HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR...

77
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (StudiPenelitianpadaAnakYatim di SMPYPMS Kedaung) Skripsi DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh GelarSarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: SITI KHODIJAH NIM: 106011000177 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2011 M

Transcript of HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(StudiPenelitianpadaAnakYatim di SMPYPMS Kedaung)

Skripsi

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh

GelarSarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SITI KHODIJAH

NIM: 106011000177

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2011 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(StudiPenelitianpadaAnakYatim di SMP YPMS Kedaung)

Skripsi

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh

GelarSarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

SITI KHODIJAH

NIM.106011000177

Di BawahBimbingan

DosenPembimbing I DosenPembimbing II

(Dra.EniRosdaSyarbaini, M.Psi) (Tanenji, M.A)

NIP: 19530813.198003.2.001 NIP: 19720712.199803.1.004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2011 M

Page 3: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Page 4: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

i

ABSTRAK

Siti Khodijah (106011000177). Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi

Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Penelitian Pada

Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung Tangerang Selatan). Skripsi, Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan siswa. Seseorang akan mendapat hasil yang diinginkan dalam belajar apabila

dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong

untuk pencapaian prestasi. Seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena ada motivasi

dalam dirinya. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan mencapai hasil yang optimal.

Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun terutama yang didasari oleh adanya

motivasi maka seseorang itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi

seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasinya. Di dalam kegiatan

belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan.

Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan

memelihara dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi bagi anak yatim merupakan hal yang

sangat penting, terutama motivasi dalam belajar. Permasalahan yang muncul pada anak yatim

di SMP YPMS Kedaung yaitu kurang memiliki motivasi, yang ditunjukkan dengan perilaku

malas belajar, kurang memperhatikan ketika guru mengajar di dalam kelas, mengabaikan

pengarahan-pengarahan guru dan sering tidak mengerjakan tugas. Melihat fenomena yang

terjadi pada diri anak yatim adalah cenderung kurang memiliki semangat dan dorongan untuk

belajar. Apabila anak yatim tersebut memiliki motivasi yang tinggi dapat mempengaruhi

prestasi belajar mereka. Semakin kuat motivasi belajar mereka, maka semakin baik pula

prestasi belajar yang mereka capai. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat

membatasi masalah yaitu prestasi belajar PAI yang dimaksud adalah hasil yang dicapai siswa

setelah ia mengalami proses belajar yang diambil dari nilai raport semester I kelas VIII dan IX

SMP YPMS Kedaung, sedangkan motivasi belajar yang dimaksud yaitu adanya dorongan

baik internal maupun eksternal pada anak yatim untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Rumusan masalah yaitu bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran PAI di SMP YPMS Kedaung. Tekhnik yang digunakan sebagai

alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tekhnik angket (Questionnaire) bentuk skala

Likert. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak yatim kelas VIII dan kelas IX SMP

YPMS yang berjumlah 31 anak yatim. Variabel penelitian terdiri dari 2 kategori yaitu

motivasi belajar dan prestasi belajar, yang mana masing-masing variabel diuji dengan

validitas dan reliabilitasnya. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan korelasi

Pearson Product Moment untuk mengetahui derajat hubungan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Berdasarkan hasil analisa data dengan korelasi

Pearson Product Moment diperoleh hasil nilai r hitung = 0,625, r tabel = 0,325 dengan df =

31 dan dengan perhitungan Coefficient of Determination diperoleh nilai koefisien determinasi

sebesar 39% dan hasil t hitung = 4,18. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang

cukup signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

PAI di SMP YPMS Kedaung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar anak yatim

dapat ditingkatkan dengan cara memberikan harapan yang realistis, memberikan insentif, dan

mengarahkan perilaku siswa ke arah yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yaitu

dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

Kata kunci: Motivasi Belajar, prestasi belajar.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahi ar-rahmani ar-rahimi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantisa melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada hamba-hambanya tanpa terkecuali, yang telah mencurahkan

sifat rahman dan rahim-Nya kepada manusia.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan umat manusia,

yaitu Nabi Muhammad SAW, sang pemimpin umat yang memiliki suri tauladan

yang mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat

rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan laporan ini tidak

terlepas dari berbagai pihak yang telah membantu penulis baik dalam hal moril

maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bpk. Bahrissalim M.Ag dan sekertaris

jurusan Bapak Sapiudin Shidik M.Ag.

3. Ibu Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi dan Bapak Tanenji M.A, Selaku dosen

Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Darwas, selaku kepala Sekolah SMP YPMS yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di

SMP YPMS Kedaung.

5. Seluruh guru, karyawan, dan siswa SMP YPMS yang banyak memberikan

pengetahuan dan sumbangsihnya selama penulis mengadakan Penelitian.

6. Ayahanda Tamrin dan Ibunda Mudi’ah yang tercinta yang dengan bersusah

payah telah mengasuh dan menidik penulis hingga dapat terus berkuliah, tak

lupa kakak-kakaku tercinta ( Siti Aisyah, Abd. Rohim, Abd. Rozak, Dawam,

Page 6: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

iii

Atifah, Mirfalah) dan adikku Khasan Bisri, yang telah mecurahkan segala

perhatian, kasih sayang, keikhlasan dan do’a yang tiada henti untuk penulis.

7. Akang Sayuti yang selalu memberikan semangat dan terus memotivasi penulis

untuk terus berjuang menyelesaikan penyusunan Skripsi.

8. Ust. Bahron Fathin, M.A dan Ncing Naziroh yang telah banyak membantu

penulis baik moril maupun materil selama studi di perguruan tinggi, dari

pertama kali masuk sampai selesai.

9. Para donatur, ibu-ibu Majelis Ta’lim (Bunda Salim, Ibu Bambang, Ibu Eky

Alm.) serta ibu-ibu yang lain yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis sampaikan terima kasih atas bantuan materil dan dorongan serta

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

10. Santriwan dan Santriwati Ar-Ridha yang telah banyak membantu penulis dan

memotivasi penulis, serta mengajarkan tentang arti sebuah kebersamaan dan

persahabatan.

11. Teman-teman kelas E PAI angkatan 2006 yang telah banyak memberikan

pengalaman kepada penulis tentang indahnya sebuah kebersamaan.

Ahirnya hanya kepada Allah saja penulis serahkan balasan yang lebih baik

dari apa yang telah mereka semaikan pada penulis, semoga kebaikan mereka

menjadi pemberat mizan dan amal shaleh di sisi-Nya.

Tulisan ini masih jauh dari sempurana, harapan penulis akan kritik dan saran

yang membengun untuk semua pihak akan bermanfaat bagi perbaikan penulis pada

masa yang akan datang.

Jakarta, Maret 2011

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

iv

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ABSTRAK………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian ...................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoritik

1. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………….. .......... 7

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam …………………………. 8

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam………………….. ............ 10

2. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Prestasi Belajar……………… ............................ 13

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 14

c. Pengukuran Prestasi Belajar .................................................. 20

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar ……………………………… 24

b. Peranan Motivasi Dalam Belajar ………………………... 25

c. Macam-macam Motivasi Belajar ………………………… 27

d. Indikator Motivasi Belajar ……………………………….. 29

e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ………………….. 32

Page 8: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

v

f. Pengukuran Motivasi Belajar …………………………….. 35

B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 36

C. Hipotesis Penelitian …………………………………………….. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38

B. Variabel Penelitian ........................................................................ 38

C. Metode Penelitian .......................................................................... 39

D. Populasi dan Sampel ..................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 41

F. Teknik Pengolahan Data………………... .................................... 43

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Panti Asuhan YPMS ……………………………………... 47

1. Struktur Organisasi YPMS ………………………………….. 48

2. Keadaan Siswa dan Guru di Panti Asuhan YPMS …………... 49

3. Pendidikan dan Kegiatan di Panti Asuhan YPMS …………. .. 49

4. Sarana dan Prasarana Panti Asuhan YPMS …………………. 50

B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………. 51

C. Gambaran Umum Subjek Penelitian …………………………… 51

D. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ………………………….. 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 59

B. Saran ............................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

vi

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1. Kriteria Penilaian Angket ............................................................. 41

Tabel III. 2. Kisi-kisi Motivasi Belajar Siswa .................................................. 42

Tabel III. 3. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r” ................................... 45

Tabel IV. 1. Data Siswa dan Guru di Panti Asuhan YPMS Kedaung Periode

2010-2011 ................................................................................... 49

Tabel IV. 2. Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………………………. 52

Tabel IV.3. Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Urutan Kelahiran .................................................... 52

Tabel IV.4. Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga....................................... 53

Tabel IV.5. Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Jenis Bacaan ............................................................ 54

Tabel IV.6. Proporsi Prestasi Belajar Anak Yatim Di SMP YPMS Kedaung 55

Tabel IV.7. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar

Anak Yatim PAI di SMP YPMS Kedaung .................................. 56

Tabel IV.8. Perhitungan Koefisien Determinasi Motivasi Belajar Terhadap

Prestasi Belajar PAI Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung ........ 57

Page 10: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan sangat bermanfaat

dalam segala bentuk kegiatan manusia. Melalui pendidikan, manusia dididik

dibina, dan dikembangkan segala potensi-potensinya. Hal ini dilakukan

dengan tujuan agar menjadikan anak didik itu sebagai manusia yang

berkualitas, bertanggungjawab dan berakhlak mulia. Sebagaimana yang

tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab II, pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.1

Pada hakikatnya, pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah

merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, dan

1 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, (Jakarta: Sinar Grafika,

2003) h. 5-6.

1

Page 11: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

2

sistematis oleh pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk

mengembangkan kepribadian, kecerdasan, dan kemampuan peserta didik ke

arah yang lebih maju guna menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas sehingga siap dan mampu bersaing dalam menghadapi era

globalisasi.

Keberhasilan siswa dalam Pendidikan dapat ditunjukkan dari nilai

prestasi belajar mereka di sekolah khususnya pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam. Dengan pembelajaran yang baik, siswa akan mencapai hasil

atau prestasi belajar yang optimal.

Menurut Nasrun Harahap yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah

menjelaskan bahwa pengertian prestasi belajar adalah penilaian pendidikan

tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan

penguasaan bahan belajar serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.2

Sedangkan Menurut M. Dalyono, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu; faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti;

inteligensi, minat, bakat, motivasi dan gaya belajar), dan faktor eksternal

(faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti; lingkungan sekolah,

masyarakat dan keluarga).3

Motivasi sebagai salah satu faktor psikologis adalah sangat penting

dalam proses kegiatan belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa. Asumsi ini sejalan dengan pendapat

Sardiman yang mengatakan bahwa seseorang itu akan mendapat hasil yang

diinginkan dalam belajar bila dalam dirinya terdapat keinginan untuk belajar.4

Ini berarti bahwa motivasi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan siswa

untuk mencapai hasil yang optimal. Sebaliknya rendahnya motivasi siswa

dalam belajar maka akan rendah pula hasil yang dicapai.

2 Syaiful Bahri Djamarah Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1994), h. 20

3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), cet. 1 h. 55

4Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), h.40

Page 12: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

3

Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong untuk pencapaian

prestasi. Seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena adanya motivasi

dalam dirinya. Adanya motivasi yang tinggi dalam belajar akan mencapai

hasil yang optimal. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun

terutama yang didasari oleh adanya motivasi maka seseorang itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat

menentukan tingkat pencapaian prestasinya.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik

maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat

mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara

dalam melakukan kegiatan belajar.

Pentingnya peranan motivasi dalam proses belajar menurut Hamzah

B. Uno yaitu; menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar,

memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai dan menentukan ketekunan

belajar.5

Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

yang diperoleh siswa di sekolah.

Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa motivasi terdiri dari beberapa

indikator, yang meliputi; adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa

depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar, adanya lingkungan yang kondusif, sehingga dapat

memungkinkan seorang anak dapat belajar dengan baik.6

Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya, baik

ditinggal oleh bapak, ibu atau keduanya yaitu ibu dan bapak. Setelah

kehilangan orang tua, secara otomatis anak yatim akan kehilangan perhatian

5 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 27 6 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi ……… h. 23

Page 13: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

4

dan motivasi dari kedua orang tua mereka. Motivasi di sini sangat berperan

penting, terutama bagi anak yatim yang telah ditinggalkan oleh orang tuanya.

Maka sudah seharusnya anak yatim itu mendapatkan perhatian, bimbingan

serta dorongan dari orang-orang terdekat. Anak yatim yang dimaksud penulis

adalah anak yatim yang tinggal di panti asuhan.

Berdasarkan pengamatan dan kenyataan yang penulis dapatkan selama

melakukan observasi pendahuluan di sekolah, permasalahan yang muncul

pada anak yatim di SMP YPMS Kedaung yaitu kurang memiliki motivasi,

yang ditunjukkan dengan perilaku malas belajar, kurang memperhatikan

ketika guru mengajar di dalam kelas, mengabaikan pengarahan-pengarahan

guru dan sering tidak mengerjakan tugas. Sehingga prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam yang mereka peroleh di sekolah kurang optimal.

Melihat fenomena yang terjadi pada diri anak yatim adalah cenderung

kurang memiliki semangat dan dorongan untuk belajar. Apabila anak yatim

tersebut memiliki motivasi yang tinggi dapat mempengaruhi prestasi belajar

mereka. Semakin kuat motivasi belajar mereka, maka semakin baik pula

prestasi belajar yang mereka capai.

Sehubungan dengan pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar,

penelitian yang dilakukan Sarman untuk skripsi Sarjana Pendidikan IPA

Universitas Islam Negeri tentang “Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan

Prestasi Belajar SAINS/IPA Siswa Kelas VI MI YAPIA Parung Bogor”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa motivasi memberikan kontribusi terhadap prestasi

belajar SAINS yaitu sebesar 41,35 % sedangkan 58,65% ditentukan oleh

faktor lain.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar

Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam (Studi Penelitian Pada Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung)”.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

5

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

identifikasi masalah antara lain sebagai berikut:

a. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam anak yatim di SMP YPMS

Kedaung belum optimal.

b. Kurangnya motivasi belajar anak yatim di SMP YPMS Kedaung.

c. Motivasi belajar anak yatim di SMP YPMS Kedaung masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memberi batasan

penelitian ini sebagai berikut:

a. Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah hasil yang dicapai

siswa setelah ia mengalami proses belajar yang diambil dari nilai raport

semester I, kelas VIII dan IX anak yatim di SMP YPMS Kedaung tahun

ajaran 2010/2011.

b. Motivasi belajar

Yang dimaksud motivasi belajar di sini adalah adanya dorongan

baik internal maupun eksternal pada anak yatim untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, yang meliputi; adanya hasrat dan keinginan

berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan

dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang

kondusif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dapat

dirumuskan yaitu ”Bagaimana Hubungan antara Motivasi Belajar dengan

Prestasi Belajar siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

YPMS Kedaung”.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat adanya

hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP YPMS Kedaung.

2. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

bersifat teoritis dan praktis.

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu

pengetahuan tentang motivasi, khususnya motivasi belajar dalam

kaitannya dengan prestasi belajar.

b. Secara Praktis

1) Bagi para pendidik

a) Memberikan informasi tentang motivasi belajar guna

meningkatkan prestasi belajar anak yatim di SMP YPMS

Kedaung.

b) Mendorong para guru untuk memotivasi anak yatim di SMP

YPMS Kedaung dalam meningkatkan prestasi belajar mereka.

2) Bagi anak yatim di SMP YPMS Kedaung

Mendorong anak yatim di SMP YPMS untuk meningkatkan

prestasi belajar mereka.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan

antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu

usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang

pada ahirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai

pandangan hidup.1

Selanjutnya menurut Ahmad D. Marimba dalam bukunya filsafat

Pendidikan Islam menyatakan bahwa, “pendidikan Islam adalah

bimbingan jasmani-rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

1 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 130, cet- 3

7

Page 17: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

8

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.2

Selain itu M. Arifin dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam Suatu

Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner

mengemukakan bahwa, “hakikat pendidikan Islam adalah usaha orang

dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarahkan dan

membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (kemampuan dasar)

anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan

perkembangannya.3

Sejalan dengan M. Arifin, Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu

Pendidikan Dalam Persepektif Islam berpendapat, “Pendidikan Islam ialah

bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.4

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan oleh orang dewasa

muslim kepada seseorang untuk mengasuh, membina, membimbing dan

mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya agar dapat

memahami dam menghayati ajaran Islam secara menyeluruh yang pada

ahirnya dapat mengamalkan dan menjadikan ajaran agama Islam sebagai

pandangan hidup.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dalam kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/

madrasah dijelaskan bahwa fungsi Pendidikan Agama Islam adalah

sebagai berikut:

1. Pengembangan

Yaitu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik

kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

2 Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik Upaya Konstuktif Membongkar

Dikotomi Sistem Pendidikan Islam, (Jogjakarta: UGM Press, 2004), h. 49 3 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendeklatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 22, cet-4 4 Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik….h. 52

Page 18: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

9

Pada dasarnya yang pertama kali memiliki kewajiban untuk

menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua

dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih

lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan

agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara

optimal sesuai dengan tingkat perkembangnnya.

2. Penanaman

Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan di akherat.

3. Penyesuaian mental

Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

4. Perbaikan

Yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan

dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman

dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencegahan

Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari

budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

6. Pengajaran

Pengajaran tentang ilmu pengetahuan kegamaan secara umum, sistem

dan fungsionalnya.

7. Penyaluran

Yaitu untuk menyalurkan bakat khusus di bidang agama Islam agar

bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat

dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain.5

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pendidikan

agama Islam di sekolah/madrasah yaitu untuk mengembangkan

5 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam….h. 134

Page 19: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

10

pemahaman siswa tentang keimanan dan ketaqwaan terhadap ajaran agama

Islam yang telah mereka peroleh dari lingkungan keluarga selain itu untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan

kelemahan-kelemahan peserta didik dalam hal keyakinan, pemahaman dan

pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan termasuk masalah sentral dalam pendidikan,

sebab tanpa perumusan tujuan pendidikan yang baik, maka perbuatan

mendidik bisa menjadi tidak jelas, tanpa arah, dan bahkan bisa tersesat

atau salah langkah. Oleh karenanya, masalah tujuan pendidikan menjadi

inti dan sangat penting dalam menentukan isi dan arah pendidikan yang

diberikan.

Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasi yang dikutip Umar

Muhammad Al-Toumy Al-Syaibani, telah merumuskan bahwa tujuan

pendidikan Islam secara umum ke dalam lima tujuan, yaitu:

1) Untuk membentuk akhlak mulia. Kaum muslimin sepakat bahwa

Pendidikan Akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan yang

sebenarnya;

2) Persiapan untuk kehidupan di dunia dan akherat. Pendidikan Islam bukan

hanya menitik beratkan pada keagamaan atau keduniaan saja, melainkan

pada keduanya dan memandang kesiapan keduanya sebagai tujuan yang

asasi;

3) Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi kemanfaatan.

Pendidikan Islam tidak hanya segi agama, akhlak dan spiritual semata,

tetapi juga meyeluruh bagi kesempurnaan kehidupan, atau yang lebih

dikenal sekarang dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan profesional;

4) Menyiapkan pelajar dari segi profesi, teknik dan perusahaan supaya dapat

menguasai profesi tertentu dan keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat

Page 20: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

11

mencari rizki dalam hidup, disamping memelihara kerohanian dan

keagamaan6.

Dengan demikian, jelas bahwa tujuan pendidikan Islam merupakan

usaha dalam membangun manusia yang utuh dalam rangka pembentukan

kepribadian, moralitas, sikap ilmiah dan keilmuan, kemampuan berkarya,

profesionalisasi sehingga mampu menunjukkan iman dan amal shaleh

sesuai nilai-nilai keagamaan dan kehidupan.

Menurut Abudin Nata bahwa tujuan pendidikan Islam itu memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah di muka bumi dengan

sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas kemakmuran dan

mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.

Sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah SWT sebagai

berikut:

“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.

Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa

dirinya sendiri.” (Q.S. Al-Fathir: 39)

Di dalam ayat lain juga dijelaskan yaitu:

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan

Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa

derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya

kepadamu.” (Q.S. Al-An’am:165)

6 Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik….h. 59

Page 21: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

12

2) Mengarahkan manusia agar seluruh tugas kekhalifahannya di muka

bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga

tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.

3) Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak

menyalah gunakan fungsi kehalifahannya.

4) Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya

sehingga ia memiliki ilmu, akhlak, dan keterampilan dan semua ini

dapat dipergunakan guna mendukung tugas pengabdian dan

kekhalifahannya.

5) Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di

dunia dan ahirat.7

Tujuan pendidikan Islam yang dikemukakan di atas memberikan

gambaran bahwa arah pendidikan Islam dalam rangka menjadikan manusia

sebagai khalifah yang mampu menjalankan tugas di permukaan bumi,

mampu beribadah sebagai hamba Allah, mampu berakhlak mulia, dan

mampu mengembangkan segenap potensinya serta mampu mencapai

kehidupan dunia dan ahirat.

Dengan demikian jelas tujuan pendidikan Islam pada dasarnya

menjadikan manusia muslim yang mampu menjalankan tugas makhluk

Allah yang baik di permukaan bumi ini baik kerangka kehidupan individu

maupun kemasyarakatan.

Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.

7 Moh. Shofan, Pendidikan Berparadigma Profetik….h. 61

Page 22: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

13

2. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Prestasi Belajar

Sebelum menjelaskan mengenai prestasi belajar terlebih dahulu

penulis akan menjelaskan pengertian tentang belajar.

Menurut Jerome Brunner (dalam Trianto, 2009) bahwa belajar

adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk)

pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah

dimilikinya.8

Menurut Chaplin (1972) dalam dictionary of psikology

merumuskan pengertian belajar yaitu: pertama, belajar adalah perolehan

perubahan tingkahlaku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan

dan pengalaman; kedua, belajar adalah proses memperoleh respons-

respons karena adanya latihan khusus.9

Dalam bukunya W.S. Winkel yang berjudul Psikologi Pengajaran

menyebutkan bahwa pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/

psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan serta nilai dan sikap.10

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai

hasil yang didapat melalui latihan, pengalaman dan interaksi dengan

lingkungannya.

Prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai (dari yang dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya).11

8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurukulum KTSP, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 15 9 Fadilah Suralaga dkk, Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005), h. 62 10

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), cet. Ke-4, h. 54 11

Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h.

247

Page 23: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

14

Raka Jhoni mendefinisikan bahwa “prestasi belajar merupakan

hasil penilaian tugas-tugas yang dilakukan dalam bentuk angka-angka”.12

Sedangkan menurut Tabrani Rusyan menjelaskan “prestasi belajar yang

dicapai individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam diri (internal), maupun dari luar

(eksternal).”13

Berdasarkan pengertian di atas, maka pengertian prestasi belajar

adalah hasil yang dicapai oleh siswa dari proses belajar yang ia lakukan

selama beberapa waktu berupa pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan

yang dibuktikan melalui tes hasil belajar. Dapat dikatakan bahwa untuk

mengetahui prestasi belajar seorang siswa itu dapat dilihat melalui hasil-

hasil tes belajar yang telah dilakukan baik berupa angka-angka maupun

perubahan-perubahan positif dari dalam diri siswa apakah hasilnya

meningkat, menetap atau bahkan menurun.

Prestasi belajar anak yatim di SMP YPMS Kedaung dinyatakan

dalam bentuk angka dan huruf dan dituangkan dalam sebuah raport.

Sehingga prestasi belajar siswa merupakan dokumentatif.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,

baik dari dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).

Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan interaksi

antara dua faktor tersebut.

Dalam bukunya Muhibbin Syah menyebutkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua macam, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal,14

yaitu;

12

Raka Jhony, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Surabaya: Karya Anda, 1986), h.

6 13

A. Thabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Remaja

Rosdakarya, 1989), h. 81 14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008), cet.14, h. 132

Page 24: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

15

a) Faktor Internal (Faktor dari dalam Diri Siswa)

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

mencakup: intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Berikut ini

akan dijelaskan masing-masimg aspek, yaitu:

1. Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang

memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dengan cara yang tepat.

Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi umumnya

mudah dalam belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Namun

sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung

mengalami kesukaran dalam belajar, berpikirnya lambat sehingga

prestasi belajarnya pun rendah.15

Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa tidak dapat

diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar

siswa. Ini berarti, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang

siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih prestasi

belajar yang optimal. Sebaliknya semakin rendah kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh prestasi belajar yang optimal.

2. Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang

relatif tepat terhadap objek manusia, barang dan sebagainya, baik

berupa positif maupun negatif.16

Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi

belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar siswa

15

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), cet. 1 h. 56 16

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 135

Page 25: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

16

ialah sikap positif terhadap bahan atau pelajaran yang akan

dipelajari, terhadap guru yang mengajar, dan terhadap lingkungan

atau tempat di mana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-teman,

sarana pengajaran, dan sebagainya.17

3. Bakat (aptitude)

Bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat

dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat

tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.18

Oleh karena itu bakat siswa harus dikembangkan atau

diwujudkan dan dilatih dengan baik sesuai dengan potensi yang

dimilikinya. Siswa yang berbakat dalam bidang studi tertentu,

akan lebih mudah memahami bidang studi tersebut. Dengan

demikian, bakat itu dapat mempengaruhi belajar siswa, khususnya

yang berkenaan dengan keberhasilan prestasi belajar siswa itu

sendiri.

4. Minat

Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seperti yang

dipahami orang selama ini minat dapat mempengaruhi kualitas

pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi

tertentu.19

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar karena bila bahan

pelajaran yang dipelajarinya tidak sesuai dengan minat anak, maka

hasil belajarnya pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Untuk mengembangkan minat siswa maka siswa itu sendiri harus

berusaha mencintai setiap bahan pelajaran yang diberikan. Dengan

17

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 84 18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …, h. 135 19

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), h. 144-149

Page 26: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

17

demikian, siswa diharapkan dapat menangkap semua bahan

pelajaran tersebut dengan baik.

Minat mempunyai peranan yang penting dan mempunyai

dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Minat menjadi sumber

motivasi yang kuat untuk belajar. Siswa yang berminat terhadap

sebuah kegiatan akan berusaha lebih keras untuk belajar

dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat. Dengan

demikian tinggi rendahnya minat belajar siswa akan

mempengaruhi hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa.

5. Motivasi

Motivasi ialah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang

bertingkah laku.20

Kekurangan motivasi baik internal maupun

ekstrernal akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam

belajar.

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan

reaksi untuk mencapai tujuan.21

Perubahan energi dalam diri

seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik.

Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya,

maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat dengan segala

upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapai prestasi belajar.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan

mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi merupakan faktor

menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan

mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

motivasinya akan semakin besar kesuksesan. Mereka yang

20

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 1 21

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 148

Page 27: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

18

memiliki motivasi yang tinggi akan tampak gigih, tidak mau

menyerah, dan giat membaca buku untuk meningkatkan

prestasinya dalam belajar. Sebaliknya, mereka yang motivasinya

lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak

tertuju pada pelajaran, sering meninggalkan pelajaran dan

akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.

Motivasi belajar pada dasarnya mempengaruhi tingkah laku

belajar. Motivasi belajar adalah sebagai penggerak tingkah laku

dan sangat penting di dalam proses belajar. Siswa yang memiliki

motivasi yang tinggi dalam belajar maka prestasi belajarnya di

sekolah akan meningkat, sebaliknya siswa yang memiliki motivasi

rendah dalam belajar maka prestasi belajarnya rendah.

b) Faktor Eksternal (Faktor dari luar Diri Siswa)

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu. Faktor

eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

amat penting dalam menentukan pembentukan pribadi seorang

siswa, karena dalam keluarga inilah seorang siswa akan menerima

pendidikan dan pengajaran serta mendapatkan motivasi dan

dorongan dari kedua orang tua.

Lingkungan keluarga lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar siswa, yaitu orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-

sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga

dan demografi keluarga, semuanya dapat memberikan dampak baik

ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai

oleh siswa.22

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …h. 138

Page 28: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

19

Panti asuhan merupakan lingkungan dimana anak yatim itu

tinggal. Setelah kehilangan orang tua, secara otomatis anak yatim

akan kehilangan perhatian, kasih sayang dan motivasi dari kedua

orang tua mereka. Panti asuhan sebagai lembaga sosial memiliki

peranan yang penting guna menampung anak-anak yatim baik yang

ditinggal mati oleh ayah, ibu atau kaduanya yaitu ayah dan ibu.

Selain itu panti asuhan tidak hanya memberikan fasilitas bagi

kehidupan anak yatim, tetapi juga memberikan pendidikan yang

bermanfaat bagi masa depan mereka. Di lingkungan panti inilah

anak yatim tinggal bersama teman-teman mereka yang senasib,

dengan pengasuh dan guru-guru. Maka yang memberikan

perhatian, bimbingan serta dorongan dan motivasi adalah orang-

orang terdekat mereka yaitu guru-guru, pengasuh panti asuhan dan

teman-teman mereka. Kondisi seperti ini juga terjadi di panti

asuhan YPMS Kedaung.

2. Lingkungan Sekolah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki

peranan dalam membentuk kepribadian dan mencerdaskan anak.

Lingkungan sekolah yang esensial yang mempengaruhi

pembelajaran dan pengajaran, yaitu; 1) metode mengajar, 2)

kurikulum, 3) relasi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa, 4)

disiplin sekolah, 5) waktu sekolah, 6) keadaan gedung, 7) metode

belajar dan tugas rumah.23

Lingkungan sekolah mempunyai peran yang sangat penting

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti dengan

memberikan sarana dan prasarana yang memadai, metode,

kurikulum, dan alat-alat pelajaran, seperti buku pelajaran, alat olah

raga dan sebagainya. Dengan demikian lingkungan sekolah sangat

mendukung terhadap prestasi belajar siswa di sekolah.

23

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …h. 138

Page 29: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

20

3. Lingkungan Masyarakat

Pergaulan di lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi

prestasi belajar. Anak yang bergaul dengan teman yang tidak baik,

selalu bermalas-malas di dalam belajar, dan waktunya banyak

digunakan untuk bermain, maka anak itu akan terpengaruh oleh

temannya, sehingga prestasi belajarnya kurang optimal

Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba

kekurangan dan anak-anak pengangguran akan sangat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut

akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau

berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan

belum dimilikinya.24

c) Faktor Pendekatan Belajar (Approach to Learning)

Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana

yang telah dijelaskan di atas, faktor pendekatan belajar juga

berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar dan prestasi

belajar siswa.25

Pendekatan belajar, dapat dipahami sebagai segala cara atau

strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan

efisiensi proses mempelajari materi tertentu. Strategi dalam hal ini

berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian

rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar

tertentu (Lawson, 1991).

c. Pengukuran Prestasi Belajar

Pengukuran prestasi belajar merupakan bagian penting dalam

proses belajar mengajar, karena dengan pengukuran tersebut dapat

ditentukan tingkat keberhasilan suatu program sekaligus juga dapat

24

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan …h. 137 25

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…. h. 150 -155

Page 30: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

21

dinilai baik atau buruknya suatu program pembelajaran. Untuk mengukur

prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan alat ukur (test).

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Norman E. Gronlund yang dikutip

oleh Ngalim Purwanto bahwa “Evaluasi adalah suatu proses yang

sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh

mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa”.26

Untuk melihat

pencapaian prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara,

secara umum pengukuran ini dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu;

kognitif, afektif dan psikomotor.

Jadi, evaluasi sangat diperlukan untuk mengetahui prestasi belajar

siswa selama proses belajar dalam kurun waktu tertentu, dengan cara

tersebut maka akan diketahui tinggi rendahnya atau baik buruknya

prestasi belajar siswa.

Tes hasil belajar adalah suatu tes yang digunakan untuk menilai

hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswa dalam jangka

waktu tertentu. Tes yang dilakukan harus benar-benar mengukur hasil

belajar anak terhadap pelajaran yang telah diberikan, mengukur

kemampuan dan keterampilan siswa setelah siswa tersebut

menyelesaikan suatu program pengajaran. Menurut Suharsimi bahwa tes

adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana tertentu dengan cara dan aturan-aturan

yang sudah ditentukan.27

Tes merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan atau hasil belajar siswa secara keseluruhan. Di samping itu

tujuan lain dari tes adalah untuk mengukur sejauh mana tujuan

pembelajaran khusus mencapai sasaran. Hal ini digunakan sebagai bahan

penyempurna pengajaran di masa yang akan datang.

26

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,( Bandung: Rosda

Karya, 1994), cet. 7, h. 3 27

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Belajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 53

Page 31: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

22

Dalam praktek, pelaksanaan tes hasil belajar dapat dilakukan

melalui tiga cara, yaitu; tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Masing-

masing dijelaskan sebagai berikut:

1) Tes Tertulis

Jenis tes ini di mana tester dalam mengajukan butir-butir

pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee

memberikan jawabannya secara tertulis. Macam-macam tes tertulis

antara lain:

a. Tes Essay

Tes uraian (essay) atau sering dikenal dengan istilah tes subjektif

adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang berbentuk pertanyaan

yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat dan

menuntut testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran

membandingkan, membedakan dan lain sebagainya. Tes essay sangat

baik untuk mengukur hasil belajar tingkat sintesis dan evaluasi.

b. Tes objektif

Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang yang

terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee

dengan jalan memilih salah satu atau lebih di antara beberapa

kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing

item. Tes objektif baik untuk mengukur hasil belajar tingkat

knowledge, comprehension, aplikasi dan analisis. Tes objektif terbagi

menjadi lima bagian, yaitu; Tes Benar Salah, Tes Menjodohkan, Tes

Isian, Tes Melengkapi, dan Tes Pilihan Ganda. Masing-masing akan

dijekaskan sebagai berikut:

i. Tes Benar Salah (True-False Test)

Tes yang berbentuk kalimat atau pernyataan yang mengandung dua

kemungkinan jawaban benar atau salah, dan testee diminta

menentukan pendapat mengenai pernyataan-pernyataan tersebut

Page 32: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

23

dengan cara seperti yang ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan

soal.

ii. Tes Menjodohkan (Matching Test)

Tes menjodohkan adalah tes yang terdiri dari satu seri pertanyaan

dan satu seri jawaban, sedangkan tugas testee adalah mencari dan

menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai

atau cocok atau merupakan pasangan dari pertanyaannya.

iii. Tes Isian (Fiil in Test)

Tes bentuk isian ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata-

kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa di antaranya

dikosongkan sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian

yang telah dikosongkan itu.

iv. Tes Melengkapi (Completion Test)

Tes melengkapi terdiri dari susunan kalimat yang bagian-bagiannya

sudah dihilangkan, bagian-bagian yang sudah dihilangkan itu diganti

dengan titik-titik, kemudian titik-titik itu harus diisi atau dilengkapi

atau disempurnakan oleh testee dengan jawaban yang oleh tester telah

dihilangkan.

v. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test)

Tes pilihan ganda yaitu salah satu bentuk tes obyektif yang terdiri

atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan

untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu dari beberapa

kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal

yang bersangkutan.28

2) Tes Lisan

Tes lisan dapat berupa Tanya jawab antara penguji dengan siswa.

Jenis tes ini di mana tester di dalam mengajukan pertanyaan-

28

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2009), h.

118

Page 33: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

24

pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee

memberikan jawabannya secara lisan pula.

3) Tes Perbuatan

Tes perbuatan pada umumnya digunakan untuk mengukur taraf

kompetensi yang bersifat keterampilan (psikomotorik), dimana

penilaiannya dilakukan terhadap proses penyelesaian tugas dan hasil

akhir yang dicapai oleh testee setelah melaksanakan tugas tersebut.29

Adapun bentuk tes yang digunakan di SMP YPMS Kedaung

adalah tes tertulis (essay dan objektif) dan tes perbuatan.

Nilai prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai prestasi

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diambil dari nilai raport

anak yatim kelas VIII dan kelas IX semester I tahun ajaran 2010-2011.

Skala yang digunakan di SMP YPMS Kedaung berupa angka-angka

yang bergerak dari 10-100.

3. MOTIVASI BELAJAR

a. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai

“dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha yang

dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya

atau mendapat kepusaan dengan perbuatannya.30

Menurut Mc Donald menyatakan bahwa motivasi merupakan

sebuah proses perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

29

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi ….h. 99 30

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), h. 389

Page 34: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

25

munculnya feeling yang kemudian terumuskan dalam satu rumusan

tujuan setelah seseorang memberikan tanggapan atau sikap.31

Menurut M. Usman Najati, motivasi merupakan kekuatan pengerak

yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan

tingkah laku yang mengarahkannya menuju tujuan tertentu.32

Selanjutnya menurut M. Alisuf Sabri, motivasi adalah dorongan

atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk

bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Dalam diri kita motif itu dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan,

cita-cita atau suatu hasrat atau keinginan yang merupakan daya gerak

dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam

mencapai suatu tujuan.33

Dari berbagai penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas,

maka dapat dipahami bahwa motivasi merupakan akumulasi daya dan

kekuatan yang ada dalam diri seseorang untuk mendorong,

menggerakkan, dan mengarahkan tingkah laku individu. Motivasi

menjadi pembimbing dan mengarahkan tujuan hidup manusia sehingga ia

dapat mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Karena makin tinggi

motivasi seseorang, maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya.

b. Peranan Motivasi Dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan

mengajar, antara lain; menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat

belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai dan menentukan

ketekunan belajar. Masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut:

31

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju, 2004), h. 66 32

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar... h. 183 33

M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1993), h. 128

Page 35: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

26

a. Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya. Dengan demikian motivasi dapat menentukan hal-

hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar.

b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai

Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya

dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu

jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau

dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya jika

seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka

dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan

hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat

berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.34

Selain itu menurut Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa motivasi

memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat/bertindak.

Motivasi itu berperan sebagai penggerak atau sebagai motor yang

memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan

suatu kegiatan yang akan dikerjakan. Bila siswa melihat dengan jelas

hubungan belajar dengan kebutuhan mereka, maka mereka akan siap

mental untuk belajar.

34

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya ….h. 27-28

Page 36: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

27

b. Menentukan arah perbuatan.

Yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi

mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula

terbentang jalan yang harus ditempuh.

c. Menyeleksi perbuatan

Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang

serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan

yang tidak bermanfaaat bagi tujuan itu.35

c. Macam-macam Motivasi

Pendapat mengenai klasifikasi motivasi bermacam-macam.

Beberapa ahli psikologi ada yang membagi motivasi menjadi dua, yaitu:

1. Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah moti-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu.

Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar

dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk

menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak

didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-

nilai dan pemahaman yang mendalam yang terkandung dalam bahan

pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian,

prestasi yang tinggi atau hadiah dan sebagainya.

Anak yang memiliki motivasi intrinsik tidak memerlukan dorongan

dari luar. Seseorang yang tidak memiliki motivasi intrinsik sulit sekali

melakukan aktivitas belajar terus menerus. Sedangkan seseorang yang

memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.

35

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), cet.8,

h. 70-71

Page 37: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

28

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan

tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik

belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang

dipelajarinya. Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,

kehormatan dan sebagainya.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan

dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar

siswa mau belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang

pandai membangkitkan minat siswa dalam belajar, dengan

memanfaatkan motivasi dalam berbagai bentuknya. Kesalaan

penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan merugikan siswa.

Akibatnya motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong,

tetapi menjadikan siswa malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan

pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan

benar dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.36

Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajarn kurang

menarik perhatiaan siswa atau karena sikap tertentu pada guru atau

orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi

ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku

siswa. Dapat diakui bahwa angka, pujian hadiah dan sebagainya

berpengaruh positif untuk merangsang siswa agar giat belajar.

Sedangkan ejekan, celaan, hukuman dan lain sebagainya dapat

berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan antara guru

dengan siswa. Sehingga dampaknya yaitu mata pelajaran yang

dipegang oleh guru menjadi tidak disukai oleh siswa.

36

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar… h. 149-151

Page 38: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

29

d. Indikator Motivasi Belajar

Sardiman menyebutkan bahwa motivasi memiliki indikator-

indikator sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas

b. Ulet menghadapi kesulitan

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja mandiri

e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.37

Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut Frandsen (dalam

Suryabrata, 2006), ada beberapa aspek yang memotivasi belajar

seseorang, yaitu:

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

Sifat ingin tahu mendorong seseorang untuk belajar, sehingga setelah

mereka mengetahui segala hal yang sebelumnya tidak diketahui maka

akan menimbulkan kepuasan tersendiri pada dirinya.

b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju. Manusia terus menerus menciptakan sesuatu yang baru

karena adanya dorongan untuk lebih maju dan lebih baik dalam

kehidupannya.

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru

dan teman-teman. Jika seseorang mendapatkan hasil yang baik dalam

belajar, maka orang-orang di sekelilingnya akan memberikan

penghargaan berupa pujian, hadiah dan bentuk-bentuk rasa simpati

yang lain.

37

http://www.scribd.com/doc/36537893/12/Indikator-Motivasi, diambil pada hari Selasa,

28 Desember 2010

Page 39: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

30

d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.

Suatu kegagalan dapat menjadikan seseorang merasa kecewa dan

depresi atau sebaliknya dapat menimbulkan motivasi baru agar

berusaha lebih baik lagi. Usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik

tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama bersama orang lain

(kooperasi), atau pun bersaing dengan orang lain (kompetisi).

e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran. Apabila seseorang menguasai pelajaran dengan baik, maka

orang tersebut tidak akan merasa khawatir bila menghadapi ujian,

pertanyaan-pertanyaan dari guru dan lain-lain karena merasa yakin

akan dapat menghadapinya dengan baik. Hal inilah yang

menimbulkan rasa aman pada individu.

f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Suatu

perbuatan yang dilakukan dengan baik pasti akan mendapatkan

ganjaran yang baik, dan sebaliknya, bila dilakukan kurang

sungguhsungguh maka hasilnya pun kurang baik bahkan mungkin

berupa hukuman.38

Selain itu Johnson, Schwtzgebel dan Kalb menjelaskan bahwa

seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat dari

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi

atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib, atau

kebetulan.

b. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang

terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya.

c. Mencari situasi atau pekerjaan di mana ia memperoleh umpan balik

dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil

pekerjaannya.

38

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel

10504121.pdf, diambil pada hari minggu, 30 Januari 2011

Page 40: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

31

d. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan

yang lebih baik.

f. Tidak tergugah untuk sekedar mendapatkan uang, status, atau

keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila hal-hal tersebut

merupakan lambang prestasi atau suatu ukuran keberhasilan.39

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno bahwa

hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah

laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang

mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar.

Lebih rinci hamzah B. Uno mengemukakan bahwa indikator

motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.40

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hakikat motivasi belajar

adalah adanya dorongan baik dari luar maupun dari dalam diri siswa

untuk mengadakan suatu perubahan tingkah laku dengan beberapa

indikator yang mendukungnya.

Dalam penelitian motivasi belajar ini, akan digunakan indikator

motivasi belajar yang dikemukakan oleh Hamzah B. Uno, yakni: adanya

hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan

dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya

39

Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 4 h. 109 40

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi… h. 23

Page 41: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

32

lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang

siswa dapat belajar dengan baik.

e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

Menurut De Decce dan Grawford ada empat fungsi guru sebagai

pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan

motivasi belajar anak didik, yaitu: guru harus dapat menggairahkan anak

didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan insentif, dan

mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang tercapainya

tujuan pembelajaran.

Seperti yang dikutip Gage dan Berliner serta French dan Raven

(dalam Syaiful Bahri Djamarah, 1994) menyarankan bahwa sejumlah

cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: 1) pergunakan

pujian verbal, 2) pergunakan tes dan nilai secara bijaksana, 3)

membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi, 4) melakukan hal

yang luar biasa, 5) merangsang hasrat anak didik, 6) memanfaatkan

apersepsi anak didik, 7) terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip

dalam konteks yang unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat

dalam belajar, 8) minta kepada anak didik untuk mempergunakan hal-hal

yang sudah dipelajari sebelumnya, 9) pergunakan simulasi dan

permainan, 10) perkecil daya tarik sistem motivasi yang bertentangan,

11) perkecil konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan

terhadap anak didik dari keterlibatannya dalam belajar.41

Selain itu ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan motivasi belajar yaitu sebagai berikut:

1. Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan verbal terhadap

perilaku yang baik atau hasil kerja atau hasil belajar siswa yang baik

merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan

motivasi belajar kepada hasil lbelajar yang baik.

41

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…h. 169-173

Page 42: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

33

2. Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan.

Pengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Menimbulkan rasa ingin tahu. Rasa lingin tahu merupakan daya untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Rasa ingin tahu dapat

ditimbulkan oleh suasana yang dapat mengejutkan, keragu-raguan,

ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah yang sulit

dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru, menghadapi teka-teki.

Hal tersebut menimbulkan semacam konflik konseptual yang

membuat siswa merasa penasaran, dengan sendirinya menyebabkan

siswa tersebut berupaya keras untuk memecahkannya. Dalam upaya

yang keras itulah motivasi belajar siswa bertambah besar.

4. Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa

5. Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini

memberikan semacam hadiah bagi siswa pada tahap awal belajar yang

memungkinkan siswa bersemangat untuk belajar selanjutnya.

6. Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar. Sesuatu yang telah dikenal siswa, dapat diterima dan diingat

lebih mudah. Jadi, gunakan hal-hal yang telah diketahui siswa sebagai

wahana untuk menjelaskan sesuatu yang baru atau belum dipahami

oleh siswa.

7. Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu

konsep dan prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik, tidak

terduga dan aneh lebih dikenang oleh siswa daripada sesuatu yang

biasa-biasa saja.

8. Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya

9. Menggunakan simulasi dan permainan. Simulasi merupakan upaya

untuk menerapkan sesuatu yang dipelajari atau sesuatu yang sedang

dipelajari melalui tindakan langsung. Baik simulasi maupun

permainan merupakan proses yang sangat menarik bagi siswa.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

34

Suasana yang sangat menarik menyebabkan proses belajar menjadi

bermakna secara afektif atau emosional bagi siswa.

10. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum. Hal itu akan menimbulkan rasa bangga

dan dihargai oleh umum. Pada gilirannya suasana tersebut akan

meningkatkan motivasi belajar siswa.

11. Mengurangi akibat yang tidak meyenangkan dan pketerlibatan siswa

dalam kegiatan belajar. Hal-hal positif dari keterlibatan siswa dalam

belajar hendaknya ditekankan, sedangkan hal-hal yang berdampak

negatif seyogyanya dikurangi.

12. Memahami iklim sosial dalam sekolah. Pemahaman iklim dan suasana

sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa.

Dengan pemahaman itu, siswa mampu memperoleh bantuan yang

tepat dalam mengatasi masalah atau kesulitan

13. Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Jenis- jenis

pmanfaatan kewibawaan itu adalah dalam memberikan ganjaran,

dalam pengendalian perilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum,

kewibawaan sebagai rujukan dan kewibawaan karena keahlian

14. Memperpadukan motif-motif yasng kuat

15. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Makin jelas tujuan

yang akan dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya.

16. Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Agar upaya mencapai tujuan

itu lebih terarah, maka tujuan-tujuan belajar yang umum seyogyanya

dipilah menjadi tujuan sementara yang lebih jelas dan lebih mudah

dicapai.

17. Membritahukan hasil kerja yang telah dicapai. Dalam belajar, hal ini

dapat dilakukan dengan selalu memberitahukan nilai ujian atau nilai

pekerjaan rumah.

18. Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa

19. Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri

Page 44: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

35

20. Memberikan contoh yang positif. Untuk menggiatkan belajar siswa,

guru tidak cukup dengan cara memberi tugas saja, melainkan harus

dilakukan pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa

mengerjakan tugas kelas. Selain itu, dalam mengontrol dan

membeimbing siswa mengerjakan tugas, seyogyanya guru

memberikan contoh yang baik.42

f. Pengukuran Motivasi Belajar

Untuk mengukur motivasi belajar seseorang dapat dilakukan

dengan menggunakan skala penilaian. Skala-skala penilaian dapat berupa

bentuk kuesioner, inventori dan sikap terhadap skala-skala diri subyek

kepada masing-masing pernyataan dengan menyetujui derajat dimana

item yang bersangkutan berlaku padanya atau memberi ciri baginya yang

terdapat pada suatu skala yang ditetapkan, biasanya terdiri atas tiga, lima

atau bahkan lebih. Poin-poin ini biasanya diberi label dari “tidak pernah”

atau “jarang” pada suatu sisi dari kontinum skala ini sampai pada “amat

sering” atau “sering kali”. Pendekatan yang paling sering digunakan

dalam pengukuran motivasi belajar adalah teknik skala penilaian model

likert.

Sedangkan alat ukur yang digunakan untuk variabel motivasi

belajar dalam penelitian ini adalah skala motivasi belajar yang disusun

berdasarkan indikator- indikator motivasi belajar yang dijelaskan oleh

Hamzah B. Uno, yaitu; a) adanya hasrat dan keinginan berhasil, b)

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, c) adanya harapan dan

cita-cita masa depan, d) adanya penghargaan dalam belajar, e) adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, dan f) adanya lingkungan belajar

yang kondusif.

Dalam penelitian ini, pada subyek anak yatim di SMP YPMS

Kedaung Tangerang, penulis menggunakan alat ukur skala penilaian

model likert, yakni subyek diminta untuk mengecek pernyataan yang

42

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya ....h. 34-36

Page 45: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

36

sesuai dengan keadaan dirinya, dengan alternatif jawaban „sangat setuju‟,

„setuju‟, „tidak setuju‟, dan „sangat tidak setuju‟. Penjelasan yang lebih

lengkap akan dijelaskan pada bab III.

B. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan

kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan belajar serta nilai-

nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa setelah

menyelesaikan proses belajarnya yang ditunjukkan dengan angka-angka atau

simbol-simbol tertentu menurut aturan dalam pendidikan. Tinggi rendahnya

prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu; faktor internal

(faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti; intelegensi, minat, bakat,

motivasi dan gaya belajar), dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar

diri siswa, seperti; lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga). Motivasi

belajar merupakan faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang

mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Dalam diri seseorang motivasi itu dapat berupa suatu

kebutuhan, tujuan, cita-cita atau suatu hasrat atau keinginan yang merupakan

daya gerak dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam

mencapai suatu tujuan.

Motivasi belajar merupakan daya penggerak siswa untuk melakukan

aktivitas belajar agar prestasi belajarnya selalu meningkat. Pencapaian

prestasi belajar yang optimal merupakan hal yang didambakan siswa, oleh

karena itu siswa akan berusaha seoptimal mungkin untuk mencapai prestasi

belajar yang baik.

Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila siswa

tersebut memiliki motivasi belajar tinggi. Adapun indikator motivasi belajar

yaitu; adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan

Page 46: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

37

dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya

lingkungan belajar yang kondusif.

Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Peran motivasi yaitu sebagai pendorong manusia untuk

berbuat, menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai dan menyeleksi perbuatan. Dengan adanya motivasi, siswa akan

tergerak untuk belajar dan melakukan berbagai aktivitas yang terencana agar

tujuannya tercapai. Tujuan di sini yakni pengharapan akan tingginya prestasi

belajar sebagai hasil dari proses belajar di sekolah.

Anak yatim yang tidak memiliki orang tua, sekaligus akan kehilangan

dorongan atau motivasi dari orang tua. Motivasi belajar bisa berasal dari

dalam diri siswa (intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik), karena

dengan adanya motivasi ini akan mempengaruhi semangat belajar anak yatim.

Semakin tinggi motivasi anak yatim, maka akan semakin tinggi prestasi

belajar mereka. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah motivasi anak yatim

maka semakin rendah pula prestasi belajar mereka.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang

mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan dan

penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis

sebagai berikut: “Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi

pula prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam”.

Berdasarkan hipotesis tersebut maka hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol

(Ho) dapat dirumuskan. Adapun rumusan kedua hipotesis tersebut adalah

sebagai berikut:

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

38

Page 48: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

39

Page 49: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metodologi penelitian ini akan dijelaskan mengenai tempat dan

waktu penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel,

teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP YPMS Kedaung yang

berlokasi di Jl. Masjid Darussalam No. 40 Rt 09/04 Kel. Kedaung Pamulang

Tangerang Selatan. Waktu penelitian yaitu pada bulan Desember 2010.

B. Variabel Penelitian

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti

“ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang diubah-ubah”.1 Dan variabel

adalah sesuatu yang mempunyai nilai dan menjadi objek penelitian. Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan dalam

pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai

1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),

cet. 8, h. 36

38

Page 50: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

39

hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran pendidikan agama Islam, yaitu:

1. Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang dapat

memberikan pengaruh terhadap variabel lain. variabel bebas dalam

penelitian ini adalah motivasi belajar (Variabel X).

2. Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar siswa (Variabel Y).

C. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk

melihat hubungan antara dua variabel. Yaitu dengan cara menganalisis data

kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa data dan informasi

mengenai masalah hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar

anak yatim.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas

(Independent Variable) yaitu motivasi belajar (X) dan variabel terikat

(Dependent Variable) yaitu prestasi belajar (Y).

Penelitian korelasi bermaksud mengetahui sejauh mana suatu variabel

berhubungan dengan variabel lain. Penelitian ini akan terlihat seberapa besar

korelasi antara motivasi belajar dengan prestasi belajar anak yatim pada mata

pelajaran PAI.

Adapun sebagai pedoman penulisan skripsi ini, penulis menggunakan

Buku Pedoman Penulisan Skripsi, yang disusun oleh Tim Penyusun Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2007.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

40

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data

dalam sebuah penelitian.2

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yatim kelas

VIII dan kelas IX di SMP YPMS tahun ajaran 2010-2011 yang berjumlah

31 orang.

2. Sampel

Sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya

diteliti, yang dipilih atau ditetapkan untuk keperluan analisa.3 Dalam

penelitian diperlukan suatu teknik pengambilan sampel yang sangat baik,

sehingga data yang diperoleh merupakan representative data dari populasi

yang ada.

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

menggunakan total sampling. Total sampling yaitu salah satu teknik

pemilihan sampel di mana seluruh individu dipilih sebagai anggota

sampel.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang. 20 orang dari kelas

VIII dan 11 orang dari kelas IX. Hal ini berdasarkan pendapat Amirul

Hadi dan Haryono yang mengatakan bahwa: “ kalau populasinya sedikit,

lebih baik semua dijadikan total sampel agar betul-betul representatif.

Namun bila populasinya cukup banyak, agar mempermudah dapat pula

dengan mengambil 50%, 25% atau minimal 10% dari populasi.”4

2 Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, ( Jakarta: PT Gramedia Pustaka,

1992), h. 49 3Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1997),

Cet. 8, h. 266 4 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan Untuk IAIN, STAIN, PTAIS,

Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKK, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)

Page 52: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

41

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Angket (Questionnaire)

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain

bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna.5 Jadi, angket merupakan sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Angket yang digunakan terdiri dari 48 butir soal yang disebarkan

kepada 31 orang siswa, 24 butir pernyataan yang bersifat positif, dan 24 butir

pernyataan yang bersifat negatif. Kriteria yang digunakan dalam instrument

angket motivasi belajar adalah skala Likert dengan metode Sumated Ratings,

yaitu pernyataan-pernyataan yang menempatkan individu pada situasi yang

menggambarkan dirinya dengan memilih salah satu dari empat alternatif

jawaban yang disediakan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS), dan sangat tidak setuju (STS). 6

Adapun kriteria skor alternatif jawaban pernyataan angket dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel III.1

Kriteria Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

5 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula

(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 71 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 2006), Cet.2, hal. 238

Page 53: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

42

Adapun kisi-kisi instrument penelitian yang penulis gunakan dalam

pembuatan angket adalah sebagai berikut :

Tabel III.2.

Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa

No Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

Item Positif Negatif

1 Motivasi

Belajar

Motivasi

intrinsik dan

motivasi

ekstrinsik

- Adanya hasrat dan keinginan

untuk berhasil

- Adanya dorongan dan

kebutuhan belajar

- Adanya harapan dan cita-cita

masa depan

- Adanya penghargaan dalam

belajar

- Adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar

- Adanya lingkungan belajar

yang kondusif

3,9,20,36

5,16,31,41

2,17,28,43

8,12,29,39

6,13,30,46

1,21,25,37

10,19,27,44

4,18,26,47

15,24,32,40

14,35,42,48

11,22,33,38

7,23,34,45

48

2 Prestasi

Belajar

Nilai raport

siswa

Nilai raport siswa kelas VIII dan

IX semester I

- - -

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan

penelitian. Adapun data-data yang telah berhasil diperoleh dalam penelitian ini

meliputi : profil sekolah, struktrur organisasi sekolah, keadaan siswa dan guru

di SMP YPMS, serta sarana dan prasarana.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

43

F. Teknik Pengolahan Data

Yang dimaksud dengan teknik pengolahan data dalam pembahasan ini

adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil

akhir dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan penulis tempuh

dalam analisa ini adalah:

1. Uji Validitas

Arikunto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat

ukur. Jika istrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan.7

Untuk menguji validitas tiap butir maka skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang

sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Dengan

diperolehnya indeks validitas tiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-

butir manakah yang tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Pada

uji validitas angket ini menggunakan rumus Pearson Product Moment

sebagai berikut :

:

2222 )()(

))((

yyNxxN

yxxyN

Keterangan :

= Koefisien Korelasi

= Jumlah Skor Item

= Jumlah Skor Total (Seluruh Item)

n = Jumlah Skor.8

7 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula ….h.

97 8 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula …h.

98

Page 55: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

44

Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila hasil perhitungan didapat

angka koefisien korelasi > yang dikonsultasikan pada taraf

signifikansi 0,05.

Adapun penghitungan validitas tersebut dilakukan dengan menggunakan

rumus Pearson yang terdapat dalam program SPSS.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur pengukur adalah derajat keajegan,

keterpercayaan, kestabilan, atau keterdalaman alat tersebut dalam mengukur

apa saja yang diukurnya. Sifat ini penting dalam segala jenis pengukuran.9

Metode pengujian reliabilitas instrument ini dapat dilakukan berbagai cara

antara lain : Belah dua (split half) dan Sperman Brown, Kuder Richardson-

20 (KR-20), KR-21, Anova Hoyt dan Alpha.10

Dalam rangka menentukkan apakah sebuah instrumen memiliki daya

keajegan mengukur (reliabilitas) yang tinggi atau belum, maka pengukuran

pada penelitian ini bisa menggunakan rumus Alpha Cronboach, dengan

rumus :

Keterangan :

= Nilai Reliabilitas

n = Jumlah Item

1 = Bilangan Konstan

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians Total.11

9 Arif Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2004), Cet-1, h. 310 10

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula… h.

102 11

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula…

h.115

Page 56: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

45

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Korelasi

Perhitungan korelasi menggunakan Product Moment. Di mana

Product Moment Correlation adalah salah satu teknik untuk mencari

korelasi antara dua variabel yang sering kali digunakan. Teknik korelasi

ini dikembangkan oleh Karl Pearson.

Rumus korelasi Product Moment Karl Pearson, yaitu:

rxy =

2222 )()(

))((

yyNxxN

yxxyN

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y

∑ XY = jumlah dari hasil perkalian antara skor variabel X dan skor

variabel Y

X = skor variabel X

Y = skor variabel Y

N = Number of Case

Tabel III.3

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai “r”

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 - 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Dengan adanya perhitungan yang bersifat lebih praktis, maka rumus

manual Product Moment tersebut di atas dapat diproses dengan

menggunakan program SPSS.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

46

2. Perhitungan Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar hubungan variabel X dengan variabel Y yang dinyatakan

dalam bentuk persen. Di mana rumus yang digunakan adalah rumus

“Coefficient of Determination” 12

atau koefisien penentu yang dalam hal ini

digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks

korelasi „r‟ product moment pada uji hipotesis di atas.

Rumus Coefficient of Determination yaitu:

KD = r² x 100 %

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

r = Koefisien korelasi

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila ingin

mencari makna hubungan variable X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM

tersebut diuji dengan uji signifikansi dengan rumus :

t hitung = r

Dimana:

t hitung = Nilai t

r = Nilai koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

12

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula….., h. 139

Page 58: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

47

Page 59: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab IV ini akan dijabarkan tentang profil panti asuhan YPMS,

pelaksanaan penelitian, gambaran umum subyek penelitian, pengujian hipotesis

dan pembahasan. Selanjutnya akan di uraikan masing-masing aspek sebagai

berikut:

A. Profil Panti Asuhan YPMS

Panti asuhan YPMS (Yayasan Pembangunan Masyarakat Sejahtera)

adalah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dari tingkat SD (Sekolah

Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMK (Sekolah Menengah

Kejuruan). Awalnya yayasan ini bernama panti asuhan “Al-Kautsar” yang

kemudian berubah namanya menjadi panti asuhan “Yayasan Pembangunan

Masyarakat Sejahtera (YPMS)”.

Yayasan ini berdiri tahun 1989 yang terletak di Kedaung, Tangerang

Selatan yang merupakan perwujudan dari anggota jamaah pengajian keliling yang

mewakafkan bangunan rumah dan sebidang tanah dengan luas ± 200 m² yaitu dari

keluarga Bapak H. Heru Sukartono.

47

Page 60: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

48

Visi Panti Asuhan YPMS

Adapun visi panti asuhan YPMS Kedaung adalah “Menciptakan generasi

cerdas, sehat, handal, profesional, amanah, dan berakhlak mulia dengan

pengetahuan yang luas dan keterampilan multi guna.”

Misi Panti Asuhan YPMS

Misi panti Asuhan YPMS adalah sebagai berikut:

1) Membimbing anak agar bisa menjadi kader yang beriman, bertakwa dan

berakhlakul karimah.

2) Memberikan bekal ilmu agama dan membantu meringankan beban hidup

anak asuh

3) Membantu mewujudkan impian anak asuh dalam hal pendidikan serta

melayani anak dengan kasih sayang tanpa menarik biaya apapun

4) Memberikan bekal ilmu pengetahuan umum tingkat TK, SD, SMP, SMK,

hingga perguruan tinggi

5) Memberikan pendidikan keterampilan tepat guna, seperti pendidikan

komputer, otomotif, sablon, perikanan, perkebunan, terapi pengobatan,

percetakan, pertukangan, dan menjahit

1. Struktur Organisasi YPMS Cabang Kedaung 2010-1015

Struktur kepengurusan panti asuhan YPMS cabang Kedaung periode

2010-2015 adalah:

Ketua : Drs. Abd. Syukur Wau

Sekretaris : M. Alkadiri

Bendahara : Masrur, S. Pd.I

Kabid Pendidikan : Audigiulia Syahreza

Kabid Pesantren : Nanan S. Pd.I

Sarana : Sunardi

Logistik : Muhammad Fauzi

Pembimbing Bahasa : Abdul Mu’is

Pembimbing Otomotif : Barjan

Pembimbing Komputer : Sahal, S. Pd.I

Pembimbing Elektronik : Muhammad Fauzi

Page 61: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

49

2. Keadaan Siswa dan Guru di Panti Asuhan YPMS

Berikut akan dikemukakan jumlah siswa dan guru yang tinggal di panti

asuhan YPMS Kedaung.

Tabel IV.1.

Data Siswa dan Guru di Panti Asuhan YPMS Kedaung Periode 2010-2011

No. Tingkat Kelas Jumlah Asal

1. TK - 7 orang Jawa Barat, Tangerang, Jakarta

2. SD I 6 orang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Banten, Jakarta, Sumatera

Utara, Sumatera Barat

II 12 orang

III 13 orang

IV 10 orang

V 9 orang

VI 13 orang

3. SMP I 10 orang Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,

Jakarta, Sumatera Selatan, Sumatera

Barat, Lampung, NTT, Madura

II 20 orang

III 11 orang

4. SMK I 28 orang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur, Banten, Jakarta, Sumatera

Barat

II 17 orang

III 10 orang

5. Mahasiswa - 14 orang Jawa Tengah, Jakarta, Sumatera

Selatan, Sumatera Barat, Lampung

6. Guru Pengabdian - 8 orang -

7. Guru Honorer - 7 orang -

8. Pengurus - 22 orang -

Jumlah 207 orang

3. Pendidikan dan Kegiatan di Panti Asuhan YPMS

Anak-anak asuh tinggal tetap di dalam asrama (Boarding School) panti

asuhan. Mereka dididik dan dibimbing oleh para ustadz dan ustadzah untuk

Page 62: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

50

mengikuti kegiatan rutin yaitu sekolah (SD, SMP, SMK) dan kegiatan Diniyah

(mengaji). Mata pelajaran yang diajarkan di panti asuhan YPMS antara lain:

a) Pendidikan Agama Islam

b) Pendidikan Bahasa Arab

c) Pendidikan Bahasa Inggris

d) Matematika

e) Akuntansi (khusus SMK), dan

f) Keterampilan

4. Sarana dan Prasarana

Pada suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana merupakan salah

satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses belajar mengajar,

karena semua itu tidak akan berjalan tanpa didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai. Adapun secara keseluruhan sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh panti asuhan YPMS adalah sebagai berikut:

1. Tanah wakaf seluas 2200 m²

2. Masjid sunan Bonang luas 10x12 m²

3. Rumah wakaf seluas 15x20 m² (dijadikan sebagai lokal TK Pamastra,

dapur dan kamar pengurus)

4. Bangunan seluas 3x5 m² MCK, SD, SMP, Guru

5. Lapangan bermain anak

6. Tempat parkir

7. Komputer 4 unit

8. Perpustakaan

9. Aquarium 10 unit

10. Matras tempat tidur 50 unit

11. Loker pakaian anak 15 unit

12. Ruang dan peralatan otomotif

13. Ruang dan peralatan elektronik

14. Gudang dan peralatan pertukangan

15. Ruang dan peralatan sablon, percetakan

Page 63: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

51

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP YPMS Kedaung Tangerang

Selatan. Pelaksanaan penyebaran skala diberikan langsung oleh peneliti

kepada para siswa yang menjadi sampel penelitian, guna untuk memperoleh

data yang diperlukan.

Pelaksanaan penyebaran skala dilaksanakan pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 15 Desember 2010

Pukul : 09.00 – selesai

Jumlah Subyek penelitiam : 31 orang

Adapun prosedur penyebaran skala adalah sebagai berikut:

1. Penulis menemui kepala sekolah dan kepala yayasan SMP YPMS

Kedaung Tangerang Selatan dengan membawa surat izin penelitian dari

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menjelaskan maksud dan

tujuan penyebaran skala, dan meminta izin penyebaran skala.

2. Penulis membagikan langsung skala kepada para siswa yang menjadi

subyek penelitian.

3. Penulis mengumpulkan kembali skala yang telah diisi oleh paran siswa.

C. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Sebelum penulis membahas tentang hasil skala motivasi belajar dan

data prestasi belajar siswa SMP YPMS Kedaung Tangerang Selatan, terlebih

dahulu akan dikemukakan gambaran secara umum subyek penelitian atau

analisis data kontrol. Dengan jumlah sampel sebanyak 31 anak yatim.

Analisis data kontrol terdiri dari jenis kelamin, urutan kelahiran, jumlah

anggota keluarga dan jenis bacaan yang dibaca.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

52

Gambaran umum subyek berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam

tabel IV.2.

Tabel IV.2.

Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Jenis Kelamin

N: 31

Jenis Kelamin Jumlah Siswa Prosentase (%)

Perempuan

Laki-laki

-

31

-

100 %

Jumlah 31 100 %

Tabel IV.2. di atas menjelaskan mengenai jenis kelamin anak yatim

SMP YPMS Kedaung. Anak yatim terdiri dari 31 orang laki-laki (100 %).

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh anak yatim YPMS adalah laki- laki.

Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan urutan kelahiran,

disajikan dalam tabel IV.3.

Tabel IV.3.

Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Urutan Kelahiran

N: 31

Urutan Kelahiran Jumlah Siswa Prosentase (%)

1

2

3

4

5

6

7

11

5

7

4

3

-

1

35.5 %

16.1 %

22.6 %

12.9 %

9.7 %

-

3.2 %

Jumlah 31 100 %

Page 65: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

53

Berdasarkan ditribusi mengenai urutan kelahiran anak yatim, yaitu ada

11 orang (35.5 %) anak pertama, 7 orang (22.6 %) anak ketiga, 5 orang (16.1

%) anak kedua, 4 orang (12.9 %) anak keempat, 3 orang (9.7 %) anak kelima,

1 orang (3.2 %) anak ketujuh.

Dari tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar anak yatim di SMP

YPMS Kedaung merupakan anak pertama.

Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan jumlah anggota

keluarga, disajikan dalam tabel IV.4.

Tabel IV.4.

Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

N: 31

Jumlah Anggota Keluarga Jumlah Siswa Prosentase (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

2

2

12

3

3

3

3

3

6.4 %

6.4%

38.7%

9.7%

9.7%

9.7%

9.7%

9.7%

Jumlah 31 100 %

Tabel IV.4. di atas menunjukkan anak yatim di SMP YPMS Kedaung

berdasarkan jumlah anggota keluarga, yaitu ada 38.7% (12 orang) berasal

dari keluarga yang jumlahnya tiga orang, 9.7% (3 orang) berasal dari

keluarga yang jumlah anggotanya empat orang, lima orang, enam orang, tujuh

orang dan delapan orang masing-masing 9.7 %, sedangkan yang berasal dari

keluarga yang jumlah anggotanya dua orang masing-masing 6,4 % (2 orang).

Page 66: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

54

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada umumnya anak yatim di SMP

YPMS Kedaung berasal dari anggota keluarga yang jumlahnya tiga orang,

yang dapat dikategorikan dalam keluarga kecil.

Gambaran umum subyek penelitian berdasarkan jenis bacaan, disajikan

dalam tabel IV.5.

Tabel IV.5.

Gambaran Umum Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

Berdasarkan Jenis Bacaan

N: 31

Jenis Bacaan Jumlah Siswa Prosentase (%)

Fiksi

Nonfiksi

8

23

25,8 %

74,2 %

Jumlah 31 100 %

Berdasarkan komposisi jenis bacaaan anak yatim di SMP YPMS

Kedaung, yaitu sebanyak 23 orang (74,2%) menyukai bacaan nonfiksi,

sedangkan yang menyukai bacaan fiksi 8 orang (25,8%). Jadi anak yatim di

SMP YPMS Kedaung sebagian besar menyukai bacaan nonfiksi.

Selanjutnya akan dijelaskan hasil analisis dan intrerpretasi data

penelitian yang berasal dari skala motivasi belajar dan prestasi belajar anak

yatim pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP YPMS Kedaung.

D. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dikemukakan pengujian hipotesis penelitian.

Analisis pengujian hipotesis berupa pemeriksaan hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Sedangkan untuk mencari kontribusi dilakukan

dengan menghitug koefisien determinasi.

1. Hasil Data Prestasi Belajar

Sebelum mengemukakan hasil korelasi dari pengujian hipotesis, akan

disajikan terlebih dahulu gambaran tentang prestasi belajar anak yatim di

Page 67: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

55

SMP YPMS Kedaung yang diambil dari nilai raport semester I kelas VIII dan

kelas IX pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tahun ajaran

2010-2011.

Tabel IV.6 menggambarkan proporsi prestasi belajar anak yatim di

SMP YPMS Kedaung.

Tabel IV.6.

Proporsi Prestasi Belajar Anak Yatim di SMP YPMS Kedaung

N : 31

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Prestasi Belajar 31 60.00 75.00 68.5806 .79889 4.44803 19.785

Valid N (listwise) 31

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar anak yatim

di SMP YPM Kedaung dengan jumlah responden (N) 31, yaitu nilai terendah

sebesar 60, nilai tertinggi sebesar 75. Dan nilai rata-rata prestasi belajar anak

yatim di SMP YPMS Kedaung adalah 68,5806 dengan standar deviasi

sebesar 4.44803. Dapat disimpulkan bahwa nilai prestasi belajar anak yatim

pada mata pelajaran PAI SMP YPMS Kedaung dalam taraf sedang (60 nilai

terendah dan 75 nilai teringgi mengacu kepada norma pengukuran

keberhasilan siswa SMP Kedaung Tangerang).

Selanjutnya apakah variabel motivasi belajar berkorelasi positif dan

bermakna dengan prestasi belajar anak yatim, dapat dilihat dari hasil

pengujian hipotesis sebagai berikut:

2. Deskripsi Data Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

Peneliti mengadakan perhitungan nilai koefisien korelasi antara motivasi

belajar dengan Prestasi belajar siswa pada mata pelajarn PAI di SMP YPMS

Kedaung dengan menggunakan analisis data pada program SPSS yang rumus

perhitungannya menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment dari

Page 68: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

56

Pearson. Perhitungan koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui

hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar anak yatim. Hasil

perhitungan disajikan dalam tabel IV. 7 sebagai berikut:

.

Tabel IV.7.

Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Anak

Yatim pada Mata Pelajaran PAI di SMP YPMS Kedaung

N : 31

Motivasi Belajar Prestasi Belajar Anak Yatim

Motivasi Belajar

Pearson Correlation 1 .625**

Sig. (2-tailed) .000

N 31 31

Prestasi Belajar Anak Yatim

Pearson Correlation .625** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari hasil perhitungan

korelasi antara motivasi belalajar dengan prestasi belajar anak yatim pada

mata pelajaran PAI di SMP YPMS Kedaung diperoleh koefisien korelasi

sebesar .625(r hit = .625) untuk menguji hipotesis r hitung dikonsultasikan

dengan r tab Product Moment. Dengan memeriksa tabel nilai “r” Product

Moment dapat diketahui bahwa pada taraf signifikansi 5% diperoleh r tab

.325, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tab .418, dapat

disimpulakan bahwa perbandingan antara r hit dengan r tab, dimana r hit

pada taraf signifikansi 5% maupun 1% lebih besar dibandingkan dengan r

tab (.625 > .325/.418) dengan demikian berarti Hipotesis Nol (Ho) ditolak

dan Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan

prestasi belajar anak yatim pada mata pelajaran PAI di SMP YPMS

Kedaung.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

57

Untuk melihat hubungan dan seberapa besar sumbangan antara

motivasi belajar dengan prestasi belajar anak yatim dan besar

sumbangannya digunakan perhitungan koefisien determinasi. Hasil

perhitungan disajikan pada tabel IV.8.

Tabel. IV.8

Perhitungan Koefisien Determinasi Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Yatim

di SMP YPMS Kedaung

N : 31

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .625a .390 .369 3.53250

a. Predictors: (Constant), prestasi belajar siswa

Dari tabel di atas, hasil perhitungan koefisien determinasi

menunjukkan bahwa nilai korelasi sebesar .625 signifikan pada L.O.S.

0,05 (.325) dan 0,01 (.418) artinya ada hubungan positif yang signifikan

antara motivasi belajar (variabel X) dengan prestasi belajar (variabel Y).

Koefisien determinasi menunjukkan bahwa sumbangan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar Anak yatim di SMP YPMS Kedaung

sebesar R² = 390 atau 39%. Dapat dikatakan bahwa pengaruh motivasi

terhadap prestasi belajar anak yatim di SMP YPMS Kedaung cukup

berarti.

Dari hasil Perhitungan koefisien korelasi antara motivasi belajar (X)

dan prestasi belajar siswa (Y) didapat angka koefisien korelasi sebesar

0,625.

KD = r² x 100 %

= 0,625² x 100 %

= 0,39 x 100 %

= 39 %

Page 70: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

58

Artinya variabel motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap prestasi

belajar siswa sebesar 39 % dan sisanya 61% ditentukan oleh variabel lain.

Pada perhitungan koefisien korelasi didapat nilai r sebesar 0,625 dengan

koefisien determinasi sebesar 39 %. Di mana tingkat keterpengaruhan prestasi

belajar oleh motivasi belajar siswa cukup tinggi.

Untuk menguji signifikansi dengan menggunakan rumus t hitung :

= 0,625 √31-2

√1- 0,390

= 0,625 x 5,385

√0,61

= 3, 365

0,781

= 4,18

Kaidah pengujian :

Jika t hitung ≥ t table, maka tolak Ho artinya signifikan dan

t hitung ≤ t table, maka Ho artinya tidak signifikan

Berdasarkan perhitungan t hitung, α = 0,05 dan n = 31, uji satu pihak; dk =

n-2 = 31-2 = 29 sehingga diperoleh t table = 1,699

Ternyata t hitung lebih besar dari t tabel, atau 4,18 ≥1,699, maka Ho ditolak,

artinya Ada Hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi

belajar siswa.

Selanjutnya pada Bab V akan dipaparkan kesimpulan penelitian dan

saran.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian

berdasarkan analisis data dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis

yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran PAI. Hal ini dilandaskan atas:

1. Motivasi belajar sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa di sekolah.

Sehingga memunculkan anggapan bahwa prestasi belajar siswa dapat

ditingkatkan dengan adanya motivasi belajar baik motivasi intrinsik maupun

ekstrinsik.

2. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam studi penelitian pada anak yatim di SMP

YPMS Kedaung menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang

signifikan, terbukti dengan tingginya nilai hasil analisis data yang diperoleh

dan besarnya sumbangan yang diberikan terhadap prestasi belajar. Dapat

dikatakan bahwa motivasi belajar sangat berperan terhadap prestasi belajar

anak yatim di sekolah. Di mana kalau motivasi belajar anak yatim tinggi maka

59

Page 72: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

60

proses pembelajaran anak yatim di sekolah dapat mencapai kesuksesan,

sehingga akan mencapai prestasi belajar yang optimal. Jadi semakin tinggi

motivasi belajar, maka akan semakin baik pula prestasi belajar mereka di

sekolah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di kemukakan di atas, maka untuk

meningkatkan prestasi belajar anak yatim agar lebih baik, ada beberapa saran

yang yang dapat dikemukakan, yaitu:

1. Anak yatim hendaknya lebih meningkatkan motivasi belajar, terutama

motivasi belajar dalam mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang optimal.

2. Guru hendaknya memotivasi anak yatim dengan cara memberikan harapan

yang realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku siswa ke

arah yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu

pergunakan pujian verbal, pergunakan tes dan nilai secara bijaksana,

membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi, melakukan hal yang

luar biasa, merangsang hasrat anak didik, memanfaatkan apersepsi anak

didik, terapkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang

unik dan luar biasa agar anak didik lebih terlibat dalam belajar dan

pergunakan simulasi dan permainan. Agar anak yatim memiliki semangat

dan motivasi belajar yang tinggi sehingga anak yatim dapat mencapai

prestasi belajar yang optimal.

3. Pada peneliti, untuk lebih mengembangkan penelitian tentang hubungan

antara motivasi belajar dengan prestasi belajar anak yatim pada mata

pelajaran PAI dan ditambah dengan variabel lain yang terkait seperti

konsep diri.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

DAFTAR PUSTAKA

Referensi dari Buku

Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendeklatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, 2004.

B. Uno, Hamzah, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang

Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Depdikbud, Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1995.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Furchan, Arif, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004.

Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan Untuk IAIN,

STAIN, PTAIS, Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKK, Bandung:

Pustaka Setia, 1998.

Jhony, Raka, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Surabaya: Karya Anda,

1986.

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 2006.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:

Rosda Karya, 1994.

_______, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,

Bandung: Alfabeta, 2009.

Rusyan, A. Thabrani, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung;

Remaja Rosdakarya, 1989.

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

_______, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1993.

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2007.

Shofan, Moh., Pendidikan Berparadigma Profetik Upaya Konstuktif Membongkar

Dikotomi Sistem Pendidikan Islam, Jogjakarta: UGM Press, 2004.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,1997.

Suralaga, Fadilah dkk, Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Islam, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2005

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2009

Syaiful Bahri Djamarah Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha

Nasional, 1994.

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.

_______, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurukulum KTSP, Jakarta: Kencana, 2009.

Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, Jakarta: Sinar

Grafika, 2003.

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996.

Warsito, Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka, 1992.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Referensi dari Artikel

http://www.scribd.com/doc/36537893/12/Indikator-Motivasi, diambil pada hari

Selasa, 28 Desember 2010

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel.

pdf, diambil pada hari minggu, 30 Januari 2011

Page 76: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Page 77: HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4049/1/SITI... · Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama