HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN...
HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI
MATA- TANGAN DENGAN KEMAMPUAN SHOOTING UNDER BASKET
PADA ATLET BOLABASKET KLUB BIRU UTAMA
KOTA PAYAKUMBUH
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh:
GUNTUR PRATAMA
2008 / 00927
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
ii
iii
ABSTRAK
Guntur Pratama (2012). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dan
Koordinasi Mata-Tangan Dengan Kemampuan Shooting Under
Basket Atlet Bolabasket Klub Biru Utama.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan shooting
under basket yang dilakukan atlet Klub Biru Utama Payakumbuh. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan dari daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata-tangan terhadap kemampuan shooting under basket pada
bolabasket.Populasi penelitian ini adalah atlet bolabasket klub Biru Utama
Payakumbuh yang berjumlah 37 orang dengan jumlah atlet putra 23 dan atlet
putri sebanyak 14 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik Purposive Sampling yang merupakan pengambilan sampel bersyarat yaitu
atle putra sebanyak 23 orang.
pengukuran untuk daya ledak otot tungkai melalui tes Vertical Jump.
Untuk koordinasi mata-tangan melalui test ballwerfen und fungen. Selanjutnya
kemampuan shooting under basket dilakukan melalui tes shooting under basket.
Analisa data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis
korelasi sederhana dan teknik analisis korelasi ganda dengan taraf signifikan α =
0,05.
Hasil analisis data menunjukkan (1) Daya Ledak Otot Tungkai memiliki
hubungan yang signifikan terhadap Kemampuan Shooting Under Basket, ini
ditandai dengan hasil yang diperoleh yaitu rhitung 0,638 > rtabel 0,526. (2)
Koordinasi Mata-Tangan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
Kemampuan Shooting Under Basket, ini ditandai dengan hasil yang diperoleh
yaitu rhitung 0,542 > rtabel 0,526. (3) Terdapat hubungan yang signifikan secara
bersama-sama antara Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan
terhadap Kemampuan Shooting Under Basket. Diperoleh Rhitung 0,734 > Rtabel
0,526.
Kata Kunci: Daya Ledak Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Tangan dan
Kemampuan Shooting Under Basket.
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
proposal ini. Proposal penelitian ini disusun dalam rangka usulan penelitian dan
penulisan skripsi sebagai salah satu syarat utama kelulusan di Jurusan Pendidikan
Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang
(FIK UNP). Proposal ini diberi judul “Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai
dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Kemampuan Shooting Under basket
Atlet Bolabasket Klub Biru Utama Kota Payakumbuh”
Dalam penyusunan proposal ini peneliti menyadari masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan.
Dalam pelaksanaan penyusunan proposal ini peneliti banyak mendapatkan
bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu
melalui ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan.
2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan
3. Bapak Prof.Dr. Eddy Marheni, M.Pd selaku Pembimbing I dan bapak Drs.
Hermanzoni, M.Pd selaku pembimbing II.
4. Dosen tim penguji bapak Drs Maidarman, M.Pd, bapak Drs. Umar. MS. AIFO,
dan bapak Drs.H. Witarsyah.
5. Bapak/Ibu Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.
ii
6. Rekan-rekan mahasiswa, terutama jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNP.
7. Kepada kedua orang tua dan teman-teman penulis yang telah memberikan
dorongan dan do’a sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan proposal
ini bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Juli 2012
Peneliti
Guntur Pratama
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan masalah .................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian .................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori ............................................................................. 9
1. Hakekat Bolabasket ............................................................... 9
2. Hakekat Shooting Under Basket ............................................. 11
3. Kondisi Fisik ......................................................................... 12
4. Hakekat Daya Ledak Otot Tungkai ........................................ 14
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ledak .................... 15
6. Hakekat Koordinasi Mata-tangan .......................................... 17
B. Kerangka Konseptual .............................................................. 21
C. Hipotesis .................................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 24
C. Populasi dan Sampel................................................................. 25
D. Definisi Operasional ................................................................. 25
E. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 26
iv
ii
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 27
G. Prosedur Penelitian ................................................................... 27
H. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 29
I. Teknik Analisis Data ................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .......................................................................... 36
1. Daya Ledak Otot Tungkai (X1) ............................................ 36
2. Koordinasi Mata – tangan (X2) ............................................ 37
3. Keterampilan Kemampuan Shooting Under Basket (Y) ........ 39
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 41
C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 42
D. Pembahasan.............................................................................. 45
1. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap Kemampuan
Shooting Under Basket Atlet Bolabasket Biru Utama .......... 45
2. Hubungan Koordinasi Mata-tangan terhadap Kemampuan
Shooting Under Basket Atlet Bolabasket Biru Utama .......... 47
3. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi mata-
tangan secara bersama-sama terhadap Kemampuan
Shooting Under Basket Atlet Bolabasket Biru Utama ........... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 56
LAMPIRAN ................................................................................................ 58
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tenaga Pelaksana .................................................................... 28
Tabel 2. Alat-alat yang diperlukan .......................................................... 28
Tabel 3. Format isian data ...................................................................... 29
Tabel 4. Distribusi frekuensi Tes Daya Ledak otot tungkai .................... 36
Tabel 5. Distribusi frekuensi Tes Koordinasi Mata – tangan .................. 38
Tabel 6. Distribusi frekuensi Tes Kemampuan Shooting Under basket ... 39
Tabel 7. Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors .... 41
Tabel 8. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya ledak otot tungkai
(X1) terhadap Kemampuan Shooting Under basket
(Y) ...……… ............................................................................ 42
Tabel 9. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Koordinasi Mata-tangan
(X2) terhadap Kemampuan Shooting Under basket (Y) .......... 43
Tabel 10. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya ledak otot tungkai
(X1) dan koordinasi mata-tangan (X2) secara bersama-sama
terhadap Kemampuan Shooting Under basket (Y) ................... 44
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konseptual ............................................................... 23
Gambar 2. Pelaksanaan Vertical Jump Test ............................................... 30
Gambar 3. Pelaksanaan tes ballwerfen und-fungen. .................................... 32
Gambar 4. Gambar Shooting Under Basket ............................................... 34
Gambar 5. Histogram Daya Ledak Otot Tungkai (X1) ................................ 37
Gambar 6. Histogram Koordinasi Mata-tangan (X2) .................................. 39
Gambar 7. Histogram Kemampuan Shooting Under Basket (Y) ............... 40
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Mentah Penelitian ......................................................... 58
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian .............................................................. 59
Lampiran 3 Analisis Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai Melalui
Uji Liliefors (X1) .................................................................... 60
Lampiran 4 Analisis Uji Normalitas Koordinasi Mata – Tangan Melalui
Uji Liliefors (X2) .................................................................... 61
Lampiran 5 Analisis Uji Normalitas Kemampuan Shooting Under Basket
Melalui Uji Liliefors (Y) ........................................................ 62
Lampiran 6 Tabel Korelasi Sederhana Dan Korelasi Berganda (Variable
X1, X2, dan Y) ........................................................................ 63
Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ................................................................ 64
Lampiran 8 Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors ........................................... 68
Lampiran 9 Harga Kritik Dari Product Moment ........................................ 69
Lampiran 10 Tabel dari Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z .............. 70
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian .......................................................... 71
Lampiran 12 Surat Penelitian Dari FIK UNP .............................................. 76
Lampiran 13 Surat balasan Dari Klub Biru Utama Payakumbuh ................ 77
Lampiran 14 Surat Dari UPTD Balai Pengawasan Mutu Barang ................. 78
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Olahraga pada hakikatnya merupakan kegiatan fisik dan psikis yang
dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang lain, atau unsur
alam yang jika dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria sehingga
merupakan sarana untuk membentuk kepribadian dan meningkatkan kualitas
hidup. Undang-Undang RI No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional pasal 27 ayat 1 menyatakan:”Pembinaan dan pengembangan
olahraga prestasi dilaksanakan dan diarahkan untuk mencapai prestasi
olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional”.
Maka, untuk dapat mengejar prestasi puncak hendaknya ditempuh
melalui pendekatan secara ilmiah. Menurut Soekarman dalam Aryaningsih
(2004),”prestasi puncak dapat dicapai bila ditunjang oleh berbagai
pengembangan disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan olahraga sendiri.
Untuk mencapai prestasi yang optimal diperlukan suatu latihan yang
terprogram dengan baik.
Dewasa ini di Indonesia, permainan bolabasket merupakan permainan
yang banyak digemari, tidak hanya orang dewasa, tetapi anak-anak pun sudah
banyak memainkannya. Gejala ini erat kaitannya dengan gencarnya tayangan
liga bolabasket Amerika atau lebih dikenal dengan NBA (National Basketball
Asociation). Dampak dari tayangan ini tidak hanya terdapat di Indonesia,
tetapi di seluruh negara di dunia.
1
2
Permainan bolabasket merupakan permainan yang sangat menarik,
karena dapat dimainkan oleh putra putri di semua golongan umur. Di samping
itu, pemain juga dituntut memiliki keterampilan bermain, keterampilan fisik,
kekuatan, dan daya tahan tubuh yang tinggi.
Bolabasket menurut Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia
(PERBASI), (2010:1):”bolabasket merupakan permainan bola besar yang
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari 5 orang pemain,
tiap-tiap tim berusaha mencetak angka ke keranjang lawan dan berusaha
mencegah tim lawan mencetak angka.
Dalam permainan bolabasket dikenal berbagai teknik dasar, dan untuk
dapat bermain bolabasket harus betul-betul dikuasai teknik-teknik dasar.
Penguasaan teknik dasar yang baik menjadi dasar untuk mengembangkan
prestasi itu sendiri. Penguasaan teknik dasar bolabasket merupakan salah satu
unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu didalam
pertandingan, disamping itu unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Penguasaan
teknik dasar secara sempurna dapat dicapai dengan melakukan latihan secara
kontiniu dan menggunakan metode yang baik. Penguasaan teknik dasar dalam
permainan bolabasket sangat dipengaruhi oleh unsur lain yaitu unsur kondisi
fisik antara lain seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, dan
koordinasi.
Dalam permainan bola basket banyak teknik dasar yang harus dikuasai
oleh pemain, teknik dasar dalam permainan bolabasket menurut Fardi (1999:
24) adalah”melempar (passing), menangkap (catching), menggiring
3
(dribbling), menembak (shooting), berlari (start), berhenti (stop), penguasaan
tubuh (body control), memoros (pivot), menjaga lawan (guarding)”.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa salah satu teknik dasar yang
penting dimiliki oleh seorang atlet bolabasket adalah kemampuan Shooting.
shooting adalah skill dasar bolabasket yang paling dikenal dan paling digemari.
Shooting merupakan salah satu teknik yang penting untuk dikuasai oleh
pemain. Dengan kemampuan shooting yang baik maka usaha – usaha untuk
mencetak skor dalam rangka meraih kemenangan akan semakin terbuka untuk
diperoleh. Jadi keterampilan shooting merupakan salah satu persyaratan agar
seseorang dapat bermain bolabasket yang baik.
Banyak cara atau teknik shooting dalam permainan bolabasket, secara
umum teknik tersebut dapat dibedakan berdasarkan situasi dan kondisi saat
melakukan shooting. Salah satu teknik shooting yang sering digunakan pada
saat bermain bolabasket yaitu shooting under basket.
Shooting under basket adalah tembakan yang dilakukan dari posisi di
bawah ring setelah pemain melakukan dribbling atau menerima operan.
Tembakan ini dilakukan sambil melompat dengan gerakan yang sangat cepat.
Tembakan ini juga sangat efektif digunakan untuk memasukkan bola kedalam
keranjang untuk menghasilkan point.
Hall Wessel (1996:46-48) mengemungkakan mekanika shooting di
antaranya: (1) Pandangan, (2) Keseimbangan tubuh, (3) Posisi tangan, (4)
Penjajaran siku dalam, (5) Irama menembak, (6) Follow Through .
4
Idealnya seorang atlet dalam melakukan shooting under basket adalah
bola harus masuk karena shooting ini dilakukan dekat dengan ring dan
persentase masuknya juga sangat tinggi. Untuk melakukan shooting under
basket, daya ledak merupakan komponen kondisi fisik yang juga tidak kalah
pentingnya. Daya ledak merupakan kekuatan otot terbesar dalam periode
waktu tersingkat menyelesaikan suatu aktifitas gerak. Daya ledak dipengaruhi
oleh kekuatan dan kecepatan, baik kecepatan ransangan maupun kecepatan
kontraksi otot tanpa daya ledak yang memadai tubuh tidak dapat
memproyeksikan arah gerakan secara tepat. Daya ledak dapat dicapai melalui
latihan dan cara latihannya tidak cukup dengan berlatih olahraga itu saja,
tetapi harus dipersiapkan secara khusus dan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam permainan bolabasket, penguasaan teknik shooting sangatlah
penting. Keterampilan ini merupakan suatu keterampilan yang memberikan
hasil nyata secara langsung. Dalam penguasaan teknik shooting, koordinasi
antara anggota tubuh sangat diperlukan, salah satunya adalah koordinasi mata
dan tangan. Mata dan tangan adalah bagian-bagian dari anggota tubuh yang
mempunyai fungsi masing-masing. Mata berfungsi sebagai alat penglihatan.
Tangan berfungsi sebagai alat gerak bagian atas. Kedua bagian tubuh ini dapat
bekerjasama dalam mencapai tujuan gerak, sebab keduanya dihubungkan oleh
persyarafan. Koordinasi mata dan tangan adalah gerakan yang diintegrasikan
ke dalam gerak anggota badan. Semua gerakan harus dikontrol sesuai dengan
penglihatan dan harus tepat sesuai dengan urutan yang direncanakan dalam
pikiran (Sajoto, 1988:53).
5
Dari hasil pengamatan peneliti terlihat rendahnya kemampuan shooting
under basket dan kesalahan yang terjadi pada atlet Klub Biru Utama
Payakumbuh. Saat atlet melakukan shooting under basket, hal ini dapat dilihat
karena seringnya atlet melakukan shooting yang melenceng dan tidak tepat
pada sasaran, padahal shooting under basket dilakukan dekat dengan ring dan
presentase masuknya sangat tinggi. Kesalahan tersebut mungkin di sebabkan
oleh faktor internal atlet yaitu kondisi fisik seperti daya ledak otot tungkai dan
teknik yang kurang terlatih. Kemudian mental atlet juga mempengaruhi
mampu atau tidaknya untuk melakukan shooting under basket dengan baik,
dan yang tidak kalah pentingnya tingkat kecerdasan seorang atlet yang
berhubungan langsung dengan koordinasi mata-tangan karena sangat berperan
dalam melakukan penempatan ke daerah sasaran, faktor eksternal seperti:
waktu latihan, penggunaan sarana dan prasarana latihan, kemudian peran
seorang pelatih yang memberika bentuk-bentuk latihan yang tidak terprogram.
Terlihat pada Kejuaraan antar Klub Daerah (KEJURDA) yang diikuti Atlet
bolabasket Klub Biru Utama belum mendapatkan prestasi yang baik.
Bertolak dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengajukan proposal yang berjudul,”Hubungan antara daya
ledak otot tungkai dan Koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan shooting
under basket pada atlet bolabasket Klub Biru Utama Kota Payakumbuh”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diduga banyak
faktor yang mempengaruhi shooting under basket meliputi:
1. Apakah daya ledak otot tungkai memiliki hubungan dengan kemampuan
shooting under basket?
2. Apakah teknik memiliki hubungan dengan kemampuan shooting under
basket?
3. Apakah ada hubungan tingkat kecerdasan dengan kemampuan shooting
under basket?
4. Apakah koordinasi mata tanngan memiliki hubungan dengan kemampuan
shooting under basket?
5. Apakah ada hubungan waktu latihan dengan shooting under basket?
6. Apakah peran pelatih memiliki hubungan dengan kemampuan shooting
under basket?
7. Apakah ada hubungan sarana dan prasarana dengan kemampuan shooting
under basket?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka
tidak semua masalah tersebut yang akan diteliti. Penelitian hanya melihat
hubungan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan dengan
kemampuan shooting under basket pada atlet bolabasket Klub Biru Utama
Kota Payakumbuh.
7
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan daya ledak otot tungki dengan kemampuan
shooting under basket atlet Klub Biru Utama Kota Payakumbuh?
2. Apakah terdapat hubungan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan
shooting under basket atlet Klub Biru Utama Kota Payakumbuh?
3. Apakah terdapat hubungan daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-
tangan secara bersama-sama dengan kemampuan shooting under basket
atlet Klub Biru Utama Kota Payakumbuh?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai dengan kemampuan
shooting under basket atlet bolabasket Klub Biru Utama Kota
Payakumbuh.
2. Untuk mengetahui hubungan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan
shooting under basket atlet bolabasket Klub Biru Utama Kota
Payakumbuh.
3. Untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan
secara bersama-sama dengan kemampuan shooting uder basket atlet
bolabasket Klub Biru Utama Kota Payakumbuh.
8
F. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk mendapatkan gelar
SarjanaPendidikan.
2. Sebagai pedoman bagi pelatih dalam meningkatkan prestasi atlet
bolabasket.
3. Sebagai panduan bagi atlet untuk meningkatkan prestasi.
4. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa jurusan Pendidikan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan.
5. Sebagai bahan kepustakaan bagi mahasiswa di Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universtas Negeri Padang.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Hakekat Bolabasket
Permainan bolabasket diciptakan oleh Dr. James A. Naismith
seorang bangsa Amerika yang bekerja sebagai guru pendidikan jasmani
pada sekolah perkumpulan orang Kristen yaitu YMCA (Young Mans
Cristian Assosiation) di Springfield Massachusets Amerika Serikat pada
tahun 1981. Dr. James A. Naismith melakukan beberapa eksperimen
dengan merubah dan memasukkan ide-ide permainan football, baseball,
dan sepakbola. Olahraga bolabasket merupakan olahraga permainan yang
menuntut permainan yang cepat, tepat, akurat, dan kerjasama dalam tim.
Tujuan dari permainan bolabasket yaitu mencetak point sebanyak-
banyaknya dan mampu mempertahankan ring dari serangan lawan.
Di Indonesia permainan bolabasket mengalami perkembangan
pada tahun 1930, yaitu dengan terbentuknya perkumpulan-perkumpulan
bolabasket di kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyajarta, dan Surabaya. Kemudian untuk menyatukan persatuan dari
perkumpulan ini, maka Sekretaris Komite Olimpiade Indonesia pada tahun
1951 mengusulkan satu gagasan kepada Tonny Wend dan Wim Latumeten
supaya membentuk organisasi bolabasket. Pada tanggal 23 Oktober 1951
terbentuklah organisasi bolabasket Indonesia dengan nama”Persatuan
Basketball Seluruh Indonesia”. Pada tahun 1955 namanya diubah dan
9
10
disesuaikan dengan perbendaharaan bahasa Indonesia menjadi”Persatuan
Bolabasket Seluruh Indonesia” disingkat”PERBASI”.
Kosasih (2008:02) mengemukakan bahwa bolabasket adalah:
“Permainan yang menggunakan kecepatan (kaki dan tangan) dan
kesigapan (keseluruhan gerak tubuh) dalm waktu yang cepat.
Dalam melatih kita harus terus-menerus menekankan prinsip
melakukan semua gerakan dengan benar, dengan cepat, dan di saat
yang tepat. Semua ini harus dilakukan saat mengembangkan serta
melatih skill individu pemain, fisik, emosi, dan team balance, baik
dalam posisi defense maupun offense.”
Tomo Liyus (2001:5) mengemukakan bahwa”menghasilkan skor
(nilai) dengan memasukkan bola ke keranjang (basket) dan mencegah tim
lain melakukan hal yang serupa.” Bolabasket merupakan olahraga yang
mengandung unsur-unsur gerakan yang kompleks dan beragam. Artinya,
gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam bermain bolabasket merupakan
gabungan dari unsur-unsur gerakan yang saling menunjang. Menurut John
Oliver (2007:18) bolabasket adalah:
“Olahraga yang menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur,
dan menyehatkan. Keterampilan-keterampilan perorangan seperti
tembakan, umpan, drible, dan rebound, serta kerjasama tim untuk
menyerang dan bertahan adalah persyaratan agar berhasil dalam
memainkan olahraga ini. Untuk dapat bermain bolabasket dengan
baik maka masing-masing unsur gerakan tersebut harus dipelajari
satu persatu, dan selanjutnya perlu adanya koordinasi antara
gerakan yang satu dengan gerakan lainnya.”
Kemampuan pemain untuk menampilkan gerakan-gerakan tersebut
sangat bergantung kepada pengusaan teknik-teknik dasar yang menunjang
permainan ini. Dengan teknik dasar yang baik dan benar maka efisiensi
dan efektifitas gerak akan dicapai yang selanjutnya akan membuahkan
keterampilan yang berkualitas. Disamping hal tersebut pebolabasketpun
11
dapat dengan mudah mengkombinasikan teknik-teknik dasar ini di dalam
situasi yang menunjang permainan tanpa mengalami kesulitan yang berarti.
Dengan demikian permainan dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan
score dapat diraih dengan mudah.
Adapun teknik-teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan
bolabasket menurut Kosasih (2008:2) dapat dikelompokkan dalam teknik:
“melempar/mengoper (passing) dan menangkap bola (catching),
menggiring (dribbling), menembak (shooting), berlari (start) dan berhenti
(stop), pengusaan tubuh (body control), memoros (pivoting), dan menjaga
lawan (guarding). Sebelum melakukan teknik dasar di atas maka hal
pertama yang dilakukan hendaklah mencoba memegang bolabasket,
kemudian raba, pantulkan, lemparkan, dan mainkan sehingga dapat
mengenal karakteristik bola. Semua teknik dasar yang dipaparkan di atas
akan sangat berguna ketika melakukan permainan bolabasket.”
2. Hakekat Shooting Under Basket
Menembak merupakan cara atau usaha memasukkan bola ke dalam
keranjangan atau ring. Menembak (shooting) adalah salah satu teknik yang
harus dikuasai oleh seseorang untuk menjadi pemain basket. Menurut
Kosasih (2008:46) “shooting adalah skill dasar bolabasket yang paling
dikenal dan digemari, karena setiap pemain mempunyai naluri untuk
mencetak skor.” Kemudian menurut Sodikoen, (1991:94)”menembak
merupakan sasaran akhir setiap bermain dan keberhasilannya dalam
melakukan tembakan”. Banyak cara atau teknik menembak (shooting) di
12
dalam permainan bolabasket, teknik tersebut dapat dibedakan berdasarkan
situasi dan kondisi si penembak pada saat melakukan tembakan. Posisi
tersebut adalah posisi dalam keadaan diam, sambil melompat (jump shoot),
melayang, dan berlari. Sedangkan kemampuan atau kondisi seseorang
dalam melakukan tembakan dengan baik dipengaruhi oleh berbagai faktor,
antara lain:
3. Kondisi fisik
Letzelter dalam Syafruddin (1984:91), “ yang mengatakan bahwa
kondisi fisik dalam arti luas mengandung unsur kekuatan, kecepatan,
dayatahan, kelentukan dan koordinasi gerakan.”
Istilah “kondisi fisik” terdiri dari dua kata yaitu kondisi dan fisik.
Kondisi diartikan sebagai keadaan, sedangkan fisik berarti jasmani atau
tubuh. Kondisi fisik dapat diartikan kemampuan fisik atau kesanggupan
tubuh seseorang. Kemampuan yang dimaksud adalah berupa kesanggupan
fisik seseorang dalam bekerja atau berolahraga (Irawadi, 2010 : 1 )
Kondisi fisik (physical condition) secara umum dapat diartikan
dengan keadaan atau kemampuan fisik. Keadaan tersebut bisa meliputi
sebelum (kondisi awal), pada saat dan setelah mengalami suatu proses
latihan (syafruddin, 2011 : 64)
Kondisi fisik merupakan salah satu prasyarat yang diperlukan
dalam usaha peningkatan prestasi. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan
utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik
peningkatannya maupun pemeliharaannya (Sajoto, 1988:57). Peningkatan
13
kondisi fisik mempunyai tujuan meningkatkan fisik atlet ke kondisi
puncak.
Untuk meningkatkan kondisi fisik ada dua jalan secara metodis,
yaitu peningkatan fisik umum dan peningkatan fisik khusus. Yang
termasuk peningkatan fisik umum adalah: kekuatan, daya tahan,
kecepatan, kelincahan dan kelentukan. Sedangkan yang termasuk
peningkatan fisik khusus adalah stamina, daya ledak, reaksi, koordinasi,
ketepatan dan keseimbangan (Suharno, 1986:35).
Menurut Sajoto (1988: 58) kekuatan adalah “komponen fisik yang
menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet pada saat
mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja
tertentu”. Sedangkan menurut Suharno (1986:35) kekuatan adalah
“kemampuan dari otot untuk dapat mengatasi tatanan atau beban dalam
melakukan aktifitas”.
Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk
meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan
merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Di samping itu kekuatan
memegang peranan penting untuk melindungi atlet dari kemungkinan
cedera.
14
4. Hakekat Daya Ledak Otot Tungkai
Tanaka dalam Arsil, (1999:71) “mengemukakan bahwa daya ledak
sangat berperan dalam usaha-usaha pelolosan final sprint. Beberapa
pendapat yang memberikan pengertian daya ledak adalah kemapuan
menampilkan, mengeluarkan kekuatan secara explosif dengan cepat dan
merupakan perpaduan kekuatan, kecepatan, dan kontraksi otot secara
dinamis dalam waktu yang sangat singkat. Selanjutnya, Herre dalam Arsil,
(1999:71) “menyatakan bahwa daya ledak yaitu kemampuan olahragawan
untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi.
Kontraksi tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat
dalam berkontraksi.” Pendapat yang senada dari Jansen dalam Arsil,
(1999:72) “mengemukakan daya ledak adalah semua gerakan explosif
yang maksimum secara langsung tergantung pada daya.” Daya otot adalah
hal yang sangat penting untuk menampilkan prestasi yang tinggi. (Wissel,
1996: 15). “Kecepatan dan ledakan otot tungkai mengacu kepada
kecepatan gerakan bukan sekedar berlari dengan cepat. Kondisi ini
sangatlah bersifat spesifik seperti daya ledak saat bertahan, menembak,
rebound dan melakukan perubahan arah dalam tempo waktu yang sangat
singkat.” Tingkat penguasaan keahlian khusus dalam bermain adalah
sesuatu yang perlu dikuasai sepenuhnya oleh atlet, tetapi keahlian akan
terbatas oleh kondisi fisik yang lemah (Brittenham, 1998:1).
Daya ledak merupakan salah satu atribut fisik yang memegang
peranan utama dalam bermain, terutama mengatur seluruh bagian tubuh
15
dalam posisi siap untuk bergerak dengan cepat. Kecepatan merupakan
suatu keuntungan bila masih mampu untuk melakukannya dengan benar.
Berdasarkan kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya
ledak otot tungkai kaki adalah kemampuan otot-otot dalam berkontraksi
untuk menghasilkan suatu kekuatan dalam waktu yang sangat cepat. Otot
tungkai kaki secara anatomi adalah otot yang terletak dari tonjolan pada
paha sampai tumit sebelah luar.
Dalam penelitian ini akan dilihat dan memperhatikan bahwa untuk
gerakan shooting under basket sangat butuh daya ledak, karena saat
melakukan gerakannya memerlukan daya ledak otot tungkai kaki yang
baik.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Ledak
Menurut Nossek dalam Arsil, (1999:74) faktor yang
mempengaruhi daya ledak adalah:
“(1) Kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal yang
dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Faktor fisiologis yang
mempengaruhi kekuatan kontraksi otot adalah usia, jenis kelamin,
dan suhu otot. Disamping itu, faktor yang mempengaruhi kekuatan
otot sebagai unsur daya ledak adalah jenis serabut otot, las otot
rangka, jumlah cross bridge, sistem metabolisme enersi, sudut
sendi, dan aspek, psikologis, (2) Kecepatan adalah suatu
kemampuan bersyarat untuk menghasilkan gerakan tubuh dalam
keadaan atau waktu yang sesingkat mungkin. Kecepatan diukur
denga satuan jarak dibagi suatu kemampuan untuk menghasilkan
gerakan tubuh dalam waktu yang sesingkat mungkin. Disamping
itu, kecepatan didefinisikan sebagai laju gerak, dapat berlaku untuk
tubuh secara keseluruhan atau bagian tubuh.”
Untuk mengetahui daya ledak otot harus mengandung unsur
kekuatan dan kecepatan serta jarak sebagai dasar pengukuran, maka para
16
ahli bidang faal dan olahraga mengemukakan instrumen untuk mengukur
daya ledak otot meliputi, (1) Tes untuk anggota gerak bawah (lower
extremity) dan (2) Tes untuk anggota gerak atas (upper extremity).
Menurut Barry dalam Arsil, (1999:79) mengemukakan bentuk tes daya
ledak adalah:” (1) Standing broad jump (long jump), (2) Vertical jump test,
dan (3) Two hand medicine ball put.”
Meskipun bolabasket merupakan permainan tim, namun
penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting. Shooting, passing,
dribbling, rebounding, defending, bergerak dengan bola maupun tanpa
bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai dan didukung oleh
kemampuan kondisi fisik. Karena itu faktor kondisi fisik sangat
menentukan di dalam permainan bolabasket. Persyaratan untuk melakukan
setiap teknik di atas, adalah kemampuan kondisi fisik seperti kekuatan,
kecepatan, keseimbangan, dan daya ledak.
Daya ledak merupakan salah satu komponen fisik yang memegang
peran utama dalam bermain, terutama mengatur seluruh bagian tubuh
dalam posisi siap untuk bergerak dengan cepat. Kecepatan merupakan
suatau keuntungan jika masih mampu untuk melakukannya dengan benar.
Kecepatan dan ledakan otot tungkai mengacu pada kecepatan gerakan
dalam menampilkan keahlian atau prestasi. Kondisi ini sangatlah bersifat
spesifik seperti ledakan dan kecepatan gerakan kaki saat bertahan, rebound,
shooting, dan melakukan perubahan arah dalam tempo waktu yang sangat
singkat.
17
Bolabasket merupakan kegiatan dengan kekuatan dan waktu yang
singkat, sehingga pemain menghabiskan energy dalam waktu yang singkat.
Kecepatan dan daya ledak berhubungan erat dengan gerakan-gerakan kaki
yang merupakan pondasi dari semua keahlian dasar dalam bermain. Di sisi
lain, daya ledak sangat berperan dalam pelaksanaan berbagai aspek teknik
secara tiba-tiba. Gerakan bertahan, menyerang, maupun melakukan
antisipasi dari berbagai kemungkinan, menggagalkan halangan lawan
(move off screen) memotong pada ring basket dan menghindar dari
penahanan ketika akan melkukan loncatan menyerang.
Brittenham (1998:4) “menjelaskan bahwa dari tingkat SMU hingga
tingkatan yang lebih tinggi, permainan bolabasket modern membutuhkan
kekuatan-kemampuan untuk membentuk dan mengeluarkan kekuatan
maksimal. Pemain masa kini harus siap kontak.” Para pemain yang sukses
cukup berotot untuk melompat, menembak setelah dicurangi, post up,
bertarung, dan menyiapkan posisi untuk rebound. Kekuatan yang cukup
juga diperlukan untuk pencegahan luka dan sangat penting sebagai
komponen kebugaran. Dari penjelasan Brittenham tersebut dapat diketahui
bahwa kekuatan sangat diperlukan untuk melakukan shooting.
6. Hakekat Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi pada umumnya sering dilakukan pada gerakan-gerakan
keterampilan pada suatu cabang olahraga. Hal ini karena gerakan
keterampilan selalu melibatkan beberapa unsur gerakan untuk kemudian
dirangkaikan menjadi satu pola gerakan tertentu. Disamping tinggi badan
18
dan kecepatan reaksi, peranan koordinasi mata-tangan juga sangat penting
pada saat melakukan shooting under basket. Karena dengan koordinasi
mata-tangan yang bagus, maka akan menghasilkan shooting yang akurat.
Sajoto (1988: 53) mengurai,”koordinasi adalah kemampuan untuk
menyatukan berbagai system saraf gerak yang terpisah ke dalam gerak
yang efisien.” Kemudian Darwis dan Basa (1992: 118-119)
menjelaskan”koordinasi adaalah kemampuan seseorang untuk merangkai
beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras dan sesuai dengan
tujuan.” Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa koordinasi
mata-tangan adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan antara
gerak mata saat menerima ransangan dengan gerakan tangan, menjadi satu
pola gerakan tertentu sehingga menghasilkan gerakan yang terkoordinasi,
efektif dan efisien.
a. Jenis-jenis Koordinasi
Koordinasi terdiri atas dua bagian, yaitu: (a) koordinasi otot
intern dan (b) koordinasi otot intra, Syafruddin (1999:62-63).
Koordinasi otot inter adalah koordinasi antar otot-otot yang
bekerjasama dalam melakukan suatu gerakan. Kerjasama yang
dimaksud adalah kerjasama antara otot agonis dan antagonis dalam
suatu proses gerakan yang terapan. Sedangkan pengertian koordinasi
otot intra yaitu koordinasi yang terjadi dalam otot manusia. Bagaimana
suatu rangsangan dikoordinasikan dalam tubuh yang dapat
menimbulkan kontraksi otot, terjadi melalui proses koordinasi inter dan
intra.
19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Menurut Hendri Irawadi (2010: 86) koordinasi seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain:
1) Daya Pikir
Daya pikir merupakan kemampuan seseorang dalam
menganalisa dan memutuskan tentang tindakan atau gerakan yang
harus ia lakukan, dan bagaimana ia harus melakukanya. Orang
cerdas biasanya berpikir lebih cepat dan lebih tepat.
2) Kecakapan dan Ketelitian
Ketelitian dari indra seperti, mata, telinga, kulit dan lain
sebagainya sangat mempengaruhi system kerja syaraf dan otot
dalam menerima rangsangan dan indera tersebut akan dilakukan.
Semakin baik dari indra syaraf tersebut semakin baik pula respon
dari masing-masing unsur gerak seperti syaraf dan otot yang
bertugas untuk melakukan gerak. Pada akhirnya akan memperbaiki
koordinasi gerak.
3) Pengalaman Motorik
Pengalaman motorik akan mempengaruhi koordinasi gerak.
Hukum latihan mengatakan bahwa gerakan yanag sudah terbiasa
dilakukan akan lebih mudah dilakukan dibandingkan gerakan baru.
Oleh sebab itu semakin terlatih motorik dalam melakukan gerakan-
gerakan tertentu, semakin lebih mudah ia melakukan gerakan
tersebut atau gerakan sejenisnya.
20
4) Kemampuan Biomotorik
Tingkat perkembangan kemampuan biomotorik seperti:
kekuatan, daya tahan, kelenturan berpengaruh terhadap koordinasi.
Semakin bagus kemampuan kekuatan, daya tahan, dan kelenturan
yang dimiliki, maka biasanya akan semakin baik pula koordinasi
geraknya.
c. Fungsi Koordinasi
Bompa (1999:381) menyatakan bahwa koordinasi sebagai hal
yang penting. Bukan hanya untuk memahirkan dan menyempurnakan
teknik dan taktik, tetapi juga untuk diterapkan dalam keadaan yang
tidak biasa seperti perubahan-perubahan lapangan, perlengkapan dan
peralatan latihan, penerangan, kondisi iklim dan lawan. Dengan kata
lain, koordinasi dibutuhkan dalam orientasi ruang, pada saat atlet
berada dalam situasi dan kondisi tempat yang baru baginya.
Sementara Darwis dan Basa (1992:118-119) menjelaskan
koordinasi berfungsi sebagai berikut:
“(a) mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi suatu
gerak yang utuh dan serasi, (b) efisien dan efektif dalam
penggunaan tenaga, (c) untuk menghindari terjadinya cedera, (d)
mempercepat berlatih dan menguasai teknik, (e) untuk
memperkaya taktik dalam bertanding, dan (f) kesiapan mental
atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.”
d. Koordinasi Gerakan Mata Tangan dalam Shooting Under Basket
Menurut Sajoto (1988:53) mengatakan koordinasi mata-tangan
adalah:
21
“Gerakan yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke
dalam gerak anggota badan. Semua gerakan badan harus dapat
dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan
aturan yang direncanakan dalam pikiran. Memantul-mantulkan
bola, melempar, menendang, dan menghentikannya, semuanya
memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input
tersebut diinteraksikan ke dalam gerak morik sebagai output,
agar hasilnya benar-benar terkoordinir secara rapi dan luwes.”
Koordinasi mata-tangan saat melakukan shooting under basket,
dimana mata sebagai alat informasi untuk melihat jalannya bola,
kemudian disampaikan ke syaraf pusat diproses lalu di sampaikan ke
syaraf otot dan tangan pun melakukan gerakan memukul bola.
koordinasi mata-tangan sangat menentukan hasil dari shooting under
basket yaitu tepat tidaknya sasaran dalam mengarahkan bola ke ring
Seseorang yang mempunyai kekuatan otot tungkai yang terlatih dan
koordinasi mata-tangan yang baik, saat malakukan shooting under
basket akan mendapatkan hasil yang memuaskan, karena kedua faktor
ini sangat berpengaruh terhadap hasil shooting under basket.
kedua organ tubuh ini bekerjasama dalam mencapai tujuan
gerak seperti dalam shooting under basket, sehingga ketika koordinasi
mata dan tangan bagus maka persentase masuknya bola ke ring basket
sangat tinggi.
B. Kerangka Konseptual
Daya ledak otot tungkai berperan penting dalam gerakan shooting
underbasket, kondisi ini adalah perkalian antara kekuatan dan kecepatan yang
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Pada gerakan shooting
22
underbasket memerlukan daya ledak otot tungkai kaki yang baik untuk
mendapatkan lompatan yang tinggi, semakin tinggi lompatan maka jarak bola
semakin dekat dengan ring, sehingga bola dapat dimasukan dengan mudah.
Kemudian saat seseorang pemain bolabasket melakukan shooting under
basket, koordinasi mata-tangan berpengaruh terhadap kemampuan shooting
under basket tersebut. Karena mata merupakan alat optik yang berfungsi untuk
penglihatan dan tangan merupakan alat gerak bagian atas, kedua organ tubuh
ini bekerjasama dalam mencapai tujuan gerak seperti dalam shooting under
basket, sehingga ketika koordinasi mata dan tangan bagus maka persentase
masuknya bola ke ring basket sangat tinggi.
Dengan demikian daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan
merupakan elemen pendukung utama yang menentukan hasil pada saat
melakukan shooting under basket dasar pemikiran pada penelitian ini adalah
berdasarkan kemampuan daya ledak otot tungkai kaki dan koordinasi mata-
tangan terhadap shooting under basket atlet bolabasket Klub Biru Utama kota
Payakumbuh. Selanjutnya untuk memberikan gambaran secara konseptual
yang lebih jelas tentang kerangka berpikir di atas dapat diperhatikan alur
gambar berikut
23
Gambar 1: Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Sesuai dengan kajian teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis
penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang berarti antara daya ledak otot tungkai dengan
kemampuan shooting under basket atlet bolabasket klub Biru Utama Kota
Payakumbuh.
2. Terdapat hubungan yang berarti antara koordinasi mata-tangan dengan
kemampuan shooting under basket pada atlet bolabasket klub Biru Utama
Kota Payakumbuh.
3. Terdapat hubungan yang berati antara daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan dengan kemampuan shooting under basket pada
atlet bolabasket klub Biru Utama Kota Payakumbuh.
Kemampuan Shooting
Under Basket (y)
Daya Ledak
Otot Tungkai (X1)
Koordinasi Mata-
Tangan (X2)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasional yang ingin melihat
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Fardi (2010: 23)
mengemukakan bahwa”Penelitian korelasi merupakan penelitian untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar dua variabel, besar tidaknya
hubungan dua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi”.
adapun variabel bebasnya adalah Daya ledak otot tungkai dan Koordinasi
mata – tangan, sedangkan variabel terikatnya adalah shooting under basket.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka dalam
penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan under basket pada atlet
bolabasket Klub Biru Utama Payakumbuh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Payakumbuh tepatnya di lapangan
basket Hall PERBASI Kota Payakumbuh.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan 3 juni 2012 di lapangan Basket Hall
Parbasi Lundang Kota Payakumbuh
24
25
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet bolabasket Klub
Bolabasket Biru Utama. Berdasarkan informasi dari pelatih, jumlah atlet
yang dilatih sebanyak 37 orang dengan jumlah atlet putra 23 orang dan
atlet putri sebanyak 14 orang.
2. Sampel
Berdasakan sampel yang dilakukan dengan teknik purposive
sampling, menurut Margono (2003:128) purposive sampling adalah”
pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang
diterapkan berdasarkan tujuan penelitian”. Berdasarkan tujuan penelitian
maka peneliti hanya mengambil atlet putra yang berjumlah 23 orang
sebagai sampel karena jenis kelamin sangat membedakan dalam
menentukan hasil penelitian.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan istilah dalam penelitian ini, perlu
dijelaskan istilah-istilah dalam penelitian, yaitu:
1. Daya ledak otot tungkai merupakan kemampuan yang dihasilkan secara
explosive dan berlangsung dalam kondisi dinamis. Daya ledak otot terjadi
karena sigmen, otot, sendi, dan susunan saraf pusat. Daya ledak otot
tungkai dapat diperoleh berdasarkan kerja sekelompok otot untuk menahan
beban yang diangkatnya. Daya ledak otot tungkai di ukur melalui tes
Vertical Jump.
26
2. Koordinasi mata-tangan adalah kemampuan seseorang untuk
mengintegrasikan antara gerak mata saat menerima bola dengan tangan
saat melakukan shooting under basket, menjadi satu pola gerakan tertentu
sehingga menghasilkan gerakan yang terkoordinasi, efektif dan
efisien.Koordinasi mata-tangan diukur menggunakan tes ballwerfen und-
fungen.
3. Shooting under basket adalah tembakan dari posisi bawah keranjang
setelah melakukan dribbling atau mendapat operan. Shooting Under basket
sering digunakan ketika seorang pemain penyerang yang berada di dekat
ring basket menerima sebuah umpan, merebut bola dari rebound, atau
melakukan jump-stop setelah melakukan dribble-drive ke arah ring basket.
Di ukur melalui tes shooting under basket.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diambil dari tes langsung atlet yang menjadi sampel, data tersebut meliputi
hasil tes vertical jump, ballwerfen und-fungen dan shooting under basket.
Dan data sekunder berupa jumlah atlet dan biodata atlet bolabasket Klub
Biru Utama Kota Payakumbuh.
2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari atlet Klub Bolabasket Biru Utama Kota
Payakumbuh yang terpilih menjadi sampel penelitian ini.
27
F. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes Daya Ledak Otot Tungkai
Tes daya ledak otot tungkai ditentukan dengan tes kondisi fisik
vertical jump test dengan tujuan melihat kemampuan daya ledak otot
tungkai secara lurus ke atas dengan reliabilitas 0,93 objektivitas
koefisien>90 dan validity test 0,78 (Safrit, 1986:74).
2. Tes Koordinasi Mata-Tangan
Koordinasi mata tangan adalah kemampuan integrasi antara mata
sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai pemegang fungsi yang
melakukan suatu gerakan tertentu (Sumosardjono dalam Sari, 2010:15).
Untuk Menentukan ketepatan koordinasi mata-tangan maka dilakukan tes
lempar tangkap kedinding , dengan menghitung banyaknya bola yang
dilempar tepat kedalam lingkaran.
3. Tes Shooting Under Basket
Atlet melakukan shooting under basket dengan waktu selama 30
detik dengan menghitung jumlah bola yang masuk.
G. Prosedur Penelitian
Dalam pengambilan data yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
sebagai berikut:
1. Langkah persiapan
a. Mengajukan judul kepada dosen penasehat akademik .
28
b. Setelah judul disetujui oleh dosen penasehat akademik dilanjutkan
kepada ketua jurusan untuk menentukan dosen pembimbing.
c. Konsultasi dengan dosen pembimbing
d. Melakukan seminar proposal penelitian.
e. Mengurus surat izin penelitian dari Dekan fakultas Ilmu Keolahragaan
Negeri Padang.
2. Langkah pelaksanaan
a. Melaksanakan tes terhadap sampel yang telah ditetapkan.
b. Dalam melaksanakan tes dibantu oleh lima orang tenaga pembantu
penelitian.
Tabel. 1 Tenaga Pelaksana
No Nama Tugas
1 Khairul Cahyadi Pelatih
2 Hendra Pengawas
3 Afrisardi Penghitung skor
4 Irfan Dokumentasi
5 Dwi anton Pencatat skor
c. Menyiapkan alat serta perlengkapan untuk melakukan tes daya ledak
otot tungkai, koordinasi mata-tangan dan Shooting Under basket.
Tabel. 2 Alat-alat yang diperlukan
No Alat Jumlah
1 Blangko Tes 3 lembar
2 Alat Tulis 1 buah
3 Meteran 1 buah
4 Papan Skala 1 buah
5 kapur tulis 1 buah
6 Bola basket 5 buah
7 Tali / Pita 3 gulung
8 Timbangan 1 buah
29
9 Bola tenis 1 buah
d. Mengambil data langsung ke Holl PERBASI Kota Payakumbuh.
Tabel 3. Format Isian Data
No Nama
Daya Ledak Otot Tungkai Koordinasi Mata-
tangan 15 dtk
Shooting Under
Basket 30 dtk Berat
Badan
Tinggi
raihan
Tinggi
lompatan
1
….
23
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui
tes vertical jump, koordinasi mata-tangan dan tes shooting under basket.
H. Teknik Pengumpulan Data
Berhubung data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data
primer, maka pengambilan data dilakukan dengan cara melaksanakan tes
Vertical Jump untuk tes daya ledak otot tungkai, tes koordinasi mata – tangan
dan tes Shooting Under Basket.
1. Tes Daya Ledak Tungkai
Tes daya ledak otot tungkai ditentukan dengan tes kondisi fisik
vertical jump test dengan tujuan melihat kemampuan daya ledak otot
tungkai secara lurus ke atas dengan reliabilitas 0,93 objektivitas
koefisien>90 dan validity test 0,78 (Safrit, 1986:74).
a. Peralatan
1) Papan meteran
2) Serbuk kapur
3) Dinding
4) Alat tulis
30
5) Blangko penilaian
6) Timbangan berat badan
Gambar 2. Pelaksanaan Vertical Jump Test
Sumber: Sujono (1998)
b. Pelaksanaan
(1) Sampel menuju tes vertical jump dengan terlebih dahulu ujung jari
diberi serbuk kapur, (2) Sampel tegak lurus menyamping tembok
(dribbling) dengan tumit diangakat, kemudian tangan yang ujung-
ujung jari telah diberi serbuk kapur meraih setinggi-tingginya pada
dinding yang telah ditempeli papan meteran, sehingga dapat dilihat
dengan jelas tinggi raihan pada papan meteran tersebut, (3) Kemudian,
sampel mengambil ancang-ancang dengan menekuk lutut
(merendahkan badan), (4) Setelah itu, loncatan lurus ke atas setinggi-
tingginya dengan tangan yang ujung jari telah diberi serbuk kapur pada
saat meluruskan tangan sampai menyentuh papan meteran yang
ditempelkan pada dinding tersebut, (5) Sampel diberi kesempatan
untuk melakukan lompatan sebanyak tiga kali, hasil lompatan tertinggi
akan dijadikan data, (6) Setiap sampel diukur sesuai dengan prosedur
di atas. Score diambil berdasarkan perbedaan jarak antara dua tanda
31
(raihan dengan lompatan), dan (7) daya ledak Otot tungaki dihitung
berdasarkan unit formula (kg-m/sec) dengan rumus:
P = (√4,9 (weigth) . √D*)
Keterangan:
P = Daya Ledak (Power)
D* = Beda Raihan dan Lompatan
Sumber: Fox, (1993:658)
2. Tes Koordinasi Mata-Tangan
Untuk mengukur koordinasi mata tangan digunakan tes ballwerfen
und. Fungen, dengan validitas 0,79 dan reliabelitas 0,78. Ketentuan tes
adalah sebagai berikut:
a. Peralatan yang dibutuhkan:
1. Blangko tes
2. Pluit
3. Alat tulis
4. Bola basket
5. Stop watch
b. Prosedur pelaksanaan tes:
1. Testee berdiri tegak lurus terhadap dinding sasaran dengan jarak
yang telah ditentukan sesuai gambar, dengan tangan memegang
bola.
2. Setelah ada aba-aba peserta melakukan lemparan kediding sasaran,
kemudian menangkapnya kembali setelah bola memantul.
32
3. Lemparan dilakukan dalam waktu 15 detik.
4. Saat melakukan lemparan, bola tidak boleh keluar dari daerah
sasaran, jika terjadi maka dinyatakan gagal.
5. Penilaian dilakukan dengan menghitung banyaknya jumlah bola
yang mampu dilempar selama 15 detik.
6. Setiap testee diberikan tiga kali kesempatan tes dengan mengambil
nilai terbaik.
Gambar 2. daerah tes kemampuan koordinasi mata tangan
Sumber: Marjohan dalam Rafel, (2011:34-35)
3. Tes Shooting Under Basket
Atlet melakukan shooting under basket dengan waktu selama 30
detik dengan menghitung jumlah bola yang masuk.
33
a. Peralatan
1) Lapangan Bolabasket
2) Bolabasket
3) Stop wacth
4) Ring basket
5) Alat tulis
6) Blangko penilaian
7) Pluit
b. Pelaksanaan:
1) Sampel berdiri di daerah yang telah ditentukan, yaitu di bawah ring
sambil memegang bola yang mana posisinya boleh dipilih kiri atau
kanan ring.
2) Setelah aba-aba sampel melakukan shooting under basket selama
60 detik tanpa berhenti.
3) Sampel melakukan shooting kemudian melakukan rebound
kemudian melakukan shooting kembali dan begitu seterusnya, saat
melakukan shooting under basket harus dengan melompat karena
jika tidak melompat maka shooting dianggap gagal.
4) Setelah sampel selesai melakukan shooting maka yang dihitung
adalah jumlah shooting yang masuk, dan
34
5) Sampel melakukan shooting hanya satu kali perlakuan.
Gambar 4. Shooting Under Basket
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui
kelompok sampel berasal dari data berdistribusi normal atau tidak, dan
untuk menguji normalitas dilakukan uji lilifort (Fardi, 2010: 14).
2. Uji Korelasi
35
Untuk mencari korelasi peneliti menggunakan rumus product
moment dari person yang dikemukakan oleh Adnan (2005:20) sebagai
berikut:
})(.}{)(.{
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = Koofesien korelasi antara gejala x dan y
xy = Jumlah produk x dan y
X = Nilai variabel x
Y = Nilai variabel y
X = Jumlah data x
Y = Jumlah data y
X2 = Jumlah variabel x yang dikuadratkan
Y2 = Jumlah variabel y yang dikuadratkan
N = Jumlah responden
3. Nilai Korelasi Ganda
Untuk mencari hubungan unsur daya ledak otot tungkai, koordinasi
mata-tangan terhadap kemampuan shooting under basket, dapat
menggunakan rumus korelasi ganda R dari dari (Fardi, 2010: 30) sebagai
berikut:
Ry.1.2 =12
2
1221
22
1
22.1.
r
rrryryr yy
Keterangan:
ry1 = Koefesien korelasi antara Y dan X1
ry2 = Koefesien korelasi antara Y dan X2
r12 = Koefesien korelasi antara X1 dan X2 Terhadap Y
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskriptif Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari: kemampuan Shooting under
basket (Y) sebagai varibel terikat, daya ledak otot tungkai (X1) dan koordinasi
mata-tangan (X2) sebagai variabel bebas. Untuk masing-masing tabel di
bawah ini akan disajikan nilai rata-rata, median, modus, distribusi frekuensi,
serta histogram dari setiap variabel.
1. Daya Ledak Otot Tungkai (X1)
Daya ledak otot tungkai di ukur melalui Vertical Jump terhadap
sampel 23 orang, dari pengukuran tersebut diperoleh skor maksimum =
136.26 dan skor minimum = 84.35. disamping itu diperoleh nilai mean
(rata-rata) = 106.66, median = 106.31, dan Standar Deviasi = 13.314.
Dengan demikian data berdistribusi normal, karena selisih nilai antara nilai
mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi .
Agar lebih jelasnya data tes dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Daya Ledak Otot Tungkai (X1)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut (Fa) Relatif (%)
1 84.35 – 93.00 5 22 %
2 93.01 – 101.66 4 17 %
3 101.67 – 110.32 4 17 %
4 110.33 – 118.98 6 26 %
5 118.99 – 127.64 3 13 %
6 127.65 – 136.30 1 5 %
Jumlah 23 100 %
36
37
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 23
orang sampel, 5 orang (22%) memiliki daya ledak otot tungkai berkisar
antara 84.35 – 93.00, 4 orang (17%) memiliki daya ledak otot tungkai
berkisar antara 93.01 – 101.66, 4 orang (17%) memiliki daya ledak otot
tungkai berkisar antara 101.67 – 110.32, 6 orang (26%) memiliki daya
ledak otot tungkai berkisar antara 110.33 – 118.98, 3 orang (13%)
memiliki daya ledak otot tungkai berkisar antara 118.99 – 127.64, 1 orang
(5%) memiliki daya ledak otot tungkai berkisar antara 127.65 – 136.30.
Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kelentukan pinggang juga dapat
di lihat pada histogram di bawah ini:
Gambar 5. Histogram Daya Ledak Otot Tungkai (X1)
2. Koordinasi Mata – Tangan (X2)
Berdasarkan hasil tes Koordinasi mata – tangan, diperoleh skor
maksimum adalah 15 dan skor minimum 7. Disamping itu diperoleh nilai
mean (rata-rata) = 10.43, median = 10, modus = 10 dan Standar Deviasi =
38
2.483. Dengan demikian data berdistribusi normal. Karena selisih nilai
antara nilai mean (rata-rata) dengan nilai median tidak lebih dari satu
standar deviasi. Agar lebih jelasnya deskripsi data Koordinasi mata –
tangan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Koordinasi mata – tangan (X2)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut (Fa) Relatif (%)
1 7 – 8.6 6 26.1%
2 8.7 – 10.3 7 30.4%
3 10.4 – 12 5 21.7%
4 12.1 – 13.7 2 8.7%
5 13.8 – 15.4 3 13.1%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 23
orang sampel, 6 orang (26.1%) memiliki koordinasi mata – tangan berkisar
antara 7 – 8.6, 7 orang (30.4%) memiliki koordinasi mata – tangan antara
8.7 – 10.3, 5 orang (21.7%) memiliki koordinasi mata – tangan berkisar
antara 10.4 – 12, 2 orang (8.7%) memiliki koordinasi mata – tangan
berkisar antara 12.1 – 13.7 dan 3 orang (13.1%) memiliki koordinasi
mata – tangan berkisar antara 13.8 – 15.4. Dari tabel di atas dapat dilihat
persentase data koordinasi mata – tangan tertinggi terdapat pada kelas
interval ketiga. Sedangkan persentase data terendah terdapat pada kelas
interval ke empat. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi Koordinasi
mata-tangan juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:
39
Gambar 6: Histogram Koordinasi Mata-Tangan (X2)
3. Keterampilan Kemampuan Shooting Under Basket (Y)
Berdasarkan hasil tes Kemampuan Shooting under basket dari 23
orang sampel, diperoleh skor maksimum = 10 dan skor minimum = 9.
Disamping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 12.61, median = 13, dan
modus = 10 dan Standar Deviasi = 2.126. dengan demikian data
berdistribusi normal, karena selisih antara nilai mean (rata-rata) dengan
nilai median tidak lebih dari satu standar deviasi. Agar lebih jelasnya hasil
kemampuan Shooting under basket dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kemampuan Shooting Under basket (Y)
No Kelas Interval
Frekuensi
Absolut (Fi) Relatif (%)
1 9 – 10.4 5 22%
2 10.5 – 11.9 3 13%
3 12.0 – 13.4 7 31%
4 13.5 – 14.9 2 8%
5 15.0 – 16.4 6 26%
Jumlah 23 100%
40
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel di atas dari 23
orang sampel, 5 orang (22%) memiliki kemampuan shooting under basket
berkisar antara 9 – 10.4, 3 orang (13%) memiliki kemampuan shooting
under basket berkisar antara 10.5 – 11.9, 7 orang (31%) memiliki
kemampuan shooting under basket berkisar antara 12.0 – 13.4, 2 orang
(8%) memiliki kemampuan shooting under basket berkisar antara 13.5 –
14.9, dan 6 orang (26%) memiliki kemampuan shooting under basket
berkisar antara 15.0 – 16.4. Dari tabel di atas dapat dilihat persentase data
kemampuan shooting under basket tertinggi terdapat pada kelas interval
ketiga. Sedangkan persentase data terendah terdapat pada kelas interval
keempat. Untuk lebih jelasnya, distribusi frekuensi kemampuan shooting
under basket juga dapat di lihat pada histogram di bawah ini:
Gambar 7: Histogram Kemampuan Shooting Under Basket (Y)
41
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Pengujian normalitas masing-masing distribusi frekuensi dilakukan
dengan uji liliefors. Hasil pengujian normalitas distribusi skor Daya ledak otot
tungkai (X1), Koordinasi mata – tangan (X2) dan Kemampuan Shooting under
basket dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Rangkuman uji normalitas sebaran data dengan uji lilliefors
No Variabel N Lo Ltab Distribusi
1 Daya ledak otot tungkai (X1) 23 0.0791 0,1730 Normal
2 Koordinasi mata – tangan (X2) 23 0.0754 0,1730 Normal
3 Kemampuan Shooting under
basket (Y)
23 0.0807 0,1730 Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk Daya ledak
otot tungkai (X1), skor Lo = 0,0791 dengan n = 23, sedangkan Ltab pada taraf
pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,1730 yang lebih besar dari Lo
sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari Daya ledak otot
tungkai berdistribusi normal. (Lampiran 3: 61)
Selanjutnya hasil tes Koordinasi mata – tangan (X2), skor Lo = 0,0754
dengan n = 23, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05
diperoleh 0,1730 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa
skor yang diperoleh dari Koordinasi mata – tangan berdistribusi normal.
(Lampiran 4: 62 )
Kemudian diperoleh hasil Kemampuan Shooting under basket (Y),
skor Lo = 0,0807 dengan n = 23, sedangkan Ltab pada taraf pengujian
signifikan α = 0,05 diperoleh 0,1730 yang lebih besar dari Lo sehingga
42
disimpulkan skor yang diperoleh dari Kemampuan Shooting under basket
berdistribusi normal. (Lampiran 5: 63)
Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1, X2 dan Y
datanya tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya
kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti
bahwa data masing-masing variabel penelitian ini normal.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Satu
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Daya
Ledak otot tungkai (X1) terhadap Kemampuan Shooting Under Basket (Y).
Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi
sederhana. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada table berikut
ini:
Tabel 8. Rangkuman hasil Analisis Korelasi Daya Ledak Otot
Tungkai (X1) terhadap Kemampuan Shooting Under Basket
(Y) pada Atlet Bolabasket Klub Biru Utama
Korelasi
Koefisien
korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2
hitung)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
Kesimpulan
Daya Ledak Otot
Tungkai Terhadap
Kemampuan
Shooting Under
Basket
0,638
0,407
0,526 Signifikan
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi antara Daya ledak otot tungkai terhadap Kemampuan Shooting
Under basket adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik
43
yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,638 dan r tabel dalam taraf α =
0,05 sebesar 0.526 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat
hubungan yang berarti (signifikan) antara daya Ledak otot tungkai dengan
Kemampuan Shooting Under basket, dalam hal ini hipotesis diterima.
(Lampiran 7: 65)
2. Hipotesis Dua
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
Koordinasi mata – tangan (X2) terhadap Kemampuan Shooting Under
Basket (Y). Untuk mengetahui kontribusi tersebut, pertama sekali
dilakukan analisis korelasi sederhana. Rangkuman hasil penghitungan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Koordinasi mata –
tangan (X2) Terhadap Kemampuan Shooting under basket
(Y) pada Atlet Bolabasket Biru Utama
Korelasi
Koefisien
korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r2
hitung)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
Kesimpulan
Koordinasi
Mata-tangan
terhadap
Kemampuan
Shooting Under
Basket
0,542
0,293
0,526 Signifikan
Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukan bahwa koefisien
korelasi antara Koordinasi mata – tangan terhadap Kemampuan Shooting
under basket adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik
yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,542 dan r tabel dalam taraf α =
0,05 sebesar 0,526 dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat
44
hubungan yang berarti (signifikan) antara Koordinasi mata – tangan
dengan Kemampuan Shooting under basket, dalam hal ini hipotesis
diterima.
3. Hipotesis Tiga
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah Daya
Ledak Otot Tungkai (X1) dan Koordinasi Mata – tangan (X2) secara
bersama-sama terhadap Kemampuan Shooting Under Basket (Y). Untuk
mengetahui kontribusi tersebut akan dilakukan dengan analisis korelasi
ganda. Rangkuman hasil penghitungan analisis koefisien korelasi dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda Daya Ledak otot
Tungkai (X1) dan Koordinasi Mata – tangan (X2) secara
bersama-sama terhadap Kemampuan Shooting Under Basket
(Y) pada Atlet Bolabasket Biru Utama
Korelasi
Koefisien
Korelasi
(R)
Koefisien
Determina
si
(R2
hitung)
Taraf
Signifikan
α = 0,05
F
Hitung
F
Tabel Simpulan
Daya ledak
otot tungkai
dan Koordinasi
mata-tangan
terhadap
Kemampuan
Shooting under
basket
0,734 0,538 0,526 11,662 3.44 Signifikan
Berdasarkan tabel diatas, ternyata Fhitung (11,662) > (Ftabel (3,44)
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y.
45
Hasil perhitungan tabel diatas menunjukan bahwa analisis korelasi
ganda antara Daya Ledak Otot tungkai dan Koordinasi Mata – tangan
Tungkai secara bersama-sama terhadap Kemampuan Shooting Under
Basket adalah positif. Hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang
dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,734 dan r tabel dalam taraf α = 0,05
sebesar 0,526, dengan demikian r hitung > r tabel. Ini berarti terdapat hubungan
yang berarti (signifikan) antara Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi
Mata – tangan secara bersama-sama terhadap Kemampuan Shooting
Under Basket.
D. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari hubungan antara daya
ledak otot tungkai dan koordinasi mata – tangan terhadap kemampuan
shooting under basket dirancang dengan menggunakan metodelogi
korelasional. Biomotor ability seperti daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata – tangan digunakan sebagai independent variabel untuk mengkaji tentang
hubungannya terhadap kemampuan shooting under basket sebagai dependent
variabel. Berdasarkan hasil tes terhadap daya ledak otot tungkai dan
koordinasi mata – tangan maka jumlah beban latihan dari masing – masing
sampel terhadap kemampuan shooting under basket dapat ditentukan.
1. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai terhadap Kemampuan Shooting
Under Basket Atlet Bolabasket Biru Utama
Dari hasil analisis deskriptif data dengan perhitungan kolerasi
antara daya ledak otot tungkai (X1) dengan kemampuan shooting under
basket (Y) menggunakan rumus kolerasi product moment. Kriteria
46
pengujian jika r hitung > rtabel, maka terdapat hubungan yang signifikan dan
sebaliknya (sudjana 1992: 369). Dari hasil perhitungan kolerasi antara
daya ledak otot tungkai dengan kemampuan shooting under basket
diperoleh rhitung 0,638 sedangkan rtabel pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu
0,526. Berarti dalam hal ini tingkat hubungan semakin baik daya ledak
otot tungkai seseorang maka semakin baik pula kemampuan shooting
under basket dalam bermain bolabasket.
Dari hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara daya ledak otot tungkai dengan
Kemampuan shooting under basket. Daya ledak otot tungkai yang dimiliki
sampel juga akan lebih baik dengan adanya latihan sehingga dengan
proses latihan diharapkan daya ledak otot tungkai semakin meningkat dan
memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan Shooting under
basket.
Daya ledak otot tungkai merupakan komponen utama yang paling
menunjang terhadap kemampuan shooting under basket. Untuk bisa
mendapatkan kemampuan shooting under basket yang baik dibutuhkan
kemampuan melompat yang tinggi agar tidak bisa diblok/dihalangi oleh
lawan. Untuk bisa melompat dengan tinggi seorang pemain bolabasket
memerlukan daya ledak otot tungkai untuk menunjang terhadap
kemampuan shooting under basket. Demikian dapat diasumsikan bahwa
daya ledak otot tungkai dapat meningkatkan kempuan shooting under
basket.
47
Pada shooting under basket, ketinggian lompatan sangat
dibutuhkankarena pada shooting under basket tembakan dilakukan setelah
melompat,dan bukannya menembak bersamaan dengan lompatan. Karena
kita melakukan lompatan terlebih dahulu,maka otot-otot tungkai bagian
bawah harus bisa memompakan tenaga lebih besar. Dengan daya ledak
otot tungkai yang bagus,seorang pemain bola basket akan lebih mudah
melakukan shooting under basket. Sebaliknya, seorang pemain bola basket
akan kesulitan dalam melakukan shooting under basket apabila tidak
memiliki daya ledak otot tungkai yang baik.
2. Hubungan Koordinasi Mata-tangan terhadap Kemampuan Shooting
Under Basket Atlet Bolabasket Biru Utama
Dari hasil analisis deskriptif data dengan perhitungan kolerasi
antara koordinasi mata – tangan (X2) dengan kemampuan shooting under
basket (Y) menggunakan rumus kolerasi product moment. Kriteria
pengujian jika r hitung > rtabel, maka terdapat hubungan yang signifikan dan
sebaliknya (Sudjana 1992: 369). Dari hasil perhitungan kolerasi antara
koordinasi mata – tangan dengan kemampuan shooting under basket
diperoleh rhitung 0,542 sedangkan rtabel pada taraf signifikan α = 0,05 yaitu
0,526. Berarti dalam hal ini tingkat hubungan semakin baik koordinasi
mata – tangan seseorang maka semakin baik pula kemampuan shooting
under basket dalam bermain bolabasket.
Dari hasil analisis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan dengan
48
Kemampuan shooting under basket. Koordinasi Mata-tangan yang dimiliki
sampel juga akan lebih baik dengan adanya latihan sehingga dengan
proses latihan diharapkan Koordinasi Mata-tangan semakin meningkat dan
memberikan sumbangan besar terhadap kemampuan Shooting under
basket.
Koordinasi mata-tangan merupakan biomotor ability yang
diperlukan dalam melakukan shooting under basket, koordinasi mata-
tangan merupakan salah satu variabel yang menunjang kemampuan
shooting under basket seorang atlet. Shooting under basket sangat berguna
sekali bagi seorang pemain bolabasket untuk menghadapi lawan yang
tinggi dalam usaha untuk menghindari blok sehingga dapat menciptakan
peluang untuk menghasilkan poin. Dengan demikian koordinasi mata-
tangan diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan shooting under
basket.
Koordinasi sangat dibutuhkan oleh seluruh cabang olahraga, co-
ordination is the ability to control the movement of the body in co-
operation with the body’s sensory function e.g catching a ball (wikipedia,
2009). Koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol pergerakan tubuh
dalam bekerja sama dengan fungsi sensor tubuh lainnya seperti pada saat
menangkap bola. Gerakan-gerakan shooting under basket memerlukan
koordinasi antara mata yang melihat sasaran dan tangan yang melakukan
tembakan. Pemain selalu dituntut untuk mengintegrasikan berbagai macam
gerakan ke dalam satu rangkaian yang utuh dan selaras. Untuk melakukan
teknik shooting under basket secara sempurna diperlukan kemampuan
koordinasi mata-tangan yang baik.
49
3. Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi mata-tangan
secara bersama-sama terhadap Kemampuan Shooting Under Basket
Atlet Bolabasket Biru Utama
Untuk mengetahui hubungan dari dua variabel atau lebih
digunakan rumus korelasi ganda. Kriteria pengujian jika r hitung > rtabel,
maka terdapat hubungan yang signifikan dan sebaliknya (Sudjana 1992:
369). Hasil perhitungan R (korelasi berganda) secara bersama-sama
tingkat hubungan daya ledak otot tungkai (X1) dan koordinasi mata-
tangan (X2) Terhadap kemampuan shooting under basket (Y) sebesar
0,734 sedangkan Rtabel 0,526. Ini berarti terdapat hubungan yang
signifikan antara daya ledak otot tungkai dan koordinasi mata-tangan
secara bersama-sama terhadap kemampuan shooting under basket atlet
klub Biru Utama.
Dilihat dari analisis data yang dilakukan maka daya ledak otot
tungkai dan koordinasi mata-tangan terhadap kemampuan Shooting under
basket juga terdapat hubungan yang signifikan, karena dengan adanya
latihan yang dilakukan sampel sehingga daya ledak otot tungkai semakin
tinggi dan koordinasi mata-tangan semakin bagus. Kemampuan Shooting
under basket tergantung pada daya ledak otot tungkai dan koordinasi
mata-tangan, semakin cepat daya ledak otot tungkai maka semakin bagus
kemampuan shooting under basket, begitu juga dengan koordinasi mata-
tangan, semakin bagus tingkat koordinasi mata-tangan yang dimiliki
semakin bagus pula kemampuan shooting under basket.
50
Sehubungan dengan hal itu, tentu agar mencapai shooting yang
baik, selain melatih kemampuan daya ledak otot tungkai dan kordinasi
mata-tangan seorang pemain bolabasket juga harus memperhatikan
melatih faktor-faktor lain yang mempengaruhi dan memberikan
berkontribusi 100% terhadap kemampuan shooting under basket seperti:
tingkat kecerdasan, atlet yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi cendrung
lebih cepat memahami dan menguasai konsep-konsep yang diberikan
pelatih, jika dibandingkan dengan atlet yang rendah tingkat kecerdasanya.
Menurut Syafrudin (2011: 214) atlet yang tinggi tingkat kemampuan
intelegensinya biasanya cendrung lebih cepat bertindak, berbuat untuk
melakukan sesuatu yang menguntungkan dirinya dan timnya dalam suatu
pertandingan.
Mental juga merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan
saat melakukan shooting, karena baik buruknya mental juga akan
memepengarui hasil shooting yang dilakukan oleh pemain. Selain itu yang
perlu diperhatikan juga yaitu keadaan sarana dan prasarana untuk latihan.
Karena dengan keadaan lapangan yang baik serta perlengkapan dan
peralatan latihan yang lengkap, tentu akan memudahkan seorang pemain
untuk melatih kemampuan shootingnya agar lebih baik, apalagi diikuti
dengan program latihan yang diberikan pelatih sangat baik, terarah,
kontiniu serta sesuai dengan kebutuhan seorang pemain . Karena program
latihan juga dapat memberikan kontribusi terhadap kemampuann shooting
under basket seorang pemain bolabasket.
51
Berdasarkan dari berbagai pendapat di atas, jelas sekali
bahwasannya untuk mencapai tingkat kemampuan Shooting under basket
yang lebih baik, pemain bolabasket hendaknya juga memperhatikan
faktor-faktor tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu
dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil yang peroleh dari Daya Ledak Otot Tungkai memiliki hubungan
yang signifikan terhadap Kemampuan Shooting Under Basket, ini ditandai
dengan hasil yang diperoleh yaitu rhitung 0,638 > rtabel 0,526.
2. Hasil yang peroleh dari Koordinasi Mata-Tangan memiliki hubungan
yang signifikan terhadap Kemampuan Shooting Under Basket, ini ditandai
dengan hasil yang diperoleh yaitu rhitung 0,542 > rtabel 0,526.
3. Terdapat hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara Daya
Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi Mata-Tangan terhadap Kemampuan
Shooting Under Basket. Diperoleh Rhitung 0,734 > Rtabel 0,526.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan
saran-saran yang dapat membantu menguatasi masalah yang ditemui dalam
pelaksanaan Shooting Under Basket, yaitu:
1. Bagi pelatih pada umumnya dan khususnya atlet bolabasket Biru Utama
disarankan untuk melatih unsur Daya Ledak Otot Tungkai dan Koordinasi
Mata-tangan dengan cara melatih otot-otot yang dominan dalam Shooting
under basket.
54
55
2. Bagi atlet pada umunya dan khususnya atlet bolabasket Biru Utama
disarankan dapat meningkatkan kemampuan shooting under basket
dengan cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan.
3. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan
penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti dengan jumlah
populasi atau sampel yang lebih besar serta di daerah yang berbeda.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arsil. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
Basirun. 2006. Kontribusi Daya Ledak Otot Tungkai dan Kelenturan terhadap
Prestasi Lompat Tinggi di SMA Negeri 1 Matur. Tesis. Padang: Program
Paska Sarjana.
Brittenham, Greg. 1998. Bola Basket: Panduan Lengkap. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Fardi, Adnan. 1999. Bola Basket Dasar. Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang.
Fardi, Adnan. (2008). Hand Out Statistik Dasar. Padang: UNP Press.
_________. (2010). Hand Out Statistik Lanjutan. Padang: UNP Press.
Harsuki, (2003). Perkembangan Olahraga Terkini, kajian para pakar. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Irawadi, Hendri. 2010. Kondisi Fisik dan Pengukurannya. FIK.-UNP Padang
Kiram, Yanuar (1999). Belajar Motorik. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang.
Kosasih, Danny. 2008. Fundamental Basketball: First Step To Win. Semarang:
Karangturi Media.
Margono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Oliver, Jon. 2007. Dasar-dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Raya.
Sodikoen. 1991. Pembinaan Prestasi Bola Basket di PGSD. Jakarta: P2TK Dirjen
Dikti Depdikbud.
Sajoto, Mochamad. 1988. Pembinaan kondisi fisik dalam olahraga. Jakarta:
Erlangga
Syafruddin. (1999). Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Padang: FIK UNP
. 1999. Pengantar Ilmu Melatih. FPOK IKIP Padang
. 2011. Ilmu Kepalatihan Olahraga. Padang: FIK UNP
56
57
Sudjana.( 1992). Metode statistic. Bandung: Tarsito, Bandung
Sari, RM. (2010). Kontribusi Koordinasi Mata Tangan Terhadap Keterampilan
Smash Cabang Olahraga Tenis Meja Atlet POPDA kota Bukit Tinggi.
Tomoliyus. 2001. Pendekatan Keterampilan Teknik dalam Pembelajaran
Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.
UURI/No III/. 2005. Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Yogyakarta:
Pustaka Yustisia.
Wissel, Hal. Bolabasket: Langkah Untuk Sukses/ oleh Hal Wissel; penerjemah,
Bagus P. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.
57
58
Lampiran 1
Data Mentah Penelitian
No Nama BB
(kg)
Tinggi
Raihan
(m)
Tinggi
Lompatan
(m)
Jump
Reach
Score (D)
Daya Ledak
Otot Tungkai
(Kg-M/S)
1 Viko Adrian 79 2.10 2.54 0.44 116.00
2 Surya Ramadonal 62 2.30 2.73 0.43 90.00
3 Fernanda 69 2.30 2.83 0.53 111.19
4 Akbar 59 2.18 2.65 0.47 89.54
5 Guntur Afriadi 83 2.30 2.65 0.35 108.70
6 Rifki Davis 91 2.40 2.80 0.40 127.40
7 Ipang 69 2.28 2.83 0.55 113.27
8 Afrizal 65 2.22 2.84 0.62 113.29
9 Ahmad Danu 62 2.25 2.85 0.60 106.31
10 Riko 58 2.18 2.70 0.52 92.58
11 M. Fadli 68 2.22 2.82 0.60 116.60
12 Boby 66 2.15 2.63 0.48 101.22
13 Ihsan 67 2.25 2.72 0.47 101.68
14 Ade Purwanto 73 2.35 2.90 0.55 119.84
15 Jefriyanto 85 2.20 2.63 0.43 123.38
16 Rusdi 68 2.13 2.58 0.45 100.97
17 M. Panuntun 55 2.22 2.70 0.48 84.35
18 Hariko Sumbu 83 2.32 2.87 0.55 136.26
19 Rantos 66 2.23 2.82 0.59 112.22
20 Randi 58 2.26 2.83 0.57 96.93
21 Hery Lubis 62 2.15 2.64 0.49 96.07
22 Ridho 59 2.17 2.81 0.64 104.48
23 Rehan 65 2.25 2.65 0.40 91.00
59
Lampiran 2
Data Hasil Penelitian
No Nama Daya Ledak Otot
tungkai (Kg-M/s)
Koordinasi
Mata – tangan
Kemampuan
Shooting
Under
Basket
1 Viko Adrian 116.00 10 13
2 Surya Ramadonal 90.00 14 12
3 Fernanda 111.19 11 15
4 Akbar 89.54 9 11
5 Guntur Afriadi 108.70 8 13
6 Rifki Davis 127.40 12 15
7 Ipang 113.27 13 14
8 Afrizal 113.29 7 16
9 Ahmad Danu 106.31 10 10
10 Riko 92.56 11 11
11 M. Fadli 116.60 10 12
12 Boby 101.22 7 9
13 Ihsan 101.68 9 10
14 Ade Purwanto 119.84 8 12
15 Jefriyanto 123.38 15 15
16 Rusdi 100.97 9 13
17 M. Panuntun 84.35 10 10
18 Hariko Sumbu 136.26 15 16
19 Rantos 112.22 13 15
20 Randi 96.93 12 13
21 Hery Lubis 96.07 12 14
22 Ridho 104.48 7 10
23 Rehan 91.00 8 11
Jumlah 2453.26 240 240
Standar Deviasi 13.3140 2.4831 2.4831
Mean 106.66 10.43 10.43
Nilai Maximum 136.26 15 15
Nilai Minimum 84.35 7 7
60
Lampiran 3
Tabel
Analisis Uji Normalitas Daya Ledak Otot Tungkai Melalui Uji Liliefors (X1)
NO X1 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-S(ZI)
1 84.35 -1.68 0.4535 0.0465 0.0435 0.0030
2 89.54 -1.29 0.4015 0.0985 0.0870 0.0115
3 90.00 -1.25 0.3944 0.1056 0.1304 0.0248
4 91.00 -1.18 0.381 0.1190 0.1739 0.0549
5 92.56 -1.06 0.3554 0.1446 0.2174 0.0728
6 96.07 -0.80 0.2881 0.2119 0.2609 0.0490
7 96.93 -0.73 0.2673 0.2327 0.3043 0.0716
8 100.97 -0.43 0.1664 0.3336 0.3478 0.0142
9 101.22 -0.41 0.1591 0.3409 0.3913 0.0504
10 101.68 -0.37 0.1443 0.3557 0.4348 0.0791
11 104.48 -0.16 0.0675 0.4325 0.4783 0.0458
12 106.31 -0.03 0.012 0.4880 0.5217 0.0337
13 108.70 0.15 0.0636 0.5636 0.5652 0.0016
14 111.19 0.34 0.1331 0.6331 0.6087 0.0244
15 112.22 0.42 0.1628 0.6628 0.6522 0.0106
16 113.27 0.50 0.1915 0.6915 0.6957 0.0042
17 113.29 0.50 0.1915 0.6915 0.7391 0.0476
18 116.00 0.70 0.285 0.7850 0.7826 0.0024
19 116.60 0.75 0.2734 0.7734 0.8261 0.0527
20 119.84 0.99 0.3389 0.8389 0.8696 0.0307
21 123.38 1.26 0.3962 0.8962 0.9130 0.0168
22 127.40 1.56 0.4406 0.9406 0.9565 0.0159
23 136.26 2.22 0.4868 0.9868 1.0000 0.0132
Jumlah 2453.26
L o tertinggi = 0.0791
Dengan n = 23 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.173
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Mean = 106.66
Standar Deviasi = 13.314
Median = 106.31
Nilai Maximum = 136.26
Nilai Minimum = 84.35
61
Lampiran 4
Tabel
Analisis Uji Normalitas Koordinasi Mata – Tangan Melalui Uji Liliefors (X2)
NO X2 ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-S(ZI)
1 7 -1.38 0.4162 0.0838 0.0870 0.0032
2 7 -1.38 0.4162 0.0838 0.0870 0.0032
3 7 -1.38 0.4162 0.0838 0.0870 0.0032
4 8 -0.98 0.3365 0.1635 0.2174 0.0539
5 8 -0.98 0.3365 0.1635 0.2174 0.0539
6 8 -0.98 0.3365 0.1635 0.2174 0.0539
7 9 -0.58 0.219 0.281 0.3478 0.0668
8 9 -0.58 0.219 0.281 0.3478 0.0668
9 9 -0.58 0.219 0.281 0.3478 0.0668
10 10 -0.18 0.0754 0.4246 0.5000 0.0754
11 10 -0.18 0.0754 0.4246 0.5000 0.0754
12 10 -0.18 0.0754 0.4246 0.5000 0.0754
13 10 -0.18 0.0754 0.4246 0.5000 0.0754
14 11 0.23 0.091 0.591 0.6304 0.0394
15 11 0.23 0.091 0.591 0.6304 0.0394
16 12 0.63 0.2357 0.7357 0.7391 0.0034
17 12 0.63 0.2357 0.7357 0.7391 0.0034
18 12 0.63 0.2357 0.7357 0.7391 0.0034
19 13 1.03 0.3485 0.8485 0.8478 0.0007
20 13 1.03 0.3485 0.8485 0.8478 0.0007
21 14 1.44 0.4251 0.9251 0.9130 0.0121
22 15 1.84 0.4671 0.9671 0.9782 0.0111
23 15 1.84 0.4671 0.9671 0.9782 0.0111
Jumlah 240
L o tertinggi = 0.0754
Dengan n = 23 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.173
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Mean = 14.22
Standar Deviasi = 3.044
Median = 14
Modus = 13
Nilai Maximum = 19
Nilai Minimum = 7
62
Lampiran 5
Tabel
Analisis Uji Normalitas Kemampuan Shooting Under Basket
Melalui Uji Liliefors (Y)
NO Y ZI TABEL F(ZI) S(ZI) F(ZI)-S(ZI)
1 9 -1.70 0.4554 0.0446 0.0435 0.0011
2 10 -1.23 0.3907 0.1093 0.1521 0.0428
3 10 -1.23 0.3907 0.1093 0.1521 0.0396
4 10 -1.23 0.3907 0.1093 0.1521 0.0428
5 10 -1.23 0.3907 0.1093 0.1521 0.0428
6 11 -0.76 0.2764 0.2236 0.3043 0.0807
7 11 -0.76 0.2764 0.2236 0.3043 0.0807
8 11 -0.76 0.2764 0.2236 0.3043 0.0807
9 12 -0.29 0.1141 0.3859 0.4348 0.0489
10 12 -0.29 0.1141 0.3859 0.4348 0.0489
11 12 -0.29 0.1141 0.3859 0.4348 0.0489
12 13 0.18 0.0754 0.5754 0.5869 0.0115
13 13 0.18 0.0754 0.5754 0.5869 0.0115
14 13 0.18 0.0754 0.5754 0.5869 0.0115
15 13 0.18 0.0754 0.5754 0.5869 0.0115
16 14 0.65 0.2422 0.7422 0.7173 0.0249
17 14 0.65 0.2422 0.7422 0.7173 0.0249
18 15 1.12 0.3686 0.8686 0.8478 0.0208
19 15 1.12 0.3686 0.8686 0.8478 0.0208
20 15 1.12 0.3686 0.8686 0.8478 0.0208
21 15 1.12 0.3686 0.8686 0.8478 0.0208
22 16 1.59 0.4441 0.9441 0.9782 0.0341
23 16 1.59 0.4441 0.9441 0.9782 0.0341
Jumlah 290
L o tertinggi = 0.0807
Dengan n = 23 dan taraf nyata α = 0.05 didapat Ltab = 0.173
Berarti Lo < Ltab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana
sampel diambil berdistribusi normal.
Mean = 12.61
Standar Deviasi = 2.126
Median = 13
Modus = 10
Nilai Maximum = 16
Nilai Minimum = 9
63
Lampiran 6
Tabel Korelasi Sederhana Dan Korelasi Berganda
(Variable X1, X2, dan Y)
No X1 X2 Y X12 X2
2 Y
2 X1Y X2Y X1X2
1 116.00 10 13 13456.00 100 169 1508.00 130 1160.00
2 90.00 14 12 8100.00 196 144 1080.00 168 1260.00
3 111.19 11 15 12363.22 121 225 1667.85 165 1223.09
4 89.54 9 11 8017.41 81 121 984.94 99 805.86
5 108.70 8 13 11815.69 64 169 1413.10 104 869.60
6 127.40 12 15 16230.76 144 225 1911.00 180 1528.80
7 113.27 13 14 12830.09 169 196 1585.78 182 1472.51
8 113.29 7 16 12834.62 49 256 1812.64 112 793.03
9 106.31 10 10 11301.82 100 100 1063.10 100 1063.10
10 92.56 11 11 8567.35 121 121 1018.16 121 1018.16
11 116.60 10 12 13595.56 100 144 1399.20 120 1166.00
12 101.22 7 9 10245.49 49 81 910.98 63 708.54
13 101.68 9 10 10338.82 81 100 1016.80 90 915.12
14 119.84 8 12 14361.63 64 144 1438.08 96 958.72
15 123.38 15 15 15222.62 225 225 1850.70 225 1850.70
16 100.97 9 13 10194.94 81 169 1312.61 117 908.73
17 84.35 10 10 7114.92 100 100 843.50 100 843.50
18 136.26 15 16 18566.79 225 256 2180.16 240 2043.90
19 112.22 13 15 12593.33 169 225 1683.30 195 1458.86
20 96.93 12 13 9395.42 144 169 1260.09 156 1163.16
21 96.07 12 14 9229.44 144 196 1344.98 168 1152.84
22 104.48 7 10 10916.07 49 100 1044.80 70 731.36
23 91.00 8 11 8281.00 64 121 1001.00 88 728.00
Jumlah 2453.26 240 290 265573.00 2640 3756 31330.77 3089 25823.58
64
Lampiran 7
1. Pengujian Hipotesis 1
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan Y
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan Y
Korelasi sederhana antara variabel (X1) dengan Y
r x1y =
222
1
2
1
11
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )290(3756.23 )26,453.2(573.265.23
(290) (2.453,26)-31.330,77 . 23
r = 84.100-86.388 636.018.484,-6.108.179
711.445,4-720.590
r = 2.288 89.694,37
9.144,6
r = 6,718.220.205
9.144,6
r= 14.325,53
9.144,6
r x1y = 0,638
rtab (α = 0,05) = 0,526
ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak ( Ha diterima )
2. Pengujian Hipotesis 2
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X2 dan Y
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X2 dan Y
Korelasi sederhana antara variabel (X2) dengan Y
65
r x2y =
222
2
2
2
22
YYn XXn
YX-YXn
r = 22 )290(756.3.23 )240(640.2.23
(240)(290)-3089 . 23
r = 84.100-86.388 57.600-60.720
69.600-71.047
r = 2.288 3.120
1.447
r= 7.138.560
1.447
r = 2.671,81
1.447
r x2y = 0,542
rtab (α = 0,05) = 0.526
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak (Ha diterima)
Korelasi sederhana antara Variable (X1) dengan (X2)
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2
r x1 x2 =
2
2
2
2
2
1
2
1
2121
XXn XXn
XX-XXn
r = 22 )240(640.2.23 )26,2453(573.265.23
240)(2453,26)(-25.823,58 23.
66
r = 57.600-60.720 636.018.484,-6.108.179
588.782,4-593.942,34
r = 3.120 89.694,37
5.159,94
r= 4,4279.846.43
5.159,94
r = 16.728,61
5.159,94
ro = 0,308
rtab (α = 0,05) = 0.526
Ternyata ro < r tab , akibatnya Ho diterima ( Ha ditolak )
3. Pengujian hipotesis 3
Ho = Tidak terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 dengan Y
Ha = Terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 dengan Y
Korelasi Ganda antara variable (X1) dan (X2) terhadap variabel Y
Variabel Y X1 X2
Y 0,638 0,542
X1 0,638 0,308
X2 0,542 0,308
r x1 x2 y =
21
2
21212
2
1
2
x xr-1
xrx yrx yrx2-yxryxr
= 2
22
308,01
)308,0)(542,0)(638,0(2542,0638,0
67
= 0948,01
2130,02937,04070,0
= 9052,0
2130,07007,0
= 9052,0
4877,0
= 0,538775961
r x1 x2 y = 0,734
rtab (α = 0,05) = 0,526
Ternyata ro > r tab , akibatnya Ho ditolak ( Ha diterima )
Pengujian Signifikan Korelasi Ganda
F = 1/()121(
/122
2
knyR
kyR
F= )1223/()734,01(
2/)734,0(2
2
F= 20/)4612,0(
2694,0
F= 0231,0
2694,0
F= 11.662
Fhitung(11,662) > (Ftabel = 3,19)
H0 ditolak ( Ha diterima )
Kesimpulannya terdapat hubungan yang berarti antara X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan Y
68
Lampiran 8
Daftar
Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
4 0.417 0.381 0.352 0.319 0.300
5 0.405 0.337 0.315 0.299 0.285
6 0.364 0.319 0.294 0.277 0.265
7 0.348 0.300 0.276 0.258 0.247
8 0.331 0.285 0.261 0.244 0.233
9 0.311 0.271 0.249 0.233 0.223
10 0.294 0.258 0.239 0.224 0.215
11 0.284 0.249 0.230 0.217 0.206
12 0.275 0.242 0.223 0.212 0.199
13 0.268 0.234 0.214 0.202 0.190
14 0.261 0.227 0.207 0.194 0.183
15 0.257 0.220 0.201 0.187 0.177
16 0.250 0.213 0.195 0.182 0.173
17 0.245 0.206 0.289 0.177 0.169
18 0.239 0.200 0.184 0.173 0.166
19 0.235 0.195 0.179 0.169 0.163
20 0.231 0.190 0.174 0.166 0.160
25 0.200 0.173 0.158 0.147 0.142
30 0.184 0.161 0.144 0.136 0.131
1.031 0.886 0.805 0.768 0.736
n >30 n n n n n
Sumber: Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons,
In,1973
69
Lampiran 9
Harga Kritik dari Product-Moment
N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval Kepercayaan N
(1)
Interval kepercayaan
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
95%
(2)
99%
(3)
3 0.997 0.999 26 0.388 0.4905 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317
6 0.811 0.912 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296
8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 32 0.347 0.449 85 0.213 0.278
10 0.632 0.762 33 0.344 0.442 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 34 0.339 0.436 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 35 0.334 0.430 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 36 0.329 0.424 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 37 0.325 0.418 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 38 0.320 0.413 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 39 0.316 0.408 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.085
24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 48 0.264 0.368
1.031 0.886 49 0.281 0.364
50 0.297 0.361
J=Jumlah pasangan yang digunakan untuk menghitung r
70
Lampiran 10
Daftar Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0.1 0386 0483 0478 0557 0596 0636 0675 0714 0754 0360
0.2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0.3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0.4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879
0.5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0.6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2418 2549
0.7 2580 2612 2642 2673 2704 2734 2764 2794 2823 2852
0.8 2881 2910 2939 2967 2996 3023 3051 3078 3106 3133
0.9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389
1.0 3413 3438 3461 3485 2508 3531 3554 3577 3599 3621
1.1 4634 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1.2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1.3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1.4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319
1.5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4418 4429 4441
1.6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1.7 4554 4564 4573 4580 4591 4599 4608 4626 4625 4633
1.8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4692 4699 4633
1.9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767
2.0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4803 4808 4812 4817
2.1 4821 4826 4830 4838 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2.2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2.3 4893 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916
2.4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936
2.5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2.6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2.7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2.8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981
2.9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986
3.0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3.1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3.2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995
3.3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4996 4997
3.4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998
3.5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3.6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3.9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
Sumber: Theory And Problems of Statistics, Spigel, M.R.,PhD.,Schaum
Publishing., New York, 1961
71
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 5. Atlet Klub Biru Utama Kota Payakumbuh
72
Gambar 6. Tes Daya Ledak Otot Tungkai
73
Gambar 7. Tes Koordinasi Mata-Tangan
74
Gambar 8. Tes Shooting Under Basket
75
Gambar 9. Peneliti dan Pelatih Biru Utama Kota Payakkumbuh
76
77
78