hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS/Hubungan... · Pengambilan sampel dilakukan...

75
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Oleh: ARUM SEKAR TANJUNG R 0105007 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009

Transcript of hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS/Hubungan... · Pengambilan sampel dilakukan...

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN

KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh:

ARUM SEKAR TANJUNG

R 0105007

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2009

ABSTRAK

ARUM SEKAR TANJUNG, R 0105007, 2009. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. PMS merupakan masalah kesehatan yang dilaporkan oleh wanita usia reproduktif sebanyak 5%. Penyebab PMS belum dapat diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan fungsi serotonin serta kekurangan zat-zat gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswi UNS. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistem Cluster Random Sampling sejumlah 9 sampel dari masing-masing Fakultas yang ada di UNS. Penilaian kejadian PMS dilakukan dengan kuesioner dan pengukuran asupan zat gizi menggunakan formulir food records. Uji hipotesis dilakukan dengan uji Regresi Logistik Berganda (α=0,05) melalui program SPSS 16.0 for Windows. Hasil uji Regresi Logistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara asupan karbohidrat (p=0,006), lemak (p=0,008), vitamin B6 (p=0,006), vitamin E (p=0,269), magnesium (p=0,490), dan kalsium (p=0,271) dengan kejadian PMS. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan zat gizi (karbohidrat, vitamin B6 dan lemak) dengan kejadian PMS. Kata kunci: asupan zat gizi, PMS, wanita usia reproduktif

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Hubungan Antara Asupan Zat Gizi

Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS)” dapat terselesaikan dengan

baik.

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) pada Program Studi Diploma IV

Kebidanan Fakultas Kedokteran universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan beberapa

pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan pengarahan. Oleh karena itu

perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Much. Syamsulhadi, Sp.KJ., Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr., MS, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta

3. H. Tri Budi Wiryanto, dr., Sp.OG(K), Ketua Program Studi Diploma IV

Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Mochammad Arief Taufiqurrochman, dr., PHK, MS, Ketua Tim Karya Tulis

Ilmiah Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

5. Budiyanti Wiboworini, dr., M.Kes., dan Ika Sumiyarsi, S.SiT, pembimbing

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah

6. Kusmadewi Eka Damayanti, dr., penguji yang telah memberikan bimbingan,

saran dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

7. Dekan masing-masing fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian

8. Mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini

9. Seluruh dosen dan staf Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

10. Papa, Mama, De’ Gilang, De’ Kukuh, Mas Daru, sahabat-sahabat, serta anak-

anak Taekwondo UNS atas kasih sayang, do’a, dan semangat yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesan sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun bagi kesempurnaan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada

umumnya.

Surakarta, Agustus 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN VALIDASI ………........………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii

ABSTRAK........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR........................................................................................ v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN …………………………………………………………... xi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis ................................................................................... 5

1. Konsep Asupan zat gizi ……………………………………….. 5

2. Konsep Premenstrual Syndrome (PMS) ……………………… 8

3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS….................... 10

B. Kerangka Konsep ......................................................................... 13

C. Hipotesis ....................................................................................... 14

BAB III METODOLOGI

A. Desain Penelitian ........................................................................... 15

B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 15

C. Populasi Penelitian ........................................................................ 15

D. Sampel dan Teknik Sampling ...................................................... 15

E. Estimasi Besar Sampel ................................................................. 16

F. Kriteria Restriksi .......................................................................... 17

G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 17

H. Instrumentasi dan Intervensi.......................................................... 18

I. Analisis Data ................................................................................. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 23

BAB V PEMBAHASAN.................................................................................. 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN................................................................. 41

A. Simpulan ........................................................................................ 41

B. Saran............................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kecukupan Rata-rata yang dianjurkan............................................ 6

Tabel 2. Gejala-gejala PMS........................................................................... 10

Tabel 3. Kategori PMS / Tidak PMS ............................................................ 18

Tabel 4.1 Pertanyaan Kuesioner yang Tidak Valid ...................................... 20

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur..................... 23

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal.24

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan . 24

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak.......... 25

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas ................ 25

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi

Dibandingkan Dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) ............... 26

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kejadian PMS.26

Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients pada karbohidrat…………… 27

Tabel 12. Variables in the Equation pada karbohidrat…………………..…… 28

Tabel 13. Omnibus Tests of Model Coefficients pada vitamin B6…….…….. 28

Tabel 14. Variables in the Equation pada vitamin B6..…………………..… 28

Tabel 15. Omnibus Tests of Model Coefficients pada vitamin E..…….……… 29

Tabel 16. Variables in the Equation pada vitamin E...…………………..… 29

Tabel 17. Omnibus Tests of Model Coefficients pada lemak..…….……….… 29

Tabel 18. Variables in the Equation pada lemak...…………………..……..… 30

Tabel 19. Omnibus Tests of Model Coefficients pada magnesium.…….……. 30

Tabel 20. Variables in the Equation pada magnesium..…………………..… 30

Tabel 21. Omnibus Tests of Model Coefficients pada kalsium.…….………. 31

Tabel 22. Variables in the Equation pada kalsium..…………………..…….. 31

Tabel 23. Hasil seleksi bivariat antara variabel independen dengan variabel

Dependen...................................................................................... 31

Tabel 24. Variables in the Equation pada karbohidrat, vitamin B6, lemak,

magnesium, dan kalsium………………………………………… 32

Tabel 25. Variables in the Equation pada karbohidrat, vitamin B6, lemak,

dan kalsium……………………………………………………… 33

Tabel 26. Perubahan OR setelah magnesium dikeluarkan dari model......... 33

Tabel 27. Variables in the Equation pada karbohidrat, vitamin B6 dan lemak .34

Tabel 28. Perubahan OR setelah kalsium dikeluarkan dari model............... 34

Tabel 29. Omnibus Tests of Model Coefficients pada model terakhir.……. 35

Tabel 30. Model Summary pada model terakhir………………………… 35

Tabel 31. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Antara Asupan Karbohidrat,

Vitamin B6 dan lemak dengan Kejadian Premenstrual Syndrome (PMS)

35

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Konsep Penelitian ………....…….....……………………….. 13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Lampiran B. Lembar Permohonan Untuk Menjadi Responden

Lampiran C. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran D. Kuesioner

Lampiran E. Formulir Food Records

Lampiran F. Data Validitas Kuesioner

Lampiran G. Hasil Validitas Kuesioner

Lampiran H. Hasil Reliabilitas Kuesioner

Lampiran I. Data Penelitian

Lampiran J. Hasil Analisis Deskriptif dengan SPSS 16.0 for Windows

Lampiran K. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda dengan SPSS 16.0 for

Windows

Lampiran L. Tabel Nilai-nilai r Product Moment

Lampiran M. Tabel Chi-Square

Lampiran N. Surat Permohonan Pengambilan Data

Lampiran O. Surat Ijin Penelitian Lampiran P. Lembar Konsultasi Pembimbing

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa saat sebelum mulai menstruasi, sejumlah wanita biasanya

mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau beberapa

gejala yang disebut sebagai kumpulan gejala sebelum menstruasi atau istilah

populernya Premenstrual Syndrome (PMS) (Burns, 2000). PMS merupakan

masalah kesehatan umum yang paling banyak dilaporkan oleh wanita usia

reproduktif (Freeman, 2007).

Perkiraan untuk prevalensi PMS adalah sekitar 5% (Glasier, 2006).

Tingginya masalah PMS pada wanita akan berdampak pada produktivitas

kerja. Gejala-gejala tersebut ada yang bersifat cukup berat sehingga

mengganggu kehidupan sehari-hari (Mason, 2008). Gejala fisik dan psikologis

yang sering dilaporkan adalah rasa kembung, pembengkakan dan nyeri

payudara, ketegangan, depresi, mood yang berubah-ubah dan perasaan lepas

kendali (Glasier, 2006).

Penyebab PMS belum dapat diketahui secara pasti. Namun ada beberapa

teori yang menyebutkan bahwa PMS disebabkan antara lain karena faktor

hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

Penyebab lain yang kemungkinan terjadi yaitu berhubungan dengan faktor

kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita serta

kekurangan zat-zat gizi (Karyadi, 2008).

Dalam suatu penelitian pada tahun 2005 yang berjudul Calcium and

Vitamin D Intake and Risk of Incident Premenstrual Syndrome yang

melibatkan 1057 wanita, setelah dikelompokkan sesuai usia, paritas, status

merokok, dan faktor resiko lain, menunjukkan tingkat konsumsi tinggi

kalsium (p=0,02, OR=0,703) dan vitamin D yang relatif tinggi dapat

mengurangi terjadinya PMS (p=0,01, OR= 0,597) (Hankinson, 2005).

Menurut Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional / BKKBN

(2005), wanita usia subur (wanita usia reproduktif) adalah wanita yang

berumur 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda.

Terdapat fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami

gejala-gelaja yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang

dialami oleh wanita yang lebih tua (Freeman, 2007).

Perempuan dengan pendidikan formal yang lebih tinggi, misalnya

mahasiswi, cenderung akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan orang yang mempunyai tingkat pendidikan formal yang

lebih rendah, sehingga akan lebih mampu serta mudah memahami arti dan

pentingnya kesehatan dan gangguan-gangguan kesehatan yang mungkin

terjadi (Anne, 1999).

Seorang mahasiswi kadang kala mengalami stres dalam menjalankan

kegiatan perkuliahan, yang dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatannya

(Mulyono, 2001). Faktor stres dapat memperberat gangguan PMS (Wikipedia,

2009). Di samping itu, kondisi sosial ekonomi yang berbeda antara masing-

masing individu dapat mencerminkan keteraturan dan jenis makanan yang

dikonsumsi sehari-hari yang pada akhirnya akan menunjukkan asupan zat gizi

secara spesifik.

Karena latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat gizi

meliputi asupan karbohidrat, vitamin B6, vitamin E, lemak, magnesium, dan

kalsium dengan PMS?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi asupan zat gizi wanita usia subur pada mahasiswi

UNS.

b. Mengidentifikasi kejadian PMS wanita usia subur pada mahasiswi

UNS.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Bagi peneliti sendiri, dapat memperdalam pengetahuan tentang asupan

zat gizi dan PMS.

b. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan masukan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang PMS terutama dalam

hubungannya dengan status gizi.

c. Bagi profesi kebidanan, sebagai bahan kajian / informasi dalam

mengkaji, menganalisa, mendiagnosa dan memberikan perawatan pada

wanita yang mengalami PMS.

2. Manfaat Aplikatif

Dapat memberikan masukan bagi wanita usia reproduktif untuk

mengatur kebutuhan gizi sehingga dapat meminimalkan gejala-gejala

PMS.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Konsep Asupan Zat Gizi

Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan

memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,

2009).

Kebutuhan gizi (requirement) adalah jumlah zat gizi minimal yang

diperlukan seseorang untuk hidup sehat (Auliana, 2001). Banyaknya gizi

yang diperlukan berbeda antara satu orang dengan orang lain, disebabkan

berbagai faktor, tetapi fungsi gizi pada pokoknya sama untuk semua orang.

Berdasarkan keseimbangan asupan gizi tersebutlah seseorang akan

mempunyai status gizi (Budiyanto, 2002).

Menurut Waspadji (2003), status zat gizi terutama ditentukan oleh

ketersediaan zat-zat gizi pada tingkat sel, dalam jumlah yang cukup dan

dalam kombinasi yang tepat, yang diperlukan tubuh untuk tumbuh,

berkembang dan berfungsi normal. Oleh karena itu pada prinsipnya status

gizi ditentukan oleh dua hal, yaitu:

a. Asupan zat gizi yang berasal dari makanan yang diperlukan tubuh.

b. Besarnya kebutuhan, penyerapan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut.

Kedua hal ini dipengaruhi oleh faktor pola konsumsi dan aktivitas.

Sedangkan menurut Supariyasa (2005), faktor-faktor yang

mempengaruhi keadaan gizi adalah konsumsi makanan dan tingkat

kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan dan

tersedianya bahan makanan. Angka kecukupan gizi rata-rata yang

dianjurkan untuk wanita usia 16-45 tahun sebagai berikut:

Tabel 1. Kecukupan rata-rata yang dianjurkan

Zat Gizi Usia 16-19 tahun Usia 20-45 tahun Energi (Kkal) Protein (g) Vitamin A (RE) Vitamin D (ug) Vitamin E (mg) Vitamin K (mg) Tiamin (mg) Riboflavin (mg) Niasin (mg) Vitamin B12 (ug) Asam folat (ug) Piridoksin (mg) Vitamin C (mg) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Seng (mg) Yodium (ug) Selenium (ug)

2000 51 500 10 8 60 1,0 1,0 10 1,0 150 1,6 60 600 450 25 15 150 50

2200 48 500 5 8 65 1,0 1,2 9

1,0 150 1,6 60 500 450 26 15 150 55

Sumber: Supariyasa, 2005.

Kekurangan sejumlah vitamin, mineral dan zat gizi lainnya dapat

menyebabkan PMS (Redei, 1995).

a. Karbohidrat

Karbohidrat berkaitan dengan PMS terutama dalam mengatasi

masalah perubahan mood (Christensen, 1993).

b. Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin B6 memberi efek rileks dan tenang menjelang

menstruasi (Jacobs, 2000).

c. Vitamin E

Vitamin E dapat berguna dalam mengurangi ketegangan pada

payudara yang merupakan salah satu gejala PMS (Jacobs, 2000).

d. Mineral

Mineral seperti seng dan magnesium dapat membantu

meringankan gejala PMS seperti sakit kepala, sakit pinggul, dan

ketegangan. (Jasons, 2008).

e. Kalsium

Kalsium terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon

endorphin selama masa menstruasi (Hankinson, 2005).

f. Sodium dan kafeine

Makanan yang mengandung banyak garam dapat menyebabkan

retensi cairan dan memperburuk gejala PMS (Karyadi, 2008).

Sedangkan kafeine dapat menimbulkan kecemasan atau depresi

(Rasheed, 2003).

g. Lemak

Dengan mengkonsumsi rendah lemak dan tinggi karbohidrat

akan mengurangi pembengkakan payudara (Paath, 2006).

2. Konsep PMS

a. Definisi PMS

PMS adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum menstruasi

dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi serta dialami oleh

banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi (Brunner &

Suddarth, 2001). PMS kadang-kadang berlangsung terus sampai

menstruasi berhenti (Prawiroharjo, 2005).

Sedangkan menurut Hacker et. al. (2001), PMS adalah gejala

fisik, psikologis dan perilaku yang menyusahkan yang secara teratur

berulang selama fase siklus menstruasi. Sekitar 5-10% wanita

menderita PMS yang berat sehingga mengganggu kegiatan sehari-

harinya.

Riset menunjukan bahwa PMS menjadi lebih bermasalah di awal

dan akhir fase siklus reproduksi (yaitu pada pubertas dan menopause)

serta saat masa kehamilan dan kelahiran anak (Freeman, 2007).

b. Etiologi PMS

Pada setiap siklus menstruasi, Follicle Stimulating Hormone

(FSH) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan

beberapa folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel de

graaf ovarium yang memproduksi estrogen. Estrogen menekan

produksi FSH, sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan

hormon gonadotropin yang kedua, yakni Luteinizing Hormone (LH).

Pada pertengahan siklus menstruasi (sekitar hari ke-14 sampai hari ke-

28), produksi LH meningkat dan menyebabkan ovulasi, sehingga

keseimbangan hormon estrogen dan progesteron tidak stabil, hal ini

yang menyebabkan munculnya gejala PMS (Henshaw, 2007).

Peningkatan kadar estrogen dalam darah akan mengganggu

produksi serotonin sehingga menyebabkan gejala depresi, khususnya

gangguan mental (Hacker et. al., 2001).

Menurut Prawiroharjo (2005), faktor kejiwaan, masalah dalam

keluarga, dan masalah sosial juga memegang peranan penting.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi PMS

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi PMS, antara lain:

1). Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah

melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami

kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia).

2). Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak

mengalami PMS dibandingkan yang belum).

3). Usia (PMS menjadi lebih bermasalah di awal dan akhir fase siklus

reproduksi yaitu pada pubertas dan menopause).

4). Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).

5). Diet (faktor kebiasaan makan seperti banyak garam, kopi, teh,

coklat, minuman bersoda memperberat gejala PMS).

6). Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6),

vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam

lemak linoleat.

7). Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat

gejala PMS.

8). Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebab

kan semakin beratnya PMS).

(ACOG Practice Committee, 2000).

d. Gejala PMS

Rayburn (2001), mengklasifikasikan gejala-gejala PMS

berdasarkan gangguan pada fungsi fisik dan emosional. Klasifikasinya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Gejala-gejala PMS

Gejala fisik Gejala emosional 1). Perut kembung 2). Nyeri payudara 3). Sakit kepala 4). Kejang atau bengkak pada

kaki 5). Nyeri panggul 6). Hilang koordinasi 7). Nafsu makan bertambah 8). Hidung tersumbat 9). Perubahan defekasi 10). Tumbuh jerawat 11). Sakit pinggul 12). Suka makan manis atau asin 13). Palpitasi 14). Peka suara atau cahaya 15). Rasa gatal pada kulit 16). Kepanasan

1). Depresi 2). Cemas 3). Suka menangis 4). Sifat agresif atau pemberontakan 5). Pelupa 6). Tidak bisa tidur 7). Merasa tegang 8). Irritabilitas 9). Rasa bermusuhan 10). Suka marah 11). Paranoid 12). Perubahan dorongan seksual 13). Konsentrasi berkurang 14). Merasa tidak aman 15). Pikiran bunuh diri 16). Keinginan menyendiri 17). Perasaan bersalah 18). Kelemahan

Sumber : Rayburn, 2001.

3. Hubungan antara asupan zat gizi dengan PMS

Salah satu gejala PMS adalah suasana hati yang berubah-ubah

(Hacker et. al., 2001). Suasana hati dikendalikan oleh sistem kerja otak.

Kemampuan kerja otak dipengaruhi oleh masukan zat gizi yang

diperlukan. Aneka zat gizi itu harus dipasok secara seimbang dari

makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Salah satu zat gizi

yang berperan memperbaiki suasana hati adalah triptofan (suatu asam

amino esensial) (Madison, 2004). Vitamin B6 berperan sebagai koenzim

dan metabolisme protein termasuk di dalamnya adalah asam amino

triptofan yang berkaitan dengan serotonin, karena serotonin disintesis dari

asam amino triptofan dengan bantuan vitamin B6 (Hankinson, 2005).

Meningkatnya kadar estrogen dalam darah menyebabkan munculnya

gejala-gejala depresi. Meningkatnya kadar estrogen akan mengganggu

proses kimia tubuh termasuk vitamin B6. Vitamin ini dikenal sebagai

vitamin antidepresan karena berfungsi mengontrol produksi serotonin

yang penting dalam mengendalikan perasaan seseorang. Menurunnya

kadar serotonin akibat terjadinya fluktuasi estrogen dapat dikatakan

sebagai penyebab timbulnya gejala PMS yang dikenal sebagai

carbohydrate cravings atau peningkatan untuk mengkonsumsi karbohidrat

(Karyadi, 2008). Carbohydrate cravings disebabkan karena kadar

serotonin yang rendah. Teorinya adalah saat kadar serotonin rendah, otak

mengirim sinyal ke tubuh untuk makan karbohidrat untuk merangsang

produksi serotonin (Madison, 2004).

Peran vitamin B6 ini jelas mendukung ketersediaan energi bagi otak

untuk aktivitas sehari-hari. Serotonin dalam otak kadarnya dipengaruhi

oleh makanan yang dikonsumsi seseorang khususnya karbohidrat dan

protein (Hankinson, 2005). Karbohidrat berkaitan dengan PMS terutama

dalam mengatasi masalah perubahan mood, hal ini karena karbohidrat

secara konsisten mempertahankan kadar serotonin (suatu zat kimia otak)

sehingga dengan memakan makanan yang mengandung karbohidrat akan

lebih dapat mengendalikan perubahan mood (Christensen, 1993).

Vitamin E juga dapat berguna dalam mengurangi ketegangan pada

payudara yang merupakan salah satu gejala PMS (Jacobs, 2000).

Mineral seperti seng dan magnesium sangat penting dalam produksi

serotonin. Hormon tersebut dapat membantu meringankan gejala PMS

seperti sakit kepala, sakit pinggul, dan ketegangan (jasons, 2008).

Sementara, kalsium terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon

endorphin (hormon yang membantu memberikan perasaan nyaman)

selama masa menstruasi (Hankinson, 2005).

Makanan yang mengandung banyak garam dapat menyebabkan

retensi cairan dan memperburuk gejala PMS (Karyadi, 2008). Sedangkan

wanita yang mengkonsumsi kafeine berlebih mempunyai sifat lekas marah

dibandingkan dengan wanita yang membatasi asupan cafeine (Bonnlander,

2001).

Diet mempengaruhi siklus menstruasi, hal ini berhubungan dengan

penurunan kadar hormon steroid yang merupakan faktor kunci dalam

proses pengaturan siklus tersebut. Dengan mengkonsumsi rendah lemak,

dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara.

Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan tinggi protein dapat

memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan

dengan pembentukan serotonin di dalam otak (Paath, 2006).

B. Kerangka Konsep

Progesteron ↓

Kecukupan Gizi

Estrogen ↑

Serotonin ↓ Carbohydrate

Cravings PMS

Sistem saraf pusat (Otak)

Asupan Zat Gizi

Pola makan Aktivitas

Tingkat kesehatan

Pendapatan

§ Paritas § Status

perkawinan § Usia § Gaya hidup § Faktor kejiwaan § Masalah dalam

keluarga § Masalah sosial

Hipotalamus (Gonadothropin Releasing Hormone/GnRH)

Hipofisis Anterior (FSH & LH)

Ovarium

Asam Amino Triptofan

Keterangan:

: variabel yang diukur

: variabel yang tidak diukur

C. Hipotesis

Terdapat hubungan antara Asupan Zat Gizi dengan kejadian Premenstrual

Syndrome (PMS) wanita usia subur pada mahasiswi UNS.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan Cross sectional, yaitu penelitian non eksperimental

dimana variabel independen (asupan zat gizi) dan variabel dependen (PMS)

diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Taufiqurrohman, 2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di UNS pada bulan Maret - Agustus 2009.

C. Populasi Penelitian

1. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia reproduktif.

2. Populasi aktual dalam penelitian ini adalah wanita usia reproduktif yang

tercatat sebagai mahasiswi UNS.

D. Sampel dan Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random

Sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel bila objek yang diteliti sangat

besar, dilakukan dengan membagi anggota populasi dalam beberapa

kelompok, lalu suatu sampel dipilih dari masing-masing area kelompok

(Hidayat,2007). Sehingga dalam penelitian ini, dari 80 orang dibagi menjadi 9

Cluster, yaitu:

1. Cluster 1 = 9 orang dari Fakultas Kedokteran

2. Cluster 2 = 9 orang dari Fakultas Teknik

3. Cluster 3 = 9 orang dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

4. Cluster 4 = 9 orang dari Fakultas Pertanian

5. Cluster 5 = 9 orang dari Fakultas Ekonomi

6. Cluster 6 = 9 orang dari Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

7. Cluster 7 = 9 orang dari Fakultas Sastra Dan Seni Rupa

8. Cluster 8 = 9 orang dari Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

9. Cluster 9 = 8 orang dari Fakultas Hukum

E. Estimasi Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus:

n = 2

q . p . Zα2

d =

( )( )2

2

05,0

95,0.05,0.96,1 =

0025,0182476,0

= 72

Keterangan:

n : Besar sampel

p : perkiraan prevalensi penyakit yang diteliti atau paparan pada populasi

q : 1-p

Zα : nilai statistik Zα pada kurve normal standart pada tingkat kemaknaan

95%

d : presisi absolut yang dikehendaki pada kedua sisi proporsi populasi,

misalnya +/-5%

(Taufiqurrohman, 2008).

Kemudian ditambahkan dengan 10% dari jumlah sampel yang didapatkan dari

rumus diatas untuk antisipasi jika ada data sampel yang tidak bisa dianalisis.

Jadi, jumlah sampel yang diambil sebanyak 80 orang.

F. Kriteria Retriksi

1. Kriteria Inklusi : seluruh wanita usia reproduktif yang tercatat sebagai

mahasiswi UNS, berusia antara 18-49 tahun, dan bersedia menjadi

responden.

2. Kriteria eksklusi : mahasiswi yang merupakan seorang atlet, sedang hamil,

memakai alat kontrasepsi pil, suntik, IUD dan implan.

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen : Asupan zat gizi

Asupan zat gizi adalah banyaknya karbohidrat, vitamin (B6, E),

lemak dan mineral (Mg, Ca) yang berasal dari makanan yang biasa

dikonsumsi, diukur dengan menggunakan Food Records dalam jangka

waktu 3 hari, dicatat dalam ukuran rumah tangga (URT) lalu

dikonversikan ke dalam ukuran berat (gram), kemudian dicari rata-rata

asupan zat gizi menggunakan program Nutrisurvey 2007 dan

dibandingkan menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk perorangan

atau individu. Skala pengukuran variabel ini adalah skala rasio.

2. Variabel Dependen : Kejadian PMS

PMS adalah sekumpulan tanda dan gejala yang terjadi sebelum dan

selama menstruasi, diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri

dari 28 pertanyaan, dengan hasil pengukuran dalam bentuk skor,

selanjutnya kategori PMS / Tidak PMS ditentukan jika memenuhi salah

satu dari kriteria dibawah ini:

Tabel 3. Kategori PMS / Tidak PMS

Kategori Fisik Emosional Fisik dan Emosional

PMS ≥ 8 ≥ 9 ≥ 16 Tidak PMS < 8

Atau

< 9

Atau

< 16 Modifikasi : Jack, 2001.

Skala pengukuran variabel ini adalah skala nominal.

H. Instrumen dan Intervensi

Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini

berupa:

a. Formulir Food Records, untuk mencatat semua jenis makanan dan

minuman yang dikonsumsi dalam jangka waktu 3 hari.

b. Kuesioner Kejadian PMS

Kuesioner Kejadian PMS berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup

tentang gejala PMS pada wanita usia reproduktif dengan dichotomous

choice yang terdiri dari 28 pernyataan dimana terdapat dua kriteria

pertanyaan, yaitu gejala-gejala emosional pada nomor pertanyaan 1-

15, dan gejala-gejala fisik pada nomor pertanyaan 16-28. Dikatakan

PMS jika memiliki paling sedikit 8 kriteria dibagian gejala fisik atau

paling sedikit 9 kriteria di bagian gejala emosional fisik atau 16

kriteria dibagian semua gejala. Kriteria 8 dibagian gejala fisik atau 9

dibagian gejala emosional atau 16 dibagian semua gejala diperoleh

dari perbandingan antara jumlah pertanyaan awal, batas kriteria

pertanyaan awal dibandingkan dengan jumlah pertanyaan akhir.

Responden hanya memilih jawaban ”Ya” atau ”Tidak”. Jika jawaban

”Ya” skor 1, jawaban ”Tidak” skor 0.

I. Analisis Data

1. Uji validitas dan reabilitas untuk menguji kuesioner kejadian PMS.

a. Uji validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut. Pengujian terhadap validitas menggunakan

rumus Pearson Product Moment (Hidayat, 2007) dan diolah dengan

menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Pernyataan bisa

dikatakan valid jika mempunyai nilai r hitung > r tabel dengan tingkat

signifikansi minimal 95%, didapatkan harga tabelr sebesar 0,444 untuk

sejumlah 20 responden (Santoso, 2004).

Berdasarkan hasil uji validitas, dari total 35 pertanyaan, jumlah

pertanyaan yang tidak valid sebanyak 7 item. Instrumen yang tidak

valid tidak dapat digunakan sehingga dihilangkan (Hidayat, 2007),

maka jumlah pertanyaan menjadi 28. Pertanyaan kuesioner yang tidak

valid bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Pertanyaan Kuesioner yang Tidak Valid

No. Gejala PMS Butir Pertanyaan Jumlah Awal

Jumlah Akhir

1. Gejala Emosional (1), 2, 3, 4, 5, (6), 7, 8, 9, (10), 11, 12, (13), 14, 15, 16, 17, 18, 19

19 15

2. Gejala Fisik 20, (21), 22, 23, 24, 25, 26, (27), 28, 29, 30, 31, 32, (33), 34, 35

16 13

Jumlah total soal 35 28

Keterangan: Nomor soal dengan tanda (…) = soal yang tidak valid.

b. Uji reliabilitas

Sedangkan suatu kuesioner dikatakan reliabel (handal) jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas menggunakan program SPSS 16.0

for Windows.

Pertanyaan dikatakan reliabel apabila nilai 11r > tabelr dengan

taraf signifikansi 0,05 yaitu 0,444. Berdasarkan hasil uji reliabilitas,

harga r11 adalah 0,838. Sehingga kuesioner tersebut dapat dikatakan

reliabel.

2. Pengolahan Data

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah

terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi atau

dikeluarkan dari penelitian.

b. Coding

Pada tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada variabel

dependen yaitu kejadian PMS agar mempermudah dalam pengolahan

data.

Tidak PMS : kode 0

PMS : kode 1

c. Data entry

Jawaban dari kuesioner dan food records dimasukkan ke dalam

data base komputer. Jawaban food records diolah dengan program

Nutrisurvey 2007 dan digabungkan dengan data lainnya untuk

menjawab tujuan penelitian.

d. Tabulating

Tabulasi dilakukan untuk pengorganisasian data yang sudah

terkumpul agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan

serta dianalisis.

3. Analisis data

a. Analisis Univariat

Menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi

frekuensi tiap variabel penelitian. Variabel yang dianalisa secara

univariat pada penelitian ini adalah karakteristik responden dan

kejadian PMS.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap variabel yang diteliti yaitu

asupan zat gizi dengan kejadian PMS.

c. Analisis multivariat

Variabel independen berskala rasio dengan sebuah variabel

dependen berskala kategori yang bersifat dikotom, maka analisa data

menggunakan uji Regresi Logistik Berganda (Sabri, 2006). Uji analisa

ini menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2009 di UNS. Sampel yang

terkumpul sejumlah 80, dengan karakteristik sebagai berikut:

A. Karakteristik Responden

1. Umur

Distribusi frekuensi umur responden dapat dilihat pada tabel 4

berikut ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur No Umur Frekuensi

(f) Persentase

(%) 1. 2.

Remaja (13-20 tahun) Dewasa awal (21-35 tahun)

27 53

33,8 66,2

Total 80 100 Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah kelompok dewasa muda (21-35 tahun) sebanyak 53 responden

(66,2%).

2. Status tempat tinggal

Distribusi status tempat tinggal responden dapat dilihat pada tabel 5

berikut ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal

No Status Tempat Tinggal Frekuensi

(f) Persentase

(%) 1. 2.

Kos Rumah Bersama orang tua Bersama keluarga

75 4 1

93,8

5,0 1,2

Total 80 100 Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang bertempat tinggal di kos yaitu sebanyak 75

responden (93,8%).

3. Status perkawinan

Distribusi status perkawinan responden dapat dilihat pada tabel 6

berikut ini:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Kawin Frekuensi (f)

Persentase (%)

1. 2.

Kawin Belum Kawin

2 78

2,5 97,5

Total 80 100 Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang belum kawin yaitu sebanyak 78 responden

(97,5%).

4. Jumlah anak

Distribusi jumlah anak responden dapat dilihat pada tabel 7 berikut

ini:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah Anak No Jumlah Anak Frekuensi

(f) Persentase

(%) 1. 2.

Anak ≥ 1 Belum mempunyai anak

2 78

2,5 97,5

Total 80 100 Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang belum mempunyai anak yaitu sebanyak 78

responden (97,5%).

5. Aktivitas

Aktivitas responden di bawah ini adalah aktivitas responden dalam

berolahraga. Distribusi aktivitas responden dapat dilihat pada tabel 8

berikut ini:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas No Rerata aktivitas

(menit)

Frekuensi aktivitas (kali/

minggu)

Frekuensi (f)

Persentase (%)

1. 2.

> 20 > 20

≥ 3 < 3

16 0

20,0 0

3. < 20 ≥ 3 0 0 4. < 20 < 3 64 80,0 Total 80 100

Sumber: Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi terbesar

adalah responden yang aktivitasnya kurang dari 20 menit dan frekuensinya

kurang dari 3 kali/minggu yaitu sebanyak 64 responden (80,0%).

6. Asupan Zat Gizi

Distribusi asupan zat gizi responden dibandingkan dengan Angka

Kecukupan Gizi (AKG) dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Dibandingkan Dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Mean

(%AKG) SD

(%AKG) Min

(%AKG) Max

(%AKG) Karbohidrat Vitamin B6

Vitamin E Lemak Magnesium Kalsium

71,10 67,75 37,86 81,36 58,40 43,95

16,865 16,422 18,195 32,199 16,590 40,830

31 32 12 23 31 7

120 105 93 186 105 208

Sumber: Data Primer, 2009

Tabel diatas menunjukkan bahwa asupan zat gizi responden yang

terendah adalah asupan vitamin E. Rata-rata asupan vitamin E responden

adalah sebesar 37,86% AKG dengan standar deviasi 18,195%. Asupan

vitamin E terendah responden adalah sebesar 12% dan asupan tertinggi

adalah sebesar 93%. Untuk asupan zat gizi responden yang tertinggi

adalah asupan lemak. Rata-rata asupan lemak responden adalah sebesar

81,36% AKG dengan standar deviasi 32,199%. Asupan lemak terendah

responden adalah sebesar 23% AKG dan asupan tertinggi adalah sebesar

186%.

7. Kejadian PMS

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kejadian PMS

No Premenstrual Syndrome(PMS) Frekuensi (f) Persentase

(%) 1. 2.

Ada Tidak

32 48

40,0 60,0

Total 80 100 Sumber: Data Primer, 2009

Hasil penelitian terhadap kejadian PMS didapatkan frekuensi

terbanyak adalah responden yang tidak memiliki gejala PMS yaitu

sebanyak 48 dari 80 responden (60,0%).

B. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dengan Kejadian PMS

Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Regresi Logistik

Berganda menggunakan SPSS 16.0. Berikut menyajikan langkah-langkah

Analisis Regresi Logistik Berganda antara variabel asupan zat gizi dan

kejadian PMS.

1. Seleksi Bivariat

Masing-masing variabel independen dilakukan analisis bivariat

dengan variabel dependen. Bila hasil bivariat menghasilkan p value ≤ 0,25,

maka variabel tersebut langsung masuk tahap multivariat. Untuk variabel

independen yang hasil bivariatnya menghasilkan p value > 0,25 namun

secara substansi penting, maka variabel tersebut dapat dimasukkan dalam

model multivariat. Seleksi bivariat menggunakan uji regresi logistik

sederhana.

a. Analisis bivariat antara karbohidrat dengan kejadian PMS

Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 11.530 1 .001

Block 11.530 1 .001

Step 1

Model 11.530 1 .001

Tabel 12. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.053 .018 9.123 1 .003 .949 .917 .982 Step 1a

Constant 3.276 1.222 7.187 1 .007 26.464

a. Variable(s) entered on step 1:KH.

Dari tabel 11, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,001 berarti variabel p value-nya < 0,25 sehingga variabel

karbohidrat dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 12,

nilai OR dapat diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,949 (95%

CI:0,917-0,982). Hal ini berarti semakin banyak asupan karbohidrat,

resiko terjadinya PMS 0,9 kali lebih rendah.

b. Analisis bivariat antara vitamin B6 dengan kejadian PMS

Tabel 13. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 8.848 1 .003

Block 8.848 1 .003

Step 1

Model 8.848 1 .003

Tabel 14. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Vit_B6 -.045 .016 7.556 1 .006 .956 .926 .987 Step 1a

Constant 2.606 1.107 5.543 1 .019 13.549

a. Variable(s) entered on step 1: Vit_B6.

Dari tabel 13, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,003 berarti variabel p value-nya < 0,25 sehingga variabel

vitamin B6 dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 14,

nilai OR dapat diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,956 (95%

CI:0,926–0,987). Hal ini berarti semakin banyak asupan vitamin B6,

resiko terjadinya PMS 0,9 kali lebih rendah.

c. Analisis bivariat antara vitamin E dengan kejadian PMS

Tabel 15. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1.223 1 .269

Block 1.223 1 .269

Step 1

Model 1.223 1 .269

Tabel 16. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Vit_E -.014 .013 1.174 1 .279 .986 .960 1.012 Step 1a

Constant .130 .538 .058 1 .809 1.139

a. Variable(s) entered on step 1:

Vit_E.

Dari tabel 15, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,269 berarti p value-nya > 0,25 sehingga variabel vitamin E

tidak dapat dilanjutkan ke analisis multivariat.

d. Analisis bivariat antara lemak dengan kejadian PMS

Tabel 17. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1.809 1 .179

Block 1.809 1 .179

Step 1

Model 1.809 1 .179

Tabel 18. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

lemak .010 .007 1.755 1 .185 1.010 .995 1.024 Step 1a

Constant -1.201 .648 3.435 1 .064 .301

a. Variable(s) entered on step 1: lemak.

Dari tabel 17, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,179 berarti p value-nya < 0,25 sehingga variabel lemak dapat

dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 18, nilai OR dapat

diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 1,010 (95% CI:0,995-

1,024). Hal ini berarti semakin banyak asupan lemak, resiko terjadinya

PMS 1,01 kali lebih tinggi.

e. Analisis bivariat antara magnesium dengan kejadian PMS

Tabel 19. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 7.309 1 .007

Block 7.309 1 .007

Step 1

Model 7.309 1 .007

Tabel 20. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

mg -.042 .017 6.157 1 .013 .959 .928 .991 Step 1a

Constant 1.971 .966 4.159 1 .041 7.174

a. Variable(s) entered on step 1:

mg.

Dari tabel 19, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,007 berarti p value-nya < 0,25 sehingga variabel magnesium

dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 20, nilai OR dapat

diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,959 (95% CI: 0,928 –

0,991). Hal ini berarti semakin banyak asupan magnesium, resiko

terjadinya PMS 0,96 kali lebih rendah.

f. Analisis bivariat antara kalsium dengan kejadian PMS

Tabel 21. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 6.514 1 .011

Block 6.514 1 .011

Step 1

Model 6.514 1 .011

Tabel 22. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

ca -.019 .009 4.305 1 .038 .981 .963 .999 Step 1a

Constant .347 .399 .754 1 .385 1.414

a. Variable(s) entered on step 1:

ca.

Dari tabel 21, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,011 berarti p value-nya < 0,25 sehingga variabel kalsium

dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Dari tabel 22, nilai OR dapat

diketahui dari kolom Exp (B) yaitu sebesar 0,981 (95% CI: 0,963 –

0,999). Hal ini berarti semakin banyak asupan kalsium, resiko

terjadinya PMS 0,98 kali lebih rendah.

Tabel 23. Hasil seleksi bivariat antara variabel independen

dengan variabel dependen sebagai berikut:

Variabel p value Karbohidrat Vitamin B6 Vitamin E Lemak Magnesium Kalsium

0,001 0,003 0,269 0,179 0,007 0,011

Berdasarkan tabel diatas, hanya variabel ‘vitamin E’ yang p

value-nya > 0,25, maka yang akan dilanjutkan ke analisis multivariate

hanya variabel karbohidrat, vitamin B6, lemak, magnesium, dan

kalsium.

2. Permodelan Multivariat

a. Selanjutnya dilakukan analisis multivariat kelima variabel independen

tersebut dengan kejadian PMS.

Tabel 24. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.059 .024 6.245 1 .012 .942 .900 .987

Vit_B6 -.058 .023 6.012 1 .014 .944 .902 .989

lemak .030 .011 7.431 1 .006 1.030 1.008 1.052

mg .018 .026 .476 1 .490 1.018 .968 1.071

ca -.012 .010 1.659 1 .198 .988 .969 1.006

Step 1a

Constant 4.670 1.664 7.880 1 .005 106.714 a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak, mg, ca.

Dari hasil analisis diatas, terlihat ada 2 variabel yang nilai p

value-nya>0,05 yaitu magnesium dan kalsium, sehingga pada

permodelan yang selanjutnya, variabel magnesium dikeluarkan dari

model.

b. Variabel magnesium dikeluarkan dari model

Tabel 25. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.052 .021 5.933 1 .015 .949 .910 .990

Vit_B6 -.051 .021 6.024 1 .014 .951 .913 .990

lemak .029 .011 7.333 1 .007 1.030 1.008 1.052

ca -.010 .010 1.210 1 .271 .990 .971 1.008

Step 1a

Constant 4.685 1.655 8.018 1 .005 108.356 a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak, ca.

Setelah magnesium dikeluarkan dari model, maka perubahan

nilai OR untuk variabel karbohidrat, vitamin B6, lemak, dan kalsium

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 26. Perubahan OR setelah magnesium dikeluarkan dari model

Variabel OR

variabel lengkap

Magnesium sudah

dikeluarkan Perhitungan

Perubahan OR

Karbohidrat Vitamin B6 Lemak Magnesium Kalsium

0,942 0,944 1,030 1,018 0,988

0,949 0,951 1,030 - 0,990

(0,949-0,942)/0,942 X 100% (0,951-0,944)/0,944 X 100% (1,030-1,030)/1,030 X 100% - (0,990-0,988)/0,988 X 100%

0,7% 0,7% 0% - 0,2%

Dengan hasil perbandingan OR terlihat tidak ada perubahan OR

yang >10% dengan demikian variabel magnesium dikeluarkan dari

model. Selanjutnya variabel yang terbesar p value-nya adalah kalsium,

dengan demikian permodelan selanjutnya variabel kalsium

dikeluarkan dari model.

c. Variabel kalsium dikeluarkan dari model, diperoleh hasil sebagai

berkut:

Tabel 27. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.058 .021 7.664 1 .006 .944 .905 .983

Vit_B6 -.053 .020 7.092 1 .008 .948 .912 .986

lemak .029 .011 7.494 1 .006 1.029 1.008 1.051

Step 1a

Constant 4.866 1.646 8.741 1 .003 129.828 a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak.

Setelah kalsium dikeluarkan dari model, maka perubahan nilai

OR untuk variabel karbohidrat, vitamin B6 dan lemak dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 28. Perubahan OR setelah kalsium dikeluarkan dari model

Variabel OR

variabel lengkap

Magnesium sudah

dikeluarkan Perhitungan

Perubahan OR

Karbohidrat Vitamin B6 Lemak Magnesium Kalsium

0,942 0,944 1,030 1,018 0,988

0,944 0,948 1,029 - -

(0,944-0,942)/0,942 X 100% (0,948-0,944)/0,944 X 100% (1,029-1,030)/1,030 X 100% - -

0,2% 0,4% 0,09% - -

Setelah dilakukan perbandingan OR terlihat tidak ada perubahan

OR yang >10% dengan demikian variabel kalsium dikeluarkan dari

model. Akhirnya model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Dari tabel 29, didapatkan nilai signifikan untuk model sebesar 0,000.

Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel independen yaitu asupan

karbohidrat, vitamin B6, dan lemak dalam memprediksi kejadian PMS pada

mahasiswi UNS. Adanya hubungan antara variabel juga dapat diketahui

dengan melihat nilai Chi-Square sebesar 25,559 dimana nilai batas kritisnya

sebesar 7,82 yang diperoleh dari tabel Chi-Square dengan tingkat signifikan

sebesar 0,05 (5%) dan derajat bebas (df) sebesar 3, sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis diterima, artinya ada hubungan antara asupan

zat gizi dengan kejadian PMS.

Berdasarkan tabel 30, diperoleh nilai Nagelkerke R Square adalah 0,370

yang berarti variabilitas yang terjadi pada variabel dependen yaitu kejadian

PMS dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independennya yaitu variabel

Tabel 29. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 25.559 3 .000

Block 25.559 3 .000

Step 1

Model 25.559 3 .000

Tabel 30. Model Summary

Step -2 Log likelihood Nagelkerke R Square

1 82.123a .370

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Tabel 31. Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.058 .021 7.664 1 .006 .944 .905 .983

Vit_B6 -.053 .020 7.092 1 .008 .948 .912 .986

lemak .029 .011 7.494 1 .006 1.029 1.008 1.051

Step 1a

Constant 4.866 1.646 8.741 1 .003 129.828

a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6,

lemak.

asupan karbohidrat, vitamin B6, dan lemak sebesar 37%, sedangkan sisanya

63% dijelaskan oleh variasi variabel lainnya di luar model.

Berdasarkan tabel 31, didapatkan hasil analisis sebagai berikut:

1) OR dari variabel karbohidrat adalah 0,9 kali artinya semakin tinggi asupan

karbohidrat, maka resiko untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah.

2) OR dari variabel vitamin B6 adalah 0,9 kali artinya semakin tinggi asupan

vitamin B6, maka resiko untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah.

3) OR dari variabel lemak adalah 1,02 kali artinya semakin tinggi asupan

lemak, maka resiko untuk mengalami PMS 1,02 kali lebih tinggi. Dalam

penelitian ini ditemukan bahwa variabel lemak yang paling berpengaruh

terhadap kejadian PMS.

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4, maka distribusi umur

responden yang terbanyak adalah dewasa awal (21-35 tahun) sebanyak 53 orang

(66,2%). Menurut widayatun (1999), secara teoritis dikatakan bahwa usia dewasa

muda merupakan masa pengaturan, masa usia produktif, masa bermasalah, masa

ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa ketergantungan, masa

perubahan nilai dan masa penyesuaian diri dengan cara hidup kreatif.

Selain umur, faktor lain yang mempengaruhi PMS adalah status perkawinan.

Status perkawinan dan status kesehatan juga mempunyai keterkaitan. Wanita yang

telah menikah pada umumnya mempunyai angka kesakitan dan kematian yang

lebih rendah dan biasanya mempunyai kesehatan fisik dan mental yang lebih baik

daripada wanita yang tidak menikah (Haijiang Wang, 2005). Dalam penelitian ini

diperoleh hasil, responden yang telah menikah sebanyak 2 orang (2,5%). Dalam

penelitian ini ditemukan sebanyak 2 responden (2,5%) yang telah memiliki anak.

Menurut Wikipedia (2009), PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak,

terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia.

Sementara hal ini tidak bias diteliti karena jumlah sampel yang sedikit.

Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS

(Wikipedia, 2009). Dalam penelitian ini, sebagian besar responden tidak

melakukan aktivitas olahraga secara teratur (80,0%). Rasheed (2003),

membuktikan bahwa olahraga ringan mampu meningkatkan energi dan

menurunkan tingkat ketegangan. Ketika seseorang melakukan latihan fisik lebih

dari 20 menit, maka akan mengeluarkan suatu hormon yang bernama β-endorphin

yang ditangkap oleh reseptor dalam hipothalamus dan sistem limbik dan berfungsi

untuk mengatur emosi. Peningkatan β-endorphin terbukti berhubungan erat

dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,

kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan. Selain itu, β-endorphin dapat

meningkatkan semangat dan perasaan energik.

Berikut ini akan diuraikan pengujian hipotesis untuk masing-masing

variabel independen sesuai dengan hasil regresi logistik berganda berdasarkan

tabel 31:

1. Asupan karbohidrat berpengaruh dalam memprediksi kejadian PMS (p=0,006,

OR=0,944). Hal itu berarti semakin tinggi asupan karbohidrat, maka resiko

untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah. Hal ini disebabkan karena

karbohidrat secara konsisten mempertahankan kadar serotonin (suatu zat kimia

otak) sehingga dengan memakan makanan yang mengandung karbohidrat akan

lebih dapat mengendalikan perubahan mood (Christensen, 1993).

2. Asupan vitamin B6 berpengaruh dalam memprediksi kejadian PMS (p=0,008,

OR=0,948). Hal itu berarti semakin tinggi asupan vitamin B6, maka resiko

untuk mengalami PMS 0,9 kali lebih rendah. Mood yang terjadi selama

periode PMS disebabkan oleh menurunnya produksi hormon serotonin.

Hormon serotonin dapat dicukupi dengan vitamin B6, sehingga bila kandungan

vitamin B6 tubuh tercukupi maka akan dapat mengontrol produksi hormon ini,

sehingga otak merasa lebih rileks dan tenang menjelang menstruasi (Jacobs,

2000).

3. Asupan lemak berpengaruh dalam memprediksi kejadian PMS (p=0,006,

OR=1,029). Hal itu berarti semakin tinggi asupan lemak, maka resiko untuk

mengalami PMS 1,02 kali lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena asupan

tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan diet

rendah lemak memperpanjang siklus, hari menstruasi serta memperpanjang

lamanya fase folikuler. Dengan mengkonsumsi rendah lemak dan tinggi

karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara (Paath, 2006).

Sedangkan pengujian hipotesis untuk variabel independen yang lain sesuai

dengan hasil regresi logistik berganda sebagai berikut:

1. Berdasarkan tabel tabel 15, didapatkan hasil omnibus test dengan p

value=0,269 berarti p value-nya > 0,25 sehingga variabel vitamin E tidak dapat

dilanjutkan ke analisis multivariat. Hal ini berarti vitamin E tidak berhubungan

dengan kejadian PMS. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Jasons

(2008) bahwa wanita yang mengalami PMS tidak menunjukkan karena

kekurangan vitamin E.

2. Berdasarkan tabel 24, didapatkan hasil p value dari magnesium sebesar 0,490.

Nilai ini diatas 0,05, maka hipotesis ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan

antara asupan magnesium dengan kejadian PMS. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Jacobs (2000), bahwa pemberian

magnesium selama fase luteal dari siklus menstruasi tidak dapat mengurangi

depresi, kecemasan dan gejala PMS pada umumnya.

3. Berdasarkan tabel 25, didapatkan hasil p value dari kalsium sebesar 0,271.

Nilai ini diatas 0,05, maka hipotesis ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan

antara asupan kalsium dengan kejadian PMS. Hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hankinson (2005), bahwa kalsium

terbukti dapat membantu tubuh melepaskan hormon endorphin (hormon yang

membantu memberikan perasaan nyaman) selama masa menstruasi. Hal ini

dapat dimungkinkan karena kalsium akan bekerja secara efektif setelah kulit

terkena sengatan singkat radiasi ultraviolet-B. Paparan sinar matahari

merangsang produksi vitamin D. Vitamin D diketahui berfungsi sebagai

pembuka kalsium untuk masuk ke dalam aliran darah, sampai akhirnya

menyatu di dalam tulang. Sedangkan Indonesia merupakan wilayah tropis dan

banyak orang yang menghindari sinar matahari karena takut hitam (Rahman,

2009).

Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: Pertama,

penulis menggunakan food records dalam menentukan asupan gizi sehari-hari

tanpa adanya pemantauan, kurang rinci dan tidak menggunakan food models

sebagai acuan dalam menentukan ukuran makanan. Kedua, penulis menggunakan

ukuran rumah tangga dalam mengukur asupan zat gizi sehingga ada

ketidaktepatan dalam menentukan jumlah yang dikonsumsi dan mengakibatkan

pada hasil yang diperoleh kurang akurat.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan menyimpulkan bahwa ada

hubungan antara asupan zat gizi dengan kejadian PMS wanita usia ubur pada

mahasiswi UNS, dimana variabel yang secara statistik signifikan dalam

penelitian ini adalah karbohidrat, vitamin B6, dan lemak.

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, apabila menggunakan formulir food records

sebaiknya dilakukan pemantauan agar diperoleh hasil yang rinci dan

menggunakan food models untuk mengurangi bias dalam menentukan

ukuran makanan.

2. Perlu dilakukan penyuluhan kepada wanita usia reproduktif untuk

mengatur kebutuhan gizi sehingga dapat meminimalkan gejala-gejala

PMS.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal : 3

Anne, C. 1999. “Effects Of An Educational Programme On Adolescents With

Premenstrual Syndrome”. Health Education Research. 14 : 817-830 Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Untuk Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Hal : 134 Auliana, R. 2001. Gizi Dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta: Adicita Karya

Nusa. Hal : 36 BKKBN. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan,

Program dan Kegiatan Tahun 2005-2009. Jakarta: BKKBN Bobak, M & Irene et., al. 2004. Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC.

Hal : 79 Bonnlander. 2001. “Caffeine-Containing Beverages, Total Fluid Consumption,

and Premenstrual Syndrome”. Am J Public Health. 80 : 1106-1110 Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

EGC. Hal : 119 Budiyanto, M.A.K. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press. Hal : 2 Burns, A. et all. 2000. Pemberdayaan Wanita Dalam Bidang Kesehatan. Yayasan

Yogyakarta: Essentia Medica. hal : 77-78 Christensen, L. 1993. “Effects of Eating Behaviour on Mood: A Review of the

Literature”. International Journal of Eating Disorders. 14: 171-183 Deuster et., al. 1999. Biological, Social and Behavioral Factors Associated with

Premenstrual Syndrome, http://www.archfammed.com. diperoleh tanggal 20 Juni 2009.

Freeman, E.W. 2007. Epidemiology And Etiology Of Premenstrual Syndromes.

http://www.medscape.com. Diperoleh tanggal 10 April 2009 Glasier, Anna. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:

EGC. hal : 381-386

Hacker, N, et. al. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi, edisi 2. Jakarta: Hipokrates. Hal : 366-388

Haijiang, W. 2005. Marital Status, http://paa 2005.princeton.edu/download.

Diperoleh tanggal 14 Juni 2009. Hankinson, S.E. et all. 2005. “Calcium and Vitamin D Intake and Risk of Incident

Premenstrual Syndrome”. Arch Intern Med. 165 : 1246-1252 Henshaw, Carol. 2007. “PMS: diagnosis, aetiology, assessment and

management“. Advances in Psychiatric Treatment. 13 : 139–146 Hidayat, A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika. Hal : 82 Jacobs, M. D, Susan Thys. 2000. “Micronutrients and the Premenstrual

Syndrome: The Case for Calcium“.Journal Of The American College Of Nutrition. 19 : 220–227

Karyadi, E. 2008. Menangkal Rasa Sakit Menjelang Haid.

http://www.indomedia.com/intisari/2008/januari/haid. Diperoleh tanggal 10 April 2009

Kendler, K.S. 1992. “Genetic and environmental factors in the aetiology of

Meanstrual, Prementrual and neurotic symptoms: a population Ð based twin study”. Psychol Med. 22 : 85-100.

Madison, W. I. 2004. What You Should Know About PMS.

www.womenshealthconnection.com. Diperoleh tanggal 10 April 2009 Mason, P. 2008. “Diet and Premenstrual Syndrome”. Complete Nutrition. 7 : 16-

21 Mulyono, dkk. 2001. Stres Psikososial Pada Wanita Pekerja Status Kawin Di PT

Tulus Trituggal Gresik, http://www.jurnal.unair.ac.id/login.jurnal/. Diperoleh tanggal 12 April 2009

Nurfahmi. 2008. Pernikahan Harmonis Tingkatkan Kesehatan. http://

http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama-sore/pernikahan-harmonis-tingkatkan-kesehatan/, diperoleh tanggal 18 Juli 2009.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta. Hal : 129

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 232

Rasheed, P & Al-Sowielem, L.S. 2003. “Prevalence And Predictors Of

Premenstrual Syndrome Among Collegeðaged Women In Saudi Arabia”. Ann Saudi Med. 23 : 381-387

Rayburn, W.F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika. Hal : 286-

287 Redei , Freeman. 1995. “Daily plasma estradiol and progesterone levels over the

menstrual cycle and their relation to premenstrual symptoms”.. Psychoneuroendocrinology. 20 : 259-267

Roca, Schmidt, et al. 2000. “Implications of Endocrine Studies of Premenstrual

Syndrome”. Annals of Psychiatry. 26 : 576-580 Santoso, S. 2004. SPSS Statistika Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo. Hal : 36-42 Sabri, L. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal 157-

160 Supariasa, I. D. N, Bakri B., Fajar I. 2005. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Hal : 13-14, 292 Taufiqqurohman, M. A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu

Kesehatan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Hal : 53-54, 71 Waspadji, S. 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta: FKUI.

Hal : 9-10 Widayatun, T. R. 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta: Sagung Seto. Hal : 23 Wikipedia. 2009. Sindrom Pramenstruasi. http://id.wikipedia.org.htm. Diperoleh

tanggal 7 April 2009

LAMPIRAN

LAMPIRAN B. LEMBAR PERMOHONAN UNTUK MENJADI

RESPONDEN

Kepada

Saudari Responden

Mahasiswi UNS

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program DIV Kebidanan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, saya akan melakukan penelitian tentang

Hubungan Antara Asupan Zat Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome

(PMS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asupan zat gizi

berpengaruh pada kejadian Premenstrual Syndrome (PMS).

Pengukuran asupan zat gizi dilakukan dengan menggunakan Estimated Food

Records. Yaitu dengan mencatat banyaknya Karbohidrat, Protein, Lemak, vitamin

dan mineral yang biasa dikonsumsi, yang telah dicatat dalam ukuran rumah

tangga (URT) lalu dikonversikan ke dalam ukuran berat, kemudian dicari rata-rata

asupan zat gizi dan dibandingkan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) untuk

perorangan atau individu. Pengumpulan data kejadian Premenstrual Syndrome

(PMS) dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kepada saudari untuk bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon untuk mengisi

formulir dan kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya.

Jawaban saudari dijamin kerahasiaan. Atas bantuan dan partisipasinya saya

ucapkan terimakasih.

Hormat saya

Peneliti

(Arum Sekar Tanjung)

LAMPIRAN C. LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Kelas :

Tempat tanggal lahir :

Alamat :

Telah mendapatkan informasi tentang penelitian Hubungan antara Asupan

Zat Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndome (PMS), sehingga saya

menyatakan bersedia / tidak bersedia *) untuk menjadi responden.

Surakarta, Juni 2009

Peneliti Responden

( Arum Sekar Tanjung) ( )

*) Coret yang tidak perlu

LAMPIRAN D.

KUESIONER

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN

PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)

Petunjuk pengisian

1. Bacalah semua pertanyaan dengan seksama.

2. Berikan jawaban untuk setiap pertanyaan (jangan dikosongkan).

3. Mohon semua pertanyaan dijawab dengan jujur sesuai apa adanya

4. Kerjakan sendiri, sesuai dengan yang anda rasakan.

5. Kerahasiaan jawaban responden akan kami jamin.

6. Selamat mengerjakan.

Identitas Responden

1. Tanggal pengisian :...................................................................................

2. Nama lengkap :.....................................................(boleh tidak diisi).

3. Alamat :..................................................................................

Kecamatan…………………….Kabupaten…………….......

4. Status tempat tinggal : kos / rumah (bersama keluarga / orang tua)

5. Tempat/Tanggal Lahir :...................................................................................

6. Umur :...................................................................................

7. BB / TB sekarang :...................................................................................

8. Status perkawinan : Kawin/ Tidak kawin/ Janda

9. Jumlah anak :...................................................................................

10. Fakultas :..................................................................................

11. Semester :..................................................................................

Aktivitas

1. Apakah anda melakukan olahraga secara rutin? ya / tidak

2. Jika ya, berapa kali dalam seminggu? ........................... kali.

3. Berapa lama anda melakukan olah raga setiap kalinya? ..............menit.

No :

Pertanyaan 1

Beri tanda (V) pada jawaban YA, jika pernyataan dibawah ini SESUAI dengan

yang anda rasakan/ alami.

Beri tanda (V) pada jawaban TIDAK, jika pernyataan dibawah ini TIDAK

SESUAI dengan yang anda rasakan/ alami.

Jawaban No Gejala Emosional

Ya Tidak

1. Sebelum menstruasi perasaan saya mudah cemas.

2. Sebelum menstruasi saya sering bersikap acuh terhadap orang lain di lingkungan saya

3. Sebelum menstruasi saya tidak bergairah/ tidak semangat untuk melakukan suatu kegiatan.

4. Sebelum menstruasi ada keinginan berlebih untuk makan satu jenis makanan tertentu (terutama makan makanan yang manis dan yang mengandung coklat).

5. Sebelum menstruasi ada perasaan bingung.

6. Sebelum menstruasi saya mudah lupa

7. Sebelum menstruasi saya menjadi mudah sedih.

8. Sebelum menstruasi ada perasaan putus asa/ tidak ada harapan.

9. Sebelum menstruasi saya mudah tersinggung.

10. Sebelum menstruasi saya merasa rendah diri.

11. Sebelum menstruasi saya mudah menangis.

12. Sebelum menstruasi saya mengalami perubahan dorongan seksual.

13. Sebelum menstruasi emosi saya tidak stabil atau tidak terkontrol.

14. Sebelum menstruasi saya mudah merasa sebal.

15. Sebelum menstruasi saya mudah curiga.

(modifikasi : Jack, 2001).

Pertanyaan 2

Beri tanda (V) pada jawaban YA, jika pernyataan dibawah ini SESUAI dengan

yang anda rasakan/ alami.

Beri tanda (V) pada jawaban TIDAK, jika pernyataan dibawah ini TIDAK

SESUAI dengan yang anda rasakan/ alami.

Jawaban No Gejala Fisik

Ya Tidak

16. Sebelum menstruasi perut saya kembung.

17. Sebelum menstruasi saya mengalami nyeri/ sakit pada pinggang.

18. Sebelum menstruasi nafsu makan saya bertambah.

19. Sebelum menstruasi saya mengalami pembengkakan pada payudara.

20 Sebelum menstruasi saya mengalami nyeri pada payudara.

21. Sebelum menstruasi saya mengalami perubahan dalam buang air besar (konstipasi atau diare)

22. Sebelum menstruasi perut saya sakit.

23. Sebelum menstruasi saya mudah kelelahan.

24. Sebelum menstruasi antara pikiran dan apa yang saya lakukan tidak terkoordinasi dengan baik.

25. Sebelum menstruasi kepala saya sakit.

26. Sebelum menstruasi saya mengalami gangguan tidur/ sulit tidur.

27. Sebelum menstruasi saya merasakan gatal pada kulit.

28. Sebelum menstruasi timbul jerawat.

(modifikasi : Jack, 2001).

LAMPIRAN E. FORMULIR METODE FOOD RECORDS

A. Petunjuk pengisian

1. Tulislah semua makanan dan minuman yang anda konsumsi pada hari ini

(berikan merk dagangya jika tersedia).

2. Jika anda mengkonsumsi vitamin, tuliskan jumlah yang anda konsumsi

dalam satu hari beserta merk dagangnya.

3. Tulislah setiap waktu anda mengkonsumsi makanan dan minuman atau

bahkan vitamin.

4. Tulislah makanan dan minuman itu dalam satuan Ukuran Rumah Tangga.

5. Mohon semua makanan dan minuman yang dikonsumsi ditulis apa adanya.

Ukuran Rumah Tangga (URT)

bh = buah

bj = biji

btg = batang

bks = bungkus

pk = pak

kcl = kecil

btr = butir

bsr = besar

ptg = potong

sdm = sondok makan

gls = gelas

ckr = cangkir

sdg = sedang

sdt = sendok teh

B. Identitas responden

Nama : Tanggal :

Hari ke : ...

Banyaknya

Waktu Makan

(pukul)

Nama Makanan atau

Minuman

(berikan merk dagangnya

jika tersedia) Ukuran Rumah Tangga g

Modifikasi : Gibson, 2005.

LAMPIRAN I. DATA PENELITIAN

% Asupan berdasarkan AKG No. Umur Kejadian

PMS BB (kg)

TB (m)

IMT (kg/m2)

KH Vit B6

Vit E Lemak Mg Ca

Status Tempat Tinggal

Status perkawinan

Jumlah anak

Aktivitas

1 22 0 50 1.60 19.53 92 76 36 94 72 26 2 0 0 1

2 22 0 43 1.50 19.11 73 83 78 83 65 159 2 0 0 0

3 23 0 46 1.56 18.90 96 70 43 91 56 62 1 0 0 0

4 22 0 44 1.55 18.31 95 75 37 77 62 32 1 0 0 0

5 22 0 47 1.58 18.83 90 69 29 62 60 14 1 1 1 0

6 22 0 45 1.58 18.03 99 54 24 66 72 26 1 0 0 0

7 22 0 53 1.56 21.78 104 85 48 147 69 74 3 1 1 0

8 22 1 45 1.56 18.49 90 80 33 104 64 33 1 0 0 0

9 22 1 62 1.62 23.62 38 43 15 24 35 9 1 0 0 0

10 21 0 55 1.51 24.12 120 76 36 95 78 75 1 0 0 1

11 19 0 48 1.50 21.33 88 74 61 89 66 129 1 0 0 0

12 20 0 55 1.50 24.44 80 105 39 117 105 196 1 0 0 1

13 20 1 45 1.51 19.74 56 32 25 28 32 43 1 0 0 0

14 21 0 50 1.59 19.78 83 56 23 58 46 28 1 0 0 0

15 22 1 43 1.57 17.44 76 62 12 118 52 12 1 0 0 0

16 22 0 52 1.54 21.93 87 41 34 82 52 32 1 0 0 0

17 22 0 48 1.52 20.78 76 46 33 74 45 29 1 0 0 1

18 22 1 44 1.49 19.82 67 64 42 80 51 13 1 0 0 1

19 19 0 50 1.58 20.03 60 58 15 73 55 16 1 0 0 0

20 20 0 50 1.57 20.28 55 43 12 40 41 25 1 0 0 0

21 22 1 43 1.54 18.13 70 50 78 84 50 51 1 0 0 0

22 19 1 41 1.56 16.85 60 58 61 73 55 16 1 0 0 0

23 20 0 53 1.52 22.94 52 58 48 45 56 18 1 0 0 1

24 20 0 56 1.58 22.43 71 56 37 41 59 20 1 0 0 1

25 21 0 45 1.58 18.03 75 72 29 119 58 100 1 0 0 0

26 22 1 46 1.57 18.66 69 37 24 68 62 56 1 0 0 0

27 21 0 48 1.52 20.78 98 99 48 116 84 83 1 0 0 0

28 20 0 40 1.56 16.44 57 68 33 52 51 10 1 0 0 0

29 19 1 56 1.54 23.61 62 87 45 186 56 33 1 0 0 0

30 19 1 51 1.55 21.23 65 73 15 63 81 30 1 0 0 0

31 19 0 49 1.58 19.63 54 103 34 57 92 157 1 0 0 1

32 21 1 41 1.50 18.22 64 51 33 23 45 8 1 0 0 0

33 20 0 52 1.57 21.10 77 82 42 77 73 32 1 0 0 1

34 20 1 42 1.55 17.48 61 53 15 75 43 28 1 0 0 0

35 22 1 45 1.57 18.26 40 47 32 126 34 7 1 0 0 0

36 21 0 49 1.60 19.14 66 82 78 40 62 69 1 0 0 0

37 22 0 41 1.49 18.47 57 54 61 80 52 73 1 0 0 0

38 22 1 53 1.58 21.23 41 65 43 87 31 22 2 0 0 0

39 22 0 46 1.53 19.65 47 76 37 34 32 55 1 0 0 1

40 23 0 49 1.57 19.88 68 62 29 55 52 12 1 0 0 0

41 22 1 42 1.54 17.71 70 55 36 54 65 144 1 0 0 0

42 21 0 46 1.54 19.40 58 64 16 37 50 11 1 0 0 0

43 22 1 45 1.57 18.26 69 67 39 36 58 46 1 0 0 0

44 20 1 48 1.59 18.99 49 34 13 80 33 13 1 0 0 0

45 20 0 55 1.59 21.76 67 54 23 76 49 32 1 0 0 0

46 21 1 42 1.52 18.18 31 63 34 86 36 26 1 0 0 0

47 21 1 57 1.62 21.72 64 51 42 85 46 47 1 0 0 1

LANJUTAN DATA PENELITIAN

% Asupan berdasarkan AKG No. Umur Kejadian

PMS BB (kg)

TB (m)

IMT (kg/m2)

KH Vit B6

Vit E Lemak Mg Ca

Status Tempat Tinggal

Status perkawinan

Jumlah anak

Aktivitas

48 20 0 45 1.54 18.97 61 80 43 71 49 50 1 0 0 0

49 22 1 45 1.54 18.97 86 78 42 123 68 53 1 0 0 0

50 22 1 50 1.57 20.28 69 33 45 133 58 33 1 0 0 0

51 21 0 49 1.56 20.13 78 64 62 97 54 51 1 0 0 0

52 20 1 42 1.50 18.67 92 67 78 66 71 52 1 0 0 0

53 21 0 49 1.53 20.93 110 91 44 113 89 58 1 0 0 0

54 20 1 44 1.54 18.55 75 72 18 76 63 36 1 0 0 0

55 20 1 44 1.57 17.85 63 73 33 83 54 11 1 0 0 0

56 22 0 48 1.54 20.24 75 78 15 93 31 29 1 0 0 0

57 22 1 42 1.56 17.26 52 59 42 65 43 12 1 0 0 0

58 22 0 50 1.58 20.03 75 82 34 75 31 22 1 0 0 0

59 22 1 55 1.59 21.76 79 59 33 59 70 26 1 0 0 1

60 22 0 49 1.59 19.38 69 79 42 96 51 15 1 0 0 0

61 21 0 43 1.57 17.44 57 66 15 73 48 29 1 0 0 0

62 20 1 62 1.57 25.15 65 79 12 170 60 16 1 0 0 1

63 21 0 43 1.53 18.37 94 62 78 133 78 73 1 0 0 1

64 19 0 40 1.50 17.78 70 70 61 48 55 50 1 0 0 0

65 19 1 42 1.57 17.04 51 66 43 125 47 12 1 0 0 0

66 20 0 60 1.50 26.67 51 96 37 87 80 24 2 0 0 0

67 22 0 45 1.59 17.80 79 70 29 27 75 19 1 0 0 0

68 22 1 47 1.53 20.08 83 89 72 119 67 36 1 0 0 0

69 20 0 42 1.50 18.67 67 53 15 93 50 52 1 0 0 0

70 20 1 39 1.48 17.80 49 59 12 85 42 10 1 0 0 0

71 19 0 47 1.52 20.34 77 94 58 121 103 18 1 0 0 0

72 21 0 47 1.59 18.59 71 71 31 84 101 208 1 0 0 1

73 22 1 42 1.50 18.67 70 72 43 118 59 32 1 0 0 0

74 22 0 41 1.49 18.47 73 56 37 43 62 50 1 0 0 0

75 22 0 42 1.50 18.67 77 67 29 96 63 52 1 0 0 0

76 22 0 40 1.49 18.02 70 103 42 79 56 32 1 0 0 0 77 22 0 46 1.57 18.66 98 87 34 69 78 54 1 0 0 1 78 21 0 51 1.60 19.92 86 72 93 50 76 22 1 0 0 0 79 21 0 42 1.53 17.94 68 77 42 92 47 15 1 0 0 0 80 22 1 46 1.55 19.15 61 83 15 90 50 32 1 0 0 0

LAMPIRAN J. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF DENGAN SPSS 16.0 for

WINDOWS

umur_1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

1 27 33.8 33.8 33.8

2 53 66.2 66.2 100.0

Valid

Total 80 100.0 100.0

status_tempat_tinggal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

1 75 93.8 93.8 93.8

2 4 5.0 5.0 98.8

3 1 1.2 1.2 100.0

Valid

Total 80 100.0 100.0

status_perkawinan

0 78 97.5 97.5 97.5

1 2 2.5 2.5 100.0

Valid

Total 80 100.0 100.0

jumlah_anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

0 78 97.5 97.5 97.5

1 2 2.5 2.5 100.0

Valid

Total 80 100.0 100.0

aktivitas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

0 64 80.0 80.0 80.0

1 16 20.0 20.0 100.0

Valid

Total 80 100.0 100.0

PMS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

0 48 60.0 60.0 60.0

1 32 40.0 40.0 100.0

Valid

Total 80 100.0 100.0

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KH 80 31 120 71.10 16.865

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Vit_B6 80 32 105 67.75 16.422

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Vit_E 80 12 93 37.86 18.195

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

lemak 80 23 186 81.36 32.199

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

mg 80 31 105 58.40 16.590

Valid N (listwise) 80

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ca 80 7 208 43.95 40.830

Valid N (listwise) 80

LAMPIRAN K. SELEKSI BIVARIAT DAN PERMODELAN

MULTIVARIAT

Karbohidrat

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 11.530 1 .001

Block 11.530 1 .001

Step 1

Model 11.530 1 .001

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.053 .018 9.123 1 .003 .949 .917 .982 Step 1a

Constant 3.276 1.222 7.187 1 .007 26.464

a. Variable(s) entered on step 1: KH.

Vitamin B6

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 8.848 1 .003

Block 8.848 1 .003

Step 1

Model 8.848 1 .003

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Vit_B6 -.045 .016 7.556 1 .006 .956 .926 .987 Step 1a

Constant 2.606 1.107 5.543 1 .019 13.549

a. Variable(s) entered on step 1: Vit_B6.

Vitamin E

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1.223 1 .269

Block 1.223 1 .269

Step 1

Model 1.223 1 .269

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Vit_E -.014 .013 1.174 1 .279 .986 .960 1.012 Step 1a

Constant .130 .538 .058 1 .809 1.139

a. Variable(s) entered on step 1:

Vit_E.

Lemak

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1.809 1 .179

Block 1.809 1 .179

Step 1

Model 1.809 1 .179

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

lemak .010 .007 1.755 1 .185 1.010 .995 1.024 Step 1a

Constant -1.201 .648 3.435 1 .064 .301

a. Variable(s) entered on step 1: lemak.

Magnesium

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 7.309 1 .007

Block 7.309 1 .007

Step 1

Model 7.309 1 .007

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

mg -.042 .017 6.157 1 .013 .959 .928 .991 Step 1a

Constant 1.971 .966 4.159 1 .041 7.174

a. Variable(s) entered on step 1: mg.

Kalsium

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 6.514 1 .011

Block 6.514 1 .011

Step 1

Model 6.514 1 .011

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

ca -.019 .009 4.305 1 .038 .981 .963 .999 Step 1a

Constant .347 .399 .754 1 .385 1.414

a. Variable(s) entered on step 1: ca.

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda antara karbohidrat,

vitamin B6, lemak, magnesium, dan kalsium dengan kejadian

PMS

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.059 .024 6.245 1 .012 .942 .900 .987

Vit_B6 -.058 .023 6.012 1 .014 .944 .902 .989

lemak .030 .011 7.431 1 .006 1.030 1.008 1.052

mg .018 .026 .476 1 .490 1.018 .968 1.071

ca -.012 .010 1.659 1 .198 .988 .969 1.006

Step 1a

Constant 4.670 1.664 7.880 1 .005 106.714

a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak,

mg, ca.

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda antara karbohidrat,

vitamin B6, lemak, dan kalsium dengan kejadian PMS

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.052 .021 5.933 1 .015 .949 .910 .990

Vit_B6 -.051 .021 6.024 1 .014 .951 .913 .990

lemak .029 .011 7.333 1 .007 1.030 1.008 1.052

ca -.010 .010 1.210 1 .271 .990 .971 1.008

Step 1a

Constant 4.685 1.655 8.018 1 .005 108.356

a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak, ca.

Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda antara karbohidrat,

vitamin B6 dan lemak dengan kejadian PMS

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 25.559 3 .000

Block 25.559 3 .000

Step 1

Model 25.559 3 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 82.123a .273 .370

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

KH -.058 .021 7.664 1 .006 .944 .905 .983

Vit_B6 -.053 .020 7.092 1 .008 .948 .912 .986

lemak .029 .011 7.494 1 .006 1.029 1.008 1.051

Step 1a

Constant 4.866 1.646 8.741 1 .003 129.828 a. Variable(s) entered on step 1: KH, Vit_B6, lemak.

LAMPIRAN L. TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N 5% 1%

N 5% 1%

N 5% 1%

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,468 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,404 0,396 0,388

0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 0,515 0,505 0,496

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,288 0,284 0,281 0,279

0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,398 0,393 0,389 0,384 0,380 0,376 0,372 0,368 0,364 0,361

55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

0,266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,080 0,074 0,070 0,065 0,062

0,345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,105 0,097 0,091 0,086 0,081

LAMPIRAN M. TABEL CHI-SQUARE

df P=0,05 P=0,01 P=0,001 df P=0,05 P=0,01 P=0,001 df P=0,05 P=0,01 P=0,0011 3.84 6064 10.83 35 49.80 57.34 66.62 69 89.39 111.06 111.062 5.99 9.21 13.82 36 51.00 58.62 67.99 70 90.53 112.31 112.313 7.82 11.35 16.27 37 52.19 59.89 69.35 71 91.67 113.56 113.564 9.49 13.28 18.47 38 53.38 61.16 70.71 72 92.81 114.84 114.845 11.07 15.09 20.52 39 54.57 62.43 72.06 73 93.95 116.08 116.086 12.59 16.81 22.46 40 55.76 63.69 73.41 74 95.08 117.35 117.357 14.07 18.48 24.32 41 56.94 64.95 74.75 75 96.22 106.39 118.608 15.51 20.09 26.13 42 58.12 66.21 76.09 76 97.35 107.58 119.859 16.92 21.67 27.88 43 59.30 67.46 77.42 77 98.49 108.77 121.1110 18.31 23.21 29.59 44 60.48 68.71 78.75 78 99.62 109.96 122.3611 19.68 24.73 31.26 45 61.66 69.96 80.08 79 100.75 111.15 123.6012 21.03 26.22 32.91 46 62.83 71.20 81.40 80 101.88 112.33 124.8413 22.36 27.69 34.53 47 64.00 72.44 82.72 81 103.01 113.51 126.0914 23.69 29.14 36.12 48 65.17 73.68 84.03 82 104.14 114.70 127.3315 25.00 30.58 37.70 49 66.34 74.92 85.35 83 105.27 115.88 128.5716 26.30 32.00 39.25 50 67.51 76.15 86.66 84 106.40 117.06 129.8017 27.59 33.41 40.79 51 68.67 77.39 87.97 85 107.52 118.24 131.0418 28.87 34.81 42.31 52 69.83 78.62 89.27 86 108.65 119.41 132.2819 30.14 36.19 43.82 53 70.99 79.84 90.57 87 109.77 120.59 133.5120 31.41 37.57 45.32 54 72.15 81.07 91.88 88 110.90 121.77 134.7421 32.67 38.93 46.80 55 73.31 82.29 93.17 89 112.02 122.94 135.9622 33.92 40.29 48.27 56 74.47 83.52 94.47 90 113.15 124.12 137.1923 35.17 41.64 49.73 57 75.62 84.73 95.75 91 114.27 125.29 138.4524 36.42 42.98 51.18 58 76.78 85.95 97.03 92 115.39 126.46 139.6625 37.65 44.31 52.62 59 77.93 87.17 98.34 93 116.51 127.63 140.9026 38.89 45.64 54.05 60 79.08 88.59 99.62 94 117.63 128.80 142.1227 40.11 46.96 55.48 61 80.23 90.80 100.88 95 118.75 129.97 143.3228 41.34 48.28 56.89 62 81.38 92.01 102.15 96 119.87 131.14 144.5529 42.56 49.59 58.30 63 82.53 93.22 103.46 97 120.99 132.31 145.7830 43.77 50.89 59.70 64 83.68 94.42 104.72 98 122.11 133.47 146.9931 44.99 52.19 61.10 65 84.82 95.63 105.97 99 123.23 134.64 148.2132 46.19 53.49 62.49 66 85.97 96.83 107.26 100 124.34 135.81 149.4833 47.40 54.78 63.87 67 87.11 98.03 108.54 34 48.60 56.06 65.25 68 88.25 99.23 109.79