendapat tentang

pentingnya membawa siswa kepada sikap bahwa semua pengetahuan

bersifat tentatif. Teori Suchman dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang

sebenarnya.

b. Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling

kondisi tersebut.

c. Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi

tersebut.

d. Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan

dan jawabannya “ya” atau “tidak”.

e. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperolehnya.44

Pembelajaran inquiri dengan metode Suchman menggunakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa sebagai alternatif untuk

prosedur pengumpulan data. Ada dua kelebihan metode Suchman yaitu a)

penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu

yang singkat ini memungkinkan siswa dapat mengalami silus inquiri

dengan cepat dan dengan pelatihan mereka akan terampil melakukan

inquiri, b) lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.45

Dengan demikian dapat dilihat bahwa perbedaan utama antara

inquiri Suchman dengan inquiri umum adalah pada proses pengumpulan

data. Suchman mengembangkan suatu metode penemuan baru menuntun

siswa mengumpulkan data melalui bertanya.

3. Proses Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inquiri

Pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri dalam sistem belajar

mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang

44

Ibid, hlm. 139. 45

Ibid, hlm. 140.

28

final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya

sendiri dengan menggunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.46

Tujuan menggunakan model pembelajaran inquiri agar siswa

terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan

masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam

kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya

dan merumuskan kesimpulan nantinya.47

Adapun secara garis besar proses

penerapan strategi inquiri adalah sebagai berikut :

a. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau

menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang

memuat permasalahan.

b. Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi

berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang

paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang

dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau

hipotesis yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atau

pertanyaan yang diajukan.

c. Data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar

tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk

mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca

literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber,

melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi

dan sebagainya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila

perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat

kepercayaan tertentu.

e. Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan

tafsiran atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah

46

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Op.Cit., hlm. 22. 47

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Op.Cit, hlm. 76.

29

dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,

apakah terbukti atau tidak.

f. Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi,

anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.48

Secara jelasnya strategi inquiri tidak hanya mengembangkan

kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk

pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Pada

hakikatnya, inquiri ini merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari

merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti,

menguji hipotesis dan menarik kesimpulan sementara, menguji

kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf

tertentu diyakini oleh peserta didik yang bersangkutan.49

Semua tahap dalam proses inquiri tersebut merupakan kegiatan

belajar dari siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut

pada proses belajar sebagai motivator, fasilitator, pengarah. Pada strategi

ekspositori murni, semua tahap itu dilakukan sendiri oleh guru. Guru yang

merumuskan masalah, guru yang menyusun hipotesis, guru yang mencari

bukti, guru yang membuktikan hipotesis dan yang merumuskan

kesimpulan. Semua perolehan guru pada setiap tahap diinformasikan

kepada peserta didik. Namun pada strategi inquiri semua itu dilakukan

oleh siswa.50

Maka, proses pengajaran harus dipandang sebagai simulus/

rangsangan yang dapat menantang peserta didik untuk merasa terlibat/

partisipasi dalam aktivitas pengajaran. Peranan guru hanyalah sebagai

fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang demokratis,

sehingga diharapkan pesrta didik lebih bayak melakukan kegiatan sendiri

atau dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.51

48

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Op.Cit, hlm. 22-23. 49

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, Op.Cit, hlm. 93. 50

Ibid, hlm. 94. 51

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Op.Cit, hlm. 39.

30

Dengan demikian dapat disimpulkan, setidaknya ada 5 tahap yang

harus ditempuh dalam menerapkan strategi inkuri, yaitu: 1) Merumuskan

masalah untuk dipecahkan peserta didik. 2) Penetapan jawaban sementara/

pengajuan hipotesis. 3) Peserta didik mencari informasi, data dan fakta

yang diperlukan untuk menjawab/memecahkan masalah dan menguji

hipotesis. 4) Menarik kesimpulan dari jawaban/generalisasi, dan 5)

Aplikasi kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru.

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiri

Adapun pembelajaran inkuri ini memiliki kelebihan sebagai berikut :

a. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak

persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa,

andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.

Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan;

jadi seorang belajar bagaimana belajar itu.

b. Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan

mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti

pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.

c. Strategi inkuri membangkitkan gairah pada siswa, misalnya: siswa

merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan

kadang-kadang kegagalan.

d. Strategi ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju

sesuai dengan kemampuannya sendiri.

e. Strategi ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan

bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses

penemuan. Dalam memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi

yang mengecewakan.

f. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya: memberi kesempatan kepada

mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.

Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang

“jawaban”-nya belum diketahui sebelumnya.

31

g. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk

menemukan kebenaran akhir dan mutlak.52

Selain itu, strategi inkuri juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai

berikut:

a. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk belajar cara

belajar ini. Misalnya: siswa yang lamban mungkin bingun dalam

usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal

yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian

dalam suatu obyek atau dalam usahanya menyusun suatu hasil

penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin

akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada

siswa yang lain.

b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya:

sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa

menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk

kata-kata tertentu.

c. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan

guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran

secara tradisional.

d. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu

mementingkan memperoleh pengertian yang kurang memperhatian

diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap dan

keterampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai

perkembangan emosional sosial secara keseluruhan.

e. Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir

kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah

diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di

bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin

52

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Op.Cit, hlm. 201.

32

penemuan dalam penuh arti. Pemecahan masalah dapat bersifat

membosankan mekanisasi, formalitas dan pasif.53

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian diartikan sebagai jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa

pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan atau

variabel mandiri (deskripsi).54

Jadi, hipotesis mempunyai peranan yang

penting dalam membuktikan tujuan yang jelas dan tegas bagi penelitian, juga

membantu dalam menentukan arah yang akan ditempuh dan menghindari dari

ketidakterarahnya serta tidak bertujuannya suatu penelitian.

Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar

sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah

minat dan hasil belajar peserta didik kelas V SD 2 Bolo Demak dapat

ditingkatkan dengan pembelajaran bersiklus yang berorientasi kepada

penggunaan strategi pembelajaran inquiri.

53

Ibid, hlm. 202. 54

Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 84.

33

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian (reseach) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka

pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan

sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang dihadapi,

karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang

lebih besar. Fungsi penelitian adalah mencarikan penjelasan dan jawaban

terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang

dapat digunakan untuk pemecahan masalah.

Adapun jenis penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas yang

dikategorikan studi kasus dan penelitian lapangan. Tujuannya adalah

mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi

lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti individu, kelompok,

lembaga atau komunitas.1

B. Subjek Penelitian

Subyek yang akan diteliti atau sampel yang akan ditelti adalah peserta

didik yang kelas V SD 2 Bolo Demak. Kelas tersebut dirasa banyak peserta

didik yang mengalami gangguan perhatian dan tidak sedikit peserta didik

membuat gaduh, sehingga peserta didik tersebut kurang dapat memusatkan

perhatiannya dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Akibatnya

peserta didik kurang dapat mengetahui dan memahami materi pelajaran yang

diajarkan oleh guru dan memperoleh prestasi belajar rendah, sehingga proses

pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi tidak efektif dan efisien.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian, maka peneliti

menggunakan beberapa metode yang diharapkan melengkapi data penelitian.

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut :

1Syaifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 8.

34

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Teknik pengumpulan dengan observasi digunakan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan

bila responden yang diamati tiak terlalu besar.2

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di kelas

dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri dalam upaya

meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik.

2. Metode Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan atau keyakinan pribadi.3

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi proses

pembelajaran yang selama ini berlangsung dan kendala apa saja yang

dihadapi oleh seseorang guru, wawancara disini adalah dengan kepala

sekolah, dan peserta didik kelas V SD 2 Bolo Demak.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode yang dipergunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku,

prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Dibanding dengan metode lain,

maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan

2Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 203. 3Ibid, hlm. 194.

35

sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi

yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.4

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dari bermacam-

macam sumber data berupa silabus, lembar absen peserta didik, foto

pembelajaran, lembar evaluasi dan lain sebagainya yang dianggap

menunjang penelitian di SD 2 Bolo Demak.

4. Metode Tes

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan

pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Salah tes yang digunakan adalah tes prestasi yaitu

tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah

mempelajari sesuatu.5

Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada

salah satu materi pendidikan agama Islam. Tes ini diberikan pada peserta

didik kelas V yang diberikan setelah pembelajaran menggunakan strategi

pembelajaran inquiri. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, jadi tes akhir

siklus dilakukan sebanyak dua kali. Tes yang digunakan berbentuk pilihan

ganda (multiple choice) dengan empat pilihan jawaban. Dari data tes

inilah yang dijadikan acuan untuk menarik simpulan pada akhir

penelitian.

D. Prosedur Kinerja Penelitian Tindakan Kelas

Kegiatan ini dirancang dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

kegiatan ini diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama

Islam peserta didik. Tahapan langkah disusun dalam siklus penelitian. Setiap

siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus, antara lain :

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 206. 5Subana dan Moersetyo Rahadi, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm.

28-29.

36

1. Siklus I

Berikut akan diuraikan tahapan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I.

Tabel 3.1

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Siklus I

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan

1 Perencanaan - Peneliti mempelajari kurikulum madrasah kelas

V, merancang Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dan lembar kerja peserta didik,

membuat soal kuis, membuat soal tes beserta

kisi-kisinya. RPP berisi tentang skenario

pembelajaran yang harus dilaksanakan dalam

pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan dapat tercapai.

2 Pelaksanaan - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

melakukan appersepsi menyampaikan materi

pendidikan agama Islam.

- Guru mempertegas materi pendidikan agama

Islam yang sedang dipelajari.

- Guru menghadapkan peserta didik pada pokok

materi pendidikan agama Islam dengan strategi

pembelajaran inquiri.

- Peserta didik berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran inquiri dan menyarankan membuat

catatan yang dianggap penting untuk dicatat.

- Peserta didik secara mandiri diberi kesempatan

mempelajari materi yang akan didiskusikan

dalam strategi pembelajaran inquiri.

37

- Peserta didik dalam strategi pembelajaran inquiri

dibagi menjadi 4 kelompok yang tiap kelompok

terdiri dari 5 sampai 6 orang.

- Peserta didik/kelompok diberi soal/permasalahan

dan diminta untuk mendiskusikan tentang materi

pendidikan agama Islam yang diajarkan.

- Guru membimbing peserta didik yang sedang

melakukan diskusi dalam memecahkan

permasalahan yang diberikan baik tugas individu

maupun kelompok.

- Setelah peserta didik/kelompok selesai

mengerjakan tugas baik individu maupun

kelompok, menunjukkan hasilnya untuk ditarik

kesimpulan.

- Guru memberikan tes akhir siklus

3 Pengamatan - Mengamati apakah peserta didik sudah aktif

dalam melakukan pembelajaran inquiri.

- Peneliti mengamati dan memberikan penilaian

pada setiap kegiatan yang dilakukan peserta

didik. Dimulai dari proses awal hingga akhir

pembelajaran.

- Guru mengamati jalannya peserta didik yang

melakukan pembelajaran model inuiri, apakah

ada kendala-kendala yang dihadapi peserta didik.

Pada bagian-bagian mana peserta didik

mengalami kesulitan dalam melakukan diskusi

kelompok.

- Guru melakukan evaluasi terhadap individu-

individu yang aktif dan tidak aktif dalam

38

melakukan pembelajaran inquiri.

- Menganalisis data hasil tes siklus I serta hasil

observasi.

4 Refleksi - Guru membuat refleksi dan kesimpulan

sementara terhadap pelaksanaan siklus I.

- Merefleksikan kegiatan peserta didik, apakah

terdapat peningkatan yang kongkrit dan bisa

diamati melalui indikator (kognitif, afektif dan

psikomotorik) proses pembelajaran.

- Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan

perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian

dalam siklus II.

2. Siklus II

Berikut akan diuraikan tahapan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus II.

Tabel 3.2

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Siklus II

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan

1 Perencanaan - Meninjau kembali Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dan lembar kerja peserta didik yang

disusun dengan mengacu pada penggunaan

pembelajaran inquiri. Disini benar-benar

disiapkan lebih terarah pada indikator

pencapaian. Perkenaan pada kemampuan

individual, karena pada akhirnya dilakukan

evaluasi, untuk mengetahui hasil belajar yang

telah dilakukan.

- Menyiapkan instrumen tes akhir dan meninjau

39

lebih detail tentang indikator penelitian.

- Mempersiapkan bantukan khusus pada peserta

didik-peserta didik yang belum terlihat aktif atau

bermasalahan dalam pembelajaran inquiri.

2 Pelaksanaan - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

melakukan appersepsi menyampaikan materi

pendidikan agama Islam yang diajarkan.

- Guru mempertegas materi pendidikan agama

Islam yang sedang dipelajari.

- Guru menghadapkan peserta didik pada pokok

materi pendidikan agama Islam dengan model

pembelajaran inquiri.

- Peserta didik berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inquiri dan menyarankan peserta

didik untuk membuat catatan seperlunya.

- Secara mandiri, peserta didik diberi kesempatan

mempelajari sendiri tentang materi pendidikan

agama Islam sebelum pembelajaran model

inquiri.

- Peserta didik dalam pembelajaran inquiri dibagi

menjadi 4 kelompok yang tiap kelompok terdiri

dari 5 sampai 6 orang.

- Peserta didik/kelompok diberi soal/permasalahan

dan diminta untuk mendiskusikan tentang materi

pendidikan agama Islam.

- Guru membimbing peserta didik yang sedang

melakukan diskusi dalam memecahkan

permasalahan yang diberikan baik tugas individu

40

maupun kelompok.

- Setelah peserta didik/kelompok selesai

mengerjakan tugas baik individu maupun

kelompok, menunjukkan hasilnya untuk ditarik

kesimpulan.

- Guru kembali memberikan tes akhir silus kepada

peserta didik. Soal dibuat mirip yang pertama,

mungkin soalnya dengan dengan yang lain.

Diharapkan pada siklus II ini peserta didik lebih

baik dan aktif dari pada siklus I. teknik yang

dilakukan pada kesempatan ini benar-benar

memperhatikan keaktifan individu.

3 Pengamatan - Mengamati setiap kegiatan yang dilakukan

peserta didik, dilihat secara jeli terhadap semua

indikator pencapaian (kognitif, afektif dan

psikomotorik).

- Guru mengamati jalannya model pembelajaran

inquiri tahap pertama dan kedua, pengamatan ini

lebih ditekankan pada pencapaian dan ketepatan

menyelesaikan.

- Menganalisis data hasil tes siklus II dan

observasi.

4 Refleksi - Guru menganalisa hasil pengamatan, hasil tes,

selajutnya membuat suatu kesimpulan terhadap

pencapaian indikator. Diharapkan pada siklus ini

indikator pencapainnya dapat dipenuhi.

- Mengevaluasi hasil kesimpulan indikator

(kognitif, afektif, psikomotorik) dan indikator

soal lembar kegiatan pembelajaran.

41

E. Analisis Data Penelitian

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif. Data hasil penelitian yang sudah terkumpul kemudian dianalisis

sebagai berikut:

1. Data hasil pengisian kuesioner sebelum dan sesudah tindakan dihitung

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membaca setiap jawaban yang dipilih oleh siswa pada lembar

kuesioner baik sebelum tindakan maupun sesudah tindakan.

b. Memberikan skor pada lembar kuesioner yang sudah diisi oleh siswa.

Sistem penskoran menggunakan skala Likert. Untuk pernyataan

sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju

(TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.6

c. Merekapitulasi skor hasil pengisian sesudah tindakan untuk

mengetahui minat siswa kemudian dimasukkan dalam kategori minat

siswa. Kemudian data diolah dengan menentukan rata-rata masing-

masing item pernyataan berdasarkan jawaban peserta didik sebagai

berikut :

Rata-rata per item = didik pesertajumlah

itemper skor jumlah

d. Selanjutnya untuk tiap-tiap item pernyataan, hasil rata-rata dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tabel Interpretasi Minat Siswa

Rata-rata Interpretasi

1,0 – 1,9 Sangat Negatif

2,0 – 2,9 Negatif

3,0 – 3,9 Positif

4,0 – 5,0 Sangat positif

6Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

Op.Cit, hlm. 135.

42

2. Data hasil belajar pendidikan agama Islam peserta didik dihitung dengan

menggunakan rumus:

a. Merekapitulasi nilai hasil belajar PAI siswa setiap akhir siklus yang

dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai = 100soaljumlah

benar yangjawaban jumlah x

b. Menghitung rata-rata nilai hasil belajar PAI peserta didik setiap akhir

siklus dengan menggunakan rumus:7

N

XX

Keterangan:

X = nilai rata-rata kelas

ΣX = jumlah nilai

N = banyaknya siswa

c. Menginterpretasi nilai hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang

telah diperoleh berdasarkan skala penilaian raport sebagai berikut :

Tabel 3.4

Tabel Interpretasi Hasil Belajar PAI

Rata-rata Interpretasi

86 – 100 Sangat Memuaskan

71 – 85 Memuaskan

56 – 70 Cukup Memuaskan

41 – 55 Kurang Memuaskan

< 40 Sangat Kurang Memuaskan

7Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 43

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pembelajaran

1. Pembelajaran Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 dan 3 April 2011. Tanggal 1

April 2011 untuk kegiatan pembelajaran yang pertama, sedangkan tanggal

3 April 2011 satu jam pelajaran untuk tes akhir siklus I. Pelaksanaan setiap

siklus mencakup empat tahap, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c)

pengamatan, dan (d) refleksi. Uraian pelaksanaan siklus I adalah sebagai

berikut:

1.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu

mengartikan al-Qur’an surat pendek pilihan.

b. Merancang desain pembelajaran sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

c. Membentuk kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa yang dibagi

berdasarkan urutan absensi.

d. Menentukan soal sebagai sarana untuk pembelajaran.

e. Menyusun alat evaluasi di akhir pertemuan siklus I untuk mengukur

keberhasilan siswa.

f. Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pembelajaran baik

untuk guru maupun untuk siswa.

1.2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilaksanakan desain pembelajaran pokok bahasan

perbandingan senilai sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat.

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Membuka Pelajaran

Hal-hal yang dilaksanakan dalam membuka pelajaran yaitu:

44

1) Mengucap salam, menanyakan kabar pada siswa,berdoa sebelum

mengajar.

2) Membaca Asma’ul Husna.

3) Guru mengabsen siswa.

4) Appersepsi (guru menyuruh siswa untuk membaca QS. Al-Fiil).

b. Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Eksplorasi

- Siswa melafalkan QS. Al-Fiil dengan bimbingan guru.

- Guru membagikan soal pada kelompok untuk diselesaikan.

- Siswa mencari bacaan tajwid pada QS. Al-Fiil.

2) Elaborasi

- Siswa mengartikan QS. Al-Fiil secara bergantian.

- Siswa mendiskusikan bacaan tajwid pada QS. Al-Fiil dengan

bimbingan guru.

- Siswa menjelaskan isi kandungan QS. Al-Fiil dengan bimbingan

guru.

3) Konfirmasi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang QS. Al-Fiil.

- Siswa mengamati arti QS. Al-Fiil ayat demi ayat.

- Siswa menyimpulkan isi kandungan QS. Al-Fiil.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru menyuruh siswa untuk menghafalkan QS. Al-Fiil beserta

artinya.

2) Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah.

3) Guru mengucap salam pada siswa sebelum keluar kelas dan siswa

menjawabnya.

1.3. Tahap Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan berkolaborasi oleh peneliti

dengan guru lain untuk mengamati dan mengevaluasi proses pembelajaran,

terutama keaktifan dan cara kerja siswa dalam kelompok.

45

a. Mengamati apakah peserta didik sudah aktif dalam melakukan

pembelajaran inquiri.

b. Peneliti mengamati dan memberikan penilaian pada setiap kegiatan

yang dilakukan peserta didik. Dimulai dari proses awal hingga akhir

pembelajaran.

c. Guru mengamati jalannya peserta didik yang melakukan pembelajaran

model inquiri, apakah ada kendala-kendala yang dihadapi peserta

didik. Pada bagian-bagian mana peserta didik mengalami kesulitan

dalam melakukan diskusi kelompok.

d. Guru melakukan evaluasi terhadap individu-individu yang aktif dan

tidak aktif dalam melakukan pembelajaran inquiri.

e. Menganalisis data hasil tes siklus I serta hasil observasi.

1.4. Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan selama pembelajaran di dalam

kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala yang dilakukan.

a. Dari pengamatan kolaborator terhadap kemampuan guru dalam

mengelola kelas dan kelompok diperoleh temuan sebagai berikut.

1) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran PAI, waktu yang

digunakan sudah cukup efisien, sesuai dengan alokasi waktu yang

ditentukan.

2) Guru tidak menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis, hanya

dinyatakan secara lisan. Sehingga siswa sering lupa apa yang

hendak dipelajari dan beberapa siswa ada menanyakan kembali.

3) Dalam mengelola siswa menjadi beberapa kelompok untuk

kegiatan diskusi membutuhkan waktu yang cukup menyita, namun

dapat disiasati dengan menegaskan siswa diberi waktu beberapa

menit untuk berada di kelompoknya masing-masing.

b. Dari pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan belajar di

dalam kelas diperoleh temuan sebagai berikut.

1) Semua siswa sudah siap mengikuti pelajaran.

2) Semua siswa antusias mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.

46

3) Siswa sudah cukup baik dalam etika diskusi kelompok.

4) Ada kelompok yang kurang berani memberikan tanggapan

terhadap hasil yang disajikan kelompok lain.

5) Masih ada ketua kelompok yang belum dapat mengelola kerjasama

dalam kelompoknya.

6) Penyaji yang merupakan wakil dari kelompok siswa masih ada

yang canggung dalam menyajikan hasil di depan kelas.

7) Untuk pengamatan keseluruhan terhadap kegiatan belajar sudah

berlangsung baik, walaupun masih ada kekurangan yang

ditampilkan siswa, yang belum mengikuti KBM secara maksimal.

Hal ini disebabkan dari faktor yang rendah kemampuannya

dalam menguasai materi pelajaran. Monitoring yang dilaksanakan

kepada siswa melalui pengamatan dengan item pertanyaan yang

disusun diperoleh gambaran bahwa diadakan pembelajaran kelompok,

siswa merasa dibantu dalam berpikir untuk menyelesaikan soal-soal.

Ditemukan jawaban dari beberapa siswa yang menyatakan

bahwa bersaing untuk kreatif, berpikir kritis, percaya diri dalam

menyalurkan kemampuannya kepada teman kelompok.

c. Adapun hasil penelitian melalui pengamatan kepada siswa diperoleh

hasil-hasil sebagai berikut :

1) Siswa dalam menyelesaikan masalah secara kelompok belum

berjalan dengan baik.

2) Siswa masih kurang aktif dalam membahas soal dan maih ada

dominasi oleh anggota kelompok yang pandai saja.

3) Anggota kelompok belum sepenuhnya mengerjakan secara

kerjasama antar anggota kelompok.

4) Penyelesaian tugas kelompok ada yang dikerjakan oleh salah

seoarang anggota kelompok.

Namun dapat dikatakan bahwa secara garis besar pelaksanaan siklus

I berlangsung baik, akan tetapi kegiatan pada siklus I perlu diulang agar

kemampuan siswa dapat lebih baik.

47

2. Pembelajaran Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 dan 7 April 2011. Tanggal 5

April 2011 untuk kegiatan pembelajaran yang pertama, sedangkan tanggal

7 April 2011 satu jam pelajaran untuk tes akhir siklus II. Pelaksanaan

setiap siklus mencakup empat tahap, yaitu (a) perencanaan, (b)

pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Uraian pelaksanaan siklus I

adalah sebagai berikut:

2.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Guru menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu mengenal

rasul-rasul Allah.

b. Merancang desain pembelajaran sebagai pedoman dalam

pembelajaran.

c. Membentuk kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa yang dibagi

berdasarkan urutan absensi.

d. Menentukan soal sebagai sarana untuk pembelajaran.

e. Menyusun alat evaluasi di akhir pertemuan siklus II untuk mengukur

keberhasilan siswa.

f. Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pembelajaran baik

untuk guru maupun untuk siswa.

2.2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilaksanakan desain pembelajaran pokok bahasan

perbandingan senilai sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat.

Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Membuka Pelajaran

Hal-hal yang dilaksanakan dalam membuka pelajaran yaitu:

1) Mengucap salam, menanyakan kabar pada siswa, berdoa sebelum

mengajar.

2) Membaca Asma’ul Husna.

3) Guru mengabsen siswa.

4) Appersepsi (tanya jawab tentang materi lalu).

48

b. Kegiatan Inti

Kegiatan yang dilaksanakan secara garis besar adalah sebagai berikut:

1) Eksplorasi

- Siswa menghafal nama-nama rasul Allah SWT.

- Siswa menjelaskan pengertian rasul Allah SWT.

- Siswa menyebutkan nama-nama rasul.

- Siswa menjelaskan tugas pada nabi dan rasul.

2) Elaborasi

- Diskusi kelompok tentang pengertian nabi dan rasul.

- Masing-masing kelompok menghafalkan nama rasul dan nabi.

- Menyebutkan tugas-tugas para rasul.

3) Konfirmasi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang pengertian dan tugas

rasul Allah SWT.

- Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang telah

dibahas dalam forum diskusi.

- Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman materi yang telah

dibahas.

c. Kegiatan Penutup

1) Guru menyuruh siswa untuk menghafalkan nama-nama rasul

Allah.

2) Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah.

3) Guru mengucap salam pada siswa sebelum keluar kelas dan siswa

menjawabnya.

2.3. Tahap Pengamatan

Dalam tahap ini dilakukan pengamatan berkolaborasi oleh peneliti

dengan guru lain untuk mengamati dan mengevaluasi proses pembelajaran,

terutama keaktifan dan cara kerja siswa dalam kelompok.

a. Mengamati setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik, dilihat secara

jeli terhadap semua indikator pencapaian (kognitif, afektif dan

psikomotorik).

49

b. Guru mengamati jalannya model pembelajaran inquiri tahap pertama

dan kedua, pengamatan ini lebih ditekankan pada pencapaian dan

ketepatan menyelesaikan.

c. Menganalisis data hasil tes siklus II dan observasi.

2.4. Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan pengamatan selama pembelajaran di dalam

kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala yang dilakukan.

a. Dari pengamatan kolaborator terhadap kemampuan guru dalam

mengelola kelas dan kelompok diperoleh temuan sebagai berikut.

1) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran PAI, waktu yang

digunakan sudah efisien karena sudah mampu memperbaiki

pengalaman dari tindakan siklus I.

2) Guru menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. Kegiatan ini

dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung sesuai tujuan yang

diharapkan sesuai dengan yang telah ditulis di papan tulis.

3) Pengelolaan kelas dalam membentuk kelompok berjalan dengan

cepat dan tertib.

b. Dari pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan belajar di

dalam kelas diperoleh temuan sebagai berikut.

1) Semua siswa sudah siap mengikuti pelajaran.

2) Siswa aktif dalam mengerjakan soal secara kelompok atas dasar

kemampuan sendiri-sendiri dan kerjasama untuk membahas soal.

3) Keaktifan belajar siswa sudah menunjukkan sebagaimana layaknya

kelompok, dan semua kelompok sudah berani memberikan

tanggapan terhadap hasil yang disajikan kelompok lain.

4) Penyaji yang merupakan wakil dari kelompok siswa sudah tidak

ada yang canggung dalam menyajikan hasil di depan kelas.

5) Untuk pengamatan keseluruhan terhadap kegiatan belajar sudah

berlangsung baik, dan kegiatan KBM berjalan secara maksimal.

Hal ini disebabkan rata-rata siswa sudah mampu dalam

menguasai materi pelajaran dengan baik. Monitoring yang

50

dilaksanakan kepada siswa melalui wawancara dengan item pertanyaan

yang disusun diperoleh gambaran bahwa diadakan pembelajaran

kelompok, siswa merasa dibantu dalam berpikir untuk menyelesaikan

soal-soal. Hasil monitoring guru pengamat siswa yang menyatakan

bahwa bersaing untuk kreatif, berpikir kritis, percaya diri dalam

menyalurkan kemampuannya kepada teman kelompok.

c. Adapun hasil penelitian melalui pengamatan kepada siswa diperoleh

hasil-hasil sebagai berikut :

1) Siswa senang mengerjakan tugas kelompok secara berkelompok.

2) Siswa aktif bertanya kepada teman kelompok, jika mengalami

kesulitan dalam mengerjakan soal-soal.

3) Siswa selalu belajar teratur supaya mendapat nilai baik.

4) Siswa berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan yang merasa

dirinya kurang mampu dalam pemahaman materi.

Secara garis besar pelaksanaan siklus II berlangsung baik, akan

tetapi kegiatan pada siklus II perlu diadakan perbaikan untuk kegiatan-

kegiatan pembelajaran selanjutnya.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Hasil Angket Minat Peserta Didik

Pada prinsipnya proses pembelajaran tindakaan kelas ini mengarah

kepada penggunaan strategi inquiri dalam mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam disusun untuk

merangsang minat belajar peserta didik.

Adapun untuk mengetahui tingkatan minat peserta didik, maka

diberikan kuesioner pada masing-masing peserta didik yang dijadikan

kelas eksperimen. Berikut hasil rekapitulasi angket minat peserta didik

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan

strategi inquiri dalam menyelesaikan permasalahan. Kemudian data diolah

dengan menentukan rata-rata masing-masing item pernyataan berdasarkan

jawaban peserta didik sebagai berikut :

51

Rata-rata per item = didik pesertajumlah

itemper skor jumlah

Contoh perhitungan item nomor 1

Diketahui :

Jumlah skor per item nomor 1 yaitu 125

Jumlah peserta didik sebagai sampel yaitu 34

Rata-rata per item = 34

125

= 3,7

Setelah diketahui nilai rata-rata peritem, langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan dengan tabel interpretasi minat siswa pada tabel 3.3 di

bab 3 sebelumnya. Kemudian secara keseluruhan hasil minat siswa dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.1

Data Hasil Pengolahan Kuesioner Minat Belajar PAI dengan

Menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiri

No Pernyataan Rata2 Interpretasi

1 Saya tertarik dengan pembelajaran PAI

menggunakan strategi pembelajaran inquiri

3,7 Positif

2 Pembelajaran PAI menggunakan strategi

pembelajaran inquiri membuat saya semangat

belajar

3,6 Positif

3 Pembelajaran PAI dengan menggunakan

strategi pembelajaran inquiri membuat saya

senang berdiskusi dengan teman-teman

3,6 Positif

4 Dengan belajar menggunakan strategi

pembelajaran Inquiri membuat saya lebih

tertantang untuk belajar PAI dengan giat

3,4 Positif

5 Dalam pembelajaran PAI menggunakan

strategi pembelajaran inquiri, ketika ada

kesulitan dalam mengerjakan soal, teman

sekelompok saling bantu

3,5 Positif

6 Dengan menggunakan strategi pembelajaran

inquiri, menjadikan saya lebih berpengalaman

dalam belajar PAI

3,5 Positif

52

7 Dengan menggunakan strategi pembelajaran

inquiri, saya lebih terampil dan berfikir kreatif

dalam menyelesaikan soal PAI yang diberikan

3,5 Positif

8 Pembelajaran PAI dengan strategi

pembelajaran inquiri, memunculkan

keingintauan saya lebih tinggi

3,4 Positif

9 Pembelajaran PAI dengan strategi

pembelajaran inquiri, menimbulkan rasa

kebersamaan dalam belajar kelompok

3,7 Positif

10 Saya mampu menyelesaikan soal PAI yang

diberikan dengan cepat, ketika menggunakan

strategi pembelajaran inquiri

3,5 Positif

11 Soal PAI yang diberikan membuat saya

berfikir untuk mendapatkan jawaban dengan

benar, ketika menggunakan strategi

pembelajaran inquiri

3,5 Positif

12 Dalam pembelajaran PAI menggunakan

strategi inquiri, soal-soal yang diberikan

membuat saya penasaran untuk

menyelesaikannya

3,5 Positif

13 Pembelajaran PAI menggunakan strategi

inquiri memberi kesempatan pada saya untuk

bergerak maju sesuai dengan kemampuan

saya sendiri

3,0 Positif

14 Pembelajaran PAI dengan strategi inquiri

dapat membantu memperkuat pribadi saya

dengan bertambahnya kepercayaan pada diri

sendiri melalui proses-proses penemuan

4,0 Sangat Positif

15 Strategi pembelajaran PAI dengan inquiri

membantu perkembangan saya untuk

menemukan kebenaran akhir dan mutlak

3,2 Positif

Dari tabel di atas, dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan

minat peserta didik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Pendidikan Agama Islam menggunakan strategi inquiri dapat dikatakan

positif karena dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

53

2. Analisis Hasil Tes

Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini, maka dilakukan

analisa hasil tes. Tes yang dilaksanakan terdiri dari tes akhir siklus I dan

tes akhir siklus II. Analisis masing-masing tes sebagai berikut :

a. Tes Akhir Siklus I

Pada akhir siklus I dilaksanakan tes dengan tujuan untuk

mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa. Tes akhir

siklus I dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran tindakan

kelas pada pertemuan kedua setelah pelaksanaan tindakan kelas

berakhir, dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana tingkat hasil

belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang telah dicapai. Adapun

data rekapitulasi tes akhir siklus I diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.2

Nilai Akhir Siklus I Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Peserta Didik Kelas V di SD 2 Bolo Demak

No Nilai Frekuensi Jumlah

1 62 1 62

2 70 2 140

3 72 1 72

4 76 2 152

5 78 4 312

6 80 4 320

7 82 5 410

8 84 2 168

9 86 3 258

10 88 2 176

11 90 3 270

12 92 1 92

13 94 1 94

14 96 3 288

Total 34 2814

54

Sehingga dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar Pendidikan

Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada siklus I

melalui perhitungan dengan rumus:

M = N

fX

= 34

2814

= 82,76

Setelah diketahui perhitungan di atas, maka menujukkan bahwa

nilai rata-rata (mean) untuk hasil belajar Pendidikan Agama Islam

peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada siklus I adalah 82,76.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk indikator

pembelajaran mengartikan al-Qur’an surat pendek pilihan, nilai yang

didapatkan memuaskan.

b. Tes Akhir Siklus II

Pada akhir siklus II dilaksanakan tes dengan tujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa.

Tes akhir siklus II dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran

tindakan kelas pada pertemuan kedua setelah pelaksanaan tindakan

kelas berakhir, dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana

peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa yang telah

dicapai. Adapun data rekapitulasi tes akhir siklus II diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel 4.3

Nilai Akhir Siklus II Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Peserta Didik Kelas V di SD 2 Bolo Demak

No Nilai Frekuensi Jumlah

1 78 1 78

2 80 2 160

3 84 1 84

4 86 4 344

55

5 88 6 528

6 90 6 540

7 92 2 184

8 94 3 282

9 96 2 192

10 98 2 196

11 100 5 500

Total 34 3088

Sehingga dapat dilihat nilai rata-rata peningkatan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak

pada siklus II melalui perhitungan dengan rumus:

M = N

fX

= 34

3088

= 90,82

Setelah diketahui perhitungan di atas, maka menujukkan bahwa

nilai rata-rata (mean) untuk hasil belajar Pendidikan Agama Islam

peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada siklus II adalah

90,82. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk indikator

pembelajaran mengenal Rasul-rasul Allah, nilai yang didapatkan

sangat memuaskan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil Angket Minat Peserta Didik

Dengan menggunakan instrumen angket memperlihatkan bahwa

minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran sudah meningkat. Hal

tersebut ditandai dengan banyaknya muncul pertanyaan dari peserta didik

di samping guru juga memberikan pertanyaan kepada peserta didik. Hanya

saja, secara kuantitas, frekuensi pertanyaan masih perlu ditambah agar

56

distribusinya merata, prinsip pemindahan giliran pertanyaan dapat sesuai

porsinya.

Analisis terhadap peningkatan minat peserta didik dalam menjawab

pertanyaan dan mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang berkaitan

dengan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam menunjukkan

bahwa peserta didik terlihat antusias dalam pembelajaran yang dilakukan.

Selain itu tujuan dari proses pembelajaran adalah pada aspek sikap

(afektif). Sikap merupakan cerminan dari minat, motivasi, perasaan dan

semacamnya. Proses pembelajaran dapat menyenangkan atau

membosankan tergantung pada cara guru mengorganisasi kelas serta

strategi pembelajarang yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini sikap

siswa terhadap suatu kondisi pembelajaran sangat mempengaruhi

keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu sikap peserta didik

harus diperhatikan dalam pembelajaran

Berdasarkan analisis kuesioner pada tabel 4.1 dapat diperoleh

kesimpulan bahwa peserta didik rata-rata memberikan tanggapan positif

terhadap semua pernyataan tentang penggunaan strategi pembelajaran

inquiri.

2. Hasil Belajar PAI Peserta Didik

Hasil belajar Pendidikan Agama Islam yang diperoleh siswa pada

siklus I menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan sebelum diberi

pembelajaran dengan strategi pembelajaran inquiri. Kondisi seperti ini

sesuai dengan pernyataan bahwa strategi yang digunakan guru secara lebih

variatif akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif, sehingga

penyajian materi pelajaran oleh guru akan lebih menarik. Pembelajaran

yang sebelumnya bersifat abstrak dan teoretis, sehingga siswa tidak aktif

dalam pembelajaran dan menimbulkan kebosanan terhadap pembelajaran

yang dilakukan berubah menjadi menarik.

Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri merupakan langkah

yang tepat. Dengan strategi pembelajaran inquiri ini siswa menjadi lebih

57

paham, karena pembelajaran menjadi lebih konkrit dan realistis. Strategi

pembelajaran inquiri merupakan sesuatu metode penemuan yang

diwujudkan sebagai curahan perasaan atau pikiran. Penggunaan strategi

pembelajaran inquiri dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi

yang disampaikan guru. Oleh karena itu tak heran jika dalam siklus I

penelitian sudah terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri

juga mengikis kesan verbalisme dalam pembelajaran pendidikan Agama

Islam. Guru cenderung lebih mengurangi komunikasi satu arah, sehingga

peran aktif siswa dalam pembelajaran menjadi lebih meningkat. Untuk

lebih meningkatkan hasil yang maksimal dalam suatu proses

pembelajaran, serta mengetahui tingkat kemampuan anak secara maksimal

pula diadakan siklus II.

Pada Siklus II hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa sesudah

diberi pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan strategi

pembelajaran inquiri menunjukkan peningkatan. Sebelum diberi

pembelajaran, hasil belajar siswa siswa pada siklus I menunjukkan dari 34

peserta didik mendapatkan nilai rata-rata 82,76. Sesudah siklus II

dilakukan hasilnya secara keseluruhan rata-rata kelas menjadi 90,82.

Peningkatan ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yang dituangkan

dalam hipotesis, dan sesuai dengan prinsip belajar tuntas. Oleh karena itu

peneliti merasa tidak perlu untuk melakukan siklus ketiga, dan penelitian

dianggap telah berhasil.

Peningkatan hasil belajar siswa sesudah siklus II dilakukan

disebabkan semakin baiknya strategi pembelajaran yang digunakan. Hasil

ini sesuai dengan pernyataan bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah

tergantung dari baik tidaknya stategi yang digunakan dalam pendidikan

yang dirancang. Dengan bervariasi potensi yang tersedia melahirkan

strategi yang tepat guna dalam pendidikan.

58

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pada pembahasan kegiatan pendidikan tindakan yang telah

dilakukan oleh peneliti, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan,

diantaranya:

Secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung baik, hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) untuk hasil belajar Pendidikan

Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada siklus I adalah

82,76. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk indikator pembelajaran

mengartikan al-Qur’an surat pendek pilihan, nilai yang didapatkan

memuaskan. Kemudian siswa juga memberikan tanggapan positif terhadap

semua pernyataan tentang penggunaan strategi pembelajaran inquiri dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pada pelaksanaan siklus II juga berlangsung baik, hal tersebut

ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean) untuk hasil belajar Pendidikan

Agama Islam peserta didik kelas V di SD 2 Bolo Demak pada siklus II adalah

90,82. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk indikator pembelajaran

mengenal Rasul-rasul Allah, nilai yang didapatkan sangat memuaskan.

Peningkatan hasil belajar siswa sesudah siklus II dilakukan disebabkan

semakin baiknya strategi pembelajaran yang digunakan. Hasil ini sesuai

dengan pernyataan bahwa keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari

baik tidaknya stategi yang digunakan dalam pendidikan yang dirancang.

Dengan bervariasi potensi yang tersedia melahirkan strategi yang tepat guna

dalam pendidikan

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang tersebut, maka dapat dirumuskan saran-

saran sebagai berikut: (1) Kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam agar mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan

59

mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi.

Salah satunya adalah strategi pembelajaran inquiri, (2) Kepada guru yang

mengajarkan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, hendaknya selalu

mempunyai kreativitas dalam menggunakan strategi belajar yang diberikan

kepada siswa, dan (3) Strategi pembelajaran inquiri bukan satu-satunya

strategi yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Artinya guru

perlu mengembangkan strategi belajar dengan teknik lain agar proses belajar

siswa lebih variatif. Dengan meningkatkan hasil siswa dalam kegiatan belajar,

maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Amad Tahsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2010

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Yayasan Penyelenggara Penterjemah dan

Penafsiran Departemen RI, 1971

Ag.Soejono, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum,CV.Ilmu Bandung, 1998

Drs. Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, CV. Kartika, Surabaya

Sardiman,A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru

dan Calon Guru, Jakarta, Rajawali, 2010

Syaiful Bahri Djamrah, Rahasia Sukses Belajar, Cet I, Jakarta, Rineka Cipta,

2002

http://alif-computer.ucoz.com/publ/my_educations/korelasi metode keteladanan

dengan akhlak siswa/2-1-0-5

Dr. Kartini Kartono, Pengatar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju,

1990

Drs. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta, Cet. VIII, 1991

Prof. Drs. Sutrisno Hadi, MA., Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1981,

Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid 1, Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,

1984

Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid 2, Yogyakarta, Fakultas Psikologi UGM,

2002

Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid 3, Yogyakarta, CV Andi Yogyakarta, 2004

Masri Singarimbun, Efendi Sofyan, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta,

LP3ES,

M. Natsir, Fighud Dakwah Jejak Risalah dan Dasar-Dasar Dakwah, Jakarta,

Media dakwah, 1988

Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, Terj. Syaiful

Kamalie dan Hery Noer Aly, Jilid II, Semarang, CV. Asy Sifa’, 1981

Hamzah Ya`qup, Etika Islam, Bandung, CV Diponegoro, 1991

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,

1999

Amir Mahmud, Pembangunan Politik Dalam Negeri Indonesia, Jakarta,

Gramedia, 1881

H. Muh. Said, Ilmu Pendidikan, Alumni IKAPI, Bandung, 1985

Singgih, dkk, Psikologi Untuk Membimbi\ng ,Gunung Mulia, Jakarta

Soerjono soekanto, Kesadaran Hukun dan Kepatuhan Hukum, Jakarta, CV

Rajawali, 1982

Charles schaeafer, Bagaimana Mempengaruhi Anak, Semarang, Dahara prize,

1994

Drs. Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka

Cipta, Jakarta, Cet. XII, 2006

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Siklus I

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bolo 2

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : V (Lima)/ II (Dua)

Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit (1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi

1. Mengartikan al-Qur’an surat pendek pilihan

B. Kompetensi Dasar

6.1. Membaca al-Qur’an surat al-Fiil

6.2. Mengartikan al-Qur’an surat al-Fiil

C. Indikator

1. Mampu membaca QS. Al-Fiil dengan baik dan benar

2. Mampu mengidentifikasi tajwid pada QS. Al-Fiil

3. Mampu menghafal QS. Al-Fiil

4. Mampu mengartikan ayat demi ayat QS. Al-Fiil

5. Mampu menerjemahkan QS. Al-Fiil

6. Mampu menghafal arti QS. Al-Fiil

7. Mampu menyimpulkan isi QS. Al-Fiil

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengalami pembelajaran diharapkan siswa dapat :

1. Membaca QS. Al-Fiil dengan baik dan benar

2. Mengidentifikasi tajwid pada QS. Al-Fiil

3. Menghafal QS. Al-Fiil

4. Mengartikan ayat demi ayat QS. Al-Fiil

5. Menerjemahkan QS. Al-Fiil

6. Menghafal arti QS. Al-Fiil

7. Menyimpulkan isi QS. Al-Fiil

E. Materi Ajar

1. QS. Al-Fiil (terlampir)

F. Metode/Strategi Pembelajaran

1. Tanya jawab

2. Diskusi dengan inquiry

3. Demonstrasi

G. Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1 Kegiatan Awal

- Mengucap salam, menanyakan kabar pada siswa, berdoa

sebelum mengajar

- Membaca Asma’ul Husna

- Guru mengabsen siswa

- Appersepsi (guru menyuruh siswa untuk membaca QS.

15 menit Tanya

jawab

Al-Fiil

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Siswa melafalkan QS. Al-Fiil dengan bimbingan guru

- Siswa mencari bacaan tajwid pada QS. Al-Fiil

b. Elaborasi

- Siswa mengartikan QS. Al-Fiil secara bergantian

- Siswa mendiskusikan bacaan tajwid pada QS. Al-Fiil

dengan bimbingan guru

- Siswa menjelaskan isi kandungan QS. Al-Fiil dengan

bimbingan guru

c. Konfirmasi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang QS. Al-Fiil

- Siswa mengamati arti QS. Al-Fiil ayat demi ayat

- Siswa menyimpulkan isi kandungan QS. Al-Fiil

20 menit

40 menit

15 menit

Penugasan

Diskusi

Tanya

jawab

3 Kegiatan Akhir

- Guru menyuruh siswa untuk menghafalkan QS. Al-Fiil

beserta artinya

- Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah

- Guru mengucap salam pada siswa sebelum keluar kelas

dan siswa menjawabnya

20 menit Penugasan

H. Media Pembelajaran

Sumber bahan

1. Buku PAI Kelas V Yudistira

2. Buku PAI Kelas V Pustaka Mas

3. Buku LKS Kelas V PAI SD 4b (KTSP)

Alat

1. Kertas karton bertuliskan QS. Al-Fiil

2. Lakban/Isolasi untuk menempel, lem, paku pines

3. Stik

I. Penilaian

1. Prosedur

Tes awal : tanya jawab

Tes proses : melalui kegiatan siswa dapat melakukan proses pembelajaran

Tes akhir : pemberian soal tes (evaluasi)

2. Bentuk Tes

Tes awal : non obyektif

Tes proses : non obyektif

Tes : obyektif

3. Alat Tes

Tes awal : lesan

Tes proses : proaktif (partisipasi mengikuti kegiatan proses)

Tes akhir : tes tertulis

Instrumen tes tertulis

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar

1. Ada berapa jumlah ayat surat Al-Fiil ?

2. Apa arti Al-Fiil ?

3. Mengapa surat Al-Fiil disebut surat Makiyah ?

4. Binatang apa yang menghancurkan tentara bergajah ?

5. Darimana pasukan bergajah berasal ?

6. Siapakah nama pemimpin pasukan bergajah ?

7. Mengapa Raja Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah ?

8. Dimana surat Al-Fiil diturunkan ?

9. Surat Al-Fiil diturunkan sesudah surat apa ?

10. Kenapa kelahiran Nabi Muhammad disebut tahun gajah ?

Jawab

1. 5 ayat

2. Gajah

3. Karena turun di kota Mekah

4. Burung Ababil

5. Yaman

6. Raja Abrahah

7. Karena iri, bangunan mereka tak ada yang mengunjungi

8. Mekkah

9. Surat al-Kafirun

10. Sebab kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan pasukan bergajah ingin menggempur

Ka’bah.

Skor

Jawaban betul nilai 1 (jawaban betul 10 x 1 = 10) nilai 10

Demak, ……………………… 2011

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Bolo 2

Waserin S.Pd.SD.

NIP. 19640509 198405 1 001

Guru Agama

Sri Sukayati

LAMPIRAN

MATERI AJAR

SURAT AL-FIIL

Artinya :

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara

bergajah?

2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-

sia?

3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,

4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,

5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

SOAL AKHIR SIKLUS I

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V

A. Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c atau d pada jawaban yang benar !

1. Surat Al-Fiil termasuk surat ……….

a. Makiyyah c. Madaniyah

b. Malikiyah d. Misriyah

2. Surat Al-Fiil turun sesudah surat ……….

a. At-Takasur c. Al-Kafirun

b. Al-Lahab d. Al-Kautsar

3. Surat Al-Fiil merupakan surat yang ke ……….

a. 101 c. 107

b. 105 d. 109

4. Surat Al-Fiil diturunkan di kota ……….

a. Madinah c. Mina

b. Makkah d. Jeddah

5. Tentara bergajah yang akan menghancurkan ka’bah dipimpin oleh ……….

a. Namrud c. Abrohah

b. Fir’aun d. Waraqah

6. Isi pokok surat Al-Fiil adalah ……….

a. Pasukan bergajah c. Pasukan berkuda

b. Kuda jantan lari kencang d. Pasukan berani mati

7. Surat Al-Fiil terdiri dari ………. ayat

a. 4 (empat) c. 6 (enam)

b. 5 (lima) d. 7 (tujuh)

8. Peristiwa penyerangan ka’bah bertepatan dengan lahirnya ……….

a. Nabi Ibrahim as c. Nabi Muhammad SAW

b. Nabi Musa as d. Nabi Isa as

9. Al-Fiil artinya ……….

a. Kuda c. Unta

b. Domba d. Gajah

10. Pasukan bergajah berasal dari negeri ……….

a. Persia c. Yaman

b. Yordania d. Mesir

11. Pasukan bergajah berasal dari negeri ……….

a. Penduduk Mekah c. Burung Ababil

b. Kaum Quraisy d. Nabi Muhammad

12. Kora yang artinya “tanah yang terbakar” adalah ……….

a.

c.

b.

d.

13. Kota yang artinya “tentara bergajah” adalah ……….

a.

c.

b.

d.

14. Sedangkan kata artinya ……….

a. Seperti daun-daun c. Bertindak

b. Tanah yang terbakar d. Sia-sia

15. Surat Al-Fiil ayat kedua berbunyi ……….

a.

c.

b.

d.

16. Surat Al-Fiil yang artinya “yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah

yang terbakar” adalah ……….

a.

c.

b.

d.

17. Pasukan bergajah hancur lebur diibaratkan bagaikan ……….

a. Kotoran hewan c. Pasir

b. Daun yang dimakan ulat d. Debu

18.

Ayat di atas adalah bacaan surat Al-fiil ayat ke

a. 2 (dua) c. 4 (empat)

b. 3 (tiga) d. 5 (lima)

19. Burung Ababil berbondong-bondong melempari mereka dengan ……….

a. Tanah merah c. Debu

b. Pasir d. Tanah yang terbakar

20.

Lanjutan ayat di atas adalah ……….

a.

c.

b.

d.

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan tepat !

1. Surat Al-Fiil diturunkan sesudah surat……….

2. surat Al-Fiil jumlah ayatnya ada ………. ayat

3. Al-Fiil artinya……….

4. Binatang yang diutus Allah untuk membinasakan tentara bergajah adalah ……….

5. Pasukan bergajah dipimpin oleh ……….

6. Surat Al-Fiil ayat yang ke 4 (empat) berbunyi……….

7. Surat Al-Fiil adalah surat al-Qur’an yang ke……….

8. Peristiwa penyerangan ka’bah bertepatan dengan tahun kelahiran ……….

9. Pasukan bergajah berasal dari negeri……….

10. Raja Abrahah ingin menghancurkan ka’bah karena sifat………. dan ……….

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban benar !

1. Apakah yang dimaksud pasukan bergajah ?

2. Dengan cara bagaimana allah menghancurkan tentara bergajah ?

3. Apa arti ayat ke 5 dari surat Al-Fiil ?

4. Apa alasan pokok Raja Abrahah menyerang ka’bah?

5. Apa isi pokok surat Al-Fiil ayat 1 s/d 5 ?

Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I

1. A 6. A 11. C 16. D

2. C 7. B 12. D 17. B

3. B 8. C 13. B 18. B

4. B 9. D 14. D 19. D

5. C 10.C 15. C 20. B

1. Al-Kafirun 6. Tarmihim bihijarotimminsijjil

2. 5 ayat 7. 105

3. Gajah 8. Nabi Muhammad SAW

4. Burung Ababil 9. Yaman

5. Raja Abrahah 10. Iri dan dengki

1. Pasukan tentara yang mengendarai gajah yang dipimpin oleh raja Abrohah yang ingin

menghancurkan ka’bah.

2. Dengan cara mengirimkan burung Ababil yang membawa batu panas dari tanah yang

terbakar

3. Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

4. Rasa iri terhadap kemasyhuran ka’bah sehingga dihormati dan dikunjungi banyak orang.

5. Mengisahkan tentang pasukan bergajah pimpinan raja Abrohah yang bermaksud

menghancurkan ka’bah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Siklus II

Satuan Pendidikan : SD Negeri Bolo 2

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : V (Lima)/ II (Dua)

Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit (1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi

7. Mengenal Rasul-rasul Allah

B. Kompetensi Dasar

7.1. Menyebutkan nama-nama rasul Allah

7.2. Menyebutkan nama-nama rasul ulul azmi dari rasul Allah

7.3. Membedakan nabi dan rasul

C. Indikator

1. Mampu menyebutkan jumlah rasul Allah

2. Mampu menyebutkan nama rasul Allah

3. Mampu menjelaskan sifat-sifat rasul Allah

4. Mampu menjelaskan pengertian ulul azmi

5. Mampu menjelaskan nama-nama rasul ulul azmi

6. Mampu menyebutkan mukjizat rasul ulul azmi

7. Mampu menjelaskan pengertian nabi dan rasul

8. Mampu membedakan antara nabi dan rasul

9. Mampu menjelaskan perbedaan tugas nabi dan rasul

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengalami pembelajaran diharapkan siswa dapat :

1. Menyebutkan jumlah rasul Allah

2. Menyebutkan nama rasul Allah

3. Menjelaskan sifat-sifat rasul Allah

4. Menjelaskan pengertian ulul azmi

5. Menjelaskan nama-nama rasul ulul azmi

6. Menyebutkan mukjizat rasul ulul azmi

7. Menjelaskan pengertian nabi dan rasul

8. Membedakan antara nabi dan rasul

9. Menjelaskan perbedaan tugas nabi dan rasul

E. Materi Ajar

Jumlah rasul (terlampir)

F. Metode/Strategi Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi dengan inquiry

4. Pemberian tugas

G. Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1 Kegiatan Awal

- Mengucap salam, menanyakan kabar pada siswa, berdoa

sebelum mengajar

- Membaca Asma’ul Husna

- Guru mengabsen siswa

- Appersepsi (tanya jawab tentang materi lalu)

15 menit Tanya

jawab

2 Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

- Siswa menghafal nama-nama rasul Allah SWT

- Siswa menjelaskan pengertian rasul Allah SWT

- Siswa menyebutkan nama-nama rasul

- Siswa menjelaskan tugas pada nabi dan rasul

b. Elaborasi

- Diskusi kelompok tentang pengertian nabi dan rasul

- Masing-masing kelompok menghafalkan nama rasul

dan nabi

- Menyebutkan tugas-tugas para rasul

c. Konfirmasi

- Guru mengadakan tanya jawab tentang pengertian dan

tugas rasul Allah SWT

- Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi

yang telah dibahas dalam forum diskusi

- Siswa membuat kesimpulan dan rangkuman materi

yang telah dibahas

20 menit

40 menit

15 menit

Penugasan

Diskusi

Tanya

jawab

3 Kegiatan Akhir

- Guru menyuruh siswa untuk menghafalkan nama-nama

rasul Allah

- Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca hamdalah

- Guru mengucap salam pada siswa sebelum keluar kelas

dan siswa menjawabnya

20 menit Penugasan

H. Media Pembelajaran

Sumber bahan

1. Buku PAI Kelas V Yudistira

2. Buku PAI Kelas V Pustaka Mas

3. Buku LKS Kelas V PAI SD 4b (KTSP)

Alat

1. Kertas karton bertuliskan nama-nama rasul Allah

2. Lakban/Isolasi untuk menempel, lem, paku pines

3. Stik

I. Penilaian

1. Prosedur

Tes awal : tanya jawab

Tes proses : melalui kegiatan siswa dapat melakukan proses pembelajaran

Tes akhir : pemberian soal tes (evaluasi)

2. Bentuk Tes

Tes awal : non obyektif

Tes proses : non obyektif

Tes : obyektif

3. Alat Tes

Tes awal : lesan

Tes proses : proaktif (partisipasi mengikuti kegiatan proses)

Tes akhir : tes tertulis

Instrumen tes tertulis

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar

1. Nabi yang pertama adalah ……….

2. Rasul Allah yang wajib diketahui ada ……….

3. Iman kepada rasul Allah termasuk rukun iman no ……….

4. Jumlah rasul ulul azmi ada ……….

5. Rasul yang terakhir adalah ……….

6. Rasul bersifat tabligh artinya ……….

7. Nabi yang sakit kulit selama 7 tahun bernama ……….

8. Nabi yang paling mulia yaitu ……….

9. Nabi dan rasul yang wajib diimani ada ……….

10. Abul Anbiya artinya ……….

Jawab

1. Adam As 6. Menyampaikan

2. 25 7. Nabi Ayyub

3. 4 (empat) 8. Nabi Muhammad SAW

4. 5 (lima) 9. 25

5. Nabi Muhammad SAW 10. Bapak para nabi

Skor

Jawaban betul nilai 1 (jawaban betul 10 x 1 = 10) nilai 10

Demak, ……………………… 2011

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Bolo 2

Waserin S.Pd.SD.

NIP. 19640509 198405 1 001

Guru Agama

Sri Sukayati

LAMPIRAN MATERI AJAR

Nama-nama nabi dan rasul Allah yang wajib kita imani, adalah sebagai berikut :

1. Nabi Adam As

2. Nabi Idris As

3. Nabi Nuh As

4. Nabi Hud As

5. Nabi Soleh As

6. Nabi Ibrahim As

7. Nabi Luth As

8. Nabi Ismail As

9. Nabi Ishaq As

10. Nabi Ya’kub As

11. Nabi Yusuf As

12. Nabi Ayyub As

13. Nabi Zulkifli As

14. Nabi Syuaib As

15. Nabi Musa As

16. Nabi Harun As

17. Nabi Daud As

18. Nabi Sulaiman As

19. Nabi Ilyas As

20. Nabi Ilyasa As

21. Nabi Yunus As

22. Nabi Zakaria As

23. Nabi Yahya As

24. Nabi Isa As

25. Nabi Muhammad SAW

SOAL AKHIR SIKLUS II

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V

A. Berilah tanda silang (X) huruf a,b,c atau d pada jawaban yang benar !

1. Seorang laki-laki dewasa mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri disebut ….

a. Rasul c. Tabi’in

b. Nabi d. Sahabat

2. Jumlah nabi dan rasul yang wajib kita imani ada ….

a. 10 c. 23

b. 25 d. 99

3. Yang bukan termasuk rasul ulul azmi adalah….

a. Nabi Musa As c. Nabi Muhammad SAW

b. Nabi Nuh As d. Nabi Sulaiman As

4. Setiap rasul pasti dapat dipercaya, karena bersifat….

a. Fathonah c. Tabligh

b. Siddiq d. Amanah

5. Allah mengutus nabi dan rasulnya untuk….

a. Memberi kabar yang benar c. Untuk menyekutukan Allah

b. Memberi informasi yang salah d. Untuk berkhianat

6. Penutup dan penyempurna para nabi adalah….

a. Nabi Adam As c. Nabi Ibrahim As

b. Nabi Isa As d. Nabi Muhammad SAW

7. Wujud dari iman kepada rasul Allah adalah….

a. Mentaati ajarannya c. Selalu mendoakannya

b. Meniru gayanya d. Selalu menyebut namanya

8. Dalam menghadapi rintangan, para rasul ulul azmi bersikap ….

a. Sabar c. Selalu menggerutu

b. Menyerah d. Marah

9. Rasulullah bersifat fathonah artinya….

a. Cerdas c. Dapat dipercaya

b. Jujur d. Menyampaikan

10. Rasul adalah diberi amanah Allah untuk….

a. Menyampaikan wahyu c. Membimbing manusia dari golongan sendiri

b. Membiarkan umatnya d. Menyampaikan pesan dari Allah

11. Semua rasul pasti menyampaikan wahyu dan mustahil bersifat….

a. Kitman c. Khianat

b. Baladah d. Hazib

12. Nabi yang mempunyai bala tentara jin dan hewan adalah….

a. Nabi Daud As c. Nabi Sulaiman As

b. Nabi Ibrahim As d. Nabi yusuf As

13. Iman kepada rasul Allah merupakan rukun iman yang ke….

a. Tiga c. Lima

b. Empat d. Enam

14. Berikut ini yang bukan merupakan hikmah iman kepada rasul adalah….

a. Tidak akan tersesat hidupnya c. Hidupnya akan miskin

b. Diperoleh petunjuk jalan yg benar d. Memperoleh teladan yang baik

15. Orang yang tak percaya para rasul berarti ia….

a. Beriman kepada Allah c. Teguh pendirian

b. Tidak beriman d. Merupakan diri sendiri

16. Nabi yang pernah sakit kulit 7 tahun bernama….

a. Nabi Musa As c. Nabi Daud As

b. Nabi Isa As d. Nabi Ayyub As

17. Nabi yang pertama adalah….

a. Nabi Adam As c. Nabi Isa As

b. Nabi Idris As d. Nabi Muhammad SAW

18. Rasul yang paling mulia yaitu….

a. Nabi Nuh As c. Nabi Musa As

b. Nabi Ibrahim As d. Nabi Muhammad SAW

19. Mukjizat nabi Muhammad SAW yang terbesar adalah….

a. Dilindungi awan hitam c. Membelah bulan

b. Memperbanyak makanan d. Kitab suci Al-Qur’an

20. Rasul bukan ulul azmi yaitu….

a. Nabi Nuh As c. Nabi Sulaiman As

b. Nabi Ibrahim As d. Nabi Muhammad SAW

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan tepat !

1. Seorang laki-laki diberi wahyu oleh Allah untuk disampaikan pada umatnya disebut ...

2. Nabi yang pertama adalah ……….

3. Rasul ulul azmi berjumlah …..

4. Nabi dan rasul yang wajib diimani ada …..

5. Rasul bersifat amanah artinya …..

6. Nabi dan rasul terakhir adalah …..

7. Semua rasul diutus membawa syariat …..

8. Nabi yang mendapat gelar “abul anbiya” adalah …..

9. Rasul bersifat tabligh, mustahil bersifat …..

10. Rasul cerdas bersifat …..

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban benar !

1. Jelaskan perbedaan nabi dan rasul Allah !

2. Sebutkan nama-nama rasul ulul azmi !

3. Apakah keistimewaan nabi Muhammad dengan nabi yang lain ? jelaskan !

4. Apa tujuan Allah mengutus nabi dan rasul untuk umat manusia ?

5. Sebutkan siapakah (10) nama-nama nabi dan rasul Allah yang kamu hafal !

Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II

1. B 6. D 11. A 16. D

2. B 7. A 12. C 17. A

3. D 8. A 13. B 18. D

4. D 9. A 14. C 19. D

5. A 10.A 15. B 20. C

1. Rasul Allah 6. Nabi Muhammad SAW

2. Nabi Adam 7. Agama Islam

3. 5 (lima) 8. Nabi Ibrahim As

4. 25 (dua puluh lima) 9. Kitman

5. Dapat dipercaya 10. Fathonah

6. Nabi, laki-laki pilihan mendapat wahyu dari Allah untuk dirinya sendiri.

Rasul, laki-laki pilihan, mendapat wahyu dari Allah untuk disampaikan pada umatnya

7. Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad SAW

8. Nabi Muhammad membawa kitab suci al-Qur’an, merupakan penyempurna kitab-kitab

suci sebelumnya

Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan merupakan rahmat

bagi semesta alam

9. Agar manusia tidak tersesat jalan hidupnya

Memiliki akhlak mulia

Memiliki pedoman hidup

Penuh kedamaian serta selamat dunia dan akhirat

10. Nabi Adam As Nabi Yusuf As Nabi Yunus As

Nabi Idris As Nabi Ayyub As Nabi Zakaria As

Nabi Nuh As Nabi Zulkifli As Nabi Yahya As

Nabi Hud As Nabi Syuaib As Nabi Isa As

Nabi Soleh As Nabi Musa As Nabi Muhammad SAW

Nabi Ibrahim As Nabi Harun As

Nabi Luth As Nabi Daud As

Nabi Ismail As Nabi Sulaiman As

Nabi Ishaq As Nabi Ilyas As

Nabi Ya’kub As Nabi Ilyasa As

ANGKET MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI

Setelah anda melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri (penemuan melalui pembelajaran

tugas) maka berikanlah tanggapan pada pernyataan yang telah disediakan.

Tanggapan anda dapat dicantumkan dengan cara memberikan tanda centang

(√) pada salah satu kolom yang telah tersedia dengan kriteria :

SS : jika jawaban anda Sangat Setuju

S : jika jawaban anda Setuju

TS : jika jawaban anda Tidak Setuju

STS : jika jawaban anda Sangat Tidak Setuju

Sebelumnya isikan identitas diri anda, sebagai berikut :

Nama : ………………………………………………………………..

Jenis Kelamin : ………………………………………………………………..

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengisian angket ini adalah :

1. Bacalah dengan cermat pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.

2. Jawaban anda harus diisikan pada kolom jawaban yang telah tersedia.

3. Jawaban anda sangat berarti dalam keberhasilan penelitian ini.

SELAMAT MENGERJAKAN

No Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1 Saya tertarik dengan pembelajaran PAI

menggunakan strategi pembelajaran inquiri

2 Pembelajaran PAI menggunakan strategi

pembelajaran inquiri membuat saya semangat belajar

3 Pembelajaran PAI dengan menggunakan strategi

pembelajaran inquiri membuat saya senang

berdiskusi dengan teman-teman

4 Dengan belajar menggunakan strategi pembelajaran

Inquiri membuat saya lebih tertantang untuk belajar

PAI dengan giat

5 Dalam pembelajaran PAI menggunakan strategi

pembelajaran inquiri, ketika ada kesulitan dalam

mengerjakan soal, teman sekelompok saling bantu

6 Dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri,

menjadikan saya lebih berpengalaman dalam belajar

PAI

7 Dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri,

saya lebih terampil dan berfikir kreatif dalam

menyelesaikan soal PAI yang diberikan

8 Pembelajaran PAI dengan strategi pembelajaran

inquiri, memunculkan keingintauan saya lebih tinggi

9 Pembelajaran PAI dengan strategi pembelajaran

inquiri, menimbulkan rasa kebersamaan dalam

belajar kelompok

10 Saya mampu menyelesaikan soal PAI yang diberikan

dengan cepat, ketika menggunakan strategi

pembelajaran inquiri

11 Soal PAI yang diberikan membuat saya berfikir

untuk mendapatkan jawaban dengan benar, ketika

menggunakan strategi pembelajaran inquiri

12 Dalam pembelajaran PAI menggunakan strategi

inquiri, soal-soal yang diberikan membuat saya

penasaran untuk menyelesaikannya

13 Pembelajaran PAI menggunakan strategi inquiri

memberi kesempatan pada saya untuk bergerak maju

sesuai dengan kemampuan saya sendiri

14 Pembelajaran PAI dengan strategi inquiri dapat

membantu memperkuat pribadi saya dengan

bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui

proses-proses penemuan

15 Strategi pembelajaran PAI dengan inquiri membantu

perkembangan saya untuk menemukan kebenaran

akhir dan mutlak

Demak, Maret 2011

Peneliti,

Sri Sukayati

NIM. 093111438

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN SIKLUS I

MATA PELAJARAN PAI

No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Tujuan

Pembelajaran

Kemampuan yang Diuji Indikator No

Soal

1 2 3 4 5 6 7

Memahami,

menghafal,

membaca,

mengartikan surat-

surat pendek dalam

al-Qur’an :

a. Surat al-Ma’un

b. Surat al-Fiil

Membaca QS. Al-

ma’un dan QS. Al-

Fiil

Siswa dapat :

Membaca QS. Al-Fiil

dengan baik dan benar

Memahami/mengetahui

tentang surat al-Ma’un

Disajikan jenis/golongan surat, siswa dapat

menentukan golongan surat Al-Ma’un

1

Mengartikan QS.

QS. Al-Ma’un dan

QS. Al-Fiil

Mengidentifikasi tajwid

yang ada pada QS. Al-

Maun dan Al-Fiil

Disajikan beberapa surat al-Qur’an, siswa dapat

menentukan salah satu surat yang diturunkan

sebelum surat al-Ma’un

2

Menghafal QS. Al-

Ma’un dan Al-Fiil

Mengetahui isi surat al-

Ma’un

Disajikan beberapa istilah, siswa dapat

menentukan salah satu istilah seorang anak yang

tidak berayah

3

Menerapkan QS Al-

Ma’un dan Al-Fiil

dalam shalat

Disajikan 4 pernyataan, siswa dapat menentukan

salah satu yang berhubungan dengan isi surat al-

Ma’un

4

Mengartikan ayat demi

ayat QS. Al-Ma’un dan

Al-Fiil

Disajikan 4 pernyataan, siswa dapat menentukan

salah satu yang berkaitan dengan perbuatan riya

5

Menerjemahhkan QS. Al-

Ma’un dan Al-Fiil

Disajikan beberapa pernyatan, siswa dapat

menentukan salah satu yang berkaitan dengan

lalai dalam sholat

6

Menghafal arti QS. Al-

Ma’un dan Al-Fiil

Membaca surat al-Ma’un Disajikan ayat surat al-Ma’un, siswa dapat

menentukan ayat ke berapa ayat yang dimaksud

7

Menyimpulkan isi QS.

Al-Ma’un dan Al-Fiil

Memahami isi surat al-

Ma’un

Disajikan potongan ayat surat al-Ma’un, siswa

dapat menentukan maksud dari potongan ayat

yang dimaksud

8

Menghafal surat al-Ma’un Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menentukan salah satu pernyataan yang berkaitan

dengan mendustakan agama

9

Disajikan beberapa ayat surat Al-Ma’un, siswa

dapat memilih ayat ke 4 dari surat Al-Maun

tersebut

10

Pengertian surat al-Fiil Disajikan 4 bilangan, siswa dapat menentukan

bilangan mana yang sesuai dengan jumlah ayat

surat al-Fiil

11

Memahami isi surat al-Fiil Disajikan 4 nama Rosul, siswa dapat

menyebutkan siapa yang kelahirannya bertepatan

dengan peristiwa penyerangan ka’bah

12

Pengertian/memahami isi

surat al-Fiil

Disajikan 4 nama raja, siswa dapat menentukan

nama raja yang akan menghancurkan ka’bah

13

Disajikan beberapa nama/pernyataan, siswa

dapat menentukan siapa yang dapat

membinasakan pasukan gajah

14

Disajikan beberapa nama kota, siswa dapat

menentukan salah satu nama kota yang berkaitan

dengan pasukan gajah

15

Mengartikan surat al-Fiil Disajikan beberapa potongan sari surat al-Fiil,

siswa dapat menentukan mana yang artinya

“tentara bergajah”

16

Menghhafalkan surat al-

Fiil

Disajikan beberapa ayat al-Qur’an, siswa dapat

menentukan salah satu yang menunjukkan surat

al-Fiil ayat ke dua

17

Memahami arti/isi surat al-

Fiil

Disajikan beberapa nama benda, siswa dapat

menentukan salah satu yang berkaitan dengan

kehancuran pasukan gajah

18

Pengertian turunnya surat

al-Fiil

Disajikan beberapa nama surat al-Qur’an, siswa

dapat menentukan salah satu surat yang turun

sebelum surat al-Fiil

19

Disajikan beberapa nama kota, siswa dapat

menentukan salah satu nama kota tempat

turunnya surat al-Fiil

20

Pengertian turunnya surat

al-Ma’un

Disajikan surat al-Ma’un, siswa dapat

menentukan kapan surat al-Ma’un diturunkan

21

Pengertian isi surat al-

Ma’un

Siswa dapat menyebutkan istilah anak yang tidak

berayah

22

Menghafalkan surat al-

Ma’un

Siswa dapat menyebutkan jumlah ayat surat al-

Ma’un

23

Pengertian isi surat al-

Ma’un

Siswa dapat menyebutkan larangan yang

terkandung dalam surat al-Ma’un

24

Siswa dapat menjelaskan sesuatu yang berkaitan

denan potongan ayat الدين هم عن صال تهم ساهون

25

Mengartikan surat al-

Ma’un

Siswa dapat menyebutkan arti salah satu

potongan ayat surat al-Ma’un

26

Mengartikan surat al-Fiil Siswa dapat menyebutkan arti salah satu

potongan ayat surat al-Fiil

27

Pengertian isi surat al-

Ma’un

Siswa dapat menyebutkan pemimpin pasukan

gajah

28

Menghafal surat al-Ma’un Disajikan ayat dari surat al-Ma’un, siswa apat

menyebutkan ayat nomor berapa yang dimaksud

29

Memahami isi surat al-

Ma’un

Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri pendusta

agama sesuai dengan isi surat al-Ma’un

30

Siswa dapat menyebutkan definisi anak yatim 31

Siswa dapat menyebutkan 3 contoh yang

berkaitan dengan surat al-Ma’un ayat ke 5

32

Pengertian isi surat al-Fiil Siswa dapat menyebutkan sarana penghambat

pasukan gajah

33

Siswa dapat menjelaskan mengapa Abrahah akan

menyerang ka’bah

34

Pengertian isi surat al-Fiil Siswa dapat menyebutkan nama binatang yang

menghancurkan pasukan gajah

35

Demak, ……………………… 2011

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Bolo 2

Waserin S.Pd.SD.

NIP. 19640509 198405 1 001

Guru Agama

Sri Sukayati

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN SIKLUS II

MATA PELAJARAN PAI

No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Tujuan

Pembelajaran

Kemampuan yang Diuji Indikator No

Soal

1 2 3 4 5 6 7

Mengenal rasul

Allah SWT

Menyebutkan

nama-nama rasul

Allah SWT

Siswa dapat

Menyebutkan jumlah

rasul Allah

Memahami arti para nabi Disajikan beberapa nama istilah, siswa dapat

memilih seseorang yang mendapat wahyu dari

Allah

1

Menyebutkan

nama-nama rasul

ulul azmi dari para

rasul

Menyebutkan nama rasul

Allah

Menghafal jumlah rasul

Allah

Disajikan 4 bilangan, siswa dapat menentukan

bilangan mana yang jumlahnya ditentukan

2

Menyebutkan sifat-sifat

rasul Allah

Disajikan 4 nama rasul, siswa dapat

menyebutkan rasul ulul azmi

3

Membedakan

antara nabi dan

rasul

Menjelaskan sifat-sifat

rasul Allah

Menyebutkan sifat rasul

Allah

Disajikan 4 sifat, siswa dapat menentukan sifat

wajib rasul

4

Menjelaskan pengertian

ulul azmi

Memahami rasul/nabi Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menentukan utusan Allah

5

Menyebutkan nama-nama

rasul ulul azmi

Disajikan 4 nama-nama rasul, siswa dapat

menyebutkan rasul akhir zaman

6

Menjelaskan mukjizat Pengertian iman pada rasul

Allah

Disajikan beberapa pernyataan siswa dapat

menentukan ajaran agama Islam

7

Menjelaskan pengertian

nabi dan rasul

Memahami rasul ulul azmi Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menyebutkan sikap-sikap para rasul

8

Membedakan antara nabi

dan rasul

Memahami sifat rasul

Allah

Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menentukan/memilih/mengartikan sifat rasul

Allah

9

Menjelaskan perbedaan

tugas nabi dan rasul

Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menyebutkan amanah Allah

10

Memahami sifat mustahil Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

memilih sifat mustahil rasul

11

Memahami kelebihan Disajikan 4 nama rasul, siswa dapat 12

rasul Allah menyebutkan nama rasul yang mempunyai

kelebihan

Menghafal rukun iman Disajikan 4 bilangan, siswa dapat menunjukkan

iman kepada rasul Allah

13

Pengertian hikmah iman

kepada Allah

Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menentukan hikmah iman kepada rasul Allah

14

Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menentukan keimanan seseorang

15

Memahami nabi Ayyub Disajikan 4 nama rasul Allah, siswa dapat

menyebutkan kesabaran para rasul

16

Menghafal nama nabi Disajikan 4 nama rasul Allah, siswa dapat

menyebutkan kesabaran para rasul

17

Pengertian rasul mulia Disajikan 4 nama rasul Allah, siswa dapat

menyebutkan kemuliaan seorang rasul

18

Pengertian mukjizat Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menyebutkan mukjizat rasul

19

Pengertian iman kepada

rasul

Disajikan beberapa pernyataan, siswa dapat

menyebutkan /menentukan keimanan pada rasul

Allah

20

Pengertian rasul Siswa dapat menyebutkan arti dari rasul Allah 21

Menghafal jumlah rasul Siswa dapat menyebutkan nama rasul 22

Pengertian ulul azmi Siswa dapat menyebutkan nama rasul ulul azmi 23

Menghafal rasul Allah Siswa dapat menyebutkan nama-nama rasul

Allah

24

Memahami sifat rasul Siswa dapat mengartikan sifat rasul Allah 25

Menghafal rasul Allah Siswa dapat menyebutkan nama rasul akhir

zaman

26

Siswa dapat menyebutkan syariat 27

Siswa dapat menyebutkan bapak para nabi 28

Pengertian mustahil Siswa dapat sifat mustahil 29

Memahami sifat rasul Siswa dapat sifat wajib rasul 30

Memahami nabi dan rasul Siswa dapat membedakan utusan Allah 31

Siswa dapat menyebutkan rasul ulul zami 32

Siswa dapat menjelaskan nabi yang istimewa 33

Siswa dapat menyebutkan utusan Allah 34

Siswa dapat menyebutkan nama rasul Allah 35

Demak, ……………………… 2011

Mengetahui

Kepala Sekolah SD Bolo 2

Waserin S.Pd.SD.

NIP. 19640509 198405 1 001

Guru Agama

Sri Sukayati

DATA HASIL PENGOLAHAN KUESIONER MINAT BELAJAR PAI DENGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRI

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Awalia Khulifatun 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3

2 Mukhamad Subiyanto 4 4 4 3 4 4 2 1 4 2 4 4 4 4 4

3 Abdul Latif 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 1 4 3

4 Farid Mustofa 4 4 4 3 3 1 4 3 4 4 2 4 3 4 3

5 M. Aji Bagus Wiratno 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4

6 Aditya Dwi Ardianto 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2

7 Alfian Albiantoro 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3

8 Angga Dwi Febrianto 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

9 Asti Musidah 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4

10 Ayu Fitriani 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

11 David Cahyo Ferianto 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 4 2

12 Edy Prasetyo 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3

13 Eka Desi Ratnasari 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4

14 Eko Viery Saputro 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4

15 Erni Tontriasari 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2

16 Eva Dewi Kinanti 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 2 3 2

17 Esti Cahyani 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3

18 Fainsa Alfiyatur Rozazi 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4

19 Kivan Yusuf 3 4 4 3 4 3 4 1 2 3 4 4 1 4 3

20 Mailana Faujiyah 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2

21 M. Al Huda Refi 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4

22 Nunung Indriyanto 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4

23 Nitti Kundariana 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2

24 Nurul Syailinda 3 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4

25 Okta Leviana 4 3 4 3 4 4 2 4 4 1 4 4 3 4 3

26 Orizza Anggun Ferayanti 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4

27 Puji Eva Annisa 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2

28 Ratna Pramesti W 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4

29 Rendi Ardianto 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4

30 Siwi Anggraeni 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3

31 Tri Wanitaningtyas 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2

32 Umi Setyoningsih 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4

33 Wahyu Lia Dwi Astuti 3 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4

34 Yunita Nur Cahyani 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2

Jumlah 125 123 121 114 120 120 120 114 126 120 118 120 102 135 109

Rata-rata Per Item 3.7 3.6 3.6 3.4 3.5 3.5 3.5 3.4 3.7 3.5 3.5 3.5 3.0 4.0 3.2

HASIL NILAI BELAJAR PAI PADA SIKLUS I

PESERTA DIDIK KELAS V DI SD 2 BOLO DEMAK

No Nama Nilai

1 Awalia Khulifatun 76

2 Mukhamad Subiyanto 88

3 Abdul Latif 62

4 Farid Mustofa 88

5 M. Aji Bagus Wiratno 72

6 Aditya Dwi Ardianto 86

7 Alfian Albiantoro 70

8 Angga Dwi Febrianto 78

9 Asti Musidah 92

10 Ayu Fitriani 78

11 David Cahyo Ferianto 80

12 Edy Prasetyo 78

13 Eka Desi Ratnasari 90

14 Eko Viery Saputro 80

15 Erni Tontriasari 82

16 Eva Dewi Kinanti 84

17 Esti Cahyani 90

18 Fainsa Alfiyatur Rozazi 86

19 Kivan Yusuf 82

20 Mailana Faujiyah 80

21 M. Al Huda Refi 70

22 Nunung Indriyanto 80

23 Nitti Kundariana 86

24 Nurul Syailinda 76

25 Okta Leviana 82

26 Orizza Anggun Ferayanti 94

27 Puji Eva Annisa 96

28 Ratna Pramesti W 96

29 Rendi Ardianto 84

30 Siwi Anggraeni 90

31 Tri Wanitaningtyas 82

32 Umi Setyoningsih 96

33 Wahyu Lia Dwi Astuti 78

34 Yunita Nur Cahyani 82

Jumlah 2814

Rata-rata 82.76471

HASIL NILAI BELAJAR PAI PADA SIKLUS II

PESERTA DIDIK KELAS V DI SD 2 BOLO DEMAK

No Nama Nilai

1 Awalia Khulifatun 80

2 Mukhamad Subiyanto 96

3 Abdul Latif 78

4 Farid Mustofa 90

5 M. Aji Bagus Wiratno 80

6 Aditya Dwi Ardianto 90

7 Alfian Albiantoro 86

8 Angga Dwi Febrianto 88

9 Asti Musidah 100

10 Ayu Fitriani 86

11 David Cahyo Ferianto 92

12 Edy Prasetyo 86

13 Eka Desi Ratnasari 98

14 Eko Viery Saputro 88

15 Erni Tontriasari 94

16 Eva Dewi Kinanti 88

17 Esti Cahyani 96

18 Fainsa Alfiyatur Rozazi 90

19 Kivan Yusuf 94

20 Mailana Faujiyah 88

21 M. Al Huda Refi 84

22 Nunung Indriyanto 88

23 Nitti Kundariana 92

24 Nurul Syailinda 88

25 Okta Leviana 90

26 Orizza Anggun Ferayanti 100

27 Puji Eva Annisa 100

28 Ratna Pramesti W 100

29 Rendi Ardianto 90

30 Siwi Anggraeni 98

31 Tri Wanitaningtyas 94

32 Umi Setyoningsih 100

33 Wahyu Lia Dwi Astuti 86

34 Yunita Nur Cahyani 90

Jumlah 3088

Rata-rata 90.82353

HASIL NILAI BELAJAR PAI

PESERTA DIDIK KELAS V DI SD 2 BOLO DEMAK

No Nama Nilai Pra

Siklus

Nilai

Siklus I

Nilai

Siklus II

1 Awalia Khulifatun 63 76 80

2 Mukhamad Subiyanto 76 88 96

3 Abdul Latif 60 62 78

4 Farid Mustofa 64 88 90

5 M. Aji Bagus Wiratno 60 72 80

6 Aditya Dwi Ardianto 62 86 90

7 Alfian Albiantoro 65 70 86

8 Angga Dwi Febrianto 75 78 88

9 Asti Musidah 65 92 100

10 Ayu Fitriani 65 78 86

11 David Cahyo Ferianto 75 80 92

12 Edy Prasetyo 70 78 86

13 Eka Desi Ratnasari 75 90 98

14 Eko Viery Saputro 75 80 88

15 Erni Tontriasari 74 82 94

16 Eva Dewi Kinanti 63 84 88

17 Esti Cahyani 72 90 96

18 Fainsa Alfiyatur Rozazi 74 86 90

19 Kivan Yusuf 68 82 94

20 Mailana Faujiyah 65 80 88

21 M. Al Huda Refi 66 70 84

22 Nunung Indriyanto 65 80 88

23 Nitti Kundariana 74 86 92

24 Nurul Syailinda 61 76 88

25 Okta Leviana 65 82 90

26 Orizza Anggun Ferayanti 75 94 100

27 Puji Eva Annisa 74 96 100

28 Ratna Pramesti W 67 96 100

29 Rendi Ardianto 76 84 90

30 Siwi Anggraeni 69 90 98

31 Tri Wanitaningtyas 65 82 94

32 Umi Setyoningsih 75 96 100

33 Wahyu Lia Dwi Astuti 64 78 86

34 Yunita Nur Cahyani 76 82 90

Jumlah 2338 2814 3088

Rata-rata 68,76 82,76 90,82

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama Lengkap : Sri Sukayati

Tempat, Tanggal Lahir : Boyolali, 28 Maret 1959

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Desa Bolo, RT. 02 RW. 04 Demak

Telp : (0291) 4284703

II. Riwayat Pendidikan

1. MI Kragilan Mojosongo Boyolali Lulus Tahun 1972

2. PGA (4 Th) di Boyolali Lulus Tahun 1976

3. PGAN (6 th) di Boyolali Lulus Tahun 1979

4. Diploma 2 IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 1997

5. Mahasiswi Kualifikasi DMS IAIN Walisongo Semarang Angkata Tahun

2009/2010.

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

semoga dapat menjadi keterangan yang jelas.