BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan ...
BAB II KAJIAN TEORI A. 1. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6123/3/Siti Anisa_BAB II.pdfBAB...
Transcript of BAB II KAJIAN TEORI A. 1. - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/6123/3/Siti Anisa_BAB II.pdfBAB...
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mereka menerima pengalaman belajarnya (Sudjana 2009:22). Kemampuan yang
dimaksud adalah tingkat penguasaan yang dimiliki siswa setelah melakukan
pengalaman belajarnya melalui proses kegiatan belajar-mengajar.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaranyang ditunjukan dengan nilai tesyang diberikan oleh guru
setiap selesai memberikan materipembelajaran pada suatu pokok bahasan.
2. Macam - macam Hasil Belajar
Menurut Horwad Kingsley dalam Sudjana (2009) membagi tiga macam
hasil belajar yakni : (a). Ketrampilan dan keterbiasaan, (b). Pengetahuan dan
pengertian, (c). Sikap dan cita-cita.
Menurut Benyamin S. Bloom dalam Sudjana(2009: 22) hasil belajar siswa
dibagi menjadi tiga ranah, yaitu :
a. Ranah Kognitif, berkenaan dengan :
Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual.
Dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu (1) pengetahuan,
merupakan tipe hasil belajar yang terendah. (2)Pemahaman, terdiri dari tiga
kategori yaitutingkat rendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
5
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
6
terjemahan dalam arti yang sebenarnya.Tingkat dua adalah penafsiran, yakni
menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya
atau menghhubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dan mana yang bukan pokok. Tingkat tiga adalah
pemahaman ekstrapolasi. (3) Aplikasi, adalah penggunaan abstraksi pada
situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide,
teori, atau petunjuk teknis, (4) Analisis, adalah usaha memilah suatu integritas
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya atau
susunannya (5) Sintesis, yaitu menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke
dalam bentuk menyeluruh. (6) Evaluasi, adalah pemberian keputusan tentang
nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,
pemecahan, model, materi dan lain-lain (Sudjana, 2009:23-29).
b. Ranah Afektif, berkenaan dengan :
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dannilai.Ada
beberapa jenis kategori ranah afektif yaitu (1) reciving / attending, yakni
semacam kepekaan penerimaan rangsangan (stumulasi) dari luar yang datang
kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. (2)
responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencangkup ketepatan reaksi,
perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada
dirinya, (3) valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. (4) organisasi, yakni pengembangan dari
nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
7
nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya. Yang termasuk
kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-
lain, (5) karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya(Sudjana, 2009:29-30).
c. Ranah psikomotor, dengan :
Ranah psikomotor Ranah psikomotoris adalah ranah yangberkaitan dengan
bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan
keterampilan, yakni (1) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak
sadar), (2) keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, (3) kemampuan
perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif,
motif dan lain-lain, (4) kemampuan di bidang fisik, misalnya
kekuatan,keharmonisan dan ketepatan, (5) gerakan-gerakan skill, mulai dari
keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks, (6)
kemampuan yang berkenalan dengan komunilasi non-decursive seperti
gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2009:30-33).
Dari uraian yang dijelaskan di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa
hasil belajar geografi adalah kemampuan yang dicapai siswapada pelajaran
geografi setelah mengalami proses belajar yang terus menerus dan hasilnya
berdasarkan tes, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
8
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar
a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor
dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan
tersebut adalah faktor psikologis, antara lain : motivasi, perhatian,
pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
b. Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar)
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya lingkungan belajar yang
kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa, adapun faktor
yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep
dan ketrampilan dan pembentukan sikap.
B. Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperativee Learning
Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Cooprative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat
pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan
orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
9
pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran
dan berbagai usia.
Istilah cooperative learning dalam bahasa indonesia dikenal dengan
nama pembelajaran kooperatif menurut johnson & johnson (1994) cooperative
learning adalah mengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok
kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka
milikidan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
2. Pendapat – pendapat tentang cooperative learning
Johnson dalam Isjoni(2010); menegemukakan “Cooperative mens
working together to accomplish shared goal. Within cooperative activities
individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members.
Cooperative learning is the intructional use of small groups that allows student to
work together to maximize their own and each other as learning”. Berdasarkan
uraian tersebut cooperative mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai
tujuan bersama. Dalam kegiatan cooperatif, siswa mencari hasil yang
menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah
pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar
anggota lainnya dalam kelompok itu.
Slavin dalam Isjoni(2010) mengemukakan “in cooperative learning
methods, student work together in four member teams to master material initially
presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa
cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
10
kolaboratif sehingga dapat merangsangsiswa lebih bergairah dalam belajar. Dan
menyebutkan bahwa cooperative learning merupakan model pembelajaran yang
telah dikenal sejak lama, di mana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk
melakukan kerja smaa dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau
pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam melakukan beljar-mengajar
guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa
dituntut untuk berbagai informasi dengan siswa yang lain dan saling belajar
mengajar sesama mereka.
Anita Lie dalam Isjoni(2010); menyebut coopertavie learning dengan
istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja samadengan siswa lain dalam
tugas – tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan cooperative learning hanya
berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim di dalamnya siswa
bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja.
Djahiri K dalam Isjoni(2010); menyebutkan coopertive learning sebagai
pembelajaran kelompok kooperatif yang menuntut di tetapkannya pendekatan
belajar yang siswa sentris, humanistik, dan demokratis yang di sesuaikan dengan
kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya. Dengan demikian, maka
pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik
dikelas maupun sekolah.
Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning, siswa
mungkin dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga dapat
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
11
melatih siswa untuk memiliki ketrampilan, baik ketrampilan berfikir (Thinking
skill) maupun ketrampilan sosial (social skill), seperti ketrampilan untuk
mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain,
bekerjasama, rasa setiakawan dan mengurangi timbulnya perilaku yang
menyimpang dalam kehidupan kelas.
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan
pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan secara penuh dalam suasana belajar
yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai obyek pembelajaran,
namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya.
C. Model Pembelajaran Think-Pair-Share
1. Pengertian Think-Paire-Share
Model pembelajarankooperatif tipe Think – Pair – Share (TPS)
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mampu mengubah
asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting
kelompok secara keseluruhan. Karakteristik model TPS siswa dibimbing secara
mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan permasalahan.
Model ini selain diharapkan dapat menjebatani dan mengarahkan PBM juga
mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa. Beberapa akibat
yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat berkomunikasi secara
langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar
pikiran serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat
itu layak untuk dipertahankan.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
12
Ciri utama dalam pembelajaran cooperative Think Pair Share adalah tiga
langkah dalam proses pembelajaran, langkah pembelajaran Think Pair Share yaitu
Think (berfikir secara individu) Pair (berpasangan dengan teman sebangku), share
(berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas).
2. Langkah-langkah belajar model TPS
Langkah – langkah belajar Think-Paire-Share menurut Trianto (2007).
Langkah 1. Think (berpikir).
Guru mengajukan suatu pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran, dan
meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri.
Langkah 2. Pairing (berpasagan)
Guru meninta siswa untuk berpasangan dan berdiskusi dengan teman
sebangku untuk menyatukan jawaban yang sudah mereka peroleh. Secara umum
guru memberi waktu 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3. Share (berbagi)
Langkah terakhir guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan
keseluruhan yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian
pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
3. Kelebihan dan kekurangan Think-Pair-Share
Menurut Lie (2002), berikut kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
13
a) Meningkatkan kemandirian siswa
b) Meningkatkan partisipasi siswa untuk menyumbangkan pemikiran karena
merasa leluasa dalam mengungkapkan pendapatnya.
c) Membentuk kelompoknya lebih mudah dan lebih cepat
d) Melatih kecepatan berpikir siswa
Kelemahan model kooperatif tipe TPS
a) Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.
b) lebih sedikit ide yang masuk.
c) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang
bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.
4. Penelitian yang relevan
Berdasarkan hasil penelitian Junaidi Tahun 2007, menunjukkan bahwa
model pembelajaran TPS dapat meningkatkan keaktifan siswa dan menghasilkan
peningkatan hasil belajar. Penelitian tersebut di terapkan pada siswa-siswi SMA N
1 Danau Kerinci untuk mata pelajaran biologi.
Selain itu, penelitan Hefni Laili Tahun 2008 yang di terapkan di SMA N
4 Kota Jambi kelas XI IPA 2 pada materi konsep koloid dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Strategi berfikir secara berpasangan berkembang dari penelitian belajar
kooperatif. Pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman di universitas
Maryland pada tahun 1985 yang dikutip dalam buku Nur, dkk (2000), menyatakan
bahwa strategi belajar ini menentang asumsi bahwa berfikir kolegannya secara
berpasangan merupakan suatu cara yang efektif untuk mengubah pola diskursus
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
14
dalam kelas. Strategi menentang asumsi bahwa semua resitasi dalam diskusi perlu
dilakukan dalam setting seluruh kelompok. Berfikir secara berpasangan memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa lebih banyak
berfikir,menjawab dan saling membantu satu sama lain.
Andaikan guru baru saja melakukan penyajian singkat atau siswa telah
membaca suatu tugas, atau suatu situasi penuh teka-teki telah ditemukan.
Kemudian guru menginginkan siswa memikirkan secara mendalam tentang apa
yang telah dijelaskan atau dialami. Frank Lyman memilih menggunakan strategi
berfikir secara berpasangan sebagai gantinya tanya jawab seluruh siswa.
D. Materi Pembelajaran
1. Atmosfer(LKS MGMP:2012)
Kita dapat hidup di bumi, salah satunya karena bumia diselubungi
atmosfer yang tebalnya hampir 1000 km. Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan,
yaitu :
a. Troposfer
b. Stratosfer
c. Mesosfer
d. Termosfer
e. Eksosfer
Pengantar cuaca dan iklim :
Cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat dalam waktu yang singkat dan
wilayah sempit.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
15
Iklim adalah rata-rata keadaan udara dalam waktu yang relatif lama atau wilayah
luas.
Tabel.2 Perbedaan cuaca dan iklim Cuaca Iklim
1. Mencangkup wilayah yang sempit
atau setempat, seperti suatu kota
Mencangkup wilayah yang luas seperti
negara
2. Mudah berubah dari waktu ke waktu Relatif tetap untuk jangka waktu yang
lama
3. Pengukuran sesaat/harian Hasil pengukuran dalam waktu yang lama
10, 30 atau 100 tahun.
Sumber : LKS MGMP (2012 : 27-37)
Unsur – unsur pembentuk cuaca dan iklim
1. Suhu udara (temperatur).
2. Tekanan udara.
3. Angin.
4. Kelembaban udara
5. Awan
6. Hujan
Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu daerah yang luas dan di
tentukan berdasarkan perhitungan dalam waktu yang lama (+30 tahun).
a. Iklim matahari
b. Iklim menurut W.Koppen
c. Iklim menurut Schmidt dan ferguson
d. Iklim menurut F. Junghuhn.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
16
2. Hidrosfer(LKS MGMP:2012)
Air di permukaan bumi tersebar di beberapa tempat seprti air di samudra
(97,1%) di permukaan bumi berupa es dan gletser (24,4%), air di permukaan (
0,61%) dan di atmosfer (0,001%). Bila dilihat dari jenis airnya sekitar 97,25%
berupa air asin sedangkan sisanya berupa air tawar. Lapisan sir ini dalam berbagai
wujud dinamakan hidrosfer..
Macam-macam siklus hidrologi:
Siklus hidrologi di awali dari energi panas matahari yang menyebabkan
suhu air di permukaan bumi dan permukaan laut naik, istilah-istilah dalam siklus
hidrologi adalah sebagai berikut:
a. Evaporasi
b. Transpirasi
c. Evapotranspirasi
d. Kondensasi
e. Presipitasi
f. Infiltrasi
g. Perkolasi
h. Surface Runoff
i. Mata Air
Berdasarkan lamanya air sampai di tempat asalnya, siklus hidrologi dapat
di bagi menjadi 3 macam :
a. Siklus pendek
b. Siklus sedang
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
17
c. Siklus panjang
Bentuk-bentuk tubuh perairan Dratan dan pemanfaatannya
a. Air permukaan
Daerah Aliran Sungai (DAS) disebut juga daerah tangkapan hujanyaitu
daerah semua air hujan yang jatuh mengalir masuk kedalam satu sistem sungai
yang mengalir menuju ke danau atau ke laut. DAS memiliki batasan yang
namanya pemisah air (water diviside). Pemisah air tersebut berwujud igir
pegunungan atau perbukitan yang membagi air hujan ke DAS yang
berdampingan.
a. Danau
Danau yaitu cekungan di permukaan bumi yang mencangkup luas dan di
genangi oleh air yang berasal dari sungai, mata air, gletser atau air hujan. Pada
umumnya permukaan danau selalu di atas permukaan tanah.
Ciri-ciri Danau
a. Air nya cukup danau
b. Tumbuh-tumbuhan air hanya menutupi bagian tepi.
c. Sudah terdapat gelombang di permukaan danau.
d. Terbentuk oleh proses alami.
Danau yang ukurannya sempit disebut telaga atau tasik.
Danau dapat dikelompokan menjadi beberapa macam antara lain :
a. Danau vulkanik
b. Danau tekhtonik
c. Danau tekto vulkanik
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
18
d. Danau kart atau danau dolina
e. Danau hempangan
f. Danau bendungan
g. Danau glasial
Rawa
Rawa adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih rendah dari daerah
sekitar nya sehingga tergenang air hujan. Air tanah, atau air permukaan lainnya.
Rawa trjadi karena sistem drainase (keluar masuknya air).
Tabel.3Perbedaan danau dan rawa
Danau Rawa - Air nya dalam - Airnya dangkal dan berlumpur
- Nyaris tidak tertutup tumbuhan air - Tertutup tumbuhan air - Sudah menunjukan gejala gelombang - Tidak ada gelombang - Airnya jernih bisa tawar bisa asin - Air relatif keruh (coklat) dan
bersifat asa,
Sumber : LKS MGMP (2012:42-47).
a. Laut
Permukaan laut mencangkup sekitar 71% lua bumi. Ilmu yg mempelajari
lautan dinamakan oceanografi.
Berdasarkan letaknya laut dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Laut tepi
b. Laut pedalaman
c. Laut tengah
Berdasarkan ke dalamannya laut di bagi menjadi 4 macam yaitu:
a. Zona litorial atau pesisir (wilayah laut pasang surut)
b. Zona neritik (wilayah laut dangkal)
c. Zona batial
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
19
d. Zona abisal (wilayah laut dalam)
Air tanah
Air tanah mengisi pori-pori tanah/batuan karena infiltrasi dan perkolasi.
Kedalaman air tanah berada dari satu temapat ke tempat lain, di pengaruhi
ketebalan lapisan di atas kemiringan lahan, dan banyak sedikitnya tumbuhan-
tumbuhan.
Berdasarkan letaknya air tanah dapat di golongkan menjadi 2 yaitu:
a. Air tanah dangkal / air freatik
b. Air tanah dalam / air artesis.
3. Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika berlangsung
efektif bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Proses belejar
mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa menunjukan tingkat penguasaan
yang tinggi terhadap tugas-tugas yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan
pembelajaran. oleh karena itu guru sebagai pendidik bertanggung jawab
merencanakan dan mengelola kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
tuntutan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran.
Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisiensi, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu strategi yang harus dimiliki oleh guru adalah harus menguasai tehnik-
tehnik penyajian atau biasa disebut metode mengajar.
Tehnik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru untuk menyajikan pelajaran kepada siswa
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013
20
didalam kelas yang diharapkan dapat memotivasi siswa dalam menguasai
pengetahuan, ketrampilan, menjawab pertanyaan dan memecahkan maslah dan
bersikap.
Berbagai macam tehnik mengajar, ada yang menekankan peranan guru
yang utama dalam pelaksanaan penyajian, ada pula yang menekankan pada media
pembelajaran tehnologi, adapula tehnik penyajian yang hanya digunakan untuk
sejumlah siswa yang terbatas dan yang tidak terbatas, tehnik penyajian didalam
dan diluar kelas dan lain sebagainya. Setiap tehnik tersebut memiliki ciri khas dan
tujuan tersendiri, sehingga dalam memilih tehnik pengajaran harus tetap bertolak
pada tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran serta kesesuain materi
dengan metode yang diterapkan.
Dengan metode Think-Pair-Share , diharapkan siswa dapat lebih
berminat dalam belajar mata pelajaran Geografi dan dapat memverikan solusi
dalam memahami materi, serta memberikan keaktifan, perhatian, belajar
memecahkan masalah yang dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan
agar siswa dapat meningkatkan prestasinya.
4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir Hipotesis yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini adalah jika pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
diterapkan maka ada peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X.1 SMA
Muhammadiyah Bumiayu.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., Siti Anisa, FKIP UMP, 2013