HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi...

13
HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN FUNGSI KOGNITIF DI GRHA DIABETIKA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Sarjana Pada Jurusan Fisioterapi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Disusun oleh : Reni Fitriani J120130047 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

1

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA DIABETES

MELLITUS TIPE 2 DENGAN FUNGSI KOGNITIF DI GRHA

DIABETIKA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Sarjana

Pada Jurusan Fisioterapi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan

Disusun oleh :

Reni Fitriani

J120130047

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

 

i  

 

Page 3: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

 

ii  

 

Page 4: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

 

iii  

 

Page 5: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

1

HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA DIABETES

MELLITUS TIPE 2 DENGAN FUNGSI KOGNITIF

DI GRHA DIABETIKA SURAKARTA

ABSTRAK

Latar Belakang : Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, atau kedua-duanya. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronik

yang prevalensinya tinggi di Indonesia. Laporan PERKENI tahun 2015

menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi kelima dunia.

Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya menderita

diabetes mellitus tipe 2 dengan fungsi kognitif dan adanya variabel

perancudukungan keluarga.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional kuantitatif

dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes

mellitus tipe 2 di GRHA Diabetika Surakarta sebanyak 218 orang. Sampel

ditentukan denganpurposive sampling yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi

sebanyak 110 orang. Mini Mental Stage Examination (MMSE) digunakan sebagai

isntrumen mengumpulkan data. Data di uji dengan dengan uji statistik Korelasi

Product Moment Test dan Spearman Rank Test.

Hasil : Hasil uji korelasi product moment test hubunganantara lama menderita

diabetes mellitus dengan fungsi kognitif menunjukan p-value=0,0001 yang berarti

bahwa terdapat hubungan antara 2 variabel tersebut. Sedangkan uji spearman

rank testuntuk hubungan antara dukungan keluarga dengan fungsi kognitif

menunjukan p-value=0,0001 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara 2

variabel tersebut.

Kata Kunci : Lamanya menderita diabetes mellitus tipe 2, Dukungan Keluarga,

Fungsi Kognitif, MMSE.

ABSTRACT

Background : diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with

characterised of hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion,

insulin action, or both. Type 2 diabetes mellitus is a chronic disease that is highly

prevalent in Indonesia. PERKENI report in 2015 showed that Indonesia was the

world’s fifth position.

Objective : The study aimed to determine the relationship of the duration of type 2

diabetes mellitus with cognitive and the confounding variables of family support.

Method : the research design methode is observational study with cross sectional

approach.The population of this study were patients with type 2 diabetes mellitus

in GRHA Diabetic Surakarta as many as 218 people. The sample was determined

by purposive sampling as many as 110 people. The Mini Mental Stage (MMSE)

Page 6: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

2

was used instrument to collect data. Data were tested by Korelation Product

Moment Test and Spearman Rank Test.

Result : The result of correlation study by Correlation Product Moment Test is a

relationship between duration of type 2 diabetes mellitus with cognitive function

shows p-value=0,0001 which means that there is relationshipbetween two

variables.While the result of correlation study by Spearman Rank Test is a

relationship between family support with cognitive function shows p-value=

0.0001 which means that there is a relationship between two variables.

Keywords : duration of diabetes mellitus type 2, cognitive function, family

support, MMSE.

1. PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah defek sekresi insulin, dimana

pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup untuk

mempertahankan glukosa plasma yang normal, sehingga terjadi hiperglikemia

yang disebabkan insensitifitas seluler akibat isulinn (Corwin, 2009).

Prevalensi diabetes melitus(DM) di indonesiatahun 2015 menurut

Perkumpulan Endokrinologi (PERKENI) telah mencapai 9,1 juta orang,

sehingga menjadi peringkat ke 5 teratas diantara negara-negara lainnya, untuk

prevalensi DM di Jawa Tengah DM Tipe I sebesar 0,06 % dan DM Tipe II

0,55 % (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013). Sedangkan

Prevalensi DM di Surakarta terdapat DM Tipe 1 sebanyak 3.001 kasus dan

Tipe II sebanyak 46.741 (Dinas Kesehatan Surakarta, 2014). Di PADIMAS

tercatat pada tahun 2016 penderita DM Tipe 2 yang bergabung berjumlah 218

orang, tahun per tahun semakin bertambah jumlah penderita DM Tipe 2 ini.

Konsekuensi dari peningkatan angka kejadian Diabetes Mellitus

adalah meningkatnya masalah kesehatan lain akibat komplikasi yang

ditimbulkan, salah satunya penurunan fungsi kognitif. Fungsi kognitif

merupakan kemampuan melakukan atensi, registrasi, memori, kalkulasi,

mengingat kembaili (recall), bahasa, pertimbangan, membaca dan menulis

serta kemampuan visuospasial (Saunderajen,2010).

Lamanya menderita DM tipe 2 mempengaruhi penurunan fungsi

kognitif. Pasien DM tipe 2 yang tidak mengkonsumsi obat memiliki resiko

Page 7: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

3

penurunan fungsi kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang

mengkonsumsi obat seperti hipoglikrmik oral dengan durasi < 10 tahun

(Logroscini et al., 2004).

Gangguan fungsi kognitif dapat diukur dengan menggunakan Mini

Mental State Examination (MMSE). MMSE adalah Pemeriksaan fungsi

kognitif meliputi evaluasi memori, orientasi, bahasa, kalkulasi, praksis,

visuospasial, visuoperseptual. MMSE adalah salah satu screening yang

berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007).

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif dengan

menggunakan pendekatan cross sectional, desain one shoot test. Penelitian ini

dilakukan di GRHA Diabetika Surakarta dan dilaksanakan pada bulan

Desember 2016-Januari 2017. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penderita DM Tipe 2, sedangkan untuk sampel diambil dengan cara

purposive sampling yang berjumlah 110 sesuai dengan kriteria inklusi dan

ekslusi penelitian.Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan Uji

Kolmogorov-Sminovsedangkan untuk uji korelasi menggunakan Uji Korelasi

Pearson Product Moment dan Uji Rank Spearman.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak

dibanding perempuan. Perempuan lebih beresiko menderita diabetes karena

secara fisik perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh

yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan (premestrual syndrome), pasca-

menopause yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah

terakumulasi akibat proses hormonal tersebut (Irawan, 2010).

Karakteristik responden yang mengalami penurunan fungsi kognitif

lebih banyak di derita oleh responden dengan tingkat pendidikan

SMP/Sederajad ke bawah. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang lebih

tinggi mempunyai resiko lebih rendah terjadinya penurunan fungsi kognitif,

Page 8: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

4

karena dengan proses pendidikan yang berjalan terus-menerus seseorang akan

cenderung mempunyai kemampuan dalam uji fungsi kognitif. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang semakin banyak pengalaman hidup yang di

laluinya, sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah yang akan

terjadi (Tamher, 2009).

Karakteristik responden yang menderita diabetes mellitus tipe 2 yang

mengalami gangguan fungsi kognitif paling banyak pada golongan umur 57-

62 tahun. Pertambahan umur menjadi salah satu faktor resiko terjadinya

penurunan fungsi kognitif, karena otak mengalami beberapa perubahan

seirirng bertambahnya umur. Diantaranya sel mitokondria yang terjadi

kerusakan diakaibatkan karena pembentukan flek di sekitar area otak yang

akan berpengaruh terhadap peningkatan inflamasi (Yuniati, 2004).

Karakteristik responden yang mengalami diabetes mellitus tipe 2

paling banyak tidak mempunyai riwayat hipertensi yaitu sebanyak 65 orang,

dan yang mempunyai riwayat hipertensi juga terdapat 45 orang dengan

hipertensi terkontrol.Menurut Waldstein (2001) hubungan hipertensi dengan

fungsi kognitif terdapat kecenderungan semakin tinggi tekanan darah sistolik

dan tekanan darah diastolik maka semakin rendah fungsi kognitifnya.

Laporan penelitian bahwa tekanan darah sistolik meningkat di usia

pertengahan beresiko terjadinya penyakit alzheimer, hal ini menyebabkan

fungsi kognitif menurun pada seseorang.

Menurut hasil penelitian jumlah responden yang mengalami diabetes

mellitus tipe 2 berdasarkan pekerjaannya paling banyak responden tidak

bekerja. Hal ini dikarenakan responden yang di jadikan sampel rata-rata

sudah lansia, sehingga kebanyakan sudah tidak bekerja lagi. Responden yang

sudah tidak bekerja lebih banyak yang mengalami gangguan kognitif

dibandingkan dengan yang masih bekerja. Hal itu dikarenakan saat bekerja

ada aktifitas fisik lebih banyak yang dilakukan dibandingkan dengan yang

tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan

rumah tidak membutuhkan tenaga berat. Diketahui bahwa aktifitas fisik dapat

Page 9: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

5

menghambat atau memperlambat kemunduran fungsi alat tubuh yang

disebabkan bertambahnya umur (Azizah, 2011).

Karakteristik responden yang paling banyak tidak menderita riwayat

penyakit lain. Hanya beberapa responden yang menderita saluran pencernaan,

jantung, asma, vertigo dan lain-lain. Hal tersebut akan berpengaruh tehadap

penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang di deritanya dan beberapa penyakit

juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif.

Salah satunya seperti penyakit payah jantung yang terjadi di kalangan

usia lanjut yang dikaitkan dengan gangguan fungsi kognitif, skor MMSE

lebih rendah dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri yang lebih berat

(Heckman, 2007), selain itu di kalangan usia lanjut berpenyakit jantung ,

mereka yang menderita payah jantung mempunyai fungsi kognitif lebih

rendah (Trojano, 2003). Riwayat payah jantung dikaitkan dengan peningkatan

resiko demensia, termasuk demensia alzheimer dan CIND (Cognitive

Impairment No Dementia) (Qiu, 2006). Kaitan ini bisa disebabkan oleh

adanya faktor resiko bersama seperti aterosklerosis dan hipertensi

(Cukierman, 2005).

Semakin lama menderita diabetes mellitus tipe 2 maka kemampuan

working memory semakin menurun dan mengalami perburukan yang

signifikan dalam kecepatan menyelesaikan tugas dan fungsi eksekutif yang

merupakan bagian dari working memory.Penurunan fungsi kognitif sudah

dimulai sejak pasien terdiagnosa diabetes mellitus tipe 2 bahkan pasien yang

usia muda dengan rata-rata usia 46 tahun telah terjadi penurunan konsentrasi

daya ingat. Diabetes mellitus tidak hanya beresiko terhadap terjadinya

kemunduran fungsi kognitif, tetapi juga meningkatkan progresivitas suatu

kemunduran kognitif menjadi demensia (Gatlin, 2012).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rosebud

menyebutkan bahwa durasi dan derajad keparahan yang diukur dengan

komplikasi pada penderita diabetes dan jenis terapi yang diperoleh mungkin

penting dalam patofisiologi terjadinya gangguan kognitif pada penderita

diabetes. Sebaliknya late onset diabetes, durasi yang pendek atau diabetes

Page 10: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

6

terkontrol mempunyai dampak yang lebih ringan (Rosebud et al., 2008).

Lama menderita DM berhubungan dengan penyakit makrovaskuler serebral

yang lebih besar. Secara klinis didapatkan infark serebri dan infark subklinis

yang dapat menyebabkan gangguan fungsi kognitif. Durasi yang lebih lama

mungkin juga berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif yang lebih

buruk, namun untuk menentukan akurasi lama menderita DM merupakan hal

yang sulit karena DM mungkin ada selama beberapa tahun sebelum

terdiagnosis.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho et al.,(2011)

yang melakukan penelitian pada penderita DM lanjut usia di semarang

dengan hasil tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita

DM dengan status kognitif dengan rerata durasi 12,4 tahun.Dari hasil

penelitian responden yang mengalami gangguan fungsi kognitif rata-rata

mempunyai dukungan keluarga yang rendah, sehingga dukungan keluarga ini

sangat berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Penyakit Diabetes Mellitus tipe

2 ini akan diderita seumur hidup, sehingga diharapkan penderita mampu

melakukan perawatan diri (self care) dengan membentuk perilaku yang

relevan terhadap penyakitnya untuk menghindari ketidakstabilan kadar

glukosa darah yang dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah

(Gonder, 2008). Perilaku self care bagi penderita DM meliputi: perilaku

aktifitas fisik (olahraga), perilaku pengaturan diet, perilaku dalam mengontrol

kadar glukosa darah, perilaku pengobatan, serta perilaku pencegahan

komplikasi (American Association of Diabetic Educator, 2003).

Mematuhi serangkaian tindakan self care secara rutin yang akan

berlangsung seumur hidup pada dasarnya merupakan tantangan yang besar

dan bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Perasaan jenuh dan bosan dapat

muncul setiap saat yang menyebabkan penderita DM tidak lagi disiplin dalam

melakukan tindakan self care. Sehingga, dukungan keluarga sangat

dibutuhkan untuk membantu agar penderita DM tipe 2 memiliki keyakinan

dan kemampuan untuk melakukan tindakan self care (Tamara, 2014).

Page 11: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

7

Dukungan keluarga dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan

fungsi keluarga dalam membantu penderita DM tipe 2 supaya mampu

beradaptasi dan mematuhi tindakan self care melalui empat dimensi yaitu

dimensi emosional, dimensi penghargaan, dimensi intrumental dan dimensi

partisipasi (Hensarling, 2009).

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lamanya

menderita diabetes mellitus dengan pasien diabetes mellitus tipe 2 di

GRHA Diabetika Surakarta dengan adanya faktor perancu dukungan

keluarga.

4.2 Saran

a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini petugas kesehatan

hendaknya dapat dan mampu mendeteksi gangguan fungsi kognitif

sehingga dapat mencegah kualitas hidup pasien diabetes mellitus tipe

2 yang memburuk.

b. Diharapkan dengan adanya penelitian ini petugas kesehatan dapat

mengajarkan pola hidup sehat pada pasien diabetes dan dapat

mengontrol gula darahnya.

c. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang hal ini karena penelitian

dengan memasukan faktor perancu lainnya masih banyak yang belum

di teliti, dan dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi.

d. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan mengkhususkan sampel yang

akan diteliti, sehingga tidak ada faktor perancu dari kriteria sampel

yang berbeda-beda.

DAFTAR PUSTAKA

American Association of Diabetic Educator.. (2003). Standards for outcomes

measurement of diabetes sel-management education.The Diabetes

Educator. Vol: 29, Number 5.

Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

8

Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.

Cox & Gonder. (2008). Major developments in behavioral diabetes research. J.

Consult Clin Psychol 1992, 60(4):628-638.

Cukierman, T., Gerstein, H.C., Williamson, J.D. 2005. Cognitive Decline and

Dementia in Diabetes Systematic Overview of Prospective Observational

Studies.Diabetologia; 48(12): 2460-2469

Dinas Kesehatan Surakarta. 2014. Buku Profil Kesehatan Kota Surakarta tahun

2014. Surakarta: Dinas Kesehatan Surakarta.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2013. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah tahun 2013. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Gatlin. PK 2012. Severity of type 2 diabetes mellitus. Working memory and self

care (Doctoral Dissertation. The University of Arizona).

http://www.search.proquest.com

Heckman GA, Patterson CJ, Demers C, St.Onge J, Turpie ID, McKelvie RS.

Heart failure and cognitive impairment: Challenges and

opportunities.Clinical Intervention in Aging 2007; 2(2): 209-218.

Hensarling, J. (2009). Development and psychometric testing of Hensarling’s

diabetes family support scale, a dissertation. Degree of Doctor of

philosophy in the Graduate School of the Texa’s Women’s University.

Diakses sari www.proquest.com pada tanggal 8 Desember 2010

Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus

Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas

2007). Thesis Universitas Indonesia.

Logroscino, G., Kang, J. H., Grodstein, F. 2004. Prospective study of type 2

diabetes and cognitive decline in women aged 70-81 years.British

Medical Journal. 129: 22-6

Nugroho, F. A., 2011. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Status Kognitif

pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Lanjut Usia. Universitas

Diponegoro. Karya Tulis Ilmiah.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).,2015. Konsensus

Pengelolaan dan Penegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Jakarta

Purnamasari, D., 2009. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam: Alwi

I. Setiati S, Setyohadi B, Simandibrata M, Sudoyo AW, editor. Buku Ajar

ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Ed ke-5. Jakarta: Interna Publishing:

2009. Pp.1880-3

Qiu C, Winblad B, Marengoni A, Klarin I, Fastbom J, Fratiglioni L Heart failure

and risk of dementia and Alzheimer disease: a population-based cohort

study.Arch Intern Med. 2006;166(9): 1003-1008.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA LAMANYA MENDERITA … · berguna untuk mengetahui adanya disfungsi kognisi (PERDOSSI, 2007). 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional kuantitatif

9

Roberts, Rosebud., dkk. 2008. Association of Duration and Severity of Diabetes

Mellitus with Mild Cognitive Impairment. Arch Neurol. Online diakses

pada 1 Mei 2016.

Saunderajen (2010). “Pengaruh Sindroma Metabolik Terhadap Gangguan Fungsi

Kognitif”., Master thesis, Univ. Diponegoro. Semarang: 12 agustus 2011.

Tamara, E. (2014). “Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup

Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau”.

1 (2):1-7.

Tamher, S dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta: salemba Medika.

Trojano L, Antonelli, Incalzi R, Acanafora D, Picone C, Mecocci P, Rengo F.

2003. Congestive Heart Failure Italian Study Investigators. Cognitive

impairment: a key feature of congestive heart failure in the elderly.J

Neurol. 2003;250(12):1456-1463.

Wijoto, Poerwadi, T. 2011. Gangguan Neurobehavior. Dalam: Machfoed, M.H.,

Hamdan, M., Machin, A., Wardah, R.I., editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Saraf. Airlangga Universiy Press. Surabaya. P. 49-80.

Yuniati F dan Riza M. 2004. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan

mengingat dan konsentrasi pada usia lanjut di Indonesia tahun 2004.

Jurnal pembangunan manusia. Volume. 2.