Hub Pengetahuan dan Sikap Kader dgn Kualitas Pelayanan Posyandu_Oneng Sureneng

download Hub Pengetahuan dan Sikap Kader dgn Kualitas Pelayanan Posyandu_Oneng Sureneng

If you can't read please download the document

Transcript of Hub Pengetahuan dan Sikap Kader dgn Kualitas Pelayanan Posyandu_Oneng Sureneng

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN KUALITAS PELAYANAN POSYANDU DI DESA XXXXXXXXXXXXXXXXX WILAYAH PUSKESMAS NAGRAK TAHUN 2011 PROPOSAL SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH : ONENG SURENENG NPM. XXXXXXXX

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S.1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI

2010

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Visi indonesia Sehat 2010 adalah sebagai gambaran, prediksi atau harapan keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, yaitu penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2000). Namun, pelaksanaan Program Indonesia Sehat 2010 tampaknya masih belum sesuai harapan, karena pemerintah belum melibatkan masyarakat dalam menjaga kesehatan dan lingkungan. Maka dari itu, tidak ada salahnya jika pemerintah daerah dan masyarakat mengembalikan lagi unsur-unsur baik yang pernah hidup pada era Presiden Soeharto, seperti revitalisasi Posyandu, penggiatan dokter Puskesmas, Apotik Keluarga, Jumantik (Juru Pemantau Jentik) dan Mantri Kesehatan. Jika masyarakat dilibatkan dalam menjaga kesehatan dan lingkungan, jumlah kasus-kasus kesehatan yang dialami masyarakat saat ini, seperti AIDS, kematian bayi dan ibu, dapat diturunkan (anonim, 2010, Program Indonesia Sehat 2010, 2, http://bataviase.co.id, diperoleh tanggal 21 februari 2011). Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk

memudahakan masyarakat mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama

3

untuk ibu dan anak balita. Dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan pembangunan oleh pemerintah, sangat sehingga kualitas oleh dan kuantitas dari

kesehatan

ditentukan

keberhasilan

petugas

kesehatan dalam memberikan pelayanan holistik pada klien dalam rangka memenuhi sasaran yang ingin dicapai. Revitalisasi Posyandu merupakan program prioritas dalam periode 2009-2014. Posyandu sangat berperan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan dan perkembangan Posyandu menunjukkan hasil yang menggembirakan. Jumlah Posyandu meningkat dari sekitar 232.000 pada tahun 2004 menjadi sekitar 267.000 pada tahun 2007 dan 269.655 pada tahun 2010. Menurut hasil Riskesdas 2010, sebanyak 75,2% balita ditimbang minimal sekali dalam 6 bulan dan 80,6% ditimbang di Posyandu (Antara, 2009, pelayanan

posyanduharusditingkatkan,9,http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/29/13 433137/pelayanan.posyandu.harus.ditingkatkan, diperoleh tanggal 18 februari 2011). Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 KH, Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 KH, AKI tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDGs (Millenium Doughlas Goal's) 2015 (102/100.000 KH) sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut. Tetapi, apabila kita melihat AKI berdasarkan data yang dikirimkan oleh Puskesmas seluruh Indonesia maka target MDGs tersebut sedikit lagi akan tercapai. Berdasarkan laporan dari Puskesmas pada tahun 2005 diperoleh AKI

sebesar 151, pada tahun 2006 sebesar 127 dan pada tahun 2007 sebesar 119/100.000 KH. Data AKI dari lapangan menunjukkan adanya penurunan yang sangat bermakna. Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26,9/1000 KH (2007). Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun ketik?) (2002-3: maksudy 2002-2003 atau salah

sebesar 35/1000 KH dan upayanya akan lebih ringan bila

dibandingkan dengan upaya pencapaian target MDGs untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDGs 2015 sebesar 17/1000 KH. Apabila kita melihat data tahun 2007 dari laporan Puskesmas, diperoleh AKB sebesar 9,1/1000 KH. Angka ini sudah jauh menurun dan melampaui target MDGs.Trend penurunan AKI dan AKB tersebut menunjukkan keberhasilan dari jerih payah Indonesia dalam mencapai target MDGs. Namun angka- angka tersebut khususnya AKI masih tinggi di antara negara ASEAN di luar Laos dan Kamboja. Untuk itu berbagai kegiatan dan praktik terbaik telah dilaksanakan dan dikembangkan termasuk program Keluarga Berencana (KB) (MenKes RI, 2008, AKI dan AKB tahun 2007, 5, http://www.bascommetro.com/2009/05/aki-dan-akb-tahun2007.html, diperoleh tanggal 18 februari 2011). Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras kita semua termasuk jerih payah kader Posyandu di seluruh Indonesia yang tidak pernah mengenal lelah dan dengan sukarela menyumbangkan tenaga, pikiran dan waktunya untuk upaya perbaikan gizi keluarga, imunisasi, kesehatan ibu anak dan keluarga berencana, penanggulangan diare dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat.

5

jumlah Posyandu sebanyak 267 ribu yang tersebar di seluruh pelosok desa di tanah air dengan minimal 5 orang kader aktif, maka ada 1,2 juta kader. Oleh karena itu, para kader Posyandu yang sebagian besar perempuan dapat menggerakkan kaum ibu dan anak balitanya datang ke Posyandu guna mendapatkan pelayanan gizi dan kesehatan serta pelayanan lainnya yang tersedia di Posyandu. Keberhasilan Posyandu dalam program gizi dan imunisasi telah diakui bahkan dicontoh oleh negara-negara berkembang lain di dunia. Posyandu adalah modal sosial yang sangat besar dan dapat merubah dunia apabila bisa dikelola dan berjalan dengan baik. Di sanalah tempat para harapan bangsa dan ibu bangsa ini dilayani agar menjadi sehat karena itulah hak mereka dan kita semua berkewajiban dan bertanggung jawab agar hak mereka terpenuhi. Posyandu terus berkembang pesat, baik jumlah maupun kualitasnya. Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan yang diprogramkan oleh pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angaka kematian bayi (infant mortalitiy rate), angka kelahiran bayi (birth rate), dan angka kematian ibu (maternal mortality rate), serta dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Depkes RI, 1998). Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat (Dinkes RI, 1988). Untuk mempercepat angka penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat posyandu dalam mengelola milik dan

memanfaatkan

posyandu

karena

adalah

masyarakat,

dilaksanakan oleh masyarakat, dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Keberhasilan Posyandu sangat ditentukan oleh kinerja kader yang juga merupakan anggota PKK serta pembinaan yang dilakukan oleh TP PKK khususnya TP PKK Kabupaten/Kota. Kader merupakan anggota masyarakat yang menjadi tenaga sukarela dalam penyelenggaraan kegiatan posyandu. Kader dalam pelaksanaan posyandu merupakan titik sentral kegiatan posyandu, keikutsertaan dan keaktifannya diharapkan mampu menggerakkan partisipasi masyarakat. (Prihartini, 2003, http://www.fkm.undip.ac.id, diperoleh tanggal 21 februari 2011). Tabel I.I Jumlah Posyandu di Puskesmas Nagrak menurut Tenaga Kader tahun.. desa jmlh posyandu kader

berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di 2 posyandu di Desa Darmaga di wilayah Puskesmas Nagrak. Puskesmas .

7