Home Visite

23
LAPORAN HOME VISITE DIARE PUSKESMAS IV KONI KOTA JAMBI Disusun oleh: Primananda Ayu Putri G1A111015 KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

description

home visite

Transcript of Home Visite

Page 1: Home Visite

LAPORAN HOME VISITE

DIARE

PUSKESMAS IV KONI KOTA JAMBI

Disusun oleh:

Primananda Ayu Putri G1A111015

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2015

Page 2: Home Visite

LAPORAN HOME VISITE

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI

I. Identitas Pasien

a. Nama : An. Risa Alzena Azima

b. Umur : 4 tahun

c. BB : 20 kg

d. Jenis kelamin : Perempuan

e. Pendidikan terakhir : Belum Sekolah

f. Nama Ayah : Tn. Ahmad Taufik

Umur : 31 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

g. Nama Ibu : Ny. Lili

Umur : 27 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

h. Alamat :RT. 14 Kelurahan Beringin

i. Suku : Jambi

II. Anamnesis

a) Keluhan Utama

Diare

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas IV Koni dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu.

Keluhan disertai sakit perut, dan demam. BAB >3 kali sehari. Konsistensi BAB cair,

dan berwarna kuning.

c) Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit Diare (-).

d) Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit Diare di keluarga (-).

Page 3: Home Visite

e) Riwayat Sosial Ekonomi

Keluarga pasien termasuk dalam sosial ekonomi sedang. Pasien tinggal bersama

kedua orang tua, seoran kakak, kakek, dan nenek, serta saudara dari ibunya.

f) Riwayat Kebiasaan

Sebelum sakit pasien biasa makan jajan di warung seperti roti, dan makanan ringan

lainnya, dengan kebiasaan mencuci tangan hanya dengan air. Ketika makan pasien

juga terbiasa menggunakan tangan atau disuapi ibu yang juga mencuci tangan hanya

dengan air.

III. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : baik

Kesadaran : Composmentis

2. Pengukuran Tanda Vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 120x per menit, reguler, isi cukup

Suhu : 37°C

Respirasi : 35x/menit, reguler

Kepala :

Bentuk : Simetris, rambut berwarnahitam.

Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-

cekung -/-

Telinga : simetris, otore (-)

Hidung : Epistaksis -/- , sekret -/-

Mulut : Bibir sianosis (-), Mukosa basah (-)

Leher : pembesaran KGB (-)

Thoraks

Inspeksi :Bentuk dan gerakan pernafasan simetris

ki/ka,benjolan(-),edema(-)

Palpasi : Krepitasi (-), nyerti tekan (-)

Page 4: Home Visite

Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : vesicular (+/+), wheezing (-/-), rhonkhi (-/-)

Jantung

Inspeksi : Dalam batas normal (dbn)

Palpasi : Iktus cordis teraba (dbn), nyeri tekan (-)

Perkusi : Batas jantung dbn

Auskultasi : BJ I/II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Simetris, bentuk perut datar

Palpasi :Hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), tahanan(-)

Perkusi : Hipertimpani disemua regio abdomen

Auskultasi : Peristaltik/bising usus (-)

Ekstremitas

Atas : Akral hangat +/+, edema -/-

Bawah : Akral hangat +/+, edema-/-

IV. Diagnosis

Diare

V. Terapi

Non Farmakologis:

Diharapkan agar pasien menghindari makanan penyebab diare, diet atau nutrisi yang

cukup bergizi tapi tidak iritatif terhadap saluran cerna. Diet tersebut dapat berupa

makanan yang mengandung kalori, karbohidrat, protein dan lemak. Memperbanyak

minum air putih untuk memperbaiki kekurangan cairan. Dan dianjurkan agar selalu

mencuci tangan dengan sabun baik sebelum ataupun sesudah makan. Serta

meningkatkan kebersihan.

Page 5: Home Visite

Farmakologis :

ORALIT

Antasid

Paracetamol

Zinc 20 mg

Cotrimoxazole

VI. Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

VII. Pengamatan Rumah

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa rumah yang ditempati

pasien saat ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat, dengan kondisi sebagai

berikut:

1. Bangunan Rumah

Rumah pasien memiliki ruang toko tempat jualan. Toko tersebut menjual makanan-

makanan ringan seperti roti, es, pempek, dan makanan lainnya. Toko terletak di

bagian depan rumah yang terpisah dari rumah. Bagian teras rumah dijadikan tempat

untuk menjual baju-baju. Rumah pasien memiliki 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1

dapur, terdapat 1 kamar mandi, dan 1 tempat mencuci piring. Wc/kakus berada

dalam kamar mandi dan tidak terpisah dari rumah. Letak septic tank berdekatan

dengan sumber air dengan jarak sekitar 4 m dan 5 m. Antara rumah satu dengan

yang lainnya hanya dibatasi oleh sekat dinding kayu. Bangunan rumah semi

permanen, sebagian terbuat dari kayu dan sebagian lagi dari beton/semen. Jumlah

penghuni di rumah pasien ada 13 orang, yaitu ayah, ibu, seorang kakak, nenek,

kakek, tante, om, dan tiga orang saudara sepupu pasien.

Page 6: Home Visite

Gambar 1. Bagian Depan rumah

2. Lantai

Lantai rumah bagian depan atau teras terbuat dari semen dan dikeramik. Lantai

berdebu dan kurang bersih karena letak rumah yang berada di pinggir jalan raya.

Lantai rumah bagian dalam terbuat dari kayu. Lantai tersebut dilapisi karpet dan alas

plastik. Lantai dalam rumah juga berdebu dan tidak bersih sehingga penghuni harus

memakai sandal saat berada di dalam rumah. Dan lantai bagian dapur serta kamar

mandi terbuat dari semen dan tidak di keramik.

Gambar 2. Lantai Rumah

3. Atap dan dinding

Page 7: Home Visite

Atap rumah pasien terbuat dari seng dan dek. Dinding rumah pasien terbuat dari

kayu. Sekat-sekat ruangan didalam rumah ada yang terbuat dari kayu. Pada dinding

rumah tengah pasien dan kamar pasien terdapat banyak baju yang tergantung

didinding.

Gambar 3. Dinding Rumah

4. Ventilasi dan jendela

a. Ruang tamu

Terdapat 1 ruang tamu 1 jedela yang cukup lebar dan terbuka. Jendela

menghadap ke samping rumah.

Pencahayaan pada ruang tamudapat dikategorikan cukup.

Gambar 4. Jendela Rumah

Page 8: Home Visite

b. Kamar

Terdapat 2 kamar tidur dilantai bawah yang tempati oleh keluarga bp. Herman,

dan 5 kamar atas yang dikoskan. Tidak semua kamar memiliki jendela dan

ventilasi. Pencahayaan di kamar depan cukup terang.

Gambar 5. Kamar Tidur

5. Terdapat 1 buah dapur.

Pencahayaan di dapur buruk dan sangat kurang. Kondisi lantai kotor, terlihat hitam

dan banyak peralatan memasak dan peralatan makan serta barang-barang lain yang

berserakan di lantai. Udara di dapur terasa pengap karena ventilasi yang kurang baik.

Terdapat beberapa lemari untuk menyimpan alat makan dan memasak yang

kondisinya tidak bersih. Kondisi dapur kotor dan sangat tidak sehat.

Page 9: Home Visite

Gambar 6. Dapur

6. Fasilitas di rumah

Penyediaan air : Di dalam rumah pasien menggunakan air PDAM untuk mandi

dan mencuci pakaian serta keperluan sehari-hari.

Septic tank : berada di dalam rumah, dekat dengan sumber air bersih. Jarak

sumur dengan septik tank kurang lebih 4 meter.

Pembuangan air limbah (air bekas) : Pembuangan air limbah rumah pasien ini

mengalir langsung berada di bagian belakang rumah.

Pembuangan sampah : Terdapat sebuah tempat sampah untuk pembuangan

sampah didapur. Pembuangan sampah dilakukan ketika sampah telah

menumpuk banyak yang dikumpulkan pada tempat sampah dihalaman depan

rumah.

Fasilitas dapur : Kondisi dapur rumah pasien sempit, berdekatan dengan ruang

tengah yang biasa digunakan untuk menonton dan bersantai,dan kurang

Pekarangan : Pasien tidak memiliki perkarangan rumah, pekarangan depan

rumah tidak dibatasi oleh apapun dan langsung menghadap ke jalan raya.

erdapat banyak sampah seperti botol-botol,halaman belakang rumah tetangga

yang terletakdi samping kanan rumah tengah pasien digunakan untuk menjemur

pakaian.

Page 10: Home Visite

Gambar 9. Sumber Air dan septic tank

VIII. Pengamatan Lingkungan

Rumah pasien berada tepat di pinggir jalan raya. Rumah berada dalam kawasan yang

cukup padat penduduk. Jarak antara satu ruah dengan rumah yang lain berdekatan. Di

bagian teras rumah pasien terdapat toko baju. Di dean rumah pasien terdapat toko

makanan ringan. Rumah pasien merupakan lingkungan rumah yang terbuat dari

dinding bata. Lokasi rumah terletak didepan SD. Rumah sedikit lebih tinggi dari jalan.

Pasientinggaldalamlingkungan yang tidak terlalu

padatpenduduk.Antararumahpasiendenganrumahtetangga sampingrumah hanya

dibatasi oleh dinding tembok. Didepanrumah pasienterdapat teras kecil dan sebuah toko

jahit.

IX. Hasil wawancara dan pengamatan Keluarga /hubungan keluarga:

Pasien tinggal bersama kedua orang tua, kakak, nenek, kakek, dan saudara dari ibunya

.Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, orang tua pasien mendapatkan uang dari hasil

pekerjaannnya sebagai pedagang. Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien

mempunyai 1 kakak perempuan. Pasien merupakan anak yang aktif serta sering

bermain dengan kakak dan sepupunya. Pasien sering makan jajanan diwarung neneknya

dan membeli roti hampir setiap hari. Sejak pasien sakit diare pasien terlihat sedikit

lemas. Pasien dibawa berobat oleh ibunya ke Puskesmas IV Koni.

X. Hasil wawancara dan pengamatan perilaku kesehatan pasien dan keluarga:

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan dengan ayah, ibu

pasien serta pasien, pasien merupakan anak kedua dari dua besaudara. Berdasarkan

wawancara pasien diketahui sering makan jajan diwarung seperti roti, pempek, bakso

tusuk dan jajanan ringan hampir setiap hari. Kesehariannya keluarga dan pasien makan

3 kali dalam sehari, biasanya sarapan dengan menu teh dan roti. Terkadang keluarga

dan pasien makan makanan yang mengandung protein seperti ikan, tempe, dll, ibu

pasien sering memasak sayur. Pasien mendapatkan ASI ekslusif selama 6 bulan. Pasien

dan orangorang di rumahnya memiliki kebiasaan mencuci tangan sebelum makan

dengan tidak memakai sabun. Pasien makan sendiri menggunakan tangan, atau disuapi

ibunya yang juga menggunakan tangan. Penggunaan air untuk masak berasal dari air

Page 11: Home Visite

sumur. Ibu pasien juga terbiasa mencuci bahan makanan sebelum dimasak. Penggunaan

air tidak ditampung dalam bak, namun menggunakan baskom sehingga setiap harinya

air habis. Pada awalnya pasien mengeluhkan sakit perut dimalam hari dan kemudian

pasien mulai merasakan sensasi buang air besar. Buang air besar diakui sebanyak 3 kali

dalam semalam. Pasien juga mengeluhkan adanya muntah pada malam hari setelah

BAB sebanyak 1 kali. Kemudain pada pagi harinya terdapat diare 1 kali. Pada akhirnya

pasien dibawa ke Pesksesmas IV Koni dan diberikan pengobatan diare. Diare

dikeluhkan terjadi 1 kali setelah kembali dari Puskesmas tepat saat dilakukannya

wawancara home visit.

XI. Analisis pasien secara holistik

a. Hubungan diagnosis penyakit dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini

belum memenuhi standar kriteria rumah sehat dan lingkungan tempat tinggal belum

memenuhi standar lingkungan yang sehat. Rumah yang sehat merupakan salah satu

sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah

yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah

adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap

struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu

bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan

kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek

yang sangat mempengaruhi terwujudnya rumah sehat, antara lain :

a) Tipe rumah

b) Ventilasi

c) Pencahayaan rumah

d) Saluran pembuangan limbah

e) Sumber air bersih

f) Jamban memenuhi syarat

g) Tempat sampah tertutup

h) Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga

8m2/orang

Page 12: Home Visite

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat

ini belum memenuhi standar criteria rumah sehat dan lingkungan tempat tinggal

belum memenuhi standar lingkungan yang sehat. Keadaan rumah pasien

mendukung penyakit pasien dimana lokasi septic tank dekat dengan sumber air,

dapur yang tidak terjaga kebersihannya, dan kebersihan rumah yang kurang. Hal

ini merupakan faktor risiko terjadinya Diare. Dengan kebersihan lingkungan yang

kurang maka akan menjadi salah satu sumber penyebab diare. Sumber air yang

digunakan sehari-hari terutama untuk makan juga merupakan sumber penyebab

diare dikarenakan jarak antara air yang digunakan sebagai sumber air bersih

berdekaan dengan septic tank. Hal ini sangat berperan terjadinya Diare.

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga

Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien tinggal bersama kedua orang

tua nya , kakak, nenek, kakek, dan saudara ibunya sehingga cepat mendapatkan

pertolongan pengobatan. Orang tua pasien cukup tanggap dengan kondisi yang

dialami oleh An. Risa. Dengan kondisi pasien yang dialami saat itu orang tua

langsung membawa pasien ke puskesmas setelah diare selama 2 hari berturut-turut.

Dengan ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga, memudahkan ibu untuk

mengontrol dan memantau keadaan dari An. Risa.

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

perilaku kesehatan dan lingkungan di sekitar tempat tinggal kita. Diantara faktor –

faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap status kesehatan, baik kesehatan individu

maupun keluarga sangatlah besar.

Perilaku hidup sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga

dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai dengan

mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan

lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga,

Page 13: Home Visite

dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan

oleh semua pihak.

Dari pernyataan diatas, dapat terlihat bahwa perilaku hidup sehat sangat

diperlukan dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan yang termasuk

didalamnya adalah Diare.

Pada pasien ini terdapat hubungan antara perilaku kesehatan dengan

penyakitnya, yaitu dengan lingkungan rumah yang kurang bersih, serta lokasi septic

tank yang berdekatan dengan bak. Ibu pasien selalu mencuci bahan makanan

menggunakan air bak tersebut. Kebiasaan makan sehari-hari pasien makan dengan

menggunakan tangan dan hanya mencuci tangan menggunakan air saja, serta sering

jajan di warung.

d. Hubungan kausal antara beberapa masalah atau faktor resiko atau etiologi

dengan diagnosis penyakit.

Dari hasil anamnesa dengan ibu pasien diketahui tingkat pendidikan orangtua

dan sosial ekonomi menyebabkan tingkat pengetahuan orangtua untuk hidup bersih

dan sehat kurang diperhatikan. Sehingga dalam kesehariannya hal-hal seperti

kebiasaan mengumpulkan sampah sebelum dibuang dianggap bukan hal penting

dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Kondisi dapur yang bisa dikatakan jauh

dari bersih, lantai dapur yang basah dan hitam. Lokasi septic tank dengan sumber air

yang berdekatan, serta sampah sisa makanan sehabis mencuci piring yang tidak

langsung dibuang dan kebiasaan keluarga dan pasien sehari-hari seperti makan

menggunakan tangan dan mencuci tangan tanpa menggunakan sabun,

memungkinkan penyebab terjadinya diare.

e. Upaya yang harus dilakukan untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko

atau etiologi.

Upaya yang dilakukan yaitu pasien mengurangi makan jajanan ringan di

warung. Orang tua harus membiasakan pasien untuk memakan makanan sehat yang

dimasak sendiri dan dijaga kebersihannya. Pasien harus mengilangkan kebiasaan

makan dengan tangan yang tidak bersih. Sebelum makan, baik pasien dan orang

tuanya harus cuci tangan menggunakan sabun. Keluarga pasien dianjurkan untuk

membuang sampah langsung tanpa menunggu menumpuk banyak. Keluarga pasien

diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan rumah dan meletakkan baju yang

Page 14: Home Visite

bergantungan di dinding pada lemari untuk menghindari tempat bersarangnya

nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit lainnya.

.

XII. Alternatif pemecahan Masalah

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan promotif tentang pentingnya PHBS dan tentang

penyakit Diare, mulai dari penyebab, cara penularan, gejala klinis dan pengobatan

penyakit Diare.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan preventif diare, serta memberikan konseling

tentang kriteria rumah sehat.

a. Promotif

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit Diare.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab penyakit Diare.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala Diare.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai akibat penyakitDiare

yang tidak segera diobati.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang menggunakan tempat

pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan perawatan Diare

misalnya pada puskesmas, rumah sakit pemerintah / swasta, dll.

b. Preventif

Pencegahan primer

Pencegahan ini ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan dan faktor pejamu

seperti penyediaan tempat cuci tangan beserta sabun di rumah, mengurangi

makan jajanan di warung, peningkatan air bersih dan sanitasi lingkungan,

tempat pembuangan tinja yang baik, meningkatkan daya tahan tubuh dari

pejamu dengan peningkatan status gizi dan pemberian imunisasi, pemberian

ASI pada bayi, kebiasaan mencuci tangan.

Pencegahan sekunder

Pencegahan ini ditujukan kepada anak yang telah menderita diare atau yang

terancam menderita yaitu dengan menentukan diagnosa dini dan pengobatan

secara cepat dan tepat serta untuk mencegah komplikasi.

Pencegahan tersier

Page 15: Home Visite

Pencegahan pada tingkat ini adalah penderita diare jangan sampai mengalami

kecacatan atau kematian akibat dehidrasi. Jadi pada tahap ini diusahakan

pengembalian fungsi fisik, psikologis semaksimal mungkin.

Menjaga kebersihan lingkungan serta kesehatan perorangan maupun keluarga.

Menerapkan pola hidup sehat dengan cara : istirahat yang cukup, olahraga dan

lakukan aktivitas fisikringan secara teratur, makan makanan bergizi seimbang,

terutama yang banyak mengandung protein.

XIII. Anjuran-anjuran penting yang dapat memberi semangat dan mempercepat

penyembuhan pada pasien:

Mengedukasi orang tua pasien, yaitu penyakit anak ini merupakan penyakit yang

disebabkan oleh bakteri maupun virus yang berasal dari makanan. Penyakit ini bisa

disembuhkan dengan pemberian oralit atau larutan gula garam, memperbanyak asupan

cairan seperti minum air putih serta meningkatkan diet nutrisi yang cukup bergizi.

Karena jika penderita melakukan anjuran seperti minum oralit, bahaya yang diakibatkan

oleh diare dapat dicegah secara dini. Penyakit ini juga dapat dicegah agar tidak terulang

lagi nantinya dengan perilaku hidup sehat.

Hal-hal yang dapat dilakukan seperti:

Mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah dimasak atau bersih

Menjaga kebersihan diri, rumah dan lingkungan disekitar rumah

Selalu mencuci tangan dengan sabun

Makan makanan bergizi seimbang, terutama yang banyak mengandung protein

Mengurangi makan jajanan ringan di warung

XIV. Asupan Nutrisi Pada Pasien

Dalam proses penyembuhan penyakit diare, pasien harus meningkatkan asupan cairan,

memperbanyak minum air putih, pemberian cairan lewan infus pada pasien yang

dirawat. Mengkonsumsi makanan bergizidengan asupan yang seimbang, yang terdiri

dari sumber energi (Karbohidrat, seperti nasi), zat pengatur dan vitamin (seperti sayur-

sayuran dan buah-buahan), dan zat pembangun (protein hewani dan nabati

seperti,ikan,telur,tahu, tempe) dengan tujuan untuk menambah stamina agar tetap sehat.

Page 16: Home Visite

Dengan pengobatan dan suplemen gizi yang tepat diharapkan pasien Diare dapat

disembuhkan dengan segera.