ht

21
Laporan Pendahuluan HIPERTENSI I. Pengertian Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. ( Smith Tom, 1995 ) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000 : 144) Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan dengan mengukur rata-

description

askep hipertensi

Transcript of ht

Page 1: ht

Laporan Pendahuluan

HIPERTENSI

I. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.

( Smith Tom, 1995 )

Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar

atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg

( Kodim Nasrin, 2003 ).

Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg,

hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi

berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan

peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik

( Smith Tom, 1995 ).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi

adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme pengaturan tekanan

darah (Mansjoer,2000 : 144)

Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau

tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan dengan

mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah (FKUI, 2001 : 453)

Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior

(Mansjoer, 2000 : 144)

II. Etiologi/Penyebab

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

( Lany Gunawan, 2001 )

A. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

B. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Page 2: ht

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa

faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.

Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan

perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau

transport  Na.

Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan

tekanan darah meningkat.

Stress karena Lingkungan.

Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta

pelebaran pembuluh darah.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –

perubahan pada :

o Elastisitas dinding aorta menurun

o Katub jantung menebal dan menjadi kaku

o Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa

darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

o Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi

o Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

Page 3: ht

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

       Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

       Kegemukan atau makan berlebihan

       Stress

       Merokok

       Minum alkohol

      Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :

a. Ginjal

      Glomerulonefritis

      Pielonefritis

      Nekrosis tubular akut

      Tumor

b. Vascular

      Aterosklerosis

      Hiperplasia

      Trombosis

       Aneurisma

      Emboli kolestrol

      Vaskulitis

c. Kelainan endokrin

      DM

      Hipertiroidisme

      Hipotiroidisme

d. Saraf

Page 4: ht

      Stroke

      Ensepalitis

      SGB

e. Obat – obatan

      Kontrasepsi oral

      Kortikosteroid

III. Patofisiologi

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel kiri yang

terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer

dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah

derajat dan lamanya peningkatan diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti

rangsangan simpato-adrenal yang meningkat dan peningkatan aktivasi system rennin

angiotensin-aldosteron (RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi

pompa ventrikel kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan

terjadinya aterosklerosis primer.

Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus (konsentrik).

Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat tanpa perubahan yang

berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena

penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat

terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik

menggambarkan berkurangnya rasio antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya

volume diastolik akhir. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh

fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada

saat sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi

mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit  jantung  koroner.

IV. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

(Menurut : Edward K Chung, 1995 )

Page 5: ht

1) Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal

ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri

tidak terukur.

2) Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini

merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari

pertolongan medis

V. Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari

“The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and Treatment

of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

N

o

Kategori Sistolik(mmH

g)

Diastolik(mmH

g)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 – 84

3. High

Normal

130 – 139 85 – 89

4. Hiperten

si

Grade 1

(ringan)

140 – 159 90 – 99

Grade 2

(sedang)

160 – 179 100 – 109

Grade 3

(berat)

180 – 209 100 – 119

Grade 4

(sangat

berat)

>210 >120

                                   

Page 6: ht

VI. Penatalaksanaan

Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori—

pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit jantung

hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien tanpa penyakit

diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada pasien dengan penyakit

diatas.

Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi :

1. Pengaturan Diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-

obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH.

Beberapa diet yang dianjurkan:

a) Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan

komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin

sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang

dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

b) Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya

belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan

vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.

c) Diet kaya buah dan sayur.

d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

e) Tidak mengkomsumsi Alkohol.

2. Olahraga Teratur

3. Farmakoterapi

Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan berbagai

kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan kombinasi alpha dan

beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker

dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada semua pasien memerlukan dua atau

lebih obat antihipertensi untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan.

VII. Pemeriksaan Penunjang

Page 7: ht

a. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :

hipokoagulabilitas, anemia.

b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.

c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan

ada DM.

e. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

f. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang

P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

g. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

h. Poto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,

pembesaran jantung.

VIII. Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi

essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala

setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-

gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala

klinis hipertensi essensial.

 Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:

pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak nafas,

rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:

gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan

serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang

mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum bertambah

parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan

pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan.

Page 8: ht

beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang

olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan

makan juga perlu diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam),

sangat disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.

Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan

berbagai macam komplikasi antara lain :

a. Stroke

b. Gagal jantung

c. Gagal Ginjal

d. Gangguan pada Mata

IX. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

− Aktivitas/ Istirahat

− Sirkulasi

− Integritas Ego

− Eliminasi

− Makanan/cairan

− Neurosensori

− Nyeri/ ketidaknyaman

2. Diagnosa Keperawatan

a) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

b) Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen.

c) Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral

d) Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih

e) Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan

perawatan diri

3. Perencanaan Keperawatan

Page 9: ht

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan Intervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien mau berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD/beban kerja jantung dengan KH :- TD dalam rentang individu yang dapat diterima- Irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal

-Pantau TTD

-Catat keberadaan,kualitas denyutan sentraldan perifer

-Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas

-Amati warna kulit,kelembaban,suhu,dan masa pengisian kapiler

-Catat edema umum/tertentu

-Berikan lingkungan tenang dan nyaman,kurangi aktivitas/keributan lingkungan .batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.-Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi;jadwal

-Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vascular.

-Denyutan karotis,jugularis,radialis dan femolarismungkin teramati/terpalpasi.Denyut pada tungkai mungkin menurun,mencerminkan efek dari vasokontriksi(peningkatan SVR) dan kongesti vena.

 -S4 umumnya terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipermetrofi atrium(peningkatan volume/tekananatrium)Perkembangan S3 menunjukkan hipertrofi ventrikel dan kerusakan fungsi,adanya krakles,mengi dapat mengindikasikan kongesti paru skunder terhadap terjadinya atau gagal ginjal kronik.-adanya pucat,dingin,kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung-Dapat mengindikasikan gagal jantung,kerusakan ginjal atau vascular.-Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis;meningkatkan relaksasi

-Menurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi.

Page 10: ht

periode istirahat tanpa gangguan;bantu pasien melakukan perawatan diri sesuai kebutuhan.-Lakukan tindakan-tindakan nyaman seperti pijatan punggung dan leher,miringkan kepala di tempat tidur.-Anjurkan tehnik relaksasi,panduan imajinasi ,aktivitas pengalihan.-Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

-Mengurangiketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis.

-Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress,membuat efek tenang,sehingga menurunkan TD.-Respon terhadap terapi obat “stepeed”(yang terdiri atas diuretic.inhibitorsimpatis dan vasodilator)tergantung pada individu dan efek sinergis obat.karena efek samping tersebut,maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah paling sedikit dan dosis paling rendah.

Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Tujuan Intervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien klien mampu melakukan aktivitas yang ditoleransi KH :-Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukan-melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur-menunjukkan penurunan dalam tanda – tanda intoleransi fisiologi

-Kaji respon klien terhadap aktivitas,perhatian frekuensi nadi lebih dari20 X per menit di atas frekuensi istirahat ;peningkatan TD yang nyata selama/sesudah aktivitas,dispnea,nyeri dada;keletihan  dan kelemahan yang berlebihan;diaphoresis;pusing atau pingsan.-Intruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi,mis; menggunakan kursi saat mandi,duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi,melakukan aktifitas dengan perlahan.-Berikan dorongan untuk melakukan

-menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons fisiologi terhadap stres aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas.

-Tehnik menghemat energi mengurangi penggurangan energy juga membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

-kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja

Page 11: ht

aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi .berikan bantuan sesuai kebutuhan.

jantung tiba- tiba.memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebralTujuan Intervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan KH :-Klien melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol

-mempertahankan tirah baring selama fase akut

-berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala mis; kompres dingin pada dahi,pijat punggung dan leher,tenang,redupkan lampu kamar lampu kamar,tehnik relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi) dan aktifitas waktu senggang.-Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala mis; mengejan saat BAB,batuk panjang dan membungkuk.

-Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

-berikancairan,makanan lunak,perawatan mulut yang teratur bila terjadi pendarahan hidung  atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan pendarahan

-kolaborasi  pemberian obat analgesik,

-meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi -tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat/memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. -Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatan tekanan vascular serebral.

-pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.-meningkatkan kenyamanan umum.kompres hidung dapat mengganggu proses menelan atau membutuhkan napas dengan mulut ,menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan membrane mukosa.munurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simpatis.

Page 12: ht

- kolaberasi pemberian obat Antiansietas mis; lorazepanm(ativan),diazepam,(valium)

-dapat mengurangi ketegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stress.

Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih Tujuan Intervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nutrisi klien cukup/optimal sesuai kebutuhan dengan KH :- Berat badan klien dalam batas ideal

-Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan kegemukan

-Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi.

-kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan massa tubuh. -Kesalahan kebiasaan makan makan menujang terjadinya ateroskerosis dan kegemukan.

Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri

Tujuan Intervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pada klien dengan KH :-Klien paham dengan tentang proses penyakit dan regimen pengobatan

-Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.termasuk orang terdekat.

-Terapkan dan nyatakan batas TD normal.jelaskan tentang hipertensi dan efeknya pada jantung,pembuluh darah ,ginjal dan otak.

-kesalahan konsep dan menyangkal diagnose karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien dan/orang terdekat untuk mempelajari penyakit,kemajuan,dan prognosis.bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan continue,maka perubahan prilaku tidak akan dipertahankan.Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan TD dan mengklarisifikasi istilah medis yang sering digunakan.pemahaman

Page 13: ht

-Hindari mengatakan TD normal dan gunakan istilah”terkontrol dengan baik “saat menggambarkan tekanan darah pasien TD pasien dalam batas yang normal.

bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketika merasa sehat.-Karena pengobatan untuk pasien hipertensi adalah sepanjang kehidupan,maka dengan penyampaian ide”terkontrol”akan membantu pasien untuk memahami kebutuhan untuk melanjutkan  pengobatan/medikasi.

Page 14: ht

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999.Rencana Asuhan Keperawatan,Ed-3,Jakarta:EGC

Rilantono,L.dkk.2002.Buku Ajar Kardiologi,Jakarta:Universitas Indonesia

Smeltzer,C Suzanne dan Bare,Brenda G.Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah,Ed-

8,vol.2,Jakarta:EGC

Mansjoer,arif.dkk.2001.Kapita Selekta kedokteran ,Ed-3, jilid I.Jakarta:FKUI Media Aesculapius

www.emedicine.com