referat mata hordeolum

download referat mata hordeolum

of 15

description

hordeolum a-z

Transcript of referat mata hordeolum

HORDEOLUMDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas KepaniteraanDi Bagian Ilmu Penyakit Mata

Pembimbing :WidaVianitaAziz,dr.,SpM., M.Kes

Disusun oleh :Melisa Maharani (4151111032)

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANIRUMAH SAKIT MILITER TK-II DUSTIRACIMAHI2013

PendahuluanKelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.1

Anatomi PalpebraPalpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).11. KulitKulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.2. Muskulus Orbikularis okuliFungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.3. Jaringan AreolarTerdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik dari kujlit kepala.4. TarsusStruktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).5. Konjungtiva PalpebraeBagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.3Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V.1,2

Anatomy of upper and lower eyelids

DefinisiHordeolum adalah suatu peradangan supuratif pada satu atau beberapa kelenjar di tepi atau di bawah kelopak mata.kelenjar Zeis, kelenjar Moll (hordeolum eksterternum) atau kelenjar Meibom (Hordeolum internum). Insidensi kejadian hordeolum masih tinggi. Penyakit ini merupakan infeksi fokal (biasanya disebabkan staphylococcal) yang bersifat akut. Bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan. Gambaran horedolum biasanya berupa benjolan yang terasa sangat nyeri, kemerahan dan terlokalisir. Hordeulum juga bisa menimbukan pembengkakan pada kelopak mata. Pada hordeolum yang externa, isi dari eksudat purulen akan tampak di garis tumbuhnya bulu mata, sedangkan yang interna eksudat supuratif akan mengenai permukaan konjungtiva yang dekat kelopak mata. .1,2Etiologi Organisme staphylococcus adalah kuman penyebab infeksi pada kelopak mata yang paling sering, namun organism lain juga dapat menyebabkan infeksi pada kelopak mata.2

Faktor Resiko1. Penyakit kronik.2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.3. Peradangan kelopak mata kronik, sepertiBlefaritis.4. Diabetes5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.6. Riwayat hordeolum sebelumnya7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.2

Manifestasi KlinisGejala subyektif : dirasakan menggamjal pada kelopak mata rasa sakit yang bertambah kalau menunduk, dan nyeri bila ditekan. Mata mungkin berair, peka terhadap cahaya terang dan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Gejala obyektif : tamapak suatu benjolan pada kelopak mata atas/bawah yang berwarna merah dan sakit bila ditekan, berada didekat pangkal bulu mata. Secara umum gambaran ini sesuai dengan suatu abses kecil, pseudoptosis, ptosis, dan kadang disertai pembesaran kelenjar preaurikular. Biasanya hanya sebagian kecil daerah kelopak mata yang membengkak, meskipun kadang seluruh kelopak mata membengkak. Di tengah daerah yang membengkak seringkali terlihat bintik kecil yang berwarna kekuningan. Bisa terbentuk abses (kantong nanah) yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah nanah. Hordeolum terbagi atas 2 jenis, yaitu :1. Horedeolum eksternumAdalah infeksi yang terjadi dekat kelenjar zeis dan moll, tempat keluarnya bulu mata (pada batas palpebra dan bulu mata).2. Hordeolum internumAdalah infeksi pada kelenjar meibom sebasea. Hordeolum yang terbentuk pada kelenjar yang lebih dalam. Gejalanya lebih berat dan jarang pecah sendiri, karena itu biasanya dokter akan menyayatnya supaya nanah keluar. 1,2

Keluhan utamaSecara umum, pasien paling sering datang dengan keluhan benjolan terlokalisir yang terasa nyeri di salah satu kelopak mata.Namun, pada beberapa kasus keluhannya hanya berupa pembengkakkan pada seluruh kelopak mata dan berwarna merah yang semakin lama pembengkakkannya menjadi terlokalisir.Pada kasus hordeolum yang parah, infeksi yang terjadi bias meluas ke palpebra bagian dalam dan jaringan periorbital. Pada kasus tersebut, penanganannya tidak bisa seperti penanganan hordeolum biasa, penanganannya seperti pada kasus selulitis periorbital.Kebanyakan pasien hordeoulum dating dengan keluhan adanya benjolan atau pembengkakan di kelopak mata. Biasanya disertai rasa nyeri disekitar kelopak mata atau benjolan yang disertai keluarnya nanah.1

Keluhan tambahanPada hordeolum, keluhan lainnya yang biasanya dirasakan pasien adalah : Pembengkakan lokal kelopak mata, nyeri lokal kelopak mata, kemerahan pada kelopak mata, nyeri bila tersentuh, pengerasan kulit dari margo kelopak mata, sensasi terbakar di mata, terasa berat pada kelopak mata, gatal, penglihatan kadang menjadi kabur, keluar sekret purulen di mata, iritasi pada mata, sensitivitas cahaya, mata berair, ketidaknyamanan selama berkedip, sensasi ada benda asing di mata

Diagnosa BandingBeberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T. Raftery) : Hordeolum Xanthelasma Blepharitis Kista meibomian Kalazion Entropion Ectropion

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik harus menyeluruh mulai dari sekitar mata, bola mata higga permukaan konjungtiva. Inspeksi secara teliti bagian dalam palpebra untuk melihat ada tidaknya hordeolum interna.Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menunjukan tingkat kepadatan pembengkakkan atau benjolan baik sisi dalam atau sisi luar palpebra.

Hordeolum eksterna

Hordeolum interna

Hordeolum bisa mengenai dua sisi Konjungtivitis sekunder kadang ditemukan pada pemeriksaan fisik Pemeriksaan KGB preaurikular dapat membantu mendekteksi perluasan infeksi hordeolum. Pada simple hordeoulum,tidak ada pembengkakkan KGB. Pada umumnya tidak ada proses pathogenesis ke intraokular Adanya gejala demam dan pembesaran KGB menunjukan infeksin yang sistemik

Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan penunjang yang spesifik menunjukan diagnosis hordeolum Pada umumnya kultur bakteri tidak menunjukan korelasi yang sesuai dengan gejala klinis hordeolum. Pada hasil uji kultur bakteri pesien hordeolum disertai konjungtivitis bacterial kuman yang paling banyak ditemukan adalah s.aureus, namun hasil kultur dari infeksi kelopak mata kebanyakan ditemukan s.epidermidis. Oleh karena itu, kultur mata tidak memiliki nilai yang signifikan untuk diagnosa hordeolum. Pemeriksaan darah tidak diperlukan untuk diagnosa hordeolum.

Diagnosa KerjaDiagnosa kerja dapar ditegakkan berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan klasifikasi hordeolum.

Terapi 1,2Terapi Umum : Kompres hangat 3-4 kali sehari selama 14-15 menit. Bila dalam 48 jam tidak terjadi penyembuhan, perlu dilakukan insisi. Sebagai bagian dari perawatan diri di rumah, pasien dapat membersihkan kelopak mata yangterkena dengan air keran atau dengan sabun, tidak menyebabkan iritasi ringan atau shampo(seperti sampo bayi) untuk membantu membersihkan sekret. Metode lain adalah untukPembersihan harus dilakukan dengan lembut dan sementara mata tertutup untuk mencegahcederamata.Pasien dianjurkan untuk tidak memecahkan hordeolum, karena dapat memburuk menjadi infeksi yang berat. Mata penderita harus menghindari riasan mata (misalnya, eyeliner), lotion dan memakai lensa kontak, karena ini dapat memperburuk dan menyebarkan infeksi( ke kornea) Terapi Khusus :1. Terapi medikamentosa hordeolum dimulai dengan pemberian terapi topical. Terapi sistemik diberikan bila terdapat gejala infeksi berat. Antibiotika topikal (neomycin, polirnyxin B, gentamycin) selama 7 -10 hari, bila dipandang perlu dapat ditambahkan antibiotika sistemik, misal Ampisillin 4 x 250 mg per-oral/hari. Antibitoik diindikasikan hanya bila terjadi peradangan yang telah menyebar ke daerah di luar hordeolum secara langsung. Antibiotika topical berguna untuk pengendalian infeksi staphylococcus di kelopak mata dan nasal, dapat digunakan bacitracin salep mata (AK-Tracin). Antibiotika sistemik diindikasikan jika terdapat tanda-tanda bakteriemia atau jika pasien memiliki pembesaran kelenjar getah bening preaurikular.

2. Bila tidak terjadi resorbsi dengan pengobatan konservatif dianjurkan insisi.Insisi hordeolum dilakukan jika tidak membaik dalam 48 jam, pada hordeolum internum, insisi dilakukan secara vertikal pada permukaan konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelenjar meibom yang lain, sedangkan pada hordeolum eksternum dibuat sayatan horizontal pada kulit sesuai dengan lipatan kulit untuk mengurangi luka parut sehingga tetap baik secara kosmetik. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum.

Tindakan prainsisi : Buat pasien merasa nyaman. Jika pasien gelisah berikan penyuluhan kesehatan dan perawat tetap berada di samping pasien.

Insisi dan drainase hordeolum :Lakukan drainase dengan sayatan menusuk di lokasi menunjuk menggunakan jarum 18-gauge atau pisau # 11. Sayatan eksternal menyebabkan jaringan parut, sehingga membuat sayatan kelopak mata eksternal atau tusukan tidak disarankan, kecuali hordeolum sudah menunjuk eksternal. abses besar mungkin memiliki beberapa kantong dan memerlukan beberapa menusuk. hordeolum eksterna di insisi dengan teknik horizontal untuk meminimalisir jaringan parut, sedngkan hordeolum interna dengan insisi vertikal guna menghindari terpotongnya kelenjar meibom. Pegang lesi dengan penjepit kalazion. Untuk menghindari mengganggu pertumbuhan normal dari bulu mata, jangan membuat sayatan sepanjang margin bulu mata. Tinggalkan sayatan terbuka dengan margin bersih. Ketika mengeringkan lesi yang menunjuk baik secara eksternal dan internal, membuat sayatan internal dan sejauh mungkin dari lokasi eksternal menunjuk. Dikombinasikan atasnya drainase internal dan eksternal meningkatkan risiko fistula kemudian melalui tutupnya. Jangan menyuntikkan anestesi lokal langsung ke bagian hordeolum; menyuntikkan sepanjang tepi tutupnya di baris atas tarsus atas atau di bawah tarsus lebih rendah. Jangan mencoba untuk mengangkat semua bahan tampaknya purulen pada peradangan akut ini; kehilangan berlebihan jaringan tarsal dapat mengakibatkan deformitas pada saat penutupan mata.

Tindakan pascainsisi : Tutup mata dengan kassa steril Beritahu keluarga cara membuka kassa. Observasi kurang lebih 1-2 jam sebelum pulang Tutup mata dan kassa dibiarkan di tempatnya kira-kira 4 jam, kemudian dibuka secara hati-hati dan mata dikompres dengan salin hangat secara hati-hati Mata mungkin tampak memar, sarankan pasien untuk memakai kacamata pelindung.

Follow UpSemua pasien hordeolum sebaiknya konsul ke spesialis mata, bila dengan terapi konservatif tidak ada perubahan dalam waktu 1-2 minggu. Terapi konservatif berupa kompres air hangat, dan pemberian antibiotik.Bila dilakukan gagal dilakukan drainase, pasien harus segera konsul untuk menghindari tejadiya komplikasi.

Komplikasi komplikasi tersering dari hordeolum adalah perubahan progresif menjadi kalazion. Kalazion ini bisa menimbulkan keluhan kosmetik, iritasi corneal hingga kadang membutuhkan operasi untuk membuang kalazion komplikasi akibat tekhnik drainase yang tidak tepat, dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan bulu mata, gangguan pada kelopak mata atau terbentuk fistula pada kelopak mata. selulitis general pada keolpak mata timbul bila hordeolum interna tidak diobati.

PrognosisQuo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam (hordeolum merupakan penyakit infeksi yang dapat terjadi berulang)

RingkasanHordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.Staphylococcus aureusadalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama, eritema, edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces kecil.Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik topikal atau pun sistemik dan pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000: 2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004: 3. SUSAN R. CARTER, M.D., Eyelid Disorders: Diagnosis and Management, University of California, San Francisco, School of Medicine, San Francisco, California Am Fam Physician.1998Jun1;57(11):2695-2702. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html