Hordeolum
-
Upload
michael-rameres -
Category
Documents
-
view
37 -
download
2
description
Transcript of Hordeolum
Hordeolum
Hordeolum adalah suatu peradangan supuratif kelenjar Zeis, kelenjar Moll (hordeolum
eksterternum) atau kelenjar Meibom (Hordeolum internum).
Penyebab; Infeksi: Stafilokokus, moraxella.
Patofisiologi
Pembentukan nanah terdapat dalam lumen kelenjar, dapat mengenai kelenjar Meibom, Zeis,
dan Moll. Apabila mengenai kelenjar Meibom, pembengkakan agak besar, disebut hordeolum
internum, penonjolan pada hordeolam ini mengarah kekulit kelopak mata atau kearah
konjungtiva. Kalau yang terkena kelenjar Zeis dan Moll penonjolan kearah kulit palpebra,
disebut hordeolum ekstenum.
Gejala klinis
Gejala subyektif dirasakan mengganjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah kalau
menunduk, dan nyeri bila ditekan. Gejala obyektif tampak suatu benjolan pada kelopak mata
atas/bawah yang berwarna merah dan sakit bila ditekan didekat pangkal bulu mata. Secara
umum gambaran ini sesuai dengan suatu abses kecil.
Pengobatan
Kompres hangat selama 10 - 15 menit, 3 - 4 kali sehari.
Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila
dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin 4 x 250 mg
per-ora/hari.
Bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif dianjurkan insisi.
Perbaikan higiene dapat mencegah terjadinya infeksi kembali.
Penyulit
Suatu hordeolum yang besar dapat menimbulkan abses palpebra dan selulitis palpebra.
Kalazion
Kalazion adalah suatu lipogranuloma yang terjadi akibat sumbatan pada kelenjar Meibom,
menyebabkan terbentuknya suatu nodul pada palpebra yang bersifat keras dan tidak nyeri.
Patofisiologi
Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim bakteri yang
berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur sekresinya memasuki jaringan di
sekitarnya dan merangsang terbentuknya respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari
jaringan granulasi dan sel-sel radang ini membentuk kalazion. Hal ini dapat
membedakan kalazion dari hordeolum, yang merupakan reaksi radang akut dengan leukosit
PMN dan nekrosis disertai pembentukan pus. Namun demikian, hordeolum dapat
menyebabkan terbentuknya kalazion, dan sebaliknya.
Gejala Klinis
Pasien datang dengan riwayat singkat adanya keluhan pada palpebra baru-baru ini, diikuti
dengan peradangan akut (misalnya merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali terdapat
riwayat keluhan yang sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki
kecenderungan kambuh pada individu-individu tertentu. Kalazion lebih sering timbul pada
palpebra superior
Kondisi ini tampak dengan penekanan pada kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya
cairan putih seperti pasta gigi, yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih
berminyak.
Pengobatan
Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan.
Pengobatan secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat, dan
steroid topikal ringan biasanya dapat berhasil dengan baik.
Pada sebagian besar kasus, pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan selama
berminggu-minggu tidak membuahkan hasil.
Penatalaksanaan dari kalazion terinfeksi (misalnya hordeolum interna) meliputi
pemanasan, serta antibiotik topikal dan atau sistemik.
Glaukoma
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga
terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Terdapat 4 jenis glaukoma:
Glaukoma Sudut Terbuka.(Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat)
Glaukoma Sudut Tertutup.(Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris)
Glaukoma Kongenitalis Glaukoma Sekunder.
Patogenesis
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.
Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk
ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran. Jika aliran cairan ini
terganggu maka akan terjadi peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf
optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.
Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Gejala klinik
Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala. Lama-lama
timbul gejala berupa:
Penyempitan lapang pandang tepi, sakit kepala ringan Gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling
cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan). Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita
sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan.
Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.
Pengobatan
Glaukoma sudut terbuka
Pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk
membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).
Glaukoma sudut tertutup
Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan
seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen. Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan
terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki
saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.
Glaukoma Sekunder
Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah
peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan
pembedahan.
Glaukoma Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
Katarak
Suatu keadaan mata yang diakibatkan karena kekeruhan pada lensa mata akibat dari hidrasi
(penambahan cairan pada lensa mata), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari
keduanya.
Stadium katarak
Insipien
Immature
Mature
Intumescent
Hypermature
Morgagni
Patofisiologi katarak
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa yang mengakibatkan hilangnya transparansi. Terjadi
perubahan dalam serabut halus multipel ( zonula ) yang memanjang dari silier ke sekitar
daerah di luar lensa. Terjadi perubahan kimia terhadap protein pada lensa yang dapat
menyebabkan koagulasi dan mengabutkan pandangan yang menghalangi jalan masuknya
cahaya ke retina. Hal ini disebabkan karena influks air yang masuk ke dalam lensa
memutuskan protein pada lensa normal. Enzim yang terdapat pada lensa mata berguna untuk
melindungi lensa dari degenerasi dan jumlah enzim pada mata akan semakin menurun seiring
bertambahnya usia yang tidak hanya terjadi pada penderita mata katarak.
Gejala klinik
Penglihatan berkabut dan penglihatan yang semakin kabur. Gejala lain yang dijumpai pada
katarak senilis adalah penigkatan rasa silau (glare). Pada lensa mata penderita katarak akan
tampak bayangan putih. Selain itu dapat pula terjadi pandangan ganda, rabun senja dan
terkadang membutuhkan cahaya yang lebih terang untuk membaca.
Terapi
Pembedahan baik dengan cara ECCE atau ICCE atau Phacoemulsification.
Konjungtivitis
Peradangan yang terjadi pada bagian konjungtiva dan peradangan ini menyerang dari segala
usia baik pada usia bayi sampai dengan dewasa.
Etiologi: bakteri, virus, jamur, alergi
Patofisiologi
Tergantung dengan penyebabnya
Gejala klinis
Gejala-gejala umum termasuk mata memerah, iritasi dan rasa sakit.
Tergantung pada penyebab gejala sedikit berbeda:
Mata merah karena infeksi bakteri dan virus akan menyebabkan mata merah yang
berair dan sering keluarnya cairan terjadi. Hal ini dimulai di salah satu mata dan
menyebar ke yang lain dan kedua mata akan terpengaruh segera. Mata merah infeksi
sangat menular.
Mata merah karena alergi lingkungan menyebabkan mata merah dengan air mata
mengalir, iritasi dan gatal. Kedua mata yang terpengaruh hampir pada waktu yang
sama. Ini adalah non menular.
Mata merah raksasa papiler akan menyebabkan mata berair merah dengan debit dan
air mata. Ini akan mengembangkan pembengkakan di sisi bagian dalam kelopak mata
dan meningkatkan iritasi ketika lensa kontak yang sama lama digunakan.
Terapi
Obati sesuai dengan etiologinya
Trauma
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata.
Jenis-jenis
Fisik atau Mekaniko Trauma Tumpulo Trauma Tajamo Trauma Peluru
Khemiso Trauma Khemis basao Trauma cuka
Fisiso Trauma termalo Trauma bahan radioaktif
Gejala klinis
Tajam penglihatan yang menurun Tekanan bola mata rndah Bilikmata dangkal Bentuk dan letak pupil berubah Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina Kunjungtiva kemotis
Penatalaksanaan
Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka
secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada
dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing
yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto.
Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau
intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan pembedahan. Pasien juga diberi antitetanus
provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda
asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan
dan segera dikirim ke dokter mata.
Kelainan refraksi
Kelainan pembiasan cahaya sehingga bayangan tidak fokus tepat di retina mata yang
mengakibatkan penglihatan menjadi kabur.
Beberapa kelainan refraksi
Miopia : Keadaan dimana bayangan sinar jatuh di depan retina
Hipermetropia : Keadaan dimanan bayangan sinar jatuh di belakang retina.
Astigmat : Keadaan dimana bayangan sinar jatuh pada titik yang berbeda di
retina
Presbiopia : Berkurangnya kemampuan melihat dekat yang berhubungan dengan
proses penuaan
Penatalaksanaan
Ada bermacam-macam penanganan:
Konvensional yaitu dengan pemakaian kacamata, pemberian resep kacamata
sebaiknya diberikan maksimal sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan ini
dipergunakan untuk merangsang saraf penglihatan.
Dengan pemakaian lensa kontak, dengan pemakaian lensa kontak penderita dituntut
lebih dalam menjaga kebersihan.
Dengan bedah Refraktif (Lasik) yaitu dengan penipisan atau irisan pada kornea untuk
mengurangi tebalnya, umumnya dilakukan pada penderita telah berumur lebih dari 22
tahun, dengan asumsi bentuk bola mata telah maksimal dan penderita kooperatif.
Dengan bedah lensa jernih, dilakukan pada penderita dengan miop yang sangat tinggi
yang tidak memungkinkan di lakukan Lasik, atau bisa juga ditanam lensa didepan iris.