Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

15
1 Misgiyanto 1 & Dwi Susilawati 2 . Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineum pada Ibu Post Partum JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071 Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15 Versi online: http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA KANKER SERVIKS PALIATIF (The Correlation between Family Support with The Level of Anxiety of Patients with Palliative Cervical Cancer ) Misgiyanto 1 & Dwi Susilawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro e-mail: 1) [email protected]) 2 Staf Pengajar Departemen Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro e-mail: 2) [email protected]) ABSTRAK Kanker serviks adalah kanker yang menyerang uterus yaitu bagian serviks uterus atau leher rahim, merupakan penyakit keganasan yang paling banyak ditemukan pada perempuan. Di Indonesia prevalensi kanker serviks 4,3 per 1000 penduduk. Prevalensi tertinggi di Yogyakarta 9,6 per 1000 penduduk. Angka harapan kesembuhan penderita kanker serviks stadium paliatif adalah kecil, penderita sering mengalami penderitaan fisik dan psikososial sehingga menimbulkan kecemasan. Penderita kanker serviks memerlukan dukungan keluarga. Bentuk dukungan keluarga berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan materi dan dukungan informasi. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks. Desain: penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan crossectional. Data diperoleh dengan cara responden mengisi kuesioner. Sampel penelitian yaitu penderita kanker serviks paliatif di Poliklinik Penyakit Kandungan dan IRNA (Anggrek I) RSUP Dr Sardjito dan memenuhi kriteria inklusi. Data hubungan dianalisis dengan menggunakan Gamma Corelation. Hasil: terdapat hubungan yang kuat antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif (r) -1,000. Saran: perawat senantiasa meningkatkan pelayanan kepada penderita kanker serviks dengan memperhatikan kebutuhan bio- psiko-sosio dan spiritual melalui pendidikan kesehatan dan konseling kepada penderita maupun keluarga. Kata kunci: dukungan keluarga, tingkat kecemasan, kanker serviks. ABSTRACT Cervical cancer attacks the part of uterus or cervix which is the most common cancer in women. In Indonesia, cervical carcinoma prevalence is 4.3 per citizen. Moreover, the highest prevalence in Yogyakarta is approximately 9.6 per citizen. Life expectation rate of cervical cancer in palliative stadium is low since patient usually suffers from physical and psychosocial disruption so it would be an anxiety for patien. Family support is needed for patient. Family support such as emotional, appraisal, material and information support is required for cervical cancer patient. Objective: To conduct correlation between family support and level of anxiety in cervical cancer patient. Design: This was correlation descriptive research with cross sectional design. Data were obtained by respondent which occupy questionnaire. Sample were cervical carcinoma patient in palliative stadium in Polyclinic of Obstetric & Gynecology and Patient Room I of CDS Ward (Anggrek I) which fulfill inclusion criteria. Data were analyzed by Gamma Correlation. Result : The result showed that there was significant correlation between family support and anxiety level of cervical cancer patient in palliative stadium (r) -1,000. Suggest : Nurse should increase their caring and

description

dukungan keluarga kanker serviks

Transcript of Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

Page 1: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

1Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKATKECEMASAN PENDERITA KANKER SERVIKS PALIATIF

(The Correlation between Family Support with The Level of Anxiety of Patients withPalliative Cervical Cancer )

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

1Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoroe-mail: 1)[email protected])

2Staf Pengajar Departemen Keperawatan Maternitas Program Studi Ilmu Keperawatan,Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

e-mail: 2)[email protected])

ABSTRAK

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang uterus yaitu bagian serviks uterus atau leherrahim, merupakan penyakit keganasan yang paling banyak ditemukan pada perempuan. Di Indonesiaprevalensi kanker serviks 4,3 per 1000 penduduk. Prevalensi tertinggi di Yogyakarta 9,6 per 1000penduduk. Angka harapan kesembuhan penderita kanker serviks stadium paliatif adalah kecil,penderita sering mengalami penderitaan fisik dan psikososial sehingga menimbulkan kecemasan.Penderita kanker serviks memerlukan dukungan keluarga. Bentuk dukungan keluarga berupadukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan materi dan dukungan informasi. Tujuan:penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkatkecemasan penderita kanker serviks. Desain: penelitian ini adalah deskriptif korelatif denganrancangan crossectional. Data diperoleh dengan cara responden mengisi kuesioner. Sampelpenelitian yaitu penderita kanker serviks paliatif di Poliklinik Penyakit Kandungan dan IRNA(Anggrek I) RSUP Dr Sardjito dan memenuhi kriteria inklusi. Data hubungan dianalisis denganmenggunakan Gamma Corelation. Hasil: terdapat hubungan yang kuat antara dukungan keluargadengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif (r) -1,000. Saran: perawat senantiasameningkatkan pelayanan kepada penderita kanker serviks dengan memperhatikan kebutuhan bio-psiko-sosio dan spiritual melalui pendidikan kesehatan dan konseling kepada penderita maupunkeluarga.

Kata kunci: dukungan keluarga, tingkat kecemasan, kanker serviks.

ABSTRACT

Cervical cancer attacks the part of uterus or cervix which is the most common cancerin women. In Indonesia, cervical carcinoma prevalence is 4.3 per citizen. Moreover, thehighest prevalence in Yogyakarta is approximately 9.6 per citizen. Life expectation rate ofcervical cancer in palliative stadium is low since patient usually suffers from physical andpsychosocial disruption so it would be an anxiety for patien. Family support is needed forpatient. Family support such as emotional, appraisal, material and information support isrequired for cervical cancer patient. Objective: To conduct correlation between family supportand level of anxiety in cervical cancer patient. Design: This was correlation descriptiveresearch with cross sectional design. Data were obtained by respondent which occupyquestionnaire. Sample were cervical carcinoma patient in palliative stadium in Polyclinic ofObstetric & Gynecology and Patient Room I of CDS Ward (Anggrek I) which fulfill inclusioncriteria. Data were analyzed by Gamma Correlation. Result : The result showed that therewas significant correlation between family support and anxiety level of cervical cancerpatient in palliative stadium (r) -1,000. Suggest : Nurse should increase their caring and

Page 2: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

2 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

occupy attention in order to fulfill cervical cancer patient’s bio-psycho-sosio and spiritualneeds through health education and patient/family counseling.

Keyword : Family support, anxiety level, cervical cancers

LATAR BELAKANG

Kanker adalah penyakit akibatpertumbuhan tidak normal dari sel-seljaringan tubuh yang berubah menjadi selkanker. Dalam perkembangannya, sel-selkanker ini dapat menyebar ke bagian tubuhlainnya sehingga dapat menyebabkankematian. Kanker adalah sekelompokpenyakit yang dicirikan dengan pertumbuhandan penyebaran sel tidak terkontrol dan selyang abnormal.Salah satu jenis penyakitkanker adalah kanker serviks.

Kanker serviks adalah kanker yangmenyerang uterus, yaitu pada bagian serviksuterus (leher rahim), suatu daerah pada organreproduksi perempuan yang merupakan pintumasuk ke arah rahim (uterus) yang terletakantara rahim dengan liang senggama (vagina)atau rahim bagian bawah. Kanker serviks(leher rahim) adalah penyakit keganasan yangpaling banyak ditemukan pada perempuanyang dapat berdampak terhadap fisik, mentaldan sosial, bahkan kematian penderitanya.Kondisi demikian sangat merugikan sehinggatidak berlebihan apabila dikatakan bahwaCancer is a public health problem”.

Kanker serviks adalah jenis kankerkedua setelah kanker payudara yang palingumum diderita oleh perempuan dandiperkirakan pada tahun 2006 ada sekitar 1,4juta penderita di seluruh dunia. Setiap tahun,terjadi lebih dari 460.000 kasus kanker serviksdan sekitar 231.000 penderita meninggalkarena penyakit tersebut dan hampir 80%kasus berada di negara-negara yang sedangberkembang. Menurut badan registrasikanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia(IDAPI), pada tahun 2008 dari data di 13rumah sakit pemerintah di Indonesia, kankerleher rahim(serviks) bahkan mendudukiperingkat pertama dari seluruh kasus kanker

(17,2%), diikuti kanker payudara (12,2%).Kejadian kanker serviks di negara negaramaju mulai menurun disebabkan olehmeningkatnya kesadaran untuk deteksi dinidan penatalaksanaan yang adekuat biladijumpai kelainan pada serviks.

Menurut data Departemen KesehatanRepublik Indonesia ditemukan kanker servikssebanyak 100 kasus per 100 ribu pendudukatau 200 ribu kasus setiap tahunnya.Penyakitkanker merupakan penyebab kematian nomor7 (5, 7%) (Riset Kesehatan Dasar/Riskesdas,2007) dan pada tahun 2011 prevalensi kankerdi Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk,artinya dari setiap 1000 orang Indonesiasekitar 4 orang di antaranya menderita kanker.Prevalensi kanker tertinggi di Indonesiadilaporkan di Provinsi Daerah IstimewaYogyakarta (DIY) yaitu 9,6 per 1000penduduk.Penyebab kanker serviks Sebagianbesar (95%) berasal dari lingkungan berupavirus human papilloma virus (HPV),sementara 5% lainnya adalah faktorketurunan.

Human Papiloma Virus (HPV)merupakan faktor inisiator dari kanker serviksyang dapat menyebabkan terjadinyagangguan sel serviks. Oncoprotein E6 dan E7yang berasal dari HPV merupakan penyebabterjadinya degenerasi keganasan.Oncoprotein E6 akan mengikat p53 sehinggaTSG p53 akan kehilangan fungsinya.Sedangkan oncoprotein E7 akan mengikatTSG Rb, ikatan

ini menyebabkan terlepasnya E2F, E2Fmerupakan faktor transkripsi sehingga siklussel berjalan tanpa control. Virus HPVditularkan melalui hubungan seksual.Perempuan dapat tertular dari mitraseksualnya dan laki-laki juga dapat terjangkitinfeksi virus setelah berhubungan denganperempuan yang terinfeksi HPV, oleh karena

Page 3: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

3Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

itu penyakit kanker serviks sering disebutpenyakit akibat hubungan seksual.

Kanker serviks terdiri dari stadium I, II,III dan stadium IV. Stadium I invasive kankermasih terbatas serviks, stadium II invasivekanker telah menembus serviks tetapi belummenembus dinding pelvis atau sepertiga bawahvagina. Kanker pada stadium III telahmengalami perluasan lokal dan regional,sedangkan pada stase IV, kanker mengalamimetastasis yang sangat meluas. Penderitakanker serviks yang memiliki stadium penyakitIII dan IV memiliki prognosis yang buruk ataudapat disebut dengan kanker paliatif. Kankerpaliatif adalah istilah perawatan untuk kankerstadium terminal. Stadium terminal padakanker secara umum terjadi pada tahaplanjutan, telah menyebar jauh dan merusakberbagai macam organ dari fungsinya,bermetastase, menyebabkan kondisi lemahsecara umum.

Angka harapan kesembuhan penderitakanker serviks stadium III dan IV sangatkecil, karenaberakibat serius pada kehidupan,penderita sering mengalami penderitaan fisik,psikososial dan berbagai masalah lain bahkankematian penderitanya. Pengobatan mungkinterus dilakukan tetapi bukan untuk mengobatipenyakitnya melainkan hanya untukmengurangi atau menghilangkan gejalanya.Makin lanjut stadiumnya akan memberikanpenderitaan yang makin berat. Penderitaanitu tidak saja dirasakan oleh penderita sendiri,tetapi juga keluarganya.Masalah fisik yangterjadi pada penderita kanker serviks adalahadanya nyeri, perubahan warna kulit dankonstipasi. Apabila kanker serviks sudahmengalami progresivitas atau stadium lanjut,maka gejala-gejala yang timbul antara lainperdarahan setelah melakukan hubunganseksual, perdarahan spontan yang terjadi diantara periode menstruasi rutin, timbulnyakeputihan yang bercampur darah dan berbau,nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidakbisa buang air kecil, nyeri ketika berhubunganseksual.Selain permasalahan fisik, penderitakanker serviks sering mengalami masalah

psikologi karena diagnosa kanker serviksmerupakan salah satu peristiwa palingmenakutkan yang menyebabkan kecemasanbaik bagi penderita maupun keluarga.Masalah sosial yang sering muncul padapenderita kanker serviks adalah isolasi sosial,gangguan peran, adanya ketergantungan,kehilangan kontrol dan kehilanganproduktifitas. Penderita yang mengetahuidirinya mengidap kanker serviks biasanyaakan mengalami kecemasan dan merasacepat akan mati dalam keadaan yangmenyedihkan.Kecemasan adalah kondisikejiwaan yang penuh dengan kekhawatiranatau ketegangan terhadap suatu ancamanyang sumbernya tidak diketahui, bersifatinternal, samar-samar dan konfliktual.Emosiseperti sedih dan sakit umumnya akan hilangdengan hilangnya penyebab, namun tidakdengan kecemasan.Kecemasan merupakanreaksi normal terhadap situasi yang sangatmenekan kehidupan seseorang dan karena ituberlangsung tidak lama. Penting sekali untukmengingat bahwa kecemasan bisa munculsendiri atau bergabung dengan gejala–gejalalain dari gangguan emosi . Pada penderitakanker tahap terminal kecemasan memilikibeberapa pengaruh yang sangat merugikanantara lain, meningkatkan kejadian insomnia,berkurangnya rasa percaya terhadapkemampuan fisik, dan rendahnya partisipasidalam pengobatan dan menjadi rendahnyakualitas hidup penderita.

The Psychosocial CollaborativeOncology Group (PSYCOG) mengidentifikasigangguan psikiatri pada penderita kankersebesar 47% yang meliputi depresi danansietas (68%), depresi major (13%),gangguan mental organik (8%), dan gangguankepribadian (7%). Efek negatif dari penderitakanker serviks yang depresi dan ansietasadalah penderita lebih berisiko tiga kali lipatmenjadi tidak patuh berobat dibandingpenderita yang tidak depresi. Penderita yangtidak patuh berobat apalagi sampai putuspengobatan akan berdampak buruk bagikesehatannya bahkan berakibat kematian,

Page 4: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

4 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

oleh karena itu diperlukan adanya dukungankeluarga.

Dukungan keluarga adalah bantuanyang dapat diberikan kepada anggotakeluarga lain berupa barang, jasa, informasidan nasihat yang mampu membuat penerimadukungan akan merasa disayang, dihargai, dantenteram.Dukungan ini merupakan sikap,tindakan dan penerimaan keluarga terhadappenderita yang sakit. Anggota keluargamemandang bahwa orang yang bersifatmendukung akan selalu siap memberpertolongan dan bantuan yang diperlukan.Dukungan keluarga yang diterima salah satuanggota keluarga dari anggota keluarga yanglainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuahkeluarga.Bentuk dukungan keluarga terhadapanggota keluarga adalah secara moral ataumaterial.Adanya dukungan keluarga akanberdampak pada peningkatan rasa percayadiri pada penderita dalam menghadapi prosespengobatan penyakitnya.

Dengan adanya dukungan keluargamempermudah penderita dalam melakukanaktivitasnya berkaitan dengan persoalan–persoalan yang dihadapinya juga merasadicintai dan bisa berbagi beban,mengekspresikan perasaan secara terbukadapat membantu dalam menghadapipermasalahan yang sedang terjadi. Jenisdukungan keluarga memiliki beberapa fungsiyaitu dukungan informasional, dukunganpenilaian, dukungan instrumen dan dukunganemosional.

Berdasarkan survey pendahuluan yangdilakukan peneliti pada bulan September 2012diperoleh data pada tahun 2010 jumlahpenderita kanker serviks yang menjalanirawat inap 498 orang menempati urutan ke19 dari 26 pola penyakit terbanyak penderitarawat inap. Pada tahun 2011 berjumlah500penderita rawat inap menempati urutanke 20 dari 30 pola penyakit terbanyakpenderita rawat inap di Instalasi Rawat InapRSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Pada bulanJanuari sampai dengan bulan Juni tahun 2012

diperoleh data, penderita kanker serviks yangmenjalani rawat inap di Ruang Anggrek 2RSUP. Dr Sardjito Yogyakarta sejumlah 186orang yang rata rata sudah stadium III danIV. Hasil observasi dan wawancara perawatjaga dan penderita yang menjalani rawat inapdiperoleh data rata- rata penderita mengeluhmual, muntah, mengalami kerontokan rambutdan susah tidur. Perubahan fisik yang dialamimenyebabkan perasaan cemas padapenderita disamping kemungkinanketidakberhasilan pengobatan. Sedangkanhasil wawancara dengan keluarga penderitadiperoleh data rata- rata peran keluarga yangmereka berikan terhadap penderita kankerserviks berupa motivasi, membantu kebutuhansehari hari dan membantu selama prosespengobatan.

METODE.

Penelitian ini merupakan penelitiandeskriptif korelasi atau penelitian hubunganantara dua variabel pada suatu situasi ataukelompok subyek. Variabel tersebut adalahdukungan keluarga sebagai variabelindependent dan kecemasan pada penderitakanker serviks paliatif sebagai variabeldependent. Desain penelitian yang digunakanadalah cross sectional yaitu, suatu penelitianuntuk mempelajari dinamika korelasi antaravariabel dengan cara pendekatan, observasiatau pengumpulan data sekaligus pada saatbersamaan.Penelitian menggunakanpendekatan kuantitatif dengan desaindeskriptif korelasi.

Penelitian ini dilaksanakan di PoliklinikPenyakit Kandungan dan Ruang AnggrekInstalasi Rawat Inap I (IRNA I) RSUP.DR.SardjitoYogyakarta yaitu rumah sakit terbesardi Yogyakarta yang ditunjuk pemerintahsebagai rumah sakit rujukan untuk kasuspaliatif. Jumlah penderita dengan kasuskanker serviks di rumah sakit tersebutcenderung meningkat. Penelitian ini dilakukanpada tanggal 1 sd 31 Desembar 2012.Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah

Page 5: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

5Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

semua penderita kanker serviks paliatif diRSUP DR. Sardjito Yogyakarta. Teknikpengambilan sampling pada penelitian iniadalah total sampling. Total samplingadalah sampel tehnik penentuan sampelapabila semua anggota populasi digunakansebagai sampel.Dalam penelitian kriteriasampel dapat meliputi kriteria inklusi dankriteria eksklusi,yang mana kriteria tersebutmenentukan dapat atau tidaknya sampel yangakan digunakan.Sampel dalam penelitian iniadalah penderita yang terdiagnosa kankerserviks paliatif (derajat III dan IV) di PoliklinikPenyakit Kandungan dan penderita yangmenjalani rawat inap di Ruang AnggrekRSUP DR. Sardjito. Besar sampel dalampenelitian ini adalah seluruh penderita yangdi Poliklinik Penyakit Kandungan danpenderita yang menjalani rawat inap di RuangAnggrek RSUP DR Sardjito selama bulanDesember sejumlah 30 responden. Kriteriainklusi dalam penelitian ini adalah : 1)Penderita yang terdiagnosa kanker servikspaliatif yang berobat di Poliklinik PenyakitKandungan dan yang menjalani rawat inapdi Ruang Anggrek RSUP DR. Sardjito. 2)Memiliki kesadaran penuh (compos mentis).3) Berusia diatas delapan belas tahun. 4)Bersedia mengikuti penelitian.

Instrumen yang digunakan dalampenelitian ini adalah menggunakan kuesioner.Peneliti mengumpulkan data secara formalkepada subyek untuk menjawab pertanyaansecara tertulis. Pertanyaan dalam kuesionerini terdiri dari beberapa bagian antara laintentang data karakteristik responden yangterdiri dari umur, alamat, pendidikan terakhir,pekerjaan dalam. Untuk mengetahui tingkatkecemasan, yaitu mengukur tingkatkecemasan dengan menggunakan AnxietyVisual Analog Scale (Anxiety VAS).Dengan menggunakan sebuah garis horizontalyang berupa skala sepanjang 10 cm atau 100mm dengan penilaian dari garis ujung sebelahkiri yang mengindikasikan “tidak adakecemasan” hingga ujung sebelah kananyang menyatakan kecemasan luar biasa.

Penderita diminta memberi tanda dengangaris vertikal pada garis yangmenggambarkan perasaan cemas yangdialami saat itu. Davey et al. (2007)melaporkan bahwa Anxiety VAS merupakanalat ukur yang cukup reliable untuk digunakanpada pengukuran cemas.

Beberapa studi lainnya menunjukkanbahwa Anxiety VAS merupakan alat ukuryang valid dan reliable pada pengukurantingkat kecemasan pada penderita dengangangguan kecemasan dan panik secaraumum.Penelitian Chang et al cit Jensen(2003) menunjukkan nilai validitas r > 0,7.45.ReliabilitasAnxiety VAS sebesar r = 0,78menggunakan metode test-retest denganselang waktu selama lima menit dandidapatkan r = 0,75 dengan selang waktu test-retest selama 1 minggu.kuesioner yang lainadalah tentang dukungan keluarga meliputidukungan emosional, dukungan penghargaan,dukungan materi dan dukungan informasi.Bentuk instrument adalah kuesioner yangberupa pertanyaan tertutup. Kuesionerdukungan keluarga pada penderita kankerserviks dibuat sendiri oleh peneliti denganpengorganisasian terdiri dari empat domainyaitu: Dukungan Emosional (EmosionalSupport, Dukungan Penghargaan (ApprasialAssistance). Dukungan Materi (TangibileAssistance), Dukungan Informasi (informasisupport).Struktur kuesioner pada domaindukungan materi dibuat berdasar penelitiandari Pearlin et al. (1990); Given and Given(1990); Given et al. (2001) mengenaidukungan pemenuhan kebutuhan penderitaakibat sakit kronis yang terdiri dari dukungankebutuhan secara langsung dan kebutuhantidak langsung.48,49,50 Pertanyaan untukdukungan penghargaan dibuat berdasarpetunjuk dari National Health and MedicalResearch Council Australia (2003) mengenaiemotional and sosial support.Strukturkuesioner pada domain informasi dandukungan emosional secara operasional dibuatberdasar definisi teori yang diadopsi dariinstrumen penelitian sebelumnya dari Hoskins

Page 6: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

6 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

(1988) dan Kristjanson (1991) pada penelitianEriksson and Lauri (2000) mengenaiinformational and emotional support forcancer patient’s relaives.

Uji validitas kuesioner dukungankeluarga menggunakan Pearson productmoment dan di dapatkan hasil r hitung terendahbernilai 0,098 dan tertinggi 0,769 dengan r hitung

> 0,312 dilakukan pada 40 penderita kankerserviks paliatif. Uji reliabilitas menggunakanalpha Cronbach. didapatkan nilai alpha >0,878.

Analisis univariat digunakan untukmendiskripsikan variabel variabel penelitianyaitu data demografi responden, dukungankeluarga dan kecemasan penderita kankerserviks paliatif di RSUP DR SardjitoYogyakarta.Data demografi responden terdiridari usia, pekerjaaan dan tingkat pendidikan.Data demografi dalam bentuk kategorikalakan disajikan dalam bentuk tabel frekuensidan persentase. Analisa univariat dilakukanpula untuk data tingkat kecemasan dandukungan keluarga.Tingkat kecemasandikategorikan menjadi tidak cemas (0-4 mm),cemas ringan (5-44 mm), cemas sedang (45-74 mm) dan cemas berat (75-100 mm).

Dukungan keluarga dikategorikan dalambentuk ada dukungan buruk (skor 0 sd 7),dukungan cukup (skor 8 sd 14), dukungan baik(skor 15 sd 22). Kedua data akan disajikandalam bentuk frekuensi dan persentase.

Analisa bivariat dilakukan untuk mengujihipotesis hubungan antara dukungan keluarga(ordinal) dan tingkat kecemasan penderita(data ordinal). Sebelum dilakukan ujihubungan dilakukan uji normalitas terhadapdata tersebut. Data tingkat kecemasan dandukungan keluarga diuji normalitas datanyadengan uji Shapiro-Wilk oleh karena jumlahsampel kurang dari 50 sampel. Didapatkanhasil p = 0,001 untuk tingkat kecemasan danp = 0,002untuk data dukungan keluarga.Kedua data tersebut kurang dari 0,05 yangberarti data tidak terdistribusi normal.Datayang tidak terdistribusi normal maka ujihipotesis hubungan menggunakan uji gammacorrelation (uji nonparametrik) dengantingkat kemaknaan (á) < 0,05 (CI 95%).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Karakteristik Responden.

Tabel 1. Karakteristik responden penelitian, penderita kanker serviks paliatif di Poliklinik PenyakitKandungan dan IRNA I, RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, bulan Desember 2012 (n=30)

No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

1. Usia 19 – 30 th 0 0 31 – 50 th 6 20,0 • – 64 th 16 53,3 > 65 th 8 26,7 2. Pendidikan Tidak lulus SD 5 16,7 SD 14 46,7 SMP 4 13,3 SMA 5 16,7 Perguruan Tinggi 2 2,7 3. Pekerjaan Tidak bekerja 2 6,7 Petani 2 6,7 PNS 3 10,0 Wiraswasta 8 26,7 Ibu Rumah tangga 15 50,0

 

Page 7: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

7Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwamayoritas usia responden direntang 51 sd 64tahun (53,3%), tingkat pendidikan respondenmayoritas SD 14 orang (46,7%) dan

responden mayoritas bekerja sebagai iburumah tangga (50%).

Dukungan Keluarga

Tabel 2. Gambaran dukungan keluarga penderita kanker serviks paliatif, di Poliklinik PenyakitKandungan dan IRNA I RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, bulan Desember 2012 (n=30)

Variabel Frekuensi Persentase (%) Dukungan keluarga

buruk 1 3,3 cukup 6 20,0 baik 23 76,7

Tabel di atas menunjukkan mayoritasdukungan keluarga pada responden adalah

baik (76,7 %).Tingkat Kecemasan.

Tabel 3. Gambaran tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif, di Poliklinik PenyakitKandungan dan IRNA I RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, bulan Desember 2012 (n=30)

Variabel tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%) Tidak cemas 0 0 Cemas ringan 6 20 Cemas sedang 15 50 Cemas berat 9 30

Tabel di atas menunjukkan mayoritasresponden mengalami tingkat kecemasansedang (50%)

Hubungan antara dukungan keluargadengan tingkat kecemasan penderitakanker serviks paliatif.

Tabel 4 Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan penderita kanker serviks paliatif,di Poliklinik Penyakit Kandungan dan IRNA I, RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta, bulanDesember 2012 (n=30)

Variabel tingkat kecemasan Kemak-

naan (p)

Koefisien Korelasi (r) Ringan

(f) (%) Sedang (f) (%)

Berat (f)(%)

total

kategori dukungan 0,001 -1,000 buruk 0 0 1(3,3) 1(3,3) cukup 0 0 6(20) 6(20) baik 6(20) 15(50) 2(6,7) 23(76,7)

total 6(20) 15(50) 9(30) 30(100)

Tabel di atas menunjukkan hasilhubungan antara dukungan keluarga dengantingkat kecemasan penderita kanker servikspaliatif. Hasil penelitian ini untuk variabeldukungan keluarga mayoritas dukungannyabaik (76,7%) dan variabel tingkat kecemasandalam kategori tingkat kecemasan sedang

(50%). Berdasarkan uji statistikmenggunakan Gamma Corelationdidapatkan tingkat kemaknaan (p)=0,001sehingga dapat disimpulkan terdapathubungan antara dukungan keluarga dengantingkat kecemasan penderita kanker servikspaliatif di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Page 8: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

8 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Koefisien korelasi dalam penelitian ini memilikinilai -1,000 yang berarti nilai hubungan keduavariabel ini sangat kuat dan berhubunganberbanding terbalik.

Pembahasan

Karakteristik Responden.

Usia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamayoritas usia responden 16 orang (53,3%)adalah di rentang usia 51-64 tahun.Berdasarkan teori perkembangan kankerserviksmenurut Heardman et.al, prosesterjadinya kanker serviks berhubungandengan proses metaplasia. Sekitar 95% darikanker serviks adalah sel squamosa yangmengalami dysplasia. Lesi prakanker biasadisebut neoplasia intra-epitelial cervical (CIN)umumnya terjadi pada usia 40 sampai 50tahun. CIN kemudian berkembang menjadikarsinoma in-situ dan akhirnya menjadikarsinoma invasif.

Menurut WHO waktu yang dibutuhkanbervariasi dari awal terjadinya infeksi HPVmenjadi sel kanker. Waktu dariteridentifikasinya karsinoma in-situ biasanyamemerlukan waktu 10-20 tahun untukberkembang menjadi karsinoma invasif, halini memungkinkan untuk pengendalian kankerserviks bisa dilakukan melalui skrining.Secaraumum cakupan skrining di negaraberkembang sangat rendah. Survai berbasispopulasi yang dilakukan oleh Gakidou et.almengindikasikan bahwa cakupan skrining dinegara berkembang rata-rata 19%sedangkan di negara-negara maju mencapai63%.Menurut estimasi data dari WHOcakupan angka pemeriksaan pap smear dinegara berkembang hanya 5% termasuk diIndonesia.Hasil ini sesuai denganChampbell.et.al dalam faktor resiko kankerserviks, menyatakan bahwa kanker servikssering terjadi pada perempuan usia 40 sampai60 tahun meskipun ada perempuan yang

menderita kanker serviks pada usia 30 tahun.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitianyang dilakukan oleh Yunitasari di RSU DrKariadi Semarang bahwa usia penderitakanker mayoritas diatas 50 tahun. Nugrahaenidan Salamahdalam sebuah studi kasus di RS“X” Surabaya juga menemukan bahwamayoritas penderita kanker serviks usianyadi atas 50 tahun.Nadia dalam penelitiannyayang dilakukan pada penderita kanker serviksdi RSCM pada tahun 2007 menyimpulkanbahwa ada korelasi antara stadium dan usiapenderita kanker serviks artinya semakinlanjut usia semakin tinggi stadium kankerserviks yang terdiagnosis.Ditinjau daridistribusi usia penderita kanker serviks hasilpenelitian ini berbeda dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Oemiyati penderitakanker serviks di DKI Jakarta mayoritasterjadi pada usia produktif yaitu rentang usia41 tahun sampai dengan 50 tahun disusul padarentang usia 31 tahun 40 tahun.Sesuai denganhasil penelitian ini dan penelitian sebelumnya,terlihat bahwa umumnya penderita ditemukanpada usia diatas 40 tahun. Hal tersebutdisebabkan karena usia 40 tahun ke atasmerupakan usia yang rentan denganterjadinya gangguan kesehatan karena prosesdegeneratif.

Tingkat Pendidikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamayoritas tingkat pendidikan respondenadalah SD 14 orang (46,7%) dan respondenyang tidak lulus SD ada 5 orang atau 16,7 %.Hasil penelitian ini sesuai dengan hasilpenelitian Kusumawati yang menyimpulkanbahwa sebagian besar pasien kanker serviksdi RSUP Dr Sardjito mempunyai statuspendidikan Sekolah Dasar (36,8%) dan tidaksekolah/tidak tamat SD (31,6%)69. Statuspendidikan penderita kanker leher rahimumumnya rendah, hal ini berhubungan denganstatus sosial ekonomi yang rendah. Statuspendidikan yang rendah sangat berpengaruhterhadap pengetahuan dan sikap terhadap

Page 9: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

9Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

adanya gejala kanker leher rahim, sepertiperdarahan abnormal pervaginam dandischarge vagina abnormal, hal serupa jugadisimpulkan oleh Rauf dan Thamrin, yangmelakukan penelitian pada Januari 2002sampai Desember 2003 di empat rumah sakitdi Makasar dengan 173 responden penderitakanker serviks menyatakan bahwa tingkatpendidikan penderita kanker serviks adalahSD (45,7%).Tingkat pendidikan seseorangakan berpengaruh dalam memberikan responterhadap sesuatu yang datang dari luar. Orangyang berpendidikan tinggi umumnya akanmemberikan respon yang lebih rasionalterhadap informasi dan berfikir jauh tentangkeuntungan yang diperoleh dari gagasantersebut. Tingkat pendidikan juga akanmempengaruhi kemampuan individu dalammengontrol hidupnya. Individu termotivasiuntuk memelihara kesehatan dengan lebihbaik dengan sikap positif dalam hidup denganmelakukan pemeriksaan kesehatan secararutin.Tingginya kasus kanker serviks diIndonesia ini masih tinggi disebabkan karenamasih rendahnya cakupan angka skriningpencegahan. Hal ini dipengaruhi olehbeberapa faktor antara lain para wanitaIndonesia sering enggan memeriksakankesehatannya karena ketidaktahuan, rasamalu, rasa takut dan faktor biaya. Hal iniumumnya karena disebabkan oleh rendahnyatingkat pendidikan dan pengetahuanpenduduk.

Pekerjaan Responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamayoritas responden bekerja sebagai iburumah tangga (50%). Penelitian ini sesuaidengan hasil penelitian yang dilakukanMegaputra, tentang gambaran penderitakanker serviks di Rumah Sakit SantoBorromeus Bandung yang menyatakanbahwa 55% penderita kanker serviks adalahIbu Rumah Tangga. Menurut penelitian yangdilakukan oleh Puspitarini, tentang hubungan

kualitas hidup dengan kebutuhan perawatanpaliatif pada pasien kanker di RSUP DrSardjito juga menyatakan 23% penderitakanker adalah ibu rumah tangga dan 10%sebagai wiraswasta.Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa pekerjaan seseorangjuga menentukan status kesehatan seseorang.Siti Musrifah berpendapat ada hubunganantara sikap ibu rumah tangga dengan praktikpencegahan penyakit kanker serviks. Daripenelitiannya di kota Semarang menyimpulkanbahwa pada ibu rumah tangga yangmelakukan praktik pencegahan pada penyakitkanker serviks hanya 33,7% hal inidisebabkan karena kurangnya dukungansuami dan dukungan petugas kesehatan.Dorongan atau dukungan keluargamerupakan faktor penting dalammeningkatkan partisipasi wanita dalampencegahan penyakit. Pada masyarakattradisional yang masih memegang teguh adatsuami atau kepala keluarga merupakanpembuat keputusan segala atas segalasesuatu. Suami atau kepala keluargamerupakan seseorang yang memegangperanan penting dalam keluarga yang dapatmemberikan dorongan kepada para wanitauntuk membuat keputusan sendiri dalampencegahan penyakit kanker serviks.

Dukungan Keluarga.

Hasil penelitian ini menunjukkan 23responden (76,6%) menyatakan dukungankeluarga baik. Kanker serviks selain potensialmemberikan penderitaan bersifat fisik jugamemberikan penderitaan bersifat psikis. Jikagangguan fisik dimanifestasikan dalam bentukkeluhan nyeri, mual, keputihan hinggaperdarahan sampai komplikasi organ makagangguan psikis bisa dimanifestasikan dalambentuk keluhan depresi, cemas, gugup, danperasaan tidak berguna. Mengingat dampakkanker serviks diatas maka penderita kankerserviks membutuhkan dukungan keluarga.Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan

Page 10: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

10 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

dan penerimaan keluarga terhadap anggotakeluarganya yang sakit. Perhatian darikeluarga sangat membantu pemilihankesehatan keluarganya. Berdasarkan hasilpenelitian di atas dapat disimpulkan bahwakeluarga dalam memberikan dukungan padapenderita kanker serviks dalam kategori baikkarena masih kentalnya hubungankekerabatan dalam sebuah keluargatersebut.Faktor lain adalah keluarga mampumelakukan peran dan fungsinya yangsenantiasa mendampingi dan menjadipendukung utama responden selamaperawatan penyakitnya.Kesimpulan ini perluditindaklanjuti dengan dilakukannya penelitianlebih lanjut dengan responden pada keluargapenderita mengingat dukungan keluarga padapenderita kanker serviks dengan kecemasansangat diperlukan terutama aspek dukunganemosional. Ketiadaan dukungan keluargaakan sangat berpengaruh pada penurunankualitas hidup penderita kanker serviks.Hasilpenelitian ini berbeda dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Wahyuni dan Siburian,yang meneliti tentang Dukungan Keluarga danHarga Diri Pasien Kanker Payudara di RSUPH Adam Malik Medan.Penelitian inimengambil sampel 30 responden didapatkanhasil bahwa 56,7% dukungan keluarga cukup,36,7% dukungan keluarga baik, dan 6,7%dukungan kurang. Dalam jurnal penelitiannyapeneliti tidak menampilkan bentuk domainmasing-masing dukungan keluarga.

Tingkat Kecemasan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwahasil tertinggi 15 responden (50%) respondenmengalami tingkat kecemasan sedang.Pengambilan data tingkat kecemasandisamping melalui kuesioner peneliti jugaharus mengamati ekspresi wajah dariresponden untuk mendukung hasil yangobyektif. Hasil peneltian ini menjelaskanbahwa pada orang tua/dewasa yangberhadapan dengan penyakitpenyakit yangmengancam kehidupan dan kondisi kesehatan

ternyata ditemukan pengalaman pengalamankecemasan, depresi dan masalah emosionallainnya. Berdasarkan penelitian Barnes et al,wanita-wanita yang terdiagnosis penyakitkanker serviks menghadapi banyakkeputusan keputusan yang sulit. Keputusansulit untuk menerima kenyataan hidup yangterdiagnosa penyakit kanker sehinggamenimbulkan perasaan cemas. Hasilpenelitian ini sesuai dengan studi yangdilakukan oleh De Groot, yang menjelaskanbahwa para wanita, terutama pada kasuskanker serviks lebih memiliki pengalaman danperasaan takut serta kekhawatiran yang lebihbesar. Penelitian lain menjelaskan bahwaterdapat peningkatan level kecemasan dandepresi pada wanita-wanita dengan kasuskanker serviks, bahkan level distressemosional-nya telah sampai pada fase klinis-patologis.

Banyak faktor yang meyebabkanpenderita kanker serviks mengalamikecemasan. Menurut Lubis, bentuk responemosional yang secara umum muncul padasaat individu terdiagnosa kanker sepertikanker serviks adalah penolakan. Pada saatindividu mengalami reaksi penolakan makaindividu tidak mudah beradaptasi denganpenyakinya. Akibatnya akan menimbulkankecemasan.

Selain itu penyakit kanker serviks sulituntuk dideteksi tanda dan gejalanya,umumnyaterdeteksi pada stadium lanjut ketika tumorsudah menyebar ke organ lain beberapapenderita mengeluh nyeri berkemih,haematuria, perdarahan rectum, atau susahbuang air besar. Keluhan-keluhan tersebutmenyebabkan kecemasan. Faktor lain yangmenyebabkan kecemasan adalah angka untuksembuh pada penderita kanker serviks paliatifrelative kecil. Pada penderita kanker servikssering dijumpai penderita dikuasai perasaantidak berguna, malu, serta kekhawatirankarena merasa menjadi beban orang lainsehingga menimbulkan perasaan cemas.Teorikecemasan tingkat sedang memungkinkanseseorang untuk memusatkan pada hal-hal

Page 11: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

11Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

penting dan mengesampingkan yang lain,sehingga seseorang menjadi selektif. Setiapindividu mempunyai reaksi yang berbeda padakecemasan. Manifestasi pada tingkatkecemasan ini umumnya adalah kelelahanmeningkat, ketegangan otot meningkat, bicaracepat dengan volume tinggi, lahan persepsimenyempit, kemampuan konsentrasimenurun, mudah tersinggung, marah danmenangis.

Kecemasan pada penderita kankerserviks akan meningkat ketika individumembayangkan adanya perubahan dalamhidupnya di masa depan akibat penyakit yangdiderita ataupun proses pengobatannya.Kecemasan ini akan memberikan dampakburuk bagi penderita. Menurut Suharna,dampak dari kecemasan adalah menurunnyakapasitas kognitif seseorang dalammenyelesaikan persoalan yang komplek.Sedangkan menurut Romas dan Sharma akanterjadi gangguan terhadap hubungan sosial.Seseorang yang mengalami kecemasan akanmenghindari hal-hal yang membuat dirinyaterancam dan menutup diri terhadaplingkungannya. Sebaliknya penderita yangnyaman terhindar dari kecemasan akanmencegah terjadinya penurunan system imunsehingga mempercepat proses kesembuhan.Adanya perasaan tenang dan nyaman saatperawatan tubuh akan menghasilkan hormoneendorphin, yang menyebabkan otot tubuhrilek, system imun meningkat, kadar oksigendalam darah naik dan penderita akanmengantuk sehingga bisa beristirahat dengantenang. Hormon ini memperkuat systemkekebelan tubuh untuk melawan infeksi dandikenal sebagai morfin tubuh yangmenimbulkan efek sensasi yang sehat dannyaman.

Hubungan Antara Dukungan Keluargadengan Tingkat Kecemasan

Penderita Kanker Serviks paliatif.

Hasil penelitian ini untuk variabeldukungan keluarga mayoritas dukungannyabaik dan variabel tingkat kecemasan sedangsebanyak responden (50%) dengan koefisienkorelasi -1,000 dan tingkat kemaknaan p0,001.Hubungan antara dukungan keluargadengan tingkat kecemasan diuji statisticdengan menggunakan Gamma didapatkanhasil nilai p value 0,001 (<0,05) maka ujikeputusan ini Ho ditolak dan Ha diterima,maknanya ada hubungan antara dukungankeluarga dengan tingkat kecemasan penderitakanker serviks paliatif. Hasil penelitian inisesuai dengan beberapa teori yangberpendapat bahwa penderita kanker serviksmembutuhkan dukungan keluarga karenadukungan keluarga sangat berpengaruhterhadap kesehatan mental anggotakeluarganya yang menderita kanker serviks.Menurut Mubarak terdapat hubungan yangkuat antara keluarga dan status kesehatananggotanya dimana peran keluarga sangatpenting bagi setiap aspek perawatankesehatan anggota keluarga, mulai daristrategi-strategi hingga fase rehabilitasi.Menurut De Groot, banyak hasil penelitianyang menunjukkan pengaruh kanker terhadapkondisi psikologis pasien yang mengalamikecemasan, namun pasien-pasien kankeryang senantiasa memperoleh dukungankeluarga ternyata berhubungan positif denganberkurangnya kecemasan. Dukungan initernyata membantu perbaikan kesehatan danhubungannya dengan kualitas kehidupanpenderita kanker serviks. Kecemasan padapenderita kanker serviks paliatif tidak hanyadipengaruhi oleh faktor dukungan keluargasemata tetapi banyak faktor yangmempengaruhi. Menurut Kaplan dan Sadock,faktor yang menyebabkan kecemasandipengaruhi faktor intrinsik dan faktorekstrinsik. Faktor intrinsik antara lain faktorusia, pengalaman penderita menjalanipengobatan, konsep diri dan peran, tingkatsocial ekonomi, jenis tindakan kemoterapi, dankomunikasi terapeutik. Faktor ekstrinsikantara lain faktor kondisi medis, tingkat

Page 12: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

12 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

pendidikan, akses informasi dan prosesadaptasi.Hal tersebut juga dibuktikan darihasil penelitian ini. Responden menyatakanbahwa mayoritas dukungan keluarga baiktetapi responden juga merasa kecemasandalam kategori sedang. Hasil inikemungkinanada faktor lain yangmempengaruhi kecemasan tingkat sedangpada penderita kanker serviks, berhubungandengan faktor usia lanjut, tingkat pendidikaanyang rendah atau pekerjaan ibu rumah tanggayang sehari-harinya dihabiskan denganpekerjaan rumah,mengurus anak dansuaminya.

Kecemasan pada penderita kankerserviks tidak mutlak dipengaruhi oleh kualitasdukungan keluarga dibuktikan denganpenelitian tentang kecemasan pada penderitakanker serviks juga dilakukan oleh Nasutiondan Tanjung, tentang Faktor internal danEksternal Kecemasan pada Pasien KankerServiks di RSUP H Adam Malik Medandengan 42 responden. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kecemasan pasienkanker serviks yang paling besar berdasarkanfaktor internal adalah faktor maturitas, faktortipe kepribadian dan faktor keadaan fisik.Faktor eksternal menunjukkan bahwakecemasan pasien kanker serviks yang palingbesar adalah faktor dukungan sosial dandukungan keluarga. Menurut De groot,menyatakan bahwa profil psikologis penderitakanker seperti kanker serviks yang datangdalam pemeriksaan medis menunjukkantingginya tingkat kecemasan, rasa marah danketerasingan. Perawatan di rumah sakit jugamerupakan salah satu faktor yangmencemaskan bagi pasien.Pada penderitakanker serviks yang menjalani perawatan dirumah sakit ketika akan dilakukan operasi,kemoterapi, radiotherapy atau tindakanperawatan yang lainnya, juga seringmengalami kecemasan. Selain itu, sikap yangtidak personal dari dokter, perawat ataupetugas rumah sakit yang lain penderitamerasa menjadi obyek pemeriksaan semata.Kondisi demikian penderita seringkali merasa

kehilangan identitas diri, dan kehilangankontrol atas tubuhnya sehingga membuatpenderita merasa tidak nyaman menjalaniperawatan di rumah sakit.

KESIMPULAN DAN SARAN.

Hasil penelitian menunjukkan bahwakarakteristik responden usia respondenmayoritas direntang 51 sd 64 tahun,tingkatpendidikan responden mayoritas adalah SD,mayoritas bekerja sebagai ibu rumahtangga.Dukungan keluarga penderita kankerserviks paliatif mayoritas baik.Tingkatkecemasan penderita kanker serviks paliatifmayoritas mengalami tingkat kecemasansedang.Ada hubungan antara dukungankeluarga dengan tingkat kecemasan penderitakanker serviks paliatif di RSUP Dr Sardjitodengan p value 0,001 (< 0,05)

Disarankan bagi perawat agarsenantiasa meningkatkan pelayanan kepadapenderita kanker serviks denganmemperhatikan kebutuhan bio-psiko-sosio danspiritual melalui pendidikan kesehatan dankonseling kepada penderita maupun keluarga.Disarankan bagi institusi pendidikan hasilpenelitian ini dapat digunakan sebagaireferensi/sumbangan materi bagi mahasiswaagar mahasiswa memahami tentangdukungan keluarga dan kecemasan penderitakanker serviks paliatif dengan mempelajarimateri dukungan dan kecemasan dalampenelitian ini. Di saran bagi keluarga mampusenantiasa mengembangkan diri dalamrangka memberi motivasi kepada anggotakeluarganya yang menderita sakit kankerserviks dengan memberikan dukungan sesuaidengan materi-materi dukungan emosional,dukungan penghargaan, dukungan materi dandukungan informasi dalam penelitianini.Disarankan bagi penelitianselanjutnya,penelitian ini dijadikan sumber danbahan pembanding bagi yang berkepentinganuntuk melanjutkan penelitian yang lebihkomplek misalnya penelitian kualitatif tentangpersepsi penderita kanker serviks terhadap

Page 13: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

13Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

dukungan keluarga atau hubungan antara usia,tingkat pendidikan dan pekerjaan dengantingkat kecemasan penderita kanker servikspaliatif.

DAFTAR PUSTAKA

Allan H., Goroll. Albert G., Mulley. (2006).Primary Care Medicine : OfficeEvaluation and Management of theAdult Patient, Philadelphia : LippincotWilliams & Wilkins.

Aziz, M.F. (2006). Masalah pada KankerServiks. Cermin Dunia Kedokteran,vol 133; 5-7.

Barnes, J., Kroll, L., Lee, J., Burke, O., Jones,A., & Stein, A. (2002). FactorsPredicting Communication about theDiagnosis of Maternal Breast Cancerto Children. Journal of PsychosomaticResearch, 52, 209 – 214.

Baradero, M., Dayrit, M.W., Siswandi, Y.(2008). Seri Asuhan KeperawatanKlien Kanker. Jakarta : EGC.

Berger., Ann M., Portenoy., Russel K.,Weissman., David E. (2002). Principlesand Practice of Palliative Care andSupportive Oncology 2nd edition.Lippincott Williams & WilkinsPublishers.

Colegrave, S., Holcombe, C., & Salmon, P.(2001) . Psychological Characteristicsof Women Presenting with Breast Pain.Journal of Psychosomatic Research,50, 303 – 307.

De Groot, Janet M. (2002) The Complexityof the Role of Social Support in Relationto the Psychological Distress Associatedwith Cancer, Journal ofPsychosomatic Research, 52, 277 –278.

Departemen Kesehatan RI.(2008).Penanggulangan Kanker Serviksdengan Vaksin HPV.Jakarta: DepkesRI.

Dolan, P., Canavan, J., Pinkerton, J. (2006).Family Support as Reflective Practice.London : Jessica Kingsley Publishers.

Edianto. (2006). Buku Acuan OnkologiGinekologi. Jakarta: Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawihardjo.

Faull, C., Carter, Y.H., dan Daniels, L. (2007).Handbook of PalliativeCare, SecondEdition. Victoria: Blackwell Science.

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing:Theory and Practice. Keperawatankeluarga Teori dan praktek. Alihbahasa Asy dan Debora. Jakarta:EGC.

Gakidau.E.,Nordagen,S.,Obermeyer,Z.(2008). Coverege of Cervical CancerScreening in 57 Countries : Lowaverage level and large inequalities. PlosMed 5(6) 0863:0868.

Heardman,et al. (2006). Palliative Care ForWomen With CervicalCancer.Engender Health : New York.

Hidayat,AA.(2003). Riset Keperawatandan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta;Salemba Medika.

Hawari,D. (2001). Manejemen stress,cemasdan depresi.Jakarta; FKUI.

IP Suiroka. (2012). Penyakit Degenaratif .Yogyakarta : Nuha Medika.

Jenkins, J.H.,Garcia, J.I.R., Chang, C.L.,Young, J.S., Lopez, S.R. Family (2006).Support Predicts Psichiatric MedicationUsage Among Mexican AmericanIndividuals with Schizophrenia. SocialPsyciatry and Psychiatric Epidemology.

Page 14: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

14 JURNAL KEPERAWATAN, Volume 5, Nomor 1, Januari 2014: 01 - 15

Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

Jong, W. D. (2005). Kanker, Apakah Itu?.Jakarta: Arcan.

Kaplan, H.I., Sadock, J.B., Grebb,J.A.(1997). Synopsis Psikiatri edisi 7.Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Kolva, et al.(2011). Anxiety in Terminally IllCancer Patients.Journal of Pain andSymptom Management 42(5):691-701.

Lubis. (2009). Gambaran Psikologis Pasienyang Pertama Kali Terdiagnosa KankerServiks. http:// unair respiratory.ac.id/pdf.Lubis. diakses tanggal 3 Desember2012

Megaputra A. (2011). Gambaran PenderitaKanker Serviks di Rumah Sakit SantoBorromeus Bandung.Skripsi, tidakdipublikasikan.

Mubarak, W.I. dkk. (2009). IlmuKeperawatan Komunitas Konsep danAplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Musrifah S. (2011). HubunganKarakteristik,Pengetahuan danSikap Ibu Rumah Tangga denganPraktik Pencegahan Kanker LeherRahim di Kelurahan PadangsariKecamatan Banyumanik KotaSemarang. Skripsi, Tidak dipublikasikan

Notoatmodjo,S. (2003). Promosi Kesehatan,Teorinya dan Aplikas.Jakarta:RinekaCipta.

Pradjatmo, H. (2000). Pengaruh derajat danjenis histopatologik karsinoma serviksuteri terhadap kemampuan hiduppenderita. Berita Berkala IlmuKedokteran. 32 (2): 111-118.

Puspitarini Z. (2009). Hubungan KualitasHidup dengan KebutuhanPerawatan

Palliative pada Pasien Kanker di RSUPDr Sardjito. Skripsi, tidakdipubilkasikan.

Ramli. (2000). Deteksi Dini Kanker. Jakarta:FKUI.

Rasjidi.(2007). Vaksin Human PapillomaVirus dan Eradikasi Kanker MulutRahim. Jakarta: Seagung Seto.

Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif.Jakarta :Erlangga.

Sukardja I. (2000).Onkologi Klinik.Surabaya : Penerbit Airlangga UniversityPress.

Soepardiman HM. (2002). Deteksi DiniKanker. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Stuart dan Sundeen.(2006). KeperawatanJiwa. Jakarta:EGC..

Taylor, S.E. (1995). Health Psychology 3rdEdition. Singapore : Mc.Graw Hill.

Triharini. (2009). Hubungan pelaksanaanpaket edukasi dengan keluhan fisikdanpsikologis pada pasien kankerserviks yang menjalani kemoterapi diRSU

Dr.Soetomo Surabaya. http://w w w. d i g i l i b . u i . a c . i d / b a b I I /download/pdf. Diakses tanggal 2Oktober 2012

Wahyuni S,Siburian C. (2012). DukunganKeluarga dan Harga Diri Pasien KankerPayudara di RSUP H Adam MalikMedan. Jurnal FK. UNSU.

Waggoner, S.E.(2003). Cervical Cancer. TheLancet.361:2217-2225.

WHO. (2008). Global Health Indicator.Aviabel, Http:// www.who.int/whosis /

Page 15: Hub Antara Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kankers Serviks Paliatif

15Misgiyanto1 & Dwi Susilawati2. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Kecepatan Kesembuhan Luka Perineumpada Ibu Post Partum

JURNAL KEPERAWATAN, ISSN: 2086-3071Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 - 15

Versi online:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc

2008/en/index.html, diakses tanggal15 januari 2013.

Wilson, KG., et al. (2007). Depression andanxiety disorders in palliative cancercare. Journal of Pain SymptomManage 33:118-129.

Yani, I.D. (2007). Pengalaman Hidup KlienKanker Serviks di Bandung. Skripsi,tidak dipublikasikan.

Yunitasari LN. (2007). Faktor-Faktor yangMempengaruhi Tingkat Kecemasanpada Pasien Pasca DidiagnosaKanker di RSU Dr Kariadi Semarang.Skripsi,tidak dipubilkasikan .